Post on 12-Mar-2019
143
BAB VI
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
6.1 Konsep Pendekatan Studi
Penyelesaian kelima isu utama dalam bangunan hunian apartemen
diselesaikan melalui peningkatan pada tiga poin utama, sense of
community,sense of nature, dan sense of comunity.
Gambar 6.1 Penyelesaian Isu Low Rise Apartment
Sumber: (Analisis Penulis, 2016)
Tabel 6.1 Tabel Penerapan Solusi Social Sustainable Architecture
Poin Utama Sub-Poin PenerapanSense of Community
Active Administrative Grouping
Sistem RT & RWRT dan RW sebagai bentuk kontrol sosial dasar.
Komposisi MassaMassa Low Rise Apartment dibagi menjadi empat dengan masing-masing massa sebagai 1 RT dan tiap 2 massa sebagai 1 RW.
Ruang PertemuanRuang pertemuan ditempatkan di area yang dilewati penghuni. Ruang pertemuan disediakan tiap RT dan RW.
6.1 Konsep Pendekatan Studi
Penyelesaian kelimima isu utama dalam banggununan hunian apartemen
diselesaikan mmelelalui peningkatan pada tiga poin utamma,a, sense of
communitityy,yy sense of nature, ddan n sesensnse e ofof community.
Gambar 6.1 Penyelesaian Isu Low Rise Apartment
SuSumbm er: (Analiisisiss PPenulis, 2201016)6)
Tabel 6.1 Tabel Penerapan Solul si Social Sustainable Architecture
PoPoini UUtatamama SuSubb--PoPoinin PePenenerarapapannSeSensn e ofof CoCommmmununitityy
AcActitiveve AdAdmimininiststratitiveve GGrouping
SiSiststemem RRTT && RWRWRRT danan RRWW sesebabagagaii bebentntuku kkonontrtrolol sosial dasasar.
Kommposisi MassaMasssa Low Rise Apartment dibagi meenjadi empat dengan masing-masing mmassa sebagai 1 RT dan tiap 2 massa sebagai 1 RW.
144
Sociopetal & Sociofugal Spaces
Hierarki JalanKelas jalan diperhatikan terhadap prioritas penggunaannya: pejalan kaki, sepeda dan kendaraan bermotor.
Zona Transisi sebagai Sociopetal SpaceRuang-ruang transisi terbuka sebagai ruang interaksi. Salah satunya adalah lebar koridor di depan unit apartemen tidak boleh kurang dari 1,4m.
Ruang-Ruang Komunal sebagai Sociopetal SpacesTata ruang, pelingkup dan furnitur tidak membatasi munculnya interaksi sosial.
Pet & Gardening as Social Interaction Catalysts
Memacu Perkembangan Interaksi melalui KebiasaanRutinitas mengajak binatang peliharaan seperti anjing dan kucing ke ruang terbuka dijadikan sebagai kegiatan sosial yang potensial terhadap interaksi. 4massa apartemen dibagi menjadi 2: pet area dan no-pet area.
Beranda sebagai Taman KecilTaman sebagai ruang semi-publik di depan masing-masing hunian sebagai ruang sociopetal yang efektif.
Desain untuk Binatang PeliharaanTata ruang, pelingkup dan furnitur harus dirancang dengan pertimbangan adanya binatang peliharaan umum seperti anjing, kucing dan ikan.
Antropometri Binatang PeliharaanAntropometri binatang peliharaan patut dipertimbangkan, seperti pembatas koridor dan tinggi ambang jendela.
Efek Samping yang Harus Diperhatikan
ZoZ nana TTransisi sebagai Sociopetal SpaceRuang-ruanng g transisi terbuka sebagai ruang interaksi. SSala ah satunya adalah lebar koridor di depanan unit apartemen titidadak k booleleh h kurang dari 1,1 4m4 .
RuRuang-Ruanngg Komuunal sebagagaiSociopetalal SSpapacesTata ruang, pelingngkuk p dadan n fufurnr itur tididak membatasi munculnyya a interaraksksi i sososial.
Pet & Gardening as Social Interaction rCatalysts
Memacu Perkembangaan n Inteteraraksk i melalui KebiasaanRutinitas mengajak binatang g peliihahararaanan seperti anjing dan kucing ke rruau ngg terbuka dijadikan sebagai kegiiata an sosial l yang potensial terhadap interakksi. 4massa apartemen dibagi menjaddi 2: pepet area dan no-pet area.-
BeBerranda sebagai Taman KecilTaman sebagai ruang semi-publik - didi depan masing-masing hunian seebabagagaii ruanang g sosociciopopetetalal yayangg efefektktifif.
Desaainin untukk BBininattanangg PePelilihaharaaaanTaatta ruang, pelingkup dadann fufurnitur harus diranncang dengan pertimbangan adanya binattang peliharaan umum seperti anjing, kucicing dan ikan.
AAntropometri Binatang PeliharaanAntropometri binatang peliharaan patut
145
Kebisingan diatasi dengan buffer zone dan sistem akustik ruang. Kotoran binatang peliharaan diatasi dengan pembentukan sistem waste management center.
Variety of Community Based Facilities
Lobby Lounge as Coworking SpaceSport CenterNearby Open SpacesModern MarketPet & Plant Care
Sense of Nature
Green Space to Reduce Stress
Reduce StressRuang terbuka hijau sebagai tempat melepas stres.
Fixing Behavioral Problems through Green SpaceRuang terbuka hijau sebagai area bermain anak yang aman dan terkontrol, menjadi ruang efektif dalam membangun perilaku positif.
Pet & Gardening as Environmental Awareness Catalysts
Improving Environmental AwarenessPeningkatan kesadaran akan lingkungan sekitar dimulai dari tingkat individu dan keluarga.
Potential Biological WastePenggunaan kembali limbah sebagai bukti nyata yang positif dari green lifestyle.
Energy Oriented Design
Sustainable Community in Sustainable EnvironmentIklim mikro yang sejuk dan nyaman efektif dalam membentuk ruang interaksi sosial yang optimal.
Balcony to Reduce Solar RadiationBalkon digunakan sebagai zona semiprivat yang juga mereduksi radiasi sinar matahari.
Cross Ventilation System to Improve Thermal Comfort
Variety of Commununiity Based FaFacicilities
LoL bbbby y Lounge as Coworking SpaceSport CenttererNearby Open SpSpacacesModern MarketPePet t & & PlPlanant Care
Sense ofof Natuture
Grreeeenn SpSpace too Reduducec Stress
ReReduducece SStrtresesssRuRuanang g terbukka a hih jau sesebagai tempmpat melepas sttreres.s.
Fixing Behavioral PrProbo lemsms tthrhrouo gh Green SpaceRuang terbuka hijau sebagagai arreaea bermain anak yang aman dann terkokontntrorol, menjadi ruang efektif dalam mmembmbanngug n perilaku positif.
Pet & Gardening as Environmental AwarenessCaCattalyysts
Improving Environmental AwwaarenessPeningkatan kesadaran akan linngkunggan sekitar dimulai dari tingkat indiivididuu dan n keluluaarga.
Potential Biological WastePenggunaan kembali limbah seebabagagaii buuktkti i nynyatataa yayangng ppososititifif ddararii grgreeeenn lilifefestyle.
Ennerergy Orienteted dDesign
Susttaainable Coommmmunnitityy inin SSuustataininable EnnvironmentIklimm mikro yang sejuk dan nyaman efekttif dalam membentuk ruang interaksi sosiial yang optimal.
BBalcony to Reduce Solar RadiationBalkon digunakan sebagai zona
146
Sistem penghawaan alami diterapkan secara aktif maupun pasif.
Rainwater Reuse System & Groundwater ConservationAir hujan digunakan kembali untuk flushing dan menyiram tanaman, lainnya untuk meningkatkan kualitas air tanah.
Sense of Safety
Spatial & VisualContinuity
Both Continuity MaintainedRuang terbuka, transisi, komunal, fasilitas harus terbuka secara spatial mauoun visual.
Visual Continuity Maintained with Limited Spatial ContinuityDiterapkan pada ruangan-ruangan yang membutuhkan pengawasan tinggi seperti tempat bermain anak dan ruang dengan frekuensi penggunaan yang rendah.
Limited Spatial & Visual ContinuityRuang-ruang yang dirancang dengan ruang privasi khusus harus dapat dikontrol oleh penghuninya. Misal, ruang dalam apartemen, kantor, ruang ganti.
Sumber: (Analisis Penulis, 2016)
AiAir r huhujajan digunakan kembali untuk flushing dadann menyiram tanaman, lainnya untuk meningkatktkan kualitas air tanah.
Sense of Safety
Spatial & VisuualContinuity
Both Continuity MainintainedRuRuanang teterbrbuka, transisi, kkomo unal,fafassililitaass haharrusus ttererbuka secara a spspatial mam uoun visualal.
Visual Continuitity y Mainntatainineed withLimited Spatial ConttininuityyDiterapkan pada ruangann-ruanngagan n yay ng membutuhkan pengawasann tinggggii sesepeperti tempat bermain anak dan ruaang dedengnganan frekuensi penggunaan yang reendahah.
Limited Spatial & Visual ConttinuityRuang-ruang yang dirancang deengan ruang privasi khusus harus dappaat dikokontntrol oleh ppenenghghununinya. MiMisal, ruangng dadalalam apartemen, kantor, ruang ganti.
Sumber: (Analisis Penuliliss, 22010166)
147
Konsep Pembentukan Interaksi Sosial
Gambar 6.2 Interaksi Antar Penghuni dalam Unit dan Antar Unit
Sumber: (Analisis Penulis, 2016)
148
Gambar 6.3 Interaksi Antar Lantai dan Antar Blok
Sumber: (Analisis Penulis, 2016)
Gambar 6 3 Interaksi Antar Lantai dan Antar Blok
149
Gambar 6.4 Interaksi Antar RW dan Antar Penghuni dengan Luar
Sumber: (Analisis Penulis, 2016)
G 6 4 i A A i
150
6.2 Konsep Perencanaan 6.2.1 Konsep Fungsi
Melalui hasil analisis, maka pengguna Low Rise Apartment dapat dibagi
menjadi tiga kategori: penghuni, tamu dan pengelola.
Tabel 6.2 Tabel Penerapan Solusi Social Sustainable Architecture
Kategori Sub-kategori Sifat Kegiatan Secara UmumPenghuni Sasaran Penghuni:
Penghuni PerseoranganKeluarga BaruKeluarga KecilKeluarga BesarPenghuni Kelompok
Prioritas kenyamanan & keamanan.Pelayanan utama.Pintu masuk utama.
Penghuni dibagi menjadi dua kelompok besar:
Penghuni Pet ZonePenghuni No-Pet Zone
Masing-masing kelompok berhak mendapatkan prioritas kenyamanan dan keamanan yang sama.
Tamu Tamu PenghuniTamu PeminatTamu Fasilitas
Pintu masuk utama.
Pengelola DirekturManajerPengelola Fasilitas
Children CarePet & Plant CareModern MarketSport Center
Bagian MEBag. HousekeepingBag. Recycle CenterBag. KeamananBag. Pemasaran & HumasBag. Umum & PersonaliaBag. Resepsionis & Administrasi Penghuni
Pintu masuk dibedakan,tidak terlihat penghuni dan tidak dapat diakses publik.
Sumber: (Analisis Penulis, 2016)
Tabel 6.2 Tabel PePenenerapan Solusisi SoSocial Sustainable Architecture
Kategori SuSub-kategori Siifafatt Kegiatan Secara UmumPenghunini Sasaran PePenghuni:
Penghunin PPerrses ororanangag nnKeKeluargaa BBararuuKeKelluarga KecilKeKeluluarga BesarPenghuni Kelompok
Prioriritatas kenyamanan & keamanann.PePelal yanan utamama.PiPintu mamasuk utammaa.
Penghuni dibagi menjadi dua kelompok besar:
Penghuni Pet ZonePenghuni No-Pet Zone
Masingg--masiingng kkelelomo pokok berhak menendapaatktkann prioritas kenyyamanananan ddana keamanan yanngg samam .
Tamu Tamu PenghuniTamu PeminatTamu Fasilitas
Pintu masuk utamama.
Pengelola DirekturMaMananajej rPePengngelelolola FaF silitass
Children CCarreePet & Plant CareMoModed rn MarketSpSporrtt CeCentnterer
BaBagiann MMEBag. Housseke eepinggBag. Recyycle CenterrBag. KeaamananBag. Pemmasa aran & HumasBag. Umum & &Personalia
Pintu masuk dibeddakann,tidak terlihat penghghuuni dan ntitidadakk dadapapat diakses publikk.
151
6.2.2 Konsep Ruang
Melalui hasil analisis, diperkirakan dapat terdapat 84 unit apartemen
dengan luasan kebutuhan ruang sebagai berikut.
Tabel 6.3 Rangkuman Kebutuhan Ruang
Zona(FunctionalGrouping)
Jenis Ruangan Luasan(sqm)
JumlahRuang
Subtotal Luasan(sqm)
Zona Entrance UmumPos Keamanan 4 1 48Area Parkir Mobil 10.8 151 2446.2Area Parkir Motor 0.9 75 101.25Area Parkir Sepeda 1.08 66 106.92Transport Hub 200 1 300Drop Area 57.25 1 74.425Lobby 40 1 52Resepsionis 14.8 1 14.8Mail Room 6 1 6Kantor Administrasi 11.2 1 11.2Ruang VIP 6 1 6Lift 4.32 8 38.016Lobby Lift 4.32 8 41.472Ruang ATM 7.68 1 9.984Lavatori 3.34 4 13.36Musholla 28.8 1 37.44
Zona Fasilitas Children CareRuang Kepala Bagian 11.2 1 11.2Ruang Resepsionis 11.1 1 11.1Ruang Bermain 19.5 1 19.5Ruang Penyimpanan 4 1 4.8Lavatori 3.34 2 6.68
Zona Fasilitas Pet & Plant CareRuang Kepala Bagian 11.2 1 11.2Ruang Resepsionis 11.1 1 11.1Ruang Penitipan Binatang Peliharaan 19.5 1 19.5
Ruang Penyimpanan 4 1 4.8Lavatori 3.34 2 6.68
Zona Fasilitas Modern MarketModern Market Tenant 16 20 320
Loading DockLavatori (Pengunjung) 3.34 4 13.36
Zona(FunctionalGrouping)
JeJenis Ruangan Luasan(sqm)
JumlahRuR ang
Subtotal Luasan(sqm)
Zona Entrancnce UmumPos s KeKeamamanann 4 1 48Areaea PPararkkir Mobil 1010.88 15151 2424464 .2Areaa Parkir MoMototorr 00.99 775 101.252Area PPararkkir Sepeda 1.08 66 106.922TrTraansport Hub 200 1 3300Drop Area 57.25 1 7474.4.42525Lobby 40 1 522Resepsionis 14.8 1 14.8.8Mail Room 6 1 6Kantor Administrasi 11.2 1 111.2Ruang VIP 6 1 6Lift 4.32 8 38.0. 16Lobby Lift 4.32 8 41..472Ruang ATM 7.68 1 9.984Lavatori 3.34 4 13..366MuMu hsholla 2828 8.8 11 377 4.44
Zona Fasilitas Children CareRuang Kepala Bagiaiann 11.2 1 11.2Ruang Resepsionis 11.1 1 11.1RuRuanangg BeBermrmaia n 19.55 11 1919.5RuRuanang g PePenynyimimpapananann 44 11 4.4 88LaLavvatooriri 3.344 22 6.6868
Zoonana FFasasililititaas Peett && Plant CareeRuang Kepala Baagian 111 .2 1 11.2Ruang Resepsioonis 111.1 1 11.1Ruang Penitipann Binatang Peliharraan 199.5 1 19.5
Ruang Penyimpaanan n 44 1 4.8Lavatori 3.34 2 6.68
Zona Fasilitas Modern MarketModern Market 16 20 320
152
Zona Fasilitas Sport Center Ruang Kepala Bagian 11.2 1 11.2Ruang Resepsionis 11.1 1 11.1Ruang PenyimpananPeralatan Olah Raga 9 1 11.7
Lapangan Olah Raga 375 2 900Gym 90 1 90Kolam Renang 170 1 204Ruang Ganti 15.6 1 18.72Kamar Bilas 8.1 1 9.72Lavatori(Pengunjung) 3.34 6 20.04
Zona PengelolaRuang Tunggu 7,5 1 7.5Kantor Pemilik 18.6 1 260.4Kantor Manajer Properti 14 1 14
Kantor Manajer Finansial 14 1 14
Ruang Rapat 25 1 25Kantor Kepala Bagian Fasilitas 14 1 14
Kantor Bagian Housekeeping 59.4 1 59.4
Kantor Bagian Pemasaran dan Humas
11.2 1 11.2
Kantor Umum dan Personalia 11.2 1 11.2
Pantry 9.63 1 11.556
Musholla 28.8 1 34.56
Lavatori (Staf) 3.34 4 13.36Zona Servis
Ruang Staf / Loker 30 1 36Laundry 13 1 15.6Loading DockKantor Cleaning Service 39 1 39
Lift Barang & Dumbwaiter 5.98 1 7.774
Ruang Kontrol Panel 10 1 10Ruang Kontrol Keamanan 13 1 13
Ruang Generator 10 1 10Water Treatment Plant 80 1 80
Lapangan Olah Ragag 375 2 900Gym 900 1 90Kolam m RRenang 170 1 204RuRuang Ganti 15.6 1 18.72Kamar Bilas 8.1 1 9.72Lavatori(Penengugunjnjunu g) 3..3434 6 20.04
Zonana PengeloolalRuang TuTungnggu 7,5 1 7.5Kaantntor Pemilik 18.6 11 262 0.4KKantor Manajer Properti 14 1 1414
Kantor Manajer Finansial 14 1 14
Ruang Rapat 25 1 252Kantor Kepala Bagian Fasilitas 14 1 144
Kantor Bagian Housekeeping 59.4 1 59..4
Kantor Bagian Pemaasasararann dadan HuHumamass
11.22 1 11.2.2
Kantor Umum dan nPersonalia 11.2 1 11.2
Pantry 9.63 1 11.5.55656
MuMushsholollala 2828.8.8 11 344 5.566
LaLavaatotoriri ((SStafaf)) 3.3434 44 1313.3.366Zonana SServis
Ruang Staf / Lokker 303 1 36Laundry 133 1 15.6Loading DockKantor Cleaningg Service 339 1 39
Lift Barang &Dumbwaiter 5.98 1 7.774
Ruang Kontrol Panell 10 1 10
153
Ruang Pompa 30 1 30Kantor Bagian MEE 13 1 13Ruang Sampah 25 1 30
Zona HunianTipe 1 Kamar 38 24 912Tipe 2 Kamar 57 28 1596Tipe 3 Kamar 76 20 1520Tipe 3 Kamar(Penthouse) 114 16 1824
TOTAL 10128,62Sumber: (Analisis Penulis, 2016)
Konsep Kebutuhan Hubungan Antar Kelompok Ruang
Gambar 6.5 Hubungan Antar Zona Secara Horizontal & VertikalSumber: (Analisis Penulis, 2015)
Tipe 2 Kamar 57 28 1596Tipe 3 Kammarar 766 20 1520Tipe 33 KKamar((PePenthouse) 114 1616 1824
TOTAL 10128,62Sumber: (Ananalisis Penulis, 2016)
KKonsep KKebebututuuhann HHubungan Antar Kelompok Ruang
154
6.3 Konsep Perancangan
6.3.1 Konsep Geometri
Zona hunian Low Rise Apartment dibagi menjadi 4 massa dengan zona
transisi khusus tiap 2 massa. Dua massa tersebut dirancang sebagai satu
kesatuan Rukun Warga (RW) dengan masing-masing massa sebagai satu
Rukun Tetangga (RT). Keempat zona hunian akan terhubung dengan zona
fasilitas dan zona lainnya. Melalui hasil analisis, dapat ditentukan bentuk
yang paling efektif adalah courtyard type dimana penghawaan alami dan
ruang-ruang terbuka hijau dapat meningkatkan kualitas interaksi sosial yang
positif.
Gambar 6.6 Konsep Geometri Zona HunianSumber: (Analisis Penulis, 2016)
6.3.2 Konsep Tautan
Tautan/tapak dirancang dengan memprioritaskan kualitas view pada view
from site dan sensory pada sun path, wind dan noise. View from site yang
luas dan potensial ke arah sungai dapat menjadi satu fitur utama apartemen.
Kualitas view juga merupakan cara yang optimal dalam meningkatkan sense
of community, sense of nature dan sense of safety. Pengaruh cahaya
matahari terutama terkait radiasi perlu diperhatikan untuk mengurangi
pengaruh pada kenyamanan thermal. Penataan massa bangunan dirancang
untuk menangkap angin yang datang dari arah selatan, barat daya dan barat,
kesatuan Rukun Warrgaga ((RW) dengann mmasing-masing massa sebagai satu
Rukun Tetangnggga (RT). Keempat zona hunian aakak n terhubung dengan zona
fasilitas s dadan zona lainnnyay . Melalui hasil analisis, dadapapat ditentukan bentuk
yangng paling efektif adallahah coourrtytyarardd tytypepe did mana penghhawawaan alami dan
ruang-ruang teterbrbukukaa hijau dapat meningkak tktkanan kkuualitas interaksksi i sosial yang
posiititif.f.
GaGambmbara 6.66 KoKonsnsep GGeoeomemetrtri ZoZonana HHunianSuumbm er: (Anaalilisis Penulis, 2201016)6
6.3.2 Konsep Tautan
Tautan/tapak dirancangg dengan meemprioritaskan kualitas view pada view
from site dan sensory padada sun pathth, wind dan noise. View from site yang
luas dan potensial ke arah suungai ddapat menjadi satu fitur utama apartemen.
Kualitas view juga merupakann caara yang optimal dalam meningkatkan sense
155
membentuk lorong angin di antara massa bangunan hunian. Kebisingan
yang perlu diperhatikan adalah kebisingan dari arah jalan raya di sebelah
selatan dan timur, serta kebisingan yang potensial dari dalam apartemen
sendiri (zona fasilitas & binatang peliharaan).
Gambar 6.7 Konsep Site PlanSumber: (Analisis Penulis, 2016)
6.3.3 Konsep Pelingkup
6.3.3.1 Konsep Struktur
Struktur yang diterapkan secara umum adalah sistem struktur kolom-
balok beton bertulang. Untuk memenuhi kebutuhan ruang fungsional dan
antisipasi gaya gravitasi dan gaya lateral, diterapkan sistem basement dan
pondasi tiang pancang. Struktur lantai menggunakan sistem pelat dua arah.
Dilatasi bangunan menggunakan sistem balok kantilever.
Gambar 6.8 Gabungan Tiang Pancang dan Basemen Basemensebagai Antisipasi Momen
Sumber: (Panduan Sistem Bangunan Tinggi, 2005)
Gambar 6.7 Konsep Site PlanSumber: (Analisis Penulis, 2016)
6.3.3 KKonsep Pelingkup
6.33.3.3.11 Konsep Struktur
Struuktkturur yyanangg diditeterarapkpkanan secararaa umumumum aadadalalahh sisiststeem struktur kololom-m-
balok beton bertulang. Untukk mmemenuhi kebutuhan ruang fungsionnalal ddaan
antisipasi gaya gravitasi dan gaya lateral, diterapkan sistem babassemementnt ddan tt
popondndasasii titianangg papanccanangg. SStrtrukuktut r lalantntaiai mmenenggggununakakanan ssisistetemm pepelalatt duduaa aarah.
DiDilalatatasisi bbananguunanann mengnggug nakakann sistemem bballokok kkantitilelevever.r.
156
Gambar 6.9 Struktur Lantai Pelat Dua Arah danDilatasi dengan Balok Kantilever
Sumber: (Panduan Sistem Bangunan Tinggi, 2005)
6.3.3.2 Konsep Bidang Pelingkup dan Bukaan
Material bidang pelingkup dapat dikombinasikan antara dinding
pasangan bata, baja dan kayu. Pada zona hunian, bukaan sebaiknya dapat
dioperasikan oleh masing-masing penghuni untuk kenyamanan privasi. Hal
ini dapat diterapkan pada jendela dan partisi di dalam maupun di bagian
luar.
Gambar 6.10 Foldable Blind pada BalkonSumber: (www.beersinnoi.com, 2016)
Material dan bentuk pelingkup dan bukaan dirancang dengan
memperhatikan kenyamanan dan keamanan penghuni dan binatang
peliharaan. Pagar pembatas, finishing yang mudah dibersihkan, tinggi
ambang jendela patut mendapat perhatian khusus.
Gaambmbar 6.9 Struktur Lantat ii PePelat Dua Arrahah ddanaDilatasi dengan Balok Kantntilileve er
Sumber: (Panduan Sistem Bangunan Tinggggi, 20005)5)
6.3..3.3.22 Konsnsep Bidang Pelingkup dan Bukaan
Material bidang pelingkup dapat dikombinasikan aantara a didindingg
ppasangan bata, baja dan kayu. Pada zona hunian, bukaan sebbaiknnyaya ddapat
dioperasikan oleh masing-masing penghuni untuk kenyamanann privasi. HHala
ini dapat diterapkan pada jendela dan partisi di dalam maupuun di bagagiann
luar.
Gambarr 6.10 Folddaable Blind pada BalkonSumberer: (wwww.b.beersinnoi.com, 2016)
Material dan bentuk ppelingkup dan bukaan dirancang dengan
157
Gambar 6.11 Pagar Yang Aman Untuk Binatang PeliharaanSumber: (www.archdaily.com, 2016)
6.3.4 Konsep Utilitas Bangunan 6.3.4.1 Konsep Pengelolaan Drainase
Sistem drainase softscape menangkap air hujan untuk kemudian
dipergunakan tanaman sebagai sumber energi, kemudian diteruskan ke
tanah untuk meningkatkan kualitas air tanah. Rumput dan pepohonan secara
aktif berfungsi sebagai media resapan air hujan di seluruh tapak. Sistem
drainase hardcape menggunakan permukaan bidang terbangun dan sistem
saluran air untuk mengalirkan air hujan ke water reuse system untuk
kemudian digunakan kembali untuk flushing dan menyiram tanaman.
6.3.4.2 Konsep Pengelolaan Sanitasi
Air Bersih, Air Kotor, Kotoran
Kebutuhan air minimal per hari adalah 45360 L/hari untuk air dingin
dan 15120 L/hari untuk air panas. Sistem distribusi air bersih yang
diterapkan adalah upfeed dengan tangki dan pompa di lantai basement
untuk memudahkan maintenance dan mengurangi beban struktur. Dimensi
septictank yang digunakan adalah 24m3 dengan ukuran 2,4m x 6,0m x
1,5m.
Gambm aar 66.11 Pagar Yang Aman Untutuk k BiBinatangg PeliharaaannSuSumbmber: (www.arcchdhdaia lyy.com, 2016))
6.3.4 4 KoKonsnsep UUtitilitas Bangunan 6.3..4.4.11 Konsseep Pengelolaan Drainase
Sistem drainase softscape menangkap air hujan ununtuk k kekemumudiann
ddipergunakan tanaman sebagai sumber energi, kemudian dditerrususkakann ke
tanah untuk meningkatkan kualitas air tanah. Rumput dan pepoohoh naan n secaarara
aktif berfungsi sebagai media resapan air hujan di seluruh taapak. Siststemm
drainase hardcape menggunakan permukaan bidang terbangunn dan ssistemm
saluran air ununtutukk memengngalirkan air huhujajan keke wawater reuse sysyststem unntutukk
kemudian digunakan kembabalili untntukuk fflushing dan menyiram tanaman.
6.6.3.3.4.4.22 KoKonsnsepep PePengngelelololaaaann SaSaninitatasis
Air BeBersrsihih, AAirir KKoto or, KoKototorran
KeKebubutuhan air minimal l pep r hariri adalah 45360 L/hahariri uuntntukuk air dingin
dan 15120 L/hari untuk aaiir panas. Siisstem distribusi air bersih yang
diterapkan adalah upfeed pp ded ngan tanngki dan pompa di lantai basement
untuk memudahkan mainteenan nce ddan mengurangi beban struktur. Dimensi
septictank yang digunakan addalaahh 24m3 dengan ukuran 2,4m x 6,0m x
1,5m.
158
Gambar 6.12 Diagram Analisis Sistem Distribusi Air Bersih Apartemen (down feed)Sumber: (Analisis Penulis, 2015)
Kotoran Binatang Peliharaan dan Limbah Lainnya
Pada tiap lantai, sistem pembuangan sampah terpisah yang jelas
diterapkan untuk memisahkan sampah menjadi limbah anorganik dan
limbah organik. Pada ruang-ruang terbuka yang berpotensi untuk area
aktivitas bersama binatang peliharaan seperti jogging track, disediakan pet
waste station untuk menampung kotoran hewan sehingga ruang terbuka
tetap bersih dan sehat.
Gambar 6.13 Waste StationSumber: (http://img.archiexpo.com & http://www.glasdonlitterbins.com, 2015)
Gaambar 6.12 Diagram Analisis Sistem Distribusi Air Bersih Apartemen (ddown feed)Sumber: (Analisis Penulis, 2015)
Kotoran BiBinanatatangng PPeliharaan daann LiLimbmbahah Lainnya
Pada tiap lantai, isiststemem pemembubuangan sampah terpisah yang jjelelasas
diterapkan untuk memisahkan n sampah menjadi limbah anorganinik k dadan
lilimbmbahah oorgrgananikik.. PaPadada ruang-ruang terbubukaka yyanangg beberprpototenensisi uuntntukuk aarea
kaktiti ivittas bbersrsamamaa bbinatangng ppelelihihararaaaan sepertrtii jojoggggiing ttrackk, disedidiakakaan pet
wawaststee ststatioonn untuk menanampung koottoran hewaann sehihingnggaga rruuangng terbuka
tetap bersih dan sehat.
159
Kotoran binatang peliharaan dengan BioBag, kantong kotoran binatang
biodegradable, yang dapat dibeli di Pet & Plant Care. BioBag dibuang di
waste station maupun pet waste station, kemudian dikumpulkan oleh waste
management staff. Kotoran yang telah dikumpulkan digunakan kembali
sebagai pupuk dengan menggunakan EnsoPet. EnsoPet berukuran diameter
40cm dengan kedalaman 40cm. EnsoPet akan ditempatkan di ruang-ruang
terbuka hijau, terutama yang berdekatan dengan area pohon dan bunga. Sisa
limbah kotoran hewan yang berlebih akan ditampung dalam pet waste
disposal dengan diameter 36cm dan kedalaman 120cm.
Gambar 6.14 Diagram Analisis Sistem Pengolahan Kotoran Binatang PeliharaanSumber: (Analisis Penulis, 2016)
Gambar 6.15 Pet Disposal SystemSumber: (www.redwormfarms.com, 2015)
sebagai pupuk dengann mmeenggunakann EEnsn oPet. EnsoPet berukuran diameter
40cm dengan kekeddalaman 40cm. EnsoPet akann dditempatkan di ruang-ruang
terbuka hihijjau, terutama yay ng berdekatan dengan area a popohon dan bunga. Sisa
limbmbah kotoran hewan yyanangg beberlrlebebihih akakan ditampung dad lam pet waste
ddisposal dengganan ddiaiameter 36cm dan keddalalamamanan 1120cm.
GaGambmbarar 66.1414 DiDiagagraram m AnAnalalisisisis SiSiststemem PPenengogolalahahann KoKototorarann BiBinanatatangng PPeleliihararaaaannSuSumbm er: (A(Ananalilisis Penunuliliss, 22010 6))
160
6.3.4.3 Konsep Sistem Transportasi Vertikal
Low Rise Apartment berlantai 5 lantai, dengan sistem transportasi
vertikal lift dan tangga pada zona hunian, serta lift, eskalator, ramp dan
tangga pada zona lainnya. Pada 4 massa hunian, masing-masing
menggunakan satu lift yang berdekatan dengan tangga yang dapat
digunakan sebagai tangga evakuasi kebakaran.
6.3.4.4 Konsep Sistem Penghawaan
Zona hunian dirancang untuk mengoptimalkan penghawaan alami dan
buatan, tergantung pada kondisi iklim dan preferensi penghuni.
Penghawaan buatan yang diterapkan pada zona hunian adalah AC split
untuk mengurangi biaya operasional dan mendorong penggunaan sistem
penghawaan alami. Penggunaan sistem AC Central diterapkan pada zona-
zona publik dan semipublik, terutama pada zona-zona fasilitas seperti pusat
kebugaran dan penitipan anak.
6.3.4.5 Konsep Sistem Pencahayaan
A. Sistem Pencahayaan Alami
Lantai balkon lantai atas digunakan sebagai atap balkon lantai
dibawahnya.
Jarak terjauh jangkauan cahaya dari bukaan adalah 8m.
Ukuran bukaan seoptimal mungkin memasukkan cahaya ke dalam
ruang.
Bukaan dan tirai yang operasional untuk mengontrol intensitas cahaya
yang masuk ke ruangan.
Vegetasi dan tirai sebagai filtrasi sinar matahari langsung.
B. Sistem Pencahayaan Buatan
Penggunaan lampu LED.
Penerapan sistem otomasi pada zona-zona tertentu yang diatur dari
ruang kontrol.
6.3.4.6 Konsep Sistem Akustik
Penggunaan material diffus untuk menghilangkan standing waves atau
flutter echoes.
menggunakan satu llififtt yang berdedekak tan dengan tangga yang dapat
digunakan sebabaggai tangga evakuasi kebakaran.n
6.3.4.4 Konsepp SSistem Penghawwaan
ZZona hunnian did rancanangg ununtuukk memenggopptitimam lkan penghhawawaan alami dan
buatan, terganantutungng pada kondisi ikliimm dadan prp eferensisi penghuni.
Pengnghahawawaan buaatatann yang diterapkan padada zona huuninianan aadalah ACA split
ununtutukk mengngurangi biaya operasional dan mendoororong ppenenggggunnaan sisistem
pepenghahawaan alami. Penggunaan sistem AC Central dititere apkakan n papada zonona-
zonana publik dan semipublik, terutama pada zona-zona fasiililitas sesepepertr i pusaat
kekebugaran dan penitipan anak.
66.3.3 4.5 Konsep Sistem Pencahayaan
A. Sistem Pencahayaan Alami
Lantai balkon lantai atas digunakan sebagai atap baalkon n lantaiai
dibawahnhnyaya.
Jarak terjauh jangkauan n cacahaayaya dari bukaan adalah 8m.
Ukuran bukaan seoptimal mungkin memasukkan cahaya keke ddalalaam
ruanangg.
Bukaanan ddanan tiraiai yyang opopererasasioional unntutuk memengngono trol intensisitatas ccahaya
yangg mmaasuk ke ruangaan.n
Vegetasi dan tirai sebaagai filtrasi i sinar matahari langsung.
B. Sistem Pencahayaan Buuatan
Penggunaan lampu LEED.
Penerapan sistem otomamasi ppada zona-zona tertentu yang diatur dari
ruang kontrol.
161
Material penyerap kebisingan diterapkan pada perbatasan zona-zona
privat seperti unit apartemen dan koridor.
Peletakan pintu tidak saling berhadapan.
Vegetasi sebagai buffer antar massa dengan massa, dan massa dengan
jalan.
6.3.4.7 Konsep Sistem Penanggulangan Bahaya KebakaranA. Jarak Antar Bangunan Gedung (Pasif)
Tinggi bangunan gedung berada di antara 14-40m sehingga jarak minimum
antar bangunan gedung adalah 6-8m. Lebar minimal jalan akses dan bidang
kerja minimum mobil pemadam kebakaran adalah 4m, tinggi minimal 4,5
m, dengan jangkauan maksimal 45m.
B. Jarak Tempuh Keluar (Pasif)Batasan lorong buntu pada bangunan apartemen adalah 15m (dengan
sprinkler), dengan jarak tempuh maksimal 45m (dengan sprinkler).
C. Detektor Asap (Aktif)
Detektor asap ditempatkan pada dapur unit dan modern market.
D. Hidran (Aktif)
Hidran bangunan berjarak 35 meter antara satu hidran dengan hidran
lainnya. Letak hidran kebakaran harus berada pada tempat yang mudah
terjangkau, aman, dan umumnya ditempatkan di dekat pintu darurat. Hidran
halaman diterapkan dengan jarak jangkauan terjauh 60 meter dari mobil
pemadam kebakaran dan jarak terjauh antara mobil dan hidran halaman 20
meter. Tangki air minimal memiliki kapasitas 25m3 untuk memasok
kebutuhan dua hidran yang beroperasi selama sekitar 30 menit.
E. Sprinkler (Aktif)
Letak sprinkler dengan dinding tidak boleh melebihi 2,3 meter untuk
ruangan dengan langit-langit dan 1,50 meter untuk ruangan tanpa langit-
langit. Jarak antar sprinkler maksimum 4,6m.
Vegetasi sebagai buffer anantatar r massa dengan massa, dan massa dengan
jalan.
6.3.4.7 Konsep Siiststem Penanggulangan Bahaya KebakarananA. Jarakk AAntar Bangunann GGeedud ngng ((Pasiif)f
TiTinggi banguunanan n gegedungg bbereradada a didi aantntara a a 1414-440m0m sehingga jajarak minimum
antar babangn unann gedungg adadalalahah 66-8-8m.m. Lebar mininimal jjala an akses ddan bidang
kerjrjaa miminin mum m mmobil pemadam kebakaran adadala ah 44m,, ttininggggi miniimam l 4,5
m,m, ddengaann jangkauan maksimal 45m.
B.B. Jaraakk Tempuh Keluar (Pasif)Baattasan lorong buntu pada bangunan apartemen adalahh 155mm (d(dene gann
ssprinkler), dengan jarak tempuh maksimal 45m (dengan sprinnklerr).).
C. Detektor Asap (Aktif)
Detektor asap ditempatkan pada dapur unit dan modern market.t.
D. Hidran (Aktif)
Hidrann bbanangugunanann beberjrjarakak 35 memetter anantatarara ssatatuu hihidrd an dengan hidrdranan
lainnya. Letak hidran kebakakararan n harus berada pada tempat yang mumudadah
terjangkau, aman, dan umumnya ditempatkan di dekat pintu darururatat. HHididrran
hahalalamamann diditeterarapkpkan ddenengagann jaj rak k jajangngkakauan n teterjrjauauhh 6060 mmeteterer ddarari i mmobil
pepemadadamm kekebbakakararan dadan n jaraakk teterjauh h anantatarara mmobobilil ddanan hidraann hahalalamman 20
memeteterr. TTangki air minimamal memimiliki kapasitas 225m5m3 uuntntukuk memasok
kebutuhan dua hidran yanng beroperaasi selama sekitar 30 menit.
E. Sprinkler (Aktif)
Letak sprinkler dengan ddini ding ttidak boleh melebihi 2,3 meter untuk
ruangan dengan langit-langitt danan 1,50 meter untuk ruangan tanpa langit-
langit Jarak antar sprinkler makksimum 4 6m
162
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, Imelda. 2007. Menata Apartemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Badan Pusat Statistik Provinsi Jakarta. 2015. “Berita Resmi Statistik: Komuter DKI Jakarta Tahun 2014”, 16 Februari.
Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. 2014. “Kota Tangerang Selatan Dalam Angka 2014”.Tangerang Selatan: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan.
Ching, Francis D.K. 2007. Architecture: Form, Space and Order. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
De Chiara, Joseph dan Michael J. Crosbie. 2001. Time-Saver Standards for Building Types. New York: Mc Graw-Hill.
Hall, Edward T. 1966. The Hidden Dimensions. New York: Double Day
Joo Hwa Bay dan Boon-Lay Ong. 2006. “Tropical Sustainable Architecture: Social and Environmental Dimensions”. Oxford: Elsevier Ltd.
June McNicholas & Glyn M. Collis, “Dogs as catalysts for social interactions: Robustness of the effect”,British Journal of Psychology, Great Britain, 2000.
Juwana, Jimmy. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Erlangga Lang, Jon. 1987. Creating Architectural Theory. New York: Van Nostrand
Lynch, Kevin dan Hack, Gary. 1984. Site Planning Third Edition. Cambridge MA and London: MIT Press
Menteri Pekerjaan Umum RI; “Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 26/PRT/M/2008”, Departemen Pekerjaan Umum, 2008.
Metropolitan Design Center. 2005. “Minnesota Housing Density Sheets”. Minneapolis: University of Minnesota.
Neuferst, Ernst. 1996. Data Arsitek Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta
Neuferst, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta NSW Department of Planning and Environment. 2015. Apartment Design Guide. Sydney: Crown.
Panero, Julius dan Martin Zelnik. 2005. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga.
Pemerintah Kota Tangerang Selatan. 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2031
Republik Indonesia. 2011. Undang Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
Robert Gifford. 2007. “The Consequences of Living in High-Rise Buildings,” Invited Review Paper, Sydney:University of Victoria. January 28.
Savitri, Esti, Marcel Ignatius, Amelia Budihardjo, Imelda Anwar, dan Viva Rahwidyasa, Aditya, Ferihan F. 2007. Indonesia Apartment: Design Concept Lifestyle. Jakarta: PT. Griya Asri Prima.
Sommer, Robert. 1969. Personal Space: The Behavioral Basis of Design. Englewood Cliffs: Prentice-Hall
White, Edward T. 1975. Concept Sourcebook. Architectural Media, Ltd.
Februari.
Badan Pusat Statistik Kota TTaangerang Selatan. 2014. “Kota Tanngegerang Selatan Dalam Angka 2014”.Tangerang Selatan: Badann PPusat Statistik Kota Tangerang Selatan.
Ching, Francis D.KK. 2007. Architecture: FoForm, Space and Order. Canada: John WWilileye & Sons, Inc.
De Chiara, JJooseph dan Michchaeell J.J. CCrosbie. 20200101.. TTimem -S-Savveer SStaandndarards ffor Building Types. Neeww York: Mc Graw-w-HiHilll .
Hall,, EEdward T. 1996666.. The Hidden DDimimenen isions. New Yo krk: DoDoububle Day
JoJoo Hwa BaBay y dadan n Boon-LaLay Ong. 2006. “Tropical Sustainable Architectcturu e: Socciaial l anand d Environmmental Dimensnsionsns””. OxO ford: ElElsevier Ltd.
June MMcNcNicicholass && Glyn M. Collis, “Dogs as catalysts for social interactions: Robobustnesss ofof ttheh effect””,,Brittisishh JoJournal l oof Psychology, Great Britain, 2000.
JuJuwawanan , Jimmmmy. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : ErlanggaLaLangng, Jon. 11987. Creating Architectural Theory. New York: Van Nostrand
LyLyncn h, KKeevin dan Hack, Gary. 1984. Site Planning Third Edition. Cambridge MA and London: MIT Press
Menteri Pekerjaan Umum RI; “Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 26/PRT/M/20088”, Departrtemeen PeP kerjaaan Umum, 2008.
Metroppololitan Design Center. . 20200505. “MMininnen sota Housing Dennsisityty SSheheetets”s .. Minneapolis: University of Minnnesesotota.
NeN uferst, Ernst. 1996. Data Arsitek Jilid 1. Penerrbbit ErErlangga. Jakarta
NNeufufererst, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta NSNSW W Depaartrtmement of Planningg aandd Environment. 2015. Apartmennt t Deesisigngn Guide. SySydndneyey:: CrCrownn.
PaPaneneror , Julius ddan MMar itin ZeZelnlnikik. 22005. DiDimemensnsi i MaManunusisiaa ddan Ruang g InInteteririor. JJakka trta: ErErlangnggaga..
Pemerintntahah KKota TaTangngerang Selatan. 2011. Renencana Tata a RRuang Wilayah Kota TTanangegerarangg SSelelatatan Tahun 2011-2031
Republik Indonesia. 2011. Undang Undang No. 20 Tahun 22011 tentang Rumah Susun.
Robert Gifford. 2007. “The Consequences of f LiL ving in Higgh-Rise Buildings,” s Invited Review Paper, Sydney:University of Victoria. January 28.
Savitri, Esti, Marcel Ignatius, Amelia Budihardjdjo, Immelda Anwar, dan Viva Rahwidyasa, Aditya, Ferihan F. 2007. Indonesia Apartment: Design Concept Lifests ylyle. Jakarta: PT. Griya Asri Prima.
163
DAFTAR REFERENSI
Defanie Arianti, “Urbanization and Suburbanization in Jakarta”, Indonesia’s Urban Studies, diakses dari https://www.99.co/blog/indonesia/inilah-perbedaan-rumah-susun-apartemen-dan-kondominium, 17 September, 2015.
Deden Rukmana, “Urbanization and Suburbanization in Jakarta”, Indonesia’s Urban Studies, diakses dari http://indonesiaurbanstudies.blogspot.co.id/2007/03/urbanization-and-suburbanization-in.html, 24 Juni, 2015.
Kelly Minner. "8 House / BIG" 20 Oct 2010. ArchDaily. Accessed 18 Dec 2015.http://www.archdaily.com/83307/8-house-big/
Muhamad Marwan, “Sejarah Kota Tangerang Selatan”, Web Portal Resmi Pemerintah Kota Tangerang Selatan, diakses dari http://www.tangerangselatankota.go.id/ver3/selayangpandang/sejarah-kota-tangerang-selatan, 24 Juni, 2015.
Muhamad Marwan, “Mekarnya Pembangunan Properti di Tangerang”, Koran Sindo, diakses dari http://ekbis.sindonews.com/read/1016171/150/mekarnya-pembangunan-properti-di-tangerang-1435104298, 24 Juni, 2015.
Paul Barter, “Two-wheeler Parking Can Be Very Very Space-Efficient”, Reinventing Parking, diakses dari http://www.reinventingparking.org/2013/08/two-wheeler-parking-can-be-very-very.html, 17 September, 2015.
Analisis Properti Tangerang Selatan, UrbanIndo, diakses dari http://www.urbanindo.com/guide/analytics?location=Tangerang+Selatan%2C+Banten, 24 Juni, 2015.
“Draf Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan Tahun 2010-2025”, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2010, diakses dari labpm2.ipdn.ac.id.
Guidelines for the Design and Management of Bicycle Parking Facilities Draft, Toronto City Government, 2008.
“Macam/Bentuk Organisasi yang Ada di Lingkungan Masyarakat Indonesia”, Koran Sindo, diakses dari http://ekbis.sindonews.com/read/1016171/150/mekarnya-pembangunan-properti-di-tangerang-1435104298, 24 Juni, 2015.
Parking Requirements, Houston Government – Planning Development, diakses dari http://www.houstontx.gov/planning/DevelopRegs/docs_pdfs/parking_req.pdf, 12 Agustus 2015.
“Tak Ada RT/RW di Apartemen Picu Lemahnya Kontrol Sosial”, Rima News, diakses dari http://nasional.rimanews.com/peristiwa/read/20150520/213827/Tak-Ada-RT-RW-di-Apartemen-Picu-Lemahnya-Kontrol-Sosial?utm=prepage, 24 Juni, 2015.
"Wilton Close / Cymon Allfrey Architects" 23 Jun 2014. ArchDaily. Accessed 18 Dec 2015.http://www.archdaily.com/518334/wilton-close-cymon-allfrey-architects/
http://indonesiaurbanstudies.blogspot.co.i.id/d/202007/03/urbaninizazatit on-and-suburbanization-in.html, 24 Juni, 2015.
Kelly Minner. "8 Housee // BBIG" 20 Oct 2010. ArchDaily. Accessed 18 Dec 2001515.http://www.archdailyly.com/83307/8-housee--big/
Muhamad MaMarwan, “Sejarraha KKotota a Tangeranang g SeSelalataann”,”, WeWeb PoP rtrtalal RResmi Pemerintah KoKota Tangerang Selatan, ddiiakses dari http://w/wwww.tanangerangselatankota.go.iid/ver33/s/selelayayanangpgpandang/sejarah-k-kota-tangerang-selatann, 24 Juni, 201015.5
MuMuhamad Marwrwann,, “Mekarnynya Pembangunan Properti di Tangerang”, KoKoran Sindo,o, ddiaiaksksese dari hhttp://eekbk isis.s.sinindodonews.ccoom/read/1016171/150/mekarnya-pembangunan-propeertr i-di-tanangegerarangng--143510042429898, 224 Junni,i, 2015.
Paulul BBararteter, “TwTwo-wheeler Parking Can Be Very Very Space-Efficient”, Reinventing PaParking,, ddiaiaksk es darihttptp:/://w/www.reeinventingparking.org/2013/08/two-wheeler-parking-can-be-very-very.htmll,, 17 SSeepteembmbeer,20201515.
AnAnala isis PProperti Tangerang Selatan, UrbanIndo, diakses dari http://wwww.urbanindo.com/guide/analytics?location=Tangerang+Selatan%2C+Banten, 24 Junni, 2015.
“Draf RRancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan Tahun 20100-2025”, BBadann PePerencannaan Pembangunan Daerah Tahun 2010, diakses dari labpm2.ipdn.ac.id.
Guidelininees for the Desiggn n anandd MManagemeentnt of Bicycle Parkrkining Facilitiies DDraraftft, Toronto Cityy GGovernmennt,t 2008.
“M“Macam/Bentuk Organisasi yang Ada di Lingkungagan Masyarakat Indonesia”, Koran Sindo, diaksess ddarriihthttp:/://e/ekbis.sindonews.com/read/1016171/150/mekarnya-pembangunan-properti-di-tangerang-14143535101 4229898, 2424 JJununi,i, 2201015.5.
PaP rkrkining g Requirements, HoHousustoton Government –– PPlalannnniningg Developmp ent, ddiaiaksksese dari––httpp:/: /wwwwww h.hououststoontxtx g.gov/p/plalannning/DevelolopRp egs//dodocs_pdffs/s/parking_reeqq.pdpdf, 1212 AAguguststusus 22010155. ff
“Tak Ada RT/RW di Apartemen Picu Lemahhnnya Kontrorol Sosial”, Rima News, diakses dari http://nasional.rimanews.com/peristiwa/readd/20150520/21313827/Tak-Ada-RT-RW-di-Apartemen-Picu-Lemahnya-Kontrol-Sosial?utm=prepage, 244 Juni, 2015.
"Wilton Close / Cymon Allfrey Architects" 233 Jun 2014. AArchDaily. Accessed 18 Dec 2015.http://www.archdaily.com/518334/wilton-closese-cymon-a-allfrey-architects/
164
LAMPIRAN – GAMBAR PRADESAIN
PERSPEKTIF EXTERIOR
AIN
165
SITEPLAN
166
SPACE & FACILITY DIAGRAM
167
168
169
170
171
172
173
174
EXTERIOR PERSPECTIVE - CONNECTING COURTYARD
EXTERIOR PERSP
175
EXTERIOR PERSPECTIVE – OPEN CORRIDOR
EXTERIOR
176
EXTERIOR PERSPECTIVE – ROOFTOP LOUNGE
EXTERIOR
177
INTERIOR PERSPECTIVE – TYPE 1 BEDROOM
INTERIOR
178
EXTERIOR PERSPECTIVE – BLOCK BACK VIEW EXTERIOR P