Post on 28-Oct-2021
Jurnal CMES Volume X Nomor 2 Edisi Juli – Desember 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta
181
KAJIAN SOSIODIALEKTOLOGI BAHASA MASYARAKAT HADRAMIY
(STUDI KASUS MASYARAKAT INDONESIA KETURUNAN ARAB DI PASAR
KLIWON SURAKARTA)
Hanifah Nida’uljanah
hanifah.nidauljanah@gmail.com
Muhammad Ridwan
muh.ridwan.1987@gmail.com
Program Studi Sastra Arab
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret
Abstract
This research examines the genetic relationship and separating time of language used by
generation of Arab in Pasar Kliwon Surakarta along Arabic language. The data source of
this research is Hadramy community in Arabic Department Universitas Sebelas Maret
and group of pupils of Hadramy generation studying in SMA Islam Diponegoro
Surakarta. The collecting data was done by talking technique and calling up the questions,
and continued by noting and recording data. The analyzing data used phonetic equalizing
method. The results of the research reveal, first, Pasar Kliwon’n language has historic
relationship to Arabic language. The research finds 136 couple words that have genetic
relationship among 200 Swadesh used vocabularies, or 68% among them. It clear to be
concluded that relationship occurred between two variants of that language. Second, the
separating time of language was predicted taking place in 1011 to 1207 (counted from
2017).
Keywords: genetic relationship of language, separating time, Hadramy community, Pasar
Kliwon, Arabic language.
ملخصث علاقة القرابة والمدة اللغوية المنفصلة التَ استخدمها المجتمع المنسوب إلى العرب فى باسار حيتناول هذ الب
كليوون سوراكرتَ تجاه اللغة العربية. بيانات هذا البحث مأخوذة من الطلاب الحضرميين فى قسم الأدب العربي درسة الثانوية الإسلامية ديبونيجورو سوراكرتَ. م جمع جامعة سبلاس مارس سوراكرتَ ، ومجموعة من تلاميذ الم
البيانات بطريقة الحوار وإثارة الأسئلة ، ثم تسجيل البيانات وكتابتها . وفى مرحلة تحليل البيانات يستخدم طريقة العربية . النطقي . وتدل نتائج البحث على أن لغة المجتمع فى باسار كليوون لها علاقة القرابة مع اللغة التشابه
فى المائة . % 29مفردات سواديش المستخدمة ، أو ما يقرب 611كلمة ذات قرابة من 012يعثر البحث على هذه النسبة تدل على وجود القرابة بين لهجة باسار كليوون واللغة العربية . أما المدة اللغوية المنفصلة بين اللغتين
( .6101)بحساب سنة 0611ة إلى سن 0100فإنها متوقع حدوثها ما بين سنة
: القرابة اللغوية ، المدة المنفصلة ، المجتمع الحضرمي ، باسار كليوون ، اللغة العربية . الكلمات المفتاحية
Jurnal CMES Volume X Nomor 2 Edisi Juli – Desember 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta
182
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang
wilayahnya sangat luas dengan penduduk
yang terdiri dari berbagai etnis, baik etnis
asli maupun etnis pendatang, salah
satunya yaitu Arab. Zunainingsih (2010:
18) mengungkapkan, kedatangan etnis
Arab ke Indonesia diperkirakan terjadi
sejak abad pertengahan (abad ke-13).
Tujuan awal kedatangannya adalah untuk
berdagang sekaligus berdakwah yang
kemudian secara berangsur-angsur mulai
menetap dan berkeluarga dengan
masyarakat setempat. Masyarakat
keturunan Arab yang bermukim di
Nusantara berasal dari Hadramaut,
Yaman, sehingga disebut dengan
masyarakat Hadramiy (Widyastuti, 2006:
15).
Masyarakat Hadramiy diperkirakan
masuk ke Surakarta pada abad ke-19
dengan penempatan yang diatur oleh
kerajaan Kasunanan Surakarta dan tidak
terlepas dari kebijakan kolonial Belanda.
Hal tersebut mengakibatkan
penempatannya yang terpisah dengan
masyarakat setempat. Pemukiman ini
selanjutnya bukan lagi merupakan
pemukiman eksklusif dan tersebar merata
di antara penduduk etnis Jawa
(Zunainingsih, 2010: 18-20). Penyebaran
pemukiman ini menyebabkan kelompok
minoritas Arab melakukan interaksi
dengan kelompok Jawa.
Interaksi merupakan hal yang
manusiawi bagi pendatang terhadap
masyarakat setempat untuk melanjutkan
hidup di tempat yang baru dan
melaksanakan berbagai kegiatan.
Beragamnya kegiatan tersebut
mengharuskan untuk melakukan
komunikasi satu sama lain. Padahal,
bahasa yang digunakan oleh masyarakat
Hadramiyberbeda dengan masyarakat
setempat. Bahasa yang digunakan oleh
masyarakat Hadramiy tersebut adalah
bahasa Arab, sedangkan bahasa yang
digunakan masyarakat setempat adalah
bahasa Jawa. Perbedaan kedua bahasa di
dalam satu lingkungan tersebut
menyebabkan terjadinya kontak bahasa
yang memunculkan suatu bahasa
komunikasi baru yang digunakan oleh
masyarakat Hadramiy. Penelitian ini
menyebutnya dengan bahasa Pasar
Kliwon Surakarta.
Chaer dan Agustina (2010: 84)
berpendapat bahwa peristiwa-peritiwa
kebahasaan yang mungkin terjadi sebagai
akibat adanya kontak bahasa adalah
peristiwa bilingualisme, diglosia, alih
kode, campur kode, interferensi, integrasi,
konvergensi, dan pergeseran bahasa.
Peristiwa kebahasaan tersebut dapat
dilihat dari kosakata yang digunakan oleh
masyarakat Hadramiy dalam
berkomunikasi sehari-hari. Oleh karena
itu, penelitian ini memfokuskan pada
kosakata bahasa tersebut untuk dilakukan
peneropongan secara statistik untuk
menetapkan pengelompokannya
berdasarkan persentase kesamaan dan
perbedaannya dengan bahasa Arab fuscha.
Berdasarkan fenomena tersebut,
maka ditemukan hal yang menarik untuk
diamati dalam permasalah ini, yaitu
fenomena relasi kekerabatan bahasa Pasar
Kliwon Surakarta dengan bahasa Arab.
Bahasa Pasar Kliwon Surakarta berasal
dari bahasa Arab yang telah mengalami
perubahan atau penyesuaian terhadap
bahasa pribumi, tetapi kepastian mengenai
usia bahasa tersebut belum diketahui,
terlebih tidak memiliki naskah-naskah
kuno. Usia tersebut dapat menunjukkan
waktu kedua bahasa tersebut mulai
berpisah dari bahasa yang sama. Adapun
waktu berpisah tersebut dapat
menunjukkan pula waktu kedatangan
masyarakat Hadramiy ke Indonesia
sehingga hasil penelitian ini dapat
mendukung dan memperkuat salah satu
teori kedatangan masyarakat tersebut ke
negara ini, sehubungan dengan banyaknya
teori yang mengatakannya. Waktu
tersebut pula yang menunjukkan bahasa
Pasar Kliwon mulai melakukan kontak.
Berdasarkan latar belakang
tersebut, penelitian ini berusaha
menjawab mengenai hubungan
kekerabatan bahasa Pasar Kliwon dengan
bahasa Arab fuscha dan waktu kedua
Jurnal CMES Volume X Nomor 2 Edisi Juli – Desember 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta
183
bahasa tersebut mulai berpisah. Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui besar kekerabatan bahasa
Pasar Kliwon dan bahasa Arab, begitu
juga waktu pisah kedua bahasa tersebut
dari bahasa yang sama, untuk
mengembangkan kajian terhadap bahasa
pendatang, dan diharapkan dapat
membuka wawasan kepada masyarakat
luas bahwa melalui penggunaan kosakata
bahasa suatu tempat dapat
memperlihatkan hubungannya dengan
bahasa lain.
Berdasarkan tujuan tersebut,
penelitian ini menggunakan teori
leksikostatistik. Leksikostatistik
merupakan cara pengelompokan bahasa
yang dilakukan dengan menghitung
persentase perangkat kognat (Mahsun,
1995: 115). Begitu juga Parera (1991:
105) menyatakan leksikostatistik adalah
suatu teknik dalam pengelompokan
bahasa yang lebih cenderung
mengutamakan peneropongan kata-kata
(leksikon) secara statistik, untuk
kemudian berusaha menetapkan
pengelompokkan itu berdasarkan
persentase kesamaan dan perbedaan suatu
bahasa dengan bahasa lain (Keraf, 1996:
121). Leksikostatistik dapat digunakan
dalam penelitian dialektologi untuk
pengelompokan daerah pengamatan
sebagai pemakai dialek atau subdialek
tertentu dengan menghitung persentase
kekognatan antardaerah tersebut (Mahsun,
1995: 116).
Keraf (1996: 128) menyatakan
bahwa sebuah pasangan kata akan
dinyatakan kerabat bila memenuhi salah
satu ketentuan, yaitu pasangan itu identik,
pasangan itu memiliki korespondensi
fonemis, kemiripan secara fonetis, atau
satu fonem berbeda. Setelah menetapkan
kata-kata kerabat dengan prosedur seperti
yangdikemukakan di atas, maka dapat
ditetapkan besarnya persentase dari
keduabahasa yang dibandingkan.
Persentasi kekerabatan tersebut
dapat menjelaskan status kedua bahasa
yang diteliti. Penentuan tingkatan jarak
bahasa tersebut dilakukan berdasarkan
klasifikasi di bawah ini (Ayahtrohaedi,
1983: 32):
No Tingkat
pengelompokan
Persentase
kata kerabat
1 Bahasa 81-100%
2 Dialek 51-80%
3 Subdialek 31-50%
4 Wicara 21-30%
5 Tidak ada
perbedaan
< 21%
Persentasekekerabatan juga dapat
digunakan untuk menghitung waktu pisah
kedua bahasa yang dibandingkandari
bahasa yang sama dengan menggunakan
rumus: (Keraf, 1996: 130 dan Parera,
1991: 108)
W = 𝑙𝑜𝑔.𝐶
2 𝑙𝑜𝑔.𝑟
Keterangan:
w = waktu pisah dalam ribuan
tahun yang lalu
r =retensi atau persentase konstan
dalam 1000 tahun, atau juga
disebutindeks, dalam hal ini
retensi yaitu 80,5%
log = logaritma dari,
log, dapat dicari menggunakan
tabel logaritma atau
menggunakankalkulator.
Namun lebih efektif jika
menggunakan kalkulator.
C = persentase kerabat
2 = pembagi waktu pisah dari
kedua bahasa
Hasil dari menghitung waktu pisah
dengan menggunakan cara di atas belum
menunjukkan kepastian mengenai waktu
pisah antara bahasa Pasar Kliwon
Surakarta dengan bahasa Arab, maka
harus dilakukkan penghitungan
selanjutnya menggunakan rumus
menghitung jangka kesalahan. Keraf
(1996:132) mengatakanbahwa untuk
menghitung jangka kesalahan biasanya
dipergunakan kesalahanstandar, yaitu
70% dari kebenaran yang diperkirakan.
Jurnal CMES Volume X Nomor 2 Edisi Juli – Desember 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta
184
Kesalahan standardiperhitungkan dengan
rumus : (Keraf, 1996: 132)
S = √𝐶 (1−𝐶)
𝑛
Keterangan :
S = kesalahan standar dalam
persentase kata kerabat
C = persentase kata kerabat
N = jumlah
kata yang diperbandingkan
(baik kerabat maupun non
kerabatatau kata yang
memiliki pasangan)
Adapun langkah dalam
melaksanakan penelitian ini mencakup
tiga tahapan (Sudaryanto, 2015: 6-8).
Pertama, tahap penyediaan data
menggunakan metode cakap dan teknik
pancing dengan teknik lanjutan yaitu
teknik cakap semuka untuk mendapatkan
data lisan berupa 200 kata Swadesh
(Sudaryanto, 2015: 208-209). Kedua,
tahap analisis data menggunakan metode
padan dan teknik bagi unsur penentu
(PUP) (Sudaryanto, 2015: 25). Terakhir,
tahap penyajian hasil analisis data
menggunakan metode informal dan
formal (Sudaryanto, 2015: 241).
HASIL ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
Hubungan kekerabatan antara
bahasa Pasar Kliwon Surakarta dengan
bahasa Arab dapat dilihat dari bentuk
kosakata dan maknanya. Penentuan
kekerabatan dalam penelitian ini
menggunakan data kata Swadesh
sebanyak 200 kata. Daftar kata tersebut
disusun oleh Morris Swadesh. Penelitian
ini menggunakan daftar kata Swadesh
karena terdiri dari kata-kata non-kultural
serta retensi kata dasarnya telah diuji
dalam bahasa-bahasa yang memiliki
naskah tertulis. Data tersebut dianalisis
secara leksikostatistik untuk mendapatkan
tingkat persentase kekerabatan antara
bahasa Pasar Kliwon dengan bahasa Arab,
klasifikasi bahasa, dan waktu pisah
dengan jangka kesalahan.
1. Penentuan kata kerabat
Berdasarkan 200 kosakata Swadesh
yang dicatat untuk bahasa Pasar Kliwon
Surakarta dan bahasa Arab terdapat
pasangan kata yang lengkap atau memiliki
padanan kata dari kedua bahasa
tersebusehingga semua kosakata swadesh
dapat diperhitungkan dalam penetapan
kata kerabat atau non-kerabat. Adapun
syarat glos yang dapat diperhitungkan
dalam penentuan kekerabatan kata yaitu
bukan berupa kata-kata kosong, bukan
kata pinjaman, dan berupa kata dasar
(bukan kata jadian).
Apabila data-data tersebut telah
terkumpul dan terbebas dari glos yang
tidak dapat diperhitungkan, maka langkah
selanjutnya yaitu pengisolasian morfem
terikat. Pengisolasian morfem terikat
membuat lebih mudah dalam penentuan
pasangan kata yang menunjukkan
kesamaan dan tidak sehingga kata yang
digunakan untuk perbandingan yaitu
berupa kata dasar.
Apabila langkah sebelumnya telah
terlewati, maka dapat dilakukan
penentuan kekerabatan antara kedua
bahasa tersebut. Sebuah pasangan kata
dapat dinyatakan sebagai kata kerabat
apabila memenuhi syarat, yaitu identik,
memiliki korespondensi fonemis,
mempunyai kemiripan fonetis, dan
mempunyai satu fonem yang berbeda.
1.1. Pasangan kata identik
Salah satu ketentuan dalam
menetapkan pasangan kata sebagai kata
kerabat adalah pasangan kata tersebut
memiliki kemiripan identik. Identik dalam
hal ini adalah pasangan tersebut memiliki
fonem, bunyi, dan makna yang sama
persis. Pasangan kata tersebut tidak
mengalami perubahan pada kedua bahasa.
Glos Bahasa
PKS
Bahasa Arab
Batu [ɦajar] [ɦajar]
Besar [kabir] [kabi:r]
Karena [li?ana] [li?anna]
Lima [xOmsah] [xamsah]
Pohon [šajarOh] [šajarah]
Sungai [nahər] [nahr]
Jurnal CMES Volume X Nomor 2 Edisi Juli – Desember 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta
185
Berdasarkan pemakaiannya, bahasa
Pasar Kliwon Surakarta menghilangkan
tekanan pada silabe berat dan diikuti
penghilangan pembedaan vokal panjang
dan pendek. Vokal panjang atau pendek
digunakan sesuai dengan intonasi kalimat
(Fauziah, 2006 dan Adabiyyat, 2011:
228). Hal ini tidak membedakan
keidentikan kata tersebut.
Hal yang sama terjadi pada
kemunculan vokal [O] setelah fonem [r],
[T], [x], dan [ϒ], dan kemunculan bunyi
vokal [ə] diantara dua konsonan berjejer
di belakang kata. Kedua hal tersebut juga
tidak mempengaruhi keindetikan kata
dengan pasangannya, karena apabila
diperhatikan, bunyi yang dihasilkan pada
setiap pasangan kata tersebut sama.
1.2. Pasangan kata yang memiliki
korespondensi fonemis
Pasangan kata yang memiliki
korespondensi fonemis merupakan
pasangan kata yang memiliki hubungan
antara kedua bahasa berdasarkan posisi
fonem-fonem yang berupa alofon dan
makna yang sama dari kedua bahasa yang
dibandingkan. Sehingga dapat diperoleh
sejumlah perangkat korespondensi, sesuai
dengan besar atau panjang segmen dari
bahasa Pasar Kliwon Surakarta dan
bahasa Arab.
Glos Bahasa
PKS
Bahasa
Arab
Angin [rɪɦ] [ri:ɦ]
Benar [şOɦɪh] [şaɦi:h]
Dua [?iθnɛn] [iθnaini]
Dekat [garɪb] [qari:b]
Diri(ber) [gʊm] [qum]
1.3. Pasangan kata yang memiliki
kemiripan fonetis
Pasangan kata yang memiliki
kemiripan fonetis merupakan pasangan
kata yang memilikikemiripan fonetis pada
posisi artikulatoris yang sama.
Glos Bahasa
PKS
Bahasa
Arab
Anak [walat] [walad]
Awan [saɦap] [saɦab]
Tua [?ajus] [?aju:z]
1.4. Pasangan kata dengan satu fonem
berbeda
Pasangan kata dengan satu fonem
yang berbeda yaitu apabila dapat
dijelaskan perbedaannya. Apabila dalam
satu pasangan terdapat perbedaan satu
fonem, tetapi dapat dijelaskan bahwa
perbedaan tersebut terjadi karena
pengaruh lingkungan yang dimasukinya,
sedangkan dalam bahasa lain pengaruh
tersebut tidak mengubah fonemnya, maka
pasangan itu dapat ditetapkan sebagai kata
kerabat. Maksut dari fonem yang berbeda
yaitu fonem pada suatu kata berbeda dari
fonem pada kata pasangannya, bukan
merupakan alofon, dan juga tidak
memiliki kesamaan posisi artikulasi.
Glos Bahasa
PKS
Bahasa
Arab
Bunuh [gətəl] [qatl]
Kami [naɦna] [naɦnu]
Kamu [?ente] [?anta]
Berdasarkan 4 ketentuan tersebut,
maka dapat dilakukan penentuan kata
kerabat berikut ini dengan menggunakan
kode penanda (A) dan (B). Apabila
pasangan kata di antara kedua bahasa
berkerabat maka ditandai dengan kode
(A) dan (A). Apabila pasangan kata di
antara kedua bahasa tidak berkerabat
maka ditandaidengan kode (A) dan (B).
Penghitungan jumlah kata kerabat dapat
dilakukan dengan melihat kesamaan
penanda antar kata kerabat bahasa
tersebut pada tabel di bawah.
Jurnal CMES Volume X Nomor 2 Edisi Juli – Desember 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta
186
No Glos Bahasa
PKS
Bahasa
Arab Keterangan K1 K2 K3 K4
1 Abu [?abu] [ramād] A B
2 Air [ma?] [mā?] A A ^
3 Akar [?uşul] [?uşūl] A A ^
4 Alir(me) [alir(η)] [yasīlu] A B
5 Anak [walat] [walat] A A ^
6 Angin [rɪɦ] [rīɦ] A A ^
7 Anjing [kaləp] [kalb] A A ^
8 Apa [ma] [mā] A A ^
9 Api [nar] [nār] A A ^
10 Apung(me) [ambaη(η)] [yaTfū] A B
11 Asap [?asəp] [duxān] A B
12 Awan [saɦap] [saɦab] A A ^
13 Ayah [?abi] [?abi] A A ^
14 Bagaimana [kɛf] [kaif] A A ^
15 Baik [xɛr] [xair] A A ^
16 Bakar [bakar] [yaɦruqu] A B
17 Balik [balɪ?(m)] [yaqlibu] A B
18 Banyak [kaθir] [kaθīr] A A ^
19 Baring [rəgʊt] [ruqūd] A A ^
20 Baru [jadit] [jadīd] A A ^
21 Basah [rOtəp] [ratb] A A ^
22 Batu [ɦajar] [ɦajar] A A ^
23 Beberapa [ba?ət] [baʕḓ] A A ^
24 Belah(me) [bəlah(m)] [šuqūq] A B
25 Benar [şOɦɪh] [şaɦīh] A A ^
26 Bengkak [?abOh] [waramu] A B
27 Benih [bənɪh] [bizru] A B
28 Berat [θagɪl] [θagīl] A A ^
29 Berenang [sibaɦah] [sibāɦah] A A ^
30 Beri [kɛ?i] [yu?Tī] A B
31 Berjalan [yamši] [yamši] A A ^
32 Besar [kabir] [kabīr] A A ^
33 Bilamana [kalo] [?iδā] A B
34 Binatang [ɦayawan] [ɦayawān] A A ^
35 Bintang [bintaη] [najm] A B
36 Buah [fawakɪh] [fawākih] A A ^
37 Bulan [gOmar] [qamar] A A ^
38 Bulu [bulu] [rīšun] A B
39 Bunga [zaɦrOh] [zaɦrah] A A ^
40 Bunuh [gətəl] [qatl] A A ^
41 Buru(be) [buru(be)] [yaqnisu] A B
42 Buruk [murO?bal] [qabīɦ] A B
43 Burung [tO?ɪr] [Tā?ir] A A ^
44 Busuk [XOm] [xam] A A ^
45 Cacing [caciη] [dūdun] A B
46 Cium
(wanita dan
[kibla?] [kiblā?] A A ^
Jurnal CMES Volume X Nomor 2 Edisi Juli – Desember 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta
187
bau)
47 Cuci [cuci] [ϒusl] A B
48 Daging [laɦəm] [laɦm] A A ^
49 Dan [wa] [wa] A A ^
50 Danau [buɦaɪrOh] [buɦaɪrah] A A ^
51 Darah [dam] [dam] A A ^
52 Datang [ji?] [ji?] A A ^
53 Daun [warOgOh] [waraqah] A A ^
54 Debu [bledʊk] [turāb] A B
55 Dekat [garɪb] [garīb] A A ^
56 Dengan [ma?a] [maʕa] A A ^
57 Dengar [yasma?] [yasmaʕ] A A ^
58 Di dalam [fi] [fī] A A ^
59 Di mana [ɛn] [?aina] A A ^
60 Di sini [huna] [hunā] A A ^
61 Di situ [hunak] [hunāka] A A ^
62 Pada [pada] [fī] A B
63 Dingin [barɪt] [barīd] A A ^
64 Diri(ber) [gʊm] [qum] A A ^
65 Dorong [dOrOη] [dafʕ] A B
66 Dua [?iθnɛn] [?iθnaini] A A ^
67 Duduk [jlɪs] [ijlis] A A ^
68 Ekor [?ɛkOr] [δanab] A B
69 Empat [?arba?ah] [?arbaʕah] A A ^
70 Engkau [?ente] [?anta] A A ^
71 Gali [gali] [ɦašara] A B
72 Garam [garəm] [milɦ] A B
73 Garuk [garʊ?] [yaɦukku] A B
74 Gemuk [samin] [samīn] A A ^
75 Gigi [?asnan] [?asnān] A A ^
76 Gigit [gigit] [yasaḓḓu] A B
77 Gosok [gOsO?] [yadluku] A B
78 Gunung [jabal] [jabal] A A ^
79 Hantam [mukʊl] [yaḓribu] A B
80 Hapus [masəɦ] [masɦ] A A ^
81 Hati [galəp] [qalb] A A ^
82 Hidung [?anfʊn] [?anfun] A A ^
83 Hidup [ɦayah] [ɦayāh] A A ^
84 Hijau [axδOr] [axḓar] A A ^
85 Hisap [sədOt] [yamuşşu] A B
86 Hitam [aswat] [aswad] A A ^
87 Hitung [ɦisap] [ɦisāb] A A ^
88 Hujan [matOr] [maTar] A A ^
89 Hutan [ϒObah] [ϒābah] A A ^
90 Ia [huwa] [huwa] A A ^
91 Ibu [?umi] [?umi] A A ^
92 Ikan [sama?] [samak] A A ^
93 Ikat [?ikət] [raTbah] A B
94 Ini [haδa] [haδā] A A ^
Jurnal CMES Volume X Nomor 2 Edisi Juli – Desember 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta
188
95 Istri [zaʊjah] [zaujah] A A ^
96 Itu [?itu] [δālika] A B
97 Jahit [jahɪt] [yaɦīTu] A B
98 Jalan(ber) [yamši] [yamšī] A A ^
99 Jantung [jantʊη] [qalb] A B
100 Jatuh [sagOt] [saqata] A A ^
101 Jauh [ba?ɪt] [baʕīd] A A ^
102 Kabut [kabʊt] [ḓabāb] A B
103 Kaki [rijəl] [rijl] A A
104 Kalau [kalo] [?iδā] A B
105 Kami [naɦna] [naɦnu] A A ^
106 Kamu [?ente] [?anta] A A ^
107 Kanan [yamin] [yamīn] A A ^
108 Karena [li?ana] [li?anna] A A ^
109 Kata(ber) [kalimah] [kalimah] A A ^
110 Kecil [şOϒɪr] [şaϒīr] A A ^
111 Kelahi(ber) [za?at] [nazaʕa] A A ^
112 Kepala [rO?əs] [raʕs] A A ^
113 Kering [yabis] [yābis] A A ^
114 Kiri [yasar] [yasar] A A ^
115 Kotor [wasəh] [wasɦ] A A ^
116 Kuku [kuku] [ḓufr] A B
117 Kulit [jilət] [jild] A A ^
118 Kuning [aşfar] [aşfar] A A ^
119 Kutu [kutu] [qamlu] A B
120 Lain [laɪn] [?axār] A B
121 Langit [sama?] [samā?] A A ^
122 Laut [baɦər] [baɦr] A A ^
123 Lebar [wasɪ?] [wasīʕ] A A ^
124 Leher [lɛhɛr] [ʕunuq] A B
125 Lelaki [rəjal] [rijal] A A ^
126 Lempar [?uncal] [yarmī] A B
127 Licin [luʒu] [?amlasu] A B
128 Lidah [lisan] [lisān] A A ^
129 Lihat [suf] [rā?a] A B
130 Lima [xOmsah] [xamsah] A A ^
131 Ludah [?idʰu] [buşāq] A B
132 Lurus [?alatul] [mustaqīm] A B
133 Lutut [rukbah] [rukbah] A A ^
134 Main [la?əp] [laʕb] A A ^
135 Makan [kʊl] [kul] A A ^
136 Malam [lɛl] [lail] A A ^
137 Mata [?aɪn] [ʕain] A A ^
138 Matahari [šamsʊn] [šamsun] A A ^
139 Mati [tufi] [tuwuffī] A A ^
140 Merah [?aɦmar] [?aɦmar] A A ^
141 Mereka [ha?ula?] [hā?ula?] A A ^
142 Minum [srOp] [?israb] A A ^
143 Mulut [mulʊt] [fam] A B
Jurnal CMES Volume X Nomor 2 Edisi Juli – Desember 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta
189
144 Muntah [muntah] [yaqīʕu] A B
145 Nama [?isəm] [?ism] A A ^
146 Napas [napas] [nafs] A A ^
147 Nyanyi [ʒaʒi] [yaϒnī] A B
148 Orang [?insan] [?insān] A A ^
149 Panas [ɦar] [ɦār] A A ^
150 Panjang [tOwɪl] [tāwɪl] A A ^
151 Pasir [pasɪr] [ramāl] A B
152 Pegang [megaη] [yumsiku] A B
153 Pendek [kOsɪr] [qaşīr] A A ^
154 Peras [mərəs] [ʕaşara] A B
155 Perempuan [ɦarɪm] [ɦarīm] A A ^
156 Perut [batən] [baTn] A A ^
157 Pikir [pikir(m)] [fikr] A A ^
158 Pohon [šajarOh] [šajarah] A A ^
159 Potong [mOtOη] [qaTaʕa] A B
160 Punggung [puηgʊη] [ḓahr] A B
161 Pusar [?udʰel] [dawaran] A B
162 Putih [?abyat] [?abyaḓ] A A ^
163 Rambut [sa?ər] [saʕr] A A ^
164 Rumput [ɦasis] [ɦašīš] A A ^
165 Satu [wahɪt] [wahid] A A ^
166 Saya [?ana] [?anā] A A ^
167 Sayap [sayap] [janāɦ] A B
168 Sedikit [gOlɪl] [qalīl] A A ^
169 Sempit [δiye?] [ḓoyyiq] A A ^
170 Semua [kulʊh] [kulluh] A A ^
171 Siang [nahar] [nahār] A A ^
172 Siapa [man] [man] A A ^
173 Suami [zaʊt] [zauj] A A ^
174 Sungai [nahər] [nahr] A A ^
175 Tahu [ya?rɪf] [yaʕrif] A A ^
176 Tahun [sanah] [sanah] A A ^
177 Tajam [tajəm] [ɦāddun] A B
178 Takut [fəza?] [fazaʕa] A A ^
179 Tali [tali] [ɦabl] A B
180 Tanah [?arət] [arḓ] A A ^
181 Tangan [yat] [yad] A A ^
182 Tarik [jaδəp] [jaδb] A A ^
183 Tebal [kandʰel] [ϒalīḓ] A B
184 Telinga [uδun] [uδun] A A ^
185 Telur [bɛt] [baiḓ] A A ^
186 Terbang [mabʊr] [yaTīru] A B
187 Tertawa [ηguyu] [yaḓɦaku] A B
188 Tetek [labən] [labn] A A ^
189 Tidak [la?] [lā] A A ^
190 Tidur [rəgot] [ruqūd] A A ^
191 Tiga [θalaθah] [θalāθah] A A ^
192 Tikam(me) [nusʊ?] [yaTʕanu] A B
Jurnal CMES Volume X Nomor 2 Edisi Juli – Desember 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta
190
193 Tipis [rOgig] [raqīq] A A ^
194 Tiup [niʊp] [yanfuxu] A B
195 Tongkat [tuηkət] [ʕaşo:] A B
196 Tua [?ajus] [?ajūz] A A ^
197 Tulang [tulaη] [ʕaḓm] A B
198 Tumpul [kətʰʊl] [kalīl] A B
199 Ular [hanaθ] [hanāθ] A A ^
200 Usus [usʊs] [miʕ:] A B
Penghitungan persentase
kekerabatan antara bahasa Pasar Kliwon
Surakarta dengan bahasa Arab dilakukan
dengan membagi pasangan kata kerabat
yang ditemukan dengan jumlah
keseluruhan kata yang memiliki pasangan.
Jumlah keseluruhan kata yang memiliki
pasangan kata dalam kedua bahasa yaitu
lengkap 200 pasang. Sedangkan dari
jumlah tersebut, ditemukan 136 kata yang
berkerabat karena telah memenuhi empat
syarat kekerabatan. Persentase
kekerabatan antara kedua bahasa dapat
dihitung dengan menggunakan rumus
berikut:
C = 𝑘
𝑛100% =
136
200 100% =
0,68 . 100% = 68%
Persentase kata kerabat yang diperoleh
dengan membandingkan kata yang
berkerabat dengan keseluruhan kata yang
berpasangan yaitu sebesar 68%.
Persentasi kekerabatan tersebut
dapat menjelaskan jarak kedua bahasa
yang diteliti. Berdasarkan pengelompokan
yang dikemukakan oleh Ayatrohaedi
(1983: 32) menunjukkan bahwa bahasa
Pasar Kliwon Surakarta dengan bahasa
Arab masuk ke dalam kelompok
perbedaan dialek. Hal ini disebabkan
karena kedua bahasa memiliki persentase
sebanyak 68%. Klasifikasi bahasa yang
menyatakan bahwa relasi bahasa Pasar
Kliwon Surakarta dengan bahasa Arab
adalah dialek, senada dengan pengertian
dialek yang dikemukakan oleh Chaer dan
Agustina (2010: 63) bahwa dialek adalah
variasi bahasa dari sekelompok penutur
yang jumlahnya relatif, yang berada
dalam suatu wilayah atau area tempat
tinggal penutur. Namun, hal tersebut tidak
sampai menyebabkan perbedaan bahasa.
Oleh karena itu, ciri utama dialek adalah
perbedaan dalam persamaan dan
persamaan dalam perbedaan
(Ayatrohaedi, 1983: 1-2).
2. Penghitungan waktu pisah
Penghitungan waktu pisah
digunakan untuk mengetahui dua bahasa
tersebut mulai berpisah dari bahasa yang
sama sehingga dapat diketahui waktu
bangsa Arab datang ke Indonesia dan
melakukan interaksi dengan masyarakat
setempat. Penghitungan waktu pisah
antara bahasa Pasar Kliwon Surakarta
dengan bahasa Arab dilakukan setelah
mengetahui persentase kekerabatannya,
yaitu 68%. Waktu pisah antara dua bahasa
kerabat tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:
𝑤 =log 𝑐
2 log 𝑟=
log 0,68
2 log 0,81=
−0,167
2 (−0,092)
=−0,167
−0,184= 0,908
Perhitungan waktu pisah antara
bahasa Pasar Kliwon Surakarta dengan
bahasa Arab adalah 0,908 ribuan tahun
yang lalu, atau dengan kata lain bahwa
bahasa kedua bahasa tersebut , mulai
berpisah kira-kira pada abad XII Masehi.
Hasil perhitungan tersebut bukan
merupakan tahun pasti kedua bahasa itu
berpisah, maka harus ditetapkan suatu
jangka waktu perpisahan itu terjadi. Oleh
karena itu, harus diadakan perhitungan
tertentu untuk menghindari kesalahan
semacam itu. Jadi, masih diperlukan
teknik statistik berikutnya, yaitu jangka
kesalahan.
3. Penghitungan jangka kesalahan
Cara yang digunakan untuk
menghindari kesalahan dalam statistik
adalah memberi suatu perkiraan bahwa
suatu hal terjadi bukan dalam waktu
Jurnal CMES Volume X Nomor 2 Edisi Juli – Desember 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta
191
tertentu, tetapi dalam suatu jangka
tertentu. Jangka kesalahan terjadi
akumulasi perbedaan-perbedaan antara
kedua bahasa tersebut, yang sekian hari
bertambah besar, sehingga perlahan-lahan
tapi pasti dapat menandai perpisahan
antara kedua bahasa.
Penghitungan jangka kesalahan
biasanya dipergunakan kesalahan standar,
yaitu 70% dari kesalahan yang
diperkirakan. Kesalahan standar dapat
dihitung menggunakan rumus berikut:
S=√𝐶 (1−𝐶)
𝑛= √
0,68 (1−0,68)
200=
√0,68 (0,32)
200= √
0,2176
200=
√0,00109 =0,033 Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
kesalahan standar dalam persentase kata
kerabat yaitu 0,033 (dibulatkan menjadi
0,03).Hasil dari kesalahan standar tersebut
dijumlahkan dengan persentase kerabat
untuk mendapatkan C baru.
C baru = 0,03 + 0,68 = 0,71
Setelah mendapatkan C yang baru, maka
dapat dilakukan perhitungan ulang waktu
pisah menggunakan rumus waktu pisah,
yaitu sebagai berikut:
W = log 𝐶
2 log 𝑅=
log 0,71
2 log 0,81=
−0,149
2 (−0,092)=
−0,149
−0,184= 0,81
Perhitungan waktu pisah baru
adalah 0,81 ribu tahun yang lalu, atau 810
tahun Masehi yang lalu. Seperti yang
telah dikemukakan di atas untuk
memperoleh jangka kesalahan, maka
waktu yang lama dikurangi dengan waktu
yang baru, yaitu: 908 – 810 = 98. Angka
ini harus ditambah dan dikurangi dengan
waktu yang lama untuk memperoleh usia
atau waktu pisah antara bahasa Pasar
Kliwon Surakarta dengan bahasa Arab,
yaitu 908 – 98 = 810 dan 908 + 98 =
1006.
Berdasarkan perhitungan angka
dalam jangka kesalahan pada kesalahan
standar, maka umur atau usia antara kedua
bahasa dapat dinyatakan sebagai berikut:
a. Bahasa Pasar Kliwon Surakarta
dan Arab merupakan bahasa yang
sama pada 810 – 1006 tahun
Masehi yang lalu.
b. Bahasa Pasar Kliwon Surakarta
dan Arab mulai berpisah dari
suatu bahasa yang sama antara
tahun 1.011 Masehi sampai 1.207
Masehi (dihitung dari tahun 2.017
Masehi).
Waktu pisah antara bahasa Pasar
Kliwon Surakarta dengan bahasa Arab
yaitu antara abad XI-XII Masehi. Hal ini
sejalan dengan teori kedatangan
masyarakat Hadramiy ke Indonesia.
Kedatangan masyarakat Hadramiy ke
Indonesia terbagi menjadi 4 gelombang
(Kafaabillah, 2015: 1). Gelombang
pertama dimulai sejak abad XII Masehi,
yaitu sejak kedatangan golongan
Alawiyyin dari marga Syahab ke Siak.
Misi kedatangan gelombang pertama ini
adalah untuk mendakwahkan ajaran
Islam.
Kedatangan masyarakat
Hadramiy ke Indonesia juga disampaikan
oleh Algadri (1984: 37-40). Fakta
peninggalan sejarah membuktikan bahwa
pada awal abad XI diketemukan suatu
makam di desa Leran Jawa Timur dekat
Surabaya. Makam tersebut bertuliskan
Arab di atas nisan dengan nama Fatimah
binti Mansur bin Hibatallah. Makam dan
tulisan tersebut membuktikan bahwa abad
XI bangsa Arab telah masuk ke Indonesia.
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh di
lapangan, kemudian dianalisis, dan telah
mendapatkan hasilnya dari perhitungan
leksikostatistik pada tataran kosakata,
maka dapat disajikan simpulan analisis
yang berkaitan dengan butir-butir
rumusan masalah dan tujuan penelitian
sebagai berikut.
1. Berdasarkan data yang diperoleh
dari 200 kosakata Swadesh,
terdapat 200 pasangan kata
lengkap dan memiliki padanan
kata dari kedua bahasa. Pasangan
kata tersebut menunjukkan
kekerabatan dengan
pengklasifikasian sebagai berikut:
Jurnal CMES Volume X Nomor 2 Edisi Juli – Desember 2017
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta
192
a. 62 pasangan kata kerabat
yang identik dari 136 seluruh
pasangan kata berkerabat,
dengan persentase 45,6%
b. 30 pasangan kata kerabat
yang memiliki korespondensi
fonemis dari 136 seluruh
pasangan kata kerabat,
dengan persentase 22,1%
c. 17 pasangan kata kerabat
yang memiliki kemiripan
fonetis dari 136 seluruh
pasangan kata kerabat,
dengan persentase 12,5%
d. 27 pasangan kata yang
memiliki satu fonem berbeda
dari 136 seluruh kata
berkebatan, dengan
persentase 19,9%
2. Berdasarkan data yang
ditemukan, terdapat 136 pasangan
kata yang berkerabat, atau sebesar
68%. Presentase menunjukkan
bahwa bahasa Pasar Kliwon
merupakan sebuah dialek dari
bahasa Arab.
3. Berdasarkan waktu pisah antara
bahasa Pasar Kliwon Surakarta
dengan bahasa Arab, dinyatakan
bahwa kedua bahasa merupakan
bahasa yang sama pada 810 –
1006 tahun Masehi yang lalu, atau
dapat dikatakan antara tahun
1.011 Masehi sampai 1.207
Masehi (dihitung dari tahun 2.017
Masehi).
DAFTAR PUSTAKA
Algadri, Hamid. 1984. C Snouck
Hurgronje: Politik Belanda
terhadap Islam dan Keturunan
Arab. Jakarta: sinar Harapan.
Ayatrohaedi. 1983. Dialektologi: Sebuah
Pengantar. Jakarta:
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010.
Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Kafaabillah, Dita dan Muhammad
Ridwan. 2015. “Nama-nama
Marga Keturunan Arab di Pasar
Kliwon Surakarta. Surakarta:
UNS Skripsi.
Keraf, Gorys. 1996. Linguistik Bandingan
Historis. Jakarta: PT Gramedia.
Mahsun. 1995. Dialektologi Diakronis:
Sebuah Pengantar. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka
Teknik Analisis Bahasa.
Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press.
Widyastuti, Sri Surami. 2006. Skripsi.
“Perkembangan Usaha Batik
Masyarakat Keturunan Arab di
Pasar Kliwon”. Surakarta: UNS
Skripsi.
Zunainingsih, Memik. 2010. “Sekolah
Islam Diponegoro Surakarta
Tahun 1966-2005”. Surakarta:
UNS Skripsi.