Post on 02-Jan-2016
Efek Methylone Paling Berbahaya dan DahsyatKamis, 31 Januari 2013 , 19:56:00
JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) meminta pendapat banyak ahli untuk menentukan seperti apa kandungan derivat chatainone atau zat 3,4 methylenedioxy methcathinone, atau lebih dikenal sebagai methylone (M1) yang dikonsumsi Raffi Ahmad Cs. Seorang ahli kimia farmasi, Kombes Pol Mufti Djusnir menyatakan methylone termasuk narkotika golongan 1.
"Efeknya paling berbahaya yang ada di Indonesia saat ini. Karena pengaruhnya pada tubuh manusia melebihi MDMA (ekstasi) dan chatinone sebagai molekul dasar pembuat methylone," kata Mufti di gedung BNN Kamis (31/1).
Untuk diketahui, Mufti adalah saksi ahli yang menyatakan bahwa ekstasi adalah narkotika dalam kasus tertangkapnya kurir ribuan butir pil ekstasi tahun 1995, sebelum adanya UU 5/1997 tentang Psikotropika.
Ketua BNN Nusa Tenggara Barat ini memaparkan, chatinone bukan zat baru karena ditemukan ahlinya di Eropa, jauh sebelum MDMA (ekstasi) dan derivat amphetamine. Namun karena golongan memiliki bahaya yang besar, maka keluar namanya amphetamine derivat. Kemudian saat ini muncul lagi zat yang baru ini.
"Mungkin yang chatinone itu adalah struktur molekul dasar. Apabila struktur molekul R1, R2, R3 dan R4 sebagai gugus samping yang akan dijadikan turunan chatinone, kalau disubstitusi senyawa dasarnya dengan gugus methil, maka namanya berubah jadi methylcathinone," jelasnya.
Selanjutnya, apabila chatinone disubstitusi dengan gugus methil dan 3,4, maka senyawa tersebut namanya methylone, atau 3,4
methylendioxy methcathinone atau lebih dikenal sebagai methylone (M1). Dengan struktur ini maka, methylon masuk narkotika golongan 1 karena dia turunan dari chatinone.
"Sekarang harus diwaspadai dampak bahaya lebih dahsyat zat ini dibanding ekstasi/sahbu yang struktur dasarnya MDA," tegas Mufti mengingatkan.
Saat itu Mufti mengemukakan tabel tingkat kekuatan efek zat-zat dasar narkotika. Di antaranya tingkat pengaruh amphetamine terhadap adrenaline adalah plus 4, MDA, chatinone dan methacatinone berada di tingkat plus 3, sedangkan methylone plus 4, lebih dahsyat dibanding chatinone.
"Jadi mengkonsumsi methylone mempengaruhi hormon adrenaline yang sangat kuat, sangat dahsyat. Sehingga efeknya bisa sebagai stimulan, psikoaktif yang menimbulkan kejang-kejang yang tidak terkontrol," paparnya.
Selain itu,, orang yang mengkonsumsi methylone bisa mual-mual, muntah, pusing, sampai pada penggunaan over dosis, senyawa ini dapat menyebabkan keram jantung berujung kematian. Ini sudah ada studi literaturnya yang bisa ditemukan di jurnal eropa.
Untuk itu, dia mengajak masyarakat mendukung tugas BNN menyelamatkan generasi bangsa dari bahaya zat-zat narkotika. Dia berharap dengan keterangan ahlinya, penyidik bisa menentukan keputusan hukum, dan pasal-pasalnya. Karena secara struktur efeknya berbahaya, sehingga perlu diwaspadai dan diantisipasi peredarannya.
"Jadi Derivat chatinone itu methylone. Methylone lebih dahsyat, plus 4 kekuatannya," pungkas Mufti dalam konferensi pers di gedung BNN, didampingi humas BNN, Sumirat Dwiyanto.(fat/jpnn)http://m.jpnn.com/news.php?id=156483
Kabag Humas BNN Sumirat Dwiyanto meluruskan pemberitaan mengenai cathinone yang sebelumnya disebut dikonsumsi oleh Raffi Ahmad. Menurutnya, Raffi tidak mengonsumsi cathinone, melainkan zat turunan cathinone.
“Dua orang itu (Raffi dan salah satu temannya) menggunakan zat baru yang disebut 3,4-
methylenedioxymethcathinone. Itu bukan narkoba jenis baru, tapi zat baru,” kata Sumirat dalam konferensi pers di gedung BNN, Jakarta, Selasa 29 Januari 2013.
Saat ini BNN sedang mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait masuk golongan manakah 3,4-methylenedioxymethcathinone ini, dan seperti apa efeknya. “Kami juga berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan karena zat ini merupakan turunan. Akan kami jelaskan lebih lanjut setelah mendapat keterangan dari Kemenkes dan BPOM,” ujar Sumirat.
Penggunaan 3,4-methylenedioxymethcathinone inilah yang tidak diatur dalam Undang-Undang Narkotika Tahun 2009. Cathinone sendiri adalah zat dasar 3,4-methylenedioxymethcathinone yang dilarang beredar bebas di sejumlah negara seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Cara pemakaian 3,4-methylenedioxymethcathinone adalah dengan mencampurnya dengan minuman soda. Raffi Ahmad misalnya mencampur zat yang dikemas dalam bentuk kapsul ini dengan Sprite. Efek penggunaannya diduga bisa membuat pemakainya merasa segar dan tidak capai.VIVAnews – Kabag Humas BNN Sumirat Dwiyanto meluruskan pemberitaan mengenai cathinone yang sebelumnya disebut dikonsumsi oleh Raffi Ahmad. Menurutnya, Raffi tidak mengonsumsi cathinone, melainkan zat turunan cathinone.
“Dua orang itu (Raffi dan salah satu temannya) menggunakan zat baru yang disebut 3,4-methylenedioxymethcathinone. Itu bukan narkoba jenis baru, tapi zat baru,” kata Sumirat dalam konferensi pers di gedung BNN, Jakarta, Selasa 29 Januari 2013.
Saat ini BNN sedang mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait masuk golongan manakah 3,4-methylenedioxymethcathinone ini, dan seperti apa efeknya. “Kami juga berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan karena zat ini merupakan turunan. Akan kami jelaskan lebih lanjut setelah mendapat keterangan dari Kemenkes dan BPOM,” ujar Sumirat.
Penggunaan 3,4-methylenedioxymethcathinone inilah yang tidak diatur dalam Undang-Undang Narkotika Tahun 2009. Cathinone sendiri adalah zat dasar 3,4-methylenedioxymethcathinone yang dilarang beredar bebas di sejumlah negara seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Cara pemakaian 3,4-methylenedioxymethcathinone adalah dengan mencampurnya dengan minuman soda. Raffi Ahmad misalnya mencampur zat yang dikemas dalam bentuk kapsul ini dengan Sprite. Efek penggunaannya diduga bisa membuat pemakainya merasa segar dan tidak capai.VIVAnews – Kabag Humas BNN Sumirat Dwiyanto meluruskan pemberitaan mengenai cathinone yang sebelumnya disebut dikonsumsi oleh Raffi Ahmad. Menurutnya, Raffi tidak mengonsumsi cathinone, melainkan zat turunan cathinone.
“Dua orang itu (Raffi dan salah satu temannya) menggunakan zat baru yang disebut 3,4-methylenedioxymethcathinone. Itu bukan narkoba jenis baru, tapi zat baru,” kata Sumirat dalam konferensi pers di gedung BNN, Jakarta, Selasa 29 Januari 2013.
Saat ini BNN sedang mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait masuk golongan manakah 3,4-methylenedioxymethcathinone ini, dan seperti apa efeknya. “Kami juga berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan karena zat ini merupakan turunan. Akan kami jelaskan lebih lanjut setelah mendapat keterangan dari Kemenkes dan BPOM,” ujar Sumirat.
