Post on 20-Oct-2021
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN PUPUK DAN
MEDIA TANAM PADA GUDANG PENYIMPANAN
PT TRUBUS MITRA SWADAYA, DEPOK
SKRIPSI
MAYA NORAVIKA
11160920000154
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021 M / 1442 H
ii
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN PUPUK DAN MEDIA
TANAM PADA GUDANG PENYIMPANAN PT TRUBUS MITRA
SWADAYA, DEPOK
Maya Noravika
11160920000154
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021 M / 1442 H
iii
iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Depok, Februari 2021
Maya Noravika
11160920000154
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Maya Noravika, SP
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Sebatik, 15 November 1996
Kewarganegaraan : Indonesia
Tinggi, Berat Badan : 153 cm, 45 kg
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pramuka Raya Gang Mesjid No. 19 RT
04 RW 04 Mampang, Pancoran Mas, Kota
Depok, 16344
Nomor Kontak : HP. 081297261726
e-mail : noravikamaya@gmail.com
IPK : 3,79
2016 – 2021 : S-1 Agribisnis, Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2012 – 2015 : SMA Negeri 1 Sebatik
2009 – 2012 : SMP Negeri 1 Sebatik
1. Mampu mengoperasikan Microsoft Office, Internet dan aplikasi e-mail
serta berbagai program piranti lunakk (software).
2. Kemampuan public speaking yang baik
2020 Anggota Inovator Nusantara Chamber Climate Action
2019 Founder Youth For Peatland
2018 Anggota Departemen Penelitian dan Pengembangan HMJ Agribisinis
UIN Jakarta
IDENTITAS DIRI
RIWAYAT PENDIDIKAN
KEMAMPUAN
PENGALAMAN ORGANISASI
vi
2017 Sekretaris Umum Asosiasi Mahasiswa Sebatik Se Jabodetabek
2020 Koordinator Lapangan Bimbel Olimpiade Science Tingkat SMA SG
2019 Admin Keuangan dan Laporan Riset Peneitian PTUPT
2019 Magang di Unit Kerja Pengadaan PT Trubus Mitra Swadaya
2016 Magang Asisten Senat Akademik Fakultas FEB UI
2020 Penerima Beasiswa Mahasiswa Berprestasi UIN Pada Program
Student Achievement Award 2020
2019 Delegasi UIN Jakarta dalam KKN Bersama oleh BKS PTN Barat di
Simalungun, Medan
2019 Delegasi GILS (Great Indonesia Leader Summit) dalam chamber
Climate Action di Semarang
2018 Awarde training and live in Palangkaraya pada gerakan Ayo Jaga
Gambut oleh Badan Restorasi Gambut dan Australia Global Alumni
2018 Duta Musium Dunia Serangga Taman Mini Indonesia Indah
2018 Juara Harapan 2 National Essay Competition FRESH UIN Jakarta
2017 Awarde Beasiswa Kalimantan Utara Cerdas Jalur Prestasi
2016 Awarde Beasiswa ILUNI FEB UI
PENGALAMAN KERJA
RIWAYAT PRESTASI
vii
RINGKASAN
Maya Noravika, Analisis Pengendalian Persediaan Pupuk dan Media Tanam Pada
Gudang Penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya, Depok (di bawah bimbingan
Rizki Adi Puspita Sari dan Dewi Rohma Wati)
Budaya hidup sehat di wilayah perkotaan mendorong masyarakat perkotaan
untuk beralih ke produk pertanian organik atau melakukan urban farming. Salah
satu sektor pendukung dalam kegiatan tersebut adalah penyedia input pertanian. PT
Trubus Mitra Swadaya bergerak dalam pemasaran dan distribusi input pertanian di
beberapa kota besar di Indonesia. Masalah utama PT Trubus Mitra Swadaya adalah
manajemen pengendalian persediaan yang masih rendah, hal ini dibuktikan dengan
frekuensi pemesanan yang terlalu banyak dengan kuantitas pemesanan yang
rendah. Salah satu penyebabnya dikarenakan PT Trubus Mitra Swadaya hanya
memiiki satu gudang untuk menopang permintaan dari 31 toko.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1). Mengetahui manajemen pengendalian
persediaan pupuk dan media tanam di gudang penyimpanan PT Trubus Mitra
Swadaya. 2). Menganalisis pengendalian persediaan pupuk dan media tanam di
gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya bedasarkan metode Economic
Order Quantity (EOQ). 3). Mengetahui implikasi manajerial dari pengendalian
persediaan pupuk dan media tanam yang dapat diterapkan di gudang penyimpanan
PT Trubus Mitra Swadaya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil
wawancara dengan para infoman sementara data sekunder merupakan hasil dari
telaah dokumen. Data sekunder yang diperoleh akan diolah dan dihitung dengan
menggunakan analisis ABC yang selanjutnya akan dihitung nilai EOQ.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan analisis
ABC terdapat empat produk yang termasuk dalam kelompok A. Implikasi
manajerial dari adanya penerapan metode EOQ pada pengendalian persediaan
pupuk dan media tanam kelompok A secara signifikan berpengaruh terhadap
keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan sebesar Rp672.907.005. Pengendalian
persediaan dengan metode EOQ dapat diterapkan dengan memperbaiki manajemen
persediaan yang selama ini diterapkan seperti mengatu pola di gudang
penyimpanan serta mengatur jadwal pemesanan sesuai dengan nilai ROP yang telah
didapatkan.
Kata kunci: persediaan, eoq, analisis abc, pupuk dan media tanam, gudang,
permintaan.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb. Puji dan syukur penulis ucapkan atas segala
karunia dan berkah yang diberikan Allah SWT, sehingga penulisan skripsi yang
berjudul “Analisis Pengendalian Persediaan Pupuk dan Media Tanam Pada
Gudang Penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya, Depok” dapat diselesaikan
dengan tepat waktu.Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW beserta keluraganya, para sahabat, dan kepada kita semua
yang mengharapkan syafa’at-nya di hari kiamat nanti.
Penulisan skrpsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pertanian pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, baik
dalam bentuk dukungan moril maupun materil. Terima kasih kepada :
1. Ibunda dan Ayahanda tercinta beserta keluarga, yang telah mendukung
penuh baik dari segi moral, pengetahuan, mupun materi sehingga penuis
selalu memiliki tekad untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta kepada
suamiku Bayu Soleman yang telah memberi semangat dan doa sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang tepat.
2. Ibu Rizki Adi Puspita Sari, M.M., selaku dosen pembimbing I atas waktu,
tenaga,bimbingan, saran, dan motivasi yang konstruktif dalam penyusunan
skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan berkah untuk ibu. Aamiin.
3. Ibu Dewi Rohma Wati, SP, M.Si., selaku dosen pembimbing II atas
bimbingan, saran, motivasi, waktu, tenaga, dan pemikiran hingga selesainya
skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan untuk ibu. Aamiin.
4. Ibu Dr. Ir. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud., selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaran serta
staf.
ix
5. Bapak Akhmad Mahbubi, SP, M.M., selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Para dosen Program Studi Agribisnis yang telah memberikan ilmu,
pengetahuam, wawasan, dan pengalamannya kepada penulis hingga
mendapat gelar Sarjana.
7. Para sahabat Muharviana, Nabila, Nhora, Ulfa, Ersa, Nanna, Nabilah
Nushalihah, Afdha,Anjani, Elin, Salsa, Nurul dan seluruh keluarga besar
Agribisnis 2016 UIN Jakarta yang telah membantu memberi saran,
masukan, semangat, dan dukungan yang sangat berharga sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
semua pihak yang membutuhkan. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Depok, 21 April 2021
Maya Noravika
x
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
1.5 Batasan Penelitian .......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6
2.1 Manajemen Persediaan Produk....................................................... 6
2.2 Persediaan Produk .......................................................................... 7
2.3 Pengelolaan Persediaan .................................................................. 11
2.4 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 20
2.5 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 24
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................................... 24
3.2 Jenis dan Sumber Data.................................................................... 24
3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................... 26
3.4 Penyajian Data ............................................................................... 34
xi
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...................................... 35
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................ 35
4.2 Visi dan Misi Perusahaan ............................................................... 38
4.3 Lokasi dan Letak Perusahaan ......................................................... 39
4.4 Struktur Perusahaan ........................................................................ 40
4.5 Lingkup Kegiatan Perusahaan ........................................................ 42
4.6 Produk PT Trubus Mitra Swadaya ................................................. 43
4.7 Fasilitas Pengendalian Persediaan Pupuk dan Media Tanam ......... 44
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 49
5.1 Manajemen Pengendalian Persediaan Pupuk dan Media Tanam ... 49
5.2 Analisis Pengendalian Persediaan Pupuk Dan Media Tanam Di
Gudang Penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya ........................... 59
5.2.1 Pengklasifikasian Jenis Pupuk dan Media Tanam Di
Gudang Penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya ............... 59
5.2.2 Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) .................... 63
5.3 Implikasi Manajerial Penerapan Pengendalian Persediaan Pupuk
dan Media Tanam Di Gudang Penyimpanan PT Trubus Mitra
Swadaya ........................................................................................... 78
BAB VI PENUTUP ...................................................................................... 85
6.1 Kesimupulan ................................................................................... 85
6.2 Saran ............................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 87
LAMPIRAN .................................................................................................. 90
xii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Kebijaksanaan Manajemen Inventori Berdasarkan Klasifikasi ABC ... 13
2. Perbandingan Teori Asumsi Klasik Terhadap Fakta Data Penelitian .. 27
3. Data Distribusi Pupuk dan Media Tanam Periode Januari –
Desember 2019 ..................................................................................... 58
4. Analisis ABC Berdasarkan Nilai Investasi Pupuk dan Media Tanam
Periode Januari – Desember 2019 ........................................................ 60
5. Kelompok A dari Analisis ABC Distribusi Pupuk dan Media Tanam
Periode Januari – Desember 2019 ........................................................ 60
6. Pemesanan Pupuk dan Media Tanam Kelompok A PT Trubus Mitra
Swadaya Periode Januari – Desember 2019 ......................................... 62
7. Biaya ATK dalam Pemesanan Setiap Bulan Gudang Penyimpanan
PT Trubus Mitra Swadaya ................................................................... 66
8. Total Biaya Pemesanan Pupuk dan Media Tanam Perbulan
Berdasarkan Jenis Produk di Gudang Penyimpanan PT Trubus Mitra
Swadaya ................................................................................................ 67
9. Biaya Penyimpanan Pupuk dan Media Tanam Kelompok A di
Gudang Penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya ............................... 68
10. Perhitungan EOQ dan Frekuensi Pemesanan Pupuk dan Media
Tanam Kelompok A .............................................................................
11. Nilai Safety Stock Pupuk dan Media Tanam Kelompok A di Gudang
Penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya ............................................. 69
12. Nilai Persediaan Maksimum Pupuk dan Media Tanam Kelompok A
Di Gudang Penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya........................... 72
13. Perbandingan TIC Pupuk dan Media Tanam Kelompok A menurut
Kebijakan Perusahaan (Metode Konvensional) dengan TIC menurut
Metode EOQ pada Gudang Penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya
Tahun 2019 ........................................................................................... 76
xiii
14. Perbandingan Hasil Metode Konvensional Perusahaan dan Hasil
Metode EOQ Pada Pengendalian Persediaan Pupuk dan Media
Tanam Kelompok A Gudang Penyimpanan ......................................... 79
xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 23
2. Gudang penyimpanan ........................................................................... 43
3. Denah Gudang Penyimpanan ............................................................... 44
4. Pick Up Box PT Mitra Swadaya ........................................................... 45
5. Alur Koordinasi Permintaan Pupuk dan Media Tanam ........................ 49
6. Alur Koordinasi Distribusi Pupuk dan Media Tanam .......................... 50
7. Alur Proses Persediaan Pupuk dan Media Tanam ................................ 51
8. Bukti Permintaan Produk Reguler ........................................................ 52
9. Daftar Permintaan Pupuk dan Media Tanam........................................ 53
10. Alur Proses Distribusi Produk .............................................................. 55
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Perhitungan Nilai Analisis ABC Pupuk dan Media Tanam Gudang
Penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya ............................................. 88
2. Perhitungan Standar Deviasi Distribusi Media Tanam Trubus ............ 89
3. Perhitungan Standar Deviasi Distribusi Kompos Kambing Trubus ..... 90
4. Perhitungan Standar Deviasi Distribusi Kompos Best Compost .......... 91
5. Perhitungan Standar Deviasi Distribusi Kompos Sapi Trubus ............. 92
6. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 93
7. Struktur Organisasi PT Trubus Mitra Swadaya .................................... 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian saat ini tidak hanya digeluti oleh masyarakat pedesaan tapi
juga telah merambah pada masyarakat perkotaan yang lebih dikenal dengan “urban
farming”. Pertanian perkotaan sangat erat hubungannya dengan pertanian organik,
hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat perkotaan tentang pola hidup sehat yang
sangat tinggi. Berdasarkan data perkembangan konsumsi produk organik pada
tahun 2019 menunjukkan bahwa konsumen produk organik di Indonesia masih
didominasi oleh konsumen yang berada di wilayah perkotaan seperti DKI Jakarta
dengan tingkat konsumsi produk organik sebesar 32%, Jawa Barat sebesar 21%, DI
Yogyakarta 11%, dan Jawa Tengah 7% (SPOI,2019). Hal tersebut juga ditunjang
dengan luas lahan organik Indonesia pada tahun 2018 meningkat cukup tinggi
dibandingkan pada tahun 2017 yaitu sebesar 208.042,06 hektar menjadi 251.630,98
hektar (SPOI, 2019).
Pertanian organik didasari pada pengurangan pemakaian pupuk kimia dan
pestisida sintetis. Pupuk kimia yang dikurangi biasanya diganti dengan penggunaan
pupuk organik. Salah satu perusahaan yang menjual produk pupuk organik di
daerah perkotaan adalah PT Trubus Mitra Swadaya. PT Trubus Mitra Swadaya
menyediakan berbagai jenis pupuk organik dan media tanam dari bahan organik.
Namun PT Trubus Mitra Swadaya yang saat ini yang telah memiliki 31 toko yang
tersebar dibeberapa kota di Indonesia masih ditopang oleh satu gudang utama yang
terletak di Mekarsari, Depok.
2
Permintaan pupuk dan media tanam setiap tahun terus mengalami
peningkatan sebagai contoh permintaan pupuk kambing pada tahun 2018 sebesar
4.736 karung meningkat menjadi 5.316 karung pada tahun 2019. Sementara
kapasitas gudang penyimpanan sebagai gudang yang khusus menyimpan pupuk dan
media tanam organik yang memiliki luas 150 𝑚2 hanya mampu menampung
produk untuk satu bulan permintaan toko sehingga PT Trubus Mitra Swadaya selalu
melakukan pemesanan ulang yang menyebabkan biaya pemesanan dan biaya
distribusi yang dikeluarkan semakin besar.
Permintaan toko merupakan acuan untuk perusahaan dalam mengadakan
persediaan produk di gudang, agar tidak ada produk yang tertinggal lama atau tidak
terjual. Namun pada kenyataannya, masih terdapat produk-produk yang tidak
terjual di toko sehingga tersimpan di gudang dalam waktu yang lama. Selain itu,
dalam melakukan pemesanan produk kepada supplier PT Trubus Mitra Swadaya
selalu mengandalkan perkiraan secara random (acak) berdasarkan perkiraan dari
pegawai/penanggung jawab gudang. Hal ini tentu akan memberikan kerugian baik
secara financial ataupun secara fisik jika produk yang dipesan melebihi permintaan
konsumen, yang mana tempat yang terpakai bisa digunakan untuk produk-produk
lain yang perputaran penjualannya lebih cepat.
Manajemen Persediaan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasana penentuan kebutuhan produk
sedemikian rupa sehingga kebutuhan terhadap penjualan dan investasi persediaan
dapat dilakukan secara optimal (Purwoko dan Lusiana, 2018). Bagi perusahaan
yang bergerak dibidang pemasaran, persediaan dianggap menjadi faktor utama
3
yang dapat menjamin keberlangsungan suatu usaha. Ketika perusahaan tidak
dapat menyediakan produk yang diinginkan oleh konsumen, hal ini akan
menyebabkan konsumen beralih ke perusahaan lain yang sejenis. Selain itu,
persediaan juga tergantung dari ketersediaan produk dari supplier, ketika suatu
perusahaan tidak dapat menjalin hubungan yang baik dengan supplier maka tidak
menutup kemungkinan supplier akan mengalihkan produknya ke perusahaan lain
sehingga hal ini menyebabkan perusahaan kesulitan untuk mendapatkan produk
yang diinginkan oleh konsumen.
Salah satu model persediaan yang paling banyak digunakan adalah model
kuantitas pesanan ekonomis (EOQ). Metode EOQ berusaha mencapai tingkat
persediaan seminimum mungkin, biaya rendah dan mutu yang lebih baik.
Perencanaan persediaan menggunakan metode EOQ dalam suatu perusahaan
mampu meminimalisasi terjadinya out of stock sehingga mampu menghemat
biaya persediaan dan penyimpanan (Andira, 2016).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
permasalahan yang menjadi bahan penelitian adalah:
1. Bagaimana manajemen pengendalian persediaan pupuk dan media tanam
yang telah diterapkan di gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya?
2. Bagaimana pengendalian persediaan pupuk dan media tanam di gudang
penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya berdasarkan metode Economic
Order Quantity (EOQ)?
4
3. Bagaimana implikasi manajerial dari pengendalian persediaan pupuk dan
media tanam yang dapat diterapkan di gudang penyimpanan PT Trubus Mitra
Swadaya?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka dengan
demikian penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui manajemen pengendalian persediaan pupuk dan media tanam di
gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya.
2. Menganalisis pengendalian persediaan pupuk dan media tanam di gudang
penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya berdasarkan metode Economic
Order Quantity (EOQ).
3. Mengetahui implikasi manajerial dari pengendalian persediaan pupuk dan
media tanam yang dapat diterapkan di gudang penyimpanan PT Trubus Mitra
Swadaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain:
1. Bagi penulis, dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama
perkuliahan untuk dapat menerapkannya di lapangan.
2. Bagi perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
pertimbangan dan masukan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan
optimalisasi persediaan.
5
3. Bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai pengendalian persediaan.
1.5 Batasan Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah yang dihadapi oleh PT
Trubus Mitra Swadaya dalam kaitannya dengan sistem persediaan produk, maka
penulis akan membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Persediaan yang dikaji adalah produk pada gudang penyimpanan di PT
Trubus Mitra Swadaya.
2. Data yang diperlukan berupa data sekunder selama tahun 2019 dan
seluruhnya bersumber pada data di PT Trubus Mitra Swadaya.
3. Perhitungan produk pada analisis ABC yang dianalisis adalah produk yang
tersedia di gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya.
4. Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) hanya pada produk yang
tergolong kedalam kelompok A pada analisis ABC.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Persediaan Produk
Manajemen Persediaan merupakan sistem-sistem untuk mengelola
persediaan. Tujuan manajemen persediaan adalah untuk menentukan keseimbangan
antara investasi persediaan dengan pelayanan (permintaan) konsumen (Heizer &
Render, 2010). Tujuan organisasi/perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen dengan tepat, adapun fungsi-fungsi manajemen (Kayo,
2007) adalah sebagai berikut:
1. Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah pengambilan keputusan yang merupakan proses awal
yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya
(Usman, 2013). Suatu perencanaan adalah aktivitas integrative yang berusaha
memaksimumkan efektivitas seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu sistem,
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Siswanto, 2007).
2. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu proses mendistribusikan pekerjaan dan tugas-
tugas serta mengkoordinasikannya untuk mencapai tujuan organisasi. Manullang
berperndapat bahwa pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas yang akan
dilakukan atau pendistribusian tugas dan fungsi kepada setiap individu yang ada
dalam organisasi (Torang, 2013).
7
3. Actuating (Pergerakan)
Actuating adalah seluruh proses pemberian motivasi kerja kepada para
bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mampu bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. Actuating merupakan
fungsi manajemen secara langsung berusaha merealisasikan keinginan-keinginan
organisasi, sehingga dalam aktivitasnya senantiasa berhubungan dengan metode
dan kebijaksanaan dalam mengatur dan mendorong orang agar bersedia melakukan
tindakan yang diinginkan oleh organisasi tersebut (Munir, 2006).
4. Controlling (Pengendalian)
Controlling adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk
menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan
(Handoko, 2011). Menurut Manullang (Handoko, 2011) fungsi pengawasan
bertujuan untuk mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan
koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat di arahkan agar dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.2 Persediaan Produk
Persediaan produk tidak hanya melihat dari sisi ketersediaan produk di
gudang, tetapi juga memperhatikan aspek lainnya meliputi definisi persediaan,
tujuan dan fungsi dari persediaan, metode penilaian serta biaya yang dikeluarkan
untuk melakukan aktivitas persediaan produk. Berikut dijelaskan beberapa aspek
persediaan:
8
2.2.1 Pengertian Persediaan
Persediaan (Inventory) merupakan sumber daya ekonomi fisik yang perlu
diadakan dan dilakukan pemeliharaan untuk menunjang kelancaran produksi baik
berupa bahan baku (raw material), produk jadi (finish product), komoponen rakitan
(component), bahan penolong (substance material), dan produk sedang dalam
proses pengerjaan (working in process inventory) (Haming dkk., 2017). Menurut
Herjanto (2008), persediaan adalah bahan atau produk yang disimpan yang akan
digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam
proses produksi atau perakitan. Persediaan bisa berupa bahan mentah, bahan
pembantu, bahan dalam proses, produk jadi, ataupun suku cadang. Sementara
persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi produk-produk milik perusahaan
dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode, atau persediaan produk dalam
suatu proses atau persediaan bahan baku yang akan diproses (Akhmad, 2018).
2.2.2 Tujuan Persediaan
Persediaan yang terlalu berlebihan akan merugikan perusahaan karena lebih
banyak modal tertanam, pemakaian ruang yang kurang efisien dan banyaknya biaya
yang timbul akibat persediaan yang berlebihan tersebut, sebaliknya persediaan yang
terlalu sedikit akan merugikan perusahaan karena dapat mengganggu kelancaran
kegiatan perusahaan terutama dalam memenuhi permintaan konsumen
(Yulihartika, 2015), oleh sebab itu menurut Akhmad (2018) tujuan dari persediaan
yaitu:
9
a. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat
mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi
b. Menjaga agar pembentukan persediaan perusahaan tidak berlebih, sehingga
biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar.
c. Menjaga agar pembelian dalam jumlah kecil dapat dihindari karena akan
berakibat tingginya biaya pemesanan.
2.2.3 Biaya Persediaan
Menurut Assauri (2016) unsur-unsur biaya yang terdapat dalam persediaan
dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu:
a. Biaya Pemesanan (ordering cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan
berkenaan dengan pemesanan produk atau bahan dari penjual, sejak dari
pesanan dibuat dan dikirim ke penjual, sampai produk-produk tersebut dikirim
dan diserahkan serta diinspeksi di gudang atau daerah pengolahan.
b. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (inventory carrying costs) adalah
biaya-biaya yang diperlukan berkenaan dengan adanya persediaan yang
meliputi seluruh pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat
adanya jumlah persediaan.
c. Biaya kekurangan persediaan (out of stock costs) adalah biaya-biaya yang
timbul sebagai akibat terjadinya persediaan yang lebih kecil dari jumlah yang
diperlukan, seperti kerugian atau biaya-biaya tambahan yang diperlukan karena
pelanggan meminta atau memesan suatu produk sedangkan produk atau bahan
yang dibutuhkan tidak tersedia.
10
d. Biaya-biaya yang berhubungan dengan kapasitas (capacity associated costs)
adalah biaya-biaya yang terdiri atas biaya kerja lembur, biaya latihan, biaya
pemberhentian kerja, dan biaya-biaya pengangguran. Biaya ini terjadi karena
adanya penambahan atau pengurangan kapasitas, atau bila terlalu banyak atau
terlalu sedikitnya kapasitas yang digunakan pada suatu waktu tertentu.
2.2.4 Model Pengendalian Persediaan
Menurut Haming dan Nurjamuddin (2007), ada dua macam pendekatan utama
dalam pengendalian persediaan, yaitu pemesanan dengan jumlah yang tetap (Fixed
Order Quantity System) dan sistem pemesanan dengan periode waktu yang tetap
(Fixed-time Period Reordering System). Perbedaan dari kedua model tersebut
adalah acuan yang dipakai dalam menentukan pemesanan kembali. Model pertama,
FOQS (berbasis kuantitas) menetapkan jadwal pemesanan kembali setelah unit
sediaan yang tersisa dalam perusahaan sudah mencapai jumlah tertentu yang
ditetapkan, dan unit yang dipesan tetap jumlahnya. Pada model yang kedua, FTPRS
(berbasis periode waktu) pemesanan sediaan dilakukan pada titik waktu tertentu
yang sudah dispesifikasi dan unit yang dipesan disesuaikan dengan kebutuhan pada
titik waktu tersebut.
Assauri (2016) mengatakan bahwa tujuan dari pengendalian persediaan yaitu
sebagai usaha untuk :
1. Menjaga agar perusahaan tidak kehabisan persediaan sehingga produksi
terhenti.
2. Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau
berlebihan, sehingga biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar.
11
3. Menjaga agar pembelian secara kecil dapat dihindari karena akan berakibat
biaya pemesanan yang dikeluarkan menjadi besar.
2.3 Pengelolaan Persediaan
Pengelolaan persediaan dapat dilakukan dengan berbagai metode analisis
diantaranya dapat menggunakan metode analisis ABC, metode economic order
quantity (EOQ), metode reorder point (ROP), dan total inventory cost (TIC).
Berikut penjelasan alat analisis pengelolaan persediaan :
2.3.1 Analisis ABC
Menurut Heizer dan Render (2010), analisis ABC merupakan sebuah metode
untuk membagi persediaan yang ada menjadi tiga klasifikasi berdasarkan volume
dolar tahunan. Analisis ABC menggunakan menggunakan aplikasi persediaan dari
prinsip pareto. Prinsip pareto menyatakan terdapat sedikit hal yang kritis dan
banyak hal yang sepele. Maksudnya adalah dengan membuat kebijakan-kebijakan
yang memfokuskan persediaan pada bagian-bagian persediaan kritis yang sedikit
dan tidak pada yang sepele.
Menurut Schroeder (2010), klasifikasi analisis ABC adalah sebagai berikut:
1. Kelompok A merupakan produk-produk yang memberikan nilai yang tinggi.
Walaupun kelompok A hanya diwakili oleh 20% dari jumlah persediaan yang
ada tetapi nilai yang diberikan adalah sebesar 80%.
2. Kelompok B merupakan produk-produk yang memberikan nilai sedang.
Kelompok persediaan kelompok B diwakili oleh 30% dari jumlah persediaan
dan nilai yang dihasilkan adalah sebesar 15%.
12
3. Kelompok C merupakan produk-produk yang memberikan nilai yang rendah.
Kelompok persediaan kelompok C diwakili oleh 50% dari total persediaan
yang ada dan nilai yang dihasilkan adalah sebesar 5%.
Metode analisis ABC berguna untuk memfokuskan perhatian manajemen
untuk penentuan jenis produk yang paling penting dan perlu diprioritaskan dalam
persediaan. Hasil analisis ABC yang harus diterapkan dalam menejemen
persediaan, antara lain (Heizer dan Render, 2010):
1. Perencanaan kelompok A harus mendapat perhatian lebih besar daripada item
yang lain.
2. Kelompok A harus dilakukan control fisik yang lebih ketat dibandingkan
dengan kelompok B dan C, pencatatan harus kebih akurat serta frekuensi
pemeriksaan lebih sering.
3. Pemasok juga harus lebih memperhatikan kelompok A agar jangan terjadi
keterlambatan pengiriman.
4. Cycle counting, merupakan verifikasi melalui internal audit terhadap record
yang ada, dilaksanakan lebih sering untuk kelompok A, yaitu 1 bulan 1 kali,
untuk kelompok B tiap 4 bulan, sedangkan kelompok C tiap 6 bulan.
Setelah item-item inventori dikelompokkan ke dalam kelompok A, B, dan C.
selanjutnya pihak manajemen perusahaan perlu memfokuskan perhatian pada item-
item kelompok A dengan merumuskan kebijaksanaan perencanaan dan
pengendalian produk kelompok A. Pihak manajemen perusahaan juga dapat
memanfaatkan klasifikasi ABC untuk merumuskan sistem manajemen inventori
produk, seperti ditunjukkan dalam tabel (Ganzpersz, 2006).
13
Tabel 1.Kebijaksanaan Manajemen Inventori Berdasarkan Klasifikasi ABC
Deskripsi Item
Kelompok A
Item
Kelompok B
Item
Kelompok C
Fokus Perhatian Manajemen Utama Normal Cukup
Pengendalian (Kontrol) Ketat Normal Longgar
Stok Pengaman Sedikit Normal Cukup
Akurasi Peramalan Kebutuhan Tinggi Normal Cukup
Perhitungan Inventori 1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan Sumber : Ganzpersz (2006)
2.3.2 Economic Order Quantity (EOQ)
Economic Order Quantity (EOQ) adalah sejumlah persediaan produk yang
dapat dipesan pada suatu periode untuk tujuan meminimalkan biaya dari persediaan
produk tersebut (Sabarguna, 2004). Menurut Heizer dan Render (2010), model
EOQ adalah suatu teknik control persediaan tertua dan paling dikenal/teknik ini
relative mudah digunakan. Model persediaan dengan metode EOQ menggunakan
beberapa asumsi-asumsi sebagai berikut (Nasution, 2006):
a. Hanya satu item (produk) yang diperhitungkan.
b. Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui (tertentu).
c. Produk yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia (instaneously) atau
tingkat produksi (production rate) produk yang dipesan berlimpah (tak
terhingga).
d. Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstan.
e. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat
digunakan.
f. Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan
(shortage).
g. Tidak ada diskon untuk jumlah pembelian yang banyak.
14
Tujuan dari model ini adalah untuk menentukan jumlah ekonomis setiap kali
pemesanan (EOQ) sehingga meminimalisasi biaya total persediaan (Nasution,
2006), di mana biaya total persediaan sama dengan ordering cost ditambah holding
cost ditambah purchasing cost.
Menurut Haming dan Nurnajamuddin (2007) persediaan optimum akan
dicapai pada titik keseimbangan antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan.
Secara matematis, keseimbangan tersebut dapat dirumuskan melalui persamaan
berikut.
𝐷
𝑄 (𝑆) =
𝑄
2(𝐻) 𝑆𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 2𝐷𝑆 = 𝑄2𝐻
𝑄2 = 2𝐷𝑆
𝐻 𝑑𝑎𝑛 𝑄𝑜𝑝𝑡 = √
2𝐷𝑆
𝐻
Dengan:
D = Jumlah kebutuhan produk selama satu periode (misalnya: 1 tahun)
S = Biaya pesanan per order
H = Biaya unit penyimpanan per periode
Q = Unit dipesan per order
Menurut Aminuddin (2005) terdapat beberapa jenis model Economic Order
Quantity (EOQ) yang dilihat dari ketersediaan atau keterpenuhan parameter-
parameter yang diasumsikan. Adapun jenis model EOQ yang parameternya
diasumsikan diketahui secara pasti (deterministik) yaitu:
1. Model EOQ Klasik (Sederhana)
Asumsi-asumsi dasar dari model ini adalah:
a) Produk yang dipesan dan disimpan hanya produk sejenis (homogen)
15
b) Permintaan per periode diketahui dan konstan
c) Ordering cost konstan
d) Holding cost berdasarkan rata-rata persediaan
e) Harga per unit produk konstan
f) Produk yang dipesan segera tersedia (tidak diijinkan back order)
Sehingga untuk mengetahui total annual cost dari model ini dapat digunakan
rumus:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 = 𝑜𝑟𝑑𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑜𝑠𝑡 + 𝐻𝑜𝑙𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑜𝑠𝑡 + 𝑝𝑟𝑜𝑐𝑢𝑟𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡
Dalam model persediaan ini akan dicari berapa jumlah pemesanan (Q)
sehingga total annual cost mencapai minimum. Pada dasarnya model EOQ Klasik
terdiri dari dua permasalahan utama yaitu seberapa besar jumlah pesanan produk
dan berapa jumlah pesanan yang tidak dapat dipenuhi. Variabel tersebut dapat pula
diganti dengan jumlah persediaan maksimum yang ada setelah pengiriman (Bjork,
2009).
2. Model EOQ Back Order
Pada pengendalian persediaan dengan model sederhana, diasumsikan tidak
ada back order, artinya pelanggan akan mencari tempat lain untuk mendapatkan
produknya jika produk yang dibeli tidak tersedia atau stok habis. Apabila pelanggan
bersedia untuk menunggu pesanan yang sudah habis, maka pesanan untuk diambil
kemudian oleh pelanggan disebut back order. Tujuan dari model persediaan ini
adalah menentukan besar Q dan S yang dapat meminimumkan total biaya yang
relevan. Setiap siklus ditunjukkan oleh dua segitiga yang menunjukkan ada dua
tahap.
16
Tahap pertama adalah di mana permintaan pembeli dapat dipenuhi dengan on
hand inventory. Tahap ini diwakili oleh segitiga besar (tinggi S). Apabila
permintaan produk dalam setahun sebesar A, maka periode waktu setiap tahap
pertama pada setiap siklus adalah S/A tahun.
Tahap kedua adalah tahap dimana on hand inventory sudah nol dan pembeli
harus memesan untuk dapat diambil setelah tersedia kemudian. Tahap ini
digambarkan sebagai segitiga kecil dengan tinggi Q – S. Nilai ini menunjukkan
jumlah produk yang dipesan oleh pembeli tetapi tidak dapat segera dipenuhi. Waktu
yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan tersebut adalah (Q – S)/A tahun.
Sebagai beban (dalam hal ini kerugian) atas ketidakmampuan perusahaan
menyediakan produk yang diminta, maka ada biaya yang timbul yang dikenal
dengan istilah Shortage cost. Seperti halnya holding cost, shortage cost ini
tergantung pada banyaknya produk yang diminta (tetapi tidak tersedia) dan lamanya
permintaan tersebut baru dapat dipenuhi. Secara matematis Total annual relevant
cost dapat ditulis sebagai:
𝑇𝐶 = 𝑜𝑟𝑑𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑜𝑠𝑡 + ℎ𝑜𝑙𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑜𝑠𝑡 + 𝑠ℎ𝑜𝑟𝑡𝑎𝑔𝑒 𝑐𝑜𝑠𝑡
3. Model EOQ Fixed Production Rate
Pada model ini harus dikaitkan dengan tingkat produksi dari perusahaan
pemasok produk atau produsen. Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi pada
penggunaan model ini adalah:
a) Tingkat permintaan konstan
b) Tingkat produksi dari pemasok konstan
c) Tingkat produksi lebih besar dari tingkat permintaan per tahun
17
d) Lead time konstan
e) Tidak diijinkan adanya back order
4. Model EOQ Quantity Discount
Model ini didasari oleh adanya kemungkinan potongan kuantitas atau harga
per unit produk bila perusahaan membeli dalam kuantitas persediaan yang lebih
besar. Jika holding cost merupakan persentase dari harga yakni h = i.c, maka
prosedur penentuan EOQ adalah sebagai berikut:
a) Untuk setiap potongan harga hitung EOQ-nya
b) Jika EOQ diluar jangkauan pada tiap potongan harga maka sesuaikan nilai
EOQ (naikkan pada kuantitas terendah sehingga feasible).
c) Hitungan total cost tiap EOQ (setelah disesuaikan)
d) Pilih EOQ yang menghasilkan total cost terendah.
2.3.3 Safety Stock
Persediaan Pengaman (Safety Stock) menurut Ristono (2013) adalah
persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan
dan penyediaan, apabila persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi
ketidakpastian tersebut, akan terjadi kekurangan persediaan (stock out). Sedangkan
menurut Assauri (2016) yaitu persediaan tambahan yang diadakan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan terjadi kekurangan bahan. Akibat
pengadaan persediaan pengaman terhadap biaya perusahaan adalah mengurangi
kerugian yang timbul karena terjadinya “stock out”, akan tetapi sebaliknya akan
menambah besarnya “carrying cost”. Oleh karena itu pengadaan persediaan
pengaman oleh perusahaan dimaksudkan untuk mengurangi kerugian yang
18
ditimbulkan karena terjadinya stock out, tetapi juga pada saat itu diusahakan agar
carrying cost serendah mungkin.
Faktor-faktor yang menentukan besarnya safety cost menurut Assauri (2016)
yaitu:
1. Penggunaan bahan baku rata-rata
Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama
periode tertentu, khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan
bahan baku pada masa sebelumnya. Hal ini perlu diperhatikan karena setelah kita
mengadakan pesanan penggantian, maka pemenuhan kebutuhan atau permintaan
dari pelanggan biasanya turun naik dan tidak dapat diramalkan dengan penuh
keyakinan.
2. Faktor waktu atau Lead Time
Didalam pengisian kembali persediaan terdapat suatu perbedaan waktu yang
cukup lama antara saat mengadakan pesanan untuk menggantikan atau pengisian
kembali persediaan dengan saat penerimaan produk-produk yang dipesan tersebut
diterima dan dimasukkan ke dalam persediaan. Seperti yang telah dibahas
sebelumnya, lead time merupakan lamanya waktu antara mulai melakukannya
pemesanan bahan-bahan yang dipesang tersebut dan diterima digudang persediaan.
Jika perusahaan ingin menjaga agar kemungkinan terjadinya kekurangan
persediaan hanya 5%, maka service level (SL) = 95%. Dengan menggunakan tabel
distribusi normal Z pada daerah dibawah kurva normal 95% dapat diperoleh yaitu
sebesar 1,645. Dengan menggunakan formula safety stock besarnya persediaan
19
pengaman dapat dihitung dengan rumus safety stock sama dengan standar deviasi
normal dikali dengan standar deviasi produk persediaan.
2.3.4 Maximum Inventory dan Reorder Point (ROP)
Perhitungan Maximum Inventory bertujuan untuk menghindari terjadinya
kekurangan atau kelebihan persediaan, karena kedua hal tersebut dapat
mengganggu proses produksi ataupun distribusi dan dapat berdampak pada
kerugian perusahaan (Wardhani, 2015).
Tingkat Pemesanan Ulang (ROP) adalah tingkat (titik) persediaan dimana
ketika persediaan mencapai titik tersebut, pemesanan harus dilakukan kembali
(Heizer dan Render, 2010). Dalam ROP terjawab pertanyaan kapan seharusnya
pemesanan dilakukan, ROP merupakan fungsi dari EOQ, waktu tunggu, dan tingkat
di mana persediaan sudah habis. Dapat dikatakan ROP adalah saat persediaan
mencapai titik di mana perlu dilakukan pemesanan kembali sehingga pesanan tiba
ketika unit terakhir dari persediaan terjual (Sakkung dan Sinuraya, 2011). Sehingga
persamaan tingkat pemesanan ulang (ROP) menurut Heizer dan Render (2010)
adalah permintaan rata-rata (d) dikalikan dengan waktu tunggu untuk pesanan baru
dalam hari (L).
Persamaan untuk ROP ini mengansumsikan bahwa permintaan selama waktu
tunggu dan waktu tunggu itu sendiri adalah konstan. Ketika kasusnya tidak seperti
ini, persediaan pengaman (persediaan tambahan) harus ditambahkan ke dalam
persamaan. Sehingga bentuk persamaannya menjadi (Heizer dan Render, 2010):
𝑅𝑂𝑃 = 𝑑 ∙ 𝐿 + 𝑠𝑠
20
Reorder Point (ROP) digunakan untuk memonitor produk persediaan,
sehingga pada saat melakukan pemesanan produk kembali produk yang dipesan
akan datang tepat waktu (Wijaya et al., 2013).
2.4 Penelitian Terdahulu
Hanif (2017) melakukan penelitian mengenai perencanaan dan pengendalian
persediaan produk jadi menggunakan metode EOQ berdasarkan exponential
smoothing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan melakukan pengendalian
persediaan bahan baku import tahun 2016 dengan metode EOQ dan Exponential
Smoothing di PT. XYZ dapat menghasilkan penghematan biaya (Reduce Cost)
hingga mencapai 91% dibandingkan sistem persediaan yang diterapkan perusahaan
saat ini yaitu sebesar Rp18.114.839,-. Metode Exponential Smoothing dengan α =
0,5 digunakan untuk melakukan peramalan dengan tingkat demand yang fluktuatif
dan selanjutnya dilakukan pengendalian persediaan bahan baku dengan
menggunakan metode EOQ untuk mengetahui jumlah pemesanan optimal, safety
Stock, Reorder Point dan frekuensi pemesanan sehingga dapat meminimalkan total
inventory cost.
Maulana (2015) melakukan penelitian mengenai efisiensi persediaan bahan
baku susu sapi murni dengan menggunakan metode Economic Order Quantity pada
soto sedeep. Masalah dalam penelitian tersebut adalah kebijakan pengendalian
persediaan bahan baku menurut Soto Sedeep dinilai kurang efektif karena terdapat
kelebihan bahan baku yang tersedia dibandingkan dengan penggunaannya selama
1 periode tahun, sedangkan pengendalian bahan baku menggunakan analisis EOQ
lebih efisien. Hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan biaya persediaan sebesar
21
Rp2.789.709. dengan frekuensi pembelian sebanyak 365 kali. Selisih bahan baku
yang digunakan selama tahun 2014 dengan nilai dari analisis EOQ yang diperoleh
adalah 4.074,7 liter. Sementara selisih biaya pembelian bahan baku yang diperoleh
setelah menggunakan analisis EOQ sebesar Rp10.712.100.
Ajeng (2011) melakukan penelitian mengenai peramalan penjualan untuk
perencanaan pengadaan persediaan buah durian di Rumah Durian Harum Bintaro,
Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan peramalan penjualan
buah durian Rumah Durian Harum satu tahun kedepan serta merekomendasikan
alternatif pengendalian persediaan buah durian yang optimal berdasarkan hasil
ramalan. Metode yang digunakan untuk mendapatkan hasil peramalan penjualan
buah durian menggunakan metode time series sedangkan perencanaan pengadaan
persediaan buah durian menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ)
dan Safety Stock (SS).
Penggunaan metode peramalan yang terdiri atas metode double moving
average, metode double eksponensial smoothing, metode dekomposisi, metode
indeks musiman dan metode winter’s. Metode peramalan time series yang dipilih
adalah metode peramalan yang memiliki MSE (mean standar error) terkecil.
Sementara perencanaan pengadaan persediaan buah durian menggunakan EOQ
menghasilkan untuk buah durian medan sebesar 203,79 kg dengan frekuensi
pemesanan 122 kali, buah durian monthong Thailand 158, 83 kg dengan frekuensi
pemesanan 95 kali dan durian frozen 227,71 kg dengan frekuensi pemesanan 137
kali.
22
2.5 Kerangka Pemikiran
PT Trubus Mitra Swadaya merupakan perusahaan retail yang bergerak pada
bidang pemasaran produk pertanian, salah satu produk yang memiliki permintaan
tertinggi adalah pupuk dan media tanam. Pupuk dan media tanam adalah produk
pertanian yang disimpan di gudang penyimpanan yang memiliki luas 150 𝑚2 dan
digunakan untuk menampung persediaan pupuk dan media tanam untuk 31 Toko
Trubus yang tersebar di kota-kota besar Indonesia.
Pemesanan pupuk dan media tanam dilakukan dengan cara konvensional
perusahaan yaitu berdasarkan permintaan bulanan masing-masing toko dan
berdasarkan perkiraan dari penanggung jawab gudang penyimpanan. Hal tersebut
berakibat adanya produk yang tersimpan lama di gudang serta terjadi jumlah
frekuensi pemesanan yang tinggi yang menyebabkan besarnya biaya pemesanan
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu menggunakan metode analisis ABC
digunakan untuk menentukan kelompok persediaan pupuk dan media tanam
berdasarkan kelompok A, B, dan C, sehingga akan diketahui jenis pupuk dan media
tanam yang menjadi prioritas untuk dikendalikan. Setelah pupuk dan media tanam
dibagi kedalam kelompok A, B, dan C selanjutnya akan dilakukan pengendalian
persediaan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder
Point (ROP). Kemudian selanjutnya dengan selisih total biaya persediaan (TIC)
yang dikeluarkan melalui metode konvensional dan metode EOQ dapat ditentukan
metode persediaan pupuk dan media tanam kelompok A yang paling efisien untuk
PT Trubus Mitra Swadaya.
23
PT Trubus Mitra
Swadaya
- Biaya Pemesanan
- Biaya Penyimpanan
Penentuan
produk
kelompok A
dengan metode
analisis ABC
Permintaan Produk Biaya Persediaan
Analisis Pengendalian
Persediaan
Jenis Pupuk dan
Media Tanam
Kelompok A
- Perhitungan EOQ
- Perhitungan Safety
Stock
- Perhitungan
Maximum Inventory
- Perhitungan ROP
- Perhitungan Total
Inventory Cost Pengendalian Persediaan
yang Optimal
Manajemen Persediaan Gudang penyimpanan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT Trubus Mitra Swadaya mulai bulan Juni 2020.
Lokasi pelaksanaan bertempat di gudang penyimpanan produk PT Trubus Mitra
Swadaya yang beralamat di Jl. Kp. Tipar Tengah No. KM. 30, Mekarsari, Kec.
Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat 16452. Lokasi penelitian ini dipilih
berdasarkan pertimbangan bahwa perusahaan ini memiliki potensi yang besar
kedepannya dalam pemasaran produk input pertanian yang dibuktikan dengan
semakin banyaknya cabang toko yang dibuka hingga akhir 2019 lalu dengan total
toko sebanyak 31 cabang namun hanya ditopang oleh satu gudang pusat. Selain itu
adanya transparansi data-data yang dapat memudahkan peneliti dalam
mengumpulkan data informasi yang diperlukan.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan mengolah
data kedalam sebuah rumus matematis. Data yang dikumpulkan berupa data primer
dan data sekunder. Data Primer merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil
wawancara dengan para informan sementara data sekunder merupakan hasil dari
telaah dokumen untuk mendapatkan data nama-nama produk, harga produk dan
jumlah pemesanan produk di gudang penyimpanan. Data sekunder yang diperoleh
akan diolah dan dihitung dengan menggunakan analisis ABC yang selanjutnya akan
dihitung nilai EOQ.
25
3.2.1 Informan Penelitian
Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui persoalan atau
permasalahan penelitian yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat,
dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan, atau data-data yang dapat
membantu dalam memahami persoalan penelitian. Penentuan informan
menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu penentuan informan tidak
didasakan atas strata, kedudukan, pedoman, atau wilayah tetapi berdasarkan pada
adanya tujuan dan pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan dengan
permasalahan penelitian (Sugiono, 2011).
Informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu (Bagong, 2005):
1. Informan kunci (key informan) merupakan mereka yang mengetahui dan
memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
2. Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti.
3. Informan tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
Informan pada penelitian ini antara lain yaitu Kepala Gudang,
Penanggungjawab Gudang penyimpanan, Supervisor Keuangan, dan Staff
Adiministrasi Gudang selaku informan kunci. Informan pada penelitian ini
dibutuhkan untuk mendapatkan informasi lebih rinci dan untuk memvalidasi data-
data yang telah didapatkan oleh peneliti terkait pengendalian persediaan pupuk dan
26
media tanam di PT Trubus Mitra Swadaya. Adapun rincian tugas dari masing-
masing informan yaitu:
1. Kepala Gudang yaitu Deni Irawan, S.I, bertanggungjawab untuk mengawasi
dan mengontrol operasional barang yang masuk dan keluar dari seluruh
gudang yaitu gudang penyimpanan, gudang barang jadi dan gudang tanaman.
2. Penanggungjawab Gudang penyimpanan yaitu Nur Slamet, bertangungjawab
untuk mengecek dan mengontrol ketersediaan barang digudang
penyimpanan. Mengecek semua barang yang masuk dan keluar dari gudang
penyimpanan.
3. Supervisor Keuangan bagian pembelian yaitu Puri Handayani, S.E,
bertanggungjawab untuk melakukan pembelian barang kepada supplier.
4. Staff Administrasi Gudang yaitu Muhammad Rafi, bertugas untuk mencatat
seluruh informasi dan data terkait barang yang ada di gudang seperti data
barang yang masuk dan keluar dari gudang serta harga data barang yang akan
didistribusikan ke toko trubus.
3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Penulis melakukan analisis data menggunakan metode kuantitatif. Metode
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data yang nantinya akan diolah
menggunakan beberapa metode perhitungan untuk mendapatkan biaya persediaan
minimum pupuk dan media tanam di gudang penyimpanan. Pengolahan data
kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan alat bantu software computer berupa
program Microsoft Excel.
27
3.4.1 Metode Analisis ABC
Penelitian ini akan diawali dengan mengumpulkan dan menginput data
mengenai daftar nama produk yang ada di gudang penyimpanan, jumlah distribusi
masing-masing produk dan harga produk selama tahun 2019 dengan menggunakan
Microsoft Excel. Kemudian produk dikelompokkan berdasarkan nilai investasinya.
Nilai investasi produk dihitung dengan cara mengalikan jumlah distribusi dengan
harga masing-masing produk. Pengelompokkan produk dilakukan sebagai berikut
(Wahyuni, 2015):
4. Kelompok A dengan persentase kumulatif 0 – 80%
5. Kelompok B dengan persentase kumulatif 81 – 95%
6. Kelompok C dengan persentase kumulatif 96 – 100%
Langkah-langkah untuk mendapatkan kelompok dari pupuk dan media tanam di
gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya dapat dilihat sebagi berikut:
1. Membuat matriks jenis-jenis beserta harga dari pupuk dan media tanam yang
tersedia di gudang penyimpanan dari tahun 2019.
2. Membuat matriks data distribusi unit per bulannya jenis pupuk dan media
tanam dari tahun 2019.
3. Mengalikan harga dengan jumlah total distribusi tahunan.
4. Menyusun data nama jenis pupuk dan media tanam berdasarkan nilai
investasi tertinggi ke terendah dan menghitung nilai kumulatifnya.
5. Menghitung persentase nilai kumulatif dengan mengalikan nilai kumulatif
terhadap 100% dan membagi dengan total nilai).
28
6. Mengelompokkan jenis pupuk dan media tanam sesuai dengan persyaratan
kelompok yaitu kelompok A, B atau C.
3.4.2 Asumsi-asumsi Model EOQ Klasik
Pada penelitian ini penulis menggunakan asumsi-asumsi dasar menurut
model EOQ Klasik (Sederhana). Model tersebut dipilih berdasarkan kondisi yang
terjadi di gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya, sehingga asumsi-asumsi
yang harus dipenuhi sebelum melakukan perhitungan EOQ dapat dilihat pada tabel
2.
Tabel 2. Perbandingan Teori Asumsi Klasik Terhadap Fakta Data Penelitian
No Asumsi EOQ Klasik Data Penelitian
1 Produk yang dipesan dan disimpan hanya produk
sejenis (homogen) Sesuai
2 Permintaan per periode diketahui dan konstan Sesuai
3 Ordering cost konstan Sesuai
4 Holding cost berdasarkan rata-rata persediaan Sesuai
5 Harga per unit produk konstan Sesuai
6 Produk yang dipesan segera tersedia (tidak diijinkan
back order) Sesuai
Sumber: Aminuddin. 2015
Berdasarkan kondisi data penelitian yang ada di gudang penyimpanan PT
Trubus Mitra Swadaya setelah dicocokkan dengan teori asumsi klasik pada tabel 2.
dapat disimpulkan bahwa seluruh data telah terpenuhi. Adapun penjabaran dari
pemenuhian asumsi-asumsi klasik adalah sebagai berikut:
1. Produk yang terdapat digudang penyimpanan yang diteliti tergolong
homogen atau sejenis yaitu hanya terdapat pupuk dan media tanam organik
dengan menggunakan packing karung ukuran 35 × 55𝑐𝑚 dengan
menggunakan logo PT Trubus Mitra Swadaya pada karung packing.
29
2. Pupuk dan media tanam selalu didistribusikan ke toko - toko trubus minimal
satu kali dalam sebulan sesuai dengan permintaan toko sehingga frekuensi
permintaan pupuk dan media tanam konstan.
3. Biaya pemesanan setiap kali melakukan pemesanan pupuk dan media tanam
tergolong konstan dikarenakan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
pemesanan cenderung sama dan tugas untuk melakukan pemesanan kepada
supplier dilakukan oleh karyawan yang sama.
4. Biaya penyimpanan dan harga produk pada data penelitian tahun 2019 di
gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya tergolong konstan
dikarenakan biaya simpan diperoleh dari 20% harga produk. Sementara harga
produk di gudang penyimpanan tahun 2019 rata-rata stabil dan tetap.
5. Produk yang terdapat di gudang penyimpanan di PT Trubus Mitra Swadaya
memiliki supplier tetap sehingga permintaan ketersediaan produk bisa selalu
terpenuhi dengan tetap memiliki waktu tunggu (lead time) untuk masing-
masing produk.
Pemilihan produk untuk dilakukan perhitungan EOQ harus mengikuti
asumsi-asumsi tersebut, sehingga produk yang masuk dikelompok A akan diambil
sesuai dengan asumsi yang ada. Selain itu, perhitungan EOQ hanya dilakukan untuk
produk yang menggunakan sistem beli putus.
3.4.3. Perhitungan EOQ
Perhitungan metode EOQ dilakukan berdasarkan rumus sebagai berikut:
𝑄𝑜𝑝𝑡 = √2𝐷𝑆
𝐻 ................................................................................................. (1)
30
Dimana :
𝑄𝑜𝑝𝑡 : Jumlah pesanan ekonomis
D : Jumlah kebutuhan produk (unit/tahun)
S : Biaya pemesanan (rupiah/pesanan)
H : Biaya penyimpanan (rupiah/unit/tahun) atau (% terhadap nilai produk)
Biaya pemesanan per tahun dapat dicari dengan rumus:
= frekuensi pesanan x biaya pesanan
= 𝐷
𝑄 𝑥 𝑠 ......................................................................................... (2)
Biaya penyimpanan per tahun dapat dicari dengan rumus:
= persediaan rata-rata x biaya penyimpanan
= 𝑄
2 𝑥 𝐻 ......................................................................................... (3)
Frekuensi pemesanan per tahun dapat dicari dengan rumus:
F = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐸𝑂𝑄 ...................................................... (4)
EOQ yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah model EOQ klasik
(sederhana), sehingga asumsi-asumsi yang digunakan berdasarkan dengan asumsi
yang telah disebutkan. Adapun langkah-langkah untuk mendapatkan nilai dari EOQ
adalah dengan membuat matriks yang berisi nama produk (jenis pupuk dan media
tanam kelompok A) serta jumlah kebutuhan produk tersebut (unit/tahun), biaya
pemesanan (rupiah/tahun), dan jumlah biaya penyimpanan (rupiah/unit/tahun) pada
tahun 2019. Kemudian seluruh nilai tersebut dimasukkan kedalam rumus EOQ
(𝑄𝑜𝑝𝑡).
