Post on 15-Apr-2017
VII. EKOFISIOLOGI VII. EKOFISIOLOGI LARVALARVAPENCAHAYAANPENCAHAYAANSUHUSUHUOKSIGEN TERLARUTOKSIGEN TERLARUTpHpHKEDALAMAN (TEKANAN) AIRKEDALAMAN (TEKANAN) AIR
LATAR BELAKANG
Kendala Pembenihan di Kolam Tingkat mortalitas tinggi, hampir 99% Ekstensif, lahan untuk kolam semakin sempit Ketersediaan air berkurang, konflik kepentingan
Pembenihan intensif indoor menggunakan
akuarium, tangki, bak
Lebih terkontrolEfisienManipulasi Lingkungan
Manipulasi lingkunganManipulasi lingkungan Menciptakan lingkungan buatan Menciptakan lingkungan buatan
yang sesuai dengan kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan larva dan benihlarva dan benih
Ekologi larva dan benih = Ekologi larva dan benih = ekofisiologiekofisiologi
Akuakultur = ekologi terapanAkuakultur = ekologi terapan
Manipulasi Lama Pencahayaan (Fotoperiode)
Larva Stadia kritis
Visual feeder
Cahaya
Aktivitas Pemangsaan
PertumbuhanKelangsungan hidup
LATAR BELAKANG
Parameter Lama Pencahayaan24T:0G 18T:6G 12T:12G 6T:18G
Kelangsungan Hidup (%)
89 + 3,60a
85 + 1,15ab
76 + 3,84b
78 + 6,49ab
Laju pertumbuhan bobot harian (%)
6,87 + 0,16a
6,88 + 0,12a
6,42 + 0,18b
5,80 + 0,19c
Pengaruh Lama Pencahayaan Pada Larva Ikan Nila Oreochromis niloticus(El Sayed dan M. Kawanna, 2004)
PENGARUH CAHAYA PADA LARVA IKAN GURAME
Mengukur, menentukan1. Laju penyerapan kuning telur larva2. Tingkat konsumsi larva3. Efisiensi pemangsaan larva4. Laju pertumbuhan larva5. Tingkat kelangsungan larva
Lama pencahayaan terbaik untuk pemeliharaan larva gurame
METODE
Waktu dan tempatWaktu dan tempat
Rancangan PerlakuanRancangan Perlakuan
Agustus-September 2008Laboratorium Sistem dan Teknologi, BDP FPIK IPB
Enam perlakuan, tiga ulanganA = pencahayaan 24 jam terang : 0 jam gelap (24T:0G)B = pencahayaan 18 jam terang : 6 jam gelap (18T:6G)C = pencahayaan 12 jam terang : 12 jam gelap (12T:12G)D = pencahayaan 6 jam terang : 18 jam gelap (6T:18G)E = pencahayaan 0 jam terang : 24 jam gelap (0T:24G)Kontrol = pencahayaan menyesuaikan kondisi ruangan
METODE
(30x25x25 cm)Volume air 10 liter
200 lux
23 cm
5 watt
METODE
Pemeliharaan LarvaPemeliharaan Larva
Asal larva Telur gurame dari Desa Situ Daun, Kec. TenjolayaBogor.
Penebaran setelah menetas (padat tebar 15 ekor/liter)Ukuran : Panjang awal 6,89 + 0,05 mm
Bobot awal 0,012 gr Volume kuning telur 11,27 + 0,52 mm3
METODE
Pemberian PakanPemberian Pakan
Umur 8 hari Artemia5 ml/akuarium air kultur
Artemia(sekitar 1000 individu
Artemia) Secara ad libitum tiap 6 jam
sekali
Umur 18 hari Cacing sutera Limnodrilus sp.
2 kali sehari (19.00 wib dan 08.00 wib) 3 gr/akuarium.
METODE
Pengelolaan Kualitas AirPengelolaan Kualitas Air
Larva umur 1-15 hari Penyifonan ,Pergantian air 3 hari
sekali 50%Setelah15 hari Penyifonan,
Pergantian air (pagi 50%, sore 25%)
Pengecekan suhu air : 3 kali per hari
Parameter kimia air (DO, pH, TAN, dan alkalinitas)
METODE
Pengamatan ParameterPengamatan Parameter
Parameter Pengamatan
Parameter Kerja
Volume Kuning Telur
Laju Penyerapan Kuning Telur
Panjang Larva Laju Pertumbuhan Panjang Harian, Koefisien Keragaman Panjang
Bobot Larva Laju Pertumbuhan Bobot Harian
Rata-rata Isi Lambung Larva
Tingkat konsumsi pakan
Jumlah Pakan Efisiensi PakanJumlah Larva Tingkat Kelangsungan
Hidup
Laju Penyerapan Kuning Telur
(Kohno et al., 1986)
Keterangan : -g = Menunjukkan laju penurunan kt (%/hari) t = Waktu yang dibutuhkan (hari) Vt = Volume kuning telur pada hari ke-t (mm3) Vo = Volume kuning telur pada awal (mm3)
METODE
VoVtLn
tg 1
METODE
PengaPengambilan Contoh dan Penghitungan Parametermbilan Contoh dan Penghitungan Parameter Voleme Kuning Telur
-Sampel = 5 ekor larva tiap akuarium 12 jam sekali -Mikroskop dengan mikrometer
(Kohno et al., 1986)
Keterangan : VKT = Volume Kuning Telur (mm3)
L = Panjang Kuning Telur (mm)
T = Tinggi Kuning Telur (mm)
2
6 VKT xLH
METODE
x100%1LoLtα t
METODE
Efisiensi Pemanfaatan Kuning Telur
(Blaxter, 1968)
Keterangan : E = Efisiensi pemanfaatan kuning telur (%) α = Laju pertumbuhan panjang larva saat masih ada
kuning telur (%) g = Persentase penyerapan kuning telur (%)
%100g
E
METODE
x100%1WoWtα t
Derajat Kelangsungan Hidup (Survival Rate)
(Goddard, 1996) Keterangan :
SR = Derajat kelangsungan hidup (%) Nt = Jumlah ikan hidup pada akhir pemeliharaan (ekor) No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
METODE
% 100 x NN SR
0
t
Koefisien Keragaman Panjang
(Steel dan Torrie, 1982)
Keterangan : KK = Koefisien keragaman S = Simpangan baku Y = Rata-rata contoh
METODE
KK = (S/Y ) x 100 %
METODE
Tingkat Konsumsi Pakan
- Sampel = 5 ekor larva tiap akuarium - Waktu = Tiap 6 jam sekali pada umur 8, 11, 14, 17 (masih diberi pakan Artemia) - Pengamatan = isi lambung larva (jumlah Artemia)
Efisiensi Pakan
- Sisa pakan (cacing) dihitung 1 jam setelah diberikan
(Zonneveld et al., 1991) Keterangan : EP = Efisiensi pakan (%)
Wt = Biomassa ikan akhir (gram) Wo = Biomassa ikan awal (gram) Wd = Biomassa ikan mati (gram) F = Jumlah pakan yang diberikan (gram)
METODE
%100
F
WoWdWtEP
METODE
Rancangan percobaan : (Steel dan Torrie, 1991) Keterangan :Keterangan : YYij ij = Data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j= Data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j = Nilai tengah data= Nilai tengah data ii = Pengaruh perlakuan ke-i = Pengaruh perlakuan ke-i ijij= Kesalahan percobaan pada perlakuan ke-i = Kesalahan percobaan pada perlakuan ke-i
ulangan ke-julangan ke-j
Uji Annova/keragaman Uji Annova/keragaman : Ms. Office Excel2003 : Ms. Office Excel2003Uji Beda Nyata Jujur/Tukey test : SPSS ver 15.0 Uji Beda Nyata Jujur/Tukey test : SPSS ver 15.0 for for
windowswindows
Yij = + i + ij
Pengolahan DataPengolahan Data
HASIL
Volume Kuning Telur Larva GurameVolume Kuning Telur Larva Gurame
HASIL
Laju Penyerapan Kuning Telur Larva GurameLaju Penyerapan Kuning Telur Larva Gurame
Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)
a b c c d e
HASIL
Efisiensi Pemanfaatan Kuning Telur Larva GurameEfisiensi Pemanfaatan Kuning Telur Larva Gurame
a b c ce d e
Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)
HASIL
Pola Pertumbuhan Panjang Larva GuramePola Pertumbuhan Panjang Larva Gurame
HASIL
Laju Pertumbuhan Panjang Harian Larva GurameLaju Pertumbuhan Panjang Harian Larva Gurame
a ab b c c b
Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)
HASIL
Koefisien Keragaman Panjang Larva GurameKoefisien Keragaman Panjang Larva Gurame
a a a b b a
Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)
HASIL
Pola Pertumbuhan Bobot Larva GuramePola Pertumbuhan Bobot Larva Gurame
HASIL
Laju Pertumbuhan Bobot Harian Larva GurameLaju Pertumbuhan Bobot Harian Larva Gurame
a a a a a a
Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)
HASIL
Konsumsi Pakan Larva GurameKonsumsi Pakan Larva Gurame
Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)
a b c d e c
HASIL
Efisiensi Pakan Larva GurameEfisiensi Pakan Larva Gurame
Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)
a a a a b a
HASIL
Kelangsungan Hidup Larva GurameKelangsungan Hidup Larva Gurame
Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)Ket : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)
a a a ab b a
HASILParameter Perlakuan Lama Pencahayaan
24T:0G 18T:6G 12T:12G 6T:18G 0T:24G KontrolLaju penyerapan kuning telur (%)
0,19 + 0,001
a
0,23 + 0,002
b
0,31 + 0,001
c
0,29 + 0,015
c
0,39 + 0,004
d
0,27 + 0,007
eEfisiensi Pemanfaatankuning telur (%)
11,32 + 0,13
a
9,43 + 0,26
b
7,03 + 0,07
c7,40 + 0,49
ce5,57 + 0,14
d
8,01 + 0,05
eLaju pertumbuhan panjang harian (%)
3,52 + 0,001
a
3,49 + 0,010
ab
3,48 + 0,009
b
3,45 + 0,017
c
3,44 + 0,009
c
3,49 + 0,009
bLaju pertumbuhanbobot harian (%)
10,74 + 0,04
a
10,73 + 0,03
a
10,72 + 0,03
a10,69 + 0,0
a10,69 +
0,06a
10,73 + 0,03
aKoefisien keragamanpanjang larva (%)
0,83 + 0,24a
1,26 + 0,07
a
1,22 + 0,14
a2,19 + 0,42
b2,24 + 0,27
b
1,41 + 0,28
aRata-rata isi lambunglarva gurame(ind.Artemia/larva)
23,15 + 0,05
a
22,30 + 0,13
b
21,45 + 0,35
c
20,63 + 0,20
d
20,05 + 0,15
e
21,53 + 0,10
c
Efisiensi pakan (%)
15,92 + 2,77
a
16,72 + 3,57
a
18,22 + 1,96
a
18,85 + 2,79
a
29,60 + 2,65
b
17,99 + 1,29
aKelangsungan hidup (%)
91,56 + 1,68
a
92,22 + 0,77
a
92,89 + 1,02
a
90,00 + 0,67ab
87,78 + 2,04
b
92,22 + 0,38
a
KUALITAS AIR
ParameterPerlaku
an
Hari ke-
0 14 28
Suhu (o C)
24T:0G29.0 - 32.0
28.5 - 31.5
29.0 - 31.0
18T:6G29.5 - 31.5
29.0 - 31.5
29.0 - 31.5
12T:12G29.5 - 31.5
29.0 - 31.0
28.5 - 31.5
6T:18G29.0 - 32.0
29.5 - 32.0
28.5 - 31.0
0T:24G29.0 - 31.5
28.5 - 31.5
29.0 - 31.5
Kontrol29.0 - 31.5
28.5 - 31.5
29.0 - 31.0
Tandon26.4 - 27.2
26.7 - 27.4
26.4 - 27.0
SUHU
Suhu optimal 29-30 o C (BSN, 2000)
pH
24T:0G 7.446.88 - 7.37
6.52– 6.95
18T:6G 7.446.80 - 7.52
6.72 – 7.47
12T:12G
7.447.02 - 7.60
6.52 – 7.06
6T:18G 7.446.84 - 7.22
6.75 – 6.86
0T:24G 7.446.63 - 7.26
6.56 – 7.15
Kontrol 7.446.84 - 7.39
6.68 – 7.06
Tandon 7.44 7.37 7.26
Parameter
Perlakuan
Hari ke-
0 14 28
Nilai pH Optimal : 6,5 - 8,0
pH
BSN (2000)
DO(mg/L)
24T:0G 6.40-6.576.34 - 6.72
6.34 - 6.68
18T:6G 6.35-6.606.38 - 6.94
6.20 - 6.64
12T:12G 6.56-6.836.44 - 6.76
6.40 - 6.83
6T:18G 6.52-6.616.40 - 6.83
6.48 - 6.88
0T:24G 6.62-6.686.28 - 6.88
6.45 - 6.58
Kontrol 6.29-6.706.35 - 6.86
6.46 - 6.75
Tandon 6.38 6.47 6.35
ParameterPerlaku
an
Hari ke-
0 14 28
DO (Dissolved Oxygen)
Konsentrasi oksigen terlarut optimal di atas 3 mg/L (Legendre et al., 2000)
Parameter Perlakuan
Hari ke-
0 14 28
Alkalinitas(mg/L CaCO3)
24T:0G 12 16 - 24 16 - 2418T:6G 12 16 - 24 20 - 24
12T:12G 12 16 - 26 18 - 246T:18G 12 14 - 22 18 - 240T:24G 12 16 - 26 18 - 26Kontrol 12 16 - 24 18 - 26
Tandon 12 12 14
Alkalinitas
Alkalinitas stabil perairan <20 mg/l) (Effendi, 2003)
TAN(mg/L NH3N)
24T:0G 0.340.36 - 0.49
0.39 - 0.54
18T:6G 0.340.39 - 0.49
0.34 - 0.58
12T:12G
0.340.36 - 0.42
0.34 - 0.44
6T:18G 0.340.36 - 0.49
0.39 - 0.54
0T:24G 0.340.36 - 0.42
0.34 - 0.44
Kontrol 0.340.36 - 0.44
0.44 - 0.58
Tandon 0.34 0.36 0.34
Parameter
Perlakuan
Hari ke-
0 14 28
Total Amonia Nitrogen (TAN)
TAN kisaran aman di bawah 0,8 mg/l NH3N (Riandi, 2006)
saran
Untuk keperluan produksi, pemeliharaan larva gurame dari stadia larva sampai ukuran kuaci (1,5-2 cm) dalam akuarium sistem indoor sebaiknya menggunakan pencahayaan kontrol atau alami, karena menghasilkan kelangsungan hidup yang tinggi.
Untuk penelitan berikutnya dapat diterapkan manipulasi lama pencahayaan dengan intensitas cahaya berbeda atau pada pemeliharaan larva spesies lain.
Terima Kasih
atas perhatiannya
KESIMPULAN
Laju pertumbuhan panjang harian larva gurame terbaik pada perlakuan 24T:0G yaitu sebesar 3.52 + 0,001 %.
Nilai kelangsungan hidup terbaik yaitu 92.89 + 1.02 % pada perlakuan 12T:12G
Lama pencahayaan yang sesuai untuk pemeliharaan larva gurame sampai ukuran kuaci (1,5-2 cm) adalah kontrol atau tanpa perlakuan pencahayaan khusus
Efisiensi EkonomiEfisiensi Ekonomi
Keuntungan = Penerimaan-Total Biaya Produksi ;(Martin, 1991)
R/C = Penerimaan total/Biaya total ;(Rahardi, 1998)
BEP (Rp) = Biaya tetap /(1-(biaya variabel/penerimaan total)) ;(Martin, 1991)
BEP (ekor) = Biaya tetap/(harga jual-(biaya variabel/jumlah produksi)) ;(Martin, 1991)
PP = Investasi /keuntungan x 1 tahun ;(Martin, 1991)
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Uraian Perlakuan24T:0G 18T:6G 12T:12G 6T:18G 0T:24G Kontrol
InvestasiRp2.523.00
0,00Rp2.523.00
0,00Rp2.523.00
0,00Rp2.523.00
0,00Rp2.523.00
0,00Rp2.523.00
0,00Biaya tetap
Rp3.159.452,74
Rp3.159.452,74
Rp3.159.452,74
Rp3.159.452,74
Rp3.159.452,74
Rp3.159.452,74
Biaya variabel
Rp1.035.332,01
Rp 975.935,96
Rp 963.494,32
Rp 934.526,18
Rp 882.064,57
Rp 901.038,04
Biaya total
Rp4.194.784,75
Rp4.135.388,70
Rp4.122.947,06
Rp4.093.978,92
Rp4.041.517,31
Rp4.060.490,78
Penerimaan
Rp4.944.000,00
Rp4.980.000,00
Rp5.016.000,00
Rp4.860.000,00
Rp4.740.000,00
Rp4.980.000,00
Keutungan
Rp 749.215,25
Rp 844.611,30
