Post on 07-Mar-2019
1 JAKARTA, 7 AGUSTUS 2018
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, dan PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA
KELEMBAGAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA, PENDIDIKAN PROFESI GURU dan PENDIDIKAN JARAK JAUH
Oleh
Dr. Ir. Ridwan Anzib, M.Sc
Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi
Arsitektur Perguruan Tinggi –UUPT dan KKNI
Subspesialis
Spesialis
Profesi
Subspesialis
Spesialis
Profesi
Diploma 4
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Rencana Program Reformasi Kelembagaan Pendidikan
Tahun 2018 LL-DIKTI
Layanan Ditjen Kelembagaan
menjadi lebih cepat dan lebih
murah
Layanan menjadi lebih
cepat
Implementasi Sistem Layanan Satu Atap (OSS: Online Single Submission)
Jumlah PTS berkurang
tetapi lebih sehat
Program Penggabungan dan Penyatuan PTS
Program Studi Profesi Guru, Advokat, Dan Notariat
Mutu pendidikan profesi akan lebih baik
Keahlian Khusus Notaris Membuat Akte
Keahlian Khusus Advokat Membuat -
Tuntutan/banding
Pendidikan Jarak Jauh Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEKDIKTI
2018
PENDIDIKAN YG BAIK GURU YG BAIK PENDIDIKAN GURU
YG BAIK
PERLU PERLU
..... > 50% hasil belajar siswa merupakan kontribusi guru (Hattie, 2008; Mourshed et all, 2010, Pujiastuti et all, 2012)....
UU 14/2005, pasal (24): ...Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan lembaga penyelenggara pendidikan wajib memenuhi kebutuhan guru, baik dalam jumlah, kualifikasi akademik, maupun dalam kompetensi secara merata untuk menjamin keberlangsungan satuan pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, serta untuk menjamin keberlangsungan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan tanggung jawabnya.
..perlu tersedia calon guru dengan jumlah yg cukup, kualifikasi yang cocok, dan kompetensi yang baik.
UU 14/2005, Pasal 8: Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
UU 14/2005, Pasal 10 ayat (1): Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Psl 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepriba-dian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
UU 20/2003, Penjelasan Psl 15: Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi sete- lah program sarjana yang mempersiapkan peserta di- dik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
PPG
Calon guru yg baik dihasilkan oleh PPG yg baik.
PROSES PENDIDIKAN DI PPG CALON GURU BERSERTIFI-KAT PROFESI
MHS BARU PPG (S1/D4
YG BERMUTU)
....bagaimana agar lulusan S1/D4 yg baik, dididik di LPTK yg baik dan dengan proses pendidikan yg baik,
sehingga menjadi calon guru yg profesional.......
Dasar Hukum Pembukaan PPG
1. UU No. 20/2003 ttg Sisdiknas. 2. UU No. 14/2005 ttg Guru dan Dosen. 3. UU No. 12/2012 ttg Pendidikan Tinggi. 4. PP No, 74/2008 yg disempurnakan dg PP No. 19/20017 ttg Guru. 5. Permendiknas No. 16/2007 ttg Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 6. Permendiknas No. 18/2007 ttg Sertifikasi bagi Guru. 7. Permendiknas No. 9/2010 ttg Program PPG dalam Jabatan. 8. Permendiknas No. 126/2010 ttg Penetapan LPTK Penyelenggara PPG bagi Guru dalam
Jabatan. 9. Permendikbud No. 5/2012 ttg Sertifikasi Guru dalam Jabatan. 10. Permendikbud No. 87/2013 ttg Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan. 11. Permenristekdikti Nomor 55/2017 ttg Standar Pendidikan Guru (SPG). 12. Permendikbud Nomor .......... ttg Standar Kompetensi Guru (SKG).
Permenristekdikti 55/2017 Pasal 1 ayat 5 Program PPG adalah program pendidikan yang diselenggarakan setelah program sarjana atau sarjana terapan untuk mendapatkan sertifikat pendidik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah.
AG
AR
PP
G D
APA
T M
ENG
HA
SILK
AN
C
ALO
N G
UR
U P
RO
FESI
ON
AL
Permenristekdikti 55/2017 Pasal 28 (1) LPTK penyelenggara Program PPG terakreditasi oleh Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) atau Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM).
(2) Program PPG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk Program Studi.
(3) LPTK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki Program Sarjana Pendidikan dalam bidang studi sejenis dengan Program PPG yang akan diselenggarakan.
(4) Program Sarjana Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terakreditasi oleh BAN-PT atau LAM.
(5) Ketentuan mengenai peringkat terakreditasi yang dipersyaratkan untuk menyelenggarakan Program PPG ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
AG
AR
PP
G D
APA
T M
ENG
HA
SILK
AN
C
ALO
N G
UR
U P
RO
FESI
ON
AL
PP No. 74/2008, disempurnakan dg PP No. 19/2017, Pasal 9 (1) Jumlah peserta didik PPG setiap tahun ditetapkan oleh Menteri (2) PPG diakhiri dengan uji kompetensi pendidik (3) Uji kompetensi mencakup ujian tertulis dan ujian kinerja sesuai dengan standar kompetensi.
AG
AR
PP
G D
APA
T M
ENG
HA
SILK
AN
C
ALO
N G
UR
U P
RO
FESI
ON
AL
Jumlah LPTK (perlu di update)
• 421 LPTK LPTK = 12, FKIP = 29, LPTKS = 380
0
50
100
150
200
250
300
350
400
1
Jumlah LPTK
LPTK FKIP LPTKS
LPTK terakreditasi A = 18
LPTK terakreditasi B = 81
Prodi terakreditasi A = 209
Prodi terakreditasi B = 811
Prodi MIPA terakreditasi A = 59
Prodi MIPA terakreditasi B = 257
(termasuk teknik)
KEBIJAKAN
Yang diberi kesempatan untuk membuka prodi
PPG adalah kombinasi LPTK A dan B dengan
Prodi Terakreditasi A
Model Program Studi PPG
Prodi PPG
PPG PAUD PPG SD PPG Mapel
Bidang matematika
Bidang PPKn
Bidang Kesehatan
Jasmani
PPG Produktif SMK
Bidang otomotif
Bidang sipil
Bidang ....
TU
PPG PAUD
PPG SD
PPG MAPEL (SMP, SMA, SMK)
PPG Produktif SMK
LPTK
Model Program Studi PPG
Kebijakan Prodi PPG hanya ada satu di setiap LPTK
6 orang dosen Prodi PPG
2 orang coordinator per bidang studi
Persyaratan Pembukaan Prodi PPG:
1. AIPT unggul (A) dan/atau baik sekali (B); 2. Prodi yg terkait dg Bid Ilmu diusulkan terakreditasi A dan B; 3. Rencana penambahan Prodi PPG yang disetujui oleh Senat Perguruan Tinggi; 4. Kurikulum Prodi PPG disusun berdasarkan CP yang telah ditentukan oleh Direktorat
Pembelajaran, Ditjen Belmawa sesuai SPG 2017; 5. Dosen tetap minimal 6 orang dg kualifikasi:
(a) Berijazah paling rendah S2 dg jabatan fungsional minimum LK pd bidang yg relevan. (b) Dosen tetap pada prodi lain wajib dilengkapi dg pernyataan pindah home base dari
pemimpin PT; (c) Bukan PNS/aparatur sipil negara dari kementerian lain;
6. Tenaga administrasi minimal 3 orang, minimal lulusan D-3/ 7. Setiap Unit Pengelola Bidang Studi (mis Pend Mat/Pend Bhs Inggris dsb) memiliki dosen
minimal 2 org dg kualifikasi minimal S2 dan jabatan Lektor Kepala. 8. Memiliki sarpras sesuai SNPT, a.l: (a) lab micro teaching, (b) PSB yg terintegrasi dg IT, (c)
asrama atau sejenisnya, dan (d) sekolah lab atau sekolah mitra. 9. Rasio dosen-mahasiswa setiap prodi maksimal 1:30.
PERSYARATAN LEGALITAS LPTKS
1. Surat persetujuan dari Badan Penyelenggara. 2. Akta notaris pendirian Badan Penyelenggara dan segala perubahannya. 3. Dokumen Keputusan pengesahan Badan Penyelenggara sbg badan hukum. 4. Izin Pendirian LPTKS atau Perubahan Bentuk LPTKS. 5. Bukti kepemilikan dana perguruan tinggi dg saldo minimal sesuai proyeksi arus kas 5 tahun untuk biaya investasi, biaya operasional, biaya pendidik dan tenaga kependidikan
• Pedoman Penyelenggaraan • Pedoman Pembukaan Prodi
PROSEDUR PEMBUKAAN PRODI PPG LPTKS dan LPTKN, serta PTNBH
LPTKS MEMINTA
REKOMENDASI KE KOPERTIS
KOPERTIS MEMBERI PERTIMBNAGAN TTG: 1. Rekan jejak Yayasan dan LPTKS
2. Bebas konflil, di Yayasan dan LPTKS. 3. Keberlanjutan PPG jika diberi ijin.
PEMBUKAAN PPG DILAPORKAN KE MENTERI
MELALUI DIRJEN KELEMBAGAAN?
LPTK MENYUSUN DOKUMEN USULAN PEMBUKAAN PPG
UNTUK DIKIRIM KE DITJEN KELEMBAGAAN
DIKTI
PTNBH
Proses Pengusulan dibuka 4 x dalam setahun melalui OSS (dan
silemkerma.ristekdikti.go.id)
Penyelenggaraan Prodi PPG
Jenis mahasiswa Workshop Bengkel + Industri PPL
Dik (vokasi) X X X
Dik (vokasi) dengan sertifikat keahlian X - X
Non-Dik Vokasi (dari Poltek) X - X
Non-Dik Vokasi (bukan dari Poltek) X X X
Non-Dik Vokasi (bukan dari Poltek) dengan
sertifikat keahlian
X - X
Jan – Mei Mei - Agustus Sept – Des.
PPG Guru Produktif Workshop Bengkel dan Industri PPL
PPG Guru lain Workshop PPL
Proses Belajar
Semester 1: Workshop SSP (pengembangan
perangkat pembelajaran)
Semester 2: PPL di sekolah
Jadwal No. Kegiatan Waktu Keterangan
1. Persiapan Penilaian Proposal 7 – 8 Agustus
2. Pelatihan Penilai Proposal 12-13 Agustus
3. Penilaian Proposal 14 – 20 Agustus Tim Kelembagaan,
Belmawa, dan
BAN-PT.
4. Finalisasi penilaian 21 – 23 Agustus Tim
Validasi Akreditasi Minimal 24 – 30 Agustus BAN-PT
5. Pengumuman Penilaian 31 Agustus Dirjen dan
Menteri
6. Pembuatan SK Pembukaan
Prodi
1 – 15 September Biro Hukor
E-LEARNING FOR HIGHER EDUCATION
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
2018
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Photo Credit: Azhar Abidi. Online image. Flickr. 15 Dec 2017. https://flic.kr/p/f2S8ek
POPULASI
>262 Juta
Bonus Demografi
EKONOMI
Ke-7 Dunia Tahun 2030
McKinsey Global Institute, 2012
EKONOMI
Ke-4 Dunia Tahun 2050
Pricewaterhouse Coopers (PwC), 2017
23
INDONESIA Potensi Ekonomi
Misi Kemenristekdikti: Meningkatkan akses, relevansi, dan
mutu Pendidikan Tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas
Indonesia perlu meningkatkan kualitas keterampilan tenaga kerja dengan teknologi digital (Parray, ILO, 2017)
TENAGA KERJA
GLOBAL BERALIH
PROFESI
75–375 Juta
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Tantangan
& Ekonomi Digital
8,8% / 618 ribu
UNEMPLOYMENT
Total Open Unemployment ±7 Million peoples out of ±128 Millions.