31
3.4.4. Persediaan Pengaman (Safety Stock)
Besarnya persediaan pengaman atau persediaan minimum dihitung dengan
rumus (Assauri, 2016):
SS = Z.σ .................................................................................................... (5)
Dimana :
Z : Standar normal deviasi (95%)
σ : Standar deviasi distribusi pupuk dan media tanam (√∑(𝑋−𝑌)2
𝑁)
Pada umumnya batas toleransi yang digunakan adalah 5% di atas perkiraan
dan 5% di bawah perkiraan sehingga nilai standar normal deviasi yang digunakan
adalah 1,65. Sementara standar deviasi pupuk dan media tanam yang masuk
dikelompok A (lambang – σ) didapatkan dari rumus standar deviasi distribusi
pupuk dan media tanam yang mana X adalah distribusi produk (jenis pupuk dan
media tanam kelompok A) setiap bulan, Y adalah perkiraan permintaan produk
tersebut setiap bulan, dan N adalah jumlah bulan dalam 1 tahun.
3.4.5. Maximum Inventory
Perhitungan Maximum Inventory bertujuan untuk menghindari terjadinya
kekurangan atau kelebihan persediaan, karena kedua hal tersebut dapat
mengganggu proses produksi ataupun distribusi dan dapat berdampak pada
kerugian perusahaan (Wardhani, 2015). Sehingga besarnya persediaan maksimum
yang sebaiknya dimiliki perusahaan adalah:
MI = EOQ + SS ............................................................................................. (6)
32
Dimana :
MI : Maximal Inventory
EOQ : Economic Order Quantity
SS : Safety Stock
3.4.6. Reorder Point (ROP)
Perhitungan ROP dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ROP = D x L + SS ......................................................................................... (7)
Dimana :
ROP : Tingkat pemesanan ulang
D : Rata-rata tingkat kebutuhan per unit waktu
L : Waktu tenggang
SS : Persediaan pengaman
3.4.7. Total Inventory Cost
Perhitungan jumlah biaya persediaan optimal menggunakan rumus:
𝑇𝐼𝐶𝑅𝑝 = √2. 𝐷. 𝑆. 𝐻 ..................................................................................... (8)
Dimana :
D : Jumlah kebutuhan barang (unit/tahun)
S : Biaya pemesanan (rupiah/tahun)
H : Biaya penyimpanan (rupiah/unit/tahun)
Total biaya persediaan merupakan jumlah dari total biaya pemesanan dan
total biaya penyimpanan per tahunnya. Biaya pemesanan diperoleh dari banyaknya
33
pesanan dikali biaya pesanan setiap kali pesan. Biaya penyimpanan diperoleh dari
20 % harga jual pupuk dan media tanam dan jumlah persediaan yang disimpan di
gudang penyimpanan adalah jumlah persediaan rata-rata yang diperoleh dari
penjumlahan persediaan awal dan persediaan akhir dibagi dua. Semakin besar
jumlah persediaan yang disimpan digudang penyimpanan, semakin besar pula biaya
penyimpanannya. Begitu pula dengan biaya pemesanan, semakin besar frekuensi
pesanan yang dilakukan semakin besar pula biaya pemesanannya (Mayasari dan
Supriyanto, 2016).
3.4.8. Pengujian Hipotesis
Menganalisis adanya signifikansi dapat dilakukan dengan menggunakan uji
t atau t-test. Apabila akan menganalisis hasil eksperimen yang menggunakan pre
test dan post test one group design, maka rumus yang digunakan adalah (Arikunto,
2002):
t = 𝑀𝑑
√∑𝑋2𝑑
𝑁(𝑁−1)
.................................................................................................. (9)
Dimana:
Md : ∑𝑑
𝑁
∑𝑋2𝑑 : ∑𝑑2 − (∑𝑑)2
𝑁 ................................................................................. (10)
34
Keterangan:
Md : Rata – rata dari perbedaan total inventory cost menurut perusahaan dan
total inventory cost berdasarkan EOQ
Xd : deviasi masing-masing subjek (d-Md)
∑𝑋2𝑑 : jumlah kuadrat deviasi
N : Subjek pada sampel
∑d : Jumlah dari perbedaan inventory cost menurut perusahaan dan total
inventory cost menurut EOQ
Kriteria hipotesis yang digunakan adalah taraf signifikansi 5%. Ho diterima jika t
hit ≤ t tabel, dan Ho ditolak jika t hit ≥ t tabel.
3.5 Penyajian Data
Hasil penelitian disusun dan disajikan dalam bentuk matriks dan narasi
berdasarkan kutipan hasil wawancara yang dibandingkan dengan teori yang
berhubungan dengan topik penelitian yaitu optimalisasi persediaan produk di
gudang PT Trubus Mitra Swadaya dan hasil perhitungan metode analisis ABC,
EOQ, ROP dan TIC akan disajikan dalam bentuk tabel.
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT Trubus Mitra Swadaya merupakan anak perusahaan dari Yayasan Bina
Swadaya yang khusus bergerak pada bidang pemasaran produk pertanian. Adapun
sejarah dari kedua perusahaan tersebut adalah sebagai berikut.
4.1.1 Sejarah Yayasan Bina Swadaya
Yayasan Bina Swadaya didirikan oleh Ikatan Petani Pancasila pada 24 Mei
1967 sebagai wahana pemberdayaan masyarakat yang mandiri dan konsisten.
Awalnya, yayasan ini bernama Yayasan Sosial Tani Membangun. Pendirian Bina
Swadaya ini terkait dengan keberadaan Gerakan Sosial Pancasila (buruh, petani,
nelayan, paramedis, dan usahawan) yang terbentuk sejak tahun 1954. Tujuan dari
Gerakan Sosial Pancasila adalah untuk memperjuangkan keberadaan masyarakat
sesuai dengan tujuan kemerdekaan Republik Indonesia. Bentuk organisasi serta
cara kerja Bina Swadaya disusun sesuai situasi dan perkembangan sosial-ekonomi
dan politik pada periode tertentu agar dapat berfungsi optimal.
Yayasan Bina Swadaya merupakan lembaga yang mengelola sejumlah
kegiatan pelayanan yang berorientasikan pada pemberdayaan masyarakat.
Ditingkat masyarakat, Bina Swadaya mengedepankan kelembagaan pendamping
yang berkemampuan sebagai penggerak tumbuh-kembangnya organisasi-
organisasi masyarakat yang disebut KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat).
Sebagai sebuah lembaga yang secara aktif, Bina Swadaya senantiasa mendorong
kemandirian dan keberlanjutan di tingkat institusi maupun masyarakat. Bina
36
Swadaya juga melakukan upaya membangun keswadayaan dalam organisasi
dengan mengembangkan beberapa kegiatan yang kesemuanya terangkum dalam
tujuh bidang kegiatan, yaitu:
1. Pemberdayaan Masyarakat: berbentuk kegiatan pengembangan daerah,
kesehatan masyarakat, sanitasi, lingkungan, pertanian, dan ketenagakerjaan
melalui pengkajian, pelatihan, konsultasi, dan pendampingan yang bernama
Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Pusat Kajian, Bina Swadaya Konsultan dan
Koperasi Bina Swadaya.
2. Pengembangan Keuangan Mikro: pelayanan keuangan mikro dilakukan
melalui lembaga perbankan dan non bank, berusaha menyentuh masyarakat
miskin dan terpinggirkan yang bernama Bank Perkreditan Rakyat, Cabang
Pelayanan Keuangan Mikro.
3. Pengembangan Agribisnis: melalui kegiatan pemasaran produk dan sarana
produksi pertanian, mengembangkan sistem franchise “Toko Trubus” bagi
masyarakat Indonesia yang bernama Trubus Mitra Swadaya.
4. Komunikasi Pembangunan: memberikan informasi di berbagai bidang
pembangunan melalui penerbitan majalah, buku, program radio, VCD dan
TV yang bernama Trubus Swadaya, Penebar Swadaya, Puspa Swara, Trubus
Media Swadaya dan Niaga Swadaya.
5. Pengembangan Wisata Alternatif: menyelenggarakan program wisata yang
berorientasi pada pembangunan, antara lain pertanian, ekologi, budaya, dan
industri yang bernama Bina Swadaya Tours.
37
6. Pengembangan Jasa Percetakan: mengelola industri percetakan untuk
menunjang kegiatan komunikasi pembangunan dan peningkatan pendapatan
lembaga yang bernama Percetakan Penebar Swadaya.
7. Pengembangan Sarana: penyediaan fasilitas untuk pertemuan, pelatihan,
workshop, dan seminar yang bernama Wisma Hijau – Kampus Diklat Bina
Swadaya, Bina Sarana Swadaya.
4.1.2 Sejarah PT Trubus Mitra Swadaya
Berawal dari tuntutan pembaca majalah pertanian yakni Majalah Trubus
yang diterbitkan tahun 1969 berkenaan dengan pengadaan bibit dan sarana
pertanian, maka pada tahun 1983 dibuka toko pertanian pertama yang terletak di
Jalan Gunung Sahari III/7, Jakarta Pusat yang lebih dikenal dengan nama Toko
Trubus Gunung Sahari dibawah manajemen PT Maha Tani Sentosa. Pada tahun
yang sama dibangun Toko Trubus kedua yaitu Toko Trubus Cimanggis yang
berlokasi di Desa Mekarsari, Cimanggis, Depok. Pada toko tersebut juga terdapat
kegiatan pengadaan dan perawatan tanaman yang membantu suplai tanaman buah
di Toko Trubus.
Mulanya Toko Trubus Cimanggis dijadikan sekaligus sebagai kebun
pembibitan. Namun seiring perkembangannya, awal tahun 1990-an kebun
pembibitan di Cimanggis tidak berproduksi lagi karena banyaknya permintaan
masyarakat sedangkan lahan untuk melakukan pembibitan terbatas. Oleh karena itu,
PT Maha Tani Sentosa bekerjasama dengan petani dan Supplier untuk memasok
kebutuhan bibit dan sarana pertanian. Keputusan untuk tidak lagi memproduksi
produk sendiri melainkan bekerjasama dengan petani dan Supplier sebagai pihak
38
yang memasok produk Toko Trubus berdasarkan beberapa pertimbangan
diantaranya dari segi keuntungan serta risiko yang harus ditanggung. Sampai
dengan tahun 2000, Toko Trubus telah berkembang pesat di daerah Jabodetabek
dengan pertambahan jumlah toko sebanyak enam toko. Pada tahun 2001,
manajemen Toko Trubus mengganti manajemen perusahaan dari PT Maha Tani
Sentosa menjadi PT Niaga Swadaya akibat adanya permasalahan di bidang
keuangan sehingga mengharuskan dilakukannya pergantian manajemen.
Toko Trubus yang merupakan pusat belanja tanaman dan sarana pertanian ini
menyediakan produk-produk pertanian unggulan, diantaranya tanaman, media
informasi, sarana produksi pertanian, dan produk olahan herbal. Toko Trubus
menyediakan hampir semua keperluan masyarakat dalam bercocok tanam serta
produk kesehatan dengan menyediakan berbagai macam produk herbal. Toko
Trubus menghadirkan konsep terlengkap dan terpadu untuk melayani semua
kebutuhan masyarakat terhadap tanaman dan kesehatan dengan produk herbal.
Untuk dapat memberikan citra yang baik dibenak masyarakat, selain menyediakan
produk yang berkualitas Toko Trubus juga memberikan pelayanan yang diharapkan
dapat menimbulkan kepuasan pelanggan. Fasilitas yang disediakan sebagai bentuk
pelayanan untuk setiap pelanggan antara lain penjualan produk-produk unggulan
pertanian, konsultasi gratis seputar produk-produk Toko Trubus Mitra Swadaya,
dan pengiriman produk konsumen (untuk wilayah Jabodetabek).
4.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT Trubus Mitra Swadaya adalah “Menjadi perusahaan agribisnis yang
diakui unggul dalam pemasaran produk dan jasa berkualitas tinggi”.
39
Misi PT Trubus Mitra Swadaya yaitu:
1. Memperluas akses bagi konsumen untuk mendapatkan produk dan jasa
yang dapat meninglatkan nilai tambah serta manfaat dari hobi dan
kegiatan bisnis bidang pertanian.
2. Memproduksi dan menjalankan fungsi retail, serta menjadi distributor
produk dan sarana pertanian.
3. Mempengaruhi kebijakan pembangunan agar lebih mendukung
perkembangan produk, pemasaran produk, dan sarana pertanian.
4. Memperluas jangkauan pelayanan secara berkelanjutan.
Sesuai dengan visi, misi, dan tujuan perusahaan, maka PT Trubus Mitra
Swadaya mengembangkan sistem franchise Toko Trubus dalam lima tahun sebagai
sarana untuk mempermudah access to market kepada petani.
4.3 Lokasi Perusahaan
Kantor pusat PT Trubus Mitra Swadaya berlokasi di Griya Cimanggis Blok
F No. 8 Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Di lokasi yang
sama terdapat Toko Trubus cabang Cimanggis dan gudang utama yaitu gudang
produk jadi dan gudang penyimpanan. Alasan pemilihan lokasi tersebut
dikarenakan lokasi tersebut karena PT Trubus Mitra Swadaya membutuhkan lahan
yang cukup luas dan kondisi lingkungan yang memungkinkan untuk usaha
pembibitan yang mana hal tersebut tidak mungkin dilakukan di Jakarta. Alasan
kedua adalah karena banyak dari pendiri perusahaan yang berdomisili di sekitar
Cimanggis terasuk Bapak Bambang Ismawan pendiri PT Bina Swadaya.
40
Dilihat dari lokasinya, kantor pusat yang terletak di Cimanggis bisa dikatakan
kurang strategis sebagai tempat usaha dikarenakan cukup jauh dari pusat perkantora
dan bisnis pada umumnya yang berada di Jakarta. Hal tersebut membuat mobilitas
dari karyawan agak terbatas dalam hal urusan bisnis. Lokasi gudang utama yang
berada di Cimanggis terbilang kurang strategis apalagi untuk menopang 31 cabang
toko trubus yang kini telah tersebar dibeberapa kota besar Indonesia. Dengan
fasilitas mobil pick up yang hanya 4 buah, akan menimbulkan banyak pengeluaran
biaya pengiriman ke toko-toko cabang terubus.
4.4 Struktur Perusahaan
Struktur PT Trubus Mitra Swadaya terdiri dari Direktur Utama, Manajer
Keuangan/Accounting, HRD (Human Resources Development), Manajer
Pemasaran, Manajer Pengadaan, EDP (Entry Data Process), dan Promosi. Secara
ringkas fungsi dan tugas pokok masing-masing jabatan penting yang ada pada
struktur organisasi di jelaskan dibawah ini.
1. Direktur Utama
Fungsi jabatan Direktur Utama adalah memimpin seluruh kegiatan
perusahaan untuk mencapai hasil investasi modal dan keuntungan yang tinggi.
Tugas pokoknya adalah menetapkan sasaran dan cara mencapai sasaran kinerja;
menjaga kestabilan perusahaan; memastikan pertumbuhan perusahaan.
2. Manajer Keuangan/Accounting dan HRD
Tugas pokok Manajer Keuangan adalah memberikan laporan R/L setiap
kegiatan kepada manajermen; memberikan laporan keuangan serealistis mungkin
kepada manajemen; memberikan analisa keuangan yang tepat; melakukan
41
perencanaan, control, dan pengendalian aliran kas yang ketat untuk menjaga
kelancaram likuiditas perusahaan; menyelesaikan setiap permasalahan pajak. Tugas
pokok HRD adalah menjamin terselenggaranya kegiatan personalia sesuai dengan
kebijakan perusahaan; membantu Direktur Utama dalam hal tugas-tugas
kesekretariatan dan menyimpan catatan-catatan/informasi yang bersifat rahasia.
3. Manajer Pemasaran dan Manajer Pengadaan
Fungsi jabatan Manajer Pemasaran adalah memimpin seluruh kegiatan
pemasaram untuk mencapai target pemasaran. Tugas pokoknya adalah menyusun
target pemasaran; merecanakan, mengorganisir, mengontrol dan menggerakkan
seluruh kegiatan pemasaran.Tugas pokok Manajer Pengadaan adalah mengadakan
produk untuk seluruh toko tepat waktu; membina hubungan baik dengan relasi;
mengkoordinir tugas-tugas MD Pengadaan dan Staf Pengadaan.
4. EDP (Entry Data Process)
Tugas pokok EDP adalah melakukan perawatan software dan hardware
computer di bagian retail; menghadirkan laporan tepat waktu; melakukan tugas-
tugas adiministratif dan clerical yang berkaitan dengan bagian retail.
5. Promosi dan Koordinator Toko
Tugas pokok Promosi adalah memperkenalkan produk-produk perusahaan
kesasaran yang tepat. Koordinator Toko bertugas untuk bertanggung jawab
terhadap operasional dalam pencapaian target yang telah ditetapkan serta membuat
evaluasi setiap bulan atas kegiatan seluruh toko.
42
6. Kepala Toko
Kepala Toko bertugas untuk bertanggung jawab atas operasional toko yang
dipegangnya khususnya dalam pencapaian target toko tersebut; menerima
konsumen; menentukan strategi promosi yang disesuaikan dengan kondisikonya;
membuat laporan persediaan produk ke bagian pengadaan; dan membuat laporan
penjualan harian.
Struktur organisasi PT Trubus Mitra Swadaya dihubungkan dengan garis
lurus yang menunjukkan bahwa pendelegasian tugas dan wewenang ada ditangan
direktur kemudian diteruskan melalui manajer divisi dan selanjutnta diteruskan lagi
pada bawahan sampai tingkat terendah. Pola pengambilan keputusan yang bersifat
penting dalam perusahaan dipegang oleh direktur dan manajer divisi, sedangkan
untuk kegiatan harian perusahaan dilakukan oleh bawahan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing.
4.5 Lingkup Kegiatan Perusahaan
PT Trubus Mitra Swadaya sebagai unit pengelola pemasaran produk
pertanian dan sarana produksi pertanian, berupaya untuk mengembangkan sistem
franchise toko pertanian bagi masyarakat. Beberapa unit kegiatan yang
berhubungan dengan pengadaan dan persediaan produk antara lain:
1. Retail
Unit kegiatan retail atau yang lebih dikenal dengan Toko Trubus merupakan
unit pemasaran yang berfungsi sebagai sarana penjualan langsung kepada
konsumen. Produk-produk yang ditawarkan meliputi tanaman, sarana produksi
pertanian, produk olahan, dan media informasi. Saat ini terdapat 31 Toko Trubus
43
yang tersebar di Jabodetabek (Cimanggis, Gunung Sahari, Bintaro, Daan Mogot,
Cikarang, Cibubur, Lottemart Pasar Rebo, Lottemart Meruya, Lottemart BSD,
Pondok Bambu, Mitra 10 Gading Serpong, Lottemart Kelapa Gading, Pekayon),
Jawa Barat (Bandung Pasteur, Lottemart Soekarno-Hatta), Jawa Tengah
(Yogyakarta, Semarang, Lottemart Solo), Jawa Timur (Waru, Wiyung, Taman
Pinang, Merr, Jember), Sumatera (B. Lampung, Palembang dan Pekanbaru).
2. Distributor
Unit kegiatan distributor merupakan kegiatan pemasaran PT Trubus Mitra
Swadaya yang menyalurkan produk dari pabrikan (manufacturer) ke retail
(outlet/agen/nursery). Berdasarkan tahun 2010, distributor memiliki relasi yang
terdiri dari 23 agen, 300 outlet, dan 12 bazaar.
3. Pameran
Unit kegiatan pameran merupakan salah satu kegiatan promosi yang
dilakukan PT Trubus Mitra Swadaya. Tujuan dilakukannya pameran adalah
memperkenalkan produk-produk yang ada atau yang akan dipasarkan ke calon
relasi atau pembeli, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pencapaian target pada unit pemasaran.
4.6 Produk PT Trubus Mitra Swadaya
Produk PT Trubus Mitra Swadaya yang disediakan di Toko Trubus terdiri
dari empat kelompok produk. Berikut adalah berbagai jenis produk yang disediakan
oleh Toko Trubus menurut kelompoknya yakni:
1. Tanaman: tanaman yang ditawarkan meliputi tanaman buah, tanaman hias,
dan tanaman obat. Tanaman buah merupakan produk tanaman unggulan di
44
Toko Trubus. Toko Trubus menyediakan 102 tanaman drum, 250 tanaman
polibag, 12 tanaman polizak, 51 tanaman pot, serta 146 tanaman HTI, obat,
dan hias.
2. Saprotan (Sarana Produksi Pertanian): merupakan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam kegiatan budidaya tanaman. Saprotan yang disediakan
meliputi bibit tanaman, benih tanaman, pupuk, pestisida, media tanam, tempat
tanam (pot, polibag), dan berbagai peralatan pertanian. Toko Trubus
menyediakan 588 jenis saprotan dan 256 benih tanaman.
3. Produk Olahan: merupakan produk olahan yang terbuat dari berbagai jenis
produk pertanian herbal yang bermanfaat bagi kesehatan. Ada 85 produk
olahan yang tersedia di Toko Trubus.
4. Media Informasi: produk ini terdiri dari Majalah Trubus, bundel Trubus, dan
berbagai buku pertanian. Untuk media informasi, Toko Trubus menyediakan
495 produk.
4.7 Fasilitas Pengendalian Persediaan Pupuk dan Media Tanam
Fasilitas aktivitas manajemen pengendalian persediaan pupuk dan media
tanam di gudang PT Trubus Mitra Swadaya merupakan salah satu bagian penting
yang dapat menunjang kelancaran usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Fasilitas
yang tersedia dapat mempercepat dan menekan biaya persediaan pupuk dan media
tanam di PT Trubus Mitra Swadaya. Terdapat beberapa fasilitas yang tersedia pada
gudang persediaan pupuk dan media tanam PT Trubus Mitra Swadaya, antara lain:
45
1. Gudang Penyimpanan
Gudang penyimpanan adalah gudang yang menyimpan persediaan produk-
produk produksi seperti pupuk dan media tanaman organik ukuran 10 kg. Lokasi
gudang penyimpanan terletak disamping gudang produk jadi dengan luas 150 𝑚2
dan terdiri dari 2 lantai. Lantai 1 untuk pupuk dan media tanam sementara lantai 2
sebagian untuk menyimpan rak pot besi dan sebagian untuk menyimpan media
tanam.
Gambar 2. Gudang penyimpanan Sumber: Dokumentasi Penelitian
Pupuk dan media tanam yang terdapat di PT Trubus Mitra Swadaya berasal
dari Supplier binaan PT Trubus Mitra Swadaya yang pernah mengikuti pelatihan
yang diadakan oleh PT Trubus Mitra Swadaya yang mana supplier tersebut tetap
harus menggunakan merek PT Trubus Mitra Swadaya pada produk yang
46
diproduksi. Kapasitas gudang penyimpanan dapat menampung maksimal 5.000
karung pupuk dan media tanam berukuran 35𝑐𝑚 × 55𝑐𝑚.
Gambar 3. Denah Gudang penyimpanan Sumber: Data Primer (diolah)
Penyusunan pupuk dan media tanam yang terdapat di gudang penyimpanan
sama seperti penyusunan produk di gudang produk jadi yaitu berdasarkan nama
Supplier produk tersebut. Pupuk dan media tanam yang terdapat di gudang
penyimpanan antara lain:
a. Kompos: Kompos Sapi, Kompos Kambing dan Kompos Organik.
b. Media Tanam: Media Tanam, Sekam Bakar, Media Adenium, Cocopeat, Pasir
Malang, dan Media Tanaman Hias.
c. Pupuk: Pupuk Kandang Kambing dan Pupuk Kandang Sapi.
47
2. Sarana Transportasi
PT Trubus Mitra Swadaya memiliki empat pick up box dengan ukuran yang
bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah pesanan produk dari masing-
masing toko PT Trubus Mitra Swadaya yang berada di Jabodetabek dan pulau jawa
sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Setiap pick up box ditanggung jawabkan
kepada satu orang supir dengan diberikan uang transport (bensin) untuk keperluan
mengantar produk.
Gambar 4. Pick Up Box PT Trubus Mitra Swadaya Sumber: Dokumentasi Penelitian
Jadwal pengantaran produk ditetapkan setiap bulannya sesuai dengan
kebutuhan dan permintaan dari masing-masing toko. Namun dalam pelaksanaannya
setiap bulan toko selalu memiliki permintaan produk susulan sehingga jadwal dari
masing-masing pick up box akan disesuaikan dengan permintaan susulan toko.
Beberapa kasus khusus yang penulis amati selama penelitian, PT Trubus
Mitra Swadaya akan menyewa jasa ekspedisi untuk mengantarkan produk-produk
dalam jumlah yang besar atau pada kondisi ketika pick up box tidak memiliki jadwal
mengantar produk ke toko yang dituju. Seluruh biaya penyewaan ekspedisi tersebut
48
akan dimasukkan kedalam komponen biaya pengeluaran toko sehingga laporan
penanggungjawaban akan diserahkan oleh toko yang bersangkutan. Sementara
pengeluaran biaya pengantaran yang dilakukan oleh pick up box milik PT Trubus
Mitra Swadaya dilakukan oleh divisi pengadaan dalam hal ini adalah bagian
warehouse.
49
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Manajemen Pengendalian Persediaan Pupuk dan Media Tanam
Proses manajemen persediaan di PT Trubus Mitra Swadaya merupakan salah
satu aktivitas penting yang menjadi penunjang utama berjalannya kinerja
perusahaan. Adanya manajemen persediaan yang baik, maka ketersediaan pupuk
dan media tanam di toko dapat terus terpenuhi. Aktivitas manajemen persediaan
pupuk dan media tanam di gudang penyimpanan yang dilakukan oleh PT Trubus
Mitra Swadaya dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Planning (Perencanaan) Persediaan Pupuk dan Media Tanam
Tahap planning (perencanaan) merupakan salah satu tahapan manajemen
persediaan pupuk dan media tanam yang paling penting karena pada tahap
perencanaan ini perusahaan akan mengetahui langkah-langkah apa saja yang perlu
dilakukan untuk mengendalikan persediaan pupuk dan media tanam PT Trubus
Mitra Swadaya. Adapun beberapa langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan
persediaan pupuk dan media tanam yaitu menentukan jumlah permintaan pupuk
dan media tanam masing-masing toko dengan menggunakan acuan permintaan
pupuk dan media tanam pada bulan sebelumnya. Tahap berikutnya adalah
pengecekan ketersediaan pupuk dan media tanam yang ada di gudang penyimpanan
dan mengurangkan dengan jumlah permintaan pupuk dan media tanam dari toko.
Setelah diketahui jumlah pupuk dan media tanam yang harus dipesan, selanjutnya
divisi pembelian akan melakukan pemesanan kepada supplier. Setelah pemesanan
50
dilakukan, supplier akan mengirimkan pupuk dan media tanam ke gudang
penyimpanan.
2. Organizing (Pengorganisasian) Persediaan Pupuk dan Media Tanam
Pengorganisasian adalah tindakan menkoordinasikan antara satu orang
dengan orang yang lain ataupun antar orang dan aktivitasnya, sehingga pada proses
pengorganisasian dibutuhkan kemampuan khusus agar seluruh aktivitas yang ada
dibagian persediaan dapat berjalan dengan lancar (Torang, 2013). Berdasarkan
definisi tersebut, berikut digambarkan alur koordinasi dalam persediaan pupuk dan
media tanam dari gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya hingga ke
gudang toko.
a. Alur Koordinasi Permintaan Pupuk dan Media Tanam PT Trubus Mitra
Swadaya
Pada tahap pengorganisasian alur koordinasi persediaan pupuk dan media
tanam di PT Trubus Mitra Swadaya, komando utama berasal dari direktur
perusahaan, kemudian dilimpahkan ke manajer pemasaran dan berkoordinator
dengan supervisor pembelian dan keuangan, lalu akan dilaksanakan oleh staf
warehouse. Berikut gambar alurnya:
51
Gambar 5. Alur Koordinasi Permintaan Pupuk dan Media Tanam
Sumber: Data Primer (diolah)
b. Alur Koordinasi Distribusi Pupuk dan Media Tanam PT Trubus Mitra
Swadaya
Pada alur koordinasi pengeluaran pupuk dan media tanam dari gudang,
komando utama juga berasal dari direktur perusahaan, kemudian dilimpahkan
kepada Supervisor Pembelian yang berkoordinasi dengan Supervisor Keuangan
kemudian diteruskan ke supervisor ritel lalu akan dilaksanakan oleh staf
warehouse. Berikut gambar alurnya:
52
Gambar 6. Alur Koordinasi Distribusi Pupuk dan Media Tanam Sumber: Data Primer (diolah)
3. Actuating (Penggerakan) Persediaan Pupuk dan Media Tanam
Actuating merupakan fungsi manajemen secara langsung berusaha
merealisasikan keinginan-keinginan organisasi, sehingga dalam aktivitasnya
senantiasa berhubungan dengan metode dan kebijaksanaan dalam mengatur dan
mendorong orang agar bersedia melakukan tindakan yang diinginkan oleh
organisasi tersebut (Torang, 2013). Berdasarkan definisi tersebut, berikut dijelaskan
proses persediaan pupuk dan media tanam di gudang penyimpanan:
53
a. Proses Persediaan Pupuk dan Media Tanam
Persediaan pupuk dan media tanam yang ada di gudang penyimpanan
tergantung dari jumlah permintaan yang diajukan oleh toko trubus setiap bulan.
Adapun teknis yang dilakukan PT Trubus Mitra Swadaya dalam melakukan
permintaan pupuk dan media tanam untuk persediaan gudang dan toko dimulai dari
data pembelian atau permintaan produk (pupuk dan media tanam) dari konsumen
hingga ke permintaan produk dari toko ke gudang. Berikut flowchart tentang proses
permintaan pupuk dan media tanam dari toko ke gudang penyimpanan.
Gambar 7. Alur Proses Persediaan Pupuk dan Media Tanam Sumber: Data Primer (diolah)
54
Persediaan pupuk dan media tanam di gudang produk produksi tergantung
dari jumlah permintaan pupuk dan media tanam yang diminta oleh Toko Trubus.
Per tanggal 20 disetiap bulannya masing-masing toko akan membuat daftar
permintaan produk yang disebut dengan permintaan reguler dalam bentuk Bukti
Permintaan Produk yang berisi kode produk, nama produk, jumlah yang diminta,
dan harga produk yang diminta dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Bukti Permintaan Produk Reguler Sumber: Dokumentasi Penelitian
Pada proses permintaan produk reguler dari toko terdapat aktivitas
pencocokan permintaan produk reguler dari Toko Trubus dengan persediaan
produk yang ada di gudang. Pada aktivitas tersebut, penanggungjawab gudang
penyimpanan memilih produk yang akan didistribusikan ke toko dilihat dari
ketersediaan produk yang ada di gudang. Ketika produk yang diminta oleh toko
55
jumlahnya melebihi ketersediaan produk di gudang, penangunggungjawab gudang
penyimpanan akan mengeluarkan produk dengan jumlah yang diperkirakan akan
tersisa untuk toko lain setelah itu penanggungjawab gudang akan menulis di kolom
kosong pada bukti permintaan produk dan memberi tanda lingkaran yang artinya
produk tersebut sudah disetujui untuk dikirim.
Setelah penanggungjawab gudang membuat daftar produk keluar di kolom
kosong seperti Gambar 8. selanjutnya staff administrasi gudang melakukan
penginputan data permintaan reguler toko yang merupakan salah satu tanggung
jawab dari admin gudang bagian permintaan produk. Penginputan data daftar
permintaan produk menggunakan aplikasi IPOS, daftar permintaan tersebut
selanjutnya akan dikirim kebagian pembelian untuk dilakukan pengecekan dan
persetujuan yang nantinya akan diproses oleh bagian pembelian untuk dilakukan
pemesanan ke Supplier.
Gambar 9. Daftar Permintaan Pupuk dan Media Tanam Sumber: Dokumentasi Penelitian
56
Daftar Permintaan berisi tentang penerima produk yang terdiri dari nama dan
alamat, nomor permintaan produk yang terbagi menjadi 3 jenis permintaan yaitu
Reguler order/permintaan reguler toko (RO), Sales Order/permintaan pembeli
langsung (SO), Push order/permintaan susulan (PO) dan Quantity
Order/permintaan distributor (QO). Keterangan produk yang diminta berisikan
nomor, kode produk, nama produk, jumlah produk yang diminta, harga produk yang
diminta dan total harga produk yang diminta. Daftar produk yang diminta akan
diserahkan kepada spv. Pembelian untuk dicek kembali dan disesuaikan dengan
ketersediaan produk yang ada di gudang pusat sebelum dilakukan pemesanan
produk ke Supplier.
Produk dari Supplier akan masuk ke gudang produk jadi paling lama 1
minggu setelah pemesanan. Produk tersebut dikirim langsung oleh Supplier dengan
biaya pemesanan ditanggung oleh pihak Supplier. Produk yang masuk ke gudang
penyimpanan akan dicek oleh penanggungjawab gudang penyimpanan apakah data
pesanan sesuai dengan produk fisik yang ada. Selain itu, penanggungjawab gudang
juga akan memastikan produk yang diterima masih dalam kondisi baik sebelum
disimpan ke dalam gudang. Setelah data dan produk sesuai, penanggungjawab
gudang akan melaporkan ke bagian MD gudang dan akan diinput oleh admin
gudang bagian permintaan untuk menambah data persediaan produk di sistem.
57
b. Proses Distribusi Pupuk dan Media Tanam
Produk akan dikeluarkan dari gudang pusat sesuai dengan jumlah permintaan
produk yang disetujui oleh MD masing-masing gudang, adapun alur prosesnya
adalah sebagai berikut:
Gambar 10. Alur Proses Distribusi Produk Sumber: Data Primer (diolah)
Produk yang terdapat di gudang penyimpanan akan dikeluarkan sesuai
dengan jumlah permintaan yang telah disetujui dan disesuaikan dengan
ketersediaan produk yang ada di gudang. Jika produk yang diminta jumlahnya lebih
banyak dari produk yang tersedia di gudang maka penanggungjawab gudang akan
mengeluarkan sesuai dengan ketersediaan produk dan sisanya akan dimasukkan
58
kedalam permintaan susulan produk. Setelah produk disiapkan dan dicatat jumlah
produk yang keluar, PJ gudang penyimpanan akan melaporkan ke admin gudang
bagian pengeluaran produk untuk dibuatkan Delivery Order dengan kode
Warehouse Transfer (WT) yang berarti jumlah produk tersebut sudah dikurangi
dari data persediaan produk yang ada di gudang pusat. Selanjutnya produk akan
dikirimkan ke toko menggunakan pick up box gudang.
4. Controlling (Pengendalian) Persediaan Pupuk dan Media Tanam
Pengawasan dalam persediaan dilakukan secara langsung oleh direktur dan
lower manager lainnya. Namun sebelum pengecekan dilakukan oleh direktur,
terlebih dahulu persediaan akan dicek oleh penanggung jawab utama gudang
bersama dengan penanggung jawab dari masing-masing gudang dengan cara
mengambil sampel secara random produk yang akan dicek setiap dua minggu sekali
disesuaikan dengan data yang ada di sistem aplikasi IPOS. Jika produk yang dicek
jumlahnya sama maka kemungkinan besar data yang ada di sistem sama dengan
ketersediaan produk sebenarnya di gudang, namun jika jumlah ketersediaan produk
yang ada di gudang berbeda dengan yang tercatat disistem maka akan dilakukan
pengecekan ulang atau penyesuaian dengan data delivery order yang sudah
dikeluarkan.
59
5.2 Analisis Pengendalian Persediaan Pupuk dan Media Tanam Di Gudang
Penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya
Pengendalian persediaan pupuk dan media tanam di gudang penyimpanan PT
Trubus Mitra dilakukan dengan menggunakan analisis ABC dan analisis biaya
persediaan yang terdiri dari metode economic order quantity (EOQ), safety stock
(SS), dan maximum inventory (MI). Adapun hasil dan penjelasannya adalah sebagai
berikut:
5.2.1 Pengklasifikasian Jenis Pupuk dan Media Tanam Di Gudang
Penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya
Jenis-jenis pupuk dan media tanam yang tedapat di PT Trubus Mitra Swadaya
memiliki tingkat penjualan yang berbeda-beda. Melalui analisis ABC, persediaan
pupuk dan media tanam dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat kepentingannya.
Gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya merupakan gudang yang
khusus menyimpan produk jenis pupuk dan media tanam yang diproduksi oleh
beberapa mitra supplier. Sehingga dalam penelitian ini, jenis persediaan yang
diteliti adalah pupuk dan media tanam dalam bentuk kemasan (karung).
