Post on 14-Aug-2019
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN
DI POSYANDU PERENG BUMIREJO, LENDAH KULON PROGO YOGYAKARTA
TAHUN 2011
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Achmad Yani Yogyakarta
Disusun Oleh: INDAH WAHYUNI
NPM : 1308044
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
YOGYAKARTA 2011
iv
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN
DI POSYANDU PERENG BUMIREJO, LENDAH KULON PROGO YOGYAKARTA
TAHUN 2011
INTISARI
Indah Wahyuni1, Atik Badi’ah2, Nendhi Wahyunia Utami3
Latar Belakang: Makanan yang mengandung gizi yang lengkap dan seimbang, dari segi kuantitas dan kualitas sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serta memelihara daya tahan tubuh dari berbagai infeksi, sehingga dapat membangun persediaan zat gizi yang dibutuhkan untuk proses tumbuh dimasa pubertas dan dewasa kelak. Seorang anak akan terhindar dari berbagai penyakit defisiensi dan memungkinkan anak lebih cepat sembuh dari penyakitnya. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Posyandu Desa Pereng Bumirejo, Lendah Kulon Progo. Metode Penelitian: Penilitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai balita usia 6-12 bulan dengan jumlah 40 responden. Hasil Penelitian: hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang positif antara pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan pemberian MP-ASI pada balita usia 6-12 bulan. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis penelitian yang menunjukkan nilai Correlation sebesar 0,759. Hal ini ditunjukkan juga pada signifikasi hitung yang lebih kecil dari signifikasi 0,05 (0,00<0,05) dan diperoleh nilai rho hitung (0,759) lebih besar dari rho tabel (0,361).
Kesimpulan: Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI Dengan Pemberian MP-ASI
Kata Kunci: Pengetahuan, MP-ASI, Pemberian MP-ASI
1 Mahasiswa Diploma III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta 2 Pembimbing I Dosen POLTEKES Yogyakarta 3 Pembimbing II Dosen Diploma III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta
v
THE RELATION BETWEEN MOTHERS KNOWLEDGE LEVEL ABOUT BREASTMILK COMPLEMENT FOOD AND BREASTMILK
COMPLEMENT FOOD 6-12 MONTHS OLD BABIES IN PERENG POSYANDU BUMIREJO LENDAH KULON PROGO
IN 2011
ABSTRACT
Indah Wahyuni1, Atik Badi’ah2, Nendhi Wahyunia Utami3
Background: Food with complete nutrient, in the perspective of quantity and quality, is necessary for optional the growth and development, and to keep body imunity from any infection, so that it can construct necessary nutrient supply for growth process in later puberty and adult period. A child can avoid any deficiency disease and it allows a child to recover soon from his health disorder.
Research Objective: To identify the relation between mother’s knowledge level about breastmilk complement food and breastmilk complement food 6-12 months old babies in posyandu bumirejo, lendah, kulonprogo in 2011.
Method: This research uses analytical descriptive with cross sectional design. Subject in this research are mothers in possession of 6-12 months old babies as many as 40 respondents.
Result: The result of this research indicated no positive relation between mother’s knowledge level about breastmilk complement food and initiation of breastmilk complement food to 6-12 months old babies. This was indivated by the analysis result which posed the correlation value of 0.759 and also counting significance that was lower than significance of 0.05 (0.00<0.05) and value of counting rho (0.759) higher than table rho (0.361).
Conclusion: There is relation between mother’s knowledge level about breastmilk complement food and initiation of breastmilk complement food.
Keyword : Knowledge, breastmilk complement food, initiation of breastmilk complement food
1Student STIKES A. Yani Yogyakarta 2Lecture I POLTEKES Kemenkes Yogyakarta 3Lecturer II STIKES A. Yani Yogyakarta
viii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI Dengan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia 6-12 Bulan” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup menerima hukuman atau sangsi apapun sesuai peraturan yang berlaku.
Yogyakarta, Agustus 2011
TTD
Indah Wahyuni
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang Berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI dengan Pemberian MP ASI pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Posyandu Pereng Bumirejo, Lendah Kulon Progo 2011”.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini kiranya tidak mungkin terselesaikan tanpa ada bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan, pengarahan, maupun pemberian kemudahan dalam pengumpulan data serta dukungan moril. Oleh karena itu penulis sampaikan rasa terima kasih kepada : 1. dr. Edy Purwoko, Sp.B. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2. Tri Sunarsih S.SiT, M.Kes selaku Ketua Prodi D III Kebidanan Stikes Jendral
Achmad Yani Yogyakarta. 3. Eny Retna, S.ST, M.Kes selaku penguji dalam Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Atik Badi’ah, S.Pd, S.Kp, M.Kes selaku Pembimbing I dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Nendhi Wahyunia Utami S.ST selaku Pembimbing II dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Kedua orang tua, saudara dan sahabatku yang telah mendukung
terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, Agustus 2011
Penyusun
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii INTISARI ........................................................................................................ iv ABSTRACT ..................................................................................................... v MOTO .............................................................................................................. vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii PERNYATAAN .............................................................................................. viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7 E. Keaslian Penelitian ................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ......................................................................... 10 1. Pengetahuan ....................................................................... 10 2. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) 14
B. Kerangka Teori ........................................................................ 25 C. Kerangka Konsep ..................................................................... 26 D. Hipotesis .................................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian ...................................................... 27 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 27 C. Variabel Penelitian ................................................................... 27 D. Definisi Operasional ............................................................... 28 E. Populasi dan Sampel ................................................................ 29 F. Alat dan Metode Pengumpul Data ........................................... 30 G. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ............................ 34 H. Jalannya Penelitian .................................................................. 36 I. Etika Penelitian ........................................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian........................................................................... 38 B. Pembahasan................................................................................. 43 C. Keterbatasan peneliti................................................................... 46
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.................................................................................... 47
B. Saran............................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pemberian MP-ASI, Menurut Umur bayi, Jenis Makanan, dan Frekuensi Pemberian ...................................................................... 24
Tabel 3.1 Definisi Operasional....................................................................... 28 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ....................................................................... 31
xiii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 25 Bagan 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................... 26
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian Lampiran 2 : Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3 : Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan yang mengandung gizi yang lengkap dan seimbang, dari segi
kuantitas dan kualitas sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal, serta memelihara daya tahan tubuh dari berbagai infeksi, sehingga
dapat membangun persediaan zat gizi yang dibutuhkan untuk proses tumbuh
dimasa pubertas dan dewasa kelak. Seorang anak akan terhindar dari berbagai
penyakit defisiensi dan memungkinkan anak lebih cepat sembuh dari
penyakitnya (Sibagariang, 2010).
Bayi sebaiknya diberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, karena bagi
bayi usia tersebut tidak ada makanan lain yang sebaik ASI. Kondisi tertentu
seperti produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan nutrisi bayi atau alasan medis
yang lain, maka pada usia 4 bulan bayi sudah bisa diberikan makanan
pendamping ASI. Bayi usia 6 bulan ke atas ASI sebagai sumber nutrisi sudah
tidak mencukupi lagi kebutuhan gizi terus yang berkembang, sehingga anak perlu
diberikan makanan pendamping ASI. Bayi dilahirkan dengan kemampuan reflek
makan, seperti mengisap, menelan, dan akhirnya mengunyah. Pemberian
makanan pendamping ASI harus disesuaikan perkembangan sistem alat
pencernaan bayi, mulai dari makanan bertekstur cair, kental, semi padat sampai
makanan padat. Kebutuhan gizi bayi yang terpenuhi dengan baik tidak perlu
mencemaskan pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan gizi bayi meliputi
2
beberapa unsur sebagai berikut seperti, lemak, karbohidrat, protein, serat, vitamin
dan mineral (Sibagariang, 2010).
Almasteir dalam Waryana (2010) mengungkapkan pada masa balita
ditandai dengan proses dan perkembangan yang pesat, disertai dengan perubahan
yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak yang kualitasnya
tinggi. Balita termasuk kelompok rawan gizi dan mudah menderita kelainan gizi
karena kekurangan makanan yang dibutuhkan (Sediaoetama, 2000).
Masalah gizi balita yang harus dihadapi Indonesia pada saat ini adalah
masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah ini disebabkan oleh
kemiskinan, kurangnya persedian pagan, sanitasi lingkungan yang kurang baik,
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi dan kesehatan. Masalah gizi
lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada masyarakat disertai dengan
kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan.
Gizi pada bayi merupakan unsur yang sangat penting terutama dalam
proses pertumbuhannya, kebutuhan bayi akan ASI terpenuhi sesuai dengan
kondisi kesehatan ibu. Bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi
jumlah ASI dalam pertumbuhan dan perkembangan. Bayi harus mendapat
makanan tambahan atau MP-ASI (makanan pendamping ASI). Banyaknya ASI
yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu
hamil, menyusui, stress, mental. Bayi boleh mengkonsumsi susu formula atau
PASI (Pengganti Air Susu Ibu), terutama apabila ASI tidak mencukupi
kebutuhan tubuh bayi (Sibagariang, 2010).
3
Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat.
Masa ini otak balita ibu telah siap menghadapi berbagai stimulasi seperti belajar
berjalan dan berbicara lebih lancar. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi
oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh
mengakibatkan mudah terserang penyakit karena gizi memberi pengaruh yang
besar terhadap kekebalan tubuh, tetapi dapat juga mempengaruhi kecerdasan,
apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami
pengaruh sehingga tidak dapat berkembang (Sibagariang, 2010).
Anak berumur setelah 1 tahun sebaiknya di beri menu yang bervariasi
untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, sereal seperti: (bubur beras, roti),
daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak
perlu di blender lagi, melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai
gigi dapat belajar mengunyah. Anak di bawah 5 tahun (balita) merupakan
kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga
memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita
ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat
kekurangan gizi (Sibagariang, 2010).
Salah satu faktor yang menyebabkan masalah yang timbul mengenai gizi
buruk pada balita adalah keterbatasan ekonomi sering dijadikan alasan untuk
tidak memenuhi kebutuhan gizi pada anak. Kurangnya pengetahuan ibu
mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Kesehatan
tubuh anak sangat erat kaitannya dengan makanan yang dikonsumsi.
Pertumbuhan dan perkembangan anak ditentukan sebagian oleh faktor keturunan,
4
akan tetapi lingkungan mempunyai peranan yang besar, faktor-faktor lingkungan
yang berperan dalam tumbuh kembang anak ialah masukan makanan (diet), sinar
matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani, keadaan kesehatan. Bagi
pertumbuhan bayi yang penting tentunya pemberian makanan yang kualitas
maupun kuantitas (Sibagariang, 2010).
Makanan yang mempunyai kandungan gizi lengkap adalah air susu ibu
(ASI) bagi bayi usia 4 bulan atau kurang. ASI tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi setelah usia di atas 4 bulan. Bayi yang berusia 4-6 bulan
memerlukan makanan tambahan dengan MP-ASI, seperti bubur tepung dan sari
buah. Anak harus dibiasakan untuk makan makanan yang beraneka ragam supaya
kebutuhan tubuh akan gizi dapat terpenuhi secara lengkap, zat gizi yang tidak
mengandung atau kurang dalam satu jenis makanan akan dilengkapi oleh zat gizi
yang berasal dari makanan jenis lain. Makanan yang dimakan oleh anak harus
mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur agar makanan yang
dimakan anak beraneka ragam. Ketiga zat ini dapat berasal dari karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, dan air (Proverawati, Asfuah, 2009).
Pencegahan agar tidak jadi berbagai gangguan gizi dan masalah
psikososial diperlukan adanya perilaku penunjang dari para orang tua untuk
memperhatikan kebutuhan gizi yang seimbang pada setiap asupan makanan yang
diberikan kepada anak usia 6-24 bulan. Makanan tambahan ialah makanan untuk
bayi selain ASI atau susu botol, sebagai penambah kekurangan dari ASI atau
susu pengganti ASI (PASI). Bayi perlu mendapat makanan tambahan, mulai dari
umur 4 atau 6 bulan ASI sudah tidak dapat lagi memenuhi seluruh kebutuhan
5
bayi. Makanan tambahan dalam hal ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
bayi terhadap zat-zat gizi untuk keperluan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Bayi diperkenalkan dengan makanan tambahan, pada umur kurang dari 6 bulan,
sehingga pada usia lebih dari 6 bulan bayi sudah terbiasa dengan makanan
tersebut (Yayah K, 2001).
Pemberian MP-ASI harus sesuai dengan bertambahnya umur bayi/anak,
perkembangan dan kemampuan bayi/anak menerima makanan, makanan
bayi/anak umur 0-24 bulan yaitu: (1) Pada bayi usia 0-24 bulan terdiri dari usia
0-4 bulan tediri dari ASI, (2) Pada usia 4-6 bulan terdiri dari ASI, bubur susu,
pisang dan pepaya yang dilumatkan, (3) Pada usia 6-9 bulan terdiri dari ASI, nasi
tim, (4) Pada usia 9-12 bulan terdiri dari nasi tim, makanan keluarga, dan
makanan selingan, (5) Pada usia 12-24 bulan terdiri dari ASI, makananan
keluarga (Sibagariang, 2010).
Studi pendahuluan yang telah dilakukan di posyandu desa Pereng Bumirejo,
Lendah Kulon Progo pada bulan juni 2011 dari 40 bayi usia 6-12 bulan hanya 15
bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif selama 6 bulan dan 25 bayi mendapatkan
susu formula sejak lahir. Sebagian besar alasan dari ibu di Posyandu Desa Perang
Bumirejo, Lendah Kulon Progo ini memberikan makanan tambahan dini kepada
bayinya karena kurangnya pengetahuan mereka tentang ASI Eksklusif dan
makanan pendamping ASI. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti
hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI dengan
pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Posyandu
desa Pereng Bumirejo, Lendah kulon progo.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah
penelitian “Adakah hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan
pendamping ASI dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia
6-12 bulan di Posyandu Desa Pereng Bumirejo, Lendah Kulon Progo
Th 2011?’’
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian
makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Posyandu Desa
Pereng Bumirejo, Lendah Kulon Progo.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang makanan
pendamping ASI pada balita usia 6-12 bulan.
b. Mengetahui pemberian makanan pendamping ASI pada balita usia
6-12 bulan.
c. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang MP-
ASI dengan pemberian makanan pendamping ASI pada balita usia 6-
12 bulan.
7
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan ibu
tentang makanan pendamping ASI dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia
6-12 bulan.
2. Bagi pengguna
a. Sebagai sumber pustaka bagi mahasiswa dalam rangka menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan tentang makanan pendamping ASI
dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan.
b. Sebagai masukan bagi Posyandu Pereng Bumirejo, Lendah Kulon Progo,
tentang tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI
dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan.
3. Bagi peneliti
Dapat menambah pengalaman untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia
6-12 bulan.
E. Keaslian Penelitian
Beberapa peneliti terdahalu yang berhubungan dengan peneliti ini adalah :
1. Herawati, D (2006) tentang tingkat pengetahuan ibu terhadap perilaku
pemberian makanan tambahan (PMT) pada balita usia 6-12 bulan
dikelurahan Warungbroto Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta. Metode yang
digunakan adalah deskriptif anatik dengan pendekatan cross sectional.
8
Subjek penelitian adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan,
metode analisis datanya uji chi-square, hasil penelitian menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan yang bermakna antara tinggkat pengetahuan ibu dengan
perilaku ibu dengan PMT. Perbedaan penelitian, tempat penelitian, tekhnik
sampling yang digunakan serta tujuan penelitian. Penelitian ini tujuan hanya
untuk mengetahui gambaran sedangkan yang akan dilakukan penelitian saat
ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut.
2. Litasari (2008) tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan
pendamping ASI pada bayi di wilayah kerja Tegalrejo Yogyakarta. Metode
yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
tentang makanan pendamping ASI dengan pemberian makanan pendamping
ASI di wilayah Puskesmas Tegalrejo. Perbedaan pelitian, tempat penelitian,
tekhnik sampling yang digunakan serta tujuan penilitian.
3. Purwitasari, E (2009) tentang gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang
pemberian MP-ASI di bawah 6 bulan di posyandu bekasi timur periode
2008-2009. Metode yang digunakan adalah deskriptif, dengan menggunakan
data yang didapat dari kuesioner semu ibu yang memberikan MP-ASI
dibawah 6 bulan di posyandu bekasi timur 2008-2009.
Perbedaan dengan keaslian penelitian yaitu dengan hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia
6-12 bulan di posyandu pereng bumirejo, lendah kulon progo. Metode yang
digunakan adalah deskriptif anatik dengan pendekatan cross sectional.
9
Subyek penelitian adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan,
metode analisis datanya uji-square. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI dan cara pemberian
MP-ASI pada bayi 6-12 bulan di posyandu pereng bumirejo, lendah Kulon
Progo. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah pada
subyek penelitian, tujuan penelitian, tekhnik sampling dan tempat penelitian.
Subyek penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah ibu-ibu yang
mempunyai anak usia 6-12 bulan.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah
orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengindraan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba sendiri, pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
(Notoatmodjo, 2003 dalam Wawan, 2010).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1) Faktor Internal
a) Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah pendidikan yang diperlukan untuk
mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan
pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta
dalam pembangunan (Nursalam, dalam Wawan 2010). Pada
10
11
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi.
b) Pekerjaan
Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003) menjelaskan
pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah
yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan
pekerjaan umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.
Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan keluarga.
c) Umur
Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003) menjelaskan
usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai berulang tahun. Huclok (1998) menyatakan semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
2) Faktor eksternal
a) Lingkungan
Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam dalam Wawan
(2010) menuliskan lingkungan merupakan seluruh kondisi yang
ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
12
b) Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Wawan,
2010).
c. Tingkat pengetahuan
Notoatmodjo (2003) tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif
ada 6 tingkatan, yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Hal tersebut termasuk ke dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recal) terhadap sesuatu yang
spesifik dan seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. ”Tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan,
mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham tentang
obyek ini dapat menjelaskankan, menyebutkan contoh menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagai obyek yang dipelajari.
13
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi
suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintisis (synthesis)
Sintisis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan
untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu keseluruhan yang baru. Sintisis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-
penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Wawan, 2010).
Sebelum seseorang mengabdopsi perilaku baru, seseorang harus
tahu terlebih dahulu arti atau manfaat perilaku bagi dirinya dan
bayinya sebelum orang tersebut mengadopsinya. Hal ini dapat dikaitan
14
dengan pengetahuan ibu tentang MP-ASI dan pemberian MP-ASI
pada bayi yang berumur 6-12 bulan. Seseorang harus tahu yang
dimaksud dengan MP-ASI dan cara pemberian, tujuan, dan
keuntungan, pengukuran tingkat pengetahuan memberi pertanyaan
atau kuesioner mengenai MP-ASI dan pemberian MP-ASI.
2. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu ( MP-ASI)
a. Definisi
MP-ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi
setelah bayi berusia 4-6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. ASI harus
diberikan kepada bayi paling tidak sampai berusia 24 bulan. Selain
diberi MP-ASI peranan makanan pendamping ASI sama sekali bukan
untuk menggantikan ASI melainkan hanya melengkapi ASI
(Waryana, 2010).
MP-ASI Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi
dan zat esensial dengan kebutuhan sehari-hari. ASI adalah makanan
yang mempunyai unsur gizi yang paling lengkap. ASI eksklusif harus
diberikan pada bayi sampai usia 6 bulan, setelah usia 6 bulan ke atas
harus diberi MPASI. MP-ASI berupa buah-buahan, bubur atau biskuit
dan lain-lain (Sibagariang, 2010).
Pemberikan makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan
secara bertahap baik dari tekstur maupun jumlah porsinya. Kekentalan
makanan dan jumlah harus disesuaikan dengan ketrampilan dan
kesiapan bayi di dalam menerima makanan. Tekstur makanan awalnya
15
bayi diberi makanan cair dan lembut, setelah bayi bisa menggerakan
lidah dan proses mengunyah, bayi sudah bisa diberi makanan semi
padat. Makanan padat diberikan ketika bayi sudah mulai tumbuh gigi
geligi. Porsi makanan juga berangsur mulai dari satu sendok hingga
berangsur-angsur bertambah (Waryana, 2010).
b. Tujuan MP-ASI
Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk menambah
energi dan zat-zat yang kebutuhan diperlukan bayi karena ASI tidak
memenuhi bayi terus menerus. Pengetahuan masyarakat yang rendah
tentang makanan bayi dapt mengakibatkan terjadinya kekurangan gizi
bagi bayi (Waryana, 2010).
c. Manfaat MP-ASI
1) Merupakan hal yang sangat alami dan mengagumkan bagi seorang ibu
menyusui anaknya, sebuah permulaan yang merupakan pemberian
terbaik bagi bayi.
2) ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. ASI juga mampu
memenuhi kebutuhan bayi hingga berusia 6 bulan.
3) Pemberian makanan pendamping ASI sebagai makanan sapihan serta
makanan setelah usia 1 tahun.
4) Bayi yang mendapat asupan makananan yang mengandung esensi zat
penting ini menunjukkan peningkatan pada fase awal peningkatannya.
16
5) Umur 0-6 bulan tidak perlu makanan lain, kecuali ASI(ASI Eksklusif).
Saluran pencernaan bayi masa ini masih peka sehingga hanya ASI
yang mampu dicerna dan di serap usus (Waryana, 2010)
d. Cara pemberian
Cara pemberian MP-ASI adalah (Waryana, 2010)
1) Makanan bayi (termasuk ASI) harus mengandung semua zat gizi yang
diberikan oleh bayi.
2) Makanan tambahan harus diberikan kepada bayi yang telah berumur 4-
6 bulan sebanyak 4-6 kali/hari.
3) Anak kecil memerlukan lebih dari satu kali makan dalam sehari
sebagai komplemen terhadap ASI. Volume makanan yang diberikan
jangan terlalu besar karena kapasitas perutnya masih kecil, sehingga
anak kecil harus diberikan makanan lebih sering dalam sehari
dibandingkan dengan orang dewasa dengan porsi kecil.
4) Bila sulit untuk menambah minyak, lemak atau gula ke dalam
makanan, maka bayi hanya akan memperoleh cukup zat gizi bila bayi
makan 4-6 kali perhari. Bayi dapat diberikan makan 3 kali sehari dan
diberi makanan bergizi tinggi diantaranya (selingan) sebagai makanan
kecil.
5) Sebelum berumur 2 tahun, bayi belum dapat mengkonsumsi makanan
orang dewasa.
17
6) Makanan campuran ganda (multi mix) yang terdiri dari makanan
pokok lauk pauk dan dan sumber vitamin lebih cocok bagi bayi, baik
ditinjau nilai gizinya maupun sifat fisik makanan tersebut.
7) Berikan makanan tambahan setelah bayi menyusui.
8) Pada permulaan, makanan tambahan harus diberikan dalam keadaan
halus.
9) Gunakan sendok atau cangkir untuk memberi makan.
10) Pada waktu berumur 2 tahun, bayi dapat mengkonsumsi makanan
setengah porsi orang dewasa.
11) Selama masa penyapihan, bayi sering kali menderita infeksi seperti
batuk, campak (cacar air) atau diare, apabila makanannya mencukupi,
gejalanya tidak akan sehebat bayi yang kurang gizi (Waryana, 2010).
e. Persyaratan Pemberian MP-ASI
1) Memiliki nilai energi dan kandungan protein yang tinggi.
2) Memiliki nilai suplementasi yang baik serta mengandung vitamin dan
mineral dalam jumlah yang cukup.
3) Harga relatif murah
4) Dapat diterima oleh pencernaan bayi dengan baik.
5) Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara
lokal.
6) Bersifat padat gizi.
7) Kandungan serat kasar atau bahan lain yang sukar dicerna.
18
Makan makanan yang dapat menggangu organ pencernaan harus
dihindari, seperti makanan terlalu berbumbu tajam, pedas, terlalu asam
atau berlemak. Massa ini kenalkan finger snack atau makanan yang bisa
dipegang seperti cookies, nugget atau potongan sayuran rebus atau buah.
Kgiatan ini dapat dipakai untuk melatih ketrampilan dalam memegang
makanan dan merangsang pertumbuhan giginya. Organ pencernaan bayi
belum sesempurna orang dewasa, makanan tertentu bisa menyebabkan
gangguan pencernaan, seperti sembelit, muntah atau perut kembung.
Makanan yang dihindari seperti, makanan yang mengandung gas, durian,
nangka, cempedek, tape, kol dan kembang kol (Waryana, 2010).
1) Bersih dan aman
Pilihan bahan makanan maupun cara pengelolahannya
penting untuk menjamin nutrisi yang baik bagi anak. Penggunakan
peralatan makan dan minum yang steril, yakni dicuci bersih di air
mengalir dan direndam di air mendidih atau dimasukkan ke dalam alat
steril selama 5 menit. Hal ini untuk menghindari perpindahan virus
atau kuman yang mungkin ada di mulut bayi. Peralatan makan bayi
harus dicuci setiap kali selesai dipakai (Choirunisa, 2009).
2) Suasana psikososial yang menyenangkan
Pengenalan makanan bayi dimulai dari satu jenis makanan,
misalnya pisang, pepaya, dan avokad. Pengasuh/ orang tua harus
memperhatikan bayi dalam merespon toleransi makananan. Bayi
biasanya lebih menyukai makanan manis dan bayi biasanya akan
19
memuntahkan jika tidak suka. Pengasuh/ orang tua sebaiknya tidak
memaksa jika bayi menolak makan, bayi dapat diberi jenis makanan
pengganti lain dengan rasa berbeda sebagai gantinya. Ketrampilan
menelan bayi tergantung pada rangsangan yang tepat pada saraf
pengecapannya. Bayi dapat diberikan makanan manis seperti sari
buah-buahan pada ujung lidah dan Rasa sayuran pada bagian tengah
bayi dapat dikenalkan sayuran terlebih dahulu dibandingkan buah.
Citarasa sayuran cenderung langu dan kurang diminati bayi, terbiasa
makan sayuran, kenalkan sayuran terlebih dahulu dibandingkan buah
(Waryana, 2010).
f. Pola pemberian makanan bayi
Pengelolaan bahan makanan untuk bayi disesuaikan dengan
umurnya. Hal ini dikarenakan setiap bayi dalam masa perkembangan
kemampuan sistem pencernaan berbeda-beda. Pengolahan bahan
makanan berdasarkan umur, seperti di bawah ini:
1) Pemberian makanan bayi umur 6-9 bulan
a) Penyerapan vitamin A dan zat gizi lain pemberian ASI
diteruskan.
b) Pada umur 6 bulan alat cerna sudah lebih berfungsi, oleh karena
itu bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 kali
sehari.
c) Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah
sedikit demi sedikit dengan sumber lemak, yaitu santan atau
20
minyak kelapa/ margarin. Makanan ini dapat menambah kalori
makanan bayi, memberikan rasa enak juga mempertinggi yang
larut dalam lemak.
2) Pemberian makanan bayi umur 9-12 bulan
a) Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan
kelurga secara bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim bayi
harus diatur secara berangsur, mendekati makanan keluarga.
b) Berikan makanan selingan 1 kali sehari, pilihlah makanan
selingan yang bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo,
buah, usahakan agar makanan selingan dibuat sendiri agar
kebersihannya terjamin.
c) Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan
makanan. Pencampuran makanan lembik berbagai lauk pauk
dan sayuran secara berganti-ganti. Makanan yang digunakan
untuk memperkenalkan rasa makan kepada bayi berbagai bahan
makanan sejak dini akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan
makan yang sehat di kemudian hari.
3) Pemberian makanan anak umur 12-24 bulan
a) Pemberian ASI diteruskan.
b) Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-
kurangnya 3 kali sehari dengan porsi separuh makanan orang
dewasa setiap kali makan. Selain itu tetap berikan makanan
selingan 2 kali sehari.
21
c) Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan
bahan makanan, misalnya nasi dapat diganti dengan tahu,
tempe, kacang ijo, telur atau ikan. Bayam dapat diganti dengan
kangkung, wortel, tomat. Bubur susu dapat diganti dengan
bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit.
d) Menyapih anak harus bertahap, dan tidak dilakukan secara tiba-
tiba. Juga pengurangan frekuensi pemberian ASI sedikit demi
sedikit (Proverawati & Asfuah, 2009).
g. Jumlah dan frekuensi pemberian MP-ASI
Bayi memiliki memori yang memudahkannya mengkonsumsi
aneka bahan makanan bergizi, harus perlu dikenalkan tekstur dan rasa
sejak dini, kesulitan pemberian makan akan jarang terjadi karena anak
sudah terbiasa dengan beragam bahan makanan sejak dini, sehingga gizi
bayi tidak terpenuhi.
Pendisplinan pemberian makan secara teratur juga membentuk
kebiasaan yang baik displin ini penting untuk pertumbuhan fisik dan
pembentukan pola hidupnya kelak. Para ibu disarankan untuk:
1) Mulai dengan memberikan makan satu atau dua sendok teh dua kali
sehari. Ibu bisa menambahkan porsi suapannya secara bertahap sesuai
kemampuan bayi menikmati makanan barunya.
2) Berangsur-angsur tingkatan jumlah dan variasinya (seorang anak
sudah harus mengkonsumsi berbagai jenis makanan keluarga pada usia
9 bulan). MP-ASI yang diberikan bayi sebaiknya bertahap, baik bahan
22
maupun frekuensi pemberiannya. Makanan padat pertama yang
diperkenalkan kepada bayi adalah yang berbentuk lembut dan agak
cair. Contoh pemberian bubur bayi, diantaranya adalah bubur susu,
bubur buah, atau bubur beras yang dicampur ASI atau susu formula
lanjutan. Pemberian menu makan bayi meningkat dari bubur bayi ke
bubur beras yang disaring, ditim, dan akhirnya makanan keluarga.
Urutan pemberian MP-ASI adalah sebagai berikut:
a) Usia 6 bulan : bubur susu
b) Usia 7 bulan : bubur buah
c) Usia 8 bulan : bubur saring
d) Usia 9 bulan : makanan tim
Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-
kurangnya 3 kali sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa
setiap kali makan. Bayi tetap diberi makanan selingan 2 kali sehari
(Proverawati & Asfuah, 2009).
h. Jadwal pemberian MP-ASI
Pemberian ASI eksklusif ini diberikan sampai usia anak 6 bulan.
Setelah bayi berusia 6 bulan ia harus mulai diperkenalkan dengan
makanan padat. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau
bahkan lebih dri 2 tahun. Pemberian makanan tambahan ASI eksklusif
serta meningkatkan kesehatan bayi. Pemberikan ASI secara eksklusif
berarti keuntungan untuk ibu, bayi, keluarga dan negara.
23
Bubur susu cocok untuk bayi usia 6 bulan ke atas, teksturnya yang
lembut mudah dicerna dan diserap alat pencernaan bayi. Penambahan
tepung seperti tepung beras atau tepung maizena bisa dilakukan. Tujuan
penambahan tepung adalah meningkatkan nilai gizi dari bubur, susu
sebagai sumber karbohidrat pemberi energi bayi. Variasi makanan bayi
tidak hanya bubur susu, jika menggunakan susu olahan berikan susu
formula yang sesuai dengan usia bayi (Waryana, 2010).
Bayi lebih dari umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan
lunak yang bergizi yang sering disebut makanan pendamping ASI (MP-
ASI). MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan
keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara
bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan
pencernaan bayi anak (Proverawati, Asfuah, 2009).
24
Tabel 2.1 Pemberian MP-ASI, Menurut Umur bayi, Jenis Makanan,
dan Frekuensi Pemberian
Umur bayi Jenis Makanan Frekuensi 0-4 / 6 bulan Kira-kira 6 bulan
- ASI - Buah lunak/sari buah - Bubur,bubur tepung beras merah,
bubur kacang hijau
10-12 kali sehari kapan diminta 1-2 kali sehari
Kira-kira 7 bulan
- ASI - Buah-buahan - Hati ayam atau kacang kacangan - Beras merah atau ubi - Syuran - Minyak/santan/avokad - Air tajin
Kapan diminta 4-6 kali sehari
Kira-kira 9 bulan
- ASI - Buah buahan - bubur/roti - Daging/kacang-
kacangan/ayam/ikan - Beras merah/kentang/labu/jagung - kacang tanah - Minyak/santan/avokad
Kapan diminta 4-6 kali
12 bulan atau lebih
- ASI - Makanan pada umumnya,
termasuk telur dengan kuning telutnya dan jeruk
Kapan diminta 4-6 kali
( Waryana, 2010).
25
B. Kerangka Teori
Gambar. 1 Kerangka Teori Modifikasi dari Lawrence Green (Notoatmodjo, 2007).Waryana (2010), Proverawati
(2009), Yayah K (2001), Sibagariang(2010), Choirunisa (2009).
Tingkat pengetahuan - Definisi - Sumber pengetahuan - Faktor yang
mempengaruhi pengetahuan
Praktek pemberian MP-ASI pada usia 6-12 bulan
- Pola pemberian MP-ASI - Jumlah pemberian MP-ASI - Syarat pemberian MP-ASI - Jenis MP-ASI - Frekuensi pemberian MP-
ASI - Tujuan pemberian MP-ASI - Waktu/ usia pemberian MP-
ASI - Jadwal pemberian MP-ASI
Faktor ibu yang mempengaruhi dalam pemberian MP – ASI
- Sosial ekonomi/tingkat pendapatan
- Tingkat pendidikan - Pengetahuan tentang gizi - Pekerjaan ibu - Kebiasaan adat istiadat - Kondisi kesehatan ibu
Faktor bayi yang mempengaruhi - Kecacatan
conginital (bibir)
- Abnormalitas
Kecukupan nutrisi sesuai usia tumbuh kembangnya dengan indikator berat badan, tinggi badan & lingkar kepala
Faktor -faktor yang mempengaruhi pengetahuan :
Faktor Internal: - Tingkat pendidikan - Pekerjaan - Umur
Faktor Eksternal:
- Lingkungan - Sosial budaya - Pengalaman - Sosial Ekonomi
26
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar. 2 Kerangka Konsep
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan pemberian MP-ASI pada bayi umur
6-12 bulan.
Tingkat pengetahuan ibu tentang MP – ASI pada bayi usia 6-12 bulan : 1. Tahu (know) 2. Memahami
(comprension) 3. Aplikasi 4. Analisa (analysis) 5. Sintisis
(synthesis) 6. Evaluasi
(evaluation)
Pemberian MP – ASI pada bayi usia 6-12 bulan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor Internal: - Tingkat pendidikan - Pekerjaan - Umur
Faktor Eksternal:
- Lingkungan - Sosial budaya - Pengalaman - Sosial ekonomi
27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
survei yang bersifat deskriptif analitik dengan rancangan Cross Sectional yaitu
pendekatan silang tidak menggunakan subyek yang sama, data yang menyangkut
variabel bebas dan variabel terikat akan terkumpul dalam waktu yang bersamaan.
Pendekatan ini tidak menggunakan subyek yang sama dan akan dikumpulkan
dalam waktu yang bersamaan (Arikunto, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan pemberian MP-ASI
pada balita usia 6-12 bulan di Posyandu Pereng Bumirejo, Lendah Kulon Progo.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Pereng Bumirejo, Lendah Kulon
Progo.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli tahun 2011.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independent) adalah tingkat pengetahuan ibu tentang MP-
ASI.
27
28
2. Variabel terikat (dependent) adalah pemberian makanan pendamping ASI
pada bayi usia 6-12 bulan.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian
variabel-variabel diamati/ diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi
batasan. Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada
pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta
pengembangan instrumen (alat ukur).
Adapun definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Variabel Definis Cara Ukur Hasil Skala Ukur
Tingkat pengetahuan Ibu tentang MP-ASI
Tingkat pemahaman tentang hal-hal yang berhubungan dengan makanan pendamping ASI meliputi tahu, memahami, aplikasi, analisa, sintisis, evaluasi
Kuisioner
1.Ya = 1 2.Tidak = 0
1. Baik 76% -100% 2. Cukup 56% - 76% 3. kurang 40% - 55%
Ordinal
Pemberian MP-ASI Waktu Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan
Kuisioner
1.Ya = 1 2.Tidak = 0
1. Tepat > 6bulan 2. Tdk sesuia < 6
bulan
Nominal
29
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keselurahan subyek pelitian (Arikunto,2010).
Populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti dan memiliki sifat-sifat yang
sama. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang datang ke Posyandu
Pereng Bumirejo, Lendah Kulon Progo dan mempunyai bayi usia 6-12 bulan
yang dihitung dari rata-rata pengunjung perbulan yaitu berjumlah 40 orang.
Populasi tersebut telah memenuhi kriteria Inklusi :
a. Kriteria inklusi
Adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target
yang terjangkau yang akan diteliti (Notoadmodjo, 2010 )
Yang termasuk kriteria Inklusi :
1) Ibu yang mempunyai anak balita usia 6-12 bulan.
2) Ibu dapat membaca dan menulis.
3) Datang pada saat penimbangan.
4) Anak dalam keadaan sehat.
5) Bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Eksklusi
Adalah menghilangkan/ mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria
inklusi dari studi karena berbagai sebab.
Yang termasuk kriteria eksklusi :
1) Ibu tidak bersedia menjadi responden.
30
2) Anak menderita penyakit organis, misal : infeksi pernafasan,
pencernaan, perkemihan dan lain-lain.
3) Anak mempunyai kelaian bawaan, misal : kelainan tumbuh
kembang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu semua sampel
diambil keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoadmodjo, 2005 ). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 ibu-
ibu yang mempunyai balita usia 6-12 bulan yang diambil dari seluruh jumlah
populasi.
3. Tehnik sampling
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling
yaitu pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu (Notoadmodjo, 2005). Sampel diambil dari Ibu-ibu
yang datang dari Posyandu Desa Pereng Bumirejo, Lendah Kulon Progo yang
mempunyai bayi balita usia 6-12 bulan.
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data
1. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah dua kuesioner yang dibuat sendiri oleh penulis.
Pengukuran tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian MP-ASI pada bayi
31
usia 6-12 bulan menggunakan kuesioner yang berjumlah 30 item pertanyaan
dengan jawaban benar dan salah.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner 30 pertanyaan.
Skala pengukuran pengetahuan tentang MP-ASI yang dinilai dari jawaban
responden dengan kategori ya atau tidak yaitu dengan skala gutman. Jika ibu
memberikan tanda cheklist pada jawaban “ya” berarti ibu menjawab benar
dengan pertanyaan yang tertera pada kuesioner,dan diberikan nilai 1
sedangkan jika jawaban ibu diberikan tanda cheklist pada jawaban “tidak”
berarti jawaban salah,dan diberikan nilai 0. Jumlah pertanyaan pada kuesioner
adalah yang digunakan berjumlah 30 pertanyaan.
Kisi-kisi item kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI
dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2. Kisi-kisi Kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI
No Pertanyaan Favourable jml Unfavourable jml jmlh total 1 Waktu MP-ASI 1,2,45,6,7,13 7 23,24 2 2 Jenis MP-ASI 8,12,14,19,25 5 9,11,24 3 3 Frekuensi MP-ASI 3,15,18,20,21 5 10,1617,22 4 Jumlah 16 9 25 Sumber : Waryana (2010), Proverawati & Asfuah (2009).
Analisis terhadap skor pegetahuan diklasifikasikan dengan
menggunakan rumus dari Arikunto dalam Wawan (2010), yaitu :
1. Baik : Hasil presentasi 76%-100%
2. Cukup : Hasil presentase 56%-75%
3. Kurang : Hasil presentasi >56%
32
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Atau untuk
mengetahui sejauh mana suatu alat ukur tersebut dapat dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur. Uji alat ukur ini digunakan untuk
membuktikan alat ukur yang dapat memiliki kelayakan untuk dijadikan
pedoman dalam mendapatkan data penelitian.
Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment oleh
pearson (Arikunto, 2010) yaitu.
Keterangan :
rxy : koefesien korelasi antara x dan y
xy : Product dari x kali y
N : Jumlah Kuesioner
x : skor masing-masing pertanyaan
y : skor total
Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan memberi kuesioner
kemudian menjelaskan cara pengisian kuesioner pada responden yang datang
ke Posyandu Bumirejo, Lendah Kulon Progo. Kuesioner diisi sendiri oleh
responden pada saat itu juga dan setelah selesai diserahkan kembali kepada
peneliti.
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
33
Uji validitas telah dilakukan di Posyandu Panggang Lendah Kulon Progo.
Hasil pengukuran uji validitas yang telah dilakukan dari soal yang berjumlah
25 terdapat 2 soal yang tidak valid yaitu soal no 10 dan 24 sehingga jumlah
soal yang digunakan berjumlah 23 soal.
b. Uji Reliabilitas
Reabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa suatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrument tersebut sudah baik. Reabilitas menunjukan pada tingkat
keterandalan sesuatu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel
akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga dapat diandalkan
(Arikunto, 2010). Penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen dengan
digunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson) sebagai berikut (Sugiono,2009):
212
2
.1
qpS
S
k
kr
t
ti
Ketarangan :
K = jumlah item dalam instrumen
p1 = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item
q2 = 1 – p1
2tS = variansi total
2. Metode pengumpulan data
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data primer yang diperoleh
melalui kuesioner yang diberikan kepada ibu yang mempunyai balita usia 6-
12 bulan yang datang ke Posyandu Pereng Bumirejo, Lendah Kulon Progo
34
yang diisi langsung sendiri oleh ibu yang sebelumnya telah diberikan
penjelasan tentang cara mengisi kuesioner dari peneliti.
G. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Metode pengolahan data
Pengolahan data dimulai dari langkah-langkah sebagai berikut:
(Notoatmodjo, 2010)
a. Editing
Adalah hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus
dilakukan penyutingan (editing) etrlebih dahulu. Secara umum editing
adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner.
b. Coding
Yaitu setelah semua kuesioner diedit atau disuting, selanjutnya dilakukan
peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukkan data ( Data Entry) processing
Adalah Data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang
dalam bentuk ”kode” (angka atau huruf) dimasukan kedalam program atau
“software” komputer. Software komputer ini bermacam-macam, masing-
masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Salah satu paket
program yang paling sering digunakan untuk”entry data” penelitian
adalah program SPSS For Window.
35
d. Pembersihan Data (Cleaning).
Yaitu apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai di masukan, perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan kesalahan kode, ketidaklengkapan,
kemudian dilakukan pembetulan atau korelasi.
2. Analisis data
Analisis data dilakukan setelah data terkumpul (Arikunto, 2010).
Untuk pengetahuan ibu dilakukan dengan menjumlah skor yang diperoleh ibu
dalam menjawab “ya” pertanyaan pada kuesioner. Jawaban tepat diberi skor 1
dan jawaban salah diberi skor 0.
Untuk menghitung besarnya kolerasi antara variabel pegetahuan dan
perilaku maka digunakan teknik kolerasi chi-square dengan menggunakan
rumus menurut (Arikunto, 2010) sebagai berikut:
X2 = fh
fhfo )(
Keterangan :
X2 = chi kuadrat
fo = frekuensi yang diobservasi
fh= frekuensi yang dikumpulkan
Data dianalisis dengan analisis univariant yang dilakukan terhadap tiap variabel hasil
penelitian (Notoatmojo, 2005). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
P = x 100%
36
Keterangan :
P : prosentase jawaban benar
f : jumlah jawaban yang benar
n : jumlah seluruh item soal
H. Jalannya Penelitian
Untuk memudahkan jalanya penelitian maka ditetapkan serangkaian
kegiatan untuk terlaksananya penelitian lapangan yaitu :
1. Tahapan persiapan
Tahapan persiapan meluputi pengajuan usulan topik atau judul penelitian,
studi pustaka, studi pendahuluan, pembuatan proposal, seminar proposal,
penyelesaian administrasi dan surat perijinan dari ketua prodi DIII kebidanan
sekolah tinggi ilmu kesehatan jenderal achmad yani.
2. Tahap pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada juni dengan menyebar kuesioner pada ibu
yang mempunyai bayi umur 6-12 bulan di Posyandu Pereng, Lendah Kulon
Progo.
3. Tahap analisis data
Pengolahan data melalui komputer dengen menggunakan program SPSS 15
version for window.
4. Tahap penulisan laporan
Penulisan dan penyusunan laporan dilaksanakan bulan Juni dan juli.
Langkah dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 juli 2011 pukul
09.00 yaitu :
a. Peneliti memperkenalkan identitas diri
37
b. Peneliti memberikan penjelasan pada responden tentang maksud dan
tujuan pengumpulan data
c. Peneliti memberikan kuesioner pada sampel yang akan diteliti dan
menjelaskan tentang petunjuk pengisian kuesioner
d. Setelah selesai mengisi lembar kuesioner maka lembar jawaban
diserahkan kembali ke peneliti.
e. Peneliti mengecek kelengkapan data dan kesesuaian pengisian
jawaban.
I. Etika Penelitian
Etika penelitian menutut Sunarsih (2010) adalah sebagai berikut :
1. Sukarela
Peneliti harus bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan atau tekanan
secara langsung maupun tidak langsung dari peneliti kepada calon responden
atau sampel yang akan diteliti.
2. Informed Consent
Diberikan kepada responden agar subyek mengetahui maksud dan tujuan
penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subyek
menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap
menghormati haknya.
3. Anominity
Untuk menjaga kerahasian identitas subyek peneliti tidak akan mencantumkan
nama subyek.
4. Confidelity
Kerahasian informasi yang diberikan oleh subyek dijamin peneliti.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Pereng, Bumirejo, Lendah,
Kulonprogo, denah lokasi di Posyandu Pereng Lendah, Bumirejo,
Lendah, Kulonprogo yaitu terdapat 4 kader yang mengurus di Posyandu,
Secara geografis letak Posyandu Pereng, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo,
Sebelah utara berbatasan dengan Desa Srikayangan Kelurahan Pajangan.
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Wahyuharjo Kelurahan Lendah.
Sebelah barat berbatasan dengan Desa Krembangan Kelurahan
Srikayangan Sentolo.
Sebelah timur berbatasan dengan Desa Jatirejo Kelurahan Lendah.
Sebelah barat terdapat 1 Posyandu untuk menimbang semua balita
yang datang ke Posyandu, dan di sebelah timur terdapat ruangan untuk
lansia-lansia yang datang untuk memeriksakan atau ingin mengetahui
kesehatannya, di Posyandu ini fasilitas untuk balita terdapat mainan untuk
balita dan timbangan, ada meja, kursi dan almari. Keadaan di Posyandu
ini cukup bersih dan rapi, dan setelah selesai penimbangan umumnya
balita-balita tersebut diberi makanan atau diberi bubur kacang hijau dan
lain-lain.
38
39
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden sebanyak penelitian ini dikelompokkan
berdasarkan umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak, dan
umur anak.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu
Karakteristik responden umur ibu di Posyandu Pereng, Bumireo,
Lendah, Kulon Progo sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu
No. Umur (tahun) N % 1. < 20 Tahun 4 10.0% 2. 20-35 Tahun 33 82.5% 3. > 35 Tahun 3 7.5% Jumlah 40 100.00%
Sumber Data Primer diolah (2011)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden dalam penelitian ini berumur antara 20-35 tahun yaitu
berjumlah 33 responden (82,5%). Dapat diketahui bahwa sebagian
kecil responden dalam penelitian ini berumur antara > 35 tahun yaitu
berjumlah 3 responden (7,5%).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ibu di Posyandu
Pereng, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo sebagai berikut:
40
Tabel 4.2 Distribusi Frekwensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan Ibu
No. Pendidikan Ibu N % 1. SD 3 7.5% 2. SMP 11 27.5% 3. SMA 26 65.0% Jumlah 40 100.00%
Sumber: Data Primer diolah (2011)
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan sampai tingkat SMA yaitu berjumlah 26
responden (65%). Dapat diketahui bahwa sebagian kecil responden
berpendidikan SD yaitu berjumlah 3 responden (7,5%).
3. Analisis Univariat
a. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI
Tabel 4.3 Distribusi Frekwensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang MP ASI
No. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI
N %
1. Baik 8 20.0% 2. Cukup 14 35.0% 3. Kurang 18 45.0% Jumlah 40 100,00%
Sumber: Data Primer diolah (2011)
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden dalam penelitian ini mempunyai tingkat pengetahuan yang
kurang tentang MP ASI, yaitu berjumlah 18 responden (45%). Dapat
diketahui bahwa sebagian kecil responden dalam penelitian ini
41
mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang MP ASI, yaitu
berjumlah 8 responden (20%).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekwensi Pemberian MP
ASI 6-12 Bulan
Tabel 4.4 Distribusi Frekwensi Berdasarkan Pemberian MP ASI
No. Pemberian MP ASI n % 1. Tepat ≥ 6 bulan 5 12,5% 2. Tidak Tepat ≤ 6 bulan 35 38,5% Jumlah 40 100,0%
Sumber: Data Primer Diolah (2011)
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden dalam penelitian ini adalah bayi yang diberikan MP ASI
pada umur ≥ 6 bulan yaitu berjumlah 5 responden (12,5%). Dapat
diketahui bahwa sebagian kecil responden dalam penelitian ini adalah
bayi yang diberikan MP ASI pada umur ≤ 6 bulan yaitu berjumlah 35
responden (38,5%).
4. Analisis Bivariat (Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP
ASI dengan Pemberian MP ASI Pada Bayi Usia 6-12 Bulan)
Tabel 4.5 Distribusi Frekwensi Berdasarkan Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang MPASI dengan Pemberian MP ASI
No Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI
Pemberian MP ASI
Tepat Tidak Tepat
Jumlah
n % n % N % 1. Baik 4 4 8 20% 2. Cukup 0 14 14 35% 3. Kurang 1 17 18 45%
Jumlah 5 35 40 100% Sumber: Data Primer diolah (2011)
42
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 40 responden,
dari 8 responden dengan tingkat pengetahuan yang baik tentang MP ASI,
semuanya sudah diberi MP ASI, dari 14 responden dengan tingkat
pengetahuan yang cukup tentang MP ASI, semuanya sudah diberi MP
ASI, dari 18 responden dengan tinggkat pengetahuan yang kurang tentang
MP-ASI, semuanya sudah diberi MP-ASI.
Untuk menguji hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang MP ASI
dengan pemberian MP ASI di Posyandu Perang, Bumirejo Lendah,
Kulonprogo, dilakukan analisa dengan rumus chi square yang hasilnya
dapat dilihat sebanyak tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Chi Square
Uji X2 hitung Nilai sig. (P value) Coefisien
Contingency Chi Square 13,079 0,001 0,496
Berdasarkan tabel 4.6 ternyata terdapat nilai X2 hitung sebesar 13,079
dengan sig sebesar 0,001. Dengan df : 3 dan data signifikansi (α) adalah
5% diperoleh X2 tabel =0.759. karena X2 hitung > X2 tabel dan nilai p <
0,05 maka Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat hubungan keeratan yang
kurang antara tingkat pengetahuan ibu tentang MP ASI dengan pemberian
MP ASI di Posyandu Perang, Bumirejo, Lendah, Kulonprogo.
Keeratan hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang MP ASI
dengan pemberian MP ASI di Posyandu Perang, Bumirejo, Lendah,
Kulonprogo dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien contingency.
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai koefisien contingency
43
adalah0,496. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara tingkat pengetahuan ibu tentang MP ASI dengan pemberian MP
ASI di Posyandu Perang, Bumirejo, Lendah, Kulonprogo.
Menurut sugiyono (2006) jika nilai koefisien contingency antara
0.400-0,599 maka ada hubungan dua variabel itu termasuk kurang. Nilai
koefisien contingency pada penelitian ini adalah 0,496 atau diantara 0,4 -
0,599. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang
cukup antara hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI
dengan pemberian MP-ASI pada balita usia 6-12 bulan di Posyandu
Pereng Bumirejo, Lendah Kulon Progo.
B. Pembahasan
Hasil penelitian di Posyandu Pereng, Bumirejo, Lendah, Kulonprogo
menunjukkan bahwa dari 40 responden yang diambil, sebagian besar
responden dalam penelitian ini mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang
tentang MP ASI, yaitu sebanyak 18 responden (45,0%).
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan sebanyak terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003). Pengetahuan dalam
penelitian ini sebanyak segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang MP
ASI.
44
MP ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah
bayi berusia 4-6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. ASI harus diberikan
kepada bayi paling tidak sampai berusia 24 bulan. Selain diberi MP ASI
peranan makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk menggantikan
ASI melainkan hanya melengkapi ASI (Waryana, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: umur,
pendidikan, pekerjaan, pengalaman, dan informasi. Berdasarkan hasil
penelitian, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai
tingkat pengetahuan yang kurang tentang MP ASI. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena di daerah Pereng, Bumirejo, Lendah, Kulonprogo, sumber
informasi tentang MP ASI masih kurang.
Hasil penelitian di Posyandu Pereng, Bumirejo, Lendah, Kulonprogo
menunjukkan bahwa dari 40 responden yang diambil, semua responden sudah
memberikan MP ASI kepada bayinya. Hal ini kemungkinan besar disebabkan
karena pada usia 6-12 tersebut di Posyandu Pereng, Bumirejo, Lendah,
Kulonprogo, umumnya balita/bayi sudah diberikan MP ASI oleh ibu/orang
tua bayi.
Pemberian makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan secara
bertahap baik dari tekstur maupun jumlah porsinya. Kekentalan makanan dan
jumlah harus disesuaikan dengan keterampilan dan kesiapan bayi di dalam
menerima makanan. Tekstur makanan awalnya bayi diberi makanan cair dan
lembut, setelah bayi bisa menggerakkan lidah dan roses mengunyah, bayi
sudah bisa diberi makanan semi padat. Makanan padt diberikan ketika bayi
45
sudah mulai tumbuh gigi. Porsi makanan juga berangsur mulai dari satu
sendok hingga berangsur-angsur bertambah (Waryana, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian di Posyandu Pereng, Bumirejo, Lendah,
Kulonprogo menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat
pengetahuan yang baik tentang MP ASI dan memberikan MP ASI yang tepat
sebanyak 8 responden, responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang
cukup tentang MP ASI dan memberikan MP ASI yang tepat sebanyak 14
responden, responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang
tentang MP ASI dan memberikan MP ASI yang tidak tepat sebanyak 18
responden.
Keeratan hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang MP ASI dengan
pemberian MP ASI di Posyandu Perang, Bumirejo, Lendah, Kulonprogo
dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien contingency. Berdasarkan tabel 4.6
dapat diketahui bahwa ada nilai koefisien contingency. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa terdapat keeratan hubungan yang kurang antara tingkat
pengetahuan ibu tentang MP ASI dengan pemberian MP ASI di Posyandu
Perang, Lendah, Kulonprogo.
46
C. Keterbatasan Peneliti
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan dalam melakukan penelitian.
Diantaranya :
1. Cara pengumpulan data
Pada pengumpulan data peneliti tidak sediri dalam menghadapi
responden dalam menjawab dibantu oleh warga sekitar tempat dan
para kader di posyandu penelitian. Sehingga ada kemungkinan kecil
teradi kekurang pahaman responden dalam menjawab.
2. Peneliti ini menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner
ibu-ibu Posyandu di Desa Pereng Bumirejo, Lendah Kulon Progo.
Peneliti ini tidak terlepas dari keterbatasan waktu dan tenaga maka
pertanyaan pada kuesioner sebagian tidak ditanyakan langsung oleh
peneliti sendiri, hal ini memungkinkan terjadinya salah persepsi
terhadap pertanyaan yang ada meskipun sebelumnya telah diberikan
penjelasan tentang pengisian kuesioner yang benar.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang MP ASI dengan pemberian MP ASI di Posyandu
Pereng, Lendah, Kulonprogo. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagian besar responden dalam penelitian ini merupakan ibu yang
mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang MP ASI, yaitu sebanyak
18 responden (45,0%).
2. Semua responden dalam penelitian ini sudah memberikan MP ASI pada
bayinya dengan tepat pada umur ≥ 6 bulan yaitu berjumlah 5 responden
(12,5%). Sebagian memberikan MP-ASI pada bayinya tidak tepat pada
umur ≥ 6 bulan yaitu berjumlah 35 responden (38,5%).
3. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang MP ASI
dengan pemberian MP ASI di Posyandu Perang, Bumirejo, Lendah,
Kulonprogo.
B. Saran
1. Bagi semua kader Posyandu Perang, Bumirejo, Lendah, Kulonprogo
Diharapkan menjadi bahan masukan dan sebagai data dasar tentang
pengetahuan ibu-ibu yang memiliki balita usia 6-12 bulan tentang MP ASI
dengan pemberian makanan pendamping ASI
47
48
2. Bagi Ibu-Ibu
Diharapkan agar ibu-ibu menambah pengetahuannya mengenai pola
pemberian MP-ASI. Dengan cara menambah wawasan melalui, koran,
majalah, media masa.
3. Bagi Institusi semua Mahasiswa STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan masukan
untuk menambah wawasan informasi dan panduan dalam penelitian lebih
lanjut mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang MP ASI
dengan pemberian makanan pendamping ASI pada balita usia 6-12 bulan.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini penelitian selanjutnya dapat dipergunakan
sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan informasi dan panduan
dalam penelitian lebih lanjut mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang MP ASI dengan pemberian makanan pendamping ASI pada balita
usia 0-12 bulan.
38
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. PT.Rineka Cipta.
Choirunisa. (2009). Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta : Menoreh Pustaka. Herawati, D. (2006). Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Perilaku Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) pada Balita Usia 6-24 Bulan di Kelurahan Warung Broto Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Litasari, (2008). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping
ASI pada Bayi di Wilayah Kerja Tegalrejo Yogyakarta. Wilayah Puskesmas Tegalrejo.
Notoatmodjo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. __________. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Proverawati dan Asfuah. (2009). Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Purwitasari, E. (2009). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian MP-
ASI di Bawah 6 Bulan di Posyandu Bekasi Timur. Jakarta : STIK Sint Carolus.
Sibagariang. (2010). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Trans Info Media. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA. Sunarsih Tri, dkk. (2010). Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta.
Kanisius. Waryana. (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama. Wawan dkk. (2010). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Yayah K, dkk. (2001). Makanan Bayi Bergizi. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
LAMPIRAN
RENCANA JADWAL PENELITIAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA DIII KEBIDANAN STIKES AHMAD YANI YOGYAKARTA
TAHUN 2010/2011
No
Kegiatan
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli
Agustus
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan judul
KTI
2 Penyusunan Proposal KTI
3 Revisi Proposal KTI
4 Seminar Proposal KTI
5 Persiapan Penelitian
6 Pelaksanaan Penelitian
7 Pengolahan Data Analisa
8 Pelaksanaan Ujian KTI
9 Revisi Laporan KTI
10 Pengumpulan KTI
KUESIONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI POSYANDU PERENG BUMIREJO, LENDAH
KULON PROGO
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah pertanyaan-pertanyaan dengan tenang, kemudian anda diminta hanya memilih salah satu jawaban yang tersedia pada pertanyaan itu.
2. Dalam menjawab pertanyaan anda diminta tidak bertanya kepada teman atau orang lain disekitar anda.
3. Isilah dan berikan tanda cek ( √ ) dalam kotak sesuai dengan jawaban responden.
4. Berilah tanda cek (√ ) yang sesuai dengan jawaban responden
Keterangan: YA
TIDAK
5. Jawaban yang anda berikan tidak akan dipakai untuk hal lain diluar kepentingan penelitian
6. Kerahasiaan jawaban yang anda berikan akan dijaga
KUESIONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI
POSYANDU DESA PERENG BUMIREJO, LENDAH KULON PROGO
Identitas Responden :
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan terakhir :
a. SD ( )
b. SMP ( )
c. SMU ( )
d. Perguruab tinggi ( )
1. TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MP-ASI
No Pertnyataan YA
TIDAK
1
Sampai umur 6 bulan bayi wajib mendapatkan ASI Ekslukif.
2
Sayur dan buah merupakan contoh makanan yang memperlancar ASI.
3
pemberian makanan pendamping ASI adalah pemberian makanan tambahan pada bayi setelah bayi berusia 6-24 bulan.
4
Peran makanan pendamping ASI sangat penting terhadap tumbuh kembang anak
5
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral adalah zat yg di butuhkan oleh bayi dalam proses tumbuh kembang.
6
Pemberian makanan pendamping ASI harus bertahap dan bervariasi.
7 Pemberian makanan pendamping ASI sebaiknya di mulai dengan bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat.
8 Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka bayi termasuk kelompok yang paling susah menderita kelainan gizi.
9
Pemberian ASI saja sudah cukup untuk anak pada usia 0-24 bulan
10 Selain di berikan makanan pendamping ASI,ASI juga tetap diberikan pada bayi usia 6-24.
11
Setelah umur bayi lebih dari 6 bulan tidak perlu diberkan ASI lagi.
12
Frekuensi pemberian makanan pendamping ASI sebaiknya sesering mungkin.
13
ASI merupakan makanan yang paling baik untuk bayi.
14
Makanan sayur-sayuran dan kacang-kacangan dapat memperlancar produksi ASI.
15
Sebelum berumur 2 tahun, bayi belum dapat mengkonsumsi makanan orang dewasa.
16
Pada permulaan, makanan tambahan harus diberikan dalam keadaan kasar.
17 Hindari makan makanan yang dapat menggangu organ pencernaan, seperti makanan terlalu berbumbu tajam,pedas, terlalu asam atau berlemak.
18
hentikan pemberian makanan apabila bayi muntah.
19
Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan.
20 21
Gunakan peralatan makan dan minum yang steril, yakni dicuci bersih di air mengalir dan direndam di air mendidih. Saat bayi lahir, ASI belum banyak keluar sebaiknya tetap disusukan pada bayi.
22 23 24 25
Bila bayi sudah diberikan susu formula/ makanan tambahan pada usia 6 bulan maka pemberian ASI diberikan semua bayi Makanan lumat mulai diberikan pada bayi usia 4 bulan. Pemberian makanan tambahan pada bayi sebelum 6 bulan dapat berpengaruh bayi cepat besar Syarat dari pemberian makanan tambahan diantaranya memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan
2. LEMBAR CHEK LIST PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
Berikan tanda cek ( √ ) pada salah satu jawaban yang tepat menurut anda
No Pertanyaan YA TIDAK
1. Apakah ibu hanya memberikan ASI saja dari bayi lahir sampai umur 6 bulan?
2. Apakah ibu memberikan makanan tambahan pada bayi sebelum umur 6 bulan?
Pedoman wawancara pemberian makanan pendamping ASI ( MP-ASI )
Petunjuk pengisian ( diisi oleh peneliti sebagai pewawancara )
Isilah kolom dibawah dengan memberikan tanda (√ ) pada salah satu jawaban yang tepat menurut anda.
No Keterangan Usia
1. Jenis MP-ASI 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Waktu pemberian
MP-ASI
SURAT PERMOHAN MENJADI RESPONDEN
Penelitian : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI Dengan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Posyandu Pereng Bumirejo, Lendah
KulonProgo.
Peneliti Indah Wahyuni
NIM 1308044
Responden yang terhormat,
Dengan ini saya mohon kesediaan ibu untuk bersedia mengisi kuesioner dan memberi informasi yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Posyandu pereng bumirejo,lendah kulon progo. Semua data akan dijaga kerahasiaannya dan informasi yang diberikan hanya digunakan dalam penelitian ini. Semoga hasil yang didapat dapat bermanfaat dalam penulisan proposal ini.
Dengan ini saya,
Menyatakan kesediaan untuk berpartisipasi sebagai responden pada penelitian tersebut diatas dan saya akan memberikan data yang diperlukan dengan sebenar- benarnya.
Yogyakarta, Agustus 2011
Peneliti
Indah Wahyuni
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Setelah memahami penjelasan yang diberikan kepada saya, saya bersedia turut
berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa STIKES Achmad
Yani Yogyakarta yang bernama indah wahyuni dengan judul “ Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI Dengan Pemberian MP-ASI Pada Bayi usia 6-12
Bulan Diposyandu Pereng Bumirejo Lendah Kulon Progo”
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat merugikan saya maupun
keluarga saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini
Yogyakarta,
Responden
Peneliti
Indah Wahyuni ( )
Uji Validitas Variabel Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI
Correlations Correlations
Soal 1 Skor Total
Soal 1 Pearson Correlation 1 .592**
Sig. (2-tailed) .001
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .592** 1
Sig. (2-tailed) .001
N 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Soal 2 Skor Total
Soal 2 Pearson Correlation 1 .540**
Sig. (2-tailed) .002
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .540** 1
Sig. (2-tailed) .002 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Soal 3 Skor Total
Soal 3 Pearson Correlation 1 .759**
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .759** 1
Sig. (2-tailed) .000 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Soal 4 Skor Total
Soal 4 Pearson Correlation 1 .511**
Sig. (2-tailed) .004
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .511** 1
Sig. (2-tailed) .004 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Soal 5 Skor Total
Soal 5 Pearson Correlation 1 .476**
Sig. (2-tailed) .008
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .476** 1
Sig. (2-tailed) .008 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Soal 6 Skor Total
Soal 6 Pearson Correlation 1 .576**
Sig. (2-tailed) .001
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .576** 1
Sig. (2-tailed) .001 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Soal 7 Skor Total
Soal 7 Pearson Correlation 1 .501**
Sig. (2-tailed) .005
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .501** 1
Sig. (2-tailed) .005 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Soal 8 Skor Total
Soal 8 Pearson Correlation 1 .566**
Sig. (2-tailed) .001
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .566** 1
Sig. (2-tailed) .001 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Correlations
Soal 9 Skor Total
Soal 9 Pearson Correlation 1 .527**
Sig. (2-tailed) .003
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .527** 1
Sig. (2-tailed) .003 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Correlations
Soal 10 Skor Total
Soal 10 Pearson Correlation 1 .330
Sig. (2-tailed) .075
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .330 1
Sig. (2-tailed) .075 N 30 30
Correlations Correlations
Soal 11 Skor Total
Soal 11 Pearson Correlation 1 .563**
Sig. (2-tailed) .001
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .563** 1
Sig. (2-tailed) .001 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Soal 12 Skor Total
Soal 12 Pearson Correlation 1 .588**
Sig. (2-tailed) .001
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .588** 1
Sig. (2-tailed) .001 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Soal 13 Skor Total
Soal 13 Pearson Correlation 1 .424*
Sig. (2-tailed) .019
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .424* 1
Sig. (2-tailed) .019 N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Soal 14 Skor Total
Soal 14 Pearson Correlation 1 .564**
Sig. (2-tailed) .001
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .564** 1
Sig. (2-tailed) .001 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Correlations
Soal 15 Skor Total
Soal 15 Pearson Correlation 1 .750**
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .750** 1
Sig. (2-tailed) .000 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Correlations
Soal 16 Skor Total
Soal 16 Pearson Correlation 1 .477**
Sig. (2-tailed) .008
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .477** 1
Sig. (2-tailed) .008 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Correlations
Soal 17 Skor Total
Soal 17 Pearson Correlation 1 .769**
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .769** 1
Sig. (2-tailed) .000 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Correlations
Soal 18 Skor Total
Soal 18 Pearson Correlation 1 .594**
Sig. (2-tailed) .001
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .594** 1
Sig. (2-tailed) .001 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Soal 19 Skor Total
Soal 19 Pearson Correlation 1 .494**
Sig. (2-tailed) .006
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .494** 1
Sig. (2-tailed) .006 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Soal 20 Skor Total
Soal 20 Pearson Correlation 1 .420*
Sig. (2-tailed) .021
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .420* 1
Sig. (2-tailed) .021 N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Correlations
Soal 21 Skor Total
Soal 21 Pearson Correlation 1 .685**
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .685** 1
Sig. (2-tailed) .000 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Soal 22 Skor Total
Soal 22 Pearson Correlation 1 .477**
Sig. (2-tailed) .008
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .477** 1
Sig. (2-tailed) .008 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Soal 23 Skor Total
Soal 23 Pearson Correlation 1 .494**
Sig. (2-tailed) .006
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .494** 1
Sig. (2-tailed) .006 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
Soal 24 Skor Total
Soal 24 Pearson Correlation 1 .059
Sig. (2-tailed) .758
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .059 1
Sig. (2-tailed) .758 N 30 30
Correlations Correlations
Soal 25 Skor Total
Soal 25 Pearson Correlation 1 .748**
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
Skor Total
Pearson Correlation .748** 1
Sig. (2-tailed) .000 N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Kesimpulan Hasil Uji Validitas
Variabel Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI
No.
Kesimpulan: Valid jika
atau
1 0.592 0.361 0.001 0.05 Valid
2 0.540 0.361 0.002 0.05 Valid
3 0.759 0.361 0.000 0.05 Valid
4 0.511 0.361 0.004 0.05 Valid
5 0.476 0.361 0.008 0.05 Valid
6 0.576 0.361 0.001 0.05 Valid
7 0.501 0.361 0.005 0.05 Valid
8 0.566 0.361 0.001 0.05 Valid
9 0.527 0.361 0.003 0.05 Valid
10 0.330 0.361 0.075 0.05 Tidak Valid
11 0.563 0.361 0.001 0.05 Valid
12 0.588 0.361 0.001 0.05 Valid
13 0.424 0.361 0.019 0.05 Valid
14 0.564 0.361 0.001 0.05 Valid
15 0.750 0.361 0.000 0.05 Valid 16 0.477 0.361 0.008 0.05 Valid
17 0.769 0.361 0.000 0.05 Valid
18 0.594 0.361 0.001 0.05 Valid
19 0.494 0.361 0.006 0.05 Valid
20 0.420 0.361 0.021 0.05 Valid
21 0.685 0.361 0.000 0.05 Valid
22 0.477 0.361 0.008 0.05 Valid
23 0.494 0.361 0.006 0.05 Valid
24 0.059 0.361 0.758 0.05 Tidak Valid
25 0.748 0.361 0.000 0.05 Valid
Ringkasan Hasil Uji Validitas
Jumlah pertanyaan valid : 23
Jumlah pertanyaan gugur : 2
Uji Reliabilitas Variabel Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.914 25
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Soal 1 .7333 .44978 30
Soal 2 .7333 .44978 30
Soal 3 .7333 .44978 30
Soal 4 .8667 .34575 30
Soal 5 .7333 .44978 30
Soal 6 .7000 .46609 30
Soal 7 .8000 .40684 30
Soal 8 .7333 .44978 30
Soal 9 .8667 .34575 30
Soal 11 .8333 .37905 30
Soal 12 .7000 .46609 30
Soal 13 .7333 .44978 30
Soal 14 .6667 .47946 30
Soal 15 .7000 .46609 30
Soal 16 .8667 .34575 30
Soal 17 .6667 .47946 30
Soal 18 .8667 .34575 30
Soal 19 .8667 .34575 30
Soal 20 .9000 .30513 30
Soal 21 .8333 .37905 30
Soal 22 .8667 .34575 30
Soal 23 .8667 .34575 30
Soal 25 .7667 .43018 30
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
19.7333 33.789 5.81279 25
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 242 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 203 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 234 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 165 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 256 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 177 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 148 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 259 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2510 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1111 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2412 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2013 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2414 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1415 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1716 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1417 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2518 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2319 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1120 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2521 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2322 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 923 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2324 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2525 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1126 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2327 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2428 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 929 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2230 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
Soal 20
Soal 21
Soal 22
Soal 23
Soal 5
Soal 6
Soal 16
Soal 17
Soal 18
Soal 7
Soal 8
Soal 14
Soal 24
Soal 25
Tabulasi Data Variabel Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI (Digunakan Untuk Pengujian Validitas & Reliabilitas)
Soal 15
Soal 9
Soal 10
Soal 4
Skor TotalRespond
en Soal
1Soal
2Soal
3Soal 11
Soal 12
Soal 13
Soal 19
1 31 SMP Bubur Lembek 2-3x/hr 52 22 SMA Nasi Tim 1-2 x/hr 33 32 SMA Bubur Lembek 2-3x/hr 34 19 SMP Nasi Tim 2-3x/hr 45 26 SMA Bubur Cair 4-6 x/hr 16 29 SMP Nasi Tim 4-6 x/hr 47 31 SMP Makanan Seperti Orang Dewasa 2-3x/hr 58 26 SMA Nasi Tim 1-2 x/hr 29 25 SMA Bubur Cair 2-3x/hr 110 34 SMA Nasi Tim 1-2 x/hr 311 32 Perguruan Tinggi Bubur Cair 2-3x/hr 112 28 SMA Bubur Lembek 4-6 x/hr 113 30 SMA Nasi Tim 2-3x/hr 514 21 SMP Bubur Lembek 4-6 x/hr 415 24 SMA Nasi Tim 1-2 x/hr 116 28 SMA Nasi Tim 2-3x/hr 417 19 SMP Bubur Lembek 1-2 x/hr 418 21 SMP Makanan Seperti Orang Dewasa 1-2 x/hr 519 33 Perguruan Tinggi Bubur Cair 2-3x/hr 620 30 SMA Nasi Tim 4-6 x/hr 421 23 SMA Bubur Lembek 2-3x/hr 622 32 SMA Nasi Tim 1-2 x/hr 323 37 SD Makanan Seperti Orang Dewasa 4-6 x/hr 424 24 SMA Bubur Cair 1-2 x/hr 125 20 SMP Bubur Lembek 2-3x/hr 526 35 SMA Bubur Cair 4-6 x/hr 127 31 Perguruan Tinggi Bubur Lembek 2-3x/hr 428 29 SMA Nasi Tim 1-2 x/hr 629 19 SD Makanan Seperti Orang Dewasa 1-2 x/hr 330 29 SMA Nasi Tim 2-3x/hr 231 36 SMA Bubur Cair 4-6 x/hr 632 28 SMA Bubur Lembek 2-3x/hr 233 19 SMP Nasi Tim 4-6 x/hr 334 21 SD Makanan Seperti Orang Dewasa 2-3x/hr 735 33 SMA Bubur Cair 4-6 x/hr 336 30 SMP Nasi Tim 2-3x/hr 437 36 SMA Bubur Lembek 4-6 x/hr 538 32 SMA Bubur Lembek 2-3x/hr 439 34 Perguruan Tinggi Bubur Cair 2-3x/hr 340 32 SMP Nasi Tim 1-2 x/hr 4
Tabulasi Data Penelitian Karakteristik Responden
Jenis MP ASI FrekuensiUsia Pemberian MP ASI (Bulan)
Responden
Umur Ibu (tahun)
Pendidikan Ibu
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22 95.65 Baik2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 17 73.91 Cukup3 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 12 52.17 Kurang4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 20 86.96 Baik5 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 16 69.57 Cukup6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 19 82.61 Baik7 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 9 39.13 Kurang8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22 95.65 Baik9 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 12 52.17 Kurang10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 16 69.57 Cukup11 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 56.52 Kurang12 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 16 69.57 Cukup13 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11 47.83 Kurang14 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 16 69.57 Cukup15 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 11 47.83 Kurang16 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 11 47.83 Cukup17 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 12 52.17 Kurang18 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 15 65.22 Cukup19 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 12 52.17 Kurang20 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 14 60.87 Cukup21 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 15 65.22 Cukup22 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19 82.61 Baik23 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 12 52.17 Kurang24 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 15 65.22 Cukup25 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 12 52.17 Kurang26 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 16 69.57 Cukup27 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 11 47.83 Kurang28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19 82.61 Baik29 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 12 52.17 Kurang30 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 19 82.61 Baik31 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 18 78.26 Baik32 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 11 47.83 Kurang33 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 10 43.48 Kurang34 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 15 65.22 Cukup35 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 12 52.17 Kurang36 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12 52.17 Kurang37 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 17 73.91 Cukup38 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 12 52.17 Kurang39 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16 69.57 Cukup40 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 12 52.17 Kurang
% Kategori
Tabulasi Data Penelitian Variabel Pengetahuan tentang MP ASI
Soal 10
Soal 11
Soal 12
Soal 13
Soal 14
Soal 5
Soal 6
Soal 7
Soal 8
Soal 9
Responde
n
Soal 1
Soal 2
Soal 3
Soal 4
Soal 15
Soal 16
Soal 17
Skor Total
Soal 18
Soal 19
Soal 20
Soal 21
Soal 22
Soal 23
No Pengetahuan Pemberian MP
1 1 1
2 2 1 1 2 2
3 3 1 2 2 3
4 1 1 3 2 3
5 2 1 4 1 2
6 1 1 5 2 3
7 3 1 6 2 2
8 1 1 7 2 2
9 3 1 8 2 3
10 2 1 9 2 3
11 3 1 10 2 3
12 2 1 11 2 3
13 3 1 12 2 3
14 2 1 13 2 3
15 3 1 14 2 2
16 2 1 15 2 3
17 3 1 16 2 3
18 2 1 17 1 2
19 3 1 18 2 2
20 2 1 19 2 3
21 2 1 20 2 3
22 1 1 21 2 3
23 3 1 22 2 3
24 2 1 23 3 1
25 3 1 24 2 3
26 2 1 25 2 2
27 3 1 26 2 3
28 1 1 27 2 3
29 3 1 28 2 3
30 1 1 29 1 1
31 1 1 30 2 3
32 3 1 31 3 3
33 3 1 32 2 3
34 2 1 33 1 2
35 3 1 34 2 1
36 3 1 35 2 3
37 2 1 36 2 2
38 3 1 37 3 3
39 2 1 38 2 3
40 3 1 39 2 3
40 2 2
Tabulasi data Uji Chi Square
Responden Umur Ibu (tahun)
Pendidikan Ibu
2 2 2 Baik
1 1 2 Cukup
1 2 2 Kurang
3 2 2 Baik
1 3 2 Cukup
1 3 2 Baik
4 2 2 Kurang
3 1 1 Baik
1 2 2 Kurang
1 1 2 Cukup
1 2 2 Kurang
2 3 2 Cukup
3 2 2 Kurang
2 3 2 Cukup
1 1 2 Kurang
1 2 2 Cukup
2 1 2 Kurang
4 1 2 Cukup
1 2 1 Kurang
1 3 2 Cukup
2 2 2 Cukup
3 1 1 Baik
4 3 2 Kurang
1 1 2 Cukup
2 2 2 Kurang
1 3 2 Cukup
2 2 2 Kurang
3 1 1 Baik
4 1 2 Kurang
3 2 2 Baik
1 3 1 Baik
2 2 2 Kurang
3 3 2 Kurang
4 2 2 Cukup
1 3 2 Kurang
1 2 2 Kurang
2 3 2 Cukup
2 2 2 Kurang
1 2 2 Cukup
3 1 2 Kurang
FrekuensiUsia Pemberian MP
ASI (Bulan)Jenis MP ASI
Output SPSS
Frekuensi Karakteristik Responden
Frequencies
Statistics
Umur Ibu Pendidikan Ibu Jenis MP ASI Frekuensi MP ASI
Waktu/Usia Pemberian MP ASI
N Valid 40 40 40 40 40
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Umur Ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 20 Tahun 4 10.0 10.0 10.0
20 - 35 Tahun 33 82.5 82.5 92.5
> 35 Tahun 3 7.5 7.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pendidikan Ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SD 3 7.5 7.5 7.5
SMP 11 27.5 27.5 35.0
SMA 26 65.0 65.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Jenis MP ASI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Bubur Cair 17 42.5 42.5 42.5
Bubur Lembek 10 25.0 25.0 67.5
Nasi Tim 8 20.0 20.0 87.5
Makanan Seperti Orang Dewasa 5 12.5 12.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Frekuensi MP ASI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1-2 x/hari 11 27.5 27.5 27.5
3-4 x/hari 18 45.0 45.0 72.5
4-6 x/hari 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Waktu/Usia Pemberian MP ASI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid >= 6 Bulan 5 12.5 12.5 12.5
< 6 bulan 35 87.5 87.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Output SPSS
Frekuensi Variabel Penelitian
Frequencies
Statistics
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI Pemberian MP ASI
N Valid 40 40
Missing 0 0
Frequency Tabl
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 8 20.0 20.0 20.0
Cukup 14 35.0 35.0 55.0
Kurang 18 45.0 45.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pemberian MP ASI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sesuai 5 12.5 12.5 12.5
Tidak Sesuai 35 87.5 87.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Output SPSS
Hasil Uji Analisis Chi Square
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI Dengan
Pemberian MP ASI
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI * Pemberian MP ASI
40 100.0% 0 .0% 40 100.0%
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI * Pemberian MP ASI Crosstabulation
Pemberian MP ASI
Total Sesuai Tidak Sesuai
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI
Baik Count 4 4 8
% within Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI
50.0% 50.0% 100.0%
% of Total 10.0% 10.0% 20.0%
Cukup Count 0 14 14
% within Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI
.0% 100.0% 100.0%
% of Total .0% 35.0% 35.0%
Kurang Count 1 17 18
% within Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI
5.6% 94.4% 100.0%
% of Total 2.5% 42.5% 45.0%
Total Count 5 35 40
% within Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI
12.5% 87.5% 100.0%
% of Total 12.5% 87.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 13.079a 2 .001
Likelihood Ratio 11.327 2 .003
Linear-by-Linear Association 6.852 1 .009
N of Valid Cases 40 a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .496 .001
N of Valid Cases 40