Post on 02-Aug-2015
EMBRIOLOGI UMUM
Kehamilan pada manusia dimulai ketika terjadi fusi antara sel ovum dan
sel sperma. Sel-sel ini sebelumnya telah melalui serangkaian perubahan dalam
suatu proses yang disebut gametogenesis yang mengubah mereka secara genetik
dan fenotip menjadi gamet yang matur, yang mampu berpartisipasi dalam proses
fertilisasi. Selanjutnya, gamet harus dilepaskan dari gonard dan masuk ke tuba
uterina yang merupakan lokasi normal untuk proses fertilisasi. Selanjutnya sel
ovum yang telah difertilisasi ini disebut embrio, akan memasuki uterus dan akan
tertambat pada dinding uterus (implantasi) sehingga dapat diberikan suplai nutrisi
dari Ibu. Proses gametogenesis, fertilisasi, dan transpor embrio telah dibahas
sebelumnya dibagian biologi sel dan pada mata kuliah ini kita akan membahas
mulai dari proses implantasi sampai dengan periode fetal.
FERTILISASI
Fertilisasi adalah rangkaian proses yang bermula ketika
spermatozoa mulai melakukan penetrasi ke dalam corona radiata yang
mengelilingi sel telur dan berakhir dengan penggabungan kromosom ayah
dan ibu setelah spermatozoa memasuki telur.
Page | 1
Penetrasi Corona Radiata
Ketika spermatozoa bertemu dengan ovum yang diovulasikan
(biasanya di pars ampullaris tuba uterina), spermatozoa tersebut akan
menghadapi corona radiata dan mungkin juga masih tersisa cumulus
oophorusnya. Corona radiata merupakan lapisan yang sangat seluler
dengan matrik interseluler yang terdiri dari protein dan karbohidrat,
khususnya asam hyaluronat.
Perlekatan dan Penetrasi dengan Zona Pellucida
Zona pellucida, yang kurang lebih memiliki ketebalan 13µm pada
manusia, terdiri dari tiga glikoprotein utama, yakni ZPI (BM 200.000),
ZP2 (BM 120.000) dan ZP3 (83.000).
Setelah spermatozoa menembus corona radiata, spermatozoa
berikatan dengan kuat pada zona pellucida melalui membran plasma
bagian kepala spermatozoa. Molekul ZP3, berperan sebagai reseptor
dengan molekulnya pada permukaan kepala spermatozoa.
Page | 2
Ketika berikatan dengan zona pellucida, spermatozoa akan
mengalami reaksi akrosom. Kepentingan dari reaksi ini adalah fusi bagian
luar membran akrosom dengan membran plasma zona pellucida. Hal ini
akan membebaskan berbagai enzim yang terdapat pada akrosom,yaitu acid
proteinase, acrosin, arylaminidase, arylsulfatase, collagenase, etrerase, β-
galactosidase, β-glucoronidase, hyaluronidase, neuraminidase,
phospholipase C, dan proacrosin.
Reaksi akrosom tampaknya distimulasi oleh molekul ZP3 yang
berperan melalui protein G di membran plasma kepala spermatozoa.
Peristiwa awal dari reaksi akrosom ini adalah influks Ca++ melalui
membran plasma kepala spermatozoa. Proses ini diikuti dengan influks
Na++ dan efluks H+, dan hal ini menyebabkan peningkatan pH intrascluler,
sehingga akan diikuti dengan fusi bagian luar membran akrosom dengan
memran plasma plasma sel telur.
Ikatan dan Fusi Spermatozoa dengan Ovum
Spermatozoa pertama kali akan berikatan dan mengalami fusi
dengan membran plasma ovum. Ikatan antara spermatozoa dengan telur
terjadi ketika regio ekuator kepala sperma berkontak dengan mikrovilli
yang mengelilingi telur. Molekul pada membran plasma kepala
spermatozoa, khususnya fertilin, berikatan dengan molekul integrin α6β1
pada permukaan ovum.
Reaksi akrosom ini yang menyebabkan perubahan sifat membran
spermatozoa, setelah fusi awal, isi spermatozoa (kepala, midpiece, dan
biasanya juga ekor) memasuki ovum, dimana membran plasma sperma
Page | 3
yang secara antigenik berbeda dengan ovum tidak akan ikut bergabung
sampai awal pembelahan.
Penyelesaian Meiosis dan Perkembangan Pronuclei di Ovum
Setelah penetrasi ovum oleh spermatozoa, nucleus ovum (metafase
meoisis II), akan melakukan pembelahan terakhir, dan melepaskan secon
polar body ke perivitelline space. Membran pronucleus, yang berasal dari
retikulum endoplasma ovum, membentuk materi kromosom perempuan.
Faktor sitoplasma tampaknya mengontrol pertumbuhan baik pronukleus
pria dan wanita. Replikasi DNA terjadi pada pronucler haploid yang
sedang berkembang, dan setiap kromosom membentuk dua kromatid
seiring pronuclei mendekat satu sama lain. Ketika pronuclei pria dan
wanita berkontak, membrannya akan hancur dan kromosom akan
bergabung. Kromosom maternal dan patemal segera akan tersusun di
sekitar mitotic spindle untuk persiapan pembelahan mitosis. Pada saat ini,
proses fertilisasi dikatakan selesai dan ovum yang sudah difertilisasi kini
disebut zygote.
Page | 4
PEMBELAHAN (CLEAVAGE)
Pcrkcmbangan pembelahan ini berlangsung rata-rata satu kali
pembelahan per hari untuk 2 hari pertama. Setelah tahapan dua sel,
pcmbelahan menjadi asynchronous, dengan satu dari dua sel (blostomere)
yang mcmbelah untuk mcmbentuk embrio tiga sel. Ketiak embrio tcrdiri
sckitar l6 sel, tahapan ini disebut morula.
Setelah beberapa kali pembelahan, embrio memasuki fase yang
disebut compaction, sclama ini blastomere bagian luar akan mengalumi
perlekatan yang sangat kuat melalui gap dan tight junctions. Fase ini
diperantara ole molekul adhesi sel, seperti E-cadherin pada bagian apikal
blastomere. Melalui aktivitas sistem transport Na+, K+, ATPase, Nu+ dan
H20 bcrgcrak melalui blastomer bagian luar dan berakumulasi dalam
ruangan di sekitar blastomere bagian dalam.Proses ini, yang berlangsung
sckitar 4 hari setelah fertilisasi, disebut cavitation, dan ruangan yang terisi
cairan kini disebut sebagai blastocoele (blastocyst cavity).Pada tahapan
ini, embrio secara keseluruhan discbut blastocyst.
Page | 5
Pada tahapan blastocyst, embrio terdiri dari dua sel: lapisan sel luar
(trophoblast) yang mengelilingi sekelompok kecil sel-sel yang disebut
inner cell mass (embryoblast). Bagian blaslocyst yang mengundung inner
cell mass disebut embryonic pole, sedangkan bagian yang berlawanan
dengan itu disebut abembryonic pole. Sel-sel dari Inner cell mass ini akan
menjadi tubuh embrio. sedangkan sel-sel trophoblast sendiri merupakan
struktur ekstraembrionik, di antaranya akan menjadi plasenta. Bukti
penelitian menyatkan bahwa FGF-4, suatu faktor pertumbuhan yang
disekresikan oleh inner cell mass, berperan dalam memelihara aktivitas
mitosis dan trophoblast.
IMPLANTASI
Sekitar 6-7 hari setelah fertilisasi, embrio mulai melekat dengan
kuat ke lapisan epitel endometrium. Segera setelah itu, embrio akan masuk
ke dalam stroma endometrium dan tenpat penetrasinya akan menutup
dilapisi kembali oleh epitel.
Implantasi yang baik: memerlukan persiapan dan koordinasi baik
dari embrio dan endometrium. Persiapan hormonal dari endometrium ini
diperlukan untuk memberikan lingkungan baik seluler dan nutrisi untuk
embrio.
Tahap awal implantasi ini terdiri dari perlekatan dan
perkembangan blastocyst ke epitel endometrium dengan perantaraan
integrin. Sel-sel trophoblast pada blastocyst preimplantasi juga
Page | 6
mcngekspresikan molekul adhesi. Perlekatan blastocyst terjadi pada area
di atas inner cell rnass (embryonic pole).
Tahap selanjutnya adalah penetrasi epitel uterus. Pada area sekitar
inner cell mass, sel-sel yang berasal dari trophoblast (cytotrophoblast)
bergabung untuk membentuk syncytioticphoblast. Tonjotan kecil dari
syncytiotrophoblast akan memasukannya ke dalam sel epitel uterus.
Kemudian sel·se1 ini akan menyebar di sepanjang permukaan lamina
basalis untuk membentuk trophoblastic plate. Pada umur 10-12 hari
setelah fertilisasi, embrio seluruhnya sudah berada di dalam endometrium.
Seiring dengan proses implantasi awal ini berlanjut, tonjolan dari
selubung syncytiotrophoblast mulai mengerosi ke dinding pembuluh
darah, dan darah maternal mulai mengisi lakuna terisolasi yang terbentuk
dalam trophoblast. Tonjolan trophoblast ini memasuki pembuluh darah
dan bahkan membagi junctional complexes dengan sel endotel. Pada saat
terbentuk lakuna yang terisi darah, trophoblast mengalami perubahan sifat
dan tidak seinvasif selama hari-hari pertama implantasi.
