Post on 17-Apr-2019
1
BAB I.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan produktivitas pertanian
tertinggi di dunia. Tercatat pada tahun 2014, sektor pertanian masih menyumbang 879,23
triliun rupiah, atau sebesar 10,26 % Produk Domestik Bruto (PDB) nasional [1]. Hal tersebut
tentunya terjadi mengingat bangsa kita merupakan salah satu negara agraris yang memiliki
segudang sumber daya alam (SDA). Sub-sektor perkebunan merupakan penyumbang nilai
ekspor terbesar di bangsa ini, dan bahkan lebih besar dibandingkan nilai impornya. Salah satu
komoditi terbaik hasil perkebunan Indonesia adalah kelapa sawit (Elaeis Quinensis Jack) yang
ditanam di beberapa daerah Pulau Sumatra dan Kalimantan.
Sebagai negara dengan pemilik perkebunan kelapa sawit terluas di dunia, Indonesia
merupakan pengekspor utama minyak kelapa sawit mentah, atau Crude Palm Oil (CPO). Hasil
dari komoditas ini digunakan sebagai bahan dasar minyak goreng, margarine, lilin, sabun, dan
bahkan bahan bakar bio-diesel di daerah Uni Eropa [2]. Produksi minyak kelapa sawit dunia
itu sendiri saat ini didominasi oleh 2 negara di Asia Tenggara, yaitu Malaysia dan Indonesia
dengan jumlah produksi keduanya mencapai angka 85-90% dari total produksi di dunia. Saat
ini, Indonesia adalah negara dengan jumlah produksi minyak kelapa sawit dan eksportir
terbesar di dunia dengan total produksi pada tahun 2015 sebesar 32,5 juta ton dan 26,4 juta dari
angka tersebut digunakan untuk ekspor ke negara lain [3].
Dalam proses budidaya perkebunan kelapa sawit, komoditas jenis ini memerlukan
penanganan khusus agar dapat memberikan hasil panen yang optimal. Tingkat produksi yang
nantinya akan dicapai oleh suatu perkebunan kelapa sawit merupakan hasil interaksi antara
faktor lingkungan, faktor genetic, dan teknik budidaya tanaman. Untuk faktor lingkungan yang
mempengaruhi produktivitas hasil panen meliputi faktor abiotik (curah hujan, hari hujan, tanah,
tipografi) dan faktor biotik (gulma, hama, jumlah populasi tanaman/ha). Kemudian untuk
faktor genetik meliputi varietas bibit yang digunakan dan usia dari kelapa sawit. Pada faktor
teknik budidaya emliputi pemupukan, konservasi tanah dan air, pengendalian gulma, hama,
dan penyakit tanaman, serta kegiatan pemeliharaan lainnya [4]. Hal tersebut tentunya
2
mengindikasikan bahwa untuk mengoptimalisai hasil panen yang optimal. Faktor-faktor yang
saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain tersebut perlu diperhatikan.
Selain 3 faktor di atas, dalam prakteknya minimal ada 3 unsur iklim yang perlu
diperhatikan [5], yaitu:
1. Curah Hujan. Curah hujan berkaitan dengan hal ketersediaan air yang ada di
dalam tanah nantinya pada masa pertumbuhan tanaman. Hal ini mengingat bahwa
komoditas ini akan berproduksi sepanjang tahun. Curah hujan yang ideal berkisar
di antara 2000 – 3500 mm/th.
2. Suhu. Suhu merupakan komponen penting dalam pertumbuhan kelapa sawit,
yang optimal pada kisaran 24-290C. Suhu yang baik tersebut biasanya dapat
dicapai pada ketinggian 200 m dpl dan tidak disarankan lebih dari 400 m dpl.
3. Intensitas Cahaya Matahari. Untuk intensitas cahaya, hal ini berkaitan dengan
laju fotosintesis pada daun yang akan mempengaruhi hasil produksi. Unsur ini
juga erat kaitannya dengan curah hujan dan ketinggian lokasi. Lama penyinaran
yang baik berkisar antara 5 – 12 jam sehari.
Dengan adanya berbagai faktor dan unsur penting pada pertumbuhan tanaman kelapa sawit
seperti di atas, tentu perlu adanya pemantauan yang baik di lahan perkebunan.
Di Indonesia, cara pemantauan yang telah dilakukan oleh para mandor maupun pegawai
perkebunan masih cenderung tradisional dengan turun langsung ke lahan dan belum
memanfaatkan teknologi. Mengingat pertumbuhan Internet of Things (IoT) yang begitu
berkembang di Indonesia saat ini, tentunya teknologi ini dapat membantu para pegawai tadi
dalam melakukan pemantauan terhadap lahan perkebunan baik secara off site dan on site. Saat
ini, penerapan konsep IoT sudah banyak dikembangkan pada smart home seperti untuk
memonitor kondisi rumah, menyalakan/mematikan beberapa komponen listrik, dan lain-lain.
Konsep ini pun juga mulai diadaptasi di sektor transportasi seperti tracker pada bus,
penjadwalan bus, dan lain-lain. Untuk sektor pertanian - perkebunan, penerapan konsep IoT
masih cenderung pada tahap awal dan berkonsentrasi pada optimalisasi pengelolaan lahan.
Sistem Informasi untuk perkebunan kelapa sawit yang sudah dikembangkan saat ini
masih belum menyentuh ranah IoT, tetapi masih pada basis pemanfaatan Geographic
Information System (GIS). Kecenderungan pada aplikasi berbasis GIS yang ada masih
digunakan untuk melakukan pemantauan panen, pemantauan pegawai perkebunan itu sendiri,
3
dan masih menggunakan input data yang bersifat manual dari sisi admin. Diperlukan adanya
cara pemantauan yang lebih modern agar dapat memperoleh data yang lebih akurat dengan
memanfaatkan sensor-sensor yang diaplikasikan dengan konsep IoT. Kemudian data tersebut
nantinya disajikan dalam wadah Sistem Informasi (SI) pemantauan lahan perkebunan kelapa
sawit. Dengan memanfaatkan sensor-sensor yang dipasang di lokasi-lokasi tertentu pada lahan,
kedepannya mandor dan pegawai perkebunan lain dapat memantau kondisi lahan kelapa sawit
dari mana saja dan kapan saja dengan cukup melihat pada sistem informasi yang ada. Dengan
demikian, pengembangan system informasi pemantauan perkebunan kelapa sawit sangat
diperlukan. Melalui penelitian ini, nantinya dapat dikembangkan sebuah aplikasi berbasis web
yang bersifat multiplatform – dapat diakses melalui perangkat mobile maupun PC / desktop.
Pengembangan aplikasi sistem informasi berbasis web ini merupakan kelanjutan dari
penelitian “Pengembangan RESTful API untuk Sistem Pemantauan Perkebunan Kelapa Sawit”
yang sebelumnya telah dilakukan oleh Anisa Azis pada tahun 2017. Dengan memanfaatkan
API dari penelitian sebelumnya, pada pengembangan SI dari perkebunan kelapa sawit ini
nantinya dapat memanfaatkan API yang telah disediakan dengan arsitektur seperti pada
Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Arsitektur Integrasi API [6]
4
Melalui konsep arsitektur pemanfaatan API seperti di atas, SI yang dikembangkan akan dapat
memberikan informasi yang up to date berdasarkan hasil integrasi antara web yang akan dilihat
oleh sisi client dengan web service dari API tersebut.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas bahwasannya pada penelitian sebelumnya telah
dikembangkan API yang digunakan untuk memberikan data pembacaan sensor, data tersebut
belum dapat dipahami secara langsung oleh end-users atau para pegawai di perkebunan kelapa
sawit seperti pegawai lapangan dan pengawas perkebunan. API yang masih bersifat mentah
tersebut perlu untuk diintegrasikan dan ditampilkan dalam User Interface (UI). Dengan
demikian, dibutuhkan pengembangan Sistem Informasi (SI) yang dapat dipahami bagi para
pegawai perkebunan untuk melakukan pemantauan jarak jauh.
Batasan Penelitian
Batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan ini mengambil data dari API yang telah disediakan pada lanjutan
proyek Pengembangan Sistem Informasi Pemantauan Kelapa Sawit pada
penelitian sebelumnya.
2. Integrasi dilakukan antara front-end dan back-end menyesuaikan ketersediaan
API yang ada.
3. Pengembangan Sistem Informasi (SI) ini menggunakan pendekatan Progressive
Web App (PWA).
4. Pengembangan hanya berfokus pada penyampaian informasi dari pembacaan
nilai pada API sensor yang ada ke pengguna.
5. Aspek hardware dari sensor Node dan keamanan pengiriman data tidak menjadi
perhatian dalam pengembangan ini.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, untuk menyelesaikannya maka penelitian ini
memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
5
1. Mengembangkan Sistem Informasi (SI) berbasis web dengan menggunakan
pendekatan Progressive Web App sebagai antarmuka untuk pemantauan
perkebunan kelapa sawit.
2. Melakukan integrasi antara user interface (UI) dengan API yang sudah ada dari
penelitian sebelumnya untuk menghasilkan sistem informasi dengan data
realtime.
3. Melakukan pengujian kualitas sistem informasi berbasis web dengan metode
blacbox testing, dan tools seperti Lighthouse, serta PageSpeed Insight.
Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi pegawai lapangan perkebunan kelapa sawit dan pengawas perkebunan,
penelitian ini dapat memudahkan mereka dalam melakukan pemantauan lahan
kelapa sawit dari jarak jauh secara realtime.
2. Bagi peneliti selanjutnya, data dan sistem informasi pada penelitian ini dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan SI secara lebih lanjut dengan adanya sistem
rekomendasi dan manajemen pengguna.
Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan penelitian ini, penulisan dilakukan secara sistematis untuk
dapat mempermudah dalam memahami keseluruhan penelitian. Adapun sistematika
penulisannya sebagai berikut:
1.6.1 Bab I: PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan tentang latar belakang permasalahan yang diambil serta
pentingnya masalah tersebut untuk diberikan solusi melalui penelitian ini. Pada bab ini
juga dilengkapi dengan rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian. Selain itu
juga terdapat batasan penelitian yang bertujuan agar penelitian ini tidak melebar dari
masalah yang dipaparkan.
1.6.2 Bab II: TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
Bab ini menjelaskan tentang penelitian-penelitian terkait yang telah dilakukan
sebelumnya. Pada bagian ini akan dipaparkan apa yang telah dicapai pada penelitian
6
sebelumnya, dan apa saja kekurangannya. Selain itu, landasan/dasar teori yang
digunakan untuk memecahkan masalah pada penelitian nantinya juga akan
disampaikan pada bab ini.
1.6.3 Bab III: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini secara garis besar akan menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan penulis
dalam melakukan penelitian. Selain itu, dijelaskan pula tentang sarana dan prasarana
yang digunakan untuk mendukung penelitian ini.
1.6.4 Bab IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan tentang hasil pengembangan Sistem Informasi Kelapa Sawit
yang telah dilakukan pada penelitian berikut pembahasannya secara runtut agar dapat
digunakan di kemudian hari.
1.6.5 Bab V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembahasan
pada pengembangan SI Kelapa Sawit yang dikaitkan dengan tujuan penelitian. Selain
itu akan diberikan beberapa saran yang dapat digunakan pada penelitian selanjutnya.