Post on 07-Aug-2015
description
ANATOMI
Pulpa ialah suatu jaringan penyambung khusus yang menempati ruang pulpa, yang terdiri
dari saraf, pembuluh darah, pembuluh lymphe, dan jaringan ikat longgar.
Gambar 1. Anatomi Gigi Normal (Medscape, 2010)
Fungsi utama pulpa :
Formatif / developmental (dapat membentuk dentin)
Nutritive
Sensory
Defensive / reparative
PENYAKIT PULPA
IRRITATIO PULPA
Definisi : suatu keadaan dimana kepekaan pulpa meningkat karena tubuli dentin terbuka
sebab adanya kelainan anatomis dimana email menghilang karena karies atau incisal fraktur.
Gigi yang terkena akan menjadi sensitif terhadap perubahan suhu, nyeri saat mengunyah,
tetapi tidak menunjukkan gejala inflamasi pada gusi maupun membran periodontal.
Gejala : apabila terkena rangsang linu sedikit, rasa linu akan segera hilang bila rangsangan
dihilangkan
1
Pemeriksaan fisik : karies superficial, tes vitalitas (+), tes perkusi (-)
Terapi : penambalan biasa
HIPEREMI PULPA
Definisi : akumulasi darah secara berlebihan di dalam jaringan pulpa sehingga menyebabkan
congesti vaskular. Karena volume pulpa tetap menyebabkan penekanan pada saraf pulpa dan
menimbulkan rasa sakit
Gejala : terasa sakit bila terkena rangsangan dan rasa sakit hilang bila rangsang dihentikan
Pemeriksaan fisik : karies media/profunda, tes vitalitas (+), tes perkusi (-)
Terapi : penambalan biasa
PULPITIS
Definisi : peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri
Etiologi :
Bakteri
Biasanya berasal dari dental karies, sehingga bakteri yang ditemukan atau penyebab
pada penyakit pulpa sama dengan yang ditemukan pada kasus karies, yaitu
Streptococcus mutans, Lactobacillus, dan Actinomyces. Merupakan sumber utama
terjadinya luka pada pulpa dan jaringan periradicular. Jalan masuknya bakteri
langsung melalui tubuli dentin. Hubungan antara bakteri, pulpa, dan penyakit
periradicular sangat menentukan.
Cara masuknya bakteri ke dalam pulpa selain melalui karies : Terbukanya tubuli
atau pulpa selama prosedur restoratif ( preparasi kavitas, bleaching, ). Penyakit
periodontal ( tubuli dentin, furcal canals, lateral canals ). Hilangnya beberapa
substansi gigi seperti karena erosi, atrisi, dan abrasi. Trauma dengan atau tanpa
2
terbukanya pulpa. Kelainan pertumbuhan jaringan gigi. Anachoresis ( jalan masuknya
mikroorganisme ke dalam saluran akar dari aliran darah melalui foramen apikal ).
Mechanical irritants
Terlalu besarnya kekuatan dari alat-alat orthodontic. Kelebihan bahan dari instrument
saluran akar.
Chemical irritants
Iritasi periradicular bisa terjadi dari irrigating solutions, bahan fenol, dan tekanan dari
bahan pengisi saluran akar.
Gambar 2. Infeksi pada Pulpa (www.mybocadentists.com, 2011)
Klasifikasi Penyakit Pulpa :
REVERSIBLE PULPITIS
Kondisi temporer dapat diakibatkan oleh karies, erosi, atrisi, abrasi, prosedur operatif,
scalling/trauma ringan. Disebabkan oleh stimulus suhu (biasanya dingin), terjadi
cepat, tajam, dan respon hipersensitivitas dihilangkan. Perbedaan reversibel pulpitis
dengan symptomatic irreversible pulpitis adalah reversible pulpitis tidak meliputi rasa
sakit spontan, sedangkan symptomatic irreversible pulpitis terdapat keluhan rasa sakit
spontan. Reversible pulpitis dapat berkembang menjadi kondisi irreversible.
Gejala : Rasa sakit hilang setelah stimulus dihilangkan. Sulit untuk menentukan
lokasi rasa sakit. Gambaran radiografi periradikuler normal.
Gigi tidak sakit jika diperkusi (kecuali ada trauma oklusal).
Terapi : menutup kembali terbukanya dentin, menghilangkan stimulus, melapisi gigi
dengan tepat.
3
IRREVERSIBLE PULPITIS
Irreversibel pulpitis bisa menjadi akut, subakut, atau kronis ; bisa menjadi parsial atau
total ; bisa menginfeksi atau steril. Inflamasi pulpa akut biasanya mempunyai gejala,
sedangkan inflamasi pulpa kronis tanpa gejala. Biasanya terjadi karena trauma hebat
dan merupakan kelanjutan dari reversible pulpitis.
Gejala : Rasa sakit dapat berkembang secara spontan atau karena ada
stimuli/rangsangan. Pada tahap akhir, rasa panas akan lebih jelas.
Jika mengenai ligamen periodontal maka rasa sakit dapat ditentukan. Pelebaran
ligamen periodontal terlihat pada gambaran radiografi di tahap akhir.
Macam :
o Symptomatic Irreversibel Pulpitis
Rasa sakit spontan, sementara atau serangan hebat berkelanjutan. Sakit lebih
lama jika ada perubahan temperatur mendadak. Tidak ada rasa sakit jika
stimulus dihilangkan. Perubahan sikap badan (tidur/membungkuk)
menyebabkan rasa sakit dan gelisah. Dapat didiagnosis melalui dental history,
pemeriksaan visual lengkap, radiografi yang tepat. Symptom akan hilang dan
berlanjut menjadi tahap nekrosis.
o Asymptomatic Irreversibel Pulpitis
Mungkin disebabkan oleh perubahan symptomatic irreversibel pulpitis jadi
keadaan diam. Paling umum disebabkan oleh karies dan trauma. Kondisi
patologis diidentifikasi melalui gejala sakit gigi dan radiografi yang tepat.
Diagnosis :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Untuk menentukan apakah pulpa masih bisa diselamatkan, bisa dilakukan beberapa
pengujian:
Diberikan rangsangan dingin.
Jika setelah rangsangan dihentikan nyerinya hilang, berarti pulpa masih sehat. Pulpa bisa
dipertahankan dengan cara mencabut bagian gigi yang membusuk dan menambalnya.
Jika nyeri tetap ada meskipun rangsangan dingin telah dihilangkan atau jika nyeri timbul
secara spontan, maka pulpa tidak dapat dipertahankan.
Perkusi
4
Jika dengan pengetukan gigi timbul nyeri, berarti peradangan telah menyebar ke jaringan
dan tulang di sekitarnya.
Rontgen gigi.
Dilakukan untuk memperkuat apakah ada pembusukan gigi dan menunjukkan apakah
penyebaran peradangan telah menyebabkan pengeroposan tulang di sekitar akar gigi.
PULPITIS AKUT PARTIALIS
Definisi : suatu keadaan dimana sebagian dari jaringan pulpa mengalami peradangan karena
kuman / toxin sudah masuk ke pulpa.
Gejala : nyeri spontan (sakit yang timbul mendadak walaupun tidak ada rangsangan,
misalnya di malam hari saat sedang tidur), apabila terkena rangsangan sakit hebat dan
berdenyut-denyut. Rasa sakit masih dapat terus berlangsung beberapa menit walaupun
rangsangan sudah dihilangkan. Sakit lebih lama jika ada perubahan temperatur mendadak.
Pemeriksaan fisik :
karies media/profunda
tes vitalitas (+)
tes perkusi (+)
Perubahan sikap badan (tidur/membungkuk) menyebabkan rasa sakit dan gelisah. Dapat
didiagnosis melalui dental history, pemeriksaan visual lengkap, radiografi yang tepat.
Symptom akan hilang dan berlanjut menjadi tahap nekrosis.
PULPITIS AKUT TOTALIS
Definisi : suatu keadaan dimana seluruh jaringan pulpa sudah mengalami peradangan.
Bahkan sebagian selaput periodontium sudah meradang.
Gejala : penderita kadang tidak dapat menunjukan gigi mana yang mengalami peradangan
(referred pain). Sakit terasa menjalar pada gigi-gigi didekatnya, bahkan sampai ke pelipis dan
telinga.
5
Pemeriksaan fisik : Gigi ditekan / diperkusi terasa sakit karena sudah adanya peradangan
pada selaput periodontium.
Terapi : Perawatan saraf gigi
Gambar 3. Pulpitis Akut (Douglas, 2003)
PULPITIS KRONIS
Keadaan ini dimana daya tahan tubuh kuat, dapat memperkecil virulensi kuman, maka
peradangan menjadi kronis, lebih-lebih bila pulpa dalam keadaan terbuka maka cairan toxin
yang berada dalam jaringan pulpa dapat keluar sendiri. Sebaliknya bila karies tertutup oleh
sisa makanan, cairan toxin berkumpul menekan saraf pulpa sehingga timbul rasa sakit.
Etiologi : Mungkin disebabkan oleh perubahan symptomatic irreversibel pulpitis jadi
keadaan diam. Paling umum disebabkan oleh karies dan trauma.
Gejala : Apabila terkena rangsangan sakit sedikit atau kadang-kadang tidak sakit.
Kemungkinan dulu pernah sakit yang hebat, kemudian berkurang. Penderita tidak dapat
6
menggunakan gigi tersebut, sehingga mengunyah pada satu sisi saja, akibatnya terlihat
banyak karang gigi pada regio yang tidak dipergunakan.
Pemeriksaan fisik : karies profunda, sondase sakit.
Kondisi patologis diidentifikasi melalui gejala sakit gigi dan radiografi yang tepat.
Terapi : Perawatan saraf gigi
HYPERPLASTIC PULPITIS (PULPA POLIP)
Definisi : suatu peradangan pulpa yang produktif dari jaringan pulpa yang terbuka. Keadaan
ini ditandai dengan terbentuknya jaringan granulasi tanpa epithel yang keluar dari ruang
pulpa.
Sering terjadi pada molar pertama gigi susu atau gigi tetap (pada anak-anak atau dewasa
muda 10-16 tahun)
Gejala : gejala umumnya sama dengan gejala pulpitis kronis. Jika benda keras masuk selama
pengunyahan menyebabkan sakit dan mudah mengeluarkan darah karena polip tidak dilapisi
epitel.
Pemeriksaan fisik : terlihat karies tertutup oleh polyp
Pulpa polyp Ginggiva polyp
Tidak dilapisi epithel Dilapisi epithel
Warna merah tua Warna merah muda
Permukaan kasar Permukaan halus
Sondase tidak sakit/ sedikit sakit Sondase sakit
Mudah berdarah Tidak mudah berdarah
Tangkai berasal dari pulpa Tangkai berasal dari ginggiva
7
Gambar 4. Polip Pulpa (Chetan, 2010)
Terapi : perawatan saraf akar, yaitu dengan membersihkan dan mengangkat jaringan (polip)
tersebut.
KEMATIAN PULPA
NEKROSIS PULPA
Definisi : Kematian pulpa tanpa diikuti adanya kuman pembusukan, bisa melalui proses
inflamasi (jejas pada pulpa karena bahan kimiawi) atau tanpa melalui proses inflamasi
(trauma yang sedemikian cepat sehingga pulpa hancur sebelum terjadi proses inflamasi).
Etiologi : setiap faktor yang mampu menimbulkan jejas pada pulpa, misalnya mekanis
(trauma), kimiawi, atau bakteri.
Nekrosis pulpa mudah menjadi gangren pulpa karena daya tahannya rendah, biasanya melalui
infeksi hematogen.
8
Gambar 5. Nekrosis Pulpa (Douglas, 2003)
Gambar 6. Nekrosis Pulpa (www.lookfordiagnosis.com, 2008)
GANGREN PULPA
Kelanjutan dari pulpitis totalis atau nekrosis pulpa dimana pulpa terbuka dan kuman masuk
mengadakan pembusukan pada pulpa sehingga terjadi gangren.
Gejala : tidak ada keluhan sakit, apabila terkena rangsang sama sekali tidak sakit, perubahan
warna gigi menjadi hitam kebiru-biruan
9
Pemeriksaan fisik : pulpa non vital, gigi berubah warna, karies profunda, berbau indol scatol
(Putrecent Odor)
Terapi : perawatan saluran akar (perawatan gangren), ekstraksi.
Gambar 7. Gangren Pulpa (Djourian, 2008)
10
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Dentalterm. Definition of Pulpitis.
http://dentistry.about.com/od/dentaltermsp/g/pulpittis.htm
Anonim. 2008. Necrosis Pulpa.
http://www.lookfordiagnosis.com/images.php?
term=Necrosis+De+La+Pulpa+Dentaria&lang=2
Bhawani, Chetan. 2010. Pulp Polyp – Chronic Hyperplastic Pulpitis – Proliferative Pulpitis.
http://www.drchetan.com/pulp-polyp-chronic-hyperplastic-pulpitis-proliferative-pulpitis.html
Djourian, Edward. 2008. Tooth Decay.
http://www.oralhealthproducts.com/images/caries2.jpg
Douglass, Allan B. 2003. Common Dental Emergencies. Volume 67. American Academy of
Family Physicians: Connecticut
Goldberg MH, Topazian RG. 2002. Odontogenic infections and deep fascial space infections
of dental origins. In: Topazian RG, Goldberg MH, Hupp JR, eds. Oral and maxillofacial
infections. 4th ed. Philadelphia: Saunders, p. 158-87.
Gorgas, Ferdinand J. S. 1901. Dental Medicine. A Manual Of Dental Materia Medica And
Therapeutics.
Isnaniah Malik. 2008. Kesehatan Gigi dan Mulut. Bandung : Universitas Padjajaran
Mansjoer, Arief, dkk. 2001. Karies Dentis dala Kapita Selekta. Media Aesculapius: Jakarta.
Peng, Lynnus F. 2010. Pulp Polyp. http://www.medscape.com/public/help/pulp-polyp/
Ubertalli, James. 2008. The Merck. Pulpitis.
http://www.merck.com/mmhe/sec08/ch114/ch114c.html
11
Watson, Shawn. 2009. Dental Guide. A Guide To Pulpitis.
http://www.dentalguide.co.uk_patient_guide_pulpitis.html
Shabel. 2009. Pulp Protection. http://www.slideshare.net/shabeelpn/pulp-protection
Trummel CL, Behnia A. 2002. Periodontal and pulpal infections. In: Topazian RG, Goldberg
MH, Hupp JR, eds. Oral and maxillofacial infections. 4th ed. Philadelphia: Saunders, p. 126-
57.
12