Post on 06-Feb-2018
Kasih Yang Tidak Terbatas
Keempat anak pak Gunter telah merencanakan untuk melakukan perjalanan ke tempat berkemah sebagai cara
yang bagus untuk memulai liburan musim panas mereka. Karena pekerjaan Ayahnya telah membuat dia
tertahan di rumah selama berminggu-minggu setiap waktu, dapat meluangkan beberapa hari bersama-sama
sebagai sebuah keluarga adalah hal yang sangat istimewa.
Pada hari Kamis, tanggal 13 Juni 2013, keluarga itu memutuskan untuk membawa perahu mereka ke Otter
Creek Reservoir, danau gurun tinggi yang terkenal di Utah. Sebuah embusan angin tanpa diduga meniup topi
dari kepala Ny. Gunter. Nobly ingin mengambil topi ibunya, putra mereka yang berumur 12 tahun itu melompat
ke dalam danau setelah topi itu jatuh. Ayahnya, Jeremy Gunter, langsung mengenali bahaya yang tidak disadari
oleh putranya: suhu danau dataran tinggi masih dingin pada waktu dari tahun itu dan bahaya kram otot yang
mengancam jiwa sangat nyata. Kondisi berangin yang juga berputar sanggup untuk memecah gelombang air,
membuat orang akan kesulitan untuk berenang kembali ke perahu bahkan bagi para perenang berpengalaman.
Dengan menyelam ke dalam danau setelah anaknya terjun, Jeremy bisa membawa anak itu kembali ke perahu.
Tapi bahkan dalam waktu yang singkat terpapar perairan beku dari danau itu sudah terasa terlalu lama. Sebelum
istrinya bisa menariknya kembali ke perahu, Nobly tercelup kembali ke dalam air dan tenggelam dengan sangat
tragis. Semoga Bapa Surgawi kita yang penuh kasih memberikan kedamaian dan penghiburan kepada segenap
keluarga berduka yang dikasihi ini...*
Kasih yang dimiliki oleh para orang tua untuk anak-anak mereka tidak sama dengan cinta lain yang ada di bumi
ini. Hanya mereka yang telah merasakan sendiri menjadi orang tua yang dapat memahami kedalaman kasih
yang akan menyebabkan seorang ayah sanggup mengorbankan hidupnya sendiri untuk menyelamatkan
anaknya. Memang, seorang ayah sejati akan lebih suka memberikan nyawanya sendiri, daripada mengorbankan
anaknya. Namun, sedalam apa kasih, yang dapat membuat orang tua rela berkorban, bukan hanya hidupnya
sendiri, tetapi juga hidup anaknya untuk menyelamatkan orang lain?
Namun, luar biasanya, seperti kedengarannya tidak dapat dipercaya, itulah tepatnya yang Alkitab nyatakan,
seperti itulah kasih Bapa untuk anda.
Karena begitu besar kasih Yahuwah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal. Sebab Dia mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi
dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. (Yohanes 3:16 dan 17.)
Dalam sejumlah kata-kata yang singkat ini, seluruh rencana keselamatan dirumuskan. Walaupun tidak ada lagi
ayat-ayat lain yang tersedia, ayat ini saja sudah cukup untuk mencerahkan pikiran yang digelapkan-dosa,
menyentuh hati dan mendorong kesetiaan kepada Bapa surgawi yang mengasihi orang-orang berdosa sehingga
Dia rela mengorbankan bahkan Anak-Nya sendiri untuk menyelamatkan mereka!
Kebenaran ini telah diungkapkan oleh Yahushua ketika Dia berkata, "Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku
memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali". (Yohanes 10:17). Dengan kata lain: Bapa-Ku sangat
mengasihi anda sehingga Dia mengasihi Aku bahkan lebih lagi karena Aku bersedia mati untuk anda!
Rencana penebusan adalah untuk menyelamatkan orang berdosa dan memulihkan di dalam mereka gambar
Yahuwah. Tapi lebih dari itu, itu juga bertujuan untuk mengungkapkan kepada semua ciptaan yang cerdas,
kebenaran tentang karakter Bapa. Dengan memberontak terhadap pemerintahan ilahi, Setan secara tidak
langsung menuduh Yahuwah telah menjadi egois dan tidak adil, mengharuskan kasih, ketaatan dan
penghambaan dari makhluk-Nya, tapi Dia sendiri tidak mempraktekkan kasih yang sama yaitu kasih yang
mengorbankan diri sendiri.
Yahuwah membenci dosa. Tetapi pertanyaan di dalam benak semua mahkluk di alam semesta yang harus
dijawab adalah: apakah Dia mengasihi orang-orang berdosa lebih dari Dia membenci dosa? Dosa telah
membawa Yahuwah ke dalam sebuah situasi yang mustahil. Bagaimana bisa Pribadi yang memiliki segala
kuasa, Pribadi yang bisa menciptakan alam semesta hanya dengan berbicara, mempertontonkan kasih yang
mengorbankan diri sendiri? Sebuah pernyataan sikap dibutuhkan.
Yahuwah sendiri tidak bisa mati bagi orang berdosa. Alasannya sederhana. Keberadaan segala sesuatu, dari
makhluk terkuat di dalam laut sampai kepada bunga alpine yang terkecil, dari miliaran benda langit, yang
berputar-putar pada orbitnya yang telah ditentukan sampai pada kupu-kupu yang dengan rapuh menari melewati
udara,semuanya tetap ada bergantung dari waktu-demi-waktu pada kekuatan Yahuwah yang
mempertahankannya. Jika Dia mati, segala sesuatu yang lain akan binasa.
Situasi darurat, yang mengejutkan alam semesta, tidak membuat Yang Maha Mengetahui terkejut. Sang
Pengasih Yang Kekal jauh sebelumnya telah menyusun rencana yang dibutuhkan ketika masalah itu muncul.
Paulus berbicara tentang rencana ilahi ini sebagai "rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya, tetapi yang
sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Eloah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para
nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman". (Roma 16:25 dan 26). Jika dosa
tidak pernah muncul, maka rahasia ini akan tetap tersimpan selamanya. Tapi Yang Mahakuasa tidak perna
menyia-nyiakan kesempatan. Segera setelah dosa ada, Sang Juruselamat pun ada.
Satu-satunya jalan agar umat manusia dapat diselamatkan, satu-satunya jalan agar Penguasa seluruh galaksi
Yang Maha kuasa dapat menunjukkan kasih yang mengorbankan diri adalah dengan mengorbankan Anak-Nya
yang tunggal.
Kasih ilahi telah mengandung sebuah rencana di mana manusia bisa ditebus. Hukum Yahuwah
yang telah dirusak menuntut kehidupan orang berdosa. Di seluruh alam semesta hanya ada satu
Pribadi yang bisa, atas nama manusia, memenuhi persyaratan. Karena hukum Ilahi adalah suci
sama seperti Yahuwah sendiri, maka hanya satu Pribadi yang setara dengan Yahuwah yang dapat
membuat pendamaian bagi pelanggaran itu. Tidak ada selain Yahushua yang dapat menebus
manusia yang berdosa dari kutuk hukum dan membawanya kembali ke dalam keserasian dengan
Surga. Yahushua akan menanggungkan ke atas diri-Nya kesalahan dan cela dosa, dosa telah
sangat menghina Elohim yang kudus sehingga harus memisahkan Bapa dan Anak.1
Seorang profesor teologi memimpin diskusi kelas suatu pagi ketika seorang siswa bertanya, "Jika Tuhan
mengasihi kita dengan begitu besar, mengapa Dia tidak mati untuk kita sendiri?" Mahasiswa lain, yang lebih tua
dan terlihat jelas adalah seorang ayah, menjawab: "Kamu bukan orang tua, kan? "Adalah jauh lebih
menyakitkan untuk mengorbankan anak sendiri daripada mengorbankan diri sendiri. Dibutuhkan pengorbanan
diri yang jauh lebih besar untuk menyerahkan anak sendiri untuk merasakan rasa sakit dan penderitaan daripada
pergi dan melakukannya sendiri.
Hanya Yahushua, Anak dari Yang Kekal, yang dapat menjadi kurban. Dia sendiri
adalah gambar Eloah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi,
yang kelihatan dan yang tidak kelihatan . . . segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia
ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia . . . Karena seluruh
kepenuhan Bapa berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala
sesuatu dengan diri-Nya . . . Juga kamu . . . sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh
jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak
bercacat di hadapan-Nya." (Lihat Kolose 1: 15-17 dan 19-22).
Yahushua adalah Anak Tunggal Yahuwah. Dia bukan makhluk ciptaan. Dia adalah Anak Tunggal. Ada
perbedaan besar. Para Malaikat, "anak-anak YAH" yang tidak berdosa, manusia, semuanya telah diciptakan ex
nihilo - dari ketiadaan. Ini merupakan sebuah tindakan penciptaan murni yang merupakan hak prerogatif satu-
satunya milik Ilahi. Yahushua, di sisi lain, diperanakkan. Memperanakkan seseorang berarti "berkembang biak,
sebagai ayah atau bapak; menghasilkan; seperti, untuk melahirkan anak."2
Ini bukanlah tindakan-bermain yang dilakukan oleh Bapa dan Anak. Alkitab berulang kali merujuk Yahushua
sebagai "Anak Tunggal" dari Yahuwah. Untuk memasukkannya ke dalam istilah duniawi, mereka adalah
keluarga; mereka terkait dengan ikatan darah. Ikatan kasih sayang yang Mereka bagi jauh melebihi apa pun
yang dapat dirasakan oleh manusia. Kasih yang Bapa miliki kepada Anak-Nya setinggi langit di atas bumi
dibandingkan dengan kasih yang dimiliki oleh seorang ayah duniawi untuk anak-anak mereka.
Semua kasih kebapakan yang telah turun dari generasi ke generasi melalui saluran hati manusia,
semua mata air kelembutan yang telah terbuka di dalam jiwa-jiwa manusia, hanya bagaikan
rintik kecil ke samudera tak terbatas jika dibandingkan dengan kasih tak terbatas, yang tidak
perna habis dari Yahuwah.
Lidah tidak bisa mengatakannya; pena tidak bisa menggambarkannya. Anda mungkin
merenungkannya setiap hari dalam hidup anda; anda dapat menyelidiki Kitab Suci dengan tekun
untuk memahaminya; anda dapat memanggil setiap kekuatan dan kemampuan yang Yahuwah
telah berikan, dalam usaha untuk memahami kasih dan sayang dari Bapa surgawi; namun masih
ada yang tidak terbatas diatasnya.
Anda dapat belajar mengenai kasih seumur hidup; namun anda tidak pernah dapat sepenuhnya
memahami panjang dan lebarnya, dalam dan tingginya kasih Yahuwah dalam memberikan
Anak-Nya untuk mati bagi dunia. Keabadian itu sendiri tidak akan pernah sepenuhnya
mengungkapkan kasih itu.3
Sama seperti karakter, pikiran dan emosi dari Bapa Surgawi yang murni dan ilahi, sungguh besar kemampuan-
Nya untuk merasakan kasih dan pengabdian.
Kitab Suci memberikan sekilas pandang ke dalam hubungan yang erat yang ada antara Bapa dan Anak-Nya
dalam kekekalan. Tudungnya sejenak disingkap dari kabut masa lalu yang jauh dan kita diperbolehkan untuk
melihat kasih yang murni, sukacita dan kegembiraan yang menandai hubungan Bapa/Anak ini sebelum hal lain
diciptakan.
Yahuwah telah menciptakan Aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya
yang pertama-tama dahulu kala. Sudah pada zaman purbakala Aku dibentuk, pada mula pertama,
sebelum bumi ada.
Sebelum air samudera raya ada, Aku telah lahir . . . Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih
dahulu dari pada bukit-bukit Aku telah lahir; sebelum Dia membuat bumi dengan padang-
padangnya atau debu dataran yang pertama.
Ketika Dia mempersiapkan langit, Aku di sana, ketika Dia menggaris kaki langit pada
permukaan air samudera raya, ketika Dia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera
raya meluap dengan deras, ketika Dia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan
melanggar titah-Nya,. . . Aku ada serta-Nya sebagai Anak kesayangan, setiap hari Aku menjadi
kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya. (Lihat Amsal 8: 22-30).
Ayat-ayat ini sangat signifikan. Ini membuktikan ikatankekeluargaan yang erat antara Bapa dan Anak-Nya
adalah salah satu yang sangat nyata dan bukan hanya sekedar sebuah cara yang puitis untuk menggambarkan
sebuah hubungan kasih. Ayat 23 menegaskan Yahushua "sudah dibentuk sejak zaman purbakala" Ungkapan
sudah dibentuk berasal dari kata Ibrani, Nāsakh[Strong # H5258], dan berarti "mencurahkan (terutama sebuah
persembahan); . . . menunjuk; menguduskan; meratifikasi perjanjian"4. Dari kekekalan, Yahushua, Anak Yang
Mahatinggi, telah ditunjuk menjadi kurban bagi umat manusia, sungguh kebutuhan mengerikan yang pernah
muncul.
Pemikiran ini diulangi dalam nubuatan indah Yesaya tentang Sang Juruselamat:
Dia dihina dan dihindari orang, Seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita
kesakitan . . . Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-
Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan
kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar
sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti
karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara
pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk
pemberontak-pemberontak. (Yesaya 53: 3, 11 dan 12, KJV)
Dalam ayat 24 dan 25 dari Amsal pasal 8, kalimat "Aku telah lahir" berasal dari kata bahasa Ibrani Chūl [atau
khül, Strong # H2342], yang berarti: "melahirkan anak, dilahirkan".5 Walaupun hikmat ilahi sudah terlihat
sesuai untuk tetap diam pada proses di mana Bapa yang ilahi memperanakkan Anak-Nya, namun tidak
diragukan lagi bahwa Yahushua adalah, memang, sungguh-sungguh adalah Anak tunggal Yahuwah.
Pengorbanan dari Bapa dan Anak untuk menyelamatkan umat manusia lebih besar daripada yang dapat
dipahami oleh otak manusia yang terbatas. Ketika Yahuwah menyerahkan Anak-Nya untuk menjadi pengganti
kita dalam memenuhi hukuman hukum karena ketidaktaatan, yang dikorbankan sebenarnya jauh lebih banyak
dari yang dapat dimengerti oleh kebanyakan orang. Dengan mengambil rupa di dalam daging manusia,
Yahushua rela melepaskan persekutuan-Nya yang intim dengan Bapa-Nya yang Maha Hadir pada tingkatan
jumlah yang tidak terbatas yang kita bahkan tidak dapat pahami, apalagi mengerti. Selanjutnya dan disepanjang
kekekalan di masa depan, persekutuan Mereka yang intim sudah akan terbatas pada tingkat batasan yang sama
yang mengikat setiap anak Adam yang berdaging-dan-berdarah.
Tapi ada lagi. Pengorbanan dari satu-satunya Anak Tunggal Yahuwah melibatkan sebuah risiko yang hanya
sangat sedikit dipahami. Dan itu adalah resiko yang sangat nyata!
Kisah Betlehem adalah sebuah tema yang tidak akan perna habis. Di dalamnya tersembunyi
"dalamnya kekayaan hikmat dan pengetahuan Yahuwah." Roma 11:33. Kita mengagumi
pengorbanan Sang Juruselamat dalam menukar tahta surga-Nya dengan palungan, dan
perkumpulannya dengan malaikat-malaikat yang memuja dengan kandang binatang. . . . Namun
ini barulah awal dari tindakan merendahkan diri-Nya yang luar biasa. Akan menjadi sebuah
penghinaan yang tak terbatas bagi Anak Yahuwah untuk mengambil kodrat manusia, bahkan
ketika Adam berdiri tanpa dosa di taman Eden. Tapi Yahushua menerima manusia saat umat ini
telah dilemahkan oleh dosa selama empat ribu tahun. Seperti semua anak Adam yang lain, Dia
menerima hasil dari pekerjaan hukum besar turun-temurun. Hasil-hasil ini telah ditunjukkan
dalam kisah hidup para leluhur bumi-Nya. Dia datang dengan faktor keturunan itu untuk
merasakan duka dan godaan yang kita rasakan, dan memberikan kita teladan cara hidup tanpa
dosa.
Setan di surga membenci Kristus karena Posisinya di tahta Yahuwah. . . . Setan membenci Dia
yang telah menjanjikan diri-Nya menjadi penebus umat yang berdosa. Namun, dalam dunia di
mana Setan mengklaim kekuasaan, Yahuwah mengizinkan Anak-Nya datang, menjadi bayi yang
tidak berdaya, dan tunduk pada kelemahan manusia. Bapa mengizinkan-Nya untuk menghadapi
bahaya hidup yang sama dengan yang dialami oleh setiap jiwa manusia, untuk melawan
pertempuran yang harus dilawan oleh setiap anak manusia, dengan risiko kegagalan dan
terhilang untuk selama-lamanya.
Hati dari seorang ayah manusia merindukan anaknya. Dia melihat kepada wajah anak kecil itu,
dan gemetar memikirkan bahaya kehidupannya. Dia rindu untuk melindungi anak satu-satunya
yang disayanginya dari kuasa Setan, untuk menjauhkannya dari godaan dan pertikaian. Untuk
menghadapi pertikaian yang paling pahit dan risiko yang paling menakutkan, Yahuwah telah
memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya jalan kehidupan dapat dipastikan bagi anak-anak
kecil kita. "Inilah kasih." Tercenganglah, hai langit! dan takjublah, hai bumi!6
Dengan mengambil sifat Adam setelah dia berdosa, Yahushua meningkatkan risiko yang sangat besar untuk
mengalami kegagalan. Hukum ilahi, yang tidak dapat dilanggar, menuntut kematian orang berdosa. "Sebab
upah dosa adalah maut, tetapi karunia Yahuwah adalah hidup yang kekal
melalui Yahushua yang diurapi, Tuan kita". (Roma 6:23, KJV) Jika
Yahushua berbuat dosa bahkan bila itu hanya di dalam pikiran, Dia, seperti
semua keturunan Adam yang lain, harus mati. Ini bukanlah kematian-tidur
seperti yang Yahushua sebut ketika Dia mengatakan kepada para murid-
Nya bahwa Lazarus telah meninggal. (Lihat Yohanes 11: 11-14.)
Sebaliknya, ini adalah jenis kematian yang Yahushua peringatkan ketika
Dia menyatakan: "Jangan takut kepada mereka yang dapat membunuh
tubuh, tetapi tidak mampu membunuh jiwa: melainkan takutlah akan Dia
yang mampu membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka."
(Matius 10:28, KJV)
Inilah hukuman yang akan dijatuhkan kepada semua orang yang menolak
tawaran keselamatan dari Surga: kematian baik tubuh maupun jiwa yang
tidak akan pernah dibangkitkan lagi. Hanya Yahuwah yang memiliki
kekuatan ini. (Lihat Wahyu 20:4-15). Mengalami kematian yang seperti ini
adalah harga yang harus dibayar bagi penebusan anda. Bahayanya adalah
sangat nyata. Jika Setan mampu menggoda Yahushua berbuat dosa, bahkan
di tingkat yang paling rendah, maka semua tuduhan Setan melawan
pemerintahan ilahi akan tampak benar. Seluruh alam semesta milik
Yahuwah ini, dengan makhluk-makhluk cerdasnya, akan bergabung dalam
pemberontakan; dan semuanya, berdasarkan hukum ilahi, harus mati. Dan
dengan kematian Anak-Nya sendiri, apa yang akan terjadi kepada Bapa?
Hal ini bukanlah sesuatu yang ingin direnungkan oleh seseorang. Tapi
mungkin, dalam penderitaan-Nya yang menghancurkan, Bapa sendiri akan
memilih untuk menghilang begitu saja. Dan tidak akan ada sesuatu lagi. . .
tidak ada. Di manapun. Selamanya.
Rasul Yohanes tidak dapat menemukan kata-kata untuk menggambarkan secara memadai kasih yang seperti ini.
Bahasa manusia gagal dalam menghadapi kasih yang luar biasa tersebut. Yang dapat dia lakukan hanyalah
berseru kepada semua orang untuk melihatnya sendiri: "Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan
Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Yahuwah." (1 Yohanes 3: 1, KJV) Tidak ada tempat di mana
kasih seperti ini dapat terlihat dengan lebih jelas selain di atas kayu salib di mana "kasih dan kesetiaan bertemu,
serta keadilan dan damai sejahtera bercium-ciuman." (Mazmur 85:10, KJV).
Yahuwah mengaruniakan Anak-Nya untuk menebus umat manusia dengan mengalami kematian kedua bagi
kita. Pernyataan yang dibuat oleh Anak Yahuwah ketika Dia sementara tergantung pada kayu salib
mengungkapkan penderitaan jiwa-Nya. Selanjutnya, fakta bahwa Dia mati karena hati-Nya remuk dan bukan
karena sesak napas atau hantaman seperti penyebab kebanyakan korban penyaliban meninggal, adalah bukti
konklusif tambahan bahwa penderitaan yang Sang Anak alami adalah penderitaan mental dan emosional yang
mengerikan yang akan di bebankan kepada semua orang yang menolak Yahuwah jika Dia akhirnya
memalingkan wajah-Nya dari mereka dan menarik hadirat-Nya yang ada sebagai Sang Pemberi Hidup.
Dan sekarang Tuan yang mulia sedang sekarat, menjadi tebusan bagi umat manusia. Ketika
merelakan hidup-Nya yang berharga, Kristus tidak dikuatkan oleh sukacita kemenangan. Yang
ada hanyalah kesuraman yang menindas. Bukan ketakutan pada kematian yang membebani-Nya.
Bukan rasa sakit dan cela salib yang menyebabkan penderitaan tak terkatakan-Nya. Kristus
adalah raja penderita; tapi penderitaan-Nya adalah hasil dari keganasan dosa, mengetahui bahwa
melalui keakraban dengan kejahatan, manusia telah menjadi buta pada kedahsyatannya. Kristus
melihat betapa dalamnya cengkraman dosa pada hati manusia, dan betapa sedikitnya orang yang
memiliki keinginan untuk terlepas dari kuasanya. Dia tahu bahwa tanpa bantuan dari Yahuwah,
umat manusia harus binasa, dan Dia melihat banyak orang yang binasa dalam jangkauan bantuan
yang berlimpah.
Ke atas diri Kristus sebagai pengganti dan penjamin kita diletakkan kesalahan dari kita semua.
Dia telah dianggap sebagai pelanggar hukum, supaya Dia menebus kita dari kutukan hukum.
Kesalahan dari semua keturunan Adam menekan hati-Nya. Murka Yahuwah terhadap dosa,
manifestasi mengerikan ketidaksenangan-Nya karena kedurhakaan, mengisi jiwa Anak-Nya
dengan ketakutan. Melalui seluruh hidup-Nya Kristus telah mengumumkan kepada dunia yang
telah berdosa sebuah kabar baik dari belas kasihan Bapa dan kasih pengampunan-Nya.
Keselamatan untuk orang yang berdosa adalah tema-Nya. Tapi sekarang dengan berat beban
kesalahan mengerikan yang Dia tanggung, Dia tidak bisa melihat wajah ingin berdamai dari
Bapa. Penarikan wajah ilahi dari Sang Juruselamat pada saat ini menjadi kesedihan tertinggi
yang menusuk hati-Nya dengan kesedihan yang tidak pernah dapat sepenuhnya dipahami oleh
manusia. Begitu besar penderitaan batin ini sehingga rasa sakit fisik-Nya hampir tidak terasa.
Setan dengan godaan sengitnya menyayat-nyayat hati Yahushua. Juruselamat tidak bisa melihat
dari balik portal kuburan. Pengharapan tidak menyajikan kepada-Nya kebangkitan-Nya dari
kubur sebagai pemenang, atau mengatakan kepada-Nya penerimaan Bapa atas pengorbanan-Nya.
Dia takut jika dosa itu telah begitu menghina Yahuwah sehingga perpisahan Mereka akan
menjadi perpisahan abadi. Yahushua merasakan penderitaan yang akan dirasakan oleh orang
berdosa jika belas kasihan tidak lagi bisa dimohonkan bagi umat yang berdosa. Karena perasaan
berdosa itu, maka murka Bapa tertimpa kepada-Nya sebagai pengganti manusia, yang membuat
cawan yang Dia minum begitu pahit, dan menghancurkan hati Anak Yahuwah.7
Secara emosional, Yahushua merasakan beratnya gabungan rasa bersalah dari dosa-dosa seluruh umat manusia.
Secara emosional, Dia merasa ditolak oleh Yahuwah. Hal inilah yang membuat ratapan dari hati remuk yang
menangis keluar dari bibir-Nya: "El-Ku, El-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46)
Fokus dari kebanyakan orang, dalam lagu, khotbah dan perenungan, adalah pada penderitaan yang dengan rela
dilalui oleh Anak untuk menyelamatkan orang berdosa. Sedikit, jika ada, yang merenungkan pengorbanan yang
dikeluarkan Bapa sebagaimana Dia berdiri di satu sisi dan membiarkan Anak-Nya mengalami penderitaan yang
begitu hebat, atau dengan kata lain, hati Bapa remuk. Dalam doa Yahushua, sebelum Dia dikhianati, terlihat
sedikit dari keintiman emosional yang dirasakan bersama oleh Bapa dan Anak.
Yahushua berdoa untuk para pengikut-Nya supaya
mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam
Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan
kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka
dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa
Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau
mengasihi Aku. (Yohanes 17: 21-23, KJV)
Dalam keheningan jiwa anda, biarkan kata-kata ini tenggelam ke dalam pikiran anda.
Bapa dan Anak adalah satu. Apa yang Anak rasakan, juga Bapa rasakan. Bahkan sebagai Bapa menarik rasa
kasih-Nya dan hadirat-Nya dari Anak-Nya, bahkan ketika Dia tahu, berdasarkan pengalaman, tindakan-Nya itu
akan menyebabkan Anak-Nya menderita, Dia tetap melakukannya.
Untuk Menyelamatkan Anda.
Dan Sang Bapa sangat mengasihi anda, melebihi rasa benci-Nya karena anda telah menjadi penyebab kematian
Anak-Nya, dan Dia semakin mengasihi Anak-Nya lebih lagi karena telah bersedia mati untuk anda. Karena
anda berharga bagi-Nya.
Sebagai Bapa yang penuh kasih, Yahuwah tidak meninggalkan Anak-Nya bahkan dalam pergolakan
penderitaan-Nya yang paling dalam. Alkitab menunjukkan bahwa Bapa ada di sana, di sisi AnakNya, lengan
perlindungan ada di atas Dia, memeluk Dia dengan erat, meskipun secara emosional dan mental, Yahushua
merasa ditinggalkan Bapa.
Ketika Bangsa Israel terjebak di Laut Merah, Yahuwah menggunakan kegelapan untuk menyembunyikan
cahaya kehadiran-Nya dalam tiang api yang menyala dan memberi keberanian kepada umat-Nya. Pemazmur
menjelaskan: "Dia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada di bawah kaki-Nya. Dia membuat kegelapan
di sekeliling-Nya menjadi persembunyian-Nya, ya, menjadi pondok-Nya: air hujan yang gelap, awan yang
tebal." (Mazmur 18: 9 dan 11, KJV).
Kegelapan supranatural yang sama ini menyelimuti salib selama penderitaan menyakitkan Sang Juruselamat.
"Mulai dari jam enam kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam sembilan". (Matius 27:45, KJV)
Dalam gelap gulita hadirat Yahuwah tersembunyi. Dia membuat kegelapan sebagai pondok-Nya,
dan menyembunyikan kemuliaan-Nya dari mata manusia. Yahuwah dan malaikat-Nya yang
kudus berada di samping salib. Bapa ada bersama dengan Anak-Nya. Namun Kehadirannya tidak
terungkap. Jika kemuliaan-Nya sampai menembus awan, maka semua manusia yang memandang
kemuliaan itu akan binasa. Dan pada jam yang mengerikan itu Kristus tidak dihibur dengan
kehadiran Bapa. Dia menapaki pemeras anggur sendirian, dan orang-orang tidak ada yang
menemani Dia.8
Ini, ini adalah anugerah dari Bapa untuk menyelamatkan anda. Penderitaan yang Dia alami, yang menjadi saksi
dan penyebab penderitaan Anak-Nya dengan menarik perasaan akan hadirat-Nya, adalah layak bagi Yahuwah
demi menyelamatkan anda. Surga sendiri merasa tidak lengkap tanpa kehadiran anda di sana. Yahuwah
bersedia menyerahkan Anak-Nya sendiri untuk mati, hanya untuk memberikan anda sebuah kesempatan untuk
hidup.
Apakah anda merasa jauh dari Bapa? Apakah dosa-dosa anda berdiri di depan anda, menjadi sebuah gunung
kutukan? Apakah banyak janji anda yang terlanggar dan tersandung sehingga membuat anda merasa bahwa
anda tidak bisa menjangkau tangan iman untuk mengenggam erat tangan yang terulur kepada anda?
"Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa Yahuwah, Elohimmu, Dialah Eloah, El yang setia, yang memegang
perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya,
sampai kepada beribu-ribu keturunan". (Lihat Ulangan 7: 9).
"Kembalilah, hai anak-anak yang murtad! Aku akan menyembuhkan engkau dari murtadmu." (Yeremia 3:22,
KJV)
Dia membungkuk ke depan di atas takhta-Nya, sambil mengulurkan tangan kepada anda, di dalam hati-Nya Dia
sungguh-sungguh rindu agar anda mau menerima undangan-Nya yang penuh kasih.
Agar keyakinan kita semakin kuat di dalam Yahuwah, Kristus mengajarkan kita untuk
memanggil Yahuwah dengan sebuah nama baru, sebuah nama yang terjalin dengan ikatan
terkasih dari hati manusia. Dia memberi kita hak istimewa untuk memanggil Eloah Yang Kekal,
Bapa kita. Nama ini, diucapkan kepada-Nya dan dari Dia, merupakan sebuah tanda kasih kita
dan iman kita kepada-Nya, dan sebuah janji dari perhatian-Nya dan hubungan-Nya pada kita.
Ucapkan Nama itu ketika meminta bantuan atau berkat-Nya, itu terdengar indah di telinga-Nya.
Bahwa kita mungkin berfikir adalah lancang untuk menyebut-Nya dengan Nama ini, namun Dia
telah mengulanginya lagi dan lagi. Dia menginginkan kita untuk menjadi akrab dengan nama
panggilan itu.9
Dengarlah suara-Nya yang menyampaikan damai sejahtera bagi anda: "Aku pun tidak menghukum kamu"
(Yohanes 8:11) Kembali kepada-Ku dan semua kesalahan anda akan diampuni, tidak peduli apapun itu. Tidak
ada rahasia yang terlalu gelap, tidak ada dosa yang terlalu keji, tidak ada lubang yang terlalu dalam bagi kasih-
Ku untuk menjangkau anda.
Bapa Surgawi anda telah melakukan segalanya dengan kuasa-Nya untuk mengilhami anda agar berharap dan
percaya kepada-Nya.
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Yahuwah telah dicurahkan di dalam hati
kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka. Sebab tidak
mudah seorang mau mati untuk orang yang benar tetapi mungkin untuk orang yang baik ada
orang yang berani mati. Akan tetapi Yahuwah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena
Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Lihat Roma 5: 5-8).
Jangan menunggu untuk membuat diri anda menjadi lebih baik. Tidak ada kebaikan jika terpisah dari Yahuwah!
Anda tidak memiliki harapan memperbaiki diri jika anda terpisah dari-Nya. Pergilah kepada Dia sekarang, apa
adanya anda, dan terimalah hadiah, yang telah dilunaskan untuk anda dengan harga yang tidak terbatas.
Dengan kerinduan, Dia menunggu anda.
Tolong Dicatat: Untuk semua kutipan, Nama dari Bapa dan Anak telah diganti dengan Nama yang Sebenarnya.
* Doa kita yang paling dalam kepada keluarga Gunter dalam melewati waktu yang sulit ini. Untuk membaca
lebih banyak mengenai kisah yang sangat tragis ini, tolong lihat link berikut ini: St. George Utah - 4Utah.com -
KSL.com - Standard Examiner
1 Ellen G. White, Patriarchs & Prophets, hal. 63.
2 Webster’s New Universal Unabridged Dictionary, Edisi 1983.
3 Ellen G. White, The Faith I Live By, hal. 43.
4 “Lexical Aids to the Old Testament,” Hebrew-Greek Key Word Study Bible, AMG Publishers.
5 S.d.a.
6 Ellen G. White, Desire of Ages, hal. 48-49, penekanan diberikan.
7 S.d.a., hal. 752-753, penekanan diberikan.
8 S.d.a.
9 Ellen G. White, Christ’s Object Lessons, hal. 141.