Post on 07-Mar-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK MULA BAWAH
SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN BERMAIN
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI VI BATURETNO
KABUPATEN WONOGIRI TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
ENGGAR EKO PRASETYO
NIM K 4607037
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK MULA BAWAH
SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN BERMAIN
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI VI BATURETNO
KABUPATEN WONOGIRI TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
ENGGAR EKO PRASETYO
K 4607037
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Enggar Eko Prasetyo. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK
MULA BAWAH SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN BERMAIN
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI VI BATURETNO KABUPATEN
WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar sepak
mula bawah sepak takraw melalui pendekatan bermain pada siswa kelas IV SD
Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun
Pelajaran 2011/2012 berjumlah 36 orang yang terdiri atas 19 siswa putra dan 17
siswa putri. Teknik pengumpulan data dengan tes dan non tes/observasi. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif dengan
menggunakan teknik persentase.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pendekatan
bermain dapat meningkatkan hasil belajar sepak mula bawah sepak takraw siswa
kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis
yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus II. Hasil
belajar sepak mula bawah sepak takraw pada siklus I dalam kategori tuntas adalah
61,12% atau 22 siswa sedangkan 14 siswa atau 38,88% dalam kategori belum
tuntas. Pada siklus II terjadi peningkatan persentase hasil belajar siswa dalam
kategori tuntas sebesar 77.78% atau sejumlah 28 siswa sedangkan 8 siswa atau
22,22% dalam kategori belum tuntas.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan metode pendekatan bermain
dapat meningkatkan hasil belajar sepak mula bawah sepak takraw siswa kelas IV
SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata kunci: sepak mula bawah, pendekatan bermain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Jalani semua dengan apa adanya, biarkan waktu bicara bawa takdirnya.(Tony Q)
Segala yang indah belum tentu baik,tetapi segala yang baik pasti indah.(AN)
Saat kita SUKSES semua orang menjadi TEMAN, tapi saat GAGAL barukita bisa menemukan siapa SAHABAT SEJATI. (Al Capone)
Masa lalu mempunyai arti penting untuk masa depan, tetapi kita tidak bisahidup dalam masa lalu yang selalu membayangi. (Penulis)
Hidup itu tentang sebuah pilihan, tinggal bagaimana kita mengambilpilihan tersebut untuk kita jadikan pilihan yang terbaik untuk masa depankita. (Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
Bapak Sulardi dan Ibu Sugiarti tersayang terima kasih atas do’a, kerja
keras, pengorbanan dan kasih sayangnya. Semuanya membuat saya
bangga memiliki kalian.
Adik-adikku tercinta, Tiara Dyah Ayu Ambarwati dan Aji Bagas Putra
Pamungkas.
TRELNA, terima kasih telah menjadi bagian dari masa laluku.
Sahabat-sahabatku Penjas’07, salam “HORE” selalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberi
kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama
pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. H Sunardi, M. Kes., sebagai pembimbing I dan bapak Pomo
Warih Adi, S.Pd., M.Or selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Kepala SD Negeri VI Baturetno, yang telah memberikan kesempatan
dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
6. Ibu Tinuk Suprihatin, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Pendidikan
Jasmani SD Negeri VI Baturetno, yang telah membimbing dan bantuan
dalam penelitian.
7. Para siswa kelas IV SD Negeri VI Baturetno yang telah berpartisipasi
dalam pelaksanaan penelitian ini.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................. i
PERNYATAAN............................................................................................... ii
PENGAJUAN .................................................................................................. iii
PERSETUJUAN .............................................................................................. iv
PENGESAHAN ............................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
MOTTO............................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka............................................................................ 6
1. Belajardan Pembelajaran ......................................................... 6
a. Pengertian Balajar dan Pembelajaran ................................. 6
b. Hakekat Pembelajaran ........................................................ 7
c. Prinsip – Prinsip Pembelajaran ........................................... 10
d. Hasil Belajar ....................................................................... 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
2. Pendidikan Jasmani.................................................................. 11
a. Pengertian Pendidikan Jasmani.......................................... 11
b. Hakekat Pendidikan Jasmani.............................................. 12
c. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani.................................. 14
3. Permainan Sepak Takraw......................................................... 14
a. Sarana dan Prasarana.......................................................... 15
b. Teknik-teknik Dasar Sepak Takraw................................... 17
4. Sepak Mula (servis) ................................................................. 19
a. Pengertian Sepak Mula ...................................................... 19
5. Pendekatan Bermain................................................................. 21
a. Pengertian Pendekatan Bermain ........................................ 21
b. Permainan........................................................................... 22
c. Pembelajaran Sepak Mula dan Sepak Sila Melalui Pendekatan
Bermain .............................................................................. 23
B. Kerangka Berfikir .......................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian ........................................................................... 27
1. Tempat Penelitian..................................................................... 27
2. Waktu Penelitian ...................................................................... 27
B. Subjek Penelitian ....................................................................... 28
C. Sumber Data ....................................................................... 28
D. Teknik dan Alat Pengumpul Data.................................................. 28
E. Uji Validitas Data ....................................................................... 29
F. Analisis Data ....................................................................... 30
G. Indikator Kinerja Penelitian........................................................... 30
H. Prosedur Penelitian ....................................................................... 31
1. Rancangan Siklus I................................................................... 33
a. Tahap Perencanaan ............................................................. 33
b. Tahap Pelaksanaan.............................................................. 33
c. Pengamatan Tindakan......................................................... 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
d. Tahap Evaluasi.................................................................... 34
2. Rancangan Siklus II.................................................................. 34
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 35
A. Deskripsi Pratindakan ................................................................. 35
B. Deskripsi Hasil Tiap Tindakan Tiap Siklus ................................ 37
1. Siklus I ....................................................................................... 37
a. Tahap Perencanaan ................................................................. 37
b. Tahap Pelaksanaan ................................................................. 38
c. Tahap Pengamatan Tindakan I................................................ 41
d. Tahap Refleksi Tindakan I ...................................................... 45
2. Siklus II ..................................................................................... 47
a. Tahap Perencanaan ................................................................. 47
b. Tahap Pelaksanaan .................................................................. 47
c. Tahap Pengamatan Tindakan II .............................................. 50
d. Tahap Refleksi Tindakan II..................................................... 53
C. Perbandingan Hasil Penelitian Pembahasan ................................ 54
D. Pembahasan.................................................................................. 56
BAB V. SIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN.......................................... 57
A. Simpulan ..................................................................................... 57
B. Implikasi ..................................................................................... 57
C. Saran ........................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 60
LAMPIRAN ................................................................................................ 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian...................... 27
2. Teknik Pengolahan Data Penelitian ..................................................... 29
3. Prosentase Target Capaian .................................................................. 30
4. Hasil Belajar Sepak Mula Bawah Sepak Takraw Sebelum
Mendapatkan Tindakan Dengan Penerapan Pembelajaran
Pendekatan Bermain ............................................................................ 36
5. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus I.............................. 44
6. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus II ............................ 52
7. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Sepak Mula Bawah Siswa ... 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Lapangan Sepak Takraw ........................................................................... 16
2 Ilustrasi Meminta Bola.............................................................................. 20
3 Ilustrasi Saat Melakukan Sepak Mula Bawah........................................... 20
4 Kerangka Pemikiran.................................................................................. 26
5 Alur Tahapan Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas............................ 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
1. Petunjuk Pelaksanaan Tes Keterampilan Sepak Mula. ...................... 62
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I. .................................... 63
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.................................... 72
4. Daftar Siswa Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Wonogiri Tahun
Pelajaran 2011/2012........................................................................... 80
5. Penilaian Tes Keterampilan Psikomotor Sepak Mula Bawah Pra
Siklus Siswa Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran
2011/2012. ........................................................................................ 81
6. Penilaian Produk/ Prestasi Teknik Dasar Sepak Mula Bawah Pra
Siklus Siswa Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran
2011/2012. ........................................................................................ 82
7. Penilaian Afektif Hasil Belajar Sepak Mula Bawah Pra Siklus Siswa
Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran 2011/2012. ....... 83
8. Penilaian Kognitif Hasil Belajar Sepak Mula Bawah Pra Siklus
Siswa Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran
2011/2012........................................................................................... 84
9. Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar Sepak Mula Bawah Pra Siklus
Siswa Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran
2011/2012........................................................................................... 86
10. Penilaian Tes Keterampilan Psikomotor Sepak Mula Bawah Siklus I
Siswa Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran
2011/2012........................................................................................... 88
11. Penilaian Produk/ Prestasi Teknik Dasar Sepak Mula Bawah Siklus
I Siswa Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran
2011/2012........................................................................................... 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
12. Penilaian Afektif Hasil Belajar Sepak Mula Bawah Siklus I Siswa
Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran 2011/2012 ........ 90
13. Penilaian Kognitif Hasil Belajar Sepak Mula Bawah Siklus I Siswa
Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran 2011/2012 ........ 91
14. Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar Sepak Mula Bawah Siklus I
Siswa Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran
2011/2012........................................................................................... 93
15. Penilaian Tes Keterampilan Psikomotor Sepak Mula Bawah Siklus
II Siswa Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran
2011/2012........................... ............................................................... 95
16. Penilaian Produk/ Prestasi Teknik Dasar Sepak Mula Bawah Siklus
II Siswa Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran
2011/2012........................................................................................... 96
17. Penilaian Afektif Hasil Belajar Sepak Mula Bawah Siklus II Siswa
Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran 2011/2012 ........ 97
18. Penilaian Kognitif Hasil Belajar Sepak Mula Bawah Siklus II
Siswa Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran
2011/2012........................................................................................... 98
19. Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar Sepak Mula Bawah Siklus II
Siswa Kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran
2011/2012........................................................................................... 100
20. Keterangan Penilaian........... .............................................................. 102
21. Soal – Soal............................ ............................................................. 107
22. Dokumentasi Penelitian. .................................................................... 108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang memiliki
karakteristik yang berbeda dengan pelajaran lainnya. Pendidikan jasmani
merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang dirancang
dan disusun secara sistematik untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat dan
aktif, sikap sportif serta kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin dicapai melalui
pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh.
Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja tetapi
juga aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu pendidikan jasmani juga
mencakup aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual. Pendidikan jasmani
diajarkan dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), bahkan di
Perguruan Tinggi. Adapun ruang lingkup materi pendidikan jasmani meliputi
berbagai macam cabang olahraga. Berdasarkan jenisnya materi pendidikan
jasmani dibedakan menjadi dua kelompok yaitu materi pokok dan materi pilihan.
Di dalam materi pokok terdapat beberapa nomor cabang olahraga yang wajib
diajarkan yang meliputi permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri
/ senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas dan
kesehatan. Sedangkan materi pilihan pendidikan jasmani sebagai kegiatan
ekstrakurikuler yang dapat diikuti sesuai dengan kemampuan, situasi, dan kondisi
sekolah masing-masing.
Sepak takraw merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang
dikembangkan di lingkungan sekolah seperti SD, SMP, SMA atau SMK, maupun
Perguruan Tinggi. Namun tidak setiap sekolah mengembangkan permainan sepak
takraw. Hal ini disebabkan beberapa alasan, di antaranya sepak takraw kurang
membudaya jika dibandingkan dengan olahraga yang lain, seperti sepak bola, bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
voli maupun bola basket. Di sisi lain biasanya sekolah tidak memiliki area untuk
membuat lapangan permainan sepak takraw, sehingga mengutamakan area atau
cabang olahraga yang wajib diajarkan dalam pendidikan jasmani seperti sepak
bola, bola voli, maupun bola basket.
Untuk dapat bermain sepak takraw dengan baik seseorang dituntut untuk
mempunyai keterampilan serta kemampuan yang baik. Kemampuan yang
dimaksud disini adalah teknik-teknik dasar untuk bermain sepak takraw. Tanpa
adanya penguasaan teknik-teknik dasar permainan sepak takraw tidak bisa
dimainkan dengan baik. Adapun teknik-teknik dasar sepak takraw menurut
Sulaiman (2008: 15) antara lain : (1) sepakan (menyepak), (2) memaha, (3)
mendada, (4) membahu, (5) heading, (6) smesh, dan (7) block.
Teknik sepakan (menyepak) merupakan teknik utama dari yang paling
banyak digunakan dalam permainan sepak takraw, karena memang cabang
olahraga ini paling dominan menggunakan bagian kaki. Teknik sepakan pada
permainan sepak takraw menurut Sulaiman (2008: 15) melipui : (1) sepak mula/
servis, (2) sepak sila, (3) sepak kura/ kuda, (4) sepak cungkil, (5) sepak simpuh,
(6) sepak tapak. Dalam hal ini teknik sepak mula bawah yang dijadikan prioritas
dalam penelitian ini.
Dalam proses pembelajaran sepak mula bawah pada siswa kelas IV SD
Negeri VI Baturetno belum mendapatkan hasil belajar yang optimal, apabila
dicermati selama ini proses kegiatan belajar telah berjalan cukup baik, namun
siswa terlihat bosan dengan proses pembelajaran tersebut yang bisa dibilang
monoton, sehingga hasil belajar sepak mula bawah masih belum optimal seperti
yang diharapkan.
Upaya meningkatan hasil belajar sepak mula bawah dibutuhkan
pendekatan yang tepat agar prestasi dapat tercapai. Karena penelitian ini akan
dilakukan untuk siswa Sekolah Dasar, maka salah satu pendekatan pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar adalah pendekatan bermain.
Seperti dijelaskan oleh Djumidar, “Dunia anak lebih dekat dengan situasi
permainan dari pada yang serius, di dalam pembelajaran disajikan banyak variasi-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
variasi supaya tidak mudah jenuh sebab siswa kerap kali juga cepat bosan
melaksanakan kegiatannya” (2007: 11).
Pendekatan bermain adalah salah satu cara belajar yang dalam
pelaksanaannya dilakukan melalui bentuk permainan. Dalam pendekatan bermain
siswa diberi kebebasan untuk mengekspresikan kemampuannya terhadap tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan cara bermain diharapkan siswa dapat
memiliki kreativitas dan inisiatif untuk memecahkan masalah yang muncul
selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui bermain dikembangkan juga
unsur kompetitif, sehingga siswa saling berlomba menunjukkan kemampuannya.
Melihat permasalahan seperti tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa salah satu penyebab munculnya permasalahan dalam kaitannya dengan
hasil belajar sepak mula bawah adalah perlu adanya penggunaan media
pembelajaran yang berbeda, bervariasi, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta
pendekatan yang efektif bagi siswa namun dalam penyajiannya di setiap proses
belajar mengajar dengan tidak lupa selalu melibatkan siswa agar berperan aktif,
yang mana pada akhirnya diharapkan dapat memacu meningkatkan hasil belajar
sepak mula dan sepak sila.
Salah satu upaya untuk peningkatan hasil belajar tersebut, peneliti
melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan pendekatan bermain dalam
rangka untuk meningkatkan hasil belajar sepak mula bawah. Pendekatan bermain
ini dipilih sebagai salah satu alternatif variasi pembelajaran yang sesuai
karakteristik siswa Sekolah Dasar.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ) pada siswa kelas IV SD Negeri VI Baturetno dengan
judul “ Upaya Peningkatan Hasil Belajar Sepak Mula Bawah Sepak Takraw
Melalui Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas IV SD Negeri VI Baturetno
Tahun Pelajaran 2011/2012 ”.
Diharapkan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang peneliti
lakukan dapat memberikan jalan keluar dari masalah yang selama ini dihadapi
oleh para guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di SD Negeri VI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Baturetno dalam pembelajaran sepak mula bawah, serta mampu memperbaiki
proses pembelajaran pendidikan jasmani yang pada akhirnya mampu
meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang olahraga pada umumnya, di
bidang penguasaan sepak mula bawah sepak takraw pada khususnya
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimanakah pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar
sepak mula bawah sepak takraw pada siswa kelas IV SD Negeri VI Baturetno
Tahun Pelajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan
penelitian ini adalah:
Untuk meningkatkan hasil belajar sepak mula bawah sepak takraw
melalui pendekatan bermain pada siswa kelas IV SD Negeri VI Baturetno Tahun
Pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
yaitu:
1. Bagi guru pendidikan jasmani SD Negeri VI Baturetno
Melalui PTK ini guru pendidikan jasmani dapat menerapkan metode/variasi
pembelajaran yang menyenangkan, khususnya untuk meningkatkan minat dan
partisipasi atlet dalam mengikuti serangkaian proses pembelajaran.
2. Bagi siswa kelas IV SD VI Baturetno Tahun Pelajaran 2011/2012
Dapat meningkatkan hasil belajar sepak mula dan sepak sila serta
menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan serta
meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
3. Bagi SD Negeri VI Baturetno
Sebagai bahan masukan, saran, dan informasi serta dapat dijadikan
pertimbangan terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan, untuk
mengembangkan model pembelajaran yang tepat dalam rangka meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan sebuah proses dari yang belum bisa menjadi bisa
dari yang belum tahu menjadi lebih tahu, sehingga adanya pengalaman
dalam proses belajar. Pribadi (2009: 6) menyatakan “Belajar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar mendapatkan kompetensi
berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. “Intinya pada proses
belajar dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi pribadi.
Sehingga akan terjadi perubahan dalam hal pola piker dan tindakan karena
pengalaman yang dimilikinya.
Pembelajaran berasal dari kata learning. Pembelajaran dimaknai
proses, cara, perbuatan mempelajari sesuatu. Guru tidak hanya
menyampaikan materi dan siswa sebagai penerima materi, akan tetapi guru
mengorganisir lingkungan belajar sehingga aktif untuk belajar. “Guru
memberi fasilitas belajar siswa dan siswa mempelajarainya, dalam hal ini
pembelajaran berpusat pada siswa, pembelajaran adalah proses konstruktif
tidak hanya mekanis seperti pada pengajaran “(Suprijono, 2008: 11-13).
Ahli lain, Riyanto (2009: 131) menyatakan, “Pembelajaran adalah upaya
membelajarkan siswa untuk belajar”. Kegiatan pembelajaran akan
melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara yang efektif dan efisien.
Sedangkan pengajaran dimaknai sebagai proses, cara mengajarkan
atau menyampaikan materi. Sehingga kegiatan belajar mengajar berpusat
pada guru, guru menyampaikan materi pada siswa dan siswa menjadi
penerima materi. Hal tersebut menjadi proses insruktif dalam belajar karena
guru adalah orang yang paling mengetahui. Implikasi dari hal tersebut
adalah siswa hanya menjadi duplikasi dari guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Hakekat Pembelajaran
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan
pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi
melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai
pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu
akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran
dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu
tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan
antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola.
Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran.
Menurut Purwadarminta (1976), “pengajaran mempunyai arti cara
(perbuatan) mengajar atau mengajarkan” (H.J.Gino, Suwarni, Suripto,
Maryanto dan Sutijan, 1998:30). Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya
bahwa, “mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru
kepada siswa” (2006: 74).
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkunganya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling
hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam
pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara
guru dengan peserta didik.
Pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk
memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran
berkaitan erat jenis hakikat dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut.
Kegiatan belajar merupakan masalah yang sangat kompleks dan melibatkan
keseluruhan aspek psiko-fisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek
neuro-fisiologis. Pada tahap baru mengenal substansi yang dipelajari, baik
yang menyangkut pembelajaran kognitif, afektif, maupun psikomotor bagi
siswa materi pembelajaran itu menjadi sesuatu yang pada mulanya. Namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
setelah guru berusaha untuk memusatkanya dan menangkap perhatian siswa
pada peristiwa pembelajaran maka sesuatu yang asing itu menjadi
berangsur-angsur berkurang. Oleh krena itu, guru harus mengupayakan
semaksimal mungkin penataan lingkungan belajar dan perencaan materi
agar terjadi proses pembelajaran didalam maupun diluar kelas.
Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan
sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi
social kultural melalui media massa. Dalam konteks pendidikan non formal
justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam
lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa dan lain
sebagainya. Hanya Sebagian kecil saja pembelajaran terjadi dikelas dan
lingkungan.
Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas.
Ini berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak
jelas. Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar
juga tidak mengandung apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru harus
menyadari benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar,
metode, dan bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang dicapai.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar
mengajar, maka seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar
cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar,
untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegitan
mengajar meliputi pengetahuan, menularkan sikap kecakapan atau
ketrampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkannya
dengan subyek yang sedang belajar. Kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru, ini sesuai dengan yang dikemukakan Nana Sudjana yaitu:
Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, makakemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalamempat kemampuan yakni:
1) Merencanakan program belajar mengajar.2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar.4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang
studi atau mata pelajaran yang dipegangnya (2005:19).
Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan
program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan
pembelajaran dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika
seorang guru memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi
yang diajarkan, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil
belajar dapat dicapai dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan
tugas diantaranya mengelola proses pengajaran berupa aktivitas
merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan. Husdarta dan
Yudah M.Saputra bahwa:
”Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfirsupaya proses belajar terjadi dikelas dilapangan,ciri utamanya terjadinyaproses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam prosespembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasiuntuk lebih berperan.walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelolaproses belajar dan pembelajaran” (2000: 4).
Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam
menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajran dapat tercapai. Hal yang
terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu
menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa
manjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar
membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution
yang dikutip H.J.Gino dkk bahwa, “perubahan akibat belajar tidak hanya
mengenai jumlah pengetauhan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya
mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang” (1998: 51).
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa
untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam
proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
tepat. Menurut Wina Sanjaya bahwa sejumlah prinsip yang harus
diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya:
1) Berpusat pada siswa2) Belajar dengan melakukan3) Mengembangkan kemampuan sosial4) Mengembangkan keingintauhan,imajinasi dan fitrah5) Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah6) Mengembangkan kreatifitas siswa7) Mengembangkan kemampuan ilmu danteknologi8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik9) Belajar sepanjang hayat (2006: 30)
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk
diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka
akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
d. Hasil Belajar
Menurut Gagne dan Jenkins mengartikan bahwa, “hasil belajar
merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam
bentuk kemampuan-kemampuan tertentu” Hamzah Uno (2007:17).
Sardiman A.M menerangkan bahwa, “proses belajar akan menghasilkan
hasil belajar” (2010 : 49). Hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh
komponen-komponen yang mendukung proses belajar dan aktivitas siwa
sebagai subjek belajar. Adapun hasil pengajaran dikatakan betul-betul baik
apabila memiliki cirri-ciri sebagai berikut : a) Hasil itu tahan lama dan dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa, b) Hasil itu merupakan
pengetahuan asli atau otentik (Sardiman A.M, 2010 : 50). Berdasar pendapat
para ahli tersebut dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah hasil yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar, berupa penguasaan
kemampuan atau keterampilan tertentu.
2. Pendidikan Jasmani
a. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media
untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetauhan
dan penalaran penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, spritual,
dan sosial), serta pembiasaan hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Menurut Toho Cholik M
dan Rusli Lutan bahwa, “pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai
suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan
melalui gerakan fisik” (2001:2).
Menurut Samsudin, “pendidikan jasmani adalah suatu proses
pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan
dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi”
(2008: 2). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memberikan
kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam bermacam
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga
yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pengalaman belajar
itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan
aktif sepanjang hayat. Dalam proses pendidikan jasmani guru harus dapat
mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi
permainan dan olahraga, internalisasi dan prasarana dan sarana.
b. Hakekat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan
jasmani memberlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dari pada hanya mengaggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas
fisik dan mentalnya.
1) Landasan ilmiah pelaksanaan pendidikan jasmani
Secara ilmiah pelaksanaan pendidikan jasmani mendapat dukungan
dari berbagai dukungan ilmu, dimana dari pandangan-pandangan dari
setiap disiplin tersebut dapat dijadikan sebagai landasan bagi
berlangsungnya program penjas disekolah-sekolah. Dibagian ini penulis
akan menguraikan landasan ilmiah yaitu dari sudut pandang biologis.
Sudut pandang psikologis, dan yang terakhir sudut pandang sosiologis.
2) Landasan psikologis pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani melibatkan interaksi antara guru dengan anak,
serta anak dengan anak. Didalam adegan pembelajaran yang melibatkan
interaksi tersebut, terletak suatu keharusan untuk saling mengakui dan
menghargai keunikan masing-masing, termasuk kelebihan dan
kelemahannya. Dan ini bukan hanya kelainan pada fisik, tetapi juga
dalam kaitanya dengan perbedaan psikologis seperti kepribadian,
karakter, pola fikir, serta tak kalah pentingnya dalam hal pengetahuan
dan kepercayaan.
Program pendidikan jasmani yang baik tentu harus dilandasi oleh
pemahaman guru terhadap karakteristik psikologis anak, dan yang paling
penting dalam hal sumbangan apa yang dapat diberikan oleh program
pendidikan jasmani terhadap perkembangan mental dan psikologis anak.
3) Landasan biologis pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani adalah disiplin yang berorientasi tubuh,
disamping berorientasi pada disiplin mental dan sosial. Guru pendidikan
jasmani karenanya harus memiliki penguasaan yang kokoh terhadap
fungsi fiskal dari tubuh untuk memahami secara lebih baik
pemanfaatanya dalam kegiatan pendidikan jasmani. Secara biologis,
manusia dirancang untuk menjadi makhluk yang aktif. Meskipun
perubahan zaman dan peradaban telah menyebabkan penurunan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
jumlah aktivitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dasar
yang berkaitan dengan kehidupan, sebenarnya tubuh manusia tidak
berubah. Karenanya manusia harus tetap menyadari bahwa dalam hal
kesehatan tubuhnya, dasar biologisnya menuntut dan mengakui
pentingnya aktifitas fisik yang keras dalam hidupnya. Dalam hal inilah
pendidikan jasmani yang baik disekolah dan dimasa-masa berikut dalam
hidupnya dipandang amat penting dalam menjaga kemampuan biologis
manusia.
4) Landasan sosiologis dalam pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani adalah sebuah wahana yang sangat baik untuk
proses sosialisasi. Perkembangan sosial jelas penting, dan aktivitas
pendidikan jasmani mempunyai potensi untuk menuntaskan tujuan-
tujuan tersebut. Seperangkat kualitas dari perkembangan sosial yang
dapat dikembangkan dan dipengaruhi dalam proses penjas diantaranya
adalah kepemimpinan, karakter moral, dan daya juang.
Sosiologi berkepentingan dengan upaya mempelajari manusia dan
aktivitasnya dalam kaitanya dengan atau interaksi antar satu manusia
dengan manusia lainya. Seorang guru penjas sesunguhnya seorag
sosiologis yang perlu mengetauhi prinsip-prinsip sosiologi agar mampu
memanfaatkan proses pembelajarannya untuk menanamkan nilai-nilai
yang dapat dikembangkan melalui penjas.
c. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani
Sebagai mata pelajaran yang menitikberatkan perhatian pada ranah
jasmani dan psikomotor, tetapi tidak mengabaikan ranah kognitif dan
afektif, pelajaran pendidikan jasmani mencakup materi (1) kesadaran akan
tubuh dan gerakan, ketrampilan motorik dasar, (2) kebugaran jasmani,
aktifitas jasmani, seperti permainan, gerakan ritmik dan tari, aquatic (bila
memungkinkan, dan senam (3) aktifitas pengkondisian tubuh, modifikasi
permainan dan olahraga, (4) olahraga perorangan, berpasangan, dan tim, (5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
keterampilan hidup mandiri di alam terbuka,(6) dan gaya hidup aktif dan
sportif.
“Materi pendidikan jasmani untuk TK sampai kelas 3 SD meliputi
kesadaran akan tubuh dan gerakan, kecakapan gerak dasar, gerakan ritmik,
permainan, akuatik (olahraga di air, bila memungkinkan), senam, kebugaran
jasmani dan pembentukan sikap dan perilaku. Materi Pembelajaran untuk
kelas 4 sampai 6 SD adalah aktivitas pembentukan tubuh, permainan dan
modifikasi olahraga, kecakapan hidup di alam bebas dan kecakapan hidup
personal (kebugaran jasmani serta pembentukan sikap dan perilaku)”
(Kurikulum Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar, 2004: 4).
3. Permainan Sepak Takraw
Permainan sepak takraw secara internasional telah membentuk induk
organisasi tingkat dunia sejak tahun 1992 yaitu International Sepak Taktaw
Federation (ISTAF), perkembangan sepak takraw semakin pesat, tidak hanya
Asia tapi hampir seluruh dunia mengembangkan olahraga ini, seperti Negara-
negara Amerika, Eropa, maupun Australia.
Permainan sepak takraw dikenal sebagai salah satu cabang olahraga
akrobatik, hal ini dapat dilihat dari beberapa teknik dasar yang memang
membutuhkan keberanian untuk melakukannya agar gerak teknik tersebut
dapat dilakukan dengan baik, indah, dan menarik, yang pada akhirnya
mencapai prestasi gerak yang optimal. Pemainnya terdiri dari dua pihak yang
berhadapan, masing-masing terdiri dari 3 (tiga) orang. Dalam permainan ini
yang dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali tangan.
Tujuan dari setiap pihak adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga
dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran
atau bermain salah. Sehingga diperlukan penguasaan teknik dasar yang baik.
a. Sarana dan Prasarana
1) Lapangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
a) Lapangan sepaktakraw seukuran dengan lapangan badminton;
13,40m x 6,10m
b) Takraw dapat dimainkan di dalam gedung dan juga dapat di luar
gedung (apabila dimainkan didalam gedung maka tinggi loteng
minimal 8 m dari lantai)
c) Keempat sisi lapangan ditandai dengan/cat atau lakban yang
lebarnya 4 cm, diukur dari pinggir sebelah luar
(1) Area bebas : adalah minimal 3 meter dari garis luar lapangan
harus bebas rintangan. (lihat gambar)
(2) Center Line : adalah garis tengah dengan lebar 2 cm
(3) Quarter Circle : adalah garis seperempat lingkaran dipojok garis
tengah dengan radius 90 cm diukur dari garis sebelah dalam sbb:
(4) The Service Circle : adalah lingkaran servis dengan radius 30cm
berada ditengah lapangan, jarak dari garis belakang 2,45 M dan
jarak dari titik tengah garis lingkaran kegaris tengah (centre line)
4,25 m, jarak titik tengah lingkaran adalah 3,05 meter dari kiri
dan kanan garis pinggir lapangan.
Gambar 1. Lapangan Sepak Takraw
(Ucup Yusup, Sudrajat Prawirasaputra, Lingling Usli W. 2004:16)
2) Tinggi tiang (sama dengan net)
a) Putra Tinggi net 1,55 meter dipinggir dan minimal 1,52 meter
ditengah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b) Putri Tinggi net 1,45 meter dipinggir dan minimal 1,42 meter
ditengah
c) Kedudukan tiang 30 cm di luar garis pinggir
3) Net
a) Net terbuat dari tali/benang kuat atau nilon, dimana tiap lubangnya
lebar 6-8 cm
b) Lebar net 70 cm dan panjang 6,10 meter
4) Bola Takraw
a) Terbuat dari plastik (sytetic fibre) dimana awalnya adalah terbuat
dari rotan
b) Lingkaran 42-44 cm (putra) dan 43-45 cm (putri).
c) Berat adalah 170-189 gr (putra) dan 150-160 gr (putri)
5) Pemain
a) Permainan ini dimainkan oleh dua “regu” masing-masing regu terdiri
dari 3 orang pemain, dan setiap regu dilengkapi dengan 1 (satu)
pemain cadangan.
b) Satu dari 3 pemain di posisi belakang disebut Back atau “Tekong”
(yang melakukan Sepak mula)
c) Dua pemain berada didepan; yang sebelah kiri kita sebut “Apit Kiri”
sebelah kanan disebut “Apit Kanan”
b. Teknik-teknik Dasar Sepak Takraw
Keterampilan dasar dominan dalam sepak taktaw adalah sejumlah
keterampilan dasar yang dipandang paling menentukan untuk mendukung
pencapaian keberhasilan dalam memainkan teknik-teknik dasar sepak
takraw. Dengan penguasaan yang baik dan benar maka prestasi dapat
dicapai. Adapun teknik-teknik dasar sepak takraw antara lain :
1) Sepakan
Teknik sepakan merupakan teknik utama da yang paling banyak
digunakan dalam permainan sepak takraw. Teknik sepakan pada
permainan sepak takraw meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
a) Sepak Mula
Sepak mula atau servis adalah teknik dasar sepakan yang dimaksud
untuk memulai membuka suatu permainan atau pertandingan
b) Sepak Sila
Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian
dalam gunanya untuk menerima dan menimang bola, mengumpan
dan menyelamatkan serangan lawan.
c) Sepak Kuda (Sepak Kura)
Sepak kuda atau sepak kura adalah sepakan dengan menggunakan
kura kaki atau dengan punggung kaki. Digunakan untuk
menyelamatkan bola dari serangan lawan, memainkan bola dengan
usaha menyelamatkan bola dan mengambil bola yang rendah.
d) Sepak Cungkil
Sepak cungkil adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki
(jari kaki). Digunakan untuk mengambil bola yang jauh, rendah dan
bola-bola yang liar pantulan dari bloking.
e) Sepak Tapak
Sepak tapak atau menapak adalah menyepak bola dengan
menggunakan telapak kaki. Digunakan untuk : smash ke pihak
lawan, menahan atau membloking smash dari pihak lawan dan
menyelamatkan bola dekat net (jaring).
f) Sepak Simpuh
Sepak badek adalah menyepak bola dengan kaki bagian luar atau
samping luar. Digunakan untuk menyelamatkan bola dari pihak
lawan dan mengontrol bola dalam usaha penyelamatan.
2) Main Kepala (heading)
Main Kepala (heading) adalah memainkan bola dengan kepala.
Digunakan untuk menerima bola pertama dari pihak lawan,
meyelamatkan bola dari serangan lawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3) Mendada
Mendada adalah memainkan bola dengan dada, digunakan untuk
mengontrol bola untuk dapat dimainkan selanjutnya.
4) Memaha
Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol
bola, digunakan untuk menahan, menerima dan menyelamatkan bola
dari serangan lawan.
5) Membahu
Membahu adalah memainkan bola dengan bahu dalam usaha
mempertahankan dari serangan pihak lawan yang mendadak, dimana
pihak pertahanan dalam keadaan terdesak dan dalam posisi yang kurang
baik.
6) Smesh
Smesh adalah pukulan bola yang keras dan tajam kea rah bidang lawan.
Teknik smesh dengan kaki ada beberapa macam, yaitu : (1) Smesh
gulung, (2) Smesh kedeng, (3) Smesh gunting.
7) Block
Block atau menahan adalah salah satu dari beberapa cara gerak kerja
bertahan untuk menghalangi serangan dari lawan (Sulaiman, 2008: 15).
4. Sepak Mula (Servis)
a. Pengertian Sepak Mula
Sepak mula atau servis adalah teknik dasar sepakan yang dimaksud
untuk memulai membuka suatu permainan atau pertandingan. Sepak mula
biasa dilakukan oleh pemain yang disebut tekong, yaitu pemain yang
melakukan servis berada ditengah lapangan. Sepak mula dilakukan di daerah
lingkaran (circle), dengan kaki tumpu harus berada didalam lingkaran tidak
boleh menginjak garis lingkaran, sedangkan kaki pukul berada di luar
lingkaran. Tekong berusaha memukul bola yang dilambungkan oleh pemain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
yang disebut apit kanan atau kiri, dan bola harus melewati atas net
menyentuh net ataupun tidak dan masuk ke daerah permaianan lawan.
Sepak mula memang awalnya merupakan teknik dasar pembuka
permainan atau pertandingan. Namun kini, pada permainan tingkat tinggi,
sepak mula merupakan serangan pertama yang penting dalam memperoleh
angka kemenangan dalam suatu pertandingan. Kesalahan atau kegagalan
dalam melakukan sepak mula berarti hilangnya kesempatan bagi regu itu
untuk mendapatkan angka. Tekong hendaknya dapat menbuat servis dan
dapat mencari sasaran yang lemah dari lawan dan lawan sulit untuk
menerima dan mengontrolnya. Teknik sepak mula (servis) ditinjau dari
posisi kaki pukul terhadap bola dibagi menjadi dua cara yaitu, sepak mula
bawah dan sepak mula atas.
1) Teknik Melakukan Sepak Mula (Servis) Bawah
a) Berdiri dengan salah satu kaki berada di dalam lingkaran sebagai
kaki tumpu, kaki lainnya berada di samping belakang badan sebagai
awalan. Kaki tumpu diusahakan menghadap kearah pelambung
(apit),
b) Salah satu lengan menunjukan permintaan bola yang akan
dilambungkan oleh apit sebagai pelambung,
Gambar 2. Ilustrasi Meminta Bola
(sumber : httpbjsm.bmj.comcontent3911825F1. 7 September 2011)
c) Saat bola datang, kaki pukul diayun dari bawah ke atas
menyongsong bola. Perkenaan dengan bola, pada kaki bagian dalam
dikencangkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
d) Bola ditendang saat ketinggian bola setinggi lutut, perkenaan bola
pada kaki di kura-kura bagian dalam,
Gambar 3. Ilustrasi Saat Melakukan Sepak Mula Bawah
(Sumber : http// suaramerdeka.comfoto_sport. 7 September 2011)
e) Berusaha bola pukul melewati atas net,
f) Setelah melakukan sepakan, badan melakukan gerak lanjutan
dengan melakukan gerak lanjutan mengikuti arah gerak sepakan dan
mendarat dengan mengeper, gerakan lanjutan ini akan membuat
penempatan bola dan control yang lebih baik.
2) Kesalahan Umum Dalam Melakukan Sepak Mula (Servis) Bawah
a) Kaki tumpu tidak dihadapkan ke pelambung, sehingga pada saat
pukulan bola gerak lanjutannya terhambat (tidak anatomis),
b) Kaki pukul tidak dikeraskan pada pergelangan kaki, akibatnya
pukulan kurang bertenaga, dan tidak dapat diarahkan sesuai harapan,
c) Kaki tumpu atau kaki pukul menginjak garis, hal ini merupakan
kesalahan dalam peraturan permainan
5. Pendekatan Bermain
a. Pengertian Pendekatan Bermain
Mendefinisikan pendekatan bermain yang terlebih dahulu perlu
dipahami pengertian masing-masing kalimat tersebut. Pendekatan diartikan,
“Sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu” (Depdikbud,
1995: 180). Sedangkan pengertian bermain menurut M. Furqon H.
berpendapat: “Bermain merupakan cara untuk bereksplorasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
bereksperimen dengan dunia sekitar sehingga menemukan sesuatu dari
pengalaman bermain” (2006: 2).
Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa,
pendekatan bermain merupakan suatu cara yang dilakukan dalam
pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan untuk mendatangkan
kesenangan bagi orang yang melakukan. Hal ini sesuai hasil penelitian
Wahjoedi bahwa, “pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan
dalam bentuk atau situasi permainan” (1999: 121).
Berdasarkan pengertian pendekatan bermain yang dikemukakan
tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan bermain merupakan bentuk
latihan yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan atau belajar
teknik suatu cabang olahraga yang dikonsep dalam bentuk permainan.
Mempelajari suatu cabang olahraga yang dikonsep dalam bentuk
permainan menuntut siswa/ atlet pemula untuk mandiri dan memecahkan
permasalahan yang muncul dalam bentuk permainan. Dalam pendekatan
bermain siswa/ atlet pemula dituntut mengaplikasikan teknik ke dalam suatu
permainan. Tidak menutup kemungkinan teknik yang buruk atau rendah
mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk itu seorang pelatih harus
mampu mengatasinya. Dalam hal ini Rusli Lutan dan Adang Suherman
menyatakan “Manakala guru atau pelatih menyadari bahwa rendahnya kualitas
permainan disebabkan oleh kemampuan skill, maka guru mempunyai beberapa
pilihan sebagai berikut:
1) Guru dapat melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama sehingga
siswa menangkap gagasan umum permainan yang dilakukan,
2) Guru dapat kembali pada tahap belajar yang lebih rendah dan membiarkan
siswa berlatih mengkombinasikan keterampilan tanpa tekanan untuk
menguasai strategi,
3) Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simple yang lebih
dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar strategi bermain (2000:
35-36).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Memahami dan memberikan solusi yang tepat adalah sangat penting
dalam pendekatan bermain, jika dalam pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai
seperti yang diharapkan. Selam pembelajaran berlangsung seorang pelatih harus
mencermati kegiatan sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan
selama bermain harus dicermati dan dibenarkan, jika dibiarkan akan berakibat
skill yang salah, sehingga tujuan tidak seperti yang diharapkan.
b. Permainan
Permainan adalah bagian dari bermain yang mempunyai metode
atau cara tertentu sesuai situasi, dan memiliki peraturan-peraturan yang tidak
boleh dilanggar. Dalam permainan terdapat semangat keberanian,
ketangguhan dan kejujuran pemain. Menurut Rusli Lutan membagi
permainan (games) menjadi 4 kategori utama:
1) Agon – permainan yang bersifat pertandingan, perlawanan kedua belah
pihak dengan kesempatan yang sama untuk mencapai kemenangan
sehingga dibutuhkan pekerjaan fisik yang keras.
2) Alea – pertandingan yang mengandalkan hasil secara untung-untungan,
atau hokum peluang seperti dadu, kartu, rolet, dan lain-lain. Sementara
untuk kemampuan otot tidak diperlukan.
3) Mimikri – permainan fantasi yang memerlukan kebebasan, dan bukan
kesungguhan.
4) Illinx – mencakup permainan yang mencerminkan untuk melampiaskan
kebutuhan untuk bergerak, berpetualang, dan dinamis, lawan dari
keadaan diam, seperti berolahraga di alam terbuka, mendaki gunung
(2001: 33).
Dari berbagai pendapat diatas dimungkinkan peningkatan hasil
belajar sepak mula bawah dengan pendekatan bermain sangat menarik minat
siswa khususnya siswa SD untuk belajar teknik tersebut. Penggunaan
metode pendekatan bermain akan menambah semangat siswa untuk
mencoba gerakan yang diajarkan, karena menekankan pada permainan yang
disukai anak-anak seusia SD. Sehingga dengan adanya perasaan senang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
untuk melakukan kegiatan bermain akan dapat meningkatkan hasil belajar
sepak mula bawah.
c. Pembelajaran Sepak Mula Bawah Melalui Pendekatan Bermain
Pembelajaran sepak mula bawah melalui pendekatan bermain
merupakan cara belajar teknik sepak mula bawah yang dalam
pelaksanaannya dikonsep dalam bentuk permainan. Bentuk permainan yang
dimaksud yaitu permainan menyepak atau menendang yang mengarah pada
pengembangan teknik gerakan sepak mula. Ucup Yusup, Sudrajat
Prawirasaputra, dan Lingling Usli W, berpendapat, “bermain merupakan
fundasi dari didantik dan metodik untuk belajar sepak takraw” (2004: 49).
Pada pendekatan bermain ini siswa dapat bereksplorasi dan
mengeksperimenkan tugas ajar yang diberikan oleh guru. Siswa saling
berlomba, sehingga pendekatan bermain dapat mendatangkan kesenangan
bagi siswa, hasrat geraknya dapat terpenuhi, dapat meningkatkan
keberanian, menghargai diri sendiri dan teman bermainnya. Namun dalam
pendekatan bermain menuntut kemandirian siswa dalam melaksanakan tugas
ajar serta menuntut kemampuan untuk memecahkan masalah atau
mengambil keputusan terhadap masalah yang muncul dalam permainan.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar yakni menggunakan kegiatan
siswa sendiri secara efektif di dalam pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
melakukan latihan yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sedang
dipelajari. Permasalahan umum dalam pembelajaran adalah kejenuhan/
kebosanan. Di sini siswa berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya
mendengarkan dan mengaplikasikan apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu,
proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan metode pendekatan
yang efektif yang dapat memancing partisipasi siswa. Pendekatan yang efektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
bagi siswa SD yaitu pendekatan bermain. Pendekatan bermain merupakan bentuk
pembelajaran yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan atau belajar
teknik suatu cabang olahraga yang dikonsep dalam bentuk permainan. Termasuk
teknik sepak mula bawah.
Dalam hal ini teknik sepak mula bawah yang dipelajari melalui bentuk
permainan. Permainan yang telah dikonsep oleh guru bertujuan untuk
mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama, mengembangkan
skill, dan mengembangkan sikap kompetitif. Konsep permainan yang mengandung
unsur menyepak dapat menggunakan alat atau tanpa alat yang mengarah pada pola
gerak teknik dasar yang diharapkan. Melalui permainan yang telah dirancang
memberikan keleluasaan siswa dan berusaha menguasai bentuk-bentuk permainan.
Dengan penguasaan bentuk-bentuk permainan yang telah dirancang dapat
meningkatkan hasil belajar sepak mula bawah.
Maksud dan tujuan pembelajaran sepak mula bawah melalui pendekatan
bermain adalah untuk memenuhi hasrat gerak anak, dapat menimbulkan rasa senang
dan gembira, meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kebugaran jasmani
siswa. Disamping itu juga, melalui permainan siswa dituntut memiliki inisiatif dan
kreativitas untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep
pembelajaran yang sedang dipelajari. Dalam hal ini peran guru hanya sebagai
motivator dan fasilitator. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa,
siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan
berpikirnya dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi pelajaran
yang dirancang dalam bentuk permainan. Kemampuan dalam memahami konsep
permainan, dapat meningkatkan penguasaan teknik sepak mula bawah yang benar.
Dengan penguasaan teknik yang baik dan benar, maka hasil belajar akan
meningkat.
Berdasarkan ciri-ciri dari pendekatan bermain tersebut menunjukkan
bahwa, pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dapat
memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak. Pengaruh yang ditimbulkan
dari pendekatan bermain bersifat menyeluruh baik fisik, teknik maupun social.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Dengan demikian diduga pembelajaran sepak mula bawah melalui pendekatan
bermain dapat meningkatkan hasil belajar sepak sepak mula bawah.
Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kondisi awal
Tindakan
Kondisi akhir
Guru kurang kreatifdan inovatif dalammengajarkan sepakmula bawah dalamsepak takraw
peningkatan sepak mulabawah melalui pendekatanbermain
Melalui pendekatanbermain berhasilmeningkatkan hasil latihansepak mula bawah dalamsepak takraw (atlet lebihbersemangat dan prestasimeningkat)
Siklus II : upayaperbaikan daritindakan dari siklus Isehingga melaluipendekatan bermainberhasil untukmeningkatkan hasilbalajar sepak mulabawah dalam sepaktakraw
Siklus I: guru &peneliti menyusunbentukpembelajaran yangbertujuan untukmeningkatkan hasilbelajar sepak mulabawah dalam sepaktakraw
- siswa kurang tertarik &cepat bosan dengan materiyang diberikan
- hasil belajar sepak muladan sepak sila dalam sepaktakraw masih rendah
- pemahaman siswa rendah
Gambar 4. Kerangka berpikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD)
Negeri VI Baturetno, Wonogiri.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan
Desember 2011 sampai Juli 2012.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan
No Rancangan KegiatanTahun 2011/2012
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
1 Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi Masalah
c. Penentuan Tindakan
d. Pengajuan Judul
e. Penyusunan Proposal
f. Pengajuan IjinPenelitian
2 Pelaksanaan
a. Seminar Proposal
b. Pengumpulan datapenelitian ataupelaksanaan tindakan
3 Penyusunan Laporan
a. Penulisan Laporan
b. Ujian dan revisi Skripsi
c. Penggandaan dan
pengumpulan laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri VI Baturetno
Tahun Pelajaran 2011/2012, yang berjumlah 36 siswa, dengan rincian 19 siswa
laki-laki dan 17 siswi perempuan.
C. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang peningkatan hasil belajar sepak mula
bawah melalui pendekatan bermain pada siswa kelas IV SD Negeri VI
Baturetno Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan peningkatan
hasil belajar sepak mula bawah melalui pendekatan bermain pada siswa kelas
IV SD Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri
atas tes dan observasi.
1. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar
keterampilan sepak mula bawah.
2. Observasi : dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa selama mengikuti proses peningkatan hasil belajar sepak mula
bawah melalui pendekatan bermain.
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
No Sumber
Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan
Instrument
1 Siswa Hasil belajar sepak mula
bawah sepak taktaw
Psikomotor,
Afektif, dan
Kognitif
Tes sepak mula, skala
sikap, soal tes (sesuai
dengan rubrik
penilaian pada RPP)
2 Siswa Kemampuan melakukan
rangkaian gerakan sepak
mula bawah melalui
pendekatan bermain
Praktik dan
unjuk kerja
Melalui lembar
observasi (sesuai
dengan rubrik
penilaian unjuk kerja
praktik pada RPP)
E. Uji Validitas Data
Cara untuk mengembangkan validitas data penelitian. Triangulasi merupakan cara
yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian.
Triangulasi yang digunakan yaitu :
1. Triangulasi data : Data yang sama akan lebih mantap kebenaranya bila digali
dari beberapa sumber data yang berbeda.
2. Triangulasi sumber : Mengkroscekan data yang diperoleh dengan informan
atau narasumber yang lain baik dari siswa atau pihak lain (kepala sekolah,
rekan guru, orang tua/wali murid).
3. Triangulasi metode : Mengumpulkan data dengan metode yang berbeda agar
hasilnya lebih valid (metode, observasi, tes) sehingga didapat hasil yang
akurat mengenai subyek.
F. Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pelatihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
1. Hasil belajar sepak mula bawah dengan menganalisis nilai yang diperoleh
siswa setiap aspeknya. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang
telah ditentukan.
2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan sepak mula bawah melalui
pendekatan bermain dengan menganalisis rangkaian gerakannya. Kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian disajikan pada table
dibawah ini :
Tabel 3. Contoh Indikator Kinerja Penelitian.
Aspek yangdiukur
Persentase target capaianCara mengukurKondisi
awalSiklus
1Siklus
2Kemampuanmelakukanrangkaian gerakansepak mula bawahmelaluipendekatanbermain
30% 60% 70% Diamati melaluiproses pembelajarandan ujnuk kerjapraktik sesuai denganpedoman penilaianRPP
Hasil belajar sepakmula dan sepaksila
30% 60% 70% Diukur melaluiketuntasanpembelajaran siswapada materi sepakmula bawah, hasilpenjumlahan (aspekpsikomotor, afektif,dan kognitif)
H. Prosedur Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Langkah – langkah PTK secara
prosedurnya dilaksanakan secara partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan
tim lainya) bekerja sama, mulai dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana
tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik, kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
dilanjutkan dengan refleksi – evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus
pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau
pembetulan, dan penyempurnaan pada siklus berikutnya.
Siklus I
Siklus II
Gambar 5. Alur Tahapan Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas
Dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, pelak-
sanaan, pengamatan, dan refleksi. Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan
tersebut dipaparkan memalui penjelasan sebagai berikut :
1. Perencanaan adalah langkah yang dilakukan guru ketika akan memulai
tindakannya tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana penelitian itu dilakukan.
2. Pelaksanaan adalah implementasi dari rencana yang sudah dibuat.
3. Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau
yang dilakukan oleh guru dan siswa
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan,
prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap – tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan survei awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah
atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas. Tahap
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
seleksi informan, penyiapan instrumen, dan alat. Kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini, adalah :
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi
2. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data tentang :
a. Hasil belajar keterampilan sepak mula bawah.
b. Kemampuan siswa terhadap proses pembelajaran
c. Modifikasi alat
d. Pelaksanaan pembelajaran
e. Partisipasi dan keaktifan siswa.
3. Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian
deskrptif tentang perkembangan belajar tentang sepak mula bawah. Serta hasil test
kemampuan siswa yang dideskriptifkan melalui hasil kualitatif.
4. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
dari mulai awal survei hingga menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian.
5. Deskripsi tiap siklus
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil
belajar sepak mula bawah melalui pendekatan bermain pada siswa kelas IV SD
Negeri VI Baturetno Tahun Pelajaran 2011/2012. Setiap tindakan upaya
pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap
siklus terdiri atas empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan
tindakan; (3) observasi dan interprestasi; (4) analisis dan refleksi untuk
perencanaan siklus berikutnya. Penelitian direncanakan dalam 2 siklus :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan pelatih menyusun skenario pembelajaran yang
terdiri dari :
1) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment)
yang diterapkan dalam PTK, yaitu keterampilan sepak mula bawah.
2) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, yaitu penilaian
sepak mula bawah.
3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran secara umum
2) Melakukan pemanasan.
3) Melakukan keterampilan sepak mula bawah melalui pendekatan bermain.
4) Melakukan diskusa dan evaluasi
5) Penilaian yang dilaksanakan selama pembelajaran berlansung.
6) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
c. Pengamatan Tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap: (1) Hasil keterampilan sepak mula bawah
(2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan teknik sepak mula bawah melalui
pendekatan bermain (3) aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Evaluasi ( Refleksi )
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan
yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2. Rancangan Siklus II
Pada rancangan siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan
jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan
refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Kondisi awal penelitian diukur dari observasi dan tes unjuk kerja.
Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa (afektif) dan
pemahaman konsep (koqnitif) dalam pembelajaran sepak mula bawah
sedangkan tes unjuk kerja (psikomotor) digunakan untuk mengetahui dan
mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam melakukan sepak mula
bawah, sebelum diberi tindakan berupa penerapan pembelajaran bermain
dalam proses belajar mengajar yang berlangsung.
Hasil observasi merupakan hasil belajar sepak mula bawah siswa
yang diperoleh melalui lembar observasi yang meliputi ranah afektif yang
diperoleh melalui pengamatan aktivitas siswa saat pembelajaran dan ranah
koqnitif yang diperoleh dari tes obyektif, serta ranah psikomotor yang
diperoleh melalui tes unjuk kerja. Untuk ranah afektif nilai maksimal 30,
ranah koqnitif nilai maksimal 20 dan ranah psikomotor nilai maksimal sebesar
50 (nilai proses 25 dan nilai hasil 25) sehingga keseluruhan nilainya 100.
Berikut merupakan hasil observasi pada kondisi awal terhadap siswa
kelas IV SD Negeri Batuetno VI tahun ajaran 2011/2012, sebelum diberi
tindakan berupa penerapan pembelajaran pendekatan bermain dalam kegiatan
belajar mengajar (pra siklus), dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa (Afektif) Dalam Pembelajaran Sepak Mula Bawah Sepak
Takraw Sebelum Mendapat Pembelajaran Pendekatan Bermain.
Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap kerja sama
semangat, percaya diri dan menghargai lawan. Kondisi awal aktivitas
siswa kelas IV SD Negeri Batuetno VI Tahun Ajaran 2011/2012 sebelum
diberi tindakan penerapan pembelajaran pendekatan bermain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Pemahaman Konsep (Koqnitif) Sepak Mula Bawah Sepak Takraw
Sebelum Mendapat Penerapan Pembelajaran Pendekatan Bermain.
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep diambil melalui
lembar observasi berupa pertanyaan mengenai materi sepak mula bawah.
3. Penguasaan Kemampuan Sepak Mula Bawah Sepak Takraw (Psikomotor)
Sebelum Mendapat Penerapan Pembalajaran Pendekatan Bermain.
Penguasaan kemampuan sepak mula bawah sepak takraw
(Psikomotor) terdiri dari proses dan hasil. Untuk nilai proses yaitu
kemampuan melakukan gerak dasar sepak mula bawah sepak takraw dan
untuk nilai sepak mula bawah sepak takraw diketahui dari hasil sepakan.
4. Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sepak Mula Bawah Sepak
Takraw Sebelum Mendapat Tindakan Dengan Penerapan Pembelajaran
Pendekatan Bermain.
Hasil belajar sepak mula bawah sepak takraw merupakan
gabungan dari ranah afektif, koqnitif dan psikomotor. Kondisi awal
kemampuan gerak dasar siswa dalam pembelajaran sepak mula bawah
sepak takraw kelas IV SD Negeri Batuetno VI Tahun Ajaran 2011/2012
sebelum diberikan tindakan dengan penerapan pembelajaran pendekatan
bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Belajar Sepak Mula Bawah Sepak Takraw SebelumMendapatkan Tindakan Dengan Penerapan PembelajaranPendekatan Bermain.
Penilaian Kondisi Awal KriteriaProsentase Jumlah Anak
Hasil Belajar Sepak MulaBawah Sepak Takraw
30,56% 11 Tuntas69,44% 25 BT
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
garak dasar siswa belum maksimal, karena hanya 11 siswa yang tuntas
atau 30,56% yang tuntas dari jumlah 36 siswa (Sesuai dengan KKM
sekolah yaitu 75). Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusun sebuah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
tindakan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar sepak mula bawah
sepak takraw. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan minimal II siklus,
pada setiap siklus yang diterapkan masing-masing menggunakan
penerapan pembelajaran pendekatan bermain dalam kegiatan belajar
mengajar. Untuk mengetahui adanya perubahan dari proses yang
diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara
melakukan observasi dan tes unjuk kerja dalam sepak mula bawah sepak
takraw pada tiap akhir siklus. Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi terhadap
tindakan.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. SIKLUS I
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran gerak dasar sepak mula bawah sepak takraw
pada siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan. Kegiatan
perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Maret 2012
dan Kamis, 29 Maret 2012, di SD Negeri Baturetno VI. Perencanaan
tindakannya sebagai berikut:
a. Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran
menggunakan pendekatan bermain, untuk meningkatkan
penguasaan siswa dalam melakukan sepak mula bawah.
b. Membuat RPP dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan
dalam PTK, yaitu pembelajaran pendekatan bermain untuk
pembelajaran sepak mula bawah sepak takraw.
c. Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu
pembelajaran.
d. Menyusun lembar observasi atau lembar pengamatan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, selama
dua minggu yakni hari Rabu 15 Februari dan Rabu 22 Februari 2012.
Masing – masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit.
1. Pertemuan Pertama
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama
(kamis, 22 Maret 2012) adalah keterampilan teknik dasar sepak
mula bawah yang dikonsep dalam bentuk permainan. Urutan
pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses
pembelajaran dengan berdoa dan presensi.
b) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan
pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus
dicapai siswa secara singkat.
c) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang
berkaitan dengan materi sepak mula bawah dan permainan-
permainan yang dimodifikasi yang menuju ke arah teknik dasar
sepak mula bawah.
d) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi
pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan serta
peraturan dalam permainan, serta pembagian kelompok
bermain.
e) Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang
dicontohkan oleh peneliti.
f) Siswa yang terdiri dari 36 siswa dibagi menjadi 4 kelompok.
Yang setiap kelompoknya terdiri dari 9 siswa, yaitu kelompok
A, B, C, dan D.
g) Siswa diminta melakukan keterampilan teknik dasar sepak
mula bawah yang dikonsep dalam bentuk permainan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
h) Peneliti membagi tugas kelompok yang akan bertanding
pertama dan yang kedua.
i) Kelompok A dan D bertanding bertanding dilapangan yang
telah ditentukan, sedangkan kelompok B dan C memperhatikan
dan mengamati gerakan keterampilan sepak mula bawah.
j) Lapangan yang digunakan adalah lapangan bolavoli. Serta
gawang yaitu dari keranjang, bola yang digunakan adalah bola
plastik.
k) Peneliti sebagai wasit dalam pertandingan memberikan
bimbingan tentang gerakan yang dilakukannya serta
menegaskankan peraturan yang telah dijelaskan diawal.
l) Permainan terdiri dari 1 babak, waktunya 10 menit.
m) Kemudian kelompok B dan C bertanding sedangkan kelompok
A dan D bergantian mengamati dan mengevaluasi gerakan
sepak mula bawah.
n) Setelah selesai, siswa dikumpulkan diberikan penjelasan
tentang permainan yang akan dilakukan.
o) Untuk peraturan, lapangan, dan gawang masih sama seperti
sebelumnya tetapi bola yang digunakan adalah bola standart.
p) Kelompok masih seperti pertandingan awal.
q) Setelah selesai, siswa di bariskan dan melakukan pendinginan.
r) Diakhir pertemuan peneliti dan guru memberikan pertanyaan
serta melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi
yang akan disampaikan minggu depan.
s) Pelajaran di akhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk
selanjutnya mengikuti pelajaran selanjutnya.
2. Pertemuan Kedua
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (kamis, 29
Maret 2012) adalah praktik teknik sepak mula bawah, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
pengulangan materi yang telah disampaikan minggu sebelumnya.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan berdoa dan dilanjutkan
presensi.
b) Peneliti dan guru menyampaikan motivasi dan tujuan
pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus
dicapai siswa secara singkat.
c) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan
dengan materi dan permainan-permainan yang mengarah ke sepak
mula bawah.
d) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemuan
kedua yakni pertandingan antara pemenang dari kelompok yang
bertanding pada pertemuan minggu sebelumnya . kelompok B dan
D memperebutkan juara. Sedangkan A dan C memperebutkan
juara ke 3.
e) Setelah dirasa cukup melakukan pengulangan materi pertama
dilanjutkan dengan memberikan soal-soal yang berkaitan dengan
sepak mula bawah.
f) Dilanjutkan dengan penilaian sepak mula bawah sepak takraw
yang dilakukan 10 kali kesempatan servis.
g) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap
hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan
informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan
dan memberikan kesempatan apabila para siswa mengalami
kesulitan.
h) Peneliti dan guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan siswa di
bubarkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
c. Tahap Pengamatan Tindakan I
1. Pengamatan Proses Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti dan
kolaborator saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan
Tindakan I terdapat kelebihan dan kekurangan yang dapat digunakan
sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan Tindakan I, adapun kelebihan
dari pelaksanaan Tindakan I diantaranya :
a) Sebagian siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan
oleh peneliti yakni dengan penyampaian materi menggunakan metode
bermain, sebab siswa merasa senang dan mudah mempelajarinya
dengan alat yang mendekati dengan alat sebenarnya, melalui
penjelasan guru dan peneliti, disamping itu model pelaksanaan
pembelajaran ini dianggap jarang digunakan dalam proses Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran Penjasorkes.
b) Sebagian siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan melalui
instruksi langsung, sehingga pelaksanaan KBM menjadi terpimpin dan
terkomando dengan baik, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi
materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya
oleh peneliti.
c) Situasi kelas lebih tertata, dan terkomando dengan baik, sehingga
materi yang diberikan terarah.
d) Sebagian siswa dapat menemukan gerak dasar sepak mula bawah yang
benar dan berusaha memperbaiki setiap gerakan yang dilakukan.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat
kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan
I, adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I
tersebut adalah:
1) Mayoritas siswa belum dapat mempraktikkan beberapa gerak dasar
sepak mula dan model pembelajaran yang didemonstrasikan oleh
peneliti secara benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2) Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan peneliti dan guru
sebab sebagian siswa kurang konsentrasi dalam menerima materi
yang diberikan oleh peneliti dan guru.
3) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan
pada pertemuan sebelumnya.
4) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan
gerak dasar dan model pembelajaran yang dilakukan siswa kurang
dapat dipantau oleh guru dan peneliti.
5) Masih banyak siswa yang kurang berani melakukan gerakan teknik
dasar karena malu.
6) Siswa kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan gerakan dari
guru dan peneliti sehingga sebagian siswa belum dapat menunjukan
kualitas gerakan yang maksimal
7) Antrian yang panjang dirasa kurang efektif karena banyak siswa yang
bercanda terutama antrian yang belakang, sehingga proses belajar-
mengajar terganggu.
8) Kondisi cuaca yang panas membuat siswa lebih cepat lelah sehingga
siswa banyak yang berteduh.
9) Sebagian siswa putra kurang disiplin karena mengganggu siswa putri.
2. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran
Selama pelaksanaan Tindakan I maka peneliti dan kolaborator
melakukan pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang
diambil terdiri dari pengamatan; (1) Kemampuan melakukan rangkaian
sepak mula bawah dah hasil sepak mula bawah (2) Pemahaman konsep
siswa terhadap sepak mula bawah dan (3) Aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung.
Berikut merupakan hasil observasi pada tindakan I setelah diberi
tindakan berupa penerapan pembelajaran pendekatan bermain dalam
kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1. Aktivitas Siswa (Afektif) Dalam Pembelajaran sepak mula bawah
Setelah Mendapat Tindakan I Dengan Penerapan Pembelajaran
Pendekatan Bermain.
Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap kerja sama
semangat, percaya diri dan menghargai lawan. Kondisi awal aktivitas
siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa kelas IV
SD Negeri Baturetno VI Tahun Ajaran 2011/2012 setelah diberi
tindakan I dengan penerapan pembelajaran pendekatan bermain.
2. Pemahaman Konsep (Koqnitif) sepak mula bawah Setelah Mendapat
Tindakan I Dengan Penerapan Pembelajaran Pendekatan Bermain.
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep diambil melalui
lembar observasi berupa pertanyaan mengenai materi sepak mula
bawah.
3. Penguasaan Kemampuan sepak mula bawah (Psikomator) Setelah
Mendapat Tindakan I Dengan Penerapan Pembalajaran Pendekatan
Bermain
Pengasaan kemampuan sepak mula bawah (Psikomator) terdiri
dari proses dan hasil. Untuk nilai proses yaitu kemampuan melakukan
gerak dasar sepak mula bawah dan untuk nilai hasil sepak mula bawah
diketahui dari hasil sepakan.
4. Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran sepak mula bawah Setelah
Mendapat Tindakan I Dengan Penerapan Pembelajaran Pendekatan
Bermain.
Hasil belajar sepak mula bawah merupakan gabungan dari
ranah afektif, koqnitif dan ranah psikomotor. Kondisi hasil belajar
siswa dalam pembelajaran sepak mula bawah siswa kelas IV SD
Negeri Baturetno VI Tahun Ajaran 2011/2012 setelah diberikan
tindakan I dengan penerapan pembelajaran pendekatan bermain
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus I
No Nama Siswa L/PAspek Penilaian
NAPM A K1. Aditya Yogi Fahrenzy L 33,75 22,5 18 74,252. Noviana Larasati P 33,75 28,13 20 81,883. Anang Andriansyah L 33,75 22,5 20 76,254 Tri Aprilia Ayu Hapsari P 31,67 20,63 18 70,305 Y. Sheva Putra Ratna L 38,75 24,38 18 81,136 Riyan Syarifudin L 33,75 22,5 20 76,257 Iyan Azzuri Putra I L 42,92 26,25 18 87,178 Khiemas Putri Narendra P 33,75 22,5 20 76,259 Dyah Erawati P 28,75 22,5 20 71,2510 Bagas Aga Pratama L 33,75 22,5 20 76,2511 Ardian Septiano L 38,75 24,38 18 81,1312 Galih Budi Nugroho L 38,75 24,38 18 81,1313 Aida Riris W P 33,75 28,13 20 81,8814 Faqih Nuramatulloh P 33,75 22,5 20 76,2515 Bagus Danang P L 42,92 28,13 18 89,0516 Febriana Karuniawati P 33,75 22,5 20 76,2517 Riyani P 33,75 22,5 20 76,2518 Pristian Renata A P 33,75 20,63 18 72,3819 Anggun Kusuma Sari P 33,75 20,63 20 74,3820 Marisdha Sidhar Pinasthi P 33,75 22,5 20 76,2521 Ardhana Satria Giri W L 38,75 22,5 18 79,2522 Ade Murdianto L 28,75 18,5 18 65,2523 Bagas Pambudi Wibowo L 38,75 22,5 18 79,2524 Deka Imanda Putra L 42,92 24,38 18 85,3025 Nilam Gita Pramudya W P 28,75 24,38 20 73,1326 Benaventura Exsa B P L 45 28,13 18 91,1327 Dena Baning Putri P 28,75 22,5 16 67,2528 Intan Andi Liani P 28,75 22,5 16 67,2529 Dina Laksita P 28,75 24,38 16 69,1330 Salsabillah Itaq K P 33,75 20,63 20 74,3831 Usman Ra’uf L 35,83 20,63 18 74,4632 Wahyu prasetyo L 42,92 24,38 18 85,3033 Rini Rahayu P 26,67 18,5 14 59,1734 Sularno L 42,92 26,25 18 87,1735 Rafiandi Rizaldi L 33,75 22,5 20 76,2536 Arfan Adjie Prasetyo L 28,75 18,5 16 63,25
Jumlah Lulus 22Nilai Rata-rata 76,47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan
I berlangsung, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
1) Hasil belajar siswa dalam sepak mula bawah setelah Tidakan I dilakukan
menunjukkan hasil bahwa yang mencapai kriteria ketuntasan adalah 61,12%.
Sesuai dengan KKM sekolah yaitu 75.
2) Dalam hal ini sejumlah 22 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan
sedangkan 14 siswa Tidak Tuntas.
d. Tahap Refleksi Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan I tersebut, peneliti
melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menunjukkan hasil
yang sesuai, mengingat jumlah materi yang disampaikan cukup banyak
dan bervariasi serta alokasi waktu dalam mengajar yang sedikit.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang
dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.
3) Prasiklus untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum
diberikan tindakan cukup menggambarkan kondisi awal kelas sebelum
mendapatkan tindakan.
4) Model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu
mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer
materi dapat berlangsung lebih maksimal.
5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I belum menunjukkan
hasil yang maksimal walaupun telah menujukkan peningkatan akan tetapi
belum sesuai dengan target capaian pada siklus I. Secara lebih detail hasil
kerja siswa selama Tindakan I, dijelaskan sebagagai berikut :
a) Hasil belajar siswa dalam servis atas setelah Tindakan I dilakukan
menunjukkan hasil bahwa pada proses akhir Siklus I sejumlah 25 siswa
telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 14 siswa masuk dalam
kriteria Tidak Tuntas. Hal ini menunjukkan hasil yang meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
b) Apabila dibandingkan dengan data awal yang dimiliki hasil belajar siswa
dalam sepak mula menujukkan hasil yang meningkat dari data awal.
6) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I,
akan dipertahankan dan ditingkatkan.
7) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama
pelaksanaan Tidakan I, maka disusun langkah antisipatif, yakni :
a) Siswa diminta mengingat gerakan dasar sepak mula bawah sesuai yang
telah diajarkan.
b) Peneliti tidak hanya berada di depan saat memberikan penjelasan
kepada siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di
bagian belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.
c) Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat
membantu mengatur jalannya proses pembelajaran.
Berdasarkan prestasi atau tes belajar yang dicapai siswa pada
siklus I dapat diketahui bahwa masih belum menunjukkan hasil yang
memuaskan sehingga pembelajaran perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
2. SIKLUS II
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran sepak mula bawah pada siklus II dilakukan dalam
dua kali pertemuan. Dan tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran
2 x 35 menit yang dilaksanakan pada hari Kamis 5 April dan 12 April
2012, di SD Negeri Baturetno VI.
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I telah
diketahui bahwa ada peningkatan kemampuan hasil belajar siswa kelas IV
SD Negeri Baturetno VI namun belum maksimal. Hal tersebut ditunjukan
denngan masih ada 14 siswa yang belum tuntas dalam hasil belajar sepak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
mula bawah. Dengan berpedoman pada analisis dan hasil Refleksi pada
siklus I maka tahap perencanaan pada siklus II ini meliputi :
a. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu penerapan pembelajaran pendekatan
bermain untuk pembelajaran sepak mula bawah.
b. Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
c. Menyusun lembar observasi atau lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan II dilaksanakan selama dua kali pertemuan, selama dua
minggu yaittu pada hari Kamis 5 April dan 12 April 2012, di SD Negeri
Baturetno VI. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35
menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh
peneliti dan dibantu kolaborator, dan sekaligus melakukan observasi
terhadap proses pembelajaran.
1. Pertemuan Pertama
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama (Kamis,
5 April 2012) yaitu pembelajaran teknik sepak mula bawah yang
dikonsep dalam permainan dengan menggunakan ketinggian net yang
bertahap. Pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Peneliti dan guru menyiapkan siswa, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa dan mempresensi siswa.
b) Peneliti dan guru menyampaikan motivasi dan tujuan
pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus
dicapai siswa secara singkat.
c) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan
pemanasan yaitu stretching atau penguluran.
d) Peneliti dan guru memberikan penjelasan tentang permainan yang
akan dilakukan, peraturan pertandingan, yang mana lapangan yang
digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
e) Lapangan yang digunakan adalah lapangan sepak takraw tetapi net
yang digunakan tingginya 145cm (net putri) dan bola yang
digunakan adalah bola standart.
f) Peneliti dan guru membagi tim mana yang akan bertanding terlebih
dahulu.
g) Peneliti dan guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 6 siswa.
h) Dalam satu pertandingan terdiri dari 2 set, dan setiap setnya terdiri
dari 15 point dengan sistem really point.
i) Peneliti sebagai wasit pertandingan memberikan bimbingan dan
evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukannya.
j) Guru mendampingi siswa yang tidak sedang bertanding dengan
memberikan arahan gerakan yang benar.
k) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum
dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar serta maksimal.
l) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap
hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan
informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
2. Pertemuan Kedua
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Kamis,
12 April 2012) adalah melanjutkan pertandingan pada pertemuaan
sebelumnya. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai
berikut :
a) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dan berdoa, serta memulai
proses pembelajaran dengan mempresensi.
b) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan
pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus
dicapai siswa secara singkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
c) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan
proses stretching atau penguluran.
d) Peneliti dan guru memberikan penjelasan tentang permainan yang
akan dilakukan, peraturan pertandingan, yang mana lapangan yang
digunakan.
e) Sarana yang digunakan lapangan sepak takraw dan tinggi net dan
bola yang digunakan adalah 155cm dengan bola standart.
f) Peneliti dan guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 6 siswa.
g) Peneliti dan guru membagi tim mana yang akan bertanding terlebih
dahulu.
h) Peneliti sebagai wasit pertandingan memberikan bimbingan dan
evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukannya.
i) Guru mendampingi siswa yang tidak sedang bertanding dengan
memberikan arahan gerakan yang benar.
j) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum
dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar serta maksimal.
k) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap
hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan
informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
c. Tahap Pengamatan Tindakan II
1. Pengamatan Proses Pembelajaran
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator
saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan Tidakan II
terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan
pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan dan pelaksanaan Tindakan II
diantaranya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
1) Sebagian siswa telah mampu menunjukkan gerakan sepak mula bawah
dengan baik. Walau ada sebagian kecil siswa yang sama sekali belum
dapat menunjukkan gerakan sepak mula bawah.
2) Melalui proses pengelompokan siswa dalam permainan sebagian besar
siswa dapat perpartisipasi dalam permainan yang dibuat oleh guru dan
peneliti. Dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti dan guru tidak
kerepotan dalam proses transfer materi kepada siswa. Melalui
penguatan kegiatan permainan siswa lebih berani dan beradaptasi
dengan gerakan sepak mula bawah.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat
kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II,
adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II
tersebut adalah masih ada siswa yang kurang serius sehingga penerimaan
materi pembelajaran kurang maksimal diterima.
2. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran
Selama pelaksanaan Tindakan II maka peneliti dan kolaborator
melakukan pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang
diambil terdiri dari pengamatan; (1) Kemampuan melakukan rangkaian
sepak mula bawah dah hasil sepak mula bawah (2) Pemahaman konsep
siswa terhadap sepak mula bawah dan (3) Aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung.
Berikut merupakan hasil observasi pada tindakan II setelah diberi
tindakan berupa penerapan pembelajaran pendekatan bermain dalam
kegiatan belajar mengajar, dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
1. Aktivitas siswa (Afektif) Dalam Pembelajaran sepak mula bawah Setelah
Mendapat Tindakan Penerapan Pembelajaran Pendekatan Bermain.
Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap kerja sama,
semangat, percaya diri dan menghargai lawan. Kondisi awal aktivitas
siswa dalam pembelajaran sepak mula bawah siswa kelas IV SD Negeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Baturetno VI Tahun Ajaran 2011/2012 setelah diberikan tindakan II
melalui penerapan pembelajaran pendekatan bermain.
2. Pemahaman Konsep (Koqnitif) sepak mula bawah Setelah Mendapat
Penerapan Pembelajaran Pendekatan Bermain.
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep dimulai melalui lembar
observasi berupa pertanyaan mengenai materi sepak mula bawah. Kondisi
pemahaman konsep sepak mula bawah siswa kelas IV SD Negeri
Baturetno VI Tahun Ajaran 2011/2012 setelah diberikan tindakan II
melalui penerapan pembelajaran pendekatan bermain.
3. Penguasaan Kemampuan sepak mula bawah (Psikomotor) Setelah
Mendapat Tindakan II Dengan Penerapan Pembelajaran Pendekatan
Bermain.
Penguasaan kemampuan sepak mula bawah (Psikomotor) terdiri
dari proses dan hasil. Untuk nilai proses yaitu kemampuan melakukan
gerak dasar sepak mula bawah untuk nilai hasil sepak mula bawah
diketahui dari hasil sepakan.
4. Hasil Belajar Siswa (Psikomotor, Koqnitif dan Afektif) Dalam
Pembelajaran sepak mula bawah Setelah Mendapatkan Tindakan II
Dengan Penerapan Pembelajaran Pendekatan Bermain.
Hasil belajar sepak mula bawah merupakan gabungan dari ranah
afektif, koqnitif dan psikomotor. Kondisi hasil belajar siswa dalam
pembelajaran sepak mula bawah siswa kelas IV SD Negeri Baturetno VI
Tahun Ajaran 2011/2012 setelah diberikan tindakan II penerapan
pembelajaran pendekatan bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel 6. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus II
No Nama Siswa L/PAspek Penilaian
NAPMA K
1. Aditya Yogi Fahrenzy L 35,83 26,25 16 78,082. Noviana Larasati P 37,92 28,13 16 82,053. Anang Andriansyah L 35,83 28,13 16 79,964 Tri Aprilia Ayu Hapsari P 33,75 22,5 16 72,255 Y. Sheva Putra Ratna L 42,92 26,25 12 81,176 Riyan Syarifudin L 35,83 26,25 16 78.087 Iyan Azzuri Putra I L 45 28,13 14 87,138 Khiemas Putri Narendra P 35,83 24,38 16 76,219 Dyah Erawati P 35,83 24,38 18 78,2110 Bagas Aga Pratama L 35,83 26,25 14 76,0811 Ardian Septiano L 42,92 22,5 16 81,4212 Galih Budi Nugroho L 40,83 28,13 16 84,9613 Aida Riris W P 37,92 26,25 18 82,1714 Faqih Nuramatulloh P 35,83 24,38 16 76,2115 Bagus Danang P L 45 28,13 16 89,1316 Febriana Karuniawati P 35,83 24,38 18 78,2117 Riyani P 35,83 22,5 16 74,3318 Pristian Renata A P 33,75 26,25 18 7819 Anggun Kusuma Sari P 33,75 26,25 18 7820 Marisdha Sidhar Pinasthi P 33,75 24,38 18 76,1321 Ardhana Satria Giri W L 37,92 28,13 16 82,0522 Ade Murdianto L 28,75 24,38 16 69,1323 Bagas Pambudi Wibowo L 37,92 28,13 16 8224 Deka Imanda Putra L 45 30 16 9125 Nilam Gita Pramudya W P 28,75 26,25 18 7326 Benaventura Exsa B P L 45 28,13 14 89,1327 Dena Baning Putri P 33,75 28,13 18 79,8828 Intan Andi Liani P 33,75 24,38 16 74,1329 Dina Laksita P 28,75 28,13 16 72,8830 Salsabillah Itaq K P 37,92 28,13 18 84,0531 Usman Ra’uf L 45 28,13 14 87,1332 Wahyu prasetyo L 45 28,13 16 89,1333 Rini Rahayu P 28,75 26,25 8 6334 Sularno L 45 28,13 16 89,1335 Rafiandi Rizaldi L 35,83 26,25 14 76,0836 Arfan Adjie Prasetyo L 28,75 26,25 4 59
Jumlah Lulus 28Nilai Rata-rata 79,37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan
II\ berlangsung, bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
1) Hasil belajar siswa dalam materi sepak mula bawah setelah Tindakan II
dilakukan menunjukkan hasil bahwa yang mencapai kriteria ketuntasan adalah
77,78%. Sesuai dengan KKM sekolah yaitu 75.
2) Sejumlah 28 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 8 siswa Tidak Tuntas.
Telah memenuhi target dengan capaian berhasil lebih dari target capaian yang
diharapkan.
d. Tahap Refleksi Tindakan II
Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan II tersebut, penelitimelakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menujukan hasil yang
sesuai yakni 2 kali pertemuan.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang
dibuat apa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.
3) Model pembelajaran dengan pendekatan bermain yang diterapkan oleh
peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar
mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta
penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan
baik.
4) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada Tindakan
II, cenderung naik
5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukkan hasil
yang meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I.
Secara lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan II, dijelaskan
sebagagai berikut :
a) Hasil belajar siswa dalam materi sepak mula bawah setelah Tindakan
II dilakukan menunjukkan hasil bahwa pada proses akhir Siklus II
menunjukkan hasil bahwa sejumlah 28 siswa telah masuk dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
kriteria Tuntas, dan sedangkan 8 siswa masuk dalam kriteria Tidak
Tuntas. Hal ini menunjukkan hasil yang meningkat.
b) Sejumlah 28 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 8 siswa Tidak
Tuntas. Telah memenuhi target dengan capaian berhasil lebih dari
target capaian yang diharapkan. Melihat hasil yang diperoleh pada
Tidakan II maka penelitian tidakan kelas telah memenuhi target dari,
rencana target yang diharapkan
Atas dasar ketuntasan tersebut dan melihat kemampuan yang diperoleh
pada data observasi maka pembelajaran menggunakan penerapan
pembelajaran pendekatan bermain yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan
berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
C. Perbandingan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pembelajaran kelas IV SD Negeri VI
Baturetno tahun pelajaran 2011/2012.
Tabel 7. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Sepak Mula Bawah SiswaNo Nama Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1. Aditya Yogi F 59,17 74,25 78,082. Noviana Larasati 74,25 81,88 82,053. Anang A 70,17 76,25 79,964. Tri Aprilia Ayu H 61,21 70,30 72,255. Y. Sheva Putra R 76,13 81,13 81,176 Riyan Syarifudin 65,17 76,25 78.087 Iyan Azzuri P I 77,25 87,17 87,138 Khiemas Putri N 67,17 76,25 76,219 Dyah Erawati 70,17 71,25 78,2110 Bagas Aga P 79,05 76,25 76,0811 Ardian Septiano 59,21 81,13 81,4212 Galih Budi N 74,25 81,13 84,9613 Aida Riris W 76,13 81,88 82,1714 Faqih N 65,17 76,25 76,2115 Bagus Danang P 81,11 89,05 89,1316 Febriana K 65,17 76,25 78,21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
17 Riyani 61,21 76,25 74,3318 Pristian Renata A 63,08 72,38 7819 Anggun Kusuma S 61,08 74,38 7820 Marisdha Sidhar P 59,08 76,25 76,1321 Ardhana S Giri W 70,17 79,25 82,0522 Ade Murdianto 57,46 65,25 69,1323 Bagas Pambudi W 79,25 79,25 8224 Deka Imanda P 76,13 85,30 9125 Nilam Gita P W 65,30 73,13 7326 Benaventura E B P 77,11 91,13 89,1327 Dena Baning Putri 63,08 67,25 79,8828 Intan Andi Liani 61,08 67,25 74,1329 Dina Laksita 65,30 69,13 72,8830 Salsabillah Itaq K 68,21 74,38 84,0531 Usman Ra’uf 77,25 74,46 87,1332 Wahyu prasetyo 79,25 85,30 89,1333 Rini Rahayu 55,58 59,17 6334 Sularno 79,13 87,17 89,1335 Rafiandi Rizaldi 70,17 76,25 76,0836 Arfan Adjie P 55,46 63,25 59
Jumlah Ketuntasan 11 22 28Prosentase 30,56% 61,12% 77,78%
Pada kondisi awal diperoleh hasil ketuntasan belajar yang kurang
maksimal. Pada kondisi awal hanya 11 siswa (30,56%) yang mencapai kriteria
tuntas, sedangkan sisanya belum. Pada akhir siklus I menjadi 22 siswa (61,12%)
mencapai kriteria tuntas sedangkan 14 siswa atau 38,88% dalam kategori belum
tuntas . Pada akhir siklus II terjadi peningkatan menjadi 28 siswa (77,78%)
mencapai kriteria tuntas. Sampai akhir pertemuan terdapat 8 siswa (22,22%) yang
belum tuntas.
D. Pembahasan
Melalui peningkatan yang terjadi sejak kondisi awal hingga diberikan
tindakan I, dan II dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pendekatan
bermain dapat meningkatkan hasil belajar sepak mula bawah sepak takraw siswa
kelas IV SD Negeri VI Baturetno tahun pelajaran 2011 / 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SD Negeri VI Baturetno
tahun pelajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri
atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data
yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV,
diperoleh simpulan bahwa:
Penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar sepak
mula bawah sepak takraw siswa kelas IV SD Negeri VI Baturetno tahun pelajaran
2011/2012. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari
siklus I dan siklus II. Hasil belajar sepak mula bawah sepak takraw pada siklus I
dalam kategori tuntas adalah 61.12% atau 22 siswa sedangkan 14 siswa atau
38,88% dalam kategori belum tuntas. Pada siklus II terjadi peningkatan prosentase
hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 77.78% atau sejumlah 28 siswa.
Sampai akhir pertemuan terdapat 8 siswa (22,22%) yang belum tuntas.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat diketahui bahwa penerapan pendekatan bermain merupakan cara yang lebih
efektif untuk meningkatkan penguasaan sepak mula bawah sepak takraw. Dengan
demikian, implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah:
1) Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
berasal dari pihak guru maupun siswa. Faktor dari pihak guru yaitu
kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru
sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu
minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
2) Memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan pendekatan bermain dapat
meningkatkan hasil belajar siswa (baik proses maupun hasil), sehingga
penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang
ingin menggunakan model pembelajaran tersebut.
3) Penerapan pendekatan bermain untuk meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap pembelajaran sepak mula bawah, sehingga siswa memperoleh
pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran penjasorkes.
Pembelajaran Penjasorkes yang pada awalnya membosankan bagi siswa,
menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
4) Penerapan pendekatan bermain ini dapat merangsang aspek motorik siswa.
Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran penjasorkes yang
nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani,
mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan
sikap kompetitif yang kesemuanya ini sangat penting dalam pendidikan
jasmani.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam
rangka ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan
penguasaan belajar, khususnya bidang studi penjasorkes, maka dapat disampaikan
saran-saran:
1. Bagi Guru
a) Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan hasil belajar sepak
mula bawah sepak takraw, dengan menciptakan permainan-permainan yang
bertujuan meningkatkan hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
b) Dalam proses pembelajaran harusnya guru memperhatikan kondisi siswa dan
menggunakan strategi mengajar yang bervariasi. Dengan demikian motivasi
dan keaktifan siswa akan meningkat pada mata pelajaran pendidikan jasmani.
2. Bagi Siswa
a) Siswa harus siap untuk mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran
apapun yang diberikan guru.
b) Siswa perlu lebih meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan
berbagai metode belajar sekaligus sebagai sarana memperluas pengetahuan
dan wawasannya dan belajar secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas dari
guru untuk berlatih untuk mempraktikan teknik dan gerakan yang ada dalam
pelajaran.
3. Bagi Peneliti berikutnya
Disarankan bagi peneliti di masa mendatang untuk dapat mengembangkan
penelitian tentang model pembelajaran yang lain, sebab pada dasarnya terdapat
beberapa model pembelajaran dengan alat bantu lain yang dapat digunakan untuk
teknik penguasaan sepak mula bawah sepak takraw.