Post on 05-Feb-2018
SKRIPSI
“ANALISIS PENGARUH PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI ATAS BARANG MEWAH ELEKTRONIK (PPnBM) DAN
FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP PENJUALAN PADA
TINGKAT PEDAGANG ECERAN WILAYAH KRAMAT JATI
DENGAN HARGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING”
(Studi Kasus : Penjualan TV 21-29 inch dan Mesin Cuci Dengan Kapasitas Linen Sampai Dengan 10kg)
Oleh :
MAYANG LIANDHIKA WURI
NIM :104082002730
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
ANALISIS PENGARUH PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI ATAS BARANG MEWAH (PPnBM) ELEKTRONIK DAN
FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP PENJUALAN PADA
TINGKAT PEDAGANG ECERAN WILAYAH KRAMAT JATI
DENGAN HARGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus:Penjualan TV 21-29 Inch dan Mesin Cuci dengan Kapasitas Linen Sampai Dengan 10Kg)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Nama : Mayang Liandhika Wuri
NIM : 104082002730
Di bawah Bimbingan,
Pembimbing I
( Prof. Dr. Abdul Hamid, MS )
NIP. 19570617198503 1 002
Pembimbing II
( Afif Sulfa, SE, Ak, M.Si )
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
Hari ini Jum’at Tanggal Sebelas Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Mayang Liandhika Wuri NIM 104082002730 dengan judul
skripsi : “ANALISIS PENGARUH PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
ATAS BARANG MEWAH ELEKTRONIK (PPnBM) DAN FLUKTUASI KURS
RUPIAH TERHADAP PENJUALAN PADA TINGKAT PEDAGANG ECERAN
WILAYAH KRAMAT JATI DENGAN HARGA SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING (Studi Kasus : Penjualan TV 21-29 Inch dan Mesin Cuci dengan Kapasitas Linen Sampai
Dengan 10Kg)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung,
maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Desember 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Afif Sulfa, SE, Msi, Ak. Yessi Fitri, SE, Msi, Ak.
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS.
Penguji Ahli
Hari ini Rabu Tanggal Tiga Belas Bulan Januari Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Mayang Liandhika Wuri NIM 104082002730 dengan judul skripsi :
“ANALISIS PENGARUH PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS
BARANG MEWAH ELEKTRONIK (PPnBM) DAN FLUKTUASI KURS RUPIAH
TERHADAP PENJUALAN PADA TINGKAT PEDAGANG ECERAN WILAYAH
KRAMAT JATI DENGAN HARGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi
Kasus : Penjualan TV 21-29 Inch dan Mesin Cuci dengan Kapasitas Linen Sampai Dengan 10Kg)”.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini
sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Januari 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Afif Sulfa, SE, Msi, Ak.
Penguji Ahli
Prof. Dr. Azzam Jasin, Ak, MBA.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Mayang Liandhika Wuri
2. Tempat dan Tanggal lahir : Subang, 06 Agustus 1986
3. Alamat : Jl. Cemerlang No.7a Rt 07 / Rw 02
Jatibening Baru, Pondok Gede, Bekasi,
Jawa Barat, Indonesia 17412
4. Telp : +6738637343 / +628562077069
5. Email : wuriey@yahoo.co.id
6. Kantor : AB Company ( Executive Marketing), BSB
Elmaya Butik (owner), Brunei Darussalam
II. PENDIDIKAN
1. SD (1992-1998 : SDN Percontohan 03 Pagi Kodam, Jakarta Timur
2. SLTP (1998-2001) : SLTPN Percontohan 109 Kodam, Jakarta Timur
3. SLTA (2001-2004) : SLTA International DU2 BPPT Jombang,
Jawa Timur
4. S1 (2004-2009) : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN KERJA
1. Des’07 – Feb’08 : KJPP Aditya Iskandar & Rekan
(Marketing)
2. Feb’08 – Sekarang : Executive Marketing AB Company
Supervisor bagian Keuangan Elmaya Butik
1V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
a. Nama : H. Sudiro Warsito, SH
b. Tempat dan Tanggal Lahir : Yogyakarta, 25 Desember 1955
c. Telp : +6281310666660
d. Pekerjaan : Pimpinan HRD
PT. Bangun Tjipta Kontraktor
e. Email : sudiro.warsito@yahoo.com
2. Ibu
a. Nama : Hj. Lina Laelina Sd
b. Tempat dan Tanggal Lahir : Subang, 13 Oktober 1960
c. Telp : +6221-91929777
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Email : linalaelinasundawa@yahoo.com
3. Kakak
a. Nama : Anugrah Ajie Suandyka, S.Ikom
b. Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 05 Desember 1982
c. Telp : +6285691700005
d. Pekerjaan : PT. BNI Securities
e. Email : masterseassons@yahoo.com
4. Adik
a. Nama : Mekka Tripimandyka
b. Tempat dan Tanggal Lahir : Subang, 09 Juni 1990
c. Telp : +628561376670
d. Pekerjaan :Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan
Perbankan Syariah, semester III
e. Email : mekkamantabb@yahoo.com
ANALYSIS OF INFLUENCE BETWEEN ELIMINATION OF PPnBM AND RUPIAH’S
EXCHANGE FLUCTUATIONS WITH SALES ON RETAIL SALES MERCHANT
LEVEL IN KRAMAT JATI REGION USING PRICE AS AN INTERVENING
VARIABLE (Case Studies : 21”-29” TV sales, and Washing Machine with until 10Kg Linen Capacity)
ABSTRACT Mayang Liandhika Wuri, Analysis of Influence Between Elimination of PPnBM and Rupiah’s
Exchange Fluctuations With Sales, on Retail Sales Merchant Level, in Kramat Jati Region
Using Price as an Intervening Variable (Case Studies : 21”-29” TV Sales, and Washing
Machine with until 10Kg Linen Capacity).
This research aims to test whether there is a direct influence (influece of X on Y) elimination
of PPnBM and rupiah’s exchange fluctuation with sales, also to test whether there is a
undirect influence (influence of X on Y with intervening variable as a connector) with price
as an intervening variable with sales, on retail sales merchant, in Kramat Jati region. The
population of this research is an electronic retailer in the area of district Kramat Jati and
using simple random sampling to determine the research sample. Tested sample is an
electronic retailers in the area of Kramat Jati through questionaries.
The result of path analysis showed that there is influence between the abolition electronic
PPnBM abolition of sales level with value 0,565. Meanwhile, the rupiah’s exchange
fluctuations also have an impact on sales with value 0,426. The price is not an intervening
variable between the elimination of electronics PPnBM and rupiah’s exchange fluctuations,
because it has smaller value of independent variable that have a direct impact on the
dependent variable (sales).
Keywords : Electronics PPnBM, Exchange Rate Fluctuations, Price, Sales, Retail Merchants.
ANALISIS PENGARUH PENGHAPUSAN PPnBM ELEKTRONIK DAN
FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP PENJUALAN PADA TINGKAT
PEDAGANG ECERAN WILAYAH KRAMAT JATI DENGAN HARGA SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING (Studi kasus: Penjualan TV 21-29 inch dan Mesin Cuci dengan Kapasitas Linen Sampai Dengan 10Kg)
ABSTRAK Mayang Liandhika Wuri, Analisis Pengaruh Penghapusan PPnBM Elektronik dan Fluktuasi
Kurs Rupiah Terhadap Penjualan Pada Tingkat Pedagang Eceran Wilayah Kramat Jati Dengan Harga Sebagai Variabel Intervening (Studi kasus : Penjualan TV 21-29 inch dan
Mesin Cuci dengan Kapasitas Linen di bawah 10Kg). Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pengaruh langsung (pengaruh X terhadap Y)
penghapusan PPnBM dan Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Penjualan, juga untuk menguji
pengaruh tidak langsung (pengaruh X terhadap Y dengan penghubung variabel intervening)
dari harga sebagai variabel intervening terhadap penjualan pedagang eceran wilayah Kramat
Jati. Populasi penelitian ini adalah pedagang eceran elektronik di wilayah Kelurahan Kramat
Jati dan menggunakan simple random sampling untuk menentukan sampel penelitian. Sample
yang diuji adalah pedagang eceran elektronik yang berada di wilayah Kramat Jati melalui
penyebaran kuesioner.
Hasil analisi jalur menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara penghapusan PPnBM
Elektronik terhadap tingkat penjualan yaitu sebesar 0,565. Sedangkan fluktuasi kurs rupiah
juga memiliki pengaruh terhadap penjualan yaitu sebesar 0,426. Harga bukan merupakan
variabel intervening antara fluktuasi kurs rupiah dan penghapusan PPnBM terhadap Penjualan karena memiliki nilai lebih kecil dari variabel independent yang memiliki
pengaruh langsung terhadap variabel dependent (penjualan). Kata Kunci : PPnBM Elektronik, Fluktuasi Kurs, Harga, Penjualan, Pedagang Eceran
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan
petunjuk, rakhmat, kekuatan dan hidayah-Nya kepada penulis, demikian juga kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang telah membantu memberikan bahan serta petunjuk,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini disusun sebagai syarat utama kelulusan program studi Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial, Jurusan Akuntansi dengan konsentransi Pajak, Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, guna mencapai gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Ekonomi.
Penulis mengangkat judul “Analisis Pengaruh Penghapusan Pajak Pertambahan Nilai
Atas Barang Mewah (PPnBM) Elektronik dan Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Penjualan
Pada Tingkat Pedagang Eceran Wilayah Kramat Jati Dengan Harga Sebagai Variabel
Intervening (studi kasus : penjualan tv 21-29 inch dan mesin cuci dengan kapasitas linen
sampai dengan 10kg)”, dengan munculnya peraturan baru yang menyatakan PPnBM
elektronik untuk TV 21-29 inch dan mesin cuci dengan kapasitas linen sampai dengan 10kg
serta terjadinya fluktuasi kurs rupiah yang mempengaruhi harga sehingga akan berpengaruh
terhadap penjualan, dan penulis mencoba membahas adanya pengaruh penghapusan PPnBM
dan fluktuasi kurs terhadap penjualan elektronik pedagang eceran wilayah Kramat Jati,
Jakarta Timur.
Mengingat berbagai keterbatasan waktu, biaya dan fisik, penulis menyadari sepenuhnya
bahwa skripsi ini masih jauh untuk dikatakan sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan skripsi ini
Jakarta, Desember 2009
Penulis
Mayang Liandhika Wuri
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT., atas segala kemudahan, kelancaran, kesabaran,
dan segala kekuatan yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan yang di harapkan. Penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada :
1. Kedua orang tuaku, H. Sudiro Warsito SH, dan Hj. Lina Laelina Sundawa, adikku tercinta
(Mekka Triprimandyka) serta saudara-saudaraku semuanya, atas perhatian, kerja keras,
materi dan non materi, keikhlasan yang tak ternilai, diberikan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. I loph u all, muach.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku pembimbing I sekaligus selaku Dekan
Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terima kasih atas segala arahan dan bimbingannya selama ini dan selalu meluangkan
waktu ditengah-tengah kesibukannya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Semoga Allah, SWT memberikan jutaan kebaikan dunia dan akhirat, amien.
3. Bapak Afif Sulfa, SE, Ak, M.si. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas FEIS UIN
Syarif Hidaatullah Jakarta sekaligus selaku pembimbing II, terima kasih atas segala
arahan dan bimbingannya selama ini dan selalu meluangkan waktu ditengah
kesibukannya, untuk membimbing penulis. Semoga Allah, SWT memberikan jutaan
kebaikan dunia dan akhirat, amien.
4. Seluruh dosen-dosen dan staf Karyawan-ti FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah memberikan pengetahuannya kepada penulis serta bantuan dalam pemenuhan
kebutuhan akademis.
5. Staff Perpustakaan FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas kemurahan hatinya dalam
membantu penulis mencari sumber informasi buku-buku literatur dan skripsinya yang
sarat akan manfaat serta mendukung penulisan skripsi ini. Khususnya Pak Ali,
terimakasih untuk buku-bukunya yang banyak.
6. Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama kepada saudara
Priyo,atas kemurah hatinya dalam membantu penulis mencarikan sumber informasi buku-
buku literatur dan skripsinya yang sarat akan manfaat serta mendukung penulisan skripsi
ini. Thanx ya sudah meloloskan buku itu….hihihihi
7. Seluruh staf Karyawan-ti Akademik Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan pengetahuannya kepada penulis serta bantuan dalam pemenuhan kebutuhan
akademis
8. Bapak Bustami, S.IP selaku Lurah diwilayah Kelurahan Kramat Jati, Jakarta Timur,
terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian
diwilayah tempat bapak pemimpin.
9. Bapak Asmari Yogi, SH selaku Sekretaris Kelurahan Kramat Jati, Jakarta Timur, terima
kasih atas saran dan bantuannya dalam hal pemberian surat ijin melakukan Penelitian
Skripsi serta informasi yang diberikannya mengenai kelurahan setempat.
10. Seluruh jajaran staff Kelurahan Kramat Jati, Jakarta Timur, terima kasih penulis ucapkan.
11. Mas Anugrah Ajie Suandyka, Si.Kom, sebagai kakak kandung penulis, terima kasih atas
segala bimbingan dan “melek malemnya” untuk menemani dan membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini. Thanx ya mas…semoga cepet nikah ma calon kk iparquw
hehehehehe.
12. My Lovely in somewhere, yang selalu memberikan dukungan moril dan spiritual kepada
penulis. Thanx ya udah mau jadi tempat berbagi. I Luv u so much, muach…
13. Kakak ibeh dan kakak ani, kakak angkat aku yang super baik nan cerewet, thanx ya
kalian selalu ingetin mayang dan kasih semangat untuk nyelesein kuliah. Thanx juga
untuk tumpangan kostannya yang PW hehehhehe…
14. All my friend di FEIS UIN syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2004 khususnya kelas
perpajakan.
15. Seluruh teman tersisa quw.. Eli, Haris, Izah, Sanusi, Hidayat, Viki, Ibad, thanx ya dah
setia menemaniqu hingga semester XI hehehe. Semoga semester ini menjadi semester
terakhir untuk kita di jenjang S1… ciaooo kawan-kawan dan jangan lupa doakan mayang
ya supaya “proyek” bisa jalan, aamiin..
16. Seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang namanya (maaf) tidak tertulis,
yang telah membantu dan memberikan support baik secara langsung maupun tidak
langsung berupa materil maupun spiritual. Terimakasih yaaaaaaa
Besar harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada mahasiswa dan pentatar pendidikan dalam mempelajari ilmu Ekonomi pada
umumnya.
Jakarta, Desember 2009
Hormat saya,
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERSEMBAHAN..................................................................................................... i
Daftar Riwayat Hidup.............................................................................................. ii
Abstract ..................................................................................................................... iv
Abstrak ..................................................................................................................... v
Kata Pengantar ........................................................................................................ vi
Ucapan Terima Kasih .............................................................................................. vii
Daftar Isi................................................................................................................... x
Daftar Tabel ............................................................................................................. xiv
Daftar Gambar......................................................................................................... xv
Daftar Lampiran ...................................................................................................... xvi
BAB I ......................................................................... PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian..................................................... 1
B. Perumusan Masalah Penelitian .......................................................... 6
C. Pembatasan Masalah Penelitian ......................................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................... ……………... 7
1. Tujuan Penelitian……………………………………………….. .... 7
2. Manfaat Penelitian………………………………………………. ... 8
BAB II ...............................................................TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Perpajakan di Indonesia ............................................... 10
1 Definisi Pajak............................................................................. 10
2 Fungsi Pajak............................................................................... 11
3 Jenis Pajak ................................................................................. 12
4 Tata Cara Pemungutan Pajak...................................................... 14
5 Sistem Pemungutan Pajak .......................................................... 15
6 Definisi, Objek, Subyek, Mekanisme Pengenaan, Tarif dan
Penghitungan PPnBM ................................................................ 16
7 Penyetoran, Pelaporan dan Sarana Pembayaran PPnBM ............. 21
B. Fluktuasi Kurs.................................................................................... 24
1 Pengertian Fluktuasi Kurs .......................................................... 24
2 Jenis-jenis Kurs .......................................................................... 30
3 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar .......................................... 31
C. Penjualan ........................................................................................... 34
1 Pengertian Penjualan .................................................................. 34
2 Klasifikasi Penjualan Berdasarkan Pengakuannya ...................... 36
3 Tujuan Umum Penjualan............................................................ 38
4 Penjualan Sebagai Fungsi Pemasaran ......................................... 39
5 Politik dan Hukum Penjualan ..................................................... 40
D. Pengusaha Kena Pajak (PKP) Pedagang Eceran ................................. 41
1 Pengertian PKP .......................................................................... 41
2 Pengertian PKP Pedagang Eceran............................................... 42
3 Kewajiban PKP dibidang Pajak .................................................. 43
4 Pengukuhan Pedagang Eceran Menjadi PKP .............................. 43
5 Dasar Pengenaan Pajak............................................................... 44
E. Harga.................................................................................................. 46
1. Pengertian Harga........................................................................ 46
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga.................. 46
F. Kerangka Pemikiran............................................................................ 48
G. Tinjauan Penelitian Sebelumnya......................................................... 49
1. Aida Noerma Nurliesma, 2008 ................................................... 49
2. Ika Zuliana, 2006 ....................................................................... 49
3. Jan Horas V. Purba dan San San Sri, 2006.................................. 49
H. Diferensiasi Penelitian........................................................................ 50
I. Hipotesa.............................................................................................. 50
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian……………………………………………..52
B. Metode Penentuan Sample…………………………………………….53
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 54
1. Data Primer................................................................................ 54
2. Data Sekunder............................................................................ 55
D. Metode Analisis Data .......................................................................... 55
1. Uji Kualitas data......................................................................... 56
a. Uji Validitas ........................................................................... 56
b. Uji Realibilitas ....................................................................... 57
2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 58
a. Uji Normalitas ........................................................................ 58
b. Uji Multikolinieritas ............................................................... 58
c. Uji Heterokedastisitas ............................................................. 59
3. Uji Hipotesis Analisis Jalur ........................................................ 59
E. Operasional Variabel dan Pengukurannya .......................................... 60
1. Variabel Independen .................................................................. 60
2. Variabel Dependen..................................................................... 60
3. Variabel Intervening .................................................................. 61
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ................................................................................ 62
1. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 62
2. Waktu Penelitian dan Karakteristik Responden .......................... 65
B. Analisis dan Pembahasan..................................................................... 68
1. Uji Kualitas data......................................................................... 68
a. Uji Validitas ........................................................................... 68
b. Uji Realibilitas ....................................................................... 70
2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 72
a. Uji Normalitas ........................................................................ 72
b. Uji Multikolinieritas ............................................................... 72
c. Uji Heterokedastisitas ............................................................. 73
3. Uji Hipotesis .............................................................................. 75
a. Hipotesis 1.............................................................................. 75
b. Hipotesis 2 ............................................................................. 77
c. Hipotesis 3.............................................................................. 78
d. Hipotesis 4 ............................................................................. 80
e. Hipotesis 5.............................................................................. 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 85
B. Implikasi ............................................................................................. 86
C. Keterbatasan ........................................................................................ 87
D. Rekomendasi....................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................... 93
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
4.1 Kependudukan Kelurahan Kramat Jati ...................................................64
4.2 Sarana Perekonomian.............................................................................65
4.3 Karakteristik Responden ........................................................................66
4.4 Deskriptif Statistik ................................................................................ 67
4.5 Hasil Uji Validitas 69
4.6 Hasil Uji Reabilitas ................................................................................71
4.7 Hasil Uji Multikolinieritas .....................................................................73
4.8 Pengaruh PPnBM Terhadap Tingkat Penjulan........................................75
4.9 Pengaruh Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Tingkat Penjualan ...............77
4.10 Pengaruh Harga Barang Terhadap Tingkat Penjualan.............................78
4.11 Pengaruh PPnBM Terhadap Harga Barang.............................................80
4.12 Pengaruh Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Harga Barang ......................82
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
4.1 Hasil Uji Normalitas ..............................................................................72
4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas..................................................................74
4.3 Diagram Jalur Analisis...........................................................................84
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Hal
1 Kuesioner................................................................................ 93
2 Code Sheet Hasil Kuesioner .................................................... 96
3 Hasil Ratio Persentase ............................................................. 97
4 Hasil Uji Deskriptive............................................................... 98
5 Hasil Uji Validitas................................................................... 99
6 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 103
7 Hasil Uji Normalitas Data ....................................................... 113
8 Hasil Analisis Jalur (Path analisys) ......................................... 114
9 Pengaruh Penetapan Harga Terhadap Tingkat Volume
Penjualan ................................................................................ 122
10 Jurnal Ilmiah, Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar
IDR pada USD Terhadap Tingkat Penjualan............................ 125
11 Peraturan Menteri Keuangan No.137/PMK.011/2008.............. 131
12 Surat Keterangan Rekomendasi Riset(Kelurahan Kramat Jati). 136
13 Struktur Organisasi Kelurahan Kramat jati .............................. 137
14 Peta Wilayah Kelurahan Kramat Jati ....................................... 138
15 Surat Keterangan Izin Riset (Fakultas Ekonomi UIN Jakarta).. 139
16 Surat Keterangan Aktif Kuliah ................................................ 140
17 PPnBM Tiga Produk Elektronik Dihapuskan........................... 141
18 Keputusan Menteri Keuangan No.252/KMK.03/2002 ............. 142
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Pajak merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan pembangunan yang
diterapkan pada hampir seluruh negara di dunia. Penerimaan pajak menjadi sumber
penerimaan dalam negeri yang semakin diandalkan dalam membiayai pembangunan
negara. Oleh karena itu, pemerintah dan Direktorat Jendral Pajak dalam rangka menjaga
ke sesuai dengan visi dan misi serta mengamankan penerimaan negara, terbilang sering
dalam melakukan reformasi khususnya undang-undang dan ketetapan-ketetapan serta
sistem administrasi perpajakan ataupun memodernisasi sistem pengendaliannya.
Mengingat kepentingan pajak dalam menopang keuangan negara, maka pajak
telah ditempatkan sebagai penerimaan negara yang disahkan dalam pasal 23 ayat(2)
UUD 1945 bahwa, “…segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-
undang”. Sehingga, dasar hukum pengenaan pajak di Indonesia telah kuat. Dengan
prinsip Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berimbang dan dinamis yang
dianut pemerintah, maka penerimaan pajak di Indonesia harus selalu ditingkatkan. Hal
ini dikaitkan dengan kebutuhan investasi dalam negeri yang terus meningkat akibat
proyek-proyek pengembangan yang terus bertambah. Penerimaan pajak diharapkan dapat
menggantikan pinjaman luar negeri agar tidak terlalu tergantung pada pinjaman luar
negeri. Menurut Soemitro (dalam Zuliana, 2006), pengertian pajak adalah “Iuran rakyat
kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke sektor pemerintahan)
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa
timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum.”
Pajak ini akan diarahkan pada tujuan untuk kepentingan negara dan dialokasikan
kepada sektor pemerintahan maupun ke daerah dengan pembagian melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sehingga masyarakat di daerah yang
bersangkutan atau sebagian besar akan merasakan secara langsung pajak tersebut melalui
pembangunan daerahnya masing-masing. Penggunaan pajak ini diharapkan akan
merangsang masyarakat untuk memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak
sekaligus sebagai cermin dan sifat kegotong-royongan dalam pembiayaan pembangunan.
Pajak juga disesuaikan dengan iklim dan perkembangan yang dialami negara kita
pada tahun 1983 pemerintah melakukan reformasi perpajakan (tax reform) yang
kemudian direvisi pada tahun 1994. Hal ini mengakibatkan kerumitan sistem perpajakan
yang lama hilang sehingga menghasilkan sistem perpajakan yang sederhana, mudah, adil
dan memberikan kepastian hukum. Reformasi perpajakan ini guna mendorong
keberhasilan perpajakan dan pada kenyataannnya berhasil. Salah satu reformasi
perpajakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan menyempurnakan peraturan-
peraturan yang terkait dengan perpajakan. Seperti peraturan yang baru saja disahkan
pada tanggal 7 Oktober 2008 yaitu Keputusan Mentri Keuangan nomor 137 / PMK.011 /
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Mentri Keuangan No.620 / PMK.03 /
2004 tentang Jenis Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan
Bermotor yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Elektronik. Di dalam
peraturan ini tidak disebutkan TV yang mempunyai ukuran 21-29 inch, mesin cuci
dengan kapasitas linen kering di bawah 10 kg dan kamera digital yang harga jualnya
dibawah 2 juta rupiah. Itu artinya ketiga barang tersebut yang memenuhi kriterianya
tidak dikenakan atau di hapuskan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Elektonik.
Menurut Mentri Keuangan, Sri Mulyani, peraturan ini dikeluarkan karena ketiga
barang elektronik tersebut dianggap bukan lagi menjadi barang mewah dan sudah banyak
digunakan masyarakat di berbagai kalangan. Hal serupa juga disampaikan oleh Dirjen
Deperindag, Budi Darmadi, "Produk yang dihapuskan PPnBM kali ini merupakan
produk elektronik yang permintaannya tinggi di masyarakat". Dengan demikian
diharapkan dapat meningkatkan penjualan masing-masing produk tersebut dengan rata-
rata sebesar 10%. Meningkatnya penjualan akan memberikan dampak positif bagi
produsen maupun pemerintah.
Pendapatan yang meningkat akan mengakibatkan kenaikan laba bagi produsen,
sedangkan pemerintah diharapkan mendapatkan kompensasi atas potential lose dari
penghapusan PPnBM Elektrronik tersebut dengan kenaikan pendapatan pajak baik
berupa PPN dari barang tersebut maupun PPh atas keuntungan yang diperoleh dari
peningkatan penjualan.
Dirjen Deperindag, Budi Darmadi, mengungkapkan bahwa “Kami telah
menghitung bila Depkeu mengabulkan penghapusan PPnBM 17 sub kelompok barang
elektronik maka pendapatan pajak dari produk elektronik akan naik menjadi Rp 5,8
triliun dibandingkan tanpa penghapusan PPnBM Elektronik sebesar Rp 5 triliun”.
Kegiatan ekonomi di sektor perdagangan baik skala besar maupun kecil juga
diharapkan dapat memberikan kontribusinya bagi negara dengan pajak yang dibayarkan
oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) melalui Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM), ataupu pajak
lainnya. Perdagangan skala mikro seperti pedagang eceran, melakukan kegiatan
penyebaran BKP atau JKP melalui suatu tempat penjual eceran seperti toko, kios atau
dengan cara penjualan yang dilakukan langsung kepada konsumen akhir atau dari rumah
ke rumah. Berdasarkan batasan pengusaha kecil, dalam pasal 1 KMK RI No.252 /
KMK.03 / 2002 tanggal 31 mei 2002, pedagang eceran baru akan dikategorikan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP) pedagang eceran apabila peredaran bruto untuk
penyerahan BKP atau JKP dalam satu tahun telah melebihi batasan pengusaha kecil yaitu
sebesar Rp. 600.000.000,00.
Berdasarkan definisi tentang pedagang eceran di atas, dapat dilihat bahwa usaha
eceran ditujukan pada konsumen akhir yaitu individu atau rumah tangga yang membeli
barang dan atau jasa untuk konsumsi pribadi. Usaha eceran merupakan bagian akhir
dalam proses pemasaran yang bertujuan memberikan kepuasan pada pelanggan dengan
memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Maka konsumen pun sebagai pengguna
barang atau jasa sangat jeli dalam memilih barang dan jasa yang akan dikonsumsinya
dan lebih teliti dalam mengolah keuangan antara pengeluaran dan pendapatan yang dapat
berpengaruh terhadap daya beli atas BKP atau JKP tersebut. Pada akhirnya usaha eceran
terdiri dari organisasi yang bertindak sebagai perantara dalam suatu saluran distribusi
barang dan jasa.
Inti dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian membahas pengaruh penghapusan PPnBM elektronik dan fluktuasi kurs
rupiah terhadap penjualan pada tingkat pedagang eceran wilayah kramat jati
dengan harga sebagai variabel intervening
2. Tahun penelitian pada tahun 2009.
3. Metode Statistik yang digunakan metode statistik deskriptif dan metode analisis
regresi berganda (Multiple Regressions Analysis) serta uji asumsi klasik.
4. Penelitian dilakukan terhadap pedagang eceran elektronik yang berada di wilayah
Kelurahan Kramat Jati. Khususnya pedagang yang menjual TV 21-29 inch dan
mesin cuci dengan kapasitas linen sampai dengan 10Kg.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas peneliti melakukan penelitian
tentang “Analisis Pengaruh Penghapusan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah
(PPnBM) Elektronik dan Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Penjualan Pada Tingkat
Pedagang Eceran Wilayah Kramat Jati Dengan Harga Sebagai Variabel Intervening (
Studi Kasus : Penjualan TV 21-29 inch dan mesin cuci dengan kapasitas linen sampai
dengan 10Kg)”.
B. Perumusan Masalah Penelitian
Perumusan masalah penelitian ini mengenai, pengaruh penghapusan PPnBM
Elektronik dan Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika dapat berpengaruh
terhadap penjualan dengan harga sebagai variabel intervening.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian
sebagai berikut :
1. Apakah penghapusan PPnBM elektronik berpengaruh secara langsung terhadap
tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati?
2. Apakah fluktuasi kurs rupiah terhadap Dollar Amerika berpengaruh secara
langsung terhadap tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran
wilayah Kramat Jati?
3. Apakah harga sebagai variabel intervening berpengaruh secara langsung terhadap
tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati?
4. Apakah harga merupakan variabel intervening antara penghapusan PPnBM
elektronik terhadap tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran
wilayah Kramat Jati?
5. Apakah harga merupakan variabel intervening antara fluktuasi kurs rupiah terhadap
tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati?
C. Pembatasan Masalah Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penulis memberikan batasan
masalah dalam penelitian ini agar pembahasan penelitian ini menjadi tidak melebar dan
lebih fokus. Dalam penelitian ini hanya dibahas mengenai pengaruh penghapusan
PPnBM elektronik dan fluktuasi kurs rupiah terhadap penjualan elektronik pada tingkat
pedagang eceran dengan harga sebagai variabel intervening. Barang-barang elektronik
yang dimaksud meliputi mesin cuci dengan kemampuan mencuci dan mengeringkan
yang memiliki kapasitas linen kurang dari 10kg dan Televisi (TV) dengan ukuran 21
inch-29 inch dengan segala jenis. Sedangkan untuk fluktuasi kurs, dalam skripsi ini
hanya di bahas mengenai dampak dari fluktuasi itu sendiri yaitu perubahan harga jual
barang elektronik tersebut, terhadap tingkat penjualan yang terjadi pada pedagang eceran
wilayah Kramat Jati pada tahun 2008 hingga 2009.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan dari penelitian :
a. Untuk mengetahui apakah penghapusan PPnBM elektronik berpengaruh secara
langsung terhadap tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran
wilayah Kramat Jati.
b. Untuk mengetahui apakah apakah fluktuasi kurs rupiah terhadap Dollar
Amerika berpengaruh secara langsung terhadap tingkat penjualan barang
elektronik pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati.
c. Untuk mengetahui apakah harga sebagai variabel intervening berpengaruh
secara langsung terhadap tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang
eceran wilayah Kramat Jati.
d. Untuk mengetahui apakah harga merupakan variabel intervening antara
penghapusan PPnBM elektronik terhadap tingkat penjualan barang elektronik
pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati.
e. Untuk mengetahui apakah harga merupakan variabel intervening antara
fluktuasi kurs rupiah terhadap tingkat penjualan barang elektronik pada
pedagang eceran wilayah Kramat Jati
2. Manfaat dari Penelitian ini
a. Bagi ilmu akuntansi dapat menambah referensi ilmiah mengenai masalah
perpajakan khususnya mengenai pengaruh peraturan pajak bagi barang
elektronik terhadap penjualan elektronik perusahaan elektronik itu sendiri.
b. Bagi masyarakat dapat memberikan wawasan yang luas dan membuka pikiran
bahwa perpajakan itu penting bagi pertumbuhan negara dan beberapa
pengaruhnya terhadap penjualan
c. Bagi para akademisi, diharapkan berguna dalam memperluas wacana dan
tambahan informasi untuk menemukan dimensi-dimensi baru dalam bidang
perpajakan dan bidang ekonomi lainnya yang mempengaruhi tingkat penjualan
suatu perusahaan seperti pengaruh fluktuasi kurs Rupiah terhadap Dollar
Amerika serta dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.
d. Bagi para pedagang tingkat eceran wilayah Kramat Jati dapat menambah
bahan survey pada tingkat penjualan sesudah dan sebelum diberlakukan
PPnBM Elektronik yang baru serta pengaruh fluktuasi kurs Rupiah terhadap
Dollar Amerika terhadap penjualan itu sendiri.
e. Bagi peneliti untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,
selain itu tentunya dapat memberikan wawasan dan keyakinan mengenai
bidang perpajakan dan bidang ekonomi lain khususnya yang menyangkut
dengan penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Perpajakan di Indonesia
1. Definisi Pajak
Para ahli mengartikan pajak dari berbagai sudut pandang, yaitu:
Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani yang dikutip kembali oleh R. Santoso
Brotodihardjo,S.H., (dalam Waluyo, 2006:4) pajak didefinisikan sebagai berikut:
“Pajak adalah iuran negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.
Sedangkan menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro, SH (Mardiasmo, 2008 :
1), menyatakan bahwa,
“Pajak ialah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum”.
Menurut Prof. S. I. Djajadiningrat (Siti Resmi, 2005:1), memberikan definisi
tentang pajak sebagai berikut:
“Pajak sebagai suatu kewajiban mennyerahkan sebagian daripada kekayaan
kepada negara disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang
memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman menurut
peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan,
tetapi tidak ada jasa balik dari negara secara langsung, untuk memelihara
kesejahteraan umum”.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
a. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya
bersifat dapat dipaksa.
b. Tidak mendapatkan secara langsung jasa timbal balik dari pembayaran pajak.
c. Pemungutan pajak dilakukan oleh Negara baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.
d. Pajak merupakan iuran dari masyarakat atau badan yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran pemerintah yang nantinya untuk kesejahteraan rakyat.
e. Pemungutan pajak dipungut untuk tujuan tertentu.
2. Fungsi Pajak
a. Fungsi Penerimaan (Budgeteir)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi
pembiayaan pengeluaran pemerintah. Contohnya yaitu masuknya pajak dalam
APBN sebagai penerimaan dalam negeri.
b. Fungsi Mengatur (Reguler)
Pajak berfungsi sebagai alat ukur untuk mengatur pembiayaan negara
atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. Contohnya yaitu
pajak untuk barang mewah lebih tinggi dibandingkan dengan pajak untuk
barang lainnya.
3. Jenis Pajak
a. Menurut Golongannya
1) Pajak Langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat
dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak
yang bersangkutan. Contohnya Pajak Penghasilan (PPh).
2) Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahkan ke pihak lain. Contohnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
b. Menurut Sifatnya
1) Pajak Subyektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subyeknya yang selanjutnya dicari syarat obyektifnya, maksudnya lebih
memperhatikan keadaan wajib pajak. Contohnya Pajak Penghasilan (PPh).
2) Pajak Obyektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajaknya. Contohnya
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
(PPnBM).
c. Menurut Azas Pemungutannya
1) Equality, dimana pemungutan pajak yang bersifat adil dan merata, yaitu
pajak yang dikenakan kepada orang pribaadi yang harus sebanding dengan
kemampuan membayar pajak sesuai dengan manfaat yang diterima
2) Certainty, penentuan pajak tidak sewenang-wenang. Oleh karena itu,
wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang
terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran.
3) Convenience, kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya
disesuaikan dengan kondisi yang tidak menyulitkan wajib pajak.
4) Economy, bahwa biaya pemungutan dan pemenuhan kewajiban pajak bagi
wajib pajak yang diharapkan seminimum mungkin.
d. Menurut Lembaga Pemungut dan Pengelolaannya
1) Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contohnya Pajak
Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjulan Atas
Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Materai.
2) Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri
atas :
(a). Pajak Daerah Tingkat I (Provinsi), contohnya adalah Pajak Kendaraan
Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
(b). Pajak Daerah Tingkat II (Kotamadya/Kabupaten), yaitu pajak yang
dipungut pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga daerah. Contohnya adalah pajak hiburan, pajak reklame, pajak
hotel & restaurant.
4. Tata Cara Pemungutan Pajak
a. Stelsel Anggapan (Fictive Stelsel)
Merupakan tata cara pemungutan pajak berdasarkan pada suatu anggapan
yang diatur dalam undang-undang. Misalnya penghasilan satu tahun dianggap
sama dengan satu tahun sebelumnya sehingga pada awal tahun pajak sudah
dapat ditetapkan besarnya pajak terutang untuk tahun pajak berjalan.
Kelebihan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan tanpa
harus menunggu pada akhir tahun, sedangkan kelemahannya adalah pajak yang
dibayarkan tidak berdasarkan keadaan sebenarnya.
b. Stelsel Nyata (Riil Stelsel)
Merupakan tata cara pemungutan pajak yang didasarkan pada objek
penghasilan yang nyata sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada
akhir tahun pajak yakni setelah penghasilan pajak yang sesungguhnya diketahui.
Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis sedangkan
kelemahannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode setelah
penghasilan riil diketahui.
c. Stelsel Campuran (Mixed Stelsel)
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel anggapan dengan stelsel
nyata. Pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan
kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan
sebenarnya.
Apabila besarnya pajak menurut stelsel nyata lebih besar daripada pajak
menurut stelsel anggapan maka wajib pajak harus menambah kekurangannya,
sebaliknya jika menurut stelsel nyata pajaknya lebih kecil daripada pajak
menurut stelsel anggapan maka wajib pajak dapat meminta kelebihannya.
5. Sistem Pemungutan Pajak
a. Official Assesment Sistem
Merupakan suatu sistem pemungutan yang memberikan wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
Pajak. Cirri-cirinya adalah :
1). Wewenang untuk menentukan besarnya pajak ada pada fiskus
2). Wajib Pajak bersifat pasif
3). Hutang Pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus
b. Self Assessment Sistem
Merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang,
kepercayaan dan tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan diri dan besarnya pajak yang
terutang kepada pihak fiskus.
c. With Holding Sistem
Merupakan suatu sistem yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga
untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
Pajak. Penunjukan pihak ketiga ini bisa dilakukan dengan Undang-undang
perpajakan, keputusan presiden dan peraturan lainnya untuk memotong dan
memungut pajak, meyetorkan dan mempertanggungjawabkan melalui sarana
perpajakan yang tersedia. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak
banyak tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk.
6. Definisi, Objek, Subyek, Mekanisme pengenaan, Tarif Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM)
a. Definisi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) adalah pajak yang dipungut
atas penyerahan Barang Kena Pajak yang digolongkan sebagai barang mewah
dan impor serta ekspor Barang Kena Pajak yang digolongkan sebagai barang
mewah yang dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan, mengimpor atau
mengekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut di dalam
daerah pabean dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya, dengan
pertimbangan bahwa :
1). Perlu adanya keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang
berpenghasilan rendah dengan konsumen yang berpenghasilan tinggi.
2). Perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas Barang Kena Pajak yang
Tergolong Mewah (BKPTM).
3). Perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil tradisonal.
4). Perlu untuk mengamankan penerimaan Negara.
Penyerahan BKPTM oleh produsen atau importir BKPTM, disamping
dikenakan PPnBM juga dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Berdasarkan pasal 5 dan pasal 10 Undang-undang PPN 1994, Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPnBM) memiliki karakteristik yang agak berbeda dari
PPN, yaitu :
1). PPnBM merupakan pungutan tambahan disamping PPN
2). PPnBM hanya dipungut satu kali yaitu pada saat impor Barang Kena Pajak
yang tergolong mewah, atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak Pabrikan.
3). PPnBM tidak dapat dikreditkan dengan PPN
4). Pengusaha Kena Pajak yang mengekspor Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah, PPnBM yang dibayarkan sewaktu memperoleh Barang Kena Pajak
yang tergolong mewah yang diekspor tersebut dapat diminta kembali.
b. Objek Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Menurut Prof. Badudu dan Prof. Sutan Muhammad Zain dalam Kamus
Bahas Indonesia menyatakan bahwa : “ Objek adalah sesuatu yang menjadi
sasaran”. Sedangkan Barang Kena Pajak menurut UU No.18 tahun 2000
diartikan sebagai berikut :
“Barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa
barang bergerak atau barang tidak bergerak maupun barang tidak
berwujud yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang PPN”.
Objek Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), yaitu :
1) Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah (BKPTM) yang
dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan BKPTM tersebut di dalam
daerah pabean dalam lingkungan perusahaan dan pekerjaannya.
2) Impor Barang Kena Pajak Termasuk Mewah (BKPTM).
c. Subyek Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Definisi atau pengertian subjek menurut Prof. Dr. J.S. Badudu dan Prof.
Sutan Muhammad Zain dalam Kamus Bahasa Indonesia (1994 : 1361)
menyatakan bahwa : “Subjek berarti pelaku yang melakukan tindakan”. Maka
yang dimaksud subjek adalah pengusaha, menurut Undang-undang perpajakan,
pengusaha diartikan sebagai berikut :
“Orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam lingkungan
perusahaan atau pekerjaannnya menghasilkan barang, mengimpor
barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak
berwujud dari luar Daerah Pabean melakukan usaha jasa, atau
memanfaatkan jasa dari luar daerah Pabean”.
Pengusaha Kena Pajak yaitu pengusaha yang menurut undang-undang
perpajakan, diartikan sebagai berikut :
“Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha sebagaimana dimaksud
angka 1 diatas yang melakukan penyebaran Barang Kena Pajak (BKP) dan
atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) yang dikenakan pajak berdasarkan
undang-undang, tidak termasuk pengusaha kecil yang memilih untuk
dikukuhkan menjadi PKP”.
Sejak berlakunya Undang-undang No.28 tahun 2007 yang termasuk subjek
PPnBM adalah sebagai berikut :
1). Pabrikan atau produsen
2). Importir dan Indentor
3). Pengusaha yang memiliki hubungan istimewa dengan pabrikan atau
importir.
4). Agen utama dan penyalur utama pabrikan atau importir.
5). Pemegang hak paten atau merk dagang Barang Kena Pajak (BKP).
6). Pedagang Besar.
7). Pengusaha Jasa yang melakukan penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP).
d. Mekanisme Pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah(PPnBM)
Pengaturan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) di dalam
Undang-undang, secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Atas impor atau penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong
mewah tersebut, dikenakan PPnBM disamping PPN.
2) Tarif PPnBM adalah berkisar antara 10% sampai setinggi-tingginya 75%
e. Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Tarif yang dikenakan pada Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak
(JKP) atas Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) menurut peraturan
pemerintah dapat ditetapkan dalam beberapa pengelompokan tarif yaitu tarif
terendah sebesar 10% dan tarif tertinggi 75%. Tarif PPnBM yang berlaku
sekarang adalah 10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 75%. Untuk Ekspor Barang
Kena Pajak Tergolong Mewah (BKPTM) dikenakan tarif 0%. PPnBM yang
telah di bayarkan atas perolehan BKPTM yang diekspor dapat diminta kembali.
7. Penyetoran, Pelaporan dan Sarana Pembayaran Pajak penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM)
a. Penyetoran Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
1). Pajak Wajib Disetor
(a). Oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP)
PPnBM yang dipungut oleh PKP Pabrikan BKP tergolong mewah
dan PPnBM yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP)
dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar(SKPKB),Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambah (SKPKBT) dan Surat Tagihan Pajak (STP).
(b). Oleh Pemungut Pajak adalah :
Kantor perbendaharaan dan kas negara, bendaharawan Pemerintah
Pusat dan Daerah, Direktorat Jendral Bea dan Cukai, Pertamina, Badan
Umum Milik Negara (BUMN) / Badan Umum Milik Daerah (BUMD),
kontraktor bagi hasil dan kontrak karya bidang migas dan pertambangan
umum lainnya, bank pemerintah, Bank Pembangunan Daerah,
perusahaan operator telepon seluler.
2). Tempat Pembayaran / Penyetoran PPnBM
Kantor Pos dan Giro, bank pemerintah kecuali Bank Tabungan
Negara (BTN), Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Devisa, bank-
bank lain penerima setoran pajak, kantor Direktorat Jendral Bea dan Cukai
khusus untuk impor tanpa LKP.
3). Saat Pembayaran / Penyetoran PPnBM
PPnBM dan PPN yang dihitung sendiri oleh PKP harus disetorkan
paling lambat tanggal 15 bulan takwim berikutnya setelah bulan Masa
Pajak. Contohnya Masa Pajak Januari 2008.
PPnBM dan PPN yang tercantum dalam SKPKB, SKPKBT dan STP
harus di bayar / disetor sesuai batas waktu yang tercantum dalam SKPKB,
SKPKBT, dan STP tersebut. Sedangkan atas impor harus dilunasi
bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk ditunda / dibebaskan, harus
dilunasi pada saat penyelesaian dokumen impor.
PPnBM dan PPN pemunguannya dilakukan oleh :
a). Bendaharawan pemerintah, harus disetor paling lambat 7 bulan takwim
berikutnya setelah masa pajak berakhir.
b). Selain bendaharawan pemerintah, harus disetor paling lambat tanggal 15
bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir.
c). Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang memungut PPnBM dan PPN
atas impor harus menyetor dalam jangka waktu sehari setelah
pemungutan pajak dilakukan.
d). PPN dari penyerahan tepung terigu oleh Badan Urusan Logistik
(BULOG) harus dilunasi sendiri oleh PKP sebelum surat perintah
pengeluaran barang (DO) ditebus. Catatan : apabila tanggal jatuh
tempo pembayaran harus dilaksanakan pada hari kerja berikutnya.
b. Pelaporan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
1). Pajaknya dihitung sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP), harus
dilaporkan dalam SPT massa dan disampaikan kepada Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) setempat paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.
2). Pajak yang tercantum SKPKB, SKPKBT dan STP yang telah dilunasi segera
dilaporkan ke KPP yang menerbitkan.
3). Pajak yang pemungutannya dilakukan oleh :
(a). Bendaharawan pemerintah harus dilaporkan paling lambat 14 hari
setelah masa pajak berlaku.
(b). Pemungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) selain bendaharawan
pemerintah harus dilaporkan paling lambat 20 hari setelah masa pajak
berakhir.
(c). Direktorat Jendral Bea dan Cukai atas impor, harus dilaporkan secara
mingguan selambat-lambatnya 7 hari setelah batas waktu penyetoran
pajak berakhir.
(d). Untuk penyerahan tepung terigu oleh BULOG, maka PPN dan PPnBM
dihitung sendiri oleh PKP, harus dilaporkan dalam SPT Massa dan
disampaikan pada KPP setempat paling lambat 20 hari setelah masa
pajak berakhir. Catatan: apabila tanggal jatuh tempo pelaporan jatuh
pada hari libur, maka pelaporan harus dilaksanakan pada hari kerja
sebelum tanggal jatuh tempo.
c. Sarana Pembayaran Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Membayar atau menyetor PPN dan PPnBM digunakan formulir Surat
Setoran Pajak (SSP) yang tersedia di Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor
Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) di seluruh Indonesia.
Surat Setoran Pajak (SSP) menjadi lengkap dan sah apabila jumlah PPN
atau PPnBM yang disetorkan telah sesuai dengan yang tercantum didalam
Daftar Nominatif Wajib Pajak (DNWP) yang dibuat oleh bank penerima
pembayaran, kantor Pos dan Giro, atau kantor Direktorat Jendral Bea dan Cukai
penerima setoran.
B. Fluktuasi Kurs
1. Pengertian Fluktuasi Kurs
Untuk menjelaskan pengertian fluktuasi kurs (nulai tukar) maka terlebih
dahulu akan diuraikan mengenai definisi dari fungsi uang tersebut dan standar
moneter. Peranan dan fungsi uang tidak lain adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
atau diterima untuk melakukan pembayaran baik barang, jasa maupun hutang.
Oleh karena itu dapat di definisikan sebagai segala sesuatu yang secara umum
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Sebagai Satuan Pengukur Nilai
Fungsi sebagai satuan pengukur nilai, maka nilai suatu barang dapat diukur
dan diperbandingkan. Misalnya di Indonesia, rupiah sebagai pengukur nilai dari
barang dan jasa yang diperdagangkan.
b. Sebagai Alat Tukar Menukar
Fungsi sebagai alat tukar menukar, maka keputusan dapat dipisahkan
menjadi dua, yaitu keputusan membeli dan menjual. Adapun uang sebagai alat,
dimana tukar menukar menghilangkan kesamaan atau keinginan sebelum
terjadinya pertukaran.
c. Sebagai Penimbunan atau Penyimpanan Kekayaan
Kekayaan seseorang dapat berupa barang, misalnya : uang, kas dan surat-
surat berharga lainnya. Dalam pengertian inilah uang berfungsi sebagai
penimbunan atau penyimpanan kekayaan.
PSAK No.10 menyatakan bahwa, mata uang asing adalah mata uang pelaporan
satu perusahaan. Sedangkan maksud dari mata uang pelaporan adalah mata uang yang
digunakan dalam menyajikan laporan keuangan.
Setelah kita mengetahui peranan dan fungsi uang tersebut diatas maka barulah
kita dapat memahami maksud dari fluktuasi kurs. Adapun fuktuasi kurs adalah
perubahan naik-turunnya nilai tukar mata uang asing karena permintaan dan
penawaran pasar. Besarnya nilai uang ditentukan oleh harga barang dan jasa. Apabila
harga barang itu naik maka nilai uang akan turun begitu pula sebaliknya, jika harga
barang turun maka nilai uang akan naik dengan sendirinya.
Akibat dari adanya fluktuasi kurs tersebut akan menimbulkan selisih kurs.
Adapun selisih kurs menurut PSAK No.10 adalah, selisih yang dihasilkan dari
pelaporan jumlah unit mata uang asing yang sama dalam mata uang pelaporan pada
kurs yang berbeda. Perubahan mata uang asing ini dapat disebabkan oleh berbagai
macam peristiwa, seperti :
a. Depresiasi
Depresiasi adalah penurunan nilai tukar secara gradual. Depresiasi dapat
disebabkan karena mekanisme pasar, terjadinya perang, adanya embargo
ekonomi (pengucilan), serangan yang dahsyat dan menyebabkan gejolak
moneter di kawasan Asia Tenggara. Sedangkan depresiasi adalah suatu metode
yang sistematis dalam pengalokasian harga asal aktiva untuk dikeluarkan
sepanjang usia yang berguna dari aktiva tersebut.
b. Apresiasi
Apresiasi adalah kebalikan dari depresiasi kenaikan nilai tukar suatu mata
uang terhadap mata uang lainnya. Secara gradual yang bisa disebabkan karena
mekanisme pasar, penguatan fundamental ekonomi negara yang bersangkutan,
neraca perdagangan internasional negara yang bersangkutan dan selalu
mengalami surplus. Dampaknya akan dirasakan oleh perusahaan yang banyak
melakukan transaksi valuta asing adalah kebalikan dari depresiasi, dimana
perusahaan mengalami kemudahan untuk mendapat valuta asing (semakin
murah), dan jika memiliki valuta asing nilainya terdepresiasi.
c. Devaluasi
Devaluasi adalah kebijakan pemerintah yang menyebabkan turunnya nilai
mata uang suatu negara terhadap mata uang asing. Tindakan devaluasi ini
menyebabkan suatu perusahaan menyediakan rupiah lebih banyak untuk
mendapatkan mata uang asing
d. Revaluasi
Revaluasi merupakan kebalikan dari devaluasi yaitu kebijakan pemerintah
yang menyebabkan naiknya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang
lainnya. Hal ini jarang dilakukan oleh suatu negara karena apabila mata uang
suatu negara dinilai terlalu rendah maka akibatnya akan ditimbulkan oleh
keadaan tersebut tidak seburuk seperti yang ditimbulkan oleh keadaan dimana
mata uang negara tersebut dinilai terlalu tinggi.
Kurs (nilai tukar) sering mengalami perubahan. Perubahan ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor sebagaimana dijelaskan menurut hadi dalam bukunya, “Valas
Untuk Manager”, yang diuraikan sebagai berikut :
a. Supply and Demand Foreign Currency
Valas sebagai benda ekonomi yang mempunyai permintaan dan
penawaran pada bursa valas atau Forex Market. Adapun sumber-sumber
penawaran atau supply valas, misalnya berasal dari :
1). Ekspor barang dan jasa yang menghasilkan valas atau forex market.
2). Impor modal atau Capital Import dan transfer valas lainnya dari luar negeri
ke dalam negeri.
Sedangkan sumber-sumber permintaan atau demand valas, misalnya
berasal dari :
1). Impor barang dan jasa yang menggunakan valas atau forex market.
2). Ekspor modal atau capital export dan transfer valas dari dalam negeri ke
luar negeri.
Sesuai dengan teori mekanisme pasar, setiap perubahan penawaran dan
permintaan valas yang terjadi di bursa valas tersebut.
b. Position Balance of Payment (BOP)
Salah satu ukuran neraca pembayaran adalah perdagangan yaitu surplus
netto suatu negara dari ekspor barang terhadap impor barang. Ukuran lainnya
adalah transaksi berjalan yaitu surplus negara dari ekspor terhadap impor barang
dan jasa secara netto antar negara.
c. Inflation Level
Tingkat inflasi dapat mempengaruhi kurs valas apabila terdapat tingkat
perbedaan inflasi antara beberapa tempat atau neraca. Pengaruh ini dapat
dijelaskan berdasarkan teori purchasing power priority atau teori parietas daya
beli yang diperkenalkan oleh Gustav Cassed setelah Perang Dunia II.
d. Tingkat Bunga
Pasar valas tempatnya memang peka terhadap perubahan suku bunga,
misalnya suku bunga rupiah membuat lebih menarik untuk dibeli dan dikuasai
untuk mendapatkan lebih banyak bunga (baik bunga simpanan maupun bunga
pinjaman). Dengan demikian peningkatan suku bunga rupiah pada akhirnya
akan meningkatkan nilai rupiah.
e. Tingkat Pendapatan
Jika tingkat pendapatan di suatu negara tinggi, sedangkan jumlah barang
yang tersedia relatif kecil, impor barang akan meningkat. Peningkatan barang
impor ini akan membawa efek kepada peningkatan penerimaan valas yang pada
gilirannya akan mempengaruhi kurs valas dan juga sebaliknya.
f. Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintahan yang dijalankan dalam berbagai bentuk
kebijaksanaan moneter, fiskal, dan perdagangan luar negeri untuk tujuan
tertentu mempunyai pengaruh terhadap kurs valas, misalnya pengawasan lalu
lintas devisa, peningkatan trade barier, pengetatan uang beredar dan menaikan
tingkat bunga.
g. Ekspektasi dan spekulasi
Adanya spekulasi atau isu devaluasi rupiah karena defisit current account
yang besar juga berpengaruh terhadap kurs valas atau forex market, dimana
valas secara umum mengalami apresiasi.
2. Jenis-jenis Kurs
Pasar khusus yaitu dipasar valuta asing, kurs asing dapat ditentukan oleh
faktor penerimaan dan penawaran. Adapun kurs valuta asing terdiri terbagi menjadi 3
macam, yaitu :
a. Fixed Exchange Rate
Dimaksudkan bahwa kurs atau harga valas itu ditentukan sendiri oleh
badan yang berwenang dibidang moneter dan untuk jangka yang tertentu kurs
atau harga valas tersebut tidak berubah-ubah
b. Stabled Exchange Rate
Kurs ini agak stabil karena hanya mengalami variasi sedikit, dimana
variasi itu kemudian akan lenyap dengan sendirinya atau dengan bantuan badan
yang bertanggung jawab, pada umumnya adalah Bank Sentral.
c. Fluctuating Exchange Rate
Pada jenis ini terlihat adanya perubahan naik turunnya kurs atau harga
valas dengan cara yang amat bebas
3. Nilai Tukar Rupiah Tukar Rupiah Terhadap Dollar
Pengertian nilai mata uang menurut FASB adalah rasio antara unit mata uang
dengan sejumlah mata uang lain yang bisa diukur pada waktu tertentu. Perbedaan nilai
tukar riil dengan nilai tukar nominal penting untuk dipahami karena keduanya
mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap resiko nilai. Perubahan nilai tukar
nominal akan diikuti oleh perubahan harga yang sama yang menjadikan perubahan
tersebut tidak berpengaruh terhadap posisi persaingan relatif antara perusahaan
domestik dengan pesaing luar negerinya dan tidak berpengaruh terhadap aliran kas.
Sedangkan nilai tukar riil akan menyebabkan perubahan harga relatif (yaitu perubahan
perbandingan antara harga barang domestik dengan harga barang luar negeri). Dengan
demikian perubahan tersebut mempengaruhi daya saing barang domestik.
Masalah nilai tukar sebagai prinsip akuntansi yang berlaku secara umum
menjadi efektif pada tahun 1976 dengan ditetapkannya SFAS No.8 tentang standar
keseragaman untuk pertukaran Dollar dengan mata uang asing. Penyatuan statement
dan transaksi keuangan Amerika Serikat berdasarkan perusahaan multinasional.
Kemudian diganti dengan SPAS No.52 tahun 1981 yang menetapkan bahwa
perusahaan harus menggunakan metode current rate untuk pertukaran mata uang
asing dalam penyatuan assets and liquidity dalam Dollar. Adi laba atau rugi atas
pertukaran mata uang asing melalui pelaporan Laba / Rugi dan diakumulasi dalam
suatu akun yang wajar dalam neraca yang biasanya disebut penyesuaian pertukaran
komulatif.
SFAS No.52 juga dijelaskan bahwa tujuan dasar pertukaran mata uang asing
adalah untuk memberikan informasi yang secara umum sesuai dengan pengaruh
ekonomi yang diharapkan dari suatu perubahan nilai dalam arus kas dan ekuitas
perusahaan.
Menentukan nilai tukar mata uang asing dikenal dua sistem yang sama-sama
eksis dan diterapkan semua negara di dunia yaitu kurs tetap (fixed exchange rate) dan
kurs mengambang (flexible exchange rate). Indonesia pada mulanya menggunakan
sistem kurs tetap yang kemudian direvisi sedikit demi sedikit dengan menerapkan
sistem kurs mengambang terkendali (managed floating exchange rate) berdasarkan
persepsi yang sedang berkembang dipasar. Serangan dari para spekulan atau mereka
yang ingin memburu Dollar untuk menyelamatkan assetnya pada saat krisis mata uang
melanda perekonomian telah membuat Indonesia membebaskan sistem kursnya.
Sistem kurs bebas, nilai tukar suatu mata uang tidak dapat dipengaruhi oleh
pemerintah melalui suatu tingkat tertentu maupun melalui intervensi langsung di pasar
valas. oleh karena itu, pada sistem kurs bebas ini fluktuasi yang terjadi menjadi cukup
besar jika dibandingkan dengan sistem mengambang terkendali.
Kurs Rupiah adalah nilai tukar sejumlah Rupiah yang diperlukan untuk
membeli suatu Dollar Amerika. Jika nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
menguat ini berarti nilai tukar sejumlah Rupiah yang diperlukan untuk membeli 1
Dollar Amerika rendah maka harga saham semakin tinggi. Sebaliknya, jika nilai tukar
sejumlah Rupiah yang diperlukan untuk membeli 1 Dollar Amerika tinggi maka harga
saham semakin rendah. Turunnya nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika membuat
investor pesimis akan kerja emiten bisa tumbuh dengan baik. Selain itu, sulitnya
mengantisipasi gerakan fluktuasi Rupiah membuat para investor bimbang. Hal
tersebut menyebabkan harga saham gabungan di BEJ (Bursa Efek Jakarta) yang terus
berfluktuasi tersebut cenderung turun dengan tajam.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditentukan oleh kekuatan
penawaran dan permintaan pasar, atau dengan perkataan lain kurs Rupiah ditentukan
oleh mekanisme pasar. Jika harga kurs Rupiah terhadap Dollar melemah maka
permintaan terhadap mata uang Dollar akan meningkat, hal ini disebabkan karena
investor cenderung melepas Rupiah dan akan membeli Dollar. Akibat dari beralihnya
minat investor kepada mata uang Dollar atau pemegang portfolio melepas semua
saham untuk membeli Dollar, maka harga saham akan cenderung turun yang
mengakibatkan menurunnya indeks harga saham sehingga menurunnya kinerja pasar
modal.
Demikian pula sebaliknya, jika harga Rupiah menguat maka orang akan
cenderung melepas Dollar dan akan lebih tertarik untuk menginvestasikan dananya
dalam bentuk portfolio sehingga dapat menaikkan indeks harga saham.
C. Penjualan
1. Pengertian penjualan
Istilah penjualan terkadang dianggap sama dengan istilah pemasaran. Padahal
kedua istilah tersebut mempunyai ruang lingkup yang berbeda. Pemasaran meliputi
kegiatan yang luas, sedangkan penjualan hanya merupakan suatu kegiatan saja di
dalam pemasaran. Untuk memperoleh gambaran yang jelas harus diketahui terlebih
dahulu definisi dari pemasaran. Menurut Basu Swastha dalam bukunya “Manajemen
Penjualan” (dalam nandliyah, 2004:36) mendefinisikannya sebagai:
“Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa serta memberikan ide kepada pasar sasaran
agar dapat mencapai tujuan organisasi”.
Berdasarkan definisi tersebut dapat dilihat bahwa proses pemasaran dimulai
sejak sebelum barang-barang diproduksi, tidak dimulai pada saat produksi selesai,
juga tidak berakhir dengan penjualan. Semua keputusan yang diambil dibidang
pemasaran harus ditunjukkan untuk menentukan produk dan pasarannya, harganya
serta promosinya. Yang penting, pengusaha harus dapat memberikan kepuasan
kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen
mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaannya. Jaminan yang lebih baik
atas barang dan jasanya dapat dilakukan setelah penjualan. Jadi jelas bahwa
penjualan hanya merupakan suatu kegiatan saja di dalam pemasaran.
Definisi penjualan sangat luas, beberapa ahli menyebutnya sebagai ilmu dan
lainnya menyebutkan sebagai seni. Hopkins. T, dalam bukunya “selling for
dummies” (dalam Nandliyah, 2004:40) memberikan definisi penjualan sebagai
berikut :
“Penjualan adalah proses permintaan atas barang dan jasa dari produsen
kepada mereka yang membutuhkan atau mereka yang memanfaatkan
sebesar-besarnya dari barang atau jasa tersebut melalui transaksi jual
beli (pembelian)”.
Jadi dengan adanya penjulan dapat tercipta suatu proses pertukaran barang dan
atau jasa antara penjualan dan pembelian antara kedua pihak baik pembeli maupun
penjualan.
Penjualan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan cara pembayarannya, yaitu
penjualan tunai dan penjualan kredit. Apabila penjualan dilakukan secara tunai maka
hasil penjualan harus diterima secara benar dan dicatat sebagai pendapatan dalam
pembukuan, agar pendapatan yang diperoleh perusahaan sama dengan penjualannya.
Namun apabila penjualan itu dilakukan secara kredit maka semua piutang kepada
pelanggan harus dapat diterima melalui penagihan. Barang atau jasa hanya boleh
diberikan apabila hasil penjualan dapat dipertanggung jawabkan secara seksama
sehingga pembayaran akhirnya dapat diterima.
2. Klasifikasi Penjualan Berdasarkan Pengakuannya
Penjualan dapat diklasifikasikan atas penjualan bersih dan penjualan kotor.
Jumlah yang ditanggung pembeli adalah sesuai dengan harga penjualan yang disebut
dengan penjualan kotor. Sedangkan yang dimaksud dengan penjualan bersih adalah
pendapatan penjualan yang dikurangi dengan potongan penjualan dan juga retur
penjualan serta potongan harga penjualan. Sedangkan definisi penjualan menurut
Haryono jusup (2001:332) dalam bukunya “Dasar-dasar Akuntansi” mendefinisikan
penjualan bersih sebagai berikut :
“Penjualan Bersih merupakan rekening retur dan potongan penjualan maupun
rekening potongan penjualan dalam laporan Laba/Rugi dimana keduanya
harus dikurangi dengan penjualan kotor”.
Sementara itu Carl S. Woren dkk, dalam bukunya “prinsip-prinsip akuntansi”
yang telah diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait dan Helda G, (1999:240) memberikan
pengertian penjualan bersih sebagai berikut :
“Penjualan (pada nilai faktur) dikurangi dengan retur dan potongan
penjualan, biaya transportasi yang dibayar untuk langganan dan pajak
penjualan yang diambil”.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa penjualan bersih
adalah seluruh hasil penjualan, baik tunai maupun kredit yang dikurangi dengan
potongan penjualan dan retur penjualan. Selain itu, perusahaan harus membayar
cukai dan pajak, dan setelah terjadi pengurangan maka akan diperoleh penjualan
bersih, dimana nilai dari penjualan bersih ini adalah total Rupiah.
Menurut Financial Accounting Standards Boards (FASB) dalam buku
karangan Donald. E. Kieso, “Intermediate Accounting” (2002:07), menyimpulkan
bahwa jika suatu perusahan menjual produknya tetapi memberikan hak untuk
mengembalikan produk tersebut, maka pendapatan dari transaksi penjualan ini akan
diakui pada saat penjualan dan hanya jika semua dari enam transaksi berikut
terpenuhi, yaitu :
a. Harga penjual kepada pembeli pada hakikatnya adalah tetap (Fixed) atau dapat
ditentukan pada saat penjualan.
b. Pembeli sudah membayar penjual, atau pembeli berkewajiban untuk membayar
penjual dan kewajiban itu tidak tergantung pada penjualan kembali produk
tersebut.
c. Kewajiban pembeli kepada penjual tidak akan berubah apabila terjadinya
pencurian atau rusaknya fisik produk.
d. Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki substansi
ekonomi yang terpisah dan yang diberikan kepada penjual.
e. Penjual tidak memiliki kewajiban yang signifikan atas kinerja masa depan yang
secara langsung menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli.
f. Jumlah retur di masa depan dapat diestimasi dengan layak.
Pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan yang tidak diakui pada saat
penjualan karena keenam kondisi diatas tidak terpenuhi harus diakui ketika hak retur
secara substansial telah habis masa berlakunya atau apabila keenam kondisi tersebut
kemudian dapat terpenuhi.
3. Tujuan Umum Penjualan
Pada umumnya, para pengusaha mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba
semaksimal mungkin dan mempertahankan atau bahkan berusaha meningkatkannya
untuk jangka waktu lama. Tujuan itu dapat tercapai apabila penjualan dapat
dilaksanakan seperti yang direncanakan, dengan demikian tidak berarti bahwa
barang atau jasa yang terjual selalu akan menghasilkan laba.
Perusahaan umumnya memiliki tiga tujuan umum dalam penjualannya, yaitu :
a. Mencapai volume penjualan tertentu
b. Mendapatkan laba tertentu
c. Menunjang pertumbuhan perusahaan
Usaha-usaha untuk mencapai ketiga tujuan itu, tidak sepenuhnya hanya
dilakukan oleh pelaksana penjualan atau para penjual, untuk itu perlu adanya
kerjasama yang baik antara fungsionaris dalam perusahaan (seperti bagian produksi
yang membuat produknya, bagian keuangan yang menyediakan dananya, bagian
personalia yang menyediakan tenaganya, dsb) maupun para penyalur. Namun
demikian semua ini tetap menjadi tanggung jawab pimpinan atau top manager untuk
mengukur berapa besarnya kesuksesan atau kegagalan yang dihadapi. Untuk tujuan
perencanaan dan operasi, pimpinan dapat berpegang pada rumus berikut :
P – HP = LK
Dimana : P = Penjualan
HP = Harga Pokok
LK = Laba Kotor
4. Penjualan sebagai Fungsi Pemasaran
Fungsi penjualan merupakan fungsi yang paling penting dari suatu kegiatan
perusahaan. Perusahaan harus menentukan selisih antara output dan input. Keuangan
perusahaan tergantung dari usaha penjualan yang dapat terealisasi melalui penjualan
yang terus-menerus disertai kenaikan volume penjualan dan harga yang dapat
dijangkau oleh konsumen. Fungsi penjualan mencakup sejumlah fungsi-fungsi
tambahan sebagai berikut :
a. Fungsi Perencanaan dan Pengembangan Produk
Dalam fungsi ini, penjual harus menawarkan produk yang akan memenuhi
kebutuhan serta keinginan para pembeli. Penjual harus memutuskan produk
yang akan diproduksinya dan bilamana ia harus memproduksinya. Penjual juga
harus menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan pembeli. Perencanaan
produk dapat dianggap sebagai fungsi produk tetapi hal itu penting pula bagi
pemasaran.
b. Fungsi Mencari Kontak
Fungsi ini mencakup tindakan mencari dan melokasikan pembeli potensial yang
dilakukan oleh para penjual.
c. Fungsi Penciptaan Permintaan
Fungsi ini mencakup semua usaha khusus yang dilakukan oleh para penjual
untuk merangsang para pembeli agar membeli produk mereka. Karena
pengusaha ini memperbesar volume penjualannya maka usaha menciptakan
permintaan sangat luas sekali dan didalamnya tercakup tindakan menjual secara
personil (personal selling), mengadakan reklame, dll.
d. Fungsi Mengadakan Perundingan
Syarat serta kondisi penjualan harus dirundingkan oleh para pembeli dan
penjual yang mencakup kuantitas, kualitas, produk, harga, dan waktu.
e. Fungsi Kontraktual
Fungsi ini mencakup persetujuan akhir untuk melaksanakan penjualan inklusif
transfer hak milik.
5. Politik dan Hukum Penjualan
a. Politik Penjualan
Politik Penjualan merupakan suatu cara untuk mencapai keberhasilan dalam
melakukan penjualan. Dalam melakukan politik penjualan harus menggunakan
ilmu dan seni. Diusahakan agar siasat penjualan dapat menguntungkan serta
memuaskan pelanggan.
b. Hukum Penjualan
Dunia perdagangan tidak hanya membicarakan penjual dan pembeli saja. Tetapi
dua objek itu tidak dapat dipisahkan dalam proses jual beli. Dalam hal ini,
dipakai hubungan sebab akibat atau saling mempengaruhi, dan hubungan itulah
yang disebut hubungan hukum. Dalam terjadinya jual beli, kita kenal ada
hukum. Dalam hukum penjualan ditentukan bahwa setiap orang yang hendak
menukarkan barangnya dengan uang, karena ia menganggap bahwa uang itu
sangat diharapkannya dan akan menguntungkan serta memuaskan hatinya.
Urutan hukum penjualan adalah sebagai berikut:
1) Tiap manusia adalah penjual.
2) Jual beli merupakan pertukaran antara dua jenis barang atau jasa.
3) Orang mau menjual sesuatu karena didorong oleh keuntungan dan
kepuasaan yang akan diperoleh dari hasil penjualan itu.
D. Pengusaha Kena Pajak (PKP) Pedagang Eceran
1. Pengertian PKP
Pengertian Pengusaha Kena Pajak (PKP) sebagaimana tercantum dalam pasal
1 angka 15 Undang-unang No.18 tahun 2000 adalah pengusaha yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang dikenakan
pajak berdasarkan perundang-undangan, tidak termasuk pengusaha kecil yang
batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan, kecuali pengusaha kecil yang memilih
untuk dikukuhkan menjadi PKP. Subyek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah
pengusaha kena pajak, tetapi karena PPN merupakan pajak tidak langsung maka
prinsipnya beban pajak yang harus dibayar oleh PKP dapat dilimpahkan atau digeser
kepada orang lain.
2. Pengertian PKP Pedagang Eceran
Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran terdiri dari :
a. Pedagang eceran yang menggunakan norma perhitungan penghasilan netto adalah
pengusaha orang pribadi dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto
selama 1 tahun buku tidak lebih dari Rp.600.000.00.
b. Pedagang eceran selain menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto
adalah pengusaha orang pribadi dan atau badan yang menyelenggarakan
pembukuan. Yang dalam kegiatan usaha / pekerjaan utamanya melakukan usaha
perdagangan dengan cara:
1) Meyerahkan BKP melalui suatu tempat penjualan eceran seperti kios, atau
dengan cara penjualan yang langsung kepada konsumen akhir yaitu dari rumah ke
rumah
2) Menyediakan BKP yang diserahkan di tempat penjualan secara eceran tersebut
3) Melakukan transaksi jual beli secara spontan tanpa didahului dengan penawaran
tertulis, pemesanan tertulis, kontrak atau lelang dan pada umumnya datang ke
tempat penjualan tersebut langsung membawa sendiri BKP yang dibelinya.
3. Kewajiban PKP dibidang Pajak
a. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi PKP
b. Membuat faktur pajak atas setiap penyerahan yang dikenakan pajak
c. Membuat nota retur dalam hal terdapat pengembalian BKP
d. Melakukan pencatatan dalam pembukuan mengenai kegiatan usahanya
e. Menyetor pajak yang terutang
f. Menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN
4. Pengukuhan Pedagang Eceran menjadi PKP
Setiap pengusaha berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai tahun
2000 dikenakan pajak, wajib melaporkan usahanya pada Kantor Direktorat Jendral
Pajak untuk dikukuhkan menjadi PKP. Terhadap pengusaha yang memenuhi syarat
sebagai PKP tetapi tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP akan
dikenakan sanksi perpajakan. Bagi pengusaha orang pribadi berkewajiban melaporkan
usahanya pada kantor Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang wilayahnya meliputi tempat
kerja pengusaha dan tempat tinggalnya. Sehingga bagi pengusaha badan pada kantor
DJP yang walayah kerjanya meliputi tempat kedudukan pengusaha dan tempat kegiatan
usaha dilakukan. Jika pengusaha badan atau perseorangan mempunyai tempat kegiatan
usaha di beberapa wilayah kantor DJP, maka wajib melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP baik dikantor DJP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal atau tempat kedudukan usaha pengusaha maupun di kantor DJP yang wilayah
kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan.
Apabila berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki oleh DJP pengusaha telah
memenuhi syarat untuk dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak melaporkan usahanya,
dapat diterbitkan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) secara jabatan.
Kewajiban melaporkan untuk dikukuhkan menjadi PKP dibatasi jangka waktunya,
karena hal ini berkaitan dengan saat pajak terutang dan kewajiban mengenakan pajak
terutang. Jangka waktu melaporkan adalah selambat-lambatnya satu bulan setelah saat
usaha dimulai.
5. Dasar Pengenaan Pajak
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) adalah harga jual atau penggantian, nilai impor
atau nilai ekspor atau nilai lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dipakai
sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang.
Berikut ini adalah Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai:
a. Harga Jual
Pengertian harga jual diatur dalam pasal 1 angka 18 Undang-undang No.13
tahun 2000, yaitu nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan BKP, tidak termasuk PPN yang
dipungut menurut Undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam
faktur pajak. Yang termasuk dalam pengertian biaya yang merupakan unsur harga
jual, antara lain : pengangkutan, asuransi, bantuan teknik, pemeliharaan, garansi, dan
biaya pemasangan.
b. Penggantian
Pengertian penggantian diatur dalam pasal 1 angka 19 Undang-undang No.18
tahun 2000. Yaitu berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan jasa kena pajak, tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai dan potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak.
c. Nilai Impor
Pengertian nilai impor diatur dalam pasal 1 angka 20 Undang-undang No.18
tahun 2000 yaitu nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan bea masuk
ditambah pungutan yang dikenakan sesuai Undang-undang Pabean tidak termasuk
Pajak Pertambahan Nilai.
d. Nilai Ekspor
Pengertian nilai ekspor dimuat dalam pasal 1 angka 26 Undang-undang No.18
tahun 2000 yaitu : nilai berupa uang yang termasuk biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh eksportir. Nilai ekspor dapat diketahui dari dokumen
ekspor. Oleh karena itu tarif Pajak Pertambahan Nilai atas ekspor adalah 0%.
E. Harga
1. Pengertian Harga
Seiring dengan dunia perekonomian, sistem perdagangan pun turut berkembang
pada masyarakat modern sekarang ini, dimana masyarakat sudah mengenal uang,
orang tidak dapat melepaskan diri dari masalah harga. Harga merupakan suatu
persoalan yang mendasar, baik bagi pembeli maupun bagi penjual di dalam pasar.
Apabila seseorang akan membeli suatu barang / jasa maka orang tersebut akan
mengeluarkan sejumlah uang sebagai pengganti barang / jasa yang diperolehnya.
Pada umumnya permintaan terhadap suatu barang dibatasi oleh tingkat harga,
dimana pada suatu tingkat harga tertentu konsumen akan mengambil keputusan
apakah membeli barang tersebut atau tidak. Salah satu faktor dalam penetapan harga
yaitu adanya peraturan pemerintah, diantaranya mengenakan pajak untuk setiap
barang, sehingga berpengaruh terhadap harga yang ditetapkan oleh penjual.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga menurut Fajar Laksana
dalam bukunya ‘’Manajemen Pemasaran”,(2008:17), yaitu:
a. Demand for product. Perusahaan perlu memperkirakan permintaan terhadap
produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga sebuah produk.
b. Target share of market. Perusahaan sudah membuat target market share
c. Competitive Reactiones. Reaksi yang terjadi antara pesaing perusahaan.
d. Use of Creams-skimming pricing of penetration pricing. Perusahaan
mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan
memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau dengan harga yang rendah.
e. Other parts of the marketng mix. Perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan
marketing yang beraneka ragam (seperti kebijakan produk, kebijakan promosi dan
saluran distribusi).
f. Biaya untuk memproduksi atau membeli produk
g. Product line pricing. Perusahaan melakukan penetapan harga terhadap produk
yang saling berhubungan dalam biaya, permintaan maupun tingkat persaingan.
h. Cross elastisity positive, negative and Zero. Kedua macam produk yang dihasilkan
perusahaan merupakan barang substitusi (positive) atau merupakan barang
komplementer yang saling berhubungan (negative) dan atau kedua barang tersebut
tidak saling berhubungan (zero).
i. Berhubungan dengan biaya. Penetapan harga yang dilakukan perusahaan dimana
kedua macam produk mempunyai hubungan biaya.
j. Mengadakan penyesuaian harga. Perusahaan melakukan penyesuaian harga dengan
dua cara yaitu dengan cara penurunan harga (alasannya karena kelebihan kapasitas,
kemerosotan pangsa pasar dan mengejar harga biaya yang lebih rendah) dan
dengan cara menaikan harga (alasannya karna permintaan berlebihan dan inflasi
biaya yang panjang)
F. Kerangka Pemikiran
Perpajakan merupakan sebagai salah satu sektor yang penting dalam pembiayaan
negara untuk membangun bangsa dan negara. Akan tetapi dalam penerapannya pajak juga
sering tidak maksimal dan efektif. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantara
peraturan yang mengikat dan tarif pajak yang memberatkan sehingga menambah beban
penjualan, akibatnya penjualan menurun dan pendapatan juga berkurang. Oleh karena itu
peneliti ingin meneliti apakah penjualan khususnya barang-barang elektronik dapat
meningkat jika tarif pajak itu sendiri dikurangi dan dihapuskan, ataukah tingkat penjualan
elektronik tersebut dipengaruhi oleh faktor lain selain pajak, misalnya fluktuasi kurs
Rupiah terhadap Dollar Amerika. Kerangka berpikir ini dapat dituangkan ke dalam
sebuah model penelitian variabel independen dan dependen sebagai berikut :
G. Tinjauan Penelitian Sebelumnya
1. Aida Noerma Nurliesma, 2008
Penghapusan
PPnBM Elektronik
(X1)
Fluktuasi Kurs (X2)
Tingkat Penjualan (Y)
Harga Barang (Intervening)
P1
P2
P4 P
3
P5
Penelitian Aida Noerma Nursaliem tahun 2008, dengan judul “Analisis Pengaruh
Pengenaan PPN Atas PKP Pada Tingkat Pedagang Eceran Terhadap Daya Beli Konsumen
Dengan Harga dan Pendapatan Sebagai Intervening”, penelitian ini diambil dari
berdasarkan hasil keusioner terhadap konsumen apotik-apotik yang berada di wilayah
Jakarta Selatan, hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pengenaan PPN berpengaruh
signifikan terhadap daya beli konsumen obat di apotik-apotik wilayah Jak-Sel, sedangkan
harga dan pendapatan bukan merupakan variabel intervening diantara Pengenaan PPN
terhadap daya beli konsumen.
2. Ika Zuliana, 2006
Penelitian Ika Zuliana tahun 2006 dengan judul “Analisis Kontribusi Penerimaan PPN
dan PPnBM Terhadap Total Penerimaan Pajak Pada KPP Jat-Kramat”. Penelitian ini
dilakukan dengan mengambil data sekunder dari KPP Jati-Kramat mengenai penerimaan
PPN dan PPnBM terhadap total penerimaan pajak di KPP Jati-Kramat. Hasil dari
penelitian ini menyatakan bahwa PPN dan PPnBM berpengaruh terhadap total penerimaan
pajak KPP Jati-Kramat.
3. Jan Horas V. Purba dan San San Sri, 2006
Penelitian Jan Horas V. Purba dan San San Sri pada tahun 2006 mempunyai judul
“Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar IDR Pada USD Terhadap Tingkat Penjualan
Dalam Kaitannya Dengan Economic Exposure (studi kasus pada PT. Uni Makmur
Elektrika)”, menggunakan metode penelitian deskriptif komparatif karena penelitian ini
bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengenai pengaruh fluktuasi nilai tukar IDR
terhadap USD pada tingkat penjualan. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa
fluktuasi nilai tukar IDR pada USD memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat
penjualan yang diihasilkan PT. Uni Makmur Elektrika.
H. Diferensiasi Penelitian
Penulis akan meneliti dengan judul “Analisis Pengaruh Penghapusan PPnBM
Elektronik dan Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Penjualan Pada Tingkat Pedagang Eceran
Wilayah Kramat Jati Dengan Harga Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus : Penjualan
TV dan Mesin cuci dengan kapasitas linen sampai dengan 10kg)”. Dengan penelitian yang
berbeda dari penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan pada tahun 2009 dan dengan
studi empiris di suatu wilayah dengan menggunakan pengisian kuesioner pada pedagang
eceran barang elektonik di wilayah Kramat Jati, Jakarta Timur. Selain itu dalam penelitian ini
hanya dibahas dampak terhadap harga yang terjadi akibat dari fluktuasi kurs Rupiah.
I. Hipotesa
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya
dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara. Hipotesis statistik adalah
pernyataan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara sehingga harus
diuji untuk dapat diterima atau ditolaknya. Hipotesa akan diterima apabila hasil pengujian
membenarkan pernyataannya dan akan ditolak apabila terjadi penyangkalan dari
pertanyaan. Menurut Indiantoro & supomo, hipotesa merupakan jawaban atas masalah
penelitian yang secara rasional di deduksi dari teori sehingga perlu dilakukan suatu
pengujian untuk menentukan apakah jawaban teoritis yang terkandung dalam pernyataan
hipotesa didukung oleh fakta-fakta yang dikumpulkan dan dianalisa dalam proses
pengujian keputusan yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesa.
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
Ha1. Penghapusan PPnBM elektronik berpengaruh secara langsung terhadap tingkat
penjualan pada pedagang eceran.
Ha2. Fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar berpengaruh secara langsung terhadap tingkat
penjualan pada pedagang eceran.
Ha3. Harga barang berpengaruh secara langsung terhadap tingkat penjualan pada pedagang
eceran.
Ha4. Harga merupakan variabel intervening antara penghapusan PPnBM elektronik
terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran.
Ha5. Harga merupakan variabel intervening antara fluktuasi kurs rupiah terhadap tingkat
penjualan pada pedagang eceran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan karakteristik yang diteliti, penelitian ini diklasifikasikan ke dalam tipe
penelitian kausalitas-komparatif (Causal-Comparatif Research). Penelitian kausalitas-
komparatif yaitu tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-
akibat antara dua variabel atau lebih. Peneliti melakukan pengamatan terhadap
konsekuensi-konsekuensi yang timbul dan menelusuri kembali fakta yang secara masuk
akal sebagai faktor penyebabnya setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa
(Indriantoro dan Supomo, 2002:27).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dua variabel
independen (penghapusan PPnBM dan fluktuasi kurs) terhadap variabel dependen
(penjualan), variabel intervening (harga) terhadap variabel dependen (penjualan) serta
pengaruh variabel independen terhadap variabel intervening. Dalam penelitian ini penulis
memilih pedagang eceran barang elektronik wilayah Kramat Jati sebagai objek penelitian
dengan menyebar kuesioner dan jika dibutuhkan akan diadakan interview langsung
ataupun dengan pengamatan melalui data-data yang dibutuhkan. Sampel penelitian ini
adalah pedagang eceran barang elektronik di wilayah Kramat Jati Jakarta Timur, dan
yang menjadi tolak-ukur adalah tingkat penjualan. Jenis data yang diambil adalah data
subyek yaitu data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman ataupun faktor-faktor
pendukung yang menjadi subyek penelitian.
Sumber data yang diambil merupakan data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tanpa perantara, berupa
kuesioner yang akan dibagikan kepada pedagang eceran wilayah Kramat Jati sebagai
sampel penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diambil tidak langsung
dari narasumbernya, berupa data yang dapat diambil melalui penelitian kepustakaan dan
jika dibutuhkan akan dilakukan pengambilan beberapa data penjualan.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode sample yang digunakan termasuk ke dalam dua metode pemilihan sampel
probability yaitu menggunakan teknik simple random sampling methode dengan tujuan
agar memungkinkan terpilihnya sample yang memiliki bias paling sedikit dan tingkat
generalisasi yang tinggi. Horison waktu penelitian adalah studi Studi Satu Tahap (one
shot study), yaitu tipe studi yang pengumpulan datanya berasal dari satu atau beberapa
subtek penelitian mencakupnbeberapa periode waktu tertentu seperti harian, mingguan,
bulanan ataupun tahunan(dalam Indiantoro&supomo, 2002 : 95). Pengambilan sample
menggunakan rumus Slovin, agar sample yang sengaja dipilih dapat mewakili
populasinya (dalam Khadijah, 2005) rumusan tersebut adalah sebagai berikut :
n = N
1+N(e)2
dimana n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
E = Tingkat Kesalahan Acak (5%)
C. Metode Pengumpulan Data
Penyusunan skripsi ini digunakan beberapa metode untuk mengumpulkan data dan
informasi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah
:
1. Data Primer, dapat dilakukan dengan penelitian lapangan (Field Research):
a. Metode Pengamatan (Observasi), yaitu melakukan pengamatan atas objek data
dan kronologis suatu kejadian, merekam, menghitung serta mencatat data yang
dibutuhkan.
b. Metode Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data dengan
mengadakan tanya jawab kepada pihak yang berkepentingan dan terkait dengan
penelitian yang dilakukan.
c. Metode Survei dengan menggunakan kuesioner yaitu pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan tertulis kepada wajib pajak sebagai responden dalam
penelitian. Teknik yang digunakan adalah Personally Administered
Questionnaires yaitu teknik penyampaian kuesioner yang disampaikan dan
dikumpulkan langsung oleh peneliti(dalam Indiantoro&supomo, 2002 : 154).
Kuesioner yang diambil mengacu pada kuesioner dari penelitian sebelumnya dan
telah dimodifikasi oleh penulis berdasarkan kebutuhan dari penelitian ini.
Kuesioner ini didistribusikan secara langsung oleh peneliti kepada pedagang
eceran elektronik wilayah Kramat Jati, Jakarta Timur, yang dipilih sebagai sample
penelitian ini. Bobot penilaian atas kuesioner ini berdasarkan skala pengukuran
Likert, biasanya menggunakan lima angka penelitian secara berturut-turut dari
yang paling rendah hingga tertinggi, yaitu: (1) Sangat Setuju, (2) Setuju, (3) Ragu-
Ragu, (4) Tidak Setuju, (5) Sangat Tidak Setuju.
2. Data Sekunder, dapat dilakukan dengan penelitian kepustakaan (Library Research).
Penelitian ini dapat digunakan untuk mendapatkan landasan dan konsep yang kuat
agar permasalahan dapat dipecahkan. Penelitian ini dilakukan dengan membaca buku
dari berbagai sumberyang sesuai dengan topik skripsi ini.
D. Metode Analisis Data
Penyusunan skripsi ini digunakan metode analisis deskriptif yaitu membandingkan
antara data maupun informasi yang didapat langsung dari pedagang eceran sebagai
responden dengan landasan teori yang ada, kemudian diuraikan dengan kalimat.
Metode deskriptif ini dilakukan secara kuantitatif yaitu analisis yang dilakukan
dengan menggunakan pengukuran dan perhitungan angka-angka dalam mengolah
datanya. Analisis data dilakukan setelah data diperoleh, dari hasil pengumpulan data baik
data primer maupun sekunder dengan tujuan untuk menjawab semua permasalahan pada
masalah penelitian.
Selain itu, analisis regresi berganda juga digunakan dalam penelitian ini bertujuan
untuk menguji hipotesis dalam bentuk uji hubungan dengan kategori hubungan sebab-
akibat yaitu menguji pengaruh beberapa variabel independen. Analisis data dikategorikan
analisis multivariate sehingga menggunakan metode statistik parametrik dengan metode
analisis regresi berganda.
1. Uji Kualitas Data
Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini harus terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh
mana penelitian ini dapat diteruskan dan layak untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
a. Uji Validitas
Uji validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang
akurat (Indiantoro dan Supomo, 2002 : 181). Uji validitas dilakukan untuk
mengetahui apakah alat pengukur yang digunakan memiliki validitas yakni
mampu mengukur konstruk yang diharapkan. Dalam penelitian ini digunakan
pendekatan validitas konstrak (Construct Validity) yaitu konsep pengukuran
validitas dengan cara menguji apakah suatu instrumen mengukur konstrak sesuai
dengan yang diharapkan. Jika corrected items – total coleration > R tabel maka
variabel ini dapat dilakukan valid. Variabel independen dalam penelitian ini akan
menguji validitas dari variabel independen yaitu Penghapusan PPnBm elektronik
dan fluktuasi kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika.
Menurut Ghozali (dalam aida,2008:34), suatu variabel dikatakan valid jika
nilai korelasi pearson lebih besar dari 0,5 dan nilai signifikansi lebih kecil
daripada nilai alpha (α) yang ditentukan. Penelitian ini menggunakan nilai alpha
sebesar 0, 05 karena nilai alpha 0,05 cukup signifikan.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari
responden melalui pertanyaan yang diberikan (Indiantoro dan Supomo,
2002:180). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan reliabilitas konsistensi
internal (Internal Consistency Reliability) yaitu konsistensi diantara butir-butir
pertanyaan atau pernyataan dalam suatu instrumen, tingkat keterkaitannya
menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi internal dari instrumen yang
bersangkutan. Apabila nilai cronbach’s alpha >dari 0.6 maka semua butir
pertanyaan dianggap reliabel (Indiantoro dan Supomo, 2002 : 182). Perhitungan
reliabilitas dilakukan dengan metode Cronbach Alpha dengan bantuan program
SPSS 15.0.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal dan mengetahui apakah hasil penyebaran data penelitian dengan
menggunakan model penelitian yang ditetapkan memenuhi asumsi normal atau
tidak. Uji normalitas dapat diamati dari nilai kolmogrov-Smirnov untuk
melakukan uji normalitas.
Menurut Husaini dan Purnomo (2006:109), cara pengujian normalitas
dengan uji analisis grafik adalah cara termudah untuk melihat normalitas residual
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
H0 : Data residual berdistribusi normal
HA : Data residual tidak berdistribusi normal
b. Uji Multikolinieritas
Menurut ghozali (dalam aida, 2008:36)untuk mendeteksi adanya
multikolinieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut Pengujian ini
dilakukan bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak ada multikolinieritas (tidak terjadi kolerasi antar variabel independen), jika
variabel independen saling berkolerasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol.
Jika nilai tolerance kurang dari 0,1 dan atau sama dengan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) lebih dari 10 maka terjadi multikolinieritas, begitu pula
sebaliknya.
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain.
Model regresi yang baik adalah Heterokedastisitas. Cara melihatnya dengan
grafik plot, dimana jika grafik membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka dinyatakan ada
Heterokedastisitas dan sebaliknya bila grafik chart tidak ada pola yang jelas serta
titik-titiknya menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y adalah tidak
terjadi heterokedastisitas. Cara mengukur heteroskedastisitas menurut Ghozali
(dalam Aida, 2008:36) adalah dengan cara melihat grafik scatterplot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
3. Uji Hipotesis Analisis Jalur
Analisis jalur adalah analisis yang digunakan untuk menjelaskan hubungan
kausalitas antara suatu variabel atau beberapa variabel yang telah ditentukan
sebelumnya berdasarkan teori. Analisis jalur merupakan peluasan dari analisis regresi
untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model kausal) yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Path model adalah model dasar yang
digunkan untuk menganalisis jalur (path analysis) untuk mengestimasi kekuatan dari
hubungan-hubungan kausalitas yang digambarkan dalam path model(aida, 2008:37).
E. Operasional Variabel dan Pengukurannya
Operasional Variabel penelitian ini merupakan penjelasan dari pengertian teoritis
variabel sehingga dapat diamati dan diukur. Sedangkan variabel itu sendiri adalah segala
sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai, dapat berupa angka atau atribut lainnya
yang menggunakan ukuran atau skala dalam suatu kisaran nilai.
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen.
Dalam hal ini variabel independen yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Penghapusan PPnBm elektronik.
b. Fluktuasi kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat penjualan. Variabel ini
diukur dengan menggunakan skala rasio.
Untuk menguji hipotesis pertama (Ha1), hipotesi kedua (Ha2), hipotesis ketiga
(Ha3), digunakan metode statistik analisis regresi berganda dalam bentuk persamaan
sebagai berikut :
Y= (α+β1X1) + (α+β2X2) + (α+β3X3) + e
Dimana :
Y = Tingkat Penjualan Elektronik
X1 = Penghapusan PPnBm Elektronik dan Fluktuasi Rupiah terhadap Kurs
Dollar Amerika
X2 = Penghapusan PPnBm Elektronik.
X3 = Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika.
e = Error
3. Variabel Intervening
Variabel Intervening adalah tipe variabel-variabel yang mempengaruhi hubungan
antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung. Variabel intervening terletak diantara variabel
independen dan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel
interveningnya adalah harga barang elektronik.
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM
1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
a. Letak Geografis
Penelitian ini dilakukan di toko-toko yang menjual elektronik yang menjual
TV 21-29 inchi dan mesin cuci dengan kapasitas linen sampai dengan 10kg,
dengan menyebarkan kuesioner, di wilayah Kelurahan Kramat jati yang merupakan
salah satu dari tujuh kelurahan yang berada dalam koordinasi Kecamatan Kramat
Jati Wilayah Kotamadya Jakarta Timur.
i. Sebelah Utara : berbatasan dengan Jalan Cililitan Besar / Kelurahan
cililitan Kecamatan Kramat Jati
ii. Sebelah Timur : berbatasan dengan Jalan Tol Jagorawi / Kelurahan
Makasar Kecamatan Makasar
iii. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Jalan Raya Pondok Gede /
Kelurahan Rambutan Kecamatan Ciracas
iv. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kali Baru / Kelurahan Batu
Ampar dan Kelurahan Tengah Kecamatan Kramat
Jati, Jakarta Timur.
Wilayah kelurahan luasnya 151, 58 Ha (berdasarkan keputusan Gubernur
KDKI Jakarta No. 125/1986 tanggal 12 Juli 1986 tentang Pemecahan, Penyatuan,
Penetapan Batas-batas, Perubahan Nama Kelurahan yang Kembar dan Penetapan
Luas wilayah Kelurahan) dengan perincian sebagai berikut :
i. Status Tanah
1) Milik Adat : 74,67
2) Garapan : 20,56
3) Tanah Negara : 19,47
ii. Keadaan Tanah
1) Tanah Darat : 151,58
2) Tanah Sawah : -
iii. Peruntukan Tanah
1) Pemukiman / Perumahan : 114,23
2) Jalur Hijau / Taman : 2,50
3) Jalan : 3,40
4) Bangunan Umum : 28,72
Wilayah Kelurahan Kramat Jati terdiri dari 108 RT dan 10 RW.
b. Kependudukan
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta No. 3192 Tahun 1982 maka keadaan kependudukan untuk Kelurahan
Kramat Jati dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Tabel 4.1
Kependudukan Kelurahan Kramat Jati
Warga Negara Indonesia Warga Negara Asing No Kelompok
Umur Pria Wanita Jumlah Pria Wanita Jumlah
Tot-al
a. B C D E F G H I
1. 0-4 978 937 1915 - - - 1915
Sumber
: Data
primer
yang
diolah
c. S
a
r
a
n
a
P
e
r
e
k
onomian
Tabel 4.2
Sarana Perekonomian
2. 5-9 1562 1648 3210 - - - 3210
3. 10-14 1517 1649 3166 - - - 3166
4. 15-19 1671 1760 3431 - - - 3431
5. 20-24 1467 1624 3091 - - - 3091
6. 25-29 1331 1260 2591 - - - 2591
7. 30-34 1118 1024 2142 - - - 2141
8. 35-39 1098 1008 2106 - 1 1 2107
9. 40-44 910 880 1790 - - - 1790
10. 45-49 670 686 1356 - - - 1356
11. 50-54 630 555 1185 - - - 1185
12. 55-59 620 402 1022 - - - 1022
13. 60-64 673 220 893 - - - 893
14. 65-69 152 137 289 - - - 289
15. 70-74 61 79 140 - - - 140
16. 75 12 13 25 - - - 25
Jumlah 14470 13882 28352 - 1 1 28.353
No. Jenis Sarana Jumlah
1. Pasar Kota 1
2. Pusat Perbelanjaan 3
3. Pabrik 1
4. Toko 269
Sumber : Data primer yang diolah
2. WAKTU PENELITIAN DAN KARAKTERISRIK RESPONDEN
Penyebaran kuesioner dilaksanakan selama 1 minggu penuh. Dalam
penyebaran kuesioner ini dilakukan secara rutin atau setiap hari. Peneliti langsung
menyerahkan kuesioner kepada salah satu perwakilan (seperti pemilik, bagian
penjualan, sales maupun kurir barang) dan kuesioner diambil saat itu juga.
Kebanyakan responden memilih untuk dibacakan pertanyaan dari kuesioner yang ada.
Dari 50 kuesioner yang disebarkan hanya 35 kuesioner yang memenuhi syarat
untuk dapat diolah dan dianalisis. Hal ini disebabkan karena 15 orang tidak menjawab
5. Warung 343
6. Pasar Embrio 2
7. Bahan Bangunan 13
8. Wartel 44
9. Warnet 5
10. Bengkel Motor 20
11. Bengkel Mobil 7
12. Bengkel Bubut 1
13. Bank 18
14. SPBU 1
seluruh pertanyaan yang diajukan dan adanya responden yang tidak memenuhi syarat
untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Tabel 4.3
Tabel Karakteristik Responden
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.3 memperlihatkan jumlah responden sebanyak 34 responden
(berdasarkan penghitungan dengan menggunakan rumus Slovin), yang terdiri dari
responden wanita sebanyak 12 orang dengan tingkat persentase 35,3% sedangkan
responden pria sebanyak 22 orang dengan tingkat persentase 64,7%. Dapat
disimpulkan bahwa lebih banyak responden pria dibanding wanita. Jika dilihat pada
tabel 4.3 respoden yang berusia antara 35 tahun – 44 tahun mendominasi penelitian
ini dengan persentase 38,2% sebanyak 13 orang.
No. Karakteristik Responden Frekuensi Persentase
1. Jumlah Sample : 34 100%
2. Jenis Kelamin :
a. Pria 22 64,7%
b. Wanita 12 35,3%
Jumlah 34 100%
3. Usia Responden :
16 tahun - 24 tahun 3 8,8%
25 tahun – 34 tahun 12 35,3%
35 tahun – 44 tahun 13 38,2%
45 tahun – 54 tahun 5 14,7%
55 tahun – 64 tahun 1 2,9%
Jumlah 34 100%
4. Jabatan :
Pemilik 18 52,9%
Bagian Penjualan 6 17,6%
Sales 9 26,5%
Kurir Barang 1 2,9%
Jumlah 34 100%
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
penghapusan PPnBM, fluktuasi kurs rupiah, harga barang, dan tingkat penjualan,
yang diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximu
m Mean
Std.
Deviation
Variabel
Penghapusan
PPnBM 34 32 90 71,41 11,719
Variabel Fluktuasi
Kurs 34 6 20 16,26 2,832
Variabel Harga
(Intervening) 34 9 15 13,26 1,421
Variabel Tingkat
Penjualan 34 19 27 23,82 2,249
Valid N (listwise) 34 Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa jumlah responden (n) adalah 34 orang. Dari 34
responden, variabel penghapusan PPnBM memiliki nilai minimum sebesar 32 dan
nilai maksimum sebesar 90, dengan rata-rata nilai 71,41. Pada variabel fluktuasi kurs
rupiah, nilai minimum sebesar 6 dan nilai maksimum sebesar 20, dengan nilai rata-
rata 16,26. Variabel harga barang memiliki nilai minimum 9 dan nilai maksimum 15,
dengan rata-rata 13,26. Pada variabel tingkat penjualan memiliