Post on 31-Mar-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAPORAN TUGAS AKHIR
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAIUPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN AKIBAT KERJA DI
PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIACENTRAL JAVA SEMARANG
Arinda Ratna SariR.0009018
PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN INSPEKSI K3 SEBAGAI SALAHSATU UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN AKIBAT KERJA DI
PT.COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA.
Arinda Ratna Sari*), Sumardiyono*), dan Lusi Ismayenti**)
.Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana implementasipelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja sebagai upaya pencegahankecelakaan akibat kerja, usaha tindak lanjut dari hasil inspeksi tersebut, dan jugakesesuaian pelaksanaan inspeksi dengan Permenaker No. 05/MEN/1996.
Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan metode diskriptif, yaitu memberikangambaran secara jelas tentang objek penulisan dengan cara mengadakan observasilangsung ke lapangan, wawancara dan studi pustaka di PT.Coca-Cola BottlingIndonesia Central Java. Analisis data menggunakan Permenaker No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT.Coca-Cola Bottling IndonesiaCentral Java telah melaksanakan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja sesuaidengan Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja pada Lampiran II bagian 7.1 tentang Standar Pemantauanmengenai pemeriksaan bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerjadan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Permenaker tersebut berfungsi sebagaisalah satu alat kontrol administratif untuk mengidentifikasi bahaya sebagai upayapencegahan terhadap kecelakaan. Jenis inspeksi meliputi inspeksi harian, inspeksibulanan dan inspeksi tahunan.
Simpulan: Perusahaan telah melaksanakan inspeksi keselamatan dan kesehatankerja sebagai upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja sesuai denganPermenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan danKesehatan Kerja pada Lampiran II bagian 7.1 tentang Standar Pemantauan.
Kata Kunci : Inspeksi K3
__________________________________________________________________*) Prodi Diploma III Hiperkes dan KK FK UNS.**) Prodi Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja FK UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF INSPECTION K3 PREVENTION EFFORTS AS ONEOF WORK ACCIDENT IN PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA
CENTRAL JAVA SEMARANG
Arinda Ratna Sari*), Sumardiyono*), dan Lusi Ismayenti**)
.Objective: The purpose of this study to find out how the implementation of theimplementation of occupational safety and health inspections for prevention ofoccupational accidents, business follow-up of the inspection results, and alsocompliance with the Minister of Manpower implementation of the inspectionNo.Per-05/MEN/1996
Methods: The study was conducted with descriptive method, that is to give aclear picture of the object by holding writing directly to the field observation,interview and literature study on PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java.Data analysis using Permenaker. No.Per-05/MEN/1996 on Safety ManagementSystem and Occupational Health
Results: The results showed that PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Javahas implemented safety and health inspection in accordance with the Minister ofManpower No.Per-05/MEN/1996 about Management System OccupationalHealth and Safety in Annex II section 7.1 of the Standard Monitoring of theproceedings, stating that the dangers of workplace inspections and work carriedout on a regular basis. Permenaker serves as a tool of administrative control toidentify hazards for prevention of accidents. Types of inspections include dailyinspections, monthly inspections and annual inspections
Conclusion: The Company has implemented safety and health inspections in aneffort to prevent the occurrence of occupational accidents according to theMinister of Manpower No.Per-05/MEN/1996 about Management SystemOccupational Health and Safety in Annex II section 7.1 of the StandardMonitoring
Keywords: Inspeksi K3
__________________________________________________________________*) Prodi Diploma III Hyperkes and KK FK UNS**) Prodi Diploma IV Occupational Health and Safety FK UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yangtelah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanTugas Akhir dengan judul penelitian Implementasi Pelaksanaan Inspeksi K3Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Akibat Kerja Di PT.Coca-ColaBottling Indonesia Central Java Semarang. Laporan ini disusun sebagai salahsatu persyaratan kelulusan dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma IIIHiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas MaretSurakarta.
Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini penulis telahdibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulismenyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM, selakuDekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Diploma IIIHiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku pembimbing I yang telahmemberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.
4. Ibu Lusi Ismayenti, ST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikanbimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.
5. Ibu Yeremia R. A., S.Sos., M.Kes selaku penguji yang telah menguji penulissehingga dapat menyelesaikan ujian.
6. Bapak Sri Hartanto selaku Occupational Health and Safety (OHS) ManagerPT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java terimakasih telahmemperkenankan penulis melaksanakan magang dan terimakasih atas ilmuyang diberikan serta bimbingan selama magang di PT.Coca-Cola BottlingIndonesia Central Java.
7. Bapak Muhammad Wardoyo dan Bapak Wahyu Triwibowo selaku OHSSupervisor/pembimbing perusahaan di PT.Coca-Cola Bottling IndonesiaCentral Java terimakasih atas bimbingannya dan ilmu yang diberikan selamamagang.
8. Bapak Bawa Riski Y, Bapak Bambang Rudji S dan Bapak Cahyono A selakuteam QMS yang telah membantu selama penulis melaksanakan magang diPT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java.
9. Team HRD (Bapak Zaenudin, Ibu Sri Capegiawati, bapak Sri Sihono, BapakLutfi A, Ibu Arina, Bapak Maryani, Bapak Bogi, Bapak Eko, Ibu Prih, IbuTutik, Ibu Elly, Mbak Anis dan Mbak Dini) terimakasih atas bantuan danbimbingannya selama magang di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia CentralJava.
10. Seluruh keluarga besar PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java yangtidak bisa penulis sebutkan satu persatu terimakasih atas bantuan, bimbingandan sambutan hangat yang diberikan selama penulis melaksanakan programmagang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11. Bapak, ibu, adik tercinta dan seluruh keluarga yang telah mendoakan danmemberi dukungan serta perhatian dan kasih sayang yang sangat bermanfaatbagi penulis untuk menyelesaikan laporan.
12. Yanuar Chrisutama, Ajeng Ayu Fika Stefane, Betti Novitasari, DwiSetiyaningsih, Dwi Wulan Wahyu W, Hemas Winahyoe A terima kasih atasperhatian dan dukungan yang kalian berikan.
13. Segenap keluarga besar angkatan 2009 D.III Hiperkes dan Kesehatan Kerja,bangga menjadi bagian dari kalian.
14. Teman-teman magang Bayu (UII), Dwi, Anggi, Izul (UNDIP), Mira, Jati(UNS), Devi, Niken, Ilham, Bagus, Andi ( UNISSULA), Inta, Indah, Gia,Shila, Puji, Fauziah, Ririn, Ervan terima kasih persahabatan kita.
15. Teman-teman Kost Wisma Putih (Ulul, Mila, Lia, Nuning, Dian, Nopi dansemuanya) terima kasih dukungannya.
16. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan hingga laporan inibisa terselesaikan.
Penulis menyadari dalam penulisannya laporan ini masih jauh darikesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkanpenulis demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bisa bermanfaatbagi penulis maupun pembaca
Surakarta, Mei 2012Penulis,
Arinda Ratna Sari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. iHALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iiHALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ........................................... iiiKATA PENGANTAR ................................................................................. ivDAFTAR ISI ............................................................................................... viDAFTAR GAMBAR................................................................................... viiDAFTAR LAMPIRAN................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................... 3C. Tujuan Penelitian..................................................................... 3D. Manfaat Penelitian................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 5A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 5B. Kerangka Pemikiran ............................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 19A. Metode Penelitian ................................................................... 19B. Lokasi Penelitian ..................................................................... 19C. Obyek Penelitian ..................................................................... 19D. Sumber Data............................................................................ 19E. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 20F. Pelaksanaan ............................................................................. 21G. Analisis Data ........................................................................... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 22A. Hasil Penelitian........................................................................ 22B. Pembahasan............................................................................. 36
BAB V SIMPULAN DAN SARAN............................................................ 44A. Simpulan ................................................................................. 44B. Saran ....................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 47LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran .................................................................. 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Magang
Lampiran 2. Laporan Bulanan Pemeriksaan Tabung Pemadam( APAR )
Lampiran 3. Laporan Bulanan Pemeriksaan Instalasi Fire Hydrant.
Lampiran 4. Check list Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lampiran 5. Laporan Bulanan Pemeriksaan Emergency Lamp
Lampiran 6. Pelaporan P3K
Lampiran 7. Laporan Bulanan Pemeriksaan Shower & Eye Wash Emergency
Lampiran 8. Inspection Report-Toilet
Lampiran 9. Laporan pemakaian P3K
Lampiran10. Laporan pemeriksaan APD
Lampiran11. Checklist dan monitoring kotak K3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian
yang tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri, penggunaan teknologi maju
tidak dapat dielakkan, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya
proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi globalisasi.
Dalam keadaan demikian penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-
bahan berbahaya akan terus meningkat sesuai kebutuhan industrialisasi. Hal
tersebut di samping memberikan kemudahan bagi suatu proses ptoduksi, tenrunya
efek samping yang tidak dapat dielakkan adalah bertambahnya jumlah dan ragam
sumber bahaya bagi pengguna teknologi itu sendiri. Di samping itu, factor
lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3), proses kerja tidak aman, dan sistem kerja yang semakin komplek dan
modern dapat menjadi ancaman tersendiri bagi keselamatan dan kesehatan
pekerja. Kondisi lain adalah, masih kurangnya kesadaran dari sebagian besar
masyarakat perusahaan, baik pengusaha maupun tenaga kerja yang akan arti
pentingnya K3 merupakan hambatan yang sering dihadapi (Tarwaka, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sifat dan jenis pekerjaan di perusahaan seperti pemanfaatan bahan
kimia, penggunaan listrik dalam penyelesaian pekerjaan, penggunaan alat
angkatangkut, adanya mesin yang bergerak yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan dan keselamatan yang berupa penyakit umum, penyakit akibat kerja
dan kecelakaan akibat kerja (Silalahi dan Silalahi, 1995).
Mengingat pentingnya keselamatan dan kesehatan para tenaga kerja yang
diharapkan mencapai produktivitas yang tinggi maka perlu diupayakan
perlindungan dengan antisipasi bahaya sedini mungkin. Dalam hal ini,
pemerintah khususnya menteri tenaga kerja telah mengeluarkan Permenaker No.
Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(Depnaker RI, 1996).
Bahan baku dan peralatan produksi di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang mengandung potensi bahaya yang dapat menyebabkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Upaya yang dilakukan PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang agar semua tenaga kerja tetap sehat
dan selamat dengan menerapakan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena adanya kondisi tidak
aman (unsafe act and unsafe condition). Salah satu langkah pencegahan
kecelakaan akibat kerja yang dilakukan oleh perusahaan salah satunya adalah
dengan melaksanakan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja. Inspeksi
keselamatan kerja merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mendeteksi secara dini dan mengoreksi adanya potensi bahaya di tempat kerja
yang dapat menimbulkan kecelakaan. Inspeksi yang dilakukan untuk mencari
temuantemuan tindakan dan kondisi tidak aman (unsafe act and condition) di
lapangan yang selanjutnya akan dilakukan tindak lanjut sebagai tindakan
perbaikan guna mencegah terjadinya kecelakaan serta diharapkan mampu
meminimalkan frekuensi kecelakaan kerja.
Dari latar belakang diatas maka penulis melakukan magang untuk
mengetahui implementasi pelaksanaan inspeksi k3 sebagai upaya pencegahan
kecelakaan akibat kerja di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java
Semarang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka
yang menjadi permasalahan dalam penelitian adalah “Bagaimana implementasi
pelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja sebagai upaya pencegahan
kecelakaan akibat kerja di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) Central Java
Semarang?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui pelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja
sebagai upaya pencegahan kecelakaan akibat kerja di PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia (CCBI) Central Java Semarang.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :
1. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan informasi dan masukan dalam pelaksanaan
inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia (CCBI) Central Java Semarang.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan atau pengetahuan dan pengalaman dalam
melakukan aplikasi ilmu teori yang diperoleh selama menempuh pendidikan
di Fakultas Kedokteran Program Studi Diploma III Hiperkes dan
Keselamatan Kerja Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.
3. Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Sebagai bahan masukan sekaligus dokumentasi yang berguna dan
pustaka mengenai pelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja
yang bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan peningkatan
program belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Pengertian
Inspeksi adalah upaya deteksi dini dan mengoreksi adanya
potensi bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan.
Inspeksi tempat kerja bertujuan untuk mengidentifikasi sumber
sumber bahaya potensial yang ada di tempat kerja, mengevaluasi
tingkat resiko terhadap tenaga kerja serta mengendalikan sampai
tingkat yang aman bagi kesehatan dan keselamatan tenaga kerja.
Inspeksi tidak ditujukan untuk mencari kesalahan orang, melainkan
untuk menemukan dan menentukan lokasi bahaya potensial yang
dapat mengakibatkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Sahab,
1997).
Inspeksi menurut Birds dan Germain (1986) bahwa inspeksi
merupakan suatu cara terbaik untuk menemukan masalah-masalah dan
menilai resikonya sebelum kerugian atau kecelakaan dan penyakit
akibat kerja benar-benar terjadi.
b. Tujuan Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sesuai dengan UU No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
dan Kesehatan Kerja maka upaya K3 bertujuan:
1) Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja (formal
maupun informal) selalu dalam keadaan sehat dan selamat.
2) Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien.
3) Menjamin proses produksi berjalan lancar.
Menurut Bird dan Germain (1986) bahwa inspeksi merupakan
cara terbaik untuk menemukan masalah-masalah dan menilai resikonya
sebelum kerugian atau kecelakaan dan penyakit akibat kerja benar-
benar terjadi. Program inspeksi harus dilakukan secara terstruktur dan
mempunyai beberapa tujuan umum, seperti :
1) Mengidentifikasi masalah-masalah yang potensial yang tidak
terantisipasi selama proses desain ataupun selama analisis tugas-
tugas/pekerjaan.
2) Mengidentifikasi defisiensi atau ketidakfungsian mesin-mesin dan
peralatan kerja.
3) Mengidentifikasi kondisi lingkungan kerja dan tindakan-tindakan
tidak aman atau tidak sesuai dengan prosedur kerja.
4) Mengidentifikasi pengaruh dan perubahan proses produksi atau
perubahan material.
5) Mengidentifikasi tindakan korektif yang kurang tepat yang dapat
menimbulkan masalah lain di tempat kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
6) Menyediakan informasi K3 untuk bahan evaluasi diri bagi
manajemen perusahaan.
7) Mendemonstrasikan komitmen manajemen melalui tindakan nyata
dalam bidang K3 di tempat kerja.
c. Klasifikasi Inspeksi K3
1) Inspeksi Informal
Inspeksi informal merupakan inspeksi yang tidak
direncanakan sebelumnya dan sifatnya cukup sederhana yang
dilakukan atas kesadaran orang-orang yang menemukan atau
melihat masalah K3 di dalam pekerjaannya sehari-hari
(Arhamsyah, 2010).
2) Inspeksi Rutin / Umum
Inspeksi yang dilakukan secara menyeluruh dan mencakup
aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Inspeksi ini dilakukan
dengan berjalan ke semua bagian untuk memeriksa adanya potensi
bahaya secara berkala dengan frekuensi tertentu (Tarwaka, 2008).
3) Inspeksi Khusus
Inspeksi khusus merupakan kegiatan inspeksi yang
dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensial
hazard terhadap objek-objek kerja tertentu yang mempunyai resiko
tinggi yang hasilnya sebai dasar untuk pencegahan dan
pengendalian resiko di tempat kerja (Tarwaka, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
d. Pelaksana Inspeksi
Menurut Sahab (1997), untuk dapat melaksanakan
inspeksi dengan baik, seorang pelaksana inspeksi memerlukan :
1. Pengetahuan yang menyeluruh tentang tempat kerja,
2. Pengetahuan tentang standart dan peraturan perundang undangan,
3. Langkah pemeriksaan yang sistematik,
4. Metoda pelaporan, evaluasi dan penggunaan data..
e. Pelaksanaan Inspeksi
Tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam melaksanakan
inspeksi adalah tahap persipan, pelaksanaan, tindakan
penanggulangan, tindak lanjut, laporan, dan review.
1) Tahap Persiapan
Menurut Arhamsyah (2010) sebelum melaksanakan
inspeksi keselamatan kerja, sebaiknya kita mengetahui beberapa
tindakan yang harus dilakukan, yaitu :
a) Persiapan jadwal waktu
b) Perencanaan inspeksi
c) Menentukan objek arau tujuan
d) Mengetahui/memahami objek
e) Membuat daftar inspeksi (checklist), peta, prosedur kerja,
rencana jalur jalan inspeksi, anggaran waktu yang cukup
(melobi, pengambilan data, memotret, mengukur dan
melaporkan temuan secara ringkas)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
f) Peninjauan laporan yang lalu (review previous inspection
report)
2) Pelaksanaan Inspeksi
Alkon (1999) menyatakan bahwa, frekuensi atau tingkat
keseringan inspeksi sangat ditentukan oleh :
a) Potensi atau resiko bahaya (semakin besar resiko bahaya
semakin sering dilakukan inspeksi).
b) Persyaratan hukum (secara hukum telah ditentukan kapan
harus diadakan inspeksi)
c) Sejarah kecelakaan (riwayat kecelakaan masa lalu,
perawatan, terhambatnya produksi, laporan penyelidikan
kecelakaan).
d) Umur peralatan atau saran produksi (semakin tua semakin
sering diinspeksi).
Pelaksanaan inspeksi menurut Tarwaka (2008) yaitu :
a) Berpedoman pada peta inspeksi dan checklist.
b) Melakukan pengamatan sesuai poin-poin dalam checklist
c) Ambil tindakan perbaikan sementara
d) Klasifikasi hazard
e) Koreksi
f) Laporan Lisan
3) Pengembangan Upaya Perbaikan
4) Tindak Lanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
5) Pelaporan
6) Review
2. Kecelakaan Kerja
a. Pengertian
Suatu industri pasti tidak menginginkan terjadinya suatu
kecelakaan karena dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan
itu sendiri. Menurut Suma’mur, yang dimaksud dengan kecelakaan
adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tidak
terduga karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur
kesengajaan, terlebih lagi dalam bentuk perencanaan. Tidak
diharapkan karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian
material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai yang
paling berat (Suma’mur, 1989).
Menurut Frank E. Bird (1990), kecelakaan adalah suatu
kejadian yang tidak diinginkan, datangnya dengan tiba-tiba dan tak
terduga yang bisa menyebabkan kerugian pada manusia, masyarakat
dan lingkungan.
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang
berhubungan dengan pekerjaan. Hubungan kerja ini dapat berarti,
bahwa kecelakaan terjadi karena pekerjaan itu sendiri atau pada
waktu melaksanakan pekerjaan (Suma’mur, 1989). Kecelakaan kerja
yang sering terjadi dalam suatu industri dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1) Kecelakaan industri (Industrial Accident) yaitu suatu kecelakaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
yang terjadi di tempat kerja, karena adanya potensi bahaya yang
tidak terkendali.
2) Kecelakaan di dalam perjalanan (Community Accident) yaitu
kecelakaan yang terjadi di luar tempat kerja tetapi masih
berhubungan dengan pekerjaan. (Tarwaka, 2008)
b. Penyebab Kecelakaan
Kecelakaan kerja hanya akan terjadi bila tedapat beberapa
faktor penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja atau
proses produksi. Dari beberapa penelitian, para ahli memberikan
kesimpulan bahwa suatu kecelakaan tidak dapat terjadi dengan
sendirinya, akan tetapi terjadi oleh satu atau beberapa faktor
penyebab kecelakaan.
Kecelakaan kerja daat terjadi karena adanya sumber-sumber
bahaya di lingkungan kerja. Sumber bahaya itu dapat berasal
dari bahan baku yang digunakan, peralatan, proses produksi, cara
kerja dan lingkungan kerja (Sahab,1997).
Pada dasarnya kecelakaan disebabkan oleh dua hal yaitu
tindakan yang tidak aman (Unsafe Act) dan kondisi yang tidak aman
(Unsafe Condition). Dari data kecelakaan didapatkan 85% sebab
kecelakaan adalah faktor manusia. Oleh karena itu sumber daya
manusia dalam hal ini memegang peranan yang penting dalam
penciptaan keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga kerja yang
mau membiasakan dirinya dalam keadaan aman dan melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pekerjaan dengan aman pula akan sangat membantu dalam
memperkecil angka kecelakaan kerja (Suma’mur, 1989).
Sebuah pemikiran modern telah lahir karena seringnya terjadi
kecelakaan, mengenai penyebab terjadinya kecelakaan yaitu Loss
Causation Model yang diperkenalkan oleh International Loss
Control Institute (ILCI) yang mampu menyingkap bahwa
kecelakaansampai pada tingkat manajemen dalam kasus kecelakaan.
Pemikiran ini dikemukaan dalam buku yang berjudul Practical Loss
Control Leadership (Bird, 1990). Teori ini menyatakan bahwa
kecelakaan tidak datang dengan sendirinya, akan tetapi ada
serangkaian peristiwa sebelumnya yang mendahului terjadinya
kecelakaan tersebut yang meliputi :
1) Kurangnya Kontrol (Lack of Control)
Pengawasan merupakan satu dari empat fungsi manajemen
yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan. Keempat fungsi ini saling berhubungan satu dengan
yang lain. Teori domino yang pertama ini akan jatuh karena
kelemahan pengawasan dan pihak manajemen yang tidak
mengarahkan pekerjaanya dengan benar, mengetahui standar
yang dipakai, melakukan pengamatan kerja, melaksanakan
inspeksi dan lain sebagainya. Lemahnya pengawasan ini
disebabkan karena:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
a) Program yang Tidak Memadai (Inadequate Program)
Hal ini disebabkan karena terlalu sedikit program
yang diterapkan di tempat kerja, atau karena terlalu banyak
kegiatan-kagiatan program. Kegiatan- kegiatan atau program
yang diterapkan dalam suatu perusahaan harus bervariasi
sesuai dengan lingkup, sifat dan jenis perusahaan.
b) Standar yang Tidak Layak (Inadequate Program Standard)
Penyebab umum dari kebingungan dan pelanggaran
terhadap standar disebabkan karena standar yang tidak jelas,
terlalu tinggi bahkan terlalu rendah. Standar yang sesuai dapat
digunakan untuk membantu proses pengawasan.
Guna mematuhi pelaksanaan kegiatan manajemen
keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang baik, perusahaan
harus membuat suatu program keselamatan dan kesehatan
kerja merupakan standard yang digunakan serta
melakukan pemantauan pelaksanaan program tersebut.
2) Penyebab Dasar (Basic Causes)
Penyebab dasar adalah penyebab nyata yang
melatarbelakangi atau mendasari terjadinya kecelakaan, meliputi:
a) Faktor personal (Personal factor) yaitu meliputi:
(1) Kurangnya pengetahuan
(2) Kurangnyaketerampilan
(3) Keterbatasan kemampuan fisik dan mental
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
(4) Kurangnya motivasi
(5) Stres fisik atau mental
b) Faktor pekerja
(1) Kepemimpinan dan kepengawasan yang tidak memadai
(2) Engineering kurang memadai
(3) Maintenance kurang memadai
(4) Alat dan peralatan kurang memadai
(5) Pembelian barang kurang memadai
(6) Aus dan retak akibat pemakaian
(7) Standar kerja kurang memadai
(8) Penyalahgunaan wewenang
3) Penyebab Langsung (Immediate Cause)
Penyebab langsung dapat dibagi menjadi 2 yaitu tindakan
tidak aman dan kondisi tidak aman, dimana hal tersebut secara
langsung menyebabkan kecelakaan yang biasanya dapat dilihat dan
dirasakan.
a) Tindakan tidak aman (substandard practices) adalah
melakukan tata cara kerja yang tidak aman sehingga dapat
menimbulkan peluang akan terjadinya kecelakaan, misalnya:
(1) Mengoperasikan peralatan tanpa wewenang
(2) Mengoperasikan mesin/peralatan/kendaraan dengan
kecepatan yang tidak layak
(3) Di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
(4) Gagal mengikuti prosedur kerja
(5) Melepas alat pengaman
(6) Membuat alat pengaman tidak berfungsi
(7) Tidak memakai alat pelindung diri
(8) Menggunakan peralatan yang sudah rusak
(9) Posisi kerja yang salah
(10) Pengankutan yang tidak layak
(11) Bersendau gurau di waktu kerja
(12) Kegagalan untuk memperingatkan
b) Keadaan tidak aman (substandard condition) adalah kondisi
fisik yang membahayakan dan langsung membuka terhadap
kecelakaan. Keadaan tidak aman tersebut antara lain:
(1) Peralatan atau material yang rusak
(2) Pelindung atau pembatas yang tidak layak
(3) Alat pelindung diri yang kurang sesuai
(4) Sistem peringatan tanda bahaya yang kurang berfungsi
(5) Kebersihan dan tata ruang tempat kerja tidak layak
(6) Kondisi lingkungan kerja mengandung debu, asap, gas, atau
uap yang melebihi NAB
(7) Intensitas kebisingan yang melebihi NAB (Nilai Ambang
Batas)
(8) Paparan radiasi
(9) Temperatur ruang kerja terlalu tinggi atau rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(10) Penerangan yang kurang atau berlebihan
(11) Ventilasi kurang
(12) Bahaya kebakaran dan peledakan
(13) Tindakan yang terbatas atau berlebih
4) Kecelakaan (Incident)
Menurut Frank E. Bird (1990), kecelakaan dapat terjadi
karena adanya kontak antara sumber energi (energi kinetik, kimia,
mekanikal, elektrikal, radiasi) yang melebihi ambang batas tubuh
atau struktur.
Jika potensi penyebab kecelakaan dibiarkan saja untuk
terjadi, maka akan terbuka kemungkinan terjadinya kontak
antara energi dengan sumber bahaya. Secara umum, ada
beberapa tipe dari kecelakaan yaitu:
a) Terbentur/menabrak suatu benda
b) Terbentur/tertabrak benda/alat yang bergerak
c) Jatuh ke tingkat yang lebih rendah
d) Jatuh pada tingkat yang sama (tergelincir, tersandung,
terpeleset)
e) Terjepit diantara dua benda
f) Terjepit ke dalam alat/denda yang berputar
g) Kontak dengan listrik, panas, dingin, radiasi, bahan-bahan
beracun dan sebagainya
h) Kelebihan beban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
5) Kerugian (Loss)
Akibat dari kecelakaan adalah kerugian, sebagaimana
termasuk dalam definisi kecelakaan bahwa kerugian dapat
terwujud penderitaan pada manusia, kerusakan pada harta
benda, dan lingkungan serta kerugian pada proses. Kerugian-
kerugian lain yang mungkin timbul adalah terganggunya
kinerja produksi dan menurunnya keuntungan.
3. Hubungan Inspeksi K3 dengan Kecelakaan Akibat Kerja
Setiap proses produksi memiliki potensi bahaya yang dapat
mengakibat kecelakaan, sehingga dilakukan inspeksi keselamatan dan
kesehatan kerja diperusahaan. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena
adanya unsafe act dan unsafe condition. Untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, maka perlu suatu upaya pengendalian salah satunya
dengan melakukan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja. Sedangkan
bila tidak dilakukan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja maka dapat
mengakibatkan kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian. Dengan
dilakukan inspeksi maka akan diperoleh hasil inspeksi yang kemudian
akan dilakukan evaluasi dan tindak lanjut secara terkontrol terhadap hal-
hal yang telah dilakukan sehingga kecelakaan dapat dicegah dan dapat
tercapai Zerro Accident. Sedangkan jika tidak dilakukan evaluasi secara
terkontrol dan hasil inspeksi tidak dilakukan tindak lanjut akan
mengakibatkan kecelakaan dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Proses Produksi
Unsafe ConditionUnsafe Act Kecelakaan Kerja
Tidak ada programpelaksanaan inspeksi
K3
program pelaksanaaninspeksi K3
Tidak terkontrol
PelaksanaanInspeksi K3
Kecelakaan Kerja
Evaluasi dantindak lanjut
kerugian
Terkontrol
Zero AccidentKeselamatan danKesehatan Kerja
tercipta
Kecelakaan Kerja
kerugian
Inspeksi K3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif
dimana penulis berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca
tentang obyek penelitian dan data yang diperoleh digunakan sebagai bahan
penulisan ini (Notoatmojo, 2002).
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central
Java Semarang. Jalan Soekarno-Hatta Km 30, Harjosari, Bawen, Kab. Semarang.
C. Objek Penelitian
Obyek penelitian yang digunakan dari penulisan laporan ini adalah hasil
inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang.
D. Sumber Data
Data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data
primer dan sekunder.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
1. Data Primer
Adalah data yang diperoleh dari observasi langsung di tempat kerja
dan wawancara dengan karyawan dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan
penelitian ini.
2. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen milik perusahaan
dan juga literatur yang lain.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data
sebagai berikut :
1. Observasi Lapangan
Observasi yang dilakukan adalah dengan pengamatan langsung
terhadap inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan
koordinator magang maupun dengan orang-orang yang berkomitmen
dibidangnya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data dan
mempelajari dokumen-dokumen serta catatan-catatan perusahaan yang
berhubungan dengan obyek penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
4. Studi Kepustakaan
Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari
dokumen-dokumen perusahaan, buku-buku kepustakaan, laporan- laporan
penelitian yang sudah ada serta sumber lain yang berhubungan dengan
penelitian ini.
F. Pelaksanaan
Pelaksanaan magang ini dilakukan mulai tanggal 01 Februari 2012 sampai
30 April 2012 dengan waktu antara pukul 08.00 – 16.30 WIB, dari hari Senin
sampai Jum’at.
G. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan hasil inspeksi di PT.
Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang dengan Permenaker No.
Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
lampiran II bagian 7 tentang Standar Pemantauan, (7.1) mengenai pemeriksaan
bahaya yang menyebutkan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja
dilaksanakan secara teratur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Inspeksi K3 di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang
Semarang.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang dengan melakukan pengamatan
langsung di lapangan dan wawancara dengan tenaga kerja yang
bersangkutan serta data-data yang diperoleh, PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang dilakukan inspeksi keselamatan dan
kesehatan kerja secara teratur oleh bagian Occupational Health and Safety
(OHS), bagian QMS (Quality Management System), bagian ME
(Maintenace Enginering), PT. ISS, PT. Sucofindo, petugas Poliklinik,
Budi Sehat dan Balai Hiperkes Semarang.
2. Tujuan Inspeksi K3 di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java
Semarang .
Tujuan dilakukan inspeksi ini adalah untuk mengetahui kondisi
lingkungan PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang dari
keadaan tidak aman termasuk kebersihan lingkungan kerja dan tata letak
serta sebagai tindakan pencegahan sehingga tercipta lingkungan tempat
kerja yang aman, bersih serta bebas dari potensi dan faktor bahaya. Tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dari pelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja tersebut
sebagai berikut :
a. Meminimalkan dan mengurangi angka kecelakaan.
b. Meminimalkan dan mengurangi penyakit akibat kerja.
c. Meminimalkan dan mengurangi tindakan dan kondisi tidak aman.
d. Mencegah agar kecelakaan yang sama tidak terulang kembali.
e. Mencapai Zero Accident.
f. Mengevaluasi hasil pemeriksaan yang lalu.
Agar dapat tercapai tujuan tersebut di atas diperlukan kerjasama
yang baik antara pihak perusahaan, semua departemen dan karyawan.
3. Jenis-jenis Inspeksi K3 di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java
Semarang.
a. Inspeksi Umum
PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang
adalah salah satu perusahaan minuman ringan di Indonesia. PT. Coca-
Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang telah melaksanakan
inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja sebagai upaya pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Inspeksi dilakukan untuk
mengetahui adanya potensi dan faktor bahaya (tindakan dan kondisi
tidak aman) yang ada di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central
Java Semarang dan dapat segera melakukan tindak lanjut perbaikan
sehingga mampu meminimalkan angka kecelakaan dan penyakit akibat
kerja serta mampu mencapai zerro accident. Kegiatan-kegiatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
termasuk inspeksi umum di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central
Java Semarang ada tiga macam, antara lain :
1) Inspeksi Harian (Daily Inspection)
Pelaksanaan inspeksi ini dilaksanakan rutin setiap hari oleh
masing-masing bagian mengenai kondisi lingkungan kerja
(meliputi unsafe act atau unsafe condition) yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja. Inspeksi ini dilaksanakan oleh
petugas dari poliklinik dan petugas PT. ISS. Inspeksi harian yang
dilakukan di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java
Semarang, antara lain :
a) Pengambilan sampel makanan di kantin
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengantisipasi apabila
terjadi keracunan pada karyawan PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang. Inspeksi dilakukan oleh
petugas dari pihak Poliklinik dengan cara mmengambil sampel
makanan di kantin setiap hari sebelum jam makan siang atau
sebelum jam istirahat (± jam 11.30 WIB). Sampel yang sudah
diambil diberi label pada setiap wadah sampel makanan dengan
mencantumkan nomor sampel, nama makanan, tanggal dan
waktu pengambilan, nama perusahaan kantin (catering) dan
tanda tangan petugas pengambil. Kemudian dicatat pada
lembar laporan dengan menyertakan tanda tangan petugas
pengambil, petugas kantin dan petugas paramedis yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
mengecek. Sampel makanan kemudian disimpan dalam lemari
pendingin selama 1 hari dan pada hari berikutnya sampel yang
lama diambil untuk dibuang di tempat sampah organik serta
sampel yang baru disimpan lagi. Hasil dari pengambilan
sampel makan di kantin tidak ditemukan makan yang dapat
menimbulkan keracunan pada tenaga kerja.
Hal ini dilakukan agar dapat mengantisipasi jika
sewaktu-waktu terjadi keracunan pada karyawan, perusahaan
dapat mencari penyebabnya melalui pengecekan sampel
makanan kantin yang dilakukan oleh laboratorium yang
berwenang, penyebab keracunan dapat diketahui apakah karena
zat toksik yang terkandung dalam makan yang disediakan oleh
kantin tersebut.
b) Inspeksi House Keeping
Bahan baku proses produksi di PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang adalah air maka dlakukan
inspeksi house keeping yang dilakukan setiap hari oleh petugas
dari PT. ISS. Pelaksanaan inspeksi ini bertujuan agar
menciptakan lingkungan yang bersih sehingga tenaga kerja
terbebas dari penyakit akibat kerja dan penyakit umum.
Dalam hal ini petugas inspeksi melakukan kegiatan
terutama untuk menjaga keadaan lantai yang bersih, jalur bebas
halangan benda apapun, penempatan barang sesuai, penerangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
di ruangan tidak melebihi/tidak kurang, ventilasi udara, jalur
evakuasi jelas terutama lingkungan kerja di dalam dan luar
ruang produksi. Inspeksi yang dilakukan PT. ISS meliputi :
(1) Pembersihan toilet
Hasil inspeksi pembersihan toilet yaitu :
(a) Lantai kering tidak tergenang air, tidak berdebu dan
lantai bebas dari noda.
(b) Dinding bersih tidak bernoda, tidak ada sarang laba-
laba, cermin kering dan bersih, pintu toilet bersih.
(c) Langit-langit bersih dari sarang laba-laba, tidak
bernoda, reflector lampu bersih.
(d) Wash basin bersih, kering, tidak bernoda, kran dan
drain bersih tidak berkerak.
(e) Toilet Bowl bersih, kering, lubang toilet bersih.
(f) Pengambilan sampah
Pengambilan sampah dilakukan pada pagi dan sore
hari oleh petugas cleaning sevice PT. ISS yang berada pada
lokasi masing-masing.
(g) Wall cleaning and whashing
Wall cleaning and washing dilakukan satu minggu
sekali oleh petugas cleaning service PT. ISS pada area
masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
(h) Glass cleaning
Glass cleaning dilakukan setiap pagi hari oleh
petugas cleaning service PT. ISS untuk membersihkan
permukaan kaca pada area masing-masing.
(i) Gardening
Gardening dilakukan mulai jam 6.00 WIB sampai
jam 16.00 WIB oleh gardener PT. ISS meliputi taman dan
halaman yang ada di semua area PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang.
(j) Pembersihan lantai dan furniture
Dilakukan pada pagi hari sebelum jam kerja oleh
petugas cleaning service PT. ISS pada area masing-masing
yang sudah ditentukan, meliputi menyapu lantai dan
membersihkan semua furniture yang ada di ruangan
tersebut.
(k) Pembersihan selokan
Pembersihan selokan dilakukan setiap hari oleh
petugas cleaning service PT. ISS pada area masing-masing,
meliputi membersihkan lumut yang ada dselokan agar jalan
air tidak tersumbat.
2) Inspeksi Bulanan (Monthly Inspection)
Inspeksi Bulanan merupakan salah satu program
departemen OHS yang melibatkan partisipasi karyawan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
lingkungan perusahaan dan dilaksanakan tiap satu bulan sekali.
Inspeksi bulanan yang dilakukan di PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang, antara lain :
a) Inspeksi Fasilitas Pemadam Kebakaran (Fire System)
Untuk mengatasi adanya potensi bahaya kebakaran, PT.
Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang
dilakukan inspeksi terhadap fasilitas pemadam kebakaran oleh
departemen OHS yang meliputi :
(1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Inspeksi APAR dilakukan setiap satu bulan sekali
oleh pihak departemen OHS. Pada inspeksi APAR
dilakukan pengecekkan yang meliputi :
(a) Mencatat data APAR yang meliputi merk, type, jenis isi,
berat (Kg), berat total (Kg).
(b) Mengecek perlengkapan APAR seperti kotak atau
rantai, kaca, hammer, nomor urut atau kode dan
petunjuk.
(c) Mengecek kondisi tabung APAR yang meliputi pen,
selang, segel dan tekanan.
(d) Melihat dan mencatat tanggal kadaluarsa (expired) serta
tanggal pengisian ulang.
Jumlah tabung APAR yang ada di PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang totalnya 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
buah. Jarak pemasangan ± 20 meter tiap titik serta ± 1,2
meter dari lantai. Dari hasil inspeksi APAR tidak dilakukan
penimbangan pada APAR jenis CO2.
(2) Instalasi Hydrant
Inspeksi instlalasi Hydrant di PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang dilakukan oleh
pihak departemen OHS yang ada pada 12 titik.
Kelengkapan item pada saat inspeksi meliputi Body Box
Hydrant, cat box Hydrant, Body Pipa, Cat Pipa, Body
selang, gulungan selang, Coupling Nozzle, tekanan
pancaran (Kg/cm2), kondisi Coupling, pondasi/dudukan dan
lokasi bebas dari barang.
(3) Pemeriksaan Emergency Lamp
Emergency Lamp berfungsi sebagai penerangan
darurat. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak departemen
OHS yang meliputi kelayakan nyala lampu darurat yang
berjumlah 29 unit yang terdapat di PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang.
b) Inspeksi Emergency System
Inspeksi Emergency Sistem dilakukan oleh pihak
departemen OHS yang meliputi :
(1) Pemeriksaan Insect Killer Lamp
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Pemeriksaan insect killer lamp di PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang dilakukan satu
kali dalam sebulan. Untuk insect killer lamp di PT. Coca-
Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang berjumlah
26 titik yang kondisinya masih bagus dan tidak terdapat
kerusakan.
(2) Pemeriksaan Shower & Eye Wash Emergency
Pemeriksaan shower & eye wash emergency di PT.
Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang
dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Untuk emergency
shower ada 11 titik dan eye wash ada 2 titik, jadi di PT.
Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang
shower & eye wash emergency totalnya 13 titik. Pada
inspeksi shower & eye wash emergency tidak ditemukan
kerusakan hanya shower & eye wash emergency masih
banyak yang kotor dan kurang terawat dengan baik.
c) Pemeriksaan Material
Pemeriksaan ini dilakukan oleh departemen QMS dan
OHS terhadap kondisi dan label wadah penyimpanan bahan
kimia, kebersihan tempat penyimpanan bahan kimia,
penyimpanan dan posisi tabung gas, keberadaan MSDS di
ruangan yang terdapat bahan kimia, ketersediaan bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
penyerap tumpahan, APD yang diperlukan di tempat seperti
masker dan sarung tangan serta tersedia shower dan eye wash.
d) Pemeriksaan Pekerja dan Cara Kerja
Pemeriksaan pekerja dan cara kerja dilakukan oleh
pihak departemen OHS pada area produksi dan wharehousing,
pemeriksaan ini dilakukan terhadap kesesuaian penggunaan
APD seperti masker, sarung tangan, topi, kacamata, dan safety
shoes oleh pekerja, kesesuaian cara kerja misalnya dalam
mengangkat barang dan penggunaan peralatan terhadap
ketetapan dan persyaratan, adanya rambu-rambu peringatan dan
pembatasan ijin masuk daerah yang beresiko tinggi, pelatihan
terhadap karyawan.
e) Pemeriksaan Lingkungan Kerja
Pemantauan lingkungan yang dilakukan setiap enam
bulan sekali di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java
Semarang yang bekerjasama dengan pihak ketiga oleh Balai
HIPERKES Kab Semarang, yang meliputi :
(1) Pemeriksaan Kebisingan
(2) Pemeriksaan Getaran
(3) Pemeriksaan Kualitas Udara
(4) Pemeriksaan ISBB
(5) Pemeriksaan Penerangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
f) Inspeksi kotak APD beserta isinya.
Inspeksi kotak APD PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang dilakukan oleh pihak OHS yang
meliputi ketersediaaan isi APD di kotak-kotak K3 yang ada di
semua titik serta pemeriksaan kepatuhan pekerja dalam
memakai APD di tempat kerja dan ruang kerja pada saat
bekerja. Isi APD seperti Ear plug, ear muff, masker kain,
sarung tangan.
g) Inspeksi Kotak P3K beserta isinya
Inspeksi kotak P3K dilakukan untuk mengetahui
kelengkapan isi kotak P3K meliputi kapas, tensoplast, plester,
boor water, betadine, kasa steril, perban, levertran zalf, gelas
mata, tetes mata, rivanol, minyak angin, peniti, balsam,
gunting, pinset, daftar obat-obatan, form bukti pemakaian, buku
pedoman P3K serta mengetahui rekapan daftar pekerja yang
menggunakan obat dan banyak penggunaan obat tersebut. Dan
jika pengecekan sudah dilakukan kemudian diisi obat yang
sudah habis, agar tetap ada jika ada yang akan menggunakan.
Inspeksi dilakukan setiap satu bulan sekali oleh departemen
OHS. Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java
Semarang memiliki tandu dan ambulance sebagai alat
transportasi apabila terjadi keadaan darurat sehingga korban
cepat tertolong.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3) Inspeksi Tahunan (Yearly Inspection).
Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java
Semarang inspeksi ini dilakukan setiap satu tahun sekali atau dua
kali setahun dan ada yang dua tahun sekali. Inspeksi tahunan di PT.
Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang ini meliputi :
a) Inspeksi Personil
Inspeksi personil di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang dilakukan oleh pihak ketiga dari Budi
Sehat khususnya dilakukan pemeriksaan kesehatan karyawan
yang dilakukan satu tahun sekali berupa general check up
meliputi pemeriksaan seluruh badan. Pemeriksaan ini dilakukan
oleh pusat diagnostik Budi Sehat. Pemeriksaan dilakukan
kepada seluruh karyawan di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang. Selain general check up juga dilakukan
pemeriksaan pemantauan kesehatan mata dan THT kepada
inspector.
b) Inspeksi Mesin
Dalam pemeriksaan mesin dilakukan oleh pihak ketiga
yaitu dari PT. Sucofindo setiap satu/dua tahun sekali untuk
motor diesel, bejana tekan dan ketel uap, sedangangkan
pesawat angkut (forklift) dan pesawat angkat (lift) dilakukan
satu tahun sekali. Pada saat pemeriksaan mesin dilakukan
pemasangan alat pengaman mesin, kondisi mesin, kondisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
sekitar mesin, penandaan pada saat perbaikan salah satunya
dengan penandaan Log Out Tag Out (LOTO), fungsi tombol
darurat, instruksi pengoperasian mesin.
b. Pelaksana Inspeksi
Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja PT. Coca Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang dilakukan oleh petugas
dari OHS, QMS yang merupakan pelaksanaan intern perusahaan,serta
dari Budi Sehat dan PT. Sucofindo. Untuk inspeksi lingkungan
dilakukan oleh pihak ketiga. Adapun tugas dari pelaksana inspeksi
adalah :
1) Melaksanakan inspeksi secara obyektif ke tempat kerja atau unit
kerja untuk mengetahui adanya potensi bahaya.
2) Mencari temuantemuan inspeksi yang ada di lapangan.
3) Mencatat temuan hasil inspeksi di lapangan.
4) Memberikan saran tindak lanjut terhadap hasil temuan sebagai
tindakan perbaikan.
5) Melakukan tindakan perbaikan.
c. Pelaksanaan Inspeksi
Pelaksanaan inspeksi yang dilakukan di PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang secara umum sama.
Pelaksanaan inspeksi dilakukan 3 tahap, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
1) Tahap Persiapan
Sebagian besar inspeksi yang dilaksanakan PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang adaah inspeksi informal
atau inspeksi terencana. Pada tahap persiapan, hal-hal yang perlu
dilakukan, antara lain :
a) Menyiapkan tim inspeksi.
b) Menentukan area yang akan diinspeksi.
c) Menetukan waktu dilaksanakannya inspeksi.
d) Menyiapkan form check list beserta alat tulis.
e) Menyiapkan alat pelindung diri.
f) Dilakukan breefing lebih dahulu dengan departemen terkait.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Petugas melakukan visit ke baguan-bagian sesuai urutan yang
ditentukan.
b) Melihat keadaan di lapangan secara seksama dan teliti sesuai
standar yang ada.
c) Mencatat temuan-temuan yang ada di lapangan serta saran
untuk tindak lanjutnya.
3) Tahap Pelaporan
a) Petugas membuat laporan hasil ispeksi yang dilakukan di
lapangan serta temuan-temuan yang dapat menimbulkan
potensi bahaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
b) Laporan dianalisis oleh pihak OHS untuk dievaluasi awal agar
segera dilakukan perbaikan apabila ada temuan.
c) Laporan dijadikan dokumen untuk dibahas saat rapat rutin
P2K3
d. Tindak Lanjut Inspeksi
Dari laporan inspeksi yang dilakukan temuan-temuan di
lapangan diteruskan tindak lanjut perbaikan agar tidak menjadi
berkelanjutan. Petugas yang bertanggung jawab dari masing-masing
departemen melaporkan hasil perbaikan disertai kendala, komentar
serta saran kepada manajemen sebagai laoparan penyelesaian hasil
inspeksi. Laporan kemudian disampaikan pada rapat ruti P2K3 sebagai
informasi status terakhir tindak lanjut temuan.
B. Pembahasan
1. Inspeksi Umum
PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang adalah
salah satu perusahaan minuman ringan di Indonesia. PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang telah melaksanakan inspeksi
keselamatan dan kesehatan kerja sebagai upaya pencegahan kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. Inspeksi dilakukan untuk mengetahui adanya
potensi dan faktor bahaya (tindakan dan kondisi tidak aman) yang ada di
PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang dan dapat segera
melakukan tindak lanjut perbaikan sehingga mampu meminimalkan angka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta mampu mencapai zerro
accident. Adapun yang termasuk inspeksi umum adalah sebagai berikut :
a. Inspeksi Harian (Daily Inspection)
Inspeksi harian yang ada di PT. coca-cola bottling Indonesia
central java semarang meliputi :
1) Inspeksi Sampel Makanan
Inspeksi ini dilakukan setiap hari untuk mengantisipasi
apabila terjadi keracunan di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang, ini merupakan langkah untuk mewujudkan
kenyamanan bagi setiap karyawan. Pelaksanaa dilakukan secara
rutin oleh petugas dari Poliklinik.
2) Inspeksi House Keeping
Inspeksi dilakukan oleh PT. ISS dimana pelaksanaannya
setiap hari dengan visit ke setiap area untuk mengecek hasil
pekerjaan karyawan dan melihat kondisinya.
b. Inspeksi Bulanan (Monthly Inspection)
1) Inspeksi Fasilitas Pemadam Kebakaran (Fire System)
a) Inspeksi APAR
Inspeksi APAR di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang dilaksanakan setiap bulan sekali secara
rutin meliputi data APAR, perlengkapan APAR, kondisi tabung
dan tanggal expired dengan tujuan agar APAR selalu dalam
keadaan siap pakai dan aman. Apabila saat inspeksi ditemukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
keadaan yang tidak baik APAR harus segera diperbaiki atau
diganti dengan yang baru.
Dalam pemeriksaan berat tabung APAR yang berisi
CO2 tidak dilakukan penimbangan, hal ini tidak sesuai dengan
Permenakertrans No. Per-04/MEN/1980 pasal 12 (h)
disebutkan bahwa untuk APAR jenis CO2 harus diperiksa
dengan cara menimbang serta mencocokan beratnya dengan
berat yang tertera pada APAR tersebut, bila berat kurang dari
10% maka APAR harus segera diisi kembali dengan berat yang
ditentukan.
b) Instlalasi Hydrant
Inspeksi instlalasi Hydrant di PT. Coca-Cola Bottling
Indonesia Central Java Semarang dilakukan oleh pihak
departemen OHS yang ada pada 12 titik. Kelengkapan item
pada saat inspeksi meliputi Body Box Hydrant, cat box
Hydrant, Body Pipa, Cat Pipa, Body selang, gulungan selang,
Coupling Nozzle, tekanan pancaran (Kg/cm2), kondisi
Coupling, pondasi/dudukan dan lokasi bebas dari barang. Dari
hasil pemeriksaan instlalasi hydrant ini sudah sesuai ketentuan
yang sudah ada. Hal ini sesuai dengan Instruksi Menteri
INS/11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
c) Pemerikasaan Emergency Lamp
Pemeriksaan emergency lamp di 29 unit yang dilakukan
perusahaan agar emergency lamp tetap dalam kondisi baik
yaitu dengan melakukan pemeriksaan nyala lampu di semua
unit emergency lamp. Emergency lamp yang ada di PT. Coca-
Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang masih dalam
kondisi baik dan tidak ada kerusakan.
2) Inspeksi Emergency System
a) Shower & eye wash emergency
Inspeksi dilakukan untuk mengetahui kondisi dari
Shower & Eye Wash Emergency di tempat kerja, karena alat
tersebut merupakan sarana untuk tindakan awal apabila terjadi
kecelakaan terkena bahan kimia.
b) Inspeksi Insect Killer Lamp
Dilakukan inspeksi ini untuk mengetahui kondisi
apakah masih dalam keadaan layak dan baik, karena alat ini
merupakan salah satu alat untuk memenuhi salah satu syarat di
tempat kerja. Alat ini digunakan untuk membunuh dan
mengusir serangga agar tidak masuk dalam ruang kerja dalam
proses produksi.
3) Pemeriksaan Material
Pemeriksaan material yang dilakukan oleh departemen
QMS dan OHS terhadap kondisi, label, wadah, MSDS dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
penyimpanan bahan kimia serta tersedia bahan penyerap tumpahan
bahan kimia. Pemakaian APD yang sesuai tempat kerja.
4) Pemeriksaan pekerja dan cara kerja
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap kesesuaian
penggunaan APD seperti masker, sarung tangan, topi, kacamata,
dan safety shoes serta keseuaian angkat-angkut pekerja sudah
memenuhi peraturan yang ada di perusahaan.
5) Inspeksi APD
Inspeksi alat pelindung diri seperti masker, ear plug, sarung
tangan, kacamata, back support, safety shoes dan lain-lainnya
dilakukan secara rutin setiap bulannya dan menyediakan secara
cuma-cuma untuk semua tenaga kerja yang ada di perusahaan. Hal
ini sesuai dengan Undang-Undang No. 01 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja pasal 14 (c).
6) Kotak P3K
Inspeksi kotak P3K meliputi kapas, tensoplast, plester, boor
water, betadine, kassa steril, perban, levertran zalf, gelas mata,
tetes mata, rivanol, minyak angin, peniti, balsam, gunting, pinset,
daftar obat-obatan, form bukti pemakaian, dan buku pedoman P3K
dilakukan secara rutin setiap bulan, pemeriksaan ini sudah sesuai
dengan peraturan perusahaan yang ditentukan. Pada pengecekan
kotak P3K yang sudah ada ketentuan apabila memakai obat
mencatat pada buku pemakaian P3K, agar dapat diketahaui tempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
kerja mana yang potensi bahayanya tinggi sehingga dapat segera
dilakukan tindak lanjut. Hal ini sesuai dengan SNI-19-3994-1995.
Masih ada tenaga kerja yang tidak melakukan pencatatan
setelah memakai obat-oabatan seperti betadine, tensoplast, tetes
mata.
7) Pemriksaan lingkungan
Pelaksanaan inspeksi ini dilakukan oleh pihak ketiga dari
Balai Hiperkes Semarang secara rutin setiap 6 bulan sekali sesuai
dengan sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor : Per-13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja sehingga mampu
mengadakan koreksi terhadap lingkungan dan mesin yang ada di
PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang dan
dapat tercipta lingkungan yang aman dan nyaman.
c. Inspeksi tahunan (Yearly Inspection)
1) Inspeksi Personil
Inspeksi personil bagi karyawan telah dilakukan secara
rutin setiap satu tahun sekali, hal ini sesuai dengan
Permenakertrans No. Per-02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja pasal 2
dan 3 tentang Pemeriksaan Berkala Bagi Tenaga Kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2) Inspeksi mesin
Pemeriksaan mesin dilakukan oleh pihak maintenance
enginering yang meliputi pemeriksaan alat pengamanan mesin atau
peralatan kerja, kondisi sekitar mesin dan dilakukan penandaan
(Tag Out) pada saat perbaikan, serta dilengkapi kunci pengaman
(Pad Lock) pada saat perbaikan.
2. Pelaksana Inspeksi
Dalam pelaksanaan inspeksi dilakukan OHS PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia Central Java Semarang yang termasuk dalam kategori
pelaksana inspeksi intern perusahaan, karena personil berasal dari
dalam perusahaan itu sendiri. Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang yang bertugas sebagai pelaksana inspeksi yaitu
personil dari OHS yang telah mendapatkan pelatihan dan mempunyai
keahlian. Hal ini sesuai dengan Permenaker No. Per 05/MEN/1996
Lampiran I bagian 4 yang menyatakan bahwa “personil yang terlibat
harus mempunyai pengalaman dan keahlian yang cukup”.
3. Pelaksanaan Inspeksi
Pelaksanaan inspeksi di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central
Java Semarang berjalan dengan baik dan rutin, dilakukan disemua plant
atau area secara rutin dan teratur setiap bulannya meliputi tahap persiapan,
pelaksanaan dan pelaporan. Hal ini sesuai dengan Permenakertrans No.
Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Kesehatan Kerja. Sehingga di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central
Java Semarang telah tercapai Zerro Accident.
4. Tindak Lanjut Inspeksi
Program inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja yang
direncanakan dan dilaksanakan dengan baik tidak akan bermanfaat bila
tidak disertai dengan tindak lanjut perbaikan. Hal ini sesuai dengan
Permenakertrans No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 44
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pelaksanaan
inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja dapat diambil kesimpulan PT. Coca-
Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang telah melaksanakan inspeksi
keselamatan dan kesehatan kerja secara rutin dan dilakukan secara teratur sesuai
dengan Permenaker No. Per-05/MEN/1996 Lampiran II bagian 7 tentang
pelaksanaan inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.
Adapun inspeksi yang dilakukan meliputi :
1. Pelaksanaan inspeksi harian meliputi :
a. Inspeksi sampel makanan dilakukan secara rutin setiap harinya oleh
petugas poliklinik.
b. Inspeksi House Keeping dilaksanakan dengan baik dan rutn oleh pihak
ketiga PT. ISS.
2. Inspeksi Bulanan yang meliputi :
a. Inspeksi APAR telah berjalan dengan baik, akan tetapi pada
pengecekan isi atau berat tabung CO2 tidak dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
penimbangan. Hal ini tidak sesuai dengan Permenakertrans No. Per-
04/MEN/1980 pasal 12.
b. Inspeksi Hydrant sesuai dengan Instruksi Menteri
INS/11/M/BW/1997.
c. Inspeksi Emergency System
Adapun inspeksi Emergency System yang dilakukan meliputi :
1) Shower & eye wash emergency
2) Inspeksi Insect Killer Lamp
d. Pemeriksaan material dilakukan secara rutin setiap bulan oleh pihak
QMS dan OHS.
e. Pemerikasaan pekerja dan cara kerja dilakukan secara rutin oleh pihak
OHS.
f. Inspeksi APD sesuai dengan Undang-Undang No. 01 tahun 1970
tentang keselamatan kerja pasal 14 (c).
g. Inspeksi P3K tidak sesuai peraturan dari perusahaan tenaga kerja tidak
mencatat setelah memakai obat-oabatan seperti betadine, tensoplast,
tetes mata.
h. Inspeksi Lingkungan sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor : Per-13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.
3. Inspeksi tahunan yang meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
1) Inspeksi personil di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java
Semarang sesuai dengan Permenakertrans No. Per-02/MEN/1980
tentang Pemeriksaan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja pasal 2 dan 3 tentang Pemeriksaan Berkala Bagi
Tenaga Kerja.
2) Inspeksi mesin dilakukan pihak ketiga setiap tahun oleh PT. Sucofindo
B. Saran
1. Sebaiknya dilakukan penimbangan saat pemeriksaan APAR jenis CO2 agar
sesuai dengan Permenakertrans No. Per-04/MEN/1980 pasal 12.
2. Sebaiknya pekerja mencatat setelah pemakaian obat-obatan seperti betadine,
tetes mata, tensoplast dan obat lainnya, agar dapat diketahui tempat yang
mempunyai potensi bahaya tinggi. Sehingga dapat dilakukan tindak lanjut
perbaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 47
DAFTAR PUSTAKA
Alkon, 1999. Manajemen Keselamatan Kerja Bagi Pengawas. Surabaya :Lembaga Pembinaan Keterampilan dan Majemen Alkon.
Bennett N. B. Silalahi dan Rumandang B. Silalahi,1995. ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Pustaka BinamanPressindo.
Bird, Frank E dan Germain, George L., 1990. Practical Loss Control Leadership.Georgia : ILCI.
Depnaker RI, 1996. Permenaker No. 05/MEN/1996 Tentang Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja.
Sahab Syukri, Dr., MS, 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja. Jakarta: PT. Bina Sumber Daya Manusia.
Soekidjo Notoatmojo, 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT RinekaCipta
Suardi, Rudi, 2007. Sistem Manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PPM.
Suma’mur, 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Kerja. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Suma’mur. P. K, 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:CV Haji Masagung.
Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja “Manajemen dan ImplikasiK3 di Tempat Kerja”. Surakarta : Harapan Press.