Berdasarkan telaah dokumen terdapat 14 jenis pupuk dan media tanam, berikut data
jenis pupuk dan media tanam yang disimpan di gudang penyimpanan PT Trubus
Mitra Swadaya, data harga pupuk dan media tanam dan jumlah distribusi pupuk
dan media tanam ke Toko Trubus periode Januari – Desember 2019:
60
Tabel 3.Data Distribusi Pupuk dan Media Tanam Periode Januari – Desember 2019
Kode
Produk Nama Produk
Total
Distribusi
(karung)
Harga
Produk (Rp)
20113000009 Media Aglonema Bag 2.546 30.000
20113000013 Media Anthurium 879 12.500
20113000017 Media Adenium & Euphorbia 990 12.500
20113000019 Media Pakis Plus- Pcs 2.225 12.500
20114000001 Kompos Kambing Trubus 5.316 30.000
20114000002 Kompos Best Compost 4.001 36.000
20114000003 Media Tanam Trubus 20.585 30.000
20114000004 Media Tanam Hias 834 26.500
20114000006 Kompos Sapi Trubus 3.567 27.000
20114000015 Kompos Premium 1.523 45.000
20114000008 Media Cocopeat 460 30.000
20114000020 Pasir Malang 720 15.000
20113000014 Sekam Bakar Trubus 959 25.000
20114000016 Media Tanam Trubus (Sumatera) 387 35.000
Sumber : Data Penelitian (diolah)
Pupuk dan media tanam pada Tabel 3. merupakan jenis pupuk yang dikemas
dalam ukuran 10 kg, sementara untuk jenis pupuk cair dan pupuk ukuran lain
termasuk dalam jenis produk yang terdapat di gudang produk jadi seperti NPK,
pupuk akar, pupuk daun dan pupuk batang. Pada tabel 3. jumlah distribusi pupuk
dan media tanam tersebut merupakan hasil akumulasi dari bulan Januari 2019
hingga Desember 2019, distribusi tertinggi adalah Media Tanam Trubus dengan
distribusi per tahun 2019 sebanyak 20.585 karung. Sementara distribusi terendah
61
per tahun 2019 adalah Media Tanam Trubus (Sumatera) sebanyak 387 karung per
tahun 2019 untuk 31 toko trubus.
Supplier dari pupuk dan media tanam di Trubus terdiri dari berbagai macam
perusahaan, meskipun perusahaan tersebut harus menggunakan merk dagang PT
Trubus Mitra Swadaya. Adapun beberapa perusahaan yang menjadi supplier dari
PT Trubus Mitra Swadaya antara lain UD. Ondo, Berkah Alam, Kariyana dan CV.
Tunas Mekar. Pupuk dan media tanam yang dibeli oleh PT Trubus Mitra Swadaya
kepada supplier tersebut menggunakan sistem beli putus sehingga ketika pupuk dan
media tanam rusak saat pengiriman atau selama pupuk dan media tanam berada di
gudang penyimpanan akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT Trubus Mitra
Swadaya. Data jumlah distribusi dan harga pupuk dan media tanam pada tabel 2.
selanjutnya akan diolah menggunakan alat analisis ABC untuk mengetahui
kelompok-kelompok dari jenis pupuk dan media tanam di gudang penyimpanan PT
Trubus Mitra Swadaya sesuai dengan nilai investasi selama tahun 2019 (lampiran
1). Berikut hasil dari pehitungan dengan alat analisis ABC pada tabel 4.:
Tabel 4.Analisis ABC Berdasarkan Nilai Investasi Pupuk dan Media Tanam
Periode Januari – Desember 2019
Kelompok
Produk
Jumlah
Jenis
Produk
Persentase
Jumlah Jenis
Produk (%)
Nilai Investasi
(Rp)
Persentase
Nilai
Investasi (%)
Kelompok A 4 28,57 1.017.375.000 78,40
Kelompok B 4 28,57 196.702.500 15,69
Kelompok C 6 42,65 205.517.500 6,43
Total 14 100 1.297.686.000 100
Sumber : Data Penelitian (diolah)
62
Pada Tabel 4. menunjukkan bahwa kelompok pupuk dan media tanam di
gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya terdiri dari kelompok A sebanyak
4 produk dengan nilai investasi produk sebesar Rp1.017.375.000 yang berarti
78,40% dari total investasi pupuk dan media tanam yang ada di gudang
penyimpanan, sementara kelompok B terdiri dari 4 produk dengan nilai investasi
Rp196.702.500 yang berarti 15,69% dari total investasi pupuk dan media tanam dan
kelompok C dengan 6 jenis produk dengan nilai investasi sebesar Rp205.517.500
yang berarti 6,43% dari jumlah total nilai investasi pada gudang penyimpanan PT
Trubus Mitra Swadaya. Jenis pupuk dan media tanam yang termasuk kedalam
kelompok A dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5.Kelompok A dari Analisis ABC Distribusi Pupuk dan Media Tanam
Periode Januari – Desember 2019
No Nama Produk Total Distribusi
(karung) Kelompok ABC
1 Media Tanam Trubus 20.585 A
2 Kompos Kambing Trubus 5.316 A
3 Kompos Best Compost 4.001 A
4 Kompos Sapi Trubus 3.567 A
Sumber : Data Penelitian (diolah)
Media Tanam Trubus merupakan salah satu produk yang permintaannya per
tahun 2019 cukup tinggi yaitu dengan total distribusi per tahun 2019 sebanyak
20.585 karung, produk lain dengan jumlah permintaan cukup tinggi juga antara lain
Kompos Kambing Trubus, Kompos Best Compost, dan Kompos Sapi Trubus
dengan jumlah distribusi masing-masing 5.316 karung, 4.001 karung, dan 3.567
karung sepanjang tahun 2019. Keempat produk tersebut termasuk kedalam
kelompok kelompok A pada perhitungan analisis ABC yang berarti keempat
63
produk tersebut adalah produk dengan nilai investasi terbesar di gudang
penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya.
5.2.2 Pengendalian Persediaan Pupuk dan Media Tanam Kelompok A Di
Gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya
Pengendalian persediaan pupuk dan media tanam kelompok A di gudang
penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya menggunakan analisis EOQ didapatkan
dari data dan informasi, serta pengamatan mendalam menulis selama penelitian di
gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya. Adapun hasil yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan EOQ
Pemesanan pupuk dan media tanam di gudang penyimpanan PT Trubus Mitra
Swadaya tidak ada perhitungan khusus mengenai jumlah pemesanan kepada
supplier. Jumlah pemesanan tergantung pada jumlah permintaan toko trubus setiap
bulannya. Jenis pupuk dan media tanam yang sering diminta oleh toko akan
disediakan dan dipesan lebih banyak dari produk lainnya. Untuk mengetahui jumlah
pemesanan yang optimum dalam setiap kali melakukan pemesanan pupuk dan
media tanam kepada supplier, dapat diterapkan dengan menggunakan metode
Economic Order Quantity (EOQ).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT Trubus Mitra Swadaya
diketahui pemesanan pupuk dan media tanam kelompok A pada supplier belum
memperhatikan jumlah pemesanan yang optimal. Pemesanan pupuk dan media
tanam kelompok A setiap bulannya rata-rata lebih dari 50 kali per masing-masing
produk. Kebijakan tersebut dilakukan karena pemesanan dilakukan setiap kali ada
64
permintaan dari Toko Trubus. Adapun pemesanan pupuk dan media tanam
kelompok A sepanjang tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Pemesanan Pupuk dan Media Tanam Kelompok A Dari Toko Trubus
Periode Janurari – Desember 2019 (Dalam Karung)
Bulan
Media
Tanam
Trubus
Kompos
Kambing
Trubus
Kompos Best
Compost
Pupuk Sapi
Trubus
Januari 4.355 715 654 533
Februari 739 330 312 173
Maret 825 286 189 200
April 2.190 634 216 367
Mei 1.575 279 412 179
Juni 890 525 203 237
Juli 1.820 253 420 221
Agustus 743 554 178 275
September 1.320 430 510 330
Oktober 980 320 196 472
November 4.214 425 382 180
Desember 934 565 329 300
Jumlah 20.585 5.316 4.001 3.567
Rata-rata 1.715 443 334 298 Sumber : Data Penelitian (diolah)
Berdasarkan Tabel 6. diketahui bahwa jumlah pemesanan pupuk dan media
tanam kelompok A pada tahun 2019 untuk Media Tanam Trubus sebesar 20.585
karung, Kompos Kambing Trubus sebesar 5.316 karung, Kompos Best Compost
sebesar 4.001 karung, dan Kompos Sapi Trubus sebesar 3.567 karung. Sementara
rata-rata pemesanan pupuk dan media tanam kelompok A pada tahun 2019 untuk
Media Tanam Trubus sebesar 1.715 karung, Kompos Kambing Trubus sebesar 443
karung, Kompos Best Compost sebesar 334 karung, dan Kompos Sapi Trubus
sebesar 298 karung.
Untuk menentukan nilai EOQ dari pupuk dan media tanam kelompok A
diperlukan perhitungan mengenai permintaan tahunan, biaya pemesanan, dan biaya
penyimpanan. Permintaan tahunan sebelumnya sudah dihitung pada analisis ABC.
65
Berikut adalah perhitungan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan (Heizer dan
Render, 2010):
1. Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
melakukan pemesanan produk ke supplier. Adapun komponen biaya yang
dikeluarkan oleh PT Trubus Mitra Swadaya untuk pemesanan pupuk dan media
tanam kepada supplier antara lain:
a. Biaya Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran penting dalam pengadaan
pupuk dan media tanam di PT Trubus Mitra Swadaya. Dalam melakukan
pengadaan pupuk dan media tanam, yang berperan hanya terdapat satu orang yaitu
Spv. Pengadaan. Tetapi berdasarkan hasil wawancara mendalam, untuk proses
pengadaan pupuk dan media tanam dibantu oleh kepala gudang penyimpanan yang
bertugas mengetahui berapa jumlah pupuk dan media tanam yang akan dipesan.
Untuk upah Spv. Pengadaan yang bertugas dalam proses pemesanan pupuk
dan media tanam berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan yaitu
Rp3.000.000 dan kepala gudang sebesar Rp4.500.000. Selain itu diketahui juga
bahwa untuk melakukan pemesanan pupuk dan media tanam oleh Spv. Pengadaan
diestimasikan sebesar 75% dari seluruh beban pekerjaannya perbulan dan untuk
kepala gudang penyimpanan diestimasikan sebesar 50% dari seluruh beban
pekerjaannya perbulan.
66
Perhitungan upah SDM untuk pemesanan pupuk dan media tanam, dimana
hari kerja dihitung sesuai dengan peraturan yang berlaku di PT Trubus Mitra
Swadaya selama 6 hari perminggu dan dalam satu hari melakukan pekerjaan selama
8 jam, berikut rinciannya:
Spv. Pengadaan
75% (beban kerja) x Rp3.000.000 (gaji) = Rp2.250.000
Kepala Gudang penyimpanan
50% (beban kerja) x Rp4.500.000 (gaji) = Rp2.250.000
Rp2.250.000 (Spv. Peng.) + Rp2.250.000 (Kp. Gudang)
= Rp4.500.000/bulan
Rp4.500.000 : 24 hari : 8 jam : 60 menit
= Rp391/menit
Selanjutnya dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa rata-rata
pemesanan ke satu supplier melalui telepon membutuhkan waktu sekitar 3 menit
sedangkan untuk membuat surat pemesanan membutuhkan waktu sekitar 4 menit.
Berdasarkan hal tersebut maka upah untuk pemesanan pupuk dan media tanam di
gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya:
3 menit x Rp391 = Rp1.173
Berikut upah untuk pembuatan surat pesanan:
4 menit x Rp391 = Rp1.564
Maka upah yang dikeluarkan untuk biaya pemesanan:
Rp1.174 + Rp1.564 = Rp2.738
67
Jadi, upah yang dikeluarkan untuk melakukan pemesanan satu kali pesan
yaitu Rp2.960.
b. Biaya Telepon
Biaya telepon = lama pemesanan (menit) x biaya telepon/menit
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, rata-rata waktu yang
dibutuhkan dalam setiap kali melakukan pemesanan adalah 3 menit. Supplier pupuk
dan media tanam PT Trubus Mitra Swadaya berasal dari daerah JABODETABEK
sehingga biaya setiap kali melakukan pemesanan menurut tarif lokal dari Telkom
yaitu Rp193 per menit (www.telkomsel.com). Sehingga perhitungan biaya telpon
setiap kali pemesanan adalah:
Biaya telepon = biaya pemesanan (menit) x biaya telepon/menit
Biaya telepon = 3 menit x Rp193/menit
= Rp579
Jadi biaya telepon dalam setiap kali melakukan pemesanan adalah Rp579.
c. Biaya ATK/Administrasi
ATK yang digunakan oleh bagian gudang penyimpanan adalah Surat
Pemesanan (SP) produk dan buku tukar faktur. Berikut adalah perhitungan biaya
ATK dalam pemesanan setiap bulan pada tahun 2019.
Tabel 7. Biaya ATK dalam Pemesanan Setiap Bulan Gudang penyimpanan PT
Trubus Mitra Swadaya
No Produk Banyak Harga (Rp) Jumlah (Rp)
1 Surat Pemesanan (SP) 1 box 40.000 40.000
2 Buku Tukar Faktur 3 buku 13.000 39.000
3 Pita Printer 1 pita 30.000 30.000
Total Biaya 109.000
Sumber : Data Penelitian (diolah)
68
Berdasarkan perhitungan tersebut, biaya ATK dalam melakukan pemesanan
di gudang penyimpanan pada supplier dalam satu bulan ditahun 2019 adalah
Rp109.000 sehingga biaya pemesanan dalam satu tahun (12 bulan) adalah
Rp1.308.000. Selanjutnya untuk menentukan biaya ATK per pemesanan
dibutuhkan jumlah transaksi pemesanan dalam setahun yaitu tahun 2019.
Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian administrasi gudang, dalam setahun
gudang penyimpanan melakukan pemesanan untuk Media Tanam Trubus sebanyak
360 kali per tahun 2019, Kompos Kambing Trubus sebanyak 180 kali per tahun
2019, Kompos Best Compost sebanyak 156 kali per tahun 2019 dan Kompos Sapi
Trubus sebanyak 156 kali sepanjang tahun 2019. Maka biaya ATK perpemesanan
adalah biaya pemesanan setahun dibagi dengan jumlah transaksi pemesanan
setahun, yaitu Media Tanam Trubus Rp3.633, Kompos Kambing Trubus Rp7.267,
Kompos Best Compost Rp8.384, dan Kompos Sapi Trubus Rp8.384.
Berdasarkan rincian biaya pemesanan tersebut, maka biaya pemesanan
adalah:
Tabel 8. Total Biaya Pemesanan Pupuk dan Media Tanam Perbulan berdasarkan
jenis produk di Gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya (dalam
Rupiah)
No Produk SDM Telepon ATK Jumlah
1 Media Tanam
Trubus 2.960 579 3.633 7.172
2 Kompos
Kambing
Trubus
2.960 579 7.267 10.806
3 Kompos Best
Compost 2.960 579 8.384 11.923
4 Kompos Sapi
Trubus 2.960 579 8.384 11.923
Sumber : Data Penelitian (diolah)
69
Berdasarkan Tabel 8. diketahui bahwa untuk melakukan satu kali pemesanan
pupuk dan media tanam ke satu supplier dikenakan biaya pemesanan yang berbeda-
beda untuk masing-masing jenis produk, namun biaya pemesanan ini sifatnya tetap
dimana besarnya pemesanan tidak ditentukan dari jumlah pupuk dan media tanam
yang akan dipesan.
2 Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PT
Trubus Mitra Swadaya yang terkait dengan penyimpanan pupuk dan media tanam
di gudang penyimpanan. Biaya penyimpanan menurut Heizer dan Render (2010)
adalah 26% dari unit cost produk. Namun berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan kepada informan kunci dan infoman tambahan, harga pupuk dan media
tanam dinaikkan sebesar 20% dari harga untuk digunakan sebagai pemeliharaan
gudang, penyusutan gudang, biaya listrik dan lain-lain. Sehingga perhitungan biaya
penyimpanan pupuk dan media tanam kelompok A adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Biaya Penyimpanan Pupuk dan Media Tanam Kelompok A di Gudang
penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya
No Produk Harga (Rp) Biaya
Penyimpanan (Rp)
1 Media Tanam Trubus 30.000 6.000
2 Kompos Kambing Trubus 30.000 6.000
3 Kompos Best Compost 36.000 7.200
4 Kompos Sapi Trubus 27.000 5.400
Sumber : Data Penelitian (diolah)
Berdasarkan Tabel 9. diketahui bahwa setiap jenis pupuk dan media tanam
memiliki biaya penyimpanan yang berbeda-beda, sesuai dengan besar biaya harga
produk itu sendiri. Harga pupuk dan media tanam kelompok A pada tahun 2019
70
berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada informan kunci tetap stabil dan
tidak ada yang dilakukan diskon untu produk tersebut pada tahun 2019. Setelah
diketahui jumlah distribusi pupuk dan media tanaman tahunan, biaya pemesanan
dan biaya penyimpanan, kemudian dilakukan perhitungan mengenai jumlah
pemesanan optimum dalam setiap kali pemesanan, nilai untuk masing-masing
pupuk dan media tanam pada kelompok A adapun perhitungan EOQ untuk Media
Tanam Trubus yaitu sebagai berikut:
Diketahui:
S (biaya pemesanan) = Rp7.172
H (biaya penyimpanan) = Rp6.000
D (jumlah distribusi per tahun) = 20.585 karung
Maka 𝐸𝑂𝑄𝑜𝑝𝑡 = √2 𝑥 7.172 𝑥 20.585
6.000= 222 𝑘𝑎𝑟𝑢𝑛𝑔
Dan untuk frekuensi pemesanannya adalah sebagai berikut:
F = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐸𝑂𝑄 =
20.585
222 = 93 kali/tahun
Jumlah EOQ pada Media Tanam Trubus yaitu sebesar 222 karung dengan
frekuensi pemesanan sebanyak 93 kali. Metode EOQ dan frekuensi pemesanannya
sama untuk semua jenis pupuk dan media tanam kelompok A, sehingga hasil
metode EOQ untuk jumlah pemesanan dan frekuensi pemesanannya dapat dilihat
pada tabel berikut:
71
Tabel 10. Perhitungan EOQ dan Frekuensi Pemesanan Pupuk dan Media Tanam
Kelompok A
No Nama Produk Jumlah
Pemakaian
Tahunan
Biaya
Pemesanan
(Rp)
Biaya
Penyimpanan
(Rp)
EOQ
(karung)
Frekuensi
Pemesanan
1 Media Tanam
Trubus 20.585 7.172 6.000 222 93
2
Kompos
Kambing
Trubus 5.316 10.806 6.000 138 39
3 Kompos Best
Compost 4.001 11.923 7.200 115 35
4 Kompos Sapi
Trubus 3.567 11.923 5.400 126 28
Sumber : Data Penelitian (diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan dari metode EOQ diperoleh jumlah
pemesanan yang ekonomis yaitu sebesar 222 karung untuk Media Tanam Trubus
dengan frekuensi pemesanan 93 kali per tahun, 138 karung Kompos Kambing
Trubus dengan frekuens pemesanan sebanyak 39 kali per tahun, 115 karung
Kompos Best Compost dengan frekuensi pemesanan sebanyak 35 kali per tahun,
dan 126 karung Kompos Sapi Trubus dengan frekuensi pemesanan sebanyak 28
kali per tahun. Besarnya nilai pemesanan dalam setiap kali melakukan pemesanan
kepada supplier akan berpengaruh terhadap biaya pemesanan yang dikeluarkan
oleh perusahaan, begitu pula dengan frekuensi pemesanan yang berpengaruh
langsung terhadap total biaya pemesanan dan penyimpanan yang dikeluarkan oleh
PT Trubus Mitra Swadaya.
2. Perhitungan Safety Stock
Safety Stock atau persediaan pengaman dilakukan oleh perusahaan agar
perusahaan tidak mengalami stock out apabila ada permintaan yang melebihi
permintaan normal. Untuk mengantisipasi hal tersebut PT Trubus Mitra Swadaya
72
melakukan persediaan pengaman yang dilakukan berdasarkan perkiraan
permintaan produk dan waktu tunggunya. Persediaan pengaman berfungsi untuk
mengantisipasi permintaan dan waktu tunggu yang fluktuatif. Pada kenyataannya
permintaan pupuk dan media tanam sifatnya fluktuatif, sehingga perlu diadakannya
persediaan pengaman jika terdapat permintaan yang jumlahnya melebihi persediaan
perusahaan.
Persediaan pengaman dapat dihitung dengan menggunakan rumus SS = Zσ,
yang mana Z merupakan standar normal deviasi 95% dan σ merupakan standar
deviasi distribusi pupuk dan media tanam yang dapat diketahui dengan rumus
(√∑(𝑋−𝑌)2
𝑁) yang mana X adalah distribusi produk (jenis pupuk dan media tanam
kelompok A) setiap bulan, Y adalah permintaan produk tersebut setiap bulan, dan
N adalah jumlah bulan dalam setahun dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah
hasil perhitungan nilai safety stock untuk jenis pupuk dan media tanam pada
kelompok A.
Tabel 11. Nilai Safety Stock Pupuk dan Media Tanam Kelompok A di Gudang
penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya
Produk Z Σ SS (Z x σ)
Media Tanam Trubus 1,65 124 205
Kompos Kambing
Trubus 1,65 30 50
Kompos Best Compost 1,65 20 33
Kompos Sapi Trubus 1,65 19 31
Sumber: Data Penelitian (diolah)
Berdasarkan Tabel 11. menunjukkan bahwa persediaan pengaman atau safety
stock Media Tanam Trubus yang harus dimiliki oleh PT Trubus Mitra Swadaya
pada tahun 2019 adalah 205 karung. Sementara Kompos Kambing Trubus sebesar
73
50 karung pada tahun 2019, Kompos Best Compost sebesar 33 karung pada tahun
2019 dan Kompos Sapi Trubus sebesar 31 karung pada tahun 2019.
3. Persediaan Maksimum
Persediaan maksimum adalah jumlah persediaan produk paling maksimal
yang ada di gudang. Persediaan makasimum dapat diperoleh dengan
menjumlahkan nilai jumlah pemesanan ekonomis (EOQ) dengan jumlah persediaan
pengamannya. Pada PT Trubus Mitra Swadaya persediaan maksimum pupuk dan
media tanam di gudang penyimpanan sangat sedikit dikarenakan PT Trubus Mitra
Swadaya tidak melakukan penyimpanan produk dalam waktu yang lama. Pupuk
dan Media Tanam yang datang dari supplier akan langsung didistribusikan ke toko-
toko Trubus, sehingga gudang penyimpanan tidak dipergunakan semaksimal
mungkin untuk menghemat biaya pemsanan produk. Adapun perhitungan
persediaan maksimum produk kelompok A di gudang penyimpanan PT Trubus
Mitra Swadaya dapat dilihat pada Tabel 11. berikut.
Tabel 12. Nilai Persediaan Maksimum Pupuk dan Media Tanam Kelompok A Di
Gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya (dalam Karung)
Produk EOQ SS MI
Media Tanam Trubus 222 205 427
Kompos Kambing Trubus 138 50 188
Kompos Best Compost 115 33 148
Kompos Sapi Trubus 126 31 157
Sumber : Data Penelitian (diolah)
Pada Tabel 12. dapat diketahui bahwa persediaan maksimum pupuk dan
media tanam kelompok A berbeda-beda, persediaan maksimum tertinggi adalah
Media Tanam Trubus yaitu sebesar 427 karung, kemudian Kompos Kambing
74
Trubus sebesar 188 karung, Kompos Best Compost sebesar 148 karung, dan
Kompos Sapi Trubus sebesar 157 karung berdasarkan data pada tahun 2019.
4. Perhitungan Total Inventory Cost
Perhitungan jumlah biaya persediaan optimal menggunakan rumus:
𝑇𝐼𝐶𝑅𝑝 = √2. 𝐷. 𝑆. 𝐻
Perhitungan TIC perusahaan menurut EOQ pada PT Trubus Mitra Swadaya
tahun 2019 adalah sebagai berikut:
a. TIC Media Tanam Trubus
TIC = √2. 𝐷. 𝑆. 𝐻
= √2𝑋20.585𝑋666.996𝑋558.000
= √1,5322816
= Rp123.785.321
b. TIC Kompos Kambing Trubus
TIC = √2. 𝐷. 𝑆. 𝐻
= √2𝑋5.316𝑋421.434𝑋234.000
= √1,0484815
= Rp32.380.250
75
c. TIC Kompos Best Compost
TIC = √2. 𝐷. 𝑆. 𝐻
= √2𝑋4.001𝑋417.305𝑋252.000
= √8,4149714
= Rp29.008.571
d. TIC Kompos Sapi Trubus
TIC = √2. 𝐷. 𝑆. 𝐻
= √2𝑋3.567𝑋333.844𝑋201.600
= √4,8013914
= Rp21.912.080
Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa total biaya persediaan
untuk pupuk dan media tanam kelompok A di gudang penyimpanan PT Trubus
Mitra Swadaya berdasarkan perhitungan metode EOQ sangat beragam tergantung
pada banyaknya frekuensi pemesanan dan biaya penyimpanan setiap produk per
tahun. Sepanjang tahun 2019 total biaya persediaan berdasarkan perhitungan EOQ
yang paling optimal untuk Media Tanam Trubus sebesar Rp123.785.321, Kompos
Kambing Trubus sebesar Rp32.380.250, Kompos Best Compost sebesar
Rp29.008.571, dan Kompos Sapi Trubus sebesar Rp21.912.080.
76
5. Perhitungan Tingkat Pemesanan Ulang (ROP)
Tingkat Pemesanan Ulang (ROP) merupakan waktu dimana perusahaan harus
melakukan pemesanan kembali sebelum persediaan yang ada di gudang habis.
Perhitungan ROP yang perlu dipertimbangkan juga adalah tentang lead time atau
waktu tenggang (waktu tunggu). PT Trubus Mitra Swadaya waktu tunggu saat
melakukan pemesanan pupuk dan media tanam kelompok A yaitu Media Tanam
Trubus 5 hari, Kompos Kambing Trubus 4 hari, Kompos Best Compost 5 hari dan
Kompos Sapi Trubus 5 hari. Lamanya waktu tunggu tersebut terjadi disebabkan
oleh supplier melakukan produksi sesuai dengan pesanan yang diminta oleh
perusahaan. Berdasarkan perhitungan menurut EOQ reorder point pada PT Trubus
Mitra Swadaya pada tahun 2019 adalah sebagai berikut:
a. ROP Media Tanam Trubus
Nilai dari rata-rata tingkat kebutuhan per unit waktu (D) diperoleh dari rata-
rata distribusi Media Tanam Trubus per frekuensi pemesanan. Sehingga diperoleh
nilai D sebesar 215 karung.
ROP = (𝐷 × 𝐿) + SS
= (215 × 5 hari) + 205
= 1.280 karung
Hal ini berarti ketika jumlah persediaan Media Tanam Trubus yang ada di
gudang penyimpanan mencapai jumlah 1.280 karung, maka PT Trubus Mitra
Swadaya harus melakukan pemesanan persediaan ke supplier.
77
b. ROP Kompos Kambing Trubus
Nilai dari rata-rata tingkat kebutuhan per unit waktu (D) diperoleh dari rata-
rata distribusi Kompos Kambing Trubus per frekuensi pemesanan. Sehingga
diperoleh nilai D sebesar 56 karung.
ROP = (𝐷 × 𝐿) + SS
= (56 × 4 hari) + 50
= 274 karung
c. ROP Kompos Best Compost
Nilai dari rata-rata tingkat kebutuhan per unit waktu (D) diperoleh dari rata-
rata distribusi Kompos Best Compost per frekuensi pemesanan. Sehingga diperoleh
nilai D sebesar 42 karung.
ROP = (𝐷 × 𝐿) + SS
= (42 × 5 hari) + 33
= 243 karung
d. ROP Kompos Sapi Trubus
Nilai dari rata-rata tingkat kebutuhan per unit waktu (D) diperoleh dari rata-
rata distribusi Kompos Sapi Trubus per frekuensi pemesanan. Sehingga diperoleh
nilai D sebesar 38 karung.
ROP = (𝐷 × 𝐿) + SS
= (38 × 5 hari) + 31
= 221 karung
78
5.3 Implikasi Manajerial Penerapan Pengendalian Persediaan Pupuk dan
Media Tanam Di Gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya
Penerapan manajemen pengendalian persediaan pupuk dan media tanam di
gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya berdasarkan hasil yang diperoleh
dari perhitungan menggunakan metode EOQ dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan biaya persediaan. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa aspek diantaranya selisih biaya total persediaan (Total
Inventory Cost) yang dikeluarkan menurut perhitungan EOQ dan menurut
perhitungan konvensional perusahaan, serta dari aspek efisiensi manajemen
pengendalian persediaan pupuk dan media tanam jika diterapkan di gudang
penyimpanan perusahaan. Berikut penjelasan dari masing-masing aspek:
5.3.1 Selisih Biaya Total Persediaan Pupuk dan Media Tanam Menurut
Metode Perusahaan dan Metode EOQ
Perhitungan selisih biaya total persediaan dilakukan untuk mengetahui
apakah perhitungan biaya pengadaan persediaan menurut EOQ lebih baik
dibandingkan dengan metode konvensional perusahaan, dapat dilakukan dengan
membandingkan nilai biaya total persediaan (Total Inventory Cost) menurut
perusahaan dengan Total Inventory Cost menurut perhitungan EOQ. Perbandingan
tersebut dapat menjadi acuan bagi perusahaan dalam mengambil kebijakan yang
tepat dalam mengoptimalkan biaya persediaan dan pemesanan yang dikeluarkan
oleh PT Trubus Mitra Swadaya terkhusus pada kelompok produk yang memiliki
nilai penjualan tertinggi. Berikut adalah selisih Total Inventory Cost perusahaan
dengan Total Inventory Cost menurut EOQ:
79
Tabel 13. Perbandingan TIC Pupuk dan Media Tanam Kelompok A menurut
Kebijakan Perusahaan (Metode Konvensional) dengan TIC menurut
Metode EOQ pada Gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya
Tahun 2019
Nama Produk TIC
Perusahaan
(Rp)
TIC EOQ
(Rp) Selisih (Rp)
Media Tanam Trubus 479.168.985 123.785.321 355.383.664
Kompos Kambing Trubus 149.447.308 32.380.250 117.067.058
Kompos Best Compost 129.295.346 29.008.571 100.286.775
Kompos Sapi Trubus 122.081.588 21.912.080 100.169.508
Jumlah 879.993.227 207.086.222 672.907.005
Sumber: Data Penelitian (diolah)
Berdasarkan Tabel 13. selisih Total Inventory Cost (TIC) menggunakan
metode konvensional perusahaan diketahui bahwa pada tahun 2019 PT Trubus
Mitra Swadaya mengeluarkan TIC sebesar Rp879.993.227 untuk pupuk dan media
tanam kelompok A sementara dengan menggunakan metode perhitungan EOQ
didapatkan TIC untuk pupuk dan media tanam kelompok A sebesar Rp207.086.222.
Selisih dari kedua metode tersebut sebesar Rp672.907.005 yang berarti pada tahun
2019 PT Trubus Mitra Swadaya dapat melakukan penghematan total biaya
persediaan pupuk dan media tanam kelompok A sebesar Rp672.907.005 jika
menggunakan metode EOQ.
Setelah diketahui selisih biaya total persediaan untuk pupuk dan media tanam
kelompok A di gudang penyimpanan, maka untuk menentukan apakah model
pemesanan pupuk dan media tanam menurut metode EOQ layak atau tidak terapkan
di gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya dapat diketahui dengan
melakukan uji t. Perhitungan uji t dapat dilakukan dengan membandingkan jumlah
total biaya persediaan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan menggunakan
80
metode konvensional dengan total biaya persediaan jika menggunaka metode EOQ.
Untuk menganalisis adanya tingkat signifikansi, maka dugunakan uji t atau t-test.
Kriteria hipotesis yang digunakan adalah taraf signifikansi 5%. Ho diterima
jika t hit ≤ t tabel, dan Ho ditolak jika t hit ≥ t tabel. Dari perhitungan uji signifikansi
dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai dari t hitung sebesar 3,53425 , sedangkan
nilai t tabel untuk taraf signifikansi 5% dan n = 4 adalah sebesar 3,182 Hal ini
berarti nilai t hitung > t tabel, sehingga hipotesis yang berbunyi tidak ada perbedaan
antara Total Inventory Cost menurut metode konvensional dengan Total Invenstory
Cost menurut Economic Order Quantity ditolak. Dengan demikian ada perbedaan
antara Total Inventory Cost menurut metode konvensional perusahaan dengan Total
Invenstory Cost. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pemesanan pupuk dan
media tanam kelompok A dengan metode EOQ lebih efisien dan mampu
menghasilkan penghematan total biaya persediaan dibandingkan metode
konvensional perusahaan.
5.3.2 Manajemen Pengendalian Persediaan Pupuk dan Media Tanam Ketika
Menerapkan Metode EOQ Di Gudang penyimpanan PT Trubus Mitra
Swadaya
Penerapan metode EOQ pada pengendalian persediaan pupuk dan media
tanam di gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya akan mempengaruhi
manajemen pengendalian persediaan pupuk dan media tanam kelompok A yang
selama ini diterapkan perusahaan. Perubahan manajemen pengendalian persediaan
dipengaruhi oleh hasil perhitungan menggunakan metode EOQ yang menunjukkan
jumlah frekuensi dan kuantitas barang yang dipesan berbeda dari jumlah yang
81
selama ini dipesan oleh perusahaan. Berikut perbandingan hasil metode
konvensiona perusahaan dan hasil perhitungan menggunakan metode EOQ.
Tabel 14. Perbandingan Hasil Metode Konvensional Perusahaan dan Hasil Metode
EOQ Pada Pengendalian Persediaan Pupuk dan Media Tanam Kelompok
A Gudang penyimpanan
Nama Produk Metode Konvensional Metode EOQ
Kuantitas Frekuensi Kuantitas Frekuensi
Media Tanam Trubus 57 360 222 93
Kompos Kambing Trubus 30 180 138 39
Kompos Best Compost 26 156 115 35
Kompos Sapi Trubus 23 156 126 28 Sumber: Data Penelitian (diolah)
Pada Tabel 14. untuk melakukan efisiensi biaya pengendalian persediaan
Media Tanam Trubus sebesar Rp355.383.664 perusahaan sebaiknya mengurangi
frekuensi pemesanan dari 360 kali dalam setahun menjadi 93 kali dalam setahun
dan menambah kuantitas pesanan produk dari 57 karung menjadi 222 karung.
Begitu pula pada produk lain, untuk mendapatkan penghematan biaya pemesanan
perusahaan harus mengurangi frekuensi pemesanan dengan menambah kuantitas
produk setiap pemesanan.
Pengurangan frekuensi pemesanan akan berpengaruh pada peningkatan
kuantitas pupuk dan media tanam yang dipesan, sehingga hal tersebut akan
berpengaruh pada ketersediaan kapasitas penyimpanan gudang penyimpanan PT
Trubus Mitra Swadaya. Kapasitas gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya
berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan adalah 5000 karung ukuran 35 ×
55𝑐𝑚. Sementara penggunaan luas gudang dari total seluruh luas gudang adalah
85% (113𝑚2). Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang penulis
lakukan, cara penyusunan pupuk dan media tanam di gudang penyimpanan adalah
82
menggunakan dimensi penyimpanan 5 × 5 × 5 (5 karung ke atas, 5 karung ke
samping, dan 5 karung ke belakang) sehingga kapasitas gudang penyimpanan bisa
mencapai maksimal 5.000 karung.
Karung (35𝑐𝑚 × 55𝑐𝑚)
Luas area penyimpanan = 5(0,35𝑚) × 5(0,55𝑚) = 4,8𝑚2
Area penyimpanan = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛=
113𝑚2
4,8𝑚2 = 23 𝑎𝑟𝑒𝑎
Jumlah barang = 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 × 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛
= 23 × (5 × 5 × 5) = 2.875 karung.
Pengendalian persediaan pupuk dan media tanam menggunakan metode EOQ
dapat diterapkan di gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya jika
perusahaan dapat menambah kapasitas gudang penyimpanan tanpa mengurangi
ruang penyimpanan untuk jenis pupuk dan media tanam selain kelompok A.
Adapun skema tata letak penyimpanan yang penulis sarankan dengan dimensi
penyimpanan 7 × 8 × 7 (7 karung ke belakang, 8 karung ke samping, dan 7 karung
ke atas) adalah sebagai berikut:
Karung (35𝑐𝑚 × 55𝑐𝑚)
Luas area penyimpanan = 7(0,35𝑚) × 8(0,55𝑚) = 6,1𝑚2
Area penyimpanan = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛=
113𝑚2
6,1𝑚2 = 14 𝑎𝑟𝑒𝑎
Jumlah barang = 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 × 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛
83
= 14 × (7 × 8 × 7) = 3.526 karung.
Sehingga jumlah pupuk dan media tanam yang dapat disimpan di gudang
penyimpanan yang memiliki 2 lantai dengan luas yang sama adalah 8.057 karung.
Artinya dengan menggunakan cara penyimpanan tersebut gudang penyimpanan PT
Trubus Mitra Swadaya dapat menambah kapasitas penyimpanan gudang sebanyak
3.057 karung. Penerapan metode EOQ dengan jumlah frekuensi lebih sedikit dan
dengan penambahan kuantitas produk yang dipesan dapat diterapkan, karena
dengan menggunakan cara menyusun 7 × 8 × 7 PT Trubus Mitra Swadaya dapat
menambah kapasitas penyimpanan sebanyak 3.057 yang mana untuk menerapkan
metode EOQ pada pupuk dan media tanam kelompok A PT Trubus Mitra Swadaya
membutuhkan tambahan kapasitas gudang penyimpanan paling sedikit sebanyak
1991 karung yang diperoleh dari perhitungan nilai ROP.
Perubahan frekuensi pemesanan dan kuantitas barang yang dipesan seperti
pada Tabel 14 selain mempengaruhi tata letak pupuk dan media tanam di gudang
penyimpanan terkait ketersediaan kapasitas gudang penyimpanan, perubahan
tersebut juga berpengaruh pada manajemen pengendalian persedian pupuk dan
media tanam kelompok A yang selama ini diterapkan oleh perusahaan. Berikut
perubahan skema manajemen pengendalian persediaan pupuk dan media tanam
kelompok A ketika menggunakan metode EOQ:
84
(kiri) (kanan)
Gambar 11. Alur Proses Persediaan Pupuk dan Media Tanam Menurut PT Trubus
Mitra Swadaya (kiri) dan Menurut Metode EOQ (kanan) Sumber: Data Primer (diolah)
Berdasarkan Gambar 11 perubahan alur proses persediaan pupuk dan media
tanam di gudang penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya ketika menerapkan
metode EOQ adalah adanya titik Reorder Point (ROP) masing-masing barang yang
menjadi acuan perusahaan untuk melakukan pemesanan kembali tanpa harus
menunggu data permintaan dari toko terlebih dahulu.
85
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan
bahwa metode EOQ lebih efisien dibandingkan dengan motode konvensional
perusahaan sesuai dengan hasil yang diperoleh sebagai berikut:
1. Manajemen pengendalian persediaan pupuk dan media tanam di gudang
penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya dilakukan mulai dari tahap
perencanaan hingga tahap evaluasi yang terkoordinasi dengan baik satu sama
lain. Terdiri dari tahap perencanaan, tahap pengorganisasian, tahap
penggerakan dan tahap pengendalian yang merupakan pengawasan
persediaan yang dilakukan secara langsung oleh direktur dan lower manager
untuk mengetahui jumlah real produk yang ada di gudang dan pada catatan
data yang ada.
2. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka jumlah pemesanan
pupuk dan media tanam kelompok A yang paling optimal menurut metode
EOQ adalah Media Tanam Trubus sebesar 222 karung per pemesanan dengan
frekuensi pemesanan 93 kali, Kompos Kambing Trubus sebesar 138 karung
per pemesanan dengan frekuensi pemesanan sebanyak 39 kali, Kompos Best
Compost sebesar 115 karung dengan frekuensi pemesanan sebanyak 35 kali
dan Kompos Sapi Trubus sebesar 126 karung dengan frekuensi pemesanan
sebanyak 28 kali pada tahun 2019.
86
3. Implikasi manajerial dari adanya penerapan metode EOQ pada pengendalian
persediaan pupuk dan media tanam kelompok A di PT Trubus Mitra Swadaya
secara signifikan berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan sebesar Rp672.907.005. Pengendalian persediaan dengan metode
EOQ dapat diterapkan dengan memperbaiki manajemen persediaan yang
selama ini diterapkan seperti mengatur pola penyusunan pupuk dan media
tanam di gudang penyimpanan serta mengatur jadwal pemesanan sesuai
dengan nilai ROP yang telah didapatkan.
6.2 Saran
1. PT Trubus Mitra Swadaya hendaknya mempertimbangkan untuk
mengklasifikasikan pupuk dan media tanam pada gudang penyimpanan
berdasarkan analisis ABC untuk mempermudah dalam pengawasan dan
dalam membuat kebijakan-kebijakan persediaan yang lebih memfokuskan
persediaan pada produk-produk yang memiliki nilai investasi yang besar
dengan permintaan yang tinggi.
2. PT Trubus Mitra Swadaya hendaknya mempertimbangkan untuk
menggunakan metode Economic Order Quantity dalam melakukan
pembeliaan persediaan pupuk dan media tanam kelompok A yang dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan baik financial maupun manajerial.
87
DAFTAR PUSTAKA
Ajeng, Sri. 2011. Peramalan Penjualan Untuk Perencanaan Pengadaan
Persediaan Buah Durian Di Rumah Durian Harum Bintaro, Jakarta.
Skripsi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Akhmad. 2018. Manajemen Operasi. Azkiya Publishing. Jakarta.
Aminuddin. 2005. Prinsip-Prinsip Riset Operasi. Erlangga. Jakarta
Andira, Olivia Elsa. 2016. Analisis Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu
Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) Pada Roti Puncak
Makassar. Jurnal Ekonomi Bisnis: Vol. 21, No. 3, hlm. 201 – 208.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
Cipta. Jakarta.
Assauri, S. 2016. Manajemen Operasi Produksi. PT. Raja Grafido Persada: Jakarta.
Ato’illah, Mohammad. 2015. Analisis Pengembangan Produk untuk Meningkatkan
Volume Penjualan Pupuk. Jurnal WIGA: Vol. 5, No. 1, hlm 67-73.
Bagong, Suyanto. 2005. Metode Penelitian Sosial. Kencana Prenanda Media
Group: Jakarta.
Bjork, Kaj-Mikael. 2009. An Analytical Solution to A Fuzzy Economic Order
Quantity. International Journal of Approximate Reasoning: Vol. 50, Issue 3,
pg. 485-493.
Gaspersz, Vincent, 2006. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced
Scorecard Dengan Six Sigma Untuk Organisasi Bisnis Dan Pemerintah.
Gramedia Pustaka. Jakarta.
Hanif, Muhammad. 2017. Analisis Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan
Produk Jadi Dengan Menggunakan Metode EOQ Berdasarkan Metode
Exponential Smoothing Pada PT XYZ. [Skripsi]: President University.
Haming, Murdifin dkk. 2017. Operation Research (Teknik Pengambilan Keputusan
Optimal). Bumi Aksara. Jakarta.
Haming, Murdifin dan Nurnajamuddin, Mahfud. 2007. Manajemen Produksi
Modern (Operasi Manufaktur dan Jasa) Buku 2. Bumi Aksara. Jakarta.
88
Handoko. T. Hani. 2011. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.
Penerbit BPFE: Yogyakarta.
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2010. Operation Management Edisi 9. Salemba
Empat. Jakarta.
Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Grasindo. Jakarta.
Kayo, K. P. 2007. Manajemen Dakwah dari Dakwah KOnvensional Menuju
Dakwah Kontemporer. Sinar Grafika Offset: Jakarta.
Maulana, Ardy. 2015. Analisis Efisiensi Persediaan Bahan Baku Susu Sapi Murni
Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Soto
Sedeep. [Skripsi] Universitas Diponegoro. Semarang.
Mayasari, Desi dan Supriyanto. 2016. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan
Baku Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) pada PT.
Suryamas Lestari Prima. Jurnal Bisnis Administrasi: Vol. 05, No. 01, hlm.
26-32.
Munir dan Wahyu Ilaihi. 2006. Manajemen Dakwah. Kencana Prenada Media
Group: Jakarta
Nasution, Arman Hakim. 2006. Manajemen Industri. Andi Offset.Yogyakarta.
Nilwan, Afrizal, Sofyandi, Yunita dan Goenawan. 2011. Analisis Perhitungan
Economic Order Quantity (EOQ) dan Pengaruhnya Terhadap
Pengendalian Persediaan Produk Dagangan (Studi Kasus pada PT. Bumi
Jaya di Natar). Jurnal Akuntansi & Keuangan: Vol. 2, No. 2, halaman 303-
316.
Organic Insitute. 2019. Statistik Pertanian Organik Indonesia 2019. Aliansi
Organis Indonesia: Bogor.
Purwoko, Bambang Puji, dan Lusiana. 2018. Penggunaan Metode Economic Order
Quantity (EOQ) Untuk Mengoptimalkan Biaya Persediaan Pada PT.
Alphacon Valfindo Periode 2016. The Asia Pasific Journal Of Management
Studies: Vol. 5, No. 2, halaman 87-104.
Rahim, Abd., dkk. 2012. Model Analisis Ekonomi Pertanian. Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar: Makassar.
89
Republik Indonesia. 2014. Peraturan Kepala BNPB Tentang Pedoman
Pergudangan No 6 Tahun 2009. BNPB. Jakarta.
Ristono, Agus. 2013. Manajemen Persediaan. Graha Mulya: Yogyakarta.
Sabarguna, B.S. 2004. Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit Edisi Kedua.
Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng-DIY.
Sakkung, Carien Valerie dan Candra Sinuraya. 2011. Perbandingan Metode EOQ
(Economic Order Quantity) dan JIT (Just in Time) terhadap Efisiensi Biaya
Persediaan dan Kinerja Non-keuangan (Studi Kasus pada PT Indoto Tirta
Mulia). Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi: No. 05.
Schroeder, Goldstein and Rungtusanatham. 2010. Operations Management:
Contemporary Concepts and Cases. 5th ed.. McGraw-Hill.
Siswanto. 2007. Pengantar Manajemen. PT. Bumi Aksara: Jakarta.
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta:
Bandung.
Torang, Syamsir. 2013. Organisasi Dan Manajemen (Perilaku, Strukture, Budaya,
& Perubahan Organisasi). Alfabeta: Bandung.
Usman, Husaini. 2013. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi
Keempat. Bumi Aksara: Jakarta Timur.
Wahyuni, Titis. 2015. Penggunaan Analisis ABC Untuk Pengendalian Persediaan
Produk Habis Pakai: Studi Kasus Di Program Vokasi UI. Jurnal Vokasi
Indonesia: Vol. 3, No. 2. Halaman 1-20.
Wardhani, P. S. 2015. Perencanaan dan Pengendalian Persediaan dengan Metode
EOQ. Jurnal Media Mahardika: Vol. 13, No. 3. Halaman 310-328.
Wijaya, A., Muhammad A., dan Tony S. 2013. Sistem Informasi Perencanaan
Persediaan Produk. Jurnal Sistem Informasi: Vol. 2, No. 2, halaman 14-20.
Yulihartika, Rika Dwi. 2015. Pengaruh Biaya Distribusi Terhadap Jumlah
Penjualan Pupuk pada PT. Pertani Persero Cabang Bengkulu. Jurnal
AGRITEPA: Vol. II, No. 1, hlm 12-20.
90
Lampiran
91
Lampiran 1. Perhitungan Nilai Analisis ABC Pupuk dan Media Tanam Gudang
penyimpanan PT Trubus Mitra Swadaya
Kode
Produk Nama Produk
Harga
(Rp/krg)
Jumlah
Distrib
usi
Nilai
Investasi %
%
Kumulati
f
Kelo
mpo
k
2011400
0003
Media Tanam
Trubus 30.000 20.585 617.550.000 47,59% 47,59% A
2011400
0001
Kompos Kambing
Trubus 30.000 5.316 159.480.000 12,29% 59,88% A
2011400
0002
Kompos Best
Compost 36.000 4.001 144.036.000 11,10% 70,98% A
2011400
0006
Kompos Sapi
Trubus 27.000 3.567 96.309.000 7,42% 78,40% A
2011300
0009
Media Aglonema
Bag 30.000 2.546 76.380.000 5,89% 84,29% B
2011400
0015 Kompos Premium 45.000 1.523 68.535.000 5,82% 90,11% B
2011300
0019
Media Pakis Plus-
Pcs 12.500 2.225 27.812.500 2,14% 92,25% B
2011300
0014
Sekam Bakar
Trubus 25.000 959 23.975.000 1,85% 94,10% B
2011400
0004
Media Tanam
Hias 26.500 834 22.101.000 1,70% 95,80% C
2011400
0008 Media Cocopeat 30.000 460 13.800.000 1,06% 96,86% C
2011400
0016
Media Tanam
Trubus
(Sumatera)
35.000 387 13.545.000 1,04% 97,90% C
2011300
0017
Media Adenium &
Euphorbia 12.500 990 12.375.000 0,95% 98,85% C
2011300
0013 Media Anthurium 12.500 879 10.987.500 0,85% 99,70% C
2011400
0020 Pasir Malang 15.000 720 10.800.000 0,83% 100,43% C
Jumlah 1.297.686.000 Sumber : Data Penelitan (diolah)
92
Lampiran 2. Perhitungan Standar Deviasi Distribusi Media Tanam Trubus
No Bulan X Y (X-Y) (X-Y)^2
1 Januari 4.355 4.540 (185) 34.225
2 Februari 739 700 39 1.521
3 Maret 825 800 25 625
4 April 2.190 2.200 (10) 100
5 Mei 1.575 1.650 (75) 5.625
6 Juni 890 850 40 1.600
7 Juli 1.820 1.870 (50) 2.500
8 Agustus 743 800 (57) 3.249
9 September 1.320 1.000 320 102.400
10 Oktober 980 1.000 (20) 400
11 November 4.214 4.100 114 12.996
12 Desember 934 800 134 17.956
Jumlah 5.031.124 124 Sumber : Data Penelitian (diolah)
Keterangan:
X : Distribusi Media Tanam Trubus dari gudang penyimpanan
Y : Permintaan Media Tanam Trubus dari Toko Trubus
N : 12 bulan
93
Lampiran 3. Perhitungan Standar Deviasi Distribusi Kompos Kambing Trubus
No Bulan X Y (X-Y) (X-Y)^2
1 Januari 715 700 15 225
2 Februari 330 350 (20) 400
3 Maret 286 250 36 1.296
4 April 634 650 (16) 256
5 Mei 279 300 (21) 441
6 Juni 525 500 25 625
7 Juli 253 250 3 9
8 Agustus 554 600 (46) 2.116
9 September 430 450 (20) 400
10 Oktober 320 300 20 400
11 November 425 430 (5) 25
12 Desember 565 500 65 4.225
Jumlah 10.418 30 Sumber : Data Penelitian (diolah)
Keterangan:
X : Distribusi Kompos Kambing Trubus dari gudang penyimpanan
Y : Permintaan Kompos Kambing Trubus dari Toko Trubus
N : 12 bulan
94
Lampiran 4. Perhitungan Standar Deviasi Distribusi Kompos Best Compost
No Bulan X Y (X-Y) (X-Y)^2
1 Januari 654 650 4 16
2 Februari 312 330 (18) 324
3 Maret 189 200 (11) 121
4 April 216 250 (34) 1.156
5 Mei 412 430 (18) 324
6 Juni 203 220 (17) 289
7 Juli 420 450 (30) 900
8 Agustus 178 200 (22) 484
9 September 510 520 (10) 100
10 Oktober 196 220 (24) 576
11 November 382 380 2 4
12 Desember 329 350 (21) 441
Jumlah 4.735 20 Sumber : Data Penelitian (diolah)
Keterangan:
X : Distribusi Kompos Best Compost dari gudang penyimpanan
Y : Permintaan Kompos Best Compost dari Toko Trubus
N : 12 bulan
95
Lampiran 5. Perhitungan Standar Deviasi Distribusi Kompos Sapi Trubus
No Bulan X Y (X-Y) (X-Y)^2
1 Januari 533 550 (17) 289
2 Februari 173 170 3 9
3 Maret 200 190 10 100
4 April 367 370 (3) 9
5 Mei 179 180 (1) 1
6 Juni 237 230 7 49
7 Juli 221 220 1 1
8 Agustus 375 380 (5) 25
9 September 330 320 10 100
10 Oktober 472 500 (28) 784
11 November 180 200 (20) 400
12 Desember 300 250 50 2.500
Jumlah 4.267 19 Sumber : Data Penelitian (diolah)
Keterangan:
X : Distribusi Kompos Sapi Trubus dari gudang penyimpanan
Y : Permintaan Kompos Sapi Trubus dari Toko Trubus
N : 12 bulan
96
Lampiran 6. Pengujian Hipotesis
Produk Deviasi (D) Kuadrat
Deviasi
Media Tanam Trubus 355.383.664 1,26317
Kompos Kambing Trubus 117.067.058 1,37016
Kompos Best Compost 100.286.775 1,00615
Kompos Sapi Trubus 100.169.508 1,00315
Jumlah 672.907.005 𝟏, 𝟔𝟎𝟏𝟏𝟕
Sumber : Data Penelitian (diolah)
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑀𝑑
√∑ 𝑋2𝑑
𝑁(𝑁−1)
= 168.226.751
√𝟏,𝟔𝟎𝟏𝟏𝟕−(𝟒𝟓𝟐.𝟖𝟎𝟑.𝟖𝟑𝟔.𝟗𝟕𝟎.𝟕𝟐𝟎.𝟎𝟎𝟎/𝟒)
4(4−1)
= 168.226.751
√1,4017
= 149.302.898
47.598.981,87
= 3,53425
97
Lampiran 7. Struktur Organisasi PT Trubus Mitra Swadaya 2019
STRU
KTUR
ORGA
NISA
SI
PT. T
RUBU
S MITR
A SW
ADAY
A
2019
DIREK
TUR
Mgr. P
emasa
ran
Spv.
Ritel
Sp
v. Rit
el
Jr
Spv.
Pasar
Khus
us
SPV
Pemb
elian
AR/A
P
ED
P/IT
Sub G
L
Kasir
Keua
ngan
Spv.
Keua
ngan
GL
Admi
n
Guda
ng
Kasir
Toko
Staf
Kebe
rsiha
n
Staf A
dmin
Umum
Satpa
m
Sales
Toko
Sta
f Adm
in
Pema
saran
Agen
Distri
butor
PJ HR
D &
Umum
PJ. Gu
dang
Staf
Pemb
ibitan
MD Sa
protan
Dis
ributo
rPro
mosi
Kreati
f
Disain
So
sial M
edia
Staf G
udan
g E
ksped
isi
Ka. T
oko
Pa
sar Pr
oyek
MD Ta
nama
n
MD
Groc
ery
MD
M. In
fo,
Herba
l