Post on 22-Mar-2019
KESIAPAN SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
(STUDI PADA SLTP NEGERI JAKARTA BARAT)
Oleh
MASFUPAH
NIM: 0018218301
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1425 HI 2004 M
KESIAPAN SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM
BERBASIS KOMPETENSI
(STUDI PADA SLTP NEGERI JAKARTA BARAT)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah clan Keguruan untuk
Pembimbing I,
Drs. SyafriL M. Pd NIP. 150 097 592
Memenubi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
MASFUPAH
NIM: 0018218301
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing II,
Drs. Abdul RozaR! NIP. 150 277 689
PROGRAM STUDI MANA.JEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA 1425 H / 2004 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul KESIAPAN SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (STUDI PADA SLTP NEGERI
JAKARTA BARAT) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Kuguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8 September
2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Program Strata 1 (SI) pada Jurusan Kependidikan Islam Program Studi
Manajemen Pendidikan.
Dekan
Ketua l',<le'Fatlgkap Anggota,
Prof. . a man Harun A NIP. 150 062 568
Penguji I
Drs. H.M. Alisuf Sabri NIP. 150 034 454
Sidang Munaqasyah
Anggota:
Jakarta, 8 September 2004
Pembantu Dekan I
Sekretaris Merangkap Anggota,
Penguji II
Drs. Svafril, M.Pd NIP. 150 097 592
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan Taufiq serta Hidayahnya dan memancarkan Secercah Sinar yang
menyejukkan hati, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi
salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan studi pada Program Sarjana
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Dalam proses penyelesaian tugas ini, penulis senantiasa berusaha untuk
berkarya yang terbaik, namun penulis menyadari bahwa sebagai makhluk insani yang
terbatas akan kemampuannya, tentu masih ada kekurangan-kekurangan atau
ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu dengan senang hati penulis
menenma saran maupun kritik yang bersifat konstruktif demi perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini.
Penulis sadar bahwa tanpa bantuan dari Dosen Pembimbing niscaya skripsi ini
tidak dapat diselesaikan dengan baik, dan dari semua pihak yang telah membantu
baik moriil maupun materiil yang tidak mampu penulis lupakan jasa-jasa yang telah
mereka berikan, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Salman Harun., MA, Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan
Keguruan, Bapak Dr. Dede Rosyada, MA, Pernbantu Dekan I Fakultas limn
Tarbiyah dan Keguruan, Bapak Drs. H.M. Alisuf Sabri, Ketua Jurusan
Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan, yang telah
memberikan kelancaran segala urusan yang berkaitan dengan penyelesaian
program studi.
2. Bapak Drs. Syafril, M.Pd dan Bapak Drs. Abdul Rozak,Dosen Pembimbing
pertama dan kedua yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dengan sabar, teliti, dan bijaksana sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan.
3. Bapak dan !bu Dosen Jurusan Kependidikan Islam Program Studi
Manajemen Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
yang tidak temilai harganya.
4. Bapak Kepala Sekolah SLTPN 45 Cengkareng Bapak Drs. H. Aluih
Yusandi, M.M, kepala SLTPN 75 Kebon Jeruk !bu Dra. Hj. Erni Rivai,
Kepala SLTPN 215 Kembangan Bapak Drs. Saring, Kepala SLTPN 169
Kali Deres Bapak Drs. Samlawi, M.M, Ibu Dra. Lidia selaku Waka. Sek
SLTPN 45, lbu Dra. Ratna selaku Staf. Sarana prasarana SLTPN 75, Bapak
Bahrudin S. Pd selaku Waka. Sek SLTPN 215, Bapak Drs. M. Karim selaku
Waka. Sek SLTPN 169 dan para guru selaku responden penelitian, atas
bantuan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
5. Pimpinan Perpustakaan VIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan Fakultas
Jlmu Tarbiyah dan Keguruan beserta staf karyawan yang telah melayani
serta meminjamkan seperangkat buku-buku yang ada relevansinya dengan
masalah yang dibahas dalam skripsi.
6. Bapak dan Thu tersayang (Bapak H. Marzuki dan Thu Hj. Ja'amih), dengan
penuh kasih dan sayang telah mendidik, memotivasi baik moriil maupun
materiil, sehingga kesulitan yang penulis hadapi dapat teratasi.
7. Bapak Siswadi Sang Guru Sejati yang telah memberikan pengetahuan yang
tiada temilai harganya.
8. Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan KI- Manajemen Pendidikan,
Mas Ashari, K' Cima, K' Zeky, Yu' Dwi dan Dini, berkat motivasi serta
bantuan mereka skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga dengan tersusunnya skripsi ini kiranya dapat memberikan kemanfaatan
dan kegunaan kelak.
Jakarta, Agustus 2004
Penulis
DAFTARISI
Halaman
KATAPENGANTAR ............................................................. .
DAFTARISI ........................................................................ IV
DAFTAR TABEL ...
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
B. ldentifikasi Masai ah ................................................... .
Vl
Vil
1
8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 8
D. Manfaat Penelitian .............................................. .
E. Sistematika Penulisan . . ....................................... .
BAB II. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
9
10
11
A. Kajian Teori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 11
1. Hakikat Kurikulum Berbasis Kompetensi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
a. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi . . . . . . . . . . . . . . . 11
b. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
c. Komponen-Komponen Kurikulum Berbasis
Kompetensi ...... .
2. Hakikat Guru .......................... .
a. Pengertian Guru
27
29
46
46
b. Kompetensi dan Kriteria Guru . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . .. . .. .. .. 48
B. Kerangka Berpikir .. .. . .. . . .. .. . . .. . . . .. . . .. . . . . . . .. . .. . .. . .. . .. . . . . .. ... 53
BAB IIL METODOLOGI PENELITIAN .. . .. . . . . . . . . .. .. . . . . .. .. .. .. .. . . .. . .. 56
/ A Tujuan Penelitian ................................................... . 56
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... . . . ... ... ... ... . .. ... . . . ... .. . . .. . 56
C. Metode Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 57
D. Populasi dan Sampel ................. . 57
E. Teknik Pengumpulan Data 58
F. lnstrumen Pengumpulan Data 59
I. Definisi Konseptual ........................................ .. 59
2. Definisi Operasional ......................................... . 60
3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 60
G. Teknik Analisa Data ................................ . 63
BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................. . 64
A Deskripsi dan Analisa Data 64
B. Ulasan ..................... . 77
BAB V. PENUTUP .......................... . 81
A. Kesimpulan ...... . 81
B. Saran Saran ....................... . 82
DAFTARPUSTAKA ......................................... . 84
LAMPIRAN ................................. . 88
DAFTAR TABEL
TABEL
I. Data Responden Berdasarkan J enis Kelamin
2. Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................... .
3. Data Responden Berdasarkan Lamanya Masa Kerja Sebagai Guru
4. Data Responden Yang Mengikuti Pelatihan KBK .................. .
5. Perhitungan Rata-Rata dan Standar Deviasi dari Skor Hasil Tes
6. Konversi Skor Mentah Menjadi Nilai Huruf ................................ .
7. Nilai dan Rata-Rata Nilai Tes Pengetahuan KBK .......................... .
Halaman
67
68
69
70
72
73
74
DAFT AR GAMBAR
GAMBAR Halaman
I. Bagan Komponen-Komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi 45
2. Bagan Kerangka Berpikir dan Pengembangan Sistem
Kurikulum Nasional ___ .............................. _ 55
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan
yang tidak menentu, dengan adanya liberalisasi ekonomi dan sistem perdagangan
bebas secara global, seperti AFTA dan AFLA pada negara-negara ASEAN
maupun APEC di kawasan negara-negara Asia Pasifik. Selain itu, akselerasi
teknologi (khususnya bidang informasi dan komunikasi) dan sain, tren politik,
kekuatan ekonomi, tren sosial budaya modern, perubahan peta pengetahuan dan
post modem merupakan tantangan masa depan dalam milenium ketiga. Perubahan
dan gelombang dinamika tersebut menuntut sumber daya manusia yang unggul
dan kualifaied agar dapat survive di dalamnya. Hal itu pun, merupakan tantangan
dalam dunia pendidikan, artinya pendidikan mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM dengan memperhatikan link
and match.
Hal tersebut sesuai dengan paparan Indra Djati Sidi mengenai tantangan
pendidikan;
Bahwa pendidikan nasional kita setidaknya menghadapi empat tantangan besar yang kompleks. Pertama; tantangan untuk meningkatkan nilai tambah (added value), kedua; tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi (perubahan) struktur masyarakat yang implikasinya pada tuntutan dan pengembangan SDM, ketiga; tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat,
2
keempat; munculnya kolonialisme barn dibidang iptek dan ekonomi menggantikan kolonialisme politik. 1
Pendidikan sebagai kata kunci yang merupakan wahana membentuk
manusia pemikir dan pengolah kultur peradaban dunia. Sebagaimana gagasan
Paulo Freire dengan pendidikan pembebasan, dan Erich Fromm dengan
humanisasi (memanusiakan manusia),2 maka pendidikan dimaknai sebagai proses
pembebasan, pendidik dibebaskan dari kecenderungan monolog untuk mencapai
kemampuan berdialog dengan si terdidik, sementara si terdidik dibebaskan dari
kebudayaan bisu untuk mencapai kesadaran kritis dan aktif. Dan proses yang
berorientasi pada humanisasi di mana manusia dibentuk dan diarahkan untuk
menjadi dirinya sendiri serta mengaktualisasikan dirinya secara penuh.
Berdasarkan gagasan Freire dan Fromm, setidaknya pendidikan di
[ndonesia dapat menerapkan gagasan tersebut dalam peningkatan mutu
pendidikan. Mutu pendidikan tidak hanya dilihat dari nilai yang diperoleh oleh
siswa, melainkan bagaimana siswa dapat menjadi dirinya sendiri dan dapat
mengaplikasikan dari ilmu pengetahuan yang didapat, memiliki kecakapan hidup
(life skill at au I ife competency) dan memiliki karakter moral dan spiritual yang
terpuji.
1 Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar (menggagas paradio.ma barn~idikan), (Jakarta, Paramadina dengan Logos Wacana Ilmu, 2001), cet. l, h.42
2 Alexander Jatmiko Wibowo & Fandi Tjiptono. (ed), Pendidikan Berbasis Kompetensi. (Yogyaka11a: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2002), cet. Pertama, h. 4-5
3
Namun, pada kenyataannya pemlidikan kita tidak berjalan rnulus, Tilaar
rnengemukakan "bahwa pendidikan nasional dewasa ini sedang dihadapkan
empat krisis pokok, yang berkaitan dengan kuantitas, relevansi atau efisiensi
ekstemal, elitisme dan manajemen. "3 Lebih lanjut dikemukakan "bahwa
sedikitnya ada enam masalah pokok sistern pendidikan nasional: (l) menurunnya
akhlak dan moral peserta didik, (2) pemerataan kesempatan belajar, (3) masih
rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan, ( 4) status kelembagaan, ( 5)
manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional, dan ( 6)
sumber daya yang belum professional.'"' Untuk itu perlu dilakukan penataan
ulang terhadap sistem pendidikan secara holistik terutama berkaitan dengan
kualitas pendidikan serta relevansi dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.
Menyadari ha! tersebut, pemerintah telah melakukan upaya
penyempumaan sistem pendidikan, baik melalui penataan perangkat lunak
maupun perangkat keras. Di antaranya, dengan di keluarkannya UU No. 22
tentang Pemerintahan Daerah dan 25 Tahun 1999 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi, yang secara
langsung berpengaruh terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pendidikan. Sistem pendidikan yang sentralistik telah beralih kepada
3 H.A.R. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1998), h. 19
.. [bid. h. 20
4
desentralistik, ha! tersebut dilakukan untuk pemberdayaan dan akuntabilitas
daerah serta peningkatan mutu pendidikan.
Tantangan era globalisasi, mutu pendidikan, rendahnya sumber daya
manusia (SDM) serta otonomi daerah mernpakan fenomena yang menuntut
pernbahan dalam pendidikan, perlu dilakukan penyesuaian kurikulum dan
perbaikan semua unsur yang ada kaitannya dengan peningkatan kualitas sumber
daya manusia (SDM). Kurikulum adalah seperangkat lunak yang memberi arah
dan akan menentukan kualitas serta kuantitas produk akhir suatu pendidikan.
Dunia pendidikan di Indonesia tercatat telah mengalami empat kali perubahan "'
kurikulum dasar dan menengah, yaitu 1968, 1975, 1984, dan yang terakhir 1994.
Setiap perubahan selalu didasari oleh pendekatan yang berbeda dengan tajuan
penyempurnaan kurikulum tersebut.
Kurikulum 1994 yang sekarang masih digunakan sebagai kurikulum
nasional terdapat dua dimensi pokok kurikulum yal1.11i produk dan proses, yang
secara keseluruhan mencakup aspek materi, pengalaman siswa, tujuan kegiatan
belajar mengajar dan basil kegiatan belajar mengajar.
Namun pada kenyataannya banyak keluhan, kekurangan dan kelemahan
dari kurikulum 1994. Indra Djati Sidi menandaskan "bahwa ia mengharapkan
jumlah jam mata pelajaran dipangkas ratusan jam per tahun sehingga terjadi
pengurangan beban kurikulum dan pelajaran sehingga diperoleh waktu untuk
aktivitas tambahan (ekstrakulikuler) yang inovatif, seperti praktek atau
5
berorganisasi. "5 Pernyataan ini pun memberikan alasan kuat mengapa s1swa :·:-
mengeluh akan padatnya materi.
Deny Yudiyawan menyatakan bahwa:
"Kurikulum l 994 menggunakan pendekatan penguasaan materi, sarat akan materi (over loaded) dan beberapa materi bahkan terkesan tumpang tindih (overlap). Banyak guru yang merasa keteteran dalam menjalankan kurikulum tersebut karena banyaknya materi yang hams diberikan. Kurikulum 1994 juga hanya menekankan pada bobot kognitif, disetir dengan Ebtanas sehingga kualitas sekolah ditentukan dengan banyaknya siswa yang masuk sekolah idaman. "6
Berdasarkan kedua pernyataan di atas yang mengemukakan kekurangan
dan kelemahan kurikulum 1994, menuntut penyempumaan kurikulum dengan
mengedepankan kompetensi dasar siswa, pencapaian hasil belajar yang
berkelanjutan dan bertahap, dan mengantisipasi perkembangan sisoal ekonomi
masa depan.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan alternatif kurikulum yang
dapat menjadi solusi dari perubahan global dan tantangan yang ada pada dunia
pendidikan sekaligus menyempurnakan kekurangan yang ada pada kurikulum
1994. Suyanto mengemukakan, bahwa: "Kurikukulum Berbasis Kompetensi ini
sebenamya memiliki justifikasi didaktis pedagogis yang kuat untuk menggantikan
Kurikulum 1994, karena pendidikan dengan kurikulum l 994 ternyata tidak
5 Indra Djati Sidi, Kurikulum Pendidikan Dirampingkan, Suara Pembaruan, Kamis, 14 maret 2003
(, Deni Yudia\van KBK Solusi Pendidikan Menjawab Tantangan, Pikiran Rakyat, Kamis, 09 Januari 2003
6
melahirkan unjuk kerja siswa secara bermakna. Siswa banyak tahu infonnasi,
tetapi tidak bermakna bagi kehidupannya."7 Perbedaan mendasar juga ada antara
Kurikulum 1994 dan KBK yang dikemukakan oleh Yuli kwartolo dalam jurnal
Pendidikan Penabur: "Kurikulum 1994 menggunakan pendekatan penguasaan
materi, sarat materi (over loaded), dan isinya tumpang tindih (over lapping),
sedangkan KBK menggwmkan pendekatan penguasaan kompetensi tertentu,
materinya sedikit tetapi mendalam, komprehensif dan berkelanjutan, materinya
kontekstual, dan sebagainya". 8
Dalam pelaksanaan kurikulwn berbasis kompetensi diperlukan kesiapan
dari berbagai aspek mulai dari manajemen, guru, siswa, orang tua, dewan sekolah,
sarana prasarana, dan iklim yang kondusif. Dalam semua kurikulum pendidikan
termasuk kurikulum berbasis kompetensi "guru adalah the man behind the
unloaded gun (manusia di balik senjata kosong tak berpeluru)." 9 Diperlukan
kreativitas guru untuk mengisi senjata itu dan membidiknya sedemikian rupa
sehingga mampu dengan cermat dan tepat mengena sasarannya secara efektif dan
efisien.
7 Suyanto, Persoalan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kompas, 6 Oktober 2003
8 Yuli kwartolo, Jurnal Penpidikan Penabur - No OJ I Th. I I Maret 2002. h. 79
9 Suke Silverius, Masa Depan Kurikulum Masa Depll.!!,)umal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 046. Tahun Ke-l O. Januari 2004
7
Yang terpenting yaitu kesiapan clan pemahaman guru terhadap kurikulwn
baru ini, karena guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran dan
guru yang berinteraksi langsung kepada kurikulwn dan murid Menurut Zubdi
Muhammad, "kebanyakan guru akan mengalami kesulitan untuk menerapkan
kurikulum barn ini karena beberapa alasan, diantaranya: KBK menuntut guru
untuk lebih banyak mencurahkan perhatiannya kepada peserta didik khususnya
mereka yang memiliki prestasi di bawah rata-rata, menuntut para guru untuk
merancang sendiri baik bahan pelajaran maupun strategi pembelajaran." 10
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) juga menuntut kreativitas,
kompetensi, profesionalitas serta kualitas guru, sebagaimana telah dikatakan oleh
Syukur Budihardjo, bahwa:
"Berhasil tidaknya pengimplementasian Kurikulum Berbasis Kompetensi bergantung pada kualitas guru. Masalahnya adalah apakah para guru sudah benar-benar memilki komitrnen yang tinggi sehingga akan bersungguh-sungguh melaksanakan KBK? Agaknya masih diperlukan waktu yang panjang agar para guru dapat melaksanakan KBK secara efektif dan efisien sehin~fa dapat menghasilkan produk pembelajaran yang berkualitas tinggi."
Dari uraian di atas penulis berkeinginan untuk meneliti kesiapan sekolah
dalam mengimplementasikan kurikulum berbasis kompetensi, di mana kurikulum
berbasis kompetensi akan menjadi kurikulwn nasional yang menggantikan
10 Zuhdi Muhammad, The New Curricu/11111: Hopes and Challenges. in The Jakarta Post, June 12. 2002.
11 Syukur Bidihardjo, Kurikulum dan Manusia di Balik Senjata Fornm Otonowj Pem!idikan, K.on1pas, 24 Mei 2002
8
kurikulum J 994, maim pada penulisan skripsi ini penulis memberikan judul
"Kesiapan Sekolah Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
(Studi Pada SLTP Negeri Jakarta Ba rat)".
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan rnasalah
sebagai berikut:
I. Bagaimana manajemen sekolah yang diterapkan oleh kepala sekolah?
2. Bagaimana pemahaman guru mengenai kurikulwn berbasis kompetensi?
3. Bagaimana proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam K.BM?
4. Bagaimana pemberdayaan sumber belajar atau pemberdayaan sarana
prasarana dalam proses pembelajaran di sekolah?
5. Bagairnana kesiapan guru dalam implementasi kurikulum berbasis
kompetensi?
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
Dari permasalahan yang telah diidentifikasikan penulis membatasi
masalah agar tidak terjadi bias dan ketidaksesuaian dengan Jatar belakang
masalah, maka penulis membatasi masalah pada: Kesiapan sekolah yang
dimaksud dalam penulisan skripsi ini adalah kesiapan guru dalam arti
pengetahuan dan pernahaman guru SLTPN .Jakarta Baral mengenai kurikulum
9
berbasis kompetensi dan kesiapannya dalam menerapkan kurikulum berbasis
kompetensi di sekolah.
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka
rumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah: "Bagaimana
kesiapan pengetahuan dan pemahaman guru SL TP Negeri Jakarta Barat dalam
mengimplementasikan kurikulum berbasis kompetensi?"
D. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan untuk menambah wawasan pengetahuan penulis
tentang kesiapan sekolah dalam implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada sekolah
khususnya guru mengena1 kesiapannya dalam melaksanakan kurikulum
berbasis kompetensi.
3. Penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi para peneliti lain dalam bidang
pendidikan.
10
E. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini disusun berdasarkan prosedur penulisan yang telah
balm, untuk lebih jelasnya berikut ini digambarkan secara garis besar sistematika
penulisan yang keseluruhannya meliputi lima bab, yang tersusun sebagai berikut:
Bab I, pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II, kerangka teori berikut kerangka berpikir. Bab ini berisi teori-teori
yang berkaitan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi, dan guru scrta
kualifikasi dalam implcmcntasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Bab III, mctodologi penclitian, terdiri dari tujuan penelitian, waktu dan
tempat pcnclitian, metode penelitian, populasi dan sample penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen pengumpuian data dan teknik analisa data.
Bab IV, basil penelitian; dalam bab ini penulis menguraikan tentang
deskripsi sekolah dan kesiapan guru dalam implementasi KBK ( deskripsi data),
analisa data dan interpretasi data.
Bab V, penutup; dalam bab ini penulis menguraikan tentang kesimpulan,
dansaran.
BAB II
KARANTEORIDANKERANGKABERPIKIR
A. KAJIAN TEORI
I. Hakikat Kurikulum Berbasis Kompetensi
a. Pengertian Krikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulurn merupakan variabel pendidikan yang menjadi salah satu
faktor dominan te~jadinya proses pembelajaran. Kurikulum khusus
digunakan dalam pendidikan dan pengajaran, yakni sejumlah mata
pelajaran di sekolah atau mata kuliah di pergurnan tinggi, yang harus
ditempuh untuk mencapai suatu ijazah atau tingkat atau keseluruhan
pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga pendidikan.
Inti dari kurikulum menurut Tyler (1949) adalah suatu jawaban
secara menyeluruh terhadap beberapa pertanyaan berikut ini:
I) Tujuan dan maksud apa yang hendak dicapai oleh sekolah?
2) Kesempatan-kesempatan belajar apa yang dipilih agar
terjadi perubahan tingkah laku sesuai dengan harapan?
3) Bagaimana unsur-unsur belajar disusun'l
4) Bagaimana penilaian untuk mengetahui keberhasilannya? 1
1 Yuh K \vartolo, Catatan Kritis tentang Kurikulum Berbasis Komp_etensi, Jurnal Pendidikan Penabur - No.OJ I Th.l /Maret 2002, h. 75
12
Jika keempat jawaban pertanyaan itu telah terjawab, itulah yang
dimaksud dengan kurikulum.
Menurut pengertian harfiyah dari kata "kurikulwn" berasal dari
bahasa Latin yaitu "a little rececourse" (suatu jarak yang harus ditempuh
dalan1 pertandingan olah raga), yang kemudian dialihkan ke dalam
pengertian pendidikan menjadi "circle ol instruction" yaitu suatu
lingkaran pelajaran di mana guru dan murid terlibat di dalamnya." c
Menurut Edward A. Krug, definisi kurikulurn: " a curiculum consisl
(){ the means used to achieve or can:v our given". 3 Pengertian ini
menunjukkan pada usaha-usaha yang mengarah kepada tujuan pendidikan
atau tujuan sekolah.
Kurikulum menurut A. Glatthorn (1987) yang telah dikutip oleh
Abdullah !di, yaitu "Rencana-rencana yang dibuat untuk membirnbing
dalam belajar di sekolah, yang biasanya meliputi dokumen, level secara
umum, dan aktualisasi rencana-rencana itu dikelas, sebagai pengalaman
murid, yang telah dicatat dan ditulis oleh ahli; pengalaman-pengalaman
tersebut ditempatkan dalam lingkungan bekajar yang juga mempengaruhi
2 Hermah H. Home, An Idealistic Philosophy of Education, Chapter V dari Philosophies Of Education, p. 158
3 Moh. Uzer Usman, Menjadi guru Profesional, (Bandung; PT. Remaja Rosda karya, 2003) cet. Ke-15, h. 24
13
apa yang dipelajari. "4 Definisi ini mengedepankan aktualisasi rencana-
rencana dari kurikulum sebagai pengalaman murid dengan menjadikan ha!
konluit, sehingga kurikul um bukan hanya suatu rencana tertuJis atau
dokumentasi.
Kurikulum didefinisikan dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai "Seperangkat rencana
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (pasal I). "Yang disusun
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan
tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan,
kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing
satuan pendidikan (pasal 3 7). "5
Kemudian definisi tersebut mengalami perubahan dalam Undang-
Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
Bab I Pasal 1 ayat ( 19) menjelaskan bahwa "Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
·• Abdullah !di, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jakarta, Gaya Media Pratan1a, 1999), cet. I, h.5
5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sek.Jen., Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, l 995
14
kegiatan pembelajaran untuk mencapru tujuan pendidikan tertentu. "6
Kurikulum menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pendidikan di
sekolah dengan mendemonstrasikan materi pelajaran yang sudah
ditetapkan dalam kurikulum pada proses belajar mengajar. Kurikulum
disusun sesuai dengan perkembangan peserta didik dan perkembangan
sosial serta ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan.
Harold B. Albertycs dalam Reorganizing the High School
Curriculum ( 1965) memandang kurikulum sebagai "all of" the activities
that are provided for students by the school." Seperti halnya dengan
definisi Saylor dan Alexander, kurikulum tidak terbatas pada mata
pelajaran, akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan lain, di dalam dan
luar kelas, yang berada di bawah tanggung jawab sekolah. 7
Hilda Taba mengemukakan bahwa "hakikat kurikulum merupakan
suatu cara untuk mempersiapkan anak didik agar berpartisipasi sebagai
anggota yang produktif dalam masyarakatnya dengan memperhatikan
perkembangan koi,'llitif, afektit: psikimotorik, sosial dan emosional anak
didik."8 Dari definisi Harold dan Hilda Taba terdapat kesatuan arah pada
prinsip definisi kurikulum yaitu pengembangan diri peserta didik dengan
6 Departemen Pendidikan Nasional, UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta 2003
7 S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta, Bumi Aksara, 1994), Edisi kedua, cet. I, h.5
'!hid, h. 7
15
mengadakan suatu kegiatan baik di kelas maupun di luar kelas tidak
terbatas pada materi belaka, anak didik dibentuk dan dipersiapkan untuk
dapat berpartisipasi dalam masyarakatnya dengan memperhatikan
perkembangan kognitif atau dengan memberikan ilmu pengetahuan,
afektif, psikimotorik, kreativitas, sosial dan emosional peserta didik,
sehingga peserta didik tidak menjadi produk kurikulum yang kaku akan
tetapi menjadi produktif dan berguna bagi masyarakat dan negara.
Dari beberapa definisi mengenai kurikulurn penulis menyimpulkan
babwa kurikulum adalab seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan ajar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran dan proses pencapaian tujuan pendidikan atau sekolah yang
diaktualisasikan di kelas maupun di luar kelas sebagai pengalaman murid.
Sebagaimana disebutkan oleh Taba bakikat dari kurikulum yaitu untuk
menjadikan anak produktif dalam masyarakatnya.
Setelah mengetahui pengertian kurikulum penulis akan memaparkan
pengertian kompetensi yang mana kompetensi merupakan kata kunci dari
kurikulum berbasis kompetensi.
"Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (WJS. Perdawadaminta)
kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau
16
memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (Competency)
yakni kemampuan atau kecakapan".9
Menurut Jones (2000) di kutip oleh Taylor Powel, kompetensi
diberikan batasan sebagai "suatu pengetahuan dan keterampilan khusus
(specific) dan cara penerapan pengetahuan serta keterampilan tersebut
mengikuti sebuah baku kinerja (standard pe1.formance) yang
ditetapkan."10 Pendapat ini menegaskan bahwa kompetensi merupkan
keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang dengan mengikuti baku
kinerja yang telah ditetapkan.
Wuryadi menyatakan bahwa secara etimologi "kompetensi
mengandung keterkaitan makna dengan kemampuan (capability, ability),
kecakapan (skill), cerdas (smart), kewenangan (authority), kinerja
(performance), perilaku (attitude), dan kesadaran (awareness)." 11
Pendapat ini mengemukakan makna kompetensi yang lengkap, artinya
kompetensi mempunyai keterkaitan makna dengan kemampuan seseorang
dalam melakukan sesuatu, cakap, cerdas, mempunyai kewenangan dalam
memutuskan sesuatu, adanya kinerja yang muncul dari diri berdasarkan
standar kinerja, perilaku dan kesadaran.
9 Moh. Uzer Usman, op.cit., h. 19.
10 Taylor Powel, Competence in extension education evaluation. What is? U1hat does capacity building entail? Hear it from The Board, January, 2002
11 Wuryadi. H., Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, makalah dipresentasikan pada Sarasehan Temu Prodi Biologi di UKDW, 28 Agustus 2002
17
Mc. Ashan (1981:45) telah dikutip oleh E. Mulyasa dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi, mengemukakan bahwa "Kompetensi
adalah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh
seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif, afek--tif dan psikomotorik dengan
sebaik-baiknya". 12 Penekanan pada pengertian diatas yaitu kompetensi
yang dimiliki siswa setelah adanya proses pembelajaran, yang melekat
pada diri siswa.
Finch dan Crunkilton (1979:222) mengartikan "kompetensi sebagai
penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apersepsi yang
diperlukan untuk menunjang keberhasilan"B Pengertian diatas
menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap,
dan apersepsi yang harus dimiliki siswa untuk dapat melaksanakan tugas-
tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.
Dari pengertian diatas mengenai kompetensi dapat penulis
simpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan siswa
baik berupa pengetahuan, keterampilan atau kemampuan lainnya yang
termanifestasikan dengan sikap atau perilaku siswa yang menjadi bagian
12 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep karakteristik dan lmplementasi, (Bandw1g: PT. Remaja Rosdakaiya, 2003), eel. Ke-3, h. 38
13 Ibid.
20
5) Dapat hidup bennasyarakat dengan bekerjasama saling menghonnati dan menghargai nilai-nilai pluralisme, dan kedamaian (to live to gether). 16
Berdasarkan pengertian kurikulum dan kompetensi di atas, menurut
E. Mulyasa kurikulum berbasis kompetensi dapat diartikan sebagai,
"suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugastugas dengan standar perfonnansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Kurikulum berbasis kompetensi cliarabkan untuk mengembangkan pengetabuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat siswa, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab." 17
Berikut pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi menurut
Depdiknas:
"Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat rencana dan
pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa,
penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah."18
Siskandar Kepala Pusat Kurikulum Depcliknas mengemukakan
bahwa, "Kurikulum berbasis kompetensi tiada lain adalah pengembangan
16 Suprodjo-Pusposutardjo, Panduan Penyusunan Kurikulum dan Penilaian Hasil Belajar
Pendidikan Tinggi Berbasis Kompentensi, Handout Direktorat Pengembangan Akademis dan Kemahasiswaan, Ditjen Dikti, Depdiknas dalam seminar di Universitas Widiya mandala Surabaya, 27 Agustus 2002
17 E. Mulyasa, Op.cipt., h. 39
18 Puskur, Depdiknas, foe. cit, h. 3
21
kurikulwn yang bertitik tolak dari kompetensi yang seharusnya dimiliki
siswa setelah menyelesaikan pendidikan, yang meliputi pengetahuan.,
keterampilan, nilai dan pola pikir serta bertindak sebagai refleksi dari
penghayatan dari apa yang telah dipelajari siswa." 19
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulwn berbasis
kompetensi adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi siswa dan basil belajar, kegiatan belajar mengajar, penilaian
berbasis kelas, yang mana siswa diharapkan dapat mengembangkan
kompetensi dasar serta kompetensi standar yang telah ditentukan, dengan
memperhatikan kreativitas serta keberagaman kemampuan siswa. Siswa
dapat mengaplikasikan ilmu dengan menerapkan ilmu pengetahuan dalam
kehidupannya dan melakukan melalui sikap serta praktik atau belajar
dengan melakukan.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan wujud dari perubahan
kurikulum yang dikehendaki pada era otonomi dan demokrasi pendidikan.
Penyempurnaan kurikulum ini dilandasi oleh kebijakan-kebijakan yang
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
l. UUD 1945 dan perubahannya 2. Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN 3. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
19 Siskandar, Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan dasar dan Me~engah, (Makalah), Pusat Kurikulum, Depdiknas, Jakarta, 2003
22
4. Undang-Undang No. 22 1ahun 1999 tentang Pemerintahan Dearahdan
5. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.20
Adapun penjelasan dari kebijakan-kebijakan di atas sebagai berikut:
Dalam alinea 4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
mengamanatkan "mencerdasakan kehidupan bangsa Indonesia" sebagai.
tujuan nasional bangsa Indonesia, pencerdasan kehidupan bangsa
tercermin pada manusia seutuhnya. Pembinaan individu menjadi manusia
seutuhnya adalah tugas utama pendidikan yang digariskan dalam
kurikulum pendidikan. Perubahan pengertian kurikulum dalam Undang-
Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas, ke dalam Undang-undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (telah disebutkan dalam pengertian
kurikulum, Pada halaman 11 ).
Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN, pasal I BAB IV Arah
Kebijakan, mengenai pendidikan poin 3 yang berbunyi: "Melakukan
pembaruan sistem pendidikan termasuk pembaruan kurikulum, berupa
diversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik,
penyusunan kurikulum yang berlaku nasional dan lokal sesuai dengan
20 Puskur, Balitbang Depdiknas, Kerangka Dasar Kurikulurn Berbasis Kornpetensi, (Jakarta, Balitbang Depdiknas, 2004). h. l
23
kepentingan setempat, serta diversifikasi jenis pendidikan secara
profesional. "20 Oto no mi Daerah merekomendasikan adanya diversifikasi
kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keragaman siswa,
masyarakat dan lingkungan sekitar, hat ini mencirikan pendidikan yang
berpolakan bottom up.
Penyempurnaan kurikulum tersebut mengacu pada Undang-Undang
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu berkenaan
dengan pasal-pasal sebagai berikut:
1. Pasal 3 tentang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatit: mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab;
2. Pasal 35 ayat (1) tentang standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi l ul usan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala;
3. Pasal 36 ayat (1) dan (2) tentang pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional dan tujuan pendidikan, serta memperhatikan pnns1p diversifikasi sesuai dengan potensi peserta didik;
4. Pasal 37 ayat (1) tentang muatan wajib pada kurikulum pendidikan dasar dan menengah;
5. dan Pasal 38 ayat (1) tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh pemerintah, dan ayat (2) tentang peran koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama
20 Penyusun Sinar Grafika (ed.), Garis-aris Besar Ha\uan Negara 1999-2004 Tag MPR No. IV/MPR/1999, (Jakarta, PT Sinar Grafika, 2002), cet. Kedua h.28
24
kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah dalam pengembangan kurikulum pendidikan dasar dan menengah sesuai degan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolab.21
Undang-Undang No. 22 Tabun 1999 tentang Pemerintahan Daerab,
pasal 7 ayat (I) dan (2) yang melandasi penyempurnaan kurikulum
berbasis kompetensi, berbunyi:
(I) Kewenangan daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan bidang lain.
(2) Kewenangan bidang lain sebagaimana dirnaksud pada ayat ( l) meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara, pernbinaan dan pernberdayaan SDM, pendayagunaan SDA serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi, dan standarisasi nasional. 22
Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerab Otonom Pasal 2
ayat (2) ''Kewenangan kebijakan tentang perencanaan nasional dan
pengendalian pernbangunan nasional secara makro, dana perimbangan
keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonornian negara,
pembinaan dan pernberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan
21 Puskur, Balitbang Depdiknas. Op.cit., h. 1-2
22 Dikutip dari tulisan Suharyanto, Menyongsong Era Otonomi Daerah. Bidang Pendidikan Tem1asuk Kebudavaan, Diotono.mikan atau Tidak. Forwas. 09/XI/2000, h. 32
25
sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi dan
standardisasi nasional." (3) "Kewenangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dikelompokkan dalam bidang sebagai berikut: (yang berkenaan
dengan pendidikan yakni):
11. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
a. Penetapan standar kompetensi siswa dan warga belajar serta pengaturan kurikulum nasional dan pemilihan hasil belajar secara nasional serta pedoman pelaksanaannya.
b. Penetapan standar materi pelajaran pokok. c. Penetapan persyaratan perolehan dan penggunaan gelar
akademik. d. Penetapan pedoman pembiayaan penyelenggaraan
pendidikan. e. Penetapan persyaratan penerimaan, perpindahan,
sertifikasi, siswa, warga belajar dan mahasiswa f. Penetapan persyaratan pemintakatanfzoning, pencarian,
pemanfaatan, pemindahan, penggandaan, sistem pengamanan dan kepemilikan benda cagar budaya serta persyaratan penelitian arkeologi.
g. Pemanfaatan hasil penelitian arkeoloi,>i nasional serta pengelolaan museum nasional, galeri nasional, pemanfaatan naskah sumber arsif dan monumen yang diakui secara intemasional.
h. Penetapan kalender pendidikan danjumlahjam belajar efektif setiap tahun bagi pendidikan dasar menengah dan luar sekolah.
L Pengaturan dan pengembangan pendidikan tinggi, pendidikan jarak jauh serta pengaturan sekolah internasional.
J. Pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastar Indonesia. 23
Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada: (I) basil dan
dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
23 hl1J:_,_ __ \\·_,\\' Pc_1:_n,:r?n Pen1erintah/l1ukum/PP No. 25 Tahun 2000. html
26
serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman
yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya.
Rumusan kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
merupakan pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui, di sikapi,
atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah dan
sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai bertahap dan
berkelanjutan untuk menjadi kompeten.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi dibutuhkan pola pengajaran
yang lebih interaktif dengan peran yang lebih besar pada siswa. Guru
berperan sebagai fasilitator, dan bukan sebagai penceramah atau pengajar.
Sebagai fasilitator, guru harus kreatif mengelola proses mengajar di kelas
dengan menciptakan kondisi kelas yang hidup dan menarik, menciptakan
suasana belajar yang rileks, bervariasi, dan menggelitik rasa ingin tahu
siswa, mengoptimalkan daya pikir siswa melalui dengar, lihat dan rasakan,
serta mengembangkan nalar kritis dan mampu secara kreatif menemukan
problem solving.
Kurikulum berbasis kompetensi menerapkan 4 pilar pendidikan yang
telah dicanangkan oleh UNESCO yaitu: Learning to know, learning to do,
/earning to be, dan learning lo live logether. Johanna Soewono dalam
27
tulisannya Pendidikan Berbasis Kompetensi (2002),24 memaparkan
bahwa,: dalam proses belajar, siswa perlu mengetahui landasan ilmu
pengetahuan yang terus berkembang pesat (learning to know), siswa tidak
hanya mengenal dan memahami ilmu yang dipelajarinya (cognitive
domain terbawah) seperti yang terjadi pada dunia pendidikan kita saat ini,
akan tetapi diupayakan lebih ditingkatkan pada domain yang lebih tinggi
yaitu dapat mengaplikasikan (learning to do), dapat menganalisis
peristiwa yang ada (to know why), mengkaitkan peristiwa tersebut dengan
hal-hal lain untuk mengambil kesimpulan sebagai landasan
pengembangan pengertian yang lebih tinggi serta mengeveluasinya
Learning to be menekankan pada penggalian potensi diri siswa untuk
membentuk eksistensinya sebagai intellectual human beings. Sebagai
mahluk sosial, siswa juga hams belajar untuk hidup bersama (learning to
live together), bekerja dalam team work, saling membantu dan peduli
terhadap sesama.
b. Karakteristik Kurikulum Berbasis kompetensi
Harapan orang tua menyekolahkan anaknya agar anak mempunyai
kemampuan yang dimiliki dan menjadi mandiri serta dapat memecahkan
permasalahan kehidupan yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya. Tugas
24 Alexander Jatmiko Wibowo & Fandi Tjiptono. (ed), Pendidikan Berbasis Kompetensi. (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2002), cet. Pertama, h. 5 l
28
sekolah sebagai lembaga pendidikan dituntut untuk memenuhi kebutuhan
siswa, masyarakat dan memenuhi kebutuhannya sendiri dalam arti sekolah
bersikap proporsional dan professional dalam menjalankan tugasnya
sebagai lembaga pendidikan. Sekolah dalam menerapkan kurikulum
berbasis kompetensi perlu mengetahui karakteristik kurikulum berbasis
kompetensi agar tidak terjadi rancu dalam pelaksanaannya.
Depdiknas mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi
memiliki karakteristik sebagai berikut:
l) Menekankan pada tercapainya kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
2) Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan metode yang bervariasi.
4) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. 25
Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi mencakup seleksi
kompetensi yang sesuai, spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk
menentukan kesuksesan pencapaian kompetensi, dan pengembangan
sistem pembelajaran. Salah satu tujuan kurikulum berbasis kompetensi
adalah bagaimana mengekspresikan keluaran dari proses pendidikan
secara eksplisit, berupa kinerja nyata yang dapat diobservasi dalam
pekerjaannya.
25 Depdiknas, Puskur, KBK, Op. cit., h. 4
29
Karekteristik pertama dari kurikulum berbasis kompetensi
berdasarkan pada spesifikasi dan penilaian keluaran (sebagai acuan
kompetensi). Berorientasi pada hasil belajar, dimana dalam pembelajaran
siswa mempunyai beberapa pengalaman yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Dalam KBK dituntut guru yang mempunyai kompetensi dan
kreativitas sehingga dapat merangsang gairah belajar siswa, guru
menerapkan metode belajar inquiry dan konstruktivisme dan metode lain
yang bervariatif dan menantang. Memanfaatkan sumber belajar yang
beragam sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan dari pengalaman
siswa yang beragam akan menghasilkan suatu wawasan baru bagi siswa.
Penekanan KBK tidak hanya pada kompetensi akademik akan tetapi
kompetensi emosional dimana siswa dapat bekerja sama dengan orang
lain dan dapat bersosialisasi dengan baik.
c. Komponen-komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulwn Berbasis Kompetensi merupakan kerangka inti yang
memiliki empat komponen, yaitu Kurikulum dan Hasil Belajar, Penilaian
Berbasis Kelas, Kegiatan Belajar Mengajar, dan Pengelolaan Kurikulum
Berbasis Sekolah.
Berikut penjelasan Depdiknas (2002), tentang komponen kurikulum
berbasis kompetensi:
30
I). Kurikulwn dan Hasil Belajar memuat perencanaan pengembangan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai 18 tahun. Kurikulum dan Hasil Belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar, dan indikator dari TK dan RA sampai dengan Kelas XII (TK danRA-12).
2). Penilaian Berbasis Kelas memuat prinsip, sasaran dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui identifikasi kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai, pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai serta peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.
3). Kegiatan Belajar Mengajar memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran yang untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan pedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik.
4). Pengelolaan Kurikulwn Berbasis Sekolah memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan swnber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi pula dengan gagasan pembentukan jaringan kurikul wn (curriculum council), pengembangan perangkat kurikulum (a.I. silabus), pembinaan profesional tenaga kependidikan, dan pengembangan sistem infonnasi kurikulum.26
Dari keempat komponen KBK diatas terdapat pembahasan tersendiri
dan mempunyai konsep tersendiri. Penulis akan merincikan satu persatu
pembahasan dari empat komponen KBK.
l ). Kurikulum dan Hasil Belajar
Kurikulum dan Hasil Belajar menuntut setiap siswa di Indoneia - di
sekolah dan madrasah negeri atau swasta - dapat menggali, memahami,
menghargai dan melakukan sesuatu sebagai hasil belajar yang
2(1 !hicl.,h. 6~7
31
qilaksanakan di sekolah dan diluar sekolah. "Kurikulum dan Hasil Belajar
mempunyai dua keistimewaan yaitu berbasis kompetensi dan pendekatan
menyeluruh dari Taman Kanak-kanan (TK) dan Raudbatul athfal (RA)
sampai dengan kelas 12 (TK dan RA 12)."27
Komponen ini memuat perencanaan pengembangan kompetensi
peserta didik sejak lahir lahir hingga kelas XJI. Pendekatan menyeluruh
dari Taman Kanak-kanak sampai kelas Xll yang berfokus pada hasil
belajar memberikan peluang bagi para guru untuk memilih dan menetukan
sendiri pendekatan yang paling tepat dan menantang bagi peserta didik
untuk mencapai hasil belajar setinggi mungkin. Dengan basis kompetensi
maka program pengajaran diselaraskan dengan kebutuhan siswa menurut
kompetensinya masing-masing, keadaan sekolah, dan tuntutan hidup.
Kurikulum dan Hasil Belajar setiap mata pelajaran memuat tiga
komponen utama, yaitu kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator
pencapaian hasil belajar.
Pengembangan Kurikulum dan Has ii Belajar (KHB)
mempertimbangkan 9 prinsip berikut ini:
I. Keimanan, Nilai, dan Budi Pekerti Luhur 2. Penguatan Inte1,>ritas Nasional 3. Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestetika 4. Kesamaan Memperoleh Kesempatan 5. Abad Pengetahuan dan Teknologi Informasi
27 Puskur, Balitbang Depdiknas. Ringkasan Kegiatan Hasil Belajar, (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2002), h. I
32
6. Mengembangkan Keterampilan Hidup 7. Belajar Sepanjang Hayat 8. Berpusat pada Anak dengan Penilaian yang Berkelanjutan
dan Komperehensi 9. Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan28
Menurut Kepala Balitbang Depdiknas Boediono di depan peserta rapat
Kerja Depdiknas mengatakan:
Dalam komponen kurikulum dan hasil belajar, siswa, orang tua, dan guru dapat memperoleh kejelasan tentang hasil belajar apa yang diharapkan dapat dicapai siswa di sekolah. Pendekatan yang berfokus pada hasil belajar ini dapat memberikan kelonggaran guru untuk menentukan pedekatan yang paling tepat dan mendorong para siswa untuk mencapai hasil belajar setinggi mungkin. Sekolah dan guru akan menggunkan kurikulum dan hasil belajar mi untuk mengembangkan pembelajaran dan program pengajaran sesuai dengan kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan tuntutan kehidupan. 29
Secara umum kompetensi yang harus dimiliki dan atau dapat
dikembangkan untuk para peserta didik bisa diklasifikasikan menjadi
empat, yakni kompetensi tamatan, kompetensi mata pelajaran, kompetensi
rumpun mata pelajaran, dan kompetensi lintas kurikulum. "Kompetensi
tamatan adalah pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpildr dan bertindak setelah siswa
menyelesaikan belajar pada suatu jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi
281Md. h. 2
29 Harian Kompas 4 Jili 2002 khususnya mengenai Rencana llmplementasi Kurikulum Berbasis Sekolah. Sejumlah sekolah ternyata telah menjadi pilot projects untuk kurikulum ini, l1t __ l J)_,/_[_\>y_-_~~-\Y. Pen1belajar. con1
33
mata pelajaran adalah rumusan kompetensi siswa dalam berpikir, bersikap
dan bertindak setelah menyelesaikan mata pelajaran tertentu."30
Kompetensi-kompetensi yang dihasilkan dari setiap mata pelajaran itu
akan menghasilkan kompetensi rumpun mata pelajaran, dan kompetensi
rumpun mata pelajaran, akan menghasilkan kompetensi lulusan, dan
kompetensi yang dapat dilatihkan untuk beberapa rumpun mata pelajaran,
lazim disebut dengan kompetensi lintas kurikulum.
2 ). Penilaian Berbasis Ke las
Setiap kegiatan harus dipadukan secara integral dengan penilaian yang
tepat terhadap kegiatan tersebut. Proses dan materi penilaian disesuaikan
dengan proses dan pelaksanaan kegiatan dengan materi tersebut. Sebagai
bagian yang terpadu secara integral dengan kegiatan belajar mengajar
maka penilaiannya harus ditujukan pada materi dan proses belajar
mengaJar.
Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan
penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa yang diperoleh melalui
pengukuran untuk menganalisis atau menjelaskan unjuk kerja atau prestasi
siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang terkait.
Dalam ha! ini penilaian yang diterapkan kurikulum Berbasis
Kompetensi yalu1i penilaian berbasis kelas dimana hasil belajar siswa
30 )lulaelawati, Ella,, Pen1be_l.fil_aran dan Penilaian Berdasarkan Ku1ikulu1n Berbasis KQill!2etensi, Makalah, Pusat Kurikulum Depdiknas, Jakarta, 2003
34
dapat dipertanggung jawabkan dan dengan penilaian yang
berkesinambungan baik dilakukan dalam kelas maupun diluar kelas.
Berikut pengertian Penilaian Berbasis Kelas (PBK) yang dikemukakan
oleh Puskur Balitbang Depdiknas, yaitu "Suatu proses pengumpulan,
pelaporan dan penggunaan informasi tentang basil belajar siswa dengan
menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-
bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik."31 PBK
mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan basil belajar yang
dikemukakan melalui pemyataan yang jelas tentang standar yang barns
dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan
pelaporan.
Penilaian ini dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar
mengajar, oleb karena itu disebut penilaian berbasis kelas (PBK). PBK
dilakukan dengan pengumpulan kerja siswa (portofolio ), basil karya
(produk), penugasan (proyek), bnerja (performance), dan tes tertulis
(paper and pencil). Guru menilai kompetensi dan basil belajar siswa
berdasarkan level pencapaian prestasi siswa.
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) secara umum bertujuan untuk
memberikan pengbargaan terbadap pencapaian belajar siswa dan
memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, PBK
31 Puskur, Balitbang Depdiknas, Buku Penilainn Berbasis Kelas, (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2002), h. 2
35
menekankan pencapaian hasil belajar siswa sekaligus mencakup seluruh
proses mengajar dan belajar melalui kegiatan PBK yang menilai
karakteristik siswa, metode mengajar dan belajar, pencapaian kurikulwn,
alat dan bahan belajar, dan administrasi sekolah.
Adapun fungsi Penilaian Berbasis Kelas bagi siswa dan bagi guru
adalah untuk membantu:
a. Siswa dalam mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangkan perilakunya ke arah yang lebih baik dan maJU;
b. Siswa mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya;
c. Guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang digunakannya telah memadai; dan
d. Guru membuat pertimbangan dan keputusan administrasi. 32
Penilaian harus diarahkan agar memenuhi prinsip-prinsip umum
penilaian sebagai berikut:
32 Ibid.. h. I I
a. Valid; Penilaian Berbasis Kelas harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan alat yang dapat dipercaya, tepat atau sahih.
b. Mendidik; Penilaian harus memberi swnbangan positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa.
c. Berorientasi pada kompetensi; Penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum.
d. Adil dan objektit; Penilaian harus adil terhadap semua siswa dan tidak membeda-bedakan latar belakang siswa yang tidak berkaitan dengan pencapaian hasil belajar. Objektivitas penilaian tergantung dan dipengaruhi oleh faktor-faktor pelaksana, kriteria untuk skoring dan pembuatan keputusan pencapaian hasil belajar.
36
e. Terbuka; Kriteria penilaian bendaknya terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
f Berkesinambungan; Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur, terns menerus, dan berkesinambungan untuk memperoleb gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar siswa.
g. Menyelurub; Penilaian terhadap basil belajar siswa barns dilaksanakan menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan afek"tif serta berdasarkan pada berbagai teknik dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti basil belajar siswa.
h. Bermakna; Penilaian bendaknya mudah dipabami dan bisa ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.33
Selain barns memenuhi prinsip-prinsip umum penilaian, pelaksanaan
PBK senatiasa harus memegang prinsip-prinsip kbusus sebagai berikut:
"Apapun jenis penilaiannya harus memungkinkan adanya kesempatan
yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan
pabami, serta mendemonstrasikan kemampuannya "34
Acuan yang digunakan dalam penilaian basil belajar dapat
menggunakan dua kriteria yaitu kriteria mutlak atau penilaian acuan
patokan (PAP) dan kriteria relatif atau penilaian acuan normal (PAN).
Namun, dalam kurikulum berbasis kompetensi acuan nilai lebih tepat
menggunakan penilaian beracuan patokan (PAN), karena penilaian
berpusat pada individu anak didik dan perkembangannya.
·"Ibid, h. 11-12
·14 Ibid, h. 13
37
Penilaian kompetensi dalam PBK meliputi penilaian kompetensi dasar
mata pelajaran, kompetensi rumpun pelajaran, kompetensi lintas
kurikuJum, penilaian kompetensi tamatan dan kompetensi keterampilan
hidup. Di samping itu disampaikan pula penilaian ketiga ranah yaitu
kognitif, psikomotorik dan afektif.
Seperangkat alat penilaian dan jenis tagihan yang dapat digunakan
dalam penilaian berbasis kelas, antara lain sebagai berikut:
a. Kuis: digunakan untuk menanyakan hal-hal yang prms1p dari pelajaran yang lalu secara singkat, bentuknya bempa isian singkat, dan dilakukan sebelum pelajaran.
b. Pertanyaan lisan di kelas: digunakan untuk mengungkap penguasaan siswa tentang pemahaman konsep, prinsip, atau teorema.
c. Ulangan harian. d. Tugas individu e. Tugas kelompok f. Ulangan semester g. Ulangan kenaikan h. Laporan kerja praktik atau laporan praktikum: dipakai
untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya, seperti Fisika, Kimia, Biologi.
1. Responsi atau ujian praktik: dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan prak1:ikumnya, seperti Fisika, Kimia, Biologi, dan Bahasa yaitu untuk mengetahui penfuasaan akhir baik dari aspek kognitif maupun psikomotor. 3
Alat penilaian yang digunakan dalam PBK ada yang berbentuk tes dan
ada yang berbentuk nontes. Alat penilaian berbentuk tes merupakan semua
alat penilaian yang hasilnya dapat dikategorikan menjadi benar dan salah,
misalnya alat penilaian untuk mengungkap aspek kognitif dan psikomotor.
35 lhid., h_ 27-28
38
Alat penilaian nontes hasilnya tidak dapat dikategorikan benar salah, dan
umumnya dipakai untuk mengungkap aspek afektif.
Salah satu cara yang dapat dilakukan agar hasil pengukuran tepat
adalah alat ukumya hams memenuhi persyaratan atau baik. Suatu tes yang
baik harus memiliki bukti kesahihan, keandalan, hasilnya dapat
dibandingkan, dan ekonomis. Kesahihan tes dapat dikategorikan menjadi
tiga, yaitu kesahihan isi, konstruk, dan luiteria. Kesahihan isi dilihat dari
bahan yang diujikan, kesahihan konstruk dilihat dari dimensi yang diukur,
dan kesahihan kriteria dilihat dari daya prediksinya.
Setelah diadakan penilaian kemudian perlu adanya pelaporan hasil
belajar siswa. Laporan kemajuan belajar siswa merupakan sarana
komunikasi antara siswa, guru, kepala sekolah, dan orang tua. Laporan
kepada orangtua adalah bagian penting dari kerjasama antara sekolah dan
orangtua/walinya. Isi laporan hams jelas dan komunikatif dan
menitikberatkan pada kekuatan dan kelemahan anak dalam belajar.
Laporan dapat berupa angka, deskripsi, atau potret pencapaian
kompetensi. Laporan hasil belajar siswa dapat dimanfaatkan oleh siswa,
orangtua, dan para pendidik untuk: mendiagnosis hasil belajar,
memprediksi masa depan, menyeleksi dan sertifikasi, umpan balik, dan
menetapkan kebijakan.
39
3). Kegiatan Belajar Mengajar
Belajar merupakan pemrosesan informasi oleh s1swa. Prosesnya
melalui perseps1, penyimpanan infonnasi, dan pemanfaatan kembali
informasi tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Kegiatan belajar mengajar berfokus pada aktivitas siswa dalam
memaknakan materi yang disajikan dalam kegiatan pengajaran. Atas dasar
ini maka kegiatan belajar mengajar dirancang dengan mengikuti prinsip
belajar mengajar dan prinsip motivasi dalam belajar.
Adapun prinsip Kegiatan Belajar Mengajar antara lain adalah:
"Berpusat pada siswa; Belajar dengan melakukan; Mengembangkan kemampuan sosial; Mengembangkan keingintahuan, imaj inasi, dan fitrah bertuhan; Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah; Mengembangkan kreatifitas siswa; Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi; Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik; Belajar sepanjang hayat; Perpaduan kompetensi, kerjasama, dan solidaritas. "36
Sedangkan prinsip motivasi belajar adalah:
"Kebermaknaan; Pengetahuan dan keterampilan prasyarat; Model; Komunikasi terbuka; Keaslian dan tugas yang menantang; Latihan yang tepat dan aktif; Penilaian tugas; Kondisi dan konsekuensi yang menyenangkan; Keragaman pendekatan; Mengembangkan beragam kemampuan; Melibatkan sebanyak mungkin indera; Keseimbangan pengaturan pengalaman belajar. "37
36 Puskur, Balitbang Depdiknas, Leatlet KBM, (Jakarta, Balitbang Depdiknas, 2002 ), h. I
37 Ibid.,
40
Maka dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya mengacu pada
prinsip-prinsip di atas agar tercapai kegiatan pembelajaran yang efektif
dan dapat melahirkan siswa yang cerdas, aktif, kreatif serta meningkatkan
mutu pendidikan
Adapun penataan ruang kelas menunjang KBM yang mengaktifkan
siswa antara lain melalui:
a. Aksesibilitas: s1swa mudah menjangkau alat dan sumber belajar;
b. Mobilitas: siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas;
c. Jnteraksi: memudahkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa, maupun antar siswa;
d. Variasi ke1ja siswa: memungkinkan siswa bekerja secara perorangan, berpasangan, atau berkelompok.
e. Rekreatif kondisi kelas yang menyenangkan baik fisik maupun psikologis. 38
Dalam satu kelas, siswa memiliki potensi yang beragam. Guru perlu
mengatur kapan siswa bekerja secara perorangan, berpasangan,
berkelompok, atau klasikaL Jika berkelompok, kapan sISwa
dikelompokkan berdasarkan kemampuan/minat atau secara campur untuk
mendorong terciptanya pola belajar melalui tutor sebaya. Mengingat
belajar adalah proses siswa membangun gagasan/pemahaman sendiri,
maka KBM hendaknya memberikan kesempatan dan motivasi untuk itu.
Suasana belajar harus memungkinkan siswa terlibat secara aktif, tidak
membantu siswa terlalu dini, menghargai usaha siswa walaupun hasilnya
"/hid, h. 2
41
belwn memuaskan, dan menantang siswa sehingga berbuat/berpikir lebih
baik. Hal ini ; akan memotivasi siswa untuk menjadi pembelajar seumur
hidup.
Dalam penyediaan pengalaman belajar seorang guru memberikan
modus pengalaman belajar sebagai berikut:39 kita belajar !0% dari apa
yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita
lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita
katakan, dan 90% dari apa yang kita lakukan. Jika seorang guru
menggunakan metode ceramah maka siswa hanya mengingat 20% dan
sebaliknya jika guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan
melaporkannya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%.
Kegiatan belajar mengajar yang efektif yaitu memanfaatkan sumber
belajar secara maksimal, sedangkan dalam pemanfaatan sumber belajar
yang perlu diperhatikan adalah:40 identifikasi kebutuhan sumber belajar;
identifikasi karakteristik dan potensi sumber belajar; pengelompokan
swnber belajar seperti lingkungan alam sekitar kita, perpustakaan, media
cetak, nara sumber, karya wisata, media elektronik dan komputer; analisis
relevansi kelompok sumber belajar dengan mata pelajaran dan kompetensi
39 Pusbir, Balitbang Depdiknas, Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar, (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2002), h. 8
'" lhid., h. 9-10
42
yang hendak dicapai; penentuan materi dan kompetensi s1swa; cara
pemanfaatan sumber belajar.
4). Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah
Penge\olaan kurikulum berbasis sekolah merupakan realisasi
desentralisasi pendidikan dalam wujud desentralisasi kurikulwn.
Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah meliputi pengembangan silabus,
penetapan dan pengembangan meteri yang diperlukan di sekolah,
pelaksanaan kurikulum. 1-!al-hal ini perlu dijadikan tumpuan dalam
menyusun silabus.
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (PKBS) sebagai salah satu
komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan salah satu pola
pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya pendidikan lainnya
untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan silabus.
Silabus merupakan "seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar."41
Silabus berisikan komponen yang dapat menjawab permasalahan berikut:
kompetensi apa yang akan dikembangkan pada siswa?, bagaimana cara
mengembangkannnya? Bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi
tersebut sudah dicapai siswa?
41 Puskur, Balitbang Depdiknas, Pengembangan Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2002). h. 1
43
Dalam pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, pihak sekolah
mempunyai peran dan tanggung jawab yang terkait dengan peran dan
tanggung jawab pihak lainnya daJam bidang pendidikan di daerah yang
bersangkutan. Peran sekolah anara lain:
I) Meningkatkan komunikasi dengan berbagai pihak (guru, karyawan sekolah, orang tua, siswa, pihak akademis, birokrat terkait) untuk mensosialisasikan gagasan, konsep, pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dan implikasinya terhadap siswa dan sekolah.
2) Menetapkan tahap & administrasi (persuratan/legalitas) pelaksanaan kurikulum berbasi s kompetensi misalnya: Menyusun silabus sendiri, atau Memohon bantuan Dinas Kabupaten/kota untuk menyusun silabus, atau menggunakan model silabus yang disusun oleh sekolah lain atau pihak lainnya.
3) Menata ulang penempatan guru pada kelas-kelas yang lebih sesuai dengan tidak mengurangi kesejahteraan guru yang tel ah ditetapkan sebel umnya. 42
Peran Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, antara lain:
l) Mengusahakan tersedianya sumber dana pada tingkat kebupaten/kota yang dalokasikan untuk penyusunan, evaluasi, dan perbaikan silabus.
2) Membuat rambu-rambu pengembangan silabus yang sesuai dengan kebutuhan daerah yang bersangkutan.
3) Membentuk tim pengembang silabus pada tingkat kabupaten/kota.
4) Melakukan sosialisasi KBK berkenaan dengan segala implikasi perubahan dalam tatanan penyelenggaraan pendidikan.
5) Mengkaji silabus yang dibuat oleh sekolah yang mampu membuatnya sendiri.
6) Mendistribusikan silabus ke sekolah-sekolah yang tidak menyusun silabus.
42 Puskur, Balitbang Dediknas, Ringkasan PKBS. (Jakarta, Balitbang Depdiknas, 2002). h. 7
44
7) Mengkaji kalayakan sekolah yang akan memulai menggunakan KBK.
8) Memberikan persetujuan jika sekolah telah sanggup melaksanakannya.
9) Melakukan supervisi, penilaian, dan monitoring mulai dari penyusunan samrai dengan pelaksanaannya termasuk perangkat silabus. 3
Peran Dinas Pendidikan Provinsi, antara Jain:
I) Menjadi fasilitator pembentukan, pelatihan, dan pembinaan Tim Pengembang silabus pada tingkat kabupaten/kota.
2) Memberikan layanan operasional pelaksanaan KBK dan penyusunan silabus bagi sel uruh kabupaten/kota.
3) Memantau penyusunan dan implementasi silabus pada tingkat kabupaten/kota.
4) Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan yang diperlukan bagi penyusunan silabus.
5) Mengusahakan dana secara rutin untuk kegiatan penyusunan silabus, penilaian, dan monitoring silabus.
6) Melakukan supervisi, penilaian, dan monitoring untuk kepentingan informasi pendidikan tingkat provinsi.
7) Melakukan koordinasi vertikal dengan unit-unit kerja terkait di Jingkungan Departemen Pendidikan Nasional.44
Peran Tingkat Pusat, antara lain:
43 Ibid, h. 7-8
"Ibid, h. 8
1) Merencanakan, mengembangkan dan mengevaluasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
2) Memberikan saran kebijakan. 3) Memberikan pelayanan yang berkaitan dengan konsep dan
filosofi pengembangan dan pelaksanaan kurikulum Berbasis Kompetensi.
4) Menyempurnakan KurikuJum Berbasis Kompetensi berdasarkan masukan dari hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
5) Memberikan pelayanan kepada Tim Perekayasa Kurikulum di daerah.
45
6) Menyelenggarakan workshop dan semmar peningkatan mutu pelaksanaan Inuikulum.45
Berikut ini komponen kurikulum berbasis kompetensi dalam bagan:
Kurikulum dan Hasil Belaiar
Pengelolaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi
KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI
Penilaian Berbasis Kelas
Kegiatan Belajar
Mengajar
(Sumber: Puskur, Balitbang Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi)
15 l/J/d., h. 9
46
2. Hakikat Guru
a. Pengertian Guru
Guru merupakan mediator dan fasilitator dalam proses pembelajaran,
di mana guru sebagai pemformula dan penyaji kurikulwn dengan efektif
untuk te~jadinya pencapaian hasil belajar yang maksimal dan memberikan
pengalaman serta kompetensi bagi siswa. Guru dituntut untuk memahami
sifat dan karakteristik siswa karena siswa merupakan sosok yang
bervariatif dan mempunyai keingin tahuan yang sangat besar.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia "Guru adalah orang yang
pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar."46 Pengertian
ini memang dipandang terlalu sempit dimana hanya seorang yang
pekerjaannya mengajar maka dia disebut guru.
Menurut Balnadi Sutadipura yang telah dikutip oleh syafruddin
Nurdin dan Basyiruddin Usman dalam buku Guru Profesional dan
Implementasi Kurikulwn, "Guru adalah orang yang layak digugu dan
ditiru."47 Pengertian ini menjadi paradigma masyarakat mengenai guru,
bahwa seorang guru menjadi panutan bagi siswa dalam segala ha! dan
seorang guru harus mempunyai harga diri yang tinggi dan mempunyai
kecerdasan intelegensi, dan emosional.
46 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesi11, (Jakarta: Balai Pustaka, 200 I), Edisi III, cet. Ke-l
47 Syarruddin Nurdin, Basyiruddin Usman, Guru Profosional & Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 7
47
[ __ , _:
Menurut Undang-undang No. 2 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional memberikan pengertian guru adalah "Pendidik yang
mempunyai tugas mengajar, membimbing, dan melatih anak didik. "48
Pengertian ini mengarah pada profesionalisasi tugas keguruan, bahwa
guru merupakan pengajar, pembimbing dan pelatih anak didik.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, "Guru adalah
seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk
kepentingan anak didik, sehingga menunjang tinggi, mengembangkan dan
menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan dan
keilmuan. '.49 Tugas seorang guru sebagai pengajar dan pendidik tentunya
tidak hanya sebatas memberikan ilmu pengetahuan atau transfer ilmu akan
tetapi mendidik, mengarahkan siswa menjadi dewasa dan siswa dapat
mengembangkan dirinya sehingga menjadi orang yang bertanggung jawab
terhadap dirinya sendiri dan lingkungan.
Guru merupakan tenaga pengajar telah disebutkan dalam PP
No.28/1992, pasal 1, ayat 4 bahwa "Tenaga pengajar adalah tenaga
kependidikan yang tugas utamanya menyampaikan bahan ajar kepada
peserta didik, baik yang bersifat akademis, semi akademis, maupun yang
bersifat keterampilan; kegiatan belajar hendaknya berupa semua usaha
48 Undang -undang RI No. 2 'fahun 2003 tentang Siste1n Pendidikan Nasional.
49 Syafruddin Nurdin, Basyimddin Usman, Op.Cit., h. 8
48
pembelajaran peserta didik."50 Senada dengan pengertian sebelwnnya,
dalam pengertian di atas menunjukkan kepada tugas seorang guru yaitu
mengajar dan mendidik dengan menyampaikan bahan ajar yang bersifat
akademis, semi akademis dan bersifat keterampilan.
Berdasarkan sejwnlah sumber diatas dapatlah penulis simpulkan
bahwa seorang guru bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan
kepada murid-muridnya, akan tetapi ia juga seorang tenaga profesional
yang dapat menjadikan muridnya mampu merencanakan, menganalisis
dan menyimpulkan masalah yang dihadapi.
b. Kompetensi dan Kriteria Guru
Ringkasan dari Departemen Pendidikan Irlandia Utara mengena1
daftar kompetensi yang diharapkan dari para guru yang berwenang penuh
menyebutkan sebagai salah satu butimya yaitu pengembangan profesionaL
Pengembangan profesional guru yang berwenang penuh antara lain ialah
seorang guru yang:
l ). Mampu mengkritik diri sendiri dan mengadakan penilaian kritis terhadap karyanya sendiri.
2). Mampu mengadakan perkembangan secara profesional sendiri maupun melalui kerja secara konstruktif dan dengan penuh semangat bersama dengan rekan sejawat dalam konteks profesional.
3). Terbuka terhadap kemungkinan perubahan dan inovasi. Butir lain yaitu komunikasi dan hubungan, antara lain memuat sebagai berikut:
I). Mampu berkomunikasi secara mudah dan efektif
50 Samana, Profesionalisme Keguruan, (yogyakarta~ Penerbit Knisius, J.994), cet. I, h. 12
49
2).Mampu mengadakan dan mempertahankan hubungan membangun dengan anak, rekan sejawat, orang tua, dan orang lainnya.
3 ). Peka terhadap dimensi emosional dan interaksi dengan anak dan orang lain. 51
Sejalan dengan hal tersebut, seorang guru memang dituntut
mempunyai kompetensi yang signifikan dan profesional dalam
menjalankan tugasnya, tentunya untuk mencetak generasi yang berbobot
dan berkompetensi pula. Berikut penjelasan Depdiknas mengenai
karakteristik profesional guru:
1 ). Selalu membuat perencanaan konkrit dan detail yang siap untuk dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran
2 ). Berkehendak mengubah pola pikir lama menjadi po la pikir barn yang menempatkan siswa sebagai arsitek pembangun gagasan dan guru berfungsi untuk "melayani" dan berperan sebagai mitra siswa supaya peristiwa belajar bermakna berlangsung pada semua individu.
3). Bersikap kritis dan berani menolak kehendak yang kurang edukatif
4 ). Berkehendak mengubah pola tindak dalam menetapkan peran siswa, peran guru, dan gaya mengajar. Peran siswa digeser dari peran sebagai "konsumen" gagasan (seperti: menyalin, mendengar, menghafal) ke peran sebagai "produsen" gagasan (seperti: bertanya, meneliti, mengarang, menulis kisah sejarah). Peran guru hams berada pada fungsi sebagai "fasilitator" (pemberi kemudahan peristiwa belajar) dan bukan pada fungsi sebagai penghambat peristiwa belajar. Gaya mengajar lebih difokuskan pada model "pemberdayaan" dan "pengkondisian" dari pada model "latihan" (dril) dan "pemaksanaan" (indoktrinasi).
5 ). Berani meyakinkan kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat agar dapat berpihak pada mereka terhadap beberapa inovasi
sr Capel, Susan, Marilyn Leaks,_ and Tony Tun1er, Learning to J'each in the SecondaJ)' School, (London: Routledge, 1995), p. 409-410
50
pendidikan yang edukatif yang cenderung sulit diterima oleh awam dengan menggunakan argumentasi logis dan kritis.
6). Bersikap kreatif dalam membangun dan menghasilkan karya pendidikan seperti: pembuatan alat bantu belajar, analisis materi pembelajaran, penyusunan alat penilaian yang beragam, perancangan beragam organisasi kelas, dan perancangan kebutuhan kegiatan pembelajaran lainnya. 52
Dari pengembangan profesional guru yang dikemukakan oleh
Departemen Pendidikan Irlandia Utara dan karakteristik profesional guru
yang dikemukakan oleh Depdiknas terdapat satu titik temu, bahwa
seorang guru menjadi profesi.onal dan kompeten itu berawal dari
pemberdayaan dirinya sendiri dengan mengaktualisasikan diri,
mengembangkan diri, terbuka terhadap perubahan, mempunyai daya
kreatifitas dan inovatif, mempunyai kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional, mengerti didaktika pengajaran, memahami karakter siswa dan
mempunyai jiwa kepemimpinan.
Secara umum guru itu hams memenuhi dua kategori yaitu memliki
capability dan loyality, yakni guru itu hams memiliki kemampuan dalam
bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang
mengajar yang baik, dari mulai perencanaan, implementasi, sampai
evaluasi, dan memiliki loyalitas keguruan, yakni loyal terhadap tugas-
52 Puskur Balitbang Depdiknas, Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajai:, (Jakarta: Balitbang Depdiknas. 2002), h. I 0
51
tugas keguruan yang tidak semata di dalam kelas, tapi sebelum dan
sesudah kelas.
Gilbert H. Hunt dalam bukunya Effective Teaching (yang telah
dikutip oleh Dede Rosyada dalam Paradigma Pendidikan Demokratis)
menyatakan bahwa guru yang baik itu harus memenuhi tujuh kriteria
(Hunt, 1999: 15-16), yaitu:
I. Sifat; guru yang baik harus memiliki sifat antusias, stimulatif, mendorong siswa untuk maju, dst.
2. Pengetahuan: guru yang baik barus memiliki pengetahuan yang memadai dalam mata pelajaran yang diampunya, dan terus mengikuti kemajuan dalam bidang ilmunya itu.
3. Apa yang disampaikan mencakup semua unit bahasan yang diharapkan siswa secara maksimal.
4. Bagaimana Mengajar, guru yang baik dapat mengajar dengan baik.
5. Harapan; guru yang baik mampu memberikan harapan pada siswa.
6. Reaksi guru terhadap siswa. 7. Manajemen; guru yang baik juga harus mampu
menunjukkan keahlian dalam perencanaan, mengorganisasi kelas, mengontrol kelas. 53
KBK yang begitu bersemangat desentralisasi akan menempatkan
guru sebagai fasilitator dan mediator yang membantu agar proses belajar
siswa berjalan dengan baik. Fungsi fasilitator dan mediator demikian
berarti:
1. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam membuat rancangan dan proses.
'·' Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004), cet. 1, hal. 113-114
h. 120
52
2. Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingin tahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspersikan gagasan-gagasannya; menyediakan sarana yang merangsang siswa berpikir secara produktif; menyediakan kesempatan dan pengalaman konflik.
3. Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukan apakab pemikiran siswa jalan atau tidak.54
Seorang guru yang profesional dan berkompeten amat berperan
penting dan berjasa dalam pembentukkan regenerasi yang unggul. Untuk
itu, sudah semestinya seorang guru diposisikan paling atas dan
diperlakukan secara wajar dan adil sesuai dengan hak dan martabatnya,
yang meliputi: timbal jasa yang wajar dan proporsional, rasa aman dalam
melaksanakan tugasnya, kondisi kerja yang kondusif bagi pelaksanaan
tugas dan suasana kehidupannya.
Pelaksanaan KBK sudah tentu membutuhkan tim kerja guru yang
solid, yang mengerti akan konsep KBK dan dapat melaksanakannya
dengan benar dan baik, agar tercapai tuj uan pendidikan dan melahirkan
SDM yang unggul.
54 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, (Yogjakarta: kanisiyus, 1997),
53
B. Kerangka Berfikir
Kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan untuk memberikan
keterampilan dan keahlian kepada peserta didik untuk bertahan hidup dalam
perubahan, pertentangan, ketidakpastian, dan kerumitan-kerumitan dalam
kehidupan.
Perubahan dan pengembangan kurikulum menuntut kesiapan sekolah,
guru, siswa dan orang tua, baik dari pemahaman terhadap perubahan
paradigma pendidikan demokratis, pemahaman terhadap konsep kurikulum
baru yaitu kurikulum berbasis kompetensi dan akuntabilitas sekolah, maupun
kesiapan dalam mengimplementasikan kurikulum berbasis kompetensi.
Kurikulum ibarat senjata, sedangkan manusia yang bertugas
mengoperasionalkannya adalah guru. Sebaik apapun kurikulum baru, atau
pembaruan pendidikan yang diterapkan, bila guru tidak siap dan tidak mau
melaksnakan perubahan itu, maka tidak akan terjadi apa-apa. Perubahan yang
dikehendaki adalah perubahan paradigma yakni dari paradigma guru aktif ke
paradigma siswa aktif Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
diperlukan kesiapan guru yang matang. Karena gurulah yang akan
menggunakan dan mengisi kurikul um tersebut, diibaratkan senjata kosong
yang harus diisi dengan muatan yang bagus dan cermat, diarahkan pada
sasaran yang tepat. Namun pada kenyataanya masih banyak guru yang
bingung akan kurikulum berbasis kompetensi.
54
Cara untuk meningkatkan kualitas guru dan mensosialisasikan kurikulum
berbasis kompetensi Depdiknas melalui Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah mengadakan sebuah pelatihan yaitu pelatihan terintegrasi
berbasis kompetensi yang meliputi materi antara lain: tujuan pembelajaran,
alat evaluasi, materi pelajaran, teori dan keterampilan keguruan, karakteristik
peserta didik, metodologi pengajaran, media pendidikan, time on task, dan
pengelolaan proses belajar mengajar. Berdasarkan pelatihan tersebut maka
dapat diketahui kesiapan guru dalam pemahaman dan kesiapan implementasi
kurikulum berbasis kompetensi.
Berikut bagan kerangka berfikir dan pengembangan sistem kurikulum
nasional:
p
u s A T
D A E R A H
Kesiapan Sekolah
Pengetahuan Guru tentang Konsep dan lmplementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Konteks Pendidikan Otononll Daerah, Pengen1bangan Daerah, Pen1bangunan Berkelanjutan, Kompetensi Standar, Kehidupan Demokratis Globalisasi, Perkembangan llmu & Teknologi lnformasi, Ekonomi Berbasis Pengetahuan, HAM.
' . Landasan Filosofis - Rekonseptualisasi
Pancasila Kurikulum ---Ii> <II·· .
-JI> Kompetensi &
f--1> Penilaian Berbasis
' Hasil Belajar Ke las .
Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi
Kurikulun1 Berbasis Kompetensi
Kegiatan Belajar Mengajar
55
- I> Pengembangan
f4> Seleksi Mate1i
f4> Implementasi
f4> Pemantapan
Silabus (Berdiversifikasi) Kurikulum Kurikulum
'. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Tim Penyusun - Wewenang Sekolah , (Guru) (Kepala Sekolah, Gum dan
Masyarakat)
(Sumber: Puskur, Balitbang Depdiknas, Pengembangan Silabus KBK, 2002)
, .............. ~
A. Tujuan Penelitian
BAB ill
METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah tentang kesiapan pengetahuan guru mengenai
konsep dan implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
I. Untuk mengetahui bagaimana kesiapan guru dalam arti pengetahuan dan
pemahaman tentang konsep dan implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
2. Untuk mengetahui apakah guru sudah siap dalam mengimplementasikan
Kurikulum Berbasis Kompetensi,
B. \Vaktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2004, bertempat di empat
SLTP Negeri Jakarta Baral yaitu SLTP Negeri 45 Cengkareng, SLTP Negeri 169
Kali Deres, SLTP Negeri 75 Kebon Jeruk, dan SLTP Negeri 215 Kembangan
Jakarta Barnt.
57
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskritif kualitatif
dengan pendekatan empiris. Oleh karena itu dilakukan pengumpulan data sebagai
berikut:
l ). Penelitian kepustakaan (library research), yaitu mencari referensi yang
membahas tentang kurikulum berbasis kompetensi dan literatur Jain yang
relevan dengan permasalahan yang dibahas.
2). Penelitian lapangan (field research), yaitu untuk memperoleh data mengenai
berbagai gejala (kondisi obyek alamiah) yang ada kaitannya dengan masalah
yang akan dibahas. Dengan tehnik sebagai berikut:
a. Wawancara; yaitu mewawancarai langsung kepada kepala sekolah
mengenai kesiapan sekolah dalam implementasi kurikulum berbasis
kompetensi.
b. Tes; yaitu pengumpulan data dengan memberikan beberapa pertanyaan
tes obyektif kepada guru yang menjadi subjek penelitian di SLTPN
169 Kali Deres, SLTPN 45 Cengkareng, SLTPN 75 Kebon Jeruk dan
SLTPN 215 Kembangan Jakarta Barat.
D. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan jumlah keseluruhan subjek atau objek yang menjadi
sasaran penelitian. Populasi pada penelitian ini yaitu empat sekolah yang berada
58
di Jakarta Barat antara lain SLTPN 45 Cengkareng, SLTPN 169 Kali Deres,
SL TPN 75 Kebon Jeruk, dan SL TPN 215 Kembangan.
Sedangkan bagian dari populasi yang masih terwarnai oleh sifat dan
karakteristik populasinya untuk dikenai penelitian ini disebut sampel penelitian. 1
Sampel pada penelitian ini diambil dari beberapa guru seluruh bidang studi pada
kelas satu di sekolah tersebut, dengan menggunakan cluster sampling atau sampel
kelompok yaitu memilih salah satu atau beberapa kelompok secara simple
random sampling sebagai sampel. Bidang studi pada tiap sekolah variatif
jumlahnya, di SLTPN 45 Cengkareng terdapat 15 bidang studi maka sampelnya
15 orang guru dari jumlah keseluruhan yaitu 52 orang guru, SLTPN 169 Kali
Deres terdapat 12 bidang studi maka sampelnya 12 orang guru dari 35 orang guru,
SLTPN 75 Kebon Jeruk terdapat 12 bidang studi maka sampelnya 12 orang guru
dari 39 orang guru, dan SLTPN 215 terdapat 15 bidang studi maka sampelnya 15
orang guru dari 50 orang guru.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu
teknik tes dan non tes:
1 ). Tes; berupa tes objektif bentuk pilihan ganda, berisi serangkaian
pertanyaan yang harus dijawab oleh guru sebagai responden mengenai
1 Bambang Soepeno, Statistik Terapan dalam Penelitian llmu Sosial dan Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta: 1997), Cet. Pertama, h. 82
59
konsep kurikulum berbasis kompetensi. Tes tersebut diberikan bobot 2
padajawaban yang benar dan 0 padajawaban yang salah. Adapun hasil tes
yang diperoleh oleh guru dinyatakan melalui penilaian beracuan normal,
dengan melihat skor mentah, menghitung nilai rata-rata hitung dan deviasi
standar, kemudian dinilai dengan standar berskala Jima (stm!five) yang
sering dikenal dengan istilah nilai huruf yaitu A, B, C, D dan E.
2). Wawancara; dilakukan dengan mewawancarai secara langsung kepada
kepala sekolah mengenai manajemen sekolah dan kesiapan sekolah dalam
implementasi kurikulum berbasis kompetensi.
F. Instrumen Pengumpulan Data
l. Definisi Konseptual
Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah perangkat rencana dan pengaturan
tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian,
kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam
pengembangan kurikulum sekolah. Komponen Kurikulum Berbasis
Kompetensi meliputi: kurikulum dan hasil belajar, penilaian berbasis kelas,
kegiatan belajar mengajar, dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.
Guru atau tenaga pengajar adalah tenaga kependidikan yang tugas
utamanya menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik, baik yang bersifat
akademis, semi akademis, maupun yang bersifat keterampilan; kegiatan
belajar hendaknya berupa semua usaha pembelajaran peserta didik.
60
2. Definisi Operasional
Seorang guru merupakan mediator dan fasilitator dalam proses
pembelajaran. Guru merupakan ujung tombak yang mengarahkan kemampuan
siswa dan kreativitas siswa, guru merupakan motivator bagi siswa disamping
motivasi dari dalam diri siswa sendiri. Dalam mengimplementasikan
kurikulum berbasis kompetensi perlu adanya pemahaman atau pengetahuan
dan kesiapan yang matang. Guru dituntut dapat menerapkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi dengan melakukan pengembangan kurikulum dan hasil
belajar, penilaian berbasis kelas, dan kegiatan belajar mengajar, dan
pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.
3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel: Kesiapan Sekolah (pengetahuan guru) dalam lmplementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi.
1riabel Dimensi Indikator TJumlah Item Item
.a pan 1. Kurikulum a. Menerapkan pendekatan berbasis 5 1,2,3,4 J!ah dalam dan Hasil kompetensi dan menyeluruh &5 lementasi Bel ajar b. Memahami kompetensi dasar, basil 3 6, 7, & 8 kulum be la jar dan
I >as1s indikator ipetensi c. Prinsip pengembangan kurikulum 6 9,10,11,
dan hasil belajar: 12, 13& - Keimanan, nilai, budi peke1ti 14
luhur - Penguatau integritas nasional - Keseimbangan etika, logika,
I ~J --~·-·--·····-·-J ___________ estetika -
61
- Abad pengetahuan dan teknologi I informasi
- l\1engembangkan keterampilan hid up
- Belajar sepanjang hayat - Berpusat pada anak dena!,'11
penilaian berkelanjutan dan komprehensif
- Pendekatan menyeluruh dan kemitraan
2. Penialian a. Mengetahui · prinsip PBK, antara I 6 I 1s, 16, 11, Berbasis lain: I 18, 19 & I ' ' Ke las - valid,
I
I 10 - mendidik, 1-- berorientasi pada kompetensi, - adil dan objektif, - terbuka, - berkesinambungan, - menyeluruh,
bermakna. b. Acuan yang digunakan dalam PBK ' 21, 22, & ~
yaitu PAP dan PAN 23
c. Pelaksanan penilaian 3 24, 25, & 26
d. Pembuatan laporan hasil penilaian. 2 27 &28
3. Kegiatan a. Prinsip KBM: 6 29, 30, 32, Belajar - berpusat pada siswa, 33, 34 & Mengajar - belajar dengan melakukan, 36
- mengembangkan kemampuan sosial,
- mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah berTuhan,
- mengembangkan keterampilan pemecahan masalah,
- mengembangkan kreativitas I ,,,
s1swa, kemampuan I ·-----_J - mengembangkan
4. Pengelolaan Kurikulum Berbasis sekolah
menggunaan ilmu dan teknologi, - menurnbuhkan kesadaran
sebagai warga negara yang baik, - belajar sepanjang hayat, - perpaduan kompetensi,
kerjasama dan solideritas.
b. Pengelolaan KBM: mengelola ruang kelas, rnengelola s1swa, mengelola kegiatan belajar
c. Penyediaan pengalaman belajar
d. Penggunaan sumber belajar
a. Memabami peran dan tanggung jawab sekolah, pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam penyelenggaraan KBK dan menyusun silabus
b. Penyusunan silabus melalui beberapa tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, perbaikan, pemantapan, dan penilaian silabus.
3
3
I
6
0 .)
62
38, 39 & 40
31, 35 & 37
41
42, 43, 44, 45, 56 &
47
48, 49 & 50
63
G. Teknik Analisa Data
Untuk mengolah data dari hasil penelitian, penulis menggunakan tehnik
analisa data deskriptif (prosentase ), dengan rwnus:
P =Ex 100 %
N
Keterangan :
P : Angka Prosentase
F : Frekuensi yang sedang dicari proentasenya
N : Jumlah seluruh sample
A. DESKRIPSI DATA
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan menggunakan
instrumen wawancara yang ditujukan kepada kepala sekolah dan tes pengetahuan
guru mengenai konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi serta implementasinya di
sekolab berupa tes objekl:ifbentuk piliban ganda.
Hasil dari wawancara kepada kepala sekolab dapat diketabui latar belakang
sekolah, manajemen yang diterapkan, kesiapan serta upaya sekolah dalam
menerapkan kurikulum berbasis kompetensi. Sedangkan basil data penelitian
mengenai pengetabuan atau pemabaman guru tentang konsep kurikulum berbasis
kompetensi akan diketabui melalui skor basil tes dengan memberikan bobot 2
pada jawaban item soal yang benar dan 0 pada jawaban yang salah, kemudian
dijumlahkan, untuk menentukan nilai standar digunakan penilaian acuan normal
atau kelompok.
Sekolah yang menjadi subjek penelitian yaitu SLTPN 45 Unggulan Jakarta
beralamat di JI. Utama Raya No. 45 Cengkareng, Keluraban Cengkareng,
Kecamatan Cengkareng Kodya Jakarta Barat. SLTP Negeri 45 Unggulan berdiri
sejak tahun 1966. Visi sekolab yaitu unggul dalam mutu berpijak pada budi
pekerti. Misi sekolah antara lain: Meningkatkan Nilai Ujian Akhir Nasional
65
(NUAN), Meningkatkan produktifitas, Meningkatkan out put, Meningkatkan out
come, Mengantisipasi Narkotika dan Zat Adiktif (NAZA). Jumlah guru tetap 52
orang dan guru tidak tetap 6 orang dari latar belakang pendidikan D II, D III,
PGSLTP, dan Sl. SLTPN 45 Jakarta pada Tahun ajaran 2004-2005 telah menjadi
Sekolah Standar Nasional (sekolah percontohan tingkat kabupaten I kotamadya)
dan mulai menerapkan kurikulum berbasis kompetensi pada tahun ajaran tersebut.
Selain SLTPN 45 yang menjadi subjek penelitian sebagai Sekolah Standar
Nasional, adalah SLTPN 75 Kebon Jeruk Jakarta yang juga merupakan Sekolah
Standar Nasional. SLTPN 75 Kebon Jeruk Jakarta didirikan tahun 1972 sampai
saat ini. Visi sekolah yaitu menjadi sekolah yang memberikan, pendidikan
bermutu tinggi, unggul berprestasi, serta berpijak pada akhlak yang rnulia,
sehingga berkembang menjadi sekolah terbaik di DKI Jakarta. Jumlah guru tetap
39 orang dan guru tidak tetap 15 orang dari latar belakang pendidikan D III,
PGSLTP dan SI. SLTPN 75 telah rnenerapkan kurikulurn berbasis kompetensi
sejak Tahun ajaran 2003-2004.
Selanjutnya, SLTP Negeri 169 Kali Deres yang merupakan sekolah pembantu
unggulan. SLTPN 169 Kali Deres Jakarta mulai dibangun pada tahun 1977 oleh
Pernda DKI Jakarta dan rnulai rnenerirna siswa tahun 1979 sebagai SMP kelas
jauh SMP 32 yang pada saat itu kepala sekolahnya Bapak Ors. Idris Ilyas. SL TP
Negeri 169 Jakarta, berada di Jalan Raya Peta Utara No. 11RT02/07 Kelurahan
Pegadungan, Kecamatan Kali Deres Jakarta Barat. Jumlah guru tetap 21 orang
dan guru tidak tetap 7 orang, dari latar belakang pendidikan D II, D JJJ, PGSLTP,
66
clan SI. SLTPN 169 Kali Deres belwn menerapkan kurikulwn berbasis
kompetensi diksebabkan sarana pembelajaran yang kurang memadai dan sumber
daya tenaga pengajar yang belwn maksimal, dan berencana akan menerapkan
kurikulum berbasis kompetensi pada Tahun ajaran 2005-2006.
Kemudian subjek penehtian terakhir yaitu SLTP Negeri 2.15 Kembangan
Jakarta. SLTPN 215 berada di Jalan Melati Taman Meruya llir Blok B
Kembangan Jakarta Barat 11620. Visi sekolah yaitu Berakhlak mulia, Berilmu
dan Trampil. Peningkatan iman dan taqwa melalui kegiatan keagamaan. Jumlah
guru tetap 35 dan guru tidak tetap 15 orang, dari latar belakang pendidikan D II,
D III, PGSLTP, dan SI. Sekolah ini belwn menerapkan kurikulum berbasis
kompetensi.
Adapun jumlah responden dari ke-4 sekolah tersebut di atas adalah 54 orang
guru yang diambil dari guru mata pelajaran kelas satu, yang mana perinciannya
adalah 12 orang guru dari SLTPN 75, 12 orang guru dari SLTPN 169, 15 orang
guru dari SL TPN 4 5 dan 15 orang guru dari SL TPN 215.
Untuk dapat diperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai identitas
responden yang menjadi objek dalam penelitian ini, maka berikut ini disajikan
secara umum identitas para responden dimaksud ditinjau dari berbagai aspek.
67
a). Aspek Jenis Kelamin
Tabel l
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Nama Sekolah Jumlah Jenis Kelamin
Responden L p .
SLTPN75 12 orang - 12
SLTPN 215 15 orang 8 7
SLTPN 45 15 orang 9 6 ··-
I SLTPN 169 12 orang 5 7
Jumlah 54 orang 22 32
Dari tabel I di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden guru SL TPN
75 tidak ada yang berjenis kelamin laki-lah.i prosentasenya yaitu 0,00 %,
sedangkan guru yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 12 orang atau
mencapai 100 %. Kemudian jumlah responden pada SLTPN 215 yang berjenis
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 8 orang atau 53,33 %, sedangkan responden
yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 7 orang atau 46,67 %.
Selanjutnya jumlah responden pada SLTPN 45 yang berjenis kelamin laki-laki
yaitu sebanyak 9 orang atau 60 % dan jumlah responden dengan jenis kelamin
perempuan sebanyak 6 orang atau 40 %, dan terakhir jumlah responden pada
SLTPN 169 yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 5 orang atau 41,67 %
dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang atau 58,33 %. Jadi dari
jumlah responden secara keseluruhan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak
22 orang atau 40,74 % sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan
68
sebanyak 32 orang atau 59,26 %, artinya jumlah guru perempuan Jabih banyak
dibandingkan laki-laki.
b ). Latar Belakang Pendidikan Responden
Tabel 2
Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah Respouden
Pcndidikan SLTPN SLTPN SLTPN SLTPN
75 215 45 169
Pasca Sarjana - - l -
Sarjana 6 13 8 6
DIII 3 I 3 3
D II I I 1 I
--f-·
PGSLTP 2 - 2 2
Jumlah 12 15 15 12
Jumlah
l
33
10
4
6
54
Dari informasi pada tabel 2 terlihat bahwa proporsi tingkat pendidikan
responden terbesar adalah responden dengan Jatar belakang pendidikan Sarjana
yaitu sebanyak 33 orang atau 61, 11 %. Kemudian diikuti kelompok responden
dengan latar belakang pendidikan D III sebanyak JO orang atau 18,52 %.
Selanjutnya kelornpok responden dengan latar belakang pendidikan PGSL TP
I
69
sebanyak 6 orang atau 11, 11 %. Kemudian kelompok responden dengan Iatar
belakang pendidikan D II sebanyak 4 orang atau 7,41 %, dan terakhir yaitu
responden dengan latar belakang pendidikan Pasca Sarjana sebanyak I orang atau
1,85 %.
Gambaran ini menunjukkan bahwa rata-rata guru mempunyai latar belakang
pendidikan formal di atas standar minimal pendidikan guru SL TP yaitu sarjana.
Dengan gelar sarjana kependidikan dan sarjana agama.
c). Aspek Masa Kerja
Tabel 3
Data Responden Berdasarkan Lamanya Masa Kerja Sebagai Guru SL TPN
I Jumlah Responden
. -, I I
Masa Kerja SLTPN SLTPN SLTPN SLTPN Jumlah I I '
75 215 45 169 '
I >20 Tahun 3 2 - - 5
15-19 Tahun 4 5 3 I 13
' 10-14 Tahun 1 4 4 5 14 I
~ 5-9 Tahun 4 3 6 4
1-4 Tahun - 1 2 2 I
Jumlah 12 15 15 12 54 I ... "~-___!
70
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Iamanya rnasa kerja
responden sebagai guru SLTPN diatas 20 tahun sebanyak 5 orang atau 9,26 %.
Kemudian responden yang rnerniliki rnasa kerja antara 15 - 19 tahun sebanyak 13
orang atau 24,07 %. Selanjutnya responden dengan lama bertugas 10 - 14 tahun
sebanyak 14 orang atau 25,93 %. Responden dengan lama bertugas 5 - 9 tahun
sebanyak 17 orang atau 31,48 %, dan yang bertugas antara 1 - 5 tahun sebanyak 5
orang atau 9 ,26 %.
Gambaran ini menunjukkan bahwa lama mengajar atau bertugas responden
antara 5 - 9 tahun mencapai prosentase tertinggi pada tabel, namun guru dengan
masa bertugas lebih dari 10 tahun sebanyak 32 orang atau 59,26 % artinya
terdapat jumlah guru senior yang tinggi dalam penelitian ini.
d). Mengikuti Pelatihan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Tabel 4
Data Guru Yang Mengikuti Pelatihan KBK
~·
Mengikuti Pelatihan
Nama Sekolah KBK Jumlah
~·
Sudah Bel um
I SLTPN75 12 - 12
SLTPN 215 9 6 15
' SLTPN45 15 - I 15 I
I I ' ··--··
71
SLTPN 169 7 5 12
Jumlah 43 11 54
Pada umumnya yang menjadi objek penelitian sudah mengikuti pelatihan
kurikulum berbasis kompetensi yakni sebanyak 43 orang atau 79,63%, sedangkan
yang belum mengikuti pelatihan KBK sebanyak 11 orang atau 20,37%.
Sebagaimana telah dijelaskan pada gambaran umum subjek penelitian bahwa
terdapat dua sekolah yang telah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi yaitu
SLTPN 75 dan SLTPN 45, dan dua sekolah lagi belum menerapkan kurikulum
berbasis kompetensi yaitu SLTPN 169 dan SLTPN 215. Responden mengikuti
pelatihan KBK yang dilaksanakan secara nasional, tingkat propinsi maupun
dilaksanakan di sekolah dengan menghadirkan pakar pendidikan serta fasilitator
dari Dikdas.
d). Deskripsi Data Hasil Tes Pengetahuan Guru Mengenai Kurikulum Berbasis
Kompetensi
Berdasarkan data hasil tes yang telah diperoleh dari 54 orang responden
melalui jawaban tes objektif bentuk pilihan ganda yang telah dibagikan, maka
untuk mengetahui nilai rata-rata dan deviasi standar dari skor has\! tes I
pengetahuan guru mengenai konsep kurikuJum berbasis kompetensi dapat dilihat
· pada tabel berikut ini:
72
Tabel 5
Perhitungan Rata-Rata dan Deviasi Standar dari Skor Hasil Tes
Skor f x x' fx'
Interval / - -"----- ---,·-·-.__
1(80-84v I 82 +4 +4
i -75-79 3 77 +3 +9
70-- 74 10 72 +2 +20
' 65-69 5 67 + 1 +5
I ' -~
I 60-64 18 ~]62) 0 0 I --
I 55 - 59 ll 57 - l - ll
I 50-54 4 52 -2 -8
45-49 2 47 - 3 -6
-' I Total 54=N - - + 13 = L'fx' i
Mx = M' + i {Yfx'} = 62 + 5 { 13 } = 62 + 1,2037035 = 63,2037035 N 54
1/sDx = i-'\/ L'fx'2 - {Yfx' }2
= 5 -'\/ ill- { U }2
N N 54 54
= 5 \) 2,4629629 - 0,24074072 = 5 \) 2,4629629 - 0,057956
= 5 \) 2, 4050069 = 5 x 1,5508084 = 7,754042
7 7540
fxt2
16
27
40
I 5
-~ 0 l i
1l
16
18
133 = L'fx'Z
73
Dari perhitungan di atas telah diperoleh skor rata-rata hitung sebesar
63,2037035 dan deviasi standar sebesar 7,7540. kemudian mengubah skor-skor
mentah menjadi nilai satandar skala lima, sebagai berikut:
Perubahan skor mentah mejadi nilai standar ,
M + l,5 SD= 63,2037035 + (l,5) (7,7540) = 74,834703 A
M + 0,5 SD= 63,2037035 + (0,5) (7,7540) = 6/,080703 B
M- 0,5 SD= 63,2037035 - (0,5) (7,7540) = 59,326703 C ,
M- 1,5 SD= 63,2037035 - (1,5) (7,7540) = 51,572703 D
E
Tabel 6
Tabet Konversi
Skormentah Nilai Huruf I
75 ke atas A
67-74 B v?
60-66 c 52-69 D
51 ke bawah E
Berdasarkan konversi dari skor mentah menjadi nilai standar, maka nilai
hasil tes yang diperoleh oleh guru pada tes pengetahuan mengenai kurikulum
berbasis kompetensi dapat diketahui pada tabel sebagai berikut:
74
Tabel 7
Nilai dan Rata-Rata Nilai Responden Pada Tes Pengetahuan KBK
fPN 45 SLTPN 75 v SLTPN 169 / v SLTPN215
Nilai Nilai Subjek Nilai Nilai Subjek Nilai Nilai Subjek
~ngka Huruf
74 v B
66 j c 2
72 B 3
54 D 4
64 , c I s ~ c 6 62 I c 7
60 c 8
64 I C 9
76
60
60
58
56
56
62,8
A JO
c 11
c D
D
C v' Rata
rata
Angka huruf
80
76
72
56
70
74
66
62
60
70
54
72
67,6 J
A
A
B
D
B
B
c c c B
D
B
B
l
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12 'v
Rata-
rata
Angka Huruf
74
70
62
60
60
58
76
58
58
52
48
48
60,3 tJi
B
B
c c c D
A
D
D
D
E
E
c
, I
Nilai Rata - Rata Keseluruhan = 63,2037035* \;'
*Nilai rata-rata keseluruhan kelo1npok telah dihitung diatas.
l
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Ra ta-
rata
Nilai Nilai
Angka 1-Iuruf
72
62
66
64
58
64
58
64
62
66
62
66
58
56
52
62
B
c c c D
c D
c C I
c c c D
D
D
c
I I
75
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa basil tes yang telah dikumpulkan
oleb penulis, maka diperoleb nilai rata-rata tes pengatabuan guru mengenai
kurikulurn berbasis kornpetensi dan irnplementasinya pada 4 sekolab yaitu
SLTPN 45, SLTPN 75, SLTPN 169 dan SLTPN 215 adalab 63,2 dengan standar
nilai C artinya pengetahuan guru mengenai kurikulum berbasis kornpetensi Cukup
baik. Kenyataan ini menunjukkan babwa dari basil tes yang penulis ajukan,
responden dapat menjawab dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 63,2
merupakan suatu prestasi yang cukup, dan pada kemampuan ini akan berpengaruh
terhadap proses pembelajaran siswa di kelas, setidaknya guru dapat menerapkan
konsep kurikulurn berbasis kompetensi dengan baik. Jika perolehan nilai guru di
bawah rata-rata ini akan berpengaruh terhadap penyajian dan pengolahan
kurikulum berbasis kompetensi di kelas, dan akan terjadi kegiatan belajar
mengajar dan penilaian yang tidak sesuai dengan konsep KBK.
Dengan demikian kesiapan pengetahuan dan pemahaman guru mengenai
konsep kurikulum berbasis kompetensi dan implementasinya mencapai nilai rata
rata C artinya kesiapan guru cukup.
Berdasarkan nilai hasil tes di atas dapat diberikan prosentase sebagai
berikut: yang mendapatkan nilai A (Amat Baik) terdapat 4 orang (7,41 % ), hasil
tersebut diasumsikan bahwa guru sudah rnarnpu dan pabarn dalam rnenerapkan
konsep kurikulum berbasis kornpetensi, sehingga dapat rnengolah parnbelajaran
dengan kegiatan belajar yang rnenyenangkan dan menatang, penilaian berbasis
kelas yang berpusat pada siswa, komprehensiC beragam, dan berkelanjutan,
76
mengolah pembelajaran sesuai dengan kurikulum dan memperhatikan pencapaian
kompetensi siswa atau hasil belajar yang diperoleh siswa.
Kemudian yang mendapatkan nilai B (Baik) terdapat 10 orang ( 18,52 % ).
Hasil perolehan ini akan berpengaruh terhadap pengolahan kurikulum dan hasil
belajar siswa, kegiatan belajar mengajar, penilaian berbasis kelas yang
berkelanjutan dan menyeluruh, sehingga guru dapat menjadi mediator dan
fasilitataor yang baik dalam kelas, mengarahkan siswa kepada kompetensi dasar
dan kompentensi standar.
Selanj utnya yang mendapatkan nilai C ( Cukup Baik) terdapat 23 orang
(42,59 %), basil tersebut menunjukkan bahwa guru yang akan berinteraksi
langsung dengan kurikulum dan siswa berusaha untuk menjadi baik dalam
pengetahuan dan pemahaman konsep kurikulum berbasis kompetensi, sehingga
dengan nilai yang cukup dapat mengelolah kelas dengan menerapkan kurikulum
dan memperhatikan hasil belajar siswa dan penilaian yang menyeluruh serta
berkelanjutan.
Sedangkan yang mendapatkan nilai D (Kurang) terdapat 15 orang (27,77 %)
hasil ini diasumsikan bahwa guru tidak begitu paham dalam menerapkan
kurikulurn berbasis kompetensi di kelas, ha! ini akan mengakibatkan proses
pembelajaran yang kurang efektif jika ditinjau dari konsep kurikulum berbasis
kompetensi. Logikanya jika guru paham dengan baik atau cukup maka guru akan
menyajikan kurikulum dengan baik dan berusaha untuk menjadi baik, dan
77
sebaliknya jika pemahaman guru kurang, maka penyajian kurikulum akan tidak
efktif dan belum siap untuk menerapkan kurikulum berbasis kompetensi ..
Dan terkahir yang mendapatkan nilai E (Gaga!) terdapat 2 orang (3,7 %)
hasil ini menunjukkan bahwa guru belum siap untuk menerapkan kurikulum
berbasis kompetensi.
B. Ulasan.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kesatuan dalam kebijakan dan
keberagaman dalam penerapan artinya kurikulum berbasis kompetensi menjadi
suatu kurikulum nasional dan keragaman dalam penerapan sesuai dengan
kebutuhan siswa, masyarakat, lingkungan, sosial, budaya, pengetahuan dan
teknologi.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan
pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa,
penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan
dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Adapun orientasi kurikulum berbasis kompetensi yaitu hasil dan dampak
yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman
belajar yang bermakna, dan keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai
dengan kebutuhannya.
78
Rumusan kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan
pemyataan apa yang diharapkan dapat diketahui, di sikapi, atau dilakukan siswa
dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah dan sekaligus menggambarkan
kemajuan s1swa yang dicapai bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi
kompeten.
Dalam ha! ini sekolah perlu adanya kesiapan yang matang dalam
menerapkan kurikulum berbasis kompetensi, baik dari sumber daya manusianya
yakni pengelola pendidikan, kepala sekolah yang demokratis dan kreatif,
berinisiatif untuk meningkatkan mutu pendidikan, guru yang mempunyai
kompetensi dalam mengajar dan mata pelajaran yang diajarkan atau guru harus
mencapai kriteria standar kompetensi, pustakawan, laboran dan pihak yang
berkaitan dengan pendidikan di sekolah. Sarana dan prasana yang memadai juga
menentukan efektifitas pembelajaran, karena s1swa diharapkan dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah di terimanya, belajar dengan melakukan atau
praktik, siswa tidak hanya tahu teori tapi siswa dapat mengetahui dan kemampuan
dalam melakukan, meningkatkan kreativitas serta kompetensi.
Kemudian bagaimana kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum berbasis
kompetensi. Pengetahuan guru atau pemahaman guru merupakan langkah awal
dalam menerapkan kurikulum ini, karena telah disebutkan pada bab terdahulu
bahwa guru adalah manusia di balik senjata kosong tak berpeluru, diperlukan
79
kreativitas untuk mengisi senjata itu dan membidiknya sedemikian rupa sehingga
mampu dengan cermat dan tepat mengena sasarannya secara efektif dan efisien.
Guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan seperti apapun
kurikulum dan sarana yang tersedia, pada akhimya guru yang
mengoperasinalkannya dalam proses pendidikan. Oleh karena itu banyak ahli
yang menyebutkan bahwa guru merupakan faktor kunci dalam pendidikan.
Depdiknas melalui Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
mengadakan pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi dalam upaya
meningkatkan kualitas guru.
Pada penelitian ini terdapat dua subjek penelitian yang telah menerapkan
kurikulum berbasis kompetensi yaitu SLTP Negeri 45 dan SLTP Negeri 75
sedangkan sekolah yang belwn menerapkan kurikulwn berbasis kompetensi yaitu
SLTP Negeri 215 dan SLTP Negeri 169. Walaupun begitu, guru yang belum
menerapkan kurikulwn berbasis kompetensi telah mengikuti pelatihan mengenai
kurikulum berbasis kompetensi, meski sebagian ada yang belum mengikuti
dengan alasan tertentu.
Keberhasilan kurikulum berbasis kompetensi dipengaruhi oleh kemampuan
guru dalam menyajikannya. Implikasi dari kesiapan pengetahuan dan pemahaman
guru mengenai kurikulum berbasis kompetensi dan implementasinya adalah:
80
1. Pengetahuan dan pemaharnan guru dapat mengukur kesiapan guru dalam
penerapan kurikulum berbasis kompetensi di sekolah.
2. Guru dapat menyajikan kurikulwn berbasis kompetensi dengan baik dan dapat
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
3. Pengolahan kurikulum sepenuhnya ditangani oleh sekolah sesuai dengan
kemampuan, kebutuhan dan lingkungannya.
4. Guru menjadi salah satu tim penyusun silabus, pelaksanaan dan penilaian
silabus.
5. Guru dituntut untuk menjadi lebih kreatif, variatif dalam mengajar,
pemberdayaan media belajar secara maksimal, mengarahkan siswa kepada
sosial dan budaya.
A. Kesimpulan
BABV
PENUTUP
81
Dari data hasil penelitian mengenai pengetahuan guru tentang Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) untuk mengukur kesiapan guru dalam implementasi
KBK pada empat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri Jakarta Barat yaitu SLTP
Negeri 45 Cengkareng, SLTP Negeri 75 Kebon Jeruk, SLTP Negeri 169 Kali Deres
dan SLTP Negeri 215 Kembangan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Nilai rata-rata pengetahuan guru mengenai KBK adalah cukup baik, ha! ini
dapat dilihat dari nilai rata-rata tes pengetahuan Kurikulum Berbasis
Kompetensi yaitu( 63,2.
2. Kesiapan pengetahuan dan pemahaman guru tentang kurikulum berbasis
kompetensi cukup baik, ha! ini dapat dilihat berdasarkan aspek tingkat
pendidikan guru rata-rata tamatan S l artinya pendidikan guru di atas standar
minimal. Dari aspek lama mengajar atau bertugas menjadi guru lebih dari
I 0 tahun sebanyak 32 orang artinya terdapat jumlah guru senior yang tinggi
dalam penelitian ini. Dari aspek jenis kelamin responden yang berjenis
kelamin perempuan labih banyak dibandingkan laki-laki. Pada umumnya
yang menjadi objek penelitian sudah mengikuti pelatihan kurikulum
berbasis kompetensi yakni sebanyak 43 orang, sedangkan yang belum
mengikuti pelatihan KBK sebanyak 11 orang.
82
3. Dari keempat SL TP Negeri sebagai subjek penelitian terdapat dua sekolab ......
yang telah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi yaitu SL TP Negeri
45 dan SLTP Negeri 75, sedangkan SLTP Negeri 215 dan SLTP Negeri 169
belum menerapkan kurikulum berbasis kompetensi dikarenakan sumber
daya manusia yang belum memadai untuk diterapkannya KBK, sarana dan
prasarana yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran.
B. Saran-Saran
I. Kepada kepala sekolah hendaknya mengupayakan kesiapan sekolah dalam
meningkatkan sarana dan prasarana sekolah agar terjadi efektifitas
pembelajaran, mengadakan pelatihan atau workshop mengenai kurikulum
berbasis kompetensi kepada guru dan mengarahkan serta menghimbau guru
kepada akuntabilitas dari pendidikan.
2. Kepada guru hendaknya mencari tahu dan mendalami konsep KBK secara
seksama, karena adanya perbedaan antara kurikulum 1994 dengan KBK dan
ha! ini sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran dan peningkatan mutu
pendidikan.
3. Kepada sekolah yang telah menerapkan KBK hendaknya berusaha untuk
menerapkan KBK dengan lebih baik di sekolah, meningkatkan sumber daya
manusia (guru) dan melengkapi sumber belajar. Sedangkan sekolah yang
belum menerapkan kurikulum berbasis kompetensi hendaknya berupaya untuk
mempersiapkan SOM dengan mengikutsertakan dalam pelatihan atau
83
workshop mengenai KBK (namun sudah mencapai 75 % guru SLTP
Negeri/subjek penelitian telah mengikuti pelatihan), meningkatkan SDM
dengan pembekalan ilmu pengetahuan yang sedang berkembang dan
melengkapi sarana prasarana.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Porf. Dr, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, Edisi Revisi, cet. Ke-2
Budihardjo, Syukur, Kurikulum dan Manusia di Balik Senjata. Forum Otonomi Pendidikan, Kornpas, 24 Mei 2002
Capel, Susan, Leaks, Marilyn, and Turner, Tony, Leaming to Teach in the Secondwy School, London: Routledge, 1995
Depdiknas, KurikulumBerbasis Kompetensi, Edisi 2002, Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang, 2002
, Ketentuan Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang, 2002
_____ ,. Kerangka Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Puskur, Balitbang, 2004
_____ ,Leaflet KBM, Jakmia: Puskur, Balitbang, 2002
--~
, Penilaian Berbasis Kelas, Jakarta: Puskur, Balitbang, 2002
_____ , Pengembangan Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Puskur, Balitbang, 2002
, Ringkasan Kegiatan Bela jar Mengajar, Jakarta: Puskur, 2002
Ringkasan Kurikulum dan Hasil Belajar, Jakarta: Puskur, Balitbang, 2002
_____ , Ringkasan PKBS, Jakarta: Puskur, Balitbang, 2002
___ , Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar, Jakarta: Puskur, Balitbang, 2002
---·-, UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: 2003
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001, Edisi III, cet. Ke-2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sek.Jen., Undang-Undang RI No. 2 Tahunl989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, 1995
Gunawan, Ary H., Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996, cet. Ke-1
Hanrnlik, Oemar, Evaluasi Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990
Herrnah H. Home, An Idealistic Philosophy of Education, Chapter V dari Philosophies Of Education
bJ.lJ'~ "1111. J'eralurnrr Pemerintah/Hukum/PP No. 25 Tahun 2000. html
!di, Abdullah Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999, cet. I
Jatmiko Wibowo, Alexander & Tjiptono, Fandi. (ed), Pendidikan Berbasis Kompetensi, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2002, cet. Pertama
Kwartolo, Yuli, Jurnal Pendidikan Penabur - No.O l I Th.! I Maret 2002
Lopez Da Cruz dan Yosef Dedy Pradipto Pr., Universitas: 'Pabrik' SOM yang (mestinya) Paling Qualified, dalam buku Pendidikan Berbasis Kompetensi Y ogyakarta, Universitas Atma Jaya Y ogyakarta, 2002
Muhammad, Zuhdi, l'lie New Currrculum: Hopes and Challenges, in The Jakai1a Post, June 12, 2002
Mulyasa E. Drs, M. Pd., Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep, Karakteristik dan Implementasi), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003, cet. Ke-3
Nasution, S., Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, Edisi kedua, cet. I,
Nurdin, Syafruddin, H., Dr, M.Pd., Usman, Basyiruddin M., Drs., M.Pd., Guru Profesional & lmplementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pers, 2002
Penyusun, Sinar Grafika, Garis-aris Besar Haluan Negara 1999-2004. Tap MPR No. JV /MPR/1999, Jakarta: PT. Sinar Grafika, 2002, cet. Kedua
Powel, Taylor, Competence in extension education evaluation. What is? What does capacitv building entail? Hear it from The Board, January, 2002
Pusposutardjo, Suprodjo, Panduan Penyususnan Kurikulum dan Penelitian Hasil Belajar Pendidikan Tinggi Berbasis Kompetensi, Handout Direktorat Pengembangan Akademis dan Kemahasiswaan, Ditjen Dikti, Depdiknas Universitas Widiya Mandala Surabaya, 27 Agustus 2002
Rosyada, Dede, Dr, MA, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana, 2004, cet. I
Samana, Profesionalisrne Keguruan, Y ogyakarta: Penerbit Kanisius, 1994
Sidi, Indra [)jati, Kebijakan Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Bidang Pendidikan, (rnakalah seminar), Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
··-------' Menuju Masyarakat Belajar (menggagas paradimna baru pendidikan), Jakarta: Pararnadina dengan Logos Wacana llnrn, 2001, cet. l
-----, Kurikulwn Pendidikan Dirarnpingkan, Suara Pembaruan, Kamis, 14 maret 2003
Silverius, Suke, Masa Depan Kurikulum Masa Depan, Jumal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 046, Tahun Ke-10, Januari 2004
Siskandar, Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan dasar dan Menengah, (Makalah), Jakarta: Pusat Kurikulum, Depdiknas, 2003
Soedorno, M, Seki tar Eksistensi Sekolah, Y ogyakarta: PT. Hanindita, cet. Ke- I
Soepeno, Barnbang, M.Pd, Statistik Terapan dalam Penelitian 11mu Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, Cet. Pertama
Sugiyono, Dr., Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta, 2002, cet. Ke-4
Suharyanto, Menyongsong Era Otonomi Daerah, Bidang Pendidikan Tennasuk Kebudavaan , Diotonomikan atau Tidak, Forwas, 091Xl/2000, h. 32
Suparno, Paul, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Y ogjakarta: Kanisius, 1997
Suyanto, Persoalan lmplementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kompas, 6 Oktober 2003
Tilaar, H.A.R, Manajemen Pendidikan Nasional Kaiian Pendidikan Masa Depan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001
Uzer Usman, Moh. Ors., Menjadi Guru Profesional, edisi 2, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003, cet. Ke-6
Wuryadi. H., Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, makalah dipresentasikan pada Sarasehan Temu Prodi Biologi di UKDW, 28 Agustus 2002
Yudiawan, Deni, KBK, Solusi Pendidikan Menjawab Tantammn, Pikiran Rakyat, Kamis, 09 Januari 2003
Yulaelawati, Ella, Pembelajaran dan Penilaian Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi, Makalah, Pusat Kurikulum Depdiknas, Jakarta. 2003
PEDOMAN WAWANCARA
1. Hari/Tanggal
2. Intervi wee
3. Jabatan
: Kamis I 12 Agustus 2004
: Drs. Muhammad Karim
: Waka. Sek. SLTP Negeri 169 Kali Deres
4. Pokok-pokok Wawancara:
a. Bagaimana latar belakang, visi dan misi sekolah?
b. Bagaimana manajemen pendidikan yang diterapkan di sekolah, apakah sudah
menerapkan konsep manajemen berbasis sekolah?
c. Bagaimana penggunaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran?
d. Apakah sekolah telah mengadakan pelatihan atau workshop tentang kurikulum
berbasis kompetensi untuk guru?
e. Apa upaya sekolah dalam menerapkan kurikulum berbasis kompetensi?
f. Bagaimana kesiapan sekolah dalam implementasi kurikulum berbasis
kompetensi?
Jawaban dari interviewee :
a. Visi sekolah : Unggul dalam Prestasi, Teladan dalam Perilaku
Misi sekolah :
Menanamkan Keimanan dan Ketaqwaan
Meningkatkan mutu tamatan
Meningkatkan disiplin
Menanamkan budi peke11i
Meningkatkan keterampilan
Meningkatkan mutu pelayanan
b. Sudah menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah walaupun belum
seluruhnya. Seperti Program Learning Time yaitu siswa dibarapkan
memanfaatkan waktu atau belajar menggunakan waktu dengan baik dan
tepat. Pengajian tadarus pada bari rabu dan kamis, yasinan pada hari ju mat
yang dilaksanakan 15 menit sebelum jam pertama dimulai, bari sabtu
English Day.
c. Menggunakan sarana dan prasarana yang ada, terdapat l OHP, ELCD
Player 1, menggunakan pesona fisika. Sekolah berupaya melengkapi
sarana prasarana belajar dalam kesiapan penerapan KBK.
d. Sekolah belom menerapkan KBK, tetapi sudah mengirim guru w1tuk
pelatihan atau workshop KBK yang diadakan pada tingkat DK!, Kodya
dan Kecamatan.
e. Upaya untuk menerapkan KBK yaitu mengmm guru untuk mengikuti
pelatihan atau workshop KBK. Mengikuti lomba portofolio se-DKI yang
diadakan di Lab. School. Meningkatkan pengadaan sarana belajar.
f Kendala sarana prasarana, tidak ada gedw1g audio visual.
Jakarta, 12 agustus 2004
Jnterviewee Interviewer
\
I / .I·. I .• "- \)·.;
• - '-":o: _ _ : ,- "';
. ( Drs. Muhamµ{ad Karim ) ( Masfupah)
PEDOMAN WA \VANCARA
I. Hari/Tanggal
2. Interviwee
3. Jabatan
: Rabu / I I Agustus 2004
: Dra. Hj. Ratna Usman
: Staf. Sarana Prasarana SLTP Negeri 75
Kebon Jeruk
4. Pokok-pokok Wawancara:
a. Bagairnana Iatar belakang, visi dan misi sekolah0
b. Bagaimana manajemen pendidikan yang d.iterapkan di sekolah, apakah sudah
menerapkan konsep manajemen berbasis sekolah'I
c. Bagaimana penggunaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran?
d. Apakah sekolah telah mengadakan pelatihan atau workshop tentang kurikul um
berbasis kompetensi untuk guru?
e. Apa upaya sekolah dalarn menerapkan kurikulum berbasis kompetensi?
f. Bagaimana kesiapan sekolah dalam implementasi kurikulum berbasis
kompetensi?
Jawaban dari Interviewee :
a. Visi Sekolah : Meajadikan sekolah yang memberikan, pendidikan bermutu
tinggi, unggul, berprestasi, serta berpijak pada akhlak yang mulia, sehingga
berkembang menjadi sekolah terbaik di DKI Jakarta.
b. Secara keseluruhan sudah menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah
c. Menggunkan sarana dan prasarana seoptimal mungkin. Salah satunya
pengadaan media dan sumber belajar rnernadai, tiap kelas terdapat OHP,
terdapat papan penernpelan tugas I hasil belajar pada tiap kelas dan halaman,
rnengumpulkan nilai atau portofolio dengan menggunakan map.
d. Sudah mengadakan pelatihan atau workshop KBK dengan kegiatan:
Mengadakan Raker
Pelatihan dihadiri oleh Dikdas sebagai penyaji
Pelatihan diadakan dengan memanggil para ahli pendidikan
Guru ditatar oleh Dikdas pada taraf Nasional atau Propinsi DKI.
e. Upaya yang akan dilakukan sekolah:
- Penataran Guru
- Melengkapi sarana prasarana
- Sosialisasi pada siswa dan orang tua siswa
f. Sudah. Dalarn proses kesiapan yang lebih lengkap dan sempurna.
·· · · )tl(er\liewee - ·'- ----
----.
Jakarta, 11 agustus 2004
Interviewer , I \ ''1 i 1\-
~.\T~\~ 1
\ \i/Vi' ./ \I i
( Masfupah)
PEDOMAN WAWANCARA
I. Harirr anggal
2, lnterviwee
3. Jabatan
: Kamis I 19 Agustus 2004
: Bahrudin, S. Pd,
: Wakil Kepala SLTPN 215 Jakarta
4, Pokok-pokok Wawancara:
a. Bagaimana latar belakang, visi dan misi sekolah?
b. Bagaimana man<\iemen pendidikan yang diterapkan di sekolah, apakah sudah
menerapkan konsep man<\jemen berbasis sekolah?
c. Bagaitnana penggunaan sarana clan prasarana dalatn pe1nbelajaran?
d. Apakah sekolah telah mengadakan pelatihan atau workshop tentang kurikulum
berbasis kompetensi untuk guru?
e. Apa upaya sekolah dalam menerapkan kurikulum berbasis kompetensi?
f Bagaimana kesiapan sekolah dalam implementasi kurikulum berbasis
kompetensi?
Jawaban dari Interviewee :
a. Visi Sekolah : Berakhlak Mulia, Berilmu dan Trampil. Peningkatan iman dan
taqwa melalui kegiatan keagaman.
b. Behun menerapkan Manajemen Berbasis Sekolab
c. Menggunakan sarana dan prasarana secara n1aksin1al
d. Behun mengadakan pelatiban atau workshop KBK.
e. Upaya yang akan dilakukan sekolah: mencari informasi mengenai kurikulum
berbasis kompetensi atau n1engikuti pelatihan.
f. Belum siap.
Jakarta, 19 agustus 2004
Interviewee lntervie\ver
( Bahrudin S. Pd. ) ( Masfupah)
PEDOMAN WA WANCARA
I. Hari/Tanggal
2. lnterviwee
3. Jabatan
: Rabu I 3 Agustus 2004
: Dra. Lidia Refilawati
: Waka. Sek. SLTP Negeri 45 Cengkareng
4. Pokok-pokok Wawancara:
a. Bagaimana latar belakang, visi dan misi sekolah?
h. Bagairnana rnanajernen pendidikan yang diterapkan di sekolah, apakah sudah
menerapkan konsep manajemen berbasis sekolah?
c. Bagaimana penggunaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran?
d. Berapakahjumlah guru di sekolah?
e. Berapakah jumlah guru pada tiap bi dang studi?
f Apakah sekolah telah mengadakan pelatihan atau workshop tentang kurikulum
berbasis kornpetensi?
g. Apa upaya sekolah dalam menerapkan kurikulum berbasis kompetensi?
Jawaban dari Interviewee :
a. Visi sekolah : Unggul dalam Mutu, Berpijak pada Budi Pekerti
Misi : 1. Meningkatkan NUAN
2. Meningkatkan Produktifitas
3. Meningkatkan Out Put
4. Meningkatkan Out Come
5. Meningkatkan NAZA
b. Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah
c. Penggunaan sarana dan prasarana dengan semaksimal mungkin
d. 58 orang guru
e. l orang I bidang studi
f. Sudah mengadakan pelatihan atau workshop KBK
g. - Sosialisasi dan pembekalan tentang KBK kepada dewan guru
Mengikutsertakan guru-guru untuk mengikuti Diklat
Mengadakan Workshop dan pelatihan
Jakarta, 3 Agustus 2004
Interviewee Interviewer ·\ \\ I \
I Masfupah )
PEN GANT AR
Era otonomi daerah membawa demokrasi pendidikan. Perubahan dari
sentralistik menjadi desentralistik melahirkan kurikulum barn yaitu kurikulum
berbasis kompetensi yang merupakan suatu refonnasi pendidikan dan kurikulum yang
disesuaikan dengan kebutuhan siswa, masyarakat dan dunia kerja. Maka pada
penulisan skripsi ini, penulis akan membahas "Kesiapan Sekolah dalam Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi (studi pada SLTPN Jakarta Barnt)", dimana
spesifikasinya yaitu kesiapan guru dalam memahami konsep KBK.
Berkaitan dengan masalah tersebut penulis mengajukan beberapa
pertanyaan dengan tes pilihan ganda. Demi kelancaran penelitian ini penulis berharap
kesediaan Ibu/Bapak guru untuk meng1s1 tes berikut
. Atas bantuannya penulis ucapkan terirna kasih.
Penulis
(MASFUPAH)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Jenis kelamin Bidang studi yang diajarkan Pendidikan terakhir Masa tugas sejak Mengikuti pelatihan/Seminar KBK: Sudah I Bel um
PETllNJUK
l. Bacalah dengan cem1at dan teliti pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
2. Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang telah terscdia.
PERTANYAAN
Pilihlah jawaban yang paling tepat menurut anda!
I. Kurikulum 1994 berorientasi pada ...
a. Siswa dan kompetensi c. Produk dan hasil
b. Input dan output d. Siswa dan hasil belajar
2. Terdapat empat komponen yang saling terkait dalam kurikulum berbasis
kompetensi, yait11 .
a. Kurikulum dan hasil belajar, Penilaian berbasis kompetensi, Kegiatan belajar
mengajar, & Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah
b. Kurikulum dan kompetensi dasar, Penilaian berbasis kelas, Kegiatan belajar
mengajar, & Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah
c. Kurikulum dan kompetensi dasar, Penilaian berbasis kompetensi, Kegiatan
belajar mengajar, & Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah
d. Kurikulum dan hasil belajar, Penilaian berbasis kelas, Kegiatan belajar
mengajar, & Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah
3. Di bawah ini yang merupakan orientasi Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah
a. Hasil belajar dan keberagaman c. Siswa dan kompetensi
b. Hasil belajar dan siswa d. Input dan output
4. Pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang diret1eksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak merupakan definisi dari ...
a. Profesional c. Kompetensi
b. Qualified d. Skill (kemampuan)
5. Kompetensi yang merupakan kecakapan untuk belajar sepanjang hayat dan
keterampilan hidup yang diperlukan siswa untuk mewujudkan seluruh potensinya
dalam kehidupan, dunia kerja dan pendidikan la1tjut. Pernyataan tersebut adalah
pengertian ...
a. Kompetensi mata pelajaran c. Kompetensi lulusan
b. Kompetensi lintas kurikulum d. Kompetensi rumpw1 pelajaran
6. Pemyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap
mengenai materi standar disebut ...
a. lndikator c. Hasil belajar
b. Kompetensi dasar d. Standar kompetensi
7. Keluasan dan kedalaman kompetensi yang dirumuskan dalam pengetahuan,
perilaku, keterampilan, sikap dan nilai dapat diukur dengan berbagai teknik
penilaian. Pemyataan tersebut merupakan pengertian ...
a. Indikator c. Hasil belajar
b. Kompetensi dasar d. Standar kompetensi
8. Uraian kompetensi dasar secara spesifik dan dapat mengukur basil belajar adalah
a. lndikator c. Hasil belajar
b. Kompetensi dasar d. Standar kompetensi
9. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa dan
masyarakat luas serta menyesuaikan terhadap pengetahuan dan teknologi yang
sedang berkembang. Hal ini sesuai dengan prinsip Kurikulum dan Hasil Belajar
yang berbunyi ...
a. Belajar sepanjang hayat
b. Mengembangkan keterampilan hidup
c. Kesamaan memperoleh kesempatan
d. Adaptasi terhadap abad pengetahuan dan teknologi informasi
10. 4 pilar pendidikall yaitu learning to know, learning to do, learning lo be dan
learning to live together merupakan fondasi dalam pembelajaran untuk selalu
belajar. Pernyataan ini sesuai dengan prinsip KHB yang berbunyi .
a. Belajar sepanjang hayat
b. Mengembangkan keterampilan hidup
c. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan
d. Adaptasi terhadap pengetahuan dan teknologi informasi
11. Hasil belajar yang dicapai siswa akan menjadi acuan dalam menentukan
keputusan pembelajaran, orang tua akan mengetahui hasil belajar siswa dan
berperan dalam perkembangan balajar siswa. Pernyataan ini sesuai dengan prinsip
KHB yang berbunyi ...
a. Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif
b. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan
c. Kesamaan memperoleh kesempatan
d. Mengembangkan keterampilan hidup
12. "Siswa mampu apa setelah pembelajaran?'', pertanyaan ini semestinya terlintas
dalam pikiran guru sebelum mengajar. Statemen diatas merupakan prinsip KHB
yang berbunyi ...
a. Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif
b. Belajar sepanjang hayat
c. Mengembangkan keterampilan hidup
d. Keseimbangan etika, logika dan estetika
13. Hasil belajar siswa akan dimonitor melalu.i tahapan kompetensi yakni kompetensi
mata pelajaran, kompetensi rwnpun mata pelajaran, kompetensi lintas kurikulum
dan kompetensi lulusan. Hal ini sesuai dengan prinsip KHB yang berbunyi ...
a. Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif
b. Belajar sepanjang hayat
c. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan
d. Kesamaan memperoleh kesempatan
14. Siswa diharapkan tidak hanya mempunyai kecakapan ilmu pengetahuan dan
kemampuan melakukan sesuatu yang berguna namun mempunyai nilai moralitas
dan spiritual yang tinggi. Pernyataan ini sesuai dengan prinsip KHB yang
berbunyi ...
a. Penguatan integritas nasional
b. Keseimbangan etika, logika, estetika
c. Adaptasi terhadap pengetahuan dan teknologi informasi
d. Keimanan, nilai, budi pekerti luhur
15. Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu program telah berhasil
dan efesien adalab .
a. Pengukuran
b. Penilaian
c. Evaluasi
d. Penelitian
16. Suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang basil
belajar siswa dengan menerapkan prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan,
bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Pernyataan
tersebut merupakan pengertian ...
a. Pengukuran
b. Penilaian
c. Penilaian berbasis kelas
d. Evaluasi
17. Valid merupakan salah satu prinsip penilaian berbasis kelas, maksudnya adalah
a. Mengetahui keajegan al at ukur
b. Menggunakan alat ukur yang dipercaya dan tepat
c. Mengukur dengan alat ukur
d. Mengetahui hasil pengukuran dengan tepat
18. Penilaian hams memberi sumbangan positif terhadap pencapaian hasil belajar
siswa. Pemyataan ini sesuai dengan prinsip PBK yaitu
a. Valid
b. Mendidik
c. Berorientasi pada kompetensi
d. Adil dan obyektif
19. Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur, terns menerus dan
berkesinambungan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan
kemajuan belajar siswa. Pemyataan ini merupakan prinsip PBK yaitu ...
a. Berkesinambungan
b. Mendidik
c. Terbuka
d. Menyeluruh
20. Pengertian 'bermakna' dari prinsip penilaian berbasis kelas adalah
a. Kriteria pengambilan keputusan harus jelas terbuka untuk semua pihak
b. Penilaian mempunyai arti penting bagi siswa dan orang tua
c. Mempunyai arti, berguna dan bisa ditindaklanjuti oleh semua pihak
d. Mengukur apa yang seharusnya diukur
21. Siswa harus menguasai taraftertentu sampai tuntas atau mendekati tuntas. Asumsi
ini melandasi acuan penilaian secara ...
a. Nilai standar
b. Norma
c. Skor mentah
d. Patokan
22. Setiap populasi peserta didik yang sifatnya heterogen akan selalu didapati
kelornpok baik, sedang dan kurang yang distribusinya rnernbentuk kurva normal.
Asumsi ini melandasi acuan penilaian secara ...
a. Nilai standar
b. Nonna
c. Skor mentah
d. Patokan
23. Penilaian berbasis kelas lebih menekankan penggunaan acuan nilai secara .
a. Penilain Acuan Patokan
b. Penilain Acuan Normal
c. PAP dan PAN
d. Semuanya benar
24. Penilaian yang dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa adalah ...
a. Portofolio c. Proyek
b. Produk d. Tes tertulis
25. Berikut ini merupakan al at untuk mengukur ranah psikimotorik, kecuali ...
a. Work sample c. Tes tertulis
b. Tes identifikasi d. Tes paper and pencil
26. Di bawah ini merupakan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh lulusan
sekolah, yang berkenaan dengan aspek afektif adalah ...
a. Keterampilan berkomunikasi
b. Mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan sosial
c. Menguasai ilmu pengetahuan
d. Memiliki nilai-nilai etika dan estetika
27. Laporan kemajuan siswa dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Pencapaian kompetensi dasar dan hasil belajar
b. Prestasi mata pelajaran dan pencapaian
c. Prestasi mata pelajaran dan pencapaian kompetensi dasar
d. Laporan pencapaian da hasil belajar
28. Berikut ini merupakan manfaat laporan hasil belajar, kecuali ...
a. Diagnosis hasil belajar siswa
b. Prediksi masa depan siswa
c. Seleksi dan sertifikasi
d. Benchmarking
29. Kegiatan yang prosesnya melalui persepsi, penyimpanan infonnasi dan
pemanfaatan kembali infom1asi untuk memecahkan masalah adalah .
a. Berpikir c. Meneliti
b. Belajar d. Mengingat
30. Siswa diharapkan tidak hanya mampu dalam memahami konsep melainkan
mengaplikasikan dengan praktik langsung dari konsep tersebut. Pemyrrtaan 1m
sesuai dengan prinsip KEM yaitu ...
a. Mengembangkan kemampuan social
b. Mengembangkan keterampilan pemecahan rnasalah
c. Mengembangkan kreativitas siswa
d. Belajar dengan melakukan
31. Memotivasi keingintahuan siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang objek dan
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan merupakan pendekatan belajar secara ...
a. Konstrutivisme c. Pembelajaran dernokratis
b. Inquiry d. Discovery
32. Guru diharapkan menciptakan suasana pembelajaran yang rnenantang sehingga
rnelahirkan pernbuktian barn dan rnemberikan kesernpatan berkreasi, ha! ini
sesuai dengan prinsip KEM yaitu ...
a. Mengernbangkan kreativitas siswa
b. Belajar sepanjang hayat
c. Mengernbangkan keterampilan pemecahan masalali
d. Mengembangkan keint,>intahuan, imajinasi dan fitrah bertuhan
33. SETS merupakan suatu pendekatan terpadu yang melibatkan unsur ilmu
pengetabuan, tek'llologi, lingkungan dan masyarakat. Pendekatan ini sesuai
dengan prinsip KBM yaitu ...
a. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
b. Perpaduan kompetisi, kerja sama dan solideritas
c. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi
d. Mengembangkan keint,>intahuan, im~jinasi dan fitrnh bertuhan
34. Kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan
maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumny
disebut.
a. lnovasi c. Kreativitas
b. Kompetensi d. Produktivitas
35. Proses aktif dalam membuat sebuah pengalaman menjadi masuk aka! atau
meaningfi;// merupakan pendekatan pembelajaran secara ...
a. Trial and error c. Konstruktivisme
b. Inquiry d. Discovery
36. Siswa merupakan asset bangsa yang sangat berharga untuk itu perlu adanya
wawasan dan kesadaran untuk menjadi warga negara yang produktif dan
bertanggungjawab. Pemyataan ini sesuai dengan prinsip KBM yaitu ...
a. Perpaduan, kompetisi dan kerja sama sosial
b. Mengembangkan kemampuan sosial
c. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi
d. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
37. Bakti sosial merupakan salah satu kegiatan social yang dapat memberikan
pengalaman belajar siswa dengan bertujuan untuk meningkatkan ...
a. Kepemimpinan
b. Empati dan solideritas
c. Kompetensi
d. Kerja sama
38. Dalam pengelolaan ruang kelas hendalmya guru tidak monoton dan
membosankan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Pernyataan
ini sesuai dengan prinsip motivasi belajar yaitu ...
a. Keseimbangan pengaturan pengalaman belajar
b. Mengembangkan beragam kemampuan
c. Keaslian da tugas yang menantang
d. Kondisi dan konsekuensi yang menyenangkan
39. Guru hendaknya memahami siswa satu persatu, sehingga guru dapat menerapkan
persamaan kesempatan dan memperhatikan keragaman siswa. Pemyataan ini
merupakan kegiatan dalam
a. Mengelola kelas
b. Mengelola siswa
c. Mengelola kegiatan belajar
d. Mengelola materi pelajaran
40. Aksesibilitas dalam mengelola ruang kelas, maksudnya adalah ...
a. Siswa dapat mudah menjangkau alat dan sumber belajar
b. Siswa dan guru dapat mudah bergerak dalam kelas
c. Memudahkan terjadi interaksi antara guru dan siswa atau antar siswa
d. Siswa dapat mudah menerima materi pelajaran
41. yang perlu diperhatikan dalam pengadaan dan pemanfaatan sumber belajar adalah
a. Sosialisasi sumber belajar
b. ldenti fikasi sember belajar yang diperlukan untuk KBM
c. Penggunaan sumber belajar apa adanya
d. Menggunakan sumber belajar secara maksimal
42. Undang-undang Republik Indonesia No. 22 tahun l 999 tentang ...
a. Kewenangan pemerintah dan propinsi sebagai daerah otonom
b. Otonomi daerah
c. Pemerintahan daerah
d. Perimbangan keuangan daerah
43. Suatu pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya pendidikan
lainnya utuk meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan silabus.
Pemyataan di atas merupakan definisi dari ...
a. KBK
b. MBS
c. Pendidikan demokratis
d. Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah
44. Salah satu tugas kepala sekolah dalam pengelolaan kurikulum adalah
a. Mempelajari dan memaharni kuirkulum
b. Menyusun silabus
c. Menyusun laporan evaluasi perencanaan dan pelaksanaan kurikul um di
sekolah
d. Menyelesaikan tugas-tugas administrasi yang berhubungan dengan
pelaksanaan KBM
45. Di bawah ini merupakan tugas guru dalam pengelolaan kurikulum, kecuali ...
a. Menjamin tersedianya dokumen kurikulum
b. Mernpelajari dan rnemaharni kurikulum
c. Menyusun silabus
d. Melaksanakan KBM sesuaid enagn perencanaan yang telah disusun
46. Di bawah ini yang bukan tugas dan tanggung jawab Dinas pendidikan
kabupaten/kota dalam pengelolaan kurikulum berbasis sekolah adalah ...
a. Fasilitator pembentukan, pelatihan dan pembinaan tim pengernbang silabus
pada tingkat kabupaten/kota
b. Mengusahakan sumber dana untuk penyusunan, evaluasi dan perbaikan
silabus
c. Membuat rarnbu-rambu pengembangan sialabusyang sesum dengan
kebutuhan daerah yang bersangkutan
d. Membentuk tim pengembang silabus pada tingkat kabupaten/kota
47. Di bawah ini tugas dan tanggungjawab Dinas pendidikan propinsi, kecuali ...
a. Mengusahakan dana untuk kegiatan penyusunan silabus, penilaian dan
monitoring silabus
b. Memantau penyusunan dan implementasi silabus pada tingkat kabupaten/kota
c. Melakukan supervisi, penilaian dan monitoring untuk infonnasi pendidikan
tingkat propinsi
d. Memberikan persetujuan jika sekolah tel ah sanggup melaksanakannya.
48. Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan
kelas dan penilaian hasil belajar disebut ...
a. Kurikulum c. Kurikulwn dan h asil belajar
b. Silabus d. Kegiatan belajar mengajar
49. Di bawah ini yang bukan termasuk langkah-langkah penyusunan silabus adalah ..
a. Perencanaan c. Perbaikan
b. Pelaksanaan d. Evaluasi
50. Evaluasi pelaksanaaan silabus menggunakan model-model penilaian kurikulum,
singkatan dari model CIPP adalah ...
a. Content, Input, Process, Product evaluation
b. Context, Input, Process, Product evaluation
c. Content, Input, Perpouse, Product evaluation
d. Context, Input, Perpouse, Product evaluation
f{o
Kunci Jawaban :
I. B 11. B 21. D 31. B 41. B
2. D 12. c 22.B 32.A 42.C 0 A 13.A 23.A 33.C 43.D .) .
4. c 14. D 24. A 34.C 44. c 5. B 15. c 25. c 35. c 45. A
6. B 16. c 26. D 36. D 46. A
7. c 17. B 27. B 37.B 47. D
8. A 18. B 28. D 38. D 48. B
9 D 19. A 29. B 39. B 49. D
10. A 20.C 30. D 40. A 50. A
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF I-IIDAYATULLAI-1 .JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBJYAH DAN KEGURUAN
Jl.!r.ll.Ju:uida Non1or 95. Ciputat J 5412, fndoncsin
VII 20011 Nomor: ET!TL.02.2/ ..... 1 ........ Lamp. : I11strumen Rise( Hal : RISET I WA W MCARA
Kcpada Yth.
1.-- Ke pail: a Sill'PN 45
2 _rKap_alo. SLTPN .169
Jakecrta ilarat
di· TEMPA'l'
~4ssalan1u'a/aikuJJ1 "vr. H'b. Dengan hormat kan1i sampaikan bahwa,
M».sful):.;.h N n n1 a: ........... ~ ................ .
Alan1~1t
29 Jvli 20Gl1 Jakarta, ............... · ................. .
..... ~ ;.~P.~!::.:.n.P .. ~~}~:"'.1:' ... :~ .. ~~.r.~ ~ ... , ................................ .
adalah m;ihasiswa Fakultas Ilnrn Tarbiyah clan Keguruan UIN Syarifl-Iidayatullah Iakarli1.
HIM u1821S3e1
Juru.-;an Ke1e~didika11 Islam - Manajemen Pendidkan
Semester IX (Sembilan)
o ·l b . d • 1 · .. k · · b · d 1 Kesia1an Sekolah >JC iu ungan engan tu gas pcnye esa1an ,, nps1 yang ei:1u u ........................... , ...... .
dnlam ImJlementasi Kurikulum Berbasis Kom~etensi (studi ~nda
SLTP Cengkareng Jakartu Bursi.)
k~uni 111ohon kesecUa.111 Saudar:i untuk nli.!l1Cri1na d.111inc1nb.tntu1naJ111:iisv1a/1 lersebuL Atas perhatian dan bantuan Saudara, bmi ucapkan terima kasih. f.:fiassafa111u'afafJao11 H'I-, )Pb.
DEl'ARTEMEN 1\GAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARif<' HIDAVATllLLAll .JAKARTA
FAKULTAS Il,MU 'i'ARBIYAl1 DAN KEGURUAN
Jl.!r.l!Jumda Nonl<lr 9.S. Cipulat ! 5412. lnfh.inc,;ia
Nomor: E''/TL.02.2/.v.rr;,2:c.'.1
'.
l,an1p. : lnstru111en f(i.set Ho! : lUSET I WAWANCAHA
K . .::p<1da \'th.
Kepa.la. sekul;:.-1.ft
di- TErr,Fi~'l'
_:/ssalan1u 1alaik:u1JJ '\-!'!". H'b. lJengan honnat kan1i :·a1npaikan bahv·,1a,
Ha:~1~u 11 :~~:
Nnrnn:. . ...................... .
1\l;tn1al
l'dp. ((•1•'21) "liH.1:{28, '/.\() 1925. J';1,X.(.J2·2 l) 74029!(2
h111ni! uinjkl!f~:c11bi.rrnl.i1l
(-'9 °uJ i 2CGl; bbrta,.~ ....... : ..... ,, ..... .
adaL1li 1nah~1sis\v;.i FakuH:.i.s Iltnu ·rarbiyah d:1n Keburu:in UlN Syarif ttiJayatuHah Jakarta.
NIM 0@18218301
Ju1·~1s;111 Kepe11didikun Islam - hanajemen Fendidkan
::::crr1estcr lX (S-::mbilan)
" l t " . l · k · · b · I l Ketsiapan Sekolnh ,)C 1u 1u11glln ucngan tu gas pcnyc esa1an s ·:·1ps1 y<mg erJUC u ................... , ........ .
dul"1.m Im['llemcntasi h:urikulun. Bcrbasis hom~t'tcnsi (ntudi pcda
.SL'rP Neer i J ukc.r ta i3ara t)
k:uni 1nohon kesi.;:diaa11 S;1ud:iu1 untuk inerH.!rirna cL1n nic111banlu rnaJi<1£dsv,1;i/j l0rsebu1. ,•\tas perhatian dan bantu<ln S:n1tlara1 katni ncapk;in terima kasih. fl 'assaJanIU 'a/aikUlll \!'/'. \Pb
DEPARTi~MEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDA YATlJU,AH ,JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl.lr.!' Juanda Nomor95. l'iput.at 15412. lndoncsia
Nomor; ET/TL.02.2/.~.1 .1!.~0.0 ~ l,an1p. · I11str11.n1en Rise( Hal ; IUSET I WA W ANCAHA
l(cpada Yth .
• ' • ' " .... ' ' " ..... ! •••• " ' • ' • • •••• ' •
Kebun .Jerulc:.·;ra}rn..cto. Barat
cli- TEMPJ\.'l'
.'-lssalan1u 1alaik1un ..,11r. '·~'b.
Dengan ho1111at karni sampaikan bah\Ya,
Ml\sfu'U~h Na n1 a: ........... : ............. ..
Aliln1at
T~lp. : ((1:.2 l) 744:1:12~·. 74/Jl<J25. Fax.1r12-2 l) 74029K2
Em~il : uinjkll{l)co.bi.111:1.id
..... ~ ~.~~1:.~:.:.1:f: .. ~ ~.1~:1.:r:.~~ .. ~?.1;':': ~- '.' ..... ' .. '." ' .......... ' ' .... ' .. .
ad;d~1h 111.ahasis\va Fakultas llinu 'l'arbiyalt clan Keguruan UlN Syarif tli<l<lyatulLih Jakarta.
NIM OG182183e1
Kependidikan I~lam - Man~jemen Fendidkan
Semester IX (Scmbilan l
' h t d 1 · I · · b · d I Kesi•1an Sekolah Sc u >u11gan eng<ln rugas penyc ..:sa1an s ~r1ps1 yang erJU u .............................. .
dalam Im1lementasi Kurikulum Berbosis Kompetensi (studi pada .......................................................................................................
SL'l'P.N _, Jakarto 13urut:) ....... ''' .. "."'' ............. '.'' ... •· ' .. ' .... ' .. " ...... " ... '".
k~uni inohon kesediaan $;lud.1ra untuk lllL":nedrna da11 rn~1nban1u inahashnva/i lersebul. Atas pcrhati:m dan bantuan Saudara, kami ucapkan tcrima kasih. H'assa/c1111u 1a/ai/aun '..Vr. v;b.
JAVA RAYA PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS !BUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN DASAR
SMP NEGERI 75 Jalan Raya Kebon Jeruk 11530 Telp. 5483496 Jakarta Barat
SURAT KETERANGAN Nomor: 028/073.554
Yang bertanda tangan di bawah ini. Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 75 Jakarta menerangkan bahwa :
Nama NIM
Alamat
MASFUPAI-I 0018218301 Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif 1-lidayatullab Jakarta JJ. Jaya 25 Gg. Kenanga II RtOOl/01 Cengkareng Jakarta Barat
Menerangkan bahwa nama tersebut di atas telah mengadakan penelitian, di SMP 75 yang di laksanakan pada tanggal 1 Agustus sampai dengan 31 Agustus 2004.
Demikian Surat Keterangan ini dihuat. untuk dipergunakan sepcrlunya .
. ,. -.
·': :-:Tal<.a):ta; ,18 A gust us 2004 .·· ___ .. Kepal~---\
l\ ' ( \(-~,~\ )'' - < JJ. \\< '··.>~£:~<;, ~-fjvu -r
'<::<' iJ; -;:;·:rwa.J· . ERNI RIV Al ·<:.:~,--~-~W l JO 542 086
,, .. '"'
•i•p •! ~ .. ~ .• ',.
11'1"··• ••·I if•I II" , ..
PEMERINTAH PRO PINS! DAEHAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDII<AN DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 215
.IL !\1clati, Tm. Mcruya llir Blok. B Kcmbangan Jakarta Barnt Telp. 5850391
SURAT KETERANGAN Nomor : 219/1.851.201
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMP Negeri 215 Jakarta, menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :
1'1 a ma
1 em pot /tonggol lohir Alamot
MASFUPAH Jakarta, 29 September 1981 JI. J aya 2!:, Gg. Kenanga II Rt.001/01 Cengkareng Bcwat Jakarta borat
Noma tersebut di aias bena1· mengadakan Ri:;et kemampuan 91.wu dalam kon:<ep KL<K pad a SMP /Jegeri 215 J akar"ta tahun pelajaran 2004/2005.
;;;,, •! 1, .. r .•
1 _ ~~mil<ian keter·angan 1ni dibuct den9an seben:irnya untuk dipergunnkon sebasaimana
1
1
:\·" ., ~ mestinya.
"'
i1 ... "' .• ,
"
--··Jakarta, 27 Agustus 2004.
Kf p'cila SMPN 215. Jakarta
'
'S A R I N G NIP. 130 608 730
~l<AYA RAYA -:::,,..,.,,,_·~·
I,.,
' II · (,, 1l. ~ ~
'="
PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENIHDIKAN DASAR
SEKOLAH MENENGAII PERTAMA (SMP) NEGERI 45 JI. l!tama Raya No.45 Ce11gkare11g Jakarta Baral 1173(1
Telepo11: 6191705 =.....;=========·===="""""'""'"""""""'"'=~ ... · ....
SURAT KETERANGAN No.: 24211.852.2104
Yang bL'.rtanda tangan di ba\vah ini :
Na in a : Drs. II. Aluifi Vusaudi. MM
NIP I.ill 783 245
l\u1gkat/CJ0!. Ruang: ! 1er11bi11a / !1-':a
J <1 bat an · l\epa/a .~-./_, J'f> 1\!egeri 45 .Jakarta
l)cngnn ini 111cncr<111gkan
Na 111 a
NIM
.lt.rusan
Scn1cstc1
Alnrnat
J\l II .\fll fl ([fl
: 0018218301
· lt."/-1lfa11aje1tte11 l'e11didika11
. Fill (De/11pa11)
: .I/ . .faya 25 Gg. Ke11a11ga II R1:00J/Olll
l~e11ghare11g /Jarat, .Jakarta Baral
Na1na tc-rsebut di alas tel ah n1engadakan RJ8E'f' I \VA \V AN(~A l{.1\ tentaug l~rsiap:H1
S~kolah llalam lmplcmcntasi Kurikulum llcrbasis Kompetensi di SMP Nerc,ri '15
.fakarta. untuk n~ -!1nenuhi tugas penyelesai in skripsi di Pakultas ll111u "rarbiyah clan
\(eg\lfUan Ul"I SyarifHidayatullah fokatla.
f)c111ihian -:ur11t kctcrangan ini diherikan unt\lk dipcrgunakan :·a:hagaini<\Jl(l 111Cst1n.v;1
m PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS lBUKOTAJAKARTA DINAS PE.NDIDIKAN DASAR ·
SEK OLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 169 Jin. Peta Utara No. 11 Pegodungan KaliderOG Jakarta Barnt 11830 Telp. (021) 6194489
SURAT KETiiRANGAN Nomor: 677 1:.852.212004
Yang bertanda t.angan di bawah ini :
Nama
NIP
Pangl:at/Gol.Ruang
Jabatan
Dengan ini menerangkan
Nama
NIM
Ju.rusan
Sc1nestcr
Alarnat
: Drs. SAMLA WI, MM
: 130 932 011
: Pembina / IV.a
: Kcpala SMP Negeri 169 Jakarta
: Masfupah
: 0018218301
: KI - Mani'jemen PCJ1didikan
: IX ( Sernbilnn )
: Jin. Jaya 25 Gg. Kenanga II RT 001/010
Cengkareng Baral, Jakarta B arat.
Nama tersebut di alas tela11 menagdakan RISET I WA W ANCARA tentang Kes~ap2n Selrnlah
Dnlam Implementnsl Bcrbnslsi f·:ompctensl di SMP Negerl 169 .Tnkar1a, untuk memenuhi
tugas pcnyclco iian tugns skripsi di Faku!tas llmu Tarbiyah dan Kegutuan UIN Syarif
Hidayatulla~ Jakarta.
Demikian surat keterang.11 ini diberikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, I& Agustun 2004 . - Kopala SMP Negori 169 Jakart.1
·c:_=~J? Ors. Moch.Z (Wkl Kepala Sekolah) NIP. 131 265 288