Post on 28-Mar-2019
ì ANALISIS KEMAMPUAN PROSES 11 – Pengendalian Kualitas
Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-‐Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hCp://debrina.lecture.ub.ac.id/
ANALISIS KEMAMPUAN PROSES
LATAR BELAKANG
1
• Dalam menerapkan SPC kita harus memahami dan mengidenQfikasi karakterisQk produk yang paling penQng bagi pelanggan atau variabel-‐variabel proses yang mempunyai pengaruh paling kuat dalam variasi proses.
2
• Yang harus diperQmbangkan adalah proses produksi berada dalam batas pengendalian tetapi produk Qdak memenuhi spesifikasi atau proses produksi berada diluar batas pengendalian tetapi produk memenuhi spesifikasi.
3 • Variabilitas merupakan ukuran keseragaman proses.
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
3
Definisi
Suatu studi guna menaksir kemampuan proses dalam bentuk distribusi probabilitas yang mempunyai bentuk, rerata dan penyebaran.
Kemampuan proses memenuhi spesifikasi atau mengukur kinerja proses.
Prosedur yang digunakan untuk memprediksi kinerja jangka panjang yang berada dalam batas pengendali proses staQsQk (Pyzdek, 1995).
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
4
ANALISIS KEMAMPUAN PROSES
ì Berkaitan dengan keseragaman proses à variabilitas merupakan ukuran keseragaman proses
ì Kemampuan dari proses untuk menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi
ì Membedakan kesesuaian dengan batas-‐batas toleransi :
ì Rata-‐rata proses dalam batas pengendali dan berada dalam batas spesifikasi
ì Rata-‐rata proses dalam batas pengendali tetapi Qdak berada dalam batas spesifikasi
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
5
BATAS SPESIFIKASI vs. BATAS KENDALI (1)
ì Batas kendali ≠ batas spesifikasi
ì Batas spesifikasi/toleransi : batas-‐batas kesesuaian unit-‐unit secara individu dengan operasi manufaktur atau jasa. Batas spesifikasi ditentukan berdasarkan kebutuhan pelanggan terhadap produk
ì Batas kontrol : mengidenQfikasi variasi yang ada antar subgrup
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
6
BATAS SPESIFIKASI vs. BATAS KENDALI (2)
BATAS SPESIFIKASI BATAS KENDALI
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
7
BATAS SPESIFIKASI (BATAS TOLERANSI)
Ditentukan oleh kebutuhan pelanggan
melalui analisis riset pasar + perancangan
produk dan jasa
batas toleransi
PERMASALAHAN :
• Proses dalam batas pengendalian tetapi Qdak memenuhi spesifikasi
• Proses diluar batas pengendalian tetapi memenuhi spesifikasi
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
8
Kondisi yang dapat Terjadi BATAS SPESIFIKASI VS. BATAS KENDALI
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
9
(Gryna, 2001)
Tujuan Analisa Kemampuan Proses
• Memprediksi variabilitas proses yang ada 1 • Memilih diantara proses-‐proses yang paling tepat atau memenuhi toleransi 2
• Menyediakan dasar kuanQtaQf untuk menyusun jadwal pengendalian proses dan penyesuaian secara periodik 3
• Menguji teori mengenai penyebab kesalahan selama program perbaikan kualitas 4
• Memberikan pelayanan sebagai dasar untuk menentukan syarat kinerja kualitas untuk mesin-‐mesin yang ada 5
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
10
Langkah-‐langkah Membuat
Mengembangkan deskripsi proses
Mendefinisikan kondisi proses
Meyakinkan seQap karakterisQk kualitas minimal memiliki 1 variabel proses
Menentukan apakah pengukuran kesalahan
dilakukan secara signifikan
Menentukan memfokuskan hanya pada variabilitas atau
juga kesalahan yang menyebabkan masalah
kualitas
Merencanakan penggunaan control chart
Mempersiapkan pengumpulan data, ukuran
sampelnya.
Merencanakan metode analisis data.
Mempersiapkan waktu untuk memeriksa dan menganalisis
hasil
Analisis Kemampuan Proses
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
12
1. Rasio Kemampuan Proses/ Process Capability Ratio (Cp Index)
• σ = standar dev (R-‐bar / d2; MR-‐bar/
d2; s-‐bar/c4) • UCL = Upper SpecificaQon Limit • LCL = Lower SpecificaQon Limit
Apabila : ì Cp > 1 à proses memiliki kapabilitas
baik (capable) ì Cp < 1 à proses Qdak mampu
memenuhi spesifikasi konsumen, Qdak baik (not capable)
ì Cp = 1 à proses = spesifikasi konsumen
Index Cp Qdak memperhaQkan kondisi rata-‐rata proses (µ)
Pada kenyataan Cp min = 1,33 à Pada prakteknya digunakan kriteria : ì Cp > 1,33 à proses dianggap mampu ì Cp = 1 s/d 1,33 à proses dianggap
mampu tetapi perlu pengendalian yang ketat apabila Cp mendekaQ 1
ì Cp < 1 à proses dianggap Qdak mampu
NOTE !
