Post on 14-Nov-2020
HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM
PENDIDIKAN DAN REGULASI EMOSI PADA ANAK USIA 9-11
TAHUN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Dyah Retno Paramita Rasman
139114135
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI, JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA
DALAM PENDIDIKAN DAN REGULASI EMOSI PADA ANAK
USIA 9-11 TAHUN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Dyah Retno Paramita Rasman
139114135
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI, JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Nduk, semangat itu bisa pupus, terus bangunlah saat kau sempat memompanya
Cinta itu bisa rapuh, karena itu rawatlah…
Sebab cinta butuh logika untuk melanjutkan hidup ke depan, walaupun tidak
demikian dengan cintaku…
Cintaku ini tak pernah habis bagaimanapun kondisimu, dalam susah dan
senangmu.
Percayalah… Tuhan selalu menyertaimu.
– Ibundaku tercinta.
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,
sebab Ia yang memelihara kamu”
- 1 Petrus 5 : 7
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia
yang memberi kekuatan kepadaku”
- Filipi 4 : 13
Advestā sarva-bhūtānām maitrah karuna eva ca
Nirmamo nirahańkārah sama-duhkha-sukhah ksami
Santustah satatam yogi yatātmā drdha-niscayah
Mayy arpita-mano-buddhir yo mad-bhaktah sa me priyah
- Sloka 12.13-14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Karya ini kupersembahkan untuk…..
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai setiap langkahku dan mendengarkan setiap keluh-
kesah suka-dukaku dalam doa,
Mama dan Papa (Orangtuaku),
yang tiada hentinya mencintai, mendukung, dan mendoakan kebahagiaan kedua anaknya.
Para Orangtua,
yang sedang berjuang memberikan kehidupan untuk anak-anaknya dengan penuh cinta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA
DALAM PENDIDIKAN DAN REGULASI EMOSI PADA ANAK
USIA 9-11 TAHUN
Dyah Retno Paramita Rasman
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan tujuan untuk
menguji adanya hubungan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan
regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun. Hipotesis dalam penelitian ini adalah
terdapat hubungan positif yang signifikan antara keterlibatan orangtua dalam
pendidikan dan regulasi emosi. Responden penelitian ini adalah siswa sekolah
dasar kelas IV-V yang berusia 9-11 tahun sebanyak 196 orang. Alat yang
digunakan untuk pengumpulan data berupa skala yang terdiri dari 14 item regulasi
emosi dengan reliabilitas sebesar 0,805 dan 26 item skala keterlibatan orangtua
dalam pendidikan dengan reliabilitas sebesar 0,831. Analisis data dilakukan
dengan metode statistik Spearman Rho menunjukkan bahwa ada hubungan positif
yang signifikan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi
pada anak usia 9-11 tahun (rix = 0.416, p < 0.01).
Kata kunci : keterlibatan orangtua dalam pendidikan, regulasi emosi, anak usia 9-
11 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENTAL INVOLVEMENT
IN EDUCATION AND EMOTION REGULATION IN 9-11 YEARS
OLD CHILDREN
Dyah Retno Paramita Rasman
ABSTRACT
Current research is a correlational study to test the relationship between
parental involvement in education and emotion regulation in a group of children
of 9-11 years old. The hypothesis of the current research was there was a positive
significant relationship between parental involvement in education and emotion
regulation. Participants of the current study included 196 children between 9-11
years old. The researcher used a emotion regulation scale with 0.805 reliability
consisted of 14 items and a parental involvement scale with 0.831 reliability
consisted of 26 items as an instruments for collecting data. The analysis was
conducted using Spearman Rho statistic method. From current research, the
result showed that there was a statistically significant positive relationship
between parental involvement in education and emotion regulation in 9-11 years
old children (rix = 0.416, p < 0.01).
Keywords: parental involvement in education, emotion regulation, 9-11 years old
children
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terima kasih sedalam-dalamnya peneliti panjatkan kepada
Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih karunia, dan penyertaan-Nya sehingga
akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang diberi judul “Hubungan
antara Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan dan Regulasi Emosi pada
Anak 9-11 Tahun” sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S1 pada jurusan
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tidak lupa pula peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Si, Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi Sanata
Dharma sekaligus Dosen Pembimbing atas bimbingan, dukungan, serta
kesabarannya kepada peneliti selama suka-duka perjuangan proses
penulisan penelitian ini.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum, Ph.D. selaku Ketua Program Studi
Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Robertus Landung Eko Prihatmoko, M.Psi dan Bapak Drs.
Hardianus Wahyudi M,Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing peneliti selama menempuh pendidikan sejak awal semester.
4. Para Dosen dan Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
yang telah mendidik peneliti dengan berbagi pengetahuan, pelajaran, dan
pengalaman berharganya selama peneliti menempuh pendidikan di
Universitas Sanata Dharma.
5. Bruder Martinus Sihura,S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Budi Mulia
Bogor dan adik-adik kelas IV-V SD Budi Mulia Bogor yang telah
mengizinkan dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
6. Keluarga saya: Bapak Hermanus Prihatna Rasman (ayah saya), Ibu Hari
Pangudi Leksanawati (ibu saya), dan Dyah Rahayu Chantika Rasman
(adik saya) atas doa, perhatian, dukungan, kepercayaan dan cinta yang
tidak pernah berhenti untuk menguatkan peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Zebada Pascal Adithya Anindika Hutabarat, yang selalu ada, menemani,
dan mendengarkan keluh kesah dan suka-duka peneliti sejak semester awal
perkuliahan hingga menjalani proses penulisan skripsi ini sampai selesai
sekalipun dari jarak jauh.
8. Sahabat-sahabat saya di “Geng Ular” (Fransisca Marcelina, Lucia Resti,
Made Pristi Amelia, Nuraini Endah, Sony Laksana Adi, dan Vina
Ardiana), yang selalu mendukung dan sabar berproses bersama-sama
dalam pengerjaan „tugas negara‟ kami masing-masing.
9. Sahabat-sahabat SMA saya di “GKF” (Angey, Gettha, Imma, JL, Novi,
Uthe, Tammy) yang selalu mendukung dan mendoakan sekalipun kita
berada di tempat yang berbeda-beda.
10. Sahabat-sahabat saya yang menamakan diri di WhatsApp Group Chat
sebagai “Laskar Kristus” (Agnes Natasya Wulandari, Monica Angelina,
Nia Priscilla) yang sudah menemani, mendukung, dan saling berbagi
pikiran dengan peneliti sejak awal semester.
11. Teman-teman sekelompok penelitian payung : Agnes Natasya Wulandari,
Ollyn Nathania, dan Monica Angelina Imaldia. Terima kasih atas
kerjasamanya selama awal proses skripsi, menjalani suka-dukanya dalam
penelitian bersama-sama sampai selesai. Terima kasih juga telah
mendengarkan dan membantu peneliti ketika mengalami kesulitan selama
pengerjaan penelitian.
12. Kevin Irwanto (KI), yang selalu siap membantu peneliti dalam
penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak atas waktu, pengalaman, dan
ilmu tambahannya untuk peneliti sehingga akhirnya peneliti bisa berada
dalam tahap ini.
13. Teman-teman ClassyClass13 tersayang, yang sudah sangat seperti
keluarga. Terima kasih atas pengalaman berharga, dukungan, dan
kebersamaannya yang lebih dari 4 tahun ini. peneliti merasa sangat
bangga, beruntung dan bersyukur menjadi bagian dari kelas ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
14. Teman-teman yang selalu menemani ke gereja sejak awal semester (Nia,
Erick, Sisca, Sony, Endah), terima kasih telah mengingatkan untuk tetap
mengingat Tuhan dan mengucap syukur dalam kondisi apapun.
15. Seluruh pihak dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Terima kasih atas segala dukungannya dalam proses penelitian ini.
Peneliti menyadari masih banyaknya kekurangan yang ada dalam penulisan
penelitian skripsi ini, sehingga peneliti meminta kritik dan saran yang
membangun untuk perkembangan penelitian ini serta perkembangan penelitian
ilmu Psikologi kedepannya.
Yogyakarta, 23 Agustus 2018
Peneliti
(Dyah Retno Paramita Rasman)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………….……i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ………...…………..ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….iii
HALAMAN MOTTO …………………………………..………………....…iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………...v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………….vi
ABSTRAK …………..………………………………………………………vii
ABSTRACT ……………………………………………………………….…viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA …………………...….ix
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..x
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..xiii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………….…………....xvii
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………...….1
A. LATAR BELAKANG ………………………………………………..1
B. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………..6
C. TUJUAN PENELITIAN ……………………………………………...6
D. MANFAAT PENELITIAN …………………………………………...6
1. Manfaat Teoritis ……………………………………………….….6
2. Manfaat Praktis …………………………………………………...6
BAB II. LANDASAN TEORI ………………………………………………..7
A. REGULASI EMOSI …………………………………………………..7
1. Definisi Regulasi Emosi …………………………………………..7
2. Strategi dalam Regulasi Emosi …………………………………...8
3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Regulasi Emosi ……………..14
B. KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN ………..17
1. Definisi Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan ……………...17
2. Bentuk-Bentuk Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan ………19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. PERKEMBANGAN SOSIOEMOSI ANAK USIA
PERTENGAHAN …………………………………………………...21
D. HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM
PENDIDIKAN DAN REGULASI EMOSI PADA ANAK USIA 9-11
TAHUN ……………………………………………………………...24
E. HIPOTESIS PENELITIAN ………………………………………....27
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………………………………...28
A. JENIS PENELITIAN ……...……………………………………...…28
B. VARIABEL PENELITIAN …………………………………………28
1. Variabel Bebas …………………………………………………..28
2. Variabel Terikat ………………………………………………....28
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN …………..29
1. Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan ……………………….29
2. Regulasi Emosi …………………………………………………..30
D. SUBJEK PENELITIAN ……………………………………………..30
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA ………………...31
1. Penyusunan Blue Print ..................................................................32
2. Penyusunan Butir Item …………………………………………..34
3. Review dan Revisi Item …………………………………………38
4. Perhitungan Validitas Isi ………………………………………...38
5. Uji Coba Alat Ukur ……………………………………………...40
6. Reliabilitas Alat Ukur …………………………………………...45
7. Metode Analisis Data …………………………………………....45
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………...48
A. HASIL PENELITIAN ……………………………………………….48
1. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………..48
2. Deskripsi Subjek dan Data Penelitian …………………………...49
3. Reliabilitas Data Penelitian ……………………………………...53
4. Hasil Uji Asumsi ……………………………………………...…53
5. Analisis Tambahan ………………………………………………56
B. PEMBAHASAN …………………………………………………….57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………….61
A. KESIMPULAN ……………………………………………………...61
B. KETERBATASAN PENELITIAN ………………………………….62
C. SARAN ……………………………………………………………...62
1. Bagi Orangtua ………………………………………………...…62
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ………………………………………..62
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….64
LAMPIRAN …………………………………………………………………71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blue Print Skala Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan …..…33
Tabel 3.2 Blue Print Skala Regulasi Emosi ………………………………..34
Tabel 3.3 Distribusi Item Skala Keterlibatan Orangtua
dalam Pendidikan Sebelum Uji Coba …………………………...35
Tabel 3.4 Distribusi Item Skala Regulasi Emosi Sebelum Uji Coba ……....36
Tabel 3.5 Skor Penilaian Skala …………………………………………….37
Tabel 3.6 Distribusi Item Skala Keterlibatan Orangtua
dalam Pendidikan Setelah Uji Coba ……………………………..42
Tabel 3.7 Distribusi Item Final Skala Keterlibatan Orangtua
dalam Pendidikan ………………………………………………..43
Tabel 3.8 Distribusi Item Skala Regulasi Emosi
Setelah Dilakukan Uji Coba ……………………………………..44
Tabel 3.9 Distribusi Item Final Skala Regulasi Emosi ………………….....44
Tabel 4.1 Data Subjek Penelitian …………………………………………..50
Tabel 4.2 Hasil Analisis Data Penelitian ………………………………...…51
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas …………………………………………….54
Tabel 4.4 Hasil Uji Linearitas ……………………………………………...54
Tabel 4.5 Hasil Uji Korelasi ………………………………………………..55
Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi antara Bentuk Strategi
Regulasi Emosi dan Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan ....56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Uji Coba Item Keterlibatan
Orangtua dalam Pendidikan ………………......................72
Lampiran 2. Skala Uji Coba Item Regulasi Emosi ……………………81
Lampiran 3. Analisis Reliabilitas dan Seleksi Item
Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan ……………….89
Lampiran 4. Analisis Reliabilitas dan Seleksi Item Regulasi Emosi ….92
Lampiran 5. Skala Penelitian Final ……………………………………94
Lampiran 6. Hasil Analisis Data ……………………………………..105
Lampiran 7. Analisis Tambahan ……………………………………..108
Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian ……………………………110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Saat ini berbagai tindakan kekerasan akibat rendahnya pengelolaan
emosi sering terjadi, terlebih lagi pada anak-anak (Andina, 2014). Salah satu
contoh tindakan yang sedang marak terjadi tersebut adalah bullying. Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat bahwa kasus bullying
menduduki peringkat teratas dalam pengaduan masyarakat sejak tahun 2011,
yaitu sekitar 25% dari total pengaduan yang diterima di bidang pendidikan
(Setyawan, 2017). Tidak hanya bullying saja, cukup banyak pemberitaan
yang belakangan ini muncul menyatakan bahwa anak yang masih berada di
Sekolah Dasar sudah mampu melakukan berbagai tindakan kekerasan
seperti menusuk (Tirta, 2012), memukul (Budiyanto, 2017; Dzakawan,
2016), menenggelamkan (Putra, 2013), bahkan membunuh temannya sampai
meninggal. Tindakan-tindakan tersebut mereka lakukan karena adanya
perselisihan (Budiyanto, 2017 ; Putra, 2013 ; Dzakawan, 2016) yang
membuat mereka merasa kesal dan tidak dapat menahan amarahnya.
Berbagai contoh tindakan yang saat ini sedang marak dilakukan oleh
anak-anak tersebut menunjukkan bahwa masih banyaknya anak-anak yang
memiliki kemampuan pengendalian emosi yang rendah (Andina, 2014).
Rendahnya kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosi dalam
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dirinya ini dapat memengaruhi perilakunya di kemudian hari (Eisenberg &
Spinrad, 2004; dalam Papalia & Fieldman, 2014). Kemampuan dalam
mengendalikan emosi dapat juga disebut dengan regulasi emosi.
Regulasi emosi merupakan suatu kemampuan individu dalam menjalani
serangkaian proses menyadari, mengevaluasi, dan memodifikasi emosi
sehingga pada akhirnya emosi tersebut diekspresikan ke dalam perilaku
(Bandura, 2011; Eisenberg & Spinrad, 2004). Dengan memiliki regulasi
emosi yang baik, individu mampu mengendalikan tingkah lakunya dalam
bereaksi terhadap lingkungan. Selain itu, regulasi emosi yang baik
menjadikan individu mampu dalam mengendalikan dorongan perilaku,
menahan hasrat, mengontrol pikiran serta emosi dalam dirinya (Rachmah,
2015).
Individu yang dapat meregulasi emosinya berarti ia mau berusaha
mengarahkan atensi untuk mengontrol emosi serta menunjukkannya dalam
perilaku. Adanya regulasi emosi yang baik dapat membantu meredam emosi
negatif yang muncul di waktu yang tidak tepat. Sebaliknya,
ketidakmampuan individu dalam mengontrol emosi dapat menjadikan
individu tersebut mudah merasa marah dan frustasi dalam suatu kondisi
tertentu (Eiseberg dkk, 2004; Papalia & Fieldman, 2014).
Regulasi emosi secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
pengasuhan dan keterlibatan orangtua (Morris dkk, 2007 ; Thompson &
Meyer, 2007), kelekatan dengan orang terdekatnya (Cassidy, 1994 ;
Matsumoto, 2008), dan relasi antara guru dan siswa (Davis, 2010 ; Jennings
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
& Greenberg, 2009). Hurlock (1993) juga mengungkapkan bahwa regulasi
emosi dipengaruhi oleh faktor usia, kognitif, hubungan sosial, dan budaya.
Di antara faktor-faktor tersebut, orangtua merupakan faktor yang paling
memengaruhi perkembangan regulasi emosi. Sroufe (dalam Gross, 2007)
menyatakan bahwa interaksi orangtua dan anak dalam konteks emosi
membantu anak menangani pengelolaan emosinya.
Orangtua merupakan tokoh pertama yang dimiliki anak, serta
merupakan guru pertama yang paling berpengaruh pada anak dalam
mempelajari berbagai macam hal (Price, 2017). Orangtua dapat membentuk
iklim emosional dalam keluarga sehingga pada akhirnya memengaruhi
regulasi emosi anak. Iklim emosional keluarga tersebut dapat dibentuk
orangtua melalui pengasuhan, hubungan kelekatan, ekspresi keluarga, dan
hubungan pernikahan (Morris et al, 2007). Selain itu, orangtua menjadi salah
satu faktor yang dapat memengaruhi regulasi emosi anak dengan cara
terlibat. Keterlibatan yang dilakukan orangtua merupakan kunci untuk
perkembangan baik anak, khususnya dalam hal emosi (Sinaga, dalam
kompasiana.com).
Keterlibatan orangtua merupakan suatu bentuk partisipasi orangtua
dalam segala hal, baik perhatian maupun kegiatan, yang membutuhkan
komunikasi antara orangtua dengan anak berkaitan dengan pengalaman,
pendidikan, kepercayaan, dan perilaku untuk mendukung keberhasilan anak
(Jeynes, 2005; Robinson dan Harris, 2014). Penelitian ini lebih berfokus
pada keterlibatan orangtua dalam pendidikan. Hal ini disebabkan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dampak yang ditimbulkan oleh keterlibatan orangtua dalam pendidikan tidak
hanya terlihat pada perkembangan pendidikan anak, melainkan juga dapat
meningkatkan kemampuan diri dan sosial anak (Henderson & Mapp, 2002).
Penelitian yang dilakukan oleh Wong (2008) menemukan bahwa
keterlibatan orangtua dapat membentuk kemampuan regulasi anak. Regulasi
menjadi variabel mediator untuk melihat hubungan antara keterlibatan
orangtua dengan dukungan otonomi, performansi akademik, dan perilaku
mengganggu. Selain itu, Pears et al (2014) juga menunjukkan bahwa
keterlibatan orangtua dapat memengaruhi kesiapan sekolah anak yang
hendak masuk taman anak-anak. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
Wong (2008) dan Pears et al (2014) tersebut menunjukkan bahwa ada
keterkaitan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dengan regulasi
emosi anak. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa keterlibatan
orangtua dalam pendidikan dapat membantu anak dalam mengembangkan
regulasi emosi dalam dirinya sehingga kemampuan anak di sekolah menjadi
lebih berkembang.
Berdasarkan serangkaian uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
individu perlu memiliki regulasi emosi yang baik dalam berinteraksi dengan
individu-individu lain agar ia dapat diterima di lingkungan. Penelitian
sebelumnya melihat regulasi emosi sebagai variabel mediator. Hal tersebut
membuat peneliti ingin melakukan penelitian mengenai dua variabel yang
lebih spesifik, yaitu keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi
emosi. Kedua variabel tersebut termasuk penting dan saling berhubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
satu sama lain dalam perkembangan individu. Hal ini dikarenakan regulasi
emosi merupakan faktor internal yang ada dalam diri individu, sehingga
cenderung dapat dikendalikan. Selain itu, keterlibatan orangtua dalam
pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan diri
anak, salah satunya adalah perkembangan regulasi emosi.
Subjek dalam penelitian-penelitian sebelumnya sebagian besar adalah
remaja. Maka dari itu, peneliti ingin melakukan penelitian serupa dengan
subjek anak-anak usia 9-11 tahun. Erikson (dalam Salkind, 2004)
mengemukakan bahwa anak-anak dengan usia tersebut berada dalam masa
latensi, di mana anak-anak memerlukan pelatihan-pelatihan yang memadai,
pendidikan serta model-model yang baik untuk beradaptasi dalam hidup dan
lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menjadi salah satu alasan peneliti
memilih subjek penelitian di usia 9-11 tahun. Selain, Thompson (1991) juga
menyatakan bahwa kemampuan emosional anak di usia 9-11 tahun
mengalami peningkatan sehingga ia dapat lebih menyadari emosi yang
muncul dalam dirinya dan mampu mengendalikan emosi tersebut. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk menyempurnakan
penelitian-penelitian sebelumnya, serta menjadi salah satu tindakan
pencegahan sejak dini untuk meminimalisir maraknya tindakan-tindakan
kekerasan yang sedang marak terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat
hubungan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi
pada anak usia 9-11 tahun?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi anak usia
9-11 tahun.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoretis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai bagaimana hubungan dari keterlibatan orangtua
dalam pendidikan dan regulasi emosi anak, sehingga penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi ilmu psikologi,
khususnya di bidang Psikologi Perkembangan Anak dan Psikologi
Pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan tambahan bagi orangtua mengenai keterlibatannya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pendidikan anak yang dapat memengaruhi kemampuan regulasi emosi
anak.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini akan membahas regulasi emosi dan keterlibatan orangtua berdasarkan
teori-teori yang sudah ada. Selain itu, dijelaskan juga mengenai subjek dalam
penelitian ini dan dinamika hubungan antara kedua variabel penelitian.
A. REGULASI EMOSI
1. Definisi Regulasi Emosi
Gross (2010) menyatakan bahwa regulasi emosi merupakan
serangkaian proses yang dilakukan untuk mengatur emosi. Regulasi
emosi juga dapat didefinisikan sebagai sebuah proses dinamis yang
dipengaruhi oleh emosi yang dimiliki individu, berkaitan dengan kapan
individu menggunakan dan bagaimana ia mengalami serta
mengekspresikan emosi tersebut (Gross, dalam Lopes, Nezlek,
Extremera et al, 2011 & Urry & Gross, 2010). Gross dan Thompson
(2006) juga menjelaskan definisi dari regulasi emosi sebagai serangkaian
proses heterogen pengaturan emosi yang bisa terjadi secara otomatis atau
terkontrol, serta sadar ataupun tidak sadar. Dari beberapa pendapat
mengenai definisi regulasi emosi yang telah dipaparkan sebelumnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan regulasi emosi adalah
serangkaian proses yang dilakukan individu untuk mengatur emosi
dalam dirinya, berkaitan dengan cara yang dilakukan individu untuk
merasakan dan mengekspresikan emosi tersebut. Dalam penelitian ini,
teori yang akan digunakan adalah teori dari Gross.
2. Strategi dalam Regulasi Emosi
Gross dan Thompson (2006) menyatakan bahwa pada dasarnya
regulasi emosi melibatkan dua proses, yaitu proses intrinsik dan proses
ekstrinsik. Proses intrinsik adalah cara individu mengelola emosi yang
muncul dari dalam dirinya sendiri, sedangkan yang dimaksud dengan
proses ekstrinsik adalah cara individu dalam memengaruhi emosi
individu lain. Berikut adalah lima strategi dalam regulasi emosi yang
dikemukakan oleh Gross (2007):
2.1. Seleksi situasi (situation selection)
Seleksi situasi merupakan satu strategi regulasi emosi
ekstrinsik, di mana dalam strategi ini individu lebih berfokus dalam
bagaimana emosi yang dirasakan dalam dirinya memengaruhi
emosi individu lain di sekitarnya (Gross & Thompson, 2006).
Dengan kata lain, seleksi situasi adalah salah satu strategi dalam
regulasi emosi yang dilakukan individu untuk mendekati atau
menghindari individu lain, tempat, atau situasi tertentu dari
konsekuensi emosional yang terjadi setelahnya. Dengan melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
seleksi situasi dalam meregulasi emosi, diharapkan individu
memiliki pertimbangan kapasitas pengaturan dirinya.
Seringkali kita tentu terlibat dalam suatu situasi yang
memunculkan emosi, baik emosi positif maupun negatif. Seleksi
situasilah yang menjadikan individu untuk mengambil tindakan
agar pada akhirnya kita berada dalam situasi yang memunculkan
berbagai emosi tersebut, entah emosi tersebut sesuai seperti yang
diharapkan atau tidak. Dalam pelaksanaan seleksi situasi ini
membutuhkan pemahaman atas berbagai kemungkinan situasi yang
ada dan berbagai respon emosional yang diharapkan menjadi hasil
dari situasi-situasi tersebut. Kompleksnya poin strategi regulasi
emosi ini membuat seleksi situasi membutuhkan perspektif dan
penilaian dari orang lain (Gross, 2007). Penilaian yang diperlukan
dalam penerapan seleksi situasi ini haruslah sama dengan yang
akan dilibatkan dalam pengaturan perasaan kita sendiri. Selain itu
juga perlu mempertimbangkan komplikasi yang ada serta
konsekuensi emosional yang akan akan ditimbulkan (Fox &
Calkins, 2003 ; dalam Gross, 2007).
2.2. Modifikasi situasi (situation modification)
Modifikasi situasi termasuk dalam strategi regulasi emosi
eksternal, di mana fokus dalam hal ini adalah memodifikasi situasi
lingkungan fisik (eksternal) untuk mengubah dampak emosional
yang akan terjadi. Pada dasarnya, emosi menimbulkan situasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
tidak diarahkan pada respon emosional sesuai harapan (Gross,
2007). Hal tersebut menjadikan modifikasi situasi dilakukan
langsung untuk merubah dampak emosional yang ditimbulkan dari
situasi yang ada. Perubahan dampak emosional yang ada tersebut
merupakan bentuk nyata dari regulasi emosi (Gross, 2007). Emosi
yang diekspresikan dan mendapatkan respon sosial secara efektif
dapat memodifikasi situasi yang ada tersebut (berdasarkan
penelitian yang dilakukan Denham, 1998; dalam Gross, 2007).
2.3. Penyebaran perhatian (attentional deployment)
Rothbart, Ziaie, dan O’boyle (1992) menegaskan bahwa
penyebaran perhatian merupakan salah satu proses regulasi emosi
pertama yang muncul dalam perkembangan. Sejak bayi sampai
dewasa individu menggunakan penyebaran perhatian, terlebih lagi
ketika merubah atau memodifikasi situasi tidak mungkin untuk
dilakukan (Gross, 2007). Yang dimaksud dalam penyebaran
perhatian adalah mengenai bagaimana individu mengarahkan
perhatian pada suatu situasi tertentu sehingga dapat mempengaruhi
emosi mereka. Penerapan penyebaran perhatian ini dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan versi internal dari seleksi situasi
(Gross, 2007).
Terdapat dua strategi besar dari penyebaran perhatian, yaitu
distraksi dan konsentrasi. Dengan melakukan distraksi, individu
lebih memfokuskan perhatiannya pada aspek atau hal lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
berbeda dari situasi yang sedang dihadapi (Stifter & Moyer, 1991).
Fokus internal individu dapat berubah ketika distraksi tersebut
terjadi (Watts, dalam Gross, 2007). Berlawanan dengan distraksi,
konsentrasi lebih mengacu pada perhatian individu yang lebih
terfokus pada bentuk emosi yang muncul dari situasi tersebut
(Gross, 2007).
2.4. Perubahan kognitif (cognitive change)
Perubahan kognitif merupakan salah satu strategi regulasi
emosi internal, yaitu berkaitan dengan memodifikasi lingkup
internal individu (seperti contohnya kognisi atau pikiran individu).
Perubahan kognitif yang dimaksud berkaitan dengan perubahan
cara berpikir individu secara emosional dalam menilai suatu situasi
yang dialami, serta mengatur tuntutan sikap yang sesuai dengan
kapasitas yang dimiliki (Gross, 2007).
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam perubahan
kognitif adalah dengan menilai kembali (reappraisal). Penilaian
kembali lebih mengacu pada cara individu dalam merubah dampak
emosional dalam suatu situasi dengan mengubah maksud dari
situasi yang ada itu sendiri (Gross, 2007).
2.5. Modulasi respon (response modulation)
Modulasi respon merupakan suatu hal yang secara langsung
memengaruhi respon fisiologis, pengalaman, atau perilaku (Gross,
2007). Secara umum, modulasi respon melibatkan pengelolaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
ekspresi emosi (Gross, Richards, & John, 2006; dalam Gross,
2007). Thompson (1994, dalam Gross, 2007) menuturkan bahwa
anak-anak dan orangtua dapat lebih mampu meregulasi emosinya
jika mereka melakukan modulasi respon dengan baik. Modulasi
respon tersebut dapat dilakukan dengan mengekspresikan emosi
yang dirasakan dengan cara yang adaptif, dibandingkan dengan
cara maladaptif. Perkembangan bahasa anak yang baik dapat
membantu anak meningkatkan kapasitasnya untuk memahami,
menyampaikan, merefleksikan, dan mengatur emosi mereka
(Kopp, 1992; dalam Gross, 2007). Konteks budaya yang lebih luas
juga perlu menjadi pertimbangan dalam melakukan modulasi
respon (Gross, 2007).
Dari kelima strategi yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti hanya
menggunakan 2 strategi dalam penelitian ini. Gullone et al (2010)
menyebutkan bahwa terdapat dua hal yang dapat dioperasionalkan dalam
kedua strategi yang dikemukakan Gross tersebut, yaitu:
a. Penilaian ulang kognitif (cognitive reappraisal)
Penilaian ulang kognitif merupakan strategi perubahan
kognitif (cognitive change), di mana individu mendefinisikan ulang
suatu situasi yang mampu membangkitkan emosi dalam dirinya
sedemikian rupa agar dampak emosionalnya berubah (Gross,
2007). Ketika individu mengalami suatu kejadian atau peristiwa
yang memunculkan stres, penilaian ulang kognitif dapat membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mengintepretasikan kejadian atau peristiwa tersebut dengan cara
yang lebih positif (Gullone et al, 2010). Dengan melakukan
penilaian ulang kognitif, individu dapat lebih mengalami dan
mengekspresikan afek yang lebih positif dan afek negatif yang
sebelumnya dirasakan menjadi berkurang.
b. Penekanan ekspresi (expression suppression)
Penekanan ekspresi merupakan bentuk modulasi respon
(response modulation), dengan melakukan penghambatan atau
penekanan perilaku mengekspresikan emosi yang sedang dialami
individu (Gross, 2007). Gullone et al (2010) menyebutkan bahwa
orang yang melakukan penekanan (suppression) cenderung
mengalami dan mengekspresikan afek positif yang lebih sedikit.
Ketika emosi negatif ditekan untuk mengurangi pengalaman emosi
negatif yang utuh, penekanan emosi positif pun dapat mengurangi
pengalaman emosi positif yang utuh (Gullone, 2010).
Kedua hal yang telah dipaparkan di atas telah menjadi fokus
penelitian dalam model regulasi emosi yang dikemukakan oleh Gross.
Peneliti memilih untuk hanya menggunakan dua dari lima strategi regulasi
emosi yang ada dari Gross karena kedua strategi ini bisa digunakan dalam
kehidupan sehari-hari (Gullone et al, 2010). Alasan lainnya diungkapkan
oleh Wadlinger dan Isaacowitz (2010) karena strategi seleksi situasi dan
modifikasi situasi merupakan strategi yang lebih berfokus pada lingkup
luar diri atau eksternal, sedangkan variabel regulasi emosi yang ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
diteliti pada penelitian ini lebih berfokus pada lingkup dalam diri atau
internal. Lalu, strategi penyebaran perhatian yang dapat berbentuk
distraksi dan konsentrasi dapat diimplementasikan dalam strategi
perubahan kognitif dan modulasi respon. Selain itu, Gross (2007) dalam
salah satu penelitiannya pun hanya menggunakan dua strategi ini sebagai
aspek utama dalam variabel regulasi emosi.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Regulasi Emosi
Hurlock (1993) menyatakan bahwa ada empat faktor yang
memengaruhi regulasi emosi, yaitu:
1.1. Usia
Usia dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah waktu yang
berlalu sejak suatu organisme lahir (VandenBos, 2006). Sebuah
penelitian menyatakan bahwa individu dengan usia lebih muda
cenderung kurang mampu meregulasikan emosinya (Silvers et al.,
2012).
1.2. Kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif merupakan suatu kemampuan yang
didasarkan pada informasi pengetahuan nyata atau faktual yang
empiris (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2012).
Informasi yang diterima memengaruhi persepsi dan cara berpikir
terhadap situasi yang individu alami. Hal tersebut juga dapat
memengaruhi respon emosi yang muncul dalam diri individu. Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
suatu situasi dipandang positif, maka individu mengembangkan
respon emosi yang positif. Begitu pula sebaliknya, jika individu
memandang negatif suatu situasi, maka respon emosi yang muncul
adalah emosi negatif (Utomo, 2015).
1.3. Hubungan sosial
Hubungan sosial merupakan suatu interaksi sosial yang
timbal balik (dyadic) antara individu dengan individu lain yang
saling melengkapi dalam suatu periode tertentu (VandenBos,
2006). Perkembangan kemampuan regulasi emosi individu juga
salah satunya dipengaruhi oleh hubungan sosial individu tersebut
dengan individu lainnya. Seperti contohnya hubungan individu
dengan keluarga. Terdapat tiga hal yang dapat menjelaskan
pengaruh dari hubungan individu dengan keluarga terhadap
perkembangan regulasi emosi (Morris, Silk, Steinberg, Myers, &
Robinson, 2007), yaitu (1) individu mulai belajar mengenai
regulasi emosi dengan melakukan observasi (observation), (2)
sosialisasi dari regulasi emosi dipengaruhi oleh pengasuhan dan
perilaku yang ditunjukkan orangtua (parenting practices and
behaviors), dan (3) regulasi emosi yang dimiliki individu
merupakan dampak dari iklim emosional yang dimiliki dalam
keluarga (the emotional climate of the family), yang ditunjukkan
dengan adanya kualitas hubungan kelekatan (Cassidy, 1994 ;
Matsumoto, 2008), gaya pengasuhan dan keterlibatan orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
(Morris dkk, 2007 ; Thompson & Meyer, 2007), ekspresi keluarga,
serta kualitas emosi dari hubungan suami dan istri.
1.4. Budaya
Budaya adalah hal-hal yang khas dalam suatu masyarakat
atau komunitas, seperti adat istiadat, nilai, kepercayaan,
pengetahuan, sikap, dan perilaku yang membedakan dengan
kelompok masyarakat atau komunitas lainnya (VandenBos, 2006).
Nilai dalam budaya yang dianut kelompok masyarakat tertentu
dapat memengaruhi regulasi emosi seseorang. Sebuah penelitian
juga mendukung hal ini dengan menyatakan bahwa regulasi emosi
dapat dipengaruhi oleh nilai budaya yang dianut di suatu negara
(Matsumoto, et al., 2008). Budaya dalam suatu kelompok
masyarakat memengaruhi bagaimana individu menerima dan
menilai pengalaman emosi yang dialaminya, serta bagaimana
menampilkan suatu respon emosi.
Selain itu, Bukatko (2008) mengungkapkan dua hal yang menjadi faktor
yang memengaruhi regulasi emosi, yaitu:
a. Faktor pengalaman yang diberikan oleh orangtua pada anak
Anak mempelajari setiap hal yang diajarkan orangtuanya
dengan proses observasi dan modelling. Selain itu, pola asuh yang
diterapkan orangtua juga memengaruhi suasana emosional yang
dimiliki anak (Morris et al, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b. Faktor temperamen anak
Temperamen diyakini sebagai dasar kepribadian yang
dimiliki individu sejak lahir, yang membedakan gaya perilaku dan
karakteristik individu satu dengan individu lainnya (VandenBos,
2006 ; Santrock, 2007). Cole dan Dennis (2004, dalam Macklem,
2008) mengungkapkan bahwa temperamen anak dan sosialisasi
yang dilakukan oleh orangtua dan pengasuh memengaruhi
perkembangan regulasi emosi anak tersebut. Bagian dari
temperamen yang berpengaruh pada regulasi emosi adalah
reaktivitas, dimana reaktivitas memunculkan adanya stimulus yang
meningkatkan kepekaan reaksi anak dan menguatkan intensitas
munculnya perilaku (Macklem, 2008).
Berdasarkan berbagai penjelasan dari berbagai ahli di atas, dapat
peneliti simpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi regulasi emosi
adalah (1) Usia, (2) Temperamen anak, (3) Kemampuan kognitif, (4)
Hubungan sosial, (5) Pengalaman yang diberikan orangtua kepada anak,
dan (6) Budaya.
B. KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN
1. Definisi Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan
Orangtua adalah dua orang yang terdiri dari ayah dan ibu kandung
(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2012). Hoover-
Dempsey dan Sandler (2005) mendefinisikan keterlibatan orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dalam pendidikan sebagai segala hal yang dilakukan ayah dan ibu
mengenai perkembangan pendidikan anak. Keterlibatan orangtua dalam
pendidikan merupakan segala bentuk perhatian atau kegiatan yang
diberikan orangtua untuk mendukung keberhasilan anaknya (Desforges
& Abouchaar, 2003 ; Steinberg, 1996). Robinson dan Harris (2014)
menyampaikan bahwa keterlibatan orangtua dalam pendidikan adalah
suatu hal yang dilakukan orangtua di mana hal tersebut membutuhkan
komunikasi dengan anak berkaitan dengan pendidikan, kepercayaan,
atau perilaku yang orangtua anut atau pahami untuk meningkatkan hasil
akademik anak.
Selain itu, keterlibatan orangtua dalam pendidikan dapat
didefinisikan sebagai bentuk partisipasi orangtua dalam segala proses
pendidikan dan pengalaman anak (Jeynes, 2005; dalam Hornby, 2005).
Berdasarkan beberapa hal yang telah dipaparkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa definisi dari keterlibatan orangtua dalam pendidikan
adalah suatu bentuk partisipasi ayah dan ibu dalam segala hal, baik
perhatian maupun kegiatan, yang membutuhkan komunikasi antara
orangtua dengan anak berkaitan dengan pengalaman, pendidikan,
kepercayaan, dan perilaku untuk mendukung keberhasilan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Bentuk-bentuk Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan
Hoover-Dempsey dan Sandler (2012) memaparkan bahwa
keterlibatan orangtua dalam pendidikan pada dasarnya terdiri dari 4 buah
bentuk, di antaranya adalah:
4.1. Nilai, tujuan, ekspektasi, aspirasi
Nilai, tujuan, ekspektasi, dan aspirasi yang dimiliki
orangtua dapat ditanamkan dengan baik kepada anak melalui
komunikasi yang terjalin baik. Terkait dengan pendidikan,
komunikasi yang baik tersebut membuat penyampaian nilai,
tujuan, ekspektasi, dan aspirasi orangtua (seperti contohnya
menyampaikan nilai-nilai mengenai apa yang baik atau tidak baik
untuk dilakukan, menyampaikan ekspektasi orangtua terhadap
anak mengenai keberhasilan anak dalam pendidikan) tersampaikan
dengan baik dalam diri anak (Menheere & Hooge, 2010). Hal
tersebut akan membentuk anak menjadi percaya diri, termotivasi
untuk belajar, serta memiliki dan mampu menggunakan
pengetahuan strategi regulasi diri (Hoover-Dempsey & Sadler,
2010).
4.2. Keterlibatan dalam kegiatan di rumah
Keterlibatan dalam kegiatan di rumah berkaitan dengan
segala aktivitas yang dilakukan di dalam rumah. Dengan terlibat
dalam berbagai kegiatan di rumah, orangtua menunjukkan
dukungannya terhadap perkembangan anak (Menheere & Hooge,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2010). Dukungan tersebut dapat ditunjukkan dengan kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas sekolah anak seperti
berdiskusi mengenai hari-hari sekolah, menunjukkan ketertarikan
dalam pembelajaran anak, serta memonitor pekerjaan dan tugas
sekolah anak (Hoover-Dempsey & Sadler, 2010 ; Menheere &
Hooge, 2010).
4.3. Komunikasi dengan guru atau sekolah
Komunikasi antara pihak sekolah dengan orangtua dapat
mempengaruhi perkembangan akademik anak (Hoover-Dempsey,
& Sadler, 2010). Komunikasi tersebut dapat menjadi lebih efektif
jika orangtua dan pihak sekolah secara konsisten saling
menghargai dan mendengarkan. Hal tersebut menjadi semakin baik
jika pihak sekolah responsif terhadap berbagai pertanyaan, saran,
dan perhatian orangtua (Why is Parent Involvement Important,
2012). Dengan menjalin komunikasi yang baik, hubungan antara
orangtua dan guru dapat terjalin lebih baik. Selain itu, orangtua
dapat memiliki kepuasan dan kepercayaan diri yang lebih tinggi
sehingga semakin tertarik untuk melibatkan pendidikan anak dalam
pengasuhannya (Hornby, 2011).
4.4. Keterlibatan dalam kegiatan di sekolah
Seringkali pihak sekolah mengira bahwa orangtua yang
tidak terlihat terlibat dalam sekolah merupakan orangtua yang tidak
terlibat. Namun, Hoover-Dempsey dan Sadler (2010) menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
bahwa keterlibatan di sekolah bukan merupakan indikator yang
baik dan berpengaruh untuk melihat keluasan tingkat keterlibatan
orangtua. Sama halnya dengan membangun komunikasi yang baik
dengan guru, terlibat dalam kegiatan di sekolah juga dapat
meningkatkan kepuasan dan kepercayaan diri orangtua dalam
pengasuhan dan meningkatkan keinginan orangtua untuk terlibat
dalam pendidikan anak (Hornby, 2011). Keterlibatan orangtua
dalam kegiatan di sekolah dapat dilakukan dengan mengetahui dan
menghadiri pertemuan atau kegiatan-kegiatan yang diadakan
sekolah (Why is Parent Involvement Important, 2012).
C. PERKEMBANGAN SOSIOEMOSI ANAK USIA PERTENGAHAN
Dalam tahapan perkembangan, masa kanak-kanak pertengahan atau
anak dalam usia sekolah memiliki rentang usia mulai dari usia 6 tahun
sampai 11 tahun (Santrock, 2011; Berk, 2012; Papalia & Fieldman, 2014).
Erikson (1950) dalam tahapan perkembangannya menyebutkan bahwa anak
di usia masa anak-anak pertengahan telah memiliki konflik psikologis dalam
dirinya, yaitu tekun vs rendah diri (industry vs inferiority). Dengan berada
pada tahapan ini, anak-anak yang tekun memiliki konsep diri yang positif dan
realistis, bangga terhadap apa yang telah dicapai, memiliki tangung jawab
moral, serta mampu secara kooperatif berpartisipasi dengan teman sebaya.
Namun, terdapat pula kemungkinan adanya hal yang membuat anak menjadi
rendah diri, sehingga mereka menjadi kurang menghargai dirinya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Perasaan rendah diri tersebut menjadikan anak merasa tidak mampu untuk
berkembang di lingkungannya, terlebih lagi ketika keluarga tidak
mempersiapkan anaknya untuk menghadapi lingkungan (Berk, 2012).
Berkaitan dengan emosi, anak dalam masa kanak-kanak pertengahan
mengalami perubahan dalam memahami emosi dalam dirinya serta
meregulasi emosi diri tersebut (Berk, 2012). Thompson (1991) menyebutkan
bahwa anak di usia sekolah memiliki peningkatan dalam pemahaman
emosional. Hal tersebut terlihat dari kemampuan anak yang lebih menyadari
akan adanya ketidaksesuaian antara ekspresi pengungkapan emosional dan
pengalaman internal, lebih mampu memerhatikan emosi serta mengatur
pengungkapan perasaannya. Anak yang berada pada usia sekolah menyadari
bahwa individu dapat mengalami emosi yang berbeda dalam waktu yang
berurutan ataupun bersamaan, juga mulai memahami bahwa emosi dapat
muncul kembali ketika individu mengingat kembali pengalaman emosional
sebelumnya yang positif ataupun negatif.
Selain itu, anak di usia sekolah mengalami peningkatan dalam
kemampuan coping yang adaptif (Thompson, 1991). Hal ini didukung oleh
Shields dan Chicchetti (1997) yang menyatakan bahwa anak mampu
meningkatkan strategi coping kognitif untuk pemecahan masalah dan tidak
bergantung pada pencarian dukungan. Anak juga menjadi lebih menjaga
dalam menunjukkan emosi yang muncul dalam dirinya, karena ia menyadari
bahwa apa yang ia tampilkan dapat memengaruhi respon orang lain di
sekitarnya (Shields & Chicchetti, 1997 ; Thompson, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Anak di usia sekolah menyadari bahwa terdapat berbagai strategi dalam
pengaturan emosi yang telah mereka kuasai dan menggunakan strategi
tertentu yang dirasa paling adaptif dalam suatu situasi tertentu (Shields &
Chiccetti, 1997). Secara lebih spesifik Shields dan Chicchetti (1997)
menjelaskan bahwa anak usia 10 tahun lebih menggunakan penilaian kembali
(reappraisal) dan supresi (suppression) sebagai strategi regulasi emosinya.
Strategi penilaian kembali (reappraisal) dilakukan anak dengan
memodifikasi situasi yang dialami untuk meredam atau meingkatkan gairah
emosi yang dirasakan, seperti contohnya individu yang menenangkan diri
dengan berpikir bahwa cerita sedih yang didengarkannya hanyalah sebuah
cerita (Callear, Harvey, & Bimler, 2016 ; Thompson, 1991). Sedangkan
strategi supresi (suppression) dilakukan anak dengan menjauhi stressor
munculnya emosi yang tidak dapat dikontrol (Shields & Chicchetti, 1997 ;
Thompson, 1991). Kemampuan anak dalam memahami emosi dalam dirinya
ini dipengaruhi oleh perkembangan kognitif dan pengalaman sosial anak
tersebut (Hoffman, 2000; dalam Berk, 2012).
Mengenai perkembangan sosial dan emosi, anak usia pertengahan
ketika sudah menginjak usia 9-11 tahun telah mengerti tentang kegagalan dan
keberhasilan. Hal tersebut dapat memberikan pengaruh positif terhadap
perkembangan anak (Notoatmodjo, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
D. HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM
PENDIDIKAN DAN REGULASI EMOSI PADA ANAK USIA 9-11
TAHUN
Setiap orangtua memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak-
anaknya. Salah satu hal yang dapat dilakukan orangtua untuk menjalankan
perannya adalah dengan terlibat dalam kegiatan anak, salah satunya terlibat
dalam pendidikan. Hornby (2011) menyatakan bahwa keterlibatan orangtua
dalam pendidikan tidak hanya dapat meningkatkan perkembangan anak di
bidang pendidikan saja, tetapi juga di berbagai aspek. Pernyataan ini
didukung oleh Grolnick dkk (1997) yang menjelaskan bahwa keterlibatan
orangtua dalam pendidikan juga berkaitan dengan perkembangan anak di
aspek emosional dan personal, tidak hanya mengenai kegiatan belajar anak
saja.
Hoover-Dempsey dan Sandler (2012) telah mengelompokkan bentuk-
bentuk keterlibatan orangtua dalam pendidikan menjadi empat bentuk.
Bentuk-bentuk tersebut adalah (1) nilai, tujuan, ekspektasi dan aspirasi, (2)
keterlibatan dalam kegiatan di rumah, (3) keterlibatan dengan guru atau
sekolah, (4) keterlibatan dalam kegiatan di sekolah. Keempat bentuk
keterlibatan orangtua tersebut yang akan menjadi dasar pengukuran variabel
keterlibatan orangtua dalam pendidikan.
Bentuk keterlibatan orangtua dalam pendidikan yang pertama adalah
nilai, tujuan, ekspektasi, dan aspirasi. Yang dimaksud dalam hal ini adalah
penanaman nilai, tujuan, harapan, dan aspirasi orangtua kepada anak-anaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
melalui proses komunikasi yang terjalin dengan baik. Orangtua dapat terlibat
dalam penanaman nilai, tujuan, ekspektasi, dan aspirasi anak dengan
membagikan pengalamannya melalui cerita hidup. Anak juga dapat
mengetahui nilai, tujuan, ekspektasi, dan aspirasi orangtua melalui observasi
dan me-modelling orangtua. Hal tersebut dapat memengaruhi suasana
emosional yang dimiliki anak (Morris, 2007). Suasana emosional yang
dimiliki anak pun dapat memengaruhi kemampuan anak dalam
meregulasikan emosinya (Morris, Silk, Steinberg, Myers, & Robinson, 2007).
Selain dalam penanaman nilai-nilai kepada anak, orangtua juga terlibat
dalam kegiatan di rumah. Keterlibatan orangtua dalam kegiatan anak di
rumah dapat ditunjukkan dengan memperlihatkan ketertarikan pada kegiatan
anak, seperti halnya mendiskusikan kegiatan tersebut dengan anak dan
memonitor pekerjaan anak (Hoover-Dempsey & Sandler, 2012 ; Why is
Parent Involvement Important?, 2012). Dengan terlibat dalam kegiatan anak
di rumah, orangtua dapat lebih jelas mengetahui segala kegiatan yang
anaknya jalani. Hal ini dikarenakan secara langsung orangtua melihat dan
memonitor kegiatan anak (Why is Parent Involvement Important?, 2012).
Selain itu, anak juga dapat lebih memahami berbagai implikasi yang dapat
dilakukan untuk mengelola emosi di setiap situasi yang dialami dari
orangtua. Orangtua menjelaskan kepada anak mengenai bagaimana anak
dapat menilai emosi yang muncul dari suatu situasi dengan memberikan
informasi berkaitan dengan suatu situasi tersebut, penyebab dari emosi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dirasakan atau yang diobservasi dari orang lain, dan menerapkan aturan
berkaitan dengan perasaan atau emosi (Gross, 2007).
Keterlibatan orangtua dalam pendidikan lainnya dapat dilakukan
dengan menjalin komunikasi dengan guru dan pihak sekolah. Murray et al
(2014) menyatakan bahwa orangtua yang lebih terlibat dalam aktivitas
pendidikan dengan anaknya di rumah akan lebih terlibat dan dapat
berkomunikasi lebih dengan sekolah. Komunikasi yang terjalin dengan guru
atau pihak sekolah dapat dilakukan secara efektif dengan adanya sikap saling
menghormati dan saling mendengarkan antara kedua belah pihak (Hoover-
Dempsey & Sandler, 2012). Hal tersebut akan membantu orangtua dalam
mengetahui perkembangan anaknya di sekolah, termasuk dalam
perkembangan emosional anak. Dengan mengetahui perkembangan
emosional anak di sekolah melalui pihak guru atau sekolah, orangtua dapat
mengetahui apakah anak menggunakan strategi regulasi emosi dengan baik
dalam merespon suatu situasi yang ada di kelas sesuai dengan tahapan
perkembangan emosi di usianya.
Tidak hanya menjalin komunikasi dengan guru dan pihak sekolah,
orangtua juga dapat terlibat dengan cara ikut serta dalam kegiatan-kegiatan di
sekolah. Dengan terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang diikuti anak di
sekolah, orangtua dapat melihat secara langsung kapasitas emosi anak dalam
merespon suatu situasi yang ada. Lebih spesifiknya lagi, orangtua dapat lebih
memahami perkembangan anak dalam mengekspresikan emosi yang muncul
dan dirasakan serta meregulasikan emosinya (Hoover-Dempsey & Sandler,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2012). Orangtua dapat melihat apakah anak dapat memfokuskan emosinya
terhadap suatu hal sehingga anak memiliki relasi yang baik dan positif
dengan teman sebaya dan gurunya, serta meningkatkan prestasi akademiknya
(Eisenberg, Valiente, & Eggum, 2010).
Orangtua merupakan orang yang pertama kali mengenalkan dan
menanamkan pentingnya pembentukan dan perkembangan karakter anak,
salah satunya dalam hal emosi (Thompson & Meyer, 2007). Keterlibatan
yang diberikan orangtua akan membantu anak mengenal dan mengatur emosi
dalam dirinya serta memahami emosi-emosi yang muncul di luar dirinya.
Tidak hanya itu, anak yang memahami emosi dan dapat mengaturnya dengan
baik dapat menjalin relasi yang baik juga dengan orang-orang di sekitarnya
sehingga anak mampu menjalin relasi sosial yang baik. Keterlibatan yang
dilakukan orangtua sendiri tidak hanya sebatas kegiatan-kegiatan atau hal-hal
di rumah, tapi juga keterlibatan yang berkaitan dengan pencapaian anak
dalam pendidikan. Salah satunya adalah dengan menjalin komunikasi dengan
guru dan sekolah. Dalam penelitian ini, keterlibatan orangtua mencoba untuk
menjadi jembatan dalam perkembangan regulasi emosi anak usia sekolah.
E. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti merumuskan suatu hipotesis
penelitian yaitu adanya hubungan positif antara keterlibatan orangtua dalam
pendidikan dan regulasi emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIANPenelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis studi
korelasional. Penelitian dengan studi korelasional merupakan salah satu
jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk meninjau keterkaitan
antara satu variabel dengan variabel lainnya yang didasari oleh koefisien
korelasi (Suryabrata, 2008). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat hubungan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan
regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun.
B. VARIABEL PENELITIANPenelitian ini menggunakan satu variabel bebas dan satu variabel
tergantung, yaitu:1. Variabel bebas (x) : Keterlibatan orangtua dalam pendidikan2. Variabel tergantung (y) : Regulasi emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIANDefinisi operasional kedua variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:1. Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan
Keterlibatan orangtua dalam pendidikan adalah bentuk partisipasi
dan komunikasi dengan ayah dan ibu berkaitan dengan pengalaman,
pendidikan, kepercayaan, dan perilaku untuk mendukung keberhasilan
pendidikan anak. Orang tua yang dimaksud dalam hal ini adalah ayah
dan ibu kandung. Hal ini diinformasikan peneliti kepada subjek pada
saat pengambilan data. Keterlibatan orangtua dalam pendidikan diukur
dengan skala keterlibatan orangtua dengan menggunakan skala Likert,
dengan melihat dari sudut pandang anak. Pemilihan sudut pandang
anak sebagai fokus keterlibatan orangtua dalam pendidikan di
penelitian ini dikarenakan peneliti ingin melihat yang dirasakan anak
mengenai keterlibatan orangtuanya. Skala ini disusun oleh peneliti
dengan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Hoover-
Dempsey dan Sandler (2012). Skor dalam skala penelitian ini
diperoleh dari total keseluruhan skor. Total skor yang diperoleh dari
skala ini menunjukkan tingkat keterlibatan orangtua dalam pendidikan.
Semakin tinggi skor keterlibatan orangtua, maka semakin tinggi pula
keterlibatan orangtua terhadap keterlibatan anak, dan begitu pula
sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Regulasi EmosiRegulasi emosi adalah pengaturan emosi yang dilakukan di dalam
diri individu, berkaitan dengan waktu mereka memilikinya serta cara
dalam merasakan dan mengekspresikan emosi tersebut. Regulasi emosi
diukur dengan skala regulasi emosi dengan menggunakan skala Likert
yang dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gross (2007).
Penyusunan skala regulasi emosi dilakukan oleh Arung-Padang,
Daniel, Rasman, dan Wulandari (2017). Perolehan skor pada skala ini
didapat dari total keseluruhan skor dalam skala, dimana total skor
tersebut menunjukkan tingkat regulasi emosi anak. Semakin tinggi
skor regulasi emosi, maka semakin baik pula regulasi emosi yang
dimiliki anak. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor regulasi
emosi, maka semakin rendah regulasi emosi anak.
D. SUBJEK PENELITIANPengambilan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive
sampling, yaitu penarikan sampel dengan cara memilih subjek berdasarkan
kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. Peneliti menetapkan bahwa
karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak berusia 9-11
tahun dan tinggal bersama dengan kedua orangtua kandung yang lengkap.
Alasan peneliti menetapkan subjek dengan anak berusia 9-11 karena anak
dengan usia tersebut terbilang cukup paham mengenai pengisian
kuesioner. Selain itu, anak usia 9-11 tahun sedang menginjak masa dimana
mereka akan menghadapi masa remaja yang cenderung mengalami banyak
gejolak di hidupnya. Berkaitan dengan kemampuan emosi, anak berusia 9-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
11 tahun mampu mengenali adanya emosi-emosi yang muncul baik dalam
dirinya maupun yang terlihat dari orang lain. Anak-anak tersebut juga
telah memahami strategi-strategi yang dapat digunakan dalam pengaturan
emosi dan menerapkannya (Shields & Chiccetti, 1997).
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATAPeneliti menggunakan metode penyebaran skala, di mana skala
digunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian. Ada dua jenis skala
yang dibuat oleh peneliti untuk diberikan dan diisi oleh responden dalam
penelitian. Skala pertama mengukur Keterlibatan Orangtua dalam
Pendidikan yang diukur dari persepsi anak untuk mengetahui apa yang
dirasakan anak mengenai keterlibatan orangtua dalam pendidikan mereka,
dan skala kedua mengukur Regulasi Emosi pada anak. Dalam menyusun
skala yang akan digunakan dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang
perlu dilakukan, yaitu:
1. Penyusunan Blue Print1.1 Keterlibatan orangtua dalam pendidikan
Skala keterlibatan orangtua dalam pendidikan di penelitian
ini memiliki 4 karakteristik yang membentuk adanya
keterlibatan orangtua. Dari 3 karakteristik, peneliti menurunkan
lagi menjadi masing-masing 2 indikator perilaku yang sesuai,
dan 1 karakteristik terakhir menjadi 1 indikator perilaku
sehingga menjadi 7 indikator perilaku. Skala ini peneliti susun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berdasarkan bentuk-bentuk yang dikemukakan oleh Hoover-
Dempsey dan Sandler, (2012). Skala keterlibatan orangtua
dalam pendidikan dapat dilihat pada tabel 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 3.1Blue print skala keterlibatan orangtua dalam pendidikan.
BentukItem
Favorable Unfavorable1.
Nilai, tujuan, ekspektasi,aspirasi
- Komunikasi yangbaik terjalin antaraorangtua dan anak
- Penerapan nilai-nilai
3
3
3
3
2. Keterlibatan dalam kegiatandi rumah
- Berdiskusi mengenaikegiatan anak
- Terlibat dalampengambilankeputusan anakdalam berbagai hal
- Memonitorpekerjaan anak
2
2
2
2
2
2
3. Komunikasi dengan guruatau sekolah
- Komunikasi yangbaik terjalin antaraorangtua denganpihak sekolah atauguru
4 4
4 Keterlibatan dalam kegiatandi sekolah
- Mendukung kegiatandi sekolah
4 4
Total 20 20
1.2 Regulasi EmosiSama halnya dengan pengukuran variabel persepsi
keterlibatan orangtua, variabel regulasi emosi juga diukur
dengan metode skala. Peneliti membuat skala tersebut
berdasarkan 2 strategi regulasi emosi yang dikemukakan oleh
Gross (2007), yaitu reappraisal dan suppression. Dari kedua
strategi tersebut, dibuatlah pernyataan-pernyataan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
berkaitan dengan indikator. Skala strategi regulasi emosi dapat
dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2Blue print skala strategi regulasi emosi.
Strategi Regulasi EmosiItem
Favorable Unfavorable1. Cognitive change
- Reappraisal 8 82. Response modulation
- Suppression 8 8Total 16 16
2. Penyusunan Butir ItemBerdasarkan hasil pemahaman konteks dari studi literatur, peneliti
menyusun butir item-item berdasarkan kondisi yang dirasakan anak
usia 9-11 tahun. Kedua skala ini perlu diujicoba terlebih dahulu untuk
memilih item yang benar-benar reliabel digunakan pada skala
penelitian. Pembagian item favorable dan unfavorable pada kedua
skala dapat dilihat di tabel 3.3 dan 3.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 3.3Distribusi item skala keterlibatan orangtua dalam pendidikansebelum uji coba.
BentukItem
JumlahFavorable Unfavorable
1. Nilai, tujuan,ekspektasi, aspirasi
a. Komunikasiyang baikterjalin antaraorangtua dananak
b. Penerapan nilai-nilai
1, 9, 17
25, 37, 5
6, 14, 22
32, 10, 2
6
6
2. Keterlibatan dalamkegiatan di rumah
a. Berdiskusimengenaikegiatan anak
b. Terlibat dalampengambilankeputusan anakdalam berbagaihal
c. Memonitorpekerjaan anak
13, 21
29, 39
3, 11
18, 26
34, 36
8, 16
4
4
4
3. Komunikasi denganguru atau sekolah
a. Komunikasiyang baikterjalin antaraorangtua denganpihak sekolahdan guru
19, 27, 33, 7 24, 30, 12, 4 8
4. Keterlibatan dalamkegiatan di sekolah
a. Mendukungkegiatan disekolah
15, 23, 31,35
20, 28, 38, 40 8
Total 20 20 40
Sesuai dengan yang tertera pada tabel 3.3, skala
keterlibatan orangtua dalam pendidikan terdiri dari 40 item. Item-
item tersebut merupakan gabungan dari 20 item bersifat favorable
dan 20 item bersifat unfavorable. Jumlah item di masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
bentuk keterlibatan orangtua berbeda-beda. Perbedaan tersebut
dikarenakan bentuk ketiga dan keempat dari keterlibatan orangtua
tidak memiliki pengaruh yang besar untuk melihat keluasan tingkat
keterlibatan orangtua (Hoover-Dempsey & Sandler, 2010). Selain
itu, Hornby (2011) juga mengungkapkan bahwa keterlibatan
orangtua terhadap anak dapat dilakukan secara lebih langsung dan
intens di rumah. Crocker dan Algina (2008) menyatakan bahwa
jumlah butir dalam komponen yang dirasa lebih penting bisa lebih
banyak dibandingkan dengan komponen lainnya.
Tabel 3.4Distribusi item skala strategi regulasi emosi sebelum uji coba.
Strategi Regulasi EmosiItem
JumlahFavorable Unfavorable
1. Cognitive changea. Reappraisal
1, 3, 5, 7, 9,11, 13, 15
17, 19, 21,23, 25, 27,
29, 31
16
2. Response modulationa. Suppression
18, 20, 22,24, 26, 28,
30, 32
2, 4, 6, 8, 10,12, 14, 16
16
Total 16 16 32
Tabel 3.4 di atas menjelaskan bahwa skala regulasi emosi terdiri
dari 32 item yang terdiri dari 16 item favorable dan 16 item
unfavorable. Jumlah item di setiap strategi regulasi emosi memiliki
komposisi yang seimbang.Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Likert. Skala Likert merupakan skala yang berisi pernyataan-
pernyataan untuk mengukur atribut psikologis tertentu, dimana
responden dalam penelitian diminta untuk menyatakan kesetujuan
ataupun ketidaksetujuannya dalam suatu kontinum (Supratiknya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2014). Terdapat 4 kategori jawaban yang diberikan pada setiap
pernyataan dalam skala berdasarkan metode Likert, yaitu sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju
(STS). Keempat alternatif jawaban tersebut dibuat menjadi empat
kategori agar responden dapat memberikan respon yang benar-benar
sesuai dan diyakini responden, serta agar responden tidak
memberikan respon netral atau ragu-ragu (Azwar, 2012).Penilaian skor item pada skala keterlibatan orangtua dalam
pendidikan dikatakan bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh
responden maka semakin tinggi kecenderungan responden merasakan
adanya keterlibatan orangtua dan begitu sebaliknya, semakin rendah
skor yang diperoleh responden maka semakin rendah kecenderungan
responden merasakan keterlibatan orangtua. Penilaian yang sama juga
berlaku dalam skala regulasi emosi. Skor yang diberikan untuk
masing-masing pilihan jawaban memiliki rentang dari nilai 1 sampai
4. Berikut tabel yang menjelaskan penilaian skor item pada kedua
skala dalam penelitian ini:
Tabel 3.5Skor penilaian skala.
JawabanPernyataan
Favorable UnfavorableSangat Setuju (SS) 4 1Setuju (S) 3 2Tidak Setuju (TS) 2 3Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
3. Review dan Revisi ItemItem-item skala kedua variabel penelitian yang telah dibuat di-
review oleh dosen pembimbing skripsi. Review item skala ini perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dilakukan untuk melihat apakah item-item tersebut tepat dan sesuai
mencerminkan definisi konseptual dan indikator-indikator variabel,
serta melihat ketepatan pemilihan kata dalam setiap item. Setelah
dilakukan review oleh dosen pembimbing skripsi, peneliti melakukan
revisi item berdasarkan evaluasi yang telah diberikan. Lalu, peneliti
dapat mulai melakukan pengujian validitas isi skala.
4. Perhitungan Validitas IsiSupratiknya (2014) mengungkapkan bahwa validitas merupakan
kualitas penting untuk menunjukkan sejauh mana alat tes mengukur
atribut psikologis yang ingin diukur. Oleh sebab itu, peneliti
melakukan pengujian validitas. Validitas yang digunakan peneliti
adalah validitas isi. Tujuan dilakukannya validitas isi adalah melihat
kesesuaian antara aspek dan atribut yang diukur pada skala
menggunakan metode professional judgement dan peer judgement.
Dalam hal ini, peneliti meminta bantuan pada dosen pembimbing
skripsi (sebagai professional judgement) dan sembilan orang
mahasiswa yang sama-sama sedang mengerjakan skripsi (sebagai
peer judgement).Setelah melakukan professional judgement dan peer judgement,
peneliti melakukan perhitungan IVI-I dan IVI-S. IVI-I merupakan
indeks validitas isi yang menunjukkan taraf relevansi item dengan
atribut psikologis yang diukur. Terdapat dua bagian kategori
penilaian, yaitu penilaian 1 dan 2 diberi skor 0 dengan arti tidak
relevan, sedangkan penilaian 3 dan 4 diberi skor 1 berarti relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Selanjutnya, dilakukan perhitungan IVI-I dengan cara menjumlahkan
penilai yang memberikan skor 3 atau 4 dibagi dengan jumlah total
penilai. Butir item dapat dikatakan relevan jika hasil skor mencapai
>0,78. Item dengan hasil skor yang kurang dari 0,78 perlu direvisi
atau digugurkan.Perhitungan selanjutnya adalah perhitungan IVI-S, yang
merupakan indeks validitas isi skala dengan menghitung rerata
proporsi item-item yang mendapatkan nilai 3 atau 4 dengan skor 1
oleh semua penilai (dosen pembimbing skripsi sebagai expert
jugdement dan sembilan orang mahasiswa tingkat akhir sebagai peer
judgement). Untuk mengetahui IVI-S dalam skala, peneliti
menghitung dengan menjumlahkan IVI-I kemudian membaginya
dengan jumlah item (IVI-S = Jumlah IVI-I / Jumlah Item). Sebuah
skala memiliki validitas isi yang baik jika memperoleh skor IVI-S
sebesar >0,90 (Polit & Beck, 2006; dalam Supratiknya, 2016).Hasil validitas isi skala keterlibatan orangtua dalam pendidikan
adalah IVI-S = 36,33 / 40 = 0,91. Sedangkan, hasil validitas isi skala
regulasi emosi adalah IVI-S = 31,07 : 32 = 0,93. Kedua hasil tersebut
membuktikan bahwa skala keterlibatan orangtua dalam pendidikan
dan skala regulasi emosi memiliki validitas isi yang baik.
5. Uji Coba Alat UkurSetelah selesai melakukan pengecekan validitas isi, peneliti
melakukan uji coba alat ukur untuk mengetahui apakah item-item
pada skala dapat dijadikan alat ukur dalam penelitian. Uji coba ini
dilakukan pada kelompok responden yang memiliki karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sama dengan kelompok responden penelitian sesungguhnya, yaitu
anak-anak dengan usia 9 sampai 11 tahun. Alat ukur keterlibatan
orangtua dalam pendidikan diujicobakan pada siswa-siswi kelas IV
dan V di SD BPK Penabur Bogor. Uji coba tersebut dilakukan di
dalam kelas pada tanggal 22 Februari 2018, dengan total 140 siswa
dan siswi. Sedangkan, alat ukur variabel regulasi emosi diujicobakan
pada siswa-siswi kelas IV dan V di SD Pangudi Luhur Yogyakarta
tanggal 3 Februari 2018 dengan subjek 66 siswa dan siswi.Berikut prosedur uji coba yang dilakukan: pertama-tama peneliti
membagikan skala pada responden. Selanjutnya, responden diminta
untuk membaca petunjuk pengisian skala dan menuliskan identitas
pada tempat yang tersedia. Peneliti juga mengingatkan responden
untuk mengisi skala tersebut sesuai dengan keadaan responden saat
ini. Tidak ada batasan waktu yang diberikan ketika responden mengisi
skala tersebut. Pada skala keterlibatan orangtua dalam pendidikan, peneliti
menyebar 140 booklet skala. Ketika uji coba, 124 booklet skala uji
coba kembali dan 62 booklet memenuhi syarat untuk dianalisis.
Booklet-booklet lainnya tidak memenuhi kriteria yang ditentukan
peneliti, sehingga secara otomatis tereliminasi dan tidak dapat
dianalisis. Lalu, pada skala regulasi emosi, peneliti menyebar 66
booklet skala yang semuanya kembali dan memenuhi kriteria untuk
dianalisis. Uji coba alat ukur dilanjutkan dengan seleksi item menggunakan
aplikasi SPSS 18 for Windows. Seleksi item dilakukan berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
korelasi item total yang memiliki batasan rix ≥0,20 (Azwar, 2012).
Batasan rix ≥0,20 ditentukan karena jika menggunakan batasan yang
lebih tinggi, jumlah item yang lolos sangat sedikit dan item-item
tersebut tidak mewakili semua indikator. Item yang memperoleh hasil
koefisien korelasi item total minimal 0,20 dapat dikatakan memiliki
daya diskriminasi yang cukup baik. Sebaliknya, item dengan hasil
koefisien korelasi item total di bawah 0,20 dapat dikatakan memiliki
daya diskriminasi rendah dan harus digugurkan (Azwar, 2012). Blue print skala keterlibatan orangtua dalam pendidikan dapat
dilihat pada tabel 3.6:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 3.6Distribusi item skala keterlibatan orangtua dalam pendidikan setelahuji coba.
BentukItem
Jumlah HasilFavorable Unfavorable
1. Nilai, tujuan, ekspektasi, aspirasia. Komunikasi yang
baik terjalin antaraorangtua dan anak
b. Penerapan nilai-nilai
1*, 9, 17*
25*, 37, 5*
6, 14*, 22
32*, 10*, 2*
6
6
3
12. Keterlibatan dalam
kegiatan di rumaha. Berdiskusi
mengenai kegiatananak
b. Terlibat dalampengambilankeputusan anakdalam berbagai hal
c. Memonitorpekerjaan anak
13, 21
29, 39
3*, 11
18, 26
34, 36*
8*, 16
4
4
4
4
3
2
3. Komunikasi dengan guru atau sekolaha. Komunikasi yang
baik terjalin antaraorangtua denganpihak sekolah danguru
19, 27, 33,7
24*, 30*, 12,4
8 6
4. Keterlibatan dalam kegiatan di sekolaha. Mendukung
kegiatan disekolah
15, 23, 31,35
20, 28, 38*,40
8 7
Total 20 20 40 26Keterangan : (*) item yang gugur
Hasil pada tabel 3.6 menunjukkan bahwa terdapat 14 item yang
gugur pada skala persepsi terhadap keterlibatan orangtua dalam
pendidikan. Item yang lolos dan dapat dipakai menjadi alat tes
sebanyak 26 item. Selanjutnya, blue print skala keterlibatan orangtua
dalam pendidikan dapat dilihat pada tabel 3.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3.7Distribusi item final skala keterlibatan orangtua dalam pendidikansetelah uji coba.
BentukItem
Jumlah BobotFavorable Unfavorable
1. Nilai, tujuan, ekspektasi, aspirasia. Komunikasi yang
baik terjalin antaraorangtua dan anak
b. Penerapan nilai-nilai
12
2
1, 21
-
3
1
11,54%
3,85%2. Keterlibatan dalam
kegiatan di rumaha. Berdiskusi
mengenai kegiatananak
b. Terlibat dalampengambilankeputusan anakdalam berbagai hal
c. Memonitorpekerjaan anak
22, 11
25, 9
5
13, 16
23
26
4
3
2
15,38%
11,54%
7,70%
3. Komunikasi dengan guru atau sekolaha. Komunikasi yang
baik terjalin antaraorangtua denganpihak sekolah danguru
6, 7, 15, 24 8, 19 6 23,07%
4. Keterlibatan dalam kegiatan di sekolaha. Mendukung
kegiatan disekolah
18, 20, 3, 4 10, 14, 17 7 26,92%
Total 15 11 26 100%
Berikut adalah hasil blue print skala regulasi emosi setelah dilakukan
uji coba alat ukur:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 3.8Distribusi item skala regulasi emosi setelah dilakukan uji coba.
Strategi Regulasi EmosiItem
Jumlah HasilFavorable Unfavorable
1. Cognitive changeb. Reappraisal
1*, 3^, 5, 7,9*, 11*, 13^,
15^
17*, 19, 21,23, 25, 27^,
29^, 31
16 12
2. Response modulationb. Suppression
18, 20*,22*, 24*,
26, 28, 30*,32*
2*, 4*, 6, 8*,10, 12*, 14, 16
16 7
Total 16 16 32 19Keterangan : (*) item yang gugur
(^) item yang digugurkan
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dari tabel 3.8, terdapat 13 item
yang gugur dari skala regulasi emosi. Namun, untuk menyamakan
jumlah item dari kedua indikator, 5 item dari indikator reappraisal
digugurkan sehingga terdapat 14 item yang lolos dan dipakai menjadi
alat tes. Blue print final skala regulasi emosi dapat dilihat pada tabel
3.9.
Tabel 3.9Distribusi item final skala regulasi emosi setelah uji coba.
Strategi RegulasiEmosi
ItemJumlah Bobot
Favorable Unfavorable1. Cognitive change
a. Reappraisal 19, 18 6, 8, 13, 9, 4 7 50%2. Response modulation
a. Suppression2, 4, 6,9, 11,12, 1
- 7 50%
Total 9 5 14 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
F. Reliabilitas Alat UkurEstimasi reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat
ukur. Koefisien reliabilitas penelitian ini ditentukan dalam rentang angka
dari 0 sampai dengan 1,00. Bila koefisien reliabilitas semakin tinggi
mendekati angka 1,00, maka dapat dikatakan alat ukur tersebut semakin
reliabel (Azwar, 2012). Reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
analisis Alpha Cronbach menggunakan alat bantu SPSS 18 for Windows.Uji coba yang telah dilakukan menghasilkan nilai koefisien Alpha
Cronbach pada skala persepsi terhadap keterlibatan orangtua sebesar
0,831. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala persepsi terhadap
keterlibatan orangtua reliabel. Sedangkan, perolehan nilai koefisien Alpha
Cronbach skala regulasi emosi sebesar 0,805. Dengan adanya perolehan
nilai tersebut, dapat dikatakan bahwa skala regulasi emosi merupakan
skala yang reliabel.
G. Metode Analisis DataSebagai metode analisis data dalam penelitian ini, peneliti perlu
melakukan uji asumsi terlebih dahulu sebelum melakukan uji hipotesis.
Uji asumsi dan uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan
aplikasi SPSS 18 for Windows.1. Uji Asumsi Data Penelitian
1.1 Uji NormalitasUji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
normal atau tidaknya persebaran populasi data penelitian
(Priyatno, 2017). Persebaran data yang normal atau tidaknya
ditentukan dari signifikansi data. Apabila nilai signifikansi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dari 0,05 (p > 0,05) maka dapat dikatakan sebagai data yang
terdistribusi normal, sedangkan apabila nilai signifikansi kurang
dari 0,05 (p < 0,05) maka dapat dikatakan bahwa data tidak
terdistribusi secara normal (Priyatno, 2017).
1.2 Uji LinearitasUji linearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
apakah dua variabel dalam penelitian memiliki hubungan yang
linear atau tidak (Priyatno, 2017). Hubungan antar variabel ini
juga menganalisis adanya pengingkatan atau penurunan
kuantitas di suatu variabel yang diikuti secara linear oleh
peningkatan atau penurunan kuantitas pada variabel lainnya.
Jika hasil dari uji linearitas di bawah 0,05 (p < 0,05) maka data
dapat dikatakan linear, sebaliknya jika hasil uji linearitas di atas
0,05 (p > 0,05) maka data dapat dikatakan tidak linear atau
lemah (Santoso, 2010).
2. Uji Hipotesis Data PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan antara
keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi pada anak
usia 9-11 tahun. Oleh karena itu, peneliti menggunakan uji korelasi
sebagai teknik analisis data. Uji korelasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan teknik statistik nonparametrik
dari Charles Spearman. Teknik analisis statistik nonparametrik
memiliki asumsi bahwa data tidak harus memiliki distribusi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
normal (Siregar, 2013). Peneliti memilih untuk menggunakan teknik
statistik nonparametris dari Charles Spearman untuk mengantisipasi
adanya hasil perolehan data yang tidak terdistribusi secara normal.
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Maret 2018 di SD Budi
Mulia Bogor. Sekolah ini terdiri dari 3 kelas di setiap angkatannya
yaitu kelas IV A sejumlah 36 siswa, kelas IV B sejumlah 39 siswa,
kelas IV C sejumlah 37 siswa, kelas V A sejumlah 43 siswa, kelas V B
sejumlah 43 siswa, dan kelas V C sejumlah 42 siswa. Prosedur
pengambilan data yang dilakukan tidak berbeda dengan proses
pengambilan data pada tahap uji coba. Peneliti menanyakan kesediaan
subjek untuk berpartisipasi, kemudian peneliti membagikan skala yang
perlu diisi oleh subjek. Setelah itu, peneliti mengarahkan subjek untuk
membaca petunjuk pengisian skala dan menuliskan identitas. Subjek
diingatkan untuk mengisi skala dengan jujur dan tidak ada batasan
waktu dalam pengisian skala tersebut.Pengambilan data dimulai pada pukul 07.00 WIB. Peneliti
memasuki kelas secara berurutan dari kelas IV A, IV B, IV C, V A, V
B, dan terakhir V C. Waktu pengambilan data kurang lebih selama 40
menit di masing-masing kelas. Karena terpotong waktu istirahat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
selama 20 menit, pengambilan data dibagi menjadi kelas IV pada
waktu sebelum istirahat dimulai dan pengambilan data kelas V
dilakukan setelah waktu istirahat selesai. Peneliti selesai mengambil
data di semua kelas pada pukul 11.20 WIB.Selama pengambilan data berlangsung, para subjek mengisi skala
dengan fokus. Hal ini terlihat dari sikap mereka dalam merespon setiap
pernyataan dalam kedua skala dengan duduk tegak menghadap meja
dan kepala tertunduk. Ketika kebingungan dalam memahami
pernyataan dalam skala, para subjek mengacungkan jarinya dan
bertanya kepada peneliti. Untuk menjaga ketenangan dalam
mengerjakan skala, peneliti meminta subjek yang telah selesai mengisi
skala untuk memeriksa kembali pekerjaan mereka. Jika sudah yakin
terhadap pekerjaannya, peneliti mempersilahkan para subjek untuk
berkreasi secara bebas (menggambar, menulis puisi, ataupun bercerita)
di halaman paling belakang booklet skala yang kosong. Peneliti
memberikan instruksi untuk mengumpulkan booklet skala ketika
semua subjek telah selesai mengisi skala dan memastikan semua
pernyataan telah terjawab.
2. Deskripsi Subjek dan Data PenelitianPeneliti menggunakan subjek dari kalangan siswa-siswi kelas IV
dan V SD Budi Mulia Bogor. Dari total subjek penelitian sebanyak 240
anak, 196 anak memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti
sehingga datanya dapat diolah. Data-data identitas subjek dapat dilihat
pada tabel 4.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 4.1Data subjek penelitian.Deskripsi Subjek Keterangan Jumlah Total
Jenis kelamin Laki-laki 75 196Perempuan 121
Usia 9 29 19610 10011 67
Jumlah Saudara 0 21 1961 872 713 134 36 1
Pekerjaan Ayah Wiraswasta 83 196Arsitek 3Pendeta 1Bapak Rumah Tangga 8Tentara 7Guru 5Dosen 1Buruh 2Pekerja Tambang 3PNS 5Pedagang 5Karyawan Swasta 64Polisi 9
Pekerjaan Ibu Ibu Rumah Tangga 162 196Wiraswasta 10Karyawan Swasta 2Pedagang 3PNS 2Guru 6Bidan 2Perawat 6Apoteker 2Dokter 1
Tabel 4.1 menyatakan bahwa subjek penelitian terdiri dari 75 laki-
laki dan 121 perempuan dengan mayoritas berusia 10 tahun ( sebanyak
100 anak). Sebagian besar subjek memiliki 1 orang saudara sebanyak
87 anak. Ayah dari para subjek sebagian besar bekerja sebagai
wiraswasta sebanyak 83. Sedangkan ibu para subjek sebagian besar
merupakan ibu rumah tangga sebanyak 162. Gambaran skor skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi dapat
dilihat pada hasil analisis deskriptif di tabel 4.2.
Tabel 4.2Hasil analisis deskriptif data penelitian.
Statistik Keterlibatan Orangtua dalamPendidikan
Regulasi Emosi
Teoritis Empiris Teoritis EmpirisN 196 196 196 196Xmax 104 100 56 67Xmin 26 59 14 37Mean 65 81,12 47,5 52,43SD 13 7,598 7 4,926Sig 0,000 0,000 0,000 0,000
Analisis deskriptif pada tabel 4.2 menjelaskan bahwa data variabel
keterlibatan orangtua dalam pendidikan sebanyak 196 subjek dengan
skor maksimum sebesar 100, skor minimum sebesar 59, mean sebesar
81,12, dan standar deviasi sebesar 7,598. Selain itu, pada data variabel
regulasi emosi sebanyak 196 responden dengan skor maksimum
sebesar 67, skor minimum sebesar 37, mean sebesar 52,43, dan standar
deviasi sebesar 4,926.Hasil analisis deskriptif menunjukkan adanya perolehan nilai mean
teoritis dan mean empiris. Mean teoritis merupakan rata-rata skor skala
penelitian yang diperoleh dari nilai titik tengah alat ukur. Mean empiris
merupakan rata-rata skor data penelitian yang diperoleh dari angka
rata-rata skor hasil penelitian. Keterlibatan orangtua dalam pendidikan
memperoleh mean teoretis sebesar 65, dan perolehan nilai mean
empiris sebesar 81,12. Sedangkan, variabel regulasi emosi
memperoleh nilai mean teoritis sebesar 47,5 dan mean empiris sebesar
52,43. Perolehan kedua mean tersebut menunjukkan bahwa nilai mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
empiris pada kedua variabel lebih besar dibandingkan dengan nilai
teoritis (mean empiris > mean teoritis).Tabel hasil uji data one sample t-test variabel keterlibatan orangtua
dalam pendidikan menunjukkan adanya nilai signifikansi sebesar
0,000. Nilai signifikansi tersebut menunjukkan bahwa mean empiris
dan mean teoritis memiliki perbedaan yang signifikan. Dengan hal ini,
dapat dikatakan bahwa keterlibatan orangtua dalam pendidikan yang
dimiliki subjek penelitian cenderung tinggi.Sama halnya dengan variabel keterlibatan orangtua dalam
pendidikan, hasil uji data one sampel t-test variabel regulasi emosi
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti adanya
perbedaan signifikan antara nilai mean empiris dan mean teoretis
variabel regulasi emosi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa regulasi
emosi yang dimiliki subjek penelitian cenderung tinggi.
3. Hasil Uji AsumsiPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada atau tidaknya
hubungan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi
emosi pada anak usia 9-11 tahun. Uji asumsi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji normalitas dan uji linearitas.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau
tidaknya sebaran suatu data. Peneliti menggunakan alat bantu
SPSS 18 for Windows dengan Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji
normalitas pada penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 4.3Hasil uji normalitas.
Keterlibatan Orangtua dalamPendidikan
Regulasi Emosi
Statistik 0,047 0,082Df 196 196Signifikansi 0,200 0,001Keterangan Normal Tidak Normal
Hasil uji normalitas pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa
persebaran variabel keterlibatan orangtua dalam pendidikan
bersifat normal. Hal ini dikarenakan perolehan signifikansi variabel
lebih besar daripada 0,05 (p > 0,05). Sedangkan, persebaran
variabel regulasi emosi bersifat tidak normal. Hal ini disebabkan
oleh nilai signifikansi variabel yang lebih kecil dari 0,05 (p <
0,05). 4.2 Uji Linearitas
Pengujian linearitas pada penelitian ini menggunakan test
for linearity dari program SPSS 18 for Windows. Berikut adalah
hasil selengkapnya di tabel 4.5.
Tabel 4.4Hasi uji linearitas.
Uji Linearitas F SigKeterlibatan Orangtua dalam Pendidikan
(combined)Linearity
2,65353,295
0,0000,000
Regulasi Emosi Deviation from linearity 1,026 0,438
Hasil taraf signifikansi yang ditunjukkan pada tabel 13
adalah 0,000. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hubungan
antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi
pada anak usia 9-11 tahun mengikuti fungsi linear. Hal ini
disebabkan perolehan taraf signifikansi linearitas lebih kecil dari
pada 0,05 (p < 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
4.3 Uji HipotesisHasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel regulasi
emosi tidak berdistribusi normal. Oleh sebab itu, peneliti
menggunakan teknik korelasi Charles Spearman dalam program
SPSS 18 for Windows. Hasil uji korelasi keterlibatan orangtua
dalam pendidikan dengan regulasi emosi dapat dilihat pada tabel
4.6.
Tabel 4.5Hasil uji korelasi keterlibatan orangtua dalam pendidikan denganregulasi emosi.
KeterlibatanOrangtua
dalamPendidikan
RegulasiEmosi
Keterlibatan OrangtuadalamPendidikan
Spearman’s Rho CorrelationSig. (1-tailed)N
1
196
0,4160,000
196
RegulasiEmosi
Spearman’s Rho CorrelationSig. (1-tailed)N
0,4160,000
196
1
196
Hasil pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa koefisien korelasi
variabel regulasi emosi dengan keterlibatan orangtua dalam
pendidikan adalah 0,416 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p
< 0,01). Hasil tersebut membuktikan bahwa ada hubungan positif
yang signifikan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan
regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun.
4. Analisis TambahanSetelah melakukan analisis, peneliti tertarik untuk melakukan
analisis tambahan mengenai korelasi antara bentuk-bentuk strategi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
regulasi emosi terhadap keterlibatan orangtua dalalm pendidikan pada
anak. Hasil uji korelasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.6Uji korelasi bentuk-bentuk strategi regulasi emosi dengan keterlibatanorangtua dalam pendidikan.
Suppression
KeterlibatanOrangtua
dalamPendidikan
Reappraisal
Suppression Spearman’s Rho CorrelationCoefficientSig.(1-tailed)N
1,000
.196
0,009
0,448196
-0,214
0,001196
Reappraisal Spearman’s Rho CorrelationCoefficientSig.(1-tailed)N
-0,214
0,001196
0,432
0,000196
1,000
.196
Berdasarkan tabel 4.7, dapat dilihat bahwa strategi suppression
memiliki korelasi terhadap persepsi terhadap keterlibatan orangtua
sebesar 0,009 dengan signifikansi sebesar 0,448. Hal ini menunjukkan
bahwa persepsi terhadap keterlibatan orangtua tidak secara signifikan
mempengaruhi kemampuan suppression anak pada usia sekolah.
Selain itu, nilai korelasi yang diperoleh strategi reappraisal terhadap
keterlibatan orangtua dalam pendidikan sebesar 0,432 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
keterlibatan orangtua dalam pendidikan memiliki pengaruh yang
signifikan pada kemampuan reappraisal anak usia sekolah.
Berdasarkan kedua perolehan nilai tersebut terlihat bahwa korelasi
yang paling besar terhadap keterlibatan orangtua dalam pendidikan
adalah strategi regulasi emosi reappraisal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
B. PEMBAHASANSetelah menjalankan penelitian ini, diperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun.
Hasil tersebut telah membuktikan bahwa hipotesis penelitian ini yang
menyatakan adanya hubungan positif antara keterlibatan orangtua dalam
pendidikan dan regulasi emosi pada anak usia pertengahan diterima.
Dengan demikian, semakin tinggi keterlibatan orangtua dalam pendidikan
anak, maka semakin baik pula kemampuan anak dalam meregulasi emosi
secara positif. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah keterlibatan
orangtua dalam pendidikan anak, semakin rendah pula kemampuan anak
dalam meregulasikan emosinya. Keterlibatan orangtua dalam pendidikan memiliki hubungan
dengan regulasi emosi pada anak di usia pertengahan. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wong (2008) yang menyatakan
bahwa adanya keterlibatan orangtua dapat membentuk regulasi emosi
anak, yang pada akhirnya berdampak pada dukungan otonomi, performa
akademik, dan perilaku mengganggu anak di kelas. Morris, Silk,
Steinberg, Myers, dan Robinson (2007) juga menerangkan bahwa relasi
anak dengan orangtuanya memiliki hubungan terhadap perkembangan
regulasi emosi anak. Keterlibatan orangtua memiliki beberapa bentuk,
yaitu: (1) nilai, tujuan, ekspektasi, dan aspirasi, (2) keterlibatan dalam
kegiatan di rumah, (3) keterlibatan dengan guru atau sekolah, dan (4)
keterlibatan dalam kegiatan di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Orangtua menyampaikan nilai, tujuan, ekspektasi, dan aspirasi
kepada anak dengan berkomunikasi. Komunikasi yang terjalin baik antara
orangtua dan anak dapat meningkatkan relasi antara orang tua dan anak.
Dengan memiliki relasi yang baik, maka nilai, tujuan, ekspektasi, dan
aspirasi orangtua dapat tersampaikan dan tertanam dengan baik oleh anak
untuk diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari termasuk mengenai
perkembangan emosional anak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hoover-
Dempsey dan Sandler (dalam Why is Parent Involvement Important?,
2012) yang menyatakan bahwa penanaman nilai, tujuan, ekspektasi, dan
aspirasi akan membentuk suatu pola dalam pikiran anak sehingga anak
mampu mengenali dan mengelola emosi-emosi yang muncul dalam suatu
situasi. Thompson dan Meyer (2007) juga mendukung pernyataan tersebut
dengan menyatakan bahwa pentingnya orangtua terlibat dengan
mengkomunikasikan nilai, tujuan, ekspektasi, dan aspirasi agar anak
mengetahui bagaimana mereka dapat mengelola perasaan mereka sesuai
dengan budaya dan gender. Keterlibatan dalam kegiatan anak di rumah juga menjadi salah satu
bentuk keterlibatan orangtua dalam pendidikan yang dapat mempengaruhi
regulasi emosi anak. Sesuai dengan pernyataan Hoover-Dempsey dan
Sandler (2012) dan Gross (2007), salah satu cara agar orangtua dapat
terlibat di rumah adalah dengan mengajak anak ikut andil dalam kegiatan
di rumah serta mengawasi dan berdiskusi dengan anak mengenai
pekerjaan rumah dan kegiatan yang sedang dijalani anak. Dengan terlibat
dalam kegiatan anak di rumah, orangtua dapat mendukung perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
anak dalam regulasi emosinya dengan memberikan penjelasan dan arahan
mengenai bagaimana menilai emosi yang muncul pada suatu situasi
(Gross, 2007). Orangtua dapat memberikan informasi mengenai emosi
yang muncul, dirasakan dalam diri, ataupun diobservasi dari orang lain,
serta menerapkan aturan mengenai pengolahan perasaan atau emosi.Selain terlibat dalam kegiatan anak di rumah, orangtua juga dapat
terlibat dalam kegiatan sekolah anak, salah satunya adalah dengan adanya
komunikasi dua arah yang terjalin antara orangtua dan pihak sekolah.
Hoover-Dempsey dan Sandler (2012) menyatakan bahwa hal ini kurang
memiliki peran dalam perkembangan regulasi emosi anak, namun
komunikasi dengan pihak sekolah diperlukan untuk mengetahui
perkembangan belajar anak di sekolah. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang
diadakan di sekolah juga dapat menjadi salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana anak merespon dan
mengekspresikan emosi yang muncul di situasi-situasi yang terjadi di
sekolah.Peneliti melakukan analisis tambahan yang menunjukkan bahwa di
antara kedua strategi regulasi emosi yang telah diujikan dalam penelitian
ini, strategi reappraisal lebih memiliki hubungan dengan keterlibatan
orangtua dalam pendidikan dibandingkan dengan strategi suppression.
Hasil dari analisis tambahan tersebut menunjukkan bahwa individu tidak
hanya menerapkan satu strategi saja dalam kehidupannya sehari-hari,
namun individu dapat memiliki kecenderungan lebih banyak
menggunakan satu strategi dibandingkan yang lainnya. Hal ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
memiliki hubungan dengan tinggi-rendahnya keterlibatan orangtua yang
dirasakan anak dalam pendidikan. Ketika keterlibatan orangtua dalam
pendidikan anak cenderung tinggi, anak mampu cenderung menerapkan
strategi reappraisal. Begitu pula sebaliknya, keterlibatan orangtua yang
cenderung rendah membuat anak cenderung menerapkan strategi
suppression.BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULANPenelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara
keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi pada anak usia
9-11 tahun. Berdasarkan analisis dan pembahasan data penelitian,
diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi
emosi pada anak usia 9-11 tahun. Dari hasil tersebut diketahui bahwa
semakin tinggi keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak maka
kemampuan regulasi emosi anak semakin tinggi, begitu pula sebaliknya,
semakin rendah keterlibatan orangtua yang dirasakan dalam pendidikan
anak maka semakin rendah pula kemampuan regulasi emosi anak di usia
pertengahan. Strategi reappraisal dan suppression juga diterapkan dalam
situasi yang berbeda, di mana reappraisal diterapkan ketika orangtua
terlibat dalam pendidikan anak secara positif dan penerapan suppression
dilakukan ketika orangtua terlibat secara negatif dalam pendidikan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
B. KETERBATASAN PENELITIANKeterbatasan dari penelitian adalah penelitian ini tidak mengontrol faktor
sosial, ekonomi, dan status sosial (SES) serta kondisi lingkungan subjek
saat melakukan pengambilan data. Hal ini menyebabkan banyaknya data
yang tidak terpakai karena usia subjek tidak sesuai dengan kriteria dalam
penelitian, tidak meratanya persebaran sosial ekonomi dan status sosial
dari para subjek. Selain itu, hasil dari penelitian ini tidak dapat
dijustifikasikan. Hasil penelitian ini hanya berlaku di tempat pengambilan
data berlangsung.
C. SARANBerikut adalah beberapa saran yang peneliti ajukan berdasarkan
hasil dan pembahasan dalam penelitian:1. Bagi Orangtua
Orangtua diharapkan untuk mempertahankan dan meningkatkan
keterlibatannya dalam pendidikan sehingga kemampuan regulasi
emosi anak menjadi lebih berkembang.2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini hanya dilakukan pada anak yang menginjak usia
pertengahan, yaitu anak-anak berusia 9-11 tahun, di kelas IV dan V
sekolah dasar. Peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian di
bidang yang sama, hendaknya dapat meneliti tidak hanya mengenai
keterlibatan orangtua dalam bidang pendidikan, tetapi juga dalam
bidang lainnya sehingga dapat memperluas pengetahuan dalam
ilmu psikologi. Data penelitian ini juga hanya diambil dari satu
sekolah. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
penelitian agar dapat memperoleh hasil yang lebih akurat atau
lebih dapat dijustifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Andina, E. (2014). Budaya kekerasan antar anak di sekolah dasar. PusatPengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat JenderalDPR RI, vol. VI, no. 09/I/P3DI/Mei/2014.
