Post on 03-Mar-2019
i
EFEKTIFITAS EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga
L), KUNYIT (Curcuma domestica), DAN JAHE (Zingiber
officinale) UNTUK MENGHAMBAT AKTIFITAS
NEMATODA PURU AKAR Meloidogyne spp.
JURNAL
Oleh
Maria Ulfa
C1M013117
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
i
ARTIKEL UNTUK JURNAL
EFEKTIFITAS EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga L),
KUNYIT (Curcuma domestica), DAN JAHE (Zingiber officinale)
UNTUK MENGHAMBAT AKTIFITAS NEMATODA PURU AKAR
Meloidogyne spp.
The effectiveness of galangal (Alpinia galangal L) extract, turmeric
(Curcuma domestica), and ginger (Zingiber officinale) to inhibit the
activity of root nematodes Meloidogyne spp
Maria Ulfa1)
, Sudirman2)
, Mery Windyarningsih2)
1)Mahasiswa Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNRAM
2) Dosen Fakultas Pertanian UNRAM
1
Efektifitas Ekstrak Lengkuas (Alpinia galanga L), Kunyit (Curcuma
domestica), dan Jahe (Zingiber officinale) untuk Menghambat Aktifitas Nematoda
Puru Akar Meloidogyne spp.
Maria Ulfa1, Sudirman
2, Mery Windyarningsih
3
1) Mahasiswa Program Studi Agroeoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram
2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Mataram
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas ekstrak Lengkuas (Alpinia
galanga L), Kunyit (Curcuma domestica), dan Lengkuas (Zingiber officinale) untuk
menghambat penetasan telur, perkembangan, dan reproduksi nematoda puru akar
Meloidogyne spp. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 9 perlakuan, yaitu Ekstrak Lengkuas 7,5% (L1), Ekstrak Lengkuas 10% (L2),
Ekstrak Lengkuas 12,5% (L3), Ekstrak Kunyit 7,5% (K1), Ekstrak Kunyit 10% (K2),
Ekstrak Kunyit 12,5% (K3), Ekstrak Jahe 7,5% (J1), Ekstrak Jahe 10% (J2), Ekstrak Jahe
12,5% (J3), dan satu perlakuan tanpa ekstrak disiapkan sebagai kontrol. Tiap perlakuan
diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 30 unit percobaan. Data hasil penelitian
dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) yang selanjutnya diuji lanjut
dengan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% apabila berbeda nyata. Berdasarkan 3
ekstrak yang diuji, Ekstrak Kunyit, Lengkuas, dan Jahe efektif dalam menghambat aktifitas
nematoda M. javanica diluar akar dengan daya hambat masing-masing sebesar 97%, 60%,
dan 83%, sedangkan ketiganya tidak mempengaruhi aktifitas M. javanica di dalam akar
(perkembangan dan reproduksi) maupun pertumbuhan tanaman tomat.
Kata kunci : Kunyit, Jahe, Lengkuas, Nematoda Meloidogyne spp.
Abstract
The purpose of this study was to determine the effectiveness of galangal extract (Alpinia
galangal L), turmeric (Curcuma domestica) and ginger (Zingiber officinale) to inhibit the
hatching of eggs, progression, and reproduction of roots nematodes. The experimental
design used was a complete randomized design with 9 treatments, namely galangal extract
7,5% (L1), galangal extract 10% (L2), galangal extract 12,5% (L3), turmeric extract 7,5%
(K1), turmeric extract 10% (K2), turmeric extract 12,5% (K3), ginger extract 7,5% (J1),
ginger extract 10% (J2), ginger extract 12,5% (J3) and one treatment without extract
prepared as controls. Each treatment was repeated 3 times so that there were 30
experimental units. The data of the research are analyze using variance analysis which then
tested further with real difference honestly at the level of 5% if different real. Based on 3
extracts tested, galangal extract, turmeric extract, and ginger extract were effective in
inhibiting the activity of M. javanica outside the roots with inhibitory power of 60%, 97%,
and 83% respectively, where as all of both of the extract didn’t affect the activity of M.
javanica in root (development and reproduction) as well as the growth of tomato plants.
Keyword : Turmeric, galangal, ginger, nematodes of Meloidogyne javanica
2
PENDAHULUAN
Nematoda menyerang hampir semua jenis tanaman karena nematoda bersifat
polifag sehingga terdapat dimana-mana. Mikroorganisme ini umumnya berada di dalam
tanah dan dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama. Secara umum serangan nematoda
menyebabkan kerusakan pada akar, dengan cara penetrasi dan mengisap sel-sel akar
sehingga pembuluh jaringan terganggu, dan translokasi air dan hara terhambat.
Nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) adalah salah satu nematoda parasit
tumbuhan utama pada berberapa tanaman penting seperti Tomat (Lycopersicum
esculentum Mill), Kubis (Brassica oleracea), Bawang merah (Allium cepa), Seledri
(Apium graveolens L) dan tanaman lainnya. Gejala serangan umumnya terlihat pada akar,
yaitu berupa bintil-bintil yang disebut dengan puru akar/bengkak akar (Whitehead, 1998).
Selanjutnya serangan nematoda juga dapat mempengaruhi proses fotosintesa dan
transpirasi (Evans, 1982) yang berakibat pada pertumbuhan tanaman terhambat, layu, dan
produksi tanaman menurun.
Upaya pengendalian nematoda pada umumnya dilakukan secara kimiawi dengan
menggunakan nematisida sintetik tetapi dapat menimbulkan dampak negatif terhadap hasil
pertanian dan lingkungan, terutama apabila penggunaan nematisida terlalu berlebihan.
Oleh karena itu para pakar telah berusaha mencari alternatif pengendalian, yaitu cara-cara
pengendalian yang ramah lingkungan seperti dengan kultur teknis, menggunakan varietas
tahan, pengendalian hayati dengan mikroorganisme dan penggunaan beberapa ekstrak
tanaman sebagai bahan pestisida nabati (Mariana, 2007).
Alternatif lain yang memungkinkan aplikasi yang lebih mudah dan murah adalah
pengendalian dengan pestisida nabati. Bahan nabati bersifat ramah lingkungan karena
bahan ini mudah terdegradasi di alam, sehingga aman bagi manusia maupun lingkungan.
Selain itu bahan nabati juga tidak akan mengakibatkan resurjensi hama maupun efek
samping lainnya, bahan justru dapat menyelamatkan musuh-musuh alami (Hanudin,
2010). Oleh karena itu, maka telah dilakukan penelitian tentang uji efektifitas beberapa
ekstrak nabati dari family temu-temuan untuk menghambat aktifitas nematode puru akar
Meloidogyne spp.
3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan melakukan
percobaan di laboratorium dan di rumah kaca.
Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai dengan bulan
April 2017 di lahan pembibitan Dasan Agung Baru, Kecamatan Selaparang, Mataram,
Nusa Tenggara Barat, di Laboratorium Mikrobiologi, dan di Rumah Kaca Fakultas
Pertanian, Universitas Mataram.
Alat dan bahan penelitian
Alat
Alat-alat yang digunakan adalah polybag hitam, gelas ukur, botol plastik, tumbukan
batu (ukuran sedang), blender, timbangan analitik, hand counter, mikroskop binokuler dan
monokuler, penjepit, plastik kiloan, kertas buram, kertas stiker, tissue, pisau, gunting,
saringan biasa dan saringan nematoda ukuran 60 mesh, 270 mesh, 325 mesh, ember,
baskom sedang, ajir, paranet, tali raffia, kamera dan alat tulis menulis.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah bibit tomat, aquades, pupuk, alkohol 70%, tanaman
gemitir, tanaman pacar air, lengkuas (Alpinia galanga L), kunyit (Curcuma domestica),
dan jahe (Zingiber officinale), campuran tanah:kompos (2:1) yang telah disterilkan, bibit
tanaman tomat untuk pemeliharaan nematoda puru akar sebagai sumber inokulum
Melodogyne spp.
Rancangan Percobaan
Percobaan dilaksankan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 9
perlakuan, yaitu ekstrak lengkuas 7,5% (L1), ekstrak lengkuas 10% (L2), ekstrak lengkuas
12,5% (L3), ekstrak kunyit 7,5% (K1), ekstrak kunyit 10% (K2), ekstrak kunyit 12,5%
(K3), ekstrak jahe 7,5% (J1), ekstrak jahe 10% (J2), ekstrak jahe 12,5% (J3), dan satu
perlakuan tanpa ekstrak disiapkan sebagai kontrol. Tiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali
sehingga terdapat 30 unit percobaan.
4
Persiapan dan Pelaksanaan Percobaan
Persiapan Percobaan
1. Persiapan Tanah
Media menggunakan campuran pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan
(1:2).
2. Persiapan Bibit Tomat
Benih Tomat disemaikan pada bak yang diisi tanah. ditempatkan pada tempat
yang teduh tidak terkena langsung sinar matahari dan kelembaban
dipertahankan dengan pemberian air sesuai kebutuhan.
3. Perbanyakan Telur Meloidogyne spp.
Bibit tomat yang telah berumur 15 hari di tanam pada polybag berukuran 10
cm yang diisi 1 kg tanah. Kemudian tanaman diinokulasi dengan Meloidogyne
spp. Tanaman dipupuk dengan pupuk NPK dan disiram setiap hari hingga
kebutuhan air tercukupi. Telur Meloidogyne spp siap diekstraksi sekitar 35 hst.
4. Persiapan Media Agar
Media agar (2%) dibuat dengan cara melarutkan 20 gram agar ke dalam 1000
ml aquadest. Setelah itu didinginkan sampai 400C, agar dituang ke dalam cawan
Petri dengan ketebalan sekitar 2 mm. Disiapkan sekitar 50 cawan agar dibiarkan
membeku dan siap digunakan.
5. Persiapan Suspensi Telur Meloidogyne
Suspensi telur nematoda disiapkan dengan cara mengekstrak telur Meloidogyne
spp. dari akar tanaman tomat yang terinfeksi dengan dipotong-potong sekitar 2
cm lalu ditambah 180 ml air dan diblender dengan kecepatan tinggi selama 15
detik yang kemudian disaring berseri dengan saringan 60, 100, 200, dan 500
mesh sehingga telur terkumpul pada saringan 500 mesh (Krikpatrick and
Sasser, 1983). Selanjutnya inokulum telur disiapkan dengan mengatur
kepadatan suspensi sekitar 65 telur per 0,1 ml.
6. Persiapan Ekstrak Nabati
Serbuk dari masing-masing bahan rimpang yang telah diblender sebanyak 75
gram, 100 gram, dan 125 gram direndam dalam 1000 ml aquadest untuk
membuat ekstrak dengan konsentrasi 7,5%, 10%, dan 12,5% kemudian
disimpan selama 24 jam. Selanjutnya, larutan disaring dengan kain kasa, dan
simpan dalam botol plastik.
5
Pelaksanaan Percobaan
1. Pengaruh Perlakuan terhadap Penetasan Telur
Pada permukaan agar (dalam cawan Petri) diinokulasikan 0,1 ml suspensi yang
mengandung 65 telur. Jumlah telur yang menetas diamati setiap hari selama 14
hari. Presentase telur yang tetas ditentukan.
2. Pengaruh Perlakuan terhadap Penetrasi, Perkembangan dan Reproduksi.
Tanaman berumur 15 hari diinokulasi dengan 65-75 telur per tanaman dengan
cara memipet suspensi larva pada 5 lubang yang dibuat sedalam perakaran dan
masing-masing dipipet sebanyak 0,1 ml suspensi yang mengandung sekitar 13-
15 telur. Enam minggu setelah inokulasi, tanaman dibongkar dan diamati
jumlah larva yang penetrasi, jumlah puru yang terbentuk, diameter puru,
jumlah kantung telur, dan jumlah telur dalam tiap kantung telur. Jumlah telur
dalam tiap kantung telur dihitung setelah kantung telur direndam dalam larutan
sodium hypoclorite 0,5% selama 2 menit atau sampai semua gelatin matrix
larut dalam larutan sodium hypoclorite.
Analisis Data
Data hasil pengamatan dianalisis dengan Analisis Keragaman (ANOVA), dan
dimana perlu dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (Tukey’s HSD) pada taraf 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstrak lengkuas, kunyit, dan jahe secara nyata menghambat penetasan telur dan
penetrasi Meloidogyne javanica ke dalam akar, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap
perkembangan dan reproduksi M. javanica. Hal ini berarti bahwa ekstrak lengkuas, kunyit,
dan jahe efektif menghambat aktifitas M. javanica selama berada diluar akar, tetapi tidak
berpengaruh secara nyata terhadap aktifitas M. javanica di dalam akar. Penekanan aktifitas
M. javanica di luar akar dapat dilihat pada penekanan jumlah telur yang menetas dan
jumlah M. javanica yang penetrasi pada akar oleh perlakuan ekstrak nabati dibandingkan
dengan kontrol. Selama 14 hari tersebut jumlah telur yang menetas pada kontrol meningkat
tajam, sementara pada perlakuan ekstrak nabati tetap terhambat sampai akhir percobaan.
6
Gambar 1. Jumlah telur Meloidogyne javanica yang menetas pada media agar (WA) selama 14 hari
yang diperlakuakn dengan berbagai konsentrasi ekstrak nabati (C=Kontrol., K1= Kunyit 7,5%., K2=Kunyit
10%., K3= Kunyit 12,5%., L1=Lengkuas 7,5%., L2=Lengkuas 10%., L3=Lengkuas 12,5%., J1=Jahe 7,5%.,
J2=Jahe 10%., J3=Jahe 12,5%)
Penghambatan penetasan telur M. javanica oleh tiga ekstrak yang diuji pada
penelitian ini, diduga melalui mekanisme yang serupa dengan yang terjadi pada organisme
lain yang telah disebutkan di atas. Penghambatan penetasan atau tidak menetasnya telur M.
javanica disebabkan oleh bahan aktif pestisida nabati (kunyit, lengkuas, jahe) yang bersifat
toksik yang masuk ke dalam telur M. javanica. Bevers dan Hageman (1983) melaporkan
bahwa senyawa organik maupun anorganik dapat menghambat aktivitas enzim malat
dehidrogenase. Wallace (1966) berpendapat bahwa senyawa yang dapat menembus telur
nematoda dapat mempengaruhi penetasan telur. Oleh karena itu sangat memungkinkan
bahwa bahan aktif yang terkandung dalam kunyit, lengkuas, dan jahe dapat menembus
kulit telur M. javanica sehingga menghambat enzim malat dehidrogenase yang
menyebabkan terjadinya pemblokiran alur intermediet fumarat reduktase dalam
memetabolisme karbohidrat yang selanjutnya mengganggu pembentukan energy (ATP)
yang diperlukan untuk penetasan telur (Viglierchio, 1979, Saz, 1972, Veech, 1981).
Sehingga, dalam penelitian ini ekstrak Kunyit, Jahe, dan Lengkuas mampu menekan
penetasan telur M. javanica masing-masing paling tidak 97%, 83%, dan 60%.
Pengaruh Ekstrak Nabati terhadap Penetrasi Meloidogyne Javanica.
Disamping pengaruhnya yang menghambat penetasan telur M. javanica, ekstrak
jahe, kunyit, dan lengkuas juga menekan infektifitas stadium 2 larva M. javanica. Jumlah
larva M. javanica yang penetrasi pada perlakuan dengan ekstrak nabati secara nyata jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah larva yang penetrasi pada kontrol. Hal ini dapat
dilihat pada jumlah puru yang terbentuk pada akar tanaman tomat yang diperlakukan
0
20
40
60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Jum
lah
Hari ke
C
K1
K2
K3
L1
7
dengan ekstrak nabati jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah puru yang terbentuk
pada akar tanaman tomat yang tidak diperlakukan dengan ekstrak (kontrol).
Gambar 16 . Jumlah puru yang terbentuk pada akar tanaman tomat yang diperlakukan dengan beberapa
ekstrak dan dosis (C=Kontrol., K1= Kunyit 7,5%., K2=Kunyit 10%., K3= Kunyit 12,5%.,
L1=Lengkuas 7,5%., L2=Lengkuas 10%., L3=Lengkuas 12,5%., J1=Jahe 7,5%., J2=Jahe
10%., J3=Jahe 12,5%, BNJ=8,6)
Dalam penelitian ini, semua perlakuan dengan ekstrak nabati secara nyata
mampu menekan jumlah puru yang paling banyak terjadi pada kontrol (Gambar 16). Hal
ini berarti bahwa pada perlakuan dengan ekstrak lengkuas, kunyit, dan jahe jumlah larva
yang penetrasi tergolong dalam kategori rendah. Tiga ekstrak yang digunakan dalam
penelitian ini mengandung senyawa-senyawa yang bersifat nematisidal seperti alkaloid dan
tannin yang dapat mengganggu sistem saraf nematoda sehingga sulit untuk mengenali
tanaman inangnya.
Pengaruh Ekstrak Nabati terhadap Perkembangan dan Reproduksi Nematoda
Meloidogyne javanica.
Selama siklus hidup Meloidogyne spp., ada fase yang terjadi di luar akar
(penetasan dan penetrasi) dan ada yang terjadi di dalam akar (perkembangan dan
reproduksi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahan aktif ekstrak jahe, kunyit, dan
lengkuas tidak mempengaruhi perkembangan dan reproduksi M. javanica. Diameter puru
dan jumlah kantung telur (maupun jumlah telur) yang masing-masing mempresentasikan
perkembangan dan reproduksi M. javanica tidak ada perbedaan yang nyata antara semua
perlakuan dan kontrol.
a
bc bc cd d
b b cd
b b
0
20
40
60
C K1 K2 K3 L1 L2 L3 J1 J2 J3
Jum
lah
Pu
ru
Perlakuan
8
Gambar 13. Persentase telur M. javanica yang menetas 12 HSI yang diperlakukan dengan berbagai
konsentrasi ekstrak nabati (C=Kontrol., K1= Kunyit 7,5%., K2=Kunyit 10%., K3= Kunyit
12,5%., L1=Lengkuas 7,5%., L2=Lengkuas 10%., L3=Lengkuas 12,5%., J1=Jahe 7,5%.,
J2=Jahe 10%., J3=Jahe 12,5%, BNJ=18,42)
Kenaikan konsentrasi pada tiap ekstrak tidak dapat dikatakan berbanding lurus
dengan tingginya daya hambat terhadap perkembangan nematoda M. javanica. Pada
gambar dapat dilihat bahwa perbedaan konsentrasi pada masing-masing ekstrak bersifat
fluktuatif karena range antar konsentrasi terlalu dekat sehingga respon dari pengaruh
perlakuan relatif sama. Hal ini dipengaruhi oleh respon tanaman itu sendiri terhadap
pembentukan IAA. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa sebenarnya
tujuan pembentukan puru ini bagi tanaman adalah untuk menghambat gerakan nematoda
dalam jaringan. Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan karena kultivar tanaman tomat ini
bersifat resisten (terhadap NPA) yang diduga mengandung Phenylalanineamonia lyase
(PAL). Menurut Bruske (1998), peningkatan aktifitas PAL pada akar tanaman
menyebabkan sintesis lebih banyak senyawa-senyawa fenol yang pada gilirannya
mencegah perkembangan dan reproduksi nematoda yang terekspresi pada diameter puru,
jumlah massa telur , dan jumlah telur yang tidak berbeda nyata antara perlakuan dan
kontrol.
Pengaruh Ekstrak Nabati Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat
Gambar 23. Berat tanaman tomat kering yang diperlakukan dengan berbagai ekstrak nabati dan dosis pada
42 hsi (C=Kontrol., K1= Kunyit 7,5%., K2=Kunyit 10%., K3= Kunyit 12,5%., L1=Lengkuas
7,5%., L2=Lengkuas 10%., L3=Lengkuas 12,5%., J1=Jahe 7,5%., J2=Jahe 10%., J3=Jahe
12,5%)
020406080
100
c k1 k2 k3 l1 l2 l3 j1 j2 j3
jum
lah
tel
ur
perlakuan
0.0
1.0
2.0
c k1 k2 k3 l1 l2 l3 j1 j2 j3
her
at k
erin
g (g
)
perlakuan
9
Ekstrak nabati mempengaruhi M. javanica selama berada diluar akar namun
tidak mempengaruhi aktifitas NPA didalam akar dan pertumbuhan tanaman tomat. Semua
parameter dari pertumbuhan tanaman yang mencakup tinggi tanaman, berat kering, berat
basah, dan jumlah daun. berkisar dalam tren yang sama antar perlakuan. Artinya, perlakuan
dengan ekstrak nabati tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman tomat.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan terbatas pada pembahasan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Ekstrak kunyit, lengkuas, jahe efektif dalam menghambat aktifitas Nematoda M.
javanica di luar akar ( penetasan telur dan penetrasi).
2. Ekstrak kunyit, lengkuas, dan jahe tidak mempengaruhi aktifitas M. javanica
dalam akar (perkembangan dan reproduksi).
3. Perlakuan ekstrak kunyit, lengkuas, dan jahe tidak berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan tanaman tomat.
Saran
Untuk mencegah penetasan telur yang ada dalam tanah dan penetrasi larva J2
ke dalam akar, ekstrak kunyit, lengkuas, dan jahe sebaiknya diaplikasikan pada saat
tanam, 30 HST, kemudian setiap satu minggu.
10
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, G.N.2005. Kinerja Ekspor Impor Produk Pertanian. Direktorat Jendral Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Produk Pertanian. Departemen Pertanian.
Anafzhu. 2012. Nematoda Puru Akar. Grafindo Persada. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2011. Produksi Tomat. Nusa Tenggara Barat.
Barker, K.R., C.C. Carter and J.N. Sasser. 1985.An advance treatise on Meloidogyne.
Volume II : Methodology. North Crolina State University Graphica. p. 223
Evans, C. 1982. Plant Physiology Terjemahan. Airlangga. Jakarta.
Fardiaz, S. 1999. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Geral, T. 1991. Principle of Nematology. Mc Graw Hill Book Company. Inc Toronto PP.
228-231.
Gommers, F.J. 1981. Biochemical intraction between nematodes and plants and their
relavance to control. Helminthol. Abstract. Dalam I. Mustika dan A. Rachmat S.,
1993. Efikasi beberapa macam produk cengkeh dan tanaman lain terhadap
nematode lada. Prosiding seminar hasil penelitian dalam rangka pemanfaatan
peptisida nabati. Bogor. 49-53.
Grainge, M. andS. Achmed. 1988. Handbook of plants with pest control properties. John
Wiley & Sons, N. Y. 470 pp. Dalam I. Mustika dan A. Rachmat S., 1933. Efikasi
beberapa macam produk cengkeh dan tanaman lain terhadap nematoda lada.
Prosiding seminar hasil penelitian dalam rangka pemanfaatan pestisida nabati.
Bogor.49-53.
Harborne, J.B. 1987. Secondary Methabolic of Plant. Terjemahan Edisi 1. Jurnal
Elektronik.
Harisna, J.2010. Pemanfaatan Rimpang Kunyit (Curcuma domestica) Untuk Pengendalian
Penyakit Penting pada Tanaman. Balai Penelitian Tanaman dan Serat Indonesia.
Henrich,W.L., and H. Abbound. 2009.Uji antimikroba Curcuma spp. terhadap
pertumbuhan Candida albins. Jurnal Biologi Unversitas Andalas. Sumatera Barat.
Kardinan A. 2002. Pestisida Nabati. Ramuan dan Aplikasi. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
84-87 h.
Kerby, M.F. 1987. Root-Knot Nematodes. South Fasific Commision, Advisory Leaflet. 9.
Kirkpatrick, T.L. and J.N. Sasser. 1983. Crop rotation and races of Meloidogyne
incognita. Plant Disease 66: 691-693.
11
Kuntorini, E.M. 2005. Botani Ekonomi Suku Zingiberaceae Sebagai Obat Tradisional oleh
Masyarakat Kota Banjarbaru, Jawa Timur. Penebar Swadaya. Jawa Timur
Luc, A.1995. Nematoda Parasit Tumbuhan di Pertanian Subtropik dan Tropik. Gadjah
Mada Press.
Mariana. 2007. Aplikasi Ekstrak Bahan Nabati Berbagai Tanaman terhadap Perkembangan
Populasi dan Reproduksi Nematoda Puru Akar Meloidogyne spp pada Tanaman
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Universitas Udayana. Denpasar
Muljowati, M.danMumpuni. 2008. Aplikasi Ekstrak Bahan Nabati Berbagai Tanaman
terhadap Perkembangan Populasi dan Reproduksi Nematoda Puru Akar
Meloidogyne spp pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill).
Universitas Udayana. Denpasar
Mulyadi, B. Rahayu. B. Triman dan S. Indarti. 2003. Identifikasi nematoda sista kuning
(Globodera rostochiensis) pada kentang di Batu, Jawa Timur. Jurnal Perlindungan
Tanaman Indonesia 9: 46-53.
Mustika I, Rahmat A, Suyanto. 1993. Pengaruh Pupuk, Pestisida, dan Bahan Organik.
Agromedia Pustaka. Bandung.
Nicholas, W.L. 1984. Nematoda Criconematidae associated with the roots of the
Mangrove. Nematologica 30: 429-436.
Nugrohorini. 2000. Penetrasi dan Perkembangan Populasi Nematoda Parasitik Tanaman.
Balai Perlindungan Tanaman. IPB. Bogor.
Pangemanan D., M. Adrian., dan R. Wiratmadji. 2016. Mikrobiologi Menguak Dunia
Mikroorganisme. Bandung : CV Yrama Wijaya.
Poinar, J.C. 1983. Migration of plant-parasitic nematoda towards plants roots. Reveu De
Nematologie 3: 305-318.
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta
Ravindran, P.N. dan K.N. Babu., 2004. Ginger The Genus Zingiber, CRC Press, New
York, hal 87-90.
Rivai, F. 2014. Epidemiologi Penyakit Tumbuhan. Lembaga Penelitian Unand. Padang
Robert, E.B. 1999. Description of Plant Parasitic Nematodes. Terjemahan Jilid 1.
Commonwealth Institute of Helminthology. St. Alban Herts., England.
Robinson, P.C. 1991. Karakterisasi Senyawa Flavonoid pada Pembudidayaan Kunyit
(Curcuma domestica). ESP Today ELT Journal. Diakses pada 8 Maret 2017 pukul
18.37.
Rismunandar .1998. Syarat Tumbuh dan Kandungan Tanaman Jahe pada Daerah Tropis.
Sinar Baru Algesindo. Bandung.
12
Rukmana, H.R. 2004. Kunyit. Kanisisus. Jakarta.
Sastroutomo. 2002. Pengendalian Nematoda 2. http//mail. Uns.Ac.
Id/^Subagia/Pengendalian%20Nematoda 2.Html. 12 februari 2017.
Subiyakto dan Dalmadiyo. 2001. Pembuatan Pestisida Nabati. Dalam, Anonim, 2001.
Pengendalian Hama dan Penyakit Ramah Lingkungan. Potensi Pestisida nabati
untuk Mengendalikan OPT Jeruk. Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura
Subtropik.
Sudarmadji, D dan R.S.B. Irianto,1990. Peranan ekstrak biji nimba, Azadirachta indica A.
Juss, sebagai senyawa insektisida kutu loncat lamtoro, Heteropsylla cumbana
Crawford. Seminar Pengolahan Serangga Hama dan Tangau dengan Sumber
Hayati. ITB. 22 Mei 1990. Dalam Didik Sudarmadji, 1993. Prospek dan Kendala
Pemanfaatan Mimba sebagai Insektisida Nabati. Pusat penelitian Bioteknologi
Perkebunan. Bogor.
Sudarmo, S. 2005. Pestisida Nabati. Pembuatan dan Pemanfaatannya. Kanisius.
Yogyakarta.58 h.
Sunanti, K. 2007. Senyawa Metabolit Tanaman Kunyit (Curcuma domestica). Balai
Penelitian Pertanian Ungaran, Jawa Barat.
Taylor,A. and J.N. Sasser. 1978. Biology Identification and Control of Root Knot
Nematode (Meloidogyne spp). North Caroline State University Graphics. N. C.
USA 111pp.
Tjahyadi. 2011. Pengaruh Populasi Nematoda Puru akar (Meloidogyne ssp.) Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Licopersicum esculentum Mill). Fakultas
Pertanian Universitas Hasanuddin. 62 h.
Whitehead. 1998. Root-knot Nematodes: a global menace to crop production. Plant Dis 64:
36 – 41.
Yulistiono, H. 1999. Pengendalian dan Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Bahan
Pengendalian OPT Hortikultura. BPTPH NTB.