Post on 19-Dec-2015
DEMENSIA
OLEH :Ferdiansyah Candra406080007
Pembimbing : Dr. Tony Setiabudhi, Sp.KJ(K), Ph.D Dr. Noer Saelan Tadjudin,Sp.KJ
Kepaniteraan Gerontologi MedikPeriode 26 Januari 2009 – 28 Februari 2009
FK UntarJakarta 2009
Demensia
Pendahuluan
Menurut WHO, Lansia ≥ 65 thn. Proporsi lansia di dunia semakin
meningkat, sedangkan usia muda semakin menurun.
♀ > ♂
Di Indonesia, populasi lansia :thn 2000 : 7,4%thn 2020 : 11,34 %
Usia harapan hidup usia 65 tahun semakin lama semakin meningkat.
Definisi Demensia
1.Definisi Demensia menurut ICD-10
suatu keadaan perburukan fungsi intelektual meliputi memori dan proses berpikir, sehingga menganggu aktifitas kehidupan sehari – hari.
II. Definisi Demensia menurut DSM IVDeficit kognisi multiple meliputi daya ingat ,
dan paling sedikit satu dari kognisi lain(afasia, apraxia, agnosia, gangguan fungsi eksekutif )
Definisi Demensia
Kriteria Demensia menurut NINCDS – ADRDA
1. Definite Demensia Alzheimer2. Probable Demensia Alzheimer3. Possible Demensia Alzheimer
Kriteria diagnosa Demensia Alzheimer menurut PPDGJ III
Terdapat gejala demensia secara umum Onset bertahap dengan perkembangan
lambat Tidak ada bukti klinis dan pemeriksaan
yang mendukung adanya penyakit otak/sistemik yang dapat menyebabkan demensia
Tidak ada serangan/gejala neurologic kerusakan otak fokal
Diagnosis Demensia
Penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir
Pemahaman informasi baru terganggu Tidak ada gangguan kesadaran Mengganggu kegiatan sehari-hari Gejala tersebut sudah nyata minimal 6
bulan
Faktor resiko
Umur Riwayat penyakit dalam keluarga Jenis kelamin Pendidikan Apolipoprotein E, mutasi amyloid
precursor gene pada kromosom 21
ETIOLOGI DEMENSIA
Demensia Reversible : D : Drug intoxication E : Emotional unstability M : Metabolisme E : Ear & eye disturbance N : Nutrition T : Tumor & trauma I : Intoxication A : Arteriosclerosis
ETIOLOGI DEMENSIA
Dementia yang irreversibel :
Penyakit degeneratif
Penyakit vaskular
Trauma yang berat
Infeksi
Gambaran Klinik Demensia
Lupa kejadian yang baru saja dialami Kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari Kesulitan berbahasa Disorientasi waktu dan tempat Tidak mampu membuat pertimbangan dan keputusan
yang tepat Sulit berpikir abstrak Salah menaruh barang perubahan suasana hati Perubahan perilaku atau kepribadian Hilang inisiatif
Macam-macam Demensia
Gangguan memori
fisiologis sampai patologis
Demensia Vaskuler
suatu penyakit degeneratif cerebrovaskuler yang berujung kepada penurunan memori dan fungsi kognitif secara progresif
biasanya terjadi pada orang berumur 60 sampai 75 tahun
lebih banyak pada pria dibanding wanita.
Dementia Vascular
kemampuan untuk mengingat, berpikir, mengerti, berkomunikasi, dan mengontrol kelakuan menurun karena kerusakan otak atau karena stroke.
Dapat dicegah dengan memperbaiki atau menghilangkan factor resiko stroke
BPSD ( Behavior and Psychological Symptoms of Dementia )
BPSD adalah gejala-gejala perilaku dan psikologi dari semua jenis demensia.
Penyebabnya bersifat multi faktor. Hal ini sangat mengganggu kehidupan
pasien dan keluarganya.
Manifestasi klinis
Problem perilaku :- perilaku agresif- gelisah mondar – mandir- sering berteriak-teriak tengah malam- wandering- senang menimbun barang- ngomong kotor- kehilangan sopan santun- mengulang – ngulang pertanyaan- tidak mau ditinggal sendiri- impulsif- intrusiveness- negativistik
Manifestasi klinis
Problem psikologik :- Halusinasi, terutama halusinasi penglihatan- anxietas- depresi- misidentifikasi- waham- gangguan tidur
Pencetus BPSD
Sikap pengasuh rawat :- cara komunikasi- sering mengkritik- memaksa untuk melakukan sesuatu- terlalu cerewet- kurang memperhatikan
Suasana lingkungan yang gaduh dan ramai
PEMERIKSAAN DEMENSIA
DIAGNOSA BANDING
Deliriumkesulitan dalam mempertahankan atensi terhadap rangsangan luar, penurunan kesadaran, gangguan persepsi (halusinasi, ilusi), gangguan pola tidur, disorientasi (waktu, tempat, orang), dan gangguan memori (new learning ability) yang terjadi dalam waktu yang singkat (beberapa jam sampai beberapa hari) dan berfluktuasi dalam kurva harian.
DIAGNOSA BANDING
Pseudodemensia
Onset akut , Pandangan tentang diri sendiri jelek, ansietas, insomnia, anoreksia, Durasi bervariasi, dapat berhenti spontan atau setelah terapi, cemas adanya demensia
Penatalaksanaan
Modifikasi lingkungan :- tata ruang sederhana- suasana tempat tinggal disesuaikan dengan keadaan pasien- warna dinding, sinar, dll
Intervensi keluarga :- keluarga pasien diberi informasi yang jelas tentang pasien- merencanakan tatalaksana yang akan dilakukan terhadap pasien- cara2 menghadapi perilaku pasien- caregiver support group
Penatalaksanaan
Terapi perilaku terhadap pasien :- susun kegiatan harian utk pasien- latihan orientasi secara berkala- latihan ADL- Akomodasi perasaan pasien- Berikan pujian- Beri tugas sederhana yang menyenangkan- Musik- Senam dan olahraga- memberikan waktu untuk mengajak pasien bercerita- mengajarkan pasien untuk mengendalikan perilaku agresif impulsif
Hasil Survei
Responden
Jumlah (orang
)
Persentase
Demensia 7 10,29%
Tidak Demensia
61 89,71%
Jumlah 68 100%
Hubungan Demensia dengan Jenis Kelamin
Responden
Pria Wanita Jumlah
Demensia 1 (1,47%
)
6 (8,82%)
7(10,29%
)
Tidak Demensia
19(27,94
%)
42 (61,76%
)
61(89,71%
)
Jumlah 20 (29,41
%)
48 (70,59%
)
68 (100 %)
Kesimpulan :Karena nilai X² < 3,841 yaitu X² = 0,768 maka Ho diterima. Jadi tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Demensia dengan jenis kelamin pada lansia di STW Cibubur.
Hubungan antara Demensia dengan umur di atas 75 tahun
Responden
≤ 75 tahun
> 75 tahun
Jumlah
Demensia 1(1,47%)
6(8,82%)
7 (10,29%
)
Tidak Demensia
27(39,71
%)
34 (50%)
61 (89,71%
)
Jumlah 28 (41,68
%)
40 (58,82%
)
68 (100 %)
Kesimpulan :Karena nilai X² < 3,841 yaitu X² = 2,33 maka H0 diterima. Jadi tidak terdapat hubungan yang bermakna antara demensia dengan lansia berumur di atas 75 tahun di STW Cibubur.
Hubungan antara Demensia dengan Pendidikan terakhir
Responden
SD-SMP SMA-PT Jumlah
Demensia 4 (5,88%)
3(4,41%)
7 (10,29%)
Tidak Demensia
22 (32,35%)
39 (57,35%)
61 (89,71%)
Jumlah 26 (38,24%)
42 (61,76%)
68 (100 %)
Kesimpulan :Karena nilai X² < 3,841 yaitu X² = 1,181 maka Ho diterima. Jadi tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Demensia dengan Pendidikan terakhir pada lansia di STW Cibubur.
Hasil Survei Depresi
Hubungan antara Demensia dengan Depresi
Responden
Depresi Tidak Depresi
Jumlah
Demensia 4(5,88%)
3 (4,41%)
7(10,29%)
Tidak Demensia
5 (7,35%)
56 (82,35%)
61 (89,71%)
Jumlah 9 (13,23%)
59 (86,76%)
68 (100 %)
Kesimpulan :Karena nilai X² > 3,841 yaitu X² = 13,1 maka Ho ditolak. Jadi terdapat hubungan yang bermakna antara Demensia dengan Depresi pada lansia di STW Cibubur.
SARAN
Edukasi dan penyuluhan lepada penderita tentang faktor-faktor korelasi yang terkait dengan demensia
Penyuluhan kepada petugas kesehatan baik dokter, perawat maupun tenaga kerja lain di STW untuk memperhatikan keluhan-keluhan pasien terutama yang berhubungan dengan demensia pada lansia yang kerap tidak terdeteksi.
Mengadakan kegiatan senam otak seperti yang sudah di lakukan di STW.
Memberikan makanan yang bergizi terutama yang banyak mengandung anti oksidan
Saran untuk Penderita Depresi Mendorong untuk melakukan aktivitas. Menghindari tugas yang kompleks. Bersosialisasi.