Post on 07-Aug-2019
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor individu dan
sosial terhadap keputusan menggunakan mobile messaging pada WhatsApp,
KakaoTalk, Line dan WeChat. Adapun variabel bebas (eksogen) yaitu faktor
individu (X1) dan sosial (X2), yang memiliki beberapa dimensi, seperti faktor
individu yang memiliki 6 dimensi information processing, motivation, belief and
attitudes, personality, life style, life cycle, begitupun dengan dimensi dari faktor
sosial yang memiliki empat dimensi yaitu culture, social class,geo
demographics,reference groups. Sedangkan, masalah penelitian yang termasuk ke
dalam variabel terikat (endogen) yaitu keputusan menggunakan, yang memiliki 3
dimensi, yaitu fashion trends, price, value, dan brand image. Menurut Sugiyono
(2010:59) “Variabel eksogen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab berubah atau timbulnya variabel endogen, sedangkan variabel
endogen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel eksogen.”
Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian atau unit analisis yang
dijadikan sebagai responden adalah pengguna mobile messaging. Oleh karena itu
akan diteliti pengaruh faktor individu dan sosial terhadap keputusan menggunakan
pada pengguna mobile messaging khususnya pada Blackberry Messanger,
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
WhatsApp, KakaoTalk, Line dan WeChat. Penelitian ini akan dilakukan dalam
kurun waktu kurang dari satu tahun yang terhitung dari bulan Mei sampai dengan
57
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bulan Desember tahun 2014, maka metode yang digunakan adalah cross sectional
method, seperti yang diungkapkan oleh Maholtra 2009:101 pengumpulan
informasi dari subjek penelitian hanya dilakukan satu kali dalam satu periode
waktu, sehingga penelitian ini merupakan one-shot atau cross sectional.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian yang digunakan
Berdasarkan tingkat penjelasan dan tingkat penelitian, maka jenis penelitian
ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif, menurut Maholtra (2009:100) :
Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian konklusif yang memiliki
tujuan utama deskripsi dari sesuatu, biasaynya karakteristik atau fungsi
pasar. penelitian deskriptif sangat berguna ketika mencari pertanyaan
penelitian yang menggambarkan mengenai fenomena pasar, seperti
menentukan frekuensi pembelian, mengidentifikasi hubungan atau
membuat prediksi.
Penelitian deskriptif mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran
mengenai konsep faktor individu dan sosial terhadap keputusan menggunakan
mobile messaging pada Blackberry Messanger, WhatsApp, KakaoTalk, Line dan
WeChat. Sedangkan, penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran
dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan,
dimana pengujian hipotesis tersebut menggunakan perhitungan statistik
(Suharsimi Arikunto, 2010:8). Dalam hal ini penelitian verifikatif bertujuan untuk
mengetahui pengaruh faktor individu dan sosial terhadap keputusan
menggunakan.
58
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.2 Metode Penelitian yang digunakan
Berdasarkan jenis penelitian tersebut yaitu penelitian deskriptif dan
verifikatif, maka, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Explanatory Survei. Menurut Maholtra (2010:96), menyatakan bahwa
“Explanatory survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk
mendapatkan ide-ide dan wawasan kedalam masalah yang dihadapi manajemen
atau para peneliti tersebut
Penelitian yang dilakukan dalam metode ini adalah informasi dari sebagian
populasi yang dikumpulkan dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari
sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Explanatory survei ini
bertujuan untuk mengeksplorasi atau meneliti melalui masalah atau situasi untuk
mendapatkan wawasan dan pemahaman. Menurut Sherri L. Jackson (2012:20)
menyatakan, "Survey method is questioning individuals on a topic or topics
describing their response". Artinya metode survei merupakan metode yang
mempertanyakan individual dari sebuah topik atau beberapa topik kemudian
menggambarkan tanggapan mereka.
Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan
secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi
terhadap objek yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini akan diuji kebenaran
hipotesis melalui pengumpulan data dilapangan, mengenai pengaruh faktor
individu dan sosial terhadap keputusan menggunakan mobile messaging pada
Blackberry, WhatsApp, Line, Kakaotalk dan WeChat.
59
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.3 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel ke
dalam konsep teori dari variabel yang diteliti, indicator, ukuran dan skala yang
bertujuan untuk mendefinisikan dan mengukur variabel. Berdasarkan objek
peneliti yang telah dikemukakan diatas, penelitian ini meliputi dua veriabel inti,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat, dimana :
1. Variabel Bebas (Eksogen)
Variabel yang mempengaruhi, baik secara positif maupun negative
terhadap variabel tidak bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
faktor individu dan sosial.
2. Variabel Terikat (Endogen)
Variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah keputusan menggunakan.
Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas (independent variable) yaitu
faktor individu (X1) yang memiliki dimensi motivation, information processing,
personality, life cycle, life style, belief and attitudes dan sosial (X2) yang memiliki
dimensi geo demographics, culture, sosial class, reference groups. Sedangkan,
variabel terikat (dependent) yaitu keputusan menggunakan, memiliki bebrapa
dimensi diantaranya, fashion trends, brand image, price, dan value. Seperti yang
diperlihatkan dalam Tabel 3.1, berikut :
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
VARIABEL INDIKATOR KONSEP
VARIABEL
UKURAN SKALA NO.
ITEM Faktor
individu
The range of
individual
60
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
VARIABEL INDIKATOR KONSEP
VARIABEL
UKURAN SKALA NO.
ITEM influence that can
affect the buying
process is quite
extensive
Ferrel&Michaele
(2012:160)
Motivation
Motivation is the
reason for
behavior. A motive
is a construct
representing an
unobservable
inner force that
simulates and
compels a
behavior response
and provides
specipic direction
to that response
(Hawkins dan
mothersbaugh
(2010:360))
Physiological 1. Tingkat keinginan
untuk berkomunikasi
melalui aplikasi
mobile messaging
Interval 3.
Self-
actualization
2. Tingkat aktualisasi
untuk
mengekspresikan diri
melalui aplikasi
mobile messaging
Interval 4.
Safety 3. Tingkat rasa aman
untuk privacy
pengguna aplikasi
mobile messaging
Interval 5.
Information
processing
Informal
processing is a
series of activities
by which stimuli
are perceive,
transformed into
information and
store
(Hawkins dan
motherbaugh
(2010:378))
Perhatian 1. Tingkat perhatian
terhadap fitur yang
ada pada aplikasi
mobile messaging
Interval 6.
Pemaparan 1. Tingkat pemahaman
terhadap fitur yang
ada pada aplikasi
mobile messaging
Interval
7.
Personality
However we
propose that
personality be
define as those
innerpsychological
characteristics
that both
determine and
reflect how a
person responds to
his or her
environment.
(Sciffman kanuk
(2010:136))
Kognitif 1. Tingkat pengetahuan
mengenai aplikasi
mobile messaging
Interval 8.
Afektif 1. Tingkat perasaan
yang diperlihatkan
ketika menggunakan
aplikasi mobile
messaging
Interval
Konatif 2. Tingkat perubahan
perilaku akibat
penggunaan aplikasi
mobile messaging
Interval
Life cycle
Present
opportunities
for marketers who
can help people
cope with their
Economic
circumstances
3. Tingkat pengeluaran
untuk menggunakan
mobile messaging
Interval
9.
61
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
VARIABEL INDIKATOR KONSEP
VARIABEL
UKURAN SKALA NO.
ITEM major concerns
(Kotler dan Keller
2012:217)
Life style
Is a person’s
pattern of living as
expressed in his or
her
psychographics
(Kotler dan Keller
2012:146)
Activities
1. Tingkat
ketergantungan pada
penggunaan aplikasi
mobile messaging
Interval
10.
Interest 4. Tingkat perhatian
atau ketertarikan
terhadap promosi
yang dilakukan
aplikasi mobile
messaging
Interval 11.
Belief and
attitudes
An attitude is an
enduring
organization of
motivational,
emotional,
perceptual, and
cognitive process
with respect to some
aspect of our
environment
(Hawkins dan
mothersbaugh
(2010:373))
Positive 2. Tingkat sikap positif
yang diberikan dan
diperlihatkan ketika
berkomunikasi
melalui mobile
messaging
Interval 12.
Enthusiastic 3. Tingkat antusias
dalam berkomunikasi
melalui mobile
mesaaging
Interval 13.
Faktor
Sosial
Social influence as
the degree to wich
online users
perceive that
important
individuals believe
they should use
social networking
site
(Venkatesh et al
(2003) dalam
Margaret L Sheng
eht al (2011:5))
Geo
demographics
Calls for dividing
the market into
different
geographical
units, divides the
market into
segments
(Kotler dan Keller
2012:191)
Kondisi tempat
tinggal
1. Tingkat pengaruh
lingkungan (tempat
tinggal, sekolah,
pekerjaan) dalam
penggunaan aplikasi
mobile messaging
Interval 14.
62
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
VARIABEL INDIKATOR KONSEP
VARIABEL
UKURAN SKALA NO.
ITEM Culture Kompleks nilai,
gagasan, sikap,
simbol, lainnya
yang bermakna
melayani manusia
untuk
berkomunikasi,
membuat tafsiran
dan mengevaluasi
sebagai anggota
masyarakat dan
diteruskan dari
satu generasi ke
generasi lainnya
(Engel
(2005:310))
Norma perilaku 1. Tingkat interaksi
yang terbentuk
dilingkungan (bahasa
gaul) terfasilitasi
dengan aplikasi
mobile messaging
Interval 15.
Kebiasaan 2. Tingkat kebiasaan
(habitual)
menggunakan
aplikasi mobile
messaging
Interval 16.
Sosial class Social class refers
to a nation status
hierarchy by
which groups and
individuals are
distiungished in
term of esteem and
prestige
(Peter dan oslon
(2010:336))
Interaksi 1. Tingkat prestige yang
ditimbulkan dengan
adanya interkasi
melalui aplikasi
mobile messaging
Interval 17.
Pekerjaan 2. Tingkat keinginan
memasuki kelas
sosial (middle-upper)
Interval 18.
Reference
Groups
Are all the groups
that have a direct
(face to-face) or
indirect influence
on their attitudes
or behavior.
(Kotler dan Keller
2012:153)
Membership
Group
1. Tingkat keanggotaan
kelompok yang
berkomunikasi
melalui mobile
messaging
Interval 19.
Keputusan
Menggunakan
Purchase decision
is the buyer’s
decision about
which brand to
purchase.
(Kotler dan
Amstrong (2012 :
154)
Fashion Trends A currently
accepted or
popular
style in a given
field
(Kotler dan
Amstrong
Fashion
Innovators
1. Tingkat keinginan
untuk menjadi
sorotan (trend setter)
dalam penggunaan
aplikasi mobile
messaging.
Interval 20.
63
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
VARIABEL INDIKATOR KONSEP
VARIABEL
UKURAN SKALA NO.
ITEM 2012:G3)
Fashion
followers
2. Tingkat keinginan
untuk selalu
mengikuti trend
komunikasi mobile
messaging
Interval 21.
Brand Image The perceptions and
beliefs held by
consumers, as
reflected
in the associations
held in consumer
memory
(Kotler dan Keller
2012:G1)
Brand
personality
1. Tingkat personalitas
merek mempengaruhi
komunikasi melalui
mobile messaging
Interval 22.
Differentiation 2. Tingkat ketertarikan
dengan hal yang baru
dan berbeda
Interval 23.
Price Is the amount of
money charged for
a product or a
service.
(Kotler dan Keller
2012:25)
Allowances 1. Tingkat harga paket
data yang terjangkau
Interval 24.
Value The amount that a
seller may expect
to obtain for
merchandise,
services, or
securities in the
open market.
(The American
Heritage®
Dictionary of the
English Language,
Fourth Edition
copyright ©2000)
Quality 1. Tingkat kesukaan
akan kualitas dari
fitur aplikasi mobile
messaging
Interval 25.
Services 2. Tingkat rasa percaya
pada kecepatan
layanan dari aplikasi
mobile messaging
Interval 26.
Sumber : Berdasarkan hasil pengolahan data, referensi buku dan jurnal
3.2.4 Jenis dan Sumber Data
Dalam melakukan penelitian, data merupakan hal yang paling penting.
Sumber data penelitian merupakan sumber data yang diperlukan dalam kegiatan
penelitian. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dikelompokkan
kedalam dua kelompok data, seperti yang diungkapkan oleh Maholtra (2009:120),
pada dasarnya sumber data terdiri dari dua sumber yaitu sumber data primer
64
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(primary data source) dan sumber data sekunder (secondary data sources), yang
definisikan, antara lain:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung, diperoleh dari
tangan pertama dengan tujuan untuk menjawab permasalahan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah
kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden, sesuai dengan target
sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yakni survei
pada pengguna aplikasi mobile messaging atau pengguna smartphone.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, yang telah
dikumpulkan oleh peneliti yang tersedia di sumber publikasi dan non publikasi
yang berguna bagi peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data
sekunder yaitu literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan
dengan penelitian yang mampu merperlihatkan permasalahan.
Pada Tabel 3.2 diperlihatkan sumber data primer dan data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
NO DATA JENIS DATA SUMBER DATA
1. Aplikasi kategori pesan dan
media sosial yang paling
dominan digunakan.
Sekunder http://chip.co.id/
2. Fenomena aplikasi mobile
messaging yang terjadi secara
global
Sekunder http://wmpoweruser.com/
3. Dalam laporan Nielsen
Indonesia tergolong
penggunaan aplikasi yang
masih rendah
Sekunder http://www.indotelko.com
4. 10 aplikasi yang disukai dan
dicari masyarakat Indonesia
Sekunder http://dailysocial.net/
5. Aplikasi mobile messaging Sekunder Google Trends
65
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
NO DATA JENIS DATA SUMBER DATA
seperti Blackberry,
WhatsApp, Line, KakaoTalk,
dan WeChat, merupakan
aplikasi yang diminati
6. Jumlah pengguna aplikasi
mobile messaging
(Blackberry, Line, WhatsApp,
KakaoTalk, WeChat) tahun
2014
Sekunder http://www.liputan6.com/
7. Survei Ericsson Consumer
Lab Analytical Platform 2013
mengenai pengguna
smartphone, dan jumlah
pengguna smartphone di
Indonesia.
Sekunder www.bakrie-brothers.com
www.tekno.liputan6.com
8. Jakarta menjadi kota yang
paling tertinggi dalam
penggunaan layanan.
Sekunder http://harianti.com/
9. Bandung yang memiliki
traffic selullar tertinggi
dibanding Kota besar lainnya,
serta persentase penggunaan
internet (paket data) melalui
smartphone
Sekunder http://www.postel.go.id/
laporan tahunan APJII
(Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia)
10. Program pemasaran yang
dikerapkan mobile messaging
(Blackberry
Messangger,WhatsApp,
KakaoTalk, Line dan
WeChat) yang sesuia dengan
proses dalam keputusan
menggunakan
Sekunder http://gadgetan.com/
http://id.berita.yahoo.com
/
http://www.tempo.co/
http://dailysocial.net/
11. Program pemasaran yang
dikerapkan mobile messaging
(Blackberry Messangger,
WhatsApp, KakaoTalk, Line
dan WeChat) yang sesuia
dengan faktor individu dan
sosial masyarakat Bandung
Sekunder http://gadgetan.com/
http://id.berita.yahoo.com
/
http://www.tempo.co/
http://dailysocial.net/
Sumber : Berdasarkan hasil pengolahan data 2014
3.2.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.5.1 Populasi
66
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam melakukan penelitian hal yang paling penting selain sebuah data
adalah populasi, karena populasi dapat dijadikan sebagai sumber data.
Sherril,Jackson (2012:20) mengemukakan “Population is all the people about
whom to study it meant to generalize”. Populasi adalah semua orang mengenai
untuk siapa penelitian itu di maksudkan kemudian melakukan generalisasi. Dalam
menentukan populasi, peneliti tidak dapat langsung menentukan populasi mana
yang akan dipilih, seperti yang diungkapkan oleh Maholtra (2010:370)
“Population is the agregrate of all the elements, sharing some common set of
characteristic that comprises the universe for for the purpose of the marketing
research problem”. Populasi adalah keseluruhan semua elemen berbagi beberapa
seperangkat karakteristik yang terdiri dari alam semesta untuk tujuan riset
masalah pemasaran.
Karakteristik yang ada pada populasi harus sesuai dengan objek penelitian
yang dipilih oleh peneliti, dalam penelitian ini populasi yang memilki
karakteristik yang sama dan menjadi sasaran adalah pengguna mobile messaging
di Kota Bandung dengan kelompok masyarakat yang mengakses melalui paket
data (internet) 22,1% melalui smartphone dari jumlah penduduk sebesar
2.620.000 jiwa, yaitu sebesar 579.000 (Sumber : APJII (Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia)
3.2.5.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang terpilih untuk dianalisis
“A sample is defines as the population that has been selected for analysis” Mark
L Bernson et al (2012:250). Sampel harus mampu mewakili dan representative,
67
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0
01
nn
n
N
(Harun Al Rasyid,1994:44)
2
0
(1 )2
Z S
n
(Harun Al Rasyid,1994:44)
maka setiap subjek di dalam populasi diupayakan memiliki peluang yang sama
untuk dijadikan sebuah sampel, tetapi peneliti tidak mungkin untuk meneliti
keseluruhan populasi dikarenakan keterbatasan dalam hal biaya, tenaga dan waktu
yang tersedia. Maka dari itu peneliti berhak untuk mengambil sebagian sampel
asalkan sampel tersebut mampu mewakili dan representative yang bertujuan untuk
mempermudah dalam melakukan penelitian, sesuai dengan penelitian ini dimana
memiliki populasi (pengguna mobile messaging) yang banyak, sehingga
memerlukan sampel yang mampu mewakili dan representative. Seperti yang
diungkapkan oleh Charles Stangor (2011:110) “A representatives sample is the
one that is approximately the same as the population is every important respect”
Agar memperoleh sampel yang representative dari populasi, maka setiap subjek
dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi
sampel.
Berdasarkan pengertian sampel yang dikemukakan di atas, maka sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian,
yaitu sebagian pengguna mobile messaging di Kota Bandung. Dalam menentukan
jumlah sampel digunakan pengambilan sampel dengan menggunakan simple
random sampling dari Al Rasyid (1994:44), yaitu:
Sedangkan n0 dapat dicari dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
68
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
N = Populasi
n = Banyaknya sampel yang diambil dari seluruh unit
s = Simpangan baku untuk variabel yang diteliti dalam populasi dengan
menggunakan Deming’s Emperical Rule
= Bound of error yang bisa ditolerir atau dikehendaki sebesar 5%
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel dari Jumlah
populasi yang ada yaitu sebagai berikut:
a. Distribusi skor berbentuk kurva distribusi
b. Jumlah item = 26
c. Nilai tertinggi skor responden : (26 x 7) = 182
d. Nilai terendah skor responden : (26 x 1) = 26
e. Rentang = Nilai tertinggi – Nilai terendah = 182 – 26 = 156
f. S = Simpangan baku untuk variabel yang diteliti dalam populasi (populasi
standar deviation) diperoleh:
S = (0,29) (156) = 45.24
Diperoleh S=(0,29) berdasarkan pengamatan dari jawaban responden yang
menjawab kuesioner yang berskala 1-7, responden lebih banyak menjawab
dengan tersebar merata sehingga arah kurva cenderung ke sebelah kiri dan
kanan (two tailed)
g. Dengan derajat kepercayaan = 95% dimana %5
Z
21
= Z 0,975 = 1,96
(lihat tabel Z, yaitu tabel normal baku akan diperoleh nilai 1,96)
Adapun perhitungan ukuran sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah dengan mencari nilai no lebih dahulu, yaitu:
69
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
no=
2
21
SZ
no = 314.49
Nilai no sudah diketahui yaitu sebesar 314 setelah itu kemudian dilakukan
penghitungan untuk mencari nilai n untuk mencari jumlah sampel yang akan
diteliti.
n =
n =
n =
n = 313.83
n = 314
Berdasarkan perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam
penelitian ini ditetapkan dengan α = 0,05 maka diperoleh ukuran sampel (n)
minimal sebesar 314. Menurut Winarmo Surakhmad (1998:100) bahwa “Untuk
jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik”.
Kemudian agar sampel yang digunakan representatif, maka pada penelitian ini
ditentukan sampel yang berjumlah 400 pengguna, menurut Kusnendi (2008:46)
bahwa ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam SEM adalah minimal berukuran
100, hal yang sama dikemukakan oleh Singgih Santoso (2014:74), bahwa paling
tidak harus ada 15 data (sampel atau responden). Pada penelitian ini terdiri dari
tiga konstruk masing-masing memiliki indikator, seperti faktor individu dengan
70
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
enam indikator, faktor sosial empat indikator, keputusan menggunakan empat
indikator, maka total jumlah indikator adalah 14, maka akan ada minimal 14
parameter. Untuk itu jumlah sampel minimal adalah 15 x 14 = 220. Semakin
tinggi sampel maka akan menghasilkan model yang fit, berdasarkan hal tersebut
sampel dalam penelitian ini yaitu 400.
3.2.5.3 Teknik penarikan Sampling
Teknik sampling mengacu pada pemilihan orang-orang untuk
berpartisipasi dalam sebuah proyek penelitian biasanya digunakan untuk tujuan
membuat kesimpulan tentang kelompok yang lebih besar dari individu. Seperti
yang diungkapkan oleh Charles stangor (2011:110) “Sampling refers to the
selection of people to participate in a research project, usually with the goal of
being able to use these people to make inferences about a larger group of
individuals.”
Selanjutnya Malhotra (2009:375) menyatakan, "Sebuah teknik sampling
dapat diklasifikasikan sebagai non probalitas dan probabilitas." Sampel
probability merupakan sampel dimana setiap elemen atau anggota populasi
memiliki peuang yang sama untuk terpilih sebagai sampel sedangkan sampel non
probability kebalikan dari probability dimana setiap elemen atau populasi tidak
memiliki peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat objektif. Dimana
probability sampling meliputi simple random, proportionate stratified random,
disproportionate stratified random, dan area random. Sedangkan, nonprobability
sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental,
purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling.
71
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi
penelitian, penulis mengambil teknik simple random sampling karena semua
populasi dari pengguna aplikasi mobile messaging memiliki kesempatan untuk
terpilih sebagai sampel secara acak oleh peneliti. Seperti yang dikemukakan oleh
Mark L. Bernson et al (2012:250) menyatakan “In a simple random sample, every
item from a frame has the same chance of selection as every other item”. Oleh
karena itu hak setiap subjek sama, maka penelitian terlepas dari perasaan ingin
mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.
3.2.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengolahan data mengacu pada cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan. Untuk memperoleh data yang lengkap
dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik penelitian seperti
berikut:
1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku,
makalah, situs web-site, majalah guna memperoleh informasi yang
berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan
masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari faktor individu dan sosial
serta keputusan menggunakan.
2. Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan
secara online kepada responden yaitu pengguna aplikasi mobile messaging.
Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang
mencerminkan pengukuran indikator variabel X1 Faktor Individu dan Sosial
X2 serta Variabel Y Keputusan Menggunakan. Kemudian memilih alternatif
72
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang
dianggap paling tepat. Kuesioner yang disebar oleh peneliti secara terbuka
pada pengguna aplikasi mobile messaging dan pengguna smartphone.
Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut:
a. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.
b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis
instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang
bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan
disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga
responden hanya memilih jawaban yang tersedia.
c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada
penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai
dengan skala interval.
Langkah-langkah penyebaran kuisioner secara online adalah sebagai berikut:
a. Menyusun daftar pertanyaan secara online menggunakan Google
Drive, kunjungi drive.google.com kemudian login menggunakan akun
Google pilih Create, Form untuk mulai membuat kuesioner online.
b. Setelah kuesioner online selesai, kemudian dilakukan penyebaran
kuesioner dan alamat web kuesioner tersebut.
1) Mengirim aplikasi kuesioner melalui email kepada teman
pengguna aplikasi mobile messaging dan pengguna smartphone.
2) Melalui twitter melalui mention kepada akun komunitas-
komunitas untuk di share baik komunitas teknologi informasi
73
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
maupun kemahasiswaan di universitas-universitas seperti
@WhatsApp, @WhatsAppDice, @BlackberryID, @indo_line,
@KakaoTalkINA, @wechatid, @bem_unpad, @KM_ITB,
@InfoUPI, @anak_unpad, @dokterdroid, @androidID, @droindo
dan yang lainnya.
3) Melakukan share di Facebook, forum-forum di Facebook dan Fan
page pengguna aplikasi mobile messaging dan pengguna
smartphone.
3. Studi literatur
Studi Literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan
dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang
diteliti yang terdiri dari faktor individu dan sosial serta keputusan
menggunakan. Studi literature tersebut didapat dari berbagai sumber, yaitu
a) Perpustakaan UPI b) Skripsi, c) Jurnal ekonomi dan bisnis d) Media cetak
(majalah) e) Media Elektronik (internet).
3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas
Dalam suatu penelitian data menduduki kedudukan yang paling penting,
karena mampu menggambarkan keadaan variabel yang diteliti serta memiliki
fungsi untuk membentuk hipotesis. Data menentukan mutu hasil penelitian, oleh
karena itu data perlu diuji. Untuk mengetahui layak atau tidaknya data (kuesioner)
yang akan disebarkan, perlu dilakukan tahap pengujian, tahapan itu adalah
pengujian validitas dan reabilitas. Kebenaran data dapat dilihat dari instrumen
74
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting
yaitu Valid dan Reliabel.
Pengujian validitas instrument dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat
kesamaan antara yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
objek yang diteliti, sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan
tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan. Uji validitas dan
reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu
software komputer program SPSS 21.0 for window.
3.2.7.1 Hasil Pengujian Validitas
Penelitian mengenai pengaruh faktor individu dan sosial terhadap
keputusan menggunakan mobile messaging pada Blackberry Messanger,
WhatsApp, KakaoTalk, Line, dan WeChat, dilakukan untuk mengetahui apakah
antara variabel faktor individu (X1) dan sosial (X2) ada pengaruhnya terhadap
keputusan menggunakan (Y), dengan menafsirkan data yang terkumpul melalui
responden melalui kuesioner.
Pengujian validitas instrument dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat
kesamaan antara data yang trekumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi.
Menurut Sherri L Jackson (2012:85) “Validity is an indication of whether the
instrument measuring what it claims to measure”. Validitas adalah indikasi
apakah instrumen mengukur apa yang dikatakannya untuk diukur. Menurut
Maholtra (2009:282) “The Validation of scale may be defined as the extent to
which differences in observed scale score reflect true differences among on the
characteristic being measured”. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas
75
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukuranya, atau memberikan hasil
ukuran sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya tes tersebut.
Uji validitas dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item
kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari
korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban
responden yang mempunyai skala pengukuran interval perhitungan korelasi antara
pernyataan kesatu dengan skor total digunakan alat uji korelasi Pearson (product
coefisient of correlation) dengan rumus :
Sumber : Suharsimi Arikunto (2009:146)
Keterangan:
r = Koefesien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total
ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X
ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y
ΣX2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
ΣY2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N = Banyak responden
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikan sebagai
berikut :
76
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika
rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel (rhitung ≥ rtabel)
2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid
jika rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung<rtabel)
Perhitungan validitas instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS
21.0 for windows. Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa tes ini
adalah teknik korelasi biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan
dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji
apakah koefisien validitas tersebut signifikan terhadap taraf signifikan tertentu,
artinya adanya koefesien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji
dengan rumus statistic t sebagai berikut:
Sumber : Sugiyono (2010:250)
Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf
signifikasi a = 0,05
2. Jika thitung > ttabel maka butir pertanyaan tersebut valid
3. Jika thitung < ttabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid
Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrument yang
digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Dalam penelitian ini yang akan
77
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diuji adalah validitas dari instrument faktor individu dan sosial X , keputusan
menggunakan sebagai variabel Y. Jumlah pertanyaan untuk variabel X1 adalah 13
Terdapat 1 Item pertanyaan yang tidak valid, sedangkan untuk item pertanyaan
variabel X2 berjumlah 6, untuk item pertanyaan variabel Y berjumlah 7, terdapat
1 item pertanyaan tidak valid. Lalu dilakukan drop out pada 2 item yang tidak
valid dan dilakukan uji validitas ulang, berikut Tabel 3.4 hasil uji validitas faktor
individu.
TABEL 3.3
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS FAKTOR INDIVIDU
NO PERNYATAAN rhitung rtabel thitung ttabel KET
FAKTOR INDIVIDU
Motivation
1. Keinginan pengguna
smartphone untuk
berkomunikasi melalui
aplikasi mobile messaging
0,911 0,374
11.6687 2,0484 Valid
2. Pengguna aplikasi mobile
messaging dapat
mengekspresikan diri
0,823 0,374 7.6643 2,0484 Valid
3. Aplikasi mobile messaging
memberikan rasa aman
pada privacy penggunanya.
0,678 0,374 4.8793 2,0484 Valid
Information Processing
4. Pengguna tertarik dengan
fitur yang ada pada aplikasi
mobile messaging
0,667 0,374 4.7357 2,0484 Valid
5. Aplikasi mobile messaging
memberikan pemahaman
pada fitur yang ditawarkan
0,524 0,374 3.2545 2,0484 Valid
Personality
6. Pengetahuan yang dimiliki
pengguna mengenai fitur
aplikasi mobile messaging
0,684 0,374 4.9601 2,0484 Valid
7. Perasaan yang dirasakan
oleh pengguna aplikasi
mobile messaging
0,688 0,374 5.0151 2,0484 Valid
8. Pengguna menginginkan
(lebih privacy) yang
0,720 0,374 5.4883 2,0484 Valid
78
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
NO PERNYATAAN rhitung rtabel thitung ttabel KET
FAKTOR INDIVIDU
terfasilitasi oleh aplikasi
mobile messaging
Life cycle
9. Biaya yang harus
dikeluarkan pengguna
aplikasi mobile messaging
0,792 0,374 6.8624 2,0484 Valid
Life style
10. Aktivitas yang tidak bisa
terlepas dari penggunaan
aplikasi mobile messaging
0,580 0,374 3.7664 2,0484 Valid
11. Perhatian pada promosi
yang dilakukan oleh
aplikasi mobile messaging
0,876 0,374 9.6079 2,0484 Valid
Belief and attitudes
12. Sikap yang diperlihatkan
pengguna saat
menggunakan aplikasi
mobile messaging
0,792 0,374 6.8624 2,0484 Valid
13. Pengguna merasa antusias
untuk menggunakan
aplikasi mobile messaging
0,827 0,374 7.7815 2,0484 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for window)
Berdasarkan Tabel 3.4 pada instrumen variabel faktor individu dapat
diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi motivation dengan item
keinginan untuk berkomunikasi melalui aplikasi mobile messaging yang bernilai
0,876, sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi personality dengan item
pengetahuan mengenai fitur yang ada pada aplikasi mobile messaging yang
bernilai 0,432, dan pengujian validitas dengan rumus statistik t menunjukan hasil
pengujian koefisien validitas terhadap taraf signifikan tertentu, semua nilai thitung
melebihi nilai ttabel, artinya bahwa adanya koefesien validitas tersebut bukan
karena faktor kebetulan.
79
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil uji coba instrumen untuk variabel faktor sosial berdasarkan hasil
perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program
SPSS 21.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan valid karena
skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai yang bernilai
0,374. Berikut ini Tabel 3.5 mengenai hasil uji validitas variabel faktor sosial
yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel X2.
TABEL 3.4
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS FAKTOR SOSIAL
NO PERNYATAAN rhitung rtabel thitung ttabel KET
FAKTOR SOSIAL
Geodemographics
1. Menggunakan aplikasi
mobile messaging akibat
pengaruh lingkungan
(tempat kerja, sekolah, dan
tempat tinggal)
0,832 0,374 7.9334 2,0484 Valid
Culture
2. Interaksi non-formal yang
ada di lingkungan (bahasa
gaul) terfasilitasi oleh
aplikasi mobile messaging
0,785 0,374 6.7032 2,0484 Valid
3. Menggunakan aplikasi
mobile messaging sudah
menjadi suatu kebiasaan
(habit)
0,642 0,374 4.4295 2,0484 Valid
Social class
4. Menggunakan aplikasi
mobile messaging untuk
meningkatkan gengsi
(prestige)
0,780 0,374 6.5936 2,0484 Valid
5. Menggunakan aplikasi
mobile messaging karena
keinginan untuk berada
pada kelas sosial (middle-
upper)
0,746 0,374 5.9259 2,0484 Valid
Reference Groups
6. Menggunakan aplikasi 0,745 0,374 5.9080 2,0484 Valid
80
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
NO PERNYATAAN rhitung rtabel thitung ttabel KET
FAKTOR SOSIAL
mobile messaging karena
rekomendasi teman atau
kelompok
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for window)
Berdasarkan Tabel 3.5 pada instrument variabel faktor sosial dapat
diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi geo demographics dengan
item menggunakan aplikasi mobile messaging akibat pengaruh lingkungan
(tempat tinggal, sekolah, pekerjaan), yang bernilai 0,752 dan nilai terendah
terdapat pada dimensi culture dengan item menggunakan aplikasi mobile
messaging sudah menjadi kebiasaan (habitual), yang bernilai 0,517, dan untuk
pengujian validitas dengan rumus statistik t menunjukan hasil pengujian koefisien
validitas terhadap taraf signifikan tertentu, semua nilai thitung melebihi nilai ttabel,
artinya bahwa adanya koefesien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan.
Berikut ini Tabel 3.6 mengenai hasil uji validitas variabel keputusan
menggunakan yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel Y.
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KEPUTUSAN MENGGUNAKAN
KEPUTUSAN MENGGUNAKAN
Fashion Trends
1. Keinginan untuk menjadi
sorotan (trend setter)
0,691 0,374 5.0568 2,0484 Valid
2. Menggunakan aplikasi mobile
messaging karena terbawa
oleh trend komunikasi
0,767 0,374 6.3234 2,0484 Valid
Brand Image
3. Citra merek yang tersohor
dan baik memberikan
dorongan untuk
menggunakna aplikasi mobile
messaging
0,794 0,374 6.9092 2,0484 Valid
4. Ketertarikan mencoba hal 0,850 0,374 8.5357 2,0484 Valid
81
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KEPUTUSAN MENGGUNAKAN
yang baru
Price
5. Menggunakan aplikasi mobile
messaging karena harga paket
data yang terjangkau dan
terhitung hemat.
0,619 0,374 4.1692 2,0484 Valid
6. Menyukai kualitas fitur yang
ditawarkan aplikasi mobile
messaging
0,801 0,374 7.0779 2,0484 Valid
7. Rasa percaya terhadap
kualitas layanan yang
ditawarkan aplikasi mobile
messaging
0,588 0,374 3.8455 2,0484 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for window)
Berdasarkan Tabel 3.6 pada instrumen variabel keputusan menggunakan
dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi brand image, dengan
item ketertarikan dengan hal yang baru, yang bernilai 0,728 dan nilai terendah
juga terdapat pada dimensi allowances dengan item menggunakan aplikasi mobile
messaging karena paket data terjangkau, yang bernilai 0,470, serta untuk
pengujian validitas dengan rumus statistik t menunjukan hasil pengujian koefisien
validitas terhadap taraf signifikan tertentu, semua nilai thitung melebihi nilai ttabel,
artinya bahwa adanya koefesien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan.
3.2.7.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Instrument penelitian selain diharuskan untuk valid, diharuskan pula untuk
dapat dipercaya (reliable). Uji reliabilitas digunakan untuk mendapatkan tingkat
ketepatan (keajegan) alat pengumpul data atau instrument data yang digunakan.
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu alat instrument cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrument
82
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut sudah dapat dikatakan baik. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang
reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Menurut, Sherri L Jackson (2012:81) “Reliability is indication of
consistency or stability of a measuring instrument” reabilitas adalah indikasi dari
konsistensi atau stabilitas dari sebuah alat ukur. Sedangkan Umi Sekaran
(2009:178) mengungkapkan bahwa reliabilitas adalah tingkat keterpercayaan hasil
suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran
yang mampu memberikan hasil ukur terpercaya (reliable).
Jika suatu instrumen dapat dipercaya, maka data yang dihasilkan oleh
instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian instrument dilakukan dengan
internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan
rumus Spearman Brown yaitu :
Sumber: Sugiyono (2010:190)
Keterangan :
ri = Realibilitas seluruh instrument
rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua
Pengujian realibilitas tersebut menurut Sugiyono (2010:190) dilaksanakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
instumen ganjil dan genap.
83
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Skor data dari tiap kelompok disusun sendiri dan kemudian skor total antara
kelompok gajil dan genap dicari korelasinya.
Keputusan uji realibilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika koefisien internal seluruh item (ri) ≥ rtabel dengan tingkat signifikasi 5%
maka item pertanyaan dikataka reliabel.
2. Jika koefisien internal seluruh item (ri) < rtabel dengan tingkat signifikasi 5%
maka item pertanyaan dikataka tidak reliabel.
Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 30 responden dengan
tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28) maka didapat
nilai rtabel sebesar 0,374. Hasil pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan
dengan bantuan SPSS 21.0 for Windows diketahui bahwa semua variabel reliable,
hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan nilai rtabel. Hal
ini dapat dilihat dalam Tabel 3.7 berikut:
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS
No Variabel rhitung rtabel Keterangan
1. Faktor individu 0,769 0,374 Reliabel
2. Faktor Sosial 0,788 0,374 Reliabel
3. Keputusan Menggunakan 0,780 0,374 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.0 for window)
3.2.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah dan
menganalisis data dalam rangka pengujian hipotesisi. Tujuan pengolahan data
adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis
84
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang telah dirumuskan dalam penelitian. Dengan demikian, teknik analisis data
diarahkan pada pengujian hipotesisi serta menjawab masalah yang diajukan.
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau
kuesioner. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat
dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data
seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan
melalui tahapan :
1. Menyusun data
Kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan identitas responden,
kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Tabulasi data
Penelitian ini melakukan tabulasi data dengan langkah-langkah dibawah ini :
a. Memberi skor pada tiap item
Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh faktor individu (X1) dan faktor
sosial (X2) terhadap keputusan menggunakan (Y), dengan skala pengukuran
menggunakan skala semantic differential. Menurut Umar (2008:99) “Skala
berusaha mengukur arti suatu objek atau konsep bagi responden. Skala ini
mengandung unsur evaluasi (misalnya : bagus buruk, jujur tidak jujur),
unsure potensi (aktif pasif, cepat lambat)”.
Dalam penelitian ini, pernyataan dari angket terdiri dari 7 kategori sebagai
berikut :
TABEL 3.7
SKOR ALTERNATIF JAWABAN POSITIF DAN NEGATIF
Alternatif Sangat tinggi, Rentang Jawaban Sangat rendah,
85
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jawaban terpenuhi,
paham,
senang, setuju,
tertarik, dan
mempengaruhi
tidak terpenuhi,
tidak paham,
tidak senang,
tidak setuju, dan
tidak
mempengaruhi
7 6 5 4 3 2 1
Positif 7 6 5 4 3 2 1
Sumber : Modifikasi dari Husein Umar (2008:99)
b. Menjumlahkan skor pada setiap item
c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian
3. Pengujian
Untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yang digunakan dalam
penelitian kuantitatif ini adalah metode analisis verivikatif, maka dilakukan
analisis Structural Equation Modeling.
3.2.8.1 Analisis Deskriptif
Data yang diperoleh secara mentah atau hasil dari pengisian angket harus
diolah agar memperoleh makna yang berguna bagi pemecahan masalah. Alat
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini disusun
oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu
memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh faktor individu dan sosial.
pengolahan data yang terkumpul dari hasil kuesioner dapat dikelompokkan
kedalam tiga langkah, yaitu persiapan, tabulasi, dan penerapan data pada
pendekatan penelitian.
1. Distribusi Frekuensi
Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan
antara variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan
86
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji
signifikasinya, penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk
mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:
a. Analisis Deskriptif Variabel X1 (faktor individu)
b. Analisis Deskriptif Variabel X2 (faktor sosial)
c. Analisis Deskriptif Variabel Y (keputusan menggunakan)
Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran
persentase yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data
berdasarkan batas-batas disajikan pada Tabel 3.4 sebagai berikut:
TABEL 3.8
KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN
No Kriteria Penafsiran Keterangan
1 0% Tidak Seorangpun
2 1% - 25% Sebagian Kecil
3 26% - 49% Hampir Setengahnya
4 50% Setengahnya
5 51% - 75% Sebagian Besar
6 76% - 99% Hampir Seluruhnya
7 100% Seluruhnya
Sumber: Moch Ali (1985:184)
2. Cross Tabulation
Metode cross tabulation merupakan metode yang menggunakan uji statistik
untuk mengidentifikasikan dan mengetahui korelasi antar dua variabel. Dimana
apabila terdapat hubungan antar keduanya, maka terdapat tingkat ketergantungan
yang saling mempengaruhi yaitu perubahan variabel yang satu ikut mempengaruhi
perubahan pada variabel lain.
Dalam penelitian yang dilakukan untuk memberikan keterangan dan data
mengenai pengaruh faktor individu dan sosial, peneliti mengambil salah satu
model menurut Jobber (2010) yang menggambarkan terbentuknya sebuah variabel
yang akan diteliti. Faktor individu dan faktor sosial terbentuk oleh kondisi dimana
87
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsumen berada dalam situasi untuk memilih, membeli atau menggunakan,
seperti yang tertera pada Gambar 3.1 berikut ini:
Sumber : David Jobber (2010)
GAMBAR 3.1
INFLUENCES ON CONSUMER PURCHASING BEHAVIOR
3.2.8.2 Analisis Data Verifikatif
Dalam menganalisis data, agar menghasilkan data sangat diperlukan
ketepatan, maka disarankan untuk melakukan uji asumsi klasik tujuannya untuk
memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki
ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten.
1. Uji Asumsi Klasik
Perlu diketahui, terdapat kemungkinan data aktual tidak memenuhi semua
asumsi klasik. Beberapa perbaikan, baik pengecekan kembali data outlier maupun
recollecterror data dapat dilakukan. uji asumsi klasik yang dikemukakan antara
lain :
a. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
88
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji
Glejser, yang dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual yang
diperoleh dari model regresi sebagai variabel dependen terhadap semua variabel
independen dalam model regresi. Apabila nilai koefisien regresi dari masing-
masing variabel bebas dalam model regresi ini tidak signifikan secara statistik,
maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas (Sumodiningrat. 2001 :
271).
b. Uji Asumsi Klasik Heteroskedasitisitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji
Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation
factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai
tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka
dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas (Santoso. 2002 : 206).
c. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
89
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W),
dengan tingkat kepercayaan = 5%. Apabila D-W terletak antara -2 sampai +2
maka tidak ada autokorelasi (Santoso. 2002 : 219)
2. Structure Equation Model (SEM)
Dalam penelitian ini teknik analisis verifikatif yang dipergunakan untuk
mengetahui hubungan korelatif dalam penelitian ini yaitu teknik analisis Structure
Equation Model (SEM) atau Pemodelan Persamaan Struktural. Teknik analisis
data menggunakan SEM dilakukan untuk menjelaskan secara menyeluruh
hubungan antar variabel yang ada dalam penelitian. SEM digunakan bukan untuk
merancang suatu teori, tetapi lebih ditujukan untuk memeriksa dan membenarkan
suatu model. Oleh karena itu, syarat utama menggunakan SEM adalah
membangun suatu model hipotesis yang terdiri dari model struktural dan model
pengukuran dalam bentuk diagram jalur yang berdasarkan justifikasi teori.
SEM merupakan sekumpulan teknik-teknik statistik yang memungkinkan
pengujian sebuah rangkaian hubungan secara simultan. Seperti yang diungkapkan
oleh Hair et al. (2006:70) menggunakan Structural Equation Modeling
memungkinkan dilakukannya analisis terhadap serangkaian hubungan secara
simultan sehingga memberikan efisiensi secara statistik.
Hal yang sama diungkapkan oleh Ferdinand (2002:60) bahwa SEM
merupakan sekumpulan teknik-teknik statistik yang memungkinkan pengujian
sebuah rangkaian hubungan yang relatif, rumit secara simultan. Model struktural
90
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada Structural Equation Modeling memungkinkan untuk melakukan estimasi
atas persamaan regresi yang berbeda tetapi terkait satu sama lain secara bersama-
sama. Keterkaitan ini memungkinkan variabel tergantung path satu hubungan
berperan pula sebagai variabel bebas path hubungan selanjutnya, atau variabel
yang sama akan berpengaruh terhadap variabel tergantung yang berbeda secara
berbeda pula (Hair et al., 2006:68).
Structural Equation Modeling memiliki karakteristik utama yang
membedakannya dengan teknik analisis multivariat lainnya. Pada SEM terdapat
estimasi hubungan ketergantungan ganda (multiple dependence relationship).
SEM juga memungkinkan mewakili konsep yang sebelumnya tidak teramati
(unobserved concept) dalam hubungan yang ada dan memperhitungkan kesalahan
pengukuran (measurement error).
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS
AMOS versi 22 untuk menganalisis hubungan kausalitas dalam model struktural
yang diusulkan. Adapun model struktural yang diusulkan untuk menguji
hubungan kausalitas antara faktor individu (X1) yang terdiri dari dan faktor sosial
(X2) terhadap keputusan menggunakan (Y).
Dari struktur hubungan di atas dapat dilihat bahwa faktor individu dan
sosial berpengaruh terhadap keputusan menggunakan, yang kemudian akan diuji.
Namun, di dalam SEM ada beberapa prosedur yang harus dilewati, dan prosedur
di dalam SEM secara umum akan mengandung tahap-tahap sebagai berikut
(Bollen dan Long, 1993) :
1. Spesifikasi model (model specification)
91
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap ini berkaitan dengan pembentukan model awal persamaan structural,
sebelum dilakukan estimasi. Model awal ini diformulasikan berdasarkan suatu
teori atau penelitian sebelumnya.
2. Identifikasi (identification)
Tahap ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan diperolehnya
nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada di dalam model dan
kemungkinan persamaan simultan tidak ada solusinya.
3. Estimasi (estimation)
Tahap ini berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan nilai-
nilai parameter dengan menggunakan salah satu metode estimasi yang
tersedia. Pemilihan metode estimasi yang digunakan seringkali ditentukan
berdasarkan karakteristik dari variabel-variabel yang dianalisis
4. Uji kecocokan (testing fit)
Tahap ini berkaitan dengan pengujian kecocokan antara model dengan data.
Beberapa criteria ukuran kecocokan atau Goodness Of Fit (GOF) dapat
digunakan untuk melaksanakan langkah ini.
5. Respesifikasi (respicification)
Tahap ini berkaitan dengan respesifikasi model berdasarkan atas hasil uji
kecocokan tahap sebelumnya.
Sama seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, Kusnendi (2008:46)
menyatakan hal yang sama, namun sebelum pengujian model struktural ada
beberapa asumsi yang harus dipenuhi, asumsi-sumsi tersebut adalah sebagai
berikut:
92
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Ukuran sampel
Ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam SEM adalah minimal berukuran
100. Ukuran sampel memberikan dasar untuk mengestimasi sampling error.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 400, maka estimasi model yang
digunakan yaitu Maximum Likelihood (ML). Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Hair et al., (2006:604) dalam Yvonne dan Robert
(2013:178) bahwa jika sampel penelitian berjumlah 100 ≥ 200 atau 200 ≥ 500,
estimasi model yang diusulkan yaitu Maximum Likelihood (ML) atau
Generalized Least Square.
2. Normalitas Data
Dalam melakukan pengujian berbasis SEM, Hair et al. (2006:79-86)
mempersyaratkan dilakukannya uji asumsi data dan variabel yang diteliti
dengan uji normalitas. Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah
asumsi normalitas dipenui sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk
pemodelan.
3. Outliers Data
Outliers data adalah observasi data yang nilainya jauh di atas atau di bawah
rata-rata nilai (nilai ekstrim) baik secara univariate maupun multivariate
karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya sehingga jauh berbeda
dari observasi lainnya (Ferdinand, 2005:52; Sriyanti 2014:130). Pemeriksaan
outliers dapat dilakukan dengan membandingkan standar deviasi (SD) dengan
mean (Χ). Jika SD > X maka menunjukkan indikasi adanya outliers,
kemudian outliers tersebut yang harus dikeluarkan.
93
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Multikolinearitas
Multikolinearitas dapat dideteksi dari determinan matrik kovarians. Nilai
matriks kovarians yang sangat kecil memberikan indikasi adanya masalah
multikolinearitas atau singularitas. Multikolinearitas menunjukkan kondisi
dimana antar variabel penyabab terdapat hubungan linier yang sempurna,
eksak, perfectly predicted atau singularity. (Kusnendi, 2008:51).
Setelah semua asumsi terpenuhi, maka langkah selanjutnya yaitu pengujian model
pengukuran (measurement model). Pengujian validitas measurement model untuk
menguji kesesuaian model atau dapat disebut goodness of fit (GOF) memiliki
tujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel manifest (indikator) memberikan
dukungan terhadap variabel latent (konstruk) (Loehlin, 2004; Klein, 2011; Brown,
2006; Bollen & Curran, 2006 dalam Sriyanto, 2014:131), dengan kata lain
seberapa fit model dengan data yang diperoleh dalam penelitian. Uji kesesuaian
dan statistik dilakukan menggunakan fit indeks untuk mengukur kesesuian model
yang diajukan. Indeks kesesuaian (goodness of fit index) dan nilai cut-off (cut-off
value) yang digunakan dalam kesesuaian model ini menurut Wijanto (2008:51-
61), adalah sebagai berikut :
1. Chi Square (X2)
Ukuran yang mendasari pengukuran secara keseluruhan (overall) yaitu
likelihood ratio change. Ukuran ini merupakan ukuran utama dalam pengujian
measurement model, yang menunjukkan apakah model merupakan model overall
fit. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui matriks kovarian sampel berbeda
dengan matriks kovarian hasil estimasi. Oleh karena itu, chi-square bersifat
94
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sangan sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Kriteria yang
digunakan adalah apabila matriks kovarian sampel tidak berbeda dengan matriks
hasil estimasi, maka dikatakan data fit dengan data yang dimasukkan. Model
dianggap baik jika nilai chi-square rendah.
Meskipun chi-square merupakan alat pengujian utama, namun tidak dianggap
sebagai satu-satunya dasar penentuan untuk menentukan model fit, untuk
memperbaiki kekurangan pengujian chi-square digunakan χ2/df (CMIN/DF),
dimana model dapat dikatakan fit apabila nilai CMIN/DF < 2,00.
2. GFI (Goodness of Fit Index) dan AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index)
GFI bertujuan untuk menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks
sampel yang dijelaskan oleh matrik kovarians populasi yang diestimasi. Nilai
Good of Fit Index berukuran antara 0 (poor fit) sampai dengan 1 (perfect fit).
Oleh karena itu, semakin tinggi nilai GIF, maka menunjukkan model semakin fit
dengan data. Cut-off value GFI adalah ≥0,90 dianggap sebagai nilai yang baik
(perfect fit). Berikut ini rumus GFI :
Sedangkan AGFI berbeda dengan GFI dalam hal pemasukan pengaruh df
dalam pengujian. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan
proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks kovarian sampel. Cut-
off-value dari AGFI adalah ≥0,90 sebagi tingkatan yang baik. Kriteria ini dapat
diinterpretaskan jika nilai ≥0,95 sebagai good overall model fit, jika nilai
95
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkisar antara 0,90-0,95 sebagai tingkatan yang cukup (adequate fit), dan jika
besaran nilai 0,80-0,90 menunjukkan marginal fit. Berikut ini rumus AGFI :
3. RMR (Root Mean Residual)
Alat uji ini pada dasarnya menghitung residua atau selisih dari kovarians
sampel dengan kovarians estimate. Berikut ini terdapat rumus RMR :
Secara logika, semakin kecil hasil RMR tentu akan semakin baik, yang
menandakan semakin dekatnya angka pada sampel dengan estimasinya.
4. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
Indeks ini pertama kali diusulkan oleh Steiger dan Lind (1980) dan dewasa ini
merupakan salah satu indeks yang informative dalam SEM. Rumus perhitungan
RMSEA adalah sebagai berikut :
Nilai RMSEA menandakan close fit, sedangkan
menunjukkan good fit (Brown dan Cudeck, 1993). McCallum (1996)
96
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengelaborasi lebih jauh berkaitan dengan cut point ini dengan menambahkan
bahwa nilai RMSEA antara 0.08 sampai 0.10 menunjukkan mediocre (marginal)
fit, serta nilai RMSEA > 0.01 menunjukkan poor fit,.
5. Single Sample Cross-Validation Index/Expected Cross-Validation Index
(ECVI)
ECVI diusulkan sebagai sarana untuk menilai, dalam sampel tunggal, likehood
bahwa model divalidasi silang (cross-validated) dengan sampel-sampel dengan
ukuran yang sama dari populasi yang sama (Browne dan Cudeck, 1989). ECVI
digunakan untuk perbandingan model dan semakin kecil nilai ECVI sebuah model
semakin baik tingkat kecocokannya. Nilai ECVI dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
6. Tucker Lewis Index/ Non Normed Fit Index (TLI/NNFI)
TLI (Trucker dan Lewis, 1973) pertama kali diusulkan sebagai sarana untuk
mengevaluasi analisis faktor yang kemudian diperluas untuk SEM. TLI yang juga
dikenal sebagai NonNormed Fit Index (NNFI) diperoleh dengan rumus sebagai
berikut (Bentler dan Bonnet, 1980) :
Dimana :
n = Ukuran Sampel
q = Jumlah parameter yang diestimasi
97
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai TLI berkisar antara 0 sampai 1.0, dengan nilai TLI 0.90 menunjukkan
good fit dan 0.80 TLI 0.90 adalah marginal fit.
7. Normed Fit Index (NFI)
Selain NNFI, Bentler dan Bonnet (1980) juga mengusulkan ukuran GOF yang
dikenal sebagai NFI. NFI ini mempunyai nilai yang berkisar dari 0 sampai 1. Nilai
NFI 0.90 menunjukkan good fit, sedangkan 0.80 NFI 0.90 sering disebut
sebagai marginal fit. Untuk memperoleh nilai NFI dapat digunakan rumus
dibawah ini :
8. Relative Fit Index (RFI)
RFI dariBollen (1989) dapat hitung menggunakan rumus :
Dimana :
= Nilai minimum F dari model yang dihipotesiskan
= Nilai minimum F dari model null/independence
Seperti halnya NFI, nilai RFI akan berkisar dari 0 sampai 1. Nilai RFI 0.90
mennunjukkan good fit, sedangkan 0.80 RFI 0.90 sering disebut sebagai
marginal fit.
9. Incremental Fit Index (IFI)
98
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain RFI, Bollen (1989) juga mengusulkan IFI, yang nilainya dapat diperoleh
dari :
Nilai IFI akan berkisar dari 0 sampai 1. Nilai IFI 0.90 menunjukkan good fit
sedangkan 0.80 IFI 0.90 sering disebut sebagai marginal fit.
10. Comparative Fit Index (CFI)
Bentler (1990) menambah pembendaharaan kecocokan incremental melalui
CFI, yang nilainya dapat dihitung dengan rumus :
Dimana :
Nilai CFI akan berkisar dari 0 sampai 1. Nilai menunjukkan good fit,
sedangkan sering disebut sebagai marginal fit.
11. Parsimonious Normed Fit Index (PNFI)
PNFI merupakan modifikasi dari NFI. PNFI memperhitungkan banyaknya
degree of freedom untuk mencapai suatu tingkat kecocokan. PNFI didefinisikan
sebagai berikut (James, Mulaik dan Brett, 1982).
Dimana :
99
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai PNFI yang lebih tinggi yang lebih baik. Penggunaan PNFI terutama untuk
perbandingan dua atau lebih model yang mempunyai degree of freedom berbeda.
PNFI digunakan untuk membandingkan model-model alternative, dan tidak ada
rekomendasi tingkat kecocokan yang dapat diterima. Meskipun demikian ketika
membandingkan 2 model, perbedaan nilai PNFI sebesar 0.06 sampai 0.09
menandakan perbedaan model yang cukup besar (Hair et.al.,1998).
12. Akaike Information Criterion (AIC)
AIC merupakan ukuran yang berdasarkan atas statistical information theory
(Akaike, 1987). Serupa dengan PNFI, AIC adalah ukuran yang digunakan untuk
membandingkan beberapa model dengan jumlah konstruk yang berbeda. AIC
dapat dihitung menggunakan rumus :
Dimana q adalah jumlah parameter yang diestimasi
Nilai AIC yang kecil dan mendekati nol menunjukkan kecocokan yang lebih baik,
serta parsimoni yang lebih tinggi. AIC yang kecil lazimnya terjadi ketika nilai
kecil diperoleh melalui sedikit parameter yang diestimasi. Hal ini menunjukkan
tidak hanya kecocokan yang baik saja, tetapi juga model yang diestimasi tidak
overfitting.
13. Consistent Akaike Information Criterion (CAIC)
Bozdogan (1987) menyatakan bahwa AIC memberikan penalty hanya
berkaitan dengan degree of freedom dan tidak berkaitan dengan ukuran sampel.
q
100
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oleh karena itu ia mengusulkan CAIC yang sertakan ukuran sampel sebagai
berikut :
Dimana n adalah jumlah observasi.
Perhitungan goodness of fit dirangkum kedalam Tabel 3.9, berikut ini :
TABEL 3.9
KRITERIA EVALUASI MODEL DENGAN GOODNESS OF FIT
MEASURES
No Goodness-of-Fit
Measures Level Penerimaan
Absolute Fit Measures
1. Statistic Chi-square (X2) Mengikuti uji statistic yang berkaitan sengan
persyaratan signifikan semakin kecil semakin
baik.
2. Goodness-of-Fit-Index
(GFI)
Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi
adalah lebih baik. GFI 0.90 adalah good fit,
sedang 0.80 GFI 0.90 adalah marginal fit
3. Root Mean Square
Residuan (RMR)
Residual rata-rata antara matrik (korelasi atau
kovarian) teramati dan hasil estimasi.
Standardized RMR 0.05 adalah good fit
4. Root Mean Square
Error of Approximation
(RMSEA)
Rata-rata perbedaan per degree of freedom yang
diharapkan terjadi dalam populasi dan bukan
dalam sampel. RMSEA 0.05 adalah close fit.
5. Expected Cross-
Validation Index
(ECVI)
Digunakan untuk perbandingan antar model.
Semakin kecil semakin baik. Pada model tunggal,
nilai ECVI dari model yang mendekati nilai
saturated ECVI menunjukkan good fit.
Incremental Fit Measures
1. Trucker-Lewis Index
atau Non-Normed Fit
Index (TLI atau NNFI)
Nilai berkisar antara 0-1. Dengan nilai lebih
tinggi adalah lebih baik. TLI 0.90 adalah good
fit, sedang 0.80 TLI 0.90 adalah marginal fit
2. Normed Fit Index (NFI) Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi
adalah lebih baik. NFI 0.90 adalah good fit,
sedang 0.80 NFI 0.90 adalah marginal fit
3. Relative Fit Index (RFI) Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi
adalah lebih baik. RFI 0.90 adalah good fit,
sedang 0.80 RFI 0.90 adalah marginal fit
4. Incremental Fit Index Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi
101
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Goodness-of-Fit
Measures Level Penerimaan
(IFI) adalah lebih baik. IFI 0.90 adalah good fit,
sedang 0.80 IFI 0.90 adalah marginal fit
5. Comparative Fit Index
(CFI)
Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi
adalah lebih baik. CFI 0.90 adalah good fit,
sedang 0.80 CFI 0.90 adalah marginal fit
Parsimonious Fit Measures
1. Parsimonious Normed
Fit Index (PNFI)
Nilai tinggi menunjukkan kecocokan lebih baik
hanya digunakan untuk perbandingan antara
model alternatif
2. Akaike Information
Criterion (AIC)
Nilai positif lebih kecil menunjukkan parsimony
lebih baik digunakan untuk perbandingan antara
model. Pada model tunggal, nilai AIC dari model
yang mendekati nilai saturated AIC menunjukkan
good fit
3. Consistent Akaike
Information Criterion
(CAIC)
Nilai positif lebih kecil menunjukkan parsimony
lebih baik digunakan untuk perbandingan antara
model. Pada model tunggal, nilai CAIC dari
model yang mendekati nilai saturated CAIC
menunjukkan good fit
Sumber: Wijanto (1997)
3.2.9 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan antara faktor
individu dan sosial terhadap keputusan menggunakan. Hipotesis konseptual yang
diajukan dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini :
102
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
GAMBAR 3.2
STUKTUR MODEL PENELITIAN
Keterangan :
X1 = Faktor Individu
MV (X1.1) = Motivation
IP (X1.2) = information Processing
PL (X1.3) = Personality
LC (X1.4) = Life Cycle
LS (X1.5) = Life Style
BA (X1.6) = Belief and attitudes
X2 = Faktor Sosial
GD(X2.1) = Geo Demographics
CL (X2.2) = Culture
SC (X2.3) = Social class
RG(X2.4) = Reference Groups
Y = Keputusan Menggunakan
FT(Y1) = Fashion Trends
BI(Y2) = Brand Image
PC(Y3) = Price
VL(Y4) = Value
Dari struktur hubungan di atas dapat dilihat bahwa faktor individu (X1)
saling berpengaruh dengan faktor sosial (X2) dan berpengaruh terhadap keputusan
103
Lidya Aprilia, 2015 PENGARUH FAKTOR INDIVIDU DAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan (Y). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan t-value
dengan tingkat signifikansi 0,05. Nilai t-value dalam program IBM SPSS AMOS
versi 22 merupakan nilai Critical Ratio (C.R.). Apabila nilai Critical Ratio (C.R.)
≥ 1,967 atau nilai probabilitas (P) ≤ 0,05 maka H0 ditolak (hipotesis penelitian
diterima). Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis utama pada penelitian ini
dapat ditulis sebagai berikut:
H0 c.r 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh antara faktor individu dengan
keputusan menggunakan
H1 c.r 0,05 artinya terdapat pengaruh antara faktor individu dengan keputusan
menggunakan
H0 c.r 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh antara faktor sosial dengan
keputusan menggunakan
H2 c.r 0,05 artinya terdapat pengaruh antara faktor sosial dengan keputusan
menggunakan
H0 c.r 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh antara faktor individu dan sosial
dengan keputusan menggunakan
H3 c.r 0,05 artinya terdapat pengaruh antara faktor individu dan sosial dengan
keputusan menggunakan