Post on 06-Mar-2019
61
BAB IV
GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH CABANG SEMARANG
4.1. Sejarah BNI Syari’ah Semarang
Bank syari’ah adalah bank yang sistem operasionalnya mengikuti
ketentuan syari’ah Islam. Dalam beroperasi atau bermu’ammalat bank syariah
jauh dari praktek-praktek yang dikawatirkan mengandung unsur-unsur riba
dan diisi dengan kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan
perdagangan
Bank syari’ah sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan
pertentangan pendapat mengenai bunga bank. Ada pendapat yang menyatakan
bahwa bunga bank haram, dengan demikian kerinduan umat islam Indonesia
yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah mendapatkan jawaban
dengan lahirnya bank syari’ah.
Bank syari’ah lahir di Indonesia sekitar tahun 90-an atau tepatnya
setelah ada Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1992 mengenai sistem bagi
hasil, Peraturan Pemerintah ini di revisi dengan UU. No. 10 tahun 1998 yang
mengatur tentang bank yang beroperasi dengan sistem bagi hasil.
BNI syari’ah sendiri didirikan pada tanggal 29 Mei 2000 yang
diresmikan oleh menteri keuangan Republik Indonesia DR. Bambang
Sudibyo. Sebagai langkah awal Unit Usaha Syari’ah (USY) pada BNI Syari'ah
62
guna menyediakan layanan perbankan syari’ah bagi umat islam yang
mayoritas sebagai agama terbesar di Indonesia dan juga sebagai tuntutan
sebagai lembaga keuangan yang terbebas dari riba dengan sistem
pengoprasiannya dengan sistem bagi hasil. BNI dengan bersungguh-sungguh
menjalankan kegiatan usahanya dengan menghindar dari unsur riba.
Sementara itu BNI sebagaimana fungsi bank sebagai alat intermediasi
antara fihak yang kelebihan dana (funding) kepada masyarakat yang
membutuhkan dana (lending) membuka layanan yaitu dengan membuka lima
kantor cabang Syari'ah yaitu di Jogyakarta, Pekalongan, Jepara, Malang dan
Banjarmasin. Bebeda dengan BNI yang menggunakan layanan umum atau
dengan sistem konvensional, yang mana masih mencampurkan produk antara
yang halal dengan yang haram. Dari hal inilah yang membedakan antara BNI
Syari'ah yang berdasar bagi hasil dengan BNI konvensional yang
menggunakan sistem bunga.
Menurut UU No. 10 tahun 1998 lembaga keuangan dapat dibagi
menjadi 2 (dua) jenis yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan
non bank. lembaga keuangan yang berupa bank dikelompokan dalam suatu
jenis tersendiri karena mempunyai keunggulan atau kekhasan yang tidak
dimiliki oleh lembaga keuangan bukan bank yaitu bahwa bank dapat atau
boleh menghimpun dana dengan menerima simpanan secara langsung dari
masyarakat yakni berupa Giro, Tabungan, dan Deposito.Sedangkan lembaga
keuangan bukan bank tidak boleh melakukan pembiayaan dengan sistem
tersebut. Yang membedakan diantara keduanya yakni jasa yang ada pada bank
63
khususnya syari’ah merupakan alat intermeniasi antara fihak yang kelebihan
dana (funding) kepada fihak yang memerlukan dana, dan posisi bank adalah
sebagai mudhorib yang mengelola dari segala perputaran dana tersebut. Bank
harus menyetorkan laporan kepada BI setiap bulannya. Berbeda dengan
lembaga keuangan bukan bank yang harus memutar dana dari masyarakat.,
maka BNI yang merupakan lembaga keuangan yang menawarkan produk
dengan menjalankan dual banking system. Dual banking system adalah sistem
yang menyediakan produk dan jasa perbankan umum konvensional dan juga
sekaligus Syari'ah, dengan sistem ini diharapkan dapat terlengkapi produk atau
jasa yang disediakan bank BNI. Karena seperti diketahui selama ini bank BNI
sudah dikenal sebagai salah satu bank besar di Indonesia dengan layanan
produk atau jasa dan jaringan cabang yang luas, dengan reputasi yang sudah
dimiliki tersebut, diharapkan dapat menunjang kegiatan operasional dan
perkembangan bank syari’ah ke arah yang lebih baik.
Pembentukan BNI syari’ah bertujuan untuk memberikan layanan
khusus perbankan syari’ah dimana merupakan salah satu sasaran
pengembangan bisnis dengan sistem syariah yang terdapat di dalam SBU
(saham bisnis usaha) scara ritel. Penetapan sasaran ini didasarkan pada UU
No. 10/1998 tentang perbankan, yang memperbolehkan bank umum untuk
memberikan layanan berdasarkan prinsip syari’ah. Setelah rencana
pembukaan unit usaha syari’ah ini dimasukkan ke dalam businnes plan BNI,
dilakukan persiapan-persiapan dengan membentuk tim bank syari’ah yang
merupakan bagian dari proyek pengembangan perbankan ritel. Di bawah
64
koordinasi tim inilah pada akhirnya rencana tersebut dapat direalisasikan
termasuk diantaranya diperolehnya ijin prinsip dan usaha dari bank Indonesia.
Dengan dasar pernyataan di atas BNI syariah memilih dasar legal
dalam operasinya, dengan demikian ada pertimbangan lain yang membuat
BNI mengembankan bank syariah. Pertama, mayoritas penduduk Indonesia
merupakan pemeluk agama Islam yang tentunya memiliki keinginan untuk
menjalankan syari’ah Islam sebaik-baiknya, Kedua dengan prinsip bagi hasil
yang merupakan landasan utama perbankan syari’ah diharapkan bank BNI
dapat meminimumkan dampak negatif dari yang mungkin saja dapat dialami
oleh ekonomi Indonesia pada masa yang akan datang.
BNI Syari’ah diharapkan dapat dimanfaatkan bagi kemaslahatan
bersama dilihat dari produknya yang menggunakan sistem syariah dan BNI
Syari'ah sendiri sebagai mediasi yang bernafaskan islam. Sehingga dari uraian
diatas bahwa BNI Syari'ah masuk dalam kategori sebagai lembaga dakwah
yang profit karena dalam prakteknya menjalankan perintah syariat agama
Islam.
4.2.Visi, Misi dan Tujuan BNI Syari’ah
4.2.1. Visi BNI Syari’ah
Sebagai sebuah lembaga perbankan syariah, BNI syariah memiliki
visi untuk mengarahkan aktifitasnya1. Visi BNI syariah adalah
Menjadi bank syari’ah yang menguntungkan dimana keuntungan
terbagi rata sesuai dengan akad perjanjian yang telah disepakati. Sistem
1 Buletin,” BNI Syari'ah syariah cabang Semarang”, 2000.
65
yang digunakan dalam pembagian ini adalah sistem bagi hasil. BNI dan
terpercaya bagi umat muslim dengan bersungguh-sungguh menjalankan
kegiatan usahanya dengan menghindar dari unsur riba.
Dalam kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip Syari’ah
dengan berlandaskan Al Qur’an dan Al Hadist. Kegiatan operasional
bank harus benar-benar memperhatikan Al Qur’an dan sunah rosululloh
SAW yaitu terbebas dari segala larangan terutama berkaitan dengan
kegiatan bank yang dapat di klasifikasikan sebagai hasil riba.
4.2.2. Misi BNI Syari’ah
BNI Syari'ah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik
penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya
memberikan dan megenakan imbalan atas dasar prinsip syari’ah yaitu
jual beli dan bagi hasil, maka dari itu BNI syariah sebagai wadah dalam
menjalankan perintah agama (Islam) dibidang Syari'ah muamalah yang
mempunyai misi :
a. Melaksanakan operasional perbankan berdasarkan prinsip Syari’ah
Islam, yakni dengan sistem bagi hasil yang terbebas dari sistem riba.
b. Memberikan mutu pelayanan yang unggul kepada nasabah dengan
system frond end dan otomasi on line yakni nasabah dapat menarik
dananya kapan saja dan dimana saja sebagai bentuk jasa pelayanan
perbankan yang lebih efisien dalam kemajuan tehnologi pada masa
sekarang ini.
66
c. Meningkatkan kualitas bisnis di segmen pasar usaha ritel yakni yang
berdasar pada produk produk islami dengan menjauhi produk-produk
yang berlebel haram yang dilarang oleh agama.
d. Memberikan kontribusi laba yang nyata terhadap laba Bank BNI
secara keseluruhan yaitu sesuai nisbah bagi hasil yang disepakati di
awal akad, dan dapat memberikan kontribusi berupa hadiah kepada
nasabah yang berprestasi yang memberikan kemajuan kepada fihak
bank.
4.2.3. Tujuan BNI Syari’ah
Dengan mengacu pada UU No. 7 tahun 1992 dan UU No. 10
tahun 1998 bahwa bank umum diperbolehkan membuka unit usaha
syari’ah. Maka pada tanggal 20 mei 2000 BNI membuka unit usaha
syari’ah dengan operasionalnya secara dual banking system. BNI
syariah dengan Unit Usaha Syariah (USS) memiliki perbedaan dengan
bank yang menjalankan syariah secara penuh seperti bank muamalat dan
bank syariah mandiri, yaitu berupa pelaporan kepada masing-masing
bank kepada pusat atau induk bank tersebut, tidak lain pada BNI Syari'ah
karena masih berada pada Unit Usaha Syariah (USS) masih menginduk
pada perusahaan atau PT. Bank BNI sehingga memiliki tujuan :
a. menyediakan produk dan jasa yang dikelola secara Syari’ah
b. Membebaskan Umat atau pengusaha kecil maupun besar dari bunga
bank dan memberikan bagi hasil yang sesuai dengan prinsip-prinsip
Syari’ah.
67
c. Meningkatkan dan mengembangkan taraf hidup ekonomi ummat
Islam yang sesuai dengan sistem Syari'ah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, produk-produk yang ditawarkan
pada BNI syari’ah diharapkan dapat diperoleh dengan mudah dengan
kata lain membutuhkan faktor kepercayaan kepada semua fihak dengan
sistem kemitraan dalam keuntungan usaha.
4.3. Prinsip Kegiatan Usaha
Berdasarkan surat keputusan Direksi bank Indonesia No. 32/ 34/ KEP/
DIR 12 Mei 1999 tentang bank berdasarkan prinsip syariah2, prinsip kegiatan
usaha bank syariah adalah:
1. Hiwalah
Hiwalah adalah akad pemindahan piutang nasabah (Muhil) kepada bank
(Muhal ‘alaih) dari nasabah lain (Muhal). Muhil meminta muhal ‘alaih
untuk membayarkan terlebih dahulu piutang yang timbul dari jual beli.
Pada saat piutang tersebut jatuh tempo, muhal akan membayar kepada
muhal ‘alaih. Muhal ‘alaih memperoleh imbalan sebagai jasa pemindahan
piutang.
2. Ijarah
Ijrah adalah akad sewa menyewa barang antara bank (Muaajir) dengan
penyewa (Mustajir). Setelah masa sewa berakhir barang sewaan
dikembalikan kepada muaajir.
2 Sri Susilo dkk, Bank dan lembaga keuangan lain, (Salemba empat, Jakarta, 2000), hlm.114.
68
3. Ijarah Wa Iqtina
Ijarah Wa Iqtina adalah akad sewa menyewa barang antara bank (Muaajir)
dengan penyewa (Mustajir) yang diikuti janji bahwa pada saat yang
ditentukan kepemilikan barang sewaan akan berpindah kepada mustajir.
4. Istishna
Istisna adalah akad jual beli barang (Mashnu) antara pemesan (Mustashni)
dengan penerima pesanan (Shani). Spesifikasi dan harga barang disepakati
di awal akad dengan pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai
kesepakatan. Apabila bank bertindak sebagai Shani dan penunjukan
dilakukan kepada pihak lain untuk membuat barang (Mashnu) maka hal ini
disebut Istishna Paralel.
5. Kafalah
Kafalah adalah akad pemberian jaminan (Makful alaih) yang diberikan
satu pihak kepada pihak lain sebagai pemberi jaminan (Kafiil)
bertanggungjawab atas pembayaran kembali suatu hutang yang menjadi
hak penerima jaminan (Makful).
6. Mudharabah
Mudharabah adalah akad antara pihak pemilik modal (Shaibul Maal)
dengan pengelola (Mudharib) untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan
tersebut sibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati diawal akad.
69
7. Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli antara bank dengan nasabah. Bank
memberi barang yang diperlukan nasabah sebesar harga pokok ditambah
keuntungan yang disepakati.
8. Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama usaha patungan antara dua pihak atau
lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha yang halal dan
produktif. Keuntungan dibagi sesuai nisbah yang telah disepakati.
9. Qardh
Qardh adalah akad pinjaman dari bank (Muqridh) kepada pihak tertentu
(Muqtaridh) yang wajib dikembalikan dengan jumlah sesuai pinjaman.
Muqridh dapat meminta jaminan kepada muqtaridh. Pengambilan
pinjaman dapat dilakukan secara angsuran ataupun sekaligus.
10. Al Qard ul Hasan
Al Qard ul Hasan adalah akad pinjaman dari bank (Muqridh) kepada pihak
tertentu (Muqtqridh) untuk tujuan sosial yang yang wajib dikembalikan
dengan jumlah yang sama dengan pinjaman.
11. Al Rahn
Al Rahn adalah akad penyerahan barang harta (Marhun) dan nasabah
(Rahin) kepada bank (Murtahin) sebagai jaminan hutang.
70
12. Salam
Salam adalah akad jual beli barang pesanan (Muslam fiih) antara pembeli
(Muslam) dengan penjual (Muslamilaih). Harga barang pesanan disepakati
di awal akad dan pembayaran dilakukan di muka secara penuh.
13. Sharf
Sharf adalah akad jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya.
14. Ujr
Ujr adalah imbalan yang diberikan atau diminta atas pekerjaan yang
dilakukan.
15. Wadiah
Wadiah adalah akad penitipan barang/ uang antara pihak yang mempunyai
barang/ uang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk
menjaga keselamatan, keamanan serta keutuhan barang/ uang.
16. Wakalah
Wakiah adalah akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa (Muakkil)
kepada penerima kuasa (Wakil) untuk melaksanakan suatu tugas (Taukil)
atas nama pemberi kuasa.
4.4. Jenis dan Produk BNI Syari’ah
Pembentukan BNI syariah yang akan memberikan layanan khusus
perbankan syariah, hal ini merupakan salah satu sasaran pengembangan
bisnis secara islami. Adapun jenis produk BNI yang ditawarkan pada
BNI syariah adalah :
71
4.3.1. Produk Dana :
Untuk mengantisipasi peredaran dana dalam perbankan syariah
agar terjadi kelancaran maka produk dana dalam perbankan syariah
adalah sebagai berikut:
1) Giro Wadiah
Giro Wadiah adalah simpanan dana dalam bentuk giro dengan
prinsip Wadiah Yad Dhamanah yaitu akad penitipan barang atau
jasa dengan fihak penerima tidak diperkenankan menggunakan
barang atau jasa yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas
kehilangan serta kerusakan barang titipan yang bukan diakibatkan
atau kelalaian penerima titipan yang dapat untuk mendukung
aktivitas usaha nasabah.
2) Tabungan Mudharabah,
Tabungan Mudharabah adalah simpanan dalam bentuk
tabungan dengan prinsip Mudharabah Mutlaqah yaitu mudhorib
diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal, dengan tidak
ada pembatasan baik mengenai tempat, tujuan, maupun jenis usaha.
Kegiatan ini yang mana yang dapat disetor dan diambil kapan saja,
secara on line di seluruh cabang bank BNI serta dapat
memanfaatkan seluruh ATM bank BNI di seluruh Indonesia.
Penabung akan mendapatkan hasil yang menarik dari usaha bank
BNI syari’ah yang terbebas dari riba seprti yang tertuang dalam Al
Qur’an surat Al baqoroh (2) :278
72
وا الله يا أيها الذين آمنوا اتقوذروا ما بقي من الربا إن آنتم
)278: البقرة (مؤمنني
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada
alloh dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika
kamuorang-orang yang beriman” .
Sedangkan hadits Rasulullah Muhammad Saw kepada Abu
Said al-Khudri ra, yakni
Artinya : ”janganlah melebihlebihkan satu denagn yang lainnya;
jangan menjual perak untuk perak kecuali keduanya
setara; dan jangan melebih-lebihkan satu dengan yang
lainnya; jangan menjual sesuatu yang tidak tampak”(HR
imam Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ahmad).
3) Deposito Mudhorobah
Deposito Mudhorobah adalah simpanan atau investasi dalam
bentuk deposito dengan prinsip Mudharabah Muthalaqah yang
memberikan bagi hasil yang menarik dan menguntungkan.
4) THI Mudharabah
THI Mudharabah adalah tabungan haji yang akan membantu
mewujudkan niat untuk menunaikan ibadah haji. THI Mudhorobah
merupakan produk bank syariah yaitu BNI Syari'ah dengan sistem
73
pembiayaan mudhorobah muqoyadoh yaitu pembiayaan investasi
khusus dibidang tertentu dengan shahibul mal memberikan syarat
tertentu yang harus di patuhi mudhorib baik dalam tempat, tujuan,
dan jenis usaha. Dengan pembiayaan ini dana yang dimiliki nasabah
tidak boleh memncampuradukan senagn modal atau dana yang lain.
Hal inilah yang membedakan antara bank konvensiona dengan bang
yang bebas dari riba.
4.3.2. Produk Pembiayaan :
Adapun produk pembiayaan yang di jalankan oleh BNI syariah
dalam pengembangan usaha perbankan yang dimiliki, yaitu dana dari
nasabah dalam memutar kegiatan pengoprasionalnya yang disalurkan
kepada fihak yang memerlukan dana (lending) denagn sistem bagi hasil
adapun diantaranya yaitu:
1) Murabahah
Murabahah adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli barang
pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati,
dengan pihak bank selaku penjual dan nasabah selaku pembeli.
Pembayaran dapat dilakukan secara angsuran sesuai dengan
kesepakatan bersama. Pembiayaan ini cocok bagi yang ingin
tambahan asset namun kekurangan dana untuk melunasi secara
sekaligus.
2) Mudharabah
74
Mudharabah adalah pembiayaan antara fihak pemilik modal
(shohibul mal) denagn pengelola modal (mudhorib) untuk
memperoleh pendapatan dan keuntungan atas dasar prinsip bagi hasil
sesuai dengan akad yang disepakati dalam nisbah pada awal akad.
Pembiayaan ini dapat disalurkan untuk berbagai jenis usaha dan
yakni perdagangan, perindustrian, dan pertanian serta jasa.
3) Musyarokah
Musyarokah adalah pembiayaan berupa kerjasama usaha
pantungan antara kedua belah fihak atau lebih untuk membiayai
suatu jenis usaha yang halal dan produktif. dengan prinsip bagi hasil
yang porsinya disesuaikan dengan nisbah yang telah disepakati.
4) Ijarrah Bai Ut Takjiri
Ijarrah Bai Ut Takjiri adalah pembiayaan berdasarkan prinsip
sewa beli antara bank (Muajir) dengan penyewa (mustajir), sesuai
yang menginginkan tambahan asset yang diperoleh melalui sewa
yang pada akhirnya bertujuan untuk pengalihan pemilikan barang
atau asset tersebut.
4.3.3. Produk Jasa :
Beberapa produk jasa yang di berikan BNI syariah dalam
mengembankan jaringan syariah adalah dengan sistem jasa alat
intermediasi adalah
1) Kiriman uang,
75
Kiriman uang dari cabang syari’ah ke bank konvensional atau
sebaliknya dapat dilakukan secara interbranch. Pelaksanaanya akan
dilakukan pada saat sistem boss dalam keadaan “on- line” hal ini
untuk menghindari terjadinya DPT atau miss comunication oleh
kedua belah fihak yang bersangkutan. Mengingat hubungan antar
cabang syari’ah dengan bank BNI Konvensional diselesaikan melalui
rekening UUS (Unit Usaha Syari’ah) yang ada di cabang Jakarta
Pusat maka dilakukan pengiriman uang/ transfer antar cabang bank
BNI syariah secara cepat..
2) Inkaso
Inkaso adalah penagihan warkat-warkat yang berasal dari kota
lain melalui jasa perbankan secara efektif dan efisien. Inkaso dari
cabang Syari’ah ke cabang konvensional atau sebaliknya dapat
dilaksanakan dengan penyelesaian seperti butir satu diatas. Untuk
mempercepat penyelesaian DPT penagihan hutang atau warkat dari
cabang syari’ah wajib menyampaikan copy bukti-bukti Inkaso dan
penyelesaiannya kepada UUS.
3) Garansi bank
Garansi bank adalah produk penjaminan pada rekanan bisnis
untuk keperluan tender proyek, pelaksanaan proyek dan sebagainya.
Garansi bank dapat diterbitkan oleh cabang syari’ah dengan
ketentuan bahwa nasabah harus menyetorkan jaminan sebesar 100%
dari nominal garansi bank (full cover) seperti penyaluran pembiayaan
76
jembatan, masjid-masjid, gedung sekolah, dan yang lain sebagai
produk pembiayaan dari jasa garansi bank pada BNI Syari'ah.
77
4.4. Struktur Organisasi
Sejak berdirinya BNI Syari’ah mengalami beberapa kali perubahan
struktur organisasi, Bentuk struktur organisasi pada tahun 2003 adalah sebagai
berikut :
Susunan Personalia bank BNI Syari’ah cabang semarang berdasarkan
struktur organisasi diatas adalah sebagai berikut:
1) Pemimpin Cabang
Pemimpin kantor cabang memiliki tugas sebagai berikut:
a) Memimpin segala kegiatan cabang Syari’ah.
b) Menyusun arahan kerja bagi aparat cabang bank Syari’ah.
c) Menentukan kebijakan umum BNI syari’ah sesuai dengan tujuan bank.
d) Mengendalikan dan mengawasi proses harian dan manajemen bank.
Kontrol Intern
Pimpinan Cabang
Wakil bidang operasional
Penyelia Unit Pemasaran Bisnis
Penyelia Unit Pelayanan
Penyelia Unit Operasional
Penyelia Unit Keuangan Umum
Pengelolaan Pembiayaan Asisten pemasaran
Asisten pelayanan jasa Asisten pelayanannasabah Asisten transaksiDN dan LN
Analisis Pembiayaan Asisten Administrasi Pembiayaan Asisten Kliring
Asisten Akuntansi Asisten Khusus Asisten Administrasi Petugas non administrasi
78
2) Unit kontrol intern, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Membantu pimpinan cabang mengendalikan dan mengawasi proses
kegiatan harian dan manajemen bank
b) Mendistribusikan surat masuk yang berkaitan dengan ketentuan
tentang pelaksanaan suatu transaksi (aktivitas perbankan).
3) Bidang operasional bagian unit pelayanan nasabah:
a) Unit Pelayanan, mempunyai tugas sebagai berikut:
(1) Melayani informasi mengenai produk jasa dalam negeri dan luar
negeri.
(2) Melayani semua jenis transaksi kas/tunai dan pemindahan.
(3) Mengelola kas besar.
(4) Melayani kegiatan eksternal payment point, kontrol kas, kas mobil
dan CAPEM (cabang pembantu ).
(5) Mengelola transaksi giro, tabungan, deposito dan lain-lain.
(6) Melayani nasabah inti dan custodian (nasabah yang menggunakan
jasa-jasa bank yang hanya pada waktu transaksi saja atau pada
waktu jatuh tempo sesuai kesepakatan) dengan artian hanya satu
kali transaksi saja selebihnya habis sesuai dengan kontrak atau
kesepakatan yang ada.
Unit Pelayanan terbagi menjadi dua yaitu:
(a) Pelayanan jasa, mempunyai tugas sebagai berikut:
(1) Menyediakan informasi dan servis kepada nasabah.
(2) Mengelola transaksi dalam dan luar negeri.
79
(3) Melayani nasabah custodian atau nasabah sementara.
(4) Membuat laporan ke Bank Indonesia.
(5) Melayani penerbitan card plus ATM seperti KTM mahasiswa,
ATM pabrik atau perusahaan, atau dalam bentuk yang lain.
(b) Pelayanan Uang Tunai, mempunyai tugas sebagai berikut:
(1) Melayani transaksi-transaksi kas atau tunai dan pemindahan
(2) Melayani transaksi tabungan
b) Unit pemasaran, mempunyai tugas sebagai berikut:
(1) Memasarkan produk dan jasa perbankan kepada nasabah atau calon
nasabah
(2) Memperbanyak penjualan silang (cross selling) kepada
nasabah/calon nasabah
(3) Mengelola permohonan pembiayaan /kredit
(4) Melakukan pemantauan nasabah kolektibilitas pinjaman
c) Unit operasional, mempunyai tugas sebagai berikut:
(1) Mengelola administrasi kredit pembiayaan
(2) Mengelola administrasi keuangan
(3) Mengelola administrasi dalam negeri dan luar negeri
(4) Mengelola daftar hitam nasabah
(5) Mengelola komunikasi cabang.
(6) Mengelola masalah kepegawaian.
(7) Menyelenggarakan administrasi umum
Di bawah unit operasional terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu:
80
(a) Unit Kliring
(1) Menangani penyelesaian transaksi dalam negeri
(2) Menangani penyelesaian transfer dalam negeri
(b) Unit administrasi pembiayaan, bertugas
(1) Mengelola dan memantau administrasi pembayaran
(2) Menganalisa laporan keuangan nasabah/debitur
(3) Memantau proses pemberian pembiayaan
(c) Unit akuntansi bertugas mengelola masalah logistik
Di bawah unit operasional terdapat satpam, sopir dan office
boy/pelayan yang bertanggung jawab langsung kepada unit operasional.
Semua staff personalia mendapat pembekalan Syari’ah sebelum menjalankan
tugasnya. Dengan adanya pembekalan Syari’ah tersebut diharapkan benar-
benar menjadi karyawan yang trampil, cekatan dan fungsional dalam segala
hal yang berkaitan dengan BNI Syari’ah dari sehingga penampilan maupun
perbuatan sesuai dengan cara islami sebagai media dakwah di bidang syari’ah
muamalah.
4.5. Perkembangan SDM
Jumlah karyawan berdasarkan jenis kelamin, bagian dan status pada
bank Syari’ah Cab. Semarang periode 2005 sebagai berikut :
81
Tabel 1
Jumlah karyawan BNI Syari’ah tahun 2005
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
17
4
Bagian Marketing
Operasi Umum
3
18
Status Karyawan Tetap
Kontrak
Magang
16
5
-
Sumber: BNI Syari’ah Semarang
Untuk menjaga kualitas sumber daya yang ada, bank BNI syari’ah
cabang semarang melakukan pembekalan karyawan sejak awal yaitu pada saat
perekrutan karyawan baru. Proses perekrutan dilaksanakan dengan selektif,
setelah calon karyawan dinyatakan lulus seleksi maka terlebih dahulu harus
menjalani masa magang. Dalam masa ini biasanya karyawan tersebut akan
mendapatkan latihan singkat mengenai mekanisme operasional pada bank
Syari’ah. Masa kerja karyawan tersebut akan dinilai dan hasilnya yang akan
menentukan status karyawan tersebut selanjutnya.
Sedang bagi karyawan yang telah ada pembinaanpun terus
dilaksanakan baik secara rutin maupun berkala, selain pengembangan SDM
melalui pembinaan karyawan bank BNI juga menyediakan fasilitas yang
berguna untuk pengembangan kualitas karyawan-karyawannya yang dapat
berupa ikut serta dalam acara-acara pelatihan-pelatihan atau kegiatan yang
berhubungan dengan perbankan syari’ah.
82
Sesuai dengan program kerja yang ada saat ini Bank BNI Syari’ah
menekankan kegiatan pengembangan kemampuan karyawan pada bidang-
bidang tertentu terutama yang berkaitan dengan pelayanan nasabah:
1) Proses pelayanan nasabah dan operasional perusahaan.
2) Standarisasi kualitas pelayanan nasabah.
3) Pengetahuan terhadap teknologi dan aplikasinya.
4) Penyegaran pemahaman akan figur-figur produk yang ada.
5) Kemampuan pelayanan (service excellent) dan kemampuan negosiasi
(negotiating skills)
Semua hal diatas dilaksanakan karena pihak manajemen bank BNI
Syari’ah menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan pengembangan SDM
merupakan kunci dari keberhasilan usaha.
Adapun keunggulan dari produk pembiayaan ini adalah
1. Rasa tentram, karena dengan pembiayaan syari’ah terhindar dari transaksi
yang riba. Seperti yang tertuang dalam Al Qur’an surat Al Baqoroh (2) :
277
إن الذين آمنوا وعملوا الصالحات
وأقاموا الصالة وآتوا الزآاة لهم
أجرهم عند ربهم وال خوف عليهم وال هم
)277: البقرة(يحزنون
83
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal
shaleh, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat, mereka
mendapatkan pahala disisi tuhannya. tidak ada kekawtiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
2. Rasa aman, karena prinsip syari’ah akan memberikan pembiayaan yang
lebih adil.
هم الربا وقد نهوا عنه وأآلهم وأخذ
أموال الناس بالباطل وأعتدنا
للكافرين منهم عذابا
)161: النساء(أليما
Artinya : ”Dan disebabkan memakan riba, padahal ssungguhnya mereka
telah dilarang dari padanya , dan karena mereka memakan
harta dengan cara batil. Kami telah menyediakan untuk orang-
orang yang kafir diantara mereka ssiksa yang sangat
pedih”.(QS an-Nisaa (4) : 161)
3. Rasa tenang, karena tidak ada beban bunga yang ditetapkan didepan.
يربي الصدقات يمحق الله الربا و
والله ال يحب آل آفار أثيم
)276: البقرة(
Artinya : “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah, dan allah
tidak menyukai setiap yang tetap dalam kekafiran dan selalu
berbuat dosa”. (QS Al baqoroh (2) : 276
84
Pembiayaan ini merupakan perkembangan yang banyak diminati oleh
banyak nasabah sekarang ini, begitu juga dengan pembiayaan produktif
syari’ah juga masih banyak diminati nasabah akan tetapi banyak digunakan
oleh para pengusaha-pengusaha. Karena pembiayaan ini sangat mendukung
kemajuan usaha anda dengan cara yang mudah, fleksibilitas, adil, dan lebih
menenteramkan.
4.6. Bentuk- bentuk promosi BNI Syariah cabang Semarang.
Dalam hal ini kami mengambil penelitian tentang manajemen
promosi yang kami teliti dari BNI Syariah cabang Semarang. BNI Syariah
cabang Semarang menggunakan dua manajemen promosi yaitu :
4.6.1. Pull System
Psull System adalah aktivitas promosi produsen kepada
konsumen dengan menggunakan iklan (advertising), papan bank,
bus panel, dan consumer promotion dengan tujuan agar mereka
mengenal lewat perantara tetapi dalam hal ini infoormasi didapat
secara langsung di perusahan pemasang iklan.
Adapun promosi yang digunakan oleh BNI Syariah meliputi
1. Advertesing / Iklan
BNI Syariah melakukan periklanan dengan membuka
iklan di media elektronik seperti radio dan televisi, dengan
tujuan pada saat iklan tersebut disiarkan masyarakat dapat
menerima kesan yang baik tentang perbankan syariah.
85
2. Papan Nama Perusahaan
Pada metode ini BNI Syariah cabang Semarang
mempromosikan produknya melalui papan nama perusahan
yang dipasang didepan bank syaiah cabang Semarang.
3. Bus Panel
Metode ini adalah promosi melalui media bus, yaitu
pemasangan panel pada kiri atau kanan badan bus.
4.6.2 Push System
Push System merupakan aktivitas promosi produsen kepada
konsumen melalui perantara. BNI Syariah dengan system ini
berhasil dilakukan melalui fatwa Ulama. Tujuan metode ini adalah
agar staf perbankan melihat secara langsung komentar dari kaum
muslim tentang kehalalan produk ini.
Pemasaran modern membutuhkan lebih daripada hanya
mengembangkan produk yang baik, memberi fasilitas yang
menarik dan mencapai sasaran pelanggan. Perusahaan juga harus
berkomunikasi dengan pelanggan yang ada sekarang dan
pelanggan potensial. Tiap perusahaan tidak dapat menghindari
peranan sebagai komunikator dan promotor. Adapun tahapan
manajemen yang dilakukan BNI syariah cabang Semarang:
a. Perencanaan Promosi
Perencanaan adalah suatu gejala yang umum dan
mutlak dilakukan karena perencanaan merupakan fungsi
86
pertama yang harus dilakukan oleh BNI syariah dalam
mencapai tujuan promosi, BNI syariah cabang Semarang
menggunakan perencanaan dengan sangat hati- hati.
b. Pengorganisasian Promosi
Pengorganisasian adalah seluruh proses
pengelompokan orang, tugas, tanggung jawab serta wewenang
sehingga tercipta suatu kelompok yang dapat digerakkan
sebagai satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan promosi
yang diinginkan.
c. Penggerakan Promosi
Penggerakan adalah tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok organisasi dapat berjalan
sehingga tujuan promosi dapat berjalan dengan baik.
d. Pengawasan Promosi
Pengawasan adalah kegiatan manajer yang
mengusahakan agar pekerjaan- pekerjaan terlaksana sesuai
rencana sehingga tujuan promosi memenuhi sasaran.
Pengawasan yang dilakukan BNI syariah dengan kendali
karyawan yang didasarkan pada sumber daya manusia (SDM ).