Post on 01-Dec-2021
46
Bab 3
Metode Perancangan
3.1 Metode Perancangan Sistem
Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang
akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan. Perancangan sistem
menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa
yang mesti diselesaikan. Tahap ini menyangkut
mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat
lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah
instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancangan
bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisa sistem.
Perancangan sistem merupakan salah satu unsur atau tahapan
dari keseluruhan pembangunan sistem. Tujuan dari
perancangan sistem adalah mengetahui dan dapat memenuhi
kebutuhan para pemakai sistem, untuk memberikan
gambaran yang jelas dan rancangan sistem yang akan
dibangun.
Cakupan dari perancangan sistem itu sendiri yaitu
menjelaskan dan mentranformasikan informasi, maka perlu
menggunakan rekayasa perangkat lunak (RPL) untuk
menjelaskan informasi dari program yang dibuat agar user
dapat memahami alur dari aplikasi yang dibuat. RPL yaitu
suatu disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi
perangkat lunak, mulai dari tahap awal yaitu analisa
kebutuhan pengguna, menentukan spesifikasi dari kebutuhan
28
pengguna, disain, pengkodean, pengujian sampai
pemeliharaan sistem setelah digunakan. Tujuan dari RPL
yaitu untuk memperoleh biaya produksi perangkat lunak
yang rendah, menghasilkan perangkat lunak yang kinerjanya
tinggi dan tepat waktu, menghasilkan perangkat lunak yang
dapat bekerja pada berbagai jenis platform dan menghasilkan
perangkat lunak yang biaya perawatannya rendah.
3.2 Metode Waterfall
Dalam pelaksanaan perancangan aplikasi sistem
informasi pelayanan umum berbasis webGIS di Kabupaten
Sumba Timur menggunakan model waterfall. Model
waterfall melakukan pendekatan secara sistematis dan urut
mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap
analisis, desain, coding, testing/verification dan maintenance.
Secara umum tahapan pada model waterfall (Roger S.
Pressman, 2000) dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Metode Waterfall (Roger S. Pressman, 2000)
29
Metode ini memiliki tahapan-tahapan yaitu
perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, pengujian,
dan pemeliharaan sistem.
3.2.1 Perencanaan.
Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan
dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam
bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software
harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain
seperti hardware, database, dan lain-lain. Tahap ini sering
disebut dengan Project Definition. Pada perancangan aplikasi
pemanfaatan teknologi SIG untuk informasi lokasi pelayanan
umum berbasis WebGIS di Kabupaten Sumba Timur, data
diperoleh dari dinas BAPPEDA berupa peta jaringan jalan
serta peta dasar Kabupaten Sumba Timur.
3.2.2 Analisis.
Dalam tahapan ini, proses lebih diintensifkan dan
difokuskan pada sistem yang akan dibangun. Proses ini
bertujuan untuk mengetahui sifat dari sistem yang akan
dibangun, seperti fungsi pengelolaan data, user interface,
serta analisa terhadap aplikasi yang akan dihasilkan berupa
lokasi fasilitas pelayanan umum. Sistem ini dibangun dengan
menggunakan paket MapServerfor Windows (MS4W).
MS4W merupakan paket program yang terdiri dari Apache
HTTP Server, PHP, MapServer, MapScript dan paket-paket
pendukung yang digunakan pada Sistem Informasi Geografis
berbasis web. Alur prosesnya, akan dijelaskan pada gambar
3.2.
30
Gambar 3.2 Diagram Proses
Pada gambar 3.2 dapat dilihat bahwa proses yang ada
masih sangat sederhana, dimana peta dasar dibuat menjadi
soft file melalui proses scan. Soft file yang telah dihasilkan
kemudian akan dicetak untuk digunakan sebagai sumber
acuan bagi pengembangan wilayah. Peta yang telah
dihasilkan hanya dapat dilihat dan user tidak dapat me-
request informasi lainnya pada peta yang telah ada.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu aplikasi
yang dapat mempermudah dalam melakukan pengolahan
data spasial yang ada. Sehingga user tidak hanya dapat
melihat informasi yang ada, tetapi juga dapat me-request
informasi lainnya yang terkait dengan data spasial pada peta
tersebut.
31
3.2.3 Perancangan
Dalam tahapan ini dilakukan perancangan terhadap
sistem yang akan di buat. Hasil yang diperoleh dari tahap
analisa akan menjadi bahan yang digunakan dalam tahap
desain atau perancangan sistem sebagai cara untuk
mendapatkan pemecahan masalah alternatif yang dapat
diusulkan dalam pengembangan sistem. Tahapan ini terdiri
dari perancangan kebutuhan hardware dan software, Data
Flow Diagram (DFD), Flow Chart, Entity Relationship
Diagram (ERD), desain tabel dan desain antar muka yang
akan digunakan.
3.2.3.1 Kebutuhan Hardware dan Software
Dalam tahap ini dititik beratkan pada
penggunaan hardware dan software. Untuk hardware,
dibutuhkan komputer dengan spesifikasi minimum
processor core2duo, hardisk 80GB, RAM 512,
sedangkan untuk kebutuhan pengolahan data yang
berupa peta dasar yang berisi batas-batas wilayah, peta
jaringan jalan, dan data-data lainnya yang berkaitan
dengan aplikasi yang akan dibuat, menggunakan
software paket MS4W, yang terdiri dari MapServer
OpenSource, PHP, Mapscript dan ArcView.
3.2.2.2 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat yang
digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang
telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan
secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik
32
dimana data tersebut mengalir ataupun lingkungan fisik
dimana data tersebut akan disimpan, Jogiyanto (2005).
DFD digunakan untuk memudahkan
penggambaran suatu sistem yang ada atau sistem yang
baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa
memperhatikan lingkungan fisik dimana data tersebut
mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut
akan disimpan. DFD pada sistem yang dibangun ini
terdiri dari DFD level 0, dan DFD Level 1.
DFD Level 0
Pada DFD level 0 yang dapat dilihat pada
gambar 3.3 dibawah ini menunjukan bahwa konteks
sistem dilihat dari entitas luar yang berhubungan
dengan sistem.
Gambar 3.3 DFD Level 0
Mengacu pada Gambar 2, tugas admin adalah
melakukan manajemen data peta yang akan
menghasilkan data informasi lokasi pelayanan umum,
sementara entitas luar yaitu user akan mendapatkan
informasi berupa data lokasi pelayanan umum dari
sistem.
DFD Level 1
Pada DFD level 1 akan melakukan proses
33
aktifitas user dan admin. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 3.4 dibawah ini. User melakukan
melakukan permintaan informasi dalam WebGIS
Informasi lokasi pelayanan umum, dan oleh WebGIS
akan diproses menjadi informasi sesuai kebutuhan
user.
Gambar 3.4 DFD Level 1
Mengacu pada Gambar 3.4, seorang user
melakukan beberapa proses dalam sistem. Dimana
terdapat empat proses yang dilakukan oleh user yaitu
melakukan proses zoom, melakukan proses pan,
melakukan proses request legend, melakukan
pencarian data pada sistem serta melakukan extend
pada aplikasi. Dari proses-proses tersebut maka user
akan memperoleh hasil zoom, hasil pan, info legend,
data peta yang dicari beserta lokasinya secara
34
langsung pada aplikasi. Sementara admin juga bisa
melakukan proses-proses yang dilakukan oleh user
serta bisa pula melakukan proses tambah data,
melakukan proses simpan data, melakukan proses
hapus data, serta melalukan proses update data. Dari
proses yang dilakukan, admin sistem akan merespon
aktifitas admin berupa hasil tambah data, hasil
simpan data, hasil hapus data, dan hasil update data.
3.2.2.3 FlowChart
Sistem yang telah dibuat memiliki Flow Chart
sebagai berikut:
Gambar 3.5 Flow Chart user
Mengacu pada Gambar 3.5, user dapat masuk ke
dalam sistem untuk melihat data berupa informasi Kabupaten
Sumba Timur, informasi lokasi pelayanan umum serta dapat
mengakses data lokasi pelayanan umum yang ada melalui
fitur pencarian data lokasi yang ada pada aplikasi. Sedangkan
35
untuk dapat melakukan manipulasi data pada sistem maka
harus terlebih dahulu memasukkan username dan password
terlebih dahulu. Apabila username dan password yang
dimasukkan sesuai, maka pengguna akan mendapatkan akses
sebagai admin, apabila username dan password yang
dimasukkan tidak sesuai maka akan muncul pemberitahuan
kesalahan dalam inputan dan hanya akan mendapatkan akses
sebagai user biasa. Hak akses sebagai admin dapat
ditunjukkan pada gambar 3.6
Gambar 3.6 Flow Chart admin
3.2.2.4 Desain Tabel
Desain tabel berisi tabel-tabel yang digunakan
dalam aplikasi, yang terdiri dari:
- Tabel Jenis Fasilitas
Tabel 3.1 merupakan tabel jenis fasilitas yang
memiliki variable dan type data sebagai berikut: kode
36
jenis fasilitas dengan type data integer, jenis dengan type
data varchar dan jumlah karakter yang disediakan yaitu
45. Fungsi dari tabel ini adalah menampung data jenis
fasilitas.
Tabel 3.1 Tabel Jenis Fasilitas
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
Kode INTEGER
Jenis VARCHAR (45)
- Tabel Kecamatan
Tabel 3.2 merupakan tabel kecamatan yang
memiliki variable dan type data sebagai berikut: id
kecamatan dengan type data integer, nama dengan type
data varchar dan jumlah karakter yang disediakan yaitu
45. Yang terpilih menjadi primary_key adalah variable id
kecamatan. Fungsi dari tabel ini adalah menampung data
kecamatan.
Tabel 3.2 Tabel Kecamatan Nama Kolom Tipe Data Keterangan
Id INTEGER Primary_Key
Nama VARCHAR (45)
- Tabel Kelurahan
Tabel 3.3 merupakan tabel kelurahan yang
memiliki variable dan type data sebagai berikut : id
37
kelurahan dengan type data integer, nama dengan type
data varchar dan jumlah karakter yang disediakan yaitu
45, kecamatan dengan type data integer. Yang terpilih
menjadi primary_key adalah variable id kelurahan.
Fungsi dari tabel ini adalah menampung data kelurahan.
Tabel 3.3 Tabel Kelurahan
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
Id INTEGER
Nama VARCHAR (45)
Kecamatan INTEGER
- Tabel Lokasi Fasilitas
Tabel 3.4 merupakan lokasi fasilitas yang
memiliki variable dan type data sebagai berikut : kode
fasilitas dengan type data integer, nama dengan type data
varchar dan jumlah karakter yang disediakan yaitu 45,
jenis dengan type data integer, alamat dengan type data
varchar dan jumlah karakter yang disediakan yaitu 95.
koordinat x dengan type data decimal dan jumlah
karakter yang disediakan yaitu 10,6, koordinat y dengan
type data decimal dan jumlah karakter yang disediakan
yaitu 10,6. foto fasilitas dengan type data varchar dan
jumlah karakter yang di sediakan 45, telepon dengan
type data varchar dan jumlah karakter yang disediakan
yaitu 20, profil fasilitas dengan type data text, kelurahan
dengan type data integer, kelurahan dengan type data
38
integer, jarak dengan type data decimal dan jumlah
karakter yang di sediakan 10,2. Yang terpilih menjadi
primary_key adalah variable kode fasilitas. Fungsi dari
tabel ini adalah menampung data lokasi fasilitas.
Tabel 3.4 Tabel Lokasi Fasilitas
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
Kode INTEGER Primary_Key
Jenis VARCHAR (95)
Alamat VARCHAR (45)
Koordinat x DECIMAL (10,6)
Koordinat y DECIMAL (10,6)
Foto VARCHAR (45)
Telepon VARCHAR (20)
Profil TEXT
Kelurahan INTEGER
Jarak DECIMAL (10,2)
- Tabel Pengguna
Tabel 3.5 merupakan tabel pengguna yang
memiliki variable dan type data sebagai berikut :
username dengan type data varchar dan jumlah karakter
yang disediakan yaitu 20, password dengan type data
varchar dan jumlah karakter yang disediakan yaitu 45.
Yang terpilih menjadi primary_key adalah username.
39
Fungsi dari tabel ini adalah menampung data pengguna.
Tabel 3.5 Tabel Pengguna
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
Username VARCHAR (20) Primary_Key
Password VARCHAR (45)
3.2.2.5 ERD (Entity Relationship Diagram)
Entity Relationship Diagram adalah representasi
logika dari sebuah model proses bisnis. Di dalam ERD
terdapat himpunan entitas yang saling berhubungan satu
sama lain. Setiap entitas yang terhubung memiliki garis
yang mencerminkan kardinalitas relasi. Kardinalitas
relasi merupakan bentuk asosiasi setiap entitas. Gambar
3.7 menggambarkan ERD untuk sistem yang dibangun.
40
Gambar 3.7 Entity Relationship Diagram (ERD)
Dari ERD diatas dapat disimpulkan aplikasi bahwa
aplikasi yang dibuat memiliki 5 entitas yaitu: pengguna,
jenis fasilitas, layanan fasilitas, kecamatan dan kelurahan.
Setiap entitas memiliki data atributnya masing-masing.
Entitas pengguna memiliki 2 atribut yaitu: user name dan
password, entitas jenis layanan memiliki 2 atribut yaitu:
kode dan jenis fasilitas, entitas layanan fasilitas memiliki
11 data atribut yaitu: nama, jenis, alamat, koordinat x,
koordinat y, foto, telepon, profil, kelurahan dan jarak.
Entitas kecamatan memiliki atribut id dan nama entitas
pengguna memiliki relasi dengan jenis fasilitas dengan
nama, sedangkan entitas kelurahan memiliki 3 atribut
yaitu: id, nama dan kecamatan. Entitas-entitas tersebut
memiliki relasinya masing-masing. Entitas pengguna
memiliki relasi dengan jenis fasilitas, relasi yang dimiliki
adalah banyak ke banyak, artinya pengguna dapat
mengakses semua data dalam entitas jenis fasilitas
demikian juga sebaliknya. Jenis fasilitas memiliki relasi
dengan entitas layanan fasilitas. Relasi yang dimiliki
adalah banyak ke satu, relasi ini menggambarkan bahwa
satu jenis fasilitas bisa terdapat atau memiliki banyak
layanan fasilitas, sedangkan layanan fasilitas hanya
dimiliki oleh satu jenis fasilitas saja. Layanan fasilitas
memiliki relasi dengan dengan entitas kecamatan. Relasi
yang dimiliki adalah satu ke banyak, relasi ini
menggambarkan bahwa suatu layanan fasilitas hanya
41
dimiliki oleh satu kecamatan saja, sedangkan satu
kecamatan bisa memiliki banyak layanan fasilitas. Entitas
kecamatan memiliki relasi dengan kelurahan. Relasi yang
dimiliki adalah satu ke banyak, artinya satu kelurahan
bisa memiliki banyak kecamatan, sedangkan satu
kecamatan hanya dimiliki oleh satu kelurahan saja.
3.2.2.6 Desain Antarmuka
Pada desain tampilan web untuk Pemanfaatan
Teknologi SIG Untuk Informasi Lokasi Pelayanan
Umum Berbasis WebGIS di Kabupaten Sumba Timur
terdapat empat komponen utama yaitu : peta,
pencaharian, navigasi, dan informasi. Peta merupakan
tempat interaksi yang digunakan oleh user dalam
mendapatkan informasi mengenai lokasi pelayanan
umum dan merupakan tempat menampilkan hasil
pencaharian yang dilakukan oleh user. Pencaharian,
merupakan tempat dimana user mengisi kata kunci,
berdasarkan kata kunci maka WebGIS akan
menampilkan informasi yang dibutuhkan oleh user pada
peta. Navigasi, merupakan panduan penampilan
informasi bagi user, seperti Home, Halaman Sekilas
Kabupaten Sumba Timur, Informasi pelayanan umum,
dan Login untuk admin.
Halaman Utama
Desain Halaman Utama akan diperlihatkan
dalam rancangan aplikasi sistem informasi pelayanan
umum berbasis WebGIS di Kabupaten Sumba Timur
42
dapat ditunjukkan dalam gambar 3.9.
Gambar 3.8 Desain Halaman Utama
Gambar 3.7 Menunjukkan halaman home dimana
user akan dapat melihat fitur-fitur apa saja yang ada
didalam website, sekilas tentang Kabupaten Sumba
Timur. Form Login pada Aplikasi berfungsi untuk
menampung data akses login ke dalam sistem. Tombol
Login digunakan untuk melakukan login ke dalam
sistem. Setelah melakukan proses login, yang merupakan
security dalam pengaksesan data. Admin dapat
melakukan hak aksesnya untuk memanipulasi data.
Desain Halaman Aplikasi
Desain halaman aplikasi akan diperlihatkan
dalam rancangan aplikasi dan ditunjukkan oleh Gambar
3.9
43
Gambar 3.9 Desain Halaman Sistem Informasi Lokasi
Pelayanan Umum
Gambar 3.8 menunjukkan Peta dan Halaman Informasi
lokasi pelayanan umum dimana user akan mendapatkan
informasi-informasi tentang lokasi pelayanan umum
yang ada di Kabupaten Sumba Timur.
Desain Halaman Admin
Setelah melakukan proses Login, Admin dapat
langsung menggunakan hak aksesnya sebagai Admin.
Desain Halaman Admin yang akan diperlihatkan dalam
rancangan Aplikasi ditunjukkan oleh Gambar 3.10
Gambar 3.10 Desain Halaman Admin
Form Logout pada Aplikasi berfungsi untuk
44
keluar dari sistem setelah melakukan proses login.
Admin dapat melakukan hak aksesnya yaitu Input,
Hapus, Edit untuk memanipulasi data dan memasukkan
semua kebutuhan data informasi yang ada. Setelah itu
admin dapat langsung menyimpan data informasi
tersebut dengan memilih tombol simpan.
Desain Halaman Help
Desain Halaman Help yang akan diperlihatkan
dalam rancangan aplikasi ditunjukkan oleh Gambar 3.11.
Gambar 3.11 Desain Halaman Help
Gambar 3.10 menunjukkan Halaman Help yang
berisikan bantuan tentang penggunaan aplikasi
Pemanfaatan Teknologi SIG Untuk Informasi Lokasi
Pelayanan Umum Berbasis WebGIS di Kabupaten
Sumba Timur.
3.2.4 Implementasi
Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap sistem yang
telah dibuat. Untuk mengetahui kelebihan dari sistem yang
baru dibuat dibandingkan dengan sistem yang telah ada
sebelumnya. Pada tahap ini telah di peroleh kesimpulan
bahwa sistem yang telah di buat mampu menjawab
45
permasalahan pengolahan data spasial yang ada di Kabupaten
Sumba Timur. Proses pengolahan data spasial menjadi lebih
efisien karena lebih mudah untuk dilakukan manipulasi data
sehingga dapat dihasilkan informasi spasial yang up to date.
3.2.5 Pengujian
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap aplikasi
yang sudah dibuat dengan tujuan menguji apakah masih
terdapat error atau kesalahan-kesalahan pada aplikasi yang
sudah dibuat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
metode pengujian black-box, yaitu menguji sistem yang telah
dibuat dengan tujuan untuk mengetahui apakah aplikasi yang
telah dibuat berjalan dengan baik atau seperti yang
diharapkan. Pedoman yang digunakan adalah uji validasi
yaitu menguji validitas proses kerja aplikasi.
3.2.6 Pemeliharaan
Proses pemeliharaan suatu software sangat diperlukan
termasuk di dalamnya adalah pengembangannya karena
software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu.
Ketika dijalankan mungkin saja masih ada error kecil yang
tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur
yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan
diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal
perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau
perangkat lainnya. Pada tahap terakhir ini akan diadakan
pemeliharaan terhadap aplikasi yang sudah dihasilkan
dengan tujuan menjaga ketahanan aplikasi dan bila
diperlukan akan dilakukan penambahan fitur-fitur baru yang
dibutuhkan.