Post on 15-Jan-2020
46
BAB III
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
A. Kabupaten Blitar
1. Geografis
Kabupaten Blitar merupakan Kabupaten yang terletak di Pulau Jawa bagian
Timur. Kabupaten ini merupakan salah satu Kabupaten dari 38 Kabupaten/Kota yang
membagi habis wilayah Provinsi Jawa Timur, berada di pesisir Samodra Indonesia
dengan batas wilayah yakni sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kediri,
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Malang. Sebelah selatan berbatasan
dengan Samudera Indonesia. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Tulungagung dan itengah wilayah Kabupaten Blitar berbatasan dengan Kota Blitar.
Kabupaten Blitar berada di sebelah Selatan Khatulistiwa, terletak pada
111°40¹-112°10¹ Bujur Timur dan 7°58¹-8°9¹51¹¹ Lintang Selatan. Keberadaan dari
Sungai Brantas yang membagi wilayah Kabupaten Blitar menjadi dua
wilayah yaitu wilayah Kabupaten Blitar Bagian Utara dan Wilayah Kabupaten Blitar
Bagian selatan. Bagian utara merupakan dataran rendah dan dataran tinggi dengan
ketinggian antara 105 – 349 Meter dari permukaan air laut, dan keberadaanya dekat
dengan Gunung Kelud yang merupakan gunung berapi yang masih aktif membuat
struktur tanahnya lebih subur dan banyak dilalui sungai. Bagian selatan Kabupaten
Blitar ini meliputi Kecamatan Kanigoro, Talun, Selopuro, Kesamben, Doko, Wlingi,
47
Gandusari, Garum, Nglegok, Sanankulon, Ponggok, Srengat, Wonodadi dan
Udanawu.
Bagian selatan merupakan dataran rendah dan dataran tinggi dengan
ketinggian antara 150–420 meter dari permukaan air laut. Sebagian wilayahnya
merupakan daerah pesisir, dan pegunungan berbatu membuat struktur tanah yang
kurang subur bila dibandingkan dengan Blitar bagian utara. Bagian utara kabupaten
Blitar meliputi Kecamatan Bakung, Wonotirto, Panggungrejo, Wates, Binangun,
Sutojayan dan Kademangan.
Gambar 3.1 Peta Kabupaten Blitar
Sumber: Kabupaten Blitar dalam Angka 2016
Hamparan wilayah Kabupaten Blitar merupakan daerah dengan ketinggian
rata-rata + 100 meter di atas permukaan air laut, dengan distribusi wilayah menurut
ketinggian yakni 36,4 persen kecamatan berada pada ketinggian antara 100 – < 200
48
meter di atas permukaan air laut, 36,4 persen kecamatan berada pada ketinggian
antara 200 – < 300 meter di ataspermukaan air laut, 27,2 persen kecamatan berada
pada ketinggian antara > 300 meter diatas permukaan air laut. Ada enam kecamatan
yang wilayahnya berada pada ketinggian > 300 meter di atas permukaan air laut,
yaitu : Kecamatan. Wates, Wonotirto, Doko, Gandusari, Nglegok dan Panggungrejo.
Wilayah Kecamatan Wates berada pada ketinggian tertinggi diantara 22 kecamatan
yang ada di Kabupaten Blitar, yaitu + 420 meter di atas permukaan air laut.
Salah satu wilayah yang termasuk daerah dataran tinggi di Kabupaten Blitar
yakni Kecamatan Gandusari dianugrahi kondisi alam yang sesuai untuk dijadikan
objek atau tempat pariwisata yang salah satunya yakni wisata perkebunan teh Sirah
Kencong. Wisata perkebunan teh Sirah Kencong ini tepatnya berada di Desa
Tulungrejo Kecamatan Gandusari. Lokasi tempat wisata ini berjaraka sekitar 35 km
dari pusat Kota Blitar dan sekitar 350 km dari Kota Surabaya. Untuk menju ke tempat
wisata ini nantinya pengunjung atau wisatwan akan disuguhi oleh pemandangan dan
hampar bukit serta perkebunan teh yang sangat indah.
2. Iklim
Kabupaten Blitar berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, maka
sama dengan wilayah lain di Indonesia yang mempunyai perubahan musim
sebanyak 2 jenis musim pada setiap tahunnya, yaitu musim penghujan dan
musim kemarau. Bulan Januari sampai dengan bulan Juni adalah musim
penghujan dan musim kemarau biasanya pada bulan Juli sampai dengan
bulan September.
49
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan geografi dan
perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam
menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Data yang diperoleh dari Dinas PU.
Binamarga dan Pengairan Kabupaten Blitar menyatakan jumlah stasiun pengamat
curah hujan sejumlah 43 stasiun pengamat yang tersebar di seluruh wilayah Blitar,
yaitu 37 stasiun pengamat berada di wilayah Kabupaten Blitar dan 6 stasiun
pengamat berada di wilayah Kota Blitar. Dari 22 kecamatan yang ada terdapat 2
kecamatan yang tidak mempunyai stasiun pengamat curah hujan di wilayahnya, yaitu
Kecamatan Wonotirto dan Kecamtan Wates.
Data yang terekam pada 37 stasiun pengamat di Kabupaten Blitar tersebut
menyimpulkan bahwa selama tahun 2015 Kabupaten Blitar diguyur hujan selama 59
hari atau hampir 2 bulan dengan rata-rata curah hujan 13,77 mm, mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2014 , di mana rata-rata curah hujan
sebanyak 13,98 mm. Walau sektor pertanian sangat tergantung oleh kondisi alam
namun dengan pola tanam yang tepat dapat mengimbangi kondisi alam pada saat itu.
Sehingga penurunan curah hujan di tahun 2015 tidak mempengaruhi peningkatan
produksi pertanian.
Sebagai salah satu daerah yang memili wilayah daerah dataran tinggi, maka
tentunya Kabupaten Blitar memiliki kondisi udara yang sejuk dan cocok untuk
tempat pariwisata. Salah satunya yakni tempat wisata perkebunan teh Sirah Kencong
yang berlokasi di Desa Tulungrejo Kecamatan Gandusari. Udara yang sejuk di tempat
wisata perkebunan teh Sirah Kencong ini menjadi daya tarik tersendiri bagi
50
pengunjung atau wisatawan dari Kota Blitar atau daerah lain yang ingin menikmati
suasana udara sejuk yang memang tidak bisa lagi didapatkan di perkotaan.
3. Pemerintahan
Pemerintahan adalah suatu sistem yang mengatur segala kegiatan masyarakat
dalam suatu daerah/wilayah/negara yang meliputi segala aspek kehidupan
berdasarkan norma-norma tertentu. Pimpinan daerah dalam hal ini Bupati
bertanggungjawab sebagai eksekutif dan DPRD bertanggungjawab sebagai legislatif.
Dalam melaksanakan tugas, Bupati dibantu oleh Wakil Bupati dan staf ahli dibidang
Hukum & Politik, Pemerintahan, Pembangunan, Kemasyarakatan & SDM, serta
Ekonomi & Keuangan. Untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintah Bupati
Kabupaten Blitar juga dibantu oleh dinas/instansi daerah yang meliputi : Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Sekretariat KPU, RSUD, tujuh (7) Badan,
enam belas (16) Dinas, lima (5) Kantor dan dua puluh dua (22) Kecamatan.
Sedangkan pembagian wilayah Kabupaten Blitar terdiri dari 22 Kecamatan, 248
Desa/Kelurahan ( 85 desa/kelurahan perkotaan dan 163 desa/kelurahan pedesaan),
765 Dukuh/Lingkungan 1.982 Rukun Warga 7.046 Rukun Tetangga
Anggota DPRD Kabupaten Blitar yang sekarang merupakan hasil pemilihan
umum tahun 2014 yang beranggotakan 50 orang, 10 orang diantaranya perempuan.
Partai PDI Perjuangan menduduki urutan pertama dalam merebutkan kursi di DPRD
Kabupaten Blitar yaitu mendapatkan 13 kursi, disusul partai Kebangkitan Bangsa 9
kursi dan 7 kursi untuk Partai Amanat Nasional. Dari sejumlah 50 orang anggota
dewan tersebut 11 orang merupakan anggota Komis I, 11 orang Komisi II, 12 orang
51
Komisi III, dan Komisi IV beranggotakan 12 orang, serta 4 orang sebagai Pimpinan
Dewan. Pada tahun 2015 tercatat jumlah produk hukum daerah sebanyak 13 program
legislasi daerah (Prolegda) dan 10 peraturan daerah yang disahkan. Kelompok umur
anggota DPRD yang berumur 21-25 tahun sebanyak 7 orang, 36-49 tahun sebanyak
31 orang, 40-59 tahun sebanyak 10 orang, dan yanglebih 60+ sebanyak 2 orang.
Sedangkan menurut pendidikan yang berpendidikan SLTA sebanyak 25 orang, D1-
D3 sebanyak 1 orang, S1 sebanyak 19 orang, dan S2-S3 sebanyak 5 orang..
Pemerintah Kabupaten Blitar sebagai lembaga atau institusi pemerintahan
yang bertanggung jawab dalam menugurusi setiap urusan publik di Kabupaten Blitar
juga memiliki tanggung jawab yakni dalam hal pengembangan pariwisata di
Kabupaten Blitar. Salah satunya yakni pengembangan pariwisata di tempat wisata
perkebunan teh Sirah Kencong yang melibatkan beberapa lembaga pemerintahan di
bawah pemerintah Kabupaten Blitar yakni, Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan
Pengairan (Dinas PUPB) dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
(Bappeda) yang nantinya berkolaborasi dengan PTPN XII serta masyarakat dalam
pengembangan pariwisata perkebunan teh Sirah Kencong.
4. Pariwisata
Sarana akomodasi hotel/losmen yang ada di Kabupaten Blitar pada tahun
2015 tidak mengalami perkembangan dibanding tahun sebelumnya. Jumlah hotel
yang ada pada tahun 2015 sebanyak 10 buah, dengan fasilitas jumlah kamar sebanyak
196, dan tempat tidur sebanyak 215 buah. Keberadaan hotel-hotel yang tersedia di
Kabupaten Blitar tidak strategis, mengingat jauhnya jarak tempuh ke terminal bus,
52
stasiun kereta api, pelabuhan udara serta pelabuhan laut yang terdekat. Hotel yang
ada di Kabupaten Blitar tersebut masing-masing berada di Kecamatan Kademangan
sebanyak 1 buah yaitu berada di Perbatasan Kabupaten Tulungagung. Di Kecamatan
Selorejo yang berbatasan dengan Kabupaten Malang sebanyak 5 buah, dan 2 hotel
lainnya di Kecamatan Wlingi dan Kecamatan Sanankulon.
Kabupaten Blitar sangat kaya akan potensi keindahan alamnya yang
dapat dijadikan obyek wisata. Hal ini terlihat, hampir setiap kecamatan mempunyai
tempat wisata/obyek wisata baik itu berupa tempat peninggalan bersejarah, wisata
alam, pantai maupun wisata buatan semisal bendungan. Obyek wisata di sekitar
wilayah Kabupaten Blitar belum sepenuhnya dikelola dengan baik. Selain itu, tercatat
jarak obyek wisata ke ibukota Kabupaten Blitar, serta jadwal kegiatan obyek wisata
yang patut dicatat oleh wisatawan baik domestik ataupun wisatawan asing. Salah satu
tempat wisata di Kabupaten Blitar adalah Candi Penataran yang merupakan candi
terbesar di Jawa Timur, berada di Kecamatan Nglegok. Pada tahun 2015 ini jumlah
pengunjungnya mengalami peningkatan yang cukup berarti. Jumlah pengunjung di
tahun 2015 sebanyak 53.724
5. Visi dan Misi
Adapun isu strategis berdasarkan Rencana Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Blitar tahun 2016 - 2021 yaitu :
1. Daya saing kompetitif dalam bidang ekonomi;
2. Ketersediaan infrastruktur yang memadai;
53
3. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam ketertiban dan keamanan;
4. Peningkatan sumber daya manusia (SDM);
5. Pengembangan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih;
6. Pengembangan potensi pariwisata;
7. Kerjasama konstruktif antara pemerintah dengan dunia usaha dan
pemerintah dengan pemerintah;
8. Penguatan dan pemberdayaan kelembagaan dan masyarakat desa.
Berdasarkan kondisi Kabupaten Blitar dan tantangan yang dihadapi, serta
mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki maupun amanat pembangunan yang
tercantum dalam RPJP Kabupaten Blitar tahun 2006 - 2026, Visi Pemerintah
Kabupaten Blitar sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun
2016 - 2021 adalah : “MENUJU KABUPATEN BLITAR LEBIH SEJAHTERA,
MAJU DAN BERDAYA SAING”
Adapun makna Visi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Lebih Sejahtera, berarti meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara
lahir dan batin. Secara lahir adalah pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat secara baik, pengurangan angka kemiskinan, peningkatan
pendapatan masyarakat, peningkatan kesempatan kerja, kemudahan akses
masyarakat terhadap pelayanan pendidikan dan kesehatan. Peningkatan
kesejahteraan secara batin diwujudkan dalam penciptaan suasana
kehidupan yang religius, aman dan kondusif, serta adanya kebebasan dan
54
kemudahan masyarakat dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya.
2. Maju, dimaknai dengan adanya perkembangan positif dalam setiap aspek
kehidupan masyarakat terutama terkait dengan kualitas dan kapasitas
sumberdaya manusia, tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik.
3. Berdaya Saing, dimaknai dengan terwujudnya kemampuan masyarakat
Kabupaten Blitar untuk memanfaatkan keunggulan komparatif dan
kompetitif yang dimiliki sehingga mampu bersaing secara regional,
nasional bahkan internasional.
Visi Kabupaten Blitar di atas dijabarkan lebih lanjut dalam Misi yang akan
menjadi tanggungjawab seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Blitar yang terdiri
dari aparatur pemerintahan daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, organisasi
politik, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi
profesi, lembaga pendidikan, dunia usaha, dan masyarakat, yaitu :
1. Meningkatkan taraf kehidupan masyarakat;
2. Memantapkan kehidupan masyarakat berlandaskan nilai-niali keagamaan
(religius), kearifan lokal dan hukum;
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM);
4. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik;
5. Meningkatkan keberdayaan masyarakat dan usaha ekonomi masyarakat
yang memiliki daya saing;
6. Meningkatkan pembangunan berbasis desa dan kawasan perdesaan.
55
B. Gambaran Umum Perkebunan Teh Sirah Kencong
Perkebunan Teh Sirah Kencong merupakan salah satu objek atau tempat
wisata unggulan di Kabupaten Blitar. Perkebunan Teh Sirah Kencong ini merupakan
milik perusahaan perkebunan Negara yakni PT Perkebunan Nusantara atau lebih
tepatnya PTPN XII. PTPN XII merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak di bidang perkebunan. PTPN XII ini sejatinya merupakan gabungan sari 3
buah perusahaan perkebunan atau PTP yang ada di Jawa Timur, yaitu PTPN XXIII,
PTPN XXVI, Dan PTPN XXIX menjadi PTPN XII berdasarkan PP No. 17 tahun
1996, 11 Maret 1996. Kantor PTPN XII seniri terletak di Jl Rajawali 44m Surabaya.
Gambar 3.2 Plakat Selamat Datang Tempat Wisata
Perkebunan The Sirah Kencong
Sumber: mblitar.net, 2016
PTPN XII memiliki 33 unit kebun yang terbagi menjadi 3 wilayah, yaitu
wilayah 1, wilayah 2, dan wilayah 3. Wilayah 1 terdiri dari Kebun Jatirono, Kebun
Kaliselogiri, Kebun Kalisepanjang, Kebun Kalitelepak, Kebun
Walangsari/Watulempit, Kebun Sumber jambe, Kebun Pasewaran, Kebun Sungai
Lembu, Kebun Kalirejo, Kebun Kendenglembu, dan Kebun Gunung Gumitir.
56
Wilayah 2 yakni terdiri Kebun Kalisat Jampit, Kebun Glantangan, Kebun Kayumas,
Kebun Banjar Sari, Kebun Blawan, Kebun Kalisanen, Kebun Kotta Blater, Kebun
Mumbul, Kebun PAncer Angkrek, Kebun Renteng, Kebun Silosanen, dan Kebun
Zaelania. Sedangkan wilayah 3 yakni teriri dari 1 Kebun Bantaran, Kebun Gunung
Gambir, Kebun Ngrangkah Pawon, Kebun Tretes, Kebun Kertowono, Kebun
Bangelan, Kebun Kalibakar, Kebun Pancursari, dan Kebun Wonosari.
Perkebunan Sirah kencong merupakan bagian dari PT Perkebunan Nusantara
XII Bantaran. Perkebunan Bantaran ini terdiri dari 3 afedling, antara lain afdeling
Bantaran, afdeling Sirah Kencong, dan afdeling Panataran. Setiap afdeling dalam
Perkebunan Bantaran ini bergerak dalam perkebunan yang berbeda, baik itu
perkebunan tanaman teh dan perkebunan tanaman kakao edel. Perkebunan Bantaran
mulai berdiri pada tahun 1957–1994 menjadi Perusahaan PPN, PNP, PTP XXIII,
Pada Tahun 1996 sampai dengan Sekarang berdasarkan Peraturan Pemerintah No.17,
tanggal 28 Pebruari 1996 dengan Nomor 45 tanggal 11 Maret 1996, menjadi PT
Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII). Areal Konsesi total dari PTPN XII yakni
1.370,36 Ha. Areal Teh 286,25 Ha, Areal Kakao 211.67 Ha, Areal Tanaman Lain
536.90 Ha.
1. Geografi
Perkebunan ini berada di lereng barat daya Gunung Kawi pada ketinggian
kurang lebih 100 M dari permukaan laut. Untuk mencapai tempat ini bisa dijangkau
dengan 2 jalur, jalur pertama melalui Kecamatan Wlingi dan jalur kedua melalu sisi
timur yaitu melalui Desa Pijiombo. Pemandangan di perkebunan teh ini sangatlah
57
mencengangkan dan menakjubkan bagi wisatawan yang mengunjunginya, hamparan
luas perkebunan teh yang berwarna hijau dan berbukit membuat para wisatawan
enggan untuk cepat-cepat meninggalkan tempat ini. Selain itu air sungai yang
mengalir di perkebunan ini sangatlah bening dan dingin sehingga wisatawan atau
anda yang berminat mengunjungi tempat ini akan merasakan kesejukan, kedamaian
dan keindahan tanpa bosan. Perkebunan Bantaran PTPN XII juga menjajakan
beberapa hasil produk unggulan tehnya dengan merk “Ken Tea” sehingga wisatawan
dapat membawa oleh-oleh untuk dibawa pulang.
Bagian afdeling Bantaran terletak di Desa Tulungrejo, Kecamatan Gandusari,
Kabupaten Blitar ± 35 km dari Kota Blitar dan 350 km dari Kota Surabaya. Topografi
afdeling bantaran ini bergelombang dengan ketinggian 650 - 860 Mdpl. Temperatur
arata-rata 19 ̊ C– 25 ̊ C, hal ini menjadikan cuaca di daerah ini sejuk dan sangat sesuai
dan cocok bagi wisata untuk masyarakat kota yang cuacanya panas. Kelembaban
rata – rata afdeling ini yaitu 80%. Jenis Tanah Latosol, Regosol kelabu dengan ph 6-
7. Komoditas Utama afdeling ini yakni teh. Tanaman Lain yaitu Sengon, Suren,
Balsa, Mahoni, Jabon, Pepaya, Cengkeh, dan Jeruk Trigas.
58
Gambar 3.3 Peta Luas Area
Persebaran Tanaman di Perkebunan Sirah Kencong
Sumber: Dokumen PTPN XII, 2016
Afdeling Panataran terletak di Desa Penataran, Kec. Nglegok, Kab. Blitar ±
15 km dari Kota Blitar dan 390 Km dari Kota Surabaya. Topografi daerah ini
tergolong datar. Selain itu, ketinggian daerah ini yaitu 320 - 470 Mdpl. Temperatur
rata-rata 22 ̊ C – 24 ̊ C sedangkan kelembapan udara rata - rata yaitu 70%. Jenis
Tanah daerah ini yakni andosol dan berpasir dengan ph 5 – 6. Selain itu, komoditi
utama dari perkebunan afdeling Panataran ini terdiri atas Kakao Edel. Sementara itu,
tanaman lain yaitu sengon, jati, kelapa, dan kakao edel.
Afdeling yang ketiga di perkebunan Bantaran yaitu Afdeling Sirah Kencong
yang lebih dikenal dengan sebutan Perkebunan Sirah Kencong. Afdeling ini terletak
di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, kabupaten Blitar. Darah ini berjarak ± 46
km dari Kota Blitar dan 370 Km dari Kota Surabaya. Topografi berbukit dengan
kemiringan diatas 45 0, ketinggian 1000 – 1.700 Mdpl. Temperatur rata-rata 15 ̊ C –
59
22 ̊ C dan kelembapan rata - rata 95%. Jenis Tanah Andosol, Lithosol dengan ph 6 -
7. Komoditi Utama dari afdeling ini yaitu Teh. Hal inilah yang membuat perkebunan
ini dikenal sebagai salah satu tempat atau objek wisata perkebunan Teh di Jawa
Timur yang menjadi primadona perkebunan teh milik PTPN. Selain tanaman the,
tanaman lain yang ada di daerah ini terdiri dari Suren, Aksia, dan Jeruk Trigas.
Berdasarkan uraian di atas Perkebunan Bantaran secara umum terdapat 2
komoitas tanaman utama, yaitu tanaman teh dan tanaman kakao edel. Penelitian ini
nantinya akan memfokuskan kajiannya pada afedling atau perkebunan Sirah Kencong
yang mana terdapat hamparan perkebunan teh yang sangat luas. Perkebunan teh ini
tidak hanya berfungsi sebagai perkebunan produktif yang hanya diambil komoditas
teh nya semata, kan tetapi perkebunan teh di Sirah Kencong ini dipergunakan sebagai
objek atau tempat wisata yang mampu menarik banyak wisatawan baik itu wisatwan
lokal Blitar maupun wisatawan luar daerah Blitar atau bahkan wisatawan
mancanegara.
2. Wahana Wisata Sirah Kencong
Tempat wisata perkebunan teh Sirah Kencong memiliki beragam wahana
wisata, akan tetapi wahana wisata utama objek wisata ini yakni hamparan perkebunan
teh. nama Sirah Kencong memiliki asal usul yang unik. Nama ini apabila diartikan
secara harfiah terdiri dari kata Sirah yang artinya kepala dan Kencong yang artinya
lonjong. Nama Sirah Kencong diambil dari Arca Candi di lokasi perkebunan teh yang
bentuk kepalanya lebih lonjong bila dibandingkan dengan bentuk kepala manusia
normal. Candi Sirah Kencong sendiri merupakan salah satu wahana wisata yang
60
berada dalam kompleks perkebunan teh Sirah Kencong. Reruntuhan Candi Sirah
Kencong telah banyak yang hilang sehingga bentuk saat ini tidak utuh.
Sebagai suatu objek atau tempat wisata, perkebunan teh Sirah Kencong
memiliki beragam wahana wisata yang disediakan untuk menarik pengunjung atau
wisatawan. Semakin beragam wahana suatu objek wisata semakin menarik untuk
dikunjungi objek atau tempat wisata tersebut. Berikut ini beberapa wahana Pariwisata
perkebunan teh Sirah Kencong antara lain wisata perkebunan teh, wisata edukasi di
perusahaan “Ken Tea”, wisata edukasi museum teh, dan wisata budaya Candi Sirah
Kencong. Dengan adanya bermacam kategori wisata tersebut semakin mejadikan
daya tarik tersendiri bagi wisata Sirah Kencong.
Gambar 3.4 Wisata Kebun Teh Sirah Keencong
Sumber: kmstour.com, 2017
Wisata hamparan kebun teh di Sirah Kencong ini memiliki luas kurang lebih
sekitar 220 Ha. Wisata perkebuna teh ini menawarkan udara yang sejuk dan
pemanangan yang indah. Hal ini merupakan daya tarik terseniri bagi warga Kota di
Blitar maupun luar Blitar yang mengalami kepenatan karena kondisi cuaca di
perkotaan yang panas untuk dapat menikmati hawa dan udara yang sejuk dan segar
serta pemandangan yang indah dan asri khas perkebunan teh. Wisata kebun teh ini
61
merupakan wahana wisata utama yang dimiliki oleh objek atau tempat wisata
perkebunan Sirah Kencong Kabupaten Blitar. Meskipun memang wahana lain tidak
begitu saja dilupakan, karena tetap saja menjadi wahana pendukung dalam
pengembangan pariwisata perkebunan teh Sirah Kencong.
Gambar 3.5 Pabrik Ken Tea dan
Salah Satu Prouk Ken Tea yakni Teh Rolas
Sumber: Travellerblitar.com, 2017
Pada tahun 2014 Perusahaan menjadi PT Perkebunan Nusantara dan memiliki
banyak perkembangan dan perbaikan baik dari hasil Produksi yang hampir mencapai
angka target dari Perkebunan Bantaran dengan angka 1,5 ton, kemudian visi dan misi
yang semakin direalisasikan dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan.
Perkebunan teh Bantaran memproduksi teh hitam untuk konsumsi dalam dan luar
negeri. Perbandingan jumlah teh yang diekspor dan konsumsi dalam negeri 9:1.
Pada dekade 1990an di perkebunan Bantaran mengolah teh secara ortodhox,
sesuai dengan visi dan misi perusahaan sehingga terdapat inovasi baru hingga saat ini
perkebunan mengolah teh secara CTC (Cara Pengelolaan Teh) untuk meningkatkan
62
mutu teh. Perbedaan pengolahan teh secara ortodhox dan CTC terletak pada tingkat
kelayuannya. Dengan CTC pengolahan teh meliputi cara penggulungan yang
memerlukan tingkat layu sangat ringan yaitu kandungan air mencapai 67% sampai
70% dengan sifat penggulungan keras. Sedangkan ortodhox memerlukan tingkat layu
yang berat yaitu kandungan air 52% sampai 58% dengan sifat penggulungan yang
ringan. Ciri fisik yang ada pada teh CTC yakni adanya potongan-potongan yang
keriting.
Gambar 3.5 Candi Sirah Kencong
Sumber: Travellerblitar.com, 2017
Selanjutnya, gambar 3.5 menunjukkan mngenai wahana wisata lainnya yang
ada di pariwisata perkebunan Sirah Kencong yakni wahana wisata edukasi dan
budaya yang terdiri dari museum teh dan candi Sirah Kencong. Candi Sirah Kencong
terletak di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten BIitar. Candi Sirah
Kencong terletak di sebelah tenggara lereng Gunung Butak pada ketinggian 1040 m
dari permukaan air laut. Candi ini ditemukan pada pertengahan tahun 1967,
ditemukan ketika pekerja-pekerja kebun akan menanam Pohon Kina. Setelah candi
ini diangkat kemudian dipugar kembali oleh dinas kepurbakalaan. Banyak batu-batu
63
yang tidak diketemukan menyebabkan pemugaran tidak dapat diselesaikan dengan
sempurna. Setelah dilakukan penggalian ternyata candi tersebut terdiri dari tiga buah
bangunan kecil, berderet dari utara ke selatan. Bangunan candi pertama yang terletak
di sebelah utara, kemudian bangunan kedua disebelah selatan bangunan pertama
(tengah), dan bangunan ketiga terletak paling selatan sendiri. Jarak antara bangunan
satu dengan bangunan yang lain sekitar 50 cm. tiga bangunan ini menghadap ke
barat. Di muka tiap-tiap bangunan candi terdapat batur candi. Selain itu, wisata
edukasi lain yang berada di perkebunan teh Sirah Kencong yakni wisata museum teh
ini memberikan aspek pengetahuan terhaap wisatawan atau pengunjung terkait jenis-
jenis tanaman teh yang ada di perkebunan Sirah Kencong yang mana merupakan
tanaman utama di perkebunan Sirah Kencong ini.