Post on 15-Jan-2017
BALAI PENGUJIAN DAN PENYIDIKAN VETERINER JAKARTA
Indri Aldwiati
20305027
ABSTRAKSI
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu
burung yang disebabkan oleh virus avian influenza jenis H5N1 pada unggas di konfirmasikan telah
terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia
dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang
terinfeksi.
Kata Kunci : Veteriner
PENDAHULUAN
Dengan berkembangnya zaman,
pemerintah Indonesia kembali bekerjasama
deng an p e mer in tah Jepa ng u n tuk
merealisasikan bantuan hibah berupa
peningkatan laboratorium veteriner untuk
pengendalian flu burung dan penyakit hewan
lainnya untuk Indonesia. Bantuan yang telah
disepakati dua pihak sejak September 2007
itu diserahkan untuk merehabilitasi dua
laboratorium di Balai Penyidikan dan
Pengujian Veteriner (BPPV) Medan dan
Lampung serta pembangunan satu BPPV
baru di Subang.
Indonesia adalah satu negara yang
ikut terkena dampak besar jangkitan virus flu
burung karena penyebarannya terjadi di 31
dari 33 provinsi yang ada, termasuk
beberapa daerah juga sudah menjadi
endemi. Oleh karena itu Jepang melalui JICA
memberikan hibah ini untuk mengoptimalkan
penyidikan penyakit hewan khususnya flu
burung sehingga menekan risiko penyebaran
dan mutasi virus tersebut.
KOTA JAKARTA
Jakarta adalah ibu negara dan bandar
terbesar Indonesia. Disebabkan luasnya
yang amat besar. Jakarta terletak di bagian
barat laut pulau Jawa. Koordinatnya adalah
6°11 LS 106°50 BT.
Asal usul nama Jakarta bermula pada
tanggal 22 Juni dengan penaklukan Sunda
Kelapa oleh Fatahillah pada tahun 1527 yang
telah memberi nama Jayakarta yang berarti
kemenangan. Kemudian pada tahun 1619
telah diganti namanya oleh Belanda menjadi
Batavia. Seiring waktu pada tahun 1942
nama Batavia diganti oleh pemerintahan
Jepang menjadi Jakarta.
Beberapa factor yang diperhatikan
dalam rencana pusat penelitian veteriner ini
yaitu :
1. Diperlukan lahan yang cukup
luas.
2. Berada di daerah pinggiran
Jakarta.
3. Dekat dengan peternakan di
daerah JaBoDeTaBek.
4. Jauh dari pemukiman yang padat.
5. Mudah diakses jalur angkutan
umum.
6. Tingkat kebisingan rendah.
ZONA TERPILIH
Alternative site ketiga berada pada Jl.
Sirsak Ujung Rt 03/14 Kel. Jagakarsa Kec.
Jagakarsa Jakarta Selatan.
Batasan Site
Utara : berbatasan dengan pemukiman
penduduk
Timur : berbatasan dengan pemukiman
penduduk dan lahan
kosong
Selatan : berbatasan dengan pemukiman
penduduk
Barat :berbatasan dengan lahan
kosong
Kondisi Site
Kondisi fisik lahan merupakan lahan
kosong
Kontur lahan datar
Peruntukan lahan berupa WTM
(Wisma Taman)
Fungsi lahan berupa pusat penelitian
veteriner
Lokasi lahan berada pada jalan
kolektor sekunder
Site berada 200 meter dari jalan
kolektor primer
TEMA STERILISASI
Skema 1.1 Tema
Sterilisasi
Kesimpulannya yaitu suatu tindakan
untuk membunuh kuman pathogen dan
apatogen beserta sporanya pada peralatan
perawatan dan kedokteran dengan cara
merebus, stoom, panas tinggi, atau
menggunakan bahan kimia.
Efisien / Efficiency
Efisien mempunyai fungsi untuk
meningkatkan efisiensi eksperimen
hanya untuk mempercepat proses eksperimen
dan diperlukan untuk mengatur alat
eksperimen sesuai menurut corak teknik
dan topik eksperimen berbeda.
Kenyamanan / Comfortbright
Kenyamanan terdapat pada warna
dapat di akses, dimensi dan bentuk
sesuai dengan memenuhi manusia fungsi
rancangbangun, pragmatis dan
menyenangkan seperti halnya environment-
friendly bahan baku agar supaya memastikan
kenyamanan personil eksperimen sedang
bekerja.
Peraturan Bangunan
Luas lahan : 53124 m2
KDB : 20%
KLB : 2 Lantai
Luas Jalan : ± 4 meter
Bangunan : Jamak
Situasi Site
Garis Sepadan Bangunan
Garis sepadan bangunan depan 15
meter
Garis sepadan bangunan belakang 10
meter
Garis sepadan bangunan samping 10
meter
Transportasi
Angkutan umum yang melewati yaitu : S12 (Cipedak - Pd.Labu)
Bus Kopaja 616 (Cipedak Blok M)
Keamanan / Safety
Memastikan keselamatan sedang
dalam proses eksperimen, terutama
untuk bahan kimia eksperimen, di bawah
keadaan seperti ini, barang sisa gas penuh
resiko, berbau dan beracun harus diusir
secara efektif untuk menjamin ekperimen
personil sehat mental dan badan.
Orientasi
Laboratorium riset yang modern,
diperlukan untuk meningkatkan
i lmu pengetahuan mengukur dan
mempromosikan untuk menyimpulkan prestasi
ilmiah meliputi state-of-the-art instrumen
ilmiah dan peralatan eksperimen cukup.
BENTUK EKSTERIOR BANGUNAN
Karena bangunan ini berfungsi
sebagai laboratorium maka pengaplikasian
tema ini didapat dari banyaknya peralatan
yang dipakai untuk melakukan percobaan.
Seperti gelas labuh, gelas ukur, gelas kimia,
pipet ukur, tabung reaksi, alat bedah yang
sering dipakai untuk para peneliti untuk
meneliti suatu kasus yang sedang dihadapi.
Terdapat 2 pengaplikasian tema yaitu :
1. Bentuk massa mengikuti sifat-sifat alat
laboratorium.
Sebuah cairan diambil dari gelas labuh
didih dipindahkan ke tabung reaksi
berbentuk tetesan yang berupa
lingkaran.
Gambar 1.1 Penerapan alat laboratorium pada bentuk massa
Bentuk gubahan massa bangunan
yang disesuaikan dengan bentuk
l ingkaran. Dengan melakukan
penambahan atau mengurangi bentuk
lingkaran.
Gambar 1.2 Bentuk gubahan massa
Warna yang dipakai yaitu putih serta
sedikit material batu alam pada
variasi dinding luar yang memberikan
ciri khas dari setiap bangunan yang
ada
Gambar 1.3 Penerapan warna dan material
2. Pola sirkulasi
Pola pada site mengikuti orientasi yang
diterapkan pada konsep yaitu efisien,
nyaman, dan aman.
Gambar 1.4 Orientasi pada bangunan
Gambar 1.13 R. Kepala Balai Gambar 1.14 Kamar Tidur 1
Gambar 1.9 Kamar Tidur 2 Gambar 1.20 Lab. Standar
Gambar 1.15 Lab. Avian Influenza
HASIL RANCANGAN
Perspektif
Gambar 1.5 Entrance Gambar 1.6 Entrance
Gambar 1.7 Ged. Pengelola Gambar 1.8 Ged. Lab.
Gambar 1.9 Ged. Mess Gambar 1.10 Selasar
BENTUK INTERIOR BANGUNAN
Orientasi pada interior bangunan ini
mempunyai 3 unsur-unsur yaitu keselamatan,
kenyamanan serta efisiensi menjadi utama
ketika datang ke perencanaan laboratorium
dan disain. Agar interior pada bangunan
dibuat menyatu dengan lansekap dan bentuk
bangunan serta penggunaan warna dan
materil yang dipakai pada disain interior ini.
Gambar 1.11 Perpustakaan Gambar 1.12 Ruang Rapat
DAFTAR PUSTAKA
Baraniah, Muchtar A,2009. Mewaspadai
Penyakit Berbahaya pada Hewan
dan Ternak.Penebar Swadaya.
Depok.
Inc., N ihon Sekkei .2009. Design Concept of
BSL2 AI Laboratory Dic Subang-
Dic Medan-Dic Lampung.Nihon
Sekkei,Inc.Tokyo Japan.
Inc.,Nihon Sekkei.2009.Maintenance
Procedure and Flow for AI
Laboratory Facil i t ies .Nihon
Sekkei, Inc.Tokyo Japan.
Inc.,Nihon Sekkei.2009.Soft Component
Guidance AI Laboratory Facility
System Operation Manual .Nihon
Sekkei,Inc.Tokyo Japan.
JICA.2007.Basic Design Study Report on
The Project for Improvement of
Animal Health Laboratories for
Diagnosises of Avian Influenza and
Other Major Disease of Animals in
T h e R e p u b l i c o f
Indonesia.J ICA.Jepang.
Pertanian,Departemen.2004.Kumpulan
Pedoman Pengendalian dan
Pemberantasan Penyakit Avian
Influenza (AI).Departemen
Pertanian.Jakarta.
Pertanian, Departemen.2005.Organ isasi dan
Tata Kerja Departemen
Pertanian. Departemen
Pertanian.Jakarta.
Pertanian,Departemen.2008.J ustifikasi
Pembentukan BPPV Regional VIII
Gambar 1.13 R. Kepala Balai Gambar 1.14 Kamar Tidur 1
Subang. Departemen
Pertanian.Jakarta.
Primavetcom. 1 994.Informasi Teknis
Produk-Produk Veteriner.Romindo
Primavetcom.Jakarta.
Sudaryani,Titik,Ir.2007.Teknik Vaksinasi &
Pengendalian Penyakit
Ayam.Penebar Swadaya.Depok.
http://www.deptan.co.id, 20 Maret 2009.
http://www.wikimapia.com, 25 Maret 2009.
http://www.wikipedia.com, 13 April 2009.
http://www.teknolgi .net/374.htm, 14 April
2009