Post on 29-Oct-2020
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Hakikat IPA
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu pengetahuan teoritis yang
diperoleh / disusun dengan cara yang khas / khusus yaitu melakukan observasi
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan
demikian seterusnya kait-mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain, (Aly
dan Rahma, 1993: 18). Dapat disimpulkan bahwa IPA adalah pengetahuan alam
yang dilakukan dengan cara mengaitkan beberapa cara seperti observasi
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi
terhadap alam. Sedangkan menurut Darmojo (1992: 3) menyatakan bahwa IPA
adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam bersifat analisis, lengkap,
cermat serta menghubungkannya antara suatu febomena dengan fenomena lain,
sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek
yang diamatinya. Jadi dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa IPA adalah
cara mengamati alam dengan beberapa sifat sehingga membentuk hasil baru
tentang objek yang telah diamatinya. Menurut Wisudawati, dkk (2014: 23) IPA
adalah 1. suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun
secara sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum, 2.
pengetahuan yang didapat dengan jalan studi dan praktik, 3. suatu cabang ilmu yang
13
bersangkut paut dengan observasi dan klasifikasi fakta-fakta, terutama dengan
disusunnya hukum umum dengan induksi dan hipotesis.
Pengertian IPA menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa IPA adalah
suatu cabang pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ilmiah terhadap alam
dengan cara studi atau praktik yang tersusun secara sistematis, kegiatan ilmiah
dapat berupa observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi sehingga membentuk suatu perspektif yang baru tentang
objek yang diamati.
Peraturan menteri pendidikan nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat Sekolah Dasar ruang lingkup
pembelajaran IPA meliputi : 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu
manusia, hewan, dan tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta
kesehatan, 2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat dan
gas, 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet dan listrik,
4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya dan benda-benda langit
lainnya, 5) sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (salingtemas) merupakan
penerapan konsep sains dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi
sederhana.
Pembelajaran IPA SD memiliki tujuan yang harus dicapai. Menurut
Tursinawati (2013: 69) tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI adalah sebagai berikut:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
14
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan tujuan diberikannya materi IPA
untuk tingkat sekolah dasar yakni siswa dapat memahami konsep IPA yang
kemudian dapat dihubungkan secara kontekstual dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, siswa dapat mengembangkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha
Esa atas semua kebesaran-Nya.
b. Perlunya IPA Diajarkan Di Sekolah Dasar
Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasukkan ke
dalam kurikulum suatu sekolah. Seperti pendapat Samatowa (2010: 3-4) alasan itu
dapat digolongkan menjadi empat golongan yaitu:
1) bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa,
15
2) bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata
pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis,
3) bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh
anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan
belaka,
4) mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi
yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. (Samatowa,
2010: 3-4).
Kesimpulan dari pernyataan diatas bahwa IPA perlu diajarkan di sekolah dasar
dengan berbagai alasan yang telah dijelaskan oleh ahli bahwa IPA berfaedah bagi
bangsa sebab IPA merupakan dasar teknologi, IPA juga memberikan kesempatan
berpikir yang kritis dan objektif di lingkungan sekitarnya ketika melakukan
pengamatan, IPA bukan pelajaran yang bersifat hapalan karena dengan
dilakukannya percobaan, penelitian atau pengamatan siswa tidak hanya belajar
hapalan tetapi belajar secara langsung.
c. Materi Tentang Proses Pembentukan Tanah
Pembelajaran IPA di kelas 5 terdiri dari beberapa standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang akan dibahas berikut ini lebih di fokuskan pada subyek
penelitian di kelas 5 semester 2 materi pokok proses pembentukan tanah. Dibawah
ini dijelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA kelas 5 SD semester.
Tabel 2 1 Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
7.1 Mendiskripsikan proses pembentukan tanah
karena pelapukan
16
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan
hubungannya dengan penggunaan sumber daya
alam.
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
7.3 Mendiskripsikan struktur bumi
7.4 Mendiskripsikan proses daur air dan kegiatan
manusia yang dapat mempengaruhinya
7.5 Mendiskripsikan perlunya penghematan air
7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di
Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan
lingkungan.
7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang
dapat mengubah permukaan bumi (pertanian,
perkotaan, dsb)
Mata pelajaran IPA kelas 5 SD pada BAB Bumi dan Alam Semesta mencakup
beberapa materi, materi yang penulis teliti adalah Proses Pembentukan Tanah.
Rincian materi Proses Pembentukan Tanah di buku paket IPA kelas 5 SD menurut
Indriati, dkk (2010 : 172-177) sebagai berikut :
1) Batuan Beku
Batuan beku terbentuk dari magma yang membeku. Batuan yang sudah ada
di alam ini dapat berubah akibat pengaruh perubahan suhu dan pelapukan. Yang
termasuk batuan beku, antara lain batu granit, batu basal, batu obsidian, dan
batu apung
2) Batuan Sedimen atau Batuan Endapan
Batuan endapan atau batuan sedimen merupakan batuan yang terjadi karena
pelapukan dari batuan yang sudah ada. Yang termasuk batuan sedimen
(endapan), antara lain batuan konglomerat, batuan breksi, batu pasir, batu
serpih, dan batu kapur atau batu gamping.Batuan Metamorf atau Batuan
Malihan
17
3) Batu marmer berasal dari batu kapur yang mengalami perubahan bentuk.
Perubahan bentuk batu marmer disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain karena suhu dan tekanan yang sangat tinggi, pengaruh air, dan perubahan
kimia yang terjadi di dalam kerak bumi. Batuan yang mengalami perubahan
bentuk disebut batuan metamorf. Yang termasuk batuan metamorf antara lain
batu marmer (pualam), batu tulis, batu sabak, batu kuarsa, dan batu genes.
Pelapukan Batuan Membentuk Tanah Tanah sangat penting, karena tanah
memberikan kehidupan pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Tanah juga
merupakan tempat kita berpijak, maka kamu wajib memelihara kesuburan dan
kelestariannya. Pernahkah terpikir olehmu dari apakah tanah terbentuk? Tanah
terbentuk dari batuan yang telah lapuk dan hancur. Pelapukan batuan
disebabkan oleh perubahan suhu dan kegiatan alam lain. Macam-macam
pelapukan ada tiga, yaitu: pelapukan fisika, pelapukan kimiawi, dan pelapukan
biologi.
Adapun rincian materi Proses Pembentukan Tanah di buku paket IPA
kelas 5 SD menurut Priyono, dkk (2009 : 137-140) sebagai berikut :
Batuan yang ada di kerak atau lapisan paling atas bumi terdiri atas
bermacammacam jenis. Dengan berjalannya waktu batuan-batuan tersebut
mengalami pelapukan. Pelapukan adalah hancurnya batuan dari gumpalan atau
ukuran besar menjadi butiran yang kecil, sampai menjadi sangat halus
(menjadi tanah). Pelapukan terjadi karena adanya tenaga eksogen. Pelapukan
dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu pelapukan mekanik, pelapukan kimiawi,
dan pelapukan biologi.
18
a) Pelapukan Fisika
Pelapukan fisika dapat disebabkan oleh perubahan suhu. Suhu yang
turun naik secara berulang-ulang akan mengembangkan dan mengerutkan
batuan yang ada. Akibatnya batuan akan terkikis atau pecah berkepingkeping.
Pelapukan fisika juga dapat terjadi karena terpaan angin dan hujan, serta tarikan
gaya gravitasi. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan muka bumi yang
disebabkan adanya erosi.
b) Pelapukan Kimiawi
Batu kapur akan hancur apabila disiram air, sehingga air yang mengalir
melalui batuan mengandung banyak bahan kimia. Bahan kimia inilah yang
menyebabkan hancurnya batuan yang dilalui air. Nah, pelapukan yang
disebabkan oleh zat kimia dinamakan pelapukan kimia.
c) Pelapukan Biologi
Di sekitarmu tentu banyak dijumpai batuan yang ditumbuhi lumut. Lumut
termasuk tumbuhan perintis karena lumut merupakan jenis tumbuhan yang
pertama kali mampu hidup di atas batuan sebelum tumbuhan lain ada. Karena
itu lama-kelamaan batuan yang ditumbuhi lumut akan hancur menjadi tanah.
Pelapukan batuan yang disebabkan oleh makhluk hidup disebut pelapukan
biologi.
4) Struktur Bumi
Semua makhluk hidup tinggal di lapisan kerak bumi yang disebut
litosfer. Laut juga berada pada lapisan kerak bumi. Setiap lapisan bumi
memiliki ketebalan dan susunan material yang berbeda-beda. Lapisan atmosfer
19
tersusun atas lapisan udara. Lapisan atmosfer tersusun atas lapisan troposfer,
stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer. Lapisan udara pada setiap lapisan
atmosfer berbeda. Semakin jauh dari bumi maka lapisan udaranya semakin
tipis. Lapisan atmosfer melindungi kita dari pengaruh sinar matahari.
Lapisan kerak bumi tersusun atas batuan. Lapisan kerak bumi bagian
atas telah mengalami pelapukan sehingga berubah menjadi tanah. Relief kerak
bumi atau bentuk permukaan bumi terdiri atas dataran rendah, dataran tinggi,
laut, dan pegunungan. Lapisan kerak bumi merupakan tanah yang subur
sehingga dipergunakan untuk pertanian. Pada lapisan bagian tengah lebih
dominan tanah yang kedap air dan bebatuan. Lapisan ini banyak menyimpan
air dan mineral sebagai sumber daya alam. Contohnya minyak bumi, batu bara,
dan gas. Lapisan paling dalam dari bumi yaitu inti bumi. Pada inti bumi tidak
terdapat tanah atau mineral lainnya. Inti bumi merupakan lahar pijar yang
sangat panas.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Menurut pendapat beberapa ahli media memiliki pengertian yang berbeda-
beda. Seperti pendapat dari Arsyad (2010: 3) yang menyatakan bahwa media
adalah alat-alat grafis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal. Dari pendapat yang dikemukaan
diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah sesuatu yang berasal dari alat grafis
untuk ditangkap, diproses dan disusun kembali melaluo informasi visual atau
verbal.
20
Sedangkan menurut Hamalik (dalam Umar, 2013: 129) pengertian media yaitu
media sebagai teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
komunikasi antar guru dan murid dalam proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah. Dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat yang di gunakan untuk
memudahkan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar agar tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien. Arsyad (2010: 5) media adalah komponen
sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Suatu sumber belajar
yang terdapat di sekitar lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa dalam
proses belajar mengajar.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan media adalah benda atau alat yang digunakan untuk
membantu guru menyampaikan materi dalam proses pembelajaran agar tercapai
suatu tujuan pembelajaran. Berbagai macam bentuk media dari yang terdapat
dilingkungan terdekat siswa pun dapat dijadikan sebagai media yang dapat
mengasah daya pikir siswa untuk menambah wawasan pengetahuan.
b. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran menurut Sadiman (2008: 7) adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan oleh
guru sebagai alat bantu mengajar.
Media pembelajaran menurut Sanjaya (2012: 61) media pembelajaran adalah
segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang
21
dikondisikan untuk menambah pengetahuan. Dari pernyataan diatas dapat
disimpulkan media pembelajaran adalah berbagai alat dan bahan yang bisa
digunakan untuk membantu menambah pengetahuan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengertian media
pembelajaran adalah alat bantu dan bahan yang dapat digunakan untuk
pembelajaran antara guru dan siswa.
c. Fungsi dan Manfaat Media
Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi dan manfaat yang berbeda-beda
menurut beberapa para ahli. Fungsi media pembelajaran menurut Dwi (2015: 49-
50) antara lain :
1) Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa.
2) Memperoleh gambaran jelas tentang benda yang sulit diamati secara langsung.
3) Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungannya.
4) Menghasilkan keseragaman pengamatan.
5) Menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis.
6) Membangkitkan keinginan dan minat baru.
7) Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8) Memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang konkret sampai dengan
abstrak
9) Memudahkan siswa untuk membandingkan, mengamati, mendiskripsikan
suatu benda.
22
Sedangkan menurut Benni (dalam Hidayati, dkk, 2013: 5) media pembelajaran
berfungsi sebagai berikut :
1) membantu memudahkan belajar siswa dan juga memudahkan proses
pembelajaran bagi guru,
2) memberikan pengalaman lebih nyata,
3) menarik perhatian siswa lebih besar,
4) semua indera dapat diaktifkan,
5) dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.
Dari berberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi media
pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator
semua materi tuntas disampaikan dan peserta didik memahami secara lebih mudah
dan tuntas. Dengan adanya media siswa dapat terbantu dalam memahami materi
pembelajaran dan dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.
Selain terdapat fungsi media pembelajaran, tentunya terdapat manfaat media
pembelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Manfaat dan fungsi ini adalah dua
aspek yang saling berkaitan. Menurut pendapat yang dikemukaan oleh Sudjana &
Rivai (2010: 2) antara lain :
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih
baik.
23
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Sedangkan menurut Ensiclopedi of Educational Research (dalam Umar,
2013: 135), nilai atau manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut:
1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir sehingga mengurangi
verbalitas.
2) Memperbesar perhatian siswa.
3) Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar oleh karena itu
pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan pengalaman yang nyata.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.
6) Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu
perkembangan bahasa.
7) Memberikan pengalaman yang tidak diperoleh dengan cara yang lain.
8) Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara guru
dan murid.
9) Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya secara
realita dan teliti.
10) Media pendidikan membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar.
24
Berdasarkan manfaat media diatas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru dan siswa. Bagi guru, media
pembelajaran membantu dalam menyampaikan materi secara terstruktur kepada
siswa sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Bagi siswa, media
pembelajaran membantu siswa dalam proses berfikir abstrak menjadi lebih
kongkret.
d. Klasifikasi Media Pembelajaran
Terdapat dua kategori luas jenis media yang dikelompokkan oleh Arsyad
(2014:35-36) yang apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi, yaitu terdapat
pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir. Berikut ini jenis-
jenis yang sudah dikelompokkan :
1) Pilihan Media Tradisional
a) Visual diam yang diproyeksikan,
Proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksi overheads, slides,
filmstrips
b) Visual yang tak diproyeksikan
Gambar, poster. Foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info, papan-
bulu
c) Audio
Rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge
d) Penyajian multimedia
Slide plus suara (tape), multi-image
e) Fisual dinamis yang diproyeksikan
25
Film, televise, video
f) Cetak
Buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah, berkala,
lembaran lepas (hand-out)
g) Permainan
Teka-teki, simulasi, permainan peran
h) Realia
Model, specimen (contoh), menipulatif (peta,boneka)
2) Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a) Media berbasis telekomunikasi
Telekonferen, kuliah jarak jauh
b) Media berbasis mikroprosesor
Computer-assisted instruction, permainan computer, system tutor intelijen,
interaktif.
Klasifikasi media pembelajaran menurut Arsyad (dalam Hidayati,dkk
2013: 5-6) dibedakan menjadi empat keompok antara lain sebagai berikut:
1)media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3) media
hasil teknologi yang berbasis komputer, 4) media hasil gabungan teknologi
cetak dan komputer. Sedangkan menurut Brezt (dalam Musfiqon, 2012: 70)
jenis-jenis media pembelajaran dapat dibagi menjadi dua yaitu ditinjau dari
tampilan dan penggunaannya antara lain adalah sebagai berikut : 1) jenis media
ditinjau dari tampilan yaitu media visual, media audio, dan media kinestetik, 2)
26
jenis media ditinjau dari penggunaannya yaitu media proyeksi dan media
visualnonproyeksi.
Uraian jenis-jenis media tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pendidik dapat berinovasi mempermudah penyampaian suatu pembelajaran
dengan berbagai macam jenis media. Dalam pembuatan media memiliki
variasai yaitu ada yang berbasis tradisional dan ada juga yang sudah berbasis
teknologi. Penggunaan media oleh pendidik dapat dilihat dari kebutuhan siswa
sehingga dapat menentukan jenis media yang akan digunakan. Pada intinya,
semua jenis media dapat digunakan secara baik akan tetapi lebih baik jika jenis
media disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
e. Kriteria Pemilihan Media
Membuat media memiliki beberapa kriteria. Kriteria pemilihan media
menurut Sadiman, dkk (2014: 86) memiliki 4 faktor yaitu:
1) Keterbatasan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak
terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
2) Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri ada dana, tenaga, dan
fasilitasnya.
3) Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang
bersangkutan untuk waktu yang lama.
4) Efektifitas biaya dalam jangka waktu yang panjang.
Media dapat berjalan dengan baik sesuai dengan penggunaan jika kita dapat
memilih kriteria media. Selain itu, dengan adanya faktor-faktor ini pendidik
27
lebih berinovasi dalam pembuatan media dan lebih mementingkan manfaat dari
media yang dapat digunakan tersebut.
Menurut Sudjana dan Rivai (2010: 4-5) dalam memilih media untuk
kepentingan pengajaran sebaiknya kriteria-kriteria sebagai berikut :
1) ketepatannya dengan tujuan pengajaran,
2) dukungan terhadap isi pengajaran,
3) kemudahan memperoleh media,
4) keterampilan guru dalam menggunakannya,
5) tersedianya waktu untuk menggunakannya,
6) sesuai dengan taraf berpikir siswa.
Dari berbagai pendapat tentang pemilihan media bahwa media yang baik
adalah media yang dapat mempertimbangkan optimalisasi pencapaian tujuan
pembelajaran. Sehingga rujukan dan kriteria utama memilih media adalah
kontribusi media dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran.
f. Kelebihan Dan Kelemahan Media Visual Gambar
Terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan media visual gambar.
Menurut Mumtahanah, (2014: 99) Media visual gambar memiliki kelebihan
dan kelemahan diantaranya yaitu :
1) Lebih konkrit dan realistik dalam memunculkan pokok masalah,
2) Dapat mengatasi ruang dan waktu,
3) Dapat mengatasi keterbatasan mata,
4) Memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan dapat digunakan untuk
semua orang tanpa memandang umur.
28
Sekalipun demikian setiap media pembelajaran selalu mempunyai
kelemahan kelemahan tertentu. Menurut Mumtahanah, (2014: 99) media
gambar atau foto juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:
1) Hanya menekankan persepsi indera mata,
2) Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran,
3. Media Scrapbook
a. Pengertian Scrapbook
Scrapbook berasal dari bahasa Inggris. “scrap” yang berarti sisa,
potongan, atau guntingan, sedangkan “book” berarti buku. Pada umumnya
scrapbook dapat kita jumpai dengan berbagai foto yang disusun dan diberikan
keterangan-keterangan agar lebih menarik. Scrapbook menurut Siradjuddin
(2014: 3) adalah sekumpulan memorabilia, narasi, puisi, quote, cerita, kliping,
catatan, foto, tiket, bon pembayaran, dll, yang disusun dan dirangkai dalam
sebuah album atau hand-made book. Sedangkan Damayanti (2017: 9)
menyatakan Scrapbook dapat didefinisikan sebagai seni menempel gambar atau
foto pada media kertas dan menghiasnya menjadi karya kreatif. Selain berisikan
gambar atau foto, scrapbook juga dapat memuat potongan catatan penting yang
berkaitan dengan gambar. Syahriyanti, dkk (2017) menyatakan Scrapbook
merupakan album yang berisikan gambar dan cerita yang berkaitan dengan
materi pembelajaran yang dihias dengan kreatif. Menurut Hardiana, 2015
(dalam Damayanti 2017: 11) meskipun namanya “scrap” atau sisa, namun kini
bahan pembuatan scrapbook semakin berkembang. Bahan – bahan tersebut
29
tidak selalu menggunakan barang bekas, tetapi kini telah tersedia bahan khusus
untuk membuat scrapbook.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, disimpulkan bahwa scrapbook
adalah media dua dimensi yang berbentuk sebuah buku dengan tema tertentu
yang terdiri dari memorabilia, foto, gambar, catatan, kliping, quote, dan lain –
lain yang dirangkai menjadi sebuah karya kreatif hand made atau buatan tangan
menggunakan teknik menempel.
b. Kelebihan Dan Kelemahan Media Scrapbook
Media pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelemahan yang
berbeda-beda. Terdapat juga beberapa kelebihan dan kelemahan dalam media
scrapbook ini. Berikut ini kelebihan media scrapbook menurut Damayanti
(2017: 12-13) yaitu:
1) menarik, scrapbook disusun dari berbagai foto, gambar, catatan penting, dan
lain sebagainya dengan beberapa hiasan, sehingga tampilannya akan terlihat
indah dan menarik.
2) bersifat realistis dalam menjukkan pokok pembahasan, dengan scrapbook, kita
dapat menyajikan sebuah objek yang terlihat nyata melalui gambar atau foto.
Karena gambar atau foto dapat memberikan detail dalam bentuk gambar apa
adanya, dengan demikian kita dapat lebih mudah mengetahui dan
mengingatnya dengan lebih baik.
3) dapat mengatasi keterbatasan waktu dan ruang, media scrapbook dapat menjadi
salah satu solusi mengenai banyaknya peristiwa atau objek yang sulit disajikan
secara langsung dan sulit diulang.
30
4) mudah dibuat, cara pembuatan scrapbook tidaklah sulit. Kita hanya perlu
menyusun dan menyesuaikan antara gambar, catatan, dan hiasan
sedemikianrupa. Sehingga anak-anak maupun orang dewasa akan mampu
membuat scrapbook sendiri.
5) bahan yang digunakan untuk membuat scrapbook mudah didapatkan. Bahan–
bahan yang diperlukan dalam pembuatan scrapbook mudah didapatkan. Karena
kita bisa menggunakan barang-barang yang sudah tidak terpakai atau barang
bekas. Bahkan saat ini sudah tersedia bahan khusus untuk membuat scrapbook.
6) dapat dibuat atau didesain sesuai keinginan, scrapbook dapat dibuat atau
didesain sesuai keinginan pembuatnya. Misalnya gambar, foto, catatan, warna,
tulisan, dan lain sebagainya. Dilihat dari beberapa kelebihan yang telah
dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa scrapbook sangat efektif untuk
digunakan sebagai media pembelajaran. Dapat diketahui juga bahwa scrapbook
mampu menyampaikan pesan atau isi materi pembelajaran kepada peserta
didik.
Selain memiliki beberapa kelebihan, media scrapbook juga memiliki
beberapa kelemahan, menurut Damayanti (2017: 16) diantaranya:
1) waktu yang digunakan relatif lama untuk membuat scrapbook, waktu yang
dibutuhkan dalam pembuatan scrapbook relatif lama tergantung dari kerumitan
penyusunannya. Semakin rumit rancangan dan penyusunan media scrapbook
maka waktu yang dibutuhkan akan lebih lama.
2) gambar yang kompleks kurang efektif dalam kegiatan pembelajaran,
penggunaan gambar yang terlalu kompleks dan berlebihan akan berdampak
31
pada kurangnya pemusatan perhatian pada pokok bahasan (materi) sehingga
kegiatan pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif.
B. Penelitian Relevan
Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan terlebih dahulu
oleh penelitian skripsi terdahulu, penelitian yang dilakukan oleh peneliti
memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang pernah
dilakukan oleh penelitian terdahulu. Berikut beberapa penelitian relevan :
Tabel 2 2 Penelitian Relevan
No. Nama
Peneliti
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Ariayani
(2014)
Mengembangkan
Media Buku Tempel
(Scrapbook) Mata
Pelajaran IPS Untuk
Siswa Kelas 4 Sekolah
Dasar
a. Peneliti sama-sama
membahas media
pembelajaran visual
yaitu Scrapbook
b. Sama-sama
mengembangkan
media pembelajaran
untuk sekolah dasar
a. Penelitian terdahulu
mengambil subjek pada
siswa kelas 4 sedangkan
penelitian ini pada kelas 5
SD
b. Penelitian terdahulu mata
pelajaran IPS, penelitian
ini pada mata pelajaran
IPA
c. Peneliti terdahulu
menggunakan model
Borg and Gall sedangkan
penelitian sekarang
menggunakan model
Hannafin and Peek
2. Meidiyanti
(2017)
Pengembangan Media
Scrapbook Subtema
Komponen Ekosistem
Untuk Kelas V
Sekolah Dasar
a. Penelitian sama-
sama membahas
media pembelajaran
berbasis visual
b. Pengembangan sama-
sama digunakan
untuk kelas 5 SD
a. Peneliti terdahulu
digunakan untuk tematik
sedangkan penelitian ini
berfokus pada mata
pelajaran IPA
b. Penelitian terdahulu
dilakukan di jogja,
sedangkan penelitian ini
dilakukan di Malang.
32
No. Nama
Peneliti
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
3. Khumairoh
(2015)
Pemanfaatan media
scrapbook berbahan
dasar barang bekas
untuk meningkatkan
ecoliteracy siswa
dalam pembelajaran
IPS SMPN 3 Lembang
Tahun Ajaran
2012/2013
a. Penelitian sama-
sama membahas
media scrapbook
a. penelitian terdahulu
mengambil subjek siswa
smp, sedangkan penelitian
sekarang menggunakan
siswa sd
b. penelitian terdahulu
menggunakan barang
bekas, penilitian sekarang
menggunakan bahan-bahan
yang dari kertas baru.
4. Diana (2016) Pengembangan media
scrapbook pada materi
mengidentifikasi unsur
cerita (tokoh, tema,
latar, amanat) kelas 5
SDN Ngadirejo 5
a. Peneliti terdahulu
dan sekarang sama-
sama menggunakan
media scrapbook
b. Digunakan untuk
siswa kelas 5 SD
c. Penelitian
digunakan untuk
pembelajaran KTSP
a. Penelitian dahulu
digunakan untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia,
sedangkan penelitian
sekarang digunakan untuk
mata pelajaran ipa
b.Penelitian terdahulu
dilakukan di Kediri,
sedangkan penelitian
sekarang dilakukan di
Malang.
33
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2 1 Kerangka Pikir
Kondisi ideal :
1. Pembelajaran di dalam kelas mendorong siswa
untuk aktif dalam pembelajaran
2. Guru menjelaskan dengan media konkret atau
nyata
3. Guru menggunakan media dan metode
pembelajaran yang menarik
4. Media pembelajaran bervariatif
Fakta dilapangan :
1. Pembelajaran di kelas kurang memotivasi siswa
dalam pembelajaran
2. Guru menggunakan media dan metode
pembelajaran yang kurang inovatif
3. Media pembelajaran kurang bervariatif
4. Siswa sering mengalami miskonsepsi terhadap
materi proses pembentukan tanah
Analisis Kebutuhan :
1. Guru tidak menyediakan media karena terbatasnya waktu
2. Siswa memerlukan media yang menarik dan bervariatif untuk membantu proses pembelajaran
dan memotivasi siswa dalam belajar
3. Media membantu siswa dalam motivasi belajar
4. Siswa membutuhkan media pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran dan
pembelajaran menjadi bermakna
Hasil yang di harapkan:
Mengembangkan media
pembelajaran Scrapbook
pada kelas 5 sekolah
dasar materi proses
pembentukan tanah.
Solusi
Mengembangkan media
pembelajaran Scrapbook
untuk materi proses
pembentukan tanah.
Model penelitian : Hannafin And Peck
(Analisis Kebutuhan, Perancangan Produk,
Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi)
Teknik pengumpulan data :Observasi,
Wawancara, Dokumentasi dan Angket
Teknik analisis data : kualitatif dan kuantitatif
Pengembangan Media ScrapBook Pada Mata Pelajaran IPA Materi
Pembentukan Tanah Di Kelas 5 Sekolah Dasar