Penggunaan 3,4-methylenedioxymethcathinone inilah yang tidak diatur dalam Undang-Undang Narkotika Tahun 2009. Cathinone sendiri adalah zat dasar 3,4-methylenedioxymethcathinone yang dilarang beredar bebas di sejumlah negara seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Cara pemakaian 3,4-methylenedioxymethcathinone adalah dengan mencampurnya dengan minuman soda. Raffi Ahmad misalnya mencampur zat yang dikemas dalam bentuk kapsul ini dengan Sprite. Efek penggunaannya diduga bisa membuat pemakainya merasa segar dan tidak capai.Kabag Humas BNN Sumirat Dwiyanto meluruskan pemberitaan mengenai cathinone yang sebelumnya disebut dikonsumsi oleh Raffi Ahmad. Menurutnya, Raffi tidak mengonsumsi cathinone, melainkan zat turunan cathinone.
“Dua orang itu (Raffi dan salah satu temannya) menggunakan zat baru yang disebut 3,4-methylenedioxymethcathinone. Itu bukan narkoba jenis baru, tapi zat baru,” kata Sumirat dalam konferensi pers di gedung BNN, Jakarta, Selasa 29 Januari 2013.
Saat ini BNN sedang mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait masuk golongan manakah 3,4-methylenedioxymethcathinone ini, dan seperti apa efeknya. “Kami juga berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan karena zat ini merupakan turunan. Akan kami jelaskan lebih lanjut setelah mendapat keterangan dari Kemenkes dan BPOM,” ujar Sumirat.
Penggunaan 3,4-methylenedioxymethcathinone inilah yang tidak diatur dalam Undang-Undang Narkotika Tahun 2009. Cathinone sendiri adalah zat dasar 3,4-methylenedioxymethcathinone yang dilarang beredar bebas di sejumlah negara seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Cara pemakaian 3,4-methylenedioxymethcathinone adalah dengan mencampurnya dengan minuman soda. Raffi Ahmad misalnya mencampur zat yang dikemas dalam bentuk kapsul ini dengan Sprite. Efek penggunaannya diduga bisa membuat pemakainya merasa segar dan tidak capai.
http://umburima.blogspot.com/2013_01_01_archive.html
Ghat Narkotika Golongan 1FEB 1301
BOGOR – Badan Narkotika Nasional (BNN) menetapkan jika kandungan derivat chatainone atau zat
3,4 methylenedioxy methcathinone, atau lebih dikenal sebagai methylone (M1) yang dikonsumsi Raffi
Ahmad cs adalah narkotika golongan 1.
“Efeknya paling berbahaya yang ada di Indonesia saat ini. Karena pengaruhnya pada tubuh manusia
melebihi MDMA (ekstasi) dan chatinone sebagai molekul dasar pembuat methylone,” kata Ahli Kimia
Farmasi, Kombes Pol Mufti Djusnir, kemarin.
Untuk diketahui, Mufti adalah saksi ahli yang menyatakan bahwa ekstasi adalah narkotika dalam
kasus tertangkapnya kurir ribuan butir pil ekstasi tahun 1995, sebelum adanya UU 5/1997 tentang
Psikotropika.
Ketua BNN Nusa Tenggara Barat ini memaparkan, chatinone bukan zat baru karena ditemukan
ahlinya di Eropa, jauh sebelum MDMA (ekstasi) dan derivat amphetamine. Namun karena golongan
memiliki bahaya yang besar, maka keluar namanya amphetamine derivat. Kemudian saat ini muncul
lagi zat yang baru ini.
“Mungkin yang chatinone itu adalah struktur molekul dasar. Apabila struktur molekul R1, R2, R3 dan
R4 sebagai gugus samping yang akan dijadikan turunan chatinone, kalau disubstitusi senyawa
dasarnya dengan gugus methil, maka namanya berubah jadi methylcathinone,” jelasnya.
Selanjutnya, apabila chatinone disubstitusi dengan gugus methil dan 3,4, maka senyawa tersebut
namanya methylone, atau 3,4 methylendioxy methcathinone atau lebih dikenal sebagai methylone
(M1). Dengan struktur ini maka methylone masuk narkotika golongan 1 karena dia turunan dari
chatinone.
“Sekarang harus diwaspadai dampak bahaya lebih dahsyat zat ini dibanding ekstasi/sabu yang
struktur dasarnya MDA,” tegas Mufti mengingatkan.
“Jadi mengonsumsi methylone memengaruhi hormon adrenalin yang sangat kuat, sangat dahsyat.
Sehingga efeknya bisa sebagai stimulan, psikoaktif yang menimbulkan kejang-kejang yang tidak
terkontrol,” paparnya.
Selain itu, orang yang mengonsumsi methylone bisa mual-mual, muntah, pusing, sampai pada
penggunaan overdosis, senyawa ini dapat menyebabkan keram jantung berujung kematian. Ini sudah
ada studi literaturnya yang bisa ditemukan di jurnal eropa.
Seperti diketahui, zat cathinone ternyata dikandung oleh tanaman Khat atau banyak juga yang
menyebut Ghat. Tanaman ini tumbuh subur di kawasan Puncak Cisarua. Sejak kemarin, Muspika
Cisarua telah mengimbau kepada masyarakat agar memusnahkan tanaman memabukkan ini. Akan
tetapi, bukan berarti tanaman ghat langsung musnah di tanah Puncak.
Sekretaris Ketua Bidang Perhutanan Lindung, KNPI Kecamatan Cisarua, Rudi Hasan mengatakan,
lahan pertanian milik warga di Desa Tugu Utara, Tugu Selatan dan Cibeureum masih banyak
ditumbuhi ghat.
”Sebagian besar warga menggunakan tanaman tersebut untuk konsumsi pribadi. Walaupun memang
ada beberapa di antara mereka yang menjualnya kepada turis Arab. Yang perlu dicatat, warga tidak
pernah mengetahui tumbuhan tersebut memabukkan, ” jelas Rudi.
Ugan Sunandar (45), warga RT 03/04, Kampung Pondok Rawa, Desa Tugu Utara, mengaku sengaja
menanam pohon tersebut lantaran terbukti ampuh untuk menjaga daya tahan tubuh jika dikonsumsi.
Namun sulit untuk tidur.
Ugan menjelaskan, proses penanaman ghat cukup mudah. Hanya dengan menancapkan batang
yang telah distek. Masa panennya pun terbilang cepat, hanya sepekan batang ghat tersebut dapat
dipanen. Warga semakin getol menanam, karena ghat antihama. gTumbuhan ini sangat kuat. Kebal
hama, hujarnya.
Ghat terdiri dari dua jenis, ghat batang hijau dan ghat merah. Kebanyakan turis Timur Tengah
memilih ghat merah karena kualitasnya lebih baik. Sekretaris Camat Cisarua, Imam Taufik Santosa
mengatakan, pihaknya telah mengimbau masyarakat untuk memusnahkan tanaman tersebut karena
masuk kategori narkotika.
Kanit Reskrim Polsek Cisarua AKP Iwan Wahyudi mengatakan, jika memang benar tumbuhan ghat
bisa memabukkan. Namun dia belum bisa berbuat banyak karena belum mendapatkan perintah dan
koordinasi dari Badan Narkotika Nasional (BNN).
Ketika sudah ada kejelasan, sambungnya, masyarakat akan langsung diimbau untuk segera
memusnahkan tanaman tersebut. ”Bahkan, bisa berupa penertiban,”singkatnya.(cr4/fat)
(Radar Bogor)
http://www.lodaya.web.id/?p=16767