Post on 29-Jan-2018
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Memudahkan atas
taufiq dan ridlo- Nya makalah ini telah terseleseikan. Terima kasih juga kepada Ibu
Siti Mas’udah yang telah memberikan banyak masukan atas terseleseikannya
makalah ini sebagai tanggung jawab sebagai mahasiswa yan g sedang mempelajari
tentang sosial dan kebudayaan di masyarakat.
Bab yang dibahas didalam makalah ini kali ini adalah mengenai manusia dan
lingkungan, yang diharapakan setelah mempelalajari dan menganalisisnya kita bisa
mengambil beberapa hal terkait manusia lingkungan seperti pengertian manusia
dalam sudut pandang isbd, pengertian lingkungan dan macam-macanya, hubungan
manusia dengan lingkungan serta menganalisis studi kasus yang terjadi di masyarakat
berkaitan dengan mansuai lingkungan.Sangat peting sekali penganalisisan dan
oemblajaran ini bagi calon petugas kesehatan karena tidak bisa dipungkiri
bahwasanya para petugas kesehatan itu akan berhadapan dengan yang namanya
manusia lingkungan dalam menunjang status kesehatan.
Walaupun demikian tidak bisa dipungkiri bila dalam proses dan isi serta
penyususnannya dalam makalah ini banyak sekali kekurangannya. Untuk itu kami
sangat berharap sekali kritik dan saran guna perbaikan yang lebih baik pada
pembuatan makalah berikutnya.
Semoga bermanfaat, amin. Wa’alaikumsalam wr.wb.
Surabaya, 15 April 2011
Tim penyusun
1
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Membahas tentang manusia berarti membahas tentang kehidupan sosial dan
budayanya, tentang tatanan nilai-nilai, peradaban, kebudayaan, lingkungan,
sumber alam, dan segala aspek yang menyangkut manusia dan lingkungannya
secara menyeluruh.
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan ,perkembangan, kematian, dan seterusnya yang saling terkait serta
berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik
baik itu positif maupun negatif. Manusia juga makhluk ciptaan-Nya yang paling
tinggi derajatnya dibanding makhluk-makhluk hidup lainnya karena manusi a
secara kodrati diberi aka budi yang memungkinkan adanya kebudayaan dari suatu
proses yaitu proses belajar.
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran
tentang apa yang menurutnya sesuai ketika tindakan-tindakan yang ia ambil.itu
baik dan sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya
dengan lingkungan dan tempat tinggalnya. Hal ini menjadikan manusia tidak
hanya cukup berakal dan berbudi saja tetapi kenyataannya manusia memiliki
kebutuhan, dorongan dan kemauan yang pemenuhan serta perwujudannya
menimbulkan variasi budaya.
2
Variasi budaya akan dapat berkembang bila manusia berinteraksi dengan
lingkungan. Tanpa interaksi dengan lingkungan maka perkembangannya akan
terhambat. Dengan demikian ternyata peran lingkungan sangat mempengaruhi
perkembangan manusia termasuk manusia di gunung bromo yang terkenal dengan
suku tenggernya, yang sebagai kajian kasus khusus dalam makalah ini untuk
menjawab tema yang diambil yaitu manusia dan lingkungan. Mereka secara
pemenuhan kebutuhan sangat bergantung denga lingkungannya, baik lingkungan
ekonomi, sosial maupun kesehatan.
Kekhasan yang tampak pada salah satu komunitas manusi ini sengat menarik
untuk diadakannya kajian analisis, lebih-lebih analisis hubungan manusia yang
ada disana dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksudkan dalam makalah
ini adalah lingkungan social dan kesehatannya.
Bagaimana keseharian yang dilakukan penduduk disana?apa mata
oencaharian mereka? Seperti apa lingkungan biotiknya dalam menunjang
kebutuhannya? Bagaimana mereka dalam memberdayakan alam sekitar mereka?
Bagaiman a mereka mengolah dan meningkatkan hasil-hasil alam milik mereka?
Juga terkait apa saja mata pencaharian mereka? Agama yang mereka anut? Adat
dan kebiasaan yang berkembang disana? Kepercayaan yang diyakini disana?
Interaksi antar manusia yang ada disana seperti apa? Seta interakasi manusia
dengan lingkungan mereka? Kesemua pertanyaan diatas berujung kepada satu
kesimpulan yaitu tentang keterkaitannya manusia dengan manusia yang ada
disana serta manusia dengan lingkungannya.
3
1.2 Tujuan
a. Memahami pengertian manusia dan lingkungan
b. Mengetahui kondisi lingkungan yang kondusif bagi manusia
c. Memberikan gambaran hubungan manusia dengan lingkungannya
d. Mencegah berbagai dampak negatif dari pengaruh manusia pada
lingkungannya
e. Menganalisis sumber alam terkait sebagai kebutuhan manusia dan
mengklarifikasinya
4
Bab 2
Pembahasan
2.1 Manusia
Manusia merupakan makhluk yang sempurna di antara makhluk lainnya.
Manusia memiliki akal yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya yaitu hewan
dan tumbuhan. Akal diberikan untuk berfikir berdasarkan insting dan naluri. Manusia
juga merupakan makhluk sosial, mereka tidak bisa melakukan suatu hal atau
mengerjakan sesuatu secara sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia adalah
makhluk individu dan makhluk sosial.
1. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris insalah
satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devidedartinya terbagi. Jadi
individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu
berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan
suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang
paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,
unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Setiap manusia memiliki keunikan
dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Kalau seseorang
individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga
memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam
5
pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan
merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti
kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di
mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi
sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang
lebih besar.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan
perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-
psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian
situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi
mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia
menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam
pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang.
2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang
berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia
sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia
lainnya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial,
karrena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
6
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
3. Manusia sebagai makhluk Susila
Aspek kehidupan susila adalah aspek ketiga setelah aspek individu dan
sosial. Manusia dapat menetapkan tingkah laku yang baik dan yang buruk
karena hanya manusia yang dapat menghayati norma-norma dalam
kehidupannya.
Kehidupan manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain, membuat
orang harus memiliki aturan-aturan norma. Aturan-aturantersebut dibuat
untuk menjadikan manusia menjadi lebih beradab. Menusia akan lebih
menghargai nilai-nilai moral yang akan membawa mereka menjadi lebih baik.
Melalui pendidikan mampu diciptakan manusia yang bersusila karena
hanya dengan pendidikan kita dapat memanusiakan manusia.Dengan
demikian, kelangsungan kehidupan masyarakat tersebut sangat tergantung
pada tepat tidaknya suatu pendidikan mendidik seorang manusia mentaati
norma, nilai dan kaidah masyarakat.
4. Manusia Sebagai Mahluk Religius
Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai
makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui
kesempurnaannya itu manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa
menentukan mana yang benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa
dia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain,
yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi
7
fitrah manusia jika manusia mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang
mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan.
Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang
sempurna tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang
diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya.
Oleh karena fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah
kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk beribadah kepada Tuhan pun diperlukan
suatu ilmu. Ilmu tersebut diperoleh melalui pendidikan. Dengan pendidikan,
manusia dapat mengenal siapa Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia
dapat mengerti bagaimana cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.2 Lingkungan
Lingkungan adalah tempat dimana suatu makhluk hidup itu tumbuh dimana
meliputi unsur unsur penting seperti tanah, air, dan udara. Lingkungan sendiri
memiliki arti penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup, misalnya lingkungan
hutan dimana setiap tumbuhan dan hewan bisa hidup dengan bebas untuk mencari
makan.
Selain itu, ada pula lingkungan perkotaan dimana unsur bangunan sangat kental
di dalamnya, dalam hal ini sikap manusia mengenai lingkungan dan dampak dari
kegiatan manusia sangat tidak terurus dan terpikirkan, saat lingkungan rusak dan
ekosistem hancur maka keseimbangan antara kehidupan dan dengan kehidupan
8
lainnya akan berubah, hal ini memberikan dampak negatif bagi setiap makhluk hidup
yang ada di sekitarnya.
Contoh nyata dari lingkungan yang telah rusak adalah perkotaan , dimana sungai
sebagai unsur air dan unsur kehidupan telah tercemar sehingga mengakibatkan
matinya kehidupan di air, ikan yang semula bisa bertahan hidup di air yang jernih ini
tidak bisa dijumpai lagi karena lingkungan tempatnya hidup sudah tidak mendukung
untuk kelangsungannya, selain itu hancurnya lingkungan berdampak juga bagi
kehidupan manusia dengan berkurangnya sumber air bersih. Untuk mencegahnya
maka perlu segera dilakukannya tindakan prefentif agar dampaknya tidak berlarut
larut.
Lingkungan pada umunya sudah ditentukan oleh sang pencipta seperti ini namun
sudah menjadi kewajiban setiap manusia untuk menjaga dan melestarikanya,Dalam
tahapan perkembangan teknologi dan informasi semoga masalah mengenai hancurnya
lingkungan tempat kita tinggal bisa segera diatasi, dan juga semoga para pemimpin
kita diberikan kesadaran akan pentingnya tempat kita hidup daripada hanya
memikirkan uang.
2.3 Hubungan antara Manusia dan Lingkungan
Manusia sebagaimana makhluk lainnya memiliki keterkaitan dan ketergantungan
terhadap lingkungannya. Manusia tidak akan pernah bisa hidup tanpa adanya
dukungan dari lingkungannya. Relasi manusia dan lingkungan merupakan hubungan
yang saling timbal balik karena manusia hidup di alam lingkungan hidup dan alam
sebagai lingkungan hidup juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya. Jadi,
9
manusia butuh alam untuk kehidupannya dan alam juga membutuhkan manusia untuk
pelestariannya.
2.4 Studi Kasus
Tradisi Masyarakat Tengger
Disamping pemandangan alam yang indah Gn.Bromo juga memiliki daya tarik
yang luar biasa karena tradisi masyarakat tengger yang tetap berpegang teguh pada
adat istiadat dan budaya yang menjadi pedoman hidupnya. Upacara Kasada terkenal
hingga manca negara dan selalu ramai di hadiri turis luar negeri maupun lokal.
Suku Tengger berjumlah sekitar 40 ribu (1985) tinggal di lereng G.Semeru dan di
sekitar kaldera Tengger. Mereka sangat dihormati karena mereka hidup jujur, tidak iri
hati, dan tidak suka bertengkar. Masyarakat Tengger adalah keturunan Roro Anteng
(putri raja Majapahit) dan Joko Seger (putera seorang brahmana).
Mereka sangat menjunjung tinggi persamaan, demokrasi, dan kehidupan
bermasyarakat. Bahasa daerah yang digunakan Masyarakat Tengger dalam kehidupan
sehari-hari adalah bahasa Jawa Tengger, yakni bahasa Jawa Kuno. Mereka tidak
menggunakan tingkatan bahasa, berbeda dengan bahasa Jawa yang dipakai pada
umumnya memiliki beberapa tingkatan.
Tengger dikenal sebagai tanah hila-hila (suci) sejak jaman Majapahit, para
penghuninya dianggap sebagai abdi dibidang keagamaan dari Sang Hyang Widi
Wasa. Hingga kini Masyarakat masih mewarisi tradisi Hindu sejak jaman kejayaan
Majapahit. Agama Hindu di Bali dan di Tengger pada dasarnya sama yaitu Hindu
10
Dharma, tetapi Masyarakat Tengger tidak mengenal kasta, dan masih menganut
tradisi yang pernah berkembang pada jaman Majapahit.
Tidak seperti halnya masyarakat Hindu di Bali, Masyarakat Tengger tidak
memiliki Istana, pustaka, maupun kekayaan seni-budaya tradisional, meski memiliki
beberapa obyek penting semacam lonceng perunggu dan sebuah padasan di lereng
bagian utara Tengger yang telah menjadi puing. Namun demikian mereka kaya akan
kepercayaan dan upacara adat, diantaranya ialah:
a. Upacara Karo
Hari raya terbesar masyarakat Tengger adalah Upacara Karo atau Hari Raya
Karo. Masyarakat menyambutnya dengan penuh suka cita, mereka mengenakan
pakaian baru kadang membeli pakaian baru hingga 2-5 pasang, perabotpun juga
baru. Makanan dan minuman pun melimpah. Tujuan penyelenggaraan upacara
karo adalah: Mengadakan pemujaan terhadap Sang Hyang Widi Wasa dan
menghormati leluhurnya. Memperingati asal usul manusia. Untuk kembali pada
kesucian. Untuk memusnahkan angkara murka.
b. Upacara Kapat
Upacara Kapat jatuh pada bulan keempat (papat) menurut tahun saka disebut
pujan kapat, bertujuan untuk memohon berkah keselamatan serta selamat kiblat,
yaitu pemujaan terhadap arah mata angin.
c. Upacara Kawulu
Upacara ini jatuh pada bulan kedelapan (wolu) tahun saka. Pujan Kawolu sebagai
penutupan megeng. Masyarakat mengirimkan sesaji ke kepala desa, dengan
tujuan untuk keselamatan bumi, air, api, angin, matahari, bulan dan bintang.
11
d. Upacara Kasanga
Upacara ini jatuh pada bulan sembilan (sanga) tahun saka. Masyarakat
berkeliling desa dengan membunyikan kentongan dan membawa obor. Upacara
diawali oleh para wanita yang mengantarkan sesaji ke rumah kepala desa, untuk
dimantrai oleh pendeta. Selanjutnya pendeta dan para sesepuh desa membentuk
barisan, berjalan mengelilingi desa. Tujuan upacara ini adalah memohon kepada
Sang Hyang Widi Wasa untuk keselamatan Masyarakat Tengger.
e. Upacara Kasada
Upacara
Kasada
dilakukan
oleh masyarakat Tengger yang bermukim di Gunung Bromo Jawa Timur, mereka
melakukan ritual ini untuk mengangkat seorang Tabib atau dukun disetiap desa.
Agar mereka dapat diangkat oleh para tetua adat, mereka harus bisa
mengamalkan dan menghafal mantera mantera. Beberapa hari sebelum Upacara
Kasada bromo dimulai, mereka mengerjakan sesaji sesaji yang nantinya akan
dilemparkan ke Kawah Gunung Bromo. Dan mereka melemparkan ke dalam
kawah, sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka.
12
Di dalam kawah banyak terdapat pengemis dan penduduk tengger yang tinggal
dipedalaman, mereka jauh jauh hari datang ke gunung bromo dan mendirikan
tempat tinggal dikawah gunung Bromo dengan harapan mereka mendapatkan
sesaji yang dilempar. Penduduk yang melempar sesaji berbagai macam buah
buahan dan hasil ternak, mereka menganggapnya sebagai kaul atau terima kasih
mereka terhadap Tuhan atas hasil ternak dan pertanian yang melimpah, sebagai
aktivitas sehari-hari penduduk tengger pedalaman yang berada dikawah gunung
bromo.
f. Upacara Unan-Unan
Upacara ini diadakan hanya setiap lima tahun sekali. Tujuan dari unan-unan
adalah untuk mengadakan penghormatan terhadap Roh Leluhur. Dalam upacara
ini selalu diadakan penyembelihan binatang ternak yaitu Kerbau. Kepala Kerbau
dan kulitnya diletakkan diatas ancak besar yang terbuat dari bambu, diarak ke
sanggar pamujan.
2.5 Analisis Studi Kasus
Manusia: - masyarakat tengger dari sejarahnya berasal dari keturunan kerajaan majapahit yang terisolasi di daerah gunung Bromo
- Berdasar historisnya, masyarakat tengger menjadi masyarakat yang solid dan menjunjung tinggi persamaan, demokrasi, keharmonisan dengan alam dan kehidupan sosialnya.
- Masyarakat Tengger juga memiliki toleransi yang tinggi dengan masuknya agama lain seperti Islam dan Kristen, namun mereka masih tetap mengagungkan agama mereka yakni Hindu yang dibawa Majapahit tanpa kasta.
-
13
Lingkungan
- Lingkungan alam sekitar Gunung Bromo masih sangat asri, mengingat tempat ini juga merupakan area hutan nasional yang dikelola pemerintah
- Lingkungan social di Tengger juga sangat bagus terlihat dari kebersamaan yang selalu terjaga. Terlihat saat pagi hari mengobrol bersama didepan rumah dan menggunakan sarung sebagai pakaian khasnya.
Kesehatan
-Masyarakat tengger yang terbiasa membawa hasil kebun yang rata-rata 50 kg dengan cara dibawa dengan sebatang tiang yang dimuati 2 keranjang super besar.
- meski orang disana terlihat sangat kuat fisiknya terutama otot, rumah mereka belumlah sevisi dengan arti kesehatan yang kita pelajari. Hal ini terlihat dari lantai rumahnya yang sebagian masih berupa tanah
-Dari segi fisiologis, kadar HB mereka lebih tinggi dari kita yang di Surabaya, terlihat dari pipinya yang selalu kemerahan
- untuk mmenuhi kebutuhan nutrisinya, banyak orang tengger turun ke kota untuk membeli bahan makanan yang tidak terdapat diatas sekaligus menjual barang yang dimilikinya dari atas seperti sayuran tomat, dll.
14
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Keunikan dari tengger adalah mereka tetap memegang teguh tradisi-tradisi nenek
moyang mereka dari leluhur mereka majapahit seperti persamaan, toleransi, dan lain
sebagainya. Sehingga tidak heran bila warga tengger disini terkenala dengan
toleransinya termasuk tolerangsi antar umat beragama.Terkait manusia lingkungan,
hampir semua warga tengger sangat menggantungkan kehidupannya terhadap kondisi
lingkungan sekitarnya.
3.2 Saran
Kita harus mejadikan masyarakat tengger menjadi cermin kita yang mana mereka
selalu menjaga dan melestarikan kebudayaan mereka agar budaya-budaya itu tidak
akan punah. Karena kita tahu bahwa budaya di Negara kita semakin hilang karena
masyarakat kurang peduli dengan budayanya sendiri. Selain dalam hal kebudayaan,
kita juga harus bisa menjaga dan melestarikan lingkungan alam karena manusia dan
lingkungan alam itu merupakan simbiosis mutualisme.
15