Post on 16-Jan-2016
description
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Gastroenteritis hingga saat ini masih menjadi masalah di
Indonesia. Padahal berbagai upaya penanganan, baik secara medik maupun
upaya perubahan tingkah laku dengan melakukan pendidikan kesehatan terus
dilakukan. Namun upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil yang
menggembirakan. Setiap tahun penyakit ini menduduki peringkat atas,
khususnya di daerah-daerah miskin (Astuti MSA, 2005).
Menurut Notoatmojo, dkk, 2005, jumlah penderita gastroenteritis yang
datang ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) jauh lebih sedikit
dibanding jumlah penderita sebenarnya. Mereka yang memeriksakan diri ke
Puskesmas didata hanya 25dari per 1.000 penduduk. Namun berdasarkan
survei yang dilakukan Depkes (Departemen Kesehatan) melalui survei
kesehatan rumah tangga, ternyata penderita gastroenteritis berjumlah 300 per
1.000 penduduk. Memang gastroenteritis jarang sekali yang berakibat
kematian, tapi bukan berarti bisa dianggap remeh. Penyakit ini bisa dikatakan
sebagai penyakit endemis di Indonesia, artinya terjadi secara terus menerus di
semua daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaan, khususnya didaerah-
daerah miskin. Di kawasan miskin tersebut umumya penyakit gastroenteritis
dipahami bukan sebagai penyakit klinis, sehingga cara penyembuhannya tidak
melalui pengobatan medik.
1.2 Tujuan
1) Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran dan penatalaksanaan perawatan pada kasus
Gastroenteritis di Puskesmas Langsa Barat.
2) Tujuan khusus
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan untuk mengetahui pelaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien dengan gastroenteritis.
1
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Defenisi
Gastroentritis (GE) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan
usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah.
Gastroenteritis Akut (GEA) adalah peradangan akut lapisan lambung
dan usus ditandai dengan anoreksia, rasa mual, nyeri abdomen, dan diare.
2.2 Etiologi
1) Faktor infeksi
(1) Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama gastroenteritis, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli,
Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb),
infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll),
infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C.
albicans)
(2) Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang
dapat menimbulkan gastroenteritis seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2) Faktor Malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi
laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa
dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab gastroenteritis
yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi
malabsorbsi lemak dan protein.
3) Faktor Makanan Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi
makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4) Faktor Psikologis Gastroenteritis dapat terjadi karena faktor psikologis
(rasa takut dan cemas).
2.3 Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis ialah:
2
1) Gangguan osmotic Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi
rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul gastroenteritis.
2) Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada
dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam
lumen usus dan selanjutnya timbul gastroenteritis kerena peningkatan isi
lumen usus.
3) Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan menyebabkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul
gastroenteritis. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul
gastroenteritis pula.
2.4 Klasifikasi
Berdasarkan keadaan klinik, dehidrasi dibagi menjadi 3 tingkatan:
1) Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan
Gambaran klinik: Dehidrasi, turgor kurang, suara serak (vox cholerica),
penderita belum jatuh dalam keadaan syock.
2) Dehidrasi Sedang: Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan.
Gambaran klinik: Turgor jelek, suara serak, penderita jatuh dalam pre-
syock atau syock, nadi cepat, nafas cepat dan dalam.
3) Dehidrasi berat: Kehilangan cairan 8 – 10 % dari berat badan
Gambaran klinik: Seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan
kesadaran menurun (Apatis sampai koma), otot-otot menjadi kaku,
sianosis.
2.5 Manifestasi Klinis
1) Perut mulas dan gelisah,suhu tubuh mungkin meningkat nafsu makan
berkurang.
2) Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
3) Warna tinja berubah menjadi kehijau –hijauan karena bercampur empedu.
3
4) Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja menjadi
lebih asam, akibat banyaknya asam laktat.
5) Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung ,membrane mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan.
6) Perubahan tanda tanda vital ,nadi dan respirasi cepat ,pasien sangat
lewmas ,kesadaran menurun (apatis ,samnolen,stupor komatus ).
2.6 Tanda dan Gejala
1) Diare.
2) Muntah.
3) Demam.
4) Nyeri abdomen
5) Membran mukosa mulut dan bibir kering
6) Fontanel cekung
7) Kehilangan berat badan
8) Tidak nafsu makan
9) Badan terasa lemah
2.7 Komplikasi
1) Dehidrasi
2) Renjatan hipovolemik
3) Kejang
4) Bakterimia
5) Mal nutrisi
6) Hipoglikemia
7) Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
2.8 Cara Penularan
Gastroenteritis virus ini sangat menular dan disebarkan oleh muntahan
atau kotoran orang yang terkena penyakit melalui :
Sentuhan manusia umpamanya berjabat tangan dengan orang yang
sakit dan ditangannya terdapat virus ini. Permukaan meja yang tercemar
4
makanan atau minuman tercemar. Ada pula kemungkinannya bahwa infeksi
tersebar lewat butir-butir percikan yang keluar ketika orang muntah.
Kebanyakan tersebarnya dari orang yang mendapat gejala tetapi ada
pula orang tanpa gejala yang bisa menyebarkan infeksi, terutama dalam 2 hari
pertama setelah sembuh. Air minum juga dapat terkontaminasi oleh kotoran
dan menjadi sumber penyebaran virus ini (medicine Net.com).
2.9 Cara Pencegahan dan Pengobatan
Sesudah ke dari kamar mandi atau WC, mengganti popok dan sebelum
makan atau menyiapkan makanan, telitilah mencuci tangan dengan sabun dan
kucuran air sekurangnya 15 detik dan keringkan dengan handuk bersih.
Apabila berada di sekitar masyarakat yang terkena wabah gastroenteritis, kita
harus ekstra hati-hati dalam menjaga kebersihan diri. Bagi yang telah
mengalami gejala muntah dan diare maka dianjurkan minum air 8-12 gelas
perhari, karena gejala penyakit ini, seperti muntah dan diare dapat
menyebabkan kehilangan banyak cairan tubuh (dehidrasi).
Jika seseorang sudah mengalami muntah dan diare maka sebaiknya
beristirahat yang cukup, selain itu juga sebaiknya minum air yang banyak
misalnya jus buah atau oralit untuk mencegah dehidrasi. Jangan minum air
murni saja karena dapat memperparah dehidrasi akibat diare, tapi minuman
khusus yang dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang yang biasanya
tersedia di apotek. Jika keadaan semakin parah maka dibutuhkan cairan infus.
Apabila terjadi gejala komplikasi sebaiknya langsung diperiksakan ke dokter.
5
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. N DENGAN DIAGNOSA
GASTROENTERITIS AKUT DI PUSKESMAS LANGSA
BARAT TAHUN 2015
I. PENGUMPULAN DATA (DATA SUBYEKTIF)
A. Identitas pasien
Nama Klien : Nn. N
Umur : 19 Tahun
Suku/Kebangsaan: Aceh Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Seuriget
Diagnosa medis : Gastroenteritis Akut (GEA)
B. Anamnesa
1. Keluhanu Utama : Klien mengatakan sering BAB (diare) disertai
muntah-muntah, nyeri di ulu hati pada perut sebelah kanan bawah.
2. Riwayat kesehatan sekarang : Klien mengatakan sudah 2 hari
mengalami diare > 7 x/hari dan disertai muntah, nyeri di ulu hati dan
tidak nafsu makan.
3. Riwayat kesehatan keluarga : Klien mengatakan tidak ada anggota
keluarga yang menderita sakit seperti yang dialami pasien sekarang.
4. Kebutuhan Dasar
a. Makan yang disukai : Mie instant, nasi, ikan.
Nafsu makan : Tidak baik, mual muntah (+)
Pola makan : sebelum sakit >3x/hari, setelah sakit Os
makan sedikit, 1 piring tidak habis.
b. Pola tidur : Siang 2 jam, malam 8 jam.
c. Pola kebersihan diri
Mandi : sejak sakit klien mandi/lap 2x/hari
Gosok gigi : 1x/ hari
6
Kebersihan diri : Baik
d. Aktivitas sehari-hari:
Klien mengatakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari adalah
kuliah, dan membantu orangtua berjualan
e. Eliminasi: BAB: 1x/ hari, BAK : >7x/hari
II. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
a. Keadaan umum : lemas
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
Pols : 80 x/i
Temp : 37 OC
RR : 22 x/i
d. Head to Toe
Kepala
Rambut : warna rambut hitam, kulit kepala nampak bersih
Mata : simetris, konjungtiva anemis
Hidung : fungsi penciuman baik, tidak ada secret
Telinga : tidak ada serumen, pendengaran baik
Mulut : mukosa bibir kering tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Wajah : tampak pucat dan lemas
Dada : Pengembangan dada kanan dan kiri simetris
Abdomen : tidak ada distensi abdomen, nyeri tekan pada perut
kuadran kanan bawah.
Genetalia : genetalia bersih
Ektremitas : Simetris
Turgor kulit : jelek
7
III.ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Klien mengatakan sudah 2 hari
mengalami diare > 7 x/hari disertai
muntah, nyeri ulu hati dan tidak
nafsu makan.
DO : K/U lemas, turgor kulit jelek
(dehidrasi sedang)
Inflamasi, iritasi,
atau malabsorbsi
usus
Diare
2 DS : Klien mengatakan sudah 2 hari
mengalami diare > 7 x/hari disertai
muntah, nyeri ulu hati dan tidak
nafsu makan
DO : K/U lemas, turgor kulit jelek
(dehidrasi sedang)
Kehilangan banyak
melalui rute normal
(diare berat, muntah)
Resiko tinggi
terhadap
kekurangan
volume cairan
IV. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan Inflamasi, iritasi, atau malabsorbsi usus
ditandai dengan Klien mengatakan sudah 2 hari mengalami diare > 7
x/hari disertai muntah, nyeri ulu hati dan tidak nafsu makan, K/U lemas,
turgor kulit jelek (dehidrasi sedang).
2. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
Kehilangan banyak melalui rute normal (diare berat, muntah) ditandai
dengan Klien mengatakan sudah 2 hari mengalami diare > 7 x/hari
disertai muntah, nyeri ulu hati dan tidak nafsu makan, K/U lemas, turgor
kulit jelek (dehidrasi sedang).
8
V. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi Rasional
Diare berhubungan dengan Inflamasi, iritasi, atau malabsorbsi usus ditandai dengan Klien mengatakan sudah 2 hari mengalami diare > 7 x/hari disertai muntah, nyeri ulu hati dan tidak nafsu makan, K/U lemas, turgor kulit jelek (dehidrasi sedang)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien menunjukkan : diare klien berkurang atau hilang, turgor kulit baik, Keadaan umum klien baik.criteria hasil : klien tidak lemas.
1. Beritahu pasien tentang hasil pemeriksaan
2. Anjurkan pasien untuk meningkatkan tirah baring, berikan alat-alat di samping tempat tidur
3. Anjurkan pasien untuk makan secara bertahap. Tawarkan minuman jernih tiap jam, hindari minuman dingin
4. kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi.
1. Agar pasien tahu tentang penyakitnya
2. istirahat menurunkan motilitas usus juga menurunkan laju metabolisme bila infeksi atau perdarahan sebagai komplikasi.
3. memberikan istirahat kolon dengan menghilangkan atau menurunkan rangsangan makanan/cairan. Makan kembali secara bertahap cairan mencegah kram dan diare berulang; namun cairan dingin dapat meningkatkan motilitas usus
4. diperlukan untuk diare menetap/berat.
Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan banyak melalui rute normal (diare berat, muntah) ditandai dengan Klien mengatakan sudah 2 hari mengalami diare > 7 x/hari disertai muntah, nyeri ulu hati dan tidak nafsu makan, K/U lemas, turgor kulit jelek (dehidrasi sedang).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien menunjukkan : diare klien berkurang atau hilang, turgor kulit baik, Keadaan umum klien baik.criteria hasil : membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler baik, tanda vital stabil, keseimbangan masukan dan haluaran dengan urine normal dalam konsentrasi/jumlah
1. awasi masukan dan haluaran, karakter, dan jumlah feses; perkirakan kehilangan yang tak terlihat, missal, berkeringat. Ukur berat jenis urine; observasi oliguria.
2. kaji tanda vital (TD, nadi, suhu).
3. Anjurkan pasien untuk mempertahankan pembatasan per oral, tirah baring; hindari gerak yang berlebihan.
1. memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi ginjal dan control penyakit usus juga merupakan pedoman untuk penggantian cairan.
2. hipotensi (termasuk postural), takikardia, demam dapat menunjukkan respons terhadap dan/atau efek kehilangan cairan.
3. kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk menurunkan kehilangan cairan usus.
9
VI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No DX Keperawatan Implementasi Evaluasi1 Diare berhubungan
dengan Inflamasi, iritasi, atau malabsorbsi usus ditandai dengan Klien mengatakan sudah 2 hari mengalami diare > 7 x/hari disertai muntah, nyeri ulu hati dan tidak nafsu makan, K/U lemas, turgor kulit jelek (dehidrasi sedang)
1. Memberitahu pasien tentang hasil pemeriksaan
2. Menganjurkan pasien untuk meningkatkan tirah baring, berikan alat-alat di samping tempat tidur
3. Menganjurkan pasien untuk makan secara bertahap. Tawarkan minuman jernih tiap jam, hindari minuman dingin
4. berkolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi : ranitidine, metronidazol 3x1, loperamid 2x1.
S : Klien mengatakan diare berkurang.
O : Keadaan umum masih terlihat lemas.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan dengan pemberian terapi obat.
2 Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan banyak melalui rute normal (diare berat, muntah) ditandai dengan Klien mengatakan sudah 2 hari mengalami diare > 7 x/hari disertai muntah, nyeri ulu hati dan tidak nafsu makan, K/U lemas, turgor kulit jelek (dehidrasi sedang).
2. mengawasi masukan dan haluaran, karakter, dan jumlah feses; perkirakan kehilangan yang tak terlihat, missal, berkeringat. Ukur berat jenis urine; observasi oliguria.
3. mengkaji tanda vital (TD, nadi, suhu).
4. Menganjurkan pasien untuk mempertahankan pembatasan peroral, tirah baring; hindari gerak yang berlebihan.
S : Klien mengatakan mengerti apa yang telah dijelaskan oleh petugas kesehatan.
O : Klien tampak mengerti dan bisa mengulang kembali apa yang telah dianjurkan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.
BAB III
10
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gastroenteritis adalah suatu infeksi saluran pencernaan yang
disebabkan oleh berbagai virus yang dapat menyebabkan muntah dan diare.
Meski sering disebut "flu perut" penyakit ini tidak disebabkan oleh virus
influenza
Penyakit Gastroenteritis hingga saat ini masih menjadi masalah di
Indonesia. Padahal berbagai upaya penanganan, baik secara medik maupun
upaya perubahan tingkah laku dengan melakukan pendidikan kesehatan terus
dilakukan. Namun upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil yang
menggembirakan. Setiap tahun penyakit ini menduduki peringkat atas,
khususnya di daerah-daerah miskin.
3.2 Saran
Apabila ada orang-orang disekitar kita yang mengalami gejala-gejala
dan tanda-tanda penyakit gastroenteritis, sebaiknya segera dibawa ke tempat
perobatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan.
Jagalah kebersihan disekitar kita dan anjurkan masyarakat disekitar
kita untuk hidup bersih.
DAFTAR PUSTAKA
11
Doengoes, Marilyn.E.dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Mansjoer. Arief, Triyanti.K.dkk. 2001.Kapita Selecta Kedokteran edisi ketiga jilid 1 : Media Aesculapius fakultas Kedokteran UI
Syaifudin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, edisi 3.jakarta :Penerbit buku kedokteran EGC
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria NOC. Jakarta : EGC
KATA PENGANTAR
12
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Nn. N
Dengan Diagnosa Gastroenteritis Akut di Puskesmas Langsa Barat” ini dapat
diselesaikan.
Terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak
membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama Ibu Yenni Kartika, Amd.Keb
selaku CI pembimbing dan Ibu Aminy, SST selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan masukan kepada Penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan seakademi dan
semua pihak yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran sebagai masukan untuk
perbaikan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian.
Wassalam..
Langsa, April 2015
Penyusun
13
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 11.2 Tujuan ......................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Defenisi ....................................................................................... 2
2.2 Etiologi ........................................................................................ 2
2.3 Patofisiologi ................................................................................ 2
2.4 Klasifikasi ................................................................................... 3
2.5 Manifestasi Klinis ....................................................................... 3
2.6 Tanda dan Gejala ........................................................................ 4
2.7 Komplikasi .................................................................................. 4
2.8 Cara Penularan ............................................................................ 4
2.9 Cara Pencegahan dan Pengobatan .............................................. 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
14ii
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. N DENGAN DIAGNOSA
GASTROENTERITIS AKUT DI PUSKESMAS LANGSA
BARAT TAHUN 2015
Disusun Oleh :
Masniliana
732402S12044
CI Pembimbing : Yenni Kartika, Amd.Keb
Dosen Pembimbing : Aminy, SST
AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN IBU
LANGSA – ACEH
2015
15
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. N DENGAN DIAGNOSA
GASTROENTERITIS AKUT DI PUSKESMAS LANGSA
BARAT TAHUN 2015
CI Pembimbing
(Yenni Kartika, Amd.Keb)
Dosen Pembimbing
(Aminy, SST)
Mahasiswa
Masniliana732402S12044
16