Seiring proses ini, sel-sel stroma endometrium mengalami edema
dengan akumulasi glikogen dan droplet lipid. Sel-sel ini disebut sel
decidua, sangat melekat satu sama lain dan membentuk matriks seluler
yang pertama kali mengelilingi embrio dan selanjuinya akan mengisi
hampir seluruh bagian endometrium. Seiring dengan proses ini terjadi
suatu reaksi desidua, di mana reaksi ini berperan dalam menolak reaksi
imun seluler mengingat embrio secara antigenik berbeda dari ibu.
Page | 7
PEMBENTUKAN LAPISAN GERMINAL DAN DERIVAT AWAL
Seiring embrio mengalami implantasi ke dinding uterus, embrio
yang mengalami perubahan-perubahan susunan. Blastocyst terdiri dari
inner cell mass, yang mana dari bagian ini badan embrio akan muncul, dan
lapisan luar trophoblast akan menjadi jaringan yang membatasi embrio
dengan ibu (plasenta). Subdivisi dari inner cell mass pada akhimya akan
mengandung tiga lapisan germinal embrionik: ektodern, mesodern, dan
endoderm. Proses pembagian lapisan embrio ini disebut gastrulasi.
Seteiah lapisan germinal terbentuk, progresi perkembangan embrio
tergantung pada serangkaian sinyal yang disebut induksi embrionik yang
terjadi di antara lapis atau dengan prekursor jaringan lainnya.
Page | 8
Two-Germ-Layer Stage
Seiring inner cell mass tersusun menjadi sebuah konfigurasi epitel
(embryonicshield), selapis tipis sel di bagian ventral mulai tampak menjadi
suatu massa seluler. Lapisan sel paling atas disebut epiblast dan bagian
bawahnyadisebut hypobiast (primitive endoderm).
Hypoblast dianggap suatu endoderm ekstraembrionik, dan pada
akhirnya akan melapisi yolk sac. Setelah hypoblast menjadi suatu lapisan
yang tersusun dengan baik dan epiblast membentuk suatu konfigurasi
epitel, inner cell mass ini ditransformasi menjadi suatu bilaminar disk,
dengan epiblast pada permukaan dorsal dan hypoblast pada permukaan
ventral.
Epiblast terdiri dari sel-sel yang akan membentuk embrio itu
scndiri, namun jaringan ekstraembrionik juga muncul dari lapisan ini.
Lapisan selanjutnya yang tampak setelah hypoblast adalah amniom, suatu
lapisan ektoderm yang pada akhirnya akan melengkapi keseluruhan
embrio dalam suatu ruangan yang berisi cairan (rongga amnion).
Pada 9 hari setelah fertilisasi, sel-sel hypoblast mulai menyebar,
melapisi permukaan dalam sytotrophoblast dengan lapisan kontinyu
endoderm ekstraembrionik yang disebut parietal endoderm. Setelah
penyebaranm endoderm, tampak vasikel yang disebut primary yolk sac,
yang segera akan mengalami konstriksi untuk mcmbentuk secondary yolk
sac dan mcninggalkan sisa primary yolk sac.
Pada l2 hari setelah fertilisasi, jaringan mesoderm ekstraembrionik
mulai tampak. Pertama kali sel-sel ini berasal dari sel-sel parietal
Page | 9
endoderm. Sel-sel ini selanjutnya akan bergabung dengan sel-sel
mesoderm ektraembrionik. Mesoderm elestraembrionik ini menjadi
jaringan yang menyokong epitel amnion dan yolk sac dan juga villi
korionik yang bcrasal dari jaringan trophoblast.
Gastrulation and the Three Embryonic Germ Layers
Pada akhir minggu kedua, embrio Lerdiri dari dua lapisan sel,
yakni epiblast dan hypoblast. Seiring memasuki minggu ketiga kehamilan,
embrio memasuki periode gastrulasi, selama ini mulai terbentuk tiga
lapisan germinal (dari epiblast).
Cut edge of Amnion Buccopharyngeal membrane
Wall of yolk sac PrimitiveStreak Hypoblast Epiblast
Gastrulasi dimulai dengam pembentukan primitive streak, suatu
kondensasi sel linear di bagian tengah yang berasal dari epiblast di bagian
posterior embrio, diduga terbentuk karena adanya induksi dari sel-sel pada
pinggir diskus embrionik pada regio tersebut. Pada awalnya primitive
streak berbentuk segitiga, dan selanjutnya terbentuk linear dam
memanjang, melalui proses penyusunan seluler intemal yang disebut
convergent-extension movements. Dengan tampaknya primitive streak,
axis anterciposterior (craniocaudal) dan axis kiri-kanan embrio dapat
mulai diidentifikasi.
Page | 10
Primitive streak rnerupakan regio di mana sel-sel epiblast
bergabung dalam suatu rangkaian yang tersusun dengan baik. Seiring sel-
sel epiblast mencapai primitive streak, mereka mengalami transformasi
dan berjalan untuk membentuk lapisan sel di bawah (ventral) epiblast.
Pergerakan sel-sel melalui primitive streak membentuk suatu alur yang
disebut primitive groove di sepanjang garis tengah primitive streak. Pada
ujung anterior primitive streak sekelompok akumulasi sel-sel terbentuk,
yang disebut primitive node (Hensen 's node).
Stuktur ini berperanan penting di dalam perkembangan karena
merupakan area di mana sel-sel brmigrasi terkumpul menjadi massa sel
mesenkim yang disebut notochord dan sekelompok sel-sel anterior
terhadapnya yang disebut prechordal plate.
Pergerakan sel-sel pada primitive streak ini diikuti dengan
pcrubahan-perubahan pada struktur dan susunannya. Ketika sel masih
bcrada di epiblast, sel-sel memiliki sifat tipikal dari sel epitel, dengan
permukaun basal dan apikal, dan berhubungan dengan lamina basalis
yang melapisi epiblast. Seiring dengan sel-sel tersebut memasuki primitive
streak, sel sel mengalami elongasi, kehilangan lamina basalisnya dan
memiliki karakteristik morfologisnya, sehingga sekarang disebut sel botol
(bottle cell). Ketika sel tersebut terlepas dari lapisan epiblast di primitive
groove, sel botol diduga akan memiliki karakteristik sel mesenkim, yang
mampu bermigrasi sel individual jika disediakan lingkungan ekstraseluler
yang tepat.
Page | 11
Regresi Primitive Streak
Setelah terbentuk gambaran embrio axis craniocaudal dengan jelas,
primitive streak melebar ke arah cranial sampai 18 hari setelah fertilisasi.
Setelah itu primitive streak akan mengalami regresi ke arah caudal, dan
sisa-sisanya masih terlihat sampai minggu keempat.
Notochord dan Prechordal Plate
Notochord tcrdiri dari sel-sel yang terdapat di sepanjang axis
cmbrio, terletak ventral terhadap sistem saraf pusat. Sekali pun secara
filogenetik dan onotogenetik berperan di dalam penyokong longitudinal
tubuh, notochord juga berperan penting sebagai pemindah serangkaian
induksi yang mentransformasi sel-sel embrionik menjadi jaringan atau
organ tertentu. Khususnya, sinyal induktif dari notochord (1) menstimulasi
konversi ektoderm permukaan menjadi jaringan saraf, (2) menspesifikasi
identitas sel-sel tertentu di dalam bakal sisten saraf, (3) mentransforrnasi
se-sel mesoderm tertentu dari somit menjadi corpus vertebra, dan (4)
menstimulasi tahap paling awal dari perkembangan pancreas dorsal.
Cranial tcrhadap notochord adalah regio dimana ektoderm dan
endoderm embrionik berhubungan tanpa mesoderm, yang disebut
oropharyngeal membrane. Struktur ini menandai bakal rongga mulut.
Antara ujung cranial tonjolan notochord dan oropharyngeal membrane
terdapat aggregasi sel mesoderm yang berhadapan dengan endoderm,
yaitu prechordal plate, Struktur ini mcmberikan sinyal molekuler yang
berperan didalam pembentukan forebrain.
Page | 12
Baik prechodal plate dan notochord bcrasal dari
ingresi/diferensiasi sel epiblast, yang bergabung dengan sel yang berasal
dari primitive streak, didalam primitive node. Segera setelah ingresi, sel-
sel yang berasal dari tonjolan natochord menyebar semetara dan
bergabung dengan endoderm embrionik sehingga terbentuk neuroenteric
canal yung menghubungkan rongga amnion dengan yolk sac. Setelah itu,
sel-sel notoclord terpisah dari atap endode m yolk sac dan membentuk
notochord definitif suatu kumpulam sel yang solid di bagiam tengah antara
ektoderm dan endoderm embrionik.
PEMBENTUKAN RAN CAN GAN DASAR TUBUH EMBRIO
Perkembangan Lapisan Germinal Ektoderm
Neurulasi: Pembentukan Neural Tube
Respon morfologis awal dari ektoderm embrionik adalah
peningkatan, jumlah sel-sel yang telah ditentukan menjadi komponen
sistem saraf. Sel-sel yang mengalami transformasi ini terlihat sebagai
neural plate yang tampak mcngalami penebalan pada bagian dorssal
embrio. Sekalipun tidak terlihat, yang tidak kalah penting juga adanya
ekspresi well adhesion molecules (CAMs) dari N-CAM dan L-CAM'E-
cadherin yang terbatas pada ektoderm sebelum diinduksi mcnjadi N~CAM
dan N-cadherin di neural plate.
Tahap pertama dari empat tahap pembentukan neural tube adalah
penebalan ektoderm menjadi neural plate. Aktivitas utama dari tahapan
kedua adalah pembentukan kontur neural plate sehingga menjadi lebih
sempit dan panjang. Pembentukan neural plate diikuti dengan perubahan
bentuk sel neuro epitel dan penyusunan sel-sel ini satu dengan lainnya.
Page | 13
Tahapan ketiga adalah proses yang disebut neurulasi, yakni
pelipatan lateral neural plate, menghasilkan elevasi dari setiap neural plate
di sepanjang garis tengah neural groove.
Pada garis tengah bagian ventral neural plate (median hinge point),
tampak berperan seperti titik pusat di mana kedua sisi menjadi terelevasi
pada sudut yang tajam terhadap bidang horizontal. Sel-sel neuraepitel pada
neural plate menjadi lebih sempit di bagian apex dan melebar pada bagian
dasarnya. Melalui pelipatan lateral neural plate di regio medulla spinalis,
kebanyakan area neural plate tetap datar. Elevasi neural fold tampaknya
diselesaikan dengan adanya faktor-faktor ekstrinsik terhadap epitel neural.
Tahapan keempat dari pembentukan neural tube terdiri dari posisi
dua permukaan apikal lateral neura folds , fusinya, dan pemisahan dari
segmen neural tube dari lapisan ektoderm. Pada saat yang sama, sel-sel
neural crest tampai terpisah dari neural tube.
Penutupan neural tube mulai di sepanjang bagian tengah di
sepanjang axis craniocaudal sistem saraf pusat (cmbrio berumur 21-22).
Pada hari-hari berikutnya, penutupan memanjang ke arah caudal seperti
layaknya resleting. Ujung cranial dan caudal yang tetap terbuka disebut
cranial/anterior neuropore dan caudal/posterior neuropare. Neuropore ini
pada akhirnya akan menutup sehingga sistem saraf akan terbentuk sepenti
tabung silinder.
Manifestasi Morfologi dari Segmentasi
Segera setelah neural tube tscrbentuk, regio dari bakal otak dapat
dibedakan dari medulla spinalis. Regio yang membentuk otak mengalami
serangkaian pembagian yang menjadikan dasar fundamental susunan
Page | 14
makroskopis otak dewasa. Satu set subdivisi membagi otak menjadi tiga,
yaitu forebrain (prosencephalon), Midbrain (mesencephalon), dan
hindbrain (rhombencephalon). Selanjutnya prosencephalon memiliki
subdivisi talencephalon dan diencephalon dan rhombencephalon akan
memiliki subdivisi metenchephalon dan myelezrcephalon.
Setiap regio otak akan memiliki serangkaian segmen yang teratur
yang disebut neuromere. Neuromere di rhombencephalon seringkali
disebut rhombomere yang mulai tampak pada awal minggu keempat atau
kelima. Prosencephalon mangalami segmentasi menjadi prosomere,
sedangkan mesencephalon tidak mengalami segmentasi.
Perkembangan Lapisan Germinal Mesoderm
Rancangan Dasar Lapisan Mesoderm
Setelah berjalan melalui primitive streak, sel-sel mesoderm
menyebar ke lateral di antara ektoderm dan endoderm sebagai lapisan sel
mesenkim yang kontinyu. Di dekat neural tube, sekelompok sel mesenkim
mengalami penebalan yang disebut paraxial mesoderm (segmental plate).
Jaringan ini selanjutnya akan tersusun sebagai somit. Lateral terhadap
paraxial mesoderm didapatkan intermediate mesoderm, yang akan menjadi
sistema urogenital. Selain itu, lateral mesoderm akan terbagi dual menjadi
jaringan sel yang akan rnenjadi dinding tubuh, dinding saluran cema, dan
ekstreiritas.
Mesoderm Ekstraembrionik dam Tangkai Tubuh (Bod Stalk)
Lapisan tipis mesoderm ekstraembrionik yang melapisi ektoderm
amnion dan endoderm volk sac akan berlanjut menjadi mesoderm
intraembrionik somatik dan splanknik. Ujung posterior dari embrio
Page | 15
berhubungan dengan jaringan trophoblastik (bakal plasmta) melalui
tangkai tubuh mesoderm. Seiring embrio tumbuh dan sistem sirkulasi
mulai berfungsi, pembuluh darah dari embrio tumbuh melalui tangkai
tubuh untuk mensuplai plasenta, dan tangkai tubuh itu sendiri kini menjadi
funiculus umbilicalis. Mesoderm ekstraembrionik yang melapisi
permukaan dalam cytotrophoblas pada akhimya akan menjadi komponen
mesenkim plasenta.
Perkembangan Lapisan Germinal Endoderm
Seiring endoderm terbentuk selama proses gastrulasi, endoderm
menerima informasi yang menentukan karakteristik anterior dan posterior.
FGF-4, yang disekresikan oleh mesoderm primitive streak, menentukan
karakter posterior endoderm. Sinyal selanjutnya dari jaringan sekitarnya
menyiapkan endoderm untuk induksi regio spesifik tulang tabung saluran
cerna.
