Post on 29-Jul-2020
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau
Spending Review 2016
Provinsi Kepulauan Riau
Government
Spending
|
Spending Review APBN 2016
Provinsi Kepulauan Riau
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
i
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Spending Reviu
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau untuk periode tahun 2015 telah
selesai disusun dengan baik dan tepat waktu.
Spending Reviu Tahun 2015 disusun sesuai dengan sistematika yang telah ditetapkan dalam Surat
Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-2/PB/2015 tanggal 2 Februari 2015. Spending reviu ini
dilaksanakan untuk melakukan pengukuran efektivitas belanja pemerintah sehingga dapat dijadikan bahan
masukan bagi penyusunan rencana kerja Kementerian/Lembaga dan selanjutnya untuk perumusan kebijakan
pelaksanaan anggaran agar diperoleh peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran pemerintah. Spending
Reviu Tahun 2015 disusun berdasarkan data Rencana Anggaran Kementerian Lembaga Tahun 2015 dan
Realisasi penyerapan anggaran Tahun 2014.
Walaupun telah diupayakan dengan maksimal, kami menyadari bahwa Spending Reviu Tingkat
Wilayah Tahun 2015 masih terdapat banyak kekurangannya. Oleh karena itu dibutuhkan masukan yang
konstruktif untuk penyempurnaan di masa mendatang. Namun demikian, Spending reviu Tahun 2015 Kanwil
Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau ini diharapkan bisa turut memberikan kontribusi input bagi
Kementerian Keuangan dalam pengambilan kebijakankebijakan strategis dalam kebijakan penganggaran dan
pelaksanaan anggaran.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih
Tanjung Pinang, Februari 2015 Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau, Didyk Choiroel NIP.197104161992011001
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
iii
Ringkasan Eksekutif
Dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja belanja dalam APBN dari segi value for money, diperlukan
pengukuran belanja Pemerintah yang dilaksanakan melalui reviu belanja Pemerintah (Spending Review). Spending
Review menekankan pada efektivititas, efisiensi, dan ekonomis atas penggunaan belanja Pemerintah. Berdasarkan Surat
Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-2/PB/2015 tanggal 2 Februari 2015 tentang penyusunan spending
review Tahun 2015. Dalam pelaksanaanya, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau
melaksanakan penyusunan laporan Spending Review tahun 2015 di tingkat wilayah.
Penyusunan spending reviu ini didukung oleh data perencanaan dan pelaksanaan APBN yaitu data primer berupa
data capaian output belanja operasional Tahun Anggaran 2014 dan data RKA-KL Tahun Anggaran 2015. Data pendukung
lainnya adalah data sekunder berupa data realisasi belanja barang operasional dan non operasional tahun anggaran 2010
s.d 2014 dari portal pelaksanaan anggaran yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan dengan alamat
pa.perbendaharaan.go.id. Metodologi dalam spending reviu ini dilaksanakan dengan:
1. Reviu alokasi terhadap RKA-KL 2015 untuk mengidentifikasi indikasi inefisiensi, duplikasi dan einmalig.
2. Reviu Kinerja pelaksanaan anggaran untuk mengukur tingkat efisiensi belanja barang operasional melalui analisis
deviasi kebutuhan dan mengukur kinerja ideal melalui analisis benchmarking.
Berdasarkan hasil spending reviu, diperoleh hasil reviu alokasi dan reviu kinerja pelaksanaan anggaran sebagai
berikut:
Hasil pelaksanaan spending reviu tahun anggaran 2015 menunjukkan:
1. Melalui reviu alokasi ditemukan indikasi inefisiensi, duplikasi dan einmalig yang dapat dijadikan dasar untuk mengubah
baseline Tahun 2016 dan memperluas ruang fiskal pada penyusunan pagu indikatif tahun 2016.
2. Melalui reviu kinerja pelaksanaan anggaran, diketahui:
a. Penyerapan belanja operasional sulit dilakukan secara proporsional dan optimal karena kecenderungan satker
untuk menumpuk tagihan pada akhir tahun anggaran.
b. Penggunaan sumber daya keuangan pada satker untuk pencapaian output pada belanja operasional dan non
operasional relatif tidak efisien.
Bedasarkan analisis pada spending reviu tersebut, rekomendasi yang dapat diajukan adalah:
a. Perlu penyempurnaan format/struktur belanja, output, kegiatan, dan kinerja pada kertas kerja RKA-KL dan DIPA
yang lebih sederhana dan dapat menjadi alat dalam analisis alokasi/belanja dan kinerja.
No. Jenis Reviu Jumlah Indikasi (Rp.)
1 Reviu Alokasi a. Inefisiensi Perhitungan
1.094.252.000
b. Duplikasi 32.440.000
c. Einmalig 450.591.403.000
2 Reviu Pelaksanaan (Evaluasi Kinerja) a. Analisis Deviasi Kebutuhan
22.855.493.153
b. Analisis Benchmarking Intra K/L 2.112.746.114
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
iv
b. Dalam rangka menjamin belanja operasional dilaksanakan secara proporsional dan optimal, perlu ditetapkan
cash limit batasan penarikan dana (per bulan) sesuai dengan sifat penggunaan belanja operasional untuk
kebutuhan rutin satker.
