Post on 29-Dec-2015
description
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar (Masalah Utama)
Tunagrahita Sedang
B. Pengertian
Istilah untuk anak tunagrahita bervariasi, dalam
bahasa Indonesia dikenal dengan nama : lemah pikiran,
terbelakang mental, cacat grahita dan tunagrahita.
Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk
menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di
bawah rata-rata.Dalam kepustakaan bahasa asing
digunakan istilah mental retardation, mentally
retarded, mental defisiency, mental defective, dan
lain-lain (Somantri,2006).
Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Mentally
Handicaped, Mentally Retardid. Anak tunagrahita adalah
bagian dari anak luar biasa.Anak luar biasa yaitu anak
yang mempunyai kekurangan, keterbatasan dari anak
normal. Sedemikian rupa dari segi: fisik, intelektual,
sosial, emosi dan atau gabungan dari hal-hal tadi,
sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus
untuk mengembangkan potensinya secara optimal.
C. Klasifikasi
Pada umumnya pengelompokan anak tunagrahita
didasarkan pada taraf intelegensinya. Mengenai
klasifikasi/pengelompokan anak tunagrahita ini menurut
amin (1986) adalah sebagai berikut:
1. Tunagrahita Ringan
Anak tunagrahita ringan pada umumnya tampang
atau kondisi fisiknya tidak berbeda dengan anak
normal lainnya, mereka mempunyai IQ antara kisaran
7
50 s/d 70.Anak yang paling cerdas diantara anak
tunagrahita mereka masih memiliki potensi untuk
mempelajari mata pelajaran seperti
membaca,berhitung, menulis.Mereka dikatakan
tunagrahita ringan pembendaharaan katanya terbatas
tetapi penguasaan bahasanya memadai, sekurang-
kurangnya memadai untuk situasi-situasi tertentu.
Kecerdasan anak tunagrahita ringan tidak akan lebih
dari anak berumur 8-12 tahun. Kecepatan
perkembangannya kira-kira tiga perempat kecepatan
anak normal.
2. Tunagrahita Sedang
Anak tunagrahita sedang termasuk kelompok
latih.Tampang atau kondisi fisiknya sudah dapat
terlihat, tetapi ada sebagian anak tunagrahita yang
mempunyai fisik normal.Kelompok ini mempunyai IQ
antara 30 s/d 50.Anak tunagrahita sedang dapat
berkomunikasi dengan beberapa kata tetapi tidak
dapat berkomunikasi secara tertulis serta berhitung
sebenarnya, kemampuan bahasanya terbatas, kata-kata
sederhana, bisa diajarkan tetapi tanpa pengertian.
Mereka harus dibingbing sebab mereka harus
memerlukan pemeliharaan dan pengawasan serta bantuan
ekonomi dari orang lain. Tetapi mereka dapat
membedakan beberapa bahaya yang bersifat umum.
Kecerdasan anak limbesil tidak akan lebih dari anak
berumur 6 tahun. Kecepatan perkembangannya kira-kira
setengah kecepatan anak normal.
3. Tunagrahita Berat
Anak tunagrahita berat termasuk kelompok mampu
rawat, IQ mereka rata-rata 30 kebawah.Golongan ini
termasuk golongan paling rendah dan sama sekali
tidak dapat mengurus diri sendiri, melakukan
sosialisasi dan bekerja. Pekerjaan-pekerjaan
8
sederhana seperti memakai pakaian, membua pakaian
kebelakang, makan sama sekali tidak dapat mereka
pelajari. Mereka tidak dapat membedakan bahaya dan
bukan bahaya, sepanjang waktunya memerlukan uluran
dan bantuan dari orang lain. Pembendaharaan katanya
terbatas bahkan ada yang sama sekali tidak mempunyai
pembendaharaan kata. Kecerdasan anak tunagrahita
berat tidak akan lebih dari anak normal yang berumur
tiga tahun kecepatan perkembangan kecerdasan kira-
kira seperempat kecepatan anak normal.
4. Tunagrahita Sangat Berat
Hampir semua anak yang cacat mental mempunyai
cacat ganda yang menghambat prosedur pengajaran
normal.Misalnya sebagai tambahan cacat mental
tersebut sianak lumpuh (karena cacat otak) dan
tuli.Tujuan pelatihan bagi anak-anak ini adalah
untukmembentuk suatu tingkatan penyesuaian sosial
dalam situasi lingkungan terbatas (terkendali).
D. Etiologi
1. Prenatal (sebelum lahir)
Yaitu terjadi pada waktu bayi masih ada dalam
kandungan, penyebabnya seperti : campak, diabetes,
cacar, virus tokso, juga ibu hamil yang kekurangan
gizi, pemakai obat-obatan (napza) dan juga perokok
berat.
2. Natal (waktu lahir)
Proses melahirkan yang sudah terlalu lama,
dapat mengakibatkan kekurangan oksigen pada bayi,
juga tulang panggul ibu yang terlalu kecil. Dapat
menyebabkan otak terjepit dan menimbulkan pendarahan
pada otak (anoxia), juga proses melahirkan yang
menggunakan alat bantu (penjepit, tang).
3. Pos Natal (sesudah lahir)
9
Pertumbuhan bayi yang kurang baik seperti gizi
buruk, busung lapar, demam tinggi yang disertai
kejang-kejang, kecelakaan, radang selaput otak
(meningitis) dapat menyebabkan seorang anak menjadi
ketunaan (tunagrahita).
Faktor genetik Faktor prenatal Faktor perinatal Faktor pascanatal
Kelainan jumlah dan bentuk kromosom
campak, diabetes, cacar, virus tokso, juga ibu hamil yang kekurangan gizi, pemakai obat-obatan (napza) dan juga perokok berat.
Proses melahirkan yang sudah terlalu lama, tulang panggul ibu yang terlalu kecil, juga proses melahirkan yang menggunakan alat bantu (penjepit, tang).
gizi buruk, busung lapar, demam tinggi yang disertai kejang-kejang, kecelakaan, radang selaput otak (meningitis)
Kerusakan pada fungsi otak:Hemisfer kanan: keterlambatan perkembangan motorik kasar dan halus.Hemisfer kiri: keterlambatan perkembangan bahasa, social, dan kognitif.
Penurunan fungsi intelektual secara umumGangguan perilaku adaftasi sosial
keluarga Hubungan sosial perkembangan
Kecemasan keluarga.Kurang pengetahuan.Koping keluarga tak efektif
gangguan komunikasi.Gangguan bermainIsolasi social.Kerusakan interaksi social.
Fungsi intelektual menurun
Resiko ketergantunganResiko cidera.
10
E. Pathway
11
F. Manifestasi Klinis
Karakteristik atau ciri-ciri anak tunagrahita dapat
dilihat dari segi :
a. Fisik (Penampilan): Penampilan fisik tidak seimbang
misalnya kepala terlalu kecil/besar, mulut melongo,
mata sipit/mongoloid, badan bungkuk, kemungkinan
tonus otot abnormal, sering ngiler/keluar cairan
dari mulut.
b. Intelektual: Sulit mempelajari hal-hal akademik,
perkembangan bahasa/bicara lambat, kecerdasan
terbatas.
a. Anak tunagrahita ringan, kemampuan belajarnya
paling tinggi setaraf anak normal usia 12 tahun
dengan IQ antara 50 – 70.
b. Anak tunagrahita sedang kemampuan belajarnya
paling tinggi setaraf anak normal usia 7, 8 tahun
IQ antara 30 – 50
c. Anak tunagrahita berat kemampuan belajarnya
setaraf anak normal usia 3 – 4 tahun, dengan IQ
30 ke bawah.
c. Sosial dan Emosi: bergaul dengan anak yang lebih
muda, suka menyendiri, mudah dipengaruhi, kurang
dinamis, kurang pertimbangan/kontrol diri, kurang
konsentrasi, tidak dapat memimpin dirinya maupun
orang lain, tidak dapat mengurus diri sendiri tanpa
bantuan orang lain sesuai usia, arah minat sangat
terbatas kepada hal-hal yang terbatas dan sederhana
saja, tidak ada/kurang sekali perhatian terhadap
lingkungannya (pandangan kosong) dan perhatiannya
labil, sering berpindah-pindah.
d. Koordinasi gerakan kurang, gerakan kurang
terkendali.
12
e. Daya ingatannya lemah, emosi sangat miskin dan
terbatas, apatis dan acuh tak acuh terhadap
sekitarnya.
G. Penatalaksanaan Medis
Berikut ini adalah obat-obatan yang dapat
digunakan :
1. Obat-obat psikotropika (misalnya, Tioridazin,
Mellaril, Haloperidol/Haldol) untukremaja dengan
perilaku yang membahayakan diri sendiri.
2. Pikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-
tanda deficit perhatian atauhiperaktivitas
(misalnya, metilfenidat atau Ritalin).
3. Antidepresan (misalnya, fluoksetin atau Prozac).
4. Obat untuk perilaku agresif (misalnya,
karbamazepin atau Tegretol)
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi
2. Pemeriksaan EEG
3. Pemeriksaan CT scan
4. Thoraks AP/PA
5. Laboratorium: SE (serum elektrolit), FL, UL, DL, BUN,
LED, serum protein, IgG/IgM
6. Konsultasi: bidang THT, jantung, paru, bidang mata,
rehabilitasi medis.
7. Program Terapi, meliputi: gizi seimbang,
multivitamin, AB sesuai dengan infeksi penyerta.
I. Komplikasi
1. Kelainan pada mata (misalnya, katarak, kornea keruh,
dll)
2. Kejang
3. Kelainan kulit
13
4. Kelainan rambut (rambut rontok dan rambut cepat
memutih)
5. Kepala (mikrosefali dan makrosefali)
6. Masalah-masalah prilaku atau psikiatri
7. Disfungsi tiroid
8. Konstipasi (akibat penurunan motilitas usus akibat
obat-obatan antikonvulsi,kurang mengkonsumsi
makanan berserat dan cairan)
9. Kelainan kongenital yang berkaitan seperti
malformasi esophagus, obstruksi usus halus dan
defek jantung
J. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1.Pengkajian
Anamnesa
a. Identitas klien, meliputi nama, umur, jenis
kelamin, nama orang tua, alamat, umur, pendidikan,
pekerjaan, agama, dan suku.
b. Keluhan utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan
anak terlambat dari kelompok seusianya.
c. Riwayat penyakit saat ini, biasanya diawali dari
pengalaman dan perasaan cemas ibu klien yang
melihat pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang
terlambat tidak sesuai dengan kelompok seusianya.
d. Riwayat penyakit dahulu, penyakit seperti Rubella,
tetanus, difteri, meningitis, morbili, polio,
pertusis, varicella, dan ensefalitis dapat
berkaitan atau mempengaruhi pertumbuhandan
perkembangan baik secara enteral maupun parenteral.
e. Riwayat antenatal, natal, dan pascanatal
1) Antenatal. Kesehatan ibu selama hamil, penyakit
yang pernah diderita serta upaya yang dilakukan
untuk mengatasi penyakitnya, berapa kali
perawatan antenatal, kemana serta kebiasaan
14
minum jamu-jamuan dan obat yang pernah diminum
serta kebiasaan selama hamil.
2) Natal. Tanggal, jam, tempat pertolongan
persalinan, siapa yang menolong, cara ersalinan
(spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forceps,
sectio sesaria, dan gamelli), presentasi kepala,
dan komplikasi atau kelainan kongenital. Keadaan
saat lahir dan morbiditas pada hari pertama
setelah lahir, masa kehamilan (cukup, kurang,
lebih) bulan.
3) Pascanatal. Lama dirawat dirumah sakit, masalah-
masalah yang berhubungan dengan gangguan system,
masalah nutrisi, perubahan berat badan, warna
kulit, pola eliminasi, dan respon lainnya.
Selama neonatal perlu dikaji adanya asfiksia,
trauma, dan infeksi.
f. Riwayat Pertumbuhan Dan Perkembangan. Berat badan,
lingkar kepala, lingkar lengan, kiri atas, lingkar
dada terakhir, tingkat perkembangan anak yang telah
dicapai motorik kasar, motorik halus, kemempuan
bersosialisasi, dan kemampuan bahasa.
g. Riwayat Kesehatan Keluarga. Sosial, perkawinan
orang tua, kesejahteraan dan ketentraman, rumah
tangga yang harmonis, dan pola asuh, asah, dan
asih. Ekonomi dan adat istiadat berpengaruh dalam
pengelolaan lingkungan internal yang dapat
memepengaruhi perkembangan intelektual dan
pengetahuan serta keterampilan anak. Disamping itu
juga berhubungan dengan persediaan dan pengaduan
bahan pangan, sandang, dan papan.
h. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola Nutrisi. Makanan pokok utama, apakah ASI
atau PASI pada umur anak tertentu. Jika
diberikan PASI ditanyakan jenis, takaran, dan
15
frekuensi pemberian, serta makanan tambahan yang
diberikan. Adakah makanan yang disukai, alergi,
atau masalah makanan lainnya.
2) Pola Eliminasi. Sistem pencernaan dan perkemihan
pada anak perlu dikaji BAB atau BAK
(konsistensi, warna, frekuensi, jumlah, serta
bau). Bagaimana tingkat toilet training sesuai
dengan tingkat perkembangan anak.
3) Pola Aktifitas. Kegiatan dan gerakan yang sudah
dicapai anak pada usia sekelompoknya mengalami
kemunduran atau percepatan.
4) Pola Istirahat. Kebutuhan istirahat setiap hari
adalah gangguan tidur, hal-hal yang mengganggu
tidur dan yang mempercepat tidur.
5) Pola kebersihan diri. Bagaimana perawatan pada
diri anak, apakah sudah mandiri atau masih
ketergantungan sekunder pada orang lain atau
orang tua.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum klien saat dikaji, kesan kesadaran,
dan tanda vital (perubahan suhu, frekuensi
pernapasan, sistem sirkulasi, dan perfusi
jaringan). Kepala dan lingkar kepala hendaknya
diperiksa sampai anak usia 2 tahun dengan
pengukuran diameter oksipito-frontalis terbesar.
Ubun-ubun normal: besar rata atau sedikit cekung
sampai anak usia 18 bulan.
b. Mata, refleks mata baik, ada tidaknya ikterus pada
sklera, konjungtiva anemis/tidak, penurunan
penglihatan/visus, mikroftalmia, juling, nistagmus.
c. Telinga, simetris, fungsi pendengaran baik.
d. Mulut/Leher, bentuk “V” yang terbalik dari bibir
atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi keadaan
16
faring, tonsil (adakah pembesaran, hiperemia),
adakah pembesaran kelenjar limfe, lidah dan gigi
(kotor atau tidak, adakah kelainan, bengkak, dan
gangguan fungsi). Kelenjar tiroid adakah
pembesaran/gondok yang dapat mengganggu proses
pertumbuhan dan perkembangan anak.
e. Kulit, keadaan warna, turgor, edema, keringat, dan
infeksi.
f. Thoraks, bentuk simetris, gerakan.
g. Paru, normal vesikular, adakah kelainan pernapasan
(ronkhi, wheezing).
h. Jantung, pembesaran, irama, suara jantung, bising.
i. Genitalia, testis, jenis kelamin, apakah labia
mayor menutupi labia minor, pada perempuan.
j. Ekstremitas, refleks fisiologis, refleks patologis,
refleks menegang, sensibilitas, tonus, dan motorik.
k. Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk
kepala tdk simetris)
l. Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus,
mudah putus dan cepat berubah
m. Hidung: jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran
kecil, cuping melengkung ke atas, dll
n. Telinga : keduanya letak rendah; dll
o. Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
p. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil
meruncing, ibujari gemuk dan lebar, klinodaktil,
dll
q. Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll
r. Kaki: jari kaki saling tumpang tindih, panjang &
tegap/panjang kecil meruncing diujungnya, lebar,
besar, gemuk
2.DiagnosaKeperawatan
17
a. Gangguan tingkat perkembangan (personal sosial,
bahasa, dan kognitif) b/d atrofi hemisfer kiri
(disfungsi otak).
b. Gangguan aktifitas fisik dan ketergantungan
sekunder b/d disfungsi otak.
c. Keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan sosial,
bahasa, bermain, dan pendidikan sekunder b/d
kurangnya informasi tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak.
d. Kecemasan orang tua b/d keadaan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang lambat.
3.Intervensi Keperawatan
Gangguan tingkat perkembangan (personal sosial, bahasa, dan
kognitif) b/d atrofi hemisfer kiri (disfungsi otak).
Ditandai dengan:
Data subjektif: klien tidak bisa mengucapkan kata-kata pada
usia yang seaya, kemampuan mendengar menurun, pengulangan kata
terganggu.
Data Objektif: pembicaraan spontan (-), tidak mengenal benda,
tidak mampu mengikuti pengulangan kata-kata, tidak bisa meniru
pengucapan kata.
Tujuan: dalam waktu 2x24 jam klien memperlihatkan tingkat
perkembangan (personal sosial, bahasa, dan kognitif) seoptimal
mungkin sesuai dengan kelompok usianya.
Kriteria Hasil: perilaku sangat ingin tahu dan lebih
memungkinkan melakukan kegiatan secara mandiri, belajar dengan
kata-kata melalui perabaan bahasa, pengucapan verbal meningkat
1-2 kata, dapat berbicara pada diri sendiri dan/atau orang
lain, keluarga mau melakukan stimulan terhadap tugas-tugas
perkembangan anak.
INTERVENSI RASIONAL
18
Monitor tingkat
pertumbuhan dan
perkembangan anak pada
area fungsi motorik kasar
dan halus (BB, TB, ligkar
kepala, lingkar dada, dan
lingkar lengan atas)
Diskusikan dan ajarkan
keluarga dan pengasuh
tentang tugas-tugas
perkembangan anak yang
sesuai dengan kelompok
usia dan stimulasinya.
Ajarkan dan beri
kesempatan pada anak untuk
memenuhi tugas
perkembangan sesuai dengan
kelompok usianya.
Cari pengasuh yang
konsisten
Ajarkan dan tingkatkan
perkembangan kata-kata
dengan pengulangan kata-
Pertumbuhan dan perkembangan
individu tergantung pada
sensitivitas suatu organ dalam fase
cepat seperti fungsi biologis,
gizi, dan faktor lingkungan serta
pola asuh, asah, dan asih, yang
dapat menilai tingkat kenormalan
fisik individu yang sesuai dengan
usianya.
Anak harus lebih diperlakukan
sebagai pribadi anak yang aktifyang
perlu distimulasi untuk menghadapi
dan mampu mengatasi masalah melalui
interaksi dan komunikasi antara
orang tua-klien, dan pengasuh.
Tindakan pemberian stimulasi untuk
ungkapkan rasa kasih sayang yang
dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan dimulai dari tahap
yang sudah dicapai oleh anak secara
wajar atau tanpa paksaan serta beri
pujian bila hal yang dilakukan itu
mencapai keberhasilan.
Peran aktif pengasuh diperlukan
untuk adaptasi anak dalam pola
asuh, asih, dan asah terutama pada
balita.
Stimulasi pendengaran dengan
memanggil nama anak, mengulangi
kata-kata yang diucapkan dengan
19
kata yang digunakan anak.
Berikan waktu bermain
dengan anak sebaya
Kolaborasi dengan
rehabilitasi medis dan
audiologi
jelas, dengan menyebutkan anggota
badan dapat melatih memori sel otak
anak.
Usia toddler dengan karakteristik
bermain parael dan soliter, bermain
secara spontan dan bebas.
Latihan bicara dapat merangsang
otot-otot bicara dan memori sel
otak, sekaligus memberi pelajaran
pada orang tua tentang cara
menstimulasi anaknya.
Gangguan aktifitas fisik dan ketergantungan sekunder b/d
disfungsi otak.
Ditandai dengan:
Data subjektif: semua kebutuhan dan perawatan klien dibantu
oleh keluarga, tingkat kemampuan aktivitas sehari-hari masih
minim.
Data objektif: tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak dalam
koordinasi motorik kasar dan motorik halus mengalami
keterlambatan.
Tujuan: dalam waktu 2x24 jam aktivitas fisik dan kemandirian
klien dalam batas optimal.
Kriteria Hasil: klien mampu melakukan aktifitas sesuai dengan
kemampuan dan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak pada
usia yang sama, tingkat ketergantungan sekunder minimal,
stimulasi pada anak dalamaktivitas efektif dan adekuat.
INTERVENSI RASIONAL
20
Monitor tingkat
pertumbuhan dan
perkembangan anak pada
area fungsi motorik halus
(BB, TB, lingkar kepala,
lingkar dada, dan lingkar
lengan atas).
Diskusikan dan ajarkan
keluarga dan pengasuh
tentang tugas perkembangan
anak yang sesuai dengan
kelompo usia dan
stimulasinya.
Ajarkan dan beri
kesempatan pada anak untuk
memenuhi tugas
perkembangan sesuai dengan
kelompok usianya.
Berikan reinforcement
terhadap keberhasilan anak
dalam aktifitas tertentu.
Dukung anak untuk
melakukan aktivitas
Pertumbuhan dan perkembangan
individu tergantung pada
sensitivitas suatu organ dalam fase
cepat seperti fungsi biologis,
gizi, dan faktor lingkungan serta
pola asuh, asah, dan asih, yang
dapat menilai tingkat kenormalan
fisik individu yang sesuai dengan
usianya.
Anak harus lebih diberlakukan
sebagai pribadi anak yang aktif
yang perlu dirangsang atau
stimulasi untuk menghadapi dan
mampu mengatasi masalah melalui
interaksi dan komunikasi antara
orang tua-klien, dan pengasuh.
Tindakan pemberian stimulasi untuk
ungkapkan rasa kasih sayang yang
dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan dimulai dari tahap
yang sudah dicapai oleh anak secara
wajar atau tanpa paksaan serta beri
pujian bila hal yang dilakukan itu
mencapai keberhasilan.
Reinforcement dapat meningkatkan
semangat dan rasa percaya diri anak
dalam perkembangan dan
aktivitasnya.
Tingkatkan kemampuan motorik kasar
dan halus pada usia 1-3 tahun
21
perawatan diri.
Berikan area yang aman, di
mana anak dapat bermain
bebas menggerakkan alat
bantu jalan, pegangi
tangan saat melangkah.
Kolaborasi rehabilitasi
medis (latihan fisik)
diberi stimulasi untuk membantu
anakmencapai tingkat perkembangan
yang optimal.
Tempat aman di mana anak bermain
hendaknya diperhatikan, sehingga
terhindar dari cedera fisikm,
keracunan bahan mainan, dll.
Fasilitas fisik untuk mendapatkan
kemampuan yang optimal.
Keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan sosial, bahasa, bermain,
dan pendidikan sekunder b/d kurangnya informasi tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Ditandai dengan:
Data subjektif: keluarga menanyakan tentang cara perawatan di
rumah, apa yang dapat dikerjakan. Keluarga mengatakan belum
mempunyai pengalaman dalam mengasuh anak, klien adalah anak
pertamanya, tingkat pendidikan menengah, status sosial dan
ekonomi kurang mendukung.
Data objektif: keluarga belum mengetahui tentang tugas-tugas
perkembangan dan stimulasi sesuai dengan tingkat usia.
Tujuan: dalam 2x24 jam keluarga dapat memenuhi kebutuhan
sosial, bahasa, bermain, dan pendidikan sekunder anak.
Kriteria Hasil: keluarga mengetahui dan mengenal tugas
perkembangan anak dan stimulasinya.
INTERVENSI RASIONAL
Ajarkan dan diskusikan
pada keluarga tentang
Tugas-tugas perkembangan dan
stimulasi yang diberikan dapat
22
tugas-tugas perkembangan
dan stimulasinya pada
kelompok usia yang sama.
Berikan buku panduan atau
petunjuk tentag tugas
perkembangan anak dan
stimulasinya.
Kolaborasi dengan
rehabilitasi medisdan
audiologi.
dilaksanakan oleh keluarga dalam
perawatan sehari-hari di rumah
setelah mengetahui maksud dan
tujuan tindakan tersebut.
Buku petunjuk sangat membantu dalam
proses pembelajaran dan pendidikan
sekunder anak di rumah.
Latihan bicara dapat merangsang
otot-otot bicara dan memori sel
otak, sekaligus memberi pelajaran
pada orang tua tentang cara
menstimulasi anaknya.
Kecemasan orang tua b/d keadaan pertumbuhan dan perkembangan
anak yang lambat.
Ditandai dengan:.
Data subjektif: keluarga merasa cemas dengan pertumbuhan dan
perkembangan anaknya yang tidak sesuai dengan kelompok usianya,
klien sering menanyakan apakah keadaan tersebut dapat
disembuhkan/dilatih seperti anak yang sehat.
Data objektif: keluarga tamak gelisah, berkeringat dingin,
keluarga klien sering bertanya tentang keadaan dan prognosis
anaknya.
Tujuan: dalam waktu 1x24 jam kecemasan orang tua berkurang.
Kriteria hasil: keluarga mau menerima keadaan pertumbuhan dan
perkemangan anaknya yang dialami sekarang, keluarga mengerti
tentang pertumbuhan dan perkembangan, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi, keluarga tampak tenang dan mau bekerja sama dalam
perawatan dan penatalaksanaan.
INTERVENSI RASIONAL
23
Bina hubungan saling
percaya antara dokter-
perawat-keluarga dalam
pengumpulan
data/pengkajian dan
penatalaksanaan.
Diskusikan dan
informasikan dengan jelas
sesuai tingkat pengetahuan
dan pengalaman keluarga:
tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anaknya.
Jelaskan tentang tingkat
pertumbuhan dan
perkembangan yang dicapai
saat dikaji.
Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya dan
mengungkapkan perasaan
cemasnya.
Beri reinforcement
terhadap kemauan dan
kemampuan keluarga untuk
semangat dan tanggapan
yang positif serta benar
Rasa percaya yang terbina antara
perawat-keluarga klien/klien-dokter
merupakan modala dasar komunikasi
efektif dalam pengumpulan data,
menemukan masalah, dan alternatif
pemecahan masalah.
Diskusi merupakan metode efektif
untuk menyampaikan informasi untuk
diterima dan dipertimbangkan oleh
keluarga, sehingga informasi
tersebut mendapat tanggapan,
kooperatif serta partisipatif yang
berkesinambungan.
Penjelasan yang diterima cenderung
memberikan jalan pikiran terbuka,
sehingga mau menerima keadaan
anaknya dan sedikit menekan stres.
Asertivitas dalam menghadapi
sesuatu dengan segala perasaan dan
kepuasan akan mendorong atau
memberi semangat untuk
memfasilitasi tingkat pertumbuhan
dan perkembangan anaknya mencapai
tingkat optimal sesuai dengan
kelompok sebayanya.
Reinforcement sebagai kekuatan
untuk meningkatkan tingkat
psikologis yang baik dan positif
sehingga termotivasi untuk
menstimulasi pertumbuhan dan
24
tentang persepsi keadaan
anaknya.
perkembangan anaknya.
25