Post on 12-Aug-2019
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN ………………………………………………………….. i SAMPUL DALAM …………………………………………………………. ii PRASYARAT GELAR …………………………………………………….. iii LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………...... iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI ………………………………………. v PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ………………………………………. vi UCAPAN TERIMA KASIH ……………………………………………….. vii ABSTRAK …………………………………………………………………... x ABSTRACT ………………………………………………………………… xii DAFTAR ISI ………………………………………………………………... xiv DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xvi DAFTAR BAGAN ………………………………………………………….. xviii DAFTAR SINGKATAN …………………………………………………… xix DAFTAR LAMBANG ……………………………………………………… xx DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xxi BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………... 1 1.1 Latar Belakang ……………………………………………………... 1 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….. 11 1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………... 11 1.3.1 Tujuan Umum ……………………………………………………… 11 1.3.2 Tujuan Khusus ……………………………………………………... 12 1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………. 12 1.4.1 Manfaat Akademik …………………………………………………. 12 1.4.2 Manfaat Praktis …………………………………………………….. 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN …………………………………………………….
14
2.1 Tinjauan Pustaka …………………………………………………… 14 2.2 Konsep ............................................................................................... 23 2.2.1 Derivasi .............................................................................................. 23 2.2.2 Sufiks ……………………………………………………………..... 24 2.2.3 Adjektiva …………………………………………………………… 26 2.3 Landasan Teori …………………………………………………….. 29 2.3.1 Teori Bracketing Paradox ……………………….............................. 29 2.3.2 Morfosemantiks ……………………………………………………. 31 2.3.2.1 Morfologi ………………………………………………………….. 33 2.3.2.2 Semantiks ……………………………………………....................... 35 2.3.2.3 Makna Leksikal …………………………………………………….. 37 2.3.2.4 Makna Gramatikal …………………………………………………. 38 2.3.3 Sufiks Pembentuk Adjektiva Derivasional (Bauer dan Plag) ……… 40 2.4 Model Penelitian …………………………………………………… 47
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………… 49 3.1 Pendekatan Penelitian ……………………………………………… 49 3.2 Jenis dan Sumber Data ……………………………………………... 49 3.3 Instrumen Penelitian ……………………………………………….. 50 3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ……………………………. 51 3.5 Metode dan Teknik Analisis Data ………………………………….. 53 3.6 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ………………... 55 BAB IV SUFIKS PEMBENTUK ADJEKTIVA ………………………….. 58 4.1 Sufiks-sufiks Pembentuk Adjektiva ……………………………….. 59 4.1.1 Sufiks Melekat pada Nomina ……………………………………… 60 4.1.2 Sufiks Melekat pada Verba ………………………………………… 74 4.1.3 Sufiks Melekat pada Adjektif ..…………………………………….. 82 4.1.4 Sufiks Melekat pada Adverbia ……………………………………... 85 4.2 Pengecualian Pembentukan Adjektiva dengan Sufiks ………........... 86 BAB V PROSES PEMBENTUKAN ADJEKTIVA ……………………… 104 5.1 Proses Pembentukan Adjektiva Berdasarkan Bentuk dasar ............... 105 5.1.1 Adjektiva Denominal ……………………………………………… 106 5.1.2 Adjektiva Deverbal ………………………………………………… 127 5.1.3 Adjektiva Deadjektival …………………..………………………… 147 5.1.4 Adjektiva Deadverbial ……………………………………………... 158 BAB VI MAKNA ADJEKTIVA ………………………………………….. 161 6.1 Makna Sufiks Pembentuk Adjektiva ………………………………. 161 6.2 Perubahan Makna Adjektiva: Bentuk dasar + Sufiks ……………… 164 6.3 Pengaplikasian Pengecualian Pembentukan Adjektiva pada Kalimat 177 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………… 210 7.1 Simpulan …………………………………………………………… 210 7.2 Saran ……………………………………………………………….. 212 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 213 LAMPIRAN ………………………………………………………………… 217
ABSTRAK
MORFOSEMANTIKS ADJEKTIVA DENGAN SUFIKS DERIVASIONAL DALAM BAHASA INGGRIS
Penelitian ini membahas sufiks pembentuk adjektiva yang melekat pada
bentuk dasar yang berbeda namun tetap dapat membentuk adjektiva, seperti sufiks –ant membentuk adjektiva ignorant ‘bodoh/dungu’ saat melekat pada verba.
Namun, ada pula adjektiva vigilant ‘waspada’, dibentuk dari nomina vigil ‘siap
siaga’ dengan sufiks yang sama, yaitu –ant. Fenomena yang unik ini dibahas pada penelitian ini. Data tersebut diperoleh dari tiga novel berbahasa Inggris. Kemudian, data adjektiva tersebut dianalisis menggunakan teori bracketing paradox dan teori morfosemantiks. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pembentukan adjektiva yang dibentuk dari bentuk dasar yang berbeda serta memudahkan para pelajar pemula bahasa Inggris dalam memahami pembentukan kata dan menentukan kategori kata dengan tepat.
Penelitian ini menerapkan metode dokumentasi yang digunakan untuk mengumpulkan data karena data diperoleh dari novel. Selanjutnya, metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau menguraikan berbagai data yang dianalisis berdasarkan teori. Adapun teknik yang digunakan dalam analisis data dengan metode agih yaitu teknik ganti untuk menganalisis pola struktur pembentukan adjektiva yang dilekati sufiks derivasional dan teknik perluas untuk menganalisis adjektiva dilekati sufiks yang memengaruhi makna kata.
Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan ada dua puluh enam sufiks pembentuk adjektiva yang melekat pada bentuk dasar. Penelitian ini juga menemukan dua sufiks yang tidak tercantum dalam daftar pembentuk adjektiva, yaitu –like dan –an/-ian, namun tetap membentuk adjektiva. Ditemukan pula tiga belas sufiks yang melekat pada bentuk dasar yang berbeda dari ketentuan Bauer dan Plag. Selain itu, ada empat kaidah proses pembentukan adjektiva berimbuhan sufiks yaitu adjektiva denominal [X]N suf]A, adjektiva deverbal [X]V suf]A, adjektiva deadjektival [X]A suf]A, dan adjektiva deadverbial [X]ADV suf]A. Namun, ditemukan lima belas sufiks pembentuk adjektiva melekat pada bentuk dasar yang berbeda dan tetap membentuk adjektiva. Meskipun tetap membentuk adjektiva, sufiks yang melekat pada bentuk dasar yang berbeda dapat memengaruhi perubahan makna kata.
Di samping itu, hasil penelitian ini mengelompokkan makna sufiks yang melekat pada bentuk dasar menjadi sepuluh kategori, yaitu (1) adjektiva bermakna kualitas; (2) adjektiva bermakna karakter; (3) adjektiva bermakna menyampaikan sesuatu; (4) adjektiva bermakna terbuat dari/memproduksi sesuatu; (5) adjektiva bermakna tidak atau tanpa X; (6) adjektiva bermakna digolongkan; (7) adjektiva bermakna menyimpan sesuatu; (8) adjektiva bermakna kecenderungan pada; (9) adjektiva bermakna tindakan yang berdampak; dan (10) adjektiva bermakna dalam petunjuk X. Dari kesepuluh kategori makna tersebut ada dua puluh tujuh adjektiva yang dianalisis perubahan maknanya dan dua belas di antaranya
mengalami perubahan makna karena sufiks-sufiks pembentuk adjektiva melekat pada bentuk dasar yang berbeda dari yang telah dikategorikan Bauer dan Plag.
Ada lima belas sufiks pembentuk adjektiva yang melekat pada bentuk dasar yang berbeda memengaruhi perubahan makna yaitu sufiks (-ous/-ious, -ate, -ic, -ed, -y, -ly, -some, -en, -al/-ual, dan -ary) yang melekat pada verba; sufiks (-y, -ial, -ed, -ing dan -ive) yang melekat pada adjektif; sufiks (-some, -ive, -ant/-ent, -ing, -an dan -like) yang melekat pada nomina; dan sufiks (-al) melekat pada adverbia. Hasil temuan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa meskipun sufiks pembentuk adjektiva melekat pada bentuk dasar yang berbeda dari ketentuan Bauer dan Plag tetap dapat membentuk adjektiva dan beberapa adjektiva mengalami perubahan makna karena sufiks melekat pada bentuk dasar yang berbeda. Kata kunci: adjektiva, sufiks, derivasi, morfosemantiks
ABSTRACT
MORPHOSEMANTICS ADJECTIVE WITH DERIVATIONAL SUFFIXES IN ENGLISH
This research discusses an adjective suffixes attached to different base word but it still able to form an adjective such as suffix -ant forms adjective ignorant ‘bodoh/dungu’ when attached to verb. But there is also an adjective vigilant 'waspada' is formed by noun vigil ‘siap siaga' that is added by suffix -ant. This unique phenomenon is discussed in this research. The data are obtained from three titles of English novels. Then the data are analyzed using the adjective bracketing paradox theory and the theory of morphosemantics. The purpose of this research is to know the formation of the adjective which is formed from different base words and makes the English learner easier in understanding the formation of words and correctly in determining the categories of words. This research conducts documentary method which is used to collect the data because the data are taken from the novel. Next, descriptive method is used to describe every data that is analyzed based on the theory. Replacement technique in apportion method used to analyze the structure system of derivational adjective suffixes and extension technique used to analyze adjective suffixes which effect the meaning of the word. The results of this research show that there are twenty-six adjective suffixes attached to the four base words. This research also found two suffixes, -like and -an/-ian, that are not listed in the listed of adjective suffixes. There are also thirteen suffixes which are attached to the different base that have been categorized by Bauer and Plag. In addition, there are four rules processes on forming adjective with additional suffixes that appropriate with the theory namely denominal adjective [X]N suf]A, deverbal adjective [X]V suf]A, deadjectival adjective [X]A suf]A, and the deadverbial adjective [X ]ADV suf]A. However, there are also found fifteen suffixes attached to different base words and still form the adjective. Even the words still form adjective, suffix which attaches to different base words can affect the changing of words meaning.
In addition, the results of this research was grouping the meaning of suffixes which were attached to base words into ten categories, namely: 1) an adjective of quality; 2) adjective of character; 3) adjective of convey something; 4) adjective of made or produce something; 5) adjective of no or without X; 6) adjective of classifying; 7) adjective of save something; 8) disposed adjective; 9) adjective of actions that have an impact; and 10) adjective on X guidance. From ten meaning categories, there were twenty seven adjectives that analyzed the change of the meaning and twelve of them change the meaning because adjective suffixes attached to different base words that have been categorized by Bauer and plag.
There are fifteen adjective suffixes which attached to different base words affecting the change of word meaning namely, suffixes (-ous/-ious, -ate, -ic, -ed, -y, -ly, -some, -en, -al/-ual, and -ary) attached to the verb; suffixes (-y, -ial, -ed, -ing and -ive) attached to an adjective; suffixes (-some, -ive, -ant/-ent, -ing, -an and
-like) attached to the noun; suffix (-al) attached to adverb. The findings of this research can be concluded that although the adjective suffixes attached to different base words which have been categorized by Bauer and plag, but those are still be able to form adjectives and some adjectives change the meaning of words because suffix attached to different base word.
Key words: adjective, suffixes, derivation, morphosemantics
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa dapat digunakan untuk berkomunikasi karena terdiri atas kata-
kata yang mewakili makna dari setiap kata yang tersusun dalam kalimat. Untuk
menciptakan dan memperkaya kosakata dengan makna yang berbeda diperlukan
sebuah proses. Proses ini disebut pembentukan kata (word formation processes)
yang menjadi bagian dari bidang morfologi.
Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau
mempelajari seluk beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan
struktur kata terhadap golongan dan arti kata (Ramlan, 2012:21). Bauer (1983:13)
mendeskripsikan morfologi sebagai kajian cabang dari ilmu linguistik yang
membahas struktur internal pada pembentukan kata. Pendapat Ramlan (2012)
didukung oleh Bauer (1983) yang sama-sama menjelaskan morfologi sebagai
bagian dari ilmu bahasa yang membahas struktur pembentukan kata.
Lebih luas morfologi memiliki cakupan tentang bentuk kata, perubahan
bentuk kata, serta pengaruh perubahan pada jenis serta makna kata tersebut.
Menurut Yule (1996), ada delapan proses pembentukan kata, yaitu kata pinjaman
(borrowing), kata majemuk (compounding), paduan kata (blending), pemendekan
kata (clipping), konversi (conversion), akronim (acronym), derivasi (derivation),
dan pengulangan (reduplication). Proses-proses pembentukan kata tersebut dapat
memengaruhi perubahan jenis, bentuk, ataupun makna kata. Akan tetapi,
penelitian ini difokuskan pada proses derivasi.
Proses derivasi memiliki keunikan dalam membentuk kata baru karena
mengalami proses afiksasi yang melekat pada bentuk dasar yang mengubah
kategori dan makna kata. Salah satu keunikan ini ada pada proses pembentukan
kata seperti leksem PRESENT yang memiliki dua kelas kata, yaitu nomina yang
bermakna ‘hadiah’ dan adjektif yang bermakna ‘hadir’. Kata present berubah
kategori menjadi nomina yang dilekati sufiks –er menjadi presenter ‘penyiar’ dan
–tion menjadi presentation ‘presentasi’. Di samping itu, kata present membentuk
adjektiva presentable ‘rapi’ saat dilekati sufiks –able. Akan tetapi, ketika kata
‘present’ dibubuhi –ly menjadi presently ‘segera’, maka terbentuk adverbia.
Proses pembentukan kata tersebut merupakan proses derivasi karena mengalami
proses afiksasi yang menciptakan kata baru dengan mengubah kategori dan makna
kata (Plag, 2002:20).
“Derivational morphemes form new words either: 1) by changing the
meaning of the base to which they are attached, e.g. ‘kind’ vs ‘un-kind’
(both are adjectives but with opposite meaning); 2) by changing the word-class that a base belongs to e.g the addition of –ly to the adjectives ‘kind’ and ‘simple’ produces the adverbs ‘kindly’ and ‘simply’”.
(Katamba, 1993:47). Katamba (1993) sependapat dengan pernyataan Plag (2002) mengenai
pengertian proses derivasi. Katamba (1993) berpendapat bahwa morfem
derivasional dapat membentuk kata baru, baik dengan mengubah kategori kata
dan makna bentuk dasar yang dilekati afiks. Proses derivasi juga dapat mengubah
kategori kata berdasarkan bentuk dasar yang dilekati oleh afiks. Sebagai contoh,
adjektiva kind ‘baik’ dan unkind ‘tidak baik’ memiliki makna yang berbeda
meskipun kategori katanya sama. Misalnya, sufiks –ly yang dilekatkan pada
adjektif kind ‘baik’ berubah menjadi adverbia kindly ‘dengan baik’. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa sufiks lebih memiliki pengaruh untuk
membentuk kata baru dengan mengubah kategori dan makna kata dengan
melekatkan sufiks pada bentuk dasar. Hal tersebut yang menjadi alasan peneliti
memilih proses derivasi yang dilekati sufiks sebagai fokus pembahasan pada
penelitian ini.
Morfem adalah bentuk linguistik terkecil yang mengandung makna
(Nida, 1962:2). Morfem adalah satuan bahasa atau gramatik terkecil yang
bermakna dapat berupa imbuhan ataupun kata. Hal itu didukung oleh pendapat
Kridalaksana (2001:141) yang menjelaskan bahwa morfem adalah satuan bahasa
terkecil yang maknanya relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian makna
yang lebih kecil. Morfem terbagi menjadi dua, yaitu morfem bebas dan morfem
terikat. Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai
arti tanpa harus dihubungkan dengan morfem lain. Semua kata asal/bentuk asal
tergolong sebagai morfem bebas. Sementara itu, morfem terikat selalu
membutuhkan morfem lainnya untuk membentuk sebuah kata (Yule, 1996:75).
Morfem terikat apabila ditinjau dari segi tempat melekatnya dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu, prefiks (awalan), infiks (sisipan), dan sufiks (akhiran).
Prefiks yang melekat pada awal morfem dan infiks sebagai morfem yang
disisipkan di tengah bentuk dasar jarang ditemukan dalam bahasa Inggris. Lain
halnya dengan sufiks yang dilekatkan di akhir bentuk asal ataupun bentuk dasar
memiliki pengaruh untuk membentuk dan mengubah kategori serta makna kata.
Hal ini dapat dilihat pada contoh adverbial irrecoverably ‘tidak dapat diperoleh
lagi’ dibentuk dari bentuk asal verba cover ‘menutupi’ yang dilekati prefiks re-
menjadi verba recover ‘memperoleh’. Kemudian, saat verba recover dilekati
sufiks –able membentuk adjektiva recoverable ‘dapat diperoleh lagi’. Selanjutnya
saat diimbuhi prefiks ir- adjektiva recoverable tetap membentuk adjektiva
irrecoverable ‘tidak dapat diperoleh lagi’ dan saat dilekati sufiks –ly berubah
kategori menjadi adverbial irrecoverably. Berdasarkan proses kata tersebut dapat
dilihat bahwa ketika bentuk asal dilekati prefiks tidak mengubah kategori kata
melainkan hanya mengubah makna kata. Namun ketika bentuk asal dilekati
sufiks, kategori dan juga makna kata berubah menjadi kategori kata baru dengan
makna yang baru juga. Oleh karena itu, sufiks dipilih sebagai salah satu topik
pembahasan dala penelitian ini.
Sufiks yang melekat pada bentuk dasar memiliki pengaruh yang besar
pada pembentukan kata bahasa Inggris yang dapat mengubah kategori dan makna
kata daripada prefiks. Ketiga morfem terikat tersebut memengaruhi morfem untuk
membentuk kata baru. Infiks jarang digunakan dan ditemukan dalam bahasa
Inggris. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada bentuk kata adjektiva yang
dilekati sufiks derivasional.
Sufiks pembentuk adjektiva dipilih karena beberapa sufiks yang
membentuk adjektiva juga dapat membentuk kategori kata lainnya. Hal tersebut
sering membuat proses pembelajaran khususnya para pelajar pemula bahasa
Inggris kesulitan dalam menentukan kategori kata dengan tepat. Untuk
mengurangi kesulitan tersebut, Bauer (1983) dan Plag (2002) mengategorikan
sufiks-sufiks yang membentuk bentuk dasar, yaitu (a) sufiks pembentuk verba (-
ify, -ize, -ate); (b) sufiks pembentuk adjektif (-able, -al/-ial, -an/-ian, -less, -ful, -
like, -ly, -ing); (c) sufiks pembentuk nomina (-ant/-ent, -al,-er, -ful, -ing, -ee); dan
(d) sufiks pembentuk adverbia (-ly, -wise, -ways). Dari keempat kategori tersebut,
ada beberapa sufiks yang sama juga dapat membentuk kata baru dengan kategori
kata yang berbeda, seperti:
A.1) Sufiks –al membentuk kata baru:
(1) [region]N + -al [regional]A
(2) [accident] N + -al [accidental]A
(3) [arrive]V + -al [arrival]N
(4) [approve] V + -al [approval]N
B.1) Sufiks –ly membentuk kata baru:
(1) [friend]N + -ly [friendly]A
(2) [wife]N + -ly [wifely]A
(3) [brave]ADJ + -ly [bravely]ADV
(4) [quick]ADJ + -ly [quickly]ADV
Berdasarkan contoh di atas, sufiks-sufiks pembentuk adjektiva seperti
sufiks –al, -ly, dan –ing juga dapat membentuk kategori kata lainnya. Dengan
demikian, para pelajar pemula dapat menentukan kategori kata dengan mudah dan
benar, yaitu dengan membedakan bentuk dasarnya berdasarkan pada contoh di
atas. Pada butir A.1, sufiks –al nomor (1) dan (2) membentuk adjektiva denominal
dan nomor (3) dan (4) membentuk nomina deverbal. Saat bentuk dasar nomina
region ‘wilayah’ dan accident ‘kecelakaan’ dilekati sufiks –al maka berubah
menjadi adjektiva regional ‘kedaerahan’ dan accidental ‘kebetulan’. Lain halnya
dengan bentuk dasar verba arrive ‘datang’ dan approve ‘menyetujui’ yang dilekati
sufiks –al berubah menjadi nomina arrival ‘kedatangan’ dan approval
‘persetujuan’.
Pada butir B.1, contoh kata menunjukkan sufiks –ly membentuk
adjektiva dan juga dapat membentuk adverbia. Hal tersebut bergantung pada
bentuk dasar yang dilekati oleh sufiks –ly. Pada nomor (1) dan (2), sufiks –ly
melekat pada bentuk dasar nomina friend ‘teman’ dan wife ‘istri’ yang berubah
menjadi adjektiva friendly ‘ramah’ dan wifely ‘sebagai istri’. Berbeda halnya pada
nomor (3) dan (4) yang bentuk dasarnya adjektif brave ‘berani’ dan quick ‘cepat’
saat dilekati sufiks –ly berubah menjadi adverbial bravely ‘dengan berani’ dan
quickly ‘dengan cepat’. Berdasarkan kesulitan yang dihadapi oleh para pelajar
pemula bahasa Inggris dalam pembelajaran serta keunikan dari sufiks pembentuk
adjektiva yang dapat membentuk kategori kata lain seperti yang telah dijelaskan,
maka fokus pembahasan penelitian ini adalah adjektiva yang dilekati sufiks
derivasional.
Dua ahli morfologi, yaitu Bauer (1983) dan Plag (2002), telah
merumuskan dan mengategorikan sufiks-sufiks yang dapat membentuk adjektiva
berdasarkan bentuk dasarnya, yaitu (1) sufiks yang melekat pada verba (-able,
ent/-ant, -ive, -less, -ful, -atory, & -ing); (2) sufiks yang melekat pada nomina (-
able, -al/-ial/-ual, -ful, -less,-ly, -ous,-ish, -ic/-ical, ed, -ary, -ate, -y, -en, -ese and
-esque); (3) sufiks yang melekat pada adjektif (-ish, -ly, & -some); dan (4) sufiks
yang melekat pada adverbia (-ward). Teori yang dikembangkan Plag (2002) tidak
hanya merumuskan sufiks yang dapat membentuk adjektiva, tetapi juga
menjelaskan makna sufiks yang melekat pada bentuk dasar. Pengategorian sufiks
oleh kedua ahli morfologi tersebut memiliki fakta yang berbeda dengan beberapa
kata yang ditemukan di dalam novel berbahasa Inggris. Berikut adalah contoh
adjektiva dibentuk dari bentuk dasar yang berbeda, namun dilekati oleh sufiks
yang sama yaitu –ive, -ant, dan –ward.
A.2) Pembentukan adjektiva yang dilekati sufiks
(1) [generate]V + -ive [generative]A
(2) [signify]V + -ant [significant]A
(3) [way]ADV + -ward [wayward]A
B.2) Pembentukan adjektiva yang dilekati sufiks yang melekat pada bentuk dasar
yang berbeda dari butir A.2
(1) [addict]N + -ive [addictive]A
(2) [vigil]N + -ant [vigilant]A
(3) [lee]N + -ward [leeward]A
Butir A.2 menjelaskan contoh-contoh pembentukan adjektiva yang
dibentuk dari bentuk dasar verba dan adverbia yang dilekati oleh sufiks yang telah
sesuai dengan ketentuan Bauer (1983) dan Plag (2002). Mereka merumuskan
bahwa adjektiva dapat dibentuk jika sufiks –ive melekat pada bentuk dasar verba
generate ‘hasilkan’ dan sufiks –ant yang dilekatkan pada bentuk dasar verba
signify ‘tandai’ membentuk adjektiva generative ‘generatif’ dan significant
‘penting’. Adjektiva juga dapat dibentuk dari sufiks –ward yang dilekatkan pada
adverbia way ‘sangat jauh’ sehingga membentuk adjektiva wayward ‘suka
melawan’.
Butir B.2 merupakan fenomena kata yang ditemukan pada bahasa Inggris
dengan proses pembentukannya berbeda dari ketentuan sufiks seperti yang telah
dikategorikan oleh kedua ahli morfologi, Bauer (1983) dan Plag (2002).
Perbedaan pembentukan kata terletak pada bentuk dasar yang berbeda dilekati
sufiks yang sama yaitu –ive, -ant, dan -ward. Ketiga sufiks tersebut semestinya
melekat pada bentuk dasar verba dan adverbia seperti ketentuan Bauer dan Plag,
bukan melekat pada nomina.
Butir B.2 nomor (1) adjektiva addictive ‘sebabkan kecanduan’ berasal
dari bentuk dasar nomina addict ‘pecandu’ yang dilekati sufiks –ive. Lain halnya
butir A.2 nomor (1), bentuk adjektiva generative ‘generatif’ berasal dari bentuk
dasar verba generate ‘hasilkan’ diimbuhi –ive. Begitu pula perbedaan bentuk
dasar yang membentuk adjektiva muncul pada nomor (2) dan (3) pada butir B.2
yang dilekati sufiks yang sama pada butir A.2 nomor (2) dan (3). Adjektiva
vigilant ‘waspada’ berasal dari bentuk dasar nomina vigil ‘siap siaga’ yang
dilekati sufiks –ant. Sufiks -ant seharusnya dilekatkan pada bentuk dasar verba
untuk membentuk adjektiva. Begitu pula adjektiva leeward ‘tempat berteduh’
dibentuk dari bentuk dasar nomina lee ‘tempat teduh’ yang dilekati sufiks –ward.
Sufiks -ward seharusnya dilekatkan pada bentuk dasar adverbia untuk membentuk
adjektiva. Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat fenomena tersebut sebagai
pembahasan yang menarik untuk diteliti.
Penjelasan di atas adalah alasan-alasan topik adjektiva yang dilekati
sufiks derivasional dalam bahasa Inggris yang dibahas pada penelitian ini. Topik
tersebut dibahas karena ditemukan adjektiva yang berasal dari bentuk dasar yang
berbeda dilekati sufiks yang sama. Hal ini yang belum banyak dibahas secara
detail pada kajian morfologi. Pada contoh kata generative ‘generatif’ dan
addictive ‘sebabkan kecanduan’ berasal dari bentuk dasar yang berbeda, yaitu
verba generate ‘hasilkan’ dan nomina addict ‘pecandu’, namun dilekati sufiks
yang sama, yaitu –ive, dan tetap membentuk adjektiva.
Topik pada penelitian ini berbeda dengan proses derivasi yang
pembentukannya tidak berterima seperti kata *gloriosity dibentuk dari nomina
glory ‘kemuliaan’, sedangkan kata yang berterima yaitu curiosity ‘keingintahuan’
berasal dari adjektif curios ‘barang ajaib’ yang dilekati sufiks -ity. Kata
*gloriosity tidak berterima karena berasal dari nomina glory bukan berasal dari
bentuk dasar adjektif. Kategori yang telah dirumuskan menunjukkan bahwa sufiks
–ity dapat membentuk kata baru jika melekat pada adjektif curios ‘barang ajaib’.
Alasan lain, kata *gloriosity tidak berterima karena sudah ada kata lain yang
mewakili makna kata tersebut.
Topik morfologi seperti pembentukan kata hingga kata berterima dan
tidak berterima atau blocking word sudah banyak dibahas dalam bahasa Inggris.
Namun, perbedaan penelitian ini dengan pembahasan yang sudah dilakukan dalam
kajian morfologi terletak pada pembentukan adjektiva yang dibentuk dari sufiks
derivasional yang melekat pada bentuk dasar yang berbeda dilekati sufiks yang
sama, namun tetap membentuk adjektiva atau membentuk kategori lainnya seperti
yang telah dijelaskan pada butir A.2 dan B.2. Di samping itu, belum banyak
penelitian yang membahas tentang morfosemantiks bahasa Inggris khususnya di
Indonesia. Morfosemantiks digunakan untuk membahas data adjektiva yang
mengalami perubahan makna atau tidak saat sufiks pembentuk adjektiva melekat
pada bentuk dasar yang berbeda dari ketentuan Bauer dan Plag. Hal ini yang
menunjukkan perbedaan penelitian ini dengan pembahasan morfologi yang telah
banyak dibahas.
Objek utama pada penelitian ini adalah adjektiva yang dilekati sufiks
yang melekat pada bentuk dasar yang berbeda dari ketentuan sufiks seperti yang
telah dikategorikan oleh Bauer dan Plag. Data utama diperoleh dari tiga novel
berbahasa Inggris. Novel dipilih sebagai sumber data karena lebih banyak
menggunakan kosakata khususnya adjektiva derivasional untuk mendeskripsikan
alur cerita kepada pembacanya.
Data adjektiva yang diperoleh dari novel kemudian dianalisis
menggunakan teori Bracketing paradox (Lieber, 2009). Hal ini dilakukan untuk
menguji proses pembentukan adjektiva yang dilekati sufiks berasal dari bentuk
dasar yang berbeda. Faktanya ada beberapa data adjektiva yang dibentuk dari
bentuk dasar yang berbeda dengan sufiks yang sama. Selanjutnya, adjektiva yang
berasal dari bentuk dasar yang berbeda dari teori diaplikasikan ke dalam kalimat
yang diambil dari novel. Hal ini dilakukan untuk mengetahui makna adjektiva
berubah atau tidak jika proses pembentukan adjektiva dibentuk dari bentuk dasar
yang berbeda saat dilekati sufiks. Oleh karena itu, teori morfosemantiks
digunakan untuk menganalisis perubahan makna yang terjadi pada adjektiva yang
dilekati sufiks. Selanjutnya, kamus Oxford English Dictionary (OED) diperlukan
sebagai sumber data pedukung untuk mencocokkan perubahan kategori kata yang
terjadi saat dilekati sufiks.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, berikut adalah rumusan
masalah pada penelitian ini.
(1) Sufiks-sufiks apa sajakah yang dapat membentuk adjektiva?
(2) Bagaimanakah proses pembentukan adjektiva yang dilekati sufiks
derivasional dalam bahasa Inggris?
(3) Apa sajakah makna-makna dan perubahan adjektiva yang muncul saat
dilekati sufiks derivasional?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ada dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Kedua tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut.
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan mengkaji fenomena proses
derivasi pembentukan adjektiva yang dilekati sufiks yang melekat pada bentuk
dasar yang berbeda. Di samping itu, penelitian ini dimaksudkan untuk
mempermudah para pelajar bahasa asing khususnya bahasa Inggris dalam
memahami proses pembentukan kata dan menentukan kategori kata dengan tepat
berdasarkan bentuk dasarnya.
1.3.2 Tujuan Khusus
Secara khusus, penelitian ini bertujuan:
(1) menjelaskan sufiks-sufiks yang dapat membentuk adjektiva;
(2) mendeskripsikan proses terbentuknya adjektiva yang dilekati sufiks; dan
(3) mendeskripsikan perubahan makna pada adjektiva yang terbentuk dari bentuk
dasar yang berbeda dengan sufiks yang sama.
1.4 Manfaat Penelitian
Terkait dengan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian ini terbagi
dalam manfaat akademik dan manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Akademik
Manfaat akademik hasil penelitian ini tentang pembentukan adjektiva
berasal dari bentuk dasar yang dilekati sufiks derivasional meliputi yang berikut:
(1) memberikan kontribusi pada proses pengembangan penelitian pada bentuk
derivasi yang dilekati sufiks khususnya adjektiva yang memiliki perbedaan
turunan bentuk dasar dalam membentuk adjektiva;
(2) memberikan referensi terhadap pemahaman penentuan adjektiva derivasional
dan maknanya dengan benar yaitu dengan mengetahui perbedaan bentuk
dasar yang dilekati sufiks untuk membentuk adjektiva.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai:
(1) Acuan proses pembelajaran bagi guru ataupun dosen yang mengajar
khususnya bidang mikro linguistik terutama pada kajian morfologi untuk
menjelaskan lebih detail tentang pembentukan adjektiva.
(2) Panduan para mahasiswa dan pelajar pemula bahasa Inggris dalam
menentukan kelas kata dengan benar khususnya adjektiva karena telah
mengetahui proses pembentukan dan perbedaan sufiks-sufiks yang dapat
membentuk adjektiva.