(Schwab, 2016)
UX Designer
Pekerjaan baru 10 tahun terakhir
Pekerjaan hilang 10 tahun ke depan
51%
PEMANFAATAN TIK Peluang
Untuk Pendidikan Tinggi
51%
132,7 Juta Populasi >262 Juta
39 Juta Penduduk dewasa >183 Juta
371,4 Juta 142% Populasi
Internet Laptop & PC Ponsel/Smartphone 27% Smart Phone
Pengguna (Indonesia)
Waktu yang dihabiskan (time spent) akses internet dengan mobile: Indonesia 3,5 jam per/hari; USA 1,9 jam per/hari
Sumber: • Digital in Southeast Asia in 2017 - We Are Social. 15 Des 17. https://wearesocial.com/special-reports/digital-southeast-asia-2017 • Databoks, Katadata Indonesia (News & Research). 15 Des.17. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/08/29/pengguna-ponsel-indonesia-
mencapai-142-dari-populasi • Kemenkominfo. 15 Des 2017. https://www.kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-raksasa-teknologi-digital-asia/0/sorotan_media
Curriculum Reorientation
• Development of New Literacy (data, technology, humanities) and new skills & subjects: coding, big data, artificial intelligence, e-commerce, etc.
• Promote Extra-curricular activities to develop leadership, collaborative teamwork.
• Facilitating entrepreneurship & internship with industries.
Lifelong Learning Development Endorse universities to have a unit that facilitate lifelong learning development.
HIGHER EDUCATION Our Policy
In Industry 4.0 Revolution Era
Hybrid/Blended Learning, Online
Application of Hybrid/Blended Learning system through SPADA-IdREN.
Promote internationalization and connectivity
The need of NEW LITERACY: Facing the Industry 4.0 Revolution
Data Literacy
Technology Literacy
Human Literacy
Understand the work of machine, application of technology (coding, artificial inteleigence & engineering principles.
Humanities, Communicatio, & Design.
The ability to read, nalyisis and use information (Big Data) in digital world.
HYBRID JOBS (The Economist, 2017)
Coding
Big Data / Data
Analyst
Artificial Intelligence
Digital Economy
--- ICT + Digital Media
& Content
“
(Schwab, 2016)
Era disrupsi teknologi, gabungan antara domain fisik, digital, dan biologi
(Schwab, WEF, 2017)
Internet of Things Artificial
Intelligence New Materials
Big Data Robotics Augmented Reality
Cloud
Computing
Additive Manufacturing 3D
Printing
Nanotech & Biotech
Genetic Editing Coding
DNA
Digital Company (e-commerce)
(Digital) Design Thinking Problem solving: KKNI level 6 entrepreneurship
Digital Technology RI 4.0
2015 – 2019 : • Personal genome sequencing and genomes of 5000 insects • Solar power aircraft • Self regulating artificial heart • Solar up draft tower generating 200 megawatt • Biometric scanners for on-line banking • The first hotel in space • Agriculture robots • First 1 km high tower • Floating LNG platform • Electric & hybrid trucks • On-line videos exceeding human population • Electronic paper (flexible monitors) • Tooth re-generation • Wireless implantable devices & complex surgeries by robots • Universal flu vaccine & first HIV vaccine • Robot insect spies • Consumer devices with 100 Gbits transfer speed • Portable long range 3D scanners
2019 – 2024 : • 3D printers becomes consumer products • Exa-flops computers • High-Res Bionic eyes commercially available • Complex organs from stem cells • 5G networks available • First artificial kidney • First experimental fusion reactor • Brain implants to restore lost memories
2025 – 2030 : • Open source, 3D printed clothes at near zero cost • Human brain simulations becoming possible • Medical nano-robots • 3D printed human organs • Robotic hands matching human capabilities • Hydrogen fuel cell vehicles • Human like AI
2030 – 2045 : • Terabit internet speed • Holographic wall screens • Self driving vehicles • Robots in battle fields
• In-vitro meat commercial available • Bionic eyes surpassing human vision • Quantum computers • Teleportation of complex protein molecules
32
Perkembangan IPTEK dunia menuju 2045 dan Era Industri 4.0 bidang studi
Sumber : Dirjen Risbang
Spektrum dari Pembelajaran Berbasis Teknologi
face-to face learning
Blended/hybrid learning
Distributed learning
teleconference e-learning Podcasting Webcasting
web-based learning
distance education
Distance Learning
Flexible learning
Open Learning Open and distance learning
(fully) online learning
Technology-based learning
Technology-based training
Web-based training
Virtual learning
Mobile learning
Off campus learning
palm learning ubiquitous
learning
Open Educational Resources
Massive Open Online
Courses
Online learning
Gamification Flipped
classroom Ubiquitous
learning Social media
Informal learning
....
Crowd sourcing
Learning analytics
Performance Support
Performance Improvement
Cloud learning
robotic
Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran
Proporsi Online
Deskripsi Tipe
0% Tatap muka sepenuhnya, pembelajaran dengan bahan ajar cetak atau lisan
Tatap muka tradisional
1 %- 29% Menggunakan teknologi Internet untuk memfasilitasi pola tatap muka, mungkin menggunakan LMS atau situs web untuk mem-pos-kan bahan ajar dan tugas
Web-enhanced (pembelajaran diperkaya dengan akses Internet)
30% - 79% Mengkombinasikan cara online dan tatap muka. Ada proporsi pengantaran bahan ajar yang online, biasanya dilengkapi dengan diskusi online, dan ada pengurangan frekuensi tatap muka
Blended/Hybrid
> 80% Sebagian besar atau seluruh bahan ajar diantarkan secara online, bisa tanpa porsi tatap muka sama sekali
Fully Online
Transformasi PJJ – Pembelajaran Daring
5th gen DE
E-Learning: definisi
E-learning:
• Pembelajaran individu/mandiri atau kelompok menggunakan TIK dan jejaring.
• Memberikan fleksibilitas untuk siswa belajar kapan saja, di mana saja, dan
dengan siapa saja.
• Dapat dikombinasikan dengan tatap muka pembelajaran blended, tetapi
memiliki nilai inovatif karena memberikan nuansa baru dalam proses belajar
mengajar yang berbeda dengan pembelajaran tatap muka biasa.
E-learning is defined as flexible learning experiences delivered through the
use of information and computer technologies to be accessible anytime,
anywhere, by anyone (pengalaman belajar yang fleksibel yang memanfaatkan TIK dan
dapat diakses kapan saja, di masa saja, oleh siapa saja).
Pendidikan Jarak Jauh
Gen 1
• Model Korespondensi
• Bahan ajar tercetak
Gen 2
• Model Multimedia
• Cetak, audio-visual, computer-based learning, video interaktif
Gen 3 • Model Telelearning
• Audioteleconferencing, videoconferencing, Broadcast TV/ Radio
Gen 4
• Model Pembelajaran Fleksibel
• Online IMM, Internet –based resources, computer-mediated comm
Gen 5
• Model Pembelajaran Fleksibel Cerdas
• Gen 4 + CMC dengan autoresponse, portal administrasi dan akademik
Gen 6 • Pembelajaran Mobile
• Akses dari mana saja dengan smartphone, komputer tablet, netbook
Indonesian MOOCs (SPADA – 2014) (kuliahdaring.ristekdikti.go.id)
5 2 1 15 5 3
382
167
105
239
75
21
195
60 21
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
2015 UI 2016 ITB 2017 Perbanas
MK PT Mitra Mhs Daftar Mhs Ujian Mhs Lulus
SPADA Implementasi
Indonesia 2017
16
10
16
10
0
5
10
15
20
Network Governance Knowledge DataDiscovery
Students Completion (case of BINUS 2017
Jml Mhs
Lulus
OPEN CONTENT
172
UNY UM UNPAD UMY UNESA
TOP 5 HE as Providers
OPEN COURSE
142
ONLINE COURSE
253
Providers HE
51
Partner HE
116
6.927 STUDENTS
idREN & SPADA INDONESIA
www.idren.id
42
ISP-n
TEIN ASN 24490 PT
ASN 18007 ITB-IdREN GATE
ISP/Gov IdREN GATE
UB-IdREN GATE
ITS-IdREN GATE
UGM-IdREN GATE
UI-IdREN GATE
UB 46019
PT PT
UGM 47505
UI 3882
PT PT PT
ISP-2
ISP-1
ITS 38331
ITB 4796
Universitas Terbuka
1. 36 study programs (D2-Master
degree)
2. 309,508 active students (0.51% to national GER)
3. 38 local study centers and 13 study centers abroad
4. 1704 staff members including 708 lecturers (course managers)
5. 1,011 courses
6. Tutors per semester: >30,000 (aprox)
7. Graduates : 81,171
8. Length of study (in average) = 6.5 years
9. 20 OER courses, 18 MOOCs
Pembelajaran Terbuka
• Siapa peserta?
• Apa yang akan dipelajari?
• Bagaimana peserta belajar?
Pembelajaran Terdistribusi dan Fleksibel
Pembelajaran Terdistribusi:
• Pembelajaran yang fleksibel lintas ruang dan waktu dengan menggunakan Teknologi sebagai bentuk “pedagogi” baru.
• Materi pembelajaran dikemas ulang dalam beragam bentuk informasi dan media berdasarkan kebutuhan (siswa, institusi)
• Ditawarkan secara global dalam beragam bentuk media.
Pembelajaran Fleksibel (on-demand learning) :
◦ Mengkonvergensikan strategi pembelajaran terbuka dan jarak jauh, pemanfaatan beragam media belajar dan pertemuan tatap muka.
◦ Berfokus pada siswa;
◦ Memfasilitasi perbedaan kebutuhan siswa dan gaya belajar siswa
◦ Memfasilitasi pemerataan dan perluasan akses belajar tanpa
meninggalkan kualitas dalam kurikulum dan pedagogi
◦ Menggunakan beragam sumber belajar dan media
◦ Membangun kebiasaan dan keterampilan pembelajar sepanjang hayat.
Pembelajaran Daring (Online)
• Akses terhadap pengalaman belajar melalui pemanfaatan teknologi, termasuk konektivitas, fleksibilitas dan fasilitasi beragam interaksi belajar.
• Istilah yang digunakan: “fully/purely online learning”, e-learning, Internet learning, distributed learning, networked learning, tele-learning, virtual learning, computer-assisted learning, Web-based learning, distance learning, technology-based learning, podcast/webcasting learning
• Pembelajaran daring dapat dimanfaatkan dalam pendidikan jarak jauh maupun pendidikan konvensional
(tatap muka).
A
Individual Self-Study
Computer-based
instruction/
learning/training
B
Group/ collaborative
Computer-mediated
communication
(1) On-line
study
Synchronous
Communication
(“real – time”)
Surfing the internet,
accessing websites to
obtain information or to
learn (knowledge or skills)
(following up a webquest)
Chat rooms with/out video
(IRC, electronic
whiteboards)
Audio/videoconferencing
Cuseeme, netmeeting)
(2) Off-line
study
Asynchronous
Communication
(“flexi-time”)
Using stand-alone
courseware / downloading
materials from the internet
for later local study
(LOD – learning object
download)
Asynchronous
communication by email,
discussion lists or a
learning management
system (WebCT,
Blackboard, D2L, etc.)
Pembelajaran Blended
• Mengkombinasikan aspek terbaik dari pembelajaran dari (misalnya akses 24/7
dan fleksibilitas di mana saja dan kapan saja) dengan aspek terbaik dari
pembelajaran di kelas (sinkronus, tatap muka)
• Istilah yang digunakan: pembelajaran bermodus kombinasi/ganda, pembelajaran
hybrid, e-learning, pembelajaran berbasis beragam sumber.
