Post on 27-Nov-2021
INVESTASI
KABUPATEN KULON PROGO
Yogyakarta, 9 Mei 2019
Agung Kurniawan, SIP, M.SiKa. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Definisi
Penanaman Modal / Investasi
Penanaman modal adalah segala bentuk
kegiatan menanam modal, baik oleh penanam
modal dalam negeri maupun penanam modal
asing untuk melakukan usaha di wilayah negara
Republik Indonesia. (UU Nomer 25 Tahun 2007)
3
4
Tujuan Penyelenggaraan Penanaman Modal
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
2. Menciptakan lapangan kerja
3. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha
4. Meningkatkan pengembangan ekonomi kerakyatan
5. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil.
6. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten/Kota di DIY
Tahun 2014-2018 (Ribuan)
Sumber data : BPS Kabupaten Kulon Progo, 2019
Dibanding dengan kabupaten
/ kota lain dalam D.I.
Yogyakarta, persentase
jumlah penduduk miskin
memang lebih tinggi
Kabupaten Gunungkidul,
namun absolut penduduk
miskin Kulon Progo terkecil
kedua setelah Kota
Yogyakarta.
Angka pertumbuhan ekonomi
Kulon Progo 2014 (4,57),
2015 (4,62), 2016 (4,76) dan
2017 (5,97) tertinggi di DIY =
GK (5,00), Bantul (5,10),
Sleman (5,35) dan Jogja
(5,24). DIY = 5,26 dan
nasional = 5,07
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Y = C+I +G + (X-M) ; dimana Y = Pendapatan, C = Konsumsi, I = Investasi, G = Pengeluaran
Pemerintah, X = Expor, I = Impor
Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2013–2018
2.85 2.88
3.72
2.37
1.99
1.49
3.36
2.57
3
1.95
3.12
2.72
1.69 1.61
2.9
1.951.65
2.07
3.28
4.21
5.37
3.64 3.51
4.4
6.45 6.35
5.52
3.66
5.08
6.22
0
1
2
3
4
5
6
7
2013 2014 2015 2016* 2017 2018
Kab. Kulon Progo Kab. Bantul Kab. Gunung Kidul Kab. Sleman Kota Yogyakarta
Data sementara angka
pengangguran di Kulon Progo
pada 2018 yaitu 1,49%, atau
dapat dimaknai ada dua
penganggur dari tiap 100 orang
angkatan kerja. Angka tersebut
lebih rendah daripada angka
tingkat pengangguran di DIY
(3,02%).
Rendahnya tingkat
pengangguran di Kulon Progo,
karena komposisi sektor
pekerjaan masyarakat lebih
banyak di sisi informal
ketimbang di sektor formal.
Misalnya bertani atau
berkebun, itu sudah dihitung
bekerja.
2. Menciptakan lapangan kerja
3. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha
BATIK GEBLEG RENTENG1. Motif batik dilombakan
sehingga banyak variasi
2. Batik Gebleg Rentang telah
dipatenkan
3. Seragam PNS/Perangkat Desa,
Anak Sekolah menggunakan
batik gebleg renteng
4. Meningkatkan pengembangan ekonomi kerakyatan
GULA SEMUT ORGANIK
Usaha Sektor Riil Rakyat Dibina
1. Mayoritas pengrajin gula kelapa
penduduk miskin
2. Harga gula kelapa relatif rendah
3. Gula semut di eksport
4. Produksi Gula Kelapa : 5.007,30
ton/tahun
5. Produksi Gula Semut: 1.069,92
ton/tahun
Pengajuan HKI ke
Kemenkumham untuk
Hak Merek “PROLO”
Kerajinan Tas
Ekspor : Amerika, Singapura
Domestik : Jawa, Kalimantan,
Bali dll
Nilai Ekspor UMKM :
390.400 Pcs, nilai :
2.004.750 US $ (Data BPS
2011)
PENGEMBANGAN PRODUK LOKAL
TEH WANGI SUROLOYO
“kami hanya menjual kopi ini di daerah ini (objek wisata puncak Suroloyo.red)
karena berbagai alasan yang pertama, permintaan kopi dari luar belum dapat
kami penuhi karena kebun kami termasuk masih baru. Yang kedua kami masih
dalam pengembangan serta belajar mengenai pengolahan dan memunculkan
cita rasa khas kpoi lokal kami sendiri, dan alat yang kami gunakan untuk
mengolah kopi masih tergolong sederhana sehingga belum dapat memasak
kopi dalam jumlah besar. Terakhir, masih banyak pembenahan yang harus
kami lakukan seperti mendidik para petani kopi tentang cara memetik buah
kopi yang benar, penjemuran biji kopi sampai pengemasan sebelum kami oleh
menjadi kopi matang” ungkap Windarto.