Rp 893.052,94
Rp 766.021,08
Rp 698.482,69
Rp 919.509,22
R/C Ratio 1,18 1,20 1,22 1,19 1,17 1,23BEP (Rupiah)
Rp3.996.331,84
Rp3.929.526,22
Rp3.910.621,28
Rp3.911.614,50
Rp3.881.818,72
Rp3.857.372,24
BEP (ekor) 15.986,20 15.718,23 15.642,72 15.646,68 15.528,54 15.429,54PP (tahun) 3,37 2,99 2,83 3,29 3,61 2,74
Hasil Perhitungan Analisis Ekonomi
*)Dengan Beberapa Asumsi
LAMPIRANAsumsi perhitungan analisis ekonomi
•Dalam satu siklus produksi 30 hari dengan 28 hari waktu produksi dan 2 hari persiapan•Satu tahun dilakukan 8 siklus produksi•Pembenihan menggunakan 18 akuarium @ volume 10 liter (padat tebar 150 ekor/akuarium). Skala 2700•Harga telur gurame Rp. 30,00/butir.•Harga jual benih gurame ukuran 1,50-2,00 cm sebesar Rp. 250,00/ekor.•Biaya tenaga kerja Rp.45.000,00/bulan.•Biaya tenaga kerjanya Rp.45.000,00/bulan.
•Pengukuran nilai instensitas cahaya : 1 lux = 1 lumen/m2, lampu fluorescent 1 Watt = 61 lumen (Anonimous, 2008). Untuk intensitas cahaya dalam ruangan indoor 200 lux maka dibutuhkan 2 buah lampu fluorescent @ 40 watt atau 3.200 lumen.•Setiap 1.000 ekor maka dikeluarkan biaya panen sebesar Rp. 2.500,00•Setiap 500 ekor dikemas dalam satu kantong plastik, harga kantong plastik sebesar Rp.500,00 dan gas sebesar Rp.1.000,00.•Harga pakan cacing sutera Rp.5.000,00/kaleng (255,37 gram).•Harga tarif listrik Rp. 350/kWh
LAMPIRAN
PUSTAKA
Perkembangan larva ikan menurut Effendie (1997) dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu pro larva dan post larva.
Tahap pro larva masih mempunyai kantong kuning telur, tubuhnya transparan dengan beberapa butir pigmen yang fungsinya belum diketahui. Sirip dada dan ekor sudah ada tapi bentuknya belum sempurna. Mulut dan rahangnya berkembang dan ususnya masih berbentuk tabung lurus.
Tahap post larva adalah saat dari hilangnya kantung kuning telur sampai terbentuk organ-organ baru selesainya taraf penyempurnaan organ-organ yang telah ada. Sehingga pada akhir masa pasca larva secara morfologi sudah menyerupai bentuk induk
PUSTAKA
Menurut Waynarovich dan Horvath (1980), larva ikan yang baru menetas berenang dengan posisi badan terbalik dan kuning telur berada pada bagian sebelah atas.
Kamler (1992), menjelaskan bahwa kuning telur merupakan sumber nutrien dan energi utama bagi ikan selama periode endogenous feeding, yang dimulai saat fertilisasi dan berakhir saat larva sudah benar-benar memperoleh pakan dari luar tubuhnya.
Nutrien dan energi dari kuning telur akan digunakan untuk pertumbuhan, perkembangan dan juga sebagai sumber energi bagi metabolisme basal dan aktivitas rutin larva.
Kuning Telur Larva
Blaxter (1968), pada kondisi pencahayaan gelap, larva cenderung bergerak menyebar dalam mencari mangsa. Sehingga membutuhkan energi yang lebih tinggi. Aktivitas metabolisme yang tinggi memerlukan energi yang besar sehingga laju penyerapan kuning telurnya menjadi lebih cepat.
Cahaya vs penyerapan kuning telur
PUSTAKA
• Larva ikan pada hari pertama setelah menetas tidak ditemukan adanya pigmen pencahayaan pada matanya dan sedikit sekali diferensiasi penglihatan.
• Pada hari ketiga pigmen dengan retina yang bertingkat dan sel penglihatan telah berkembang. Selanjutnya pada hari kelima saraf optik dan cone (sel berbentuk kerucut pada retina) telah berkembang.
Mekanisme adaptasi larva terhadap cahaya
PUSTAKA
•Ketika larva berubah menjadi juvenil maka rods (sel berbentuk batang pada retina) telah terbentuk. Cone dan rods merupakan fotoreseptor yang aktif bekerja dan peka terhadap gelap dan terangnya cahaya. Cone bekerja ketika kondisi terang, sedangkan rods bekerja pada kondisi gelap/samar.
• Dengan berkembangnya adaptasi terhadap gelap dan terang maka ikan muda (juvenil) mudah dalam menangkap mangsa. Aktivitas pemangsaan yang sukses akan menunjang pertumbuhan juvenil (Blaxter, 1968).
Menurut Blaxter (1968), beberapa larva ikan organ penglihatannya masih belum berkembang sempurna sehingga sedikit sekali diferensiasi dalam membedakan cahaya terang dan gelap.
Pada kondisi pro larva, cahaya dibutuhkan untuk stimulus pewarnaan (pigmentasi) pada organ penglihatan dan warna tubuh, suatu peristiwa yang penting di awal pertumbuhan dan perkembangan larva.
Secara umum, lama waktu penyinaran mempengaruhi kecepatan perkembangan larva. Ada atau tidaknya cahaya dapat memberikan pengaruh aktivitas yang berbeda terhadap larva ikan.
Cahaya gelap/terang-aktivitas larva
PUSTAKA
Pergerakan aktivitas larva akan mempengaruhi laju penyerapan kuning telur saat larva berkembang dari pro larva menuju post larva.
Efisiensi penyerapan kuning telur yang tinggi dapat terjadi akibat dari aktivitas larva yang rendah, sehingga kuning telur lebih banyak terserap untuk pertumbuhan.
PUSTAKA
Yushinta (2004), menyatakan bahwa peristiwa pergerkan berkumpulnya larva ikan di bawah cahaya dapat dibedakan sebagai :
- Peristiwa langsung yakni ikan–ikan tertarik oleh cahaya lalu berkumpul.
- Peristiwa tak langsung yakni karena ada cahaya maka plankton dan ikan–ikan kecil berkumpul kemudian ikan–ikan kecil berkumpul kemudian ikan yang dimaksud datang berkumpul dengan tujuan feeding (mencari makan).
PUSTAKA
Pakan larva dan cahaya
Menurut Haryati (1995), larva gurame lebih mudah mendapatkan pakannya saat ada cahaya yang dibuktikan dengan jumlah pakan paling banyak ditemukan dalam lambung larva gurame pada saat siang hari atau ada cahaya.
Brown et al. (1991), artemia bersifat fototaksis positif dan cenderung bergerombol mendekati sumber cahaya. Hal tersebut akan memudahkan larva ikan dalam menangkap artemia sebagai mangsanya.
Menurut Zonneveld (1991), dalam suatu larutan, karbondioksida menunjukkan reaksi berikut :
CO2 + + H2O H2CO3 HCO3- + H+ CO3
- + H+.
Karbonat (CO3-) dalam mekanisme di atas melambangkan
alkalinitas air sedangkan H+ menunjukkan sumber keasaman.
Effendi (2003), menyatakan perairan mengandung alkalinitas ≥20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil.
pH dan Alkalinitas
Dengan demikian rendahnya nilai pH disebabkan juga oleh nilai alkalinitas yang rendah.
Konsentrasi ion hidrogen (H+) yang dihasilkan dalam reaksi tersebut tidak dapat diikat oleh ion karbonat (CO3
-) sehingga kesetimbangan reaksi bergerak ke kiri menghasilkan H+.
1) Suhu : 29 o C - 30 o C2) Nilai pH : 6,5 - 8,03) Ketinggian air : 15 cm- 20 cm
a) Kualitas dan kuantitas air media di akuariumb) Padat tebar: 15 ekor/liter -20 ekor/literc) Pakan yang diberikan: cacing Tubifex, Moina atau Daphnia
Standar pemeliharaan larva gurame
*BSN (2000)