Post on 08-Dec-2020
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu
Penilitian dilakukan oleh Mardianto (2014), dengan obyek penelitian
yang dilakukan di PT Salim Invomas Pratama Tbk. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan kesimpulan yaitu mengalami penurunan perputaran
modal kerja karena penggunaan modal kerja kurang efektif dan jumlah
periode pelekatan dana perusahaan meningkat, sehingga perlu adanya kontrol
dalam piutang dan inventaris.
Penelitian dilakukan oleh Martanti (2013), untuk mengetahui
optimalisasi penggunaan modal kerja terhadap peningkatan profitabilitas di
PT Millenium Pharmacon Internasional , Tbk. Kesimpulan dari penelitian ini
yaitu penggunaan modal kerja yang kurang optimal masih banyak tersimpan
pada aktiva lancar pada perputaran kas dan periode penagihan kas,
perputaran piutang usaha dan periode penagihan piutang usaha, perputaran
persediaan dan periode perputaran persediaan pada PT Millennium
Pharmacon Internasional Tbk.
Penelitian yang selanjutnya dilakukan oleh Salam (2017), dengan
menggunakan obyek pada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, dengan hasil
kesimpulan dari penelitian yaitu, perputaran modal kerja dikategorikan
kurang baik atau belum optimal, karena perusahaan masih belum efektif
dalam pengelolaan modal kerjanya.
8
B. Tinjauan Teori
Bagian terpenting dalam manajemen perusahaan yaitu
merencanakan dan menentukan jumlah kebutuhan modal kerja dengan
benar, kesalahan dalam menetapkan besarnya kebutuhan modal kerja akan
merugikan perusahaan. Jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh setiap
perusahaan tentunya berbeda-beda antara perusahaan satu dengan
perusahaan yang lainya karena tergantung dengan aktivitas operasional
perusahaan yang dilakukan.
Apabila perusahaan hanya menjalankan usaha satu kali saja maka
kebutuhan modal kerja cukup sebesar modal kerja yang dikeluarkan selama
satu periode putaran saja. Tetapi pada umumnya perusahaan didirikan tidak
untuk hanya dijalankan satu periode saja, melainkan untuk seterusnya
selama pemilik perusahaan mampu memutar hasil keuntunganya untuk
lebih mengembangkan perusahaanya.
Analisis modal kerja optimal merupakan salah satu penentuan
seberapa besarnya aktiva lancar dengan menggunakan metode perputara
modal kerja yang didasarkan pada data historis, sehingga kondisi tahun
mendatang diasumsikan akan sama dengan tahun sebelumnya (Sarwoko
2003:79). Dasar utama untuk menentukan besarnya estimasi dari modal
kerja tahun mendatang yaitu dengan hasil estimasi nilai penjualan tahun
mendatang. Metode ini di desain dengan menggunakan perputaran
seluruh elemen aktiva lancar.
9
Berdasarkan hasil perhitungan dari elemen aktiva lancar dapat
diketahui seberapa besarnya modal kerja. Estimasi nilai penjualan tahun
mendatang dengan menggunakan perputaran modal kerja akan dapat
diketahui, lalu langkah selanjutnya dapat menghitung nilai modal kerja
optimal tahun mendatang, berikut rumusnya:
Modal kerja optimal = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang
menganggur dan dana tersebut tidak digunakan secara optimal, sehingga
profitabilitas perusahaan akan menurun. Modal kerja yang terlalu kecil
akan menghambat atau mengganggu kelancaran proses produksi karena
perusahaan kekurangan dana. Untuk dapat menganalisa laporan keuangan
tersebut menentukan suatu ukuran-ukuran tertentu yang disebut dengan
“ratio” ini merupakan alat yang dinyatakan dalam arti relatif maupun
absolute untuk menjelaskan hubungan antara angka yang satu dengan yang
lain.
Alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan dan
kelemahan keuangan perusahaan yaitu dengan menggunakan analisa rasio,
menganalis terhadap modal kerja yang tercermin dalam laporan keuangan,
kegiatan ini yang harus dilakukan terutama oleh pihak manajemen dari
perusahaan untuk mengetahui bagaimana keadaan dan tingkat efektifitas
modal kerjanya. Kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui
optimalisasi modal kerja yaitu:
10
Jika MKR = MKO, maka kebutuhan modal kerja perusahaan sudah
optimal.
Jika MKR ≠ MKO, maka kebutuhan modal kerja perusahaan belum
optimal.
MKO > MKR perusahaan, artinya bahwa modal kerja perlu untuk
ditambahkan, sedangkan penambah tergantung dari besarnya perhitungan
MKO, yaitu dengan mencari selisih antara modal kerja optimal dengan
modal kerja riil yang dimiliki oleh suatu perusahaan. MKO < MKR
perusahaan, artinya bahwa modal kerja perlu adanya pengurangan,
sedangkan pengurangan tergantung dari besarnya perhitungan MKO,
yaitu dengan mencari selisih antara modal kerja optimal dengan modal
kerja riil yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan mengurangi jumlah
modal kerja riil yang dimiliki perusahaan.
Modal kerja (working capital) merupakan sebuah aktiva lancar yang
digunakan dalam operasi perusahaan dan harus selalu ada dalam
perusahaan. Seperti kas, piutang, persediaan dan surat berharga Dwi A
(2010:111) Dengan kata lain modal kerja merupakan modal yang harus
selalu ada dalam sebuah perusahaan sehingga operasional perusahaan
menjadi lebih lancar dan akan mendapatkan laba yang diinginkan. Modal
kerja dapat diperoleh dari modal sendiri ataupun dari pinjaman bank.
Kebutuhan modal kerja sebuah perusahaan ditentukan oleh
aktivitas produksi dan kapasitas produksi yang dilakukan oleh suatu
perusahaan. Apabila kapasitas dari produksi berubah maka modal kerja
11
yang dibutuhkan juga akan mengalami perubahan. AW Taylor dalam Dwi
A(2010:113) modal kerja dibedakan menjadi:
a. Modal Kerja Permanen
modal kerja yang harus ada dalam sebuah perusahaan agar
perusahaan mampu menjalankan kegiatanya untuk memenuhi
kebutuhan konsumen berupa barang jadi. Modal kerja permanen
dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Modal Kerja Primer
modal kerja minimal yang harus dimiliki oleh suatu
perusahaan agar dapat terus melakukan proses operasi.
2) Modal Kerja Normal
modal kerja yang harus ada dalam suatu perusahaan agar
dapat beroperasi dalam kapasitas normal. Produksi normal
merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang
sebesar kapasitas normal perusahaan.
b. Modal Kerja Variabel
modal kerja yang selalu berubah proporsional dengan perubahan
kapasitas produksi. Modal kerja ini terdiri dari tiga yaitu:
1) Modal Kerja Musiman
Modal kerja yang berubah sesuai dengan perubahan
musim atau permintaan, misalnya permintaan yang besar pada
waktu tertentu saja.
2) Modal Kerja Siklis
12
Modal kerja yang mengalami perubahan akibat fluktuasi
konjungtur.
3) Modal Kerja Darurat
Modal kerja yang berubah sesuai keadaan yang terjadi di
luar kemampuan sebuah perusahaan.
Elemen-elemen modal kerja dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Kas
Perusahaan perlu mengelola kas untuk menjada likuiditas
perusahan, kas dibutuhkan untuk membiayai tenaga kerja, bahan baku,
aktiva tetap, pajak, pembayaran utang, untuk membayar dividen. Kas
memiliki arti yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup
sebuah perusahaan. Tanpa adanya kas yang tersedia maka segala
kegiatan produksi di perusahaan akan terganggu. Jika bagian produksi
terhambat maka akan mengibatkan munculnya masalah lain di
bidang lain.
b. Persediaan
Persediaan merupakan bentuk investasi yang sangat penting bagi
sebuah perusahaan. Kebijakan piutang didesain untuk menstimulasi
volume penjualan yang juga harus disinkronkan dengan perencanaan
persediaan yang tepat. Estimasi mengenai jumlah produksi dan
penjualan yang tepat sangat mempengaruhi kebijakan persediaan yang
efektif.
c. Piutang
13
Piutang merupakan sejumlah saldo yang akan diterima dari
pelanggan. Mendapatkan kredit merupakan sebuah investasi
perusahaan dalam pelanggan, sebuah investasi dalam hal penjualan
barang dan jasa. Tidak semua perusahaan memberikan kredit
penjualan barang namun sebagian besar memberikan kredit, tujuan
utamanya adalah untuk meningkatkan volume penjualan.
Menurut Riyanto (2013:61) ada tiga konsep modal kerja yaitu:
a. Modal Kerja Kuantitatif
Keseluruhan elemen dari aktiva lancar, sehingga disebut dengan
modal kerja bruto karena tidak memperhatikan utang jangka
pendeknya. Misal kas, efek, piutang, dan persediaan.
b. Modal Kerja Kualitatif
Semua elemen aktiva lancar dikurangi seluruh utang jangka
pendek yang harus dibayar oleh suatu perusahaan.
c. Modal Kerja Fungsional
Dana yang digunakan suatu perusahaan dalam mencapai laba
misalnya, kas, piutang dagang, persediaan barang dagangan,
penyusutan mesin, penyusutan bangunan dan gedung, sedangkan efek
baru menjadi modal kerja jika sudah terjual.
Pada perusahaan modal kerja yang digunakan harus cukup untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari.
Menentukan besarnya jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh
perusahaan bukanlah hal yang mudah. Menurut Munawir (2004:117-119)
14
besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut:
a. Sifat atau Tipe Perusahaan
Modal kerja pada suatu perusahaan jasa relatif akan lebih kecil
dibandingkan dengan modal kerja pada perusahaan industri, karena
pada perusahaan jasa tidak memerlukan investasi yang besar dalam
kas, piutang maupun persediaan. Apabila dibandingkan dengan
perusahaan industri, maka keadanya sangatlah berbeda, karena pada
perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar
dalam aktiva lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam
melakukan operasi sehari-hari.
Oleh karena itu, apabila dibandingkan dengan perusahaan jasa,
perusahaan industri akan memerlukan modal kerja yang lebih besar
dibandingkan dengan perusahaan dagang atau perusahaan eceran,
karena perusahaan yang memproduksi barang harus mengadakan
investasi yang cukup besar dalam persediaan, baik bahan baku,barang
dalam proses maupun barang jadi yang siap untuk dipasarkan.
b. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang
yang akan dijual serta harga persatuan dari barang tersebut
Kebutuhan modal kerja perusahaan berhubugan langsung
dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu barang yang
akan dijual ataupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang
tersebut dijual. Semakin lama waktuu yang diperlukan untuk
15
memproduksi atau memperoleh barang tersebut, maka akan semakin
besar pula modal kerja yang diperlukan.
c. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan
Syarat pembelian bahan atau barang dagangan yang digunakan
untuk proses produksi barang sangat mempengaruhi jumlah modal
kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika syarat
kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan, maka
akan sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam persediaa
bahan atau barang dagangan. Sebaliknya jika pembayaran atas bahan
atau barang dagangan yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam
jangka waktu yang pendek, maka uang kas yang diperlukan untuk
membiayai persediaan akan semakin besar.
d. Syarat penjualan
Semakin lunak kredit yang diberikan perusahaan kepada para
pembeli, maka akan mengakibatkan semakin besar jumlah modal kerja
yang harus diinvestasikan dalam komponen piutang-piutang. Untuk
memperkecil risiko adanya piutang yang tidak dapat tertagih,
sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada pembeli,
karena itu diharapkan pembeli akan tertarik untuk membayar
hutangnya dalam peeriode diskonto tersebut.
e. Tingkat perputaran persediaan.
Tingkat perputaran persediaan (inventory turnover)
menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti, dalam arti dibeli
16
dan dijual kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran tersebut, maka
jumlah modal kerja yang dibutuhkan rendah. Untuk mencapai tingkat
perputaran yang tinggi, maka harus disediakan perencanaan dan
pengawasan yang teratur dan efisien. Semakin cepat tingkat
perputaran akan memperkecil risiko terhadap kerugian yang
disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera
konsumen, dan disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan
dalam pemeliharaan selama periode tersebut.
Ada dua metode yang digunakan untuk menentukan besarnya modal
kerja yaitu:
a. Metode Keterikatan Dana
Metode ini adalah metode yang menekankan pada:
1) Berapa lama dana yang terikat.
2) Berapa besarnya kebutuhan setiap harinya.
b. Metode Perputaran Modal Kerja
Metode ini merupakan sebuah metode yang menggunakan
tingkat perputaran aktiva lancar untuk menentukan seberapa besarnya
modal kerja. Tingkat perputaran akan dirinci ke dalam masing- masing
elemen dari aktiva lancar. Oleh sebab itu dilakukan perhitungan pada
masing-masing perputaran elemen aktiva lancar. Berikut perhitungan
masing-masing elemen:
1) Menghitung perputaran elemen modal kerja dalam kali
Perputaran Kas = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑠 𝑥 1 𝑘𝑎𝑙𝑖
17
Perputaran Piutang Usaha = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑥 1 𝑘𝑎𝑙𝑖
Perputaran Piutang Lain-lain = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑥 1 𝑘𝑎𝑙𝑖
Perputaran Persediaan = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑥 1 𝑘𝑎𝑙𝑖
2) Menghitung perputaran elemen modal kerja dalam hari
Kas = 360
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠 𝑥 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
Piutang Usaha = 360
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑥 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
Piutang Lain-lain = 360
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛−𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑥 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
Persediaan = 360
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑥 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
Hal yang harus dilakukan dalam melakukan sebuah perencanaan
keuangan yaitu meramalkan dan menganalisis sekumpulan laporan
keuangan, dalam melakukan peramalan penjualan yaitu dengan meninjau
penjualan selama 5 sampai 10 tahun terakhir, yang disajikan dalam
bentuk grafik . Ada beberapa metode untuk melakukan peramalah
penjualan seperti, metode rata-rata bergerak, metode trend moment, dan
metode perkiraan assosiatif ( regresi dan analisis korelasi), pada penelitian
peramalan penjualan yang digunakan menggunakan metode rata-rata
bergerak.
Metode rata-rata bergerak (moving average) menggunakan
sejumlah data dari penjualan tahun lalu untuk memperoleh perkiraan hasil
dimasa mendatang. Pada metode ini data minimal yang digunakan untuk
melakukan permalan adalah 3 tahun, karena data 3 tahun ini dianggap
18
paling relevan untuk meramalkan kondisi yang akan dating. Perhitungan
untuk memperoleh hasil dari peramalan penjualan tahun mendatang
sebagai berikut:
Metode Rata-rata bergerak = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖
C. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian pada dasarnya merupakan sebuah konsep
dalam pemecahan masalah, kerangka pikir penelitian akan menentukan
kejelasan dari sebuah proses penelitian, berdasarkan dari penjelasan teori dan
penelitian terdahulu, maka peneliti dapat membuat kerangka pikir penelitian
Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada PT Sumber Timur Dampit.
Pada gambar 4 secara singkat model kerangka pikir penelitian diatas
menjelaskan bahwa yang dijadikan objek penelitian adalah PT Sumber Timur
Dampit. Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat
optimalisasi modal kerja adalah dengan menggunakan metode perputaran
modal kerja, setelah dilakukan dengan metode tersebut maka akan diketahui
tingkat keoptimalisasian modal kerja pada PT Sumber Timur Dampit, dengan
ketentuan jika MKO=MK, maka modal kerja dikatakan optimal dan jika
MKO≠MK RILL, maka modal kerja tidak optimal. Berikut hasill kerangka
piker penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.4.
19
Gambar 2.4. Kerangka PikirPenelitian
Analisis Perputaran Elemen Modal Kerja
Persediaan Kas Piutang
Modal Kerja
MKO=MK MKO≠MKR
Tidak Optimal Optimal
Laporan Keuangan PT Sumber Timur Dampit
Modal Kerja Optimal