Post on 30-Jul-2018
70
HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR, MINAT BELAJAR,
DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA
KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI DI KECAMATAN SUKOHARJO
TESIS
Untuk Memenuhi sebagian PersyaratanMencapai Derajat Magister
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
Sugiyanti
S 810908119
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
71
HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR, MINAT BELAJAR,
DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA
KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI DI KECAMATAN SUKOHARJO
Disusun oleh:
Sugiyanti
S 810908119
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Pada tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd. Prof. Dr. Sri Jutmini, M.Pd. NIP. 130367766 NIP. 130 259 809
Mengetahui
Ketua Program Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd. NIP. 130367766
72
HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR, MINAT BELAJAR,
DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA
KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI DI KECAMATAN SUKOHARJO
Disusun oleh:
Sugiyanti
S 810908119
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji
Pada tanggal : 11 Februari 2010
Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd. ___________________
Sekretaris : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. ___________________
Anggota Penguji
1. Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd. ___________________
2. Prof. Dr. Sri Jutmini, M.Pd. ___________________
Mengetahui Ketua Program Studi
Direktur PPS UNS Teknologi Pendidikan
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D. Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd. NIP. 131472192 NIP. 130367766
73
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
Nama : Sugiyanti
NIM : S 810908119
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul HUBUNGAN ANTARA
DISIPLIN BELAJAR, MINAT BELAJAR, DAN MOTIVASI BELAJAR
DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DI
KECAMATAN SUKOHARJO adalah betul-betul karya saya sendiri.
Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan
ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari
tesis tersebut.
Surakarta, 23 Januari 2010
Yang membuat pernyataan
Sugiyanti
74
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Dalam menyelesaikan tesis ini, peneliti banyak mendapat
bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang peneliti hormati:
1. Prof. Dr. dr. Much Syamsulhadi, Sp.KJ., Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah berkenan memberi kesempatan kepada penulis untuk
menempuh studi di Program Pascasarjana UNS.
2. Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D. Direktur PPs UNS yang etlah
memberikan izin penyusunan tesis ini.
3. Prof. Dr. Ir. Edi Purwanto, M.Sc. Asisten Direktur I PPs UNS yang telah
memberikan izin penelitian ini dalam rangka pembuatan tesis ini.
4. Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd, Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
sekaligus sebagai Pembimbing I Tesis ini yang telah memberi pengarahan dan
pembimbingan secara seksama dalam penyusunan tesis ini.
5. Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd, Pembimbing II tesis ini yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk, dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan ketelatenan
sehingga tesis ini dapat selesai.
6. Tim penguji tesis Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah banyak
memberi masukan berharga demi kesempurnaan tesis ini.
7. Kepala BAPPEDA Kabupaten Sukoharjo yang telah memberi izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian di SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo.
8. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo dan Bapak/Ibu Kepala SMP
Negeri di Kecamatan Sukoharjo yang telah memberi izin penelitian serta
Bapak/Ibu guru/semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
75
9. Suamiku yang tercinta Suwarto, S.Pd. dan ananda Nur Aini Retno Hastuti,
Amalia Miftakhul Jannah yang telah memberikan semangat dan dukungan
sehingga tesis ini selesai. Tanpa semangat dan dukungan dari mereka, mustahil
tesis ini dapat diselesaikan.
Akhirnya penulis berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala, mudah-mudahan
segala bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal
soleh sehingga mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wata’ala dan semoga tesis
ini bermanfaat bagi pembaca.
Sukoharjo, 23 Januari 2010
Penulis
Sugiyanti
76
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................... i
PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PENGESAHAN PENGUJI TESIS ................................................................. iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiv
ABSTRACT .................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 5
D. Rumusan Masalah ................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS................................................................................... 8
A. Kajian Teori ........................................................................... 8
1. Disiplin Belajar ................................................................ 8
a. Pengertian Disiplin Belajar ........................................ 8
77
b. Fungsi Disiplin ........................................................... 13
c. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin ......................... 14
2. Minat Belajar .................................................................... 15
a. Pengertian Minat Belajar ........................................... 15
b. Ciri-ciri Siswa Berminat dalam Belajar ..................... 17
c. Membangkitkan Minat Belajar Siswa ........................ 18
3. Motivasi Belajar ............................................................... 20
a. Pengertian Motivasi Belajar ....................................... 20
b. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar ........ 23
c. Unsur-unsur Motivasi Belajar .................................... 23
d. Peranan Motibvasi Belajar ......................................... 24
e. Jenis-jenis Motivasi Belajar ....................................... 26
f. Membangkitkan Motivasi Belajar .............................. 27
4. Hakekat Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan . 30
a. Hakekat Prestasi Belajar ............................................ 30
.....................................................................................
b. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan ..................... 34
c. Hakekat Metode Pembelajaran .................................. 41
B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 46
C. Kerangka Berpikir .................................................................. 48
D. Pengajuan Hipotesis .............................................................. 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 52
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 52
B. Variabel Penelitian ................................................................. 53
C. Definisi Operasional Variabel ................................................ 53
D. Metode Penelitian ................................................................ 56
78
E. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 57
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 58
G. Uji Coba Instrumen Penelitian dan Hasilnya ......................... 59
H. Teknik Analisis Data .............................................................. 66
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 70
A. Diskripsi Data ........................................................................ 70
1. Data Skor Disiplin Belajar .............................................. 70
2. Data Skor Minat Belajar ................................................. 72
3. Data Skor Motivasi Belajar ............................................. 74
4. Data Skor Prestasi Belajar PKn ........................................ 76
B. Pengujian Persyaratan Analisis .............................................. 78
1. Uji Normalitas .................................................................. 78
2. Uji Linearitas .................................................................... 83
3. Uji Independensi .............................................................. 87
C. Pengujian Hipotesis ................................................................ 88
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 93
E. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 100
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .............................. 101
A. Kesimpulan ............................................................................ 101
B. Implikasi Penelitian ................................................................ 102
C. Saran ....................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 105
LAMPIRAN ............................................................................................... 108
79
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................................... 52
2. Tabel Sampel Penelitian ........................................................................ 58
3. Distribusi Frekuensi Skor Disiplin Belajar ........................................... 71
4. Distribusi Frekuensi Skor Minat Belajar .............................................. 73
5. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar .......................................... 75
6. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar PKn ....................................... 77
7. Rangkuman analisis varian untuk uji linieritas Y atas X1 ..................... 83
8. Rangkuman analisis varian untuk uji keberartian regresi Y atas X1 ..... 83
9. Rangkuman analisis varian untuk uji linieritas Y atas X2 ..................... 84
10. Rangkuman analisis varian untuk uji keberartian regresi Y atas X2 ..... 85
11. Rangkuman analisis varian untuk uji linieritas Y atas X3 ..................... 86
12. Rangkuman analisis varian untuk uji keberartian regresi Y atas X3 ..... 86
13. Sumbangan regresi disiplin, minat dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar PKn ............................................................................................ 90
14. Sumbangan regresi disiplin, minat dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar PKn ............................................................................................ 91
15. Rangkuman analisis koefisien regresi ganda ........................................ 91
80
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Diagram Aspek-aspek Kompetensi dalam Pendidikan Kewarganegaraan 38
2. Kerangka Berfikir ..................................................................................... 50
3. Histogram Skor Disiplin Belajar ............................................................... 72
4. Histogram Skor Minat Belajar .................................................................. 74
5. Histogram Skor Motivasi Belajar ............................................................. 76
6. Histogram Nilai Hasil Belajar PKn ........................................................... 78
7. Diagram Penolakan/Penerimaan Ho untuk Uji Normalitas data disiplin
belajar PKn ................................................................................................ 79
8. Diagram Penolakan/Penerimaan Ho untuk Uji Normalitas data minat
belajar PKn ................................................................................................ 80
9. Diagram Penolakan/Penerimaan Ho untuk Uji Normalitas data motivasi
belajar PKn ................................................................................................ 81
10. Diagram Penolakan/Penerimaan Ho untuk Uji Normalitas data hasil
belajar PKn ................................................................................................ 82
81
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kisi-kisi Angket Disiplin Belajar Siswa ............................................... 108
2. Angket Disiplin Belajar ....................................................................... 109
3. Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa .................................................. 114
4. Angket Minat Belajar ............................................................................ 115
5. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa............................................... 120
6. Angket Motivasi Belajar ....................................................................... 121
7. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar PKn ......................................................... 126
8. Soal Tes Prestasi Belajar PKn................................................................ 127
9. a. Uji Validitas Instrumen Angket Disiplin Belajar.............................. 135
b. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Angket Disiplin Belajar ................ 138
c. Contoh Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Disiplin
Belajar ............................................................................................. 139
10. a. Uji Validitas Instrumen Angket Minat Belajar ................................. 142
b. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Angket Minat Belajar ................... 145
c. Contoh Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Minat
Belajar .............................................................................................. 146
11. a. Uji Validitas Instrumen Angket Motivasi Belajar............................. 149
b. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar .............. 152
c. Contoh Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi
Belajar ............................................................................................. 153
12. a. Uji Validitas Instrumen Tes Prestasi Belajar PKn ........................... 156
b. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar PKn............... 159
c. Contoh Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Prestasi
Belajar PKn ..................................................................................... 160
82
d. Uji Indeks Kesukaran dan Daya Beda Instrumen Soal Tes Prestasi
Belajar PKn ..................................................................................... 163
13. Data Hasil Penelitian Disiplin Belajar ................................................... 166
14. Data Hasil Penelitian Minat Belajar....................................................... 170
15. Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar .................................................. 174
16. Data Hasil Tes Prestasi Belajar PKn...................................................... 178
17. Data Input Analisis................................................................................. 182
18. a. Statistik Diskriptif Data Disiplin Belajar .......................................... 188
b. Statistik Diskriptif Data Minat Belajar ............................................ 190
c. Statistik Diskriptif Data Motivasi Belajar ........................................ 192
d. Statistik Diskriptif Data Hasil Belajar ............................................. 194
19. a. Hasil Uji Normalitas Data Disiplin Belajar....................................... 196
b. Hasil Uji Normalitas Data Minat Belajar ......................................... 198
c. Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Belajar ..................................... 200
d. Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Belajar ..................................... 202
20. a. Hasil Uji Linearitas Y atas X1 .......................................................... 204
b. Hasil Uji Linearitas Y atas X2........................................................... 211
c. Hasil Uji Linearitas Y atas X3 .......................................................... 218
21. Hasil Uji Independensi dengan Program SPSS versi 11 ....................... 225
22. a. Analisis Korelasi antara Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar PKn 226
b. Analisis Korelasi antara Minat Belajar dengan Hasil Belajar PKn .. 233
c. Analisis Korelasi antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar PKn 240
23. Hasil Analisis Regresi dengan Program SPSS versi 11......................... 247
24. Perizinan ................................................................................................ 248
83
ABSTRAK
Sugiyanti (S. 810908119) Hubungan Antara Disiplin Belajar, Minat Belajar, dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Sukoharjo. Tesis. Surakarta: Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Ssarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Ada tidaknya hubungan disiplin belajar dengan prestasi belajar pendidikan Kewarganegaraan, 2) Ada tidaknya hubungan minat belajar dengan prestasi belajar pendidikan Kewarganegaraan, 3) Ada tidaknya hubungan movasi belajar dengan prestasi belajar pendidikan Kewarganegaraan, 4) Ada tidaknya hubungan disiplin belajar, minat belajar, dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VII SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional untuk memecahkan masalah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Sukoharjo yang berjumlah 1.870 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan proportional random sampling sebanyak 294 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket untuk variabel disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar serta tes prestasi belajar PKn untuk variabel prestasi belajar pendidikan Kewarganegaraan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis korelasi product moment dan regresi linier ganda dengan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas, uji linearitas, dan uji independensi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpukan: (1) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VII SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo (rhitung
> rtabel atau 0,821 > 0,113 pada taraf signifikansi 5 %), sehingga hipotesis yang dikemukakan teruji kebenarannya, (2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VII SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo (rhitung > rtabel atau 0,824 > 0,113 pada taraf signifikansi 5 %), sehingga hipotesis yang dikemukakan teruji kebenarannya, (3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VII SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo (rhitung > rtabel atau 0,826 > 0,113 pada taraf signifikansi 5 %), sehingga hipotesis yang dikemukakan teruji kebenarannya, (4) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar, minat belajar, dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VII SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo (rhitung > rtabel atau 0,826 > 0,113 pada taraf signifikansi 5 %), sehingga hipotesis yang dikemukakan teruji kebenarannya.
84
ABSTRACT
Sugiyanti (S. 810908119). The Correlation Between the learning Disipline interest, and learning motivation and the achievement of PKn on the 7 Grade Student in the State Junior Secondary School in Sukoharjo sub district. Thesis. Surakarta: The Study Program of Technology Education, Prograduate Program, Sebelas Maret University. Surakarta.
The aims of research are 1) Is there the correlation between learning discipline and achievement of PKn. 2) Is there the correlation between the learning interest and achievement of PKn. 3) Is there the correlation between the learning motivation and achievement of PKn., 4) Is there the correlation between learning disipline, learning interest and learning motivation and achievement of PKn on the 7 grade of State Junior Secondary School in Sukoharjo sub district.
This research uses descriptive correlative method to solve the problems. The
population of this research is all of the 7 grade students of State Junior Secondary School in Sukoharjo sub district that amount of them are 1.870 students. The sampling of this research took using proportional random sampling are 294 students. The data collection technique use the questionnaire for the lerning discipline, the learning interest and learning motivation variable and the achievement of learning civil education variable. The analyze data technique use correlative product moment technique and double linear regression with prarequirement analyze that is normalitas test, linearitas test and independensi test.
Based on this research, we can conclude: (1) There is the positive and
significant correlation between the learning discipline in achievement of learning civil education on 7 grade student of State Junior Secondary School in Sukoharjo sub district (raccount > rtable or 0,821 > 0,113 on 5 % significant, so the hypothesis are correct, (2) There is the positive and significant correlation between the learning interest and the achievement of learning civil education on 7 grade student of State Junior Secondary School in Sukoharjo sub district (raccount > rtable or 0,824 > 0,113 on 5 % significant, so the hypothesis are correct, (3) There is the positive and significant correlation between learning motivation and the achievement of learning civil education on 7 grade student of State Junior Secondary School in Sukoharjo sub district (raccount > rtable or 0,826 > 0,113 on 5 % significant, so the hypothesis are correct, (4) There is the positive and significant correlation between learning discipline, learning interest and learning motivation similary with achievement of learning civil education on 7 grade student of State Junior Secondary School in Sukoharjo sub district (raccount > rtable or 0,826 > 0,113 on 5 % significant, so the hypothesis can be told correct.
BAB I
85
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia merupakan masalah yang
dihadapi bangsa Indonesia. Sebenarnya pemerintah telah melakukan suatu usaha
untuk meningkatkan kualitas pendidikan antara lain dengan: penyempurnaan
kurikulum, pengadaan buku – buku pelajaran, pengadaan gedung dan
perlengkapan, serta penataran guru – guru mata pelajaran. Berbagai seminar dan
diskusi telah diadakan untuk membicarakan masalah tersebut, yang pada
kesimpulannya perlu diusahakan peningkatan kualitas pendidikan. Demikian pula
diadakan penelitian untuk mencari pemecahannya.
Kualitas pendidikan sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar
siswa. Prestasi belajar siswa tidak terlepas dengan hasil belajar, dan hasil belajar
merupakan petunjuk adanya suatu usaha yang dilakukan siswa dalam proses
belajarnya. Sehingga hasil belajar yang dicapai merupakan petunjuk sampai
sejauhmana daya serap yang dicapai dalam belajarnya. Daya serap yang tinggi
akan digambarkan atau dilihat dari hasil belajar yang tinggi.
Dari hasil pengamatan umum hasil prestasi belajar Pendidikan
Kewarganegaraan di SMP masih kurang memuaskan. Pendidikan
Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang bertujuan mengembangkan potensi
siswa agar:
(1) memiliki kemampuan berpikir secara rasional, kritis dan kreatif, sehingga
mampu memahami berbagai wacana kewarganegaraan,
86
(2) Memiliki ketrampilan intelektual dan berpartisipasi secara demokratis dan
bertanggungjawab, dan
(3) Memiliki watak dam kepribadian yang baik, sesuai dengan norma – norma
yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara (Depdiknas,
2006: 3).
Pendidikan dan pengajaran di sekolah merupakan suatu proses kegiatan
yang semakin kompleks, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam era globalisasi. Pendidikan perlu diselenggarakan secara optimal untuk
menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi. Tetapi kenyatannya masih terdapat
banyak anak yang belum berhasil belajarnya dalam arti prestasi belajarnya belum
optimal, dikarenakan kurangnya disiplin dalam belajar ini sebagai salah satu
penyebab kurangnya pencapaian hasil prestasi belajar siswa. Banyak siswa yang
belum disiplin dalam belajar, malas belajar, belajar asal – asalan/belum sungguh
– sungguh, sehingga dapat kita katakan disiplin belajar siswa rendah.
Disiplin belajar memainkan peran yang amat penting dalam meraih prestasi
belajar. Siswa yang tertib dalam melaksanakan aturan yang berlaku dalam hal
belajar untuk mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu jika siswa memiliki
disiplin belajar yang tinggi, baik disiplin waktu maupun kebiasaan atau perilaku
akan lebih siap menghadapi kegiatan – kegiatan dalam hal belajar.
Minat belajar besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar, sehingga anak
yang minat belajarnya besar dalam belajar akan meraih dengan mudah prestasi
belajar yang ia inginkan. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata
pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh – sungguh, karena ada daya
87
tariknya. Anak–anak mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Proses
belajar akan berjalan lancar bila disertai minat dan akhirnya akan tercapai tujuan
pembelajaran ditandai dengan prestasi belajar yang diperoleh dengan maksimal.
Motivasi merupakan faktor penting dalam upaya mencapai suatu
keberhasilan dalam belajar. Motivasi memegang peranan yang sangat penting
dalam memberi gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga tercapai
tujuan dalam pembelajaran yang akhirnya akan memperoleh prestasi belajar yang
memuaskan.
Dalam interaksi belajar mengajar guru sering menemui hal – hal yang
berhubungan dengan masalah kesulitan belajar. Guru selain bertugas sebagai
pengajar juga sebagai pembimbing untuk memberikan bantuan dalam pemecahan
masalah belajar. Jika siswa ingin berhasil dalam belajar, maka siswa sendirilah
yang harus berusaha keras, seperti yang diungkapkan oleh S. Nasution belajar
tanpa usaha yang keras tak akan tercapai suatu apapun (Nasution, 1986: 54).
Dalam usaha tersebut: disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar diduga
sangat berhubungan dengan keberhasilan belajar siswa di sekolah. Tetapi
benarkah dugaan tersebut, masih perlu dibuktikan kebenarannya. Atas dasar
itulah penelitian ini dilakukan.
Karena kenyataannya masih terdapat banyak anak yang belum berhasil
dalam belajarnya dalam arti prestasi belajarnya belum optimal, dikarenakan
kurangnya disiplin dalam belajar, kurangnya minat belajar juga kurangnya
motivasi belajar. Hal itulah yang mempengaruhi prestasi belajar belum optimal.
Jika siswa sudah mengadopsi dalam hal: disiplin belajar, mempunyai minat
88
belajar yang tinggi dan memiliki motivasi belajar yang sungguh – sungguh
adalah modal dasar dalam memperoleh prestasi belajar yang optimal.
Maka berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengetahui bagaimana
hubungan antara disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar siswa
kaitannya dalam mencapai prestasi belajar PKn siswa, khususnya pada siswa
kelas VII SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo.
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang penulis kemukakan
di atas, maka penulis merumuskan/mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Apakah disiplin belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa?
2. Apakah minat belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa?
3. Apakah motivasi belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa?
4. Apakah disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar siswa
mempengaruhi prestasi belajar siswa?
B. Pembatasan Masalah
1. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo
khususnya Kelas VII tahun pelajaran 2009/2010.
2. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar PKn siswa dalam penelitian ini
dibatasi pada faktor disiplin belajar, minat belajar, dan motivasi belajar.
Sebagai pertimbangannya karena:
89
1) ketiga faktor tersebut di atas merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa,
2) adanya keterbatasan peneliti, baik itu dalam kemampuan, waktu maupun
biaya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar
dengan prestasi belajar PKn siswa SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo?
2. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat belajar
dengan prestasi belajar PKn siswa SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo?
3. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar PKn siswa SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo?
4. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar,
minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar PKn siswa SMP
Negeri di Kecamatan Sukoharjo?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka secara umum tujuan
penelitian ini untuk mendiskripsikan dan untuk mengetahui hubungan antara
disiplin belajar, minat belajar, dan motivasi belajar dengan prestasi belajar belajar
PKn. Tujuan ini kemudian dijabarkan lagi menjadi tujuan khusus yang ingin
dicapai dala penelitian ini adalah:
90
1. Untuk mengetahui dan menemukan hubungan positif yang signifikan antara
disiplin belajar dengan prestasi belajar PKn siswa SMP Negeri di Kecamatan
Sukoharjo;
2. Untuk mengetahui dan menemukan hubungan positif yang signifikan antara
minat belajar dengan prestasi belajar PKn siswa SMP Negeri di Kecamatan
Sukoharjo;
3. Untuk mengetahui dan menemukan hubungan positif yang signifikan antara
motivasi belajar dengan prestasi belajar PKn siswa SMP Negeri di
Kecamatan Sukoharjo;
4. Untuk mengetahui dan menemukan hubungan positif yang signifikan antara
disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar
PKn siswa SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo.
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini memiliki manfaat atau kegunaan secara teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Jika ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara variabel disiplin
belajar, minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar PKn siswa
SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo, nantinya dapat digunakan sebagai
masukan bagi pelaksana pendidikan maupun untuk orang tua pada umumnya.
91
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam
mengkaji kembali dan memberi informasi untuk memperbaiki agar siswa
dapat: disipin belajar, punya minat belajar dan motivasi belajar yang
tinggi agar prestasinya dalam belajar PKn dapat optimal.
b. Diharapkan temuan dalam penelitian ini dapat menjadi bahan informasi
bagi sekolah dan pihak-pihak terkait dalam bidang pendidikan untuk
meningkatkan kualitas/prestasi belajar PKn siswa.
c. Bagi peneliti maupun peneliti lain semoga dapat menjadi referensi bagi
mereka yang menaruh minat terhadap penelitian prestasi belajar PKn
siswa dengan meneliti variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
peningkatan prestasi belajar PKn peserta didik.
BAB II
KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
92
Kajian Teori
Pada bab II ini dideskripsikan konsep-konsep atau teori-teori yang relevan
dengan variabel penelitian yang diteliti, yaitu teori yang berkaitan dengan: (1)
disiplin belajar, (2) minat belajar, (3) motivasi belajar, (4) hakekat prestasi
belajar PKn.
1. Disiplin Belajar
a. Pengertian Disiplin Belajar
Disiplin mengandung banyak arti. Echlos dan Shadily (2000: 385)
mengemukakan bahwa disiplin berasal dari katra “discipline” yang
artinya ketertiban. Gagne (1987: 165) disiplin adalah rasa tanggung jawab
untuk bertingkah laku dan mengikuti tata tertib yang baik sesuai dengan
aturan norma yang berlaku. Hasibuan (2001: 94) menjelaskan disiplin
adalah mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melakukan
pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya. Pidarta
(1995: 64) memberikan batasan disiplin sebagai tata kerja seseorang yang
sesuai dengan aturan atau norma yang disepakati bersama sebelumnya.
Disiplin diartikan juga sebagai kepatuhan atau ketaatan terhadap norma-
norma, aturan-aturan tertulis atau tidak tertulis yang hidup di masyarakat.
Selanjutnya ditegaskan bahwa disiplin mempunyai makna kepatuhan dan
ketaatan diri seseorang atau kelompok terhadap ketentuan atau peraturan
yang berlaku.
Prijodarminto (1994: 132) menjelaskan bahwa disiplin adalah
suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
93
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan dan
ketertiban. Selanjutnya dia mengatakan bahwa disiplin mempunyai tiga
aspek, yaitu:
1) Sikap mental (mental attude) yang merupakan sikap taat dan tertib
sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran,
dan pengendalian watak.
2) Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma
kriteria dan standar yang demikian rupa, sehingga pemahaman yang
mendalam atau kesadaran, bahwa ketaatan akan aturan norma, kriteria
dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai
keberhasilan (sukses).
3) Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati-
hati untuk mentaati segala hal yang secara cermat dan tertib.
Darmodiharjo (1982: 25) menjelaskan disiplin adalah sikap mental
yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan dan norma
yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Sedangkan Juwono mengemukakan disiplin adalah sikap kejiwaan
seseorang atau kelompok orang yang senantiasa berkehendak mengikuti
atau mematuhi keputusan yang telah ditetapkan (Revianto, 1985: 102).
Disiplin merupakan usaha untuk menanamkan kesadaran para
personal tentang tugas dan tanggung jawabnya agar semua orang bersedia
dan mampu memikul tanggung jawabnya (Nawawi, 1987: 121) adalah
94
suatu proses yang diwarnai oleh pemantapan hubungan-hubungan
(asosiasi-asosiasi) tertentu.
Disiplin diartikan “tata tertib (di sekolah, kemiliteran), ketaatan
(kepatuhan) pada peraturan tata tertib dan sebagainya (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2002: 268).
Menurut Soegeng Prijodarminto (1994: 17) disiplin akan terwujud
melalui pembinaan sejak dini, sejak usia muda, dimulai dari lingkungan
keluarga, melalui pendidikan yang tertanam sejak usia muda yang
semakin lama semakin menyatu kuat dalam dirinya dengan bertambahnya
usia. Nawawi (1987 : 121) mengatakan disiplin merupakan usaha untuk
menanamkan kesadaran para personal tentang tugas dan tanggung
jawabnya agar semua orang bersedia dan mampu memikul tanggung
jawabnya.
Berkaitan dengan disiplin, Tulus Tu’u mengatakan “Disiplin
sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi
prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan
berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan
kelak ketika bekerja” (2004: 38).
Belajar selalu berhubungan dengan perubahan meliputi segala
aspek kehidupan jasmani dan rohani. Menurut Oemar Hamalik ada dua
pandangan yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern. Belajar
menurut pandangan tradisional: menurut pandangan ini, belajar adalah
usaha memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan (1980: 40). Disini
95
pengetahuan yang penting ditekankan, oleh sebab itu pengetahuan
memegang peranan utama dalam hidup manusia, pengetahuan adalah
kekuasaan. Karena itu pandangan ini disebut pandangan yang
intelektualistis, terlalu menekankan pada perkembangan otak. Hal ini
menekankan siswa harus membaca buku pelajaran.
Belajar menurut pandangan modern: menurut pandangan ini, yang
dimaksud dengan belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
interaksi dengan lingkungan (1980: 40) seseorang dinyatakan melakukan
kegiatan belajar setelah ia memperoleh hasil, yakni terjadinya perubahan
tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti dan sebagainya.
Belajar menurut Socitoe: Belajar adalah perubahan yang relatif
tetap dalam tingkah laku sebagai akibat (hasil) pengalaman yang lalu.
Belajar adalah melakukan sesuatu yang baru dan sesuatu yang baru ini
dicamkan oleh individu yang ditampilkan kembali dalam kegiatan
kemudian (1973: 202). Belajar adalah proses modifikasi sedikit banyak
menetap oleh sesuatu kejadian dalam dunia sekeliling kita atau hal-hal
yang kita lakukan atau oleh sesuatu yang kita amati. Belajar adalah suatu
perubahan dalam respons akibat pengalaman (1973: 203).
Pendapat Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
96
Sedangkan menurut Nana Sudjana (1989: 20) belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai bentuk ekspresi berubah pengetahuannya,
pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya,
kecakapannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.
Jadi disiplin belajar adalah sebagai suatu ketertiban dalam
melaksanakan aturan yang berlaku dalam hal belajar untuk mencapai hasil
yang maksimal. Untuk itu para siswa yang memiliki disiplin belajar
tinggi, baik disiplin waktu maupun kebiasaan atau perilaku akan lebih
siap menghadapi kegiatan-kegiatan dalam hal belajar yang diikuti dengan
minat dan juga motivasi.
Disiplin yang mantap pada hakekatnya akan tumbuh dan terpancar
dari hasil kesadaran manusia, disiplin yang tidak bersumber dari hati
nurani manusia, akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak
bertahan lama.
b. Fungsi Disiplin
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin
menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan
berdisiplin, yang akan mengantar seseorang siswa sukses dalam belajar
dan kelak ketika bekerja.
Fungsi disiplin menurut Tulus Tu’u
1) Menata kehidupan bersama yaitu fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu
97
atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.
2) Membangun kepribadian yaitu lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
3) Melatih kepribadian yaitu sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui suatu proses yang membutuhkan waktu panjang, salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.
4) Pemaksanaan yaitu disiplin terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Misalnya, ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mentaati dan mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut. Dikatakan terpaksa, karena melakukannya bukan berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa takut dan ancaman sanksi disiplin.
5) Hukuman yaitu fungsi hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk mentaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman/sanksi dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah.
6) Mencipta lingkungan kondusif: peraturan sekolah yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Tanpa ketertiban, suasana kondusif bagi pembelajaran akan terganggu. Prestasi belajar pun ikut terganggu (2004: 38).
c. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Didalam berperilaku disiplin seseorang akan berbeda-beda antara
orang yang satu dengan yang lain. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Entang dalam dunia pengelolaan kelas:
a. Faktor dari dalam b. Faktor dari luar c. Faktor sosial d. Faktor lingkungan
Keterangan: a. Faktor dari dalam
98
Faktor dari dalam ini dapat mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan disiplin antara lain mengenai keadaan mental kurang normal, gelisah, frustasi, ingatan dimana semua itu akan mengganggu individu untuk berperilaku disiplin.
b. Faktor dari luar Faktor dari luar yaitu dalam melaksanakan disiplin ada
paksaan dari orang lain, maka akan mempengaruhi ketaatan individu tersebut dalam berperilaku disiplin.
c. Faktor sosial Di dalam kelompok sosial terdapat interaksi sosial, maka
sudah barang tentu satu sama lain saling berusaha mempengaruhi, terdapat anggota-anggota yang selalu memegang nilai-nilai kesusilaan, keagamaan dan selalu hidup teratur maka hasil interaksi tersebut akan mempengaruhi cara-cara berperilaku disiplin masing-masing anggota.
d. Faktor lingkungan Dalam faktor lingkungan ini keluarga, sekolah,
organisasi atau kegiatan di dalam masyarakat akan mempunyai pengaruh baik positif maupun negatif dalam membentuk individu (1981: 15).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor
yang mempengaruhi kedisiplinan belajar anak adalah faktor dari
lingkungan keluarga, utamanya adalah bimbingan orang tua. Faktor dari
individu adalah yang berhubungan dengan jasmani dan rohani, sedangkan
faktor yang berasal dari luar adalah hubungannya dengan faktor sosial dan
lingkungan masyarakat, yaitu nilai-nilai, norma-norma dan adat-istiadat
yang berlaku di dalam keluarga, sekolah maupun di masyarakat.
Dengan demikian jelas apabila latar belakang kondisi yang berlaku
di keluarga, di sekolah dan di masyarakat berbeda, maka akan
menimbulkan perilaku disiplin yang berbeda pula.
Dalam kedisiplinan jelas apabila latar belakang kondisi yang
berlaku di keluarga, di sekolah dan di masyarakat berbeda, maka akan
menimbulkan perilaku disiplin yang berbeda pula.
99
Dalam disiplin belajar ini peneliti akan mengumpulkan data dengan
teknik non tes yaitu dengan menggunakan instrumen yang berupa angket
disiplin belajar yang indikatornya meliputi: kedisiplinan terhadap
ketentuan atau jam belajar, kedisiplinan pada peraturan dan tata tertib, dan
kedisiplinan terhadap peningkatan hasil belajar.
2. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Peserta
didik yang berminat suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan
sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Peserta didik mudah
menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan
lancar bila disertai minat.
Menurut Syaiful Bahri (2002: 132) minat adalah kecenderungan
yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas.
Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan
aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.
Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minatnya.
Menurut Hilgard (1977: 19) memberi rumusan pengertian tentang
minat adalah sebagai berikut “Interest is pesisting tendency to pay
attention to and enjoy some activity or conten” artinya minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus
menerus yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan.
100
Menurut Bimo Walgito (1996: 38) menyatakan minat adalah suatu
keadaan yang mana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu
keinginan untuk mengetahui, mempelajari dan membuktikan lebih lanjut.
Lalu menurut Whitherington (dalam Suharsimi Arikunto, 1999: 135)
menyatakan bahwa minat adalah kesadaran seseorang terhadap obyek
seseorang, atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan dirinya
serta dipandang sebagai sesuatu yang sadar.
Slameto (2003: 57) mengemukakan minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai
dengan rasa senang dan diperoleh kepuasan. Lebih lanjut menjelaskan
minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat
belajar merupakan kecenderungan yang relatif tetap untuk lebih
memperhatikan dan mengingat secara terus menerus yang diikuti rasa
bangga, senang serta memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran ditandai dengan hasil
belajar yang diperoleh dapat maksimal. Dalam penelitian ini minat belajar
diukur dengan menggunakan angket dengan indikator meliputi: Adanya
perhatian, adanya pengamatan, adanya tanggapan, adanya fantasi dan
humor, adanya dorongan, kemampuan ingatan, pengetahuan analisis dan
aplikasi, mengembangkan daya pikir, materi menyenangkan, selalun ingin
tahu dan banyak membaca, tercapainya kebanggaan dan kepuasan,
adanya partisipasi aktifitas.
b. Ciri-ciri Siswa Berminat dalam Belajar
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Menurut Slameto (2003: 58) siswa yang berminat dalam belajar
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
101
1) mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus.
2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati. 3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu
yang diminati. 4) Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang
diminati. 5) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada
yang lainnya. 6) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan
kegiatan.
c. Membangkitkan Minat Belajar Siswa
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik
yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya
dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tariknya. Anak-anak mudah
menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan
lancar bila disertai minat.
Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat
membangitkan kegairahan belajar siswa dalam rentangan waktu tertentu.
Untuk itu guru perlu membangkitkan minat siswa agar materi pelajaran
yang diberikan mudah dipahami siswa. Selanjutnya jika ada siswa yang
kurang berminat dalam belajar dapat diusahakan agar mempunyai minat
yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan
berguna bagi kehidupannya serta berhubungan dengan cita-cita yang
berkaitan dengan materi yang dipelajarinya.
Menurut Slameto (2003: 180) proses ini berarti menunjukkan pada
siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi
dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-
kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat
untuk mencapai tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat
bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada
dirinya, ia akan lebih berminat untuk mempelajarinya.
102
Menurut Bimo Walgito (1996: 38) semakin besar minat maka
semakin yakin akan keberhasilan belajar ilmu pengetahuan sosial. Minat
merupakan salah satu kunci utama untuk memperlancar, menggairahkan
dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Ada beberapa macam cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk
membangkitkan minat anak didik sebagai berikut:
1) Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik,
sehingga dia rela belajar tanpa paksaan.
2) Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan
pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah
menerima bahan pelajaran.
3) Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil
belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang
kreatif dan kondusif.
4) Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam
konteks perbedaan individual anak didik.
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi ialah “the will to do” kemauan untuk berbuat. Kemauan
seseorang tidak terlihat yang tampak kemudian adalah kegiatan-
kegiatannya atau aktivitasnya (activities).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 756) bahwa motivasi
adalah “dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk
103
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu”. Menurut Nana
Syaodih (2004: 61) motivasi adalah” kekuatan yang menjadi pendorong
kegiatan individu yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu
yang mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan
kegiatan mencapai suatu tujuan”.
Motivasi berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti
menggerakkan, sebagai mana yang diungkapkan oleh Steers dan Porter
(1988: 3) “The term motivation was originally derived from the Latin
word move, which means to move” motivasi merupakan kemauan atau
“willingness” untuk mengerjakan sesuatu.
Menurut Nawawi (1987: 117) motivasi dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu: dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri yang
disebut motivasi instrinsik sedangkan jika dorongan dari luar disebut
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik timbul karena adanya dorongan
dari dalam sendiri karena suatu kebutuhan untuk mengetahui, merasakan
sesuatu, atau melakukan sesuatu.
Menurut Teevan and Smith (1984: 1) bahwa motive mempunyai
dua sifat dasar, yaitu: “First, a otive or drive energyzes or activates
behavior. Second, motives direct behavior. This guiding function is
exempli fied by the specific types of behavior engaged in be a motivated
organism”. (Pertama, motif sebagai pendorong mengaktifkan perilaku,
104
misalnya adanya dorongan yang mengakibatkan organ yang mengalami
drive menjadi aktif. Kedua motif memerintah perilaku, misalnya adanya
rangsangan terhadap organ untuk bermotivasi).
Menurut Oemar Hamalik (1992: 173) motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa
kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari
aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk
mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk
mencapainya.
Menurut Sorrentio (1986: 9) bahwa “motivation has been
inseparably inked with the study of evert behavior. Throughout the history
of this field, well known books have had behaviorally oriented title … but
we experience, feel and think, as well as act”. Konsep diri yang positif
dari teori ini menjadi motor penggerak keampuannya. Motivasi tak bisa
dilepaskan dengan perilaku belajar yang terbuka, meskipun dalam belajar
lebih berorientasi pada simbul tetapi pengalaman perasaan dan pikiran
memiliki kebersamaan.
Menurut Maslow dalam Toetisoekamto (1996: 46) menyusun
motivasi kebutuhan manusia secara hierarkhis. Guru harus mengerti
kebutuhan dan keadaan peserta didik seperti: siapa yang lapar, sakit, atau
kondisi fisik tidak baik tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Siswa
akan lebih senang belajar dalam suasana aman dan menyenangkan. Siwa
yang disenangi, dan diterima oleh teman lebih berminat untuk belajar
105
dibandingkan dengan mereka yang diabaikan atau dikucilkan oleh teman-
temannya dan keinginan siswa untuk mengetahui dan memahami sesuatu
tidak selalu sama.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa motivasi belajar
merupakan dorongan bagi seorang siswa untuk berprestasi dalam belajar
dengan melakukan suatu tindakan, mengatasi segala tantangan dan
hambatan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
b. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar
Menurut Sardiman AM (2001: 24) ciri-ciri siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai rasa ketertarikan pada guru dalam arti tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh.
2) Selalu memperhatikan dengan antusiasme yang tinggi. 3) Ingin identitasnya diakui dan diketahui. 4) Selalu mengingat pelajaran dan mengulanginya kembali. 5) Merupakan kebiasaan moral yang terkontrol. 6) Tekun dalam menghadapi tugas-tugas. 7) Dapat bekerja dalam waktu yang lama. 8) Ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah puas dengan
apa yang diperolehnya.
c. Unsur-unsur Motivasi Belajar
Menurut MC Donald dalam Sardiman AM (2001: 71) ada tiga
unsur motivasi yang saling berkaitan yaitu sebagai berikut:
106
1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan tertentu dalam sistem organisasi manusia, misalnya karena terjadi perubahan energi dalam dirinya maka timbul motif belajar.
2) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan seseorang (feeling). Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana. Suasana emosi menimbulkan tindakan yang bermotif. Perubahan ini mungkin bisa dan mungkin juga tidak, kita hanya melihat dari perbuatan. Seseorang terlibat dalam suatu diskusi, karena dia merasa tertarik pada masalah yang akan dibicarakan maka akan berbicara dan suara akan timbul kata-kata dengan lancar mudah dan dapat dipahami.
3) Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang termotivasi mengadakan respon-respon yang tertuju ke arah suatu tujuan. Respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap respon merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan. Misalnya siswa ingin mendapat prestasi maka ia akan belajar, mengikuti ceramah, bertanya, membaca dan mengikuti les.
Menurut Aldefer (1972: 87) merumuskan motivasi dalam tiga
keompok, yang dinyatakan sebagai keberadaan, keterkaitan dan
pertumbuhan yaitu:
1) Kebutuhan akan keberadaan adalah semua kebutuhan yang berkaitan
dengan keberadaan manusia yang dipertahankan dan berhubungan
dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman.
2) Kebutuhan keterkaitan adalah berkaitan dengan hubungan kemitraan.
3) Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan yang berhubungan dengan
perkembangan potensi perorangan.
d. Peranan Motivasi Belajar
Menurut Martin Handoko (1992: 9) bahwa motivasi merupakan
suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia, yang
107
menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa motivasilah yang mendorong
seseorang untuk melakukan suatu perbuatan.
Selanjutnya peranan motivasi menurut Sardiman AM (2001: 83)
adalah:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini sebagai motor penggerak dalam setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menemukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain-main yang tidak sesuai dengan tujuan.
Kaitannya dengan perbuatan belajar Sardiman AM (2001: 73)
menjelaskan bahwa motivasi merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual, peranannya yang khas adalah dalam menumbuhkan gairah,
senang dan semangat untuk belajar. Pasaribu dan Simanjuntak (2003: 51)
mengemukakan bahwa peranan motivasi berprestasi dalam belajar adalah
sebagai berikut:
1) Mempengaruhi dan menghubungkan motif yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu kegiatan dalam situasi belajar.
2) Reinforcement atau menggiatkan anak dalam bealjar. Usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka reinforcement yaitu: a) mengemukakan pertanyaan, b) memberikan penguatan, c) memberikan hadiah, d) memberikan hukuman.
108
Selanjutnya menurut Hamzah B. Uno (2007: 27) bahwa motivasi
belajar pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku siswa atau individu, termasuk perilaku individu
yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dan motivasi dalam
belajar dan pembelajaran, antara lain dalam hal:
1) Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar.
2) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.
3) Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar.
4) Menentukan ketekunan belajar.
Jadi motivasi merupakan faktor penting dalam upaya mencapai
suatu keberhasilan dalam belajar. Dalam motivasi memegang peranan
yang sangat penting dalam memberi gairah, semangat dan rasa senang
dalam belajar sehingga akan tercapai tujuan dalam pembelajaran.
e. Jenis-Jenis Motivasi Belajar
Beck (1990: 3) mengemukakan bahwa motivasi dibedakan menjadi
dua yaitu:
1) Motivasi internal, merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang
untuk berbuat semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan.
2) Motivasi eksternal, merupakan kekuatan dari luar diri individu yang
mendorong seseorang untuk bertindak.
Pendapat senada disampaikan Entwistle (1981: 193) menyebutkan bahwa
motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
109
1) Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar dan memenuhi suatu kebutuhan serta dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya siswa belajar untuk ingin menjadi seorang ahli di bidang ilmu tertentu, maka semua kegiatan itu berpangkal pada penghayatan kebutuhan dan siswa berdaya upaya melalui kegiatan belajar tersebut untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun kebutuhan ini hanya dapat dipenuhi dengan belajar yang giat atas kemauan dan kesadarannya sendiri tidak karena disuruh orang lain. Biasanya kegiatan belajar disertai dengan minat dan perasaan yang senang, karena siswa menyadari bahwa dengan belajar baik dia akan memperkaya pengetahuan bagi dirinya sendiri.
2) Motivasi ekstrinsik, adalah motivasi yang timbul akibat adanya faktor/rangsangan dari luar. Misalnya giat belajar karena ada ujian atau mungkin karena takut prestasinya turun dan sebagainya. Atau mungkin juga siswa rajin belajar karena ingin mendapatkan hadiah yang telah dijandjikan kepadanya. Motivasi ekstrinsik ini lebih cenderung mengacu tentang mufakat suatu tugas belajar untuk memenuhi suatu kebutuhan mencapai suatu target. Juga pendapat yang disampaikan oleh Oemar Hamalik (2001: 112) yang mengatakan motivasi dibagi dalam dua jenis yaitu: 1) motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri sendiri, 2) motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari luar.
Sebelum mempelajari sesuatu, siswa telah mempunyai motivasi
intrinsik maka ia secara sadar akan melakukan sesuatu kegiatan yang
tidak memerlukan rangsangan yang berasal dari luar. Siswa yang
memiliki motivasi intrinsik selalu ingin lebih maju dan memperoleh
prestasi dalam belajar. Keinginan tersebut dilatar belakangi oleh
pemikiran yang positif bahwa materi pelajaran dipelajarinya karena siswa
butuh, sehingga siswa tidak bosan-bosannya dalam belajar sehingga
cenderung untuk siswa yang terdidik, dan berpengetahuan luas. Tapi
sebaliknya siswa yang tidak mempunyai motivasi intrinsik maka ia akan
110
sulit dalam belajar. Maka sebagai guru harus berusaha untuk belajar agar
siswa mau belajar dengan sungguh-sungguh.
f. Membangkitkan Motivasi Belajar
Tugas guru adalah mendidik, mengajar dan melatih. Sukarman
(2003: 21) menjelaskan bahwa tugas guru adalah mendidik siswa untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu demi tercapainya tujuan belajar.
Tindakan atau upaya guru untuk membangkitkan motivasi siswa perlu
dipikirkan dan dipertimbangkan masak-masak agar usahanya dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
Beberapa tindakan yang dapat memotivasi siswa dalam belajar,
antara lain:
1) Memberi angka
2) Memberi hadiah atau penghargaan
3) Menumbuhkan rasa sukses
4) Kerjasama
5) Menciptakan suasana kelas yang sejuk dan menyenangkan.
Oemar Hamalik (2007: 166) mengungkapkan bahwa guru dapat
menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan atau membangkitkan
motivasi belajar siswanya, yaitu dengan cara:
1) Memberi angka atau nilai yang memotivasi 2) Memberi pujian, hadiah atau penghargaan 3) Menumbuhkan rasa sukses dan percaya diri 4) Kerja kelompok 5) Persaingan yang positif 6) Menciptakan suasana kelas yang sejuk dan menyenangkan
111
7) Penilaian secara kontinue akan mendorong siswa untuk terus belajar
8) Karya wisata, siswa akan mendapatkan pengalaman langsung yang bermakna bagi ssiwa, sehingga kegiatan belajar dapat dilakukan lebih menyenangkan.
9) Film pendidikan dan belajar melalui media massa. Dengan film dapat menarik perhatian siswa dalam belajar.
Killer dalam Driscoll (1994: 314) mengemukakan model motivasi
yang disingkat ARCS. Menurut model ini ada 4 bentuk kondisi yang
harus dipertemukan untuk mencapai motivasi belajar, yaitu:
1) Attention (perhatian), siswa harus memiliki perhatian dan keinginan
untuk belajar tentang sesuatu, sehingga ada dorongan yang kuat untuk
mencapai hasil atau prestasi belajar.
2) Relevance (relevansi), agar proses belajar optimal, peserta didik harus
percaya bahwa hal-hal yang dipelajari ada kaitannya dengan siswa
dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu.
3) Confidence (kepercayaan diri), siswa harus menghilangkan
kekhawatiran bahwa suatu materi tidak mampu dipelajari secara
efektif sehingga harus percaya diri.
4) Satisfaction (kepuasan), belajar harus menghasilkan suatu rasa
kepuasan untuk mendukung tumbuhnya keinginan tetap belajar.
Indikator-indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan antara
lain sebagai berikut:
1) Keinginan atau hasrat untuk berhasil
2) Adanya kebutuhan
3) Ulet dan tidak mudah puas
4) Harapan akan tercapainya cita-cita
5) Adanya ketekunan dan keuletan
112
6) Lingkungan belajar yang kondusif
7) KBM yang menarik
8) Adanya reinforcement, penguatan dan hukum
9) Adanya aktualisasi diri
10) Rasa puas/sukses
11) Mendapat penghargaan
12) Adanya penilaian
13) Adanya unsur-unsur ARCS.
4. Hakikat Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
a. Hakikat Prestasi Belajar
Sebagaimana dikutip oleh Martinis Yamin (2005: 103), Ausabel
menyatakan bahwa belajar merupakan proses mengaitkan informasi baru
pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur koginitif
seseorang. Bagaimana mekanisme memori seseorang dalam menyimpan
pengetahuan, yang jelas pengetahuan yang berisi informasi-informasi
yang diperoleh seseorang akan tersimpan dengan baik dalam otaknya.
Dengan berlangsungnya belajar, dihasilkan perubahan-perubahan dalam
sel-sel otak, terutama sel-sel yang menyimpan informasi.
Prestasi belajar ukuran keberhasilan ada yang ditekankan pada apa
yang telah diperbuat atau dilakukan siswa pada waktu tertentu. Batasan
waktu yang dimaksudkan dapat berart periode pendidikan, tingkat kelas,
tahun akademik, semesteran, triwulan, atau bahkan jam pelajaran tertentu.
Oleh karenanya tes hasil belajar secara khusus memiliki apa yang disebut
dengan content validity, harus relevan dengan cakupan materi yang telah
113
diajarkan. Apabila hal tersebut tidak terpenuhi, maka tidak akan
memberikan gambaran keberhasilan atau prestasi belajar (Nana Sudjana,
1990: 23).
Selanjutnya untuk mengetahui prestasi belajar diadakan penilaian.
Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi
(angka, diskripsi verbal), analisis, interpretasi, informasi untuk membuat
keputusan (Sosialisasi KTSP, 2006: 2).
Macam-macam penilaian, dalam Sosialisasi KTSP (2006: 5) ada
bermacam-macam penilaian:
1) Ulangan Harian: selesai satu atau beberapa indikator atau satu
Kompetensi Dasar (tertulis, observasi, penugasan, atau lainnya).
2) Ulangan Tengah Semester: selesai beberapa Kompetensi Dasar.
3) Ulangan Akhir Semester: selesai semua Kompetensi Dasar pada
semester yang bersangkutan.
4) Ulangan Kenaikan Kelas: selesai semua Kompetensi Dasar pada
semester ganjil dan genap, dengan penekanan pada kompetensi dasar
semester genap.
Terkait dengan hal tersebut, maka guru dituntut untuk paling
sedikit mengadakan tiga kali ulangan harian dalam satu semester,
disamping tugas-tugas lainnya yang telah ditentukan sesuai dengan sistem
belajar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan penilaian ini berfungsi untuk
mengetahui tingkat prestasi siswa yang bersifat perorangan maupun
kelompok yang akan menjadi umpan balik bagi guru dalam melaksanakan
114
proses belajar mengajar sehingga akan dapat menentukan apakah perlu
daidakan diagnosis, bimbingan, atau penempatan anak didik.
Dapat diungkapkan bahwa pada hakekatnya prestasi belajar
merupakan gambaran kemampuan siswa secara utuh, yang merupakan
perwujudan dari kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik dari
siswa.
Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada ranah kognitif. Menurut
Bloom (1956: 5018) secara lebih khusus, prestasi belajar dalam penelitan
ini menekankan pada ranah kognitif untuk aspek pengetahuan,
pemahaman dan aplikasi yang dikuasai siswa setelah mempelajari mata
pelajaran (dalam hal ini mata pelajran Pendidikan Kewarganegaraan)
pada satu jenjang Program Pendidikan (dalam hal ini kelas VII SMP) dan
dalam kurun waktu tertentu (yaitu semester gasal/I) yang sesuai dengan
kisi-kisi test yang telah disusun dan dikembangkan peneliti untuk
mengukur prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan suatu aktivitas hasil
belajar yang menekankan pada ranah kognitif untuk aspek pengetahuan,
pemahaman, dan aplikasi yang dikuasai siswa hubungannya dengan
prestasi belajar dalam semester satu untuk kelas VII yang meliputi
beberapa kompetensi dasar.
Kompetensi yang digunakan dalam tes prestasi belajar Pendidikan
Kewarganegaraan disini mengacu pada tiga kompetensi dasar, yaitu:
115
1) Mendiskripsikan hakekat norma-norma, kebiasaan, adat-istiadat,
peraturan yang berlaku dalam masyarakat, yang dijabarkan ke dalam
empat indikator yaitu: menjelaskan hakekat norma, menjelaskan
pentingnya norma dalam kehidupan bermasyarakat, menguraikan
macam-macam norma dan membedakan antara norma yang satu
dengan norma yang lain.
2) Menjelaskan hakekat dan arti penting hukum bagi negara, dijabarkan
ke dalam lima indikator, yaitu: menjelaskan pengertian hukum,
menjelaskan pembagian hukum menurut sifat bentuk dan isinya,
menjelaskan pentingnya norma hukum dalam kehidupan
bermasyarakat, menjelaskan tujuan dan fungsi ditetapkannya hukum
dalam suatu negara, dan menunjukkan kepatuhan terhadap hukum
dalam kehidupan seharu-hari.
3) Menerapkan norma-norma kebiasaan adat istiadat dan peraturan yang
berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
dijabarkan ke dalam dua indikator yaitu: menjelaskan pentingnya
penerapan norma kebiasaan dan adat istiadat yang berlaku dalam
masyarakat dan mengamati kasus-kasus pelanggaran norma yang
terjadi dalam masyarakat.
Kompetensi-kompetensi tersebut tergambar setelah siswa mampu
menjawab soal-soal tes prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan
yang diujikan oleh peneliti dengan indikator yang telah ditentukan.
116
Perolehan nilai yang dicapai oleh siswa atas tes inilah yang
menggambarkan perstasi belajarnya.
Sehubungan dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan
siswa kelas VII SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo dalam penelitian
ini, terlebih dahulu akan dikaji hakekat Pendidikan Kewarganegaraan.
b. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan (Civil Education) adalah mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari
segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi
warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945 (Departemen Pendidikan
Nasional, 2005: 33).
Pendidikan Kewarganegaraan yang pertama adalah Civic.
Kurikulum yang berlaku pada saat itu adalah kurikulum 1968.
Perkembangan zaman yang cepat dan juga pendidikan berkembang
dengan pesat pula. Akhirnya civic diganti dengan Pendidikan Moral
Pancasila (PMP), dengan dikeluarkannya kurikulum 1975. Pelajaran
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) lahir pada tahun ajaran 1975 / 1976,
dengan visi dan misi berorientasi pada penanaman nilai (value
inculcation) dengan muatan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Kondisi
ini bertahan sampai disempurnakannya kurikulum PMP tahun 1975/1976
pada tahun 1984. PMP makin kaya dengan muatan baru Pedoman
Pemahaman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4) atau Eka
117
Prasetya Pancakarsa dengan 36 butir nilai Pancasila. Kondisi tersebut
terus berlanjut sampai berubahnya kurikulum PMP 1984 menjadi
kurikulum tahun 1994. Pada tahun 2004 kurikulum 1994 yang dikenal
dengan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) diubah
dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan sebutan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Dalam paradigma baru PKn memusatkan
perhatian pada pengembangan kecerdasan warga negara dalam dimensi
spiritual, rasional, emosional dan sosial baik secara individu, sosial
maupun sebagai pemimpin hari esok.
Sebagaimana lazimnya semua mata pelajaran, mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi, misi, tujuan, dan ruang
lingkup isi. Visi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah
terwujudnya suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai sarana
pembinaan watak bangsa (nation and character building) dan
pemberdayaan warga negara. Dengan visi tersebut, diupayakan
Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya mampu mcwujudkan proses
pendidikan yang terarah pada pengembangan kemampuan individu
sehingga menjadi warga negara yang cerdas, partisipatif dan bertanggung
jawab, yang pada gilirannya mampu mendukung berkembangnya
kehidupan masyarakal bangsa dan negara Indonesia yang cerdas
(Depdiknas, 2006: 3).
Sementara itu, misi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
adalah membentuk warga negara yang baik, yaitu warga negara yang
118
sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
(Depdiknas, 2006: 3). Dengan misi ini, diharapkan Pendidikan
Kewarganegaraan dapat: (a) memanfaatkan kenyataan dan kecenderungan
masyarakat yang semakin transparan, tuntutan kembali mutu yang
semakin mendesak dan proses demokrasi yang semakin intens dan meluas
sebagai konteks dan orientasi pendidikan demokrasi; (b) memanfaatkan
subtansi berbagai disiplin ilmu yang relevan sebagai wahana paedagogis
untuk menghasilkan dampak instruksional dan pengiringnya; dan (c)
memanfaatkan berbagai konsep, prinsip dan prosedur pembelajaran yang
memungkinkan para peserta didik mampu belajar demokratis, dalam
situasi yang demokratis dan untuk meningkatkan mutu kehidupan
masyarakat yang lebih demokratis (Depdiknas, 2006: 3).
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu sebagai warga negara Indonesia
sehingga mereka memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan
kewarganegaraan yang memadai, yang memungkinkan untuk
berpantisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai
dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(Departemen Pendidikan Nasional. 2005 : 34). Sejalan dengan pernyataan
ini.
119
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No. 22 ahun 2006 bahwa: Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara serta anti korupsi.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi (Depdiknas, 2006: 3).
Rumusan tujuan tersebut sejalan dengan aspek-aspek kompetensi
yang hendak dikembangkan dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Aspek-aspek kompetensi tersebut mencakup
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan
kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan
(civic dispositions). Hal tersebut analog dengan konsep Benjamin S.
Booom tentang pengembangan kemampuan siswa yang mencakup ranah
kognitif, psikomotor, dan afektif. Cakupan aspek-aspek kompetensi
120
dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat digambarkan
sebagaimana pada diagram berikut ini.
Gambar 1.
Diagram Aspek-aspek Kompetensi dalam Pendidikan Kewarganegaraan.
Aspek kompetensi pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowledge) menyangkut kemampuan akademik-keilmuan yang
dikembangkan dari berbagai teori dan konsep politik, hukum, dan moral.
Dengan demikian, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan bidang kajian multidisipliner. Secara lebih terperinci, materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang hak dan
tanggung jawab warga negara, hak asasi manusia, prinsip-prinsip dan
proses demokrasi, lembaga pemerintah dan nonpemerintah, identitas
Perubahan kewarganegaraan
Warga negara yang baik
(berpengetahuan, terampil, dan
berwatak)
Keterampilan kewarganegaraan
Watak kewarganegaraan
121
nasional, pemerintahan berdasar hukum (rule of law) dan peradilan yang
hebas dan tidak memihak, konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-norma
dalam masyarakat (Depdiknas, 2006: 4).
Keterampilan kewarganegaraan (civic skills) meliputi keterampilan
intelektual (intelectual skills) dan keterampilan berpartisipasi
(participatory skills) dalam kehidupan berhangsa dan bernegara. Contoh
keterampilan intelektual adalah keterampilan dalam merespon berhagai
persoalan politik, misalnya merancang dialog dengan DPRD. Contoh
keterampilan berpartisipasi adalah keterampilan menggunakan hak dan
kewajibannya di bidang hukum, misalnya segera melapor kepada polisi
atas terjadinya kejahatan yang diketahui (Depdiknas, 2006: 5).
Watak/karakter kewarganegaraan (civic dispositions)
sesungguhnya merupakan dimensi yang paling substantif dan esensial
dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dimensi
watak/karakter kewarganegaraan dapat dipandang sebagai “muara” dan
pengembangan kedua dimensi sebelumnya. Dengan memperhatikan visi,
misi, dan tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,
karakteristik mata pelajaran ini ditandai dengan penekanan pada dimensi
watak, karakter, sikap, dan potensi lain yang bersifat afektif (Depdiknas,
2006: 5)
Dengan demikian, seorang warga negara pertama-tama perlu
memiliki pengetahuan kewarganegaraan yang baik, terutama pengetahuan
di bidang politik. hukum, dan moral dalam kehidupan berbangsa dan
122
bernegara. Selanjutnya, seorang warga negara diharapkan memiliki
keterampilan secara intelektual maupun secara partisipasif dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada akhirnya, pengetahuan dan
keterampilannya itu akan membentuk suatu watak atau karakter yang
mapan, sehingga menjadi sikap dan kebiasaan hidup sehani-hari. Watak,
karakter, sikap atau kebiasaan hidup sehari-hari yang mencerminkan
warga negara yang baik itu misalnya sikap relegius, toleran, jujur, adil,
demokratis, menghargai perbedaan, menghormati hukum, menghormati
hak orang lain, memiliki semangat kebangsaan yang kuat, memiliki rasa
kesetiakawanan sosial, dan lain-lain.
Berdasarkan paparan di atas, maka pada hakikatnya yang
dimaksudkan dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan dalam
penelitian ini adalah kompetensi yang telah dicapai siswa dalam
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan
kewarganegaraan (civic skills); dan watak atau karakter kewarganegaraan
(civic dispositions). Dalam hal pengetahuan kewarganegaraan, para siswa
memiliki kompetensi (kemampuan) berpikir secara rasional, kritis, dan
kreatif sehingga mampu memahami berbagai wacana kcwarganegaraan.
Dalam bidang keterampilan kewarganegaraan, para siswa memiliki
keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara
demokratis dan bertanggung jawab. Dalam hal watak atau karakter
kewarganegaraan, para siswa memiliki watak dan kepribadian yang baik,
123
sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
c. Hakekat Metode Pembelajaran
Dalam pembelajaran memang terdapat istilah yang sering
dipasangkan dengan istilah “metode”. yaitu istilah “pendekatan”, dan
“teknik”. Untuk memperjelas perbedaan ini, Edward Anthony (1963)
menjelaskan hahwa pendekatan adalah aksiomatis, pendekatan
menggambarkan sifat dari permasalahan utama yang akan diajarkan.
Sementara itu, metode merupakan rencana keseluruhan bagi presentasi
yang teratur dan material atau materi pelajaran yang akan disampaikan,
tidak ada bagian yang bertentangan dan keseluruhannya didasarkan pada
pendekatan yang tertentu. Jika pendekatan adalah aksiomatis, maka
metode adalah prosedural, dan dalam suatu pendekatan mungkin terdapat
banyak metode. Adapun teknik adalah implementasi hal-hal yang
sesungguhnya muncul di dalam ruang kelas. Ia merupakan trik, atau
penemuan khusus yang digunakan untuk memenuhi tujuan yang serta
merta. Teknik harus konsisten dengan metode, dan oleh karenanya harus
harmonis dengan pendekatan pula (Anthony, 1963: 63-67, dalam Richars
& Rodgers, 1993:15).
Mengacu pada penjelasan Anthony di atas, Wardani (2001 6.4.)
mengemukakan babwa pendekatan (approach) adalah seperangkat asumsi
yang saling berkaitan dengan hakikat mata pelajaran yang akan diajarkan.
Suatu pendekatan bersifat aksiomatis serta menggambarkan hakikat apa
124
yang diajarkan. Pendekatan bersifat aksiomatis artinya bahwa kebenaran
yang dikemukakan dalam asumsi-asumsi dalam pendekatan itu tidak
dipersoalkan atau tidak perlu dibuktikan lagi. Yang dipersoalkan adalah
metode yang diturunkan dan pendekatan tersebut.
Sementara itu, Richards melihat pendekatan dan metode pada
tataran desain, yaitu pada tataran tujuan, silabus, dan isi ditentukan, dan
di mana peran guru serta siswa dan materi pembelajaran ditentukan. Fase
implementasi (tataran teknik dalam model Anthony) diacu dengan istilah
prosedur. Jadi menurut Richards suatu metode secara teoretis
dihubungkan dengan suatu pendekatan, dan secara organisatoris
ditentukan oleh prosedur (Richards & Rodgers, 1993: 16).
Sementara itu, berkaitan dengan pembelajaran, sering orang
menyamakan antara istilah pembelajaran dan pengajaran. Sebenarnya
kedua istilah itu apabila dicermati maknanya baik-baik mempunyai
perbedaan. Brown (2000: 7) membedakan kedua istilah itu dengan
penjelasan sebagai berikut:
Pembelajaran (learning) adalah pemerolehan pengetahuan tentang
suatu hal atau keterampilan melalui belajar pengalaman; sedangkan
pengajaran (teaching) adalah upaya membantu seseorang untuk belajar
dan bagaimana melakukan sesuatu, memberikan pengajaran, membantu
dalam menyelesaikan sesuatu, memberi pengetahuan dan membuat
seseorang menjadi mengerti.
125
Lebih lanjut Brown (2000: 9) memperjelas konsep pembelajaran
dengan menambahkan kata kunci yang harus diperhatikan, yaitu: 1)
pembelajaran menyangkut hal praktis, 2) pembelajaran adalah
penyimpanan informasi, 3) pembelajaran adalah penyusunan organisasi,
4) pembelajaran memerlukan keaktifan dan kesadaran, 5) pembelajaran
relatif permanen, dan (6) pembelajaran adalah perubahan tingkah laku.
Terkait dengan konsep pembelajaran tersebut, Mulyasa (2003: 100)
menjelaskan bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali
faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari
dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari
lingkungan. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan sekolah atau kelas agar kondusif untuk
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Menurut Moh. Uzer Usman (2005: 4), pembelajaran merupakan
suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. lnteraksi atau hubungan timbal balik
antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya
pembelajaran. Interaksi dalam peristiwa pembelajaran memiliki arti yang
luas, tidak sekadar huhungan antara guru dan siswa, tetapi berupa
interaksi edukatif. Dalam hal ini tidak hanya penyampaian pesan berupa
126
materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa
yang sedang belajar.
Sementara itu, Imain Machfudz dan Wahyudi Siswanto (1997: 7)
menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses sistematis yang tiap
komponennya penting sekali bagi keberhasilan belajar siswa. Lebih jauh
dikatakan bahwa pembelajaran hanya berlangsung manakala usaha
tertentu dibuat untuk mengubah sedemikian rupa, sehingga suatu hasil
belajar tertentu dapat dicapai. Dalam hal ini, proses pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas daripada pengertian mengajar.
Dalam proses pembelajaran tersirat adanya satu kesatuan kegiatan
yang terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar.
Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang.
Dan uraian di atas, dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran pada
hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya
yang difasilitasi oleh guru yang menyebabkan terjadi perubahan perilaku
ke arah yang lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan tertentu yang
telah ditetapkan sebelumnya. Adapun perubahan yang terjadi karena
proses pembelajaran memiliki sifat antara lain: perubahan itu terjadi
secara sadar, perubahan itu bersifat kontinyu, perubahan itu bersifat
positif, dan perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.
Sejalan dengan hal itu, Nana Sujana (2000: 76) mengemukakan
bahwa metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
127
pengajaran; sedangkan Tardif dalam Muhibbin Syah (1995: 202)
menjelaskan bahwa metode pembelajaran merupakan cara yang berisi
prosedur untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, khususnya kegiatan
penyajian materi pelajaran kepada siswa. Metode pembelajaran adalah
bagian dari seperangkat alat dan cara dalam melaksanakan suatu strategi
pembelajaran.
Sumadi Suryobroto (1997: 43) berpendapat “metode pembelajaran
merupakan salah satu cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh
karena itu, metode pembelajaran berperan sebagai alat bantu guru dalam
menciptakan pembelajaran.
Dengan metode pembelajaran yang tepat diharapkan dapat
menciptakan interaksi edukatif yang baik. Dalam interaksi ini guru harus
dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa, serta menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi.
Pemilihan metode pembelajaran sangat ditentukan oleh
karakteristik materi pelajaran. Ada materi yang lebih sesuai disampaikan
dengan metode ceramah, ada yang lebih mudah dipahami dengan metode
Jigsaw. Di samping itu, tingkat kemampuan dan perkembangan siswa
juga ikut menentukan pilihan metode pembelajaran yang tepat. Faktor
lain yang dipertimbangkan dalam pemilihan metode pembelajaran adalah
fasilitas pengajaran yang tersedia.
128
Dengan demikian, sebenarnya aspek yang juga paling penting
dalam keberhasilan pembelajaran adalah penguasaan metode
pembelajaran. Dengan penguasaan metode pembelajaran yang memadai,
diharapkan guru mampu menyusun dan merancang skenario atau strategi
pembelajaran yang dapat diimplementasikan di depan kelas sehingga
keefektifan proses dan produk pembelajaran akan berhasil dengan baik.
Mengacu pada apa yang telah diuraikan di atas, dapatlah
dikemukakan bahwa metode pembelajaran pada hakikatnya adalah segala
upaya yang dilakukan guru dalam memberdayakan komponen-komponen
pembelajaran terkait secara optimal sehingga pencapaian tujuan
pembelajaran dapat diwujudkan sesuai dengan target dan kriteria yang
telah ditentukan.
F. Penelitian yang Relevan
Mujirin dalam penelitiannya (2008) berjudul “Hubungan Kreatifitas, Minat dan Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial” salah satu butir kesimpulannya menyatakan bahwa kreatifitas belajar, minat belajar dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Siswa yang motivasi belajarnya tinggi, disertai dengan kreatifitas belajar tinggi serta adanya motivasi yang tinggi pula akan mampu memperoleh prestasi/hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lebih baik apabila dibandignkan dengan siswa yang kreatifitas belajar, minat belajar dan motivasi belajarnya kurang.
Hasil penelitian Siswardoyo (2002) menyimpulkan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam, ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar
dan kemampuan awal secara bersama-sama dengan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam.
Hasil penelitian Maryadi (2002) menyimpulkan terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan minat belajar matematika terhadap hasil belajar
129
matematika. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kemandirian belajar
matematika dengan hasil belajar matematika.
Dilihat dari rancangan penelitian yang digunakan peneliti-peneliti
terdahulu dengan penelitian ini sama, yaitu sama-sama menggunakan rancangan
penelitian jenis penelitian kuantitatif. Sementara itu, ada beberapa variabel
penelitian yang terdahulu memiliki kesamaan dengan salah satu jenis variabel
penelitian ini, yaitu: motivasi belajar dan prestasi belajar.
G. Kerangka Berpikir
1. Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Disiplin belajar sebagaimana diungkapkan dalam kajian teori suatu keterlibatan yang menunjuk pada ketetapan peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah dalam melaksanakan belajar. Adapun indikasi disiplin belajar yang baik ada 3 aspek:
a. Sikap mental taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan
pengendalian pikiran dan pengendalian watak.
b. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, untuk mencapai
keberhasilan (sukses)
c. Kelakuan yang wajar, kesungguhan hati untuk mentaati segala hal yang
secara cermat dant tertib.
Oleh karena itu tindakan disiplin belajar yang baik dapat mendorong siswa
untuk meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan, atas dasar
tersebut kita dapat menduga bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
130
antara disiplin belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
2. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar
Minat belajar yang baik dalam kajian teori di atas akan mendukung adanya suasana belajar yang maksimal sehingga tercipta adanya gairah dalam belajar. Atas dasar hal tersebut dapat diduga bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar
Motivasi belajar sebagaimana dalam kajian teori di atas merupakan kekuatan pendorong semangat dalam belajar. Dengan motivasi mengakibatkans seseorang/siswa mau dan rela menggerakkan kemampuan dalam belajar. Dengan kata lain, motivasi belajar memegang peranan penting dalam belajar, sehingga seseorang yang bermotivasi tinggi akan berusaha melaksanakan tugasnya/belajarnya pada siswa untuk mencapai nilai yang baik. Atas dasar tersebut, dapat diduga ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan.
4. Hubungan Disiplin Belajar, Minat Belajar, dan Motivasi Belajar dengan
Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Dalam diskripsi teori telah dijelaskan bahwa disiplin belajar besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar, sebab dengan disiplin belajar siswa akan mentaati ketentuan waktu atau jam belajar, mematuhi dan mentaati peraturan tata tertib. Minat belajar akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa, sebab dengan minat belajar seorang siswa akan mentaati ketentuan-ketentuan waktu atau jam belajar, tata tertib dan disiplin pada peningkatan prestasi belajar. Minat belajar akan berpengaruh pada prestasi belajar, sebab dengan minat belajar pada siswa, siswa akan tergerak mengadakan kegiatan yang menjadi tanggung jawab sebagai siswa. Begitu juga motivasi belajar seorang siswa mempunyai pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar siswa, sebab dengan motivasi belajar siswa selalu berminat, antusiasme dan dorongan untuk belajar secara maksimal. Atas hal tersebut dapat diduga bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar, minat belajar, dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Secara skematis dapat digambarkan pada gambar berikut ini:
Gambar 2. Kerangka Berpikir
Disiplin Belajar X1
Minat Belajar X2
Motivasi Belajar X3
Prestasi Belajar PKn Y
131
H. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori serta kerangka berpikir
yang terungkap, jawaban sementara terhadap masalah dalam penelitiann ini
dirumuskan dalam 4 (empat) hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Ada hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi
belajar PKn pada siswa.
2. Ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi
belajar PKn pada siswa.
3. Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar PKn pada siswa.
4. Ada hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar, minat belajar,
dan motivasi belajar dengan prestasi belajar PKn pada siswa kelas VII SMP
Negeri di Kecamatan Sukoharjo.
132
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo, sebagai obyek penelitian adalah siswa SMP
Negeri di Kecamatan Sukoharjo kelas VII. Dipilihnya siswa kelas VII SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo sebagai
sumber data penelitian karena peneliti adalah salah satu guru di SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo, sehingga dalam
komunikasi dengan obyek/responden akan lebih mudah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan pada semester I tahun pelajaran 2009/2010 yakni bulan Juli sampai Desember 2009.
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Juli 2009 Agustus 2009
September 2009
Oktober 2009
Nopember 2009
Desember 2009 No Jenis Kegiatan
1 Penyusunan, Seminar Revisi proposal
133
2 Pengurusan ijin uji coba dan penelitian
3 Penyusunan Makalah Kualifikasi
4 Penyusunan Bab I, II, III
5 Pelaksanaan Uji Coba Instrumen
6 Penelitian di Lapangan
7 Penyusunan Bab IV dan V
8 Perencanaan Ujian Tesis
9 Perbaikan Tesis
10 Pengurusan Wisuda
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada 4 (empat) variabel yaitu variabel disiplin belajar
(X1), variabel minat belajar (X2), variabel motivasi belajar (X3) sebagai variabel
bebas sedang variabel terikatnya adalah prestasi belajar PKn (Y).
Definisi Operasional Variabel
Guna memperjelas penelitian ini maka variabel-variabel penelitian tersebut
secara operasional didefinisikan sebagai berikut:
1. Disiplin Belajar adalah sikap mental, taat dan tertib sebagai hasil sebagai
pengendali pikiran dan watak, kesadaran bahwa ketaatan akan aturan norma,
kriteria untuk mencapai keberhasilan, kesungguhan hati untuk mentaati
segala hal yang secara cermat dan tertib. Dalam hal ini indikatornya adalah
kedisiplinan terhadap ketentuan atau jam belajar, kedisiplinan pada peraturan
dan tata tertib, dan kedisiplinan terhadap peningkatan hasil belajar.
2. Minat Belajar adalah kecenderungan yang relatif tetap untuk lebih
memperhatikan dan mengenang apa yang dipelajari secara terus menerus,
suka dan bangga terhadap hal yang diminati, sehingga ada rasa terikat pada
aktivitas yang diminati dan akhirnya menyukai apa yang menjadi minatnya
134
untuk berpartisipasi serta beraktivitas. Selanjutnya dalam minat belajar
indikatornya sebagai berikut: Aspek perhatian, adanya pengamatan, adanya
tanggapan, adanya fantasi dan humor, adanya dorongan, kemampuan ingatan,
pengetahuan analisis dan aplikasi, mengembangkan daya pikir, materi
menyenangkan, selalu ingin tahu dan banyak membaca, tercapainya
kebanggaan dan kepuasan, adanya partisipasi pada aktivitas.
3. Motivasi Belajar adalah adanya rasa ketertarikan, pwerhatian dengan
antusiasme yang ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan dalam
belajar. Dalam hal ini indikatornya adalah meliputi keinginan atau hasrat
untuk berhasil, adanya kebutuhan, ulet dan tidak mudah puas, harapan akan
tercapainya cita-cita, adanya ketekunan dan keuletan, lingkungan belajar yang
kondusif, KBM yang menarik, adanya reinforcement penguatan dan
hukuman, adanya aktualisasi diri, rasa puas/sukses, mendapatkan
penghargaan, adanya penilaian, adanya unsur ARCS.
4. Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan suatu aktivitas hasil belajar yang
menekankan pada ranah kognitif untuk aspek pengetahuan, pemahaman, dan
aplikasi yang dikuasai siswa hubungannya dengan prestasi belajar dalam
semester satu untuk kelas VII yang meliputi beberapa kompetensi dasar.
Kompetensi yang digunakan dalam tes prestasi belajar Pendidikan
Kewarganegaraan disini mengacu pada tiga kompetensi dasar, yaitu:
135
(1) Mendiskripsikan hakekat norma-norma, kebiasaan, adat istiadat,
peraturan yang berlaku dalam masyarakat, yang dijabarkan ke dalam
empat indikator, yaitu: menjelaskan hakekat norma, menjelaskan
pentingnya norma dalam kehidupan bermasyarakat, menguraikan
macam-macam norma dan membedakan antara norma yang satu dengan
norma yang lain.
(2) Menjelaskan hakekat dan arti penting hukum bagi negara, dijabarkan ke
dala lima indikator, yaitu: menjelaskan pengertian hukum, menjelaskan
pembagian hukum menurut sifat bentuk dan isinya, menjelaskan
pentingnya norma hukum dalam kehidupan bermasyarakat, menjelaskan
tujuan dan fungsi ditetapkannya hukum dalam suatu negara, dan
menunjukkan kepatuhan terhadap hukum dalam kehidupan sehari-hari.
(3) Menerapkan norma-norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan yang
berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
dijabarkan ke dalam dua indikator yaitu: menjelaskan pentingnya
penerapan norma kebiasaan dan adat istiadat yang berlaku dalam
masyarakat dan mengamati kasus-kasus pelanggaran norma yang terjadi
dalam masyarakat.
Kompetensi-kompetensi tersebut tergambar setelah siswa mampu menjawab
soal-soal tes prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan yang diujikan oleh
peneliti dengan indikator yang telah ditentukan. Perolehan nilai yang dicapai
oleh siswa atas tes inilah yang menggambarkan prestasi belajarnya.
136
I. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional.
Penelitian Deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang
berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau (Nana Syaodih, 2008: 54).
Penelitian korasional: Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan
suatu variabel dengan variabel-variabel lain (Nana Syaodih, 2008: 56)
Dikandung maksud dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif
korelasional, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memastikan berapa
besar variasi-variasi yang disebabkan oleh satu variabel, berhubungan dengan
variasi yang disebabkan oleh variabel lain. Untuk menentukan arah hubungan
antara variabel digunakan pengukuran korelasi.
Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji adalah disiplin belajar
siswa, minat belajar dan motivasi belajar siswa sebagai variabel bebas
(independen/prediktor) dan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa
SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo sebagai variabel terikat atau variabel
kreterium.
Selanjutnya karena data-data yang terkumpul berupa angka-angka maka
analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif.
137
J. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Sutrisno Hadi (1985: 220) populasi adalah seluruh individu yang dimaksud untuk diselidiki, sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto (1998: 115) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Selanjutnya menurut
Nana Syaodih Sukmadinata (2008: 250) bahwa populasi adalah “Kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup
penelitian”. Dalam penelitian ini populasinya adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagain atau wakil populasi yang akan diteliti (Suharsimi Arikunto, 2002: 109). Pengumpulan sampel ini
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh,
atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, dengan istilah lain harus representatif (Suharsimi Arikunto,
2002: 111).
Selanjutnya menurut Sugiyono (2009: 118) sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.
Oleh karena itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (mewakili).
Dalam penelitian ini populasinya adalah semua kelas VII SMP Negeri di
Kecamatan Sukoharjo yang terdiri dari 7 SMP Negeri dengan jumlah peserta
didik 1870. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari anggota populasi
penelitian. Cara pengambilan digunakan teknik acak sedang untuk menentukan
besar sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael,
untuk tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10% populasi. Dengan N = 1870 dibulatkan
menjadi 1900. Dalam penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan
taraf kesalahan 5% diperoleh S = 294 (Sugiyono, 2009: 128). Sedangkan teknik
yang digunakan untuk pengambilan besar sampel dengan cara proportional
random sampling dari jumlah populasi setiap strata yang berbeda yaitu
dinyatakan dalam tabel 2 berikut ini:
138
Tabel 2. Sampel Penelitian
Nama Sekolah Populasi Siswa Kelas 7
Sampel yang Diprediksikan
1. SMP Negeri 1 Sukoharjo
2. SMP Negeri 2 Sukoharjo
3. SMP Negeri 3 Sukoharjo
4. SMP Negeri 4 Sukoharjo
5. SMP Negeri 5 Sukoharjo
6. SMP Negeri 6 Sukoharjo
7. SMP Negeri 7 Sukoharjo
318
280
295
252
280
240
205
50
44
46
40
44
38
32
Jumlah 1870 294
K. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dijaring menggunakan angket untuk
mengumpulkan data tentang disiplin belajar (X1), minat belajar (X2) dan motivasi
belajar (X3) sebagai variabel bebas sedangkan teknik test digunakan sebagai
variabel terikat yaitu prestasi belajar PKn siswa (Y).
Dalam pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket dan tes
prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan.
1. Angket atau kuesioner: merupakan salah satu teknik pengumpul data yang
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara tertulis kepada responden
(orang yang dimintai keterangan). Menurut Suharsini Arikunto (2003: 128)
mengemukakan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini
memilih alat pengumpul data angket karena merupakan teknik komunikasi
139
tidak langsung dalam mengumpulkan data tentang disiplin belajar, minat
belajar dan motivasi belajar.
2. Tes prestasi belajar, tes hasil belajar kadang-kadang disebut juga tes prestasi
belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu
tertentu (Nana Syaodih, 2008: 223). Dalam penelitian ini untuk memperoleh
nilai prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan digunakan teknik tes.
L. Uji Coba Instrumen Penelitian dan Hasilnya
Instrumen yang akan digunakan diujicobakan terlebih dahulu, di kelas lain,
sekolah lain dengan tujuan untuk menganalisa alat ukur agar instrumen tersebut valid
dan reliabel. Demikian diharapkan alat ukur tersebut akan mampu mengukur apa
yang semestinya diukur.
1. Teknik Angket
a. Uji Validitas Instrumen Penelitian
Uji validitas instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah
item yang telah disusun telah memenuhi persyaratan penelitian. Uji
validitas angket disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar dalam
penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }å å-å å-å å å-
=y)²(y²Nx)²(x²N
y)(x)(xNrxy
y
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
N = jumlah responden penelitian
åx = jumlah skor x (item)
åy = jumlah skor y (total)
140
(Suharsini Arikunto, 1996: 156)
Berdasarkan uji coba instrumen dengan menggunakan responden
30 orang maka untuk mengetahui tingkat validitas itemnya digunakan
rumus Korelasi Product Moment dengan nilai kritik pada taraf
signifikansi 5%. Hasil uji validitas butir instrumen (rhitung) selanjutnya
dikonsultasikan dengan rtabel harga kritik dari rtabel product moment pada
N 30 adalah r = 0,361 (taraf signifikansi 5%). Bila rhitung lebih besar dari
rtabel maka butir instrumen valid atau sebaliknya tidak valid.
Berdasarkan hasil uji validitas yang dapat dilihat dalam lampiran
9b, 10b, 11b, dapat diketahui sebagai berikut:
1) Instrumen Disiplin Belajar
Jumlah item pernyataan = 40 item. Dari 40 butir item pernyataan
kesemuanya dinyatakan valid dengan range skor validitas = 0,379 –
0,715 > 0,361 dalam penelitian selanjutnya kesemuanya item
diikutkan dalam instrumen penelitian. (Lampiran 9b).
2) Instrumen Minat Belajar
Jumlah item pernyataan = 40 item. Dari 40 butir item pernyataan
kesemuanya dinyatakan valid dengan range skor validitas = 0,367 –
0,679 > 0,361 dalam penelitian selanjutnya kesemuanya item
diikutkan dalam instrumen penelitian. (Lampiran 10b).
3) Instrumen Motivasi Belajar
Jumlah item pernyataan = 40 item. Dari 40 butir item pernyataan
kesemuanya dinyatakan valid dengan range skor validitas = 0,390 –
141
0,522 > 0,361 dalam penelitian selanjutnya kesemuanya item
diikutkan dalam instrumen penelitian. (Lampiran 11b).
b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji reliabilitas instrumen penelitian ini untuk mengetahui apakah
alat ukur itu mantap / ajek dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut
stabil, dapat diandalkan dan dapat diramalkan, karena penggunaan alat
ukur tersebut berkali-kali akan memberikan hasil yang serupa
(Muhammad Nasir, 1998: 161).
Uji reliabilitas angket disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar
ini menggunakan rumus koefisien Alpha Cornbach, sebagai berikut:
÷÷ø
öççè
æ å÷÷ø
öççè
æ-
= 21
2b
11 -11)(k
kr
ss
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
å 2bs = jumlah varians butir
21s = varians total (Suharsini Arikunto, 1996: 191)
Setelah melakukan uji reliabilitas angket yang dapat dilihat pada lampiran 9c,
10c, dan 11c, dapat diketahui sebagai berikut:
a) Hasil uji reliabilitas angket disiplin belajar diperoleh r = 0,937 berarti
kategori sangat tinggi. (Lampiran 9c)
142
b) Hasil uji reliabilitas angket minat belajar diperoleh r = 0,914 berarti
kategori sangat tinggi. (Lampiran 10c)
c) Hasil uji reliabilitas angket motivasi belajar diperoleh r = 0,893 berarti
kategori sangat tinggi. (Lampiran 11c)
Dari hasil tersebut di atas dapat diketahui bahwa koefisien reliabiltias (r11)
lebih besar dari 0,70 yang termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi.
Dengan demikian instrumen ketiga angket tersebut sudah memenuhi syarat
reliabiltias.
2. Tes Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
a. Uji indek tingkat kesukaran butir soal tes, agar obyektifitas tes diperoleh
apabila pelaksanaan tes tersandar dari unsur-unsur subyektif.
Menentukan indek tingkat kesukaran soal tes dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P = n| / N
Dimana:
P = Indek kesukaran
n | = Banyaknya siswa yang menjawab benar
N = Banyaknya responden yang mengikuti tes.
(Suharsini Arikunto, 2003: 210)
b. Menentukan Indeks Daya Beda/Diskriminasi
Menentukan Indek Daya Beda dengan rumus :
D =
iR
iR
iT
iT
Nn
Nn
-
(Suharsini Arikunto, 2003: 218)
Dimana:
D = Indek daya beda
143
niT = Banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok tinggi.
niR = Banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok rendah.
NiT = Banyaknya siswa pada kelompok tinggi.
NiR = Banyaknya siswa pada kelompok rendah.
c. Uji validitas butir soal tes prestasi Belajar PKn
Uji validitas instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah
butir soal yang disusun telah memenuhi persyaratan penelitian. Uji
validitas digunakan rumus korelasi product moment:
{ }{ }å å-å å-å å å-
=y)²(y²Nx)²(x²N
y)(x)(xNrxy
y
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
N = jumlah responden penelitian
åx = jumlah skor x (item)
åy = jumlah skor y (total)
(Suharsini Arikunto, 1996: 159)
Hasil uji validitas tes prestasi belajar jumlah butir soal 40 butir. Dari 40 butir soal
kesemuanya dinyatakan valid dengan range skore validitas = 0,401 – 0,718 >
0,361. Dalam penelitian selanjutnya kesemuanya butir soal diikutkan dalam
instrumen penelitian (Lampiran 12b).
144
Hasil ujicoba tes prestasi belajar PKn adalah (Lampiran 12b, 12d):
Butir No
P D rxy Valid/Tidak Valid/Revisi
1 0,65 0,70 0,718 Valid 2 0,70 0,60 0,536 Valid 3 0,70 0,40 0,513 Valid 4 0,55 0,50 0,408 Valid 5 0,80 0,40 0,401 Valid 6 0,60 0,80 0,587 Valid 7 0,70 0,60 0,574 Valid 8 0,60 0,60 0,488 Valid 9 0,75 0,50 0,655 Valid 10 0,75 0,50 0,412 Valid 11 0,75 0,50 0,655 Valid 12 0,70 0,60 0,604 Valid 13 0,70 0,40 0,516 Valid 14 0,65 0,50 0,428 Valid 15 0,75 0,50 0,655 Valid 16 0,75 0,50 0,452 Valid 17 0,85 0,30 0,489 Valid 18 0,75 0,50 0,655 Valid 19 0,70 0,60 0,604 Valid 20 0,70 0,40 0,516 Valid 21 0,65 0,50 0,428 Valid 22 0,75 0,50 0,655 Valid 23 0,75 0,50 0,452 Valid 24 0,85 0,30 0,489 Valid 25 0,70 0,60 0,536 Valid 26 0,65 0,70 0,718 Valid 27 0,65 0,70 0,718 Valid 28 0,70 0,60 0,536 Valid 29 0,85 0,30 0,447 Valid 30 0,75 0,50 0,655 Valid 31 0,70 0,60 0,604 Valid 32 0,70 0,50 0,516 Valid 33 0,65 0,50 0,428 Valid 34 0,75 0,50 0,655 Valid 35 0,75 0,50 0,452 Valid 36 0,85 0,30 0,489 Valid 37 0,70 0,60 0,536 Valid 38 0,65 0,70 0,718 Valid 39 0,70 0,60 0,536 Valid 40 0,85 0,70 0,718 Valid
145
d. Uji reliabilitas tes prestasi belajar PKn
Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian dalam hal ini soal tes
prestasi belajar PKn, menggunakan rumus koefisien Alpha Cornbach
sebagai berikut:
÷÷ø
öççè
æ å÷÷ø
öççè
æ-
= 21
2b
11 -11)(k
kr
ss
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
å 2bs = jumlah varians butir
21s = varians total
(Suharsini Arikunto, 1996: 191)
Hasil uji reliabilitas tes prestasi belajar PKn diperoleh r11 = 0,941 berarti
kategori sangat tinggi. (Lampiran 12c)
M. Analisis Data
Dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment dan regresi
linier ganda.
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Untuk menganalisis data dilakukan uji prasyarat mengenai varians
populasi terlebih dahulu. Untuk uji persyaratan digunakan mengetahui
normalitas dan homogenitas varian populasi agar analisis varian (Anova)
146
dapat digunakan. Uji kenormalan sampel digunakan dengan teknik uji
Lilliefors pada taraf signifikan a = 0,05 (Sujana, 2002: 466).
b. Uji linearitas
Untuk menguji linieritas hubungan antara variabel digunakan
rumus sebagai berikut:
F = )(
)(
GR
TCR
rjk
rjk
Dimana:
F : Bilangan untuk linieritas
Rrjk (TC) : Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
Rrjk (G) : Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
(Sujana, 2002: 355)
c. Uji Independensi
Uji independensi untuk menguji apakah dua variabel independen
atau tidak dengan rumus sebagai berikut:
( )å
-=
i
i
eeo
x2
11
2
(Budiyono, 2004: 174)
147
2. Pengujian Hipotesis
a. Menentukan persamaan regresi linear ganda dengan menggunakan rumus:
Y = b0 + b1x1 + b2x2 + b3x3
(Budiyono, 2004: 279)
b. Menghitung besarnya kontribusi hubungan dengan analisis korelasi
sederhana antara X dengan Y.
1) Hipotesis pertama
Ada hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar dengan
prestasi belajar PKn pada siswa. Koefisien korelasi X1 dengan Y
dengan rumus:
{ }{ }å å-å å-å åå-
=222
12
1
111
)()(
)()(
YYNXXN
YXYXNr yx
Apabila dari hasil penelitian antara rx1y > r tabel maka dapat dikatakan
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara X1 dengan Y.
2) Hipotesis kedua
Ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dengan
prestasi belajar PKn pada siswa. Koefisien korelasi X2 dengan Y
dengan rumus:
{ }{ }å å-å å-å åå-
=222
222
222
)()(
)()(
YYNXXN
YXYXNr yx
148
Apabila dari hasil penelitian antara rx2y > r tabel maka dapat dikatakan
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara X2 dengan Y.
3) Hipotesis ketiga
Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar PKn pada siswa. Koefisien korelasi X3 dengan Y
dengan rumus:
{ }{ }å å-å å-
å åå-=
2223
23
333
)()(
)()(
YYNXXN
YXYXNr yx
Apabila dari hasil penelitian antara rx3y > r tabel maka dapat dikatakan
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara X3 dengan Y.
4) Hipotesis keempat
Ada hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar, minat
belajar, dan motivasi belajar dengan prestasi belajar PKn pada siswa.
Menghitung besarnya kontribusi hubungan dengan mengkorelasikan
antara X1, X2 dan X3 dengan Y dengan rumus:
)1()1(
.2
2,3,12
2,3
2,3,12,32,1)3,2,1(
rr
rrrR
y
yy
--
-=
BAB IV
HASIL PENELITIAN
149
A. Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban siswa terhadap angket
disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) siswa dan hasil tes hasil belajar PKn siswa. Data penelitian diambil dari
jawaban siswa kelas VII SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo.
Data hasil penelitian akan diolah dengan menggunakan uji korelasi dan
regresi linier ganda, terlebih dahulu dijabarkan deskripsi data masing-masing
variabel yang terdiri dari disiplin belajar, minat belajar, motivasi belajar dan hasil
belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Pada pembahasan berikut ini akan disajikan deskripsi data berdasarkan data
yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah meliputi harga
rata-rata (mean), median, modus, simpangan baku (standar deviasi), dan histogram
dari semua variabel penelitian.
1. Data Skor Disiplin Belajar PKn
Berdasarkan hasil analisis data disiplin belajar yang diperoleh dari
penyebaran angket dengan 40 item butir soal yang diberikan kepada sejumlah
sampel 294 siswa. Diperoleh skor tertinggi 148 dan skor terendah yang dimiliki
oleh siswa 77. Dari skor tertinggi dan terendah diperoleh panjang interval dan
banyaknya kelas untuk menghitung harga mean, median dan modus dengan
bantuan microsoft excel 2007. Berdasarkan hasil perhitungan deskripsi data
disiplin belajar diperoleh hasil harga mean sebesar 113,64; median sebesar
113,70; modus sebesar 113,50 dan standart deviasi sebesar 14,97.
150
Harga mean, median dan modus terletak pada interval 109 – 116 dan
masing-masing besaran memiliki nilai yang hampir sama, kedekatan harga mean,
median dan modus dapat diartikan sebaran data dari angket disiplin belajar
berbentuk distribusi normal. Hasil selengkapnya diskripsi data disiplin belajar
PKn dapat dilihat pada lampiran 18.A.
Distribusi frekuensi hasil perhitungan angket disiplin belajar disajikan
pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 03. Distribusi Frekuensi Skor Disiplin Belajar
Frek Frek Frek Frek Interval
Observasi Relatif Komulatif Kum. Relt
77 - 84 10 3% 10 3%
85 - 92 16 5% 26 9%
93 - 100 27 9% 53 18%
101 - 108 51 17% 104 35%
109 - 116 66 22% 170 58%
117 - 124 57 19% 227 77%
125 - 132 35 12% 262 89%
133 - 140 20 7% 282 96%
141 - 148 12 4% 294 100%
JUMLAH 294 100%
Berdasarkan data dari tabel frekuensi skor disiplin belajar PKn di atas,
dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi sebagai berikut :
151
10
16
27
51
66
57
35
20
12
0
10
20
30
40
50
60
70
77-84 85-92 93-100 101-108 109-116 117-124 125-132 133-140 141-148
Interval kelas
Fre
kuen
si O
bser
vas
i
Gambar 03. Histogram skor disiplin belajar
2. Data Skor Minat Belajar PKn
Berdasarkan hasil analisis data minat belajar PKn yang diperoleh dari
penyebaran angket dengan 40 item butir soal yang diberikan kepada sejumlah
sampel 294 siswa. Diperoleh skor tertinggi 132 dan skor terendah yang dimiliki
oleh siswa79. Dari skor tertinggi dan terendah diperoleh panjang interval dan
banyaknya kelas untuk menghitung harga mean, median dan modus dengan
bantuan microsoft excel 2007. Berdasarkan hasil perhitungan deskripsi data
minat belajar diperoleh hasil harga mean sebesar 105,56; median sebesar 105,69;
modus sebesar 105,62 dan standart deviasi sebesar 11,45.
Harga mean, median dan modus terletak pada interval 103 – 108 dan
masing-masing besaran memiliki nilai yang hampir sama, kedekatan harga mean,
median dan modus dapat diartikan sebaran data dari angket minat belajar
152
berbentuk distribusi normal. Hasil selengkapnya diskripsi data minat belajar PKn
dapat dilihat pada lampiran 18.B.
Distribusi frekuensi hasil perhitungan angket minat belajar PKn
disajikan pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 04. Distribusi Frekuensi Skor Minat Belajar
Frek Frek Frek Frek Interval
Observasi Relatif Komulatif Kum. Relt
79 - 84 10 3% 10 3%
85 - 90 24 8% 34 12%
91 - 96 31 11% 65 22%
97 - 102 49 17% 114 39%
103 - 108 62 21% 176 60%
109 - 114 50 17% 226 77%
115 - 120 35 12% 261 89%
121 - 126 26 9% 287 98%
127 - 132 7 2% 294 100%
JUMLAH 294
Berdasarkan data dari tabel frekuensi skor minat belajar PKn di atas,
dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi sebagai berikut :
153
10
24
31
49
62
50
35
26
7
0
10
20
30
40
50
60
70
79-84 85-90 91-96 97-102 103-108 109-114 115-120 121-126 127-132
Interval kelas
Fre
kuen
si O
bser
vas
i
Gambar 04. Histogram skor minat belajar
3. Data Skor Motivasi Belajar PKn
Berdasarkan hasil analisis data motivasi belajar PKn yang diperoleh dari
penyebaran angket dengan 40 item butir soal yang diberikan kepada sejumlah
sampel 294 siswa. Diperoleh skor tertinggi 139 dan skor terendah yang dimiliki
oleh siswa 68. Dari skor tertinggi dan terendah diperoleh panjang interval dan
banyaknya kelas untuk menghitung harga mean, median dan modus dengan
bantuan microsoft excel 2007. Berdasarkan hasil perhitungan deskripsi data
motivasi belajar diperoleh hasil harga mean sebesar 103,64; median sebesar
103,75; modus sebesar 103,63 dan standart deviasi sebesar 15,59.
Harga mean, median dan modus terletak pada interval 100 – 107 dan
masing-masing besaran memiliki nilai yang hampir sama, kedekatan harga mean,
median dan modus dapat diartikan sebaran data dari angket motivasi belajar
154
berbentuk distribusi normal. Hasil selengkapnya diskripsi data motivasi belajar
PKn dapat dilihat pada lampiran 18.C.
Distribusi frekuensi hasil perhitungan angket motivasi belajar PKn
disajikan pada tabel 5 berikut ini :
Tabel 05. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar
Frek Frek Frek Frek Interval
Observasi Relatif Komulatif Kum. Relt
68 - 75 14 5% 14 5%
76 - 83 16 5% 16 5%
84 - 91 35 12% 35 12%
92 - 99 48 16% 48 16%
100 - 107 64 22% 64 22%
108 - 115 49 17% 49 17%
116 - 123 39 13% 39 13%
124 - 131 16 5% 16 5%
132 - 139 13 4% 13 4%
JUMLAH 294
Berdasarkan data dari tabel frekuensi skor motivasi belajar PKn di atas,
dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi sebagai berikut :
155
14 16
35
48
64
49
39
1613
0
10
20
30
40
50
60
70
68-75 76-83 84-91 92-99 100-107 108-115 116-123 124-131 132-139
Interval kelas
Fre
kuen
si O
bser
vas
i
Gambar 05. Histogram skor motivasi belajar
4. Data Skor Hasil Belajar PKn
Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar PKn yang diperoleh dari
penyebaran 40 butir soal yang diberikan kepada sejumlah sampel 294 siswa.
Diperoleh skor tertinggi 93 dan skor terendah yang dimiliki oleh siswa 23.
Dengan bantuan Microsoft Excel 2007 skor tertinggi dan terendah untuk
menghitung panjang interval dan banyaknya kelas selanjutnya dihitung harga
mean, median dan modus. Berdasarkan hasil perhitungan deskripsi data hasil
belajar PKn diperoleh hasil harga mean sebesar 56,73; median sebesar 56,82;
modus sebesar 58,31 dan standart deviasi sebesar 14,72.
Harga mean, median dan modus terletak pada interval 55 – 62 dan
masing-masing besaran memiliki nilai yang hampir sama, kedekatan harga mean,
median dan modus dapat diartikan sebaran data hasil belajar mendekati distribusi
156
normal. Hasil selengkapnya diskripsi data hasil belajar PKn dapat dilihat pada
lampiran 18.D.
Distribusi frekuensi hasil perhitungan angket hasil belajar PKn disajikan
pada tabel 6 berikut ini :
Tabel 06. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar PKn
Frek Frek Frek Frek Interval
Observasi Relatif Komulatif Kum. Relt
23 - 30 10 3% 10 3%
31 - 38 22 7% 22 7%
39 - 46 45 15% 45 15%
47 - 54 52 18% 52 18%
55 - 62 62 21% 62 21%
63 - 70 51 17% 51 17%
71 - 78 33 11% 33 11%
79 - 86 10 3% 10 3%
87 - 94 9 3% 9 3%
JUMLAH 294
Berdasarkan data dari tabel frekuensi skor hasil belajar PKn di atas, dapat
divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi sebagai berikut :
157
10
22
45
52
62
51
33
10 9
0
10
20
30
40
50
60
70
23-30 31-38 39-46 47-54 55-62 63-70 71-78 79-86 87-94
Interval kelas
Fre
kuen
si O
bser
vasi
Gambar 06. Histogram skor hasil belajar PKn
B. Pengujian prasyarat analisis
Sesuai dengan tujuan yang telah dikemukakan dalam penelitian ini. Teknik
analisis yang digunakan adalah analisis korelasi produk momen dan regresi linier,
dalam analisis tersebut diperlukan prasyarat analisis yaitu uji normalitas, uji linieritas
dan keberartian regresi dan uji independen. Uji Normalitas ini dilakukan dengan
statistik uji chi kuadrat, sedangkan uji linieritas dan keberartian regresi menggunakan
statistik uji F dan uji independen dilakukan dengan statistik uji korelasi product
moment.
1. Uji normalitas Data
a. Hasil uji normalitas data disiplin belajar
Berdasarkan lampiran 19.A. tentang uji normalitas data disiplin
belajar, diperoleh nilai chi kuadrat untuk data disiplin belajar (c2hitung) sebesar
7,159, selanjutnya harga tersebut dikonsultasikan dengan c2tabel dengan
158
tingkat signifikansi sebesar 5% dan derajat kebebasan sebesar k-3 = 9-3 = 6,
dimana k = banyaknya kelas, maka didapatkan nilai c2tabel sebesar 12,592.
Dari hasil perhitungan yang didapatkan diatas, maka dapat dilihat
bahwa c2hitung = 7,159 < c2
tabel = 12,592, yang berarti sampel yang diambil
berasal dari populasi berdistribusi normal.
Hasil uji-c2 tersebut diatas bila digambarkan dalam diagram
penolakan / penerimaan Ho adalah sebagai berikut :
Gambar 07. Diagram Penolakan/Penerimaan Ho untuk Uji Normalitas data disiplin belajar PKn
Berdasarkan gambar diatas c2hitung = 7,159 jatuh pada daerah
penerimaan Ho, sehingga Ho diterima yang berarti data yang diperoleh
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Hasil uji normalitas data minat belajar
Berdasarkan lampiran 19.B. tentang uji normalitas data minat belajar,
diperoleh nilai chi kuadrat untuk data minat belajar (c2hitung) sebesar 6,648,
selanjutnya harga tersebut dikonsultasikan dengan c2tabel dengan tingkat
signifikansi sebesar 5% dan derajat kebebasan sebesar k-3 = 9-3 = 6, dimana
k = banyaknya kelas, maka didapatkan nilai c2tabel sebesar 12,592.
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
c2tabel= 12,592c2hit= 7,159
159
Dari hasil perhitungan yang didapatkan diatas, maka dapat dilihat
bahwa c2hitung = 6,648 < c2
tabel = 12,592, yang berarti sampel yang diambil
berasal dari populasi berdistribusi normal.
Hasil uji-c2 tersebut diatas bila digambarkan dalam diagram
penolakan / penerimaan Ho adalah sebagai berikut :
Gambar 08. Diagram Penolakan/Penerimaan Ho untuk Uji Normalitas data minat belajar PKn
Berdasarkan gambar diatas c2hitung = 6,648 jatuh pada daerah
penerimaan Ho, sehingga Ho diterima yang berarti data yang diperoleh
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
c. Hasil uji normalitas data motivasi belajar
Berdasarkan lampiran 19.C. tentang uji normalitas data motivasi
belajar, diperoleh nilai chi kuadrat untuk data disiplin belajar (c2hitung) sebesar
11,087, selanjutnya harga tersebut dikonsultasikan dengan c2tabel dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan derajat kebebasan sebesar k-3 = 9-3 = 6,
dimana k = banyaknya kelas, maka didapatkan nilai c2tabel sebesar 12,592.
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
c2tabel= 12,592c2hit= 6,648
160
Dari hasil perhitungan yang didapatkan diatas, maka dapat dilihat
bahwa c2hitung = 11,087 < c2
tabel = 12,592, yang berarti sampel yang diambil
berasal dari populasi berdistribusi normal.
Hasil uji-c2 tersebut diatas bila digambarkan dalam diagram
penolakan / penerimaan Ho adalah sebagai berikut :
Gambar 09. Diagram Penolakan/Penerimaan Ho untuk Uji Normalitas data motivasi belajar PKn
Berdasarkan gambar diatas c2hitung = 11,087 jatuh pada daerah
penerimaan Ho, sehingga Ho diterima yang berarti data yang diperoleh
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
d. Hasil Uji normalitas data hasil belajar PKn
Berdasarkan lampiran 19.D. tentang uji normalitas data hasil belajar
PKn, diperoleh nilai chi kuadrat untuk data disiplin belajar (c2hitung) sebesar
6,494, selanjutnya harga tersebut dikonsultasikan dengan c2tabel dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan derajat kebebasan sebesar k-3 = 9-3 = 6,
dimana k = banyaknya kelas, maka didapatkan nilai c2tabel sebesar 12,592.
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
c2tabel= 12,592c2hit= 11,087
161
Dari hasil perhitungan yang didapatkan diatas, maka dapat dilihat
bahwa c2hitung = 6,494 < c2
tabel = 12,592, yang berarti sampel yang diambil
berasal dari populasi berdistribusi normal.
Hasil uji-c2 tersebut diatas bila digambarkan dalam diagram
penolakan / penerimaan Ho adalah sebagai berikut :
Gambar 10. Diagram Penolakan/Penerimaan Ho untuk Uji Normalitas data disiplin belajar PKn
Berdasarkan gambar diatas c2hitung = 6,494 jatuh pada daerah
penerimaan Ho, sehingga Ho diterima yang berarti data yang diperoleh
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi
a. Hasil uji linieritas dan keberartian regresi Y atas X1
Berdasarkan lampiran 20.A. tentang uji linieritas dan keberartian
regresi data disiplin belajar, diperoleh rangkuman analisis varian dengan uji F
untuk uji linieritas sebagai berikut :
Tabel 07. Rangkuman analisis varian untuk uji linieritas Y atas X1
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
c2tabel= 12,592c2hit= 6,494
162
Sumber Jumlah Kuadrat
Derajat Kebebasa
n
Rerata Kuadrat Fobs Ftabel P
Perlakuan
-22131,71 49 -451,67 -2,633 1,39 < 0,05
Galat 41677,54 243 171,51
Total 19545,83 292
Dalam rangkuman analisis varian diatas Fobservasi sebesar -2,63. Nilai
tersebut kalau dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%,
derajat kebebasan 49 dan 243 jauh lebih kecil. Maka dapat disimpulkan
model regresi antara Y atas X1 adalah linier.
Selanjutnya untuk uji keberaartian regresi dari kedua variabel ini
dapat dilihat pada rangkuman analisi varians berikut :
Tabel 08. Rangkuman analisis varian untuk uji keberartian regresi Y atas X1
Sumber Jumlah Kuadrat
Derajat Kebebasa
n
Rerata Kuadrat Fobs Ftabel P
Perlakuan
40425,93 1 40425,93 603,933 3,84 > 0,05
Galat 19545,83 292 66,938
Total 991725,5 293
Dalam rangkuman analisis varian diatas Fobservasi sebesar 603,933.
Nilai tersebut kalau dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%,
163
derajat kebebasan 1 dan 292 jauh lebih besar. Maka dapat disimpulkan model
regresi dapat dipakai untuk memprediksi hasil belajar PKn.
Prediksi hasil belajar PKn ditetapkan dengan persamaan regresi
tunggal sebagai berikut Y = -34,157 + 0,794 X1. Artinya prestasi belajar PKn
akan menurun sebesar -34,157 jika tidak ada disiplin belajar, tapi sebaliknya
kalau ada disiplin belajar akan meningkat sebesar 0,794 satuan prestasi
belajar PKn.
b. Hasil uji linieritas dan keberartian regresi Y atas X2
Berdasarkan lampiran 20.B. tentang uji linieritas dan keberartian
regresi data minat belajar, diperoleh rangkuman analisis varian dengan uji F
untuk uji linieritas sebagai berikut :
Tabel 09. Rangkuman analisis varian untuk uji linieritas Y atas X2
Sumber Jumlah Kuadrat
Derajat Kebebasa
n
Rerata Kuadrat Fobs Ftabel P
Perlakuan
-23243,18 42 -553,41 -3,253 1,39 < 0,05
Galat 42532,66 250 170,131
Total 19289,47 292
Dalam rangkuman analisis varian diatas Fobservasi sebesar -3,253. Nilai
tersebut kalau dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%,
derajat kebebasan 42 dan 250 jauh lebih kecil. Maka dapat disimpulkan
model regresi antara Y atas X2 adalah linier.
164
Selanjutnya untuk uji keberartian regresi dari kedua variabel ini dapat
dilihat pada rangkuman analisi varians berikut :
Tabel 10. Rangkuman analisis varian untuk uji keberartian regresi Y atas X2
Sumber Jumlah Kuadrat
Derajat Kebebasa
n
Rerata Kuadrat Fobs Ftabel P
Perlakuan
40682,28 1 40682,28 615,84 3,84 > 0,05
Galat 19289,47 292 66,06
Total 991725,5 293
Dalam rangkuman analisis varian diatas Fobservasi sebesar 615,84. Nilai
tersebut kalau dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%,
derajat kebebasan 1 dan 292 jauh lebih besar. Maka dapat disimpulkan model
regresi dapat dipakai untuk memprediksi hasil belajar PKn.
Prediksi hasil belajar PKn ditetapkan dengan persamaan regresi
tunggal sebagai berikut Y = -50,983 + 1,02 X2. Artinya prestasi belajar PKn
akan menurun sebesar -50,983 jika tidak ada minat belajar, tapi sebaliknya
kalau ada minat belajar akan meningkat sebesar 1,02 satuan prestasi belajar
PKn.
c. Hasil uji linieritas dan keberartian regresi Y atas X3
Berdasarkan lampiran 20.C. tentang uji linieritas dan keberartian
regresi data motivasi belajar, diperoleh rangkuman analisis varian dengan uji
F untuk uji linieritas sebagai berikut :
165
Tabel 11. Rangkuman analisis varian untuk uji linieritas Y atas X3
Sumber Jumlah Kuadrat
Derajat Kebebasa
n
Rerata Kuadrat Fobs Ftabel P
Perlakuan
-22643,24 42 -435,45 -2,508 1,39 < 0,05
Galat 41671,911
250 173,63
Total 19028,67 292
Dalam rangkuman analisis varian diatas Fobservasi sebesar -2,508. Nilai
tersebut kalau dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%,
derajat kebebasan 42 dan 250 jauh lebih kecil. Maka dapat disimpulkan
model regresi antara hasil belajar PKn atas motivasi belajar adalah linier.
Selanjutnya untuk uji keberaartian regresi dari kedua variabel ini
dapat dilihat pada rangkuman analisi varians berikut :
Tabel 12. Rangkuman analisis varian untuk uji keberartian regresi Y atas X3
Sumber Jumlah Kuadrat
Derajat Kebebasa
n
Rerata Kuadrat Fobs Ftabel P
Perlakuan
40943,085
1 40943,085
628,28 3,84 > 0,05
Galat 19028,67 292 65,167
Total 991725,5 293
166
Dalam rangkuman analisis varian diatas Fobservasi sebesar 628,28. Nilai
tersebut kalau dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%,
derajat kebebasan 1 dan 292 jauh lebih besar. Maka dapat disimpulkan model
regresi dapat dipakai untuk memprediksi hasil belajar PKn.
Prediksi hasil belajar PKn ditetapkan dengan persamaan regresi
tunggal sebagai berikut Y = -23,9062 + 0,773 X3. Artinya prestasi belajar
PKn akan menurun sebesar -23,9062 jika tidak ada motivasi belajar, tapi
sebaliknya kalau ada motivasi belajar akan meningkat sebesar 0,773 satuan
prestasi belajar PKn.
3. Uji Independen
Berdasarkan lampiran 21. tentang uji independen variabel disiplin
belajar, minat belajar dan motivasi belajar, untuk menguji apakah ketiga variabel
diatas terdapat hubungan saling mempengaruhi dilakukan dengan uji korelasi
product moment. Untuk melakukan uji independen dilakukan dengan bantuan
SPSS versi 11.
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai rx1x2 = 0,058, rx1x3 =
0,102 dan rx2x3 = -0,099. Kalau dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi 5% pada derajat kebebasan N=294, diperoleh rtabel 0,113. Sehingga :
- rx1x2 = 0,058 < rtabel = 0,113, berarti antara variabel disiplin belajar dan minat
belajar tidak saling berhubungan atau independent.
- rx1x3 = 0,102 < rtabel = 0,113, berarti antara variabel minat belajar dan motivasi
belajar tidak saling berhubungan atau independent.
167
- rx2x3 = 0,099 < rtabel = 0,113, berarti antara variabel minat belajar dan motivasi
belajar tidak saling berhubungan atau independent.
Kesimpulan umum ketiga variabel diatas adalah independen, sehingga memenuhi
syarat untuk mengadakan uji korelasional dan regresi.
C. Pengujian Hipotesis
1. Hubungan antara data disiplin belajar dengan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn )
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara
disiplin belajar dengan hasil belajar PKn digunakan analisis korelasi.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi (lampiran 22.A.), diperoleh nilai
rhitung = 0,821 (bernilai positif).
Hasil perhitungan ini dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf
signifikansi 5% dengan derajat kebebasan N=294 diperoleh rtabel = 0,113. Jadi
kesimpulannya rhitung = 0,821 > rtabel = 0,113, sehingga hipotesis yang menyatakan
ada hubungan positif antara disiplin belajar dengan hasil belajar PKn dapat
diterima.
2. Hubungan antara data minat belajar dengan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn )
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar PKn digunakan analisis
168
korelasi. Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi (lampiran 22.B.),
diperoleh nilai rhitung = 0,824 (bernilai positif).
Hasil perhitungan ini dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf
signifikansi 5% dengan derajat kebebasan N=294 diperoleh rtabel = 0,113. Jadi
kesimpulannya rhitung = 0,824 > rtabel = 0,113, sehingga hipotesis yang menyatakan
ada hubungan yang positif antara minat belajar dengan hasil belajar PKn dapat
diterima.
3. Hubungan antara data motivasi belajar dengan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn )
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara
motivasi belajar dengan hasil belajar PKn digunakan analisis korelasi.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi (lampiran 22.C.), diperoleh nilai
rhitung = 0,826 (bernilai positif).
Hasil perhitungan ini dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf
signifikansi 5% dengan derajat kebebasan N=294 diperoleh rtabel = 0,113. Jadi
kesimpulannya rhitung = 0,826 > rtabel = 0,113, sehingga hipotesis yang menyatakan
ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar PKn dapat
diterima.
4. Hubungan antara disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar secara
bersama-sama dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
169
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang signifikan
antara disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama
dengan hasil belajar PKn digunakan analisis regresi ganda.
Berdasarkan hasil pengolahan regresi dengan SPSS versi 11, di peroleh
rangkuman analisis varian sebagai berikut :
Tabel 13. Sumbangan regresi disiplin, minat dan motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn
ANOVAb
40944,846 3 13648,282 208,263 ,000a
19004,814 290 65,534
59949,660 293
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, Minat Belajara.
Dependent Variable: Prestasi Belajar PKNb.
Berdasarkan rangkuman analisis varian diatas model regresi antara
variabel disiplin, minat dan motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn
merupakan hubungan yang sangat nyata.
Statemen ini dilihat dari tabel uji F diatas, dimana diperoleh nilai Fhitung =
208,263. Kemudian nilai Fhitung di konsultasikan dengan Ftabel dengan derajat
kebebasan 1 = 3 dan derajat kebebasan 2 = 290 diperoleh Ftabel = 2,60. Sehingga
disimpulkan Fhitung > Ftabel, yang berarti hipotesis yang menyatakan ada hubungan
yang signifikan antara disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar secara
bersama-sama dengan hasil belajar PKn diterima.
Secara bersama-sama disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sebesar 0,826. Harga ini diperoleh dari
170
hasil pengolahan SPSS versi 11 pada lampiran 23 pada bagian model summary
sebagai berikut :
Tabel 14. Sumbangan regresi disiplin, minat dan motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn
Model Summary
,826a ,683 ,680 8,095Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, DisiplinBelajar, Minat Belajar
a.
Maksud dari angka ini adalah hasil belajar PKn siswa kelas VII Sekolah
Menengah Pertama di Kecamatan Sukoharjo akan meningkat sebesar 0,826
apabila setiap siswa memiliki disiplin, minat dan motivasi belajar.
Bentuk persamaan regresi yang terbentuk dapat dilihat pada bagian
coefficients pada lampiran 23, yang berupa rangkuman analisis koefisien regresi,
sebagai berikut :
Tabel 15. Rangkuman analisis koefisien regresi ganda
171
Coefficientsa
-29,9 11,023 -2,713 ,007
,017 ,276 ,017 ,061 ,952
,212 ,410 ,171 ,518 ,605
,597 ,334 ,639 1,787 ,075
(Constant)
Disiplin Belajar
Minat Belajar
Motivasi Belajar
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Prestasi Belajar PKNa.
Dari rangkuman analisis koefisien dapat digambarkan dengan persamaan
sebagai berikut :
Y = -29,9 + 0,17X1 + 0,212X2 + 0,597X3
Interprestasi dari persamaan ini adalah sebagai berikut :
a = -29,9 artinya nilai belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) akan
menurun sebesar -29,9 jika variabel disiplin belajar, minat
belajar dan motivasi belajar bernilai 0.
b1 = 0,017 artinya bahwa nilai hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) akan meningkat sebesar 0,017 satuan prestasi belajar
jika variabel disiplin belajar meningkat 1 satuan disiplin
belajar dengan asumsi bahwa minat dan motivasi belajar
bernilai 0.
b2 = 0,212 artinya bahwa nilai hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) akan meningkat sebesar 0,212 satuan prestasi belajar
jika variabel minat belajar meningkat 1 satuan minat belajar
dengan asumsi bahwa disiplin dan motivasi belajar bernilai 0.
b3 = 0,597 artinya bahwa nilai hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) akan meningkat sebesar 0,597 satuan prestasi belajar
jika variabel motivasi belajar meningkat 1 satuan motivasi
172
belajar dengan asumsi bahwa disiplin dan minat belajar
bernilai 0.
Sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing variabel (X1, X2, X3)
sebagai berikut :
1) Sumbangan Relatif (SR)
a) Untuk variabel disiplin belajar (X1) = 2,113%
b) Untuk variabel minat belajar (X2) = 20,651%
c) Untuk variabel motivasi belajar (X3) = 77,236%
2) Sumbangan Efektif (SE)
a) Untuk variabel disiplin belajar (X1) = 1,444%
b) Untuk variabel minat belajar (X2) = 14,106%
c) Untuk variabel motivasi belajar (X3) = 52,758%
(Hasil selengkapnya lihat lampiran 24)
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan antara disiplin belajar dengan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn)
Hasil uji hipotesis diatas ditemukan adanya hubungan yang positif antara
variabel disiplin belajar dengan hasil belajar PKn. Berdasarkan teori dalam kajian
pustaka bahwa disiplin belajar sering dihubungkan dengan kecerdasan siswa,
siswa yang tingkat kecerdasannya tinggi berbeda-beda tingkat kedisiplinannya
dan siswa yang tingkat disiplinnya tinggi berbeda-beda kecerdasannya. Dengan
kata lain siswa yang tinggi tingkat disiplinnya tidak selalu menunjukkan tingkat,
dan banyak siswa yang tinggi tingkat disiplinnya tidak selalu tinggi tingkat
kecerdasannya.
173
Disiplin merupakan daerah pertemuan antara tiga komponen yaitu
ketrampilan bidang, ketrampilan berpikir dan bekerja kreatif serta motivasi. Guru
tidak dapat mengajarkan disiplin, tetapi guru dapat memungkinkan disiplin siswa
muncul, memupuk dan mengembangkannya. Cara yang paling baik untuk
mengembangkan disiplin siswa adalah dengan mendorong motivasi instrinsik
siswa. Guru harus memberi otonomi pada siswa dan mendorong siswa untuk
mencetuskan gagasan-gagasan sendiri.
Disiplin memainkan peran amat penting dalam meraih kesuksesan dan
prestasi dalam belajar. Siswa yang disiplin unggul dalam hasil belajar, memiliki
rangsangan semangat dalam belajar, mudah berinteraksi dengan siswa lain,
mengerti bagaimana memecahkan suatu persoanalan dan meningkatkan peran
siswa dalam pergaulan di sekolahnya. Disiplin muncul dari hasrat untuk
melakukan kebaikan, perubahan, menciptakan ide dan gagasan baru.
2. Hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn)
Berdasarkan uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
antara minat belajar dengan hasil belajar PKn. Dalam kajian pustaka minat
menurut Suharsimi Arikunto (1999:135) adalah kesadaran seseorang terhadap
obyek, seseorang atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan dirinya serta
dipandang sebagai suatu yang sadar. Minat merupakan suatu keadaan yang mana
seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu keinginan untuk mengetahui,
mempelajari dan membuktikan lebih lanjut. Minat belajar merupakan
174
kecenderungan yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat
secara terus menerus yang diikuti rasa bangga, senang serta memperoleh suatu
kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran
ditandasi dengan hasil belajar yang diperoleh meningkat.
Minat merupakan landasan penting yang ikut menentukan keberhasilan
suatu proses dalam belajar. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia
akan cepat mengerti dan mengingatnya. Belajar bukan merupakan siksaan dan
tidak memberikan manfaat jika tidak disertai sifat terbuka bagi bahan-bahan
pelajaran. Guru yang berhasil membina kesediaan belajar siswa berarti telah
melaksanakan hal yang penting demi keberhasilan siswa-siswanya. Sebab, minat
bukanlah sesuatu yang ada begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari.
Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang berminat
terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan
dengan anak yang kurang berminat.
Minat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Siswa malas untuk
belajar maka tak akan mendapat kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran
yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga minat dapat
meningkatkan hasil belajar.
Minat belajar merupakan hasil belajar dan menyokong untuk belajar
selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang
hakiki utnuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa
175
minat akan membantu seseorang mempelajarinya. Membangkitkan minat
terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana
hubungan antara matari yang diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri
sebagai individu. Semakin besar minat maka semakin yakin akan keberhasilan
belajar PKn. Minat merupakan salah satu kunci utama untuk memperlancar,
menggairahkan dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Minat merupakan kecenderungan yang relatif tetap untuk lebih
memperhatikan dan mengingat secara terus menerus yang diikuti rasa bangga,
senang serta memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Tercapainya tujuan pembelajaran ditandai dengan hasil belajar yang diperoleh
meningkat. Minat merupakan sumber dorongan kemauan yang kuat untuk
belajar.
Siswa yang mempunyai minat yang tinggi dalam kegiatan belajar akan
berusaha keras dalam belajar. Sehingga minat belajar siswa akan berhubungan
erat dengan meningkatnya hasil belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn).
3. Hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn)
Berdasarkan uji hipotesis pada bab IV ditemukan hubungan yang positif
antara motivasi belajar dengan hasil belajar PKn. Motivasi belajar menurut
Hamzah B. Uno (2007:23) adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta
didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkat laku pada
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini
176
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Motivasi
dalam diri siswa sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam belajar. Hal ini
dapat kita lihat dari siswa yang mempunyai motivasi tinggi hasilnya lebih baik
dari siswa yang semangat dan motivasi belajarnya kurang. Motivasi masing-
masing siswa berbeda-beda karena adanya pengaruh dalam diri siswa seperti
pengetahuan, pengalaman dan lingkungannya dalam melakukan kegiatan belajar.
Dalam kaitannya dengan perbuatan belajar bahwa motivasi merupakan faktor
psikis yang bersifat non intelektual, peranannya yang khas adalah dalam
menumbuhkan gairah, senang dan semangat untuk belajar.
Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Motivasi bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa
dapat tercapai. Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang memiliki motivasi
kuat akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Motivasi belajar merupakan suatu kekuatan yang mendalam atau
menggerakkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar bisa
berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa yang perlu diperhatikan bahkan
ditimbulkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Tanpa motivasi tidak
mungkin siswa mau belajar.
177
Motivasi belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan
kegiatan belajar lebih efektif. Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan
cepat diserap dan dikuasainya. Namun sebaiknya apabila siswa motivasi
belajarnya lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang
akibatnya tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal.
Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan, perlu diselidiki sebabnya, dan sebab itu biasanya
bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, sakit, lapar, ada problem pribadi
dan lain-lain. Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi, tidak
terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau
kebutuhan belajar. Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebabnya dan
kemudian mendorong seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang
seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata lain siswa itu perlu diberi
rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya, atau singkatnya perlu diberi
motivasi belajar.
Hubungannya dengan hasil belajar PKn, motivasi belajar adalah dorongan
dalam diri siswa agar berperilaku mau mengikuti pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki, dan usaha untuk memberikan dorongan yang dilakukan
guru terhadap muridnya dengan tujuan agar mereka mau belajar dengan penuh
kesadaran, semangat tinggi dan keikhlasan untuk mencapai tujuan organisasi
sekolah dengan prinsip-prinsip ARCS, ada dorongan efektif untuk mencapai
tujuan, dan adanya kepuasan setelah tujuan tercapai.
Motivasi sebagaimana merupakan dorongan dari siswa untuk belajar.
Dengan motivasi yang tinggi siswa akan lebih bergairah atau bersemangat dalam
kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi akan menunjukkan
178
usaha yang kuat untuk dapat mencapai hasil belajar yang baik, sehingga motivasi
belajar yang tinggi berhubungan dengan meningkatnya hasil belajar khususnya
pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn).
4. Hubungan antara disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar secara
bersama-sama dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada bab IV, diperoleh besarnya
sumbangan regresi secara bersama – sama terhadap hasil belajar PKn sebesar
0,826 dan ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara disiplin belajar,
minat belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Disiplin belajar memungkinkan anak untuk menggali mentaati jam
belajar, maka ada hubungannya dengan meningkatkan hasil belajar siswa. Minat
merupakan sumber yang kuat untuk dorongan belajar. Anak yang berminat
belajar akan lebih berhasil dibandingkan anak yang kurang memiliki minat.
Sehingga menumbuhkan minat siswa dapat merangsang siswa untuk
meningkatkan hasil belajar.
Motivasi merupakan faktor yang penting bagi siswa untuk mendorong
siswa lebih giat dalam belajar, sehingga motivasi yang tinggi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Berdasarkan kondisi tersebut, maka terdapat hubungan yang
signifikan antara disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar siswa secara
bersama-sama akan dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). Dengan demikian maka disiplin belajar, minat belajar
dan motivasi belajar secara bersama-sama akan dapat meningkatkan hasil belajar
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
179
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti telah berusaha secara maksimal tetapi peneliti
menyadari sepenuhnya masih terdapat beberapa keterbatasan antara lain :
1. Penelitian ini khusus menyangkut mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,
sehingga tidak bisa digeneralisasikan bagi mata pelajaran lain.
2. Hasil kesimpulan dalam penelitian ini hanya berlaku pada siswa kelas VII di
Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Sukoharjo yang menjadi
populasi penelitian, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada
subyek penelitian yang berbeda.
70
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Ada hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar siswa dengan hasil
belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn). Siswa yang mempunyai disiplin
belajar yang lebih tinggi akan lebih mampu memperoleh prestasi / hasil belajar
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang lebih baik apabila dibandingkan
dengan siswa yang disiplin belajarnya kurang.
2. Ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar siswa dengan hasil
belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn). Siswa yang mempunyai minat
belajar yang lebih tinggi akan lebih mampu memperoleh prestasi / hasil belajar
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang lebih baik apabila dibandingkan
dengan siswa yang minat belajarnya kurang.
3. Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan hasil
belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn). Siswa yang mempunyai motivasi
belajar yang lebih tinggi akan lebih mampu memperoleh prestasi / hasil belajar
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang lebih baik apabila dibandingkan
dengan siswa yang motivasi belajarnya kurang.
4. Ada hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar, minat belajar dan
motivasi belajar siswa dengan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn).
71
Siswa yang mempunyai disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar yang
lebih baik akan lebih mampu memperoleh prestasi / hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) yang lebih baik apabila dibandingkan dengan siswa
yang disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajarnya kurang.
B. Implikasi Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin belajar, minat belajar dan
motivasi belajar siswa mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap
hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Hubungan tersebut menunjukkan
bahwa semakin tinggi disiplin, minat dan motivasi belajar siswa maka hasil belajar
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa akan meningkat.
Disiplin belajar memungkinkan anak mampu menaati jam belajar, selalu siap
menerima ilmu, maka ada hubungannya dengan meningkatkan hasil belajar siswa.
Minat merupakan sumber yang kuat untuk dorongan belajar. Anak yang berminat
belajar akan lebih berhasil dibandingkan anak yang kurang memiliki minat. Sehingga
menumbuhkan minat siswa dapat merangsang siswa untuk meningkatkan hasil
belajar.
Minat sebagaimana diuraikan dalam kajian teori merupakan kecenderungan
yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus menerus
yang diikuti rasa bangga, senang serta memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran ditandai dengan hasil belajar
yang diperoleh meningkat. Minat merupakan sumber dorongan kemauan yang kuat
untuk belajar. Siswa yang mempunyai minat tinggi dalam kegiatan belajar akan
72
berusaha keras dalam belajar, dibandingkan dengan siswa yang kurang berminat
dalam belajar. Sehingga minat belajar siswa akan berhubungan dengan
meningkatnya hasil belajar khususnya Pendidikan Kewarganegaraan.
Motivasi belajar adalah dorongan dalam diri siswa agar berperilaku mau
mengikuti pembelajaran untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, dan usaha untuk
memberikan dorongan yang dilakukan guru terhadap muridnya dengan tujuan agar
mereka mau belajar dengan penuh kesadaran, semangat tinggi dan keikhlasan untuk
mencapai tujuan organisasi sekolah, ada dorongan efektif untuk mencapai tujuan,
dan adanya kepuasan setelah tujuan tercapai. Implikasinya adalah guru harus mampu
menimbulkan dan meningkatkan motivasi siswanya.
Motivasi merupakan faktor yang penting bagi siswa untuk mendorong siswa
lebih giat dalam belajar, sehingga motivasi yang tinggi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Berdasarkan kondisi tersebut, dapat diduga bahwa ada hubungan
antara disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama
akan dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan.
C. Saran
1. Bagi guru
a. Guru PKn sebaiknya mampu meningkatkan disiplin siswa agar siswa aktif
dan dapat memanfaatkan waktu belajar sebaik-baiknya.
b. Guru PKn sebaiknya mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar
siswanya dalam belajar karena motivasi belajar yang tinggi akan
meningkatkan hasil belajar.
73
2. Bagi siswa
a. Siswa harus disiplin dalam belajar PKn sehingga meningkatkan hasil belajar.
b. Siswa harus mampu menumbuhkan minat dan motivasi belajar untuk
mencapai hasil yang diharapkan.
3. Bagi sekolah
a. Pihak sekolah harus mampu mengembangkan disiplin siswa dengan
mendukung dan memberi kebebasan siswa dalam mengembangkan fasilitas
pendukung sekolah terutama perpustakaan dengan segala fasilitasnya.
b. Pihak sekolah harus menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan aman.
c. Sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana yang memadai demi
kelancaran proses belajar pembelajaran dan tercapainya tujuan bersama.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
F. Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban siswa terhadap angket
disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan
74
(PKn) siswa dan hasil tes hasil belajar PKn siswa. Data penelitian diambil dari
jawaban siswa kelas VII SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo.
Data hasil penelitian akan diolah dengan menggunakan uji korelasi dan
regresi linier ganda, terlebih dahulu dijabarkan deskripsi data masing-masing
variabel yang terdiri dari disiplin belajar, minat belajar, motivasi belajar dan hasil
belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Pada pembahasan berikut ini akan disajikan deskripsi data berdasarkan data
yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah meliputi harga
rata-rata (mean), median, modus, simpangan baku (standar deviasi), dan histogram
dari semua variabel penelitian.
5. Data Skor Disiplin Belajar PKn
Berdasarkan hasil analisis data disiplin belajar yang diperoleh dari
penyebaran angket dengan 40 item butir soal yang diberikan kepada sejumlah
sampel 294 siswa. Diperoleh skor tertinggi 148 dan skor terendah yang dimiliki
oleh siswa 77. Dari skor tertinggi dan terendah diperoleh panjang interval dan
banyaknya kelas untuk menghitung harga mean, median dan modus dengan
bantuan microsoft excel 2007. Berdasarkan hasil perhitungan deskripsi data
disiplin belajar diperoleh hasil harga mean sebesar 113,64; median sebesar
113,70; modus sebesar 113,50 dan standart deviasi sebesar 14,97.
Harga mean, median dan modus terletak pada interval 109 – 116 dan
masing-masing besaran memiliki nilai yang hampir sama, kedekatan harga mean,
median dan modus dapat diartikan sebaran data dari angket disiplin belajar
75
berbentuk distribusi normal. Hasil selengkapnya diskripsi data disiplin belajar
PKn dapat dilihat pada lampiran 18.A.
Distribusi frekuensi hasil perhitungan angket disiplin belajar disajikan
pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Skor Disiplin Belajar
Frek Frek Frek Frek Interval
Observasi Relatif Komulatif Kum. Relt
77 - 84 10 3% 10 3%
85 - 92 16 5% 26 9%
93 - 100 27 9% 53 18%
101 - 108 51 17% 104 35%
109 - 116 66 22% 170 58%
117 - 124 57 19% 227 77%
125 - 132 35 12% 262 89%
133 - 140 20 7% 282 96%
141 - 148 12 4% 294 100%
JUMLAH 294 100%
Berdasarkan data dari tabel frekuensi skor disiplin belajar PKn di atas,
dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi sebagai berikut :
76
10
16
27
51
66
57
35
20
12
0
10
20
30
40
50
60
70
77-84 85-92 93-100 101-108 109-116 117-124 125-132 133-140 141-148
Interval kelas
Fre
kuen
si O
bser
vas
i
Gambar 11. Histogram skor disiplin belajar
6. Data Skor Minat Belajar PKn
Berdasarkan hasil analisis data minat belajar PKn yang diperoleh dari
penyebaran angket dengan 40 item butir soal yang diberikan kepada sejumlah
sampel 294 siswa. Diperoleh skor tertinggi 132 dan skor terendah yang dimiliki
oleh siswa79. Dari skor tertinggi dan terendah diperoleh panjang interval dan
banyaknya kelas untuk menghitung harga mean, median dan modus dengan
bantuan microsoft excel 2007. Berdasarkan hasil perhitungan deskripsi data
minat belajar diperoleh hasil harga mean sebesar 105,56; median sebesar 105,69;
modus sebesar 105,62 dan standart deviasi sebesar 11,45.
Harga mean, median dan modus terletak pada interval 103 – 108 dan
masing-masing besaran memiliki nilai yang hampir sama, kedekatan harga mean,
median dan modus dapat diartikan sebaran data dari angket minat belajar
77
berbentuk distribusi normal. Hasil selengkapnya diskripsi data minat belajar PKn
dapat dilihat pada lampiran 18.B.
Distribusi frekuensi hasil perhitungan angket minat belajar PKn
disajikan pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Skor Minat Belajar
Frek Frek Frek Frek Interval
Observasi Relatif Komulatif Kum. Relt
79 - 84 10 3% 10 3%
85 - 90 24 8% 34 12%
91 - 96 31 11% 65 22%
97 - 102 49 17% 114 39%
103 - 108 62 21% 176 60%
109 - 114 50 17% 226 77%
115 - 120 35 12% 261 89%
121 - 126 26 9% 287 98%
127 - 132 7 2% 294 100%
JUMLAH 294
Berdasarkan data dari tabel frekuensi skor minat belajar PKn di atas,
dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi sebagai berikut :
78
10
24
31
49
62
50
35
26
7
0
10
20
30
40
50
60
70
79-84 85-90 91-96 97-102 103-108 109-114 115-120 121-126 127-132
Interval kelas
Fre
kuen
si O
bser
vas
i
Gambar 12. Histogram skor minat belajar
7. Data Skor Motivasi Belajar PKn
Berdasarkan hasil analisis data motivasi belajar PKn yang diperoleh dari
penyebaran angket dengan 40 item butir soal yang diberikan kepada sejumlah
sampel 294 siswa. Diperoleh skor tertinggi 139 dan skor terendah yang dimiliki
oleh siswa 68. Dari skor tertinggi dan terendah diperoleh panjang interval dan
banyaknya kelas untuk menghitung harga mean, median dan modus dengan
bantuan microsoft excel 2007. Berdasarkan hasil perhitungan deskripsi data
motivasi belajar diperoleh hasil harga mean sebesar 103,64; median sebesar
103,75; modus sebesar 103,63 dan standart deviasi sebesar 15,59.
Harga mean, median dan modus terletak pada interval 100 – 107 dan
masing-masing besaran memiliki nilai yang hampir sama, kedekatan harga mean,
median dan modus dapat diartikan sebaran data dari angket motivasi belajar
79
berbentuk distribusi normal. Hasil selengkapnya diskripsi data motivasi belajar
PKn dapat dilihat pada lampiran 18.C.
Distribusi frekuensi hasil perhitungan angket motivasi belajar PKn
disajikan pada tabel 5 berikut ini :
Tabel 18. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar
Frek Frek Frek Frek Interval
Observasi Relatif Komulatif Kum. Relt
68 - 75 14 5% 14 5%
76 - 83 16 5% 16 5%
84 - 91 35 12% 35 12%
92 - 99 48 16% 48 16%
100 - 107 64 22% 64 22%
108 - 115 49 17% 49 17%
116 - 123 39 13% 39 13%
124 - 131 16 5% 16 5%
132 - 139 13 4% 13 4%
JUMLAH 294
Berdasarkan data dari tabel frekuensi skor motivasi belajar PKn di atas,
dapat divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi sebagai berikut :
80
14 16
35
48
64
49
39
1613
0
10
20
30
40
50
60
70
68-75 76-83 84-91 92-99 100-107 108-115 116-123 124-131 132-139
Interval kelas
Fre
kuen
si O
bser
vas
i
Gambar 13. Histogram skor motivasi belajar
8. Data Skor Hasil Belajar PKn
Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar PKn yang diperoleh dari
penyebaran 40 butir soal yang diberikan kepada sejumlah sampel 294 siswa.
Diperoleh skor tertinggi 93 dan skor terendah yang dimiliki oleh siswa 23.
Dengan bantuan Microsoft Excel 2007 skor tertinggi dan terendah untuk
menghitung panjang interval dan banyaknya kelas selanjutnya dihitung harga
mean, median dan modus. Berdasarkan hasil perhitungan deskripsi data hasil
belajar PKn diperoleh hasil harga mean sebesar 56,73; median sebesar 56,82;
modus sebesar 58,31 dan standart deviasi sebesar 14,72.
Harga mean, median dan modus terletak pada interval 55 – 62 dan
masing-masing besaran memiliki nilai yang hampir sama, kedekatan harga mean,
median dan modus dapat diartikan sebaran data hasil belajar mendekati distribusi
81
normal. Hasil selengkapnya diskripsi data hasil belajar PKn dapat dilihat pada
lampiran 18.D.
Distribusi frekuensi hasil perhitungan angket hasil belajar PKn disajikan
pada tabel 6 berikut ini :
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar PKn
Frek Frek Frek Frek Interval
Observasi Relatif Komulatif Kum. Relt
23 - 30 10 3% 10 3%
31 - 38 22 7% 22 7%
39 - 46 45 15% 45 15%
47 - 54 52 18% 52 18%
55 - 62 62 21% 62 21%
63 - 70 51 17% 51 17%
71 - 78 33 11% 33 11%
79 - 86 10 3% 10 3%
87 - 94 9 3% 9 3%
JUMLAH 294
Berdasarkan data dari tabel frekuensi skor hasil belajar PKn di atas, dapat
divisualisasikan dalam gambar histogram frekuensi sebagai berikut :
82
10
22
45
52
62
51
33
10 9
0
10
20
30
40
50
60
70
23-30 31-38 39-46 47-54 55-62 63-70 71-78 79-86 87-94
Interval kelas
Fre
kuen
si O
bser
vasi
Gambar 14. Histogram skor hasil belajar PKn
G. Pengujian prasyarat analisis
Sesuai dengan tujuan yang telah dikemukakan dalam penelitian ini. Teknik
analisis yang digunakan adalah analisis korelasi produk momen dan regresi linier,
dalam analisis tersebut diperlukan prasyarat analisis yaitu uji normalitas, uji linieritas
dan keberartian regresi dan uji independen. Uji Normalitas ini dilakukan dengan
statistik uji chi kuadrat, sedangkan uji linieritas dan keberartian regresi menggunakan
statistik uji F dan uji independen dilakukan dengan statistik uji korelasi product
moment.
5. Uji normalitas Data
a. Hasil uji normalitas data disiplin belajar
Berdasarkan lampiran 19.A. tentang uji normalitas data disiplin
belajar, diperoleh nilai chi kuadrat untuk data disiplin belajar (c2hitung) sebesar
7,159, selanjutnya harga tersebut dikonsultasikan dengan c2tabel dengan
83
tingkat signifikansi sebesar 5% dan derajat kebebasan sebesar k-3 = 9-3 = 6,
dimana k = banyaknya kelas, maka didapatkan nilai c2tabel sebesar 12,592.
Dari hasil perhitungan yang didapatkan diatas, maka dapat dilihat
bahwa c2hitung = 7,159 < c2
tabel = 12,592, yang berarti sampel yang diambil
berasal dari populasi berdistribusi normal.
Hasil uji-c2 tersebut diatas bila digambarkan dalam diagram
penolakan / penerimaan Ho adalah sebagai berikut :
Gambar 15. Diagram Penolakan/Penerimaan Ho untuk Uji Normalitas data disiplin belajar PKn
Berdasarkan gambar diatas c2hitung = 7,159 jatuh pada daerah
penerimaan Ho, sehingga Ho diterima yang berarti data yang diperoleh
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Hasil uji normalitas data minat belajar
Berdasarkan lampiran 19.B. tentang uji normalitas data minat belajar,
diperoleh nilai chi kuadrat untuk data minat belajar (c2hitung) sebesar 6,648,
selanjutnya harga tersebut dikonsultasikan dengan c2tabel dengan tingkat
signifikansi sebesar 5% dan derajat kebebasan sebesar k-3 = 9-3 = 6, dimana
k = banyaknya kelas, maka didapatkan nilai c2tabel sebesar 12,592.
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
c2tabel= 12,592c2hit= 7,159
84
Dari hasil perhitungan yang didapatkan diatas, maka dapat dilihat
bahwa c2hitung = 6,648 < c2
tabel = 12,592, yang berarti sampel yang diambil
berasal dari populasi berdistribusi normal.
Hasil uji-c2 tersebut diatas bila digambarkan dalam diagram
penolakan / penerimaan Ho adalah sebagai berikut :
Gambar 16. Diagram Penolakan/Penerimaan Ho untuk Uji Normalitas data minat belajar PKn
Berdasarkan gambar diatas c2hitung = 6,648 jatuh pada daerah
penerimaan Ho, sehingga Ho diterima yang berarti data yang diperoleh
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
c. Hasil uji normalitas data motivasi belajar
Berdasarkan lampiran 19.C. tentang uji normalitas data motivasi
belajar, diperoleh nilai chi kuadrat untuk data disiplin belajar (c2hitung) sebesar
11,087, selanjutnya harga tersebut dikonsultasikan dengan c2tabel dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan derajat kebebasan sebesar k-3 = 9-3 = 6,
dimana k = banyaknya kelas, maka didapatkan nilai c2tabel sebesar 12,592.
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
c2tabel= 12,592c2hit= 6,648
85
Dari hasil perhitungan yang didapatkan diatas, maka dapat dilihat
bahwa c2hitung = 11,087 < c2
tabel = 12,592, yang berarti sampel yang diambil
berasal dari populasi berdistribusi normal.
Hasil uji-c2 tersebut diatas bila digambarkan dalam diagram
penolakan / penerimaan Ho adalah sebagai berikut :
Gambar 17. Diagram Penolakan/Penerimaan Ho untuk Uji Normalitas data motivasi belajar PKn
Berdasarkan gambar diatas c2hitung = 11,087 jatuh pada daerah
penerimaan Ho, sehingga Ho diterima yang berarti data yang diperoleh
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
d. Hasil Uji normalitas data hasil belajar PKn
Berdasarkan lampiran 19.D. tentang uji normalitas data hasil belajar
PKn, diperoleh nilai chi kuadrat untuk data disiplin belajar (c2hitung) sebesar
6,494, selanjutnya harga tersebut dikonsultasikan dengan c2tabel dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan derajat kebebasan sebesar k-3 = 9-3 = 6,
dimana k = banyaknya kelas, maka didapatkan nilai c2tabel sebesar 12,592.
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
c2tabel= 12,592c2hit= 11,087
86
Dari hasil perhitungan yang didapatkan diatas, maka dapat dilihat
bahwa c2hitung = 6,494 < c2
tabel = 12,592, yang berarti sampel yang diambil
berasal dari populasi berdistribusi normal.
Hasil uji-c2 tersebut diatas bila digambarkan dalam diagram
penolakan / penerimaan Ho adalah sebagai berikut :
Gambar 18. Diagram Penolakan/Penerimaan Ho untuk Uji Normalitas data disiplin belajar PKn
Berdasarkan gambar diatas c2hitung = 6,494 jatuh pada daerah
penerimaan Ho, sehingga Ho diterima yang berarti data yang diperoleh
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
6. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi
a. Hasil uji linieritas dan keberartian regresi Y atas X1
Berdasarkan lampiran 20.A. tentang uji linieritas dan keberartian
regresi data disiplin belajar, diperoleh rangkuman analisis varian dengan uji F
untuk uji linieritas sebagai berikut :
Tabel 20. Rangkuman analisis varian untuk uji linieritas Y atas X1
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
c2tabel= 12,592c2hit= 6,494
87
Sumber Jumlah Kuadrat
Derajat Kebebasa
n
Rerata Kuadrat Fobs Ftabel P
Perlakuan
-22131,71 49 -451,67 -2,633 1,39 < 0,05
Galat 41677,54 243 171,51
Total 19545,83 292
Dalam rangkuman analisis varian diatas Fobservasi sebesar -2,63. Nilai
tersebut kalau dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%,
derajat kebebasan 49 dan 243 jauh lebih kecil. Maka dapat disimpulkan
model regresi antara Y atas X1 adalah linier.
Selanjutnya untuk uji keberaartian regresi dari kedua variabel ini
dapat dilihat pada rangkuman analisi varians berikut :
Tabel 21. Rangkuman analisis varian untuk uji keberartian regresi Y atas X1
Sumber Jumlah Kuadrat
Derajat Kebebasa
n
Rerata Kuadrat Fobs Ftabel P
Perlakuan
40425,93 1 40425,93 603,933 3,84 > 0,05
Galat 19545,83 292 66,938
Total 991725,5 293
Dalam rangkuman analisis varian diatas Fobservasi sebesar 603,933.
Nilai tersebut kalau dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%,
88
derajat kebebasan 1 dan 292 jauh lebih besar. Maka dapat disimpulkan model
regresi dapat dipakai untuk memprediksi hasil belajar PKn.
Prediksi hasil belajar PKn ditetapkan dengan persamaan regresi
tunggal sebagai berikut Y = -34,157 + 0,794 X1. Artinya prestasi belajar PKn
akan menurun sebesar -34,157 jika tidak ada disiplin belajar, tapi sebaliknya
kalau ada disiplin belajar akan meningkat sebesar 0,794 satuan prestasi
belajar PKn.
b. Hasil uji linieritas dan keberartian regresi Y atas X2
Berdasarkan lampiran 20.B. tentang uji linieritas dan keberartian
regresi data minat belajar, diperoleh rangkuman analisis varian dengan uji F
untuk uji linieritas sebagai berikut :
Tabel 22. Rangkuman analisis varian untuk uji linieritas Y atas X2
Sumber Jumlah Kuadrat
Derajat Kebebasa
n
Rerata Kuadrat Fobs Ftabel P
Perlakuan
-23243,18 42 -553,41 -3,253 1,39 < 0,05
Galat 42532,66 250 170,131
Total 19289,47 292
Dalam rangkuman analisis varian diatas Fobservasi sebesar -3,253. Nilai
tersebut kalau dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%,
derajat kebebasan 42 dan 250 jauh lebih kecil. Maka dapat disimpulkan
model regresi antara Y atas X2 adalah linier.
89
Selanjutnya untuk uji keberartian regresi dari kedua variabel ini dapat
dilihat pada rangkuman analisi varians berikut :
Tabel 23. Rangkuman analisis varian untuk uji keberartian regresi Y atas X2
Sumber Jumlah Kuadrat
Derajat Kebebasa
n
Rerata Kuadrat Fobs Ftabel P
Perlakuan
40682,28 1 40682,28 615,84 3,84 > 0,05
Galat 19289,47 292 66,06
Total 991725,5 293
Dalam rangkuman analisis varian diatas Fobservasi sebesar 615,84. Nilai
tersebut kalau dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%,
derajat kebebasan 1 dan 292 jauh lebih besar. Maka dapat disimpulkan model
regresi dapat dipakai untuk memprediksi hasil belajar PKn.
Prediksi hasil belajar PKn ditetapkan dengan persamaan regresi
tunggal sebagai berikut Y = -50,983 + 1,02 X2. Artinya prestasi belajar PKn
akan menurun sebesar -50,983 jika tidak ada minat belajar, tapi sebaliknya
kalau ada minat belajar akan meningkat sebesar 1,02 satuan prestasi belajar
PKn.
c. Hasil uji linieritas dan keberartian regresi Y atas X3
Berdasarkan lampiran 20.C. tentang uji linieritas dan keberartian
regresi data motivasi belajar, diperoleh rangkuman analisis varian dengan uji
F untuk uji linieritas sebagai berikut :
90
Tabel 24. Rangkuman analisis varian untuk uji linieritas Y atas X3
Sumber Jumlah Kuadrat
Derajat Kebebasa
n
Rerata Kuadrat Fobs Ftabel P
Perlakuan
-22643,24 42 -435,45 -2,508 1,39 < 0,05
Galat 41671,911
250 173,63
Total 19028,67 292
Dalam rangkuman analisis varian diatas Fobservasi sebesar -2,508. Nilai
tersebut kalau dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%,
derajat kebebasan 42 dan 250 jauh lebih kecil. Maka dapat disimpulkan
model regresi antara hasil belajar PKn atas motivasi belajar adalah linier.
Selanjutnya untuk uji keberaartian regresi dari kedua variabel ini
dapat dilihat pada rangkuman analisi varians berikut :
Tabel 25. Rangkuman analisis varian untuk uji keberartian regresi Y atas X3
Sumber Jumlah Kuadrat
Derajat Kebebasa
n
Rerata Kuadrat Fobs Ftabel P
Perlakuan
40943,085
1 40943,085
628,28 3,84 > 0,05
Galat 19028,67 292 65,167
Total 991725,5 293
91
Dalam rangkuman analisis varian diatas Fobservasi sebesar 628,28. Nilai
tersebut kalau dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%,
derajat kebebasan 1 dan 292 jauh lebih besar. Maka dapat disimpulkan model
regresi dapat dipakai untuk memprediksi hasil belajar PKn.
Prediksi hasil belajar PKn ditetapkan dengan persamaan regresi
tunggal sebagai berikut Y = -23,9062 + 0,773 X3. Artinya prestasi belajar
PKn akan menurun sebesar -23,9062 jika tidak ada motivasi belajar, tapi
sebaliknya kalau ada motivasi belajar akan meningkat sebesar 0,773 satuan
prestasi belajar PKn.
7. Uji Independen
Berdasarkan lampiran 21. tentang uji independen variabel disiplin
belajar, minat belajar dan motivasi belajar, untuk menguji apakah ketiga variabel
diatas terdapat hubungan saling mempengaruhi dilakukan dengan uji korelasi
product moment. Untuk melakukan uji independen dilakukan dengan bantuan
SPSS versi 11.
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai rx1x2 = 0,058, rx1x3 =
0,102 dan rx2x3 = -0,099. Kalau dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi 5% pada derajat kebebasan N=294, diperoleh rtabel 0,113. Sehingga :
- rx1x2 = 0,058 < rtabel = 0,113, berarti antara variabel disiplin belajar dan minat
belajar tidak saling berhubungan atau independent.
- rx1x3 = 0,102 < rtabel = 0,113, berarti antara variabel minat belajar dan motivasi
belajar tidak saling berhubungan atau independent.
92
- rx2x3 = 0,099 < rtabel = 0,113, berarti antara variabel minat belajar dan motivasi
belajar tidak saling berhubungan atau independent.
Kesimpulan umum ketiga variabel diatas adalah independen, sehingga memenuhi
syarat untuk mengadakan uji korelasional dan regresi.
H. Pengujian Hipotesis
1. Hubungan antara data disiplin belajar dengan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn )
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara
disiplin belajar dengan hasil belajar PKn digunakan analisis korelasi.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi (lampiran 22.A.), diperoleh nilai
rhitung = 0,821 (bernilai positif).
Hasil perhitungan ini dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf
signifikansi 5% dengan derajat kebebasan N=294 diperoleh rtabel = 0,113. Jadi
kesimpulannya rhitung = 0,821 > rtabel = 0,113, sehingga hipotesis yang menyatakan
ada hubungan positif antara disiplin belajar dengan hasil belajar PKn dapat
diterima.
2. Hubungan antara data minat belajar dengan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn )
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif yang
signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar PKn digunakan analisis
93
korelasi. Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi (lampiran 22.B.),
diperoleh nilai rhitung = 0,824 (bernilai positif).
Hasil perhitungan ini dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf
signifikansi 5% dengan derajat kebebasan N=294 diperoleh rtabel = 0,113. Jadi
kesimpulannya rhitung = 0,824 > rtabel = 0,113, sehingga hipotesis yang menyatakan
ada hubungan yang positif antara minat belajar dengan hasil belajar PKn dapat
diterima.
3. Hubungan antara data motivasi belajar dengan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn )
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara
motivasi belajar dengan hasil belajar PKn digunakan analisis korelasi.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi (lampiran 22.C.), diperoleh nilai
rhitung = 0,826 (bernilai positif).
Hasil perhitungan ini dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf
signifikansi 5% dengan derajat kebebasan N=294 diperoleh rtabel = 0,113. Jadi
kesimpulannya rhitung = 0,826 > rtabel = 0,113, sehingga hipotesis yang menyatakan
ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar PKn dapat
diterima.
4. Hubungan antara disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar secara
bersama-sama dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
94
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang signifikan
antara disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama
dengan hasil belajar PKn digunakan analisis regresi ganda.
Berdasarkan hasil pengolahan regresi dengan SPSS versi 11, di peroleh
rangkuman analisis varian sebagai berikut :
Tabel 26. Sumbangan regresi disiplin, minat dan motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn
ANOVAb
40944,846 3 13648,282 208,263 ,000a
19004,814 290 65,534
59949,660 293
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, Minat Belajara.
Dependent Variable: Prestasi Belajar PKNb.
Berdasarkan rangkuman analisis varian diatas model regresi antara
variabel disiplin, minat dan motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn
merupakan hubungan yang sangat nyata.
Statemen ini dilihat dari tabel uji F diatas, dimana diperoleh nilai Fhitung =
208,263. Kemudian nilai Fhitung di konsultasikan dengan Ftabel dengan derajat
kebebasan 1 = 3 dan derajat kebebasan 2 = 290 diperoleh Ftabel = 2,60. Sehingga
disimpulkan Fhitung > Ftabel, yang berarti hipotesis yang menyatakan ada hubungan
yang signifikan antara disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar secara
bersama-sama dengan hasil belajar PKn diterima.
Secara bersama-sama disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sebesar 0,826. Harga ini diperoleh dari
95
hasil pengolahan SPSS versi 11 pada lampiran 23 pada bagian model summary
sebagai berikut :
Tabel 27. Sumbangan regresi disiplin, minat dan motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn
Model Summary
,826a ,683 ,680 8,095Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, DisiplinBelajar, Minat Belajar
a.
Maksud dari angka ini adalah hasil belajar PKn siswa kelas VII Sekolah
Menengah Pertama di Kecamatan Sukoharjo akan meningkat sebesar 0,826
apabila setiap siswa memiliki disiplin, minat dan motivasi belajar.
Bentuk persamaan regresi yang terbentuk dapat dilihat pada bagian
coefficients pada lampiran 23, yang berupa rangkuman analisis koefisien regresi,
sebagai berikut :
Tabel 28. Rangkuman analisis koefisien regresi ganda
96
Coefficientsa
-29,9 11,023 -2,713 ,007
,017 ,276 ,017 ,061 ,952
,212 ,410 ,171 ,518 ,605
,597 ,334 ,639 1,787 ,075
(Constant)
Disiplin Belajar
Minat Belajar
Motivasi Belajar
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Prestasi Belajar PKNa.
Dari rangkuman analisis koefisien dapat digambarkan dengan persamaan
sebagai berikut :
Y = -29,9 + 0,17X1 + 0,212X2 + 0,597X3
Interprestasi dari persamaan ini adalah sebagai berikut :
a = -29,9 artinya nilai belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) akan
menurun sebesar -29,9 jika variabel disiplin belajar, minat
belajar dan motivasi belajar bernilai 0.
b1 = 0,017 artinya bahwa nilai hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) akan meningkat sebesar 0,017 satuan prestasi belajar
jika variabel disiplin belajar meningkat 1 satuan disiplin
belajar dengan asumsi bahwa minat dan motivasi belajar
bernilai 0.
b2 = 0,212 artinya bahwa nilai hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) akan meningkat sebesar 0,212 satuan prestasi belajar
jika variabel minat belajar meningkat 1 satuan minat belajar
dengan asumsi bahwa disiplin dan motivasi belajar bernilai 0.
b3 = 0,597 artinya bahwa nilai hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) akan meningkat sebesar 0,597 satuan prestasi belajar
jika variabel motivasi belajar meningkat 1 satuan motivasi
97
belajar dengan asumsi bahwa disiplin dan minat belajar
bernilai 0.
Sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing variabel (X1, X2, X3)
sebagai berikut :
3) Sumbangan Relatif (SR)
d) Untuk variabel disiplin belajar (X1) = 2,113%
e) Untuk variabel minat belajar (X2) = 20,651%
f) Untuk variabel motivasi belajar (X3) = 77,236%
4) Sumbangan Efektif (SE)
d) Untuk variabel disiplin belajar (X1) = 1,444%
e) Untuk variabel minat belajar (X2) = 14,106%
f) Untuk variabel motivasi belajar (X3) = 52,758%
(Hasil selengkapnya lihat lampiran 24)
I. Pembahasan Hasil Penelitian
5. Hubungan antara disiplin belajar dengan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn)
Hasil uji hipotesis diatas ditemukan adanya hubungan yang positif antara
variabel disiplin belajar dengan hasil belajar PKn. Berdasarkan teori dalam kajian
pustaka bahwa disiplin belajar sering dihubungkan dengan kecerdasan siswa,
siswa yang tingkat kecerdasannya tinggi berbeda-beda tingkat kedisiplinannya
dan siswa yang tingkat disiplinnya tinggi berbeda-beda kecerdasannya. Dengan
kata lain siswa yang tinggi tingkat disiplinnya tidak selalu menunjukkan tingkat,
dan banyak siswa yang tinggi tingkat disiplinnya tidak selalu tinggi tingkat
kecerdasannya.
98
Disiplin merupakan daerah pertemuan antara tiga komponen yaitu
ketrampilan bidang, ketrampilan berpikir dan bekerja kreatif serta motivasi. Guru
tidak dapat mengajarkan disiplin, tetapi guru dapat memungkinkan disiplin siswa
muncul, memupuk dan mengembangkannya. Cara yang paling baik untuk
mengembangkan disiplin siswa adalah dengan mendorong motivasi instrinsik
siswa. Guru harus memberi otonomi pada siswa dan mendorong siswa untuk
mencetuskan gagasan-gagasan sendiri.
Disiplin memainkan peran amat penting dalam meraih kesuksesan dan
prestasi dalam belajar. Siswa yang disiplin unggul dalam hasil belajar, memiliki
rangsangan semangat dalam belajar, mudah berinteraksi dengan siswa lain,
mengerti bagaimana memecahkan suatu persoanalan dan meningkatkan peran
siswa dalam pergaulan di sekolahnya. Disiplin muncul dari hasrat untuk
melakukan kebaikan, perubahan, menciptakan ide dan gagasan baru.
6. Hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn)
Berdasarkan uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
antara minat belajar dengan hasil belajar PKn. Dalam kajian pustaka minat
menurut Suharsimi Arikunto (1999:135) adalah kesadaran seseorang terhadap
obyek, seseorang atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan dirinya serta
dipandang sebagai suatu yang sadar. Minat merupakan suatu keadaan yang mana
seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu keinginan untuk mengetahui,
mempelajari dan membuktikan lebih lanjut. Minat belajar merupakan
99
kecenderungan yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat
secara terus menerus yang diikuti rasa bangga, senang serta memperoleh suatu
kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran
ditandasi dengan hasil belajar yang diperoleh meningkat.
Minat merupakan landasan penting yang ikut menentukan keberhasilan
suatu proses dalam belajar. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia
akan cepat mengerti dan mengingatnya. Belajar bukan merupakan siksaan dan
tidak memberikan manfaat jika tidak disertai sifat terbuka bagi bahan-bahan
pelajaran. Guru yang berhasil membina kesediaan belajar siswa berarti telah
melaksanakan hal yang penting demi keberhasilan siswa-siswanya. Sebab, minat
bukanlah sesuatu yang ada begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari.
Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang berminat
terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan
dengan anak yang kurang berminat.
Minat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Siswa malas untuk
belajar maka tak akan mendapat kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran
yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga minat dapat
meningkatkan hasil belajar.
Minat belajar merupakan hasil belajar dan menyokong untuk belajar
selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang
hakiki utnuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa
100
minat akan membantu seseorang mempelajarinya. Membangkitkan minat
terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana
hubungan antara matari yang diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri
sebagai individu. Semakin besar minat maka semakin yakin akan keberhasilan
belajar PKn. Minat merupakan salah satu kunci utama untuk memperlancar,
menggairahkan dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Minat merupakan kecenderungan yang relatif tetap untuk lebih
memperhatikan dan mengingat secara terus menerus yang diikuti rasa bangga,
senang serta memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Tercapainya tujuan pembelajaran ditandai dengan hasil belajar yang diperoleh
meningkat. Minat merupakan sumber dorongan kemauan yang kuat untuk
belajar.
Siswa yang mempunyai minat yang tinggi dalam kegiatan belajar akan
berusaha keras dalam belajar. Sehingga minat belajar siswa akan berhubungan
erat dengan meningkatnya hasil belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn).
7. Hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn)
Berdasarkan uji hipotesis pada bab IV ditemukan hubungan yang positif
antara motivasi belajar dengan hasil belajar PKn. Motivasi belajar menurut
Hamzah B. Uno (2007:23) adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta
didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkat laku pada
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini
101
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Motivasi
dalam diri siswa sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam belajar. Hal ini
dapat kita lihat dari siswa yang mempunyai motivasi tinggi hasilnya lebih baik
dari siswa yang semangat dan motivasi belajarnya kurang. Motivasi masing-
masing siswa berbeda-beda karena adanya pengaruh dalam diri siswa seperti
pengetahuan, pengalaman dan lingkungannya dalam melakukan kegiatan belajar.
Dalam kaitannya dengan perbuatan belajar bahwa motivasi merupakan faktor
psikis yang bersifat non intelektual, peranannya yang khas adalah dalam
menumbuhkan gairah, senang dan semangat untuk belajar.
Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi
tertentu sehingga siswa mau belajar, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Motivasi bisa
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa
dapat tercapai. Motivasi belajar sebagai faktor psikis yang memiliki motivasi
kuat akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Motivasi belajar merupakan suatu kekuatan yang mendalam atau
menggerakkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar bisa
berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa yang perlu diperhatikan bahkan
ditimbulkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Tanpa motivasi tidak
mungkin siswa mau belajar.
102
Motivasi belajar pada diri anak dapat mendorong dan menciptakan
kegiatan belajar lebih efektif. Sehingga materi pelajaran akan lebih mudah dan
cepat diserap dan dikuasainya. Namun sebaiknya apabila siswa motivasi
belajarnya lemah kegiatan belajar mengajar akan kurang berkembang yang
akibatnya tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal.
Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada siswa tidak berbuat sesuatu
yang seharusnya dikerjakan, perlu diselidiki sebabnya, dan sebab itu biasanya
bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, sakit, lapar, ada problem pribadi
dan lain-lain. Hal itu berarti pada diri anak tidak terjadi motivasi, tidak
terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau
kebutuhan belajar. Keadaan semacam itu perlu dicari sebab-sebabnya dan
kemudian mendorong seseorang siswa itu untuk melakukan pekerjaan yang
seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata lain siswa itu perlu diberi
rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya, atau singkatnya perlu diberi
motivasi belajar.
Hubungannya dengan hasil belajar PKn, motivasi belajar adalah dorongan
dalam diri siswa agar berperilaku mau mengikuti pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki, dan usaha untuk memberikan dorongan yang dilakukan
guru terhadap muridnya dengan tujuan agar mereka mau belajar dengan penuh
kesadaran, semangat tinggi dan keikhlasan untuk mencapai tujuan organisasi
sekolah dengan prinsip-prinsip ARCS, ada dorongan efektif untuk mencapai
tujuan, dan adanya kepuasan setelah tujuan tercapai.
Motivasi sebagaimana merupakan dorongan dari siswa untuk belajar.
Dengan motivasi yang tinggi siswa akan lebih bergairah atau bersemangat dalam
kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi akan menunjukkan
103
usaha yang kuat untuk dapat mencapai hasil belajar yang baik, sehingga motivasi
belajar yang tinggi berhubungan dengan meningkatnya hasil belajar khususnya
pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn).
8. Hubungan antara disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar secara
bersama-sama dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada bab IV, diperoleh besarnya
sumbangan regresi secara bersama – sama terhadap hasil belajar PKn sebesar
0,826 dan ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara disiplin belajar,
minat belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Disiplin belajar memungkinkan anak untuk menggali mentaati jam
belajar, maka ada hubungannya dengan meningkatkan hasil belajar siswa. Minat
merupakan sumber yang kuat untuk dorongan belajar. Anak yang berminat
belajar akan lebih berhasil dibandingkan anak yang kurang memiliki minat.
Sehingga menumbuhkan minat siswa dapat merangsang siswa untuk
meningkatkan hasil belajar.
Motivasi merupakan faktor yang penting bagi siswa untuk mendorong
siswa lebih giat dalam belajar, sehingga motivasi yang tinggi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Berdasarkan kondisi tersebut, maka terdapat hubungan yang
signifikan antara disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar siswa secara
bersama-sama akan dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). Dengan demikian maka disiplin belajar, minat belajar
dan motivasi belajar secara bersama-sama akan dapat meningkatkan hasil belajar
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
104
J. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti telah berusaha secara maksimal tetapi peneliti
menyadari sepenuhnya masih terdapat beberapa keterbatasan antara lain :
3. Penelitian ini khusus menyangkut mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,
sehingga tidak bisa digeneralisasikan bagi mata pelajaran lain.
4. Hasil kesimpulan dalam penelitian ini hanya berlaku pada siswa kelas VII di
Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Sukoharjo yang menjadi
populasi penelitian, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada
subyek penelitian yang berbeda.
cv
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa :
5. Ada hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar siswa dengan
hasil belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn). Siswa yang mempunyai
disiplin belajar yang lebih tinggi akan lebih mampu memperoleh prestasi /
hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan siswa yang disiplin belajarnya kurang.
6. Ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar siswa dengan
hasil belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn). Siswa yang mempunyai
minat belajar yang lebih tinggi akan lebih mampu memperoleh prestasi /
hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan siswa yang minat belajarnya kurang.
7. Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar siswa
dengan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn). Siswa yang
mempunyai motivasi belajar yang lebih tinggi akan lebih mampu
memperoleh prestasi / hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
yang lebih baik apabila dibandingkan dengan siswa yang motivasi
belajarnya kurang.
cvi
cvi
8. Ada hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar, minat belajar
dan motivasi belajar siswa dengan hasil belajar pendidikan
kewarganegaraan (PKn). Siswa yang mempunyai disiplin belajar, minat
belajar dan motivasi belajar yang lebih baik akan lebih mampu
memperoleh prestasi / hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
yang lebih baik apabila dibandingkan dengan siswa yang disiplin belajar,
minat belajar dan motivasi belajarnya kurang.
E. Implikasi Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin belajar, minat belajar dan
motivasi belajar siswa mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap
hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Hubungan tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi disiplin, minat dan motivasi belajar siswa
maka hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa akan meningkat.
Disiplin belajar memungkinkan anak mampu menaati jam belajar, selalu
siap menerima ilmu, maka ada hubungannya dengan meningkatkan hasil belajar
siswa. Minat merupakan sumber yang kuat untuk dorongan belajar. Anak yang
berminat belajar akan lebih berhasil dibandingkan anak yang kurang memiliki
minat. Sehingga menumbuhkan minat siswa dapat merangsang siswa untuk
meningkatkan hasil belajar.
Minat sebagaimana diuraikan dalam kajian teori merupakan
kecenderungan yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat
secara terus menerus yang diikuti rasa bangga, senang serta memperoleh suatu
cvii
cvii
kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran
ditandai dengan hasil belajar yang diperoleh meningkat. Minat merupakan sumber
dorongan kemauan yang kuat untuk belajar. Siswa yang mempunyai minat tinggi
dalam kegiatan belajar akan berusaha keras dalam belajar, dibandingkan dengan
siswa yang kurang berminat dalam belajar. Sehingga minat belajar siswa akan
berhubungan dengan meningkatnya hasil belajar khususnya Pendidikan
Kewarganegaraan.
Motivasi belajar adalah dorongan dalam diri siswa agar berperilaku mau
mengikuti pembelajaran untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, dan usaha
untuk memberikan dorongan yang dilakukan guru terhadap muridnya dengan
tujuan agar mereka mau belajar dengan penuh kesadaran, semangat tinggi dan
keikhlasan untuk mencapai tujuan organisasi sekolah, ada dorongan efektif untuk
mencapai tujuan, dan adanya kepuasan setelah tujuan tercapai. Implikasinya
adalah guru harus mampu menimbulkan dan meningkatkan motivasi siswanya.
Motivasi merupakan faktor yang penting bagi siswa untuk mendorong
siswa lebih giat dalam belajar, sehingga motivasi yang tinggi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Berdasarkan kondisi tersebut, dapat diduga bahwa ada
hubungan antara disiplin belajar, minat belajar dan motivasi belajar siswa secara
bersama-sama akan dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan.
F. Saran
4. Bagi guru
cviii
cviii
c. Guru PKn sebaiknya mampu meningkatkan disiplin siswa agar siswa aktif
dan dapat memanfaatkan waktu belajar sebaik-baiknya.
d. Guru PKn sebaiknya mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar
siswanya dalam belajar karena motivasi belajar yang tinggi akan
meningkatkan hasil belajar.
5. Bagi siswa
c. Siswa harus disiplin dalam belajar PKn sehingga meningkatkan hasil
belajar.
d. Siswa harus mampu menumbuhkan minat dan motivasi belajar untuk
mencapai hasil yang diharapkan.
6. Bagi sekolah
a. Pihak sekolah harus mampu mengembangkan disiplin siswa
dengan mendukung dan memberi kebebasan siswa dalam
mengembangkan fasilitas pendukung sekolah terutama
perpustakaan dengan segala fasilitasnya.
b. Pihak sekolah harus menciptakan lingkungan belajar yang nyaman
dan aman.
c. Sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
demi kelancaran proses belajar pembelajaran dan tercapainya
tujuan bersama.
cix
cix
DAFTAR PUSTAKA
Aldefer, C.P. 1972. Existence, Relatedness and Growth. New York : Collier.
Beck, Robert C. 1990. Motivation Englewood Cliffs. NJ : Prentice Hall.
Bimo Walgito. 1996. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Yasbit Fakultas Psikologi UGM.
Bloom, Benyamin S. (ed). 1956. Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goal, Handbook one Cognitive Domain. New York. David Mc. Kay Co. Inc.
Budiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Surakarta : UNS Press.
Brown, H. Douglas. 2000. Principles of Language Learning and Teaching. New Jersiy: Prentice Hall, Englewood Cliff.
Darmodiharjo, D. 1982. Petunjuk Pelaksanaan Tentang Pengembangan Sekolah sebagai Pusat Kebudayaan dan Peningkatan Ketahanan Sekolah. Jakarta: Depdukbud.
Dep Dik Bud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 2006. Pedoman Pengembangan Silabus PKn SMP. Direktorat Pembinaan SMP
Driscoll, Marcy P. 1994. Psychology of Learning for Instruction. Jakarta: Bina Aksara.
Echols, J.M. & Shadely, H. 2000. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Entang. 1981. Dunia Pengelolaan Kelas.
Gagne, R.M., dan Briggs Lesli, J. 1987. Principle of Instructional Design. New York : Holt Rinerhart Winston, Inc.
Hamzah B. Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, M. S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Cetakan ke III). Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hilgrad, E.R. 1997. Introduction of Psichology. New York: Hareourt Brace and Word Inc.
Imam Machfud dan Wahyudi Siswanto. 1977. Penerapan Penyajian Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud
cx
cx
Madsen, S.H.j & Madsen, ck. 1981. Teaching Dicipline a Positive Approach for Education Development (3rd ed). Boston: Ally and Bacom Inc.
Martin Handoko. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisiun.
Martinus Yamin. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Cipayung: Gaung Persada Press.
Materi Sosialisasi dan Pelatihan Penyusunan KTSP. 2006. Semarang: Dep Dik Nas.
Moh. Uzer Usman. 2005. Psikologi Penelitian Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhibinsyah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nawawi, H. 1987. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Gadjah Mada University.
Oemar Hamalik. 1980. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.
____________. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru.
Pasaribu dan Simanjuntak. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006. Standar Isi. Jakarta: BP. Dharma Bhakti.
Pidarta, . 1995. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bina Aksara.
Prijodarminto. 1994. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Edisi IV. Jakarta: Radya Paramita.
Prijodarminto, Soegeng. 1994. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta : Abadi.
Revianto, J. 1985. Produktivitas dan Manusia Indonesia. Jakarta: Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas.
cxi
cxi
Richard, Jack C, Rodgers, Theodore, S. 1993. Approach and Methods in Language Teaching. United States of America: Cambridge University Press.
Sardiman, AM. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Siswowardoyo. 2002. Hubungan antara Motivasi Belajar dan Kemampuan awal dengan Prestasi Belajar IPA Siswa SLTP Kasatriyan 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2001/2002. Tesis.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Socitoe. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sorrentino. 1986. Hand Book of Motivation and Cognitive, Foundation of Social Behavior. New York: The Guiford Press.
Steers, R.M dan Porter, L.W. 1988. Organizational Behavior. New York : Academic Press.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 1999. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
________. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukarman, H. 2003. Dasar-Dasar Didaktik dan Penerapannya dalam Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sumadi Suryo Broto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sutrisno Hadi, 1985. Metodologi Research, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.
Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Teevan, R.C and B.D. Smith. 1984. Motivation. New York: Mc. Crow Hill Book Company.
Toeti Soekamto. 1996. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta : Dirjen Dikti.
Tulus Tu’u. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Undang-Undang Nomor 20. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi.
Wardani. 2001. Sistem Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta.
cxii
cxii