Post on 07-Mar-2019
Evaluasi atas Dampak dari Proyek Pengembangan Kecamatan Tahap 2
& Penelitian Dasar Pedesaan - PNPM
Temuan-temuan Utama
Penelitian ini didukung oleh Pemerintah Indonesia, DSF dan Bank Dunia
Evaluasi PPK2/PNPM-PedesaanTinjauan atas Rancang Penelitian
Evaluasi PPK2– Periode: 2002 – 2007– Dasar: SUSENAS 2002 digunakan sebagai dasar dan bingkai
sampling untuk memilih kelompok-kelompok perlakuan (treatment) maupun kelompok-kelompok kontrol
– Lanjutan: Survei Evaluasi Dampak PNPM-Rural 2007 (SEDAP 2007), dilaksanakan oleh SurveyMeter, Yogyakarta
Evaluasi PPK2/PNPM-PedesaanTinjauan atas Rancang Penelitian
Evaluasi PNPM-Pedesaan: – Periode: 2007 – 2009– Dasar: Survey Evaluasi Dampak PNPM-Rural (SEDAP 2007),
dilaksanakan oleh SurveyMeter, Yogyakarta– Lanjutan: Survey SEDAP 2009 yang direncanakan
PNPM-Perkotaan akan digabungkan dengan survey 2009.Penelitian Kualitatif Dasar & Lanjutan: 2007 (dilaksanakan olehLP3ES, Jakarta) dan 2009
Tujuan Evaluasi
Penelitian tentang dampak kuantitatif dari PNPM-Pedesaan & PPK2Hal-hal yang diutamakan Pemerintah Indonesia:
– Kemiskinan– Pekerjaan– Tata Kelola dan Modal Sosial
Melihat perubahan pada indikator hasil yang disebabkan oleh PNPM-Pedesaan/PPKHasilnya akan mewakili dampak dari PNPM-Pedesaan/ PPK dibandingkan dengan wilayah-wilayah kontrol yang belum ikut serta dalam program CDD (Community Driven Development) sejenis PNPM-Pedesaan
Tinjauan Metodologi
Matching (pencocokan) di tingkat kecamatan untuk memastikan agar PPK2 dan kelompok-kelompok kontrolnya sebanding Rumahtangga-rumahtangga telah & akan diukur pada tahun 2002, 2007 dan 2009 untuk memastikan tersedianya panelPendekatan “differences-in-differences” (perbedaan dalam perbedaan) digunakan untuk mengenali dampak-dampak proyek dimaksud: perubahan pada indikator (se- belum & sesudah) dihitung baik pada PPK2 maupun wilayah-wilayah kontrol. Selisih antara perubahan-perubahan yang tampak ini merupakan dampak yang ditimbulkan oleh PPK2
Sampling
Rumahtangga-rumahtangga yang digunakan sebagai sample dalam SUSENAS 2002Dibatasi pada rumahtangga-rumahtangga pedesaanKelompok kontrol tidak mengikutsertakan kecamatan yang ikut dalam program-program CDD lain Pencocokan (matching) kelompok perlakuan (treatment) dengan kelompok kontrol dilaksanakan di tingkat kecamatanVariabel yang menjadi prasyarat dipilih dari ranking kemiskinan thn 2002 dan PODES 2003/2005Rumahtangga-rumahtangga dipilih acak dari bingkai sampling SUSENAS 2002 dari setiap kecamatan yang dijodohkan
DataEvaluasi PPK2 :
– 150 Kecamatan PPK2 – 150 Kecamatan Kontrol yang tidak ikut dalam program-program
CDDPenelitian Dasar PNPM-Rural:
– 150 Kecamatan mulai ikut dalam PNPM-Rural di thn 2007– 150 Kecamatan mulai ikut dalam PNPM-Rural di thn 2009
Sekitar 3150 rumahtangga dalam tiap kelompok yang terdiri dari 150 kecamatan diwawancarai sehingga secara keseluruhan ada 9505 rumahtangga diwawancarai dalam putaran survey 2007Semua rumahtangga dijadikan sample dalam SUSENAS 2002, SEDAP 2007 dan SEDAP 2009 demi terciptanya sebuah panel
Tinjauan atasTemuan-temuan Utama (1)
Kesejahteraan Rumahtangga (konsumsi nyata per capita): Rumahtangga yang berada di tingkat paling bawah dari perkiraan konsumsi per capita merasakan manfaat kira-kira 10% lebih besar dibandingkan dengan wilayah-wilayah kontrol antara 2002 and 2007 Kemiskinan: Rumahtangga peserta PPK2 di kecamatan miskin 9.2% lebih mungkin keluar dari kemiskinan daripada yang berada di wilayah kontrolBukti kualitatif dari Penelitian Dasar PNPM-Rural & data MIS proyek menunjukkan tingkat kehadiran yang lebih tinggi dalam pertemuan-pertemuan di antara rumahtangga-rumahtangga miskin, serta peran elit yang menjadi berkurang dalam pengambilan keputusan
Tinjauan atasTemuan-temuan Utama (2)
Akses ke Pelayanan Kesehatan: Kepala rumahtangga di wilayah PPK2 kira-kira 11.0% lebih mungkin mempunyai akses terhadap pelayanan rawat-jalan Pengangguran: Tingkat pengangguran di wilayah-wilayah kontrol meningkat 1.5% lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah-wilayah PPK2
– Meskipun pada umumnya pengangguran meningkat sepanjang periode itu (2002-2007), orang yang kehilangan pekerjaannya di wilayah PPK2 lebih sedikit
– Peningkatan relatif dalam pekerjaan tidak mencerminkan pekerjaan temporer yang diciptakan oleh sub-proyek infrastruktur yang merupakan komponen dari proyek, namun lebih mencerminkan dampak tidak langsung dari PPK2 terhadap kesempatan-kesempatan kerja di pasar kerja setempat
PPK2 meningkatkan konsumsi per capitadi antara rumahtangga-rumahtangga miskin:
Rumahtangga yang berada di tingkat paling bawah dari perkiraan konsumsi per capita merasakan manfaat kira-kira 10% lebih besar dibandingkan dengan wilayah-wilayah kontrol antara 2002 and 200
0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18% 20%
Consumpt ion Per Capit a
Kec Povert y Score
Predict ed Consumpt ion Per Capit a
Consumpt ion Per Capit a
Kec Povert y Score
Predict ed Consumpt ion Per Capit a
PPK2 mengentaskan Rumahtangga dari Kemiskinan: Rumahtangga peserta PPK2 di kecamatan miskin 9.2%-11.7% lebih mungkin keluar dari kemiskinan
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
8.00%
9.00%
10.00%
Full Sample 1st Quintile of Kec PovertyScore
Full Sample 1st Quintile of Kec PovertyScore
BPS Poverty Line WB$2 a day Poverty Line
Percentage Point Change in Households Moving Out of Poverty Attributable to KDP2
PPK2 memperluas akses ke perawatan kesehatan:Kepala rumahtangga di wilayah PPK2 11.0% lebih mungkin mendapatkan akses terhadap pelayanan rawat-jalan
0% 2% 4% 6% 8% 10% 12%
KDP2
Control
Percentage Change in Household Head Access to Outpatient Care
PPK2 mengurangi pengangguran: Tingkat pengangguran di wilayahkontrol meningkat 1,5% lebih tinggidaripada di wilayah-wilayah PPK2
0.00% 0.50% 1.00% 1.50% 2.00% 2.50% 3.00% 3.50%
KDP2
Control
Percentage Point Increase in Unemployment Rate
Temuan-temuan Utama (3)
Dampak pada Kelompok-kelompok Terkendala– Kesejahteraan Rumahtangga:
Dampak terbatas pada konsumsi per capita & kemiskinan pada rumahtangga yang dikepalai perempuan maupun rumahtangga yang kepala rumahtangganya tidak memiliki pendidikan dasarBukti kualitatif menunjukkan kelompok-kelompok yang terkendala sering termarjinalkan karena tidak ikut serta dalam kegiatan-kegiatan proyek dan karena tidak adanya fokus pada kelompok seperti itu oleh anggota masyarakat dalam kegiatan-kegiatan proyeknya
– Akses ke Pelayanan: akses ke pelayanan rawat-jalan meningkat secara signifikan bagi rumahtangga-rumahtangga yang kepala rumahtangganya tidak memiliki pendidikan dasar
Temuan-temuan Utama (4)
Dampak pada Rumahtangga-rumahtangga Kaya & Rumahtangga-rumahtangga di Wilayah Kaya
