Post on 20-Nov-2020
Bersambung ke halaman 10,
W W W . U K I . C A A P R I L 2 0 1 6 / N O . 2 8 6
BERITA U.K.I M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h
GEREJA St. Anselm’s Church,1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood) Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville
Redaksi: Angelina Hanapie Julian Wibowo Randy Danurahardja Christine Budihardjo Novianus Handy
Penasehat: Rm. J. Juliwan M. SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8
Email: redaksi@uki.ca
April, Damai Sertamu
Mencintai Hingga Terluka
Orangtua Asuh Bagi Anak Indonesia
Pastor Pamong Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,
(647) 532.1318 jjuliwan@gmail.com
Deacon Deacon Val Danukarjanto,
(416) 497.2274 danu@sympatico.ca
DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator Damianus Indyarta, (416) 284.4707
koordinator@uki.ca
Sekretaris Christianita Kuswoyo,
(647) 774.3801 sekretaris@uki.ca
Bendahara
Evy Patuwo, (647) 323.3525 bendahara@uki.ca
WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah Harty Tantono-Doyle, (647) 533.6246
east@uki.ca Seksi Liturgi
Gabriella Eufrasia Laniewati, (647) 345.3896 liturgyukieast@yahoo.ca
Seksi Bina Iman Natalia Yurita Saputra, (647) 293-5338
yuritalauw@yahoo.com Seksi Sosial
Lusia Lie lielusia@gmail.com, (416) 903.9718
Seksi Rumah Tangga Isabella Iman, (416) 838.6282
isabella_iman@yahoo.ca Usher
Janto Dinoto, (416) 402.7106 jantodinoto@yahoo.ca
WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah Michael Karta Lanson, (416) 917.3888
west@uki.ca Seksi Liturgi
Stephanus Limpi, (416)827.2800 liturgyukiwest@yahoo.ca
Seksi Bina Iman Sri Ratna Sari Djunaedi, (647) 404.8901
sari6888@gmail.com Seksi Sosial
Christine Tanuwijaya, (647) 818.2608 yudhi08@yahoo.com
Seksi Rumah Tangga Rica Hendra, (905) 542.1480
gissy_h@yahoo.com Usher
Diana Lucas, (416) 824.4069 dianarusdin@yahoo.com
BIDANG KHUSUS
Mudika, Felicia Wirahardja mudikatoronto@gmail.com
PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor
Lilian Tjokro, (905) 887.9546 lilian.tjokro@rogers.com
Ketua Sakristan/Pembagi Komuni Hendry Wijaya, (416) 450.6536
hendry.wijaya@rogers.com Ketua Altar Server
Budiman Widjaja, (416) 453.6561 budiman.widjaja@intria.com
H A L A M A N 3
Bersambung ke halaman 4,
ema Paskah
Perayaan Agung Paskah
masih bergema sampai
sekarang. Inilah pusat dan
puncak iman kita sebagai pengikut
Kristus. Bahkan seluruh hidup dan
iman kita berdasarkan pada iman
akan Kebangkitan Yesus Kristus.
Kebangkitan Yesus ini berarti pula
kemenanganNya atas kuasa maut dan
dosa. Yesus Kritus membawa
pembebasan bagi semua manusia
yang dikuasai oleh dosa. Inilah Karya
Penebusan Allah yang telah
terlaksana di dalam diri Yesus
Kristus. Oleh sebab itulah, kita semua
bersukacita dengan seruan Alleluia,
sebagai pujian syukur kepada Tuhan.
Tentu saja Gema Paskah ini
akan terus kita gemakan dan kita
teruskan sampai akhir jaman, sampai
pada kedatangan Kristus kembali.
Sekarang inilah bagian kita semua
untuk meneruskan dan menjaga
Gema Paskah ini. Memang kita
mengalami sekarang ini, yakni
semakin banyak tantangan yang
dihadapi. Ini jelas karena kuasa jahat
tidak pernah berhenti untuk menarik
kembali manusia ke dalam dosa dan
maut. Manusia telah dibebaskan dari
kuasa dosa dan maut dengan
Kebangkitan Kristus. Namun
demikian penguasa maut, si setan
tetap ada karena dialah penguasa
kematian kekal. Oleh sebab itulah
perjuangan kita di dunia ini harus
lebih bersungguh-sungguh lagi.
Berbagai realita dunia dan
malapetaka yang terjadi dengan
berbagai kekejamannya,
menyadarkan kita semua akan kuasa
jahat yang masih bekerja. Ingatlah
setiap Malam Paskah, kita kembali
diajak untuk menyangkal setan dan
meneguhkan kembali iman kita.
Menyangkal setan harus dibuat setiap
saat dengan semua godaannya.
Memang tidak selalu mudah, namun
jangan pernah menyerah.
Kehadiran Yesus
Setelah kebangkitanNya,
Yesus selalu menampakkan diri
kepada para muridNya. Para rasul dan
murid lainnya merasa takut akan
dibunuh juga setelah Yesus mati.
Selain itu mereka juga belum sungguh
percaya akan berita bahwa Yesus
telah bangkit. Memang bisa
dimengerti situasi dan keadaan para
rasul dan murid Yesus yang
ditinggalkan Sang Guru. Selama ini
mereka merasakan kekuatan dari
Yesus sendiri, namun sekarang
kekuatan itu sudah hancur.
Tampaklah bahwa para rasul Yesus
masih melihat sisi lahirian
penampilan Yesus walaupun berbagai
mujijat telah terjadi. Yesus hanya
dilihat sebagai orang hebat dan belum
sampai mengalami secara penuh
bahwa Yesus adalah yang Ilahi dan
berasal dari Allah. Oleh sebab itu
peristiwa dan kabar kebangkitan
Yesus malah membingungkan
sebagian besar dari mereka, namun
tidak semua.
Sejak kebangkitanNya, Yesus
beberapa kali menampakkan diri
kepada pra rasul dan muridNya.
Penampakan Yesus ini menjadi tanda
nyata kehadiranNya di tengah para
pengikutNya. Ternyata Yesus tidak
meninggalkan mereka dalam
kesendirian dan ketakutan. Selama 40
hari, Yesus menyertai mereka dengan
kehadiran dan peneguhanNya. Yesus
membuka kembali hati dan pikiran
mereka akan pengajaran yang pernah
diberikanNya kepada mereka.
Sekaligus Yesus ingin memeguhkan
iman mereka yang sudah ditanamkan
Yesus selama Ia tinggal dan hidup
bersama mereka. Yesus sangat
mengenal para rasulNya, maka Ia
tahu yang harus diperbuatNya bagi
mereka semua. Dalam setiap
perjumpaan dalam penampakkanNya,
Yesus sekali mengajar dan
meyakinkan mereka bahwa Ia
sungguh hidup dalam kemuliaanNya,
hidup abadi dan mulia.
Kehadiran Yesus di tengah
para rasulNya sesudah kebangkitan
ini menjadi saat khusus bagi Yesus
untuk mempersiapkan para rasulNya.
Yesus ingin mempercayakan tugas
perutusan bagi keselamatan manusia
ini kepada para rasulNya. Yesus
sungguh mempercayai mereka semua
dan mereka tidak perlu takut, karena
mereka berjuang bersama Yesus.
Memang benar, para rasul yang
A P R I L 2 0 1 6 / N O . 2 8 6
April Damai
Sertamu Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ
G
H A L A M A N 4 A P R I L 2 0 1 6 / N O . 2 8 6
dipersiapkan Yesus ini, semua
menjadi pewarta ke seluruh dunia
dengan setia, hingga mereka semua
meninggal dan sebagian mati sebagai
martir.
Membuka mata hati untuk
percaya
Kehadiran Yesus di tengah
para rasul tidak hanya dilihat dengan
mata manusiawi, namun juga dengan
mata iman. Dengan jelas Yesus
berpesan kepada Thomas, bahwa
berbahagialan orang yang percaya
walau tidak melihat diriNya. Setelah
masa pendampingan Yesus selama 40
hari dengan penampakkanNya, Yesus
tidak akan mereka lihat lagi dengan
mata manusiawi. Oleh sebab itulah
sejak awal pengajaranNya, Yesus
sangat menekankan agar mereka
percaya dan beriman. Yesus tahu
persis bahwa inilah bagian penting
dan sekaligus tidak mudah bagi
banyak orang.
Dalam peneguhanNya ini,
Yesus sekali lagi ingin ketegasan
mereka dalam beriman dan percaya.
Kepercayaan dan iman memang
tidaklah mudah jika kita hanya terus
memikirkannya dengan pikiran kita.
Yesus menghendaki agar kita
semua, seperti para rasul,
membuka hati kita dan mengalami
kehadiran Tuhan secara nyata.
Keterbukaan hati inilah yang
membuat setiap orang menjadi
berani dan siap melangkah maju.
Tantangan dan kesukitan yang
akan dihadapi di kemudian hari
membuat mereka semua tidak
takut. Begitu pula dengan kita
yang percaya dan mengandalkan
kekuatan Tuhan, kita tidak takut
dalam melangkah. Inilah yang
diharapkam Yesus dalam
meneruskan karya
PenyelamatanNya.
Inilah saatnya kita
membuka hati lebih lebar bagi
panggilan Tuhan untuk menjadi
pengikutNya yang setia. Kitalah
utusan Yesus di jaman modern ini,
kitalah nabi cinta kasih di tengah
dunia yang kekurangan kasih ini.
Saatnyalah sekarang kita harus
menggunakan seluruh pribadi kita
dengan seimbang bagi kemuliaan
Tuhan dan keselamatan semua
manusia. Maka gunakanlah ‘head’
– ‘hand’ – ‘heart’ secara
seimbang dan bersma-sama.
‘Head’ untuk berpikir, ‘hand’
untuk bertindak dan bekerja serta
‘heart’ untuk merenungkan dan
beriman.
Damai sebagai buah iman
Setiap Yesus menampakkan
diriNya kepada para rasulNya, ia
menyampaikan Salam Damai.
Dengan mengatakan ‘damai’, Yesus
sedang memberikan diriNya kepada
mereka, Ia sendiri adalah damai itu.
Ketika kita menerima kedatangan dan
kehadiran Tuhan Yesus, maka kita
mengalami kedamaian dan tenang.
Kepercayaan dan iman berkatian
sangat erat dengan kedamaian di
dalam kehidupan pribadi dan
bsersama kita. Maka jika kita mau
merenungkan keadaan dunai kita
sekarang ini yang dicemari oleh
banyaknya pertikaian, permusukan
dan penghancuran, apa yang terjadi?
Di mana damai itu berada? Jika kita
bertanya, di mana damai itu berada,
kita juga harus bertanya, di mana
iman kita sekarang berada? Ingatlah
sabda Yesus yang mengatakan bahwa
jika Anak Manusia datang kembali,
apakah Ia akan menemukan iman di
bumi! Sebuah pesan sekaligus
peringatan yang sangat jelas bagi kita
semua. Jika tidak ada iman, maka
tidak terjadi pula keselamatan dan
yang ada adalah kehancuran.
Inilah waktunya kita
membuka mata hati kita lebih lebar
untuk mengalami kehadiran Tuhan
Yesus yang bangkit mulia. Jangan
pernah lupa bahwa peristiwa hidup,
kematian dan kebangkitan Yesus, itu
semua terjadi bagi keselamatan kita
manusia. Tuhan telah melakukan
yang terbesar bagi keselamatan kita.
Sekarang kita diminta untuk
menegaskan kembali iman
kepercayan kita kepada Tuhan Yesus
agar semakin kuat dan berani
melangkah maju di tengah dunia ini
dengan sukacita. Semua tantangan
yang sedang dan akan ada, dihadapi
dengan ketenangan seluruh diri.
Dengan iman, kita menjadi
tenang dan damai karena kita percaya
bahwa Tuhan Yesus ada bersama kita
semua. Marilah kita selalu membuka
hati kita bagi kehadiran Tuhan yang
selalu menyertai kita. Marilah kita
sambut ‘damai’ yang Tuhan bawa
kepada kita semua, yakni diriNya
sendiri. Tuhan yang kita sambut akan
tinggal di dalam diri kita masing-
masing, maka damai itu akan menjadi
bagian pula di dalam diri kita. Tuhan
yang hadir menjadi kekuatan iman
bagi kita dan membuat kita selalu
melangkah dengan berani
menghadapi berbagai relita dunia
sekarang ini. Benarlah bahwa iman
menyelamatkan dan membawa
sukacita serta ketenangan bagi kita.□
H A L A M A N 5 A P R I L 2 0 1 6 / N O . 2 8 6
ada hari Sabtu 9 April 2016,
Romo Juliwan, Dewan Inti,
beserta segenap jajaran
pengurus UKI periode 2016-
2019 yang baru dilantik satu bulan
sebelumnya, mengadakan Rapat
Pleno di Wisma Mega Indah,
Mississauga. Rapat Pleno ini juga
dihadiri oleh pengurus sebelumnya,
ketua-ketua kelompok dan kegiatan
kategorial, dan para senior UKI.
Rapat ini merupakan rapat pertama
bagi pengurus baru, sehingga isinya
adalah perkenalan, membahas tugas-
tugas per-seksi, serah terima tugas
dari pengurus lama ke pengurus baru,
serta membicarakan dan mencari
jalan keluar akan permasalahan-
permasalahan yang ada pada
umumnya.
Hal yang selalu muncul adalah
mengenai masalah sampah setelah
misa UKI di St.Anselm. Pengurus
selalu berusaha untuk mengakomodir
perihal sampah ini dan mengharapkan
partisipasi aktif seluruh umat untuk
turut serta menjaga kebersihan.
Yang tak kalah pentingnya, adalah
mengenai database warga UKI.
Pengurus menghimbau agar umat
senantiasa memberikan data terkini
apabila berpindah alamat atau ada
perubahan-perubahan lainnya. Hal ini
demi kelancaran pelayanan pengurus
UKI, terutama berkenaan dengan
pajak setiap tahunnya. Update data
dan alamat dapat dikirim kepada
sekretaris.
Pertemuan ini diakhiri dengan
pembahasan kegiatan-kegiatan UKI
untuk satu tahun mendatang.
Proficiat dan selamat bekerja bagi
pengurus baru UKI. Tuhan senantiasa
memberkati langkah dan pelayanan
anda semua.□ [Christianita Koeswoyo]
Rapat Pleno 2016
P
engantar
Perayaan Paskah sudah
diambang pintu, maka saatnya
untuk mempersiapkan diri
dengan sebaik mungkin. Perayaan
Paskah merupakan puncak dan pusat
iman kita, karena dalam peristiwa
itulah karya Keselamatan Allah bagi
kita menjadi nyata. Selama Pekan
Suci dan Trihari
Suci, kita
merenungkan
misteri Penebusan
kita yang dilakukan
oleh Yesus karena
KasihNya.
Cinta dan Kasih Allah
sungguh nyata di dalam diri kita
sampai saat ini. Kita sering
mendengarkan dan mengucapkan kata
‘cinta’, namun hanyalah sebatas kata
tanpa makna yang sebenarnya
terkandung di dalam kata cinta itu
sendiri.
Mencintai hingga terluka
ingin membawa kita pada
pengalaman akan Cinta yang
mendalam sampai pada pemberian
diri total. Tentu saja kenyataan itu
hadir di dalam diri Yesus Kristus.
Tema ini mengandung 3
dimensi, yakni love –
readiness – sacrifice,
semuanya membentuk satu
saja, yakni Cinta dan
Persembahan diri.
Love = Cinta Kasih
Santo Paulus menuliskan
dalam suratnya bahwa ada 3 hal
utama, yakni iman, pengharapan dan
kasih. Namun demikian yang paling
besar adalah kasih (1 Kor 13:13).
Kasih menjadi yang terbesar karena
Allah adalah Kasih dan Kasih itu
memberi hidup kepada manusia.
Kasih merupakan dasar bagi
kehidupan manusia. Berbagai
permasalahan muncul di dalam
kehidupan kita, selalu berkaitan
dengan kasih. Oleh karena itulah
Yesus memberikan perintah baru,
yakni supaya kita saling mengasihi
seperti Ia yang telah mengasihi kita
semua.
Kasih dilambangkan pula
dengan hati atau jantung. Ini
menunjukkan keseluruhan pribadi
manusia dengan totalitasnya. Dari hati
ini mengalir kehidupan bagi kita dan
sesama kita. Dengan cinta atau kasih,
kita membuka hati bagi sesama.
Yesus mengundang untuk datang
kepadaNya, Ia akan memberikan
kesegaran. Yesus memberikan
diriNya sebagai air kehidupan,
yang menyegarkan dan
menghidupkan.
Begitu pula semakin nyatalah
bahwa Kasih itu memberi dan
menerima karena hatiNya selalu
terbuka. Yesus menekankan Perintah
Kasih ini, yang di bagian keduanya
mengatakan, kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri. Di
sinilah terletak kesamaan semua
manusia. Bahkan Yesus pun menjadi
manusia dan sungguh manusia.
Dari kasih inilah lahir
belaskasih yang menjadi nyata di
dalam tindakan. Dalam hidupNya,
Yesus selalu tergerak hatiNya oleh
belaskasih, maka Ia bertindak
menunjukkan kasihNya kepada semua
yang membutuhkan. Kasih
menghantar kita kepada
tindakan kasih dalam terang
kasih itu, kita berbagi kasih
dan berbelaskasih.
Readiness = Kesiapsediaan
“Sungguh Aku datang untuk
melakukan
kehendakMu” (Ibr. 10:9).
Inilah sikap dasar Yesus,
sikap kesiapsediaanNya.
Tujuan Yesus hanya satu,
yakni melakukan kehendak
BapaNya bagi keselamatan
manusia. Untuk
keselamatan itulah,
Yesus datang
melakukan
kehendak Bapa agar
dapat terwujud.
Kasih Yesus itulah
yang menghantar
Dia mempunyai
sikap sedia, ready.
Kasih telah
mendorongNya
kepada hidup dan
bagi keselamatan
manusia yang
terancam.
Kesiapan ini berarti
membawa seluruh
diri, totalitas dengan seluruh
kepribadian. Yesus dalam
menghidupi kesiapsediaanNya ini
mengalami berbagai godaan dan
tantangan, namun Yesus tetap
melangkah. Kesiapsediaan
membutuhkan kesetiaan terhadap
kesediaan yang telah diberikan secara
bebas. Inilah bentuk keterbukaan hati
yang nyata, siap untuk memberikan
P
Mencintai hin
gga
Terluka
Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ
diri kepada yang lain.
Begitu pula dengan Bunda
Maria, ia pun menghidupi sikap siap
sedia dengan total. Maria tidak
banyak mengerti yang diatakan oleh
Gabriel kepadanya. Namun yang
dimengertinya adalah, Allah sedang
berkarya dan ia diminta untuk
mengambil bagian di dalamnya. Maka
Maria menjawab Gabriel,
“Sesungguhnya aku ini adalah hamba
Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu” (Luk 1:38).
Perkataan dan jawaban Maria ini
menunjukkan bagaimana
kepribadiannya dan kesanggupannya
walaupun ia tidak tahu semua yang
akan terjadi padanya.
Kesiapsediaan menyadarkan
kita akan sebuah keyakinan bahwa
kita mengandalkan akan kasih Tuhan
yang menyertai dan menguatkan kita.
Inilah yang perlu selalu kita sadari
karena sikap siap sedia ini akan
menghadapi berbagai tantangan
dalam perjalanannya. Maka
diperlukan untuk selalu kembali
kepada dasarnya, yakni kasih dan
mengandalkan kekuatan Tuhan.
Dalam sikap ini sungguh
tampak disposisi batin kita
berhadapan dengan rencana dan
panggilan Tuhan. Jika kita sungguh
mencintai Tuhan, maka
kehendakNyalah yang pertama akan
kita lakukan. Kita siap menempatkan
Tuhan di tempat pertama. Yesus
bertanya kepada Petrus, apakah Petrus
mencintai Yesus. Setelah menjawab
ya dan benar, Yesus menyerahkan
tugas penggembalaan dombaNya.
Maka jawaban ya sekaligus bermakna
bahwa mengasihi dan juga berarti siap
sedia mewujudkan kasih itu dalam
tindakan.
Sacrifice = Pengorbanan
Dalam peristiwa Salib, Yesus
menyelsaikan seluruh perjuanganNya
di dunia ini. Di Salib itulah Yesus
berkata, “Ya Bapa, ke dalam
tanganMu, Kuserahkan
nyawaku” (Luk 23:46). Sabda Yesus
ini merupakan bentuk penyerahan
diriNya secara total kepada
BapaNya. Inilah pengorbanan
hidupNya hingga tuntas. Kematian
Yesus menjadi tanda nyata cintaNya
kepada Bapa dan manusia. Semuanya
ini mengingatkan kembali ajaranNya,
yang mengatakan bahwa seorang
sahabat adalah ia yang siap
menyerahkan hidupnya bagi
sesamanya.
Ketika Yesus telah wafat,
serdadu masih menikam lambungNya
dengan tombak sehingga keluarlah
darah dan air. Peristiwa ini
menunjukkan totalitas cinta Yesus
sampai habis. Darah dan air menjadi
tanda nyata penyerahan
kehidupanNya kepada kita semua.
Darah adalah hidup yang mengalir
dari hatiNya, jantungNya, yakni dari
seluruh pribadiNya. Dengan demikian
manusia mendapat aliran kehidupan
dari Yesus yang wafat. Begitupun air
yang mengalir menjadi penyucian
bagi semua manusia yang berdosa
sehingga dibersihkan.
Inilah yang dikatakan sebagai
Cinta dan Pengorbanan. Cinta yang
menjadi kekuatan dasar dan
merupakan hidup itu sendiri sekarang
sungguh diberikan kepada Tuhan dan
sesama. Cinta yang sejati menghantar
juga pada sebuah pemberian diri
secara utuh dalam pengorbanan.
Maka pengorbanan itu sendiri
menjadi bagian Cinta dan itu tidak
terpisahkan, oleh sebab itu tidak ada
cinta tanpa pengorbanan dan
persembahan diri. Dalam cinta selalu
terkandung dimensi pemberian diri
dan pengorbanan.
Sacrifice atau pengorbanan
mempunyai unsur kesucian (sacer).
Kesucian ini tampak dari pengobanan
yang terjadi karena cinta, yang
berasal dari Tuhan sendiri. Oleh
sebab itu pengorbanan ini sungguh
mulia dan mendatangkan
kebahagiaan dan kehdidupan. Dalam
hal ini baiklah kita ingat akan Sabda
Bahagia yang diucapkan Yesus
dalam kotbahnya di bukit (Mat 5:1-
12). Semua kebahagiaan itu dicapai
melalui pengorbanan dengan dasar
kasih.
Jelaslah bahwa ‘mencintai
hingga terluka’ itu sangat jelas.
Kehidupan Yesus yang secara khusus
kita renungkan dalam Pekan Suci ini
menunjukkan itu. Yesus mencintai
kita sampai terluka bahkan sampai
memberikan nyawaNya. Maka
pemberian diri Yesus ini sungguh
Bersambung ke halaman 10,
A P R I L 2 0 1 6 / N O . 2 8 6 H A L A M A N 8
oTe……!!! Selamat Pesta
Perak Imamat 1991 - 2016…..
“MoTe” adalah panggilan
kesayangan bagi Romo V. Teja
Anthara, SCJ… nama yang tak asing
buat telinga para senior UKI karena
MoTe pernah menjadi pamong UKI
periode 1995 – 1998, masa
kepengurusan Koordinator Tante
Meta Tan. Untuk masa sabbatical
beliau di tahun 2009-2010 (saat itu
MoTe sedang berkarya dan pelayanan
di India) dipilihnya satu tahun
kembali bersama UKI Toronto,
melepas kangen dengan para oma,
opa, om dan tante, sambil membantu
Romo Pamong saat itu, Romo Aegi,
mengisi acara renungan di kelompok
the Golden, misa UKI, jadi juri lomba
masak di Piknik Family Day UKI,
dan lain-lain sampai membantu SCJ
Toronto pindahan sementara dari
High Park ke Loretto Abbey.
Pada tanggal 12 April 2016 MoTe
merayakan ulangtahun Imamat yang
ke-25, bersama Romo L. Indra
Pamungkas, SCJ dan Romo Agus
Setya Adji, SCJ di desa
Sritejokencono, Kecamatan
Kotagajah, Lampung Tengah. Foto-
fotonya seperti berikut ini (jangan
kaget, MoTe terlihat lebih ganteng
karena lebih kurus daripada saat
datang ke Toronto di 2009).
MoTe, kami warga UKI Toronto turut
bersukacita atas Pesta Perak Imamat-
mu. Meski jauh dari pandangan mata
kami, namun hati kami tetap bersatu
dengan hatimu, MoTe…. Tuhan telah
mengutusmu ke Toronto untuk
menjadi salah satu gembala keluarga
besar UKI, maka Tuhan pula yang
akan selalu memimpin semua karya
dan pelayananmu bagi DIA dan
sesama dimanapun
engkau diutus. Kami
akan selalu berdoa agar
Tuhan memberikan
kesehatan yang baik,
rahmat kekuatan dalam
pelayanan, dan
penghiburan yang berlimpah bagimu
di setiap hari yang engkau jalani.
Amin.
Selamat Pesta Perak Imamat, MoTe.
Berkah Dalem…..
Teriring salam hangat dan doa dari
seluruh warga UKI – Toronto.
“Sesungguhnya aku ini adalah hamba
Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataan-Mu” (Lukas 1: 38)
“Lalu aku mendengar suara Tuhan
berkata: “Siapakah yang akan Ku-
utus, dan siapakah yang mau pergi
untuk Aku?” Maka sahutku: “Inilah
aku, utuslah aku!” (Yesaya 6: 8)□ [Christine Budihardjo]
Pesta Perak Imamat, MoTe
M
H A L A M A N 9 A P R I L 2 0 1 6 / N O . 2 8 6
EL EAST UKI
Sel East UKI dibentuk pada
tanggal 8 Desember 2000
sebagai tempat berkumpul para
warga UKI wilayah East untuk
belajar dan mendalami Firman Tuhan
dan ajaran Gereja. Sesuai dengan
namanya, Sel semestinya memang
merupakan kelompok kecil namun
dalam perjalanannya selama 15 tahun
lebih, Sel East pernah beranggotakan
20-30 orang. Setelah kelompok-
kelompok Pendalaman Iman mulai
dikembangkan sejak 2006, jumlah
keanggotaan Sel East mulai
menyusut. Bukan berarti semangat
warga East menurun, melainkan para
anggota bergabung dan
mengembangkan kelompok
Pendalaman Iman yang baru di UKI,
ataupun di paroki lokal. Demikianlah
Sel East tetap bertahan sebagai
tempat persinggahan sementara
ataupun tetap para warga East UKI
yang ingin bertumbuh-kembang
dalam ke-iman-an katolik.
PROGRAM SOSIAL: ANAK
ASUH
Bermula dari permintaan Sr. Winancy
CP (Passionist) di bulan Juni 2012
yang menyampaikan kepada
Pengurus UKI adanya kebutuhan
untuk membiayai sekolah 2 orang
anak di Indonesia. Orangtua mereka
kurang mampu secara ekonomi
namun anak-anak
tersebut berkeinginan
untuk melanjutkan
sekolah sampai selesai.
Anak-anak ini adalah:
1. F.X.Parmono,
mulai masuk STM
Sanjaya di Muntilan di
Magelang, Jawa
Tengah Yuli Yunika, akan masuk kelas III
SMPK Soegiyopranoto, Sanggau
Kapuas Kalimantan Barat. Permohonan ini ditanggapi oleh
kelompok Sel East, melalui Wies
Danukarjanto yang kemudian menjadi
penghubung antara kelompok Sel
East dan kedua anak asuh yang
diurusi dan diwakili oleh Sr. Kristina
Nong CP (Provincial Suster CP –
Indonesia, 2012) di Kalimantan.
Pengiriman dana untuk biaya sekolah
dilakukan setiap 3 bulan sekali dari
Toronto ke Kalimantan. Setiap
kenaikan kelas kedua anak akan
mengirimkan raport mereka ke
Toronto via mesin fax. Mereka
berdua cukup cerdas dan rajin. Di
tahun 2015 Parmono berhasil
menyelesaikan sekolahnya, dan sudah
bekerja. Sedangkan Yuli saat ini
duduk di kelas 3 SMA, sebentar lagi
akan selesai.
Dana yang dikirimkan oleh Sel East
berasal dari usaha kelompok menjual
makanan di Bazaar UKI, hadiah
sebagai Juara Bible Quiz/Drama UKI,
dan sumbangan dari hasil penjualan
makanan kecil/kering yang dikelola
oleh Irawan dan Clara. Awalnya
dana ini akan digunakan untuk aksi
sosial Sel East, seperti membantu St.
Francis of Table, Toronto. Adanya
usulan menjadi orangtua asuh bagi
anak-anak di Indonesia dirasakan
lebih mengena. Selain menerapkan
Firman-Nya dalam kehidupan praktis,
para anggota Sel East juga masih
mengingat “keluarga” di tanah air.
Bila dihitung secara materi, jumlah
dana yang disumbangkan memang
tidak besar….namun dari yang
“kecil” ini Sel East ingin belajar
bahwa kasih yang besar bukan
karena ukuran, melainkan karena kita
berikan kepada sesama (Intense love
does not measure, it just gives.
Mother Teresa)
Orangtua Asuh Bagi Anak Indonesia
S
Choir Tarcisius Band Nusantara
H A L A M A N 1 0 A P R I L 2 0 1 6 / N O . 2 8 6 Sambungan dari halaman 7,
besar dan tidak terbayangkan. Semuanya itu hanya
mungkin terjadi karena Cinta dan Kesiapsediaan Yesus
dalam melakukan kehendak BapaNya bagi manusia.
Semuanya itu berkonsekuensi pada PengorbanNya di
salib.
Refleksi kita
Tentu saja kita tidak hanya merenungkan dan
menyadari begitu luar biasanya kasih Tuhan untuk kita
yang disertai pengorbanNya. Sekarang waktunya bagi kita
untuk juga melihat ke dalam diri kita masing-masing.
Inilah saat yang sungguh baik dalam membuka Pekan Suci
dan merayakan Paskah.
“Love and Mercy is the name of God! What is your
name?”. Silakan Anda menuliskan, nama apa
yang akan Anda berikan bagi diri Anda?
Tuliskanlah apa yang akan lakukan sebagai wujud
kasih dan belaskasih Anda kepada Tuhan dan
sesama
selama
Pekan
Suci
ini dan
dalam
‘Year of
Mercy’
ini.
Selamat mewujudkan Kasih dan Persembahan Diri
Anda dalam merayakan Paskah dan Year of Mercy.□
Berkat Tuhan ... Rm. Juliwan SCJ
2 Tim 4: 7 "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman"
Umat Katolik Indonesia di Toronto dan sekitarnya, menyatakan TURUT BERDUKA CITA atas berpulangnya:
Bp. Kodianto Soekor (84 thn)
7 April 2016, 11.30pm di Mississauga, Ontario Suami dari Susan Kieriwang Ng
Ayah / Ayah mertua dari: Henry Soekor / Rina Dewi
Lauren Dani / Sudjoko Dani Eddy Soekor / Akun Tjia
Opa dari: Hannah Soekor, Albert Dani, Veronika Dani,
Danica Soekor dan Jeanette Soekor
Ibu Josephine Untari (76 thn) 8 April 2016, 03.05am di Jakarta, Indonesia
Istri dari Petrus Samuel Aries Asikin Ibu / Ibu mertua dari:
Astrid Meity Asikin / Arnold M. Meta Asikin / Koes Ali
Andreas Asikin / Fransisca Dewy Olga Asikin / Nc. Budi Indraatmadja
Martin Asikin / Era Darmawan
Erick Asikin ( ) Regina Asikin / Freddy Winarto
Oma dari:
Yvonne Octaviani M.( ), Ricky Jonas M.( ), Gabriela Vonny M., Angela Vonny M.,
Hazel Ali, Steven Ali, Michael Asikin, Moses Asikin, Karen Indraatmadja, Dionysius Indraatmadja,
Kenneth Asikin, Brandon Asikin, Rendy Winarto, Natanael Winarto.
Ibu Lily Nurhayati (51 thn) 12 April 2016 di Jakarta, Indonesia
Adik / adik ipar dari: Rudy Setiadi Budihartono / Maya Adisuria
Tante dari: Natasha, Helena, dan Monika
Semoga Tuhan Yang Maha Rahim memberi keselamatan kekal dan tempat peristirahatan yang indah di surga, dan bagi keluarga
yang ditinggalkan diberikan rahmat kekuatan, ketabahan serta penghiburan dari-Nya.
H A L A M A N 1 1