Post on 18-Jul-2019
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti menggunakan
jenis PTK kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru
kelas.
3.1.2. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Sugihan Kecamatan
Toroh Kabupaten Grobogan dengan jumlah siswa 35 yang terdiri dari 21 siswa laki-
laki dan 14 siswa perempuan. Peneliti sebagai pelaku tindakan dan siswa sebagai
pembelajar. Sebagian besar siswa berasal dari keluarga petani sehingga kebanyakan
orang tua siswa kurang mampu untuk membelikan buku-buku penunjang untuk
belajar.
3.1.3. Waktu Penelitian
Peneliti merencanakan penelitian pada semester genap tahun ajaran 2011/
2012 yaitu bulan Februari sampai bulan Maret 2012 dan diharapkan pada akhir bulan
Maret 2012 penelitian ini dapat selesai seperti yang sudah direncanakan.
3.2. Variabel Penelitian
Tugas pertama yang dihadapi dalam penelitian tindakan kelas ialah pemilihan
dan perumusan masalah. Persoalan penelitian ialah persoalan tentang hubungan
variabel-variabel. Dalam penelitian dikenal beberapa macam variabel. Menurut
Prayitno (2008: 9), variabel dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Variabel Terikat (Variabel Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah minat dan hasil belajar.
23
a. Variabel Bebas (Variabel Independen) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
3.3. Rencana Tindakan
Pelaksanaan tiap siklus dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang
terdiri dari dua siklus. Rancangan Kemmis & Taggart dapat mencakup sejumlah
siklus, masing-masing terdiri dari tahap-tahap: perencanaan (plan), pelaksanaan dan
pengamatan (act & observe), dan refleksi (reflect). Tahapan-tahapan ini berlangsung
secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai. Model tersebut
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & Taggart
24
3.3.1. Kegiatan Siklus 1
a. Rencana Tindakan
1) Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dilakukan
penelitian.
2) Menyusun perangkat pembelajaran, meliputi:
a. Rencana pembelajaran siklus 1
b. Lembar Kerja Siswa
c. Lembar Pengamatan
d. Lembar Angket Minat
e. Mempersiapkan alat peraga yang dipergunakan.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Kegiatan Awal
a. Sebagai apersepsi, peserta didik diingatkan kembali tentang kompetensi
dasar berkaitan dengan materi yang dipelajari
b. Memberi motivasi agar peserta didik tertarik untuk mengikuti pelajaran
yaitu dengan mempelajari sumber daya alam kita dapat menjadi insinyur
pertanian, insinyur pertambangan dan energi.
c. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
2) Kegiatan Inti
a. Tahap Kooperatif
a) Peserta didik dibagi dalam tujuh kelompok kecil yang anggotanya
lima orang dan diberi nomor kepala A, B, C, D, E
b) Kepada setiap kelompok dibagikan tugas yang tidak sama, masing-
masing nomor kepala mendapat tugas yang berbeda
c) Tugas disajikan dalam bentuk lembaran kegiatan peserta didik (LKS)
yang dipersiapkan oleh peneliti.
b. Tahap Ahli
Peserta didik yang menerima wacana yang sama (yang berasal dari
masing-masing kelompok kooperatif), membahas wacana atau tugas
25
dengan diskusi atau bekerja sama dan mempersiapkan diri untuk
menyampaikan hasil diskusinya kepada masing-masing anggota kelompok
kooperatif asal.
c. Tahap Kooperatif Asal
a) Setiap anggota kembali ke kelompok kooperatif masing-masing yang
telah menjadi ahli dan mengajarkan atau menginformasikan hasil
diskusi kelompok ahli secara bergiliran.
b) Setiap kelompok menyusun laporan secara tertulis.
c) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
d) Guru melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan masalah yang
belum terpecahkan.
3) Kegiatan Penutup
a. Memberi penekanan tentang konsep penting yang harus dikuasai peserta
didik
b. Membantu peserta didik menarik kesimpulan
c. Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi
yang telah didiskusikan.
c. Pengamatan
Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap:
1) Kegiatan guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1.
2) Kemampuan guru dalam mengelola kelas.
3) Kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1.
4) Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
5) Kemampuan guru dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses
diskusi kelompok
6) Keaktifan peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
7) Hasil belajar peserta didik dalam evaluasi pembelajaran siklus
26
d. Refleksi
Hasil analisis yang dikumpulkan pada tahap perbaikan pembelajaran siklus 1,
didiskusikan dengan guru kelas kemudian didiskripsikan. Hasilnya digunakan
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan hasil pembelajaran siklus 1 dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang kemudian
dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk melaksanakan tindakan untuk siklus
selanjutnya guna mencapai hasil yang lebih baik.
3.3.2. Kegiatan Siklus 2
a. Rencana Tindakan
1) Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dilakukan
penelitian
2) Menyusun perangkat pembelajaran, meliputi:
a. Rencana pembelajaran siklus 2
b. Lembar Kerja Siswa
c. Lembar Pengamatan
d. Lembar Angket Minat
3) Merencanakan pengelolaan kelas dengan baik
4) Mempersiapkan alat peraga yang dipergunakan
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Kegiatan Awal
a. Sebagai apersepsi, peserta didik diingatkan kembali tentang kompetensi
dasar berkaitan dengan materi yang dipelajari
b. Memberi motivasi agar peserta didik tertarik untuk mengikuti pelajaran
yaitu menunjukkan berbagai produk (kecap, perhiasan, buku, baju)
c. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
27
2) Kegiatan Inti
a. Tahap Kooperatif
a) Peserta didik dibagi dalam tujuh kelompok yang anggotanya lima
orang dan diberi nomor kepala A, B, C, D, E
b) Kepada setiap kelompok dibagikan tugas yang tidak sama, masing-
masing nomor kepala mendapat tugas yang berbeda
c) Tugas disajikan dalam bentuk lembaran kegiatan peserta didik (LKS)
yang dipersiapkan oleh peneliti.
b. Tahap Ahli
Peserta didik yang menerima wacana yang sama (yang berasal dari
masing-masing kelompok kooperatif), membahas wacana atau tugas
dengan diskusi atau bekerja sama dan mempersiapkan diri untuk
menyampaikan hasil diskusinya kepada masing-masing anggota kelompok
kooperatif asal.
c. Tahap Kooperatif Asal
a) Setiap anggota kembali ke kelompok kooperatif masing-masing yang
telah menjadi ahli dan mengajarkan atau menginformasikan hasil
diskusi kelompok ahli secara bergiliran
b) Setiap kelompok menyusun laporan secara tertulis.
c) Guru melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan masalah yang
belum terpecahkan.
d) Memberikan kuis untuk dijawab dalam kelompok.
3) Kegiatan Penutup
a. Memberi penekanan tentang konsep penting yang harus dikuasai peserta
didik
b. Membantu peserta didik menarik kesimpulan
c. Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi
yang telah didiskusikan.
28
c. Pengamatan
Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap:
1) Kegiatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus 2
2) Kemampuan guru dalam mengelola kelas
3) Kegiatan peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran siklus 2
4) Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
5) Kemampuan guru dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses
diskusi kelompok
6) Keaktifan peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
7) Hasil belajar peserta didik dalam evaluasi pembelajaran siklus
d. Refleksi
Hasil analisis yang dikumpulkan pada tahap perbaikan pembelajaran siklus 2,
didiskusikan dengan guru kelas kemudian didiskripsikan. Hasilnya digunakan
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan hasil perbaikan pembelajaran siklus 2
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang kemudian
dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk melaksanakan tindakan untuk siklus
selanjutnya guna mencapai hasil yang lebih baik.
3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data
a. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar
mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap siklus (post tes) dengan
memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Dalam pengumpulan data
alat yang digunakan berupa soal test sesuai dengan materi. Kisi-kisi tes dapat dilihat
di lampiran 5.
b. Pengamatan
Untuk mengetahui perkembangan kegiatan belajar siswa dilakukan teknik
pengamatan. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui
29
pengisian lembar pengamatan siswa dan kegiatan mengajar guru pada setiap
pertemuan. Observasi dilakukan di kelas IV SD Negeri 01 Sugihan oleh guru kelas
V. Kisi-kisi lembar pengamatan dapat dilihat di lampiran 5.
c. Angket
Angket yang digunakan adalah angket minat. Angket yang digunakan disini
merupakan angket tertutup, artinya angket yang pengisianya memberikan centang
atau menyilang dari beberapa item yang telah ditentukan oleh peneliti. Kisi-kisi
angket dapat dilihat di lampiran 5.
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Butir soal tes
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan
mengerjakan tes manfaat sumber daya alam dan kegiatan ekonomi penduduk.
b. Lembar pengamatan
Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati cara guru mengajar dan
perilaku siswa saat proses pembelajaran berlangsung sampai akhir pembelajaran. Hal
yang diamati adalah aktivitas siswa dalam materi pemanfaatan sumber daya alam dan
kegiatan ekonomi penduduk.
c. Lembar Angket Minat
Angket minat digunakan untuk mengetahui minat siswa pada saat melakukan
proses pembelajaran. Angket yang digunakan berupa angket tertutup. Responden
mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan
perspepsinya.
3.5. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah penanda yang dapat digunakan sebagai dasar
penentuan berhasil tidaknya penelitian yang dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan
tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolok ukurnya adalah sebagai
berikut:
30
a. Sistem belajar tuntas yaitu pencapaian nilai KKM ≥ 63. Keberhasilan belajar
diukur apabila setiap siswa telah mencapai nilai ≥ 63 maka dikatakan berhasil
tuntas dan apabila sebanyak 80% siswa telah mencapai nilai 63 maka dikatakan
tuntas secara klasikal.
b. Meningkatnya prosentase hasil angket minat belajar siswa dari sebelum tindakan
ke sesudah tindakan dan telah mencapai kategori yang lebih baik.
Dalam menghitung interval frekuensi minat digunakan rumus:
Interval :
:5
25125 = 20
Hasil ini akan menunjukkan kemampuan subyek penelitian terhadap
kemampuan variabel yang diukur. Sedangkan indikator minat dapat diukur
dengan mengunakan interval skala berikut ini:
Tabel 3.1
Interval Indikator Minat
Interval Skala Kategori Minat
25 – 45 Sangat Kurang Berminat
46 – 65 Kurang Berminat
66 – 85 Cukup Berminat
86 – 105 Berminat
106 – 125 Sangat Berminat
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instumen
Menurut Sugiyono (2011: 121), instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas
perlu dilakukan agar instrumen yang dipakai dalam penelitian memang benar-benar
31
mengukur kemampuan yang akan diukur. Menurut Muhidin (2007: 47), untuk
menafsirkan hasil uji validitas, kriteria yang digunakan adalah:
a. Jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r maka item angket dinyatakan
valid dan dapat dipergunakan, atau
b. Jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka item angket dinyatakan
tidak valid dan tidak dapat dipergunakan
c. Nilai tabel r dapat dilihat pada a = 5% dan db = n-2
Menurut Sugiyono (2011: 121), instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian
harus diuji tingkat reliabilitasnya. Menurut George dan Mallery dalam Azwar (2005:
29), tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
α > 0,9 : reliabilitas memuaskan
3.6.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Minat
Berdasarkan kriteria yang didefinisikan oleh Suparno yang kemudian
dijabarkan dalam item-item spesifik, maka item-item variabel minat perlu diadakan
uji validitasnya. Validitas dihitung dengan menggunakan penghitungan SPSS 16.0 for
Windows. Uji coba instrumen dilakukan di SD N Sugihan 03 Kecamatan Toroh
Kabupaten Grobogan dengan jumlah 26 siswa maka nilai tabel r adalah 0,388 . Jadi
instrument angket valid jika koefisien corrected item to total correlation> 0,388.
Hasil uji validitas diketahui dari 32 item yang diuji validitasnya ada 25 item yang
valid dan 7 item yang tidak valid. Instrumen angket minat setelah dikurangi item
yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbach`s Alpha sebesar 0,954
dari 25 item yang diuji. Menurut George dan Mallery dalam Mawardi (2005: 62),
32
Cronbach`s Alpha 0,954 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang memuaskan. Ini
berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.
3.6.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes
3.6.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Siklus 1
a. Uji Validitas Soal Siklus 1 (Pilihan Ganda)
Uji coba instrumen dilakukan di SD N Polobogo 1 Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang dengan jumlah 22 siswa maka nilai tabel r adalah 0,423. Hasil
penghitungan validitas item pada instrumen soal tes siklus 1 dengan menggunakan
SPSS 16.0 for Windows. Jadi instrumen soal valid jika koefisien corrected item to
total correlation> 0,423.
Hasil uji validitas diketahui dari 25 item yang diuji validitasnya ada 21 item
yang valid dan 4 item yang tidak valid. Instrumen soal setelah dikurangi item yang
tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbach`s Alpha sebesar 0,909 dari
21 item yang diuji. Menurut George dan Mallery dalam Mawardi (2005: 62),
Cronbach`s Alpha 0,895 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang memuaskan. Ini
berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.
b. Uji Validitas Soal Siklus 1 (Isian)
Hasil uji validitas dari 15 item ada 12 item yang valid dan 3 item yang tidak
valid. Instrumen soal setelah dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat
reliabilitasnya dengan Cronbach`s Alpha sebesar 0,880 dari 12 item yang diuji.
Menurut George dan Mallery dalam Mawardi (2005: 62), Cronbach`s Alpha 0,871
termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang bagus. Ini berarti bahwa instrumen
reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.
3.6.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Siklus 2
a. Uji Validitas Soal Siklus 2 (Pilihan Ganda)
Uji coba instrumen dilakukan di SD N Sidorejo Lor 01 Salatiga dengan
jumlah 28 siswa maka nilai tabel r adalah 0,374. Hasil penghitungan validitas item
pada instrumen soal tes siklus 1 dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Jadi
instrumen soal valid jika koefisien corrected item to total correlation> 0,374.
33
Hasil uji validitas diketahui dari 25 item yang diuji validitasnya ada 21 item yang
valid dan 4 item yang tidak valid. Instrumen soal setelah dikurangi item yang tidak
valid diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbach`s Alpha sebesar 0,899 dari 21
item yang diuji. Menurut George dan Mallery dalam Mawardi (2005: 62), Cronbach`s
Alpha 0,899 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang bagus. Ini berarti bahwa
instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.
b. Uji Validitas Soal Siklus 2 (Isian)
Hasil uji validitas dari 15 item yang diuji validitasnya ada 10 item yang valid
dan 5 item yang tidak valid. Instrumen soal setelah dikurangi item yang tidak valid
diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbach`s Alpha sebesar 0,851 dari 10 item yang
diuji. Menurut George dan Mallery dalam Mawardi (2005: 62), Cronbach`s Alpha
0,841 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang bagus. Ini berarti bahwa instrumen
reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.
3.7. Uji Taraf Kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di
samping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari
tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-
soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Persoalan yang
penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi
dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar (Sudjana, 2011: 137).
Untuk menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut:
I =
Keterangan:
I = Indeks kesulitan untuk setisp butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = Jumlah siswa
34
Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut:
I = 0,00 – 0,30 = soal kategori sukar
I = 0,31 – 070 = soal kategori sedang
I = 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah
Tabel 3.2
Taraf Kesukaran Soal Siklus 1
Indeks
Kesukaran
Pilihan Ganda Jumlah
Isian Jumlah
No Item Soal No Item Soal
Mudah 2,5,7,11,14,15,16,20 11 2,3,7 6
Sedang 1,3,4,6,8,9,10,13,17,18,19 8 1,4,5,6,8,10 3
Sukar 12 1 9 1
Jumlah 20 10
Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui soal siklus 1 pilihan ganda untuk
kategori mudah ada 11 soal, kategori sedang ada 8 soal, dan kategori sukar ada 1 soal
dengan jumlah soal keseluruhan pilihan ganda ada 20 soal. Sedangkan soal isian
untuk kategori mudah ada 6 soal, kategori sedang ada 3 soal, dan kategori sukar ada 1
soal dengan jumlah soal keseluruhan isian ada 10 soal. Jadi jumlah soal siklus 1
sebanyak 30 soal.
Tabel 3.3
Taraf Kesukaran Soal Siklus 2
Indeks
Kesukaran
Pilihan Ganda Jumlah
Isian Jumlah
No Item Soal No Item Soal
Mudah 2,4,9,11,12,13,16,19,20 9 1,4,5,6,8,10 6
Sedang 1,3,5,6,7,10,11,15,17,18 10 2,3,7 3
Sukar 8 1 9 1
Jumlah 20 10
Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui soal siklus 2 pilihan ganda untuk
kategori mudah ada 9 soal, kategori sedang ada 10 soal, dan kategori sukar ada 1 soal
35
dengan jumlah soal keseluruhan pilihan ganda ada 20 soal. Sedangkan soal isian
untuk kategori mudah ada 6 soal, kategori sedang ada 3 soal, dan kategori sukar ada 1
soal dengan jumlah soal keseluruhan isian ada 10 soal. Jadi jumlah soal siklus 2
sebanyak 30 soal.
3.8. Teknik Analisis Data
Agar data yang dikumpulkan menjadi bermakna dan dapat digunakan sebagai
dasar penentu keberhasilan penelitian, data perlu diolah dan dianalisis. Data-data
yang berupa angka (data kuantitatif) diolah untuk mencari rata-rata, data tertinggi,
data terendah, jumlah anak yang tuntas dan tidak tuntas, serta prosentase ketuntasan
pembelajarannya. Data kualitatif diolah dengan menghitung persentase dari data-data
yang sejenis. Setelah itu, hasil pengolahan datanya diuji beda (komparasi) dengan
membandingkan kondisi awal, kondisi pada/ setelah siklus 1 dan kondisi pada/
setelah siklus 2. Dari uji komparasi tadi bisa dilihat perubahan atau kemajuan kualitas
pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun minat dan hasil tes yang
diperlihatkan oleh peserta didik sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan.