Post on 13-Dec-2020
II-41
BAB II
GAMBARAN GEOGRAFIS DAN KESEJAHTERAAN EKONOMI
MASYARAKAT TERHADAP SUMBER DAYA ALAM
2.1 Sejarah Pertambangan Emas di Gunung Manggar
Bahan galian yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Jember
adalah Bahan Galian Golongan C dan Bahan Galian Golongan B. Adapun bahan
galian golongan C terdiri dari : Batu Kapur (Gamping) yang terletak di
Kecamatan Puger-Wuluhan ; Lava Andesit (Batu Piring) yang terletak di
Kecamatan Sumbersari, Pakusari, Ledokkombo, Sukowono, Sumberjambe,
Jelbuk, Kalisat ; Sirtu (Pasir dan Batu Andesit) yang terletak Kecamatan Mayang,
Panti, Rambipuji, Sumberbaru, Ambulu, Kalisat, Patrang, Arjasa, Silo,
Sumbersari, Sukorambi ; Clay (Lempung) yang terletak di Kecamatan Ambulu,
Arjasa, Ledokkombo, Rambipuji, Tempurejo. Sedangkan bahan galian dolongan
B terdiri dari : Emas, Tembaga, Galena yang terletak di Kecamatan Silo dan
Tempurejo ; Mangan terletak di Kecamatan Puger, Wuluhan, Silo, dan Ambulu ;
Pasir Besi yang terletak di Kecamatan Kencong, Gumukmas, Ambulu, dan
Puger.23
Berdasarkan bahan galian yang berpotensi di Kabupaten Jember, terdapat
temuan potensi emas di Kecamatan Wuluhan tepatnya di Desa Kesilir.
Penambangan emas yang terletak di Gunung Manggar merupakan kegiatan
23 www.disperindag.jemberkab.org/info-indag/potensi/pertambangan-umum diakses Selasa, 10 Maret 2015 pukul 21:50 WIB
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-42
pertambangan yang baru-baru ini dilakukan, tepatnya pada tahun 2013 kegiatan
tersebut berawal. Terletak sekitar 7-8 km dari Kecamatan Wuluhan Kabupaten
Jember, dimana area penambangan berada pada lereng hutan Gunung Manggar di
Desa Kesilir. Berikut gambar yang menunjukkan keberadaan pertambagan emas
yang ada di wilayah Gunung Manggar,
Gambar 2.1
Pemandangan Gunung Manggar di Desa Kesilir
Awal mula terjadinya fenomena penambangan emas di Gunung Manggar
adalah ditemukannya potensi penambangan oleh penduduk asli Desa Kesilir.
Tepatnya di Dusun Kesilir Krajan, ada seorang tokoh agama atau kyai yang
tinggal di kaki Gunung Manggar. Tokoh agama tersebut bernama Gus Yanto, ia
berumur 40 tahun dan meruakan tokoh agama yang dihormati masyarakat di
daerah tersebut. Suatu hari Gus Yanto ingin mendirikan sebuah tempat ibadah
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-43
atau mushola di lingkungan tempat tinggalnya, akan tetapi ia tidak memiliki biaya
untuk mendirikan musola tersebut.
Mengingat masyarakat yang tinggal di daerah tersebut juga merupakan
warga yang mayoritas bekerja di ladang, sehingga sulit baginya untuk meminta
uang sumbangan untuk mendirikan mushola. Karena ilmu agamanya yang cukup
tinggi, maka keputusan Gus Yanto adalah berdo’a dan memohon kepada Allah
SWT untuk memberikan petunjuk bagaimana cara mendirikan tempat ibadah bagi
umat islam yang tinggal di lingkungan tempat tinggalnya. Cara-cara yang
ditempuhnya yaitu melalui puasa dan serangkaian ibadah shalat sunah lainnya.
Maka suatu malam, Gus Yanto diberikan mimpi oleh Allah bahwa untuk
medapatkan biaya untuk mendirikan mushola ia harus menggali tanah di Gunung
Manggar dimana di dalamnya ada kandungan emas. Akan tetapi Gus Yanto belum
sepenuhnya mempercayai mimpinya tersebut dan terus melakukan puasa sunah
serta shalat sunah. Kemudian di malam-malam berikutnya, Gus Yanto
mendapatkan mimpi-mimpi yang serupa bahwa di dalam perut Gunung Manggar
ada emas yang dapat ia ambil dan dijual kemudian ia gunakan untuk membangun
mushola. Gus Yanto berusaha meyakinkan mimpinya dengan shalat istiharah, dan
suatu malam sangat jelas dalam mimpinya bahwa kandungan emas tersebut
memang ada. Gus Yanto harus menggali tanah tersebut, akan tetapi ia harus
memerintah seseorang untuk melakukannya. Di dalam mimpinya ada pesan
dimana ia harus melakukan pekerjaan tersebut melalui seseorang yang
dipercayainya.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-44
Kemudian, Gus Yanto memutuskan untuk memberitahukan hal tersebut
kepada rekannya yang sudah dua tahun menambang emas di Banyuwangi.
Namanya Pak Miseni, sejak 2011 ia bekerja mencari emas di Banyuwangi dan
Pulau Maluku. Ia meminta tolong kepada Pak Miseni karena ia percaya Pak
Miseni dapat melakukan pekerjaan tersebut karena pengalamannya bekerja
mencari emas di Banyuwangi.
Akhirnya setelah enam bulan berlangsung, Pak Miseni mau menerima
tawaran Gus Yanto untuk mencari emas di hutan Gunung Manggar karena dalam
mimpinya Gus Yanto tidak dapat melakukan pekerjaan tersebut sendiri.
Kemudian, Pak Miseni mengajak salah satu temannya untuk menggali tanah di
Gunung Manggar, setelah kedalaman beberapa meter ia menemukan bongkahan
batu yang dilapisi serbuk emas. Pekerjaan itu ia lakukan selama dua bulan dengan
sangat rahasia, akan tetapi tidak lama kemudian rahasia tersebut terungkap dari
mulut ke mulut hingga kegiatan penambangan emas tersebut ramai sampai saat
ini.
2.2 Wilayah Administrasi Kabupaten Jember
Kabupaten Jember terletak di bagian timur wilayah Provinsi Jawa Timur
tepatnya berada pada posisi 7059’6” sampai 8033’56” Lintang Selatan dan
113016’28” sampai 114003’42” Bujur Timur. Secara administratif, Kabupaten
Jember berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Probolinggo di
sebelah utara, Kabupaten Lumajang di sebelah barat, Kabupaten Banyuwangi di
sebelah timur, dan di sebelah selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-45
Kabupaten Jember memiliki luas wilayah kurang lebih 3.293,34 Km2.
Dengan panjang pantai kurang lebih 170 Km. Sedangkan luas perairan Kabupaten
Jember yang termasuk ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) kurang lebih 8.338,5 Km2.
Secara garis besar daratannya dibedakan sebagai berikut :
Bagian selatan wilayah Kabupaten Jember adalah dataran rendah dengan
titik terluarnya adalah Pulau Barong, terdapat pula sekitar 82 pulau-pulau
kecil, 16 pulau diantaranya sudah memiliki nama. Pada kawasan ini
terdapat Taman Nasional Meru Betiri yang berbatasan dengan wilayah
administratif Kabupaten Banyuwangi.
Bagian barat laut berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo, dimana
merupakan bagian dari Pegunungan Iyang, dengan puncaknya Gunung
Argopuro (3.088 m).
Bagian timur merupakan bagian dari rangkaian Dataran Tinggi Ijen.
Berdasarkan wilayah administrasi Kabupaten Jember merupakan sebuah
kabupaten yang terletak di bagian selatan di Pulau Jawa. Letak Kabupaten Jember
tersebut sangat strategis karena berbatasan dengan beberapa kabupaten lain.
Lingkungan alam yang subur mendukung bagi masyarakat yang berasal dari luar
Jember untuk berdatangan ke Kabupaten Jember, mereka datang untuk mencari
peluang ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Salah
satunya yaitu dengan kemunculan potensi pertambangan emas yang ada di wilayah
Jember, salah satu contoh adalah pertambangan emas di Gunung Manggar yang
terletak di Wuluhan salah satu kecamatan yang berada di Jember Selatan.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-46
Ditinjau dari sudut geografisnya wilayah Kabupaten Jember seluas 3.293,34 Km2
(329.334 Ha) terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budidaya dengan rincian
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Penggunaan Lahan Kabupaten Jember
No. Kelas Lereng
Luas
Ha %
1 Hutan 121.039,61 36,75
2 Perkampungan 31.877,00 9,68
3 Sawah 86.568,18 26,29
4 Tegal 43.522,84 13,22
5 Perkebunan 34.590,46 10,50
6 Tambak 368,66 0,11
7 Rawa 35,62 0,01
8 Semak/padang rumput 289,06 0,09
9 Tanah rusak/tandus 1.469,26 0,45
10 Lain-lain 9.574,26 2,91
Jumlah 329.334,00 100,00
Sumber : RPJMD Kabupaten Jember Tahun 2010-2015
Secara geografis dari tabel 2.1 di atas, apabila ditinjau penggunaan lahan di
Kabupaten Jember yang luasnya sebesar 323.334,00 Ha maka kawasan hutan
merupakan kawasan lahan yang paling luas. Yaitu sebesar 121.039,61 Ha
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-47
merupakan kawasan hutan yang ada di Kabupaten Jember, ini merupakan kawasan
paling luas sekitar 36,75% dari kawasan lahan yang diperuntukan untuk kawasan
lain seperti perkampungan, sawah, tegal, perkebunan, tambak, rawa, semak/padang
rumput, dan lain-lain.
Berdasarkan tabel penggunaan lahan untuk kawasan lindung dan kawasan
budidaya secara geografis di Kabupaten Jember di atas, maka hutan merupakan
lahan yang paling luas di kabupten tersebut. Luasnya hutan yang ada merupakan
salah satu sumber dari PAD (Pendapataan Asli Daerah) Kabupaten Jember.
Pendapatan yang diterima dari hasil sumber daya hutan di Jember nampaknya tidak
hanya kayu saja, tetapi kandungan emas yang ada di salah satu hutan di Jember
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber daya ekonomi baru. Ini yang
rupanya muncul di hutan Gunung Manggar Desa Kesilir di Kecamatan Wuluhan.
Kawasan hutan Gunung Manggar merupakan kawasan hutan yang dikelola
oleh BUMN seperti Perhutani. Pada dasarnya hutan ini bukanlah kawasan yang
diperuntukan untuk proses pertambangan. Akan tetapi baru-baru ini muncul
penemuan kandungan emas yang ada pada tanah di hutan Gunung Manggar. Ini
menunjukkan bahwa lingkungan sumber daya alam khususnya hutan di Kabupaten
Jember dapat menghasilkan kekayaan, baik kekayaan hutan maupun sumber daya
alam mineral di dalamnya.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-48
2.3 Keadaan Penduduk Kabupaten Jember
Tabel 2.2
Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun 2010
No. KecamatanJml Penduduk
(Jiwa)Luas (Km²)
Kepadatan
Penduduk
1 Kencong 65.173 65,92 988,67 2 Gumukmas 79.224 82,98 954,74 3 Puger 114.506 148,99 768,55 4 Wuluhan 114.695 137,18 836,09 5 Ambulu 105.103 104,56 1.005,19 6 Tempurejo 70.663 524,46 134,73 7 Silo 103.850 309,98 335,02 8 Mayang 48.362 63,78 758,26 9 Mumbulsari 62.339 95,13 655,30
10 Jenggawah 81.318 51,02 1.593,85 11 Ajung 74.416 56,61 1.314,54 12 Rambipuji 78.934 52,80 1.494,96 13 Balung 77.005 47,12 1.634,23 14 Umbulsari 69.539 70,52 986,09 15 Semboro 43.475 45,43 956,97 16 Jombang 50.003 54,30 920,87 17 Sumberbaru 99.416 166,37 597,56 18 Tanggul 82.760 199,99 413,82 19 Bangsalsari 113.905 175,28 649,85 20 Panti 59.399 160,71 369,60 21 Sukorambi 37.950 60,63 625,93 22 Arjasa 38.055 43,75 869,83 23 Pakusari 41.713 29,11 1.432,94 24 Kalisat 74.962 53,48 1.401,68 25 Ledokombo 62.528 146,92 425,59 26 Sumberjambe 60.126 138,24 434,94 27 Sukowono 58.734 44,04 1.333,65 28 Jelbuk 31.962 65,06 491,27 29 Kaliwates 111.861 24,94 4.485,20 30 Sumbersari 126.279 37,05 3.408,34 31 Patrang 94.471 36,99 2.553,96
Jumlah 2.332.726 3.293,34 708,32
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-49
Sumber : RPJMD Kabupaten Jember Tahun 2010-2015
Dari tabel 2.2 di atas berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010,
jumlah penduduk Kabupaten Jember adalah sebesar 2.332.726 jiwa, terjadi
peningkatan sebesar 7,01% dibandingkan hasil registrasi penduduk akhir tahun
2009 sebesar 2.179.829 jiwa. Jumlah penduduk di Kabupaten Jember menurut jenis
kelamin pada tahun 2010 dari jumlah keseluruhan yaitu 2.332.726 jiwa,
komposisinya adalah 1.146.856 jiwa adalah laki-laki dan 1.185.870 jiwa adalah
perempuan, apabila diperhitungkan dari rasio jenis kelamin sebesar 96,71. Angka
tersebut menunjukkan bahwa di Kabupaten Jember penduduk perempuan lebih
banyak dibanding penduduk laki-laki.
Berdasarkan tabel kepadatan penduduk di Kabupaten Jember di atas, maka
dapat kita lihat pula bahwa Kecamatan Wuluhan dengan jumlah penduduk 114.695
jiwa dengan luas wilayah 137,18 Km2 dan kepadatan penduduk sebanyak 836,09.
Kecamatan Wuluhan merupakan wilayah dimana terdapat pertambangan emas
Gunung Manggar, dengan jumlah di atas maka kepadatan penduduk di wilayah ini
menggambarkan pesatnya pertumbuhan penduduk yang tinggal di Kecamatan
Wuluhan. Dengan penduduk yang begitu padat dan wilayah yang tidak terlalu luas,
maka dapat dibayangkan di wilayah ini masyarakat yang hidup cukup berdekatan
tempat tinggalnya. Oleh karena itu dengan adanya pertambangan di Gunung
Manggar, dan masyarakat yang tinggal di wilayah kaki gunung jumlahnya cukup
padat maka ini yang dikhawatirkan karena mereka yang akan menerima dampak
lingkungan.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-50
Tabel 2.3
Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jember berdasarkan PPLS
2008
Sumber : RPJMD Kabupaten Jember Tahun 2010-2015
Kemiskinan merupakan permasalahan utama yang harus dipecahkan.
Penanggulangan kemiskinan secara sinergis dan sistematis harus dilakukan agar
seluruh warganegara mampu menikmati kehidupan yang bermartabat. Oleh karena
1 KALISAT 6.810 7.473 1.888 16.1712 LEDOKOMBO 8.990 5.687 1.082 15.7593 BANGSALSARI 5.846 6.087 2.830 14.7634 SUMBERBARU 4.259 6.155 3.534 13.9485 SILO 5.602 5.848 1.807 13.2576 SUMBERJAMBE 5.768 5.574 1.485 12.8277 SUKOWONO 7.044 3.916 868 11.8288 MUMBULSARI 5.536 3.377 923 9.8369 TANGGUL 4.585 3.679 1.113 9.37710 TEMPUREJO 3.527 3.984 1.416 8.92711 PAKUSARI 4.151 2.989 704 7.84412 PANTI 3.922 2.716 914 7.55213 MAYANG 4.119 2.525 756 7.40014 PATRANG 2.457 3.115 1.827 7.39915 ARJASA 2.931 2.587 828 6.34616 AMBULU 2.606 2.062 1.125 5.79317 JENGGAWAH 3.133 1.755 901 5.78918 BALUNG 1.508 2.796 1.428 5.73219 SUMBERSARI 1.570 2.630 1.448 5.64820 AJUNG 2.575 1.969 1.047 5.59121 RAMBIPUJI 2.913 1.783 650 5.34622 JELBUK 3.306 1.692 302 5.30023 UMBULSARI 2.234 1.924 718 4.87624 KALIWATES 2.170 1.719 703 4.59225 PUGER 2.055 1.471 690 4.21626 JOMBANG 2.036 1.411 666 4.11327 SUKORAMBI 1.999 1.313 711 4.02328 WULUHAN 1.737 1.542 697 3.97629 GUMUKMAS 1.329 1.445 597 3.37130 KENCONG 1.112 1.381 681 3.17431 SEMBORO 1.666 945 315 2.926
109.496 93.550 34.654 237.700
JML RTM
KABUPATEN JEMBER
NO. KECAMATAN
KLASIFIKASI MISKIN
HAMPIR
MISKINMISKIN
SANGAT
MISKIN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-51
itu, sinergi seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan. Berdasarkan Data
Program Pendataan Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2008 yang dikeluarkan oleh
BPS bahwa jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Jember mencapai 237.700
KK, merupakan angka tertinggi di Provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu, diperlukan
langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistemik, terpadu dan
menyeluruh dalam rangka penanggulangan kemiskinan.
Kemudian apabila kita melihat data pada tabel jumlah rumah tangga
miskin di Kabupaten Jember berdasarkan PPLS 2008 di atas, maka dapat kita lihat
pada Kecamatan Wuluhan yang jumlah warga yang tergolong hampir miskin yaitu
1.737, lalu yang tergolong miskin sebanyak 1.542, dan warga yang tergolong
sangat miskin sebanyak 697 dengan jumlah 3.976 jiwa.
Berdasarkan data tersebut maka banyaknya masyarakat yang tergolong
miskin dan sangat miskin di Kecamatan Wuluhan mengingatkan kita pada
fenomena pertambangan emas di Gunung Manggar. Masyarakat miskin
merupakan masyarakat dengan tingkat pendidikan dan penghasilan yang rendah.
Tingginya tingkat kemiskinan ini khususnya mereka yang bermata pencaharian
sebagai buruh tani. Apabila dikaitkan dengan fenomena pertambangan di Gunung
Manggar dengan jumlah kemiskinan yang cukup banyak di Kecamatan Wuluhan,
maka masyarakat yang tergolong marginal ini tidak berdaya dengan dampak yang
akan ditimbulkan dengan adanya fenomena pertambangan emas di Gunung
Manggar. Karena rata-rata masyarakat yang tinggal di kaki Gunung Manggar
merupakan masyarakat yang berpenghasilan sebagai buruh tani.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-52
2.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat dan Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Jember
PDRB Kabupaten Jember tiap tahun terus mengalami peningkatan,
berdasarkan series aggregatnya PDRB Kabupaten Jember atas dasar harga berlaku
pada tahun 2009 dan 2010 masing-masing Rp. 21.436.661,35 juta dan Rp.
24.518.550,06 juta. Di awal tahun 2010 efek dari krisis ekonomi global sudah
terlupakan dengan membaiknya perekonomian nasional dan provinsi diikuti
permintaan beberapa komoditas ekspor Kabupaten Jember yang mulai meningkat,
setidaknya menambah semangat para pelaku ekonomi di Kabupaten Jember untuk
mengejar ketertinggalan profit di tahun 2009. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Jember dapat dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan Tahun 2000.
Berdasarkan harga konstan tahun 2000, nilai PDRB Kabupaten Jember
Tahun 2010 sebesar Rp. 10.950,02 Milliar, meningkat sebesar 6,04% dibandingkan
tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp. 10.326,74 Milliar. Sektor yang paling besar
menyumbang nilai PDRB pada tahun 2010 adalah sektor pertanian sebesar
Rp.4.660,29 Milliar diikuti sektor perdagangan, hotel & restoran sebesar Rp.
2.201,54 Milliar, sektor jasa-jasa sebesar Rp. 1.094,89 Milliar, sektor industri
pengolahan sebesar Rp. 804,71 Milliar dan sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan tidak terpaut jauh dengan sektor industri pengolahan sebesar Rp. 747,83
Milliar. Pada kurun waktu tahun 2007 – 2010, pertumbuhan ekonomi secara umum
di Kabupaten Jember menunjukkan “ascending economic growth trend” atau trend
pertumbuhan ekonomi yang terus menaik.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-53
Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi hanya mampu tumbuh sebesar
5,5%, hal ini akibat pengaruh krisis global dunia seperti menurunnya nilai ekspor
dan permintaan luar negeri akan produk perkebunan dan industri yang memang
mempunyai kualitas ekspor. Keadaan semakin membaik permintaan luar negeri
akan produk ekspor mulai meningkat begitu juga dengan optimis pasar dan
meningkatnya daya beli masyarakat maka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010
meningkat menjadi 6,04%, bila dibandingkan pada Tahun 2009 sebesar 5,55%.
Sebagai komponen sektor primer, sektor penggalian juga berperan sebagai sumber
bahan baku bagi keperluan produksi di sektor-sektor lain seperti industri
manufaktur (misalnya industri bahan galian non logam) dan sektor bangunan.
Naiknya permintaan dari kedua sektor tersebut mengangkat pertumbuhan
sektor penggalian walaupun secara alamiah bahan baku di sektor ini semakin
berkurang. Pada tahun 2010 sektor penggalian masih mampu tumbuh sebesar
6,20%. Ini tentu dapat terus meningkat mengingat sumber daya yang tersedia cukup
besar, seperti banyaknya penemuan baru kandungan bahan galian di Kabupaten
Jember. Namun hal ini tergantung pada sumber daya manusia dan peran pemerintah
sebagai pihak yang memiliki otoritas. Sebagai salah satu contoh yaitu penemuan
baru bahan galian tambang emas di Gunung Manggar yang belum ditangani secara
intensif oleh pemerintah. Sehingga ini masih menjadi perburuan perseorangan oleh
banyak masyarakat.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-54
Tabel 2.4
Pertumbuhan PDRB Sektoral Kabupaten Jember Tahun 2008 - 2010
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen)
Sektor 2008 2009 2010
Primer (Agriculture)
1. Pertanian 5,71 5,24 3,02
2. Pertambangan dan Penggalian 6,10 5,69 6,20
Sekunder (Manufaktur)
3. Industri Pengolahan 6,20 6,10 8,37
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 7,89 6,38 7,61
5. Bangunan / Konstruksi 6,02 5,95 8,91
Tersier (Service)
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,15 5,90 9,48
7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,16 7,36 7,15
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,43 5,42 7,53
9. Jasa-jasa 6,22 4,86 8,30
PDRB 6,04 5,55 6,04
Sumber : RPJMD Kabupaten Jember Tahun 2010-2015
Dari tabel 2.4 tentang Pertumbuhan PDRB Sektoral Kabupaten Jember
Tahun 2008 – 2010 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen) di atas, terdiri dari
tiga sektor yaitu Primer (Agriculture), Sekunder (Manufaktur), dan Tersier
(Servis). Berdasarkan PDRB presentasenya dari tahun 2008 sampai 2010 dapat
kita ketahui pada bahwa pada sektor pertanian selalu berada pada presentase
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-55
terendah yakni 5,71% ; 5,24% ; dan 3,02%. Sedangkan urutan teratas yaitu pada
sektor pengangkutan dan komunikasi yakni sebesar 7,16% ; 7,36% ; dan 7,15.
Dari jumlah keseluruhan sektor yang ada berdasarkan presentase PDRB dari tahun
2008-2010 dapat kita ketahui jumlah presentase dari seluruh sektor yaitu pada
tahun 2008 sebesar 6,04% ; pada tahun 2009 sebesar 5,55% ; dan pada tahun 2010
sebesar 6,04%.
Lalu pada sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Jember pada
tahun 2008 sebesar 6,10% ; tahun 2009 sebanyak 5,69% ; dan pada tahun 2010
sebanyak 6,20%. Berdasarkan prosentase tersebut dapat kita ketahui bahwa sektor
penggalian dan pertambangan cukup besar. Ini menunjukkan bahwa kandungan
sumber daya alam khususnya pada sektor pertambangan dan penggalian di
Kabupaten Jember memiliki jumlah yang cukup besar. Nampaknya ini dapat
dibuktikan salah satunya dengan penemuan beberapa tempat atau lahan yang
mengandung logam emas. Salah satu contohnya yaitu penemuan baru pada
fenomena pertambangan emas yang berada di Gunung Manggar.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-56
Gambar 2.2
Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten Jember Tahun 2010
Sumber : RPJMD Kabupaten Jember Tahun 2010-2015
Gambar 2.1 diatas mengenai Sektor industri pengolahan pada tahun 2010
mengalami pertumbuhan sebesar 8,37%, sangat tinggi karena jauh di atas
pertumbuhan ekonomi secara total yaitu 6,04%. Berdasarkan tabel 1.5, pada tahun
2008 sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 6,20% dan di tahun 2009 menurun
hanya tumbuh sebesar 6,10%. Perkembangan yang menggembirakan juga diusung
oleh dua komoditas vital publik yaitu komoditas air minum dan listrik. Untuk
komoditas air minum yang dikelola PDAM Kabupaten Jember terjadi peningkatan
nilai penjualan air minum yang disalurkan pada tahun 2010 walaupun hanya
sebesar 9,83% dibandingkan peningkatan nilai penjualan di tahun 2009 sebesar
2,53% seiring dengan bertambahnya pelanggan PDAM sebesar 3,37%
dibandingkan tahun 2009. Sedangkan untuk komoditas listrik yang dikelola PT
PLN juga terjadi peningkatan jumlah pelanggan listrik selama tiga tahun terakhir,
3,02
6,20
8,37 7,618,91 9,48
7,15 7,53 8,30
Pertan
ian
Pertam
bangan
dan P
engg
alian
Indu
stri P
engolah
an
Listrik,
Gas dan
Air Bersih
Bangun
an
Perdagan
gan,
Hotel dan Rest
oran
Pengan
gkutan
dan K
omun
ikasi
Keuang
an, P
ersew Bang
& Jasa
Persh
Jasa-
Jasa
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-57
tahun 2010 terjadi peningkatan sebesar 23,09% jika dibandingkan dengan jumlah
pelanggan tahun 2009. Begitu pula jumlah KwH dijual mengalami peningkatan
sekitar 13,54% dalam periode yang sama. Dua hal tersebut menyebabkan sektor
“listrik, gas dan air bersih” mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 7,61% di
tahun 2010.
Selanjutnya, apabila kita melihat pertumbuhan ekonomi di sektor
pertambangan dan penggalian, maka jumlah pertumbuhannya sebesar 6,20%.
Dengan jumlah pertumbuhan tersebut, maka dapat kita pahami bahwa pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Jember di bidang penggalian dan tambang cukup besar
dibandingkan dengan sektor pertanian. Akan tetapi prosentae itu tida sebanyak
pertumbuhan ekonomi di sektor lain misalkaan perdagangan. Meskipun terdapat
sumberdaya yang tersedia, namun nampaknya sektor penggalian dan pertambangan
di Jember kurang diperhatikan. Ini dikarenakan minimnya sumberdaya manusia dan
kurangnya perhatian pemerintah serta mempertimbangkan dampak lingkungan yang
terjadi.
Masyarakat yang dominan bermata pencaharian sebagai petani sepertinya
kurang tertarik untuk beralih profesi sebagai penambang atau sektor galian. Hal ini
dapat kita lihat pada fenomena pertambangan di Gunung Manggar di Kecamatan
Wuluhan, dimana kelompok penambang justru masyarakat yang berasal dari luar
wilayah Jember. Ini terjadi karena belum ada perusahaan yang mampu melegalkan
wilayah tersebut sebagai wilayah ekonomi baru bagi masyarakat yang tinggal di
sekitar lingkungan penambangan.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-58
2.5 Profil Wilayah Desa Kesilir
Desa Kesilir merupakan sebuah desa yang terletak di Kabupaten Jember
sebelah selatan. Ini berada pada Kecamatan Wuluhan dimana letaknya sekitar 7
Km dari pantai selatan. Secara geografis, Desa Kesilir merupakan desa yang
terletak diujung Timur Kecamatan wuluhan dimana berbatasan langsung dengan
beberapa desa yang diantaranya :
- Di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tegalsari,
- Di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sabrang,
- Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjungrejo,
- Di sebelah Utara berbatasan dengan Gunung Manggar.
Gambar 2.3
Peta Desa Kesilir
Sumber : Dokumentasi di Desa Kesilir Senin,13 April 2015.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-59
Tabel 2.5
Keterangan Umum Desa / Kelurahan
a. Lokasi wilayah desa/kelurahan terhadap hutan
Di dalam hutan (1)
Di tepi/sekitar hutan (2)
Di luar hutan (3)
b. Fungsi hutan Konservasi /lindung(1)
Produksi (2)
Sumber : BPS Pendataan Potensi Desa/Kelurahan 2014
Dari data di atas dapat kita ketahui lokasi Desa Kesilir terhadap hutan
berada pada nomer (3), dimana ini berada diluar hutan. Selanjutnya fungsi hutan
sendiri berada pada nomer (1), dimana fungsi hutan di Desa Kesilir merupakan
fungsi konsevasi atau lindung. Oleh karena itu, Gunung Manggar yang berada di
Desa Kesilir dimana didalamnya terdapat kawasan hutan yang fungsi utamanya
adalah sebagai hutan lindung atau konservasi. Hutan yang dikelola oleh BKPH
Perhutani Wuluhan tersebut merupakan sumber daya alam di lingkungan Desa
Kesilir, dimana hasil utama dari hutan tersebut yaitu pohon jati. Konservasi hutan
jati merupakan salah satu sumber ekonomi bagi Kabupaten Jember, namun
sumber ekonomi itu bukanlah hasil hutan itu sendiri melainkan terdapat penemuan
baru pertambangan emas dari sumber galian dalam tanah hutan Gunung Manggar.
Sedangkan sumber penghasilan utama sebagian besar masyarakat Desa Kesilir
dapat kita lihat pada tabel berikut.
Tabel 2.6
Kependudukan dan Ketenagakerjaan
3
1
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-60
a. Sumber Penghasilan Utama Sebagian Penduduk
b. Jika Sumber Penghasilan Utama Sebagian Besar
Penduduk Adalah Sektor Pertanian
Pertanian (1) Jenis Komoditi/Sub Sektor :
Jenis permukaan jalan
Pertambangan dan penggalian (2)
Padi (1) Aspal/beton (1)
Industri pengolahan (pabrik, kerajinan, dll) (3)
Palawija – jagung, kacang-kacangan, ubi-ubian (2)
Diperkeras – kerikil, batu (2)
Perdagangan besar/eceran dan rumah makan (4)
Hortikultura – buah-buahan, sayur-sayuran,dll (3)
Tanah (3)
Angkutan, pergudangan, komunikasi (5)
Peternakan -sapi, domba,ayam,dll (4)
Lainnya – jalan setapak, kayu/papan, dll (4) Jasa (6) Perkebunan –
cengkeh, kakau, sawit (5)
Lainnya (air,gas, listrik,konstruksi, perbankan.dll (7)
Perikanan tangkap –termasuk biota lain (6) Perikanan budidaya – termasuk biota lain (7) Kehutanan – cemara, jati, pinus, dll (8) Jasa pertanian – pembenihan, sewa traktor, dll (9)
Sumber : BPS Pendataan Potensi Desa/Kelurahan 2014
1
1 3
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-61
Dari data di atas kita dapat melihat sumber utama penduduk Desa Kesilir,
yaitu terdapat pada nomer (1). Dimana sumber utama atau rata-rata penghasilan
penduduk desa adalah pada bidang pertanian. Sementara itu sumber penghasilan
utama sebagian besar penduduk dalam sektor pertanian sendiri rata-rata adalah
padi dibandingkan palawija, sayuran, dan lain-lain. Sumber ekonomi pertanian
masyarakat dapat kita lihat pada luasnya lahan pertanian yang ada di Desa Kesilir.
Melimpahnya penghasilan padi setiap tahunnya merupakan bukti bahwa lahan
pertanian sangat subur ditanami bagi masyarakat Desa Kesilir. Akan tetapi apabila
kita melihat kondisi jalan disetiap perkampungan yang ada, kondisi jalan yang ada
di Desa Kesilir sendiri saat ini rata-rata masih jalan tanah. Sedangkan sungai
dan/atau aliran sungai serta penggunaan keberadaannya yang ada Desa Kesilir,
dapat kita lihat pada tabel berikut.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-62
Tabel 2.7
Perumahan Dan Lingkungan Hidup
Sungai, salura irigasi, dan danau/waduk/situ/bendungan :
Keberadaan dan penggunaan (1) Sungai (2)
Saluran irigasi (3)
Danau/waduk/situ/bendungan (4)
a. Keberadaan - ada (1) tidak (2)
b. Jika ada sungai, saluran irigasi, danau/waduk/situ/bendungan.
ya (1) tidak (2)
1. Mandi/cuci
2. Sumber air minum/masak
3. Pengairan/irigasi lahan pertanian
4. Pariwisata (komersial)
5. Perikanan
6. Transportasi
7. Pembangkit listrik
Sumber : BPS Pendataan Potensi Desa/Kelurahan 2014
Dari data diatas dapat kita ketahui keberadaan dan penggunaan sungai,
saluran irigasi, serta danau/waduk/situ/bendungan yang ada di Desa Kesilir.
Keberadaan aliran sungai, saluran irigasi, dan danau/waduk tersebut kebanyakan
digunakan masyarakat sebagai kebutuhan rumah tangga atau kebutuhan sehari-
hari. Seperti data di atas kita dapat melihat masyarakat memanfaatkannya untuk
1 1 2
2
2
2
2
1
2
1
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-63
mandi atau mencuci serta pengairan/irigasi lahan pertanian. Sehingga dapat kita
simpulkan bahwa keberadaan sungai atau aliran sungai di Desa Kesilir dirasa ini
cukup penting bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di bantaran
sungai dan umumnya bagi masyarakat petani yang memanfaatkan air untuk
mengairi lahan pertanian mereka. Nampaknya ini juga dimanfaatkan oleh
masyarakat yang melakukan penambangan emas di Gunung Manggar, sebab
proses pengayakan yang dilakukan warga berada di sepanjang aliran sungai yang
berasal dari Gunung Manggar. Keberadaan sungai dan aliran sungai tersebut tidak
dapat dipisahkan dari adanya pencemaran lingkungan hidup yang ada di Desa
Kesilir, ini dapat kita lihat pada tabel berikut.
Tabel 2.8
Pencemaran Lingkungan Hidup Di Desa/Kelurahan
Pencemaran lingkungan
Kejadian pencemaran lingkungan Ada (1) Tidak ada (2)
Sumber pencemaran lingkungan yang utama : Rumah tangga (1) Pabrik (2) Lainnya (3)
Pengaduan warga ke aparat desa/kelurahan Ada (1) Tidak ada (2)
a. Air
b. Tanah
c. Udara
Sumber : BPS Pendataan Potensi Desa/Kelurahan 2014
Dari data diatas dapat kita lihat pencemaran lingkungan yang terdapat di
Desa Kesilir terdapat pada pencemaran air. Kalau kita lihat fungsi aliran air sediri
1
2
2
-
-
- 2
2
2
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-64
di Desa Kesilir sangatlah penting bagi kehidupan masyarakat. Karena sumber
pencemaran lingkungan utama yang berasal dari rumah tangga dan pabrik saat ini
masih belum ada, sehingga bisa jadi pencemaran air tersebut salah satunya berasal
dari kegiatan pertambangan emas di Gunung Manggar. Sebab dari data yang kita
ketahui, sampai saat ini pengaduan warga ke aparat desa/kelurahan nampaknya
juga belum ada. Selanjutnya, keberadaan lokasi penggalian yang ada di Desa
Kesilir dapat kita lihat pada tabel berikut.
Tabel 2.9
Keberadaan Lokasi Penggalian
Keberadaan lokasi penggalian Golongan B (misalnya : emas,perak,besi,tembaga)
Ada (1) Tidak ada (2)
Sumber : BPS Pendataan Potensi Desa/Kelurahan 2014
Dari data di atas kita dapat melihat keberadaan lokasi penggalian
Golongan B (misalnya : emas, perak, besi, tembaga) terdapat di Desa Kesilir.
Keberadaan lokasi penggaian Golongan B tersebut dapat kita ketahui dari adanya
penemuan kandungan emas di area hutan Gunung Manggar di Desa Kesilir.
Menurut data yang ada, potensi keberadaan kandungan emas tersebut memang
terdapat di wilayah Desa Kesilir.
1
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-65
Tabel 2.9
Sosial Budaya
Jumlah Tempat Ibadah di Desa/Kelurahan
a. Masjid 10 unit
b. Surau/Langgar 25 unit
c. Gereja Kristen -
d. Gereja Katolik -
e. Kapel -
f. Pura -
g. Vihara -
h. Klenteng -
Sumber : BPS Pendataan Potensi Desa/Kelurahan 2014
Dari data diatas kita dapat mengetahui jumlah tempat ibadah di Desa
Kesilir yang terdiri dari 10 unit masjid dan 25 unit surau atau langgar. Kedua
tempat ibadah tersebut merupakan tempat ibadah bagi umat islam. Sementara
tempat ibadah bagi agama selain islam belum terdapat di Desa Kesilir. Ini
menggambarkan bahwa sebagian besar masyarakat yang hidup di Desa Kesilir
memeluk agama islam. Jumlah masyarakat yang mayoritas beragama islam ini
menunjukkan keberadaan tokoh agama cukup berpengaruh bagi masyarakat.
Secara otomatis kiya’i atau tokoh agama islam sendiri sangat dihormti oleh
masyarakat. Disini kita juga dapat mengingat kemunculan pertambangan emas
dimana seorang tokoh agama atau kiya’i yang merupakan orang yang pertama kali
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-66
menemukan kandungan emas di Gunung Manggar. Lalu, selain keberadaan
tempat-tempat agama islam yang menjadi mayoritas kita dapat melihat data
tingkat pendidikan masyarakat Desa Kesilir.
Tabel 2.10
Tingkat Pendidikan
Tamat Sekolah L P Jumlah
SD/MI 1495 orang
SLTP/MTS 900 orang
SLTA/MA 1200 orang
Akademi -
Perguruan Tinggi 77 orang
Pondok Pesantren -
Tak
Berpendidikan
-
Buta Huruf -
Sumber : BPS Pendataan Potensi Desa/Kelurahan 2014
Dari data di atas dapat kita ketahui bahwasanya tingkat pendidikan rata-
rata masyarakat Desa Kesilir paling banyak yaitu pada tamat sekolah tingkat
SD/MI dengan jumlah 1495 orang. Sedangkan di tingkat kedua yaitu tamat
sekolah tingkat SLTA/MTS yaitu sebanyak 1200 orang. Selanjutnya terdapat 900
orang yang lulus SLTA/MA 77 orang yang lulus tingkat perguruan tinggi. Dari
data tersebut, kita melihat masih banyak masyarakat yang berpendidikan rendah.
Rendahnya tingkat pendidikan secara otomatis rendah pula tingkat kesadaran
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA
II-67
masyarakat terhadap lingkungan hidup mereka. Masyarakat lebih mementingkan
kebutuhan dan kepentingan ekonominya dibandingkan dengan kesadaran
lingkungan seperti kemunculan pertambangan emas di Gunung Manggar.
Sehingga pada kemunculan fenomena pertambangan emas di Desa Kesilir,
masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan pertambangan kurang antusias
dalam menolak kegiatan tersebut.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI EKONOMI POLITIK ‘RENT-SEEKING’ DALAM JARINGAN KEPENTINGAN PERTAMBANGAN EMAS DI JEMBER(STUDI : PERTAMBANGAN EMAS DI GUNUNG MANGGAR DESA KESILIR KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER - JAWA TIMUR)
UKI YUNITA