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
13
2. Indeks Kemampuan Atas dan Bawah (Upper and Lower Capability Index)
ì Dimana μ = rata-‐rata proses (lihat di rumus peta pengendali)
ì CPU : Indeks kapabilitas atas.
ì CPL : Indeks kapabilitas bawah.
ì Cp, CPU maupun CPL digunakan untuk mengevaluasi batas spesifikasi yang ditentukan.
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
15
3. Indeks Kemampuan Proses (CPK)
ì Merefleksikan kedekatan nilai rata-‐rata dengan dari proses sekarang dengan terhadap salah satu USL atau LSL
ì Jika: ì Cpk ≥ 1 à capable ì Cpk < 1 à not capable
ì Cpk >> semakin sedikit produk diluar batas spesifikasi
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
16
INDEKS KAPABILITAS
ì ONE-‐SIDED TOLERANCES ì Untuk proses dengan LSL :
ì Untuk proses dengan USL :
ì Cpk selalu sama dengan nilai terkecil Cpl dan Cpu
ì Cpk= Minimum (Cpl, Cpu )
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
18
σ 3LSL-µC pl ˆ
ˆ=
σ 3µ- USLC pu ˆˆ
=
INDEKS KAPABILITAS
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
19
PERCENT OF SPECIFICATION USED Capability Ra6o =
• Mengukur besarnya wilayah spesifikasi (USL-‐LSL) yg "hilang" ke proses.
• Semakin lebar process spread maka proses cenderung semakin banyak memakai wilayah spesifikasi; sebaliknya jika proses terpusat dgn rasio Cp yang Qnggi maka cenderung semakin kecil menggunakan toleransi.
• Disebut juga "persentase dari spesifikasi yang terpakai oleh proses" jika diekspresikan dalam %.
pC1
Contoh ì Sebuah mesin ekstruder
diukur suhunya Qga kali seQap harinya selama 20 hari. Spesifikasi suhu proses adalah 200 ± 10 oC. Proses diketahui sudah terkendali secara staQsQk. Lakukan analisis kapabilitas untuk proses tersebut.
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
20 Subgrup x1 x2 x3 x-bar R
1 200 210 202 204.00 10
2 190 206 205 200.33 16
3 206 201 195 200.67 11
4 205 204 205 204.67 1
5 193 199 194 195.33 6
6 210 203 185 199.33 25
7 207 198 209 204.67 11
8 204 201 203 202.67 3
9 200 198 204 200.67 6
10 188 196 207 197.00 19
11 203 185 200 196.00 18
12 209 203 202 204.67 7
13 200 217 208 208.33 17
14 198 205 210 204.33 12
15 203 198 193 198.00 10
16 199 195 203 199.00 8
17 215 200 198 204.33 17
18 200 204 200 201.33 4
19 208 207 200 205.00 8
20 197 198 206 200.33 9
Total 4030.67 218
ì
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
21
X bar – R Chart
Subgroup
Sam
ple
Mea
n
2019181716151413121110987654321
210
205
200
195
190
__X=201.53
UC L=212.68
LC L=190.38
Subgroup
Sam
ple
Ran
ge
2019181716151413121110987654321
30
20
10
0
_R=10.9
UC L=28.06
LC L=0
Perhitungan Indeks Kapabilitas
Kesimpulan?
( )
( ) %19292.152.011
44.0
44.044.63
53.201210
60.044.6*3
19053.201
52.044.6*6190210
44.6693.120218ˆ
53.2012067.4030ˆ
19010 200
21010 200
2
C
C ,C C
*
C
C
C
dR
x
LSL
USL
p
puplpk
pu
pl
p
atau
Minimum
==
==
=−
=
=−
=
=−
=
===σ
===µ
=−=
=+=
LATIHAN Sebuah besi silinder 30 cm dibubut untuk menghasilkan Qang penyangga jug hanger yang berdiameter lebih kecil dengan menggunakan mesin bubut modern.Setelah selesai dibubut diperoleh data diameter yang diukur menggunakan mikrometer dari 10 sampel dengan pengukuran sebanyak 5 kali. Ditetapkan nilai spesifikasi 30 ± 1 mm. Data sebagai berikut:
05/11/14 www.debrina.lecture.ub.ac.id
23
No Sample
Diameter 5 kali pengukuran (n) -‐> mm
1 2 3 4 5 1 30 30.25 32 29.2 30.2 2 28 30.1 31 30.1 29 3 28 31 30.15 30.3 30.45 4 29 30.2 29 30 28 5 30.25 38 29 28.5 30.1 6 28.55 32 28 28.75 28 7 28.75 30.2 29.55 30.15 30.4 8 29 29 30.45 30.05 29.25 9 32 30.15 32 30.4 28.55 10 30.15 31 28.75 28 30.15