Post on 25-Mar-2022
HUBUNGAN ANTAR FOOT INDEX POSTURE DENGAN
OSTEOARTHRITIS LUTUT
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progrma Studi Strata I
pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Oleh:
MARJAN BAUW
J120141051
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
1
HUBUNGAN ANTAR FOOT INDEX POSTURE DENGAN
OSTEOARTHRITIS LUTUT
Abstrak
Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif pada kartilago sendi yang banyak
ditemukan. Dan dalam jangka waktu lama dapat merubah struktur anatomi karena
terjadi kerusakan kerusakan kartilago. Foot posture Index dipakai sebagai alat
ukur untuk mengetahui normal dan tidaknya anatomi kaki dalam hal ini sendi
ankle. Untuk mengetahui hubungan nilai foot index posture dengan osteoarthritis
lutut. Mengunakan chi square test dengan analisis bivariat. Sampel pada
penelitian 30 responden penderita osteoarthritis lutut di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Fakfak Propinsi Papua Barat. Dilakukan satu kali pengukuran
untuk setiap responden. dari hasil pengukuran diperoleh nilai p = 0,000. Adanya
pengaruh antara foot index posture pada penderita osteoarthritis lutut.
Kata Kunci: Osteoarthritis, pengaruh nilai foot index posture.
Abaract
Osteoatrhritis is a damage disease in which in the jiont cartilage are found,and in
the long term can change the structure anatomy for damage to cartilage damage.
Foot posture index is used as a gauge to determine the normal anatomty of the
foot and least in this case the ankle joint. To the terminate of the relationship
ofthe valeu of the index foot posture white knee osteoarthritis. Using the chi-
square test whit bivariate analysis. Sample 30 responder patients whit ostoarthritis
of the knee in the general hospital of the wst papua fakfak province. Do one
measurement result obtained from the value of p = 0,05. The is effect between
footposture index in patient whit osteoarthritis of the knee.
Keyword : osteoarthritis , the influence of the valeu in foot posture indx.
1. PENDAHULUAN
Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif pada kartilago
sendi yang banyak ditemukan. Ostoarthritis pada sendi lutut lebih sering
menyebabkan keterbatasan dibandingkan dengan osteoarthritis pada sendi
lainnnya. Saat mengalami degeneraisi, kartilago hialin mengalami
kerapuhan, dimana perubahan-perubahan yang terjadi pada permukaan
2
sendi. Berkenaan dengan perubahan biokimia dibawah permukaan kartilago
yang akan meningkatkan sintesa timidin dan glisin (Isbagio, 2011).
Jumlah kasus osteoarthritis pada catur wulan pertama, ditahun 2016
pada di 40 tahun, sampai dengan usia 60 tahun sebesar 65 %, pada wanita
13 % lebih tinggi jika dibandingkan dengan laki- laki yang hanya 10%
(Heidari, 2013). Tahun 2016 pada rumah sakit umum daerah kabupaten
Fakfak sebanyak 147 kasus. Prevalensi osteoathritits di Indonesia dominan
terjadi pada usia
Usia di atas 50 tahun merupakan faktor predisposisi terjadinya
osteoarthritis, namun ada faktor lain yang menjadi penyebab timbulnya
penyakit ini. Antara lain obesitas dan jenis kelamin. Pada orang yang
menderita obesitas atau kegemukan, osteoarthritis terutama terjadi pada
lutut dan pergelangan sendi. Hal itu disebabkan sendi tersebut harus
menopang berat badan yang berlebihan.
Akibat dari pembebanan pada sendi lutut yang berlebihan secara terus-
menerus dan kerusakan kartilago, hilang atau berkurang fungsi ligamen
sebagai stabilisasi dari sendi lutut maka kemungkinan akan merubah
anatomi dari foot posture anggota gerak bawah.Beberapa studi melaporkan
pada penderita osteoarthritis lutut, biasanya terjadi kelemahan pada grup
otot quadriceps terutama bagian vastus medialis obliqus . Hal ini dapat
dilihat secara biomekanik, pada lutut dalam kondisi normal beban yang
diterima melewati bagian medial sendi lutut, (Handoko, 2010). Dikarenakan
kelemahan otot vastus medialis obligus dapat menyebabkan tidak stabilnya
persedian lutut saat bergerak.
Studi kasus yang berhubungan dengan kelainan pada kaki dan
menggunakan foot index posture sebagai metode atau alat untuk mencari
korelasinya. Salah satunya adalah penelitian penelitian yang dilakukan
3
oleh Fauzi dan Widodo, (2013) tentang hubungan antara pes planus
dengan osteoarthritis knee yang menyinggung foot index posture sebagai
pemeriksaan yang komprehensif.
Foot index posture adalah alat diagnostik klinis yang bertujuan untuk
mengukur sejauh mana kaki dapat dianggap dalam posisi pronasi, supinasi
dan netral. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi metode sederhana yang
menggambarbkan berbagai postur kaki menjadi hasil tunggal yang
kemudian memberikan indikasi atau informasi postur kaki secara
keseluruhan. Penilaiaan dalam foot index posture meliputi 6 kriteria dari
kaki diantaranya, palpasi kepala talar,pengamatan lengkungan lateral supra
dan infra maleolus, posisi kalkaneus, tonjolan dari sendi talo-navikular
tinggi dan kesesuaain arkus kaki, dan yang terakir pengamatan dari
abduksi dan adduksi kaki depan dan belakang (Redmond, 2008).
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional atau survei
dengan studi potong lintang (croos sectional). Penelitian ini di lakukukan di
rumah sakit umum darah kabupaten Fakfak propinsi papua barat waktu
penelitian pada bulan oktober 2016.Analisa data untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel menggunakan chi-square – test.
3. HASIL PENELITIAN
Pada penelitian ini jumlah responden yang terkena osteoarthritis lutut
pada usia lansia awal 15 responden dan usia lansia ahir 15 responden,
sementara jumlah responden perempuan lebih banyak dengan jumlah 25 jika
dibandingkan dengan laki laki yang berjumlah 5 responden dari total
kesuruhan 30 responden.
Berdasarkan hasil uji menggunakan chi square -test diperoleh nilai p –
value 0,00 dari jumlah responden sebanyak 30 responden, dimana nilai p, <
4
0,05, Ha diterima dari hasil tersebut dapat disimpulkan adanya hubungan
antara osteoarthritis lutut dengan foot index posture.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa karakteristik osteoarthritis
dihubungkan dengan pembebanan secara mekanik (mechanical loading).
Akibat dari pembebanan yang berlebihan pada lutut dapat menyebabkan
peningkatan penekanan dan atau shear stress pada tibiofemoral(TF) atau
patelofemoral(PF) comparetment. Banyak penelitian malaligment lokal sendi
lutut, kaki berperan dengan segera sebagai peredam dari mekanikal stres
pada saat kontak dengan tanah atau lantai dan melalui ektremitas bawah akan
membentuk pola postural aligment dan gerakan sendi pada lutut (William
dkk., 2001).
Foot posture telah dipertimbangkan oleh Gilbreath dan Merra,( 2008)
kontribusinya terhadap progres dari lower limb muskulosceletal karena dapt
merubah mecanical aligament dari lower limb, salah satu yang di analisis
postur kaki adalah pes planus yang berhungan dengan nyeri dan kerusakan
tulang rawan sendi, pada populasi dewasa tua,dalam penelitian menunjukan
adanya signifikasi dari foot index posture ke arah pronasi dari sendi ankle.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan.
Berdasarkan dari hasil analisa dan perhitungan uji statistic, dalam
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
Ada hubungan antara nilai foot index posture dengan osteoarthritis
lutut.
Ada pengaruh antara umur dan jenis kelamin terhadap osteoarthritis
lutut.
4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat di sarankan sebagai
berikut:
5
Karena pada penderita osteoarthritis lutut ini dapat bertambah
derajatnya akibat dari postur kaki yang tidak pada posisi anatomi
sehingga dapat merusak jaringan tulang rawan dari sendi lutut,maka
disaran kan tidak melakukan aktifitas yang membebani sendi lutut.
Tidak dianjurkan bagi yang menderita osteoarthritis lutut melakukan
olahraga lari karena akan terjadi beban berlebih pada lutut sehingga
dapat memperburuk kondisi lutut.
DAFTAR PUSTAKA
Redmond Anthony. 2008. user guide and manual, easy quantification of standing foot posture, six item version foot index posture -6.
Arikunto. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineke cipta.
Budiman. 2011. penelitian kesehatan buku pertama.Bandung :PT. Refika Aditama
Eluwa, M.A., Omini, R.B., Kpela, T., Ekanem,T.B.,dan Akpantah,2008 A.O. The incidence of pes planus amongst Akwa Ibom State students in the University of Calabar. Internet J Forensic Sci 2009;3:1-2.
Ervan, S.H. 2011. Fisioterapi: Osteoarthritis; diakses pada tanggal 12 Maret 2015, dari http://fisioterapishartanto/2011/11/osteoarthritis-oa.html
Frontera, R.W., Hughesy. A,V., Fielding. A.R., Fiatarone. A,M., Evan.J,W., & Roubenoff.R. 2006. aging of skeletal muscle:a 12-yr longitudinal study. Journal Appl Physio.
Dhammi.IK. 2011. Evaluation of foot bimalleolar angle in the management of the congenital talipes equinovarus” j pediatr ortop b., vol 21(1) pp 59-9.
Galberth,C., dan Meera, V. 2008. Flat Feet associated with knee pain. San fransisco: The Arthritis Faundation.
Isbagio Harry. Osteoartritis, Something Can be Done"diakses pada tanggal 20 januari 2017 dari http://physioarticle.blogspot.co.id/2011/12 osteoarthritis-oa.html
Kuntono., Hartanto, P., Haryatno, P., & Parjoto, S. 2013. Pengurangan Nyeri Menggunakan Latihan Otot Quadriceps dan TENS dengan Latihan Otot
6
Quadriceps dan Fisiotaping Pada Osteoarthritis Lutut. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan. Jilid 3 hal. 163-167
Kalim, H dan Handono, K. 2010. Masalah Penyakit Reumatik di Indonesia Serta Upaya-upaya Penanganannya;Dalam. Setyohadi B, Kasjmir YI, Mahfudzoh S, eds. Temu Ilmiah Reumatologi. Jakarta: 6-8 Oktober 2003, hal 3-4
Kisner, C dan Colby, LA. 2012. Therapeutic Exercise Foundationand.Techniques.sixth Edition. F.A Davis Company.America. hal 850-859.
Kasper, D., Fauci, A., Brauwald, E., Hauser, S., Longo, D., dan Jameson, L. 2008. Osteoarthritis dalam harrison’s princeples of internal medicine. New York : Mc Graw Hill Medical. P:2158-2165
Kelley, M.T. 2006. Nonsurgical management of osteoarthritis of the knee. JAAPA;19,1;26-33
Heidari. 2013. Riset kesehatan dasar penelitian dan pengembangan. Badan penelitian dan pengembangan Jakarta.
Mcpoil, T.G., Viecenzo, B., dan Cornwall, MW., collins.2009 Can foot anthropometric measurement predict dynamic palantar surface contac area? J Foot Ankleres 2009; 2(28) 1-9.
Mathieson I. 2010. Evaluation of foot posture development in children between three and eleven years of age using the foot posture index. JFoot Ankle.
Souza, TR., Pinto, RZ., Trede RG., Kirkwood, RN., dan Fonseca, ST. 2010.
TemporalCouplings between rearfoot-shank complex and hip joint during walking.Clin Biomech (Bristol, Avon);25: 745–8
Soeroso, Isbagio H, Khalim H, Broto R. 2012. Pramudya R, Ilmu ajar penyakit
dalam jilid II edisi IV Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif,Kuantitatif. Bandung alfabeta.
Williams, DS, hamil J., dan Buchanan TS. 2001. Lower extrimity kinematic and kinetic differences in runners with high and low arches. J Appl Biomech;17:153–63.