Azwar, S. (2015). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bandura, A. (2011). Social cognitive theory. dalam P. A. M. van Lange, A. W.Kruglanski , & E. T Higgins (Eds.). Handbook of Social PsychologicalTheories. (pp. 349373). London: Sage.
Berk, L. E. (2012). Infants, children, and adolescents (7th ed.). New York: PearsonHigher Education.
Budiyanto. (2017). Kronologi kematian siswa SD setelah berkelahi dengantemannya. diunduh darihttps://regional.kompas.com/read/2017/08/10/07305101/kronologi-kematian-siswa-sd-setelah-berkelahi-dengan-temannya
Bukatko, D, & Daehler, M. W. (2004). Child development: 5th ed. New York:Houghton Mifflin Company.
Bukatko. (2008). Child and adolescent development: A chronological approach.Boston: Houghton Mifflin.
Callear, A, Harvey, S.T., & Bimler, D. (2016). Understanding the structure ofchildren’s emotion-regulation strategies. diunduh darihttp://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0165025416647525
Cassidy, J. (1994). Emotion regulation: Influences of attachment relationships.Monographs of The Society for Research in Child Development, vol 59,issue 2-3. Wiley Online Library. diunduh darihttps://doi.org/10.1111/j.1540-5834.1994.tb01287.x
Crocker, L., & Algina, J. (2008). Introduction to classical and modern test theory.Mason: Cengage Learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Davis, H. A. (2003). Conceptualizing the role and influence of student-teacherrelationships on children’s social and cognitive development.Educational Psychologist Journal, vol 38, issue 4. Taylor Francis Online.diunduh dari https://doi.org/10.1207/S15326985EP3804_2
Desforges, C., & Abouchaar, A. (2003). The impact of parental involvement,parental support and family education of pupil achievement andadjustment: A literature review. Queen’s Printer. diunduh di http://good-id-in-schools.eu/sites/default/files/sof_migrated_files/sof_files/impactparentalinvolvment.pdf
Dzakawan, S. (2016). Diejek soal celana robek, bocah SD bunuh teman karibnya.diambil darihttps://news.okezone.com/read/2016/11/14/340/1540445/diejek-soal-celana-robek-bocah-sd-bunuh-teman-karibnya
Eisenberg, N., & Spinrad, T. L. (2004). Emotion-related regulation: Sharpeningthe definition. NCBI. diunduh darihttps://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15056187
Eisenberg, N., Valiente C., & Eggum, N. D. (2010). Self regulation and schoolreadiness. Early Education and Development, 21(5), 681-698.
Erikson, E. R. (1950). Childhood and society. London: W. W. Norton & Company.
Grasham, D., & Gullone, E. (2011). Emotion regulation strategy use in childrenand adolescents: The explanatory roles of personality and attachment.Melbourne: School of Psychology and Psychiatry Monash University.
Grolnick, W., et al. (1997). Predictors of parent involvement in children’sschooling. Journal of Educational Psychology, vol. 89, no. 3, 538-548.American Psychological Association, Inc.
Gross, J. J., & Thompson, R. A. (2006). Emotion regulation: conceptualfoundations. diunduh darihttps://www.researchgate.net/publication/303248970_Emotion_Regulation_Conceptual_Foundations
Gross, J. (2007). Handbook of emotion regulation. New York: The Guilford Press.
Gullone, E., et al. (2010). The normative development of emotion regulationstrategy use in children and adolescents: a 2-year follow-up study. TheJournal of Child Psychology and Psychiatry. diunduh darihttps://doi.org/10.1111/j.1469-7610.2009.02183.x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Henderson, A. T., & Mapp, K. L. (2002). A new wave of evidence: The impact ofschool, family, and community connections on students achievements.Texas: Southwest Educational Development Laboratory.
Hoover-Dempsey, K.V., Walker, J.M.T., Sandler, H.M., Whetsel, D., Green, C.L.,Wilkins, A.S., & Closson, K.E. (2005). Why do parents becomeinvolved? research findings and implications. Elementary SchoolJournal, 106(2), 105-130.
Hoover-Dempsey, K. V., & Sandler, H. M. (1995). Parental involvement inchildren’s education: why does it make a difference? Teacher’s CollegeRecord, vol 97 no. 2. diunduh darihttps://www.academia.edu/1338702/Parental_involvement_in_childrens_education_Why_does_it_make_a_difference?auto=download
Hoover-Dempsey, K. V., & Sandler, H. M. (1997). Why do parents becomeinvolved in their children’s education?. Review of Educational Research.diunduh darihttp://journals.sagepub.com/doi/abs/10.3102/00346543067001003
Hoover-Dempsey, K V., & Sandler, H. M. (2005). The social context of parentalinvolvement: a path to enhanced achievement. Nashville: VanderbiltUniversity.
Hornby, G. (2011). Parental involvement in childhood education: Buildingeffective school-family partnerships. New York: Springer.
Hornby, G. (2000). Improving parental involvement. London: Continuum.
Horvat, E. M., et al. (2003). From social ties to social capital: class differences inthe relations between schools and parent networks. AmericanEducational Research Journal, volume 40, no. 2, 319-351. diunduh darihttp://journals.sagepub.com/doi/abs/10.3102/00028312040002319
Hurlock, E. B. (1993). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjangrentang kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga.
Jennings, P. A., & Greenberg, M. T. (2009). The prosocial classroom: teachersocial and emotional competence in relation to student and classroomoutcomes. Review of Educational Research. Sage Journals. diunduh darihttp://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.3102/0034654308325693
Jeynes, W. H.. (2005). Effects of parental involvement and family structure on theacademic achievement of adolescents. USA: The Haworth Press, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lee, J., & Bowen, N. K. (2006). Parent involvement, cultural capital, and theachievement gap among elementary school children. AmericanEducational Reseach Journal, vol 43, no. 2, 193-218. diunduh darihttp://journals.sagepub.com/doi/abs/10.3102/00028312043002193
Lopes, P. N., et al. (2011). Emotion regulation and the quality of socialinteraction: does the ability to evaluate emotional situations and identifyeffective responses matter?. Wiley Periodicals, Inc.
Macklem, G. L.. (2008). Practitioner’s guide to emotion regulation in school-aged children. USA: Springer Science+Business Media, LLC.
Matsumoto, D., Yoo, S. H., Nakagawa, S., & Multinational Study of CulturalDisplay Rules. (2008). Culture, emotion regulation, and adjustment.Journal of Personality and Social Psychology, 94(6), 925-937. AmericanPsychological Association.
Murray, E., McFarland-Piazza, L., & Harrison, L.J.. (2014). Changing patterns ofparent-teacher communication and parent involvement from preschool toschool. Early Child Development and Care, 2015, vol. 185, no. 7.Diunduh dari http://dx.doi.org/10.1080/03004430.2014.975223.
Menheere, A. & Hooge, E. H. (2010). Parental involvement in children’seducation: a review study about the effect of parental involvement onchildren’s school education with a focus on the position of illiterateparents. Journal of the European Teacher Education Network, 2010, vol6.
Morris, A. S., Silk, J. S., Steinberg, L., Myers, S. S., & Robinson, L. R. (2007).The role of the family context in the development of emotion regulation.Social development (Oxford, England), 16(2), 361–388. diunduh darihttps://doi.org/10.1111/j.1467-9507.2007.00389.x.
Morris, A. S, et al. (2009). The role of the family context in the development ofemotion regulation. Oklahoma Blackwell Publishing.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
Papalia, D. E. & Fieldman, R. D. (2014). Experience human development: 12th ed.McGraw-Hill Education.
Pears, K. C., Kim, H. K., Healey, C. V., Yoerger, K., & Fisher, P. A. (2014).Improving child self-regulation and parenting in families of pre-kindergarten children with developmental disabilities and behavioral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Difficulties. Prevention Science, 16(2), 222–232. diunduh darihttps://doi.org/10.1007/s11121-014-0482-2.
Price, G. (2017). The Importance of parents as first teachers (2017, Februari 1).diambil dari http://mychildmagazine.com.au/importance-parents-first-teachers/
Priyatno, D. (2017). Panduan praktis olah data menggunakan SPSS. Yogyakarta:Penerbit Andi.
Putra, Y. M. P. (2013). Gara-gara uang Rp 1000, bocah SD dibunuh temannya.diambil dari https://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/04/26/mlv4qo-garagara-uang-rp-1000-bocah-sd-dibunuh-temannya
Rachmah, D. N. (2015). Regulasi diri dalam belajar pada mahasiswa yangmemiliki peran banyak. Jurnal Psikologi, vol. 42, no. 1:61-77. Lampung:Universitas Lambung Mangkurat.
Robinson, K., & Harris, A. L. (2014). The broken compass: Parental involvementwith children’s education. London: Harvard University Press.
Rothbart, M. K., Ziaie, H., & O’Boyle, C. G. (1992). Self regulation and emotionin infancy. diunduh darihttps://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/cd.23219925503
Salkind, N. J. (2004). An introduction to theories of human development. SAGEPublishing.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi: dari blog menjadi buku. Yogyakarta:Penerbit Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (2011). Lifespan developmental psychology. Psychology. diunduhdarihttp://www.psychology.iastate.edu/fileadmin/user_upload/ugrad/pdf/syllabi_ss12/p230su2012.pdf.
Santrock, J.W. (2007). Children. New York: McGraw-Hill Higher Education.
Santrock, J. W. (2011). Life-span development, perkembangan masa hidup, jilid 1(edisi kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Setyawan, D. (2014). KPAI: kasus bullying dan pendidikan karakter. diambil darihttp://www.kpai.go.id/berita/kpai-kasus-bullying-dan-pendidikan-karakter/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Shields, A., & Cicchetti, A. (1997). Emotion regulation among school-agechildren: the development and validation of a new criterion q-sort scale.Developmental Psychology, 33(6), 906-916.
Silvers, J. A., et al. (2012). Age-related differences in emotional reactivity,regulation, and rejection sensitivity in adolescence. Emotion, volume12(6), 1235-1247. American Psychological Association.
Sinaga, N. L. (2016). Regulasi emosi. diambil darihttps://www.kompasiana.com/borubatak/5816c5ed8423bd7c38905f76/regulasi-emosi?page=all
Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: PT Fajar InterpratamaMandiri.
Stifter, C. A., & Moyer, D. (1991). The regulation of positive affect: Gazeaversion activity during mother-infant interaction. Infant Behavior andDevelopment, volume 14, issue 1, 111-123. diunduh darihttps://www.sciencedirect.com/science/article/pii/016363839190058Z
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: USD.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif dalampsikologi. Yogyakarta: USD.
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi validitas isi dalam asesmen psikologis.Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Suryabrata, S. (2008). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Thompson, R. A. (1991). Emotion regulaton and emotional development.Educational Psychology Review, vol. 3, no. 4. diunduh darihttps://link.springer.com/article/10.1007/BF01319934
Thompson, R. A., & Meyer, S. (2007). Socialization of emotion regulation in thefamily. Handbook of Emotion Regulation.
Thompson, R. A.. (2007). Emotion regulation: conceptual foundation. diunduhdari https://www.researchgate.net/publication/303248970.
Tirta, I. (2012). Anak SD tusuk temannya hingga kritis. diambil darihttps://metro.tempo.co/read/384735/anak-sd-tusuk-temannyahingga-kritis
Urry, H. L., & Gross, J. J. (2010). Emotion regulation in older age. CurrentDirections in Psychological Science, 19, 352-357. doi:10.1177/0963721410388395
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Utomo, H. B. (2015). Keterkaitan antara kognisi dengan regulasi emosi. diunduhdarihttps://www.researchgate.net/publication/282182709_Keterkaitan_Antara_Kognitif_Dengan_Regulasi_Emosi
VandenBos, G. R. (Ed). (2006). APA dictionary of psychology. Washington, DC:American Psychological Association.
Wadlinger, H. A., & Isaacowitz, D. M. (2010). Fixing our focus: trainingattention to regulate emotion. New York: Sage Publication.
Why is parent involvement important?. (2012). The Parent Institute. Diunduh darihttp://www.parent-institute.com/pdf-samples/h-d-and-s-model.pdf
Wong, M. M. (2008). Perceptions of parental involvement and autonomy support:their relations with self-regulation, academic performance, substance use,and resilience among adolescents. North American Journal ofPsychology, 2008, vol 10, No. 3, 497-518.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
LAMPIRAN 1
SKALA UJI COBA ITEM KETERLIBATAN
ORANGTUA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
UJI COBA SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Dengan hormat,
Saya, Dyah Retno Paramita Rasman (139114135), selaku mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma memohon bantuan dan kesediaan Adik-adik
untuk mengisi kuesioner dalam rangka tugas akhir saya. Atas kesediaan Adik-adik
untuk mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Dyah Retno Paramita Rasman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PERNYATAAN KESEDIAAN
Aku yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Urutan Kelahiran :
Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah :
b. Ibu :
Dengan ini menyatakan bahwa aku bersedia mengisi kuesioner ini dengan
sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya
penelitian.
Bogor, ….. Februari 2018
(…………………………)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
PETUNJUK CARA MENJAWAB
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Baca dan pahami pernyataan tersebut
dengan baik dan berikan tanda silang (X) pada kolom pilihan jawaban yang
tersedia. Pilihan jawaban tersebut yaitu:
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kamu pilih.
Contoh:
Pernyataan STS TS S SS
Saya senang
bermain basket.
X
Jika ingin memperbaiki jawaban, berikan garis pada jawaban pertama, lalu
berikan jawaban kedua di kolom pilihan.
Contoh:
Pernyataan STS TS S SS
Saya senang
bermain basket.
X X
Beberapa pernyataan ini berkaitan dengan bagaimana pandanganmu terhadap
orangtuamu. Tidak ada jawaban yang salah dan benar. Semua pernyataan harus
diisi. Setiap orang mempunyai jawaban yang pasti berbeda-beda, maka pilihlah
jawaban yang paling sesuai dengan dirimu.
No. Pernyataan STS TS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
1. Aku dapat dengan mudah menyampaikan pendapat
kepada orang tuaku.
2. Orang tuaku membiarkan aku untuk belajar
sesukaku
3. Orang tuaku memastikan aku ikut membantu
membereskan rumah, seperti menyapu dan
merapikan tempat tidur setiap pagi.
4. Orang tuaku tidak menghubungi sekolah untuk
mengetahui perkembangan belajarku.
5. Orang tuaku mengingatkanku untuk rajin belajar
agar menjadi anak yang pintar.
6. Aku merasa takut menyampaikan pendapat kepada
orang tuaku.
7. Orang tuaku memantau perkembangan belajarku
melalui guru di sekolah.
8. Orang tuaku lebih asyik dengan aktivitasnya sendiri
daripada memperhatikanku.
9. Orang tuaku menjelaskan tentang peraturan yang
dibuat untuk kebaikanku.
10. Orang tuaku membebaskanku untuk berbicara
dengan siapapun.
11. Ketika mendapatkan tugas dari sekolah, orang tuaku
selalu memastikan agar aku menyelesaikan tugas
tersebut.
12. Orang tuaku kurang mengetahui perkembanganku di
sekolah.
13. Aku berdiskusi bersama orang tuaku mengenai
kegiatan apa saja yang aku ikuti.
14. Peraturan yang disampaikan orang tuaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
membatasiku.
15. Orang tuaku selalu hadir memenuhi undangan untuk
menghadiri acara di sekolah.
16. Orang tuaku membiarkanku mengerjakan tugas
sekolahku sendirian, sekalipun aku mendapatkan
kesulitan.
17. Orang tuaku membantu mencari solusi ketika aku
menceritakan kesulitanku.
18. Orang tuaku tidak pernah mencari tahu kegiatan apa
saja yang aku ikuti.
19. Orang tuaku menjalin hubungan akrab dengan wali
kelasku.
20. Orang tuaku jarang hadir memenuhi undangan di
sekolah.
21. Ketika ada ujian atau ulangan, orang tuaku
menanyakan apakah aku bisa mengerjakannya
dengan baik.
22. Orang tuaku tidak tahu jika aku memiliki kesulitan.
23. Orang tuaku memenuhi pertemuan orang tua dan
wali murid.
24. Orang tuaku tidak mengenal wali kelasku.
25. Orang tuaku mengajarkan hal-hal apa saja yang
boleh dan tidak boleh kulakukan.
26. Orang tuaku tidak mewajibkan aku untuk belajar
ketika besok ada ujian.
27. Orang tuaku langsung menghubungi sekolah jika
ingin mengetahui perkembangan belajarku.
28. Orang tuaku jarang mengikuti pertemuan orang tua
dan wali murid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
29. Orang tuaku membantu memberikan solusi ketika
kesulitan dalam mengerjakan tugas.
30. Orang tuaku hanya berkomunikasi seperlunya
dengan sekolah.
31. Orang tuaku mengingatkanku untuk aktif dalam
kegiatan ekstrakurikuler sekolah.
32. Orang tuaku mengizinkanku untuk melakukan hal
apapun yang aku inginkan.
33. Orang tuaku senang mendiskusikan
perkembanganku di sekolah.
34. Orang tuaku menolak ketika aku meminta bantuan
untuk memilih sesuatu.
35. Orang tuaku hadir ketika aku tampil dalam pesta
seni di sekolah.
36. Orang tuaku membiarkanku menentukan cita-cita
sesuai keinginkanku sendiri.
37. Orang tuaku mengingatkanku untuk berhati-hati jika
diajak bicara oleh orang yang tidak dikenal.
38. Orang tuaku membatasi kegiatanku di sekolah.
39. Orang tuaku membantu menentukan cita-cita yang
kuinginkan.
40. Orang tuaku hampir tidak pernah datang ke sekolah.
Terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 2
SKALA UJI COBA ITEM REGULASI EMOSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
UJI COBA SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Dengan hormat,
Kami mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yangberidentitas di bawah ini:
1. Ollyn Nathania (139114041)
2. Agnes Natasya W. (139114105)
2. Dyah Retno Paramita R. (139114135)
3. Monica Angelina Imaldia (139114172)
Memohon bantuan dan kesediaan Adik-adik untuk mengisi kuesionerdalam rangka tugas akhir kami. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dankesediaan Adik-adik untuk mengisi kuesioner ini.
Hormat kami,
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PERNYATAAN KESEDIAAN
Aku yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Urutan Kelahiran :
Pekerjaan Orangtua
a. Ayah :
b. Ibu :
Dengan ini menyatakan bahwa aku bersedia mengisi kuesioner ini dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya penelitian.
Yogyakarta, …. Februari 2018
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PETUNJUK CARA MENJAWAB
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, baca dan pahami pernyataan tersebut
dengan baik dan berikan centang (√) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.
Pilihan jawaban tersebut, yaitu :
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang kamu pilih:
Contoh :
Pernyataan STS TS S SS
Saya menyukai bunga
√
Jika ingin memperbaiki jawaban, berikan garis pada jawaban pertama, lalu
memberikan jawaban kedua di kolom pilihan.
Contoh :
Pernyataan STS TS S SS
Saya menyukaibunga
√ √
Beberapa pernyataan ini berkaitan dengan bagaimana cara dirimu mengatur
perasaanmu. Tidak ada jawaban yang salah dan benar. Semua pernyataan harus
diisi. Setiap orang mempunyai jawaban yang pasti berbeda-beda, maka pilihlah
jawaban yang paling sesuai dengan dirimu.
No. Pernyataan STS TS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
1. Aku tidak kecewa mendapat nilai rendah ketikaaku kurang berusaha (F)
2. Aku memarahi teman yang mengangguku (UF)
3. Aku tidak merasa sedih ketika ditegur orangtuakarena itu demi kebaikanku (F)
4. Aku langsung menangis ketika dimarahi guru (UF)
5. Ketika temanku tidak sengaja menginjak kakiku, aku tetap tenang (F)
6. Aku terus memikirkan hal yang membuatku sedih sehingga aku semakin sedih (UF)
7. Perasaan malasku berubah menjadi senangketika mengerjakan latihan soal karenamembantuku memahami pelajaran. (F)
8. Aku merasa sangat senang sehingga semua orang harus tahu apa yang kurasakan. (UF)
9. Walaupun aku kalah, aku merasa senang dapat mengikuti lomba karena mendapat pengalaman. (F)
10. Aku menangis karena merasa kecewa mendapat nilai ujian yang jelek (UF)
11. Aku merasa biasa saja ketika diejek teman, karena aku tahu ia bercanda (F)
12. Aku menangis ketika temanku tidak sengaja merusak barangku. (UF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
13. Aku merasa bangga dengan orang tuaku, karena sudah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga (F)
14. Aku tidak dapat berbicara dengan jelas ketika guru bertanya kepadaku karena aku merasa panik (UF)
15. Aku tidak merasa malu, melainkan bangga karena bisa menunjukkan kemampuanku di depan kelas.(F)
16. Aku menunjukkan perasaan marahku dengan membentak teman yang mengejekku (UF).
17. Aku menyalahkan guruku saat kecewa mendapat nilai yang rendah (UF)
18. Ketika merasa marah, aku menarik napas sejenak agar lebih tenang (F)
No. Pernyataan STS TS S SS
19. Aku merasa cemas karena ujian menakutkan bagiku (UF)
20. Ketika dimarahi guru, aku berusaha agar tidak menangis (F)
21. Aku marah ketika diejek teman, yangmembicarakan kekuranganku (UF)
22. Saat merasa sedih, aku mengingat hal yang menyenangkan agar kesedihanku berkurang (F)
23. Aku tidak berani bertanya karena takut disalahkan guru. (UF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
24. Ketika aku mendapatkan nilai yang baik saat ulangan, aku menunjukkan rasa senangku hanya dengan tersenyum (F)
25. Aku takut akan kegagalan, karena membuatku putus asa (UF)
26. Ketika aku kecewa mendapat nilai jelek, aku akan tetap tersenyum (F)
27. Aku merasa kesal, karena pekerjaan rumah hanya merepotkanku. (UF)
28. Aku berusaha untuk tenang ketika waktu mengerjakan ujian hampir habis (F)
29. Aku merasa sedih karena diabaikan orang tuaku yang sibuk bekerja (UF)
30. Aku berusaha bersikap setenang mungkin ketika guru memintaku untuk mengerjakan soaldi depan kelas (F)
31. Aku takut tampil di depan kelas, karena hal itu membuatku malu (UF)
32. Aku berusaha tidak mempedulikan ejekan teman yang membuatku marah (F)
:) Terimakasih (:
LAMPIRAN 3
ANALISIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM
KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
1. Tabel Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.730 26
2. Tabel Hasil Uji Kualitas Item
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item1 78.18 54.732 .176 .728
Item2 77.36 56.796 .074 .732
Item3 78.06 55.340 .130 .731
Item4 78.14 52.899 .299 .719
Item5 77.65 53.971 .259 .722
Item6 78.47 52.681 .364 .715
Item7 79.22 52.585 .359 .715
Item8 78.04 53.209 .282 .721
Item9 78.21 51.359 .338 .716
Item10 77.71 53.233 .351 .716
Item11 77.36 57.227 .038 .732
Item12 77.66 53.640 .368 .716
Item13 77.62 52.945 .397 .714
Item14 77.64 52.836 .413 .713
Item15 78.31 50.829 .482 .705
Item16 77.47 54.076 .275 .721
Item17 77.55 54.259 .300 .720
Item18 77.78 53.539 .355 .717
Item19 78.60 53.093 .232 .725
Item20 77.68 54.176 .270 .722
Item21 77.88 52.231 .367 .714
Item22 77.95 52.172 .385 .713
Item23 77.64 55.125 .181 .727
Item24 78.64 53.226 .258 .723
Item25 79.45 62.280 -.401 .765
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Item26 77.65 54.146 .278 .721
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN 4
ANALISIS
RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM
REGULASI EMOSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
1. Tabel Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.291 14
2. Tabel Hasil Uji Kualitas Item
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item1 34.86 17.053 -.144 .380
Item3 34.10 14.160 .339 .187
Item4 34.53 14.056 .254 .206
Item5 35.14 18.523 -.293 .413
Item6 34.33 13.462 .305 .177
Item7 34.62 14.985 .117 .264
Item8 34.67 14.385 .247 .214
Item9 34.24 14.524 .215 .226
Item11 35.04 17.635 -.191 .375
Item13 34.05 15.398 .147 .257
Item15 33.96 14.937 .248 .226
Item17 35.09 18.049 -.243 .383
Item18 34.01 14.662 .268 .215
Item19 34.16 14.729 .219 .228
LAMPIRAN 5
SKALA PENELITIAN FINAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
KUESIONER PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Dengan hormat,
Saya, Dyah Retno Paramita Rasman (139114135), selaku mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma memohon bantuan dan kesediaan Adik-adik
untuk mengisi kuesioner dalam rangka tugas akhir saya. Atas kesediaan Adik-adik
untuk mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Dyah Retno Paramita Rasman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PERNYATAAN KESEDIAAN
Aku yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Umur : ……. tahun
Urutan Kelahiran : Anak ke ….. dari ….. bersaudara
Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah :
b. Ibu :
Dengan ini menyatakan bahwa aku bersedia mengisi kuesioner ini dengan
sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya
penelitian.
Bogor, ….. Maret 2018
(…………………………)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PETUNJUK CARA MENJAWAB
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Baca dan pahami pernyataan tersebut
dengan baik dan berikan tanda silang (X) pada kolom pilihan jawaban yang
tersedia. Pilihan jawaban tersebut yaitu:
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kamu pilih.
Contoh:
Pernyataan STS TS S SS
Saya rajin
mengerjakan
pekerjaan rumah.
X
Jika ingin memperbaiki jawaban, berikan garis pada jawaban pertama, lalu
berikan jawaban kedua di kolom pilihan.
Contoh:
Pernyataan STS TS S SS
Saya rajin
mengerjakan
pekerjaan rumah.
X X
Semua pernyataan harus diisi. Tidak ada jawaban yang salah dan benar. Setiap
orang mempunyai jawaban yang pasti berbeda-beda, maka pilihlah jawaban yang
paling sesuai dengan dirimu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
BAGIAN I
Beberapa pernyataan ini berkaitan dengan bagaimana pandanganmu terhadap
orangtuamu.
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Aku merasa takut menyampaikan pendapat kepada
orang tuaku.
2. Orang tuaku mengingatkanku untuk berhati-hati jika
diajak bicara oleh orang yang tidak dikenal.
3. Orang tuaku mengingatkan ku untuk aktif dalam
kegiatan ekstrakurikuler sekolah.
4. Orang tuaku hadir ketika aku tampil dalam pentas
seni sekolah.
5. Ketika mendapatkan tugas dari sekolah, orang tuaku
selalu memastikan agar aku menyelesaikan tugas
tersebut.
6. Orang tuaku menjalin hubungan akrab dengan wali
kelasku.
7. Orang tuaku langsung menghubungi sekolah jika
ingin mengetahui perkembangan belajarku.
8. Orang tuaku kurang mengetahui perkembanganku di
sekolah.
9. Orang tuaku membantu menentukan cita-cita yang
kuinginkan.
10. Orang tuaku jarang hadir memenuhi undangan dari
sekolah
11. Ketika ada ujian atau ulangan, orang tuaku
menanyakan apakah aku bisa mengerjakannya
dengan baik.
12. Orang tuaku menjelaskan tentang peraturan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
dibuat untuk kebaikanku.
13. Orang tuaku tidak pernah mencari tahu kegiatan apa
saja yang aku ikuti.
14. Orang tuaku jarang mengikuti pertemuan orang tua
dan wali murid.
15. Orang tuaku senang mendiskusikan
perkembanganku di sekolah.
16. Orang tuaku tidak mewajibkan aku untuk belajar
ketika besok ada ujian.
17. Orang tuaku hampir tidak pernah datang ke sekolah.
18. Orang tuaku selalu hadir memenuhi undangan untuk
menghadiri acara di sekolah.
19. Orang tuaku tidak menghubungi sekolah untuk
mengetahui perkembangan belajarku.
20. Orang tuaku memenuhi pertemuan orang tua dan
wali murid.
21. Orang tuaku tidak tahu jika aku memiliki kesulitan.
22. Aku berdiskusi bersama orang tuaku mengenai
kegiatan apa saja yang aku ikuti.
23. Orang tuaku menolak ketika aku meminta bantuan
untuk memilih sesuatu.
24. Orang tuaku memantau perkembangan belajarku
melalui guru di sekolah.
25. Orang tuaku jarang mengikuti pertemuan orang tua
dan wali murid.
26. Orang tuaku membiarkanku mengerjakan tugas
sekolahku sendirian, sekalipun aku mendapatkan
kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BAGIAN II
Beberapa pernyataan ini berkaitan dengan bagaimana cara dirimu mengatur
perasaanmu.
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Aku menunjukkan perasaan marahku dengan
membentak teman yang mengejekku.
2. Ketika merasa marah, aku menarik napas sejenak
agar lebih tenang.
3. Aku takut tampil di depan kelas, karena hal itu
membuatku malu.
4. Aku terus memikirkan hal yang membuatku sedih
sehingga aku semakin sedih.
5. Aku merasa cemas karena ujian menakutkan
bagiku.
6. Ketika aku kecewa mendapat nilai jelek, aku akan
tetap tersenyum.
7. Aku marah ketika diejek teman, yang
membicarakan kekuranganku.
8. Aku takut akan kegagalan, karena membuatku putus
asa.
9. Aku menangis karena merasa kecewa mendapat
nilai ujian yang jelek.
10. Aku tidak berani bertanya karena takut disalahkan
guru.
11. Aku berusaha untuk tenang ketika waktu
mengerjakan ujian hampir habis.
12. Aku tidak dapat berbicara dengan jelas ketika guru
bertanya karena aku akan merasa panic.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
13. Perasaan malasku berubah menjadi senang ketika
mengerjakan latihan soal karena membantuku
memahami pelajaran.
14. Ketika temanku tidak sengaja menginjak kakiku,
aku tetap tenang.
Terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN 6
HASIL ANALISIS DATA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
1. Statistik deskriptif Skala Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan dan Skala
Regulasi Emosi
Statistik Keterlibatan Orangtua dalamPendidikan
Regulasi Emosi
Teoritis Empiris Teoritis EmpirisN 196 196 196 196Xmax 104 100 56 67Xmin 26 59 14 37Mean 65 81,12 47,5 52,43SD 13 7,598 7 4,926Sig 0,000 0,000 0,000 0,000
2. Tabel Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Keterlibatan OT .047 196 .200* .994 196 .592
Regulasi Emosi .085 196 .001 .969 196 .000
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
3. Tabel Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Regulasi Emosi * Keterlibatan
OT
Between Groups
(Combined) 1165.084 34 34.267 2.563 .000
Linearity 712.425 1 712.425 53.295 .000
Deviation from
Linearity452.659 33 13.717 1.026 .438
Within Groups 2152.197 161 13.368
Total 3317.281 195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
4. Tabel Uji Hipotesis
Correlations
Keterlibatan OT Regulasi Emosi
Spearman's rho
Keterlibatan OT
Correlation Coefficient 1.000 .416**
Sig. (1-tailed) . .000
N 196 196
Regulasi Emosi
Correlation Coefficient .416** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 196 196
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN 7
ANALISIS TAMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Correlations
Keterlibatan OT Reappraisal FIX Suppression
FIX
Spearman's rho
Keterlibatan OT
Correlation Coefficient 1.000 .432** .009
Sig. (1-tailed) . .000 .448
N 196 196 196
Reappraisal FIX
Correlation Coefficient .432** 1.000 -.214**
Sig. (1-tailed) .000 . .001
N 196 196 196
Suppression FIX
Correlation Coefficient .009 -.214** 1.000
Sig. (1-tailed) .448 .001 .
N 196 196 196
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN 8
SURAT KETERANGAN TELAH MENGAMBIL DATA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI