Post on 24-Jul-2019
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Seni Budaya dan Prakarya
Seni Budaya dan Prakarya merupakan mata pelajaran yang memberikan
kesempatan pada siswa untuk terlibat dalam berbagai pengalaman apresiasi
maupun pengalaman dalam berkreasi untuk menghasilkan suatu karya berupa
benda nyata yang bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam mata pelajaran ini, siswa
melakukan interaksi terhadap benda-benda karya kerajinan dan teknologi yang
ada di sekitar siswa, sehingga secara tidak langsung siswa memperoleh
pengalaman kreatif dalam hidupnya (Puskur Balitbang, 2007:2).
Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya memberikan sumbangan kepada
siswa agar berani bangga akan budaya asli bangsa sendiri dan menyokong dalam
menghadapi tantangan masa depan. Hal ini dikarenakan kompetensi dalam mata
pelajaran ini merupakan bagian dari pembekalan life skill pada siswa. Selain itu
keseluruhan kegiatan pembelajaran seni budaya yang merupakan aplikasi dari
mata pelajaran lain dalam menghasilkan suatu karya yang dibentuk langsung oleh
siswa sehingga mereka dapat langsung merasakan pengalaman estetis dalam
berkarya.
Menurut Kristanto (2013:41) secara umum, Seni Budaya dan Prakarya
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai untuk
dirinya sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial dan budaya. Selain itu,
menurut Puskur Balitbang (2007:9) pendidikan seni juga berfungsi membangun
11
jiwa anak menuju perkembangan yang sesuai dengan situasi dan tingkat usia anak.
Inti pendidikan lewat seni adalah menarik seni sebagai alat untuk
mengembangkan fungsi-fungsi jiwa seperti cipta, rasa dan karsa (istilah Ki Hajar
Dewantara).
2. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter terdiri dari dua suku kata yang memiliki perbedaan
arti. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.20 tahun
2003, pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan
dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang
mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter)
mulia.
Sedangkan istilah karakter secara etimologi berasal dari bahasa Latin
character, yang bermakna watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti,
kepribadian dan akhlak. Sedangkan secara terminologi (istilah), karakter diartikan
sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya
sendiri (Fitri, 2012:20). Menurut Mulyasa (2012:3) karakter merupakan sifat
alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral yang diwujudkan dalam
tindakan nyata melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab, hormat terhadap
orang lain dan nilai-nilai karakter mulia lainnya.
Berdasarkan paparan tentang definisi pendidikan dan karakter diatas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu upaya untuk
mengembangkan kepribadian positif seseorang dan merealisasikan nilai-nilai
karakter dalam kehidupan sehari-hari.
12
b. Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta
didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan
pada setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2012:9). Menurut Wiyani (2013:16)
melalui pendidikan karakter diharapkan, peserta didik mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasikan nilai-nilai karakter yang terwujud dalam perilaku sehari-
hari.
Menurut Kemendiknas, tujuan pendidikan karakter antara lain:
a) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didiksebagi manusia
dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;
b) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;
c) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa;
d) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang
mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan;
e) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar
yang aman, jujur, penuh kreatifitas dan persahabatan serta dengan rasa
kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, maka dapat dipahami bahwa
tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk membentuk, menanamkan,
13
memfasilitasi dan mengembangkan nilai-nilai positif pada peserta didik sehingga
menjadi pribadi yang unggul dan bermartabat.
c. Landasan Pendidikan Karakter
Landasan pelaksanaan pendidikan karakter tertuang dalam Undang-
Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 yang
menyatakan: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa; berakhlak mulia; sehat; berilmu; cakap; kreatif; mandiri; dan menjadi
warga yang demokratis serta bertanggung jawab”. Dengan demikian, landasan
yuridis pelaksanaan pendidikan karakter adalah Undang-Undang tersebut.
Menurut Judiani (2010:283) nilai-nilai yang dikembangkan dalam
pendidikan karakter berlandaskan dari:
a) Agama, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragama. Oleh
karena itu, kehidupan individu, masyarakat dan bangsa selalu didasari pada
ajaran agama dan kepercayaannya. Atas dasar petimbangan tersebut, maka
nilai-nilai pendidikan karakter harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah
yang berasal dari agama.
b) Pancasila, negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsi-prinsip
kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pendidikan
budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi
warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki
14
kemampuan, kemauan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupannya sebagai warga negara.
c) Budaya, nilai-nilai budaya dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap
suatu konsep dan arti dalam komunikasi antara anggota masyarakat. Posisi
budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan
budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.
d) Tujuan Pendidikan Nasional, sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki
setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan
pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat
berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh
karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional
dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
d. Nilai-nilai Karakter Untuk Siswa Sekolah Dasar
Berdasarkan Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum Tahun 2010, empat landasan yang
dikembangkan dalam pendidikan karakter yaitu agama, Pancasila, budaya dan
tujuan pendidikan, maka dapat diturunkan nilai-nilai karakter yang dapat
diimplementasikan di sekolah maupun di luar sekolah, diantaranya (1) Religius,
(2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja Keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8)
Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah
Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif), (14) Cinta Damai,
(15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, dan (18)
Tanggung Jawab.
15
Tabel 2.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa
No. Nilai Deskripsi
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk mengasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dengan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat dan didengar.
10. Semangat
Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi
dan politik bangsa.
12. Menghargai
Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan
mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/
Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri, masyarakat dan lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
16
Untuk mengetahui bahwa suatu sekolah itu telah melaksanakan
pembelajaran yang mengembangkan budaya dan karakter bangsa, maka
ditetapkan indikator sekolah dan kelas. Indikator dirumuskan dalam bentuk
perilaku peserta didik di kelas dan sekolah yang dapat diamati melalui
pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di
sekolah, tanya jawab dengan peserta didik, jawaban yang diberikan peserta didik
terhadap tugas dan pertanyaan guru serta tulisan peserta didik dalam laporan dan
pekerjaan rumah.
Indikator berfungsi bagi guru sebagai kriteria untuk memberikan
pertimbangan tentang perilaku untuk nilai tertentu telah menjadi perilaku yang
dimiliki peserta didik. Indikator berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang
diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari. Adapun indikator keberhasilan
dapat dikembangkan sebagaimana pada tabel berikut (Fitri, 2012:40) :
Tabel 2.2 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter
NO. NILAI INDIKATOR
1. Religius a. Mengucapkan salam.
b. Berdoa sebelum dan sesudah belajar.
c. Melaksanakan ibadah keagamaan.
d. Merayakan hari besar keagamaan.
2. Jujur a.Membuat dan mengerjakan tugas secara benar.
b.Tidak menyontek atau memberi sontekan.
c. Membangun koperasi atau kantin kejujuran.
d.Melaporkan kegiatan sekolah secara transparan.
e.Melakukan sistem perekrutan siswa secara benar dan
adil.
f.Melakukan sistem penilaian yang akuntabel dan tidak
melakukan manipulasi.
3. Toleransi a.Memperlakukan orang lain dengan cara yang sama dan
tidak membeda-bedakan agama, suku, ras dan
golongan.
b.Menghargai perbedaan yang ada tanpa melecehkan
kelompok yang lain.
4. Disiplin a. Guru dan siswa hadir tepat waktu.
b.Menegakkan prinsip dengan memberikan punishment
bagi yang melanggar dan reward bagi yang
berprestasi.
c. Menjalankan tata tertib sekolah.
17
Lanjutan Tabel...
NO. NILAI INDIKATOR
5. Kerja Keras a. Pengelolaan pembelajaran yang menantang.
b.Mendorong semua warga sekolah untuk berprestasi.
c. Berkompetisi secara fair.
d.Memberikan penghargaan kepada siswa berprestasi.
6. Kreatif a. Menciptakan ide-ide baru disekolah.
b.Menghargai setiap karya yang unik dan berbeda.
c.Membangun suasana belajar yang mendorong
munculnya kreativitas siswa.
7. Mandiri a.Melatih siswa agar mampu bekerja secara mandiri.
b.Membangun kemandirian siswa melalui tugas-tugas
yang bersifat individu.
8. Demokratis a.Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
b.Sistem pemilihan ketua kelas dan pengurus kelas
secara demokratis.
c.Mendasar setiap keputusan pada musyawarah mufakat.
9. Rasa Ingin Tahu a.Sistem pembelajaran diarahkan untuk mengeksplorasi
keingintahuan siswa.
b.Sekolah memberikan fasilitas, baik melalui media
cetak maupun elektronik, agar siswa dapat mencari
informasi yang baru.
10. Semangat
Kebangsaan
a. Memperingati hari-hari besar nasional
b. Meneladani para pahlawan nasional.
c. Berkunjung ke tempat-tempat bersejarah.
d. Melaksanakan upacara rutin sekolah.
e.Mengikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan
kebangsaan.
f. Memajang gambar tokoh-tokoh bangsa.
11. Cinta Tanah Air a.Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan
kesatuan.
b. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar.
c.Memajang bendera Indonesia, Pancasila, gambar
presiden serta simbol-simbol negara lainnya.
d. Bangga dengan karya bangsa.
e. Melestarikan seni dan budaya bangsa.
12. Menghargai Prestasi a.Mengabdikan dan memajang hasil karya siswa di
sekolah.
b.Memberikan reward setiap warga sekolah yang
berprestasi.
c.Melatih dan membina generasi penerus untuk
mencontoh hasil atau prestasi generasi sebelumnya.
13. Bersahabat/
Komunikatif
a. Saling menghargai dan menghormati.
b.Guru menyayangi siswa dan siswa menghormati guru.
c. Tidak menjaga jarak.
d.Tidak membeda-bedakan dalam ber-komunikasi
14. Cinta Damai a. Menciptakan suasana kelas yang tentram.
b.Tidak menoleransi segala bentuk tindak kekerasan.
c.Mendorong terciptanya harmonisasi kelas dan sekolah.
18
Lanjutan Tabel...
NO. NILAI INDIKATOR
15. Gemar Membaca a.Mendorong dan memfasilitasi siswa untuk gemar
membaca.
b.Setiap pembelajaran didukung dengan sumber bacaan
atau referensi.
c.Adanya ruang baca, baik di perpustakaan maupun
ruang khusus tertentu.
d.Menyediakan buku-buku sesuai dengan tahap
perkembangan siswa.
e.Menyediakan buku-buku yang dapat menarik minat
baca siswa.
16. Peduli Lingkungan a. Menjaga lingkungan kelas dan sekolah.
b.Memelihara tumbuh-tumbuhan dengan baik tanpa
menginjak atau merusaknya.
c.Mendukung program go green (penghijauan) di
lingkungan sekolah.
d.Tersedianya tempat untuk membuang sampah organik
dan sampah nonorganik.
e.Menyediakan kamar mandi, air bersih dan tempat cuci
tangan.
17. Peduli Sosial a.Sekolah memberikan bantuan kepada siswa yang
kurang mampu.
b. Melakukan kegiatan bakti sosial.
c.Melakukan kunjungan di daerah atau kawasan
marginal.
d.Memberikan bantuan kepada lingkungan masyarakat
yang kurang mampu.
e.Menyediakan kotak amal atau sumbangan.
18. Tanggung Jawab a.Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik.
b.Bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan.
c.Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
d.Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian Pendidikan Karakter bukanlah penelitian yang pertama kali
dilakukan. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang hasilnya dapat digunakan
sebagai referensi bagi peneliti untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian pertama dilakukan oleh Novita Elly Susanti pada tahun 2015
dengan judul “Analisis Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Muatan Lokal
Bahasa Jawa Kelas IV Di SDN Purwantoro 1 Malang”. Penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan hasil yang dapat
disimpulkan: (1) SDN Purwantoro 1 Malang mendukung penuh terlaksananya
19
pendidikan karakter khususnya pada pembelajaran muatan lokal Bahasa Jawa, (2)
Nilai karakter yang tersampaikan pada pembelajaran muatan lokal Bahasa Jawa
kelas IV SDN Purwantoro 1 Malang meliputi 10 nilai karakter yaitu religius,
jujur, disiplin, demokratis, cinta tanah air, gemar membaca, rasa ingin tahu,
toleransi, komunikasi dan tanggung jawab, (3) Cara penilaian pendidikan karakter
pada pada muatan lokal bahasa jawa kelas IV SDN Purwantoro 1 Malang yaitu
dengan mengamati perilaku peserta didik.
Penelitian kedua dilakukan oleh Munawiya pada tahun 2015 dengan judul
“Analisis Pelaksanaan Pendidikan Kerakter Pada Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Siswa Kelas V SDN Dinoyo 3 Malang”. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan pendidikan karakter pada
pembelajaran PKn di kelas V SDN Dinoyo 3 Malang dilaksanakan melalui
pembuatan perangkat pembelajaran berkarakter proses pembelajaran berkarakter,
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, (2) Kendala yang dihadapi
sekolah dan guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran PKn
di kelas V SDN Dinoyo 3 Malang antara lain: kurangnya perhatian orang tua
kepada anaknya, peserta didik lupa / tidak mengerjakan tugas, (3) Upaya yang
dilakukan sekolah dan guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada
pembelajaran PKn di kelas V SDN Dinoyo 3 Malang. Upaya yang dilakukan
sekolah antara lain: mengadakan kegiatan ekstrakulikuler dan menjalin hubungan
yang baik dengan para wali murid. Upaya yang dilakukan guru antara lain:
memindahkan tempat duduk peserta didik yang membuat kegaduhan di kelas.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan Novita Elly
Susanti terletak pada subjek mata pelajaran yang diteliti yakni muatan lokal
20
Bahasa Jawa pada kelas IV, sedangkan subjek mata pelajaran yang akan diteliti
oleh peneliti adalah Seni Budaya dan Prakarya. Selain itu, salah satu tujuan pada
penelitian Novita Elly Susanti adalah untuk menganalisis cara penilaian
pendidikan karakter pada muatan lokal Bahasa Jawa, berbeda dengan peneliti
yang akan menganalisis dampak mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya
terhadap pendidikan karakter. Sedangkan perbedaan subjek mata pelajaran juga
terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Munawiya yaitu mata pelajran PKn
pada kelas V. Perbedaan juga terletak pada rumusan masalah maupun tujuan
penelitian yang telah dilakukan Munawiya dengan peneliti.
Selain perbedaan pada kedua penelitian terdahulu yang telah dipaparkan
diatas, terdapat persamaan subjek yang akan peneliti lakukan, yaitu berfokus pada
pendidikan karakter yang diimplementasikan ke dalam salah satu pembelajaran di
Sekolah Dasar.
21
C. Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Seni Budaya dan Prakarya
Nilai Karakter yang
Tampak Melalui
Pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya
Dampak Seni Budaya
dan Prakarya Terhadap
Pembentukan Karakter
Siswa Kelas III A SDN
Sawojajar I Malang
Teknik Pengumpulan Data:
1. Pengamatan proses pembelajaran
Seni Budaya dan Prakarya
2. Wawancara kepada Kepala Sekolah
dan Guru kelas III SDN Sawojajar I
Malang
3. Dokumentasi proses pembelajaran
Hasil Belajar Proses Belajar
Pembentukan
Karakter pada Mata
Pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya