Post on 10-Mar-2016
description
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 1/29
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya
berakhir dengan gagal ginjal. Jika ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik, akan terjadi
penumpukan zat-zat sisa metabolisme dalam tubuh sehingga menimbulkan efek-efek toksik.
Penyakit ginjal kronik dapat berkembang secara cepat, dalam 2 – 3 bulan, ataupun secara
lambat, dalam kurun aktu lebih dari 3! – "! tahun.# Penyakit ginjal kronik dapat
menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti penumpukan cairan di paru $ edema paru,
anemia, hiperlipidemia, penyakit jantung, osteodistrofi renal, gangguan keseimbangan asam-
basa, malnutrisi dan gangguan sistem saraf pusat. %omplikasi-komplikasi tersebut terjadi
pada fase gagal ginjal, dan memerlukan terapi pengganti ginjal dimana salah satunya adalah
hemodialisis.
&iga strategi yang dapat membantu untuk memperlambat progresifitas '%( meliputi)
identifikasi dini penderita, modifikasi faktor risiko dan manajemen secara paripurna.
*eberapa faktor risiko untuk terjadinya '%( adalah umur diatas +! tahun, diabetes melitus,
hipertensi atau penyakit kardioaskular, adanya riayat keluarga yang menderita sakit ginjal,
infeksi saluran kemih yang berulang, penggunaan obat nefrotoksik berulang /01(,
antibiotik, zat kontras dan kontak dengan bahan kimia yang berulang.
Pada stadium dini '%( dapat didiagnosis dengan melakukan pemeriksaan penunjang
dan terbukti dengan pengobatan dini dapat mencegah terjadinya gagal ginjal, penyakit
kardioaskular dan dapat mencegah kematian sebelum aktunya.
1
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 2/29
BAB II
STATUS PASIENSTATUS PASIEN
Identitas Pasien
ama ) &n. *aharudin
mur ) 45 &ahun
Jenis %elamin ) 6aki-laki
0lamat ) jl. *umi jaya , palas, lampung selatan
0gama ) 1slam
Pekerjaan ) Petani
/tatus ) 7enikah
&gl 7asuk 8/ ) 2#-!9-2!#4
&anggal keluar 8/ ) 24-!9-2!#4
0namnesa ) 0utoanamnesa
Keluhan Utama ) 7ual-7untah
Riwayat Penyakit Sekarang)
Pasien datang dengan keluhan mual – muntah sejak " bulan /78/ dan
semakin memberat sejak 2 minggu /78/. Pasien muntah : "; sehari. *anyaknya
muntah yang keluar < = gelas belimbing. 7ual muntah dirasakan memberat setiap
pasien makan. 7ual muntah tidak berkurang alaupun minum obat. 7untah hanya
berisi sisa makanan yang masuk,tidak ada darah. 7ual muntah disertai nyeri perut
diulu hati. yeri perut tidak menjalar kebagian perut yang lain. yeri perut dirasakan
hilang timbul. yeri perut memberat jika pasien muntah.
2
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 3/29
Pasien mengeluh nafsu makannya berkurang, dan merasa berat badannya
berkurang. >s mengeluh badannya terasa lemas. *0* tidak ada keluhan. Pasien
mengeluh adanya sakit kepala, sakit kepala dan tengkuk terasa berat. /akit kepala
seperti berdenyut.
3 minggu /78/ pasien mengatakan jumlah *0%nya lebih sedikit daripada
biasanya. /ering *0% pada malam hari tidak dikeluhkan pasien. Pasien tidak
mengeluh adanya nyeri pada saat *0% , *0% disertai pasir maupun berarna merah.
2 minggu /78/ pasien mengeluh kedua kakinya bengkak. Pasien
menyangkal adanya sesak.
Riwayat Penyakit Dahulu
8iayat ?ipertensi yang diketahui pasien < sejak 4 bulan yang lalu, namun pasien
mengatakan tidak rutin meminum obat, riayat (7 -, *atu saluran kencing @ 4 tahun
yang lalu namun tidak dioperasi hanya meminum obat saja dan pernah keluar ada batu dari
saluran kencing
Riwayat Penyakit Keluarga tidak ada
Riwayat Peng!"atan
Pasien berobat untuk hipertensinya namun pasien tidak rutin kontrol.
Riwayat Ha"ituasi Pasien merokok
3
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 4/29
Pemeriksaan #isik
%esadaran ) 'omposmentis
&ekanan darah ) 24!$ #4! mm?g
adi ) #!!;$menit
Pernapasan ) 23;$menit
/uhu ) 3+,9o'
** ) 54 kg
Ke$ala *entuk ormocephali
7ata ) conjungtia anemis @$@, sklera ikterik -$- , 8eflek cahaya @$@ , isokor
&elinga) *entuk normal , serumen -$-, sekret -$-
?idung ) Pernapasan cuping hidung-, deiasi septum -, sekret -$- , oedem konka
-$-
7ulut ) bibir kering , sianosis -
6eher ) Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, JAP 4@2cm?2!, %B* tidak teraba
membesar
• T!raks
Pulmo 0nterior )
1nspeksi ) *entuk dan gerak dada simetris
Palpasi ) %repitasi -, masa - , Aocal fremitus normal @$@.
Perkusi ) sonor seluruh lapang paru.
0uskultasi ) esikuler @$@, ronkhi -$-, heezing -$-
Pulmo Posterior )
1nspeksi ) (*
4
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 5/29
Palpasi ) %repitasi -, masa - , Aocal fremitus normal @$@
Perkusi ) sonor seluruh lapang paru @$@
0uskultasi ) esikuler @$@, 8onkhi -, heezing -$-
• 'or )
1nspeksi ) 1ctus cordis tidak terlihat
Palpasi ) 1ctus cordis tidak teraba
Perkusi )
– *atas jantung kanan ) 1'/ 1A 6inea sternalis de;tra
– batas jantung kiri ) 1'/ A 6inea 7idclaicularis sinistra
– pinggang jantung ) 1'/ 111 linea Parasternalis sinistra
0uskultasi ) *unyi jantung 1 - 11, regular,
murmur -, gallop -.
• 0bdomen )
1nspeksi ) (atar, &idak tampak distensi, caput meduse -
0uskultasi ) *ising usus @.
Perkusi ) &ympani seluruh lapang perut, nyeri ketok 'A0 -$-.
Palpasi ) /upel, yeri tekan epigastrium,(efans 7uskular -, hepar dan lien
tidak teraba, *alotmen ginjal -$-
• Ckstremitas )
Cdema
- -
@ @
%ekuatan otot
5
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 6/29
4 4
4 4
8efleks fisiologis ) $
8efleks patologis ) -$-
Pemeriksaan La"!rat!rium- ?b ) 9,# gr$dl
- 6eukosit ) +."!! gr$dl- reum ) #35 mg$dl
- %reatinin ) #!,3 mg$dl
- B(/ ) ##5 mgD
-
Diagn!sa- '8E stage 4
- ?ipertensi Cmergency
- 0nemia
Tera$i I%D
#armak!l!gis
– 1AE( 86 #2 tts $ mnt
– 'efoperazone #g$2" j
– Eurosemid # amp$#2 j
– 8anitidin #0$ #2 jam
– %eterolac # amp$9 jam
– 0ntasid 3;#
– 8ebamipide 3;#
– 'aptopril 2;24 mg
• 8encana %erja
#. 8encana Pemeriksaan Penunjango Eoto 8o thoraks
o C%B
o 0B( dan elektrolit
o /B 0bdomen
2. %onsultasi (okter spesialis penyakit dalam
• on farmakologis
o(iet rendah garam
o
(iet 8endah protein !,+-!,9 mg$kgbb
6
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 7/29
• Pr!gn!sis
• Fuo ad itam ) (ubia 0d 7alam
• Fuo 0d functionam ) (ubia 0d 7alam
• Fuo 0d /anationam ) (ubia 0d 7alam
7
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 8/29
2#-!9-2!#4
/ Pasien masih mual muntah , nyeri ulu hati, sakit kepala, kaki bengkak
> %/ ) '7
** ) 54 kg
Jam &( 88 &
#5.!! 24!$#4! mm?g #!!;$mnt 23;$mnt 3+,9o '
&ata ) conjungtia anemis @$@, skelra ikterik -$-.
T!raks ) (*
A"d!men
1nspeksi ) (atar, &idak tampak distensi.
0uskultasi ) bising usus @
Perkusi ) &ympani seluruh lapang perut, yeri ketok 'A0 -$-.
Palpasi ) /uple, yeri tekan epigastrium @, hepar dan lien tidak teraba, *allotmen
-
Ekstremitas ) oedem kedua tungkai
0 '8E /tage 4
?ipertensi Cmergency
0nemia
P >bserasi &P8/
1AE( (4 #2 tts $ mnt
'efoperazone #g$2"j
Eurosemid# amp$9 jam
8anitidin #0$ #2 jamCthiferan #0$9 jam
'aptopril 2 ; 24 mg
?emafort 2 ; #
%olkatriol 2 ; #
0mlodipin # ; #! mg
&ranfusi 2 kolf P8'
E>6>G P 22-!9-2!#
/ Pasien masih mual muntah 3; , nyeri ulu hati, sakit kepala, kaki bengkak
8
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 9/29
> %/ ) '7
** ) 54 kg
Jam &( 88 &
!5.!! ) #H!$ #!! mm?g 99;$m 2! ;$m 3+ c
#2.!!) #9!$#!! mm?g 99;$m 2! ;$m 3+.5c
&ata ) conjungtia anemis @$@, skelra ikterik -$-.
T!raks ) (*
A"d!men
1nspeksi ) (atar, &idak tampak distensi.
0uskultasi ) bising usus @
Perkusi ) &ympani seluruh lapang perut, yeri ketok 'A0 -$-.
Palpasi ) /uple, yeri tekan epigastrium @, hepar dan lien tidak teraba, *allotmen
-
Ekstremitas ) oedem kedua tungkai
0 '8E /tage 4
?ipertensi stage 11
0nemia
P >bserasi &P8/
1AE( (4 #2 tts $ mnt
'efoperazone #g$2"j
Eurosemid# amp$9 jam
8anitidin #0$ #2 jam
Cthiferan #0$9 jam
'aptopril 2 ; 24 mg
?emafort 2 ; #
%olkatriol 2 ; #
0mlodipin # ; #! mg
%idmin
#!ll!w U$ '()*+)'*,-
/ Pasien masih mual muntah 2; , nyeri ulu hati, sakit kepala, bengkak di kedua kaki@
> %/ ) '7
** ) 54 kg
Jam &( 88 &
9
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 10/29
!5.!! ) #+!$ #!! mm?g 9!;$m 2! ;$m 3+.5 c
&ata ) conjungtia anemis @$@, skelra ikterik -$-.
&ulut ) mukosa bibir kering
T!raks ) (*A"d!men
1nspeksi ) (atar, &idak tampak distensi.
0uskultasi ) bising usus @
Perkusi ) &ympani seluruh lapang perut, yeri ketok 'A0 -$-.
Palpasi ) /uple, yeri tekan epigastrium @, hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak
teraba.
Ekstremitas ) Cdema kedua tungkai
6ab) ureum ) #29 mg$dl , creatinin) #2,4 mg$dl
0 '8E /tage 4
?ipertensi stage 11
0nemia
P >bserasi &P8/
1AE( (4 #2 tts $ mnt'efoperazone #g$2"j - %idmin $hr
Eurosemid# amp$9 jam - 0mlodipin #;#! mg
8anitidin #0$ #2 jam
Cthiferan #0$9 jam
'aptopril 2 ; 24 mg
?emafort 2 ; #
%olkatriol 2 ; #
/
Pasien masih mual muntah 2; , nyeri ulu hati, sakit kepala, bengkak di kedua kaki@
gatal- gatal di bagian perut
> .%/ ) '7
** ) 54 kg
Jam &( 88 &
!5.!! ) #+!$ H! mm?g 9!;$m 2! ;$m 3+.5 c
7ata ) conjungtia anemis -$-, skelra ikterik -$-.
7ulut ) mukosa bibir kering
&oraks ) (*
10
Follow Up 24-08-2015
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 11/29
0bdomen
1nspeksi ) (atar, &idak tampak distensi.
0uskultasi ) bising usus @
Perkusi ) &ympani seluruh lapang perut, yeri ketok 'A0 -$-.
Palpasi ) /uple, yeri tekan epigastrium @, hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak
teraba.
Ckstremitas ) Cdema
- -
@ @
0 '8E
?ipertensi stage 11
0nemia
P >bserasi &P8/
1AE( (4 #2 tts $ mnt
'efoperazone #g$2"j
Eurosemid# amp$9 jam
8anitidin #0$ #2 jam
Cthiferan #0$9 jam
'aptopril 2 ; 24 mg
?emafort 2 ; #%olkatriol 2 ; #
0mlodipin # ; #! mg
%idmin
Eollo p 24-!9-2!#4
/ Pasien masih mual @ muntah - , nyeri ulu hati, sakit kepala, bengkak di keduakaki@, gatal dibagian perut
> % ) tampak sakit sedang.
%/ ) '7
** ) 54 kg
Jam &( 88 &
!5.!! ) #3!$ H! mm?g 9!;$m 2! ;$m 3+.5 c
7ata ) conjungtia anemis -$-, skelra ikterik -$-.
11
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 12/29
7ulut ) mukosa bibir kering
&oraks ) (*
0bdomen
1nspeksi ) (atar, &idak tampak distensi.
0uskultasi ) bising usus @
Perkusi ) &ympani seluruh lapang perut, yeri ketok 'A0 -$-.
Palpasi ) /uple, yeri tekan epigastrium @, hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak
teraba.
Ckstremitas ) Cdema
- -
@ @
0 '8E /tage 4
?ipertensi stage 1
0nemia
P *6P6
'aptopril 2 ; 24 mg
0mlodipin # ; #! mg
Eurosemid #-#-!
8ebamipid 3 ; #'iproflo;acin 2;#
?'& #-#-!
Cdukasi untuk rencana ?emodialisa
12
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 13/29
BAB III
PE&BAHASAN
#isi!l!gi %in.al
Binjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak sangat
askuler tugasnya memang pada dasarnya adalah menyaring $ membersihkan darah. 0liran
darah ke ginjal adalah #,2 liter$menit atau #.5!! liter$hari, darah tersebut disaring menjadi
cairan filtrat sebanyak #2! ml$menit #5! liter$hari ke tubulus. 'airan filtrat ini diproses
dalam tubulus sehingga akhirnya keluar dari kedua ginjal menjadi urin sebanyak #-2
liter$hari. Eungsi ginjal adalah)#,2
# memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksin atau racun,
2 mempertahankan keseimbangan cairan tubuh,
3 mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh,
" mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak,
4 mengaktifkan itamin ( untuk memelihara kesehatan tulang, + produksi hormon yang
mengontrol tekanan darah,
5 produksi hormon eritropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses perubahan patologis pada fungsi maupun
struktur ginjal, sehingga terjadi penurunan fungsi ginjal yang progresif dan umumnya
berakhir dengan gagal ginjal. %riteria penyakit ginjal kronik antara lain )3
%erusakan ginjal renal damage yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan
struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus
6EB
13
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 14/29
a. 6aju filtrasi glomerulus 6EB kurang dari +! ml$menit$#.53 m2 selama 3 bulan,
dengan atau tanpa kerusakan ginjal. %elainan patologis
&erdapat tanda kelainan ginjal komposisi darah atau urin atau kelainan
dalam tes pencitraan
b. 6aju filtrasi glomerulus menggambarkan laju cairan yang disaring meleati
ginjal.
*anyak formula yang tersedia dalam mengukur laju filtasi glomerulus, namun yang
biasa digunakan adalah formula %ockcroft-Bault sebagai berikut )
6aju filtrasi glomerulus digunakan dalam membuat klasifikasi penyakit ginjal kronik
berdasarkan derajat penyakitnya3.
14
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 15/29
&abel. %lasifikasi Bagal Binjal %ronik "
• Pada pasien ini keluhan yang dirasakan @ "bulan, dan didapatkan penurunan 6EB I
#4 ml$menit$#.53 m2 yang sudah masuk kedalam stage 4 yaitu gagal ginjal. ang
dapat kita hitung BE8 nya dengan %reatinin ) #!,3 mg$dl
BE8 K #"!- ; **
15
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 16/29
52 ; kreatinin darah
BE8 K #"!-45 ; 54 / +0(1 ml2mnt2,34( m'
52 ; #!,3
7aka pada kasus ini masuk kedalam '8E stage 4 yaitu dengan melihat hasil BE8
yang I #4 ml$menit$#.53 m2.
(ibaah ini ada beberapa penyebab '%( menurut Price, dan Gilson 2!!+
diantaranya adalah tubula intestinal, penyakit peradangan, penyakit askuler hipertensif,
gangguan jaringan ikat, gangguan kongenital dan herediter, penyakit metabolik, nefropati
toksik, nefropati obsruktif. *eberapa contoh dari golongan penyakit tersebut adalah )
#. Penyakit infeksi tubulointerstinal seperti pielo nefritis kronik dan refluks nefropati.
2. Penyakit peradangan seperti glomerulonefritis.
3. Penyakit askular seperti hipertensi, nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna,
dan stenosis arteria renalis.
". Bangguan jaringan ikat seperti 6upus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa, dan
seklerosis sistemik progresif.
4. Bangguan kongenital dan herediter seperti penyakit ginjal polikistik, dan asidosis
tubulus ginjal.
+. Penyakit metabolik seperti diabetes militus, gout, dan hiperparatiroidisme, serta
amiloidosis.
5. efropati toksik seperti penyalah gunaan analgetik, dan nefropati timah.
9. efropati obstruktif seperti traktus urinarius bagian atas yang terdiri dari batu,
neoplasma, fibrosis retroperitoneal. &raktus urinarius bagian baah yang terdiri dari
hipertropi prostat, setriktur uretra, anomali kongenital leher esika urinaria dan uretra.
16
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 17/29
(alam kepustakaan disebutkan baha penyebab gagal ginjal yang menjalani
hemodialisis di 1ndonesia th. 2!!! meliputi) Blomerulonefritis "+,3HD, (iabetes melitus
#9,+4D, >bstruksi dan infeksi #2,94D, ?ipertensi 9,"+D, /ebab lain #3,+4D.
• (ari kasus diatas penyebab daripada gagal ginjanya dari riayat batu saluran kencing
yg terjadi kira- kira 4 tahun yang lalu lalu namun tidak dioperasi hanya meminum
obat saja dan pernah keluar ada batu dari saluran kencing, dan tidak menutup
kemungkinan juga karena hipertensinya karena pasien mengatakan baru diketahui
hipertensinya sekitar 4 bulan yang lalu karena kebetulan cek tekanan darah karena
sakit. 8iayat penyakit lain seperti diabetes melitus, penyakit jantung serta asma
disangkal, demikian pula tidak ada riayat trauma pada kedua ginjal.
Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada aalnya tergantung pada penyakit
yang mendasarinya, tapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang terjadi kurang
lebih sama. Pengurangan massa ginjal yang mengakibatkan hipertrofi struktural dan
fungsional nefron yang masih tersisa suriing nephrons sebagai upaya kompensasi,
yang diperantarai oleh molekul asoaktif seperti sitokin dan groth factors. ?al ini
mengakibatkan terjadinya hiperfiltrasi, yang diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler
dan aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat, akhirnya diikuti
oleh proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Proses ini
akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif, alaupun penyakit
dasarnya sudah tidak aktif lagi3,+.
Pada stadium paling dini penyakit ginjal kronik, terjadi kehilangan daya
cadang ginjal renal resere, pada keadaan mana basal 6EB masih normal atau malah
meningkat. %emudian secara perlahan tapi pasti, akan terjadi penurunan fungsi nefron
yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin serum.
17
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 18/29
/ampai pada 6EB sebesar +!D, pasien masih belum merasakan keluhan
asimtomatik, tapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. /ampai
pada 6EB sebesar 3!D, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti nokturia, badan
lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat badan. /ampai pada 6EB di
baah 3!D, pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata seperti
anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium,
pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya. Juga akan terjadi gangguan
keseimbangan air serta elektrolit antara lain natrium dan kalium. Pada 6EB di baah
#4D akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius, dan pasien sudah
memerlukan terapi pengganti ginjal renal replacement therapy antara lain dialisis
atau transplantasi ginjal. Pada keadaan ini pasien dikatakan sampai pada stadium
gagal ginjal.3
Pada penelitian oleh 8aera dkk 2!!H, prealensi penyakit ginjal kronik
pada pasien hipertensi L diabetes melitus (7 tipe 11 mencapai 2+D, dengan angka
yang tinggi pada usia tua dan anita. Pada pasien (7, berbagai gangguan pada
ginjal dapat terjadi, seperti terjadinya batu saluran kemih, infeksi saluran kemih,
pielonefritis akut maupun kronik, dan juga berbagai bentuk glomerulonefritis, yang
selalu disebut sebagai penyakit ginjal non diabetik pada pasien diabetes. 0kan tetapi
yang terbanyak dan terkait secara patogenesis dengan diabetesnya adalah penyakit
ginjal diabetik, yang patologinya berupa glomerulosklerosis yang noduler dan difus.5
7enurut /meltzer, dan *are 2!!# proses terjadinya '%( adalah akibat dari
penurunan fungsi renal, produk akhir metabolisme protein yang normalnya
diekresikan kedalam urin tertimbun dalam darah sehingga terjadi uremia yang
mempengarui sistem tubuh. /emakin banyak timbunan produk sampah, maka setiap
gejala semakin meningkat. /ehingga menyebabkan gangguan kliren renal. *anyak
18
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 19/29
masalah pada ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah glomerulus yang berfungsi,
sehingga menyebabkan penurunan klirens subtsansi darah yang seharusnya
dibersihkan oleh ginjal. Penurunan laju filtrasi glomerulus 6EB, dapat dideteksi
dengan mendapatkan urin 2" jam untuk pemeriksaaan kliren kreatinin. 7enurunya
filtrasi glomelurus atau akibat tidak berfungsinya glomeluri klirens kreatinin.
/ehingga kadar kreatinin serum akan meningkat selain itu, kadar nitrogen urea darah
( biasanya meningkat. %reatinin serum merupakan indikator paling sensitif dari
fungsi renal karena substansi ini diproduksi secara konstan oleh tubuh. ( tidak
hanya dipengarui oleh penyakit renal tahap akhir, tetapi juga oleh masukan protein
dalam diet, katabolisme dan medikasi seperti steroid.9
Penurunan laju filtrasi glomerulus 6EB juga berpengaruh pada retensi cairan
dan natrium. 8etensi cairan dan natrium tidak terkontol dikarenakan ginjal tidak
mampu untuk mengonsentrasikan atau mengencerkan urin secara normal pada
penyakit ginjal tahap akhir, respon ginjal yang sesuai terhadap perubahan masukan
cairan dan elektrolit sehar-ihari tidak terjadi. atrium dan cairan sering tertahan
dalam tubuh yang meningkatkan resiko terjadinya oedema, gagal jantung kongesti,
dan hipertensi. ?ipertensi juga dapat terjadi akibat aktiasi aksis renin angiotensin
dan kerjasama keduanya meningkatkan sekresi aldosteron. Pasien lain mempunyai
kecenderungan untuk kehilangan garam, mencetuskan resiko hipotensi dan
hipoolemia. Cpisode muntah dan diare menyebabkan penipisan air dan natrium, yang
semakin memperburuk status uremik.
0sidosis metabolik terjadi akibat ketidakmampuan ginjal mensekresikan
muatan asam ?@ yang berlebihan. /ekresi asam terutama akibat ketidakmampuan
tubulus ginjal untuk mensekresi amonia ?3 dan mengabsorpsi natrium bikarbonat
?'>3. Penurunan sekresi fosfat dan asam organik lain juga terjadi.
19
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 20/29
%erusakan ginjal pada '%( juga menyebabkan produksi eritropoetin menurun
dan anemia terjadi disertai sesak napas, angina dan keletian. Critropoetin yang tidak
adekuat dapat memendekkan usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan
kecenderungan untuk mengalami perdarahan karena setatus pasien, terutama dari
saluran gastrointestinal sehingga terjadi anemia berat atau sedang. Critropoitin sendiri
adalah subtansi normal yang diproduksi oleh ginjal untuk menstimulasi sum-sum
tulang untuk menghasilkan sel darah merah. 0bnormalitas utama yang lain pada '%(
menurut /meltzer, dan *are 2!!# adalah gangguan metabolisme kalsium dan fosfat
tubuh yang memiliki hubungan saling timbal balik, jika salah satunya meningkat yang
lain menurun. Penurunan 6EB menyebabkan peningkatan kadar fosfat serum dan
sebaliknya penurunan kadar serum menyebabkan penurunan sekresi parathormon dari
kelenjar paratiroid. amun pada '%(, tubuh tidak berespon secara normal terhadap
peningkatan sekresi parathormon, dan akibatnya kalsium di tulang menurun,
menyebabkan perubahan pada tulang dan menyebabkan penyakit tulang, selain itu
metabolik aktif itamin ( #,24 dihidrokolekalsiferol yang secara normal dibuat
didalam ginjal menurun, seiring dengan berkembangnya '%( terjadi penyakit tulang
uremik dan sering disebut Osteodistrofienal . Osteodistrofienal terjadi dari perubahan
komplek kalsium, fosfat dan keseimbangan parathormon. 6aju penurunan fungsi
ginjal juga berkaitan dengan gangguan yang mendasari ekresi protein dan urin, dan
adanya hipertensi. Pasien yang mengekresikan secara signifikan sejumlah protein atau
mengalami peningkatan tekanan darah cenderung akan cepat memburuk dari pada
mereka yang tidak mengalimi kondisi ini.
%arena pada '%( setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien
akan menunjukkan sejumlah tanda dan gejala. %eparahan tanda dan gejala tergantung pada
20
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 21/29
bagian dan tingkat kerusakan ginjal, dan kondisi lain yang mendasari. 7anifestasi yang
terjadi pada '%( antara lain terjadi pada sistem kardio askuler, dermatologi, gastro
intestinal, neurologis, pulmoner, muskuloskletal dan psiko-sosial menurut /meltzer, dan *are
2!!# diantaranya adalah )9
#. %ardioaskuler )
a. ?ipertensi, yang diakibatkan oleh retensi cairan dan natrium dari aktiasi
sistem renin angiotensin aldosteron.
b. Bagal jantung kongestif.
c. Cdema pulmoner, akibat dari cairan yang berlebih.
2. (ermatologi seperti Pruritis, yaitu penumpukan urea pada lapisan kulit.
3. Bastrointestinal seperti anoreksia atau kehilangan nafsu makan, mual sampai dengan
terjadinya muntah.
". euromuskuler seperti terjadinya perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu
berkonsentrasi, kedutan otot sampai kejang.
4. Pulmoner seperti adanya seputum kental dan liat, pernapasan dangkal, kusmol,
sampai terjadinya edema pulmonal.
+. 7uskuloskletal seperti terjadinya fraktur karena kekurangan kalsium dan
pengeroposan tulang akibat terganggunya hormon dihidroksi kolekalsi feron.
• Pada pasien ini mengeluhkan mual – muntah sejak " bulan /78/ dan semakin
memberat sejak 2 minggu /78/. Pasien muntah : "; sehari. *anyaknya muntah
yang keluar < = gelas belimbing. 7ual muntah dirasakan memberat setiap pasien
makan. 7ual muntah tidak berkurang alaupun minum obat. 7untah hanya berisi
sisa makanan yang masuk,tidak ada darah. 7ual muntah disertai nyeri perut diulu
hati. yeri perut tidak menjalar kebagian perut yang lain. yeri perut dirasakan hilang
timbul. yeri perut memberat jika pasien muntah.
Pasien mengeluh nafsu makannya berkurang, dan merasa berat badannya berkurang.
>s mengeluh badannya terasa lemas. *0* tidak ada keluhan. Pasien mengeluh
adanya sakit kepala, sakit kepala dan tengkuk terasa berat. /akit kepala seperti
berdenyut.
21
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 22/29
3 minggu /78/ pasien mengatakan jumlah *0%nya lebih sedikit daripada biasanya.
/ering *0% pada malam hari tidak dikeluhkan pasien. Pasien tidak mengeluh adanya
nyeri pada saat *0% , *0% disertai pasir maupun berarna merah. 2 minggu /78/
pasien mengeluh kedua kakinya bengkak
Bambaran 6aboratorium pasien 5R#1 yaitu,Pemeriksaan analisis urin aal dengan
menggunakan tes dipstick dapat mendeteksi dengan cepat adanya proteinuri, hematuri, dan
piuri. Pemeriksaan mikroskopis urin dengan spesimen urin yang telah disentrufugasi untuk
mencari adanya sel darah merah, sel darah putih, dan kast. /ebagian besar anak dengan '%(
memiliki banyak hyalin cast . Granular cast yang berarna keruh kecoklatan menunjukkan
nekrosis tubular akut, sedangkan red cell cast menunjukkn adanya suatu glomerulonefritis.
ntuk diagnostik dan pengamatan anak dengan '%( diperluka pemeriksaan kimiai serum,
seperti pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin serum merupakan tes yang paling penting,
sedangkan pemeriksaan kadar natrium, kalium, kalsium, fosfat, bikarbonat, alkalin fosfatase,
hormon paratiroid P&?, kolesterol, fraksi lipid penting untuk terapi dan pencegahan
komplikasi '%(. 0nemia merupakan temuan klinis penting pada '%( dan dapat
menunjukkan perjalanan kronis gagal ginjal sehingga pemeriksaan darah lengkap atau
complete blood count harus dilakukan.
6aju filtrasi glmerulus setara dengan penjumlahan laju filtrasi di semua nefron yang
masih berfungsi sehingga perkiraan BE8 dapat memberikan pengukuran kasar jumlah nefron
yang masih berfungsi. Pemeriksaan BE8 biasanya dengan menggunakan creatinine
clearance, akan tetapi untuk pemeriksaan ini kurang praktis karena membutuhkan
pengumpulan urin 2" jam. ntuk kepentingan praktis perhitungan BE8 digunakan rumus
berdasarkan formula Schwartz atau Counahan- Barrat.
Pada kasus ini didapatkan)
22
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 23/29
• ?b) 9,# gr$dl
• reum) #35 mgdl
• %reatinin) #!,3 mg$dl
Pemeriksaan pencitraan dapat membantu menegakkan diagnosis '%( dan memberikan
petujuk kearah penyebab '%(.H,#!
Eoto polos) untuk melihat batu yang bersifat radioopak atau nefrokalsinosis.
ltrasonografi) merupakan pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan karena aman,
mudah, dan cukup memberikan informasi. /B merupakan modalitas terpilih untuk
kemungkinan penyakit ginjal obstruktif. 7eskipun /B kurang sensitif dibandingkan '&
untuk mendeteksi massa, tetapi /B dapat digunakan untuk membedakan kista jinak dengan
tumor solid, juga sering digunakan untuk menentukan jenis penyakit ginjal polikistik.
'& /can) (apat menentukan massa ginjal atau kista yang tidak terdeteksi
pada pemeriksaan /B dan merupakan pemeriksaan paling sensitif untuk mengidentifikasi
batu ginjal. '& /can dengan kontras harus dihindari pada pasien dengan gangguan ginjal
untuk menghindari terjadinya gagal ginjal akut.
781) /angat bermanfaat pada pasien yang membutuhkan pemeriksaan '& tetapi tidak
dapat menggunakan kontras. 781 dapat dipercaya untuk mendeteksi adanya trombosis ena
renalis. Manetic resonance anioraphy juga bermanfaat untuk mendiagnosis stenosis arteri
renalis, meskipun arteriografi renal tetap merupakan diagnosis standar.
8adionukleotida) (eteksi aal parut ginjal dapat dilakukan dengan menggunakan
radioisotope scannin !!m-technetium dimercaptosuccinic acid (7/0. Pemeriksaan ini
lebih sensitif dibandingkan intra"enous pyeloraphy 1AP untuk mendeteksi parut ginjal dan
merupakan diagnosis standar untuk mendeteksi nefropati refluks.
#oidin cystourethroraphy) (apat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan
radionukleotida untuk mendeteksi refluks esikoureter.
23
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 24/29
$etroade atau anteroade pyeloraphy) (apat digunakan lebih baik untuk mendiagnosis
dan menghilangkan obstruksi traktus urinarius. Pemeriksaan ini diindikasikan apabila dari
anamnesis didapatkan kecurigaan gagal ginjal meskipun /B dan '& scan tidak
menunjukkan adanya hidronefrosis.
Pemeriksaan tulang) ?al ini bermanfaat untuk mengealuasi hiperpartiroid sekunder yang
merupakan bagian dari osteodistrofi, dan juga perkiraan usia tulang untuk memberikan terapi
hormon pertumbuhan.
/eperti penyakit kronis dan lama lainnya, penderita '%( akan mengalami beberapa
komplikasi. %omplikasi dari '%( menurut /meltzer dan *are 2!!# serta /uitra 2!!+
antara lain adalah )9
#. ?iper kalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, kata bolisme,
dan masukan diit berlebih.
2. Prikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi produk
sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. ?ipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensin aldosteron.
". 0nemia akibat penurunan eritropoitin.
4. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar
kalsium serum yang rendah, metabolisme itamin ( yang abnormal dan
peningkatan kadar alumunium akibat peningkatan nitrogen dan ion
anorganik.
+. remia akibat peningkatan kadar ureum dalam tubuh.
5. Bagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebian.
9. 7alnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.
24
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 25/29
H. ?iperparatiroid, ?iperkalemia, dan ?iperfosfatemia.
Pada kasus ini diberikan terapi cairan (4, untuk mengatasi anemia nya di tranfusi
P8' 2 kolf, diberikan furosemide # amp $9 j, untuk mual muntahnya diberikan
ranitidin dan ethiferan, hipertensinya diberikan obat captopril 2; 24 mg dan amlodipin
#; #! mg dan dikombinasikan juga dengan ?'& #-#-! diberiakn juga kolkatriol
2;#, hemafort 2;#.
7enurut /uitra 2!!+ penatalaksanaan untuk '%( secara umum antara lain adalah
sebagai berikut )##
#. Gaktu yang tepat dalam penatalaksanaan penyakit dasar '%( adalah sebelum
terjadinya penurunan 6EB, sehingga peningkatan fungsi ginjal tidak terjadi. Pada
ukuran ginjal yang masih normal secara ultrasono grafi, biopsi serta pemeriksaan
histopatologi ginjal dapat menentukan indikasi yang tepat terhadap terapi spesifik.
/ebaliknya bila 6EB sudah menurun sampai 2!–3! D dari normal terapi dari penyakit
dasar sudah tidak bermanfaat.
2. Penting sekali untuk mengikuti dan mencatat kecepatan penurunan 6EB pada pasien
penyakit '%(, hal tersebut untuk mengetahui kondisi komorbid yang dapat
memperburuk keadaan pasien. Eaktor-faktor komorbid ini antara lain, gangguan
keseimbangan cairan, hipertensi yang tak terkontrol, infeksi traktus urinarius,
obstruksi traktus urinarius, obatobatnefrotoksik, bahan radio kontras, atau
peningkatan aktifitas penyakit dasarnya. Pembatasan cairan dan elektrolit pada
penyakit '%( sangatdiperlukan. ?al tersebut diperlukan untuk mencegah terjadinya
edema dan komplikasi kardioaskuler. 0supan cairan diatur seimbang antara masukan
dan pengeluaran urin serta %nsesible &ater 'oss 1G6. (engan asumsi antara 4!!-
9!! ml$hari yang sesuai dengan luas tubuh. Clektrolit yang harus diaasi dalam
25
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 26/29
asupannya adalah natrium dan kalium. Pembatasan kalium dilakukan karena
hiperkalemi dapat mengakibatkan aritmia jantung yang fatal. >leh karena itu
pembatasan obat dan makanan yang mengandung kalium sayuran dan buah harus
dibatasi dalam jumlah 3,4- 4,4 mCg$lt. sedangkan pada natrium dibatasi untuk
menghindari terjadinyahipertensi dan edema. Jumlah garam disetarakan dengan
tekanan darah dan adanya edema , jumlah asupan garam 2-3 g$hr
3. 7enghambat perburukan fungsi ginjal. Penyebab turunnya fungsi ginjal adalah
hiperentilasi glomerulus yaitu )
a *atasan asupan protein, mulai dilakukan pada 6EB I +! ml$mnt, sedangkan diatas
batasan tersebut tidak dianjurkan pembatasan protein.Protein yang dibatasi antara
!,+-!,9$kg **$hr, yang !,34-!,4! gr diantaranya protein nilai biologis tinggi.
%alori yang diberikan sebesar 3!-34 kkal$ kg **$hr dalam pemberian diit. Protein
perlu dilakukan pembatasan dengan ketat, karena protein akan dipecah dan
diencerkan melalui ginjal, tidak seperti karbohidrat. amun saat terjadi malnutrisi
masukan protein dapat ditingkatkan sedikit, selain itu makanan tinggi protein yang
mengandung ion hydrogen, fosfor, sulfur, dan ion anorganik lain yang diekresikan
melalui ginjal. /elain itu pembatasan protein bertujuan untuk membatasi asupan
fosfat karena fosfat dan protein berasal dari sumber yang sama, agar tidak terjadi
hiperfosfatemia. ntuk mengatasi hiperfosfatemia dapat diberikan pengikat fosfat.
0gen yang banyak dipakai ialah garam kalsium, aluminium hidroksida, garam serta
magnesium. Baram-garam ini diberikan secara oral, untuk menghambat absorpsi
fosfat yang berasal dari makanan. Baram kaslium yang banyak dipakai adalah
kalsium karbonat 'a'>3 dan kalsium asetat.
b &erapi farmakologi untuk mengurangi hipertensi intraglomerulus. Pemakaian obat
anti hipertensi disamping bermanfaat untuk memperkecil resiko komplikasi pada
kardioaskuler juga penting untuk memperlambat perburukan kerusakan nefron
dengan cara mengurangi hipertensi intraglomerulus dan hipertrofi glomerulus.
26
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 27/29
/elain itu pemakaian obat hipertensi seperti penghambat enzim konerting
angiotensin (niotensin Con"ertin )nzim * (C) inhibitor dapat memperlambat
perburukan fungsi ginjal. (C) inhibitor dan 08* merupakan pilihan obat
antihipertensi untuk pasien '%( karena keduanya mengurangi hipertensi
glomerulus melalui 2 mekanisme, yaitu) # menurunkan tekanan darah sistemik
dan menyebabkan asodilatasi arteriol eferenM dan 2 meningkatkan permeabilitas
membran glomerulus dan menurunkan produksi sitokin fibrogenik. 08*
mempunyai efek samping yang lebih sedikit dibandingkan (C) inhibitor seperti
batuk atau hiperkalemia, akan tetapi karena harga 08* lebih mahal, maka
biasanya 08* direkomendasikan bagi pasien yang tidak memberikan respon
positif terhadap pengobatan dengan (C) inhibitor .
0dapun target penurunan tekanan darah yang ingin dicapai pada pasien '%(,
tergantung pada kadar protein dalam urin pasien. Pada pasien dengan kadar
protein urin : # gr$hari, target tekanan darah yang diinginkan ialah I #24$54
mm?g, sedangkan bila kadar protein dalam urin I # gr$hari, target penurunan
tekanan darah yang diharapkan ialah I #3!$9! mm?g.
". Pencegahan dan terapi penyakit kardio faskuler merupakan hal yang penting, karena
"!-"4 D kematian pada penderita '%( disebabkan oleh penyakit komplikasinya pada
kardioaskuler. ?al-hal yang termasuk pencegahan dan terapi penyakit askuler
adalah pengendalian hipertensi, (7, dislipidemia, anemia, hiperfosatemia, dan
terapi pada kelebian cairan dan elektrolit. /emua ini terkait dengan pencegahan dan
terapi terhadap komplikasi '%( secara keseluruhan.
%oreksi anemia pada penderita '%( dimulai pada kadar ?emoglobin I #! gr$d6
dengan target terapi, tercapainya kadar hemoglobin antara ##-#2 gr$d6. Pemberian
tranfusi pada '%( harus dilakukan dengan hati-hati, berdasarkan indikasi yang tepat
dan pemantauan yang cermat. &ranfusi darah yang dilakukan secara tidak cermat
dapat mengakibatkan kelebihan cairan tubuh dan hyperkalemia yang kita ketahui
27
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 28/29
menyebabkan perburukan fungsi ginjal. Pada pasien ini, dilakukan tranfusi +acked
$ed Cells P8' sebanyak 2 kolf.
4. '%( mengakibatkan berbagai komplikasi yang manifestasinya sesuai dengan derajat
penurunan 6EB. /eperti anemia dilakukan penambahan $ tranfusi eritropoitin.
Pemberian kalsitrol untuk mengatasi osteodistrasi renal. amun dalam pemakaiannya
harus dipertimbangkan karena dapat meningkatkan absorsi fosfat.
+. &erapi dialisis dan transplantasi dapat dilakukan pada tahap '%( derajat "-4. &erapi
ini biasanya disebut dengan terapi pengganti ginjal.
I3 Indikasi dialisis adalah
#.remia : 2!! mgD
2.0sidosis dengan p? darah I 5,2
3.?iperkalemia : 5 meN$ liter
".%elebihan $ retensi cairan dengan taanda gagal jantung $ edema paru
4.%linis uremia, kesadaran menurun koma
28
7/21/2019 Case Report Resti
http://slidepdf.com/reader/full/case-report-resti 29/29
BAB I6
KESI&PULAN
Penyakit Binjal %ronis atau Chronic idney isease '%( merupakan penyakit
ginjal yang ditandai adanya kerusakan dari struktur ginjal lebih dari 3 bulan yang dengan atau
tanpa penurunan 6EB I +! m6$min$#,53 m2, dyang bersifat progresif dan irre"ersible.
0dapun gejala '%( diantaranya adalah edema, hipertensi dan anemia. *erdasarkan derajat
penyakitnya '%( dibagi menjadi 4 stage yang dinilai dari 6EB. Bejala klinis '%( meliputi
gejala penyakit dasar, gejala sindrom uremikum serta gejala komplikasi '%(.
Penatalaksanaan '%( disesuaikan dengan derajat kerusakan fungsi ginjal.
Pada kasus, pasien didiagnosis dengan '%( stage A, sehingga penatalaksanaan utama
pada pasien ini ialah terapi pengganti ginjal berupa hemodialisis. (isamping itu pada pasien
ini juga diberikan beberapa terapi penunjang lainnya, yang disesuaikan dengan manifestasi
klinis yang muncul. Penanganan etiologi, gejala dan komplikasi penyakit dengan tepat, serta
perubahan pola diet yang disesuaikan dengan fungsi ginjal diharapkan akan membantu
mencegah perburukan kondisi ginjal sehingga meningkatkan kualitas hidup pasien.