• Pendekatan dalam pendidikan yang mengkombinasikan pendekatan tatap muka
dan pendidikan jarak jauh. Siswa bertemu dosen/tutor/instruktur melalui
pemanfaatan Teknologi, kegiatan belajar dilaksanakan berdasarkan beragam
sumber belajar, dan pengalaman belajar dapat diakses siswa di mana saja dan
kapan saja, biasanya menggunakan e-learning.
Education 4.0 Solution
BLENDED LEARNING Facilitated by SPADA & IdREN: Video Conference, Online Learning, Resource Sharing
to solve: • Unaffordable tuition fee • Limited teachers/lecturers • High number of students Solution: • Using ICT to enhance productivity,
emphasize the quality. • Harmobize old and develop new
rules and regulation.
INDONESIA
PTN Exact 1:20
Non 1:30
PTS Exact 1:30
Non 1:40
ADVANCE COUNTRIES
1 : 15
1:8 Japan 1:9 USA
(Times Higher Education, 2017)
RASIO DOSEN:MAHASISWA
79,5% Expensive tution feel
n=448 responden Sumber: Litbang Kompas, 15 Des ’17
“One Professor Thousand Students”
A professor accompanied by some assitants able to teach large classes. A lecturer can offer a certain course that can be followed by students from other
universities (credit/earning transfer program)
MOOC
Penerapan Student Centered Learning (connectivism + OER)
Inti dari Pembelajaran Daring
• Pemanfaatan teknologi
• Perluasan akses pendidikan
• Pemerataan pembelajaran berkualitas
• Membuka beragam cara/strategi belajar.
• Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pembelajaran
Prinsip pedagogi dalam e-learning
1. Learning is open (belajar adalah terbuka)
2. Learning is social (belajar adalah sosial)
3. Learning is personal (belajar adalah personal)
4. Learning is augmented (belajar adalah terbantukan)
5. Learning is multirepresented (belajar adalah
multirepresentasi/multiperspektif)
6. Learning is mobile (belajar adalah bergerak)
Adapted from Wheeler, S. (2011) “
PT penyedia PJJ (2017)
No Name of Institutions No. Programs
1 Universitas Terbuka 36
2 Bina Nusantara University 5
3 Poltekkes Kaltim 2
4 Poltekkes NTT 2
5 London School of Public
Relations 1
6 Universitas Pelita Harapan 1
7 Politeknik Elektronika Surabaya 2
Indonesia X
Peraturan dan Regulasi
Permendikbud 107/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh di Perguruan Tinggi
UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pendidikan Jarak Jauh merupakan salah satu
bentuk pendidikan di Indonesia
Pendidikan Jarak Jauh diselenggarakan dalam beragam bentuk: koresponden, multi media, berbasis
TIK, atau pembelajaran daring.
Universitas Terbuka merupakan satu-satunya perguruan tinggi penyelenggara pendidikan jarak jauh
dengan modus tunggal. PT lain hanya boleh menyelenggarakan PJJ dalam bentuk modus ganda
Permendikbud 109/2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh di Perguruan Tinggi
Untuk menyelenggarakan PJJ, PT harus memiliki prodi tatap muka dengan akreditasi minimal B – dan dapat beroperasi di 3 propinsi.
Jika prodi tatap muka sudah terakreitasi A, maka PJJ yang dibuka dapat beroprasi secara nasional maupun internasional
Prodi PJJ diperlakukan sebagai prodi tersendiri yang memiliki ijin tersendiri dan diakreditasi secara tersendiri.
Tersedianya pusat belajar jarak jauh di wilayah jangkauan
Dalam hal program pendidikan berbasis TIK, mata kuliah PJJ (dari PT sendiri atau PT lain) hanya diperbolehkan kurang dari 50%, >50%
mata kuliah harus dimiliki oleh PT dan diselenggarakan secara tatap muka.
Modus PJJ
Modus Tunggal
• apabila PJJ diselenggarakan pada semua proses pembelajaran pada mata kuliah dan/atau program studi
• Hanya menyelenggarakan PJJ saja, tidak ada penyelenggaraan program studi tatap muka
Modus Ganda
• Ada penyelenggaraan program studi tatap muka dan jarak jauh
• apabila PJJ diselenggarakan pada mata kuliah atau program studi secara tatap muka dan jarak jauh
Modus konsorsium
• Diselenggarakan oleh lebih dari 1 PT berdasarkan prinsip berbagai (sharing) sumber daya
• Nasional maupun internasional
• apabila PJJ diselenggarakan oleh beberapa perguruan tinggi dalam bentuk jejaring kerja sama dengan lingkup wilayah nasional dan/atau internasional
Ruang Lingkup Penyelenggaraan PJJ
Program Studi (>= 50% jumlah MK di-PJJ-kan)
• Perlu ijin Dikti
• Prodi tatap muka harus terakreditasi minimal B 3 propinsi
• Akreditasi A: seluruh Indonesia dan internasional
Mata Kuliah (<50% jumlah MK di-PJJ-kan)
• Ijin pimpinan PT dengan persetujuan Senat PT
SDM PJJ
perancang program pembelajaran
pengembang materi ajar
produser materi ajar dan media
penyebar luas dan/atau
pengunggah materi ajar
penulis soal dosen pengampu
tutor pembimbing
praktik penguji
Tenaga kependidikan pengelola di pusat maupun
di wilayah jangkauan administrator ujian; laboran dan/atau teknisi; pranata teknologi informasi
dan komunikasi pustakawan
Tenaga Pendidik
Persyaratan PJJ
• memiliki dan mengembangkan sistem
pengelolaan dan sistem pembelajaran berbasis
teknologi informasi dan komunikasi
• memiliki sumber daya atau akses terhadap
sumber daya untuk menyelenggarakan interaksi
pembelajaran antara tenaga pendidik dengan
peserta didik secara intensif
• mempunyai sumber daya praktik dan/atau
praktikum atau akses bagi peserta didik untuk
melaksanakan praktik dan/atau praktikum
• mempunyai fasilitas pemantapan pengalaman
lapangan atau akses bagi peserta didik untuk
melaksanakan pemantapan pengalaman
lapangan
• mempunyai USBJJ yang bertujuan memberikan
layanan teknis dan akademis secara intensif
kepada peserta didik dan tenaga pendidik dalam
proses pembelajaran
• sumber daya atau akses terhadap sumber daya
untuk melakukan evaluasi hasil belajar secara
terprogram dan berkala paling sedikit 2 (dua)
kali per semester
Lulusan
Penjaminan Mutu Teknologi dan Sistem
Pembelajaran
Quality and Relevance Kurikulum & Materi Pembelajaran
SDM dan Mahasiswa
Proses Belajar
USBJJ Unit sumber belajar jarak jauh yang selanjutnya disebut USBJJ USBJJ
adalah unit pendukung penyelenggaraan PJJ yang berada di luar perguruan tinggi penyelenggara PJJ
USBJJ wajib: melaksanakan penyelenggaraan proses pembelajaran dalam bentuk tutorial bagi
peserta didik yang terdaftar pada perguruan tinggi penyelenggara PJJ sesuai
dengan ketentuan yang diberlakukan oleh perguruan tinggi penyelenggara PJJ
menyediakan bantuan belajar bagi peserta didik yang terdaftar pada perguruan
tinggi penyelenggara PJJ untuk membantu kelancaran proses belajar peserta
didik berupa pelayanan akademik dan non-akademik sesuai dengan aturan yang
ditetapkan oleh perguruan tinggi penyelenggara PJJ
bekerja sama dengan pihak terkait untuk menjamin penyediaan bantuan belajar
dan penyelenggaraan proses pembelajaran sesuai dengan aturan yang
diberlakukan oleh perguruan tinggi penyelenggara PJJ
Memberikan layanan teknis dan akademis
• Tutorial
• Bantuan belajar
Menjalin kerjasama untuk penyelenggaraan pembelajaran
• Sesuai aturan PT penyelenggara