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
v
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ..........................................................................................................................................................................1 RINGKASAN EKSEKUTIF……………………………………………………………………………………………………………..........2 DAFTAR ISI.………………………………………………………………………………………………………………………….................4 DAFTAR GRAFIK………………………………………………………………………………………………………………………...........5 DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………………………………………………..…...........6 BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………..........8 A Latar Belakang……………………………………………………………………………………….…............8 B Tujuan……………………………………………………………………………………………..........................9 C Keterbatasan…………………………………………………………………………………………….............9 BAB II Metodologi Spending Review............................................................................................................................11 A Jenis dan Sumber Data..............................................……………………………….............................11 B Reviu Alokasi..........................................................................................................................................11 C Reviu Pelaksanaan Anggaran..........................................................................................................12 BAB III Hasil dan Pembahasan..........................................................................................................................................15 A Reviu Alokasi..........................................................................................................................................15 A.1 Analisis Duplikasi........................................................................................................................15 A.2 Analisis Inefisiensi.......................................................................................................................18 A.3 Analisis Einmalig..........................................................................................................................20 B Reviu Pelaksanaan Anggaran..........................................................................................................23 B.1 Analisis Deviasi Kebutuhan.....................................................................................................23 B.2 Analisis Benchmarking..............................................................................................................26 BAB IV Simpulan dan Rekomendasi……………………………………………………….……………………………........29 A Simpulan……………………………………………………………………….………………………..……......29 B Saran……………………………………………………………….……………………………….......................29 TIM PENYUSUN……………………………………………………………………….……………………………………………….........31 DAFTAR PUSTAKA……..………………………………………………………………………………………………………………......32
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
vii
Daftar Grafik
Uraian Tabel Halaman
Grafik 1 Inefisiensi Alokasi (Duplikasi) pada RKA-K/L TA. 2015 Per Kementerian/Lembaga 12
Grafik 2 Inefisiensi Alokasi (Duplikasi) pada RKA-K/L TA. 2015 Per Sektor 13
Grafik 3 Einmalig pada RKA-K/L TA. 2015 15
Grafik 4 Perkembangan Realisasi Belanja Operasional 16
Grafik 5 Perkembangan Realisasi Belanja Operasional Per Tahun Anggaran 17
Grafik 6 Hasil Analisa Deviasi Kebutuhan 18
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
ix
Daftar Tabel
Uraian Tabel Halaman
Tabel 1 Inefisiensi Alokasi (Duplikasi) pada RKA-K/L TA. 2015 Per Kementerian/Lembaga 11
Tabel 2 Inefisiensi Alokasi (Duplikasi) pada RKA-K/L TA. 2015 Per Sektor 13
Tabel 3 Einmalig Per Kementerian/Lembaga 14
Tabel 4 Einmalig Per Jenis Pekerjaan 16
Tabel 5 Hasil Analisa Deviasi Kebutuhan 17
Tabel 6 Tabel Hasil Analisa Benchmarking 23
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
1
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Peningkatan jumlah alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terus terjadi setiap tahun
anggaran. Pada Tahun Anggaran 2015, alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan
sebesar Rp. 2.039,5 Triliun. Peningkatan jumlah belanja negara tersebut tentunya membutuhkan manajemen
pengelolaan yang baik sehingga diharapkan akan memberikan dampak yang sebaik-baiknya bagi masyarakat
Indonesia.
Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang sangat besar diindikasikan belum menunjukkan
dampak yang cukup signifikan bagi pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
penyediaan barang/jasa publik. Hal ini menunjukkan bahwa outcome pelaksanaan anggaran
Kementerian/Lembaga masih terdapat gap antara input dan output. Salah satu cara yang dilaksanakan untuk
mewujudkan peningkatan kualitas pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara adalah dengan
mewujudkan peningkatan kinerja pelaksanaan anggarannya sesuai dengan prinsip efisiensi dan efektivitas.
Dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja belanja dalam APBN dari segi value for money, diperlukan
pengukuran belanja Pemerintah yang dilaksanakan melalui reviu belanja Pemerintah (Spending Review).
Spending Review menekankan pada efektivititas, efisiensi, dan ekonomis atas penggunaan belanja
Pemerintah.
Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-2/PB/2015 tanggal 2 Februari
2015 tentang penyusunan spending review Tahun 2015. Dalam pelaksanaanya, Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau melaksanakan penyusunan laporan Spending Review
tahun 2015 di tingkat wilayah.
Hasil Spending Reviu ini diharapkan akan dijadikan sebagai salah satu referensi bahan masukan
dalam pengambilan keputusan. Spending reviu ini dapat dijadikan masukan oleh Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian Teknis dalam melakukan
penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga periode yang akan datang.
Selain dalam perencanaan anggaran, Spending Review ini dijadikan sebagai bahan evaluasi kinerja
pelaksanaan anggaran periode sebelumnya. Reviu pelaksanaan anggaran periode sebelumnya ini akan
memberikan gambaran tentang tingkat efisiensi pelaksanaan anggaran khususnya belanja barang operasional
dan belanja barang non operasional.
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
2
B. Tujuan
Tujuan Pelaksanaan Spending Review adalah:
1. Melakukan identifikasi dan reviu alokasi anggaran pada periode Tahun 2015 berdasarkan RKA-KL
Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2015 di wilayah Kepulauan Riau, karena dimungkinkan adanya
indikasi inefisiensi karena duplikasi, ketidakwajaran dan einmalig.
2. Melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan Tahun Anggaran 2014 di wilayah Kepulauan Riau karena
dimungkinan adanya indikasi inefisiensi dan deviasi belanja operasional.
C. Keterbatasan
Satuan kerja pada Kementerian/lembaga pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau,
tersebar pada pulau-pulau terluar dan terdepan. Kondisi tersebut menyebabkan kesulitan dalam pengumpulan
data primer khususnya data hasil kuesioner dan data out put.
Sebagai solusinya, untuk data-data yang harus berasal langsung dari Satuan Kerja, diprioritaskan pada
satuan kerja yang berlokasi di Pulau Bintan dan Pulau Batam.
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
3
Bab II Metode Reviu
A. Jenis dan Sumber Data
Penyusunan spending reviu ini didukung oleh data perencanaan dan pelaksanaan APBN yang berasal
dari DIPA Satuan Kerja Kementerian/Lembaga.
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari sumber yang dapat
dipercaya. Data primer ini merupakan data asli atau data yang memiliki sifat up to date. Dalam penyusunan
spending reviu ini, data primer meliputi:
a. Data capaian output belanja operasional dan non operasional dari satuan kerja mitra Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau untuk periode tahun anggaran 2014.
Data ini diperoleh berdasarkan surat permintaan data yang disampaikan kepada satuan kerja terkait.
b. Data Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang terinci pada Kertas Kerja Rencana Kerja
dan Anggaran Satuan Kerja (RKA-KL) di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau untuk periode Tahun Anggaran 2015. Data ini diperoleh
secara langsung dari data base RKA-KL Tahun Anggaran 2015.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai sumber yang telah ada. Data
sekunder yang didapat dari berbagai sumber dalam penyusunan spending reviu ini diyakini kebenarannya
karena berasal dari sumber yang terpercaya.
Data sekunder yang didapat dan digunakan dalam penyusunan spending reviu ini adalah data realisasi
belanja barang operasional dan non operasional beberapa satuan kerja terkait untuk periode tahun
anggaran 2010 s.d 2014.
Data sekunder dimaksud diperoleh dari portal pelaksanaan anggaran yang dikelola oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan dengan alamat pa.perbendaharaan.go.id.
B. Metode Reviu
1. Reviu Alokasi
Review alokasi dilakukan untuk evaluasi terhadap alokasi anggaran pada DIPA satuan kerja tahun
2015. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui indikasi inefisiensi, einmalig dan duplikasi.
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
4
Metodologi untuk reviu alokasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Indikasi Inefisiensi.
Reviu terhadap indikasi inefisiensi dilakukan untuk melihat kelebihan alokasi yang dapat
menyebabkan anggaran diserap atau sumber daya digunakan lebih dari yang dibutuhkan.
Metodologi untuk reviu inefisiensi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data RKA-KL satuan kerja tahun 2015 dan mengidentifikasi keluaran dan input
biaya yang dialokasikan;
2. Menganalisis relevansi atas komponen kegiatan dengan keluaran kegiatan;
3. Mengidentifikasi ketidaksesuaian antara harga satuan dengan standar biaya yang digunakan
pada pengalokasian anggaran;
4. Membandingkan dengan alokasi pada kegiatan yang serupa pada satuan kerja yang memiliki
keluaran yang sama.
b. Einmalig
Reviu terhadap indikasi einmalig bertujuan untuk mengidentifikasi program atau kegiatan yang
berdasarkan sifat atau tujuannya hanya perlu dilaksanakan satu kali, dan tidak diulang atau
dilanjutkan pada tahun berikutnya.
Metodologi untuk mengukur einmalig dengan cara meneliti alokasi anggaran tahun 2015 pada
satuan kerja, yang sifat kegiatannya selesai dalam satu tahun anggaran, yaitu:
1. Pembangunan Gedung Kantor;
2. Penyusunan Detail Engineering Design (DED);
3. Pengembangan sistem aplikasi;
4. Pembangunan prasarana pelabuhan/dermaga/bandara.
c. Duplikasi.
Reviu terhadap indikasi duplikasi dilakukan untuk mengetahui indikasi adanya dua atau lebih
kegiatan dengan out put yang sama, atau adanya satu kegiatan memiliki dua atau lebih komponen
yang sama pada satu satuan kerja.