Perkembangan lapisan germinal endoderm berlanjut dengan
transformasi lapisan endoderm intraembriotik menjadi tabung saluran
cerna sebagai akibat pelipatan badan embrio dan pelekukan ventral dari
ujung cranial dan caudal embrio sampai terbentuk struktur berbentuk C.
Page | 16
Derivat Lapisan Germimxl Emibrionik
Pada perkembangan akhir minggu keempat, bakal dari struktur-
struktur utama dan organ di tubuh telah ditentukan, dan keseluran proses
ini sebagai akibat dari interaksi induktif. Setiap lapisan germinal
berkontribusi dalam pembentukan berbagai struktur.
PERIODE ORGANOGENESIS: MINGGU KEEMPAT SAMPAI KEDELAPAN
Scluruh struktur eksterna dan interna dibentuk selama minggu keempat
sampai kedelapan. Pada akhir periode ini, sistem organ utama mulai
bcrkcmbang; namun, fungsi dari kebanyakan sistem ini masih minimal,
kecuali sistem kardiavaskuler. Seiring jaringan dan organ terbentuk,
bentuk embrio pun berubah, dan pada minggu kedelapan, mulai tampak
gambaran seperti manusia. Karena jaringan dan Organ yang berdiferensasi
dengan cepat selama minggu keempat sampai kedelapan, paparan embrio
terhadap terarogen selama periode ini dapat menyebabkan anomali
kongenital. Berikut gambaran peristiwa perkembangan dan perubahan
eksternal dari embrio selama seminggu keempat sampai kedelapan.
Minggu Keempat
Pada mulanya embrio masih dalam posisi hampir lurus dan
memiliki 12 somit. Neural tube terbentuk berlawanan dengan somit, dan
terbuka di bagian rostral dan caudal scbagai neuropore. Pada hari ke 24
tampak arcus pharyngeal pertama (mandibular) dan kcdua (hycid).
Page | 17
Tiga pasang arcus pharyngcal tampak pada hari ke 26, dan
neuropore rostral mulai menutup. Tunas alestremitas atas mulai dikenal
pada hari ke 26 dan 27 sebagai pembengkakan kecil pada dinding tubuh
ventrolateral. Otic pits, yang merupakan bakal telinga dalam juga mulai
tampak. Penebalan ektoderm yang disebut lens placode mengindikasikan
bakal lensa mata dan mulai tampak di kedua sisi kepala. Empat pensang
arcus pharyngcal dam tunas ekstremitas bawah mulai tampak ada akhir
minggu keempat. Pada akhir minggu keempat, caudal emminence yang
panjang seperti ekor merupakan tanda karakteristik.
Minggu Kelima
Pada minggu kelima perubahan bentuk sangatlah sedikit
dibandingkan dengar minggu keempat, namun pertumbuhan kepala
melebihi kecepatan regio lain. Pembesaran kepala khususnya karena
perkembangan otak dan facial prominence yang cepat. Wajah selanjutnya
berkontak dengan heart prominence. Arcus pharyngeal kedua juga tumbuh
dengan cepat melebihi arcus. Pharyngeal ketiga dan keempat, membntuk
depresi lateral ektoderm yang disebut sinus cervinalis. Rigio mesonefrik
mulai terbentuk dan mengindikasikan bakal ginjal mesonelrik.
Minggu Keenam
Pada minggu keenam, embrio menunjukan refleks sebagai respon
terhadap sentuhan. Ekstremitas atas nampak mulai mengalami diferensiasi
seiring dengan pembentukan siku dan telapak tangan. Bakal jari (digital
rays) mulai terbentuk pada telapak tangan, yang mengindikasikan
Page | 18
pembentukan jari. Embrio pada minggu keenam menunjukkan pergerakan
spontan. Perkembangan ekstremitas bawah mulai 4 sampai 5 hari setelah
perkembangan ekstremitas atas. Beberapa pembengkakan kecil (auricular
hillocks) berkembang di antara celah arcus pharyngcal pertama dan
kedua. Alur ini akan mcnjadi meatus acusticus externus. Selain itu,
pigmen retina mulai terbentuk. Kepala sekarang relatif lebih besar
dibandingkan batang badan dan membungkuk ke arah heart prominence.
Usus memasuki coelom ekstraembrionik di bagian proximal funiculus
umbilicalis. Herniasi umbilicalis ini merupakan proses yang normal pada
embrio. Herniasi terjadi karena cavitas abdorninalis terlalu lrccil untuk
mengakomodasi usus yang berkembang dengan cepat.
Minggu Ketujuh
Ekstremitas mengalami perubahan selama minggu ketujuh.
Lekukan mulai tampak digital ray telapak tangan, yang jelas
mengindikasikan bakal jari. Komunikasi antara bakal saluran cerna dan
umbilical vesicle kini berkurang menjadi suatu saluran yang kecil ( ductus
Page | 19
omphalomesentericus). Pada akhir minggu ketujuh, osifikasi tulang pada
ekstremitas atas mulai terjadi.
Minggu Kedelapan
Pada permulaan akhir minggu periodik embriogenik, jari-jari
tangan terpisah namun masih memiliki selaput di antaranya. Lekukan antar
jari mulai terlihat pada digital rays di kaki. Caudal eminence masih
didapatkan namun sudah tinggal seperti puntung. anyaman pembuluh
darah di kulit kepala mulai tampak. Pada akhir minggu kedelapan seluruh
regio ekstremitas telah tampak, jarir-jari sudah memanjang dan terpisah
seluruhnya, dan pada periode ini mulai didapatkan gerakan ekstremitas.
Osifikasi pun mulai terjadi di femur, dan seluruh caudal eminence sudah
hilang. Baik tangan dan kaki saling mendekat ke arah ventral, namun
ukuran kepala masih belum proporsional, masih berukuran setengah dari
badan embrio. Regio leher mulai terbentuk dan kalopak mata sudah lebiln
jelas. .Usus masih di bagian proximal terhadap funiculus umbilicalis.
Auricula telinga luar mulai terbentuk sempurna. Sekalipun sudah tampak
perbedaab dari genitilia externa. Halini masih belum jelas untuk
menentukan identifikasi kelamin.
PERIODE FETUS
Periode dari awal minggu sembilan sampai kelahiran disebut
periode fetus. Hal ini ditandai dengan matuuasi jaringan dan organ, dan
pertumbuhan badan yang cepat dibandingkan dengan kepala. Berat badan
fetus bertambah selama minggu-minggu terakhir.
Page | 20
Minggu ke 9 sampai 12
Pada awal minggu ke 9, kepala berukuran sekitar setengah dari
panjang crown-heel length (CHL-Panjang tumit kepala). Selanjutnya
pertumbuhan panjang badan terjadi dengan cepat, sehingga pada akhir
minggu 12, CRL lebih dari dua kalinya.
Pada minggu 9, wajah cukup lebar, ukuran kedua mata pun masih
terpisah lebah, telinga masih terletak dibagian bawah, dan kelopak mata
masih mengalami fusi. Pada akhir minggu dua belas, pusat osifikasi primer
mulai tampak khususnya pada cranium dan tulang-tulang panjang. Pada
awal minggu 9, betis masih pendek dan anggota gerak atas sudah memiliki
panjang hampir sempurna namun anggota gerak bawah masih belum
berkembang dengan baik.
Minggu ke 13 sampai 16
Pertumbuhan mulai cepat selama periode ini. Pada minggu 16,
kepala realtif kecil dibandingkan dengan ukuran kepala pada fetus
berumur 12 minggu. Pergerakan anggota gerakm, yang pertama kali
muncul pada akhir periode embriogenik, menjadi lebih terkoordinasi pada
minggu 14 namun masih terlalu lemah untuk dirasakan oleh Ibu.
Pergerakan anggota gerak tampak pada pemeriksaan USG.
Osifikasi rangka fetus sangat aktif selama periode ini dan tulang-
tulang tampak jelas pada pemeriksaan USG pada awal minggu 16.
Pergerakan mata yang lambat terjadi pada minggu 14. Pola rambut kepala
juga ditentukan selama periode ini. Pada minggu 16, ovarium mulai
mengalami diferensiasi dan mulaimengandung folikel ovarium (oogonia).
Page | 21
Jenis kelamin fetus mulai dapat dikenal pada minggu 12 sampai 14. Pada
minggu 16, mata mulai menghadap ke arah anterior. Selain itu, telinga luar
juga lebih mendekati posisi akhirnya.
Minggu 17 sampai 20
Pertumbuhan mulai melambat selama periode ini, namun CRL
fetus masih bertambah panjang sekitar 50 mm. pergerakan fetus
(queckening) biasanya mulai dirasakan ibu. Kulit diiliputi oleh materi yang
berminyak seperti keju (venix caseosa). Materi ini terdiri dari campuran
sel-sel epidermis yang mati dan substansi (sekresi) lemak dari granula
sebacea fetus. Vernix caseosa melindungi kulit fetus yang masih rentan
terhadap abrasi, perekahan, dan pengerasan akibat paparan terhadap cairan
amnion.
Bulu mata dan rambut kepala mulai tampak pada minggu 20. Fetus
juga biasanya diliputi oleh rambut halus yang disebut lanugo. Yang
membantu untuk menahan vernix caseosa pada kulit. Lemak coklat
terbentuk selama periode ini dan berperan dalam periode panas, khususnya
pada bayi baru lahir, jaringan adiposa yang khusus ini memproduksi panas
dengan mengoksidasi asam lemak. Lemak coklat khususnya ditemukan
pada leher, posterior sternum, dan area perirenal. Pada minggu ke 18
uterus terbentuk dan kanalisasi vagina mulai terjadi. Pada minggu ke 20,
testis mulai turun, namun masih terletak dibagian posterior dinding
abdometer.
Minggu 21 sampai 25
Page | 22
Terdapat penambahan berat badan yang substansial selama periode
ini dan fetus mulai memiliki proporsi tubuh yang lebih baik. Kulit
biasanya mengkerut dan lebih translusen,khususnya selama awal periode
ini. Kulit berwarna merah muda sampai merah pada spesimen segar karena
darah tampak jelas pada kapilernya. Pada minggu dua puluh satu,
pergerakan mata yang cepat mulai terjadi dan respon mengedip terjadi
pada minggu 22 dan 23. Pada minggu 24, sekresi mulai terbentuk.
Surfaktan adalah lipid dengan permukaan aktif yang memelihara
kelangsungan alveoli yang berkembang dalam paru-paru. Kuku mulai
terbentuk pada umur 24 minggu. Sekalipun fetus berumur 22-25 yang
dilahirkan prematur dapat bertahan hidup, fetus dapat meninggal karena
sistem respirasi yang masih imatur.
Minggu 26 sampai 29
Pada umur ini, fetus dapat bertahan hidup jika dilahirkan prematur
dan diberikan perawatan yang intensif. Pembuluh darah paru-paru telah
berkembang dengan cukup baik untuk berfungsi dalam pertukaran gas.
Selain itu, sistem sasraf pusat telah matur pada tahap ini dimana fetus
dapat melakukan pernafasan yang ritmik dan mengontrol temperatur
tupuh. Mortalitas neonatus tertinggi pada bayi dengan berat rendah (≤
2500 g) dan sangat rendah (≤ 1500 g).
Kelopak mata mulai membuka umur 26 minggu, dan lanugo kepala
telah berkembang dengan baik, kuku kaki mulai tampak, dan lemak
subkutan kini mulai terbentuk sehingga kulit fetus tidak begitu keriput
lagi. Selama periode ini, merupkan tempat yang penting dalam proses
eritropoiesis, dan proses di lien ini berakhir pada minggu 28, dan kini
Page | 23
digantikan fungsinya oleh sumsum tulang belakang merupakan tempat
utama proses utama eritropoiesis.
Minggu 30 sampai 34
Refleks cahaya pupil mulai didapatkan pada minggu 30. Biasanya
pada akhir periode ini, kulit berwarna merah muda dan halus dan anggota
gerak atas dan bawah terlihat gemuk. Pada umur ini, kuantitas lemak putih
sekitar 8% berat badan. Fetus berumur 32 minggu dan lebih tua biasanya
dapat bertahan hidup bila dilahirkan prematur, dan biasanya memiliki
berat badan yang normal.
Minggu 35 sampai 36
Fetus yang dilahirkan pada umur 35 memiliki genggaman yang
kuat dan menunjukkan orientasi spontan terhadap cahaya. Seiring
berjalannya waktu, sistem syaraf cukup matur untuk melakukan fungsi
integrasi. Kebanyakan fetus selama periode akhir ini bertubuh gemuk
padat. Pada akhir minggu 36, lingkar perut lebih besar daripada lingkar
kepala. Ukuran kaki fetus biasanya sedikit lebih panjang dibandingkan
dalam mengkonfirmasi umur fetus. Pertumbuhan pun mulai melambat
seiring mendekati waktu kelahiran.
Setelah memenuhi masa yang cukup, fetus biasanya sudah
mencapai CRL 360 mm dan berat sekitar 3400 gr. Jumlah lemak putih
sekitar 16% berat badan. Berat fetus biasanya bertambah 14g lemak per
hari selama akhir minggu-minggu kehamilan ini. Secara umum, fetus laki-
Page | 24
laki lebih panjang dan lebih berat dibandingkan dengan fetus perempuan.
Thorax lebih prominen dan jaringan mammae seringkali mengalami
protusi pada kedua jenis kelamin. Testis biasanya sudah berada di dalam
serotum; bayi laki-laki prematur biasanya mengalami undescencus
testiculorum.
Page | 25
Trimester Kehamilan
Secara klinis, periode kehamilan dibagi menjadi tiga semester, dan
masing-masing berakhir setelah 3 bulan. Pada akhir trisemester pertama,
seluruh sistem mayor telah berkembang. Pada trimester kedua, fetus
tumbuh dengan cukup baik sehingga antar anatomi dapat di visualisasi
selama pemeriksaan USG. Selama periode ini,kebanyakan anomali mayor
pada fetus dapat terdeteksi dengan menggunakan high resulution ral time
ultrasonoghraphy. Pada awal trimester ketiga, fetus dapat bertahan hidup
jika lahir prematur. Fetus mencapai tanda perkembangan mayor pada
kehamilan minggu 35, beratnya mencapai sekitar 2500g, yang sudah
dianggap mencapai maturitas.
Page | 26