KOPI MENOREH
Cita Rasa Minum Kopi
Terbungkus Ideologi
PIRT : 5103401010500-22
5. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil
Kawasan Industri Sentolo
sesuai dengan RTRW DIY
dan Kulon Progo
direncanakan seluas 4.796
ha di Kecamatan Sentolo
(Desa Banguncipto, Desa
Sentolo, Desa Salamrejo,
Desa Sukoreno dan Desa
Tuksono) dan Kecamatan
Lendah (Desa Ngentakrejo
dan Desa Gulurejo) serta
sebagian wilayah
Donomulyo. Tahun 2012
Kementerian Perindustrian
RI menyusun review Master
Plan Kawasan Industri
Sentolo dengan luasan
1.050 ha
Pada tahun 2015, PT. Sentolo Isti
Parama sebagai perusahaan calon
pengelola kawasan industri sudah
mulai melaksanakan pembebasan
tanah untuk pembangunan
Kawasan Industri di wilayah Desa
Banguncipto dan Desa Sentolo.
Adapun calon lokasi yang akan
digunakan sebagai kawasan
industri tersebut berjarak 1,5 km
dari jalan Nasional Purworejo –Yogyakarta dan berjarak 800 m
dari jalan Provinsi Sentolo –Nanggulan
16
AIR MINERAL DAERAH
• Penyediaan air minum
kemasan untuk kebutuhan
lokal
• PDAM Tirta Binangun telah
meluncurkan “Air Ku”
• Lolos sertifikasi SNI: 01-3553-2006
• Standar mutu ISO 9001:2008
GERAKAN PRO BERAS
(Untuk Kelompok Tani & Pengusaha Kecil)
1. Raskin diganti Beras Daerah ( RASDA)
2. PNS membeli beras petani lokal
3. Mengembangkan varietas baru
untuk produksi beras premium Kulon
Progo
4. Produksi beras Premium Organik
• Produksi beras dikemas bagus
• Merk Gapoktan Kulonprogo
• PNS membeli beras petani 10
kg/bln
• Jumlah produksi beras untuk
PNS setahun: 15,5 Ton (2016)
Beras Lokal untuk PNS
BATU ANDESIT
Untuk memenuhi
kebutuhan Lokal
halaman, trotoar
dll
Nilai PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku
Antar Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2013-2017
21
Kabupaten/Kota/D
IY2013 2014 2015 2016 2017
Kulon Progo 16.165.385 17.414.089 18.759.272 20.145.984 21.776.382
Bantul 17.040.684 18.430.369 19.891.904 21.275.441 22.737.685
Gunung Kidul 16.467.422 17.741.562 19.291.212 20.737.011 22.220.729
Sleman 24.782.819 26.775.411 29.005.756 31.377.250 33.587.767
Yogyakarta 55.969.623 60.501.060 64.919.752 69.218.903 74.062.657
DIY 23.623.920 25.526.402 27.573.470 29.589.170 31.678.096
PDRB perkapita di Kabupaten Kulon Progo masih berada pada peringkat
terbawah diantara kabupaten/kota lainnya. Salah satu usaha untuk meningkatkan
besaran PDRB per Kapita dengan cara memprioritaskan kegiatan yang
berpotensi meningkatkan perekonomian daerah.
6. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
UPAYA PENGUATAN INVESTASI DI DAERAH
1. Fokus pada investasi komoditi unggulan daerah
2. Lokasi yang bebas masalah dan sesuai tata ruang
3. Sesuai master plan daerah jangka menengah dan panjang
STRATEGI PENGEMBANGAN INVESTASI
• Penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal sebagai Panduan
23
Sebagai rencana umum penanaman modal, RUPM Kulon Progo
berisi butir-butir strategis mengenai arah penanaman modal.
Arah investasi tersebut meliputi :
1. arah kebutuhan investasi,
2. arah promosi investasi, dan
3. arah fasilitasi investasi.
RUPM merupakan dokumen perencanaan jangka panjang (15-20
tahun) yang terkait dengan dokumen perencanaan
pembangunan lainnya.
RUPM berfungsi untuk mensinergikan dan
mengoperasionalisasikan seluruh upaya sektor terkait dalam
meningkatkan penanaman modal di Kulon Progo, melalui
penetapan fokus/prioritas sektor penanaman modal dan
koordinasi upaya bersama untuk mempromosikannya.
7 (Tujuh) Arah Kebijakan Penanaman Modal
• Perbaikan Iklim Penanaman Modal;
• Persebaran Penanaman Modal;
• Fokus Pengembangan (Pangan, Infrastruktur, Energi, Kebudayaan
dan Pariwisata, Pendidikan, Ekonomi Kreatif, dan Pertambangan);
• Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan (Green
Investment);
• Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi
(UMKMK);
• Pemberian Fasilitas, Kemudahan, dan Insentif Penanaman Modal;
• Promosi Penanaman Modal.
LUAS WILAYAH
58.627,51 ha (586,28 km²)
18,36 % LUAS DIY)
JUMLAH PENDUDUK
445.293 JIWA
UPAH MINIMUM KABUPATEN
Rp 1.613.200
PERKEMBANGAN INVESTASI
(dalam jutaan rupiah)
2013 : 363.137
2014 : 619.962
2015 : 1.040.440
2016 : 1.131.936
2017 : 1.208.722
2018 : 5,240,437
Realisasi Investasi (Juta Rupiah)
Tahun PMDN PMA Total
2013 135,376 227,761 363,137
2014 347,905 272,057 619,962
2015 407,187 633,253 1,040,440
2016 496,315 635,620 1,131,936
2017 554,750 653,971 1,208,722
2018 4,567,483 672,953 5,240,43726
Luas Terminal 17.136 m2
Domestik : 11.200 m2
Internasional: 5.936 m2
210.000 m2
Min. Operasi pada April 2019
Domestik: 0
Internasional: 12.920 m2
Panjang Runway 2.200 m x 45 m 3.250 m x 45 m
Garbarata 0 10 Unit
Min. Operasi pada April 2019 : 4
Unit
Apron 11 Parking Stand
Luas : 32.336 m2
23 Parking Stand
Luas : 159.140 m2
Penumpang 1,7 Juta/Tahun
Dom : 1,2 jt/thn
Int’: 0,5 jt/thn
14 Juta/Tahun
Parkir 15.136 m2
Mobil : 1.300 Unit (13.887,6 m2)
Motor : 300 Unit (1.249,4 m2)
82.368 m2 (3 Floor Building)
Min. Operasi pada April 2019
Mobil : 376 Unit (11.775 m2)
Motor : 101 Unit (3.578 m2)
Bus : 5 (766 m2)
Terminal Kargo 1.414,33 m2 8.237 m2
Proyeksi Trafik YIA
Sumber :
Keputusan Mentri
Perhubungan : KP.1164
Tahun 2013 tentang
penetapan Lokasi Bandar
Udara Baru di Kabupaten
Kulon Progo DIY
0
5
10
15