– Peningkatan konsumsi di rumahtangga-rumahtangga yang lebih kaya maupun rumahtangga-rumahtangga di kecamatan yang lebih kaya di wilayah-wilayah PPK2 tidaklah sebesar di wilayah-wilayah kontrol
– Penelitian ini tidak dapat memastikan apakah hasil yang dicapai di kecamatan-kecamatan kaya bagi rumahtangga-rumahtangga yang dibagi atas tingkatan berdasarkan konsumsi, utamanya rumahtangga-rumahtangga miskin, konsisten dengan temuan-temuan ini
Pertanyaan-pertanyaan yang Belum Terselesaikan (1)
Dampak terhadap Rumahtangga-rumahtangga Miskin di Wilayah-wilayah Lebih Kaya:
– Penelitian ini tidak dapat menjawab pertanyaan apakah rumahtangga-rumahtangga miskin di kecamatan kaya memetik manfaat dari PPK2
Dampak terhadap Akses ke Pendidikan– Tak ada dampak signifikan terhadap jumlah pendaftaran ke
sekolah dasar atau lanjutan– Analisis dibatasi oleh sample yang kecil karena keharusan utk
menyatukan jumlah pendaftaran di tingkat kecamatan– Evaluasi Dampak PNPM-Rural (2007-2009) akan mencakup
panel di tingkat individu sehingga mampu menelusuri keikutsertaan mereka dalam pendidikan baik di tahun 2007 maupun 2009
Pertanyaan-pertanyaan yang Belum Terselesaikan (2)
Dampak proyek terhadap tingkat pengangguran di antara rumahtangga-rumahtangga miskin:
– Ketiadaan panel pada tingkat individu membatasi analisis pada kesatuan di tingkat kecamatan, sehingga tidak mungkin merinci berdasarkan tingkat perkiraan konsumsi
– Evaluasi PNPM-Pedesaan (2007-2009) akan mencakup panel di tingkat individu sehingga mampu menelusuri status pekerjaan antara tahun 2007 maupun 2009, serta memungkinkan dilakukannya penilaian atas dampaknya terhadap tingkat pengangguran di kalangan orang miskin
Pertanyaan-pertanyaan yang Mengganjal (3)
Peran modal sosial dan tata kelola:– Perangkat survei yang digunakan untuk evaluasi PPK2
terbatas pada SUSENAS 2002 & tidak mencakup modal sosial ataupun indikator-indikator tata kelola
– Evaluasi PNPM-Pedesaan mendatang akan mencakup modul dinamika sosial dan tata kelola, yang akan dapat mengaitkan temuan-temuan tentang kesejahteraan ru-mahtangga dengan temuan tentang akses ke pelayan-an, dan dengan kegiatan-kegiatan proyek
Rekomendasiuntuk PNPM-Rural ke Depan
Lebih memperhatikan keikutsertaan kelompok-kelompok yang terkendala dan termarjinalkan Dengan diperluasnya program ini ke semua kecamatan pada tahun 2009, lakukan penyesuai-an strategi agar lebih efektif di kecamatan-kecamatan yang tidak terlalu miskinKumpulkan data dinamika sosial dan tata kelola agar dapat mengaitkan kegiatan proyek dengan dampak hasilnya dengan lebih baik
Penelitian Dasar PNPM-Rural
Tetapkan kondisi dasar awal bagi Evaluasi PNPM-Pedesaan yang sedang direncanakanPerangkat survey untuk penelitian dasar mencakup perangkat yang sama dari evaluasi PPK2 & tambahan modul dinamika sosial serta tata kelolaEvaluasi PNPM-Pedesaan yang direncanakan akan meliputi periode 2007 – 2009 dengan menggunakan data survey penelitian dasar 2007 yang sekarang dan survey lanjutan thd rumahtangga-rumahtangga yang sama di tahun 2009Analisisnya akan terdiri dari pengulangan analisis yang digunakan untuk evaluasi PPK2, namun juga akan memasukkan indikator-indikator modal sosial & tata kelola agar dapat melihat kaitan antara kesejahteraan rumahtangga dan akses ke pelayanan, dengan kegiatan-kegiatan proyek.
Temuan-temuan Utamadari Penelitian Dasar
Indikator tingkat konsumsi, kemiskinan dan akses ke pelayanan cukup seimbang antara kelompok-kelompok perlakuan (treatment) maupun kelompok-kelompok kontrolRumahtangga-rumahtangga ikut dalam pertemuan-pertemuan desa namun tingkat partisipasi dan kesadaran akan informasi tentang kegiatan-kegiatan desa masih rendahTingkat kepercayaan antara penduduk desa dan pejabat publik tinggiAkses ke pelayanan dasar masih merupakan masalah: kira-kira 40% rumahtangga masih kesulitan mendapatkan pendidikan, pelayanan kesehatan maupun air bersih
Indikator Modal Sosialdan Tata Kelola (1)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Cont rol Treat ment Cont rol Treat ment Cont rol Treat ment Cont rol Treat ment
Part icipat ed in act ivit ies t o benef it t hecommunit y (% of Households)
Obt ained inf ormat ion about use of governmentdevelopment f unds (% of Households)
Percept ion of village government of f icials ast rust wort hy (% of Households)
At t ended village meet ing in t he last six mont hs (%of Households)
Indikator Modal Sosialdan Tata Kelola (2)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Cont rol Treat ment Cont rol Treat ment Cont rol Treat ment Cont rol Treat ment
Part icipat ed in collect ive act ion t o benef it t hecommunit y (% of Households)
Dif f icult t o access Educat ion, Healt h Care orClean Wat er (% of Households)
Dissat isf act ion wit h village of f icial (% ofHouseholds)
Local government of f icials care f or t he needs oft he communit y (% of Households)
Kesulitan Mengakses Pelayanan% of Households With Difficulty Accessing Public Services
0
5
10
15
20
25
30
Cont rol Treat ment Cont rol Treat ment Cont rol Treat ment
Educat ion Healt h Care Clean Wat er
Alasan paling umum untuk Ketiadaan Akses– Kemiskinan -- Ongkos– Tak dapat mencapai lokasi pelayanan – Layanan tak disediakan
Penilaian Kemiskinan Parsipatoris: Lima Jawaban Paling Umum
Sebab-sebab Kemiskinan
– Penghasilan rendah– Sulit mendapat
pekerjaan– Tak punya alat
transportasi– Tak punya modal– Terlalu tua untuk bekerja
Jalan keluar dari kemiskinan
– Dapatkan pekerjaan– Kerja keras– Dapatkan alat
transportasi– Lebih banyak bantuan
dari Pemerintah– Lebih banyak dukungan
untuk orang miskin dari Pemerintah
Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab oleh Evaluasi PNPM-Rural
Apakah PNPM-Rural meningkatkan kesejahteraan rumahtangga (diukur sebagai real per capita consumption)?Apakah PNPM-Rural mengentaskan rumahtangga-rumahtangga dari kemiskinan?Apakah individu-individu di kecamatan PPK2 mempunyai akses yang lebih baik ke pendidikan, pelayanan kesehatan dan kesempatan kerja?Apa dampak indikator-indikator ini bagi kelompok-kelompok miskin dan terkendala?Apakah PNPM-Rural mempengaruhi modal sosial di masyarakat maupun mutu tata kelola?Apa peran dinamika sosial & tata kelola dalam mempengaruhi hasil kesejahteraan rumahtangga maupun akses ke pelayanan?
Untuk pertanyaan atau pernyataan kerisauan:
Salinan Evaluasi PPK2 dan Penelitian Dasar PNPM (segera terbit) tersedia untuk Anda mintaSilakan hubungi
– John Voss– jvoss1@worldbank.org– (012) 314-8175