Metodologi untuk mengidentifikasi duplikasi adalah :
1. Meneliti kegiatan dengan common out put (out put umum—seperti laporan) pada kertas kerja
RKAKL satuan kerja;
2. Meneliti komponen dan rincian biaya pada kegiatan-kegiatan dengan common out put
3. Mengidentifikasi adanya duplikasi dalam tahapan kegiatan.
2. Reviu Kinerja Pelaksanaan Anggaran.
a. Analisis Deviasi Kebutuhan.
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
5
Metode analisa deviasi kebutuhan dilaksanakan untuk mengukur tingkat efisiensi belanja barang
operasional pada satuan kerja periode Tahun Anggaran 2010 s.d 2014. Dengan metode ini maka akan
diketahui tingkat kebutuhan kebutuhan riil yang ideal Satuan kerja. Metode ini dilaksanakan dengan
melakukan analisis atas pola penyerapan belanja barang operasional selama 5 (lima) tahun terakhir.
Analisis dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung selisih antara realisasi dengan realisasi rata-rata
dan selanjutnya akan diperoleh persentasi deviasi rata-rata dari satuan kerja.
b. Analisis Benchmarking
Metode bencmarking dilaksanakan dengan membandingkan kinerja satuan kerja dengan tolok
ukurnya, dengan terlebih dahulu menentukan kinerja satuan kerja yang dijadikan tolok ukur. Melalui
metode benchmarking, diasumsikan bahwa target kinerja adalah tolok ukur kinerja atau kinerja ideal bagi
satuan kerja.
Kinerja dalam hal ini didefenisikan sebagai rasio antara keluaran dengan masukan. Keluaran adalah
volume fisik yang ditargetkan sedangkan masukan adalah pagu anggaran yang tersedia. Input utama
yang dianalisis adalah belanja barang operasional dan non operasional.
Sedangkan outputnya adalah output yang diperoleh dari hasil survey yang telah dilakukan Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau. Ketika rasio antara volume fisik
keluaran dan realisasi anggaran untuk menghasilkan keluaran tersebut lebih kecil daripada rasio target
volume fisik keluaran dan pagu anggaran untuk keluaran tersebut maka selisihnya adalah angka
inefisiensi terukur.
Metode benchmarking dalam penyusunan spending reviu ini dilaksanakan dengan terlebih dahulu
mengelompokkan (clustering) atas satuan kerja yang memiliki karakteristik yang mirip. Sebagai contoh,
pada analisa ini dilakukan di lingkungan intra Kementerian Keuangan dengan karakteristik yang mirip
yaitu pada satuan kerja Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai.
Instrumen yang dipakai dalam analisis benchmarking adalah aplikasi STATA. Aplikasi ini akan
secara otomatis mengukur tingkat efisiensi belanja barang operasional dan non operasional yang
dilaksanakan oleh satuan kerja dengan karakteristik yang relatif sama.
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
7
Bab III Hasil dan Pembahasan
A. Reviu Alokasi
1. Analisis Inefisiensi
Berdasarkan metodologi pengukuran inefisiensi pada RKAKL seluruh satuan kerja (367 satuan
kerja) di wilayah Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau, ditemukan indikasi inefisiensi
sebesar Rp 1.094.252.000,-
Indikasi inefisiensi tersebut terjadi karena adanya kelebihan penetapan harga satuan sebagaimana
telah ditetapkan dalam Standar Biaya Masukan (SBM), kelebihan perhitungan jumlah honorarium, alokasi
melebihi indeks dan irrelevansi perjalanan dinas.
Rincian inefisiensi per Kementerian/Lembaga dan per sektor sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 1 Inefisiensi Alokasi pada RKA-K/L TA.2015
Per Kementerian/Lembaga
No. Kode Bagian
Anggaran
Uraian Bagian Anggaran Jumlah Inefisiensi
1 004 BPK RI 11.422.000
2 005 Mahkamah Agung 57.840.000
3 013 Hukum dan HAM 80.550.000
4 015 Keuangan 8.624.000
5 022 Perhubungan 240.938.000
6 023 Pendidikan Nasional 334.650.000
7 024 Kesehatan 6.368.000
8 025 Agama 32.400.000
9 033 Pekerjaan Umum 54.000.000
10 060 Polri 58.320.000
11 068 BKKBN 73.000.000
12 075 BMKG 33.400.000
13 076 KPU 5.140.000
14 104 BP3TKI 97.600.000
Jumlah Seluruhnya 1.094.252.000
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
8
Berdasarkan tabel 1, inefisiensi anggaran paling tinggi adalah pada satuan kerja-satuan kerja yang
memperoleh alokasi anggaran dari Kementerian Pendidikan Nasional yaitu sebesar Rp334.650.000,00
atau sebesar 30.58% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya indikasi inefisiensi karena kesalahan
perhitungan anggaran pada posisi tertinggi kedua dan ketiga secara berturut-turut adalah satuan kerja-
satuan kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan sebesar Rp240.938.000,00 dan Badan Pelayanan
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja sebesar Rp97.600.000,00.
Grafik 1 Inefisiensi Alokasi (Inefisiensi Perhitungan) pada RKA-K/L TA.2015
Per Kementerian/Lembaga
2. Analisis Duplikasi
Berdasarkan hasil reviu alokasi anggaran untuk mengidentifkasi duplikasi pada Rencana Anggaran
Kementerian Lembaga (RKA-KL) Tahun Anggaran 2015, diperoleh data besarnya indikasi duplikasi
sebesar Rp 32.440.000,-.
Indikasi Duplikasi tersebut sebagian besar disebabkan adanya komponen pembuatan laporan yang
dilakukan berulang-ulang pada suatu kegiatan dengan satu keluaran. Hal tersebut menunjukkan adanya
komponen kegiatan-kegiatan yang yang dimasukkan ke dalam alokasi anggaran hanya untuk kebutuhan
maksimalisasi penggunaan pagu anggaran sesuai baseline.
Indikasi duplikasi tersebut ditemukan pada 7 (tujuh) satuan kerja pada 7 kementerian/lembaga,
dengan rincian sebagaimana tabel berikut:
0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000
KPU
Kesehatan
Keuangan
BPK RI
Agama
BMKG
Pekerjaan Umum
Mahkamah Agung
Polri
BKKBN
Hukum dan HAM
BP3TKI
Perhubungan
Pendidikan Nasional
Ribuan Rupiah
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
9
Tabel 2 Inefisiensi Alokasi (Duplikasi) pada RKA-K/L TA.2015
Per Kementerian/Lembaga
No. Kode Bagian
Anggaran
Uraian Bagian Anggaran Jumlah Duplikasi
1 013 Hukum dan HAM 750.000
2 018 Pertanian 9.000.000
3 059 Kominfo 5.000.000
4 112 BP Batam 1.490.000
5 116 RRI 16.200.000
Jumlah Seluruhnya 32.440.000
Berdasarkan tabel 2, inefisiensi anggaran karena duplikasi paling tinggi adalah pada satuan kerja
LPP RRI Tanjungpinang dan LPP RRI Ranai yaitu sebesar Rp16.200.000,00 atau sebesar 30.58% dari
jumlah keseluruhan. Selanjutnya indikasi inefisiensi karena duplikasi pada posisi tertinggi kedua dan ketiga
secara berturut-turut adalah satuan kerja-satuan kerja di lingkungan Kementerian Pertanian sebesar
Rp9.000.000,00 dan Kementerian Komunikasi dan Informatika sebesar Rp5.000.000,00.
Grafik 2 Inefisiensi Alokasi (Duplikasi) pada RKA-K/L TA.2015
Per Kementerian/Lembaga
3. Analisis Einmalig
Salah satu sumber potensi ruang fiskal yang besar adalah bersumber dari einmalig. Program atau
kegiatan yang dilaksanakan satu kali saja atau yang sifatnya tidak akan diulang atau dilanjutkan pada tahun
anggaran berikutnya merupakan sumber adanya einmalig.
0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000
Hukum dan HAM
BP Batam
Kominfo
Pertanian
RRI
Ribuan Rupiah
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
10
Berdasarkan hasil penelaahan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) Tahun
2015 lingkup Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau, diperoleh indikasi einmalig
sebesar Rp450.591.403.000,00.
Einmalig terjadi pada kegiatan-kegiatan pembangunan gedung, pembangunan
dermaga/pelabuhan/bandara, pengembangan aplikasi dan penyusunan detail engineering design.
Rincian einmalig per Kementerian/Lembaga dan per Sektor sebagaimana terperinci pada Tabel
berikut:
Tabel 3
Einmalig pada RKA-K/L TA.2015
Per Kementerian/Lembaga
No. Kode Bagian Anggaran
Uraian Bagian Anggaran Jumlah Einmalig
1 005 Mahkamah Agung 27.371.100.000
2 006 Kejaksaan Agung 1.065.911.000
3 013 Hukum dan HAM 1.597.464.000
4 015 Keuangan 632.100.000
5 020 ESDM 51.433.191.000
6 022 Perhubungan 247.221.919.000
7 023 Pendidikan Nasional 11.303.028.000
8 024 Kesehatan 472.000.000
9 025 Agama 3.031.250.000
10 032 Kelautan dan Perikanan 411.200.000
11 033 Pekerjaan Umum 18.821.640.000
12 054 BPS 3.618.400.000
13 068 BKKBN 4.768.960.000
14 075 BMKG 517.580.000
15 107 BASARNAS 486.000.000
16 112 BP Batam 77.839.660.000
Jumlah Seluruhnya 450.591.403.000
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
11
Berdasarkan tabel 3, alokasi anggaran yang bersifat einmalig adalah sebesar
Rp450.591.403.000,00. Einmalig paling tinggi adalah pada Kementerian Perhubungan yaitu sebesar
Rp247.221.919.000,00 atau sebesar 54.87% dari jumlah keseluruhan. Hal ini disebabkan pada tahun 2015
banyak dibangun infrastruktur bandara dan pelabuhan di wilayah Kepulauan Riau.
Selanjutnya indikasi inefisiensi karena einmalig pada posisi tertinggi kedua dan ketiga secara
berturut-turut adalah BP Batam sebesar Rp77.839.660.000,00 dan Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral sebesar Rp51.433.191.000,00.
Einmalig pada BP Batam berasal dari proyek-proyek strategis BP Batam yang berasal dari
penggunaan PNBP yang dilakukan pengelolaan keuangan sebagai Badan Layanan Umum (BLU).
Sedangkan einmalig pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berasal dari alokasi untuk
pembangunan jaringan listrik perdesaan.
Grafik 3 Einmalig pada RKA-K/L TA.2015
Per Kementerian/Lembaga
Berdasarkan tabel 4, alokasi anggaran tahun 2015 yang bersifat einmalig terbesar adalah untuk
pembangunan dermaga/bandara/pelabuhan sebesar Rp 323.481.939.000,- dan untuk pembangunan
gedung kantor/rumah tahanan/rumah dinas yang mencapai Rp 123.695.324.000,-.
0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000
Kelautan dan Perikanan
Kesehatan
BASARNAS
BMKG
Keuangan
Kejaksaan Agung
Hukum dan HAM
Agama
BPS
BKKBN
Pendidikan Nasional
Pekerjaan Umum
Mahkamah Agung
ESDM
BP Batam
Perhubungan
Jutaan Rupiah
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
12
Tabel 4 Einmalig pada RKA-KL Tahun 2015
per jenis pekerjaan
No. Uraian Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Pembangunan gedung kantor/Rumah Tahanan dan Rumah Dinas 123.695.324.000
2 Pembangunan Dermaga/Bandara/Pelabuhan 323.481.939.000
3 Pengembangan Aplikasi 317.500.000
4 Penyusunan DED 3.096.640.000
TOTAL 450.591.403.000
B. Reviu Kinerja Pelaksanaan Anggaran
1. Analisis Deviasi Kebutuhan
Pelaksanaan reviu dengan menggunakan analisis deviasi ini dilakukan dengan menganalisis pola
penyerapan belanja barang operasional selama 5 (lima) tahun terakhir dengan tujuan untuk mencari indikasi
adanya inefisiensi pelaksanaan/penyerapan anggaran.
Trend penyerapan belanja barang operasional periode tahun anggaran 2010 sampai dengan 2014
menunjukkan bahwa penyerapan belanja barang operasional tidak proporsional. Asumsinya dan sesuai
dengan sifat belanjanya, pagu belanja barang operasional seharusnya direalisasikan secara proporsional
setiap bulan sampai dengan akhir tahun anggaran.
Grafik 4 Perkembangan Realisasi Belanja Operasional
TA.2010 s.d 2014
-
20
40
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Mili
ar R
up
iah 1 Pagu rata-rata 2 Realisasi Rata-rata
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
13
Namun demikian, data rata-rata penyerapan belanja barang operasional selama kurun waktu tahun
2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukkan belanja barang non operasional tidak optimal diserap oleh
satuan kerja.
Berdasarkan penelusuran tersebut, diketahui pula optimalisasi realisasi belanja barang operasional
juga relatif rendah. Realisasi dari tahun ke tahun berkisar antara 83.04% sampai dengan 93.47%. Realisasi
tertinggi hanya pada tahun 2014 sebesar 93.47%. Hal ini menunjukkan belanja barang operasional selalu
tersisa pada akhir tahun anggaran.
Grafik 5 Perkembangan Realisasi Belanja Operasional Per Tahun Anggaran
Atas indikasi data historis tersebut, berdasarkan metodologi analisis deviasi kebutuhan, diketahui
terdapat 21 kementerian/lembaga yang terdapat indikasi deviasi kebutuhan belanja operasional pada 203
satuan kerjanya dengan nilai sebesar Rp 22.855.493.153,00. Indikasi deviasi kebutuhan belanja
operasional tersebut menunjukkan adanya penggunaan belanja operasional yang tidak proporsional dan
tidak terserap optimal.
Indikasi deviasi kebutuhan per Kementerian/Lembaga adalah sebagai berikut:
76,00%
78,00%
80,00%
82,00%
84,00%
86,00%
88,00%
90,00%
92,00%
94,00%
2010 2011 2012 2013 2014
83,04%
86,80% 87,00%
90,99%
93,47%
TAHUN ANGGARAN
Penyerapan
2010
2011
2012
2013
2014
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
14
Tabel 5 Hasil Analisis Deviasi Kebutuhan TA.2010 s.d 2014
Per Kementerian/Lembaga
No. Kode Bagian Anggaran
Uraian Bagian Anggaran Nilai Deviasi
1 004 BPK RI 99.347.730
2 005 Mahkamah Agung 87.093.497
3 006 Kejaksaan Agung 324.601.373
4 013 Hukum dan HAM 18.193.652.215
5 015 Keuangan 2.940.828
6 018 Pertanian 60.547.802
7 020 ESDM 588.400
8 022 Perhubungan 1.095.906.438
9 024 Kesehatan 224.500.701
10 025 Agama 499.559.702
11 029 Kehutanan 213.918.777
12 032 Kelautan dan Perikanan 159.457.671
13 033 Pekerjaan Umum 84.316.059
14 054 BPS 47.829.840
15 056 BPN 413.093.551
16 060 Polri 882.399.780
17 063 BPOM 11.189.980
18 075 BMKG 35.164.176
19 076 KPU 188.462.254
20 104 BP3TKI 83.924.191
21 107 BASARNAS 146.998.188
Jumlah Seluruhnya 22.855.493.153
Berdasarkan tabel 5, jumlah indikasi deviasi kebutuhan TA. 2010 s.d 2014 adalah sebesar
Rp22.855.493.153,00. Indikasi deviasi kebutuhan paling tinggi adalah pada Kementerian Hukum dan Hak
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
15
Azasi Manusia yaitu sebesar Rp18.193.652.215,00 atau sebesar 79.60% dari jumlah keseluruhan.
Selanjutnya indikasi deviasi kebutuhan pada posisi tertinggi kedua dan ketiga secara berturut-turut adalah
Kementerian Perhubungan sebesar Rp1.095.906.438(4.79%) dan Polri sebesar
Rp882.399.780,00(3.86%).
Grafik 6
Hasil Analisis Deviasi Kebutuhan TA.2010 s.d 2014 Per Kementerian/Lembaga
2. Analisis Benchmarking
Pengukuran kinerja pelaksanaan anggaran kementerian/lembaga secara benchmarking adalah
dengan membandingkan kinerja antar satuan kerja intra Kementerian/Lembaga dengan tolok ukurnya.
Perbedaan antara kinerja suatu unit dengan tolok ukurnya akan dijadikan tingkat inefisiensi yang terukur.
Pengukuran tingkat efisiensi dilakukan dengan membandingkan input yaitu belanja operasional dan
non operasional dengan capaian output yang dimiliki. Pengolahan data dilakukan melalui aplikasi STATA
dengan memasukkan data belanja barang operasional, belanja barang non operasional dan capaian out
put nya berdasarkan realisasi angaran tahun 2014.
Berdasarkan hasil reviu, berikut ini disajikan indikasi inefisiensi per Kementerian/Lembaga:
0 250.000 500.000 750.000 1.000.000 1.250.000 1.500.000 1.750.000 2.000.000
ESDM
BPOM
BPS
BP3TKI
Mahkamah Agung
BASARNAS
KPU
Kesehatan
BPN
Polri
Hukum dan HAM
Ribuan Rupiah
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
16
Tabel 6 Hasil Analisis Benchmarking Intra K/L
Per Kementerian/Lembaga
No Kode BA
Uraian Bagian Anggaran
Belanja Barang
Operasional
Belanja Barang Non Operasional
Persentase Nilai Inefisiensi
1. 005 Mahkamah Agung 876.034.565 27.950.000 3.29% 30.675.314
2. 006 Kejaksaan Agung 1.383.985.024 257.883.000 3.88% 22.260.830
3. 015 Keuangan 935.821.876 23.409.200 6.37% 61.103.019
4. 018 Pertanian 2.041.483.330 579.420.730 5.69% 158.156.345
5. 022 Perhubungan 899.771.715 6.780.000 39.45% 590.723.821
6. 024 Kesehatan 708.836.000 - 20.33% 180.847.805
7. 025 Agama 548.176.989 30.319.500 2.50% 8.853.714
8. 054 BPS 335.028.852 3.225.000 13.80% 30.209.987
9. 060 Polri 5.189.866.000 - 1.38% 1.001.020.690
10. 066 BNN 424.737.000 121.440.000 1.38% 7.619.125
11. 076 KPU 1.793.237.089 - 2.53% 21.275.464
Jumlah 15.136.978.440 1.050.427.430 9.76% 2.112.746.114
Berdasarkan tabel 6, nilai indikasi inefisiensi adalah sebesar Rp2.112.746.114,00. Indikasi
inefisiensi paling tinggi adalah pada Polri yaitu sebesar Rp1.001.00.690,00 dan selanjutnya indikasi
inefisiensi pada posisi tertinggi kedua dan ketiga secara berturut-turut adalah Kementerian Perhubungan
sebesar Rp590.723.821 dan Kementerian Kesehatani sebesar Rp180.847.805,00. Jika dilihat dari segi
persentase indikasi inefisiensi, Kementerian Perhubungan terindikasi inefisiensi paling tinggi yaitu sebesar
39.45% , pada posisi kedua adalah Kementerian Kesehatan sebesar 20.33% dan diikuti pada posisi ketiga
oleh Badan Pusat Statistik 13.80%.
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
17
Bab IV Kesimpulan dan Saran
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan spending reviu terhadap alokasi tahun anggaran 2015 dan reviu
pelaksanaan (evaluasi kinerja) tahun anggaran 2010 sampai dengan 2014, maka ditarik simpulan sebagai
berikut:
1. Hasil reviu alokasi Tahun Anggaran 2015 menunjukkan bahwa tingkat inefisiensi alokasi anggaran karena
inefisiensi dan duplikasi relatif besar yaitu Rp1.126.692.000,00, sedangkan potensi ruang fiskal tahun
2016 karena adanya alokasi anggaran yang bersifat einmalig pada tahun 2015 adalah sebesar
Rp450.591.403.000,00
2. Berdasarkan analisis deviasi kebutuhan terhadap pelaksanaan anggaran, menunjukkan adanya indikasi
inefisiensi belanja operasional berdasarkan data pelaksanaan/penyerapan anggaran selama 5(lima) tahun
anggaran. Akumulasi indikasi deviasi kebutuhan tersebut sebesar Rp22.855.493.153,00.
3. Hasil Analisis benchmarking terhadap pelaksanaan anggaran intra Kementerian/Lembaga menunjukkan
adanya indikasi inefisiensi belanja barang operasional dan belanja barang non operasional sebesar
Rp2.112.746.114,00 yang terdapat pada 11(sebelas) Kementerian/Lembaga. Indikasi inefisiensi tertinggi
terdapat pada Polri yaitu sebesar Rp1.001.020.690,00.
4. Melalui reviu alokasi ditemukan indikasi inefisiensi, duplikasi dan einmalig yang dapat dijadikan dasar
untuk mengubah baseline Tahun 2016 dan memperluas ruang fiskal pada penyusunan pagu indikatif tahun
2016.
5. Melalui reviu kinerja pelaksanaan anggaran:
a. Penyerapan belanja operasional sulit dilakukan secara proporsional dan optimal karena
kecenderungan satker untuk menumpuk tagihan pada akhir tahun anggaran.
b. Penggunaan sumber daya keuangan pada satker untuk pencapaian output pada belanja operasional
dan non operasional relatif tidak efisien
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
18
B. Saran
Berdasarkan simpulan pelaksanaan spending reviu, maka direkomendasikan saran-saran sebagai berikut:
1. Perlu penyempurnaan format/struktur penggunaan belanja, output, kegiatan, antara lain pada kertas kerja
RKA-KL dan DIPA yang lebih sederhana dan dapat menjadi alat dalam reviu alokasi/belanja dan reviu
kinerja.
2. Dalam rangka memetakan belanja operasional dilaksanakan secara proporsional dan optimal, perlu
ditetapkan cash limit (pagu dan belanja per bulan) sesuai dengan sifat penggunaan belanja operasional
untuk kebutuhan satker.
3. Untuk lebih memberikan motivasi yang lebih kepada satuan kerja dalam melakukan efisiensi pelaksanaan
anggaran dari segi input/penyerapan anggaran dan dari segi output/capaian maka dipandang perlu untuk
memberikan penghargaan kepada satuan kerja yang menunjukkan kinerja terbaik.
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
a
Tim Penyusun
Penanggungjawab
Didyk Choiroel – Kakanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau.
Ketua Tim
Isulinda Perangin Angin – Kabid Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I
Anggota Analisis
Jakson Sunario Panjaitan – Kasi PPA I C
Jimmy Patar – Kasi PPA I A
Rahmad Rianto – Kasi PPA I B
Sekretaris
Benjamin Franklin M.M.
Pandji Harsanto
Diwinanto
Editor
Isulinda Perangin Angin – Kabid Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I
Jimmy Patar – Kasi PPA I A
Rahmad Rianto – Kasi PPA I B
Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | |
c
Daftar Pustaka
1. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 169/PMK.01/2012 tanggal 6 November 2012
tentang Organisasi dan Tata kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 53/PMK.02/2014 tanggal 17 Maret 2014
tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2015;
4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 133/PMK.01/2014 tanggal 18 Juni 2014
tentang Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2015;
5. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 136/PMK.02/2012 tanggal 30 Juni 2014
tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja Kementerian Lembaga;
6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 169/PMK.02/2014 tanggal 20 Agustus 2014
tentang Perubahan atas PMK-133/PMK.01/2014, Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2015;
7. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-2/PB/2015 tanggal 02 Februari 2015 Tentang
Penyusunan Spending review Tahun 2015;
8. Surat Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Nomor: S-
141/WPB.31/BD.0203/2015 tanggal 05 Februari 2015 Hal Permintaan Data Capaian Output Belanja
Barang Operasional dan Non Operasional;
Jalan Raja Haji Fisabilillah
Blok B Km.8 atas No.1-5
Tanjungpinang