20
25
30
2016 2021 2026 2031 2036 2041 2046
To
tal Passen
gers (
millio
n)
Proposed Buildable Capacity to meet the Passenger Demand
Capacity Passenger Demand (millions)
Stage 1 Stage 2 Stage 3
Staging Capacity
Persiapan,
pembebasan
lahan,
perencanaan,
dan konstruksi
Tahap 1 (Present to
2026)
Tahap 2 (2027 to 2036)
Tahap 3 (2037 to 2046)
Tahap 1: tahap awal (opening stage)
pada 2019, pada saat lalu lintas 9
juta penumpang, bandara
dikembangkan untuk 14 juta
penumpang per tahun
Tahap 2: Pada saat lalu lintas 14 juta
penumpang pada tahun 2027,
bandara akan ditingkatkan menjadi
berkapasitas 20 juta penumpang
Tahap 3: Pada saat lalu lintas 20 juta
penumpang pada tahun 2036,
bandara akan ditingkatkan untuk
mampu melayani 25 juta penumpang
2036Sumber : Review Rencana Induk BandaraBaru di Kulon Progo Yogyakarta, 2018
30
Rencana Pengembangan dan Tahapan Pembangunan
NOURAIAN
TAHAPAN PEMBANGUNAN
SATUANTAHAP I
2018-2026
TAHAP II
2027-2036
TAHAP III
2037-2046
Aerodrome Reference Code 4E 4E 4E
I. FASILITAS SISI UDARA
1 Pesawat Terbesar B747-400 B747-400 B747-400 Pesawat
2 Runway Operational Category Cat 1 Cat 1 Cat 1
3 Orientasi Runway 11-29 11-29 11-29
4 Dimensi Runway 3.250 x 60 3.250 x 60 3.600 x 60 m
5 Stopway (dua sisi) 60x60 60x60 60x60 m
6 Runway End Safety Area (dua sisi) 120x90 120x90 120x90 m
7 Runway Strip 3.370 x 300 3.370 x 300 3.720 x 300 m2
8 Rapid Exit Taxiway 3 3 4 unit
9 Holding Bay 2 2 2 unit
10 Paralel Taxiway 1 2 2 unit
11 Kapasitas Apron
Pesawat penumpang
Domestik 21 27 31 stand
Internasional 2 4 6 Stand
Total 23 31 37 Stand
Pesawat kargo
Total 1 1 2 Stand
II FASILITAS SISI DARAT
1 Luas Terminal penumpang 142.150 194.428 236.209 m2
2 Fasilitas Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan dan Pemadam Kebakaran
(PKP-PK)
9.500 9.500 9.500 m2
3 Area training PKPPK 14.400 21.400 25.800 m2
4 Area parkir 94.500 140.400 169.100 m2
Sumber : Review Rencana Induk BandaraBaru di Kulon Progo Yogyakarta, 2018
31
KAWASAN PENYANGGA BANDARA
GAMBAR BASIC DESIGN NYIA
GAMBAR BASIC DESIGN NYIA
BAGGAGE
CLAIM
COMERCIALMALIOBORO
HALL
BOARDING
GATE
TAMAN SARI
HALLSECURITY CHECK
DOMESTIC
AIRPORT CITY – PEMBANGUNAN JALUR KERETA API
AIRPORT CITY – INTEGRASI STASIUN KERETA API
STASIUNWOJO
STASIUNKEDUND
ANG
37Sumber: RDTR Kawasan Bandara 2017, Dinas Pertaru Kab. KP
Aerotropolis radius 6 Km dari Kawasan
Lingkungan Bandara
Konsep Airport City dan Aerotropolis
Aerotropolis
38
• Kawasan radius 6 km
dari airport city
• Penataan dan
pengaturan menjadi
kewenangan daerah
• Sebagai generator
utama pembangunan
ekonomi wilayah
berupa perkantoran,
hotel, pusat
perbelanjaan,
kesehatan,
pendidikan, industri,
logistik, dan jasa
lainnya
BEDAH
MENOREH
40
PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA
41
42
43
44
45
TERIMA KASIH
46