Post on 25-Dec-2019
CURRICULUM VITAE
10/16/2019
1
MANAGEMENT OF URINE INCONTINENCE IN ELDERLY
NOVIRA WIDAJANTI
PIN PAPDI XVII
SURABAYA 2019
START THE WORK-UP?
Anamnesis ... Anamnesis ... Anamnesis ...
Tanyakan !!
karena pasien sering malu untuk membahas tentang inkontinensia urin
WHAT TO ASK?
Pikirkan kemungkinan penyebab inkontinensia urin
PATHOPHYSIOLOGY
Bladder hyper or
hypoactivity
Outlet obstruction or
insufficiency
Detrussor
Sphincter UrethraPelvic floor
Saat urin mengisi kandung kemih,
detrussor meregang dan
memungkinkan kandung kemih
mengembang.
-300 ml urin dalam kandung
kemih sebelum otak mengenali
kandung kemih penuh
Kelemahan otot dasar panggul
Hipermobilitas uretraKelemahan spingter uretra
Promotes voiding
Promotes filling
Bladder innervation :
somatic, parasympathetic (PSN) and Sympathetic (SNS)
CLASSIFICATIONS?
Urge
Stress
Overflow
Mixed
Functional
STRUCTURAL CAUSES OF PERSISTENT URINARY
INCONTINENCE
MANAGEMENT
Ditujukan berdasarkan kemampuan pasien geriatri dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari
Mandiri ataukah memerlukan bantuan pelaku rawat ?
Mengembalikan pola berkemih dan kontinensia menjadi normal
Menjaga pasien dan lingkungan tetap kering
MANAGEMENTTipe IU Lini Pertama Lini kedua Lini ketiga
IU Tipe urgensi Intervensi perilaku: bladder training
Obat-obatan: anti muskarinik; pria :
antagonis alfa
adrenergik
Pembedahan (sangat jarang dilakukan)
IU Tipe Stress Intervensi perilaku:
kegel’s exercise,
bladder training,
Obat-obatan:
Agonis adrenergic
alfa dan/atau
estrogen
Injeksi periurethra;
Pembedahan
(bladder neck
suspension)
IU Tipe overflow Pembedahan
menghilangkan
obstruksi; kateterisasi
intermitten
Kateterisasi
menetap jangka
panjang
Kateterisasi
suprapubik
IU Tipe fungsional Intervensi perilaku
(sangat bergantung
pramurawat)
Manipulasi
lingkungan
Pemakaian alas
ompol
LATIHAN OTOT DASAR PANGGUL (KEGEL EXERCISE)
Latihan secara berulang antara kontraksi dan relaksasi otot dasar panggul
Tujuan: menguatkan otot dasar panggul
Kontraksi otot dasar panggul yang benar :
Pasien diminta seolah-olah akan flatus, kemudian mencoba menahan agar
angin tidak keluar
Lakukan stop test yaitu membayangkan pasien sedang berkemih dan seketika
menghentikan pancaran urin
Pasien diminta merasakan bahwa dua kegiatan tsb seolah-olah otot2 panggul
berkumpul di tengah serta anus terangkat dan masuk ke dalam
Ajarkan pasien untuk merasakan gerakan tersebut sehingga pasien yakin
gerakannya benar
Kontraksi dan relaksasi otot dasar panggul yang dilakukan secara berulang-ulang (hingga 40 latihan/hari).
Kontraksi cepat:
kontraksi – relaksasi-kontraksi-relaksasi dst dg hitungan cepat
Kontraksi lambat :
tahan kontraksi 3-4 detik dengan cara menghitung 101, 102,103, 104 untuk kontraksi dan 105,106, 107, 108 untuk relaksasi, dan dilakukan seterusnya.
Rekomendasi Tingkatan rekomendasi
Latihan otot dasar panggul intensif yang
diawasi selama minimal 3 bulan merupakan
tatalaksana lini pertama untuk semua
perempuan dengan IU tekanan atau IU
campuran ( termasuk usia lanjut dan paska
melahirkan)
kuat
Bladder training
Melakukan edukasi, catatan berkemih, kontrol berkemih, latihan otot
dasar panggul.
Meningkatkan jadwal berkemih secara progresif tiap minggu disertai
tehnik menghambat keinginan kuat berkemih (urge) dg afirmasi,
distraksi, relaksasi dll
CATATAN HARIAN BERKEMIH (BLADDER DIARY)
Waktu Minuman Pola Kencing Mengompol
Apaminuman-ya
Berapabanyak?(ml)
Berapa kali Berapabanyak? (ml)
Ada/tidak Kira-kiraberapabanyak
06.00-07.00
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.00
dst
05.00-06.00
CAREGIVER DEPENDENT
- Scheduled toileting
Pasien diminta berkemih setiap interval waktu tertentu secara rutin dan
teratur, tiap 2 jam pada siang hari dan tiap 4 jam pada sore dan malam hari
- Habit training:
dibuatkan jadwal berkemih berdasarkan pola kebiasaan berkemih sesuai
catatan harian berkemih
- Prompted voiding:
Pasien ditawarkan minuman secara rutin dan ditawarkan untuk berkemih
setiap 2 jam sepanjang siang, namun ke toilet hanya bila pasien
menginginkan.
Ringkasan bukti Tingkatan bukti
Pasien diminta melakukan prompted voiding, baik
bagian terpisah atau termasuk dalam program
modifikasi perilaku dapat meningkatkan kontinens
pada pasien usia lanjut, terutama pasien yang
bergantung dengan pelaku rawat
1b
TERAPI FARMAKOLOGIS
Promotes voidingAnti CholinergicAnti Cholinergic
Agonis B3 rec Agonis B3 rec
Alpha blockerAlpha blocker
Menghambat kontraksi
kandung kemih
Meningkatkan kapasitas
kandung kemih; mengurangi
kontraksi involunter kandung
kemih
Relaksasi otot polos uretra dan
kapsul prostat
Promotes voiding
Promotes filling
Nama Obat Dosis
Anticholinergik/ efek antimuskarinik
Darifenacin (Enablex) 7.5-15mg, 1x1/hari, oral
Fesoterodine ( Toviaz) 4-8mg, 1x1/hari, oral
Oxybutinin (Ditropan)
Patch (Oxytrol)
Oxybutynin gel (Gelnique)
2.5-5mg, 3x1/hari, oral
5-30mg, 1x1/hari, oral
3.9mg, periode 96 jam, Transdermal
3% pump atau 10% gel. Aplikasi 1x/hari
Solifenacin (Vesicare) 5-10mg, 1x1/hari, oral
Tolterodine (Detrol)
Tolterodine ( Detrol LA)
1-2mg, 2x1/hari, oral
4mg 1x1
Trospium Chloride (Sanctura)
Sanctura XR
20mg, 2x1/hari, oral
60mg, 1x1/hari, oral
Beta 3 Agonist
Mirabegron 25-50mg 1x1
Alpha-adrenergik antagonist ( Untuk Pria)
Alfuzosin/Uroxatral (selektif)
Doxazosin/ Cardura (non selektif)
Prazosin/Minipress(nonselektif)
Tamsulosin/Flomax (selektif)
Terazosin (nonselektif) (Hytrin)
Nama Obat Dosis Mekanisme kerja
Anticholinergik/ efek
antimuskarinik
Meningkatkan kapasitas
kandung kemih; mengurangi kontraksi involunter
kandung kemih
Darifenacin (Enablex) 7.5-15mg, 1x1/hari,
oral
Fesoterodine ( Toviaz) 4-8mg, 1x1/hari, oral
Oxybutinin (Ditropan)
Patch (Oxytrol)
Oxybutynin gel (Gelnique)
2.5-5mg, 3x1/hari,
oral 5-30mg, 1x1/hari, oral
3.9mg, periode 96
jam, Transdermal
3% pump atau 10%
gel. Aplikasi 1x/hari
Solifenacin (Vesicare) 5-10mg, 1x1/hari, oral
Tolterodine (Detrol)
Tolterodine ( Detrol LA)
1-2mg, 2x1/hari, oral
4mg 1x1
Trospium Chloride (Sanctura)
Sanctura XR
20mg, 2x1/hari, oral
60mg, 1x1/hari, oral
Beta 3 Agonist Menghambat kontraksi
kandung kemih
Mirabegron 25-50mg 1x1
Estrogen (khusus wanita) Memperkuat jaringan
periurethral dan mengurangi peradangan akibat vaginitis
atrofi Topikal
Vaginal ring (estring)
0.5 g cream setiap malam selama 2
minggu, topical,
selanjutnya
2x/minggu
Estradiol Ring, diganti setiap 90 hari,
Alpha-adrenergik
antagonist ( Untuk Pria)
Relaksasi otot polos uretra
dan kapsul prostat
Alfuzosin/Uroxatral (selektif) Doxazosin/ Cardura (non selektif)
Prazosin/Minipress(nonselektif)
Tamsulosin/Flomax (selektif)
Terazosin (nonselektif) (Hytrin)
10 mg/hari, oral 1-8mg/hari, oral
malam
1-5mg, 2x/hari, oral
0.4-0.8mg/hari,oral
1-10mg/hari
5 Alpha Reductase
Inhibitor
Menghambat reduktase 5-
alpha tipe II, mengganggu konversi testosteron menjadi
5-alfa-dihidrotestosteron
Dutasteride 0.5 mg/hari, oral 4/D
Finasteride 5 mg/hari, oral
ALGORITMA TATALAKSANA IU PADA USIA LANJUT
Pasien usia lanjut dg IU
Penilaian Awal
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Kuesioner
Catatan harian berkemih
Urinalisis
Pemeriksaan residu urin
Pemeriksaan mobilitas
Pemeriksaan kognitif
Identifikasi faktor komorbid yang
dapat dimodifikasi dan terapi
Strategi manajemen
multikomponen
• Terapi fisik dan perilaku
• Latihan penguatan otot dasar panggul
• Manajemen asupan cairan
• Pengurangan kafein
• Manajemen konstipasi
• Latihan kontrol kandung kemih
• Anjuran penurunan BB pada obesitas
• Uji coba 3 hari berkemih spontan dg penampung
• Penggunaan penampung
• Nyeri
• Hematuria
• ISK berulang
• Gangguan berkemih
• Prolaps simptomatik atau derajat 3
Penilaian lanjut untuk pengkajian spesialis lain
• Radioterapi pelvis
sebelumnya
• Riwayat op daerah pelvis
• Massa daerah panggul
• Fistula
Strategi Manajemen multikomponen
Respon tdk adekuat
Pilihan terapi medikamentosa
Antimuskarinik
B3 rec agonis
Respon tdk adekuat atau gagal terapi
Terapi sudah efektif
Pilihan terapi lain atau rujuk ke spesialis terkait
Stimulasi nervus tibialis posterior
Neuromodulasi sakral
Injeksi toksin botulinum
Terapi sudah efektif
KOMORBIDITAS
Gagal jantung
Gagal ginjal kronis
Diabetes, sindrom metabolik
PPOK
Penyakit neurologis:nstroke
Gangguan kognitif
Gangguan tidur
Depresi
Konstipasi
Apabila IU tetap terjadi setelah
kombinasi terapi, perlu dilakukan
evaluasi terhadap komorbid dan
gangguan fungsi lain yang
berpengaruh pada kejadian IU pasien
tersebut
Gejala IU yang tidak dapat diklasifikasikan
atau didapatkan faktor komorbid yang lebih
parah seperti demensia atau gangguan
fungsional evaluasi khusus dan rujukan
INDIKASI UNTUK EVALUASI KHUSUS DAN RUJUKAN PADA IU
• IU desakan atau gejala kandung kemih iritatif yang baru terjadi dalam
waktu 2 bulan
• Riwayat pembedahan anti-IU
• Riwayat pembedahan pelvis radikal
• Riwayat radiasi atau pembedahan saluran kemih bagian bawah atau
daerah pelvis dalam kurun waktu 6 bulan terakhir
• IU yang berkaitan dengan ISK simtomatik berulang (3 kali atau lebih
dalam periode 12 bulan)
• Nodul prostat yang besar dan/atau kecurigaan keganasan
• Prolaps uteri yang nyata (sistokel yang menonjol melewati himen saat
batuk pada pemeriksaan dengan spekulum
Rujukan harus didasarkan pada tujuan perawatan, keinginan pasien/keluarga
untuk mendapatkan terapi yang lebih lanjut dan perkiraan harapan hidup.
• Kelainan neurologis yang menunjukkan kelainan sistemik atau lesimedula spinalis
• Hamturia tanpa ISK (eritrosit > 5/LPB)
• Proteinuria persisten yang bermakna
• PVR yang abnormal (> 200 ml)
• Kesulitan untuk memasang kateter
• Ketidakmampuan untuk datang saat diagnosis presumtif ataurencana terapi
• Gagal memberikan respon terhadap terapi berdasarkan diagnosis presumtif
• Pertimbangan untuk intervensi bedah
KASUS
KASUS 1
Seorang wanita, usia 63 tahun datang dengan riwayat mengompol yang
tidak dapat ditahan selama 9 bulan terahkir, buang air kecil 4 kali per
malam, dengan rasa yang tidak dapat ditahan.
Tentukan Jenis inkontinensia
Inkontinensia Urine Akut
Inkontinensia Urine Kronik
Pasien menyangkal rasa sakit saat buang air kecil, kesulitan mengosongkan kandung kemih sepenuhnya, dan rasa sakit dengan kandung kemih penuh.
Pasien membatasi asupan cairannya hingga 4 gelas air per hari dan berhenti minum cairan 4 jam sebelum tidur.
Hasil pemeriksaan fisik dbn
Hasil pemeriksaan Urinalisis dbn
… kasus 1
Pasien sudah berobat pada dokter penyakit dalam, yang meresepkan
oksibutinin.
Pasien telah minum obat selama 3 bulan tetapi berhenti setelah dia
mengalami sembelit parah dan mulut kering.
Pasien menyatakan obat tsb tidak membantu gejalanya.
Pasien frustrasi dengan gejalanya dan bertanya apakah ada pilihan lain
selain obat.
On the basis of mode of action
Nama Obat Dosis
Anticholinergik/ efek antimuskarinik
Darifenacin (Enablex) 7.5-15mg, 1x1/hari, oral
Fesoterodine ( Toviaz) 4-8mg, 1x1/hari, oral
Oxybutinin (Ditropan)
Patch (Oxytrol)
Oxybutynin gel (Gelnique)
2.5-5mg, 3x1/hari, oral
5-30mg, 1x1/hari, oral
3.9mg, periode 96 jam, Transdermal
3% pump atau 10% gel. Aplikasi 1x/hari
Solifenacin (Vesicare) 5-10mg, 1x1/hari, oral
Tolterodine (Detrol)
Tolterodine ( Detrol LA)
1-2mg, 2x1/hari, oral
4mg 1x1
Trospium Chloride (Sanctura)
Sanctura XR
20mg, 2x1/hari, oral
60mg, 1x1/hari, oral
Beta 3 Agonist
Mirabegron 25-50mg 1x1
Alpha-adrenergik antagonist ( Untuk Pria)
Alfuzosin/Uroxatral (selektif)
Doxazosin/ Cardura (non selektif)
Prazosin/Minipress(nonselektif)
Tamsulosin/Flomax (selektif)
Terazosin (nonselektif) (Hytrin)
Antimuskarinik
Efek anti kolinergik (mulut kering, pandangan kabur, peningkatan tekanan intraokuler, delirium, konstipasi)
Mirabegron
Bekerja pada reseptor beta-3 yang banyak ditemukan pada otot polos detrussor
Ringkasan bukti/ rekomendasi Tingkatan bukti / rekomendasi
Obat anti muskarinik efektif digunakan pada pasien
usia lanjut
1b
Mirabegron terbukti memiliki efikasi dan keamanan
pada pasien usia lanjut
1b
Pada pasien usia lanjut, gangguan fungsi kognitif
terjadi akibat efek anti muskarinik secara kumulatif
pada penggunaan jangka panjang
2
Oksibutinin dapat mengganggu fungsi kognitif pada
pasien usia lanjut
2
Pengobatan antimuskarinik jangka panjang dapat
digunakan dengan pengawasan ketat pada pasien
usia lanjut terutama pada pasien yg memiliki risiko
atau sudah terjadi gangguan fungsi kognitif
Kuat
KASUS 2
KASUS 2
Tn D, usia 86 tahun datang kontrol evaluasi tahunan ke klinik Anda.
Pasien memiliki riwayat medis hipertensi, BPH, dan penyakit refluks gastroesofageal
Selama beberapa tahun pasien telah dirawat karena BPH dengan obat alpha-blocker non-selektif, terazosin 10 mg, pada malam hari. Selain itu, pasien konsumsi amlodipine 10 mg setiap hari, dan omeprazole 20 mg setiap hari.
Pancaran berkemih yang lemah pada awalnya membaik denganpenambahan terazosin, namun pasien mencatat peningkatan frekuensibuang air kecil.
Pasien bangun dua atau tiga kali di malam hari untuk berkemih, haltersebut dirasa mengganggu karena mengganggu tidurnya.
Pasien menyangkal mendengkur atau kesulitan bernafas saat tidur.
Pasien juga mulai memperhatikan bahwa lebih sulit untuk membuatnyaberkemih pada siang hari ketika dia memiliki keinginan untuk buang air kecil, dan sekitar seminggu terahkir pasien mengeluhkan mengompolsejumlah kecil urin sebelum mencapai kamar mandi.
Selain itu, pasien mengeluh setelah berkendara perjalanan panjang munculrasa urgensi berkemih yang luar biasa yang sering menyebabkanmengompol, dan merasakan kondisi ini menjadi hal yang menjengkelkan.
STRUCTURAL CAUSES OF
PERSISTENT URINARY INCONTINENCE
Alpha blocker:
reduce bladder outlet
resistance
Calcium Channel Blockers:
decrease smooth-muscle contractility in the
bladder.
urinary retention
leads to overflow incontinence
Lower urinary tract symptoms (LUTS): storage symptoms (urinary urgency, nocturia), orvoiding symptoms (urinary hesitancy, weak stream, straining, and prolonged voiding)
Indikasi Rujukan?
Daftar Pustaka
Penatalaksanaan Inkontinensia Urin pada usia Lanjut. Pada: Buku Panduan Penatalaksanaan Inkontinensia Urin pada Dewasa .
Hazzard's Geriatric Medicine and Gerontology, 7th ed. Eds: Jeffrey B. Halter, Joseph G. Ouslander, Stephanie Studenski, Kevin P. High, Sanjay Asthana, Mark A. Supiano, Christine Ritchie
Mohammad A. Rattu. Pharmacists’ Role in Managing Male Urinary Incontinence. US Pharm. 2015;40(8):35-38.
Masalah pada Usia Lanjut
A SERIES OF I’S
1) Immobility = imobilisasi
2) Instability = instabilitas dan jatuh
3) Incontinence = inkontinensia
4) Intellectual Impairment = gangguan intelektual
5) Infection = infeksi
6) Impairment of vision and hearing = gangguan penglihatan dan pendengaran
7) Irritable colon = usus besar teriritasi
8) Isolation = depresi
9) Inanition = malnutrisi
10) Impecunity = kemiskinan
11) Iatrogenesis = akibat perlakuan
12) Insomnia = gangguan tidur
13) Immune Deficiency = menurunnya kekebalan tubuh
14) Impotence = impotensi