Post on 15-Oct-2021
GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN
ZERO ACCIDENT DI PT. PUPUK ISKANDAR MUDA ACEH
TAHUN 2019
SKRIPSI
Oleh
ZIKRA ANANDA
NIM. 151000393
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN
ZERO ACCIDENT DI PT. PUPUK ISKANDA R MUDA ACEH
TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
ZIKRA ANANDA
NIM. 151000393
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
Judul Skripsi : Gambaran Peran Ahli K3 dalam Upaya Pencapaian
Zero Accident di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh
Tahun 2019
Nama Mahasiswa : Zikra Ananda
Nomor Induk Mahasiswa : 151000393
Departemen : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menyetujui
Pembimbing:
(Ir. Kalsum, M.Kes.)
NIP. 195908131991032001
Dekan
(Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si.)
NIP. 196803201993082001
Tanggal Lulus: 27 September 2019
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
Telah diuji dan dipertahankan
Pada tanggal: 27 September 2019
TIM PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Ir. Kalsum, M.Kes.
Anggota : 1. Eka Lestari Mahyuni, S.K.M., M.Kes.
2. Umi Salmah, S.K.M., M.Kes.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iii
Pernyataan Keaslian Skripsi
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul
“Gambaran Peran Ahli K3 dalam Upaya Pencapaian Zero Accident di PT.
Pupuk Iskandar Muda Aceh Tahun 2019” beserta seluruh isinya adalah benar
karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam
daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Medan, 27 September 2019
Zikra Ananda
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iv
Abstrak
Penghargaan kecelakaan nihil adalah penghargaan keselamatan dan kesehatan
kerja yang diberikan pemerintah kepada manajemen perusahaan yang telah
berhasil dalam melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja sehingga
mencapai nihil kecelakaan kerja pada jangka waktu tertentu. Adapun yang menjadi
permasalahan dalam Penelitian ini adalah gambaran apa saja peran ahli K3 dalam
upaya pencapaian zero accident di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun 2019.
Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran komitmen perusahaan, kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja, komunikasi dan pelatihan di bidang keselamatan
dan kesehatan kerja, inspeksi K3 dan penyelidikan kecelakaan serta evaluasi K3
dalam zero accident pada PT Pupuk Iskandar Muda Aceh. Penelitian yang
digunakan bersifat kualitatif dengan menggunakan wawancara. Sampel dalam
penelitian dilakukan dengan metode snowball sampling terdiri dari kepala
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3LH) dan dua orang
karyawan bagian K3LH yang telah mengambil sertifikasi ahli K3. Hasil penelitian
menunjukkan Peran ahli K3 sebagai komunikator telah dilakukan sebagai upaya
mendukung keberhasilan keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap proses
pekerjaan. Peran ahli K3 sebagai sebagai pengawas dan pelaksana dalam
penerapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja telah disusun oleh
manajemen puncak dan dikomunikasikan kepada semua pihak. Peran ahli K3
sebagai edukator dalam penerapan komunikasi serta pelatihan keselamatan dan
kesehatan kerja telah dilakukan sesuai kebutuhan perusahaan. Peran ahli K3
sebagai pengawas dalam penerapan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja dan
peran ahli K3 sebagai investigasi penyelidikan kecelakaan kerja telah dilakukan
nyata pada area kerja. Peran ahli K3 sebagai identifikasi penerapan evaluasi
keselamatan dan kesehatan kerja telah dilakukan melalui checklist yang dilakukan
secara menyeluruh. Peran ahli K3 sebagai komunikator, pengawas, pelaksana,
edukator, identifikasi dan investigasi yang baik dan aktif tetap di pertahankan
sebagai mempertahankan pencapaian zero accident.
Kata kunci: Zero accident, K3, PIM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v
Abstract
Zero accident award is an occupational safety and health award given by the
government to the management of a company that has succeeded in implementing
an occupational safety and health program so to achieve zero work accident in a
certain period of time. The problem in this research is a description of the role of
OSH experts in achieving zero accidents in PT PIM Aceh in 2019. The purpose of
research is to know the description of company commitments, occupational safety
and health policies, communication and training in the field of safety and health
work, K3 inspection and accident investigation and K3 evaluation in zero
accidents at PT PIM. The research used is qualitative by using interviews. The
sample study was carried out by the snowball sampling method consisting of the
head of Occupational Safety and Health and two employees of the K3LH section
who had taken K3 expert certification. The results showed the role of OSH experts
communicators was carried out as an effort to support the success of occupational
safety and health in every work process. The role of OSH experts supervisors and
implementers in the implementation of occupational safety and health policies has
been prepared by top management and communicated to all parties. The role of
OSH experts as educators in the implementation of communications and
occupational safety and health training has been carried out according to
company needs. The role of OSH experts as supervisors in the implementation of
occupational safety and health inspections and the role of OSH experts as
investigations on work accident investigations has been carried out clearly in the
work area. The role of OSH experts as identification of the application of
occupational safety and health evaluations has been carried out through a
comprehensive checklist.
Keywords: Zero accident, OSH, PIM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vi
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Gambaran Peran Ahli K3 dalam Upaya Pencapaian Zero Accident
di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh Tahun 2019”. Skripsi ini adalah salah satu
syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yusnita, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes. selaku Ketua Departemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
4. Ir. Kalsum, M.Kes. selaku Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan saran, masukan dan petunjuk penulisan skripsi ini.
5. Eka Lestari Mahyuni, S.K.M., M.Kes. dan Umi Salmah, S.K.M., M.Kes.
selaku Penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk
perbaikan skripsi ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vii
6. dr. Rahayu Lubis, M.Kes., Ph.D. selaku Dosen Panasehat Akademik yang telah
banyak memberikan bimbingan akademik kepada penulis.
7. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Depatemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
8. Kepala K3LH dan staf bagian K3LH PT Pupuk Iskandar Muda yang telah
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
9. Orang tua tercinta, Alm. Usman dan Dahlina yang tiada henti mendoakan,
mendukung, memberikan kasih sayang serta nasihat kepada penulis. Ulayya
Putri yang selalu memberikan semangat dan memberikan kecerian sehingga
penulis dapat selalu bersemangat menjalani masa perkuliahan hingga
menyelesaikan skripsi.
10. Teman-teman FKM USU dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membengaun dari semua
pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi
ini dapat bermanfaat terutama dalam kemajuan ilmu pengetahuan.
Medan, 27 September 2019
Zikra Ananda
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
viii
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi viii
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xii
Daftar Lampiran xiii
Daftar Istilah xiv
Riwayat Hidup xv
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 6
Tujuan umum 6
Tujuan khusus 6
Manfaat Penelitian 7
Tinjauan Pustaka 8
Peran 8
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja 8
Nama jabatan pekerjaan untuk bidang keselamatan
dan kesehatan kerja 9
Peran ahli keselamatan dan kesehatan kerja 11
Kecelakaan Kerja 14
Kerugian akibat kecelakaan kerja 14
Nihil kecelakaan kerja 15
Penghargaan nihil kecelakaan kerja 16
Penilaian memperoleh penghargaan nihil kecelakaan kerja 17
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Nihil Kecelakaan
Kerja 19
Komitmen perusahaan 19
Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja 20
Komunikasi dan Pelatihan K3 22
Komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja 22
Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja 24
Inspeksi K3 dan Penyelidikan Kecelakaan 25
Penyelidikan Kecelakaan Kerja 27
Evaluasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja 30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
Kerangka Berpikir 31
Metode Penelitian 33
Jenis Penelitian 33
Lokasi dan Waktu Penelitian 33
Lokasi penelitian 33
Waktu penelitian 33
Subjek Penelitian 33
Definisi Konsep 34
Metode Pengumpulan Data 35
Data primer 35
Data sekunder 36
Instrumen penelitian 36
Metode Analisa Data 37
Hasil Penelitian dan Pembahasan 38
Gambaran Umum dan Sejarah Singkat PT. Pupuk Iskandar Muda 38
Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan PT. PIM 40
Struktur Organisasi PT .PIM 41
Jumlah Tenaga Kerja 41
Jam Kerja 42
Struktur Organisasi K3LH 42
Departemen Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja 43
Departemen LH Rescue & Penanggulangan 44
Proses Produksi PT. PIM 44
Hasil Produksi 48
Peraturan Perundangan K3 di PT. PIM 48
Program K3 yang Berjalan di PT. PIM 48
Karakteristik Informan Penelitian 51
Pencapaian Nihil Kecelakaan Kerja 51
Komitmen Perusahaan 51
Komitmen pimpinan 51
Anggaran khusus K3 52
Fasilitas K3 dan pemeliharaan 53
Personel K3 53
Kebijakan K3 53
Penyusunan kebijakan K3 53
Keterlibatan karyawan dalam kebijakan K3 54
Komunikasi dan pelatihan K3 54
Sosialisasi program K3 54
Rambu-rambu K3 55
Pertemuan dengan petugas K3 56
Pertemuan K3 yang berkualitas bagi pekerja 56
Inspeksi K3 dan Penyelidikan Kecelakaan Kerja 57
Sosialisasi hasil inspeksi K3 57
Penyelidikan kecelakaan kerja 57
Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja 57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
x
Aspek yang dibahas dalam evaluasi K3 57
Tindakan perbaikan dan peningkatan kinerja 58
Peningkatan kinerja 58
Peran Ahli K3 58
Ahli K3 58
Tugas dan tanggungjawab ahli K3 umum 59
Peraturan yang sesuai dengan undang-undang K3 59
Pembentukan P2K3 59
Peran Ahli K3 dalam Pencapaian Zero Accident 59
Komitmen Perusahaan 65
Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 70
Komunikasi dan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 72
Komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja 72
Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja 76
Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Penyelidikan
Kecelakaan Kerja 76
Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja 76
Penyelidikan kecelakaan kerja 78
Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja 79
Peran Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja 82
Keterbatasan Penelitian 83
Kesimpulan dan Saran 84
Kesimpulan 84
Saran 84
Daftar Pustaka 86
Lampiran 88
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xi
Daftar Tabel
No Judul Halaman
1 Jumlah Tenaga Kerja di PT. Pupuk Iskandar Muda 42
2 Spesifikasi Urea di PT. Pupuk Iskandar Muda 45
3 Identitas Informan Penelitian 51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xii
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Kerangka berpikir 31
2 Struktur organisasi perusahaan 41
3 Struktur organisasi bagian K3 43
4 Struktur organisasi bagian LH rescue dan penanggulangan 44
5 Simulasi tanggap darurat 61
6 Kartu laporan near miss 62
7 Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja 66
8 Fire truck 68
9 Label pengecekan APAR 68
10 Struktur organisasi safety representatif 69
11 Pengeras suara di unit-unit kerja 72
12 Rambu-rambu K3 74
13 Buku saku emergency team 75
14 Daftar nama-nama emergency team 75
15 Check list inspeksi K3 77
16 Lanjutan check list inspeksi K3 77
17 Form list identifikasi dan nilai resiko 80
18 Sambungan form list identifikasi dan nilai resiko 81
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xiii
Daftar Lampiran
Lampiran Judul Halaman
1 Pedoman Wawancara Penelitian 88
2 Surat Pedoman menjadi Informan 90
3 Surat Persetujuan menjadi Informan 91
4 Surat Selesai Survei Pendahuluan 92
5 Surat Permohonan Izin Penelitian 93
6 Surat Selesai Penelitian 94
7 Sertifikasi Ahli K3 Informan 1 95
8 Sertifikasi Ahli K3 Informan 2 96
9 Struktur P2K3 97
10 Dokumentasi Wawancara dengan Informan 98
11 Sertifikat Penghargaan Perusahaan 1 102
12 Sertifikat Penghargaan Perusahaan 2 103
13 Sertifikat Penghargaan Perusahaan 3 104
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xiv
Daftar Istilah
CSMS Contractor Safety Management System
IASP Internasional Association of Safety Professional
K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
LH Lingkungan Hidup
OHSAS Occupational Health and Safety Assessment Series
P2K3 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PIM Pupuk Iskandar Muda
PSM Process Safety Management
SMWT Safety Management Walk Through
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xv
Riwayat Hidup
Penulis bernama Zikra Ananda berusia 22 tahun, dilahirkan di
Lhokseumawe pada tanggal 8 Agustus 1997. Penulis beraga Islam, anak pertama
dari dua bersaudara dari pasangan Usman dan Dahlina.
Pendidikan formal dimulai di TK Kartika Lhokseumawe Tahun 2002.
Pendidikan sekolah dasar di Min Kutablang Tahun 2003 – 2008, sekolah
menengah pertama di MTsN Lhokseumawe Tahun 2010 – 2012, sekolah
menengah atas di SMAN Modal Bangsa Tahun 2013- 2015, selanjutnya penulis
melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Medan, 27 September 2019
Zikra Ananda
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
Pendahuluan
Latar Belakang
Perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini,
persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional,
nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara
kompetitif. Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, yang dimana
setiap manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu
membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan
(Kusuma, 2010).
Pembangunan nasional bidang ketenagakerjaan di Indonesia mempunyai
banyak dimensi dan mempunyai sasaran yang komperhensif, antara lain mencakup
pengembangan sumber daya manusia, peningkatan produktifitas, daya saing
tenaga kerja Indonesia dan upaya perluasan kesempatan kerja serta perlindungan
tenaga kerja. Salah satu aspek perlindungan tenaga kerja adalah melalui bidang
keselamatan dan kesehatan kerja yang sering disebut K3. Program K3 bertujuan
untuk menjamin setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di suatu tempat
kerja dalam keadaan aman dan selamat dari risiko kecelakaan yang mungkin dapat
terjadi. Pelaksanaan K3 masih kurang mendapat perhatian dari masyarakat
perusahaan pada umumnya. Karena itu program perlindungan K3, perlu
ditingkatkan perkembangannya, sebab pada era perdagangan bebas sekarang ini,
K3 merupakan salah satu syarat yang mengikat (Generousdi dan Darman, 2004).
Menurut International Labour Organitation (ILO) setiap hari orang
meninggal akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja lebih dari 2,78 juta
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
kematian per tahun. Selain itu, ada sekitar 374 juta cedera dan penyakit akibat
kerja yang tidak fatal setiap tahun, banyak di antaranya mengakibatkan
ketidakhadiran yang diperpanjang dari pekerjaan. Biaya manusia dari kesulitan
sehari-hari ini sangat besar dan beban ekonomi dari praktik keselamatan dan
kesehatan kerja yang buruk diperkirakan mencapai 3,94 persen dari Produk
Domestik Bruto global setiap tahun.
Tujuan utama penerapan K3 di tempat kerja adalah untuk menekan
kerugian yang disebabkan oleh kasus kecelakaan kerja dan atau penyakit akibat
kerja sekecil mungkin, sekaligus mengupayakan peningkatan produktifitas
seoptimal mungkin. Data dari BPJS Ketenagakerjaan angka kecelakaan kerja pada
tahun 2017 angka kecelakaan kerja yang dilaporkan sebanyak 123.041 kasus,
sementara itu sepanjang tahun 2018 mencapai 173.105 kasus dengan nominal
santunan yang dibayarkan mencapai Rp 1,2 Triliun.
Setiap kecelakaan baik cedera pada manusia, kebakaran dan kerusakan
material dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan sehingga berakibat fatal
terhadap kelangsungan kegiatan produksi. Kerugian akibat kecelakaan
dikategorikan atas kerugian langsung (direct cost) dan kerugian tidak langsung
(indirect cost). Kerugian langsung misalnya cedera pada tenaga kerja dan
kerusakan pada sarana produksi. Kerugian tidak langsung adalah kerugian yang
tidak terlihat sehingga sering disebut juga sebagai kerugian tersembunyi misalnya
kerugian akibat terhentinya proses produksi, penurunan produksi, klaim atau ganti
rugi, dampak sosial, citra dan kepercayaan konsumen (Ramli, 2010).
Kerugian tersebut harus kita upayakan pencegahan nya secara sistematik
seperti sesuai dengan peraturan undang-undang No 13 tahun 2003 tentang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
ketenagakerjaan telah dipertegas tentang pengaturan perlindungan K3 serta
penerapan SMK3 di tiap perusahaan, maka semakin jelas bahwa komitmen
pemerintah Indonesia untuk mengeksistensikan K3 benar-benar serius.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja mendefinisikan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja,
kondisi dan lingkungan yang terintegrasi salah satunya dalam rangka menciptakan
nihil kecelakaan pada tempat kerja. Dalam menciptakan sebuah tempat kerja yang
bebas dari kecelakaan kerja, diperlukan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan
kerja berupa kepemimpinan dan komitmen yang komprehensif yang dilaksanakan
oleh semua elemen dalam perusahaan mulai dari lapisan atas sampai ke lapisan
bawah (Silitongga, 2016).
Penghargaan kecelakaan nihil adalah tanda penghargaan keselamatan dan
kesehatan kerja yang diberikan pemerintah kepada manajemen perusahaan yang
telah berhasil dalam melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja
sehingga mencapai nihil kecelakaan kerja pada jangka waktu tertentu.
Penghargaan nihil kecelakaan kerja diberikan dalam bentuk piagam dan plakat
yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
Dewasa ini banyak sekali Industri yang berkembang di Indonesia. Salah
satunya adalah PT. Pupuk Iskandar Muda merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang industri pupuk urea dan industri kimia lainnya. PT Pupuk Iskandar Muda
atau biasa disebut PT PIM adalah anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero)
yang bergerak di bidang industri kimia khususnya memproduksi pupuk urea dan
amoniak. Anak perusahaan PT Pupuk Iskandar Muda adalah PT Ima Persada. PT
PIM merupakan pabrik pupuk skala besar pertama yang dibangun melalui
kontraktor nasional PT Rekayasa Industri pada tahun 1982. PT PIM berdiri untuk
mencukupi kebutuhan pupuk urea di kawasan Indonesia bagian barat, yang
sebelumnya kebutuhannya dirintis oleh PT Pusri Palembang. Kapasitas produksi
pabrik yaitu 570.000 ton/tahun untuk urea dan ammonia 386.000 ton/tahun. Saat
ini PT PIM memiliki 2 Unit pabrik yang memproduksi urea jenis prill (butiran)
dan granule (tablet) yang masing-masing berkapasitas sama. PT PIM mempunyai
pelabuhan sendiri yang digunakan untuk menyuplai pupuk secara nasional maupun
ekspor. PT PIM berjarak 274 kilometer arah tenggara Banda Aceh atau 335
kilometer arah barat laut Medan, dapat dijangkau melalui darat, laut maupun
udara. Terletak di kawasan industri Lhokseumawe tepat di tepi Selat Malaka, salah
satu jalur pelayaran terpadat di dunia. Industri kimia secara khusus mengelola
produksi dan pengusahaan bahan atau zat kimia. Industri kimia adalah suatu
spesialisasi dalam kegiatan perindustrian yang bahan bahan atau zat kimia yang
menjadi subjek dan objek utamanya. Tidak mengherankan bila industri kimia siap
menangani bahan atau zat kimia berbahaya.
PT Pupuk Iskandar Muda pernah terjadi kecelakaan kerja pada seorang
pekerja yaitu human error dan mengakibatkan loss time (hilang waktu) kerja. Pada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
tanggal 22 Maret 2010 yang menghilangkan waktu kerja 748 hari dan
5.093.566.02 jam. Data tersebut catatan kecelakaan tahun 2018 yang didapat
melalui survei pendahuluan di perusahaan.
PT Pupuk Iskandar Muda Aceh telah mampu mencapai nihil kecelakaan
kerja, dimana tidak terjadi kecelakaan di tempat kerja yang dapat mengakibatkan
pekerja tidak dapat melaksanakan proses produksi dengan lancar selama 2x24 jam
dan hal ini mampu bertahan selama jangka waktu tertentu. Pada tahun 2015 telah
mendapatkan penghargaan juara penerapan SMK3 di lingkungan dan keberhasilan
mengendalikan tingkat kecelakaan kerja. Pada 10 September 2015, PT PIM juga
menerima penghargaan nihil kecelakaan kerja untuk periode 2012-2014 dari
Kementerian Ketenagakerjaan.
Berdasarkan survei pendahuluan dan wawancara yang telah dilakukan pada
PT Pupuk Iskandar Muda, bahwa keselamatan dan kesehatan kerja sudah
diterapkan di perusahaan. Setiap minggu sudah diadakan toolbox talk selama 15-
20 menit yang dilaksanakan oleh safety officer yaitu ahli K3 di perusahaan yaitu
dilaksanakan setiap hari rabu. Fungsi toolbox talk sebagai penyampaian dilakukan
untuk pendampingan di unit kerja masing-masing seperti pada K3 mekanik, K3
listrik, K3 kebakaran, K3 ruang terbatas dan K3 alat angkat angkut dan untuk
mengidentifikasi potensi bahaya serta upaya pencegahan di bidang masing-
masing. Kemudian telah dilaksanakan safety induction ditujukan kepada seluruh
tamu perusahaan, kontaktor dan siswa praktek di wilayah PT PIM untuk
memberikan informasi tentang procedure dan aturan terkait potensi bahaya di
perusahaan dan pengenalan dasar-dasar keselamatan dan kesehatan kerja. Selain
itu pelaporan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja dapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
diketahui secara global melalui prosedur gawat darurat oleh pemimpin, mandor,
pengawas maupun koordinator bagian safety.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap Gambaran peran ahli K3 dalam upaya pencapaian zero accident di PT
Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun 2019.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah gambaran apa saja peran ahli K3 dalam upaya
pencapaian zero accident di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun 2019.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum. Untuk mengetahui gambaran peran ahli K3 dalam upaya
pencapaian zero accident di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun 2019.
Tujuan khusus. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran komitmen perusahaan dalam pencapaian zero
accident pada PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh.
2. Untuk mengetahui gambaran kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam zero accident pada PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh.
3. Untuk mengetahui gambaran komunikasi dan pelatihan di bidang keselamatan
dan kesehatan kerja dalam zero accident pada PT. Pupuk Iskandar Muda
Aceh.
4. Untuk mengetahui gambaran inspeksi K3 dan Penyelidikan Kecelakaan dalam
zero accident pada PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh.
5. Untuk mengetahui gambaran evaluasi K3 dalam zero accident pada PT.
Pupuk Iskandar Muda Aceh.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti, sebagai penerapan secara nyata bagi penulis atas ilmu
yang didapat selama berada di bangku perkuliahan serta menambah wawasan
dan pengetahuan mengenai Gambaran peran ahli K3 dalam upaya pencapaian
zero accident di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun 2019.
2. Manfaat bagi perusahaan sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen PT
Pupuk Iskandar Muda guna mempertahankan atau lebih meningkatkan
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang lebih optimal.
3. Manfaat bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat, sebagai tambahan informasi
bagi penelitian berikutnya khususnya mengenai gambaran peran ahli K3
dalam upaya pencapaian zero accident.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
Tinjauan Pustaka
Peran
Soekanto mengungkapkan bahwa peran merupakan aspek dinamis
kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Peranan yang melekat
pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan
kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat yaitu (social position)
merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi
masyarakat.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat dijelaskan bahwa peran merupakan
seperangkat perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi
tugas dan tanggung jawabnya serta tindakan tersebut sangat diharapkan oleh
banyak orang. Peran yang dimaksud dalam penelitian ini Ahli K3 berperan sebagai
perpanjangan tangan pemerintah dalam mengawasi pekerjaan di tempat kerjanya
sesuai dengan undang-undang yang telah ditetapkan sehingga dapat mengurangi
baik kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pengertian Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Nomor 4 Tahun 1987, Pasal 1 menyebutkan Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen
Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja dan berfungsi membantu
pimpinan perusahaan atau pengurus untuk menyelenggarakan dan meningkatkan
usaha keselamatan kerja, higene perusahaan dan kesehatan kerja, membantu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
pengawasan ditaatinya ketentuan-ketentuan peraturan perundangan bidang
keselamatan dan kesehatan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani.
Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat
melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika
apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat
dihindari. Perkerjaan dikatakan nyaman jika pekerja yang bersangkutan dapat
melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah
capek. (Cecep, 2014).
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan
tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan
menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan
tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan
yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan
untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan yang tinggi. Jadi, unsur
yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik,
tetapi juga mental, emosional dan psikologi. (Cecep, 2014).
Nama jabatan pekerjaan untuk bidang keselamatan dan kesehatan
kerja. Terdapat banyak nama yang diberikan terhadap individu yang melakukan
pekerja dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Di bawah ini beberapa
nama jabatan dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di industri.
1. Ahli Higiene Industri (Industrial Hygienist). Meskipun secara umum mereka
telah mendapatkan pelatihan dalam bidang engineering, fisika, kimia, atau
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
biologi, tetapi yang bersangkutan juga memiliki keahlian melalui studi dan
pengalaman pengetahuan tentang efek-efek pada kesehatan bahan kimia dan
agen-agen fisika dari berbagai tingkat pemaparan. Ahli higiene industri harus
terlibat di dalam monitoring dan analisa yang diperlukan untuk mendeteksi
pemaparan dan mengetahui metode-metode yang digunakan untuk
mengendalikan faktor bahaya di tempat kerja.
2. Profesional Keselamatan Kerja (Safety Professional). Merupakan seseorang
dengan spesialisasi pengetahuan dan ketrampilan tertentu dan atau memiliki
pendidikan tertentu yang sesuai dengan bidang keselamatan kerja, telah
mencapai status profesional atau ahli dalam bidang keselamatan kerja. Dan
mereka juga harus telah memiliki sertifikat ahli keselamatan kerja sesuai
dengan bidang yang ditangani.
3. Ahli Teknik Keselamatan Kerja (Safety Engineering). Merupakan seseorang
dengan pendidikan, lisensi, dan atau pengalaman, meluangkan sebagian besar
atau seluruh waktu kerjanya untuk menangani atau mengaplikasikan prinsip-
prinsip keilmuan dan metode keselamatan kerja dalam upaya mengendalikan
dan memodifikasi tempat kerja dan lingkungan kerja guna mencapai proteksi
optimum baik terhadap pekerja maupun properti perusahaan.
4. Manajer Keselamatan Kerja (Safety Manager). Seseorang yang mempunyai
tanggung jawab untuk menyelenggarakan dan memelihara organisasi
keselamatan kerja dan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan
keselamatan kerja di dalam suatu perusahaan. Pada dasarnya, seorang safety
manager merupakan administrator program keselamatan kerja dan mengatur
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
fungsi-fungsi kelembagaan keselamatan kerja di bawahnya, termasuk
koordinator pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
5. Ahli Keselamatan Kerja (Safety Expert). Seorang tenaga teknis yang
berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-Undang
Keselamatan Kerja.
6. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Occupational Health and Safety
Expert). Seorang tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen
Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja atau dan berfungsi
membantu pimpinan perusahaan atau pengurus untuk menyelenggarakan dan
meningkatkan usaha keselamatan kerja, higene perusahaan dan kesehatan
kerja, membantu pengawasan ditaatinya ketentuan-ketentuan peraturan
perundangan bidang keselamatan dan kesehatan kerja (Tarwaka, 2012).
Peran ahli keselamatan dan kesehatan kerja. Peraturan menteri tenaga
kerja republik indonesia No 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina keselamatan
dan kesehatan kerja serta tata cara penunjukan ahli keselamatan kerja Pasal 2 (1)
Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3. (2) Tempat kerja dimaksud ayat (1) ialah:
a. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang
atau lebih.
b. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan kurang dari
100 orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang
mempunyai risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran,
keracunan dan penyinaran radioaktif.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
Peraturan menteri tenaga kerja republik indonesia No 4 Tahun 1987
tentang Panitia Pembina keselamatan dan kesehatan kerja serta tata cara
penunjukan ahli keselamatan kerja. Pasal 3:
(1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya
terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.
(2) Sekretaris P2K3 ialah ahli Keselamatan Kerja dari perusahaan yang
bersangkutan.
(3) P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya atas usul dari
pengusaha atau pengurus yang bersangkutan.
Berdasarkan pasal tersebut bahwa peran ahli keselamatan dan kesehatan
kerja di perusahaan yaitu pembentukan P2K3 (Panitia pembina keselamatan dan
kesehatan kerja). P2K3 adalah ialah badan pembantu di tempat kerja yang
merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan
kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja.
P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta
maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan
dan kesehatan kerja. Selanjutnya isi dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 1987 Pasal 4:
Untuk melaksanakan tugas P2K3 mempunyai fungsi:
a. Menghimpun dan mengolah data tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
tempat kerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
b. Membantu menunjukan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja:
1) Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan
keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk bahaya kebakaran dan
peledakan serta cara penanggulangannya;
2) Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja;
3) Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
4) Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
c. Membantu pengusaha atau pengurus dalam:
1) Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja;
2) Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik;
3) Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja;
4) Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja
serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan;
5) Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja,
higiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi;
6) Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan
makanan di perusahaan;
7) Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja;
8) Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja;
9) Mengembangkan laboratorium kesehatan dan keselamatan kerja,
melakukan pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan interpretasi
hasil pemeriksaan;
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
10) Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higene perusahaan
dan kesehatan kerja.
d. Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan
pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, higene
perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan gizi tenaga kerja.
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan
sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu,
harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses
kerja industri atau yang berkaitan dengannya. Dengan demikian kecelakaan kerja
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Tidak diduga semula, oleh karena dibelakang peristiwa kecelakaan tidak
terdapat unsur kesengajaan dan perencanaan;
2. Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa kecelakaan akan
selalu disertai kerugian baik fisik maupun mental;
3. Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, yang sekurang-kurangnya akan
dapat menyebabkan gangguan proses kerja (Tarwaka, 2012).
Kerugian akibat kecelakaan kerja. Setiap kecelakaan adalah malapetaka,
kerugian dan kerusakan kepada manusia, harta benda atau properti dan proses
produksi. Implikasi yang berhubungan dengan kecelakaan sekurang-kurangnya
berupa gangguan kinerja perusahaan dan penurunan keuntungan perusahaan. Pada
dasarnya, akibat dari peristiwa kecelakaan dapat dilihat dari besar-kecilnya biaya
yang dikeluarkan bagi terjadinya suatu peristiwa kecelakaan. Pada umumnya
kerugian akibat kecelakaan kerja cukup besar dan dapat mempengaruhi upaya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
peningkatan produktivitas kerja perusahaan, secara garis besar kerugian akibat
kecelakaan dikelompokkan menjadi:
1. Kerugian/biaya langsung yaitu suatu kerugian yang dapat dihitung secara
langsung dari mulai terjadi peristiwa sampai dengan tahap rehabulitasi, sepert
biaya pertolongan pertama pada kecelakaan, biaya pengobatan dan perawatan,
biaya angkut dan biaya rumah sakit, biaya kompensasi pembayaran asuransi
kecelakaan, upah selama tidak mampu bekerja, dan biaya perbaikan peralatan
yang rusak.
2. Kerugian/biaya tidak langsung yaitu merupakan kerugian berupa biaya yang
dikeluarkan dan meliputi suatu yang tidak terlihat pada waktu atau beberapa
waktu setelah terjadinya kecelakaan, mencakup yaitu penderitaan tenaga kerja
yang mendapat kecelakaan dan keluarganya, hilangnya waktu kerja dari tenaga
kerja yang mendapat kecelakaan, hilangnya waktu kerja dari tenaga kerja lain,
terhentinya proses produksi sementara, kegagalan pencapaian target dan lain-
lain.
Nihil kecelakaan kerja. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia No 1 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemberian
Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), kecelakaan nihil adalah
kondisi tidak terjadi kecelakaan di tempat kerja yang mengakibatkan pekerja
sementara tidak mampu bekerja (STMB) selama 2 x 24 jam dan atau
menyebabkan terhentinya proses dan atau rusaknya peralatan tanpa korban jiwa
dimana kehilangan waktu kerja tidak melebihi shift berikutnya pada kurun tertentu
dan jumlah jam kerja orang tertentu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
Penghargaan nihil kecelakaan kerja. Menurut Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No 1 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pemberian Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), penghargaan
kecelakaan nihil adalah tanda penghargaan keselamatan dan kesehatan kerja yang
diberikan pemerintah kepada manajemen perusahaan yang telah berhasil
melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja sehingga mencapai nihil
kecelakaan kerja pada jangka waktu tertentu. Perusahaan yang telah berhasil
mencapai kecelakaan nihil akan diberikan penghargaan dalam bentuk piagam atau
plakat yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia. Perusahaan yang mencapai kecelakaan nihil telah berhasil melakukan
pencegahan terjadinya kecelakaan tanpa menghilangkan waktu kerja.
Kriteria kecelakaan kerja yang menghilangkan waktu kerja menurut
program nihil kecelakaan kerja antara lain:
1. Kecelakaan kerja yang menghilangkan waktu kerja yang menyebabkan
seorang pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya telah terjadi kecelakaan
kerja selama 2 x 24 jam;
2. Kehilangam waktu kerja apabila korban kecelakaan kerja (pekerja) tidak dapat
bekerja kembali pada shift berikutnya sesuai jadwal kerja;
3. Tidak terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan kehilangan waktu kerja
berturut-turut selama 3 tahun;
4. Kehilangan waktu kerja tidak diperhitungkan apabila kecelakaan kerja adalah
sebagai akibat perang, bencana alam dan hal-hal lain yang di luar kontrol
perusahaan;
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
5. Perhitungan jam kerja selamat dimulai sejak terjadinya suatu kecelakaan kerja
yang dapat mengakibatkan angka perhitungan menjadi nol dan akan bertambah
secara kumulatif sesuai jam kerja yang dicapai;
Kecelakaan nihil diberikan kepada perusahaan berdasarkan
pengelompokan:
1. Jumlah tenaga kerja
a. kelompok perusahaan besar jika jumlah tenaga kerja seluruhnya lebih
dari 100 orang;
b. kelompok perusahaan menengah jika jumlah tenaga kerja seluruhnya 50-
100 orang;
c. kelompok perusahaan kecil jika jumlah tenaga kerja seluruhnya 49 orang;
2. Sektor usaha berdasarkan klasifikasi lapangan usaha Indonesia (KLUI) dan
bobot resiko bahaya sesuai dengan penjelasan Undang-undang Nomor 1 tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 2 ayat (1) yaitu lima variabel potensi
bahaya yang terdiri dari: mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat-alat kerja,
peralatan lainnya, bahan-bahan dan sebagainya; lingkungan; sifat pekerjaan;
cara kerja; dan proses produksi.
Penilaian memperoleh penghargaan nihil kecelakaan. Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 1 Tahun 2007 Tentang pedoman
pemberian penghargaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Bab III tata cara
untuk memperoleh penghargaan. Tugas Tim penilai:
a. Tim penilai Kabupaten/Kota melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran
permohonan dan data yang diajukan sebagaimana dimaksud butir A sub 1 dan
sub 3 di perusahaan. Pemeriksaan di perusahaan besar meliputi:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
1) Komitmen dalam kebijakan K3;
2) Sistem manajemen K3 dan Audit SMK3;
3) Program K3;
4) Organisasi K3;
5) Administrasi K3 yang meliputi pendataan, pemeriksaan kecelakaan,
statistik dan prosedur pelaporan;
6) Sarana P3K;
7) Pengendalian bahaya industri;
8) Pengendalian kebakaran;
9) Hygiene industri;
10) Pelatihan di bidang K3;
11) Jamsostek;
Pemeriksaan di perusahaan menengah meliputi:
1) Komitmen dalam kebijakan K3;
2) Sistem Manajemen K3 dan Audit SMK3;
3) Program K3;
4) Organisasi K3;
5) Administrasi K3 yang meliputi pendataan, pemeriksaan kecelakaan,
statistik dan prosedur pelaporan;
6) Sarana P3K;
7) Pelatihan di bidang K3;
8) Jamsostek;
Pemeriksaan di perusahaan kecil meliputi:
1) Komitmen dalam kebijakan K3;
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
2) Sistem Manajemen K3 dan Audit SMK3;
3) Program K3;
4) Organisasi K3;
5) Administrasi K3 yang meliputi pendataan, pemeriksaan kecelakaan,
statistik dan prosedur pelaporan;
6) Sarana P3K;
7) Jamsostek;
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Nihil Kecelakaan Kerja
Komitmen perusahaan. Komitmen merupakan kunci keberhasilan
pelaksanaaan K3. Menurut Frank Bird dalam bukunya “Commitment”, komitmen
adalah tekad yang kuat untuk melaksanakan sesuatu, dalam hal ini K3 dalam
organisasinya. Tanpa komitmen, kebijakan K3 yang telah disusun dengan baik
tidak akan bermakna. Komitmen ibarat energi yang menggerakkan roda kebijakan
K3 organisasi. Oleh karena itu OHSAS 18001 mensyaratkan agar manajemen
puncak menunjukkan komitmennya dalam mendukung pelaksanaan K3 dalam
organisasi seperti memastikan terjadinya sumberdaya yang diperlukan. Namun
demikian, komitmen tidak sekedar dengan menyediakan sumberdaya saja, namun
yang paling penting adalah peran serta dan dukungan positif manajemen terhadap
pelaksanaan K3 dalam organisasi. Kebijakan merupakan titik terpenting dari
semua sistem, yang mampu memberikan kekuatan dan daya gerak untuk
keberhasilan suatu usaha. Karena itu OHSAS 18001 mensyaratkan ditetapkannya
kebijakan K3 dalam organisasi oleh manajemen puncak. Kebijakan K3 sangat
penting dan menjadi landasan utama yang diharapkan mampu menggerakkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
semua partikel yang ada dalam organisasi sehinggan program K3 yang diinginkan
dapat berhasil dengan baik (Ramli, 2010).
Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Kebijakan K3 merupakan
perwujudan dari komitmen pucuk pimpinan yang memuat visi dan tujuan
organisasi, komitmen dan tekad untuk melaksanakan keselamatan dan kesehatan
kerja, kerangka dan program kerja. Oleh karena itu, kebijakan sangat penting dan
menjadi landasan utama yang diharapkan mampu menggerakkan semua partikel
yang ada dalam organisasi sehingga program K3 yang diinginkan dapat berhasil
dengan baik.
Suatu kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik diisyaratkan
memenuhi kriteria sebagai berikut: (Ramli, 2010).
1. Sesuai dengan sifat dan skala risiko keselamatan dan kesehatan kerja
organisasi. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah perwujudan
dari visi dan misi suatu organisasi, sehingga harus disesuaikan dengan sifat
dan skala risiko organisasi. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja tentu
berbeda antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya, tergantung sifat
dan skala risiko yang dihadapi, serta strategi bisnis organisasi.
2. Mencakup komitmen untuk peningkatan berkelanjutan. Dalam kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja harus tersirat adanya komitmen untuk
peningkatan berkelanjutan. Aspek keselamatan dan kesehatan kerja tidak
statis karena berkembang sejalan dengan tekonologi, operasi dan proses
produksi. Karena itu, kinerja keselamatan dan kesehatan kerja harus terus
menerus ditingkatkan selama organisasi beroperasi. Komitmen utuk
peningkatan berkelanjutan akan memberikan dorongan bagi semua unsur
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
dalam organisasi untuk terus menerus meningkatkan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam organisasi.
3. Termasuk adanya komitmen untuk sekurangnya memenuhi perundangan
keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku dan persyaratan lainnya yang
diacu organisasi. Hal ini berarti bahwa manajemen akan mendukung
pemenuhan semua persyaratan dan norma keselamatan dan kesehatan kerja,
baik yang disyaratkan dalam perundangan maupun petunjuk praktis atau
standar yang berlaku bagi aktivitasnya.
4. Didokumentasikan, diimplementasikan dan dipelihara. Kebijakan keselamatan
dan kesehatan kerja harus didokumentasikan artinya bukan hanya dalam
bentuk ungkapan lisan atau pernyataan manajemen, tetapi dibuat tertulis
sehingga dapat diketahui dan dibaca oleh semua pihak berkepentingan. Di
samping itu kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja tersebut harus
diimplementasikan, bukan sekedar bagian dari dari manual keselamatan dan
kesehatan kerja. Salah satu bentuk implementasinya adalah dengan
menggunakan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai acuan
dalam setiap kebijakan organisasi, pengembangan strategi bisnis dan rencana
kerja organisasi. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja juga harus
dipelihara, artinya selalu disempurnakan sesuai dengan perkembangan,
tuntutan dan kemajuan organisasi.
5. Dikomunikasikan kepada seluruh pekerja. Hal ini berarti agar pekerja
memahami maksud dan tujuan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja,
kewajiban serta peran semua pihak dalam keselamatan dan kesehatan kerja.
Komunikasi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dapat dilakukan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
melalui berbagai cara atau media, misalnya ditempatkan di lokasi-lokasi kerja,
dimasukkan dalam buku saku keselamatan dan kesehatan kerja, website
organisasi atau bahan pembinaan dan pelatihan.
6. Tersedia bagi pihak lain yang terkait. Kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja juga harus diketahui oleh pihak lain yang terkait dengan bisnis atau
aktivitas organisasi seperti konsumen, pemasok, instansi pemerintah, mitra
bisnis, pemodal, atau masyarakat sekitar. Dengan mengetahui kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja tersebut, mereka dapat mengantisipasi,
mendukung atau mengapresiasi keselamatan dan kesehatan kerja organisasi.
Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja harus dapat diakses misalnya
melalui situs organisasi.
7. Ditinjau ulang secara berkala. Hal ini untuk memastikan bahwa kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja masih relevan dan sesuai bagi organsisasi.
Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja bersifat dinamis dan harus selalu
disesuaikan dengan kondisi baik internal maupun eksternal organisasi
sehingga harus ditinjau.
Komunikasi dan Pelatihan K3
Komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja. Aspek komunikasi
sangat penting dalam K3. Banyak kecelakaan terjadi akibat kurang baiknya
komunikasi sehingga mempengaruhi kinerja K3 organisasi. Sebagai contoh,
kebijakan K3 yang ditetapkan oleh manajemen harus dipahami dan dimengerti
oleh seluruh anggota organisasi dan pemangku kepentingan yang terkait dengan
kegiatan. Untuk itu, kebijakan K3 harus dikomunikasikan sehingga diketahui,
dimengerti, dihayati dan dijalankan oleh semua pihak terkait.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pengirim (sender) ke
penerima (receiver) dengan tujuan untuk mencapai salah satu sasaran berikut.
1. Untuk bertindak (action) mengenai sesuatu hal, misalnya menghentikan mesin
atau memadamkan kebakaran;
2. Untuk menyampaikan informasi misalnya tentang kebijakan K3 dalam
perusahaan, sumber bahaya di tempat kerja, prosedur kerja aman dan lainnya;
3. Untuk memastikan tentang sesuatu yang seharusnya dilakukan atau dijalankan,
misalnya cara melakukan suatu pekerjaan;
4. Untuk menyenangkan seseorang, misalnya pujian bagi pekerja yang berprilaku
aman.
Komunikasi K3 dapat dibedakan atas:
1. Komunikasi manusia dengan manusia secara langsung; Misalnya bawahan
dengan atasannya. Komunikasi ini sering juga disebut komunikasi personal
atau komunikasi kelompok. Dalam K3 jenis komunikasi ini banyak dilakukan
misalnya melalui kontak individu melalui proses observasi, safety talk,
penyuluhan K3, dan pelatihan K3.
2. Komunikasi manusia dengan manusia melalui alat/media komunikasi; seperti
telepon, buletin, poster, spanduk, situs internet, safety letter, dan lainnya.
Komunikasi ini banyak digunakan di lingkungan kerja misalnya komunikasi
antara petugas di ruang kontrol dengan petugas lapangan, komunikasi antara
petugas K3 antara manusia dengan manusia dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
a. Komunikasi internal, yaitu komunikasi di lingkungan organisasi baik
secara horizontal, vertikal dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah di
seluruh jajaran organisasi.
b. Komunikasi eksternal, yaitu aliran komunikasi antara organisasi dengan
semua unsur di luar perusahaan seperti konsumen, instansi terkait,
pemasok, kontraktor, asosiasi profesi, media massa dan lainnya.
3. Komunikasi manusia dengan alat kerja. Peralatan seperti mesin, unit proses,
peralatan adalah benda mati yang dioperasikan oleh manusia. Dalam proses
operasi tersebut terjadi komunikasi antara manusia dengan alat kerja. Sebagai
contoh seorang pilot berkomunikasi dengan pesawat terbang melalui peralatan
kontrol yang terpasang di kokpit. Terdapat alat penunjuk ketinggian,
kecepatan, angin, suhu mesin, arah terbang, suhu udara, jumlah bahan bakar
dan sebagainnya. Jika peralatan kontrol tidak berfungsi dapat terjadi
kecelakaan.
Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja. Organisasi harus
mengembangkan standar pelatihan bagi seluruh individu di lingkungannya. Sesuai
dengan filosofi K3 dari IASP (International Association of Safety Professional)
pekerja harus dilatih mengenai K3. Pemahaman atau budaya K3 tidak datang
dengan sendirinya, namun harus dibentuk melalui pelatihan dan pembinaan.
sebagai contoh, untuk mengemudi kendaraan bermotor di jalan raya tidak bisa
sekedar otodidak, namun lebih efektif jika dilakukan melalui pendidikan
mengemudi (safety driving). Kebutuhan pelatihan K3 antara satu perusahaan
dengan perusahasan lain pasti berbeda sesuai sifat bahaya, skala kegiatan dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
kondisi pekerja. Karena itu pelatihan K3 dikembangkan untuk menjawab
kebutuhan organisasi, bukan sekedar formalitas belaka.
Jenis pelatihan K3 dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
a. Induksi K3 (safety induction) yaitu pelatihan yang diberikan sebelum
seseorang mulai bekerja atau memasuki suatu tempat kerja. Pelatihan ini
ditujukan untuk pekerja baru, pindahan, mutasi, kontraktor, dan tamu yang
berada di tempat kerja.
b. Pelatihan khusus K3 berkaitan dengan tugas dan pekerjaannya masing-masing.
Misalnya pekerja di lingkungan pabrik kimia harus diberi pelatihan mengenai
bahaya-bahaya bahan kimia dan pengendaliannya. Pekerja yang bertugas
sebagai safety officer harus diberi pelatihan misalnya mengenai manajemen K3
atau manajemen risiko. Pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing.
c. Pelatihan K3 umum yaitu program pelatihan yang bersifat umum dan diberikan
kepada semua pekerja mulai level terbawah sampai manajemen puncak.
Pelatihan ini umumnya bersifat awarness yaitu menanamkan budaya atau
kultur K3 di kalangan pekerja. Termasuk dalam pelatihan ini misalnya
mengenai dasar K3 dan petunjuk keselamatan seperti keadaan darurat dan
pemadaman kebakaran (Ramli, 2010).
Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Penyelidikan Kecelakaan
Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja. Inspeksi atau pemeriksaan
keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu alat kontrol atau
pengawasan manajemen yang bersifat klasik terhadap kegiatan perusahaan yang
telah banyak diterapkan dalam upaya menemukan masalah yang dihadapi di
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
lapangan, termasuk untuk memperkirakan besarnya risiko. Inspeksi keselamatan
dan kesehatan kerja adalah salah satu upaya yang bersifat proaktif dan bertujuan
untuk memastikan apakah fasilitas kerja dilapangan telah dikelola secara baik
dilihat dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Inspeksi keselamatan dan
kesehatan kerja dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara internal oleh
perusahaan sendiri ataupun pihak luar (eksternal) perusahaan. Pelaksanaan oleh
pihak luar dapat dilakukan oleh instansi pemerintah berwenang, seperti
Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi serta Migas yang sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku (Ramli, 2013).
Pelaksanaan inspeksi harus disesuaikan dengan keadaan khusus operasi
yang bersangkutan. Lingkup kegiatan inspeksi, antara lain: (Ramli, 2013).
a. Mengidentifikasi potensi permasalahan;
b. Mengidentifikasi peralatan yang tidak baik;
c. Mengidentifikasi tindakan pekerja yang tidak aman;
d. Mengidentifikasi efek dari suatu perubahan atau modifikasi;
e. Mengidentifikasi tindakan perbaikan yang tidak memadai;
f. Memberi informasi kepada pimpinan tentang masalah-masalah yang ada;
g. Menunjukkan kesungguhan manajemen dalam melaksanankan program
keselamatan dan kesehatan kerja;
Macam-macam inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai
berikut: (Ramli, 2013)
1. Inspeksi Secara Berlanjut (Kontinu).
Inspeksi jenis ini biasanya dilakukan di lingkungan produksi yang
dilaksanakan oleh para operator, pekerja pemeliharaan, atau petugas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan secara berlanjut dan berulang.
Misalnya pemeriksaan terhadap peralatan perlindungan diri, perkakas, dan
mesin.
2. Inspeksi Terencana (Planned Inspection).
Adalah inspeksi yang sudah direncanakan dan terjadwal pada kurun waktu
tertentu. Inspeksi ini biasanya dilakukan untuk peralatan-peralatan teknis yang
diisyaratkan menurut perundangan, seperti bejana bertekanan, katup
pengaman, dan lainnya.
a. Inspeksi secara periodik. Inspeksi ini biasanya dilakukan oleh berbagai
ahli, misalnya ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b. Inspeksi untuk menjamin kelayakan peralatan. Inspeksi ini dilakukan oleh
para ahli dari luar perusahaan, seperti ahli boiler, bejana tekan, PSV
(pressure safety valve) dan crane.
c. Inspeksi oleh inspektur pemerintah. Terbagi dua yaitu inspeksi secara
insidental dan inspeksi secara umum. Inspeksi secara incidental, misalnya
mengambil contoh udara, bising, panas, radiasi dan lainnya. Inspeksi
secara umum meliputi pemeriksaan jalan, pagar dan air.
Penyelidikan Kecelakaan Kerja
OHSAS 18001 mensyaratkan diadakannya penyelidikan setiap insiden
yang terjadi dalam organisasi. Insiden adalah semua kejadian yang menimbulkan
atau dapat menimbulkan kerugian baik materi, kerusakan atau cedera pada
manusia. Insiden meliputi kecelakaan, kebakaran, penyakit akibat kerja, kerusakan
dan hampir celaka (near miss). Penyelidikan bertujuan untuk:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
a. Mencari faktor utama penyebab kejadian untuk mencegah terulangnya
kejadian serupa;
b. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja yang mengalami kecelakaan
dengan melakukan penyelidikan dapat diketahui faktor penyebab utama, dan
tidak menjadikan pekerja sebagai kambing hitam penyebab kecelakaan;
c. Sebagai bahan laporan kecelakaan kepada institusi terkait termasuk
kepentingan asuransi kecelakaan;
d. Mengetahui kelemahan yang ada dalam sistem manajemen K3, setiap
kecelakaan mengindikasikan adanya kelemahan dalam sistem manajemen K3
organisasi;
Penyelidikan insiden sebaiknya paling tepat dilakukan oleh pengawas
setempat atau ahli keselamatan dan kesehatan kerja dengan pertimbangan antara
lain:
a. Pengawas paling bertanggung jawab menjaga kelancaran dan keselamatan
operasi sehari-hari;
b. Pengawas paling mengetahui dan memahami kondisi operasi, sifat pekerjaan,
kondisi pekerja serta permasalahan yang ada yang mendukung terjadinya
kecelakaan;
c. Pengawas juga memiliki ikatan personal dan emosional yang erat dengan
pekerja yang mengalami kecelakaan sehingga paling merasakan dampak dari
suatu kecelakaan;
Beberapa pertimbangan yang perlu mendapat perhatian dalam
pengembangan prosedur penyelidikan insiden antara lain:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
1. Persyaratan Umum. Prosedur penyelidikan insiden sekurangnya memuat hal
sebagai berikut:
a. Tanggung jawab dalam penyelidikan insiden, termasuk tindak
lanjutnya;
b. Ketentuan mengenai pelaporan kejadian dan batasannya misalnya
kejadian hampir celaka, kecelakaan ringan, berat atau fatal;
c. Prosedur penyelidikan insiden, pelaporan dan tindak lanjutnya;
2. Tindakan Segera. Setiap kejadian, terutama yang menimbulkan cedera atau
kerusakan besar diperlakukan sebagai keadaan darurat yang harus ditangani
cepat. Dalam prosedur harus dijelaskan bagaimana prosedur melaporkan
kejadian termasuk tindakan penanganan dan pengamanannya. Organisasi
sekurangnya menetapkan nomor telepon khusus untuk melaporkan setaip
kejadian kepada pihak berkepentingan misalnya ambulance, security, petugas
K3 dan lainnya.
3. Rekaman Kejadian. Data dan informasi mengenai kejadian harus tercatat dan
disimpan dengan baik misalnya di klinik darurat, sekuritu dan kantor K3.
4. Penyelidikan. Prosedur juga mencakup proses penyelidikan kejadian, termasuk
penentuan penanggungjawab penyelidikan yang meliputi:
a. Siapa yang melakukan penyelidikan baik secara individu maupun
dalam bentuk tim penyelidikan kejadian;
b. Tujuan penyelidikan kejadian;
c. Proses dan teknik penyelidikan;
d. Laporan penyelidikan kejadian;
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
5. Tindakan Koreksi. Setelah kejadian harus segera diambil langkah koreksi
untuk menghilangkan faktor penyebab kejadian atau penyimpangan yang
ditemukan dalam penyelidikan awal. Langkah ini diperlukan agar kondisi
operasi dalam pulih kembali dan aman dari sumber bahaya. Tindakan koreksi
dapat mencakup manusia, mesin, alat kerja, lingkugan kerja atau proses yang
berbahaya.
6. Tindakan Pencegahan. Tindakan pencegahan harus segera dilakukan agar
kecelakaan tidak meluas sehingga menimbulkan korban atau kerusakan yang
lebih besar.
7. Tindak lanjut. Prosedur juga nenuat tindak lanjut upaya pencegahan termasuk
tanggungjawab, batas waktu pelaksanaan dan pelaporannya.
Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja mensyaratkan untuk
melakukan evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja oleh manajemen secara
berkala. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja juga mensyaratkan
agar evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja ini dikomunikasikan dan
dikonsultasikan dengan semua pihak yang terlibat. Evaluasi keselamatan dan
kesehatan kerja yang dilakukan oleh manajemen merupakan bagian penting dalam
keselamatan dan kesehatan kerja untuk memastikan bahwa penerapan
sistemmanajemen keselamatan dan kesehatan kerja telah berjalan sesuai dengan
rencanayang diharapkan. Evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan
secara menyeluruh dan tidak bersifat detail untuk isu tertentu. Aspek yang dibahas
dalam evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja, antara lain: (Ramli, 2013)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
1. Kesesuaian kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yang sedang berjalan;
2. Penyempurnaan objektif keselamatan dan kesehatan kerja untuk peningkatan
berkelanjutan;
3. Kecukupan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan proses pengendalian
bahaya;
4. Tingkat risiko saat ini dan efektivitas dari sistem pengendalian;
5. Kecukupan sumber daya yang disediakan;
6. Evaluasi kecelakaan dalam kurun waktu tertentu;
7. Evaluasi penerapan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja;
8. Hasil dari audit keselamatan dan kesehatan kerja, baik internal maupun
eksternal;
Hasil evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja ini dapat merumuskan
langkah-langkah perbaikan dan peningkatan kinerja keselamatan dan kesehatan
kerja periode berikutnya. Langkah perbaikan ini harus konsisten dengan hasil
kinerja keselamatan dan kesehatan kerja, potensi risiko, kebijakan keselamatan
dan kesehatan kerja, ketersediaan sumber daya manusia dan prioritas yang
diinginkan (Ramli, 2013).
Kerangka Berpikir
Gambar 1. Kerangka berpikir
Komitmen Perusahaan
Kebijakan K3
Komunikasi dan Pelatihan K3
Inspeksi K3 dan Penyelidikan
Kecelakaan Kerja
Evaluasi K3
Peran
Ahli K3
Pencapaian Zero
Accident
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
Kerangka pikir di atas menggambarkan variabel yang akan dipakai dalam
pembuatan pedoman wawancara dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang
digunakan diambil dari teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Teori yang dipakai
menurut Mathis dan Jackson. Hanya saja untuk variabel dikembangkan atau
disesuaikan dengan kondisi yang ada pada PT. Pupuk Iskandar Muda itu sendiri.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang bersifat
kualitatif dengan menggunakan wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan
gambaran peran ahli K3 dalam upaya pencapaian zero accident di PT. Pupuk
Iskandar Muda Aceh.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian. Penelitian dilakukan di PT. Pupuk Iskandar Muda
Aceh, hal ini dikarenakan PT PIM merupakan salah satu perusahaan yang maju di
Aceh dan masih bergerak aktif.
Waktu penelitian. Penelitian diadakan mulai dari bulan Mei 2019 sampai
dengan selesai di PT. PIM Aceh.
Subjek Penelitian
Informan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode snowball
sampling. Pemilihan dilakukan secara langsung melalui pertimbangan-
pertimbangan yang ditentukan peneliti sesuai dengan tujuan dan masalah
penelitian. Pemilihan informan dilakukan berdasarkan ijin dari pihak perusahaan
untuk diteliti, maka yang menjadi informan dalam penelitian ini kepala
keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan (K3LH) di PT. Pupuk Iskandar
Muda dan dua orang karyawan bagian K3LH yang telah mengambil sertifikasi ahli
K3.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
Definisi Konsep
Untuk memberikan satu persepsi dan arah yang jelas terhadap masalah
yang dihadapi maka perlu adanya penjelasan beberapa istilah yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini:
1. Peran merupakan seperangkat perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh
seseorang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya serta tindakan tersebut
sangat diharapkan oleh banyak orang.
2. Ahli Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah karyawan tetap di perusahaan
yang telah mengikuti sertifikasi ahli K3 umum.
3. Zero Accident adalah penghargaan yang didapat perusahaan dari pemerintah
kepada manajemen karena telah melakukan pencegahan kecelakaan kerja
melalui program-program keselamatan dan kesehatan kerja pada jangka waktu
tertentu.
4. Komitmen perusahaan adalah tekad dan keinginan, terutama dari pimpinan
mulai level pengawas sampai manajemen puncak untuk menciptakan nihil
kecelakaan kerja di tempat kerja yaitu dengan memberikan sikap dan tindakan
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pernyataan tertulis
yang ditandatangani oleh pengusaha dan/ atau pengurus yang memuat seluruh
visi dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan keselamatan
dan kesehatan kerja, serta kerangka dan program kerja yang mencakup
kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan operasional,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
dimana kebijakan tersebut harus diimpelementasikan guna mendukung
terciptanya nihil kecelakaan kerja di tempat kerja.
6. Komunikasi dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
kegiatan penyampaian informasi-informasi keselamatan dan kesehatan kerja
kepada semua pekerja yang dilakukan sesuai kebutuhan mengenai risiko
pekerjaan yang harus dihadapi dan cara penanganannya untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap pekerja sehingga tercipta nihil
kecelakaan kerja.
7. Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja dan penyelidikan kecelakaan kerja
adalah salah satu alat kontrol atau pengawasan manajemen terhadap kegiatan
perusahaan dalam menemukan masalah di lapangan, termasuk memperkirakan
besarnya risiko dan mempelajari faktor penyebab kecelakaan sehingga
kejadian serupa dapat dicegah dan tidak terulang kembali di kemudian hari.
8. Evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian penting dalam
keselamatan dan kesehatan kerja yang bersifat menyeluruh untuk merumuskan
langkah-langkah perbaikan dan peningkatan kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja sehingga hasilnya harus konsisten dengan potensi risiko,
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, ketersediaan sumber daya manusia
dan prioritas yang diinginkan sehingga dapat mencapai nihil kecelakaan kerja.
Metode Pengumpulan Data
Data primer. Data primer diperoleh dari informan dengan menggunakan
pedoman wawancara kepada pihak terkait.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
Data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumen terkait pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja sehingga
mampu mencapai zero accident, serta data-data pendukung mengenai gambaran
umum PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh. Selain itu data sekunder juga diperoleh
dari studiliteratur mengenai standar atau peraturan yang berhubungan dengan
kecelakaan kerja. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik yang akan
digunakan dalam memperoleh data yang lengkap, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk menggali informasi yang berkenaan
dengan suatu masalah dengan melakukan kegiatan tanya jawab secara
langsung atau bertatap muka dengan pihak yang memiliki kaitan dengan obyek
yang akan diteliti. Teknik ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data
mengenai peran ahli k3 dalam pencapaian zero accident.
2. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data antara lain: sejarah berdirinya
perusahaan dan perkembangannya, struktur organisasi, serta data mengenai
ketenagakerjaan pada PT Pupuk Iskandar Muda Aceh.
Instrumen penelitian. Dalam melakukan penelitian kualitatif, peneliti
merupakan instrumen utama, namun dibantu dengan instrument lain berupa
pedoman wawancara mendalam Adapun jenis wawancara responden secara
mendalam. Hal ini, menurut peneliti sangat efektif untuk mendapatkan kejelasan
dan kekuatan digunakan instrument pendukung berupa lalat pencatat seperti buku
tulis, pulpen, kamera handphone dan perekam suara.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
Metode Analisis Data
Analisis data. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan analisis tematik dan analisis isi. Analisis tematik
digunakan untuk mengidentifikasi tema-tema yang terpola dari hasil wawancara
yang telah diperoleh. Sedangkan analisis isi digunakan untuk mengidentifikasi
pesan nyata dari sebuah dokumen yang diteliti yang dapat berupa teks, gambar,
dan simbol. Dengan menggunakan analisis ini, peneliti mampu melihat
kecenderungan isi media berdasarkan konteks, proses, dan kemunculan dari
dokumen-dokumen yang diteliti kemudian menghubungkannya dengan realitas
yang terjadi. Selanjutnya data yang sudah terkumpul akan diolah dan disajikan
dalam bentuk narasi berdasarkan variabel.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Gambaran Umum dan Sejarah Singkat PT. Pupuk Iskandar Muda
PT Pupuk Iskandar Muda atau biasa disebut PT PIM adalah anak
perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang industri kimia
khususnya memproduksi pupuk urea dan ammonia. Dengan memanfaatkan
tersedianya cadangan gas alam besar yang ditemukan di Desa Arun, Kabupaten
Aceh Utara serta sumber air yang mengalir dari pegunungan di Aceh melalui
Sungai Peusangan, PT PIM berdiri dengan kapasitas sama dengan pabrik-pabrik
pupuk yang sebelumnya dibangun pemerintah yaitu 570.000 ton/tahun dan
ammonia 386.000 ton/tahun, merupakan pabrik pupuk urea ke-11 di Indonesia.
Saat ini PT PIM memiliki 2 Unit pabrik yang memproduksi urea jenis prill
(butiran) dan granule (tablet) yang masing-masing berkapasitas sama. Kedua jenis
urea itu diproyeksikan dapat mensuplai pupuk nasional setiap tahun dan bahkan
dapat mengekspor melalui fasilitas pelabuhan sendiri. PT PIM berdiri dengan
strategi untuk mencukupi kebutuhan pupuk urea di kawasan Indonesia bahagian
barat yang secara geografis termasuk kawasan pertanian, setelah sebelumnya
kebutuhannya dirintis oleh PT Pusri Palembang. Maka kehadiran PT PIM dapat
memenuhi kebutuhan pupuk untuk petani dan perkebunan yang sangat luas di
wilayah Sumatera bagian utara (Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat). Posisi PT PIM juga sangat strategis
untuk mengekspor kelebihan produknya ke negara-negara tetangga karena secara
topografis sangat dekat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
Pada tahun 2014, menyesuaikan dengan lingkungan bisnis yang
berkembang dan telah diperolehnya jaminan pasokan gas untuk kebutuhan 1
pabrik sampai dengan tahun 2027 dan berubahnya asumsi sesuai ekonomi global
serta rencana pengembangan usaha ke depan yang akan beroperasi hanya 1 pabrik,
maka PT PIM telah melakukan review atas Rencana Jangka Perusahaan (RJP)
2011-2015 menjadi RJP 2015-2019. Perubahan tersebut mendorong PT PIM untuk
melakukan terobosan dengan mengembangkan usaha diversifikasi antara lain:
pembangunan pabrik NPK, pabrik asam sulpat dan asam pospat, produk alsintani,
benih padi, dan lain-lain. Pengembangan dan penyempurnaan diversifikasi usaha
tersebut maka akan menguatkan posisi PT PIM sebagai perusahaan pupuk dan
petrokimia yang terus maju dan berkembang di masa depan, sehingga dapat
memberikan nilai tambah kepada stakeholders dan berperan aktif dalam
menunjang ketahanan pangan dengan memenuhi standar mutu yang berwawasan
lingkungan.
Nama Perusahaan : PT Pupuk Iskandar Muda
Alamat : Jalan Medan-Banda Aceh, Krueng Geukueh, Aceh Utara
Indonesia
Fax : (62-645) 56095
Nomor Telepon : (62-645) 56222
Bidang Bisnis : Urea, Amonia, Adsorben Pimit, Urea Formaldehyde dan
Pupuk Organik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40
Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan PT. Pupuk Iskandar Muda
Visi PT. Pupuk Iskandar Muda. “Menjadi Perusahaan Pupuk dan
Petrokimia yang Kompetitif”.
Misi PT. Pupuk Iskandar Muda. Memproduksi dan memasarkan pupuk
dan produk petrokimia dengan efisien, memenuhi standar mutu dan berwawasan
lingkungan, memberikan nilai tambah kepada stakeholder, berperan aktif
menunjang ketahanan pangan.
Tata nilai perusahaan. Tata nilai dari perusahaan ini yaitu:
Semangat. Yakin berusaha dan pantang menyerah dalam menghadapi
segala tantangan untuk mencapai kejayaan.
Peduli pelanggan. Mengerti dan melayani melebihi harapan pelanggan
serta memberikan solusi yang terbaik.
Integritas. Memiliki kejujuran, disiplin, tanggungjawab dan konsisten
dalam setiap tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Kerjasama. Bersatu mencapai tujuan untuk memberikan hasil terbaik
dengan saling menghargai kelebihan dan kekurangan anggota tim.
Efisien. Merencanakan dan melaksanakan aktifitas dengan selalu
melakukan evaluasi dan perbaikan dengan parameter tepat waktu, tepat mutu, tepat
biaya, kreatif dan inovatif untuk mencapai hasil yang kompetitif. Selanjutnya
disingkat dengan sebutan "SPIKE".
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41
Struktur Organisasi di PT. Pupuk Iskandar Muda
Gambar 2. Struktur organisasi perusahaan
Jumlah Tenaga Kerja
PT. Pupuk Iskandar Muda memiliki jumlah pekerja sebanyak 697 pekerja.
Data karyawan dan karyawati di PT. Pupuk Iskandar Muda dapat dilihat melalui
kolom berikut:
STAF
DIREKTUR
UTAMA
DIREKTORAT UTAMA
SEKRETARIS
PERUSAHAAN
DIREKTORAT
PRODUKSI, TEKNIK,
& PENGEMBANGAN
SPI
KOMPARTEMEN
PRODUKSI
KOMPARTEMEN
TEKNIK DAN
PENGEMBANGAN
DEPARTEMEN
PENGENDALIAN
PROSES DAN ENERGI
DEPARTEMEN K3 &
LH
DEPARTEMEN
INSPEKSI
STAF DIREKTUR
PRODUKSI, TEKNIK &
PENGEMBANGAN PROYEK
DIREKTORAT
KOMERSIL
KOMPARTEMEN
PEMASARAN DAN
PENJUALAN
KOMPARTEMEN
KEUANGAN &
KINERJA KORPORAT
STAF
DIREKTUR
KOMERSIL
DIREKTORAT
KOMERSIL
KOMPARTEMEN
SDM
KOMPARTEMEN
UMUM
KOMPARTEMEN
TATA KELOLA
KORPORASI
DEPARTEMEN
PKBL
STAF
DIREKTUR
SDM DAN
TATA
KELOLA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42
Tabel 1
Jumlah Tenaga Kerja di PT. Pupuk Iskandar Muda
Bagian n
Direktur Utama 1
Direktur Komersil 1
Direktur SDM & Umum 1
Direktur Produksi Teknik & Pembangunan 1
Grade I (GM) 9
Grade 2 (Manager) 29
Grade 3 (Superintendent) 40
Grade 4 (Supervisor) 210
Grade 5 (Staf Pratama III) 276
Grade 6 (Pelaksana Utama) 35
Grade 7 (Pelaksana Madya) 94
Jumlah 697
Jam Kerja
Seluruh pekerja di PT. Pupuk Iskandar Muda memiliki waktu kerja 8 jam
kerja/hari, yaitu dimulai dari pukul 07.00 – 16.00 WIB untuk waktu reguler jika
lembur menjadi pukul 07.00 - 18.00 WIB sedangkan jadwal shift terbagi menjadi
tiga bagian yaitu:
Shif I : Jam 00.00 - 08.00 WIB
Shift II : Jam 08.00 - 16.00 WIB
Shift III : Jam 16.00 – 00.00 WIB
Struktur Organisasi K3LH
Departemen K3LH terdiri dari tiga bagian yaitu bagian lingkungan hidup,
bagian resque dan penanggulangan serta bagian keselamatan dan kesehatan kerja.
Semua bagian dibawah kepala manager K3LH. Jumlah pekerja untuk bagian
K3LH 44 orang. Terbagi atas 12 orang bagian keselamatan dan kesehatan kerja, 27
orang bagian rescue dan penanggulangan dan 5 orang bagian lingkungan hidup.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
43
Departemen K3LH Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Gambar 3. Struktur organisasi bagian keselamatan dan kesehatan kerja
SAFETY
INSPECTOR
AMONIAK
MANAGER K3
& LH
SUPERINTENDENT
KESELAMATAN
DAN KESEHATAN
KERJA
SUPERVISOR
KESEHATAN
KERJA & HYGIENE
PERUSAHAAN
SUPERVISOR
ANALISA
KESELAMATAN
SAFETY
INSPECTOR
UREA
SAFETY
INSPECTOR
UTILITAS
SAFETY
INSPECTOR
OFFSITE
SAFETY
INSPEKTOR
OUTER
PLAN
STAF PEMBINA
KESELAMATAN
STAF
PENDATAAN
DAN ANALISA
STAF HIGIENE
PERUSAHAAN
STAF
KESEHATAN
KERJA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
44
Departemen K3LH Bagian Lingkungan Hidup dan Bagian Rescue &
Penanggulangan
Gambar 4. Struktur bagian lingkungan hidup dan bagian rescue &
penanggulangan
Proses Produksi PT. Pupuk Iskandar Muda
Urea. PT. Pupuk Iskandar Muda memproduksi dua jenis pupuk urea, yaitu
Urea Prill dan Urea Granule. Spesifikasi teknis kedua macam pupuk urea tersebut
STAF
PERENCANAAN
LINGKUNGAN
STAF
PERENCANAAN
LINGKUNGAN
MANAGER K3 & LH
SUPERINTENDENT
RESCUE &
PENANGGULANGAN
SUPERVISOR RESCUE &
PENANGGULANGAN
SUPERINTENDENT
LINGKUNGAN HIDUP
SUPERVISOR
PENGENDALIAN
LINGKUNGAN
SUPERVISOR
PERENCANAAN
LINGKUNGAN
STAF
PENGENDALIAN
LINGKUNGAN
STAF
PERENCANAAN
LINGKUNGAN
FOREMAN HAR
PERALATAN
SAFETY &
GUDANG
FOREMAN RESCUE &
PENANGGULANGAN
PABRIK (A,B,C,D)
FOREMAN
RESCUE &
PENANGGULAN
GAN
LINGKUNGAN
(A, B, C, D)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45
relatif sama hanya berbeda dalam hal ukuran butiran, dimana pupuk urea granule
lebih besar dan mengandung lebih banyak anti cacking.
Tabel 2
Spesifikasi Urea di PT. Pupuk Iskandar Muda
Spesifikasi Teknis Urea Prill Urea Granule
Kandungan Nitrogen 46 % (Minimal) 46 % (Minimal)
Kandungan Air 0,5 % (Maksimal) 0,5 % (Maksimal)
Biuret 1,0 % (Maksimal) 1,0 % (Maksimal)
Warna Putih (coating
dan uncoating)
Putih dengan perlakuan anti
cacking
Kemasan Dalam karung 50 kg
dan curah
Dalam karung 50 kg dan
curah
Urea di produksi dengan mereaksikan amonia (NH3) dan carbon dioksida
(CO2). Larutan urea murni dikristalkan secara vakum, kemudian dilelehkan
kembali dalam melter dengan menggunakan steam sebagai pemanas. Dari atas
prilling tower, lelehan urea diteteskan yang akan memadat setelah didinginkan
dengan udara.
Amonia. PT. Pupuk Iskandar Muda mempunyai dua pabrik amonia yang
berbahan baku gas alam dengan kapasitas terpasang mencapai total 2.370 ton per
hari.
Deskripsi produk:
1. Kandungan amonia 99,0% min
2. Kandungan air 0,5% max
3. Kandungan minyak 10 ppm max
Amonia diprioritaskan sebagai bahan baku produksi pupuk urea, kelebihan hasil
produksi tersebut dapat dikomersilkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46
Adsorbent PIMIT. Adsorbent Sulfur Removal digunakan sebagai media
penyerap gas Hydrogen Sulfida (H2S) yang terdapat pada industri gas bumi dan
minyak. Selain juga digunakan pada pengolahan limbah, industri baja, dan pabrik
Amonia.
Salah satu proses pemisahan sulfur dalam gas bumi adalah menggunakan
Adsorben Sulfur Removal, diantaranya Sponge Iron, Sulfatreat, TC-77 ,DEA,
Activated Carbon dan lainnya, yang sebahagian besar masih harus diimpor.
Dikarenakan Kandungan H2S dalam gas bumi di Aceh cukup besar (80-300 ppm),
dimana yang bisa ditolerir masuk kedalam proses hanya 5 ppm, maka kebutuhan
Adsorben Sulfur Removal untuk sebuah pabrik Pupuk cukuplah besar. Oleh
karena itu PT. PIM bekerja sama dengan ITB – Bandung melakukan penelitian
untuk membuat sendiri Adsorben Sulfur Removal, & telah menemukan proses
untuk memproduksi Adsorben Sulfur Removal dengan kualitas yang lebih baik
dari yang dipakai saat ini. Hasil temuan itu dinamai dengan PIMIT.
Spesifikasi Produk:
1. Bentuk: Pellet
2. Ukuran: 5 x 5 mm
3. Bulk Density: 900 – 1.050 Kg/m3
Adsorben PIMIT dihasilkan dari hasil reaksi antara besi sulfhate dan
sodium carbonat dengan penambahan hot water, yang kemudian dicuci dan
dikeringkan dengan udara panas dan selanjutnya dicrusher dan dipelletkan.
Urea formaldehyde. Kegunaan dari Urea Formaldehyde adalah sebagai
anti cacking pada Urea Granulle. Namun bila ada permintaan dapat juga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
dikomersilkan. Prosesnya Urea Formaldehyde adalah hasil reaksi antara Methanol,
caustic soda dan urea solution.
Pupuk organik. Pengembangan Pupuk Organik ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Pertanian No.76/Permentan.O.T.140/12/2007 dengan
mengalokasikan pupuk organik untuk tanaman pangan sebanyak 345.000 Ton
yang produksi dan distribusinya diserahkan kepada PT Petrokimia Gresik, PKT,
Pusri dan Kujang.
Pada tahun 2011 PT PIM baru memproduksi pupuk organik dengan
nama PIM ORGANIK yang bekerjasama dengan pihak ketiga untuk dipasarkan ke
seluruh wilayah pemasaran.
Manfaat Pupuk PIM Organik:
1. Memperbaiki Kualitas & Struktur Tanah;
2. Meningkatkan Daya Serap & Simpan Air;
3. Mempercepat Perkembangan Akar;
4. Memberikan Unsur Hara Mikro untuk merangsang pertumbuhan tanaman;
5. Memberikan antibodi bagi tanaman sehingga tahan terhadap serangan
hama penyakit serta menyehatkan tanaman;
6. Sesuai untuk semua jenis tanah & tanaman.
Standar Mutu Pupuk PIM Organik (Granul)
1. C Organik: 13.06 %
2. C/N rasio: 20.40 %
3. Kadar Air: 14.44 %
4. pH: 7.5
5. N: < 6 %
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
48
6. P dalam K2O: < 6 %
7. K dalam K2O: < 6 %
8. Bentuk: Granul
9. Ukuran: 2 – 4 mm
Hasil Produksi
Hasil produksi yang dihasilkan dari bahan baku dan proses produksi di PT.
Pupuk Iskandar Muda adalah:
1. Urea
2. Amonia
3. Adsorben Pimit
4. Urea Formaldehyde (dalam tahap commissioning)
5. Pupuk Organik
Peraturan Perundang-Undangan K3 yang Dilakukan oleh PT. Pupuk
Iskandar Muda
a. UU NO. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU NO. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (SMK3)
d. Permenaker No. 44 tahun 2015 tentang BPJS Ketenagakerjaan
Program K3 yang Berjalan di PT. Pupuk Iskandar Muda
Program Behavior Based Safety (BBS), dalam melaksanakan program
tersebut perusahaan melakukan kegiatan, antara lain:
a. Survei terhadap perilaku budaya K3 terhadap karyawan di lingkungan PT
Pupuk Iskandar Muda. Tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49
profil Safety Culture Maturity Level (SCML) di PT Pupuk Iskandar Muda.
PT Pupuk Iskandar Muda sudah memiliki komitmen yang tinggi dari
manajemen puncak dan menengah. Hal ini tercermin dari alokasi sumber
daya yang memadai untuk program-program K3.
b. Safety Management Walk Through (SMWT) yang dilakukan oleh
manajemen PT Pupuk Iskandar Muda. Kegiatan ini bertujuan agar tim
manajemen dapat mengetahui kondisi lingkungan kerja terhadap
kesesuaian peraturan K3 dan dapat langsung dikomunikasikan terhadap
karyawan di lapangan untuk ditindaklanjuti ke tahap perbaikan.
c. Simulasi Tanggap Darurat
d. Media Nearmiss Card digunakan untuk melakukan pelaporan terhadap
temuan kondisi maupun perilaku yang tidak aman di tempat kerja.
Sehingga temuan di lapangan dapat dilaporkan dan dicatat untuk segera
ditindaklanjuti serta menumbuhkan rasa kepedulian K3 terhadap seluruh
karyawan PT Pupuk Iskandar Muda.
Program Process Safety Management (PSM), Adapun beberapa kegiatan
yang dilakukan dalam melaksanakan program PSM, antara lain:
a. Menyiapkan dan review prosedur internal Perusahaan yang terkait dengan
14 elemen PSM.
b. Melaksanakan latihan penanggulangan kecelakaan industri setiap tahun.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan keterampilan tim
penanggulangan kecelakaan industri dalam melakukan tindakan
pengamanan, pertolongan korban dan penanggulangan terhadap kecelakaan
industri skala besar di lingkungan perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
50
c. Sosialisasi penerapan Contractor Safety Management System (CSMS).
Kegiatan Bulan K3 Nasional, Pada tahun 2017 tema yang diambil adalah
“Tingkatkan Budaya Untuk Mendorong Produktivitas dan Daya Saing di Pasar
International”. Adapun rangkaian kegiatan Bulan K3 Nasional PT Pupuk Iskandar
Muda pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:
a. Fire Fighting & Rescue Contest
b. Senam Sehat & Sepeda Santai
c. Pelatihan Tanggap Darurat Untuk Desa Binaan, Mahasiswa & Siswa, Anak
Perusahaan & Kontraktor
d. Water Rescue Awareness
e. Lomba Poster K3
f. Forklift Skill Competition
g. Penanaman Pohon Manggrove
h. Penyuluhan K3 untuk Ibu-Ibu PIK
Emergency Team dan Safety Representative, Selain P2K3, PT Pupuk
Iskandar Muda juga membentuk Emergency Team dan perwakilan keselamatan
dan kesehatan kerja di masing-masing unit kerja (safety representative).
Emergency team dan safety representative beranggotakan perwakilan karyawan
dari masing-masing unit kerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
51
Karakteristik Informan Penelitian
Tabel 3 menjelaskan mengenai identitas dari informan.
Tabel 3
Identitas Informan Penelitian
Nama Umur Jenis
Kelamin
Pendidikan
Terakhir
Jabatan Masa
Kerja
Irdian 56 tahun Laki-laki SLTA Kepala K3LH 34 tahun
Usman 35 tahun Laki-laki S1 Superintendent
Bagian K3
12 tahun
Zulfikar 35 tahun Laki-laki S1 Supervisor
Bagian K3
12 tahun
Pencapaian Nihil Kecelakaan Kerja
Prestasi kerja di bidangkeselamatan dan kesehatan kerja yaitu pencapaian
nihil kecelakaan kerja. Pemerintah akan memberikan penghargaan nihil
kecelakaan kerja dalam bentuk piagam dan plakat kepada perusahaan yang
berhasil mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja yang dapat
mengakibatkan pekerja sementara tidak mampu bekerja (STMB) selama 2x24 jam
dan atau menyebabkan terhentinya proses dan atau rusaknya peralatan tanpa
korban jiwa dimana kehilangan waktu kerja tidak melebihi shift berikutnya pada
kurun tertentu dan jumlah jam kerja orang tertentu.
Komitmen Perusahaan
Komitmen pimpinan. Komitmen pimpinan merupakan pondasi dalam
manajemen keselamatan kerja di perusahaan. Inti manajemen keselamatan kerja
adalah komitmen perusahaan dan usaha usaha keselamatan kerja yang
komprehensif. Berdasarkan hasil wawancara di PT Pupuk Iskandar Muda
diperoleh informasi bahwa perusahaan telah memiliki komitmen manajemen yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
52
diatur dalam kebijakan perusahaan. Informasi tersebut sesuai dengan Kepala
K3LH yang mengatakan:
“Ya, jadi di perusahaan ini ada yang namanya safety policy (kebijakan
komitmen). Kebijakan itu tertuang di dalam kebijakan direksi, disitu Top
Management konsen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dan
kontraktor yang berkerja di area perusahaan. Peran Ahli K3 di sini memberikan
masukan terhadap penyusunan komitmen manajemen masukan itu dilakukan
melalui rapat yang diselenggarakan bersama top manajemen. Top manajemen
yang memutuskan dan mengendalikan hasil rapat namun ahli K3 hanya memberi
masukan terkait kebijakan yang akan diselenggarakan di perusahaan.”
Anggaran khusus K3. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh di PT
Pupuk Iskandar Muda anggaran khusus K3 sudah disediakan khusus oleh
manajemen setiap tahun untuk kebutuhan peralatan maupun kampanye K3, hal
tersebut dapat terbukti dengan ungkapan informan Superintendent bagian K3 di PT
Pupuk Iskandar Muda yang mengatakan:
“Terkait dengan anggaran kita disini setiap tahun menganggarkan untuk
beberapa program terkait dengan kebutuhan safety kita diantaranya adalah
anggaran untuk peralatan pendukung seperti alat pelindung diri (helm, kacamata,
sepatu dan alat-alat K3 lainnya). Ahli K3 yang membuat daftar peralatan apa
yang diperlukan untuk karyawan di perusahaan seperti peralatan yang telah
habis, rusak, bahkan peralatan yang belum tersedia jadi anggaram juga dapat
disesuaikan dari penyusunan keperluan tersebut. Kemudian kita juga
merencanakan kegiatan-kegiatan seperti kampanye K3 jadi bukan hanya
peralatan tetapi juga program-program yang memang mengarah kepada
kampanye K3, misalnya kita mengkampanyekan setiap tahun bulan K3 nasional
12 januari-12 februari rutin dirayakan setiap tahun. Bentuk perayaan bersifat
kampanye ada pelatihan, sosialisasi, perlombaan juga ada yang melibatkan bukan
hanya karyawan, kontraktor dan juga keluarga karyawan. Event di bulan K3
nasional seperti jalan santai, sepeda santai, stand K3 dan perlombaan kuis K3.
Jadi sosialisasi kita lakukan menyeluruh yang memiliki tema setiap tahun
berubah-ubah namun konsep nya tetap mengkampanyekan bukan hanya di
perusahaan tapi masyarakat luar juga. Setiap tahun kita juga melakukan
sosialisasi tanggap darurat kepada masyarakat, pelajar dan mahasiswa serta
instansi-instansi terkait. Mereka kita latih misalnya untuk penanganan kebakaran,
bagaimana menghadapi kondisi kedaruratan seperti bocor gas amonia, bahaya-
bahaya listrik, kita latih juga pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). K3 PT
Pupuk Iskandar Muda ini targetnya mengkampanyekan K3 bukan hanya karyawan
tetapi masyarakat sekitar juga. Ahli K3 berperan sebagai yang mengatur,
membentuk panitia dan menyusun semua acara dalam pelaksanaan bulan K3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
53
nasional. Penyampaian sosialisasi disampaikan oleh ahli K3 serta yang mengatur
sosialisasi ke masyarakat juga di bantu oleh personel K3 atas arahan dari ahli
K3.
Kita juga punya program K3 yang disebut Process Safety Management
(PSM) Program keselamatan dan kesehatan kerja PSM masih banyak kendala
karena merupakan program baru. Kendala di PSM yaitu ruang lingkupnya luas,
jadi dalam proses perlu pendampingan dari konsultan, terkait penggunaan jasa
konsultan butuh anggaran. Anggaran untuk hal tersebut masih terbatas.”
Fasilitas K3 dan pemeliharaannya. Berdasarkan hasil wawancara yang
diperoleh dari informan sudah disediakan fasilitas K3 dan juga dilakukan
pengecekan sebagai upaya pemeliharaan. Hal tersebut dapat terbukti dengan
pernyataan dari informan penelitian supervisor bagian K3 mengatakan:
“Kapasitas perusahaan kita nasional, fasilitas disini selalu mandatory
yang harus ada misalkan kebutuhan kita di lapangan. Salah satunya asuransi
merupakan persyaratan yang di mandatorykan pemerintah juga bagian dari
regulasi seperti fasilitas emergency; fire truck, fire hydrant, fire alarm system dan
lain-lain. Peran Ahli K3 disini mencatat segala fasilitas K3 di perusahaan”
“Terkait pemeliharaanya terdapat jadwal rutin. Pemeliharaan tergantung
alat apa. Seperti alat pemadam api ringan secara regulasi dilakukan pengecekan
enam bulan sekali atau setahun dua kali terkait alarm beda lagi, hydrant beda
lagi, tergantung alat apa. Peran ahli K3 disini ikut turun dalam pengecekan alat-
alat namun didampingi oleh personel K3 lain dari departemen K3LH”
Personel K3. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh bahwa sudah
ada jadwal yang disusun untuk bertugas. Hal tersebut dapat terbukti dengan
pernyataan dari informan penelitian supervisor bagian K3 yang mengatakan:
“Kita ada jadwalnya, personelnya sudah di atur mengikuti jadwal tersebut
mereka bertugas, sudah ada pembagiannya. Peran Ahli K3 yang mengatur
personel K3 sesuai dengan kompetensi yang cocok pada karyawan bagian K3LH”
Kebijakan K3
Penyusunan kebijakan K3. Berdasarkan hasil wawancara di PT Pupuk
Iskandar Muda sudah memiliki kebijakan K3. Kebijakan K3 tersebut telah
terintegrasi langsung dari manajemen. Hal tersebut dapat terbukti dari pernyataan
informan Superintendent bagian K3 yang mengatakan:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
54
“Kebijakan K3 sudah termasuk mutu dan lingkungan. Ini sudah
terintegrasi kebijakan K3 disini langsung dari manajemen. Jadi dari top ke down
(dari manajemen ke bawahannya) dan kita di bawah sebagai eksekutornya. Peran
Ahli K3 dalam kebijakan K3 yaitu sebagai eksekutor. Kita dapat lihat di poin ke
empat dan poin satu. SMK3 wajib kita jalankan dan perusahaan sudah mendapat
sertifikat SMK3 dan sudah dapat bendera emas SMK3 poin empat, poin tujuh dan
poin dua belas. Peran ahli K3 juga menerima masukkan dan mencari solusi
permasalahan dari karyawan dan ditindaklanjut sebagai masukan untuk
pencapaian yang lebih baik. Contoh kita sudah mencanangkan kacamata. Tapi
kawan –kawan di lapangan tidak bisa bekerja dengan kacamata yang kita berikan
karena dia area kerja mereka panas dan tubuh mereka mengeluarkan
panas/temperature jadi kacamata beruap dari situ kita lakukan improvement.
Kita lakukan pengadaan kacamata anti fox dia bisa digunakan pada kondisi panas
dan tidak beruap, kacamata beruap saat bekerja dapat mengalami perilaku buruk
dengan membuka kacamatanya. Maka kita upgrade kacamatanya.”
Keterlibatan karyawan dalam pembuatan kebijakan K3. Berdasarkan
hasil wawancara di PT Pupuk Iskandar Muda karyawan mengambil peran dalam
pembuatan kebijakan K3 di perusahaan karena tersedia “saran keselamatan”
kepada setiap karyawan. Pernyataan ini terbukti dari informan Supervisor bagian
K3 yang memberikan informasi yaitu:
“Peran Ahli K3 sebagai komunikator, penerima masukan dari karyawan,
Ada employee partisipant jadi seluruh masukan dari karyawan bisa disampaikan
melalui media yang namanya disebut “saran keselamatan” itu disampaikan oleh
siapa saja ke bagian safety, selanjutnya kita membahasnya untuk masukan kepada
manajemen dan baru kita sampaikan. Salah satu contoh kawan-kawan di
lapangan butuh pakaian kerja yang memang dapat melindungi mereka dari
kecelakaan kerja/ dapat mengurangi efek. Sekarang lagi di persiapkan untuk kita
naikkan ke manajemen. Saran dari kawan-kawan di lapangan dibutuhkan untuk
menaikkan kualitas manajemen K3 kedepannya.”
Komunikasi dan Pelatihan K3
Sosialisasi program K3. Sosialisasi yaitu salah satu bentuk pemberian
informasi K3 kepada karyawan di perusahaan dan semua pihak yang berada dalam
kawasan area perusahaan. PT Pupuk Iskandar Muda telah menerapkan komunikasi
K3 di perusahaan tersebut dengan diperoleh dari hasil wawancara bersama
supervisor bagian K3 pihak perusahaan yang mengatakan:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
55
“Setiap penerapan aturan K3 itu yang kita lakukan kepada karyawan
maupun kontraktor yang bekerja di area kerja perusahaan wajib kita lakukan
sosialisasi. Sosialisasi itu kita buat pertemuan langsung/ media-media melalui
desktop perusahaan, email, surat ke unit kerja masing-masing untuk penerapan
aturan tersebut. Peran Ahli K3 yaitu edukator, melakukan sosialisasi dengan
penyampaian langsung.”
Sosialisasi di PT. Pupuk Iskandar Muda terbagi menjadi beberapa bagian:
1. Rapat P2K3 diikuti oleh tingkat manager ke atas di wakili oleh setiap unit
kerja. Pada rapat tersebut disampaikan pelaporan-pelaporan dan informasi K3
serta isu-isu terbaru di lingkungan perusahaan. Peran Ahli K3 pada rapat ini
yaitu menyampaikan permasalahan yang didapat dari karyawan untuk dibahas
dan mencari solusi.
2. Setiap rapat ada safety talk, safety talk dimasukkan ke dalam agenda rapat
tersebut dan disampaikan secara bergiliran dan bergantian dengan topik yang
berbeda-beda seperti isu pekerja ketinggian, tentang ruang terbatas dan lain-
lain. Peran Ahli K3 mengingatkan kepada karyawan yang mendapat giliran
dan memonitor apa yang akan disampaikan.
3. Setiap masing-masing unit kerja terdapat toolbox meeting/ tool box talk
walaupun ini belum diwajibkan namun beberapa unit kerja sudah menerapkan.
Ini dilakukan untuk penyampaian informasi K3. Peran Ahli K3 sebagai
edukator yang menyampaikan informasi K3 setiap pagi melalui pengeras suara
yang telah terhubung ke unit-unit kerja
Rambu-rambu K3. Hasil wawancara dengan informan penelitian di PT
Pupuk Iskandar Muda telah banyak membuat dan memasang rambu-rambu K3
sesuai dengan kebutuhan area kerja masing-masing. Sesuai pernyataan dari
informan yang menagatakan supervisor bagian K3:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56
“Peran ahli K3 yang membuat rambu-rambu K3 dan menetapkan letak
tempat yang sesuai dengan hal tersebut. Peran ahli K3 sebagai edukator dengan
menyampaikan informasi melalui rambu-rambu K3.Perusahaan ini memiliki tiga
area pagar yaitu pagar hijau, kuning dan merah. Pagar hijau dan kuning rambu
lalu lintas di atur oleh departemen keamanan. Untuk pagar merah rambu lalu
lintas dan rambu K3, resque di atur oleh K3LH. Rambu K3 salah satu media
informasi yang langsung bisa dilihat oleh siapapun yang kerja di lapangan terkait
potensi-potensi bahaya tersebut kemudian informasi K3 lainnya kita mewajibkan
seluruh tamu perusahaan, siswa praktek, kontraktor ketika sebelum bekerja ke
lapangan wajib mendapatkan pengarahan K3 (safety induction) apapun peraturan
di kita mereka harus tau dulu sebelum beraktifitas di area tempat kerja. Peraturan
perusahaan salah satunya yang mewajibkan informasi K3 wajib diketahui oleh
siapapun yeng berada di area perusahaan.”
Pertemuan dengan petugas K3. Berdasarkan hasil wawancara diketahui
bahwa telah melaksanakan pertemuan petugas K3 melalui unit-unit kerja yang
akan dilatih sebagai emergency team. Berikut pernyataan dari seorang supervisor
bagian K3, yaitu:
“Peran ahli K3 yaitu memberikan pelatihan terhadap perwakilan unit
kerja. Kita disini ada namanya level unit namanya emergency team. Emergency
team adalah personel dari masing-masing unit kerja yang kita latih selama
beberapa hari untuk mendapatkan ilmu terkait bagaimana penanggulangan baik
itu bagaimana penangulangan kebakaran, P3K selama satu hari. Mereka itu yang
bertanggung jawab melakukan penanggulangan di unti kerja masing-masing atau
penanggulangan awal. Sebelum datang petugas penanggulangan dari safety. Ini
dilakukan pertemuan rutin dan untuk merefresh. Secara sk mereka ditugaskan
selama satu tahun kedepan. Kemudian kita ganti lagi orangnya.”
Pertemuan K3 yang berkualitas bagi pekerja. Berdasarkan hasil
wawancara di PT Pupuk Iskandar Muda yaitu seorang kayawan superintendent
bagian K3 penelitian mengatakan:
“Peran ahli K3 sebagai memberikan usulan atau arahan sesuai kebutuhan
karyawan terkait pelatihan. Terkait pelatihan K3 ada schedule juga tergantung
usulan dari kita dan kebutuhan unit kerjanya. Serta masukan dari K3 misalnya
kita mengusulkan pelatihan ruang terbatas, pelatihan safety leadership tingkat
manager ke atas diberi ilmu bagaimana mengelola manajemen K3 terus di
transfer untuk diimplementasikan sesuai area masing-masing. Jadi K3 bukan
tanggung jawab karyawan namun tanggungjawab setiap individu pekerja
termasuk juga siswa praktek. Contohnya jika terlihat paku dijalan di tindak lanjut
jika tidak mampu baru dilaporkan ke bagian safety. Pelatihan K3 secara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
57
keseluruhan (umum) dilakukan pada saat awal mulai bekerja di perusahaan
(setiap karyawan baru tetap kita bekali pengetahuan K3 dan sudah ada materi-
materi nya) kemudian tinggal di refresh-refresh saja.”
Inspeksi K3 dan Penyelidikan Kecelakaan Kerja
Sosialisasi hasil inspeksi K3. Hasil wawancara di PT Pupuk Iskandar
Muda sudah menerapkan safety representatif sesuai dengan perkataan karyawan
superintendent bagian K3 yaitu:
“Peran ahli K3 sebagai memonitor unit-unit kerjaa. Peran ahli K3 juga
mengumpulkan data terkait pelaporan identifikasi resiko di lapangan. Kita ada
yang namanya prosedur inspeksi K3 di unit kerja masing-masing. Di unit kerja
masing-masing ada “safety representatif”. Unit kerja sudah ada check list untuk
identifikasi bahaya di unit kerja masing-masing itu laporannya disisihkan ke
K3LH sebagai pelaporan. K3LH membahas dan mengidentifikasi apabila itu high
risk. jika yang tidak bisa diselesaikan segera kita naikkan ke rapat P2K3. Di rapat
P2K3 yang hadir tingkat manajemen biar manajemen yang putuskan jadi cepat
prosesnya. Biasanya biaya, biaya yang tidak tahu mau diambil dinaikkan ke rapat
P2K3 kemudian disana akan terpecahkan permasalahannya.”
Penyelidikan kecelakaan kerja. Hasil wawancara di PT Pupuk Iskandar
Muda disampaikan oleh supervisor bagian K3 penelitian terkait penyelidikan
kecelakaan adalah:
“Peran ahli K3 sebagai investigasi. Pelaporan dari pekerja yang mengalami
kecelakaan paling lambat 1x24 jam harus sudah dilaporkan dan ditindak lanjut
oleh tim investigasi. Tim investigasi langsung melakukan investigasi awal ke
tempat kejadian dan mengumpulkan data berupa dokumentasi, kronologis
kejadian dari saksi-saksi di lapangan. Kemudian setelah dilakukan investigasi
tetap ada evaluasi dan hasil rekomendasi.”
Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Aspek yang dibahas dalam evaluasi K3. PT Pupuk Iskandar Muda
melakukan evaluasi K3 Informasi tersebut sesuai dengan Kepala K3LH yang
mengatakan:
“Peran ahli K3 dalam koordinasi dan mengawasi audit. Internal audit
dilakukan satu tahun sekali berdasarkan SMK3 sesuai PP 50 Tahun 2012.
Evaluasi ekternal yaitu tiga tahun sekali untuk mendapatkan bendera emas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58
Pencapaian kami bendera emas tahun 2018. Audit internal oleh koordinator
departemen assement yaitu mengaudit sistem manajemen keseluruhan di
perusahaan dibentuk dari perwakilan unit kerja jadi independent. Jadi K3 itu
tidak boleh saya/pak usman yang mengaudit tapi orang lain yang mengaudit.
Audit inernal SPI (satuan pengawas internal) disitu dia mengaudit sistem yang
kita terapkan diaudit langsung oleh departemen pengawas operasional jadi bukan
perwakilan unit kerja tersebut. Dia akan mengaudit sistem operasional mulai dari
contohnya aturan K3, aturan inspeksi serta aturan pemerintah nanti sampai ke
efektifitasnya efeektif/tidak efektif.”
Tindakan perbaikan dan peningkatan kinerja. Hasil wawancara dengan
informan di PT Pupuk Iskandar Muda. Perusahaan tersebut sudah menerapkan
tindakan perbaikan dari hasil audit yang dilakukan sehingga akan menaikkan
kinerja. Terbukti dari perkataan superintendent bagian K3 yaitu:
“Jadi hasil audit tadi ada hasilnya/kesimpulannya dari situ
ketidaksesuaian atau list-list yang belum kita lakukan akan terdeteksi disitu
melalui dasar itu kita melakukan revisi mungkin penghilangan sebagian aturan
yang sudah tidak relevan dan juga kita menunggu hasil audit sosialisasi tapi kita
sudah melakukan penerapannya.”
Peningkatan kinerja. Hasil wawancara mengenai peningkatan kinerja
telah diterapkan superintendent bagian K3 di PT Pupuk Iskandar Muda
mengatakan:
“Peran ahli K3 dalam menjalankan peraturan-peraturan pemerintah.
Peningkatan kinerja K3 itu dari audit yang tadi, sudah ada nilainya alhamdulillah
nilai kita di atas standar jadi ada improve-improve yang kita lakukan. Audit
internal seperti SMT ISO 140001, ISO 90001, SMK3, SMP (sistem manajemen
pengamanan) dan SMT PIM (sistem manajemen terintegrasi) yang merupakan
bagian dari SMP. Kemudian ada KPKU (kriteria penilaian kinerja unggul) ini
merupakan produk dari kementrian BUMN yang harus dilakukan oleh setiap
perusahaan BUMN yang dilakukan dua tahun sekali. Ada juga GCG aturan yan
dikeluarkan oleh kementrian salah satunya kementrian lingkungan hidup terkait
dengan kinerja K3.”
Peran Ahli K3
Ahli K3. Ahli K3 yang ada di PT Pupuk Iskandar Muda belum terlalu
banyak, khususnya untuk ahli K3 umum di bagian safety hanya terdapat tiga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
59
orang. Bukti dari hasil wawancara dengan informan penelitian mengatakan kepala
bagiam K3LH:
“Ahli K3 umum. Untuk Ahli K3 umum terdapat tiga orang dibagian
K3LH.”
Tugas dan tanggung jawab ahli K3 umum. Ahli K3 yang menjadi
informan menjelaskan tugas dan tanggungjawab Ahli K3 umum di PT Pupuk
Iskandar Muda Siperintendent bagian K3 yaitu:
“Sudah ada di aturan sesuai dengan bidang masing-masing juga umtuk
tugas dan tanggungjawab departemen K3LH sudah sinkron dengan job
description manualnya tidak ada pun sertifikasi Ahli K3 umum namun sudah
melakukan tugas Ahli K3 umum. Tugas Ahli K3 umum itu akan membantu
kompetensi daripada personel K3LH umtuk melakukan tugasnya sehari-hari mulai
dari buat program, menjalankan sistem, pengawasan, evaluasi, sosialisasi
peraturan-peraturan baru. Jadi secara otomatis langsung di praktekkan bagi
personel K3.”
Peraturan yang sesuai undang-undang K3. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pihak PT Pupuk Iskandar Muda supervisor bagian K3
menyampaikan:
“Departemen K3LH ini secara tidak langsung merupakan perpanjangan
kementrian ketenagakerjaan jadi semua peraturan yang diterapkan oleh
kementrian itu kita aplikasikan disini.”
Pembentukan P2K3. Pembentukan P2K3 diperusahaan wajib maka PT
Pupuk Iskandar Muda sudah menerapkan nya dengan memiliki strukturnya.
Superintendent bagian K3 mengatakan:
“Kalau kita itu sudah mandatory sudah ada prosedurnya sendiri. Prosedur
panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3) sudah ada strukturmya
itu juga berjalan dan sekretaris P2K3 nya adalah manager K3LH.
Peran Ahli K3 dalam Pencapaian Zero Accident
Peran Ahli K3 dalam perusahaan merupakan perpanjangan tangan dari
pemerintah dalam melakukan semua peraturan yang harus diterapkan pada setiap
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
60
perusahaan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 4 Tahun 1987
Ahli K3 berfungsi sebagai membantu pimpinan perusahaan atau pengurus untuk
menyelenggarakan dan meningkatkan usaha keselamatan kerja, higene perusahaan
dan kesehatan kerja, membantu pengawasan ditaatinya ketentuan-ketentuan
peraturan perundangan bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Sehingga dengan
adanya Ahli K3 dalam perusahaan pencapaian zero accident dapat tercapai dalam
setiap perusahaan. Keselamatan kerja dilakukan melalui program K3 yang disusun
oleh ahli K3 berupa:
1. Program Behavior Based Safety (BBS)
Dalam melaksanakan program tersebut perusahaan melakukan kegiatan, antara
lain:
a. Survei terhadap perilaku budaya K3 terhadap karyawan di lingkungan PT
Pupuk Iskandar Muda. Tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui
profil Safety Culture Maturity Level (SCML) di PT Pupuk Iskandar Muda.
PT Pupuk Iskandar Muda sudah memiliki komitmen yang tinggi dari
manajemen puncak dan menengah. Hal ini tercermin dari alokasi sumber
daya yang memadai untuk program-program K3. Ahli K3 melakukan
survei ini untuk mengetahui seberapa besar pemahaman karyawan untuk
berperilaku aman dan tidak mengabaikan aturan kerja yang berlaku. Peran
ahli K3 menyusun lembar survei.
b. Safety Management Walk Through (SMWT) yang dilakukan oleh
manajemen PT Pupuk Iskandar Muda. Kegiatan ini bertujuan agar tim
manajemen dapat mengetahui kondisi lingkungan kerja terhadap
kesesuaian peraturan K3 dan dapat langsung dikomunikasikan terhadap
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
61
karyawan di lapangan untuk ditindaklanjuti ke tahap perbaikan. Ini
dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan kerja terhadap kesesuaian
peraturan K3 dan dapat langsung dikomunikasikan terhadap karyawan di
lapangan untuk ditindaklanjut ke tahap perbaikan ini yang dilakukan ahli
K3 langsung turun ke lapangan melakukan pengawasan.
c. Simulasi Tanggap Darurat. Ahli K3 yang melakukan arahan/edukasi untuk
melakukan simulasi tanggap darurat. Simulasi tanggap darurat untuk
membiasakan karyawan jika menghadapi kejadian emergency serta tau
letak titik kumpul jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat di pabrik.
Gambar 5. Para karyawan PT. PIM berlari menuju lokasi assembly point untuk
menyelamatkan diri pada sebuah simulasi tanggap darurat
d. Media Nearmiss Card digunakan untuk melakukan pelaporan terhadap
temuan kondisi maupun perilaku yang tidak aman di tempat kerja.
Sehingga temuan di lapangan dapat dilaporkan dan dicatat untuk segera
ditindaklanjuti serta menumbuhkan rasa kepedulian K3 terhadap seluruh
karyawan PT Pupuk Iskandar Muda. Ahli K3 berperan sebagai pelaporan
dan pencatatan untuk dapat di bahas bersama personel K3 di bagian K3LH
dan melakukan tindakan lebih lanjut. Kartu near miss card terdapat tanggal
kejadian dan lokasi kejadian pada bagian atas. Uraian kejadian akan diisi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
62
oleh ahli K3 sesuai dengan hasil wawancara bersama sumber di tempat
kejadian dan akan diisi saran pencegahan oleh ahli K3 untuk mencegah
terjadi hal yang sama.
Gambar 6. Kartu laporan near miss
2. Program Process Safety Management (PSM)
Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan program PSM,
antara lain :
a. Menyiapkan dan review prosedur internal Perusahaan yang terkait dengan
14 elemen PSM. Peran ahli K3 yang menyiapkan dan mereview 14 elemen.
Isi dari 14 elemen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Partisipasi karyawan
2. Proses informasi keselamatan
3. Analisis bahaya proses
4. Prosedur operasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63
5. Pelatihan
6. Kontraktor
7. Tinjauan keamanan pra startup
8. Integritas mekanik
9. Izin kerja panas
10. Manajemen perubahan
11. Investigasi insiden
12. Perencanaan dan tanggap darurat
13. Audit kepatuhan
14. Rahasia dagang
Terkait dengan program Process Safety Management, Program Safety
Management ruang lingkupnya sangat luas, jadi dalam proses penerapannya perlu
pendampingan dari konsultan, terkait penggunaan jasa konsultan butuh anggaran,
sedangkan anggaran terbatas dari pihak perusahaan. Jadi masih ada kendala terkait
program ini.
b. Melaksanakan latihan penanggulangan kecelakaan industri setiap tahun.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan keterampilan tim
penanggulangan kecelakaan industri dalam melakukan tindakan
pengamanan, pertolongan korban dan penanggulangan terhadap kecelakaan
industri skala besar di lingkungan perusahaan.
c. Sosialisasi penerapan Contractor Safety Management System (CSMS).
Prosedur yang harus dijalankan sesuai dengan prosedur yang dibuat oleh
ahli K3 masih dalam tahap pengerjaan nanti akan terdapat checklist yang
harus diisi oleh kontraktor dan akan dinilai oleh departemen K3LH.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
64
Prosedur ini akan dibuat untuk yang sudah bergabung dan yang akan
bergabung dengan perusahaan. Kontraktor yang menjalankan CSMS akan
diberikan rewards sedangkan yang tidak menjalankan akan diberikan
sanksi. Akan dilakukan tahap sosialisasi diawal program ini yaitu ahli K3
yang akan menjadi edukator.
3. Kegiatan Bulan K3 Nasional
Pada tahun 2017 tema yang diambil adalah “Tingkatkan Budaya Untuk
Mendorong Produktivitas dan Daya Saing di Pasar International”. Adapun
rangkaian kegiatan Bulan K3 Nasional PT Pupuk Iskandar Muda pada tahun 2017
adalah sebagai berikut:
a. Fire Fighting & Rescue Contest
b. Senam Sehat & Sepeda Santai
c. Pelatihan Tanggap Darurat Untuk Desa Binaan, Mahasiswa & Siswa, Anak
Perusahaan & Kontraktor
d. Water Rescue Awareness
e. Lomba Poster K3
f. Forklift Skill Competition
g. Penanaman Pohon Manggrove
h. Penyuluhan K3 untuk Ibu-Ibu PIK
4. Emergency Team dan Safety Representative
Selain P2K3, PT Pupuk Iskandar Muda juga membentuk Emergency Team
dan perwakilan keselamatan dan kesehatan kerja di masing-masing unit kerja
(safety representative). Emergency Team dan safety representative beranggotakan
perwakilan karyawan dari masing-masing unit kerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65
Komitmen Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa PT Pupuk Iskandar
Muda telah memiliki komitmen manajemen untuk mendukung keberhasilan
keselamatan dan kesehatan kerja. Peran ahli K3 menjalankan tugasnya sebagai
komunikator, makna dari komunikator adalah memberikan masukan dan arahan
kepada top manajemen. Namun, keputusan sepenuhnya diberikan kepada top
manajemen. Kebijakan yang telah dibuat akan diawasi oleh ahli K3 untuk
penerapan di lapangan. Komitmen perusahaan tersebut tertuang dalam safety
policy. Safety policy merupakan kebijakan komitmen yang langsung di dalam
kebijakan direksi yang dibuat oleh top manajemen. Top manajemen menerapkan
kepedulian terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, kontraktor dan
yang bekerja di area perusahaan termasuk siswa praktek dan tamu. Hasil penelitian
tersebut sesuai dengan teori yang menyebutkan pondasi dalam sistem manajemen
K3 adalah komitmen kepemimpinan, dan kebijakan manajemen. Sejalan dengan
ketentuan perundangan, keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tugas dan
tanggung jawab manajemen perusahaan. Oleh karena itu, tanpa komitmen dari
manajemen maka pelaksanaan K3 dalam perusahaan tidak akan memberikan hasil
yang baik (Ramli, 2013).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
66
Gambar 7. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
Hasil Penelitian juga menunjukkan keselamatan dan kesehatan kerja di PT
Pupuk Iskandar Muda mendapat prioritas utama sehingga pihak manajemen
menyediakan anggaran khusus untuk keselamatan dan kesehatan kerja. Peran Ahli
K3 yaitu membuat daftar keperluan peralatan yang rusak, habis dan belum tersedia
sehingga anggaran dapat disesuaikan dengan yang telah disusun terlebih dahulu.
Peran Ahli K3 terkait program K3 yaitu bulan K3 nasional ahli K3 sebagai
penyusun acara, penetapan panitia dan sebagai edukator dalam sosialisasi kepada
masyarakat terkait informasi K3. Anggaran khusus untuk keselamatan dan
kesehatan kerja dianggarkan setiap tahun. Anggaran tersebut digunakan untuk
memenuhi kebutuhan seperti peralatan alat pelindung diri yaitu helm, kacamata,
sepatu dan alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja lainnya. Anggaran juga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
67
dipergunakan untuk kegiatan kampanye keselamatan dan kesehatan kerja pada
bulan K3 nasional tanggal 12 Januari - 12 Februari dilakukan rutin setiap tahun.
Bentuk perayaan bersifat kampanye, pelatihan, sosialisasi dan perlombaan.
Perayaan bulan K3 nasional melibatkan bukan hanya karyawan, kontraktor namun
juga keluarga karyawan. Perlombaan yang diadakan dalam bulan K3 nasional
adalah jalan santai, sepeda santai, stand K3 dan perlombaan kuis K3. Untuk
sosialisasi dalam bulan K3 nasional mengadakan sosialisasi tanggap darurat
kepada masyarakat, pelajar, mahasiswa dan instansi-instansi terkait. Sosialisasi
untuk penanganan kebakaran dan kondisi kedaruratan. Target dari keselamatan
dan kesehatan kerja di PT Pupuk Iskandar Muda yaitu mengkampayekan K3
bukan hanya karyawan tetapi masyarakat sekitar juga.
Hasil penelitian juga menunjukkan fasilitas dan pemeliharaan sudah
diterapkan dan fasilitas selalu mandatory karena PT Pupuk Iskandar Muda
merupakan perusahaan nasional. Fasilitas yang tersedia seperti fasilitas
emergency; fire truck, fire hydrant, fire alarm system dan jadwal pemeliharaan nya
telah rutin diatur sedangkan untuk personel K3 mengikuti jadwal dan sudah ada
pembagiannya. Peran Ahli K3 membuat SOP contohnya SOP Fire Truck. SOP fire
truck itu adalah:
Langkah-langkah yang dilakukan :
1. Mobil pemadam fire truck harus benar-benar berhenti.
2. Pindahkan transmisi mobil pada posisi netral, posisi rem parkir dalam
keadaan terpasang
3. Jika akan melakukan operasi pemompaan/ penyemprotan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
68
Lakukan : membuka valve isap dari tangki, yakinkan air sudah masuk
ke pompa, hubungkan pompa dengan mesin (PTO), buka valve
discharge dan sesuaikan RPM mesin.
4. Bila sudah selesai pemompaan/penyemprotan
Lakukan pengisian grease ke pompa dan isi penuh kembali air ke fire
truck.
Gambar 8. Fire truck
Gambar 9. Label pengecekan APAR
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69
Untuk pengecekan alat pemadam api ringan (APAR) dilakukan pengecekan
enam bulan sekali atau setahun dua kali dilakukan oleh ahli K3 dengan
menyesuaikan label pengecekan alat pemadam api ringan dengan mencantumkan
tanggal pengecekan, kondisi apar saat pengecekan dan paraf yang melakukan
pengecekan.
Hasil penelitian di PT Pupuk Iskandar Muda telah menerapkan mangement
representative Ahli K3 mengawasi kebijakan K3 yang diterapkan sesuai teori
organisasi harus menunjuk seorang atau lebih anggota manajemen puncak dengan
tanggung jawab spesifik untuk K3, disamping tanggungjawab lainnya. Mangement
representative untuk mengkoordinir pelaksanaan K3. Penunjukan ini merupakan
perwujudan komitmen manajemen mengenai K3. Berikut struktur organisasi safety
representatif departemen K3LH periode 1 November 2018- 30 November 2019.
Gambar 10. Struktur organisasi safety representatif
YUANDA WATTIMENA
KETUA
ISHAK FATRA
KOORDINATOR BIDANG
ZAINUDDIN
SEKRETARIS
MAHSURIZAL
BIDANG KONDISI TIDAK
AMAN
SYAHRUL AKMAL
BIDANG KEBERSIHAN
ANGGOTA
1. ABDUL MUNIR
2. ZULFIKAR
3. FAKRUROZY ADLY
4. OWEN ARI YOGA
5. JALALUDDIN
6. FAISAL MAULANA
ANGGOTA
1. NURAISYAH BETTY
2. USMAN
3. RAIHANDI AL MAGFIRAH
4. REZA FAHMI
5. SIRAT MUNTAHA
6. EDY SURYADI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
70
Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (health and safety policy)
merupakan persyaratan penting dalam penerapan sistem manajemen K3 dalam
perusahaan. Kebijakan K3 ini merupakan bentuk nyata dari komitmen manajemen
terhadap K3 yang dituangkan dalam bentuk pernyataan tertulis yang memuat
pokok-pokok kebijakan perusahaan tentang pelaksanaan keselamatan kerja dalam
perusahaan. Kebijakan tertulis ini secara tegas mengandung sikap dan komitmen
manajemen tentang K3 (Ramli, 2013).
Berdasarkan hasil penelitian di PT Pupuk Iskandar Muda kebijakan K3 nya
sudah terintegrasi. Kebijakan K3 tersebut langsung dari top manajemen ke
bawahannya. Isi dari kebijakan K3 nya terdapat 12 poin sebagai berikut:
1. Untuk mewujudkannya, PT Pupuk Iskandar Muda berkomitmen
menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan menyempurnakan
secara berkelanjutan Sistem Manajemen Terintegrasi antara lain:
a. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
b. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 140001: 2015
c. Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja (SMK-3) sesuai
PP50 tahun 2012
d. Sistem Manajemen Pengamanan sesuai Perkap No.24 tahun 2007.
2. Mematuhi persyaratan. Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
3. Menjamin kepuasan pelanggan dengan menghasilkan produk yang bermutu
dan sesuai Standar Nasional Indonesia.
4. Melakukan pengendalian risiko terhadap mutu, lingkungan, keselamatan
dan kesehatan kerja dan keamanan di seluruh unit kerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
71
5. Mencegah terjadinya pencemaran limbah yang dihasilkan oleh pabrik
amoniak, urea dan utility.
6. Melaksanakan pengolahan lingkungan dan penghematan sumber daya gas
dan air.
7. Melakukan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
8. Mencegah ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan keamanan di
lingkungan PT Pupuk Iskandar Muda.
9. Menciptakan kondisi aman di lingkungan PT Pupuk Iskandar Muda
10. Menerapkan standar etika dalam seluruh kegiatan usaha berdasarkan
prinsip Good Corporate Govermance (GCG).
11. Menerapkan Sistem Manajemen Risiko.
12. Berkomitmen melakukan perbaikan terus-menerus (continues
improvement).
Kebijakan ini ditinjau secara periodik dan dikomunikasikan kepada seluruh
karyawan, organisasi perusahaan dan stakeholder lainnya. Peran ahli K3 yaitu
melakukan pengawasan terhadap kebijakan yang dilakukan.
Hasil penelitian juga menunjukkan keterlibatan karyawan dalam
pembuatan kebijakan K3 Ahli K3 berperan sebagai komunikator, di terapkan di PT
Pupuk Iskandar Muda yang disebut dengan “saran keselamatan” ini merupakan
salah satu upaya untuk menaikkan kualitas manajemen K3 kedepannya. Cara
dilakukan dengan melaporkan ke pihak bagian K3LH khususnya ahli K3 dan
selanjutnya kita akan membahas untuk masukan pada manajemen. Kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja juga sudah didokumentasikan dan
dikomunikasikan di ruangan bagian K3LH yang tertera di dinding dan dapat di
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
72
baca oleh setiap orang. Hasil ini sesuai dengan teori kebijakan K3 harus
didokumentasikan artinya bukan hanya dalam bentuk ungkapan lisan atau
pernyataan manajemen, tetapi dibuat tertulis sehingga dapat diketahui dan dibaca
oleh semua pihak berkepentingan. Di samping itu kebijakan tersebut harus
diimplementasikan, bukan sekedar pajangan atau bagaian dari manual K3. Salah
satu bentuk implementasinya adalah dengan menggunakan kebijakan K3 sebagai
acuan dalam setiap kebijakan organisasi, pengembangan strategi bisnis dan
rencana kerja oragnisasi. Kebijakan kerja juga harus dipelihara artinya selalu di
sempurnakan sesuai dengan perkembangan, tuntutan dan kemajuan organisasi.
(Ramli, 2010).
Komunikasi dan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Beberapa hal dalam memberikan informasi menggunakan pengeras suara.
Gambar 11. Pengeras suara di unit-unit kerja
Komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan hasil
penelitian, dapat diketahui bahwa manajemen PT Pupuk Iskandar Muda telah
melakukan berbagai bentuk upaya komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
73
melalui pertemuan petugas keselamatan dan kesehatan kerja diantaranya safety
induction, safety talk dan toolbox talk. Setiap penerapan aturan K3 dilakukan
kepada karyawan maupun kontraktor yang bekerja di area kerja perusahaan wajib
kita lakukan sosialisasi. Safety induction dilakukan oleh ahli K3 sebagai edukator
terkait informasi keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan kepada tamu,
siswa praktek, kontraktor baru dan semua orang yang berada di sekitar pabrik.
Safety talk dimasukkan dalam agenda rapat ahli K3 yang mengingatkan siapa yang
akan menyampaikan materi terkait K3 secara bergantian dan ahli K3 yang
melakukan pengecekan terlebih dahulu apa yang akan disampaikan sesuai dengan
K3 yang tepat dan akan dilakukan pencatatan. Toolbox talk adalah penyampaian
pesan-pesan K3 setiap pagi kepada seluruh karyawan untuk mengingatkan
karyawan untuk melakukan tindakan aman dan selamat penyampaian melalui
pengeras suara yang akan didengar oleh seluruh karyawan, penyampaian pesan
dilakukan oleh ahli K3 dan personel K3 lainnya. Bentuk komunikasi lain yaitu
sosialisasi dilakukan dengan pertemuan langsung atau media-media melalui
desktop perusahaan, email, surat ke unit kerja masing-masing untuk penerapan
aturan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi keselamatan dan
kesehatan kerja memberikan pengaruh terhadap pengetahuan dan kemampuan
karyawan dalam mencegah dan menanggulangi kecelakaan kerja.
Berdasarkan hasil penelitian terkait rambu-rambu di PT Pupuk Iskandar
Muda Dalam pelaksanaan komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja
manajemen juga telah memasang rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja
pada lokasi yang dekat dengan bahaya dan yang sering dilalui karyawan maupun
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
74
orang lain misalnya di area pabrik di pagar merah. Peran Ahli K3 yang membuat
rambu-rambu K3 dan menetapkan peletakan yang tepat di perusahaan.
Gambar 12. Rambu-rambu K3
PT Pupuk Iskandar Muda memiliki tiga pagar yaitu pagar kuning, pagar
hijau dan pagar merah. Untuk pagar kuning dan hijau rambu-rambu diatur oleh
departemen keamanan sedangkan untuk pagar merah rambu-rambu diatur oleh
departeman K3LH. Sesuai dengan teori terdapat berbagai jenis komunikasi yang
dilakukan untuk menyampaikan pesan-pesan K3 kepada semua unsur dalam
organisasi baik internal maupun eksternal (Ramli,2013).
Terkait pertemuan personel keselamatan dan kesehatan kerja di PT Pupuk
Iskandar Muda memiliki bagian emergency team. Peran Ahli K3 yaitu membuat
buku saku emergency team untuk dibagikan ke seluruh karyawan yang di bantu
oleh personel K3 di departemen K3LH. Setiap karyawan juga memiliki buku saku
emergency team sebagai pedoman yang dibagikan oleh departemen K3LH.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
75
Gambar 13. Buku saku emergency team
Gambar 14. Daftar nama-nama emergency team
Petugas K3 melatih karyawan tersebut yang diwakili oleh setiap unit-unit
kerja untuk memberikan pelatihan terkait penanggulan kebakaran, P3K selama
satu hari. Karena dipersiapkan untuk penanggulangan awal ketika terjadi keadaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
76
darurat. Nama- nama anggota setiap unit kerja akan berubah setiap tahun karena
masa berlaku emergency team hanya setahun dan akan dilakukan perubahan untuk
giliran karyawan yang lain.
Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan hasil
penelitian di PT Pupuk Iskandar Muda peran ahli K3 dalam pelatihan keselamatan
dan kesehatan kerja yaitu mengatur dan memberikan usulan kepada pihak
manajemen sesuai kebutuhan unit-unit kerja. secara keseluruhan (umum)
dilakukan pada saat awal mulai bekerja di perusahaan (setiap karyawan baru tetap
dibekali pengetahuan K3 dan sudah ada materi-materinya). Pelatihan dilakukan
sesuai dengan usulan dari unit kerja dan tergantung kebutuhan masing-masing unit
kerja. Yang bertanggung jawab melakukan penanggulangan di unit kerja masing-
masing atau penanggulangan awal.
Hal tersebut telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa setiap
perusahaan memiliki kebutuhan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang
berbeda-beda sesuai sifat bahaya, skala kegiatan dan kondisi pekerja. Karena itu
pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja dikembangkan untuk kebutuhan
organisasi (Ramli, 2010).
Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Penyelidikan Kecelakaan
Kerja
Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan hasil penelitian
di PT Pupuk Iskandar Muda peran ahli k3 yaitu membuat prosedur inspeksi dan
menerapkan di perusahaan tersebut. Perusahaan telah memiliki prosedur inspeksi
kerja di unit kerja masing. Di bawa ini merupakan salah satu contoh check list
inspeksi K3 di tempat kerja pada lokasi perkantoran. Pada tanggal 2 januari 2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
77
terdapat temuan yaitu perlu perbaikan pada fire alarm system karena tidak
berfungsi lagi.
Gambar 15. Check list inspeksi K3
Gambar 16. Lanjutan check list inspeksi K3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
78
Peran ahli K3 yaitu mengumpulkan data pelaporan dari setiap unit kerja
dengan kata lain melakukan pengawasan di unit-unit kerja. Setiap Unit kerja sudah
ada check list untuk identifikasi bahaya di unit kerja masing-masing itu laporannya
akan diberikan ke K3LH sebagai pelaporan. Pelaporan akan ditindak lanjut oleh
bagian K3LH jika high risk atau resiko tinggi dan tidak dapat ditemukan solusi
akan dinaikkan ke rapat P2K3 yang akan mengambil keputusan manajemen
puncak, alur prosesnya cepat dan permasalahan akan terselesaikan. PT Pupuk
Iskandar Muda melakukan inspeksi melalui pihak perusahaan sendiri dan inspeksi
yang dilakukan secara berlanjut (kontinu).
Teori Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja dalam pelaksanaannya
dapat dilakukan secara internal oleh perusahaan sendiri ataupun pihak luar
(eksternal) oleh instansi pemerintah berwenang, seperti Kementerian
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi serta Migas yang sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja terbagi
menjadi dua yaitu inspeksi secara berlanjut (kontinu) dan inspeksi terencana
(Ramli, 2013).
Penyelidikan kecelakaan kerja. Peran ahli K3 sebagai investigasi
Berdasarkan hasil penelitian di PT Pupuk Iskandar Muda dimana proses
penyelidikan tersebut tidak melebihi 1x24 jam untuk mencegah perubahan kondisi
di lapangan saat terjadi kecelakaan kerja. Hal pertama yang dilakukan oleh
manajemen PT Pupuk Iskandar Muda dalam penyelidikan kecelakaan kerja adalah
sebisa mungkin tim penyidik mengumpulkan foto maupun rekaman kejadian
kecelakaan, guna mendukung pendapat yang akurat terhadap peristiwa tersebut.
Setelah itu, dilakukan wawancara terhadap karyawan yang melanggar dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
79
karyawan yang menjadi korban dari kejadian kecelakaan ini, dimana wawancara
tersebut dapat dilakukan apabila yang bersangkutan masih dapat dimintai
keterangan. Kemudian kepada saksi untuk menggali seperti apa permasalahan
yang sebenarnya terjadi di lapangan. Semua hasil penyelidikan kecelakaan kerja
tersebut didokumentasikan dan di evaluasi serta diberikan rekomendasi untuk
mencegah kejadian yang sama terjadi kembali.
Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Berdasarkan hasil penelitian di PT Pupuk Iskandar Muda telah melakukan
audit internal satu tahun sekali berdasarkan SMK3 sesuai PP 50 Tahun 2012.
Evaluasi eksternal dilakukan tiga tahun sekali dan telah mendapatkan bendera
emas tahun 2018. Audit internal oleh koordinator departemen assement yaitu
mengaudit sistem manajemen keseluruhan di perusahaan dibentuk dari perwakilan
unit kerja. Audit internal SPI (satuan pengawas internal) mengaudit sistem yang
kita terapkan diaudit langsung oleh departemen pengawas operasional jadi bukan
perwakilan unit kerja tersebut.
Peran ahli K3 melakukan identifikasi mengenai hasil evaluasi keselamatan
dan kesehatan kerja terkait tindakan perbaikan yang dilakukan hasil dari audit
tersebut terdapat ketidaksesuain yang akan ditindaklanjut dengan penghilangan
atau perbaikan peraturan yang sudah tidak relevan. Lalu untuk peningkatan kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja penerapan yang dilakukan Audit internal seperti
SMT ISO 14000, ISO 19000, SMK3, SMP (sistem manajemen pengamanan) dan
SMT PIM (sistem manajemen terintegrasi) yang merupakan bagian dari SMP.
Kemudian ada KPKU (kriteria penilaian kinerja unggul) ini merupakan produk
dari kementrian BUMN yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan BUMN yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
80
dilakukan dua tahun sekali. Ada juga GCG (Good Corpoorate Goverment) aturan
yan dikeluarkan oleh kementrian salah satunya kementrian lingkungan hidup
terkait dengan kinerja K3. Dalam pelaksanaan evaluasi keselamatan dan kesehatan
kerja, PT Pupuk Iskandar Muda juga melakukan penilaian risiko yang dituangkan
pada “survey identifikasi bahaya dan nilai risiko” untuk mencari keseimbangan
alokasi sumber daya terhadap semua risiko serta pengendaliannya sehingga
potensi bahaya akibat pekerjaan dapat diminimalkan. Peran ahli K3 melakukan
identifikasi bahaya dan nilai resiko untuk melakukan perencanaan terkait
pengendalian risiko yang tinggi.
Gambar 17. Form list identifikasi dan nilai resiko
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
81
Gambar 18. Sambungan form list identifikasi dan nilai resiko
Berdasarkan hal tersebut telah sesuai dengan teori Evaluasi keselamatan
dan kesehatan kerja dilakukan oleh manajemen serta dikomunikasikan dan
dikonsultasikan dengan semua pihak yang terlibat. Hasil evaluasi keselamatan dan
kesehatan kerja juga harus mampu merumuskan langkah-langkah perbaikan dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
82
peningkatan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja periode berikutnya (Ramli,
2013).
Peran Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Berdasarkan hasil penelitian menjelaskan bahwatugas Ahli K3 umum itu
akan membantu kompetensi daripada personel K3LH untuk melakukan tugasnya
sehari-hari mulai dari membuat program, menjalankan sistem, pengawasan,
evaluasi, sosialisasi peraturan-peraturan baru. Jadi secara otomatis langsung di
praktekkan bagi personel K3. Jumlah ahli K3 umum yang telah mengikuti
sertifikasi di bagian K3LH hanya terdapat tiga orang.
Hasil penelitian menjelaskan Departemen K3LH ini secara tidak langsung
merupakan perpanjangan tangan kementrian ketenagakerjaan sehingga semua
peraturan yang diterapkan oleh kementrian diaplikasikan perusahaan. Disamping
itu peraturan menteri tenaga kerja republik indonesia No 4 tahun 1987 yang berisi
pasal 2 setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus yang
memperkerjakan 100 orang atau lebih. PT pupuk Iskandar Muda telah membentuk
P2K3. Namun sekretaris nya bukan Ahli K3 umum melainkan manager K3LH.
Manager K3LH tersebut tidak memiliki sertifikasi Ahli K3 umum. Tidak sesuai
dengan peraturan menteri tenaga kerja republik indonesia No 4 pasal 3 yang
menyebutkan keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang
susunannya ketua, sekretaris dan anggota. Dan sekretaris P2K3 ialah ahli
keselamatan kerja dari perusahaan yang bersangkutan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
83
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dimana data yang
dikumpulkan melalui wawancara dari informan dan telaah dokumen terkait
pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja sehingga analisis yang
dihasilkan memberikan informasi mengenai gambaran peran ahli K3 dalam
pencapaian zero accident di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh.
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur
ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu pemilihan informan
yang telah ditetapkan diawal ialah satu orang kepala bagian K3LH dan tiga orang
karyawan tetap yaitu ahli K3 yang telah mengikuti sertifikasi. Pada kenyataan nya
peneliti hanya dapat mewawancarai informan sebanyak tiga orang. Kepala
departemen K3LH dan dua orang yang telah sertifikasi ahli K3 umum. Karena ada
seorang ahli K3 yang sedang mengikuti pelatihan di luar kota. Sedangkan ada ahli
K3 yang tersisa satu lagi namun dia bukan karyawan tetap hanya karyawan
kontrak baru yang belum memahami semua tentang keselamatan dan kesehatan di
PT Pupuk Iskandar Muda. Sehingga informan penelitian hanya tiga orang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
84
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran peran ahli K3 dalam
upaya pencapaian zero accident di PT Pupuk Iskandar:
1. Peran ahli K3 sebagai komunikator telah dilakukan sebagai upaya mendukung
keberhasilan keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap proses pekerjaan.
2. Peran ahli K3 sebagai sebagai pengawas dan pelaksana dalam Penerapan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja telah disusun oleh manajemen
puncak dan dikomunikasikan kepada semua pihak.
3. Peran ahli K3 sebagai edukator dalam penerapan komunikasi serta pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja telah dilakukan sesuai kebutuhan perusahaan.
4. Peran ahli K3 sebagai pengawas dalam penerapan inspeksi keselamatan dan
kesehatan kerja dan peran ahli k3 sebagai investigasi penyelidikan kecelakaan
kerja telah dilakukan secara nyata pada area kerja.
5. Peran ahli k3 sebagai identifikasi penerapan evaluasi keselamatan dan
kesehatan kerja telah dilakukan melalui checklist yang dilakukan secara
menyeluruh.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka dapat penulis
memberikan beberapa saran yaitu:
1. Peran ahli K3 sebagai edukator yang belum terlaksana pada Program Process
Safety Management (PSM) yang masih memiliki kendala dapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
85
dikomunikasikan pada manajemen puncak terkait butuh pendampingan dari
konsultan.
2. Peran ahli K3 sebagai komunikator, pengawas, pelaksana, edukator,
identifikasi dan investigasi yang telah baik dan aktif tetap di pertahankan
sebagai mempertahankan pencapaian zero accident.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
86
Daftar Pustaka
Angka Kecelakaan Kerja Cenderung Meningkat, BPJS Ketenagakerjaan Bayar
Santunan Rp1,2 Triliun. (2019, 1 Januari). Diakses 3 Februari 2019, dari
https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/23322/Angka-Kecelakaan-
Kerja-Cenderung-Meningkat,-BPJS-Ketenagakerjaan-Bayar-Santunan-
Rp1,2-Triliun
ILO. (2013). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana untuk Produktivitas.
Diakses dari https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@asia/
@robangkok/@ilojakartadocuments/publication/wcms_237650.pdf
Kusuma, I. J., & Darmastuti, I. (2010). Pelaksanaan program keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan PT Bitratex Industries. Jurnal Studi Manajemen
dan Organisasi, 7(1), 38. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/26498/
Mahendra, R. (t.t). Hierarki Pengendalian Bahaya dalam OHSAS 18001: 2007.
Diakses 21 Juli 2019 dari https://isoindonesiacenter.com/hierarki-
pengendalian-bahaya-dalam-ohsas-180012007/
Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (2002). Manajemen sumber daya manusia. (Buku
Kedua Edisi 1). Jakarta: Salemba 4.
Murti, B. (2010). Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif dan
kualitatif di bidang kesehatan (Cetakan kedua). Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Nurdiani, N. (2014). Teknik sampling snowball dalam penelitian lapangan.
ComTech, 5(2), 1110-1118.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2007 tentang Pedoman Pemberian Penghargaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1987 tentang
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
PT Pupuk Iskandar Muda. (t.t). Gambaran Singkat Perusahaan. Diakses 5 Februari
2019, dari http://www.pim.co.id
Ramli, S. (2010). Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja OHSAS
18001. Jakarta: Dian Rakyat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
87
Ramli, S. (2013). Smart safety panduan penerapam SMK3 yang efektif. Jakarta:
Dian Rakyat.
Sari, A. R. (2012). Implementasi pelaksanaan inspeksi K3 sebagai upaya
pencegahan kecelakaan akibat kerja di PT Coca Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang (Skripsi, Universitas Sebelas Maret). Diakses dari
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/28219/Implementasi-Pelaksanaan
Inspeksi-K3-Sebagai-Upaya-Pencegahan-Kecelakaan-Akibat-Kerja-Di
PTCoca Cola-Bottling-Indonesia-Central-Java-Semarang
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2016). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.
Jakarta: Sagung Seto.
Soekanto, S. (2013). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Silitonga, J. D. C. (2016). Faktor-faktor yang memengaruhi pencapaian nihil
kecelakaan kerja pada PT Expro Indonesia di Kota Batam (Skripsi,
Universitas Sumatera Utara). Diakses dari http://webcache.
googleusercontent.com/search?q=cache:http://repository.usu.ac.id/handle/12
3456789/58774
Sucipto, C. D. (2014). Keselamatan dan kesehatan kerja. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Suma’mur, P. K. (2013). Higene perusahaan dan kesehatan kerja (Edisi-2).
Jakarta: Sagung Seto.
Tarwaka. (2012). Dasar-dasar keselamatan kerja serta pencegahan kecelakaan di
tempat kerja. Surakarta: Harapan Press.
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
88
Lampiran 1. Pedoman Wawancara Penelitian
PEDOMAN WAWANCARA
GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO
ACCIDENT DI PT PUPUK ISKANDAR MUDA ACEH TAHUN 2019
IDENTITAS INFORMAN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan :
Masa Kerja :
A. Komitmen Perusahaan
1. Komitmen pimpinan
2. Anggaran khusus K3
3. Fasilitas K3 dan pemeliharaannya
4. Personel K3
B. Kebijakan K3
1. Penyusunan kebijakan K3
2. Keterlibatan pegawai dalam pembuatan kebijakan K3
3. Didokumentasi, diimplementasikan, dipelihara dan dikomunikasikan
kepada pekerja
C. Komunikasi dan Pelatihan K3
1. Sosialisasi program K3
2. Rambu-rambu K3
3. Pertemuan petugas K3
4. Pelatihan K3 yang berkualitas bagi pekerja
D. Inspeksi K3 dan penyelidikan kecelakaan kerja
1. Sosialisasi hasil inspeksi K3
2. Prosedur penyelidikan kecelakaan kerja
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
89
E. Evaluasi K3
1. Dikomunikasikan dan dikonsultasikan dengan semua pihak yang terlibat
2. Aspek yang dibahas dalam evaluasi K3
3. Tindakan perbaikan dan peningkatan kinerja K3
F. Peran Ahli K3
1. Tugas dan Tanggungjawab Ahli K3
2. Peraturan yang diterapkan sesuai undang-undang K3
3. Pembentukan P2K3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
90
Lampiran 2. Surat Permohonan menjadi Informan
PERMOHONAN MENJADI INFORMAN
Kepada Yth.
Kepala Departemen K3LH
Di PT Pupuk Iskandar Muda
Dengan hormat,
Saya yang bertanda di bawah ini adalah mahasiswa Departemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara,
Nama : Zikra Ananda
NIM : 151000393
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Peran Ahli K3 dalam
Upaya Pencapaian Zero Accident di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun
2019”. Penelitian ini ditujukan untuk keperluan ilmiah dan penyelesaian tugas
akhir studi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan mengetahui gambaran
peran ahli K3 dalam upaya pencapaian zero accident di PT. Pupuk Iskandar Muda.
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi informan serta
segala hal yang bersifat internal akan saya rahasiakan dan saya gunakan hanya
untuk kepentingan penelitian ini.
Apabila Bapak/ibu memahami dan menyetujui, maka saya mohon
kesediaannya untuk menandatanganu lembar persetujuan yang tersedia. Atas
perhatian dan kerja sama yang baik dari Bapak/ibu, saya mengucapkan terima
kasih.
Peneliti.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
91
Lampiran 3. Surat Persetujuan menjadi Informan
PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia menjadi
informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Departemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat yang bernama Zikra
Ananda, dengan judul “Gambaran Peran Ahli K3 dalam Upaya Pencapaian
Zero Accident di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun 2019”.
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak yang
merugikan serta segala hal yang bersifat internal akan dirahasiakan oleh peneliti
dan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini.
Demikian, secara sukarela dan tanpa unsur paksaan dari siapapun, saya
menyatakan bersedia menjadi informan dalam penelitian ini.
Lhokseumawe, 2019
Informan
Kepala Departemen K3LH
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
92
Lampiran 4. Surat Selesai Survei Pendahuluan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
93
Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
94
Lampiran 6. Surat Selesai Penelitian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
95
Lampiran 7. Sertifikat Ahli K3 Informan 1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
96
Lampiran 8. Sertifikat Ahli K3 Informan 2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
97
Lampiran 9. Struktur P2K3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
98
Lampiran 10. Dokumentasi Wawancara dengan Informan
Gambar 1. Wawancara Bersama Informan Penelitian di Ruangan K3LH
Gambar 2. Wawancara Bersama Informan Penelitian di Ruangan K3LH
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
99
Gambar 3. Foto kebersamaan karyawan dan keluarga keryawan PT PIM program
bulan K3 nasional
Gambar 4. Dokumentasi stand K3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
100
Gambar 5. Lomba pemadaman kebakaran dan penyelamatan
Gambar 6. Pembagian hadiah yang mengikuti sepeda santai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
101
Gambar 7. Lomba kuis K3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
102
Lampiran 11. Sertifikat Penghargaan Perusahaan 1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
103
Lampiran 12. Sertifikat Penghargaan Perusahaan 2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
104
Lampiran 13. Sertifikat Penghargaan Perusahaan 3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA