Post on 13-Mar-2019
GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA
SEKOLAH DI SMAN 8 KABUPATEN TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh :
ATIN KURNIATIN
1110018200056
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
GAYA I(EPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA SEKOLAII
DI SMAN 8 KABUPATBN TANGERANG
SKzuPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk MemenuhiPersyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh:
ATIN KURNIATINNIM. 1110018200056
Dra. Nurdelima Waruwu. M.PdNIP. 1 967 1 020 2001t2 200t
PROGRAM STUDI MANAJEN{EN PENDIDIKAN
FAKT]LTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN SKRTPSI
Skripsi berjudul Gaya Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah di SMAN I Kabupaten
Tangerang di susun oleh Atin Kurniatin, Nim 1110018200056, Program Studi Manajemen
Pendidikan, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Telah melalui proses bimbingan dan dinyatakan sebagai karya ilmiah yang berhak untuk
diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 10 Desember 2014
Dosen PembimbingtuDra. Nurdelima Waruwu. M.Pd
NrP. 19671 020 2001122 2 001
o9/ Yr/01
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsiiniberjudul..GayaKepemimpinanDemokratisKepalaSekolah
di SMAN 8 Kabupaten Tangerang" diajukan kepada Fakultas Itmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus
Ujian Munaqosah pada tanggal l0,Desenrber 2014 dihadapan Dewan Penguji.
oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar S'Pd clalam Prograr-n Studi
Manajemen Pendidikan'
Jakarta, 16 Desemb er 2014
Panitia Ujian Muaqosah
Ketua Panitia (ketua Prodi)
Dr. Hasyirn Asv'ari- M'Pd
Mp. tqoot009 1993303 1 004
Sekretasis (Sekretaris Prodi)
Dr. Zalrudin. Lc. M.PdNIP. 19730302 200501 1 002
Penguji I
Drs. Mashyuri AM. M' Pd'
Mp. tqsoos18 197803 I 002r/-/r
Penguji II
Dra. Raudhah. MS.. M' Pd'
Np. tqsi0408 198103 2001
Tanda Tangan
XA\
t/It
2e i'11/tv
/t
Tanggal
2n tC
MengetahuiIN Syarif HidaYat Jakarta
frcW il-'D
/-.urieq ^\,F*" -C(al(ri1ft
91020 198603 2 001
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Atin Kurniatin
1 1 10018200056
Manajemen Pendidikan
Kp. Lukun RT 02101 Ds. Cisoka Kec. Cisoka
Nama
NIM
Jurusan
Alamat
dosen:
Nama Pembimbing
NIP
Jurusan/Program Studi
: Dra. Nurdelima Waruwu, M. pd
: 19671020 200112 2 001
: Manajemen Pendidikan
Kab. Tangerang-
Banten
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Gaya Kepemimpinan Demokratis diKabupaten Tangerang adalah benar hasil karya sendiri dibawah
SMAN 8
bimbingan
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, I 7 Desember 2014
Yang Menyatakan
ffiKurniatin
i
Abstrak
Atin Kurniatin (1110018200056). Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah di
SMAN 8 Kabupaten Tangerang. Skripsi, Jakarta: Program Studi Manajemen
Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. November 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan Kepala
Sekolah di SMAN 8 Kabupaten Tangerang. Kepemimpinan merupakan
kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi,
mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan orang atau
kelompok. Gaya kepemimpinan merupakan cara kepala sekolah dalam
mempengaruhi, mengarahkan, menggerakkan, dan membimbing anggota atau
guru untuk mencapai tujuan atau program yang telah ditetapkan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan yang di terapkan oleh kepala sekolah SMAN 8 Kabupaten
Tangerang adalah demokratis. Hal ini bisa di lihat dari cara kepala sekolah
menerapkan indikator gaya kepemimpinan demokratis seperti menerima pendapat,
saran, dan kritik dari bawahan, Mengutamakan kerja sama dan kerja tim, melakukan
koordinasi pada bawahan, Memberikan stimulasi kepada bawahan agar produktif,
mengikutserakan bawa dalam memecahkan masalah, Memberikan informasi tentang
tugas dan tanggung jawab para bawahan.
Jenis metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif, dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif, instrumen
pengumpulan data penelitian menggunakan instrumen : observasi awal,
dokumentasi serta wawancara kepala sekolah, guru-guru dan karyawan SMAN 8
Kabupaten Tangerang. Setelah mendapatkan data yang diperlukan penulis, data
dideskripsikan lalu dianalisis.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
ii
Abstract
Atin Kurniatin (1110018200056). Style Leadership Principal at SMAN 8
Tangerang. Thesis, Jakarta: Program Management Studies Faculty of Science
Education and Teaching, Syarif Hidayatullah Islamic State University
Jakarta. November 2014.
This study aims to determine the Principal Leadership Styles in SMAN 8
Tangerang. Leadership is the ability and readiness of a person to influences,
encourages, encourages, guides, moving, directing the person or
group. Leadership style is the Principal way in influencing, directing, moving, and
guiding members or teachers to achieve the goals or programs that have been set.
Results of research conducted by the authors showed that the leadership
style applied by the principal of SMAN 8 Tangerang is democratic. This can be
seen from the way the Principal implementing democratic leadership style
indicator as receive opinions, suggestions, and criticism
from subordinates, Focusing on collaboration and teamwork, coordination on
subordinates, provide stimulation to subordinates to be productive,along with take in
solving the problem, provides information about the duties and responsibilities of the
subordinate.
The type of method used in this research is qualitative research, using
descriptive analysis approach, the research data collection instruments used
instruments: initial observation, documentation and interview principals, teachers
and employees of SMAN 8 Tangerang. After getting the necessary data the
authors, described and analyzed.
Keywords: Principal Leadership Styles
iiii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wa syukurillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT Dzat
yang maha berilmu di atas mereka yang merasa diri berilmu, serta pencipta Maha
Sempurna. Ungkapan sholawat serta salam tertuju kepada Rasulullah SAW Insan
termulia yang telah menghabiskan waktu untuk menuntun umat pengikutnya ke
arah keselamatan hidup. Adapun benar skripsi sulit dapat terwujud manakala
penulis tidak dapat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, baik berupa saran
maupun kritik, serta bantuan yang bersifat moril maupun materiil. Karena itulah
sepatutnya di ucapkan terima kasih yang tak terhingga, terutama penulis tujukan
kepada yang terhormat :
1. Dra. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd., Ketua program studi Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd., Dosen Pembimbing yang dengan penuh
kesabaran dan penuh perhatian, ketelatenan, dalam memberikan bimbingan
serta arahan dalam penulisan skripsi ini, dan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas waktu yang diluangkannya. Semoga Allah SWT memberikan
kesehatan dan kebaikannya dibalas dengan berlipat ganda.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya
program studi Manajemen Pendidikan yang dengan ikhlas menyumbangkan
ilmunya selama penulis mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu yang diberikan
dapat menjadi bekal bagi penulis.
5. Bapak Drs. H. Dedi Heryadi, M. Pd., Kepala Sekolah beserta staff guru
SMAN 8 Kabupaten Tangerang yang telah bersedia memberikan izin, tempat
dan informasi kepada penulis. Semoga SMAN 8 Kabupaten Tangerang tetap
menjadi sekolah terbaik sehingga menghasilkan siswa-siswi yang berkualitas.
6. Keluargaku tercinta, Ayahanda (H. Moch. Fathoni) dan Ibunda (Hj. Suhaemi)
yang senantiasa mengiringi langkahku dengan doa. Hanya Allah-lah yang
ivi
sanggup membalas semua pengorbanan kalian dengan surgaNya kelak.
7. Kakak-kakak ku tersayang terima kasih karena tak henti-hentinya memberikan
dorongan baik materiil, moriil dan spirituil, serta doa dan kasih sayang yang
tiada tara, dengan segenap cinta dan buktiku, kupersembahkan karya kecilku
ini untuk kalian orang-orang tercinta.
8. Kakanda Ardhia Nidzar, terima kasih atas dukungan doa dan semangat yang
tiada henti diberikan kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat terbaikku Kiki Ulfa Lesmana, Dini Halimah, Intan N. Aini,
yang senantiasa menemani penulis dalam susah maupun senang. Sukses untuk
kita semua. Amiin
10. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta, yang menjadi
tempat bernaung penulis selama menuntut ilmu di UIN Jakarta, terima kasih
telah memberikan motivasi dan do’anya. Semoga Allah membalas kebaikan
kalian.
11. Teman-teman seperjuangan program studi Manajemen Pendidikan 2010,
khususnya teman-teman terbaikku Anita Greanti, Lia Dahlia, Siti Subaikoh,
Djehan Firda Syafitri, Rizka Umami, Ari Istiara, Ayu Nurazizah. Terima kasih
telah menemani penulis dalam suka maupun duka, terima kasih telah menjadi
sahabat terbaik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang tidak bisa disebutkan
satu persatu hingga skripsi ini terselesaikan. Semoga bantuan yang diberikan
menjadi amal soleh yang memperberat timbangan kebaikan kita di akhirat kelak.
Kritik, saran dan ide senantiasa penulis terima dengan suka cita. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.. Sekian dan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
E. Tujuan Masalah .............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kepala Sekolah ................................................................................. 7
1. Pengertian Kepala Sekolah ......................................................... 7
2. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah .................................. 9
3. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan ...................... 11
B. Kepemimpinan ............................................................................... 12
1. Pengertian Kepemimpinan ...................................................... 12
2. Pengertian Gaya Kepemimpinan ............................................. 13
3. Fungsi Kepemimpinan ............................................................ 14
4. Gaya Kepemimpinan ............................................................... 16
5. Kepemimpinan Kepala Sekolah .............................................. 29
6. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 30
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian .......................................................................... 32
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 32
C. Metode Penelitian ......................................................................... 33
D. Data dan Sumber Data .................................................................. 33
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 33
F. Teknik Analisa Data ..................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMAN 8 Kabupaten Tangerang ...................... 39
1. Profil SMAN 8 Kabupaten Tangerang .................................... 39
2. Sejarah Singkat SMAN 8 Kabupaten Tangerang .................... 40
3. Visi dan Misi SMAN 8 Kabupaten Tangerang ....................... 41
4. Keadaan Guru dan Karyawan SMAN 8 Kabupaten
Tangerang ................................................................................ 41
5. Data Siswa SMAN 8 Kabupaten Tangerang ........................... 43
6. Sarana dan Prasarana SMAN 8 Kabupaten Tangerang ............ 44
B. Deskripsi dan Analisa Data ........................................................... 45
1. Menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawahan ................ 46
2. Mengutamakan kerja sama dan kerja tim ................................. 46
3. Melakukan koordinasi pekerjaan pada bawahan ...................... 47
4. Memberikan stimulasi kepada bawahan agar produktif ........... 48
5. Mengikutsertakan bawahan dalam memecakan masalah ......... 49
6. Memberikan informasi tentang tugas dan tanggung jawab para
bawahan .................................................................................... 49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 53
C. Saran ............................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Kisi-kisi Pedoman Wawancara ........................................................... 36
Tabel 4.1 : Data Guru dan Karyawan SMAN 8 Kabupaten Tangerang................. 42
Tabel 4.2 : Data Siswa SMAN 8 Kabupaten Tangerang ...................................... 43
Tabel 4. 3: Data Sarana dan Prasarana SMAN 8 Kabupaten Tangerang .............. 44
viiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
2. Pedoman Wawancara Guru
3. Hasil Wawancara Kepala Sekolah dan Guru
4. Daftar Uji Referensi
5. Struktur Organisasi Sekolah
6. Foto Dokumentasi
7. Surat Bimbingan Skripsi
8. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
9. Surat Permohonan Izin Penelitian
10. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan manusia di dunia ini tidak ada yang luput dari keanggotaan
suatu organisasi. Organisasi merupakan sebuah wadah dimana orang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan bersama. Pemahaman organisasi ini menunjukkan
bahwa dimana pun manusia berada (berinteraksi) maka timbullah suatu
organisasi. sehingga organisasi tidak lagi hanya sebagai suatu wadah dari orang-
orang yang berkumpul untuk suatu tujuan, tetapi seiringnya perkembangan zaman
dan tuntutan global, organisasi kini berkembang pada interaksi orang untuk
maksud tertentu.
Dalam suatu organisasi tentunya dibutuhkan seseorang yang bisa
mengelola dan mengendalikan organisasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan,
seseorang itu disebut sebagai pemimpin. Pemimpin harus memiliki skill,
pengalaman berorganisasi, Selain memiliki skill yang baik, tentunya kepribadian
dan perilakunya pun menentukan iklim organisasi didalamnya. Pemimpin
merupakan orang yang menjadi panutan bagi bawahan-bawahannya, segala yang
ada pada diri pemimpin akan menjadi sorotan atau perhatian orang-orang
sekitarnya.
Kepemimpinan adalah hal penting dalam organisasi. Sebagaimana
dikatakan Rasulullah SAW. “apabila keluar tiga orang dalam suatu perjalanan,
2
hendaknya salah seorang mereka itu dijadikan pemimpin (idza kharaja tsalatsatun
fi safarin, fal yuamiru ahadahum)” (Al-Hadis). Suatu organisasi memiliki
kompleksitas, baik barang/jasa maupun ide, menghadapi berbagai perubahan
senantiasa melingkupi setiap saat, menghadapi berbagai karakteristik personel
yang dapat mengembangkan maupun melemahkan. Hal ini menjadi alasan
diperlukannya orang yang tampil mengatur, memberi pengaruh, menata,
mendamaikan, memberi penyejuk, dan dapat menetapkan tujuan yang tepat saat
anggota tersesat atau kebingungan menetapkan arah. Disinilah diperlukan
pemimpin yamg melaksanakan kepemimpinan.1
Pada hakikatnya setiap manusia adalah seorang pemimpin, karena manusia
sebagai pemimpin maka setiap tindakannya akan dipertanggungjawabkan.
Manusia sebagai pemimpin minimal bisa memimpin dirinya sendiri. Apabila
suatu organisasi tidak ada seorang pemimpin, maka organisasi tersebut tidak akan
berjalan dengan baik, karena tidak terarah dan tidak jelas siapa yang mengatur
setiap kebijakan atau pekerjaan kelompoknya. Pemimpin di ibaratkan sebagai
seorang supir bus yang menentukan kemana bus akan dibawa, sama halnya
dengan pemimpin, dalam setiap organisasi yang menentukan kemana visi dan
misi akan dibawa adalah pemimpin. Oleh karena itu, dibutuhkan seorang
pemimpin untuk mengatur dan mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan
bersama.
Kepemimpinan adalah salah satu kekuatan penting dalam rangka
pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan
kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah
kepengikutan (followership), kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti
keinginan pemimpin, itulah yang menyebabkan seorang menjadi pemimpin.
Berbagai perubahan masyarakat, dan krisis multidimensi yang telah lama
melanda indonesia menyebabkan sulitnya menemukan sosok pemimpin ideal yang
1Aan Komariah & Cepi Triana. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. (Jakarta:
Bumi Aksara), h. 80
3
memiliki komitmen tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Dalam
berbagai bidang kehidupan banyak ditemui pemimpin-pemimpin pendidikan
karbitan atau amatiran yang tidak memiliki visi dan misi yang jelas tentang
lembaga pendidikan atau sekolah yang dipimpinnya. Kondisi seperti ini telah
mengakibatkan buruknya iklim dan budaya sekolah, bahkan telah menimbulkan
banyak konflik negatif dan stres para bawahan yang dipimpinnya. Hal ini tentu
saja perlu penanganan yang serius, karena kepemimpinan pendidikan merupakan
hal yang sangat penting dalam membangun sekolah yang efektif.2
Kepemimpinan merupakan topik menarik untuk dikaji. Oleh karena
itu, sampai saat ini terus dipelajari dan diteliti. Kepemimpinan tidak bisa
dilepaskan dari sebuah kekuasaan karena tanpa sebuah kekuasaan,
pemimpin tidak memiliki kewenangan dalam mempengaruhi orang lain
atau bawahan sebagaimana peran kepala sekolah dalam mengelola sebuah
lembaga pendidikan yang ia pimpin. Oleh karena itu, Perilaku kepala
sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan
rasa bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik
sebagai individu maupun sebagai kelompok. Sehingga para guru bisa
meningkatkan kinerjanya dalam mejalankan tugas, dan merasa memiliki
tanggung jawab yang harus mereka laksanakan. Agar kepala sekolah dapat
melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin secara efektif dan lancar, perlu
memperhatikan faktor-faktor yang mendukung kepemimpinan. Faktor-
faktor yang mendukung kepemimpinan adalah (1) komunikasi, (2)
kepribadian, (3) keteladanan, (4) tindakan, dan (5) memfasilitasi. Kelima
faktor inilah yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan secara baik oleh
kepala sekolah jika ingin sukses dalam memimpin.
Begitu pun dalam lembaga pendidikan, kepala sekolah merupakan
sosok pemimpin di dalam lembaga pendidikan. Segala kegiatan
pendidikan baik kegiatan manajerial dan akademis, kepala sekolah
berperan mengawasi dan mengontrol kinerja para guru, memperhatikan
tugas-tugas guru dan staf. Gaya kepemimpinannya menjadi suatu stimulus
bagi para guru dan staf untuk menjalankan tugas dan kewajibannya dengan
baik, apabila tercipta iklim organisasi yang baik didalam sekolah. Kepala
sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas jalannya sekolah dengan
kondisi dan situasinya serta hubungan dengan masyarakat sekitarnya
merupakan tanggung jawabnya pula. Inisiatif dan kreatif yang mengarah
kepada perkembangan dan kemajuan sekolah adalah merupakan tugas dan
tanggung jawab kepala sekolah.3
2Mulyasa. Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah. (Jakarta: Bumi aksara, 2011),
h. 17. 3H. M Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 80
4
Maka dari itu, gaya dari seorang pimpinan dalam memimpin
mempengaruhi kepengikutan anggotanya akan menciptakan suatu iklim organisasi
dan mempengaruhi kinerja dari bawahan atau anggotanya. Untuk itu, gaya
memimpin seseorang dalam suatu organisasi sangat berpengaruh terhadap suatu
organisasi, termasuk dalam organisasi pendidikan yaitu sekolah pemimpin
memiliki berbagai macam tipe kepemimpinan. Sesuai dengan situasi sekarang
dimana kita berada di tengah-tengah perjuangan menuju kesuksesan tujuan
pendidikan tidak lepas dan sangat membutuhkan tipe-tipe pemimpin.
Di SMAN 8 Kabupaten Tangerang ini, penulis melihat keadaan sekolah
yang semakin menunjukkan eksistensinya dalam berbagai bidang, walaupun
sempat berkali-kali ganti kepala sekolah. Sekolah ini juga memiliki banyak
kelebihan di antara sekolah-sekolah yang ada di sekitarnya. Diantaranya adalah,
diraihnya beberapa prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis, kepala
sekolah memberikan kesempatan kepada para dewan guru untuk memberikan
masukan atau saran, namun tidak dipungkiri juga dalam kepemimpinannya masih
ada kelemahan karena kurang maksimalnya guru dan staf dalam menjalankan
tugas dan dalam memerintahkan bawahannya
Peran Kepala Sekolah sangat menentukan keberhasilan suatu sekolah.
Berkembang atau tidaknya suatu sekolah berada di tangan kepala sekolah. Untuk
itu, kepala sekolah harus mampu membantu guru atau staf dalam memahami visi
dan misi sekolah yang telah ditetapkan bersama. Kepala Sekolah juga harus
memberikan kesempatan kepada guru untuk berpendapat atau memberikan saran
dan menetapkan tujuan sesuai dengan kesepakatan bersama.
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus bisa menciptakan dorongan dan
percaya diri kepada guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Selain itu, kepala sekolah harus memberikan bimbingan dan arahan kepada guru
untuk kemajuan sekolah dalam mencapai tujuan. Maka, diperlukan gaya
5
kepemimpinan yang tepat untuk menciptakan iklim organisasi yang baik di dalam
sekolah.
Gaya kepemimpinan yang negatif, dampaknya ke depan seperti yang kita
lihat dan yang terjadi banyak gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dengan
kondisi suatu organisasi. Namun tidak sedikit pula sekolah yang mengalami
kemunduran karena gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah tidak
sesuai dengan keadaan atau kondisi sekolah.
Kelemahan dari gaya kepemimpinan demokratis adalah terlalu bebas dan
terbuka. Kelemahan dari kepemimpinan yang otokratis ialah terlalu menekan
bawahan-bawahannya, kelemahan dari laissez faire ia terlalu apatis terhadap
lingkungan, sedangkan yang terakhir gaya kepemimpinan pseudo demokratis
adalah terbuka tetapi ada aturan yang harus di patuhi.
Persoalan pemimpin memang sangat menarik untuk dikaji sehingga
berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menelitinya dan diangkat dalam
skripsi dengan judul “GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA
SEKOLAH DI SMAN 8 KABUPATEN TANGERANG”.
B. Identifikasi Masalah
Dalam rangka mengkaji Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, maka
identifikasi masalah yaitu sebagai berikut :
Identifikasi masalah :
1. Tidak tegasnya pimpinan dalam pengambilan keputusan
2. Kurang adanya perhatian terhadap tugas bawahan
3. Lemahnya kemampuan bersosialisasi dengan guru
4. Tidak meratanya tugas dan tanggung jawab yang diberikan
5. Tidak optimalnya kerjasama yang dilakukan kepala sekolah
6
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kekeliruan tentang masalah yang penulis kemukakan,
maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini pada salah satu gaya
kepemimpinan kepala sekolah demokratis di SMA N 8 Kabupaten Tangerang.
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut: “Bagaimana gaya kepemimpinan kepala sekolah di SMA N 8 Kabupaten
Tangerang?”
E. Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana gaya
kepemimpinan kepala sekolah SMA N 8 Kabupaten Tangerang.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Hasil dari pnelitian semoga memberikan kontribusi dan memperkaya studi
ilmiah terutama dalam bidang menejemen pendidikan.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran
khususnya bagi kepala sekolah.
3. Memberikan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
khususnya mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kepala Sekolah
1. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah terdiri dari dua kata yakni „kepala‟ dan „sekolah‟. kata
kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah
lembaga.1Sedang sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan
mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.2 Dengan demikian
kepala sekolah adalah ketua atau pemimpin suatu organisasi yang di dalamnya
terapat kegiatan belajar mengajar.
Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas khusus untuk mengelola
sekolah, membuat kebijakan, mengatur tata tertib dan operasionalisasi sekolah
sehingga tidak terjadi kesemrawutan atau diberi kepercayaan untuk menjadi
pemimpin sekaligus manajer sekolah.3
Menurut Wahjosumidjo kepala sekolah didefinisikan sebagai : seorang
tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah
dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana
terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran.4
1Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gita Media Press, h. 420
2Ibid., h. 684
3Aan Komariah, et.al., Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), Cet. 3, h. 3. 4Wahyosumidjo, Kepemiminan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 83
8
Masih menurut Wahjosuidjo kepala sekolah adalah jabatan pemimpin
yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-
pertimbangan. Siapa pun yang akan diangkat menjadi kepala sekolah harus
ditentukan melalui prosedur serta persyaratan-persyaratan tertentu seperti:
latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat, dan integritas. Oleh
sebab itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, sebab
pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan atas
peraturan yang berlaku.5
Dalam memimpin, kepala sekolah harus memiliki beberapa persyaratan
untuk menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, antara
lain:6
a. Memiliki kesehatan jasmani dan ruhani yang baik
b. Berpegang teguh pada tujuan yang dicapai
c. Bersemangat
d. Cakap di dalam memberi bimbingan
e. Cepat dan bijaksana di dalam mengambil keputusan
f. Jujur
g. Cerdas
h. Cakap di dalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan yang baik dan
berusaha untuk mencapainya.
Selanjutnya, hal yang harus dimiliki oleh kepala sekolah adalah karakter
kepala sekolah yang mendukung ia dalam menjalankan sifat
kepemimpinannya, antara lain:
a. Religius
b. Terampil
c. Tanggung jawab
d. Adil dan bijaksana
e. Demokratis
f. Rasa kemanusiaan yang tinggi
g. Menghargai pendapat orang lain
5Ibid., h. 84-85
6Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008, h. 148-149
9
h. Disiplin
i. Jujur
j. Kreatif
k. Mandiri
l. Komunikatif
m. Cinta damai
n. Gemar membaca
o. Peduli lingkungan
p. Rasa sosial
q. Cinta tanah air.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manajer,
administrator, supervisor, pemimpin/leader, inovator, dan motivator.7
a. Kepala Sekolah Sebagai Edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien.
b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai tugas:
a) Menyusun perencanaan
b) Mengorganisasikan kegiatan
c) Mengarahkan kegiatan
d) Mengkoordinasikan kegiatan
e) Melaksanakan pengawasan
f) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan
g) Menentukan kebijaksanaan
h) Mengadakan rapat
i) Mengambil keputusan
7http://www.tuanguru.com/2011/10/tugas-pokok-kepala-sekolah.html?m=1. Tanggal 16
Desember 2014 pkl. 11.09.
10
j) Mengatur proses belajar mengajar
k) Mengatur administrasi ketatausahaan, siswa, ketenangan,
sarana dan prasarana, keuangan/RAPBS.
l) Mengatur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
m) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi
terkait.
c. Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Bertugas menyelenggarakan Administrasi, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan,
kurikulum, kesiswaan, ketatausahaan, ketenagaan, kantor, keuangan,
perpustakaan, laboratorium, ruang keterampilan/kesenian, bimbingan
konseling, UKS, OSIS.
d. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai:
a) Proses belajar mengajar
b) Kegiatan bimbingan dan konseling
c) Kegiatan ekstrakurikuler
d) Kegiatan ketatausahaan
e) Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait
f) Sarana dan prasarana
g) Kegiatan Osis
e. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin/Leader
a) Dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab
b) Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa
c) Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d) Mengambil keputusan intern dan ekstern sekolah
e) Membuat, mencari dan memilih gagasan baru
11
f. Kepala Sekolah sebagai Inovator
a) Melakukan pembaharuan di bidang KBM, BK, Ekstrakurikuler,
dan pengadaan
b) Melaksanan pembinaan guru dan karyawan
c) Melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya di komite
sekolah dan masyarakat
g. Kepala Sekolah sebagai Motivator
a) Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
b) Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBM/BK
c) Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
d) Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
e) Mengatur halaman/lingkungan yang sejuk dan teratur
f) Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan
lingkungan
g) Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman. Dalam
menjalankan tugasnya, kepala sekolah dapat mendelegasikan
kepada wakil kepala kepala sekolah.
3. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan
Fungsi utama kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan ialah
menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan
murid-murid dapat belajar dengan baik. Dalam melaksanakan fungsi tersebut,
kepala sekolah memiliki tanggung jawab ganda yaitu melaksanakan administrasi
sekolah sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang baik, dan melaksanakan
dalam membimbing petumbuhan murid-muridnya.
Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah menghadapi tantangan yang
berat, untuk itu ia harus memiliki persiapan yang memadai. Karena banyaknya
tanggung jawab maka kepala sekolah memerlukan pembantu. Ia hendaknya
12
belajar bagaimana mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab sehingga ia
dapat memusatkan perhatiannya pada usaha pembinaan program pengajaran.8
Kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan
melalui upaya menggerakkan bawahan ke arah pencapaian tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala sekolah bertugas melaksanakan
fungsi-fungsi kepemimpinan, baik fungsi yang berhubungan dengan pencapaian
tujuan pendidikan maupun penciptaan iklim dan budaya sekolah yang konduktif
bagi terlaksananya proses belajar mengajar secara efektif, efisien dan produktif.9
B. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan
khususnya kecakapan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-
orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan.10
Secara umum definisi kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang
untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan,
mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima
pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu
tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan”.11
Menurut Endin Nasrudin dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Manajemen mengatakan bahwa : Kepemimpinan adalah kemampuan seni
atau teknik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan
menaati segala keinginannya untuk mengajak orang lain mencapai tujuan
yang sudah ditentukan dengan penuh semangat.12
8Tim Dosen Administrasi UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2013), h. 141
9Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan. (Kaukaba Yogyakarta: 2012), h. 106
10Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), h.
38 11
Tim Dosen Administrasi UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2013), h. 125 12
Endin Nasrudin, Psikologi Manajemen, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 57
13
Dari Uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah seni mempengaruhi, mengajak, memotivasi, membina, mengarahkan, dan
menggerakkan kelompok atau sumber daya untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan bersama.
2. Pengertian Gaya Kepemimpinan
Setiap pemimpin mempunyai sikap dan perilaku tertentu dalam
menjalankan fungsi kepemimpinannya. Banyak para ahli membicarakan sikap,
sikap diperoleh seseorang bukan melalui orang tua atau warisan, melainkan lebih
banyak ditentukan dan dipengaruhi oleh pengalaman, pendidikan, dan pergaulan.
Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pemimpin dalam mempengaruhi
para pengikutnya. Menurut E. Mulyasa gaya kepemimpinan adalah suatu pola
perilaku seorang pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa
yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin dalam
mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya.
Dalam buku Manajemen Berbasis Sekolah karangan Mulyasa, Miftah
Thoha mengatakan bahwa
gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang
lain seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usaha menyeleraskan persepsi
diantara orang yang akan dipengaruhi menjadi amat penting
kedudukannya.13
Jadi, menurut penulis gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah cara
kepala sekolah dalam mempengaruhi, mengarahkan, menggerakkan, dan
membimbing anggota atau guru untuk mencapai tujuan atau program yang telah
ditetapkan.
Dalam penerapan gaya kepemimpinan kepala sekolah hendaknya
mengetahui sikap dan perilaku para anggota atau guru, sehingga kepala sekolah
mengetahuai gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan di sekolah tersebut.
13
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 7, h. 107-108
14
3. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan
dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok atau
organisasi. Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi, yaitu: pertama, dimensi
yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam
tindakan atau aktivitas pemimpin. Kedua, dimensi yang berkenaan dengan tingkat
dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang di pimpin dalam
melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi.14
Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima
fungsi pokok, yaitu:15
a) Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator
merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana
perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.
Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan
dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.
b) Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertma dalam usaha
menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan-bahan
pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang
di pimpinnya yang di nilai mempunyai berbagai bahan informasiyang
diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari
pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan
ditetapkandan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk
memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan
menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan.
14
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan. (Kaukaba Yogyakarta:
2012), h, 88 15
Ibid., 89
15
c) Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-
orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan
maupun dalam pelaksanaannya. Partisipasi tidak berarti bebas melakukan
semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerjasama
dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.
Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan
bukan pelaksana.
d) Fungsi Delegasi
Fungsi delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan
wewenang/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan dari pimpinan.
Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima
delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki
kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.
e) Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses
(efektif) mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama
secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan
bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan.
Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas
kepemimpinan secara integral, yaitu pemimpin berkewajiban menjabarkan
program kerja, mampu memberikan petunjuk yang jelas, berusaha
mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat,
mengembangkan kerjasama yang harmonis, mampu memecahkan maslah dan
mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab, dan pemimpin
harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali.
16
4. Fungsi Pemimpin Pendidikan
Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar
memutuskan dan bekerja, antara lain: 16
a) Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan
penuh rasa kebebasan.
b) Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta
dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam
menetapkan dan menjelaskan tujuan.
c) Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu
membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan
prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
d) Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan
kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar
dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih
kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani
menilai hasilnya secara jujur dan objektif.
e) Pemimpin bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mempertahankan
eksistensi organisasi.
Dari penjelasan di atas, bahwasannya fungsi pemimpin memang
kompleks. Seorang pemimpin harus menjalankan fungsinya tersebut secara efektif
agar mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan bersama.
5. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam
mempengaruhi para pengikutnya. Menurut Thoha (1995) gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.17
16
Tim Dosen Administrasi UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2013), h.
126 17
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h.
108
17
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik
yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya
kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai. Dalam pengertian lain
gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang sering disukai dan
sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari
falsafah, keterampilan, sifat dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya
kepemimpinan yang menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung,
tentang keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan bawahannya. Artinya
gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari
falsafah, keterampilan, sifat, sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin
ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.18
Terdapat beberapa gaya kepemimpinan sering juga disebut dengan tipe
kepemimpinan, yaitu:
a. Tipe Karismatis
Tipe karismatis ini memiliki kekuatan energy, daya-tarik dan perbawa
yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut
yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya.
Sampai sekarang pun orang tidak mengetahui benar sebab-sebabnya, mengapa
seseorang itu mempunyai kekuatan gaib (supernatural power) dan kemampuan-
kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia yang maha
kuasa. Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan, teguh pada
pendirian sendiri. Totalitas kepribadian pemimpin itu memancarkan pengaruh dan
daya tarik yang teramat besar.19
18Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Kaukaba Yogyakarta:
2012), h, 82-83 19
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h, 81
18
b. Tipe Paternalistis
Yaitu tipe kepemimpinan kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain
sebagai berikut :20
1) Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum
dewasa, atau anak-anak sendiri yang perlu dikembangkan.
2) Dia bersikap terlalu melindungi (overly protectif).
3) Jarang dia memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan sendiri
4) Dia hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk berinisiatif.
5) Dia tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan
imajinasi dan daya imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
6) Selalu bersikap maha-tahu dan maha benar.
c. Tipe Militeristis
Tipe ini bersifat kemiliteran, namun hanya gaya luaran saja yang
mencontoh militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe mirip sekali dengan tipe
kepemimpinan otoriter. Tipe kepemimpinan ini berbeda sekali dengan
kepemimpinan organisasi militer. Sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara
lain ialah :21
1) Lebih banyak menggunakan system perintah/komando terhadap
bawahannya keras, sangat otoriter, kaku, dan seringkali kurang
bijaksana.
2) Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
3) Sangat menyenangi formalitas, upacara-upaca ritual dan tanda-tanda
kebesaran berlebihan.
4) Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya (disiplin
cadaver/mayat).
20
Ibid., h. 81-82 21
Ibid., h. 82-83
19
5) Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari
bawahannya.
6) Komunikasi hana berlangsung searah saja.
d. Tipe Otokratis
Kepemimpinan ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang
mutlak dan harus dipenuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai pemain
tunggal. Pada a one-man-show. Dia berambisi sekali untuk merajai situasi. Setiap
perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Anak
buah tidak pernah diberi informasi mendetail mengenai rencana dan tindakan
yang harus dilakukan. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah
diberikan atas pertimbangan pribadi pemimpin sendiri.22
Tipe otoriter adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan
dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian
tugas dan tanggung jawab dipegang oleh pemimpin yang otoriter tersebut,
sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Dalam
kepemimpinan yang otoriter, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap
anggota-anggota kelompoknya. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan
oposisi atau menimbulkan sifat apatis, atau sifat-sifat pada anggota-anggota
kelompok terhadap pemimpinannya.
Tipe ini disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Baginya
memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan
dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Bawahan hanya
bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan
menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran, mereka
harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.23
Bagi kepemimpinan otoriter, partisipasi anggota tidak dikehendaki karena
tugas-tugas dan prosedur-prosedur didiktekan oleh pemimpin. Pemimpin akan
22
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 83 23
Endin Nasrudin, Psikologi Manajemen, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 61-62
20
mengeksploitasi rasa ketergantungan pengikut-pengikutnya dan berusaha untuk
membina kendali penuh. Dalam proses membuat keputusan, pemimpin secara
individual mengarahkan dan mendominasi anggota kelompok dan ia langsung
mengambil keputusan.24
Seorang pemimpin yang otokratis memiliki ciri-ciri dalam
kepemimpinannya sebagai berikut :25
a. Menganggap organisasi milik pribadi
b. Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
c. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata
d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
e. Terlalu tergantung kepada kekuasaan formilnya
f. Dalam tindakan penggerakkannya sering mempergunakan pendekatan yang
mengandung unsur pemaksaan dan punitif (bersifat menghukum).
Seorang pemimpin yang otokratik menurut Sondang P. Siagian
“cenderung menganut nilai organisasi yang berkisar pada pembenaran segala cara
yang ditempuh untuk pencapaian tujuannya”.26
Kepala sekolah yang otoriter berkeyakinan bahwa dirinyalah yang
bertanggung jawab atas segala sesuatu, menganggap dirinya sebagai orang paling
kuasa, dan paling mengetahui berbagai hal. Kepala sekolah yang otoriter biasanya
tidak terbuka tidak mau menerima kritik, dan tidak mau membuka jalan untuk
berinteraksi dengan tenaga kependidikan. Ia hanya memberikan instruksi tentang
apa yang harus dikerjakan serta dalam menanamkan disiplin cenderung
menggunakan paksaan dan hukuman.27
24
Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2009), h.
221-222 25
Syamsul Arifin, Leadership Ilmu dan Seni Kepemimpinan, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2012), h. 89 26
Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2003), cet.5, h. 31-33 27
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet.
Ke-8, 2006), h. 269-271
21
Jadi, gaya kepemimpinan otoriter menganggap bahwa dirinyalah yang
paling berkuasa, segala keputusan berada ditangannya, dan tidak membuka diri
untuk berinteraksi dengan guru. Ia hanya menginformasikan tentang tugas dan
tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh guru. Dalam menerapkan
kedisiplinan pun ia menggunakan paksaan dan hukuman.
e. Tipe Lissez Faire
Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak
memimpin dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua
pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia
merupakan pemimpin simbol, dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis,
sebab duduknya sebagai direktur atau pemimpin, ketua dewan, komandan atau
kepala biasanya diperoleh melalui penyogokan, suapan atau nepotisme.28
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan
kepemimpinannya. Dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya.
Pemimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dam koreksi terhadap pekerjaan
bawahannya. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada
bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin.29
Hal-hal berikut dapat dikemukakan sebagai karakteristik utama pemimpin
yang laissez faire. Seorang yang laissez faire berpandangan, bahwa pada
umumnya organisasi akan berjalan dengan sendirinya karena para anggota
organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang
menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang
baru ditunaikan oleh masing-masing anggota dan seorang pimpinan tidak terlalu
sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
28
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Yogyakarta: Kaukaba,
2012), h. 84 29
Tim Dosen Administrasi UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2013), h.
126
22
Seorang pemimpin yang laissez faire melihat peranannya sebagai “polisi
lalu lintas”. Dengan anggapan bahwa para anggota organisasi sudah mengetahui
dan cukup dewasa untuk taat kepada peraturan permainan yang berlaku, dan ia
cenderung memilih peranan yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan
menurut temponya sendiri tanpa banyak mencampuri bagaimana organisasi harus
dijalankan dan digerakkan.30
Kepemimpinan laissez faire, juga disebut sebagai kepemimpinan liberal,
merupakan suatu pola pengabaian (abrogation) sehingga pemimpin berusaha
menghindari tanggung jawab terhadap pengikutnya. Dalam proses pengambilan
keputusan pemimpin tidak mengarahkan dan memberikan perintah kepada para
pengikutnya menentukan sendiri. Ia bisa jadi hanya mengamati dan memerhatikan
tanpa berpartisipasi langsung. Seorang pemimpin yang liberal menyebabkan para
pengikutnya menjadi manusia yang penuh kreatif, dan dapat menentukan
pilihannya masing-masing dalam mencapai tujuannya. Interaksi dalam kelompok
yang dipimpin oleh pemimpin tipe ini tidak ada sama sekali karena ia menganut
sikap yang tak acuh terhadap pengikutnya dan menghindari tanggung jawab
terhadap mereka.31
Kepala sekolah yang memiliki sifat laissez faire merupakan kebalikan dari
yang otoriter, dan sering disebut liberal, karena ia memberikan banyak kebebasan
kepada tenaga kependidikan untuk mengambil langkah-langkah sendiri dalam
menghadapi sesuatu. Kepala sekolah ini keliru dalam menafsirkan demokrasi, ia
menafsirkan demokrasi sebagai kebebasan untuk mengemukakan, dan
mempertahankan pendapat, serta kebijaksanaan masing-masing. Padahal
demokrasi bukan kebebasan mutlak, tetapi dibatasi oleh peraturan. Dalam rapat
sekolah, kepala sekolah menyerahkan segala sesuatu kepada para tenaga
30
Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
Cet. Ke-3, h. 38 31
Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2009), h.
222
23
kependidikan, baik penentuan tujuan, prosedur pelaksanaan, kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan, serta sarana dan prasarana yang akan digunakan.
Kepala sekolah bersifat pasif, kegiatan yang akan dilakukan, tidak ikut
terlibat langsung dengan tenaga kependidikan, dan tidak mengambil inisiatif
apapun. Kepala sekolah yang memiliki sifat laissez faire biasanya memposisikan
diri sebagai penonton, meskipun ia berada ditengah-tengah para tenaga
kependidikan dalam rapat sekolah, karena ia menganggap bahwa pemimpin
jangan terlalu banyak mengemukakakan pendapat agar tidak mengurangi hak dan
kebebasan anggota. 32
Ciri-ciri kepemimpinan Laissez faire :33
a) Tidak yakin pada kemampuan sendiri
b) Tidak berani menetapkan tujuan
c) Tidak berani menanggung resiko
d) Membatasi komunikasi dan hubungan kelompok.
f. Tipe Populistis
Profesor Peter Worsley dalam bukunya The Third World mendefinisikan
kepemimpinan populistis sebagai kepemimpinan yang dapat membangunkan
solidaritas rakyat.
Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh kepada nilai-nilai
masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta
bantuan hutang-hutang luar negeri (asing) kepemimpinan jenis ini mengutamakan
penghidupan (kembali) nasionalisme.34
g. Tipe Administratif atau Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Sedang para pemimpin
terdiri dari teknorat dan administrator yang mampu menggerakkan dinamika
32
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet.
Ke-8, 2006), h. 269-271 33
Veithzal Rivai, Kiat Memimpin Dalam Abad Ke-21, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2004), cet. Pertama, h. 79 34
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h 85
24
modernisasi dan pembangunan. Dengan demikian dapat dibangun system
administrasi dan birokrasi yang efisien untuk memerintah yaitu untuk
memantapkan integritas bangsa pada khususnya dan usaha pembangunan pada
umumnya. Dengan kepemimpinan administratif ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, industry, manajemen modern dan
perkembangan social di tengah masyarakat.35
h. Tipe Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan
wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis, pemimpin memberikan banyak informasi tentang
tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan
sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggota
kelompoknya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggota-
anggotanya agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam
tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal pada kepentingan dan
kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan
kelompoknya.36
Kepemimpinan demokratis merupakan suatu pola yang memandang
manusia mampu mengarahkan dirinya sendiri dan berusaha untuk memberikan
kesempatan kepada anggota untuk tumbuh dan berkembang serta bertindak sendiri
melalui partisipasinya dalam mengendalikan diri mereka sendiri dalam membuat
keputusan. Pemimpin membimbing dan memberi kesempatan kepada kelompok
untuk ikut serta mengambil bagian dalam proses pembuatan keputusan.
Pandangan seorang pemimpin yang demokratis terhadap orang lain lebih
optimis dan positif dan tidak otoriter. Ia mendukung interaksi di antara para
35
Ibid., h 85 36
M. Ngalim Purwanto, Administasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 50
25
anggota kelompok dengan cara memotivasi mereka untuk menentukan sendiri
kebijaksanaan dan kegiatan kelompok.37
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan
wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam kepemimpinan
demokratis, pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas dan tanggung
jawab para bawahannya.
Dalam melaksanakan tugasnya, ia mau menerima, bahkan mengharapkan
pendapat dan saran-saran dari kelompoknya. Ia mempunyai kepercayaan pula
pada anggota-anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan
baik dan bertanggung jawab. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota
kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara
memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan.38
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan
pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada
diri sendiri) dan kerja sama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini
bukan terletak pada person “person atau individu pemimpin”, akan tetapi kekuatan
justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu maupun
mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Juga tersedia mengakui keahlian
para spesialis dengan bidangnya masing-masing mampu memanfaatkan kapasitas
setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
Kepemimpinan demokratis sering disebut sebagai kepemimpinan group
developer.39
37
Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2009), h.
221 38
Endin Nasrudin, Psikologi Manajemen, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 63 39
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Yogyakarta: Kaukaba,
2012), h. 85
26
Seorang pemimpin yang demokratis memiliki ciri-ciri dalam
kepemimpinannya sebagai berikut: 40
a) Dalam proses penggerakkan bawahan melalui kritik tolak dari pendapat bahwa
manusia adalah makhluk termulia.
b) Selalu berusaha menyelaraskan kepentingan dan tujuan organisasi dengan
kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya.
c) Senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya.
d) Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha
mencapai tujuan.
e) Dengan ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian dibandingkan diperbaiki
agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi tetap berani
untuk berbuat kesalahan yang lain.
f) Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripada dia
sendiri.
g) Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai seorang
pemimpin.
Pemimpin ini memiliki sifat yang selalu bersedia menolong bawahannya,
dengan memberikan arahan, nasihat, serta petunjuk. Gaya kepemimpinan ini
ditandai dengan adanya pengambilan keputusan yang kooperatif. Karena
kepemimpinan ini selalu megutamakan kerjasama dan kemampuan mengarahkan
diri sendiri dan para bawahannya.
i. Pseudo Demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatik.
Pemimpin yang bertipe pseudo demokratis hanya tampaknya demokratis, padahal
senbenarnya dia bersifat otokratis. Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan
lebih mengarah pada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus,
40
Syamsul Arifin, LeadershipIlmu dan Seni Kepemimpinan, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2012), h. 92-93
27
samar-samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu
bukan tindakan pimpinan yang demokratis.
Tipe kepemimpinan pseudo demokratis disebut pula dengan tipe
kepemimpinan manipulasi demokratis kalau menurut bahasa arab disebut
munafik, karena menampakkan dua wajah yaitu lain di mulut lain dihati. 41
Kepala sekolah yang memiliki sifat pseudo demokratis sebenarnya bersifat
otoriter, hanya pandai memberikan kesan seolah-olah demokratis. Dalam rapat
sekolah, ia berbuat seakan-akan semua rencana, program, dan kebijakan
merupakan keputusan kelompok, padahal atas kehendaknya sendiri. Dalam gaya
kepemimpinan ini juga kepala sekolah seakan-akan memperhatikan saran dan
pendapat tenaga kependidikan. Walaupun akhirnya hal tersebut tidak digunakan.
Mengingat sifat permukaannya yang ramah, para tenaga kependidikan cenderung
segan dan enggan untuk menentang keputusannya. Kepala sekolah yang memiliki
sifat pseudo demokratis sering disebut sebagai kepala sekolah yang memanipulasi
demokrasi atau demokrasi semu.42
Pada tipe kepemimpinan seperti ini, pemimpin memberikan kesan yang
seolah-olah demokratis, padahal maksudnya adalah otokratis, yang
mengutamakan keinginannya dengan penyampaian secara halus. Jadi sebenarnya
pemimpin yang pseudo demokratis merupakan pemimpin yang otokratis, yang
sifatnya di tutupi oleh penampilan yang seolah-olah dia demokratis.
Menurut Mulyasa sebagaimana dikutip oleh Khozin (2006: 49-50)
beberapa gaya yang dapat diuraikan antara lain:43
a. Gaya mendikte (telling), gaya ini diterapkan jika anak buah dalam
tingkat kematangan daya abstrak, kemauan dan kepercaaan diri
(komitmen) rendah, sehingga memerlukan petunjuk dan pengawasan
yang jelas. Gaya ini lebih cocok diterapkan pada guru dan staf ang
41
Tim Dosen Administrasi UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 127 42
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet.
Ke-8, 2006), h. 269-271 43
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Yogyakarta: Kaukaba,
2012), h. 86-87
28
acuh dan tak acuh, karena itu kepala sekolah/madrasah dituntut untuk
mengatakan apa, bagaimana, kapan, dan dimana tugas dilakukan.
Dengan demikian, gaya ini menekankan pada tugas, sedangkan
hubungan hanya sekedar saja.
b. Gaya menjual (selling), gaya ini diterapkan apabila tingkat kematangan
daya abstraknya taraf rendah, tetapi kemauan kerja dan kepercaaan diri
(komitmen) sangat memadai (tinggi). Gaya ini lebih cocok diterapkan
pada guru maupun staf yang sangat sibuk, karena itu kepala
sekolah/madrasah selalu memberikan petunjuk atau pengarahan atau
porsinya agak banyak. Dengan demikian gaya ini menekankan pada
tugas serta hubungan yang tinggi, agar dapat memelihara dan
meningkatkan kemauan yang telah dimiliki.
c. Gaya melibatkan diri (Participating), gaya ini diterapkan jika tingkat
kematangan daya abstraknya tinggi, tetapi kurang memiliki kemauan
kerja dan kepercayaan diri (komitmen). Gaya ini lebih cocok
diterapkan pada guru maupun staf yang suka kritik, karena itukepala
sekolah/madrasah berperan bersama-sama dalam proses pengambilan
keputusan. Dengan demikian, gaya ini tidak menekankan pada tugas,
namun upaya hubungan perlu ditingkatkan dengan membuka
komunikasi dua arah.
d. Gaya mendelegasikan (delegating), gaya ini diterapkan bila
kemampuan, kematangan daya abstrak, kemauan kerja dan pada guru
maupun staf yang professional, karena itu kepala sekolah/madrasah
membiarkan mereka melaksanakan kegiatan sendiri, tetapi tetap
melakukan pengawasan. Dengan demikian, gaya ini terkait dengan
upaya tugas maupun hubungan hanya diperlukan sekedarnya saja.
6. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Menurut Wahyosumidjo bahwa kepala sekolah yang berhasil apabila
mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan
29
unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang
diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.44
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan
sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan
pada umumnya direalisasikan. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa
meningkatkan efektivitas kinerja untuk mewujudkan pedidikan secara efektif dan
efisien. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dapat dilihat berdasarkan
kriteria berikut:45
a. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.
b. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
c. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga
dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan
sekolah dan pendidikan.
d. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.
e. Bekerja dengan rim manajemen, serta
f. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Kepala sekolah yang efektif secara umum dapat diamati dari tiga hal
pokok, yaitu pertama, komitmetn terhadap visi sekolah dalam menjalankan tugas
dan fungsinya, kedua; menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola
dan memimpin sekolah, dan ketiga; senantiasa memfokuskan kegiatannya
terhadap pembelajaran dan kinerja guru.46
44
Wahyosumidjo, Kepemimpinan KepalaSekolah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011),
cet. 11, h. 81 45
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2003), cet. Ketiga, h. 126 46
Mulyasa, Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
cet. Kedua, h. 19.
30
7. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Atmini jurusan KI-MP UIN Syarif
Hidayatullah dengan judul “Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
dengan Disiplin Kerja Guru di SMK Sasmita Jaya 1 Pamulang” yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap disiplin
kerja sudah baik. Karena gaya kepemimpinan kepala sekolah dapat memberikan
kontribusi terhadap disiplin kerja guru. Hal ini bisa di lihat dari keseluruhan
pertanyaan yang diajukan kepada responden melalui kisi-kisi instrumen sebagai
berikut:
Kepemimpinan kepala sekolah di SMK Sasmita Jaya I Pamulang sudah
baik. Hal ini sesuai hasil perolehan nilai rata-rata 59,43% dengan standar deviasi
7,03 dari 40 sampel, dengan skor tertinggi menyatakan kepala sekolah
bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya, memberikan teladan yang
baik dan membina hubungan baik dengan guru.
Disiplin kerja guru di SMK Sasmita Jaya 1 Pamulang sudah baik. Hal ini
sesuai hasil perolehan nilai rata-rata 61,53% dengan standar deviasi 7,12 dari 40
sampel, dengan skor tertinggi yang menyatakan guru masuk kelas tepat waktu,
menciptakan ketertiban pada saat proses pembelajaran dan memberika teladan
kepada seluruh siswa.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Yayah Najihiyah KI-MP UIN Syarif
Hidayatullah dengan judul Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA
Gemilang I Pakuhaji-Tangerang, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahawa kepemimpinan Kepala Sekolah SMA Gemilang I Pakuhaji-Tangerang
cukup efektif, hal ini di lihat dari bagaimana Kepala Sekolah merumuskan visi
dan misi seperti: konsep visi dan misi yang telah dirumuskan didiskusikan
kembali dnegan seluruh amggota prganisasi/institusi untuk memperoleh masukan,
klarifikasi dan saran-saran, sertamenyelenggarakan pelatihan, mengadakan rapat
31
rutin satu bulan sekali seperti ,omitoring dan evaluasi kegiatan belajar mengajar
(KBM), serta memotivasi anggotanya dengan cara memberikan reward.
Jenis metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Instrumen
pengumpulan data penelitian dengan menggunakan isntrumen observasi dengan
mengamati aktivitas kepala sekolah, dokumentasi serta wawancara dengan kepala
sekolah, guru-guru, dan karyawan SMA Gemilang I Pakuhaji-Tangerang. Setelah
data didapat, data dideskripsikan lalu dianalisis.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam metodologi penelitian ini menjelaskan tujuan penelitian, tempat dan
waktu penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa
data.
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah untuk mengetahui dan
menguraikan secara faktual dan akurat tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
di SMA N 8 Kabupaten Tangerang.
B. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi yang dijadikan penelitian adalah SMA N 8 Kabupaten Tangerang,
proses penelitian ini dilaksanakan secara bertahap di mulai dari perencanaan,
persiapan dan penentuan alat pengumpulan data penelitian, yang dilanjutkan dengan
pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, mulai dari bulan September sampai
dengan Oktober 2014.
33
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah melalui
metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang mencakup masalah deskripsi
murni tentang program dan/atau pengalaman orang di lingkungan penelitian. Tujuan
deskripsi ini adalah untuk membantu pembaca mengetahui apa yang terjadi di
lingkungan di bawah pengamatan, seperti apa pandangan partisipan yang berada di
latar penelitian, dan seperti apa peristiwa atau aktivitas yang terjadi di latar penelitian
serta untuk mengetahui fakta dan informasi di lapangan.
D. Data dan Sumber Data
Sumber data penelitian ini tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah
dokumen-dokumen yang ada di SMAN 8 Kabupaten Tangerang, yang berupa print
out atau soft copy sebagai format, dokumentasi (foto). Sumber data juga didukung
dengan informasi yang didapat dari responden penelitian, yaitu kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, serta guru.
Data dalam penelitian ini digunakan dua macam data yaitu data primer dan
data sekunder. Berikut ini akan dijelaskan kedua macam data tersebut:
1. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber
data pertama yaitu kepala sekolah dan elemen yang terkait. Dalam hal ini
sumber pertama atau data primer dari penelitian ini adalah Kepala Sekolah,
wakil Kepala Sekolah, dan guru SMAN 8 Kabupaten Tangerang.
2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti-peneliti dari bahan
kepustakaan sebagai penunjang dari data pertama. Data ini berupa dokumen
sekolah, atau referensi yang terkait dengan penulisan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah:
1. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
34
dibandingkan dengan teknik yang lain. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-
proses pengamatan dan ingatan.1
Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik secara langsung
atau tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Instrumen yang dipakai dapat
berupa lembar pengamatan, panduan pengamatan, dan lainnya.2
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa observasi merupakan
pengamatan dan pencatatan masalah-masalah yang diteliti secara langsung dan
dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian yang diinginkan. Dalam
penelitian ini penulis melakukan observasi di SMAN 8 Kabupaten Tangerang.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban-jawaban responden.
Wawancara dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber
data. 3
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penulis ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil.4
Jadi, wawancara adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data
yang diperoleh dari jawaban responden dengan menggali informasi kepada nara
1Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. Ke-16, h. 203 2Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta: RajaGrafindo,
2011), cet. 11, h. 51 3Mahmud, Metode PenelitianPendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 173
4Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. Ke-16, h. 194
35
sumber untuk memperoleh data yang akurat, melengkapi bahan, melihat
arsi/dokumen, serta foto dan sebagainya
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan
pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis
yang isinya merupakan pertanyaan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga
untuk keperluan pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti,
informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan, dan membuka
kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.5
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi
dokumentasi merupakan Pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.6
Penulis mengambil data-data tentang latar belakang berdirinya sekolah,
struktur organisasi sekolah, visi misi sekolah, serta hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian ini yang dilakukan di SMA N 8 Kabupaten Tangerang.
F. Teknik Analisa Data
Analisa data dimulai dengan pengolahan data mentah. Mengolah data berarti
membuat data ringkasan berdasarkan data mentah hasil pengumpulan data.
1. Pengumpulan Data
Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan yang terkait
dengan pertanyaan dan atau tujuan penelitian.
5Op.cit. h. 183
6Op.cit. h. 329
36
2. Reduksi Data
Proses analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yakni dari pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Setelah
dibaca, dipelajari, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi data.
Langkah ini berkaitan erat dengan proses menyeleksi, memfokuskan,
menyederhanakan, mengabstraksikan, mentrasformasikan data mentah yang
diperoleh dari hasil penelitian dengan cara merangkum dan memilih data.
3. Penyajian Data
Langkah selanjutnya dalam analisis data adalah penyajian data atau
sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti melakukan penarikan
kesimpulan. Bentuk penyajian data yang umum dilakukan dalam penelitian kualitatif
adalah teks naratif yang menceritakan secara panjang lebar temuan penelitian.
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah data yang terkumpul direduksi dan selanjutnya disajikan, maka
langkah yang terakhir dalam menganalisis data adalah menarik kesimpulan atau
verifikasi. Data disajkan secara sistematik, agar lebih mudah dipahami interaksi
antara bagian-bagian dalam konteks yang utuh sehingga memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan/verifikasi.
Kisi-kisi Instrumen Wawancara
Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
Tabel 3.1
No Dimensi Indikator Nomor Soal Jumlah
1. Otokratik a. Mengambil keputusan
dan kebijakan secara
penuh
b. Pembagian tugas dan
1
2
4
37
tanggung jawab di tangan
pemimpin
c. Menggerakkan bawahan
dengan cara paksaan
d. Tidak mau menerima
kritik, saran dan
pendapat.
3
4
2. Laissez faire a. Bersikap acuh kepada
tugas dan tanggung
jawab bawahan
b. Tidak terlalu sering
melakukan intervensi
dalam organisasi.
c. tidak memberikan
kontrol dan koreksi
terhadap pekerjaan
bawahan
5
6
7,8
4
3. Demokratis a. Menerima saran,
pendapat, dan kritik dari
bawahan.
b. Mengutamakan
kerjasama dan kerja tim.
c. Melakukan koordinasi
pekerjaan pada bawahan.
d. Memberikan stimulasi
kepada bawahan agar
produktif
e. Mengikutserakan
9
10
11
12
13
14
6
38
bawahan dalam
memecahkan masalah.
f. Memberikan informasi
tentang tugas dan
tanggung jawab para
bawahan.
4. PseudoDemokratis a. Menerapkan demokratis
semu.
15 1
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMAN 8 Kabupaten Tangerang
1. Profil SMA Negeri 8Kabupaten Tangerang
a. Nama Sekolah : SMA Negeri 8 Kabupaten Tangerang
b. Status Sekolah : Negeri
c. Nomor Statistik Sekolah : 301280301001
d. Alamat Sekolah : Jl. Siliwangi No. 30 Cisoka - Tangerang
Propinsi : Banten
Kabupaten : Tangerang
Kecamatan : Cisoka
Jalan : Jalan Siliwangi No. 30 Kecamatan Cisoka
Kec Pagedangan, Tab. Tangerang
Telepon : 02136496892
e. Kepala Sekolah : Drs.H.Dedi Heryadi, M.Pd.
Pangkat/Gol : Pembina/IV/b
Pendidikan : S2
f. Rekening Sekolah :
Nama Bank : Bank Jabar Banten
No Rekening : 0030408845100
Pemegang Rekening : SMAN 8 Kabupaten Tangerang
40
2. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 8 Kabupaten Tangerang
SMAN 1 Cisoka didirikan pada tahun 1998 sebagai filial SMAN 1
Tigaraksa, yang memimpin saat itu adalah Bapak Drs. Agus Suherman dengan
PLH Bapak Hadi Rammadi, S.Pd. Pada tahun 1999 resmi terpisah dan berdiri
sendiri dengan kepala sekolah yang baru yaitu Bapak Drs. Ahmad Rifa’i Sirath
yang menjabat sampai Tahun 2001. Seiring dengan bergulirnya waktu dan Rotasi
kepemimpinan di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang
Kepemimpinan di lanjutkan oleh bapak Drs. H. Shofa’i Adnan, MM, selama
kurang lebih 2 tahun. Pada tahun ke 4 berdirinya SMA Negeri 1 Cisoka
kepemimpinan di jabat oleh Bapak Drs. Ahmad Nana Mahmur Mulyana selama
kurang lebih 1 tahun yang kemudian Tampuk Kepemimpinan dilanjutkan oleh
bapak Drs. A. Supardjo Adang Affandy selama 3 tahun sampai beliau pensiun
pada tanggal 7 Juni 2007. Kemudian jabatan kepala sekolah diserahterimakan
kepada bapak Hadi Ramadi, S. Pd. MM, Sebagai Pejabat Yang Melaksanakan
Tugas (PYMT) selama 6 bulan dan sebagai definitif sampai pada Bulan Juni tahun
2012 beliau di nyatakan pensiun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang.
Kepemimpinan sementara dilanjutkan oleh bapak Drs. H. Dedi Hidayat, M.Si
sebagai Pelaksana Tugas (PLT) sampai Tahun Pelajaran 2012-2013. Pada bulan
Juli tahun 2013 SMA Negeri 8 Kabupaten Tangerang secara resmi dipimpin Oleh
Beliau Bapak Drs. H. Dedi Heryadi, M.Pd sampai pada saat ini.
Memasuki usia 15 Tahun SMAN 1 Cisoka berubah nama menjadi SMAN
8 Kab. Tangerang ini banyak mengalami kemajuan khususnya di bidang edukatif,
baik dari sisi fisik bangunan sampai kemampuan siswa/I dalam mengikuti
kegiatan olimpiade di Tingkat Kabupaten Maupun ditingkat provinsi.
Semoga dengan bertambahnya Usia SMAN 8 Kab. Tangerang akan
meningkatkan sarana dan kualitas siswa / I serta dukungan masyarakat dan orang
tua siswa, maka kami yakin terhadap putra - putri yang akan semakin
berpendidikan dan berprestasi dibidang akademik mapun non akademik.1
1Dokumentasi Profil SMAN 8 Kabupaten Tangerang
41
Pada kesimpulannya SMAN 8 Kabupaten Tangerang sudah berkali-kali
ganti pimpinan dan berganti nama, akan tetapi SMAN 8 Kabupaten Tangerang
terus mengalami kemajuan baik di bidang akademik maupun non akademik.
3. Visi dan Misi SMAN 8 Kabupaten Tangerang
Berikut ini adalah visi dan misi SMAN 8 Kabupaten Tangerang :
a. Visi
Terwujudnya Lulusan SMA yang penuh CINTA (Cerdas, Inovatif dan
Taqwa) dan berkreatif seni serta mampu bersaing di era globalisasi melalui
peningkatan penguasaan terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi.
b. Misi
1) Memperdayakan tenaga pendidikan dan kependidikan yang memenuhi
standart yang ditetapkan
2) Menanamkan kedisiplinan melalui budaya bersih budaya tertib dan budaya
kerja.
3) Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya dan seni daerah sehingga
menjadi salah satumengembangkansatu sumber kearifan berperilaku dan
bermasyarakat.
4) Menumbuhkan inovasi kreatif dalam kehidupan sehari-hari yang dapat
menunjang pengembangan profesionalisme
5) Memberdayakan seluruh komponen sekolah dalam mengoptimalkan sumber
daya sekolah dalam mengembangkan potensi pesrta didik secara optimal.
4. Keadaan Guru dan Karyawan SMAN 8 Kabupaten Tangerang
Guru merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus
bangsa. Tugas yang diemban oleh guru tidaklah mudah, bukan hanya sekedar
mengajar akan tetapi tugas lain yang harus dijalani adalah mendidik.Maka dari itu
guru menjadi salah satu bagian terpenting dalam pendidikan. Sedangkan
karyawan merupakan unsur yang penting untuk kelancaran pengelolaan dan
pengembangan sekolah.
42
Adapun data pendidik (guru) dan karyawan yang berada di SMAN 8
Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Guru dan Karyawan SMAN 8 Kabupaten Tangerang
No. Jabatan Pendidikan Jumlah
1. Kepala Sekolah S2 1
2. Wakil Kepala Sekolah bid.
Kurikulum
S1 1
Wakil Kepala Sekolah bid.
Humas
S2 1
Wakil Kepala Sekolah bid.
Kesiswaan
S1 1
Wakil Kepala Sekolah bid.
Sarana
S2 1
3. Guru S2 2
S1 24
D3 1
SMK 1
Jumlah 28
4. Staf Tata Usaha S1 2
D3 1
SMA 2
Jumlah 5
5. Pustakawan SMA 1
6. Pramubakti SD 4
Jumlah 43
43
Dari Tabel di atas, terlihat bahwa SMAN 8 Kabupaten Tangerang
memiliki jumlah tenaga pengajar yang memadai, dengan beragam jenjang
pendidikan diantaranya jumlah tenaga pengajar yang jenjang pendidikannya S2
sebanyak 2 orang, S1 sebanyak 24, D3 dan SMA masing-masing satu orang.2
5. Data Siswa SMAN 8 Kabupaten Tangerang
Siswa adalah unsur atau komponen masukan dalam sistem pendidikan
yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia
yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Berikut adalah data
siswa SMAN 8 Kabupaten Tangerang:
Tabel 4.2
Data Siswa SMAN 8 Kabupaten Tangerang
No. Kelas Jurusan Jumlah Keterangan
Rombel Siswa L P
1 X MIA 3 110 36 74
IIS 3 109 29 80
2 XI MIA 2 79 16 63
IIS 3 103 54 49
3 XII MIA 2 74 30 44
IIS 2 74 23 51
Jumlah 15 549 188 361
Sumber: diambil dari dokumentasi kesiswaan SMAN 8 Kabupaten Tangerang
Dari tabel di atas, keadaan siswa-siswi SMAN 8 Kabupaten Tangerang
meningkat, dengan fasilitas kelas yang memadai. Dilihat dari usia berdirinya
SMA ini memang sudah cukup lama, dan terus meningkatkan kualitasnya dari
segala bidang.
2Data guru terdapat dalam lampiran
44
6. Sarana dan Prasarana SMAN 8 Kabupaten Tangerang
Sarana yang ada di SMAN 8 Kabupaten Tangerang merupakan suatu yang
dapat menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar, baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kesuksesan
proses belajar mengajar selain guru sebagai faktor paling penting ada juga aspek
sarana dan prasarana penunjang lainnya.
Berikut daftar sarana dan prasarana yang berada di SMAN 8 Kabupaten
Tangerang yang menunjang proses belajar mengajar disekolah :
Tabel 4.3
Data Sarana dan Prasarana SMAN 8 Kabupaten Tangerang
No. Deskripsi Jumlah Keterangan
1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2. Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 Baik
3. Ruang Guru 1 Baik
4. Ruang Kelas 15 Baik
5. Ruang Tata Usaha 1 Baik
6. Ruang UKS 1 Baik
7. Ruang Perpustakaan 1 Baik
8. Ruang Lab. Komputer 1 Baik
9. Ruang Guru BK 1 Baik
10 WC Guru 2 Baik
11. WC Siswa 6 Baik
12. Mushola 1 Baik
13. Lapangan 1 Baik
14. Kantin 1 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa SMAN 8 Kabupaten Tangerang
mempunyai sarana yang memadai untuk melaksanakan kegiatan proses belajar
mengajar yang efektif.
45
B. Deskripsi dan Analisis Data
Sebagai pemimpin, kepala sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab
yang berat. Untuk menjalankan tugasnya sebagai pemimpin, kepala sekolah tidak
mungkin bekerja sendiri. Dalam sebuah organisasi seorang pemimpin
membutuhkan bawahan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Untuk
meningkatkan kualitas sekolah, maka kepala sekolah sebagai pemimpin harus
menerapkan cara atau teknik yang tepat dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya. Cara atau teknik seseorang dalam menjalankan suatu
kepemimpinannya disebut dengan tipe atau gaya kepemimpinan. Kepemimpinan
merupakan tulang punggung pengembangan organisasi karena tanpa
kepemimpinan yang baik, akan sulit untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh
karena itu, dibutuhkan gaya kepemimpinan yang tepat dalam mengelola suatu
organisasi khususnya dalam lembaga pendidikan.
Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampan mempengaruhi orang
lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan
dan bawahan. Kelebihan dari gaya kepemimpinan demokratis ialah dimana setiap
tugas dan dan wewenang dari pengurus organisasi tersebut diatur sedemikian
rupa, sehingga jelas bagian-bagian tugas dari masing-masing pengurus, yang
mana nantinya tidak akan terjadi campur tangan antar bagian dalam organisasi
tersebut. Pembagian tugas ini juga sangat efisien dan efektif bila diterapkan dalam
suatu organisasi adalah tercapainya tujuan dan kepentingan bersama.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di SMAN 8 Kabupaten
Tangerang, dibawah kepemimpinan Kepala Sekolah Drs. H. Dedi Heryadi, M.Pd
menunjukkan bahwa beliau memiliki gaya kepemimpinan demokratis. Hal ini
dapat dilihat dari wawancara penulis dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah
dan guru.
Berikut ini data yang telah diperoleh dari hasil wawancara yang di analisa
terkait dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah.
46
1. Menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawahan
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, setiap guru yang
menyampaikan pendapat, saran atau kritikan ditanggapi dengan bijak, baik yang
negatif maupun positif, jika itu pendapat, saran atau kritikan yang membangun
maka pendapat dari guru tersebut akan diterima sesuai dengan kemampuan
sekolah atau sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.3
Hal ini juga diungkapkan oleh guru bahasa inggris bahwa sikap kepala
sekolah SMAN 8 Kabupaten Tangerang sangat terbuka dan cukup merespon dan
sangat apresiatif, dalam artian ada feedback ketika guru memberikan umpan yang
bagus, jika menurut beliau baik, akan ditindak lanjuti, jika kurang baik secara
otomatis punya kebijakan sendiri karena kepala sekolah merupakan seorang
pimpinan, kepala sekolah mempunyai pertimbangan-pertimbangan terhadap
kritik, saran dan pendapat yang diterima. Namun kadang ada pendapat yang
diabaikan terkadang juga direspon tergantung permasalahan, dan disesuaikan
antara pendapat guru dan pendapat dia, tergantung kondisi dilapangan, dan
kesesuaian dengan kondisi keuangan. Sedangkan menurut guru sosiologi, kepala
sekolah kurang melakukan sosialisasi dengan bawahan, karena ketika kepala
sekolah mengambil keputusan kepala sekolah tidak mempertimbangkan
kesanggupan guru terkait tugas yang diberikan kepada guru, sebenarnya jiwa
kepemimpinannya sangat baik tetapi belum tentu baik untuk bawahannya.4
2. Mengutamakan kerja sama dan kerja tim
Menurut Kepala Sekolah supaya guru bisa menjalankan pekerjaan dengan
baik maka bisa dilihat dari kemampuan guru, jika dalam keseharian tidak mampu
atau kurang maksimal maka guru tersebut tidak diberi tugas lain, ukuran dari
kemampuan tersebut bisa dilihat dari aktivitas/produktivitasnya di sekolah,
kepedulian terhadap sekolah ini, dan dilihat dari dedikasi guru terhadap sekolah.
3Wawancara dengan Bapak Dedi Heryadi. Kepala sekolah SMAN 8 Kabupaten
Tangerang. Tanggal 26 September 2014. Pukul 09.30 WIB. 4Wawancara dengan guru (B. Inggris, Matematika, Sosiologi) SMAN 8 Kabupaten
Tangerang. Tanggal 25-26 September Pukul 09.30 WIB
47
Kemudian dalam memberikan tugas pun berdasarkan struktur organisasi,
semuanya bekerja dengan tujuan yang sudah ditetapkan bersama. Untuk
pengambilan keputusan di dalam sekolah apabila ada hal yang accident maka
dimusyawarahkan dan disampaikan pada forum rapat dinas sesuai dengan
wewenang kepala sekolah.5
Agar dalam memberikan beban pekerjaan kepada guru efektif, kepala
sekolah terlebih dahulu menjalin hubungan kekeluargaan dengan baik terhadap
guru. Dengan cara membentuk budaya kerjasama yang baik dengan guru yakni
tetap memberikan tugasberdasarkan struktur organisasi yang sudah ditetapkan
bersama, semuanya bekerja dengan tujuan yang sudah ditetapkan bersama. cara
menggerakkan guru untuk melaksanakan tugasnya melalui pendekatan personal.
Kepala sekolah menciptakan budaya kerja sama dengan melihat prota (program
tahunan) sekolah, hal tersebut bisa menjalin kerja sama yang baik antara pihak
guru, pembina dan kepala sekolah.6
3. Melakukan koordinasi pekerjaan pada bawahan
Menurut kepala sekolah koordinasi rutin dilakukan, Untuk koordinasi
formal selalu ada koordinasi sebulan sekali, koordinasi dilakukan pada breafing
minggu ketiga setiap bulan, yang selalu dikoordinasikan adalah masalah evaluasi
sebelumnya atau program yang belum dilaksanakan. Untuk masalah koordinasi
yang bentuknya evaluasi dilaksanakan minimal sebulan sekali, breafing di minggu
ketiga setiap bulan, koordinasi dilakukan dalam hal evaluasi dari kegiatan-
kegiatan sebelumnya, program-program yang belum terlaksana hal tersebut
disampaikan pada breafing rutin tersebut. 7
Sedangkan menurut guru bahasa inggris koordinasi sering dilakukan oleh
5Wawancara dengan Bapak Dedi Heryadi. Kepala sekolah SMAN 8 Kabupaten
Tangerang. Tanggal 26 September 2014. Pukul 09.30 WIB. 6Wawancara dengan guru (Seni Budaya, Sejarah, Penjaskes, Wakasek. Bid. Humas)
SMAN 8 Kabupaten Tangerang. Tanggal 25-26 September Pukul 09.30 WIB 7Wawancara dengan Bapak Dedi Heryadi. Kepala sekolah SMAN 8 Kabupaten
Tangerang. Tanggal 26 September 2014. Pukul 09.30 WIB.
48
kepala sekolah kepada guru, salah satunya adalah dengan cara mengamati
kesulitan apa yang dialami oleh guru, kemudian dilakukan koordinasi tugas yang
dirasa sulit oleh guru, kemudian kepala sekolah melakukan follow up terkait
kesulitan tersebut dengan cara mengkoordinasikannya dengan guru. selain
breafing juga ada koordinasi yang dilakukan sebulan sekali, koordinasi dilakukan
jika ada hal yang urgent terkait guru yang sifatnya individual atau personal, maka
guru tersebut dipanggil. Jika permasalahan umum maka semua guru dipanggil
untuk membahas hal-hal yang perlu di koordinasikan.8
4. Memberikan stimulasi kepada bawahan agar produktif
Untuk meningkatkan produktivitas guru, kepala sekolah memberikan
stimulasi dengan cara memberikan reward kepada guru, reward yang diberikan
bermacam-macam, ada yang bentuk tugas misalnya ada guru yang di utus untuk
mengikuti pelatihan karena guru tersebut memiliki potensi dan mempunyai
loyalitas yang tinggi terhadap sekolah. jika guru tersebut selesai mengikuti
pelatihan tentu akan ada reward finansial yang diberikan untuk guru tersebut,
selain itu ada reward yang diberikan dari dinas, yakni dipermudah untuk kenaikan
golongannya atau dipromosikan jabatannya, reaward juga diberikan dalam bentuk
workshop atau pelatihan.9
Stimulasi diberikan kepada guru yang mempunyai capability, stimulasi
tersebut diberikan dalam macam-macam bentuk seperti finansial, mempromosikan
guru untuk naik jabatan atau kalau PNS dipromosikan untuk dinaikkan
golongannya, diberikan reward, motivasi, dan pelatihan. Pelatihan diberikan untuk
meningkatkan kualitas guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara
mendatangkan tutor ke sekolah untuk memberikan motivasi kepada guru dan ada
juga pelatihan yang berasal dari dinas, itu pun hanya beberapa guru yang
mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan dari dinas tersebut. Selain
8Wawancara dengan Ibu Sunarsih (guru Bahasa Inggris) SMAN 8 Kabupaten Tangerang.
Tanggal 25-26 September Pukul 09.30 WIB 9Wawancara dengan Bapak Dedi Heryadi. Kepala sekolah SMAN 8 Kabupaten
Tangerang. Tanggal 26 September 2014. Pukul 09.30 WIB.
49
masalah finansial dan pelatihan, kepala sekolah memberikan stimulasi dengan
cara memperbaiki sarana dan prasarana di sekolah, perbaikan yang dilakukan
salah satunya adalah ruang guru untuk memberikan kenyamanan ketika guru
melaksanakan tugas dan kewajibannya. Serta stimulasi yang lain adalah kepala
sekolah memberikan tauladan yang baik, salah satunya tentang kedisiplinan.10
5. Mengikutsertakan bawahan dalam memecakan masalah
Untuk membuat sekolah lebih berkualitas tentunya dibutuhkan banyak
saran dan banyak melibatkan pihak salah satunya dari tenaga pendidik itu sendiri.
Menurut Kepala sekolah, ia hanya mengikutsertakan guru tentu hanya pada rapat
dinas, itupun tidak semua guru yang diikutsertakan hanya beberapa orang
dikumpulkan, biasanya hanya beberapa guru dan wakil kepala sekolah.11
Dalam mengikutsertakan guru untuk memecahkan masalah, kepala sekolah
selalu memanggil orang yang bisa membantu memecahkan masalah tersebut
karena beliau masih baru di sekolah ini maka beliau selalu meminta bantuan
kepada guru-guru untuk mengenal dan mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan
oleh sekolah ini. Sedangkan menurut guru biologi, hanya beberapa guru yang di
libatkan dalam memecahkan masalah, seperti wakil kepala sekolah. kepala
sekolah selalu memusyawahkan segala sesuatu dalam forum rapat walau kadang-
kadang ada keputusan yang diambil sendiri tapi itu hanya beberapa waktu,
keputusan banyak di ambil dengan cara musyawarah.12
6. Memberikan informasi tentang tugas dan tanggung jawab para
bawahan
Untuk mengetahui tugas dan kewajiban guru, kepala sekolah
menginformasikannya melalui rapat dinas atau rapat-rapat yang lain. Kemudian
10
Wawancara dengan guru (B. Inggris, B. Indonesia, Sejarah, Penjaskes, Wakasek. Bid.
Humas) SMAN 8 Kabupaten Tangerang. Tanggal 25-26 September Pukul 09.30 WIB 11
Wawancara dengan Bapak Dedi Heryadi. Kepala sekolah SMAN 8 Kabupaten
Tangerang. Tanggal 26 September 2014. Pukul 09.30 WIB. 12
Wawancara dengan guru (B. Inggris, Wakasek. Bid. Kurikulum, biologi) SMAN 8
Kabupaten Tangerang. Tanggal 25-26 September Pukul 09.30 WIB
50
kepala sekolah menjelaskan tugas yang akan diemban oleh guru seperti apa, lebih
tepatnya setelah diberikan informasi tentang tugas, guru juga diberikan
pengarahan tentang tugas tersebut. Informasi disampaikan sebelum kegiatan
belajar mengajar dimulai dan biasanya diberitahukan berupa surat edaran atau
papan pengumuman sekolah melalui wakil kepala sekolah bidang kurikulum
untuk disampaikan kepada guru.13
Kepala sekolah memberikan surat keputusan (SK) yang berisi tentang
tugas dan tanggung jawab guru. Dalam memberikan arahanpun caranya cukup
bijaksana, yaitu tidak terlalu menekan guru.Menurut guru sosiologi, kepala
sekolah memberikan informasi terkait tugas bisa secara langsung dan tertutup,
memberikan informasi secara langsung dengan cara mendatangi ruang guru atau
ketika pada rapat disampaikan langsung kepada guru. Sedangkan tertutup,
bentuknya face to face yaitu dengan cara memanggil guru yang mendapatkan
tugas dari sekolah. informasi dilakukan sebelum tahun ajaran baru diantaranya
melalui wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dengan memberitahu bahwa
tugasnya sudah ditanda tangani oleh kepala sekolah untuk diberikan kepada guru
bidang untuk segera melakukan tugasnya. Informasi untuk awal tahun ada
apembagian tugas, awal semester ada pembagian tugas kepanitian, jika ada hal-hal
yang penting sekolah membentuk kepanitiaan lagi.14
Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sangat prosedural, semua
tugas dan tanggung jawab guru sangat di perhatikan. Kepala sekolah melihat
kemampuan yang dimiliki oleh guru untuk memberikan beban pekerjaan terhadap
guru, kemampuan tersebut bisa dilihat dari aktivitas/produktivitas guru setiap hari
di sekolah, kepeduliannya terhadap sekolah, dan melihat dedikasi guru terhadap
sekolah. Hal lain adalah dalam melakukan intervensi terhadap pengelolaan
manajemen/administratif sekolah. Intervensi yang dilakukan kepala sekolah
13
Wawancara dengan Bapak Dedi Heryadi. Kepala sekolah SMAN 8 Kabupaten
Tangerang. Tanggal 26 September 2014. Pukul 09.30 WIB. 14
Wawancara dengan guru (Sosiologi, Seni Budaya, Wakasek. Bid. Kurikulum) SMAN 8
Kabupaten Tangerang. Tanggal 25-26 September Pukul 09.30 WIB
51
beragam, salah satunya dalam kegiatan belajar mengajar, beliau sesekali
melakukan moving class dan melakukan supervisi kelas dengan memeriksa
kesiapan guru mengajar dilihat dari kelengkapan perangkat pembelajaran yang
disiapkan oleh guru dalam mengajar seperti RPP dan silabus, untuk kegiatan
administratif, kepala sekolah melakukan penekanan terhadap kegiatan manajemen
untuk memperbaiki kegiatan dalam manajemen sekolah. Bisa dikatakan intervensi
yang dilakukan kepala sekolah adalah dalah bentuk evaluasi dan kontrol terhadap
kegiatan di sekolah.
Kepala sekolah melakukan kontrol dan evaluasi kepada guru dengan cara
melihat program yang telah dilaksanakan, apa saja kekurangan yang terjadi
selama kegiatan sekolah berjalan, kemudian kepala sekolah juga melakukan
kontrol tentang kedisiplinan guru dengan cara melihat agenda kelas dan melihat
absen kehadiran guru, untuk mengontrol kegiatan tersebut kepala sekolah dibantu
oleh guru piket yang sudah dijadwalkan. Selain itu kepala sekolah juga selalu
melakukan breafing, breafing dilakukan setiap senin setelah upacara bendera.
kepala sekolah juga mengadakan supervisi kelas guna mengontrol kegiatan
belajar. Adapun cara yang dilakukan kepala sekolah dengan melakukan supervisi
kelas yaitu dengan melihat kesiapan guru mengajar, mulai dari kelengkapan
administrasi guru sampai hal teknis mengajar.
Berbicara tentang karakter yang dimiliki oleh kepala sekolah SMAN 8
Kabupaten Tangerang, kepala sekolah sudah memiliki karakter yang mendukung
sifat kepemimpinannya. Diantaranya sebagai berikut:
a. karakter religius, hal ini bisa dilihat dari kegiatan sholat jumat berjama’ah
yang wajib diikuti oleh siswa maupun guru (laki-laki) dan melaksanakan
pengajian bergilir setiap kelas dan ada perwakilan ceramah masing-masing
kelas di masjid terdekat.
b. Bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai
pemimpin.
c. Adil dan bijaksana dalam melakukan pembagian tugas dan tanggung
52
jawab kepada guru.
d. Demokratis dalam menerima kritik, saran dan pendapat.
e. Rasa kemanusiaan yang tinggi, hal ini bisa dilihat ketika guru memiliki
kendala dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
f. Disiplin, kepala sekolah menerapkan kedisiplinan sesuai dengan peraturan
pemerintah yakni mengenai kedisiplinan guru.
g. Komunikatif, dilihat dari cara kepala sekolah ketika memimpin rapat.
h. Peduli lingkungan, dilihat ketika penulis melakukan observasi/ penelitian,
lingkungan sekolah terlihat bersih, rapi dan asri. Pembaharuan lingkungan
yang terus dilakukan sekolah untuk menciptakan lingkungan yang nyaman
di sekolah.
Kepala sekolah tidak pernah melakukan tindakan/sikap semu yang dapat
menimbulkan ambiguitas kepada guru. Artinya kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai pemimpin selalu terbuka dengan
mendengarkan saran dan kritik para guru.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah SMAN
8 Kabupaten Tangerang adalah gaya kepemimpinan demokratis, dilihat dari
gaya kepala sekolah tentang :
1. Sikap kepala sekolah dalam menerima saran, pendapat, dan kritik dari
bawahan yang sangat terbuka, cukup merespon dan apresiatif.
2. Mengutamakan kerja sama dan kerja tim, kepala sekolah terlebih
dahulu menjalin hubungan kekeluargaan dengan baik, memberikan
tugas berdasarkan struktur organisasi dan dengan melihat program
tahunan (prota) sekolah.
3. Melakukan koordinasi pekerjaan dengan bawahan, kepala sekolah
melakukan breafing setiap sebulan sekali, serta selalu mengamati
kesulitan yang dialami oleh guru.
4. Memberikan stimulasi kepada bawahan agar produktif dengan cara
memberikan reward, pelatihan, workshop, dan promosi jabatan.
5. Mengikutsertakan bawahan dalam memecahkan masalah, kepala
sekolah selalu mengikutsertakan guru dalam memecahkan masalah.
6. Memberikan informasi tentang tugas dan tanggung jawab para
bawahan, kepala sekolah menginformasikan melalui rapat dinas atau
rapat yang lain.
54
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka penulis
memberikan saran yaitu:
1. Kepala sekolah hendaknya memaksimalkan koordinasi dengan guru
2. Hendaknya kepala sekolah meningkatkan human skill dengan guru, agar
tercipta hubungan personal dengan baik.
3. Khususnya kepada guru hendaknya lebih meningkatkan perhatiannya
dalam mengikuti pelatihan atau workshop yang diadakan di dalam
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah guna meningkatkan kualitas
bekerja dalam mengajar.
55
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Syamsul, 2012, Leadership Ilmu dan Seni Kepemimpinan,Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Daryanto, 2010,Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
E. Mulyasa, 2004, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan
Implementasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Herabudin, 2009,Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia.
Hidayat, Ara dan Imam Machali, 2012, Pengelolaan Pendidikan, Yogyakarta:
Kaukaba.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gita Media Press.
Kartono, Kartini, 2010, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Komariah, Aan dan Cepi Triana, 2012,Visionary Leadership Menuju Sekolah
Efektif, Jakarta: Bumi Aksara
Mahmud, 2011,Metode Penelitian Pendidikan,Bandung: Pustaka Setia.
Mulyasa, 2006,Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
_______,2011,Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah, Jakarta: Bumi
aksara.
Mulyono, 2008, Manajemen Administrasi dan Organisasi pendidikan, Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Nasrudin, Endin, 2010, Psikologi Manajemen, Bandung: Pustaka Setia.
Purwanto, Ngalim, 2010, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Rivai, Veithzal, 2004, Kiat Memimpin Dalam Abad Ke-21, Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Siagian, Sondang P, 2003, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
56
Sugiyono, 2013, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Tim Dosen Administrasi UPI, 2013, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan UPI, 2010, Pengelolaan Pendidikan
Bandung:
Umar, Husein, 2011, Metode Penelitian untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Jakarta:
RajaGrafindo
Wahyosumidjo, 2007, Kepemiminan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Pedoman Wawancara Untuk Kepala Sekolah
Petunjuk Wawancara
1. Ucapan terima kasih kepada informan atas kesediaan diwawancarai.
2. Perkenalkan diri dan jelaskan topik wawancara serta tujuan wawancara
dilakukan.
3. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman,
harapan, atau saran yang berkaitan dengan topik wawancara
4. Catat seluruh pembicaraan.
5. Mintalah waktu lain jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas
saat itu.
Data Umum
Nama Informan :
Jabatan :
Masa Kerja :
Tanggal Wawancara :
Berikut beberapa pertanyaan yang sesuai dengan kategorinya.
1. Bagaimana sikap bapak ketika guru memberikan pendapat pada forum
rapat?
2. Bagaimana cara bapak melakukan pembinaan kepada guru?
3. Bagaimana cara bapak menggerakkan bawahan terkait tugas yang
diberikan?
4. Bagaimana cara bapak dalam menetapkan kebijakan terkait program
sekolah?
5. Bagaimana sikap bapak ketika guru mengalami kendala terkait tugas yang
dijalankan?
6. Bagaimana bapak melakukan intervensi dalam pengelolaan manajemen
sekolah?
7. Bagaimana cara bapak memberikan evaluasi terkait program atau kegiatan
yang telah dilaksanakan?
8. Bagaiamana cara bapak mengontrol setiap kegiatan sekolah yang
dilaksanakan?
9. Bagaimana sikap bapak ketika menerima pendapat, nasihat atau saran dari
bawahan?
10. Bagaimana cara bapak dalam memberikan beban pekerjaan pada guru?
11. Seberapa sering bapak melakukan koordinasi pekerjaan pada bawahan?
12. Bagaimana bapak memberikan stimulasi kepada bawahan terkait
produktivitas dalam bekerja?
13. Bagaimana cara bapak mengikutsertakan bawahan dalam memecahkan
masalah?
14. Bagaimana cara bapak dalam memberikan informasi tentang tugas dan
tanggung jawab kepada bawahan?
15. Bagaimana sikap bapak sebagai pemimpin yang memiliki wewenang dalam
menanggapi masalah yang melibatkan banyak pihak?
Pedoman Wawancara Untuk Guru
Petunjuk Wawancara
1. Ucapan terima kasih kepada informan atas kesediaan diwawancarai.
2. Perkenalkan diri dan jelaskan topik wawancara serta tujuan wawancara
dilakukan.
3. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman,
harapan, atau saran yang berkaitan dengan topik wawancara
4. Catat seluruh pembicaraan.
5. Mintalah waktu lain jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas
saat itu.
Data Umum
Nama Informan :
Jabatan :
Masa Kerja :
Tanggal Wawancara :
Berikut beberapa pertanyaan yang sesuai dengan kategorinya.
1. Bagaimana sikap kepala sekolah ketika guru memberikan pendapat pada
forum rapat?
2. Bagaimana kepala sekolah melakukan pembinaan kepada guru?
3. Bagaimana cara kepala sekolah menggerakkan guru terkait tugas yang
diberikan?
4. Pada forum musyawarah, pernahkah bapak/ibu dilibatkan dalam
pengambilan keputusan?
5. Bagaimana sikap kepala sekolah ketika guru mengalami kendala terkait
tugas yang dijalankan?
6. Bagaimana cara kepala sekolah melakukan intervensi dalam pengelolaan
manajemen maupun kegiatan belajar mengajar di sekolah?
7. Bagaimana kepala sekolah memberikan evaluasi terkait program atau
kegiatan yang telah dilaksanakan?
8. Bagaiamana cara kepala sekolah mengontrol setiap kegiatan sekolah yang
dilaksanakan?
9. Bagaimana sikap kepala sekolah ketika menerima pendapat, nasihat atau
saran dari bawahan?
10. Bagaimana cara kepala sekolah dalam menciptakan budaya kerja sama
kepada guru?
11. Seberapa sering kepala sekolah melakukan koordinasi pekerjaan pada
bawahan?
12. Bagaimana kepala sekolah memberikan stimulasi kepada bawahan terkait
produktivitas dalam bekerja?
13. Bagaimana kepala sekolah mengikutsertakan bawahan dalam memecahkan
masalah?
14. Bagaimana kepala sekolah dalam memberikan informasi tentang tugas dan
tanggung jawab kepada bawahan?
15. Bagaimana cara kepala sekolah mempertimbangkan pengambilan
keputusan dalam forum?
Pedoman Wawancara Untuk Guru
Petunjuk Wawancara
1. Ucapan terima kasih kepada informan atas kesediaan diwawancarai.
2. Perkenalkan diri dan jelaskan topik wawancara serta tujuan wawancara
dilakukan.
3. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman,
harapan, atau saran yang berkaitan dengan topik wawancara
4. Catat seluruh pembicaraan.
5. Mintalah waktu lain jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas saat
itu.
Data Umum
Nama Informan : Ibu Falentina Eko Priasih, S. Pd.
Jabatan : Guru
Masa Kerja :
Tanggal Wawancara : 25 September 2014
Berikut beberapa pertanyaan yang sesuai dengan kategorinya.
1. Bagaimana sikap kepala sekolah ketika guru memberikan pendapat pada
forum rapat?
Jawab: “Bagus, langsung di respon.”
2. Bagaimana kepala sekolah melakukan pembinaan kepada guru?
Jawab : “Selalu ada pengarahan setiap hari senin, disampaikan jelas dan
terarah. Dalam hal peraturan baru dan kurikulum baru.”
3. Bagaimana cara kepala sekolah menggerakkan guru terkait tugas yang
diberikan?
Jawab : “Dengan memberikan surat tugas atau SK, diberikan oleh bagian Tata
Usaha.”
4. Pada forum musyawarah, pernahkah bapak/ibu dilibatkan dalam pengambilan
keputusan?
Jawab : “Sering, biasanya kalau ada masalah langsung dimusyawarahkan.”
5. Bagaimana sikap kepala sekolah ketika guru mengalami kendala terkait tugas
yang dijalankan?
Jawab : “Membantu, memberikan pendapat, saran dan masukan. Kemudian,
memberikan solusi.”
6. Bagaimana cara kepala sekolah melakukan intervensi dalam pengelolaan
manajemen maupun kegiatan belajar mengajar di sekolah?
Jawab : “Ada supervisi kelas, sehingga kelengkapan alat pengajaran
diperiksa.”
7. Bagaimana kepala sekolah memberikan evaluasi terkait program atau kegiatan
yang telah dilaksanakan?
Jawab : “Biasanya jika program yang sudah direncanakan tidak sesuai dengan
yang direncanakan langsung di tegur, dipanggil kemudian di konfirmasi.”
8. Bagaimana cara kepala sekolah mengontrol setiap kegiatan sekolah yang
dilaksanakan?
Jawab : “Salah satunya supervisi, misalnya kalau mengontrol masalah
bangunan atau fisik itu dilimpahkan kepada bidang sarana prasarana.”
9. Bagaimana sikap kepala sekolah ketika menerima pendapat, nasihat atau saran
dari bawahan?
Jawab : “Kalau yang kira-kira cocok atau sesuai dilaksanakan, jika tidak
sesuai di evaluasi lagi.”
10. Bagaimana cara kepala sekolah dalam menciptakan budaya kerja sama kepada
guru?
Jawab : “Di sini walaupun kepala sekolah sudah bertanggung jawab semua,
jika tidak ada kepala sekolah tetap melaksanakan tugas dengan baik.”
11. Seberapa sering kepala sekolah melakukan koordinasi pekerjaan pada
bawahan?
Jawab : “Sering, apalagi kalau ada mid pasti melakukan koordinasi, kalau ada
kegiatan koordinasinya kepada panitia pelaksana.”
12. Bagaimana kepala sekolah memberikan stimulasi kepada bawahan terkait
produktivitas dalam bekerja?
Jawab : “Bisa dikirim mengikuti pelatihan, bisa keluar daerah. Rewardnya
diberikan sesuai dengan kinerja kita (guru).”
13. Bagaimana kepala sekolah mengikutsertakan bawahan dalam memecahkan
masalah?
Jawab : “Sering, akan tetapi biasanya yang dilibatkan hanya wakil-wakil
kepala sekolah.”
14. Bagaimana kepala sekolah dalam memberikan informasi tentang tugas dan
tanggung jawab kepada bawahan?
Jawab : “Diberikan surat tugas, yang disebut surat keputusan (SK).”
15. Bagaimana cara kepala sekolah mempertimbangkan pengambilan keputusan
dalam forum?
Jawab : “Biasanya diambil berdasarkan suara terbanyak, kemudian
diputuskan.”
Pedoman Wawancara Untuk Guru
Petunjuk Wawancara
1. Ucapan terima kasih kepada informan atas kesediaan diwawancarai.
2. Perkenalkan diri dan jelaskan topik wawancara serta tujuan wawancara
dilakukan.
3. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman,
harapan, atau saran yang berkaitan dengan topik wawancara
4. Catat seluruh pembicaraan.
5. Mintalah waktu lain jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas saat
itu.
Data Umum
Nama Informan : Ibu Sunarsih, A. Md.
Jabatan : Guru Bahasa Inggris
Masa Kerja :
Tanggal Wawancara : 26 September 2014
Berikut beberapa pertanyaan yang sesuai dengan kategorinya.
1. Bagaimana sikap kepala sekolah ketika guru memberikan pendapat pada
forum rapat?
Jawab : “Kepala sekolah disini sangat terbuka, saat diberikan pendapat oleh
guru sebagai bawahannya sangat respon, kemudian kalau menurut beliau baik
akan ditindak lanjuti, jika kurang baik secara otomatis beliau punya kebijakan
sendiri karna beliau adalah seorang pimpinan.”
2. Bagaimana kepala sekolah melakukan pembinaan kepada guru?
Jawab : “Kepala sekolah itu sangat rajin, orangnya aktif. Setiap sebulan sekali
ada breafing dan ada supervisi kelas.”
3. Bagaimana cara kepala sekolah menggerakkan guru terkait tugas yang
diberikan?
Jawab : “Beliau sangat cermat, dalam memberikan tugas beliau selalu
menanyakan pekerjaan yang diberikan.”
4. Pada forum musyawarah, pernahkah bapak/ibu dilibatkan dalam pengambilan
keputusan?
Jawab : “Orangnya sangat terbuka, walaupun kadang-kadang ada keputusan
pendapat beliau yang diambil. Tapi kalau misalnya ada sesuatu yang
mengharuskan dia minta pendapat, beliau pasti meminta pendapat, kemudian
keputusan diambil berdasarkan pendapat anak buahnya. Bisa dibilang,
orangnya sangat bijaksana.”
5. Bagaimana sikap kepala sekolah ketika guru mengalami kendala terkait tugas
yang dijalankan?
Jawab : “Biasanya beliau memberikan solusi yang terbaik”
6. Bagaimana cara kepala sekolah melakukan intervensi dalam pengelolaan
manajemen maupun kegiatan belajar mengajar di sekolah?
Jawab : “Memberikan dengan cara menahan kesejahteraannya, sebelum
menyerahkan tugas administrasi mengajar.”
7. Bagaimana kepala sekolah memberikan evaluasi terkait program atau kegiatan
yang telah dilaksanakan?
“Yang saat ini beliau lakukan suka terjun ke lapangan, orang nya tidak suka
duduk di belakang meja, selalu memeriksa hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan belajar mengajar. Misalnya, memeriksa perangkat pembelajaran.”
8. Bagaiamana cara kepala sekolah mengontrol setiap kegiatan sekolah yang
dilaksanakan?
Jawab : “Ya tadi yang sudah dijelaskan, biasanya turun langsung dan
memeriksa perangkat pembelajaran atau memeriksa kelengkapan
administrasi.”
9. Bagaimana sikap kepala sekolah ketika menerima pendapat, nasihat atau saran
dari bawahan?
Jawab : “Kalau memeang masukan yang diberikan oleh guru beliau menerima
dengan senang hati, jika tidak sesuai ditolak, jadi menerimanya dengan
ketegasan.”
10. Bagaimana cara kepala sekolah dalam menciptakan budaya kerja sama kepada
guru?
Jawab : “Dengan membuat sistem semacam open opinion, jadi dia menutup
diri.”
11. Seberapa sering kepala sekolah melakukan koordinasi pekerjaan pada
bawahan?
Jawab : “Sering sekali, setiap saat kalau ada kesulitan guru, selalu melakukan
koordinasi, terutama dengan petugas piket. Caranya dengan tanyajawab
melihat dan mengamati, lalu melakukan follow up.”
12. Bagaimana kepala sekolah memberikan stimulasi kepada bawahan terkait
produktivitas dalam bekerja?
Jawab : “Bagi guru yang mempunyai capability itu diberikan tugas tambahan,
jika selesai lomba diberikan hadiah diberikan uang lelah lebih, memberikan
apresisasi pada saat upacara. Diberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas
KBM, dipanggilkan tutor dari luar atau dari pusat untuk melakukan semacam
diklat.”
13. Bagaimana kepala sekolah mengikutsertakan bawahan dalam memecahkan
masalah?
Jawab : “Beliau selalu memanggil orang-orang yang biasa mempunyai pikiran
didalam memecahkan masalah selalu dimintai pendapat.”
14. Bagaimana kepala sekolah dalam memberikan informasi tentang tugas dan
tanggung jawab kepada bawahan?
Jawab : “Beliau langsung menyampaikannya, kadang-kadang ya diforum pada
saat melakukan pembinaan biasanya kalau beliau habis melakukan rapat di
kantor dinas langsung disampaikan dan langsung diaplikasikan di sekolah.”
15. Bagaimana cara kepala sekolah mempertimbangkan pengambilan keputusan
dalam forum?
Jawab : “Pertimbangannya pasti menurut beliau berdasarkan kemampuan dan
ketidakmampuan pihak sekolah untuk melakukan kebijakan, jika dirasa
mampu pasti akan dilakukan, jika dirasa tidak mampu melaksanakan maka
tidak dilaksanakan, sesuai dengan keadaan dan kondisi sekolah.”
Pedoman Wawancara Untuk Kepala Sekolah
Petunjuk Wawancara
1. Ucapan terima kasih kepada informan atas kesediaan diwawancarai.
2. Perkenalkan diri dan jelaskan topik wawancara serta tujuan wawancara
dilakukan.
3. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman,
harapan, atau saran yang berkaitan dengan topik wawancara
4. Catat seluruh pembicaraan.
5. Mintalah waktu lain jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas saat
itu.
Data Umum
Nama Informan : Drs. H. Dedi Heryadi, M. Pd.
Jabatan : Kepala Sekolah
Masa Kerja :
Tanggal Wawancara :26 September 2014
Berikut beberapa pertanyaan yang sesuai dengan kategorinya.
1. Bagaimana sikap bapak ketika guru memberikan pendapat pada forum rapat?
Jawaban : “Bapak sih ditanggapi dengan positif, baik itu kritikan yang negatif
maupun yang positif”
2. Bagaimana cara bapak melakukan pembinaan kepada guru?
Jawab :
“Pertama, apabila gurunya jarang hadir di tegur secara langsung, kalau
misalnya sudah terlalu sering dikasih surat peringatan pertama, kedua dan
ketiga, sambil ditanya kenapa tidak masuk.”
3. Bagaimana cara bapak menggerakkan bawahan terkait tugas yang diberikan?
Jawaban :
“Karena ini sekolah negeri, sesuai dengan permen mengenai kedisiplinan
pegawai negeri sipil, apa yang sudah digariskan mengenai kedisiplinan maka
harus dijalankan. Kalau di sekolah, para guru harus membuat perangkat
pembelajaran, mengikuti jam kehadiran sesuai waktu yang telah ditentukan.
4. Bagaimana cara bapak dalam menetapkan kebijakan terkait program sekolah?
Jawaban:
“Dengan tegas, apa yang sudah ditetapkan di sekolah harus dilaksanakan.
Semua pihak di sekolah, Baik itu pegawai negeri atau honororer harus
menjalankan program itu.”
5. Bagaimana sikap bapak ketika guru mengalami kendala terkait tugas yang
dijalankan?
Jawaban:
“Ditanya dulu apa kendala, aapabila kendalanya masuk akal maka diterima,
apabila tidak dikembalikan lagi kepada guru yang bersangkutan. Seandainya
sering mangkir, dikurangi jam mengajarnya, jikalau mangkirnya terus-terusan
maka akan diberhentikan.”
6. Bagaimana bapak melakukan intervensi dalam pengelolaan manajemen
sekolah?
Jawaban:
“Dalam hal Intervensi sesuai dengan kebijakan kedinasan. Yakni tugas dan
wewenang sebagai kepala sekolah”
7. Bagaimana cara bapak memberikan evaluasi terkait program atau kegiatan
yang telah dilaksanakan?
Jawaban:
“Denagn supervisi kelas, kelihatan guru yang mengajarnya lengkap
perangkatnya, cara mengajarnya, kemudian dituangkan ke dalam instrumen
supervisi”.
8. Bagaiamana cara bapak mengontrol setiap kegiatan sekolah yang
dilaksanakan?
Jawaban:
“Mempergunakan ada semacam buku kegiatan, misalnya agenda kelas, daftar
kehadiran guru”.
9. Bagaimana sikap bapak ketika menerima pendapat, nasihat atau saran dari
bawahan?
Jawaban:
“Nasehat atau kritikan yang membangun bapak terima, apabila tidak sesuai
dengan sekolah, atau yang mementingkan diri sendiri, bapak tolak. Sesuai
dengan kultur sekolah ini”.
10. Bagaimana cara bapak dalam memberikan beban pekerjaan pada guru?
Jawaban:
“Dilihat dari kemampuan guru itu, apabila dalam kesehariannya tidak mampu,
tidak diberikan tugas lain. Ukuran kemampuan bisa dilihat dari keseharian dan
kepedulian terhadap sekolah ini”.
11. Seberapa sering bapak melakukan koordinasi pekerjaan pada bawahan?
Jawaban:
“Sebulan sekali, minimal. Breafing di minggu keiga tiap bulan. Koordinasi
biasanya dilakukan dalam hal evaluasi dari program-program sebelumnya”.
12. Bagaimana bapak memberikan stimulasi kepada bawahan terkait produktivitas
dalam bekerja?
Jwaban:
“Dengan reward, misalnya dalam bentuk tugas terakhirnya ada reward
finansial. Jika kedinasan dipermudah kenaikan golongannya dari sekolah.
Selain itu, guru diberikan pelatihan dan workshop”
13. Bagaimana cara bapak mengikutsertakan bawahan dalam memecahkan
masalah?
Jawaban:
“Dalam rapat dinas atau hanya beberapa orang, dikumpulkan. Apabila ada yag
urgent disekolah ini. Tentu hanya beberapa guru yang diikutserakan”.
14. Bagaimana cara bapak dalam memberikan informasi tentang tugas dan
tanggung jawab kepada bawahan?
Jawaban:
“Informasi tentang tugas dan tanggung jawab guru diberikan pada rapat
dinas”.
15. Bagaimana sikap bapak sebagai pemimpin yang memiliki wewenang dalam
menanggapi masalah yang melibatkan banyak pihak?
Jawaban:
“Tentu kalau ada hal yang berkaitan dengan pihak luar, kita harus bekerjasama
dengan pihak luar. Kita tidak terlepas dari pihak luar itu sendiri, kita bangun
hubungan baik dengan pihak luar.
Kalau didalam sekolah sendiri di forum rapat dinas, kalau ada hal yang terjadi
exident harus disampaikan di rapat dinas. Sesuai dengan tugas dan wewenang
sebagai kepala sekolah”.
Nama
Judul
Penguji
DAFTAR REFERENSI
: Atin Kumiatin
: Gaya Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah di SN4AN 8 Kabupaten
Tangerang
: Nurdelima Waruwu M. Pd.
No. Referensi Halaman Skrinsi Halaman Referensi Paraf PensuiiBAB I
I Aarr l(onrariah & Cepi'['riana. I/isionaDtLcudership Mertrj Lr
Sekoluh Efekttf (Jal:arta:Bumi Aksara). h. 80
J 80
2. Iv{rrlyasa. Manajemen dankepemimpinan kepalasekolah. (Jakarta: Bumiaksara, 201 l), h. 17.
311tt
J. H. M Daryanto,Administrasi Pendidikan,(Jakarta: Rineka Cipta,20r 0). h. 80
4 80
BAB II4
6.
I(ar-nr-rs Besar BahasaIncionesia, Gita MediaPress, h.420
Wahyosumidjo,Kepemiminan KepalaSekolah @njauan Teoritikdan Perntasalahannya),(.lakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007),h.83
Ara Hidayat dan ImamMachali, Pengelolaan
Aan Komariah, et.al.,Visionary LeadershipMenuju Sekolah Efektif,(Jakarta: PT Bumi Aksara,
148-t49Mrrlyono, ManajentenAdministrasi danOrganisasi pendidikan,Jogjakarta: Ar-RuzzMedia.2008. h. 148-149
Tim Dosen AdministrasiUPI, ManajemenPendidikan, (Bandung,AIfabeta. 2013). h. 14l
l'e ttcl i cl i ka n. (l(aukaba
Yosvakarta: 2012). h. 106
10.
ii
Kartini Kartono, Pentimpindan Kepemimpinan,(.Tal<arta: RajaGrafindoI)crsada. 20 I 0), h. 38
11 38
)/'t'irn [)osurn r\dnrinistrasit,r I) l. lvlo naj entenl)enclic{ikan, (Bandung,Aliabeta. 2013), h. 125
1l 125 /Ft2. 'lirr Dosen Jurusan
Administrasi PendidikanUPI, PengelolaanPendidikan (Bandung:2010). h.12
ll l2
)A13. Endin Nasrudin, Psikologi
Manajenten, (Bandung:Pustaka Setia, 2010), h. 57
11 57 l//14, E. lv'lulyssn. Manajemen
llerbusis Sekol ah, Konsep,Sr,.rl. gi,lLtt I ntplJtttetttasi,llJ:urtlurrq: I)l- RcrtrniaIl.osdal<arya, 2004), Cet. 7,
h.107-108
T2 107-108
715. Ara Llidayat dan lmam
Machali, PengelolaanPendidikan. (KaukabaYosyakarta: 2012), h, 88
t3 88
16. Tim Dosen AdministrasilrPI, ManajemenPeitdidikan, (Bandung,/.,1 I'abcra. 201 3). lr, 126
t4 t26
E
t7 il. \,lnlyasa, Manajemenllerbasi.s Sekolah.tllarrrlrrng: Rcnrajallosdakarya, 2003), h. 108
l6 108
18 Ara llidayat dan ImamMachali, PengelolaanPendidikan. (i(aukabaYofyakarta: 20 l2), h, 8?-
83
16 82-83
19. Kartini Kartono, Pemimpindan Kepemimpinan,(Jakarta: Rajawali Pers,
20r 0), h. 83
t7 83
20 llrrdi rr Nasrrrcl in, P s i kol ogiA4 cr n a j e nrc n, (Bandung :
I)r-rstaiia Sctia, 2010), h.
6t-62
17 6t-62
21 I-{erabudin, Adntinistrasiclan Supervisi Pendidikan,(Bandung : Pustaka Setia,
2009), h, 22t-222
t7 221-222 I22. Syamsul Arifin,
Leadership llmu dan SeniKepemimpinan, (Jakarta:
t1 t89
--t- \'1 itra Wacana Media,20 I 2), h. 89
z). Sondang P. Siagian, Ieortdan PraktekKepemimpinan, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2003),cet.s, h.31-33
18 J -I .JJ
) //2{.1 Mulyasa, Menjadi Kepala
I s"*otat Profesional,
l(Bandung: PT. RernajaI Rcsdrlirrlr. ce1. I(e-8,
100(r). h. 261)-27 1
18 269-27r /r2-1 . I .\ra I lidal ttt clarr lrnatn
1\laclrali, ['ertgcloluurti. I'it rJi tli l,,ttt. 1Yo91'aliarta:I hnukaba. 20 l 2). h. 84
19 84
) //- %JlI", D.*,i Adrli'ristra"
I unl, Manuiemen
I Pendidikan, (Bandung,
I Rlfab.tu.20l3), h. 126
19 126
I@ori| | arn Prakrck
i I Kepemimpinan, (Jakarta:
I I Rineka Cipta. 2003). Cet.| ]i,c-i.h 38
20 38
2&ll
I
i
1
L
llcrabr-rdin. Adntinistrasi,lun .St rperrvi.ti Pertdidi kan,(BarrdLrng : Pustal<a Setia,2009). h. 222
20 222
29. Nlulyasa, Menjadi KepalaSekolah Profesional,(Bandung: PT. RemajaRosdakarya, cet. Ke-8,2006). h.269-271
2t 269-27 |
30
JI
Veithzal Rivai, KiatMemimpin Dalam AbadKe-2 l, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada,'r00ul). cct. l)ertarna. h. 79
21 79
N4. Ngalint Pr:rwatrto,l, I nt i t ; i.t t rrs i dcr n,\ tr 1:c t'vi.si
t'enclidikan, (Bandung:Reu'raja Rosdakarya,2010). h. s0
22 50
32. Herabudin, Administrasidan Super-'tisi Pendidikan,(Bandung : Pustaka Setia,
2009),h.221
22 221 fl-1J
.A-)+
Ngalim Purwanto,Administrqsi dan SupervisiPendidikan, (Bandung:PT. I{ernaja Rosdakarya,20 l0), cct. I(ecluapLrluh, h.il
27 53
l;ndin Nasrrrdin, Ps i lcol ogr ZJ 63
I
1
I
A,lo n o f e m e n, (Bandun-g:I)ustirlia Sctia. 2010). h. 63
-r5 ,\ra IIidal,rt clan Ituatt't
\,1 rrchali, l' c n ga I ol cta n
l' e n d i cl i kcr n, (YogyakartaI(aul<aba, 2012), h. 85
Z) 85
\//36. Syarnsr.rl Arifin,
Le ade r s hip I lmu danS eniK e p e m i m p i n a n, (I aka*a:Mitra Wacana Media,2012), h.92-93
23 92-93 t/r37.
is
I Tim Dosen Administrasr
I UPI, Manajenten
I Penctidikan. (Bandung:,\llahcta. l0lU), h. 117
24 121
)1/NlLrll'n5n, A'lenlcrc{i KePala,\ckttlcrh [)rolbsional,(lJirrrLlLlng: I'} [. IterlajaI{osdal<arya, cet. I(e-8,2006). h.269-271
25 269-27 t /L39. Wahyosumidjo,
Kepenrimpinan KepalaSekolah, (Jakarta:RajaGrafindo Persada,2011), cet. 11. h.81
25 81
40
..-;1-+l_
Mulyasa, ManajentenBerbasis Sekolah Konsep,Slrategi, danlntplentenlasi, (llandung:lLonra.ja I{osdakarya,lr)0i). cct. I(ctiqa. lr. 126
26 126
N,lrrlyasa, l,[anajemen dankepentintpinan kepalasekolah, (Jakarta: BumiAksara, 2012), cet. Kedua,h. 19.
26 r9
BAB III42 Sugiyono, Metodologi
Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D,([]anclLrng: Alfabeta,201 3). Cct. I(e- I 6. h. 203
5Z 203
vt43 liLrscrrr Urnar, Metocle
l'L r t,,l it iot r rr nt uk SkripsiDcrn 7'esis Bisnis, (Jakafta:Ra.jaGrafindo, 2011), cet.11.h.51
ll 51
44, Mahmud, MetodePenelitian Pendidikan,(Bandung: Pustaka Setia,20tt\.h. r73
32 173
p
45. Sugiyono, MetodologiPenelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif,
32 329
llulirati/. dan I{&D,([]anclung: Alfabeta,201 3), Cet. I(e- 16, h. 194
Keadaan Sekolah
Rapat Persiapan UN
Prestasi yang dicapai SMAN 8 Kabupaten Tangerang
Perpustakaan SMAN 8 Kabupaten Tangerang
Tugas dan wewenang Tenaga Administrasi Sekolah
trr<"rB* B I
KEMENTERIAN AGAMA, U!N JAKARTAI rrrx) ,1,. ,r. H Juanda Na gS Ciputat 1 s41 2 tndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-0BiTgl. Terbit : 1 Maret 2010No. Revisi: : 01
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.0 1/F. I /KM.O 1 .3 10i91201 4Lamp. : I (Proposal Skripsi)Hal : Bimbingan Skripsi
Nama
NIM
Prodi
Semester
Judul Skripsi
Tembusan: 'l. Dekan FITK2. Mahasiswa ybs.
Atin Kurniatin
11i0018200056
Manajemen Pendidikan
VIII (Delapan)
Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA N g Kabupaten
Jakafia,20januari 2014
Kepada Yth.
Dra. Nurdelima Waruwu M.pdPembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.
As s alamu' alaikum wr.w b.
Dengatt ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing IlIl(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Tangerang
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 31 Desember2013, abstraksrloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan iedaksional padajudul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimiingmenghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
lYas s al amu' alaikum wr. w b.
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda Na 95 Ciputal 1 541 2 lndonesia
FoRM (FR)
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un 01/F 1 /Kl/.01 sfl.7.0.7..2.0.!{Lamp.'. CutlinerProposalHal : Permohonan lzin Penelitian -
Kepada Yth.
Kepala SMAN 8 Kabupaten Tangerang
diTempat
Assal am u' alai kum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Jakarta, 25 September 2014
Nama
NIM
: Atin Kurniatin
: '111001820056
Jurusan : Manajemen Pendidikan
Semester :Vlll(Delapan)
JudulSkripsi : Gaya Kepernimpinan Kepala Sekolah di StdAN I Kabupaten
Tangerang
adalah benar mahasiswa/l Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UiN Jai<arta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/mad;'asah yang Saudara plnnpin.
Uniuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saucjara, kami ucapkan terima kasih.
Wa ssal am u' al ai ku m wr.wb.
ari, M. Pd
Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
No, Dokumen : FITK-FR-AKD-DB=Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi:
199303 1 004
PEMERINTAH KABLTATEN TANGEPSNGDI}.IAS PENDIDiKAN
SMA NEGERT B KAB. TANGERANGAlamat : Siliwangi No.30 Cisoka - Tangerang I 021 - 36496892.
SIJRAT KETERAhIGANMELAK S A}{AKAI{ PE,NIELITIAN
Nomor : 4)3.51421 3l aY /SMAN.8
Yang berlanda iangan dibawah ini :
Narla
NIP
Pangkat / Golongan
Jabatan
Unit Kerjir
It4 enerai-r gkan bah'uva
Nama
NIM
Program Studi
Jenjang Pendidikan
Semester
Tahun Akademik
Judul Penelitian
Drs. FI. DEDI IIERYADI, I\{.Pd
1961 1015 198412 1 007
Pembina Tk. I/IV.b
Kepala Sekolah
SMA Negeri 8 Kabupaten I'angerang
ATIN KURNIATINi
1 I 10018200055
Manajemen Pendidikan
Strata Satu (S1)
Ganjil
:201012011
: Ciaya Kepemimpinan Kepala Sekolah SMAN 8 Kab. Tangerang
Telah melaksanakan Penelitian dari tanggal 25 September s.d 23 Oktober 2014 di SMA Negeri
Kabupaten Tangerang sebagai syarat penyusunan Skripsi.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
l7 November2014
BIODATA PENULIS
Atin Kurniatin lahir di Tangerang pada tanggal 23 Juli 1991 dan
merupakan anak kelima dari pasangan H. Moch. Fathoni dan Hj. Suhaemi. Lulus
dari pendidikan dasar di SDN Cisoka 3 tahun 2003, selanjutnya penulis
melanjutkan di SMPN 1 Cisoka pada tahun 2006, dan pada tahun 2009 penulis
menamatkan pendidikan menengah di SMAN 1 Cisoka. Setelah itu, penulis
melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di Program Studi Manajemen Pendidikan,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tahun 2010.
Selama menempuh pendidikan, penulis juga pernah aktif dalam mengikuti
berbagai organisasi dan kegiatan, seperti PMR (Palang Merah Remaja) di SMPN
1 Cisoka, (Rohis) Rohani Islam di SMAN 1 Cisoka tahun 2006-2007, Teater di
SMAN 1 Cisoka tahun 2006-2008, Olahraga Basket tahun di SMAN 1 Cisoka
tahun 2006-2008, Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta.