Post on 26-Mar-2019
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Sekolah Dasar Negeri Cepokokkuning berlokasi di Desa Cepokokuning,
Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Subjek dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Cepokokuning
Batang dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan
18 siswa perempuan.
Secara sosial ekonomi, siswa umumnya berasal dari keluarga kalangan
ekonomi menengah ke bawah. Siswa juga umumnya berasal dari keluarga
berpendidikan rendah. Namun demikian, secara umum siswa memiliki motivasi
belajar yang baik. Karena lingkungan sekolah dan masyarakat yang berada di
daerah perkotaan, turut menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif, dan
tingkat melanjutkan siswa ke jenjang pendidikan lanjut juga cukup tinggi.
4.2. Karakteristik Responden
Meskipun suasana belajar dan lingkungan belajar cukup mendukung, dari
segi hasil belajar siswa di SD Negeri Cepokokuning masih kurang optimal. Hal
ini dimungkinkan karena model pembelajaran yang kurang sistematis, ditambah
keterlibatan orangtua dalam peningkatan hasil belajar anak juga kurang.
Khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, daya serap anak masih
tergolong kurang.
27
Di sisi lain, pelajaran IPA oleh sebagian besar anak dianggap sebagai
pelajaran yang cukup sulit. Banyak istilah asing dan keharusan memahami cara
kerja serta proses perubahan situasi atau benda, dirasa cukup sulit oleh anak. Jika
dalam penyampaian materi pelajaran guru tidak menggunakan metode yang tepat
dan menyenangkan, siswa akan kurang memperhatikan dan cenderung merasa
jenuh. Sehingga penerimaan siswa pada materi pelajaran menjadi kurang optimal.
4.3. Pelaksanaan Penelitian
4.3.1. Kondisi Awal (Prasiklus)
Hasil belajar siswa, berdasarkan data dokumentasi tentang hasil ulangan
harian menunjukkan siswa kelas V SD Negeri Cepokokuning Batang untuk mata
pelajaran IPA pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 masih perlu
ditingkatkan. Hasil ini dkarenakan metode pembelajaran yang dilakukan guru
masih kurang variatif dan cenderung membosankan bagi siswa, sehingga daya
serap siswa masih kurang.
4.3.2. Pelaksaaan Siklus I
Dalam pelaksanaan siklus I pertemuan kesatu, guru menyampaikan materi
pelajaran pesawat sederhana dengan metode ceramah. Dengan metode ini, siswa
cenderung merasa jenuh dan sering melakukan aktifitas lain seperti berbicara
dengan teman lain, mengantuk dan suasana kelas agak gaduh. Ketika dilakukan
tes materi pesawat sederhana, hasil yang diperoleh masih kurang memuaskan.
Pada pertemuan kedua siklus I, guru menggunakan metode demonstrasi dengan
menggunakan peraga sederhana dan yang ada di lingkungan sekolah untuk
28
menunjukkan cara kerja pesawat sederhana. Para siswa mulai menunjukkan
ketertarikan pada materi pesawat sederhana dan bersemangat melakukan
demonstrasi.
4.3.3. Pelaksaaan Siklus II
Karena hasil hasil belajar siswa dari siklus I masih dirasa kurang
memuaskan, dilaksanakan pembelajaran siklus II untuk lebih memberikan variasi
dalam metode demonstrasi menggunakan alat-alat peraga sederhana. Dengan
metode pembelajaran yang lebih variatif, siswa lebih memiliki ketertarikan pada
materi pembelajaran. Dan ketika dilaksanakan tes untuk materi pesawat
sederhana, hasil belajar siswa menjadi lebih baik dari kegiatan pembelajaran
sebelumnya.
4.4. Hasil Penelitian
4.4.1. Hasil Belajar Kondisi Awal (Prasiklus)
Hasil belajar siswa, berdasarkan data dokumentasi tentang hasil ulangan
harian menunjukkan siswa kelas V SD Negeri Cepokokuning Batang untuk mata
pelajaran IPA pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 masih perlu
ditingkatkan. Nilai hasil belajar siswa, sebagai kondisi awal sebelum dilakukan
tindakan kelas, sebagaimana tertuang dalam tabel 1 di bawah ini:
29
Tabel 1
Persentase Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V
SD Negeri Cepokokuning Batang
No Nilai Frekuensi % Keterangan
1 30 - - -
2 40 12 33,33 Belum tuntas
3 50 11 30,55 Belum tuntas
4 60 8 22,22 Tuntas
5 70 3 8,33 Tuntas
6 80 1 2,77 Tuntas
Jumlah 36 100
Dari tabel di atas, hasil belajar sebagai kondisi awal siswa dapat disajikan
dalam bentuk diagram berikut ini:
Gambar 1
Diagram Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V
SD Negeri Cepokokuning Batang
Berdasarkan tabel dan diagram di atas diketahui bahwa pada kondisi awal,
bahwa dalam nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 60, siswa yang belum
tuntas ada 23 siwa, dan yang tuntas sebanyak 13 anak. Dengan kondisi ini, maka
0
2
4
6
8
10
12
freku
en
si
30 40 50 60 70 80
Nilai
30
perlu dilakukan tindakan perbaikan dalam pembelajaran, agar hasil belajar siswa
bisa lebih ditingkatkan.
4.4.2. Hasil Belajar Pelaksanaan Siklus I
Pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan I
dilakukan pada hari….., tanggal… dan pertemuan II dilakukan pada hari….,
tanggal. Pelaksanaan siklus I melalui empat tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
1) Menyusun RPP mata pelajaran IPA tentang pesawat sederhana untuk
tindakan kelas pada siklus I dan siklus II
2) Menyiapkan soal IPA dalam LKS untuk siklus I pertemuan 1 dan 2.
3) Menyiapkan lembar observasi dan lembar refleksi.
4) Menyiapkan soal matematika untuk kegiatan pretes dan postes
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Guru memberikan pengantar mengenai tujuan pembelajaran yang aka
dilaksanakan dan mengingatkan materi yang pernah disampaikan
sebelumnya.
2) Siswa mengerjakan soal IPA secara perorangan dengan materi pesawat
sederhana.
3) Siswa mengerjakan soal secara berkelompok soal-soal IPA tentang
pesawat sederhana dipimpin oleh satu siswa sebagai ketua kelompok
4) Selesai mengerjakan soal, masing-masing kelompok saling menukarkan
jawaban soal untuk diperiksa.
5) Selesai pemeriksaan, jawaban soal dikembalikan ke kelompok.semula
untuk melihat hasil pekerjaan.
31
c. Tahap Observasi/Pengamatan
Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan pertama berlangsung, peneliti
dibantu oleh rekan sejawat untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal
hingga akhir dengan cara mengisi lembar observasi guru yang telah
disediakan.
Dari lembar observasi pertemuan pertama diketahui bahwa:
1) Kesiapan guru sebelum pembelajaran sudah cukup, materi pembelajaran
diuraikan dengan jelas.
2) Upaya guru untuk memotivasi siswa untuk giat belajar cukup baik dan
mengenai sasaran.
3) Guru mampu mengarahkan regu dengan praktik langsung agar sesuai
tujuan pembelajaran yang dikehendaki.
4) Kemampuan guru membimbing perlaksanaan melalui praktik langsung
cukup.
5) Guru dan siswa telah mengatur tempat duduk siswa secara beregu dan
duduk melingkar untuk memudahkan pelaksanaan proses belajar
mengajar.
6) Guru dan siswa mengadakan pembehasan hasil-hasil kerja siswa cukup
baik.
7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang
belum mengerti cukup baik.
8) Guru dan siswa bersama-sama merefleksi kegiatan pembelajaran dengan
cukup baik.
32
Selain lembar observasi guru, temat sejawat juga mengamati siswa
selama pembelajaran berlangsung. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
1) Siswa telah siap sebelum pembelajaran
2) Siswa telah menempati tempat duduk di regunya masing-masing.
3) Masih ada beberapa siswa kurang memperhatikan guru
4) Siswa dan guru membahas hasil kerja dengan baik.
5) Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang belum jelas dengan
lancar.
d. Tahap Evaluasi
Peneliti mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah diadakan pretes dengan cara praktik langsung berupa demonstrasi
pesawat sederhana.
e. Tahap Refleksi
Temuan-temuan yang diperoleh dalam pengamatan selama proses
pembelajaran melalui praktik langsung pada siklus I pertemuan ke satu adalah
sebagai berikut:
1) Siswa
a) Perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan belum
maksimal. Masih ada beberapa siswa yang bicara sendiri ketika guru
menyampaikan materi.
b) Aktivitas siswa terhadap penggunaan alat peraga demonstrasi yang
ditunjukkan guru cukup memancing ketertarikan siswa.
33
c) Aktivitas siswa dalam bertanya kurang maksimal, sehingga proses
pembelajaran kurang hidup.
d) Aktivitas siswa untuk menjawab pertanyaan guru belum menunjukkan
kreatifitas siswa,.
e) Inisiatif siswa untuk maju belum ada, dan masih harus ditunjuk guru.
f) Dalam mengerjakan soal, kemandirian siswa masih kurang.
g) Semangat belajar siswa cukup meningkat, meski masih ada beberapa
anak yang kurang memperhatikan.
2) Guru
a) Pendahuluan
Pada tahap apersepsi maupun motivasi yang dilakukan oleh guru
sebagian sudah mengarah pada materi pembelajaran, namun beberapa
hal masih perlu ditinhkakan, misalnya dalam pembahasan mengenai
pentingnya pengetahuan IPA dalam kehidupan sehari-hati.
b) Pengembangan
Persiapan kegiatan pembelajaran, penguasaan materi,
penggunaan metode dan penggunaan alat peraga demonstrasi yang
dilakukan peneliti, sudah cukup baik. Dalam pembelajaran kelas,
kemampuan guru dalam mengembangkan rasa percaya diri siswa dan
kemandirian masih menemui hambatan.
34
f. Hasil Penelitian Siklus I
Tabel 2
Persentase Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nilai Frekuensi % Keterangan
1 40 4 11,76 Belum tuntas
2 45 - - -
3 50 5 14,71 Belum tuntas
5 55 2 5,88 Belum tuntas
6 60 3 8,82 Tuntas
7 65 2 5,88 Tuntas
8 70 4 11,76 Tuntas
9 75 3 8,82 Tuntas
10 80 4 11,76 Tuntas
11 85 7 20,59 Tuntas
Jumlah 34 100
Dari tabel di atas, hasil belajar sebagai kondisi awal siswa dapat
disajikan dalam bentuk diagram berikut ini:
Gambar 2
Diagram Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
0
1
2
3
4
5
6
7
frekuensi
40 45 50 55 60 65 70 75 80 85
Nilai
35
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran siklus I belum menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa.
Sebanyak 9 siswa dinyatakan belum tuntas belajar karena memperoleh nilai di
bawah KKM (<60). Sedangkan yang tuntas sebanyak 25 siswa. Rata-rata nilai
yang diperoleh siswa adalah 66,18. Dengan hasil ini, menunjukkan siswa
belum mengalami peningkatan pemahaman mengenai materi pesawat
sederhana.
4.4.3. Hasil Belajar Pelaksanaan Siklus II
a. Observasi
Pada pembelajaran siklus 2. peneliti meminta bantuan kepada teman
sejawat untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir
pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi guru yang telah
disediakan.
Dari lembar observasi diketahui bahwa:
1) Kesiapan guru sebelum pembelajaran sudah lebih baik, materi
pembelajaran diuraikan dengan jelas.
2) Upaya guru untuk memotivasi siswa untuk giat belajar semakin baik dan
mengenai sasaran
3) Guru mampu mengarahkan regu dengan praktik langsung agar sesuai
tujuan pembelajaran yang dikehendaki.
4) Kemampuan guru membimbing perlaksanaan melalui praktik langsung
sudah baik.
36
5) Guru dan siswa telah mengatur tempat duduk siswa secara beregu dan
duduk melingkar untuk memudahkan pelaksanaan proses belajar
mengajar.
6) Guru dan siswa mengadakan pembehasan hasil-hasil kerja siswa dengan
baik.
7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang
belum mengerti dengan baik.
8) Guru dan siswa bersama-sama merefleksi kegiatan pembelajaran dengan
dengan baik.
Selain lembar observasi guru, teman sejawat juga mengamati siswa
selama pembelajaran berlangsung. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
1) Siswa telah siap sebelum pembelajaran
2) Siswa telah menempati tempat duduk di regunya masing-masing.
3) Masih ada beberapa siswa kurang memperhatikan guru
4) Siswa dan guru membahas hasil kerja dengan baik.
5) Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang belum jelas dengan
lancar.
b. Evaluasi
Peneliti mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah diadakan dengan cara praktik langsung berupa demonstrasi pesawat
sederhana.
c. Refleksi
Temuan-temuan yang diperoleh dalam pengamatan selama proses
pembelajaran melalui praktik langsung pada siklus I pertemuan ke satu adalah
sebagai berikut:
37
1) Siswa
a) Perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan sudah
lebih baik.
b) Aktivitas siswa terhadap penggunaan alat peraga demonstrasi yang
ditunjukkan guru cukup memancing ketertarikan siswa.
c) Aktivitas siswa dalam bertanya sudah lebih baik.
d) Aktivitas siswa untuk menjawab pertanyaan guru belum menunjukkan
kreatifitas siswa,.
e) Inisiatif siswa untuk maju lebih berkembang.
f) Dalam mengerjakan soal, kemandirian siswa masih kurang.
g) Semangat belajar siswa cukup meningkat.
2) Guru
a) Pendahuluan
Pada tahap apersepsi maupun motivasi yang dilakukan oleh guru
sebagian sudah mengarah pada materi pembelajaran, namun beberapa
hal masih perlu ditinhkakan, misalnya dalam pembahasan mengenai
pentingnya pengetahuan IPA dalam kehidupan sehari-hati.
b) Pengembangan
Persiapan kegiatan pembelajaran, penguasaan materi,
penggunaan metode dan penggunaan alat peraga demonstrasi yang
dilakukan peneliti, sudah cukup baik. Dalam pembelajaran kelas,
kemampuan guru dalam mengembangkan rasa percaya diri siswa dan
kemandirian masih menemui hambatan.
38
d. Hasil Penelitian Siklus II
Tabel 2
Persentase Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nilai Frekuensi % Keterangan
1 40 0 - -
2 45 0 - -
3 50 0 - -
5 55 2 5,88 Belum tuntas
6 60 2 5,88 Tuntas
7 65 1 2,94 Tuntas
8 70 8 32,53 Tuntas
9 75 7 20,59 Tuntas
10 80 6 17,65 Tuntas
11 85 5 14,71 Tuntas
12 90 3 8,82 Tuntas
Jumlah 34 100
Dari tabel di atas, hasil belajar sebagai kondisi awal siswa dapat
disajikan dalam bentuk diagram berikut ini:
Gambar 3
Diagram Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
0
1
2
3
4
5
6
7
8
frekuensi
50 55 60 65 70 75 80 85 90
Nilai
39
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Sebanyak 2
siswa dinyatakan belum tuntas belajar karena memperoleh nilai di bawah
KKM (<60). Sedangkan yang tuntas sebanyak 32 siswa. Rata-rata nilai yang
diperoleh siswa adalah 97,06.
4.5. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus (siklus I dan
siklus II) melibatkan beberapa komponen antara lain guru sebagai peneliti, teman
sejawat sebagai observer, siswa serta unsur lain yang ikut terlibat di dalamnya.
Unsur lain misalnya kepala sekolah, ruang kelas, alat Bantu berupa alat-alat
pesawat sederhana yang ada di sekitar. Kesemua unsur itu turut mempengaruhi
kelancaran kegiatan penelitian.
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, dapat diuraikan pembahasan
mengenai hasil penelitian sebagai berikut:
4.51. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan penelitian tindakan kelas pada
siswa kelas V SD Cepokokuning Batang semester 2 tahun pelajaran 2011/2012,
belum ada peningkatan hasil belajar antara hasil belajar siklus I dengan kondisi
awal hasil belajar IPA. Sebanyak 9 siswa dinyatakan belum tuntas belajar karena
memperoleh nilai di bawah KKM (<60). Sedangkan yang tuntas sebanyak 25
siswa. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 66,18. Dengan hasil ini,
menunjukkan siswa belum mengalami peningkatan pemahaman mengenai materi
pesawat sederhana. Dengan hasil itu, perlu dilaksanakan pembelajaran siklus II
agar perolehan nilai siswa bisa lebih memuaskan.
40
4.5.2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Setelah dilaksanakan kegiatan penelitian siklus II dengan menggunakan
alat-alat peraga untuk mendemonstrasikan cara kerja pesawat sederhana, diperoleh
data bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan hasil
belajar siswa. Sebanyak 2 siswa dinyatakan belum tuntas belajar karena
memperoleh nilai di bawah KKM (<60). Sedangkan yang tuntas sebanyak 32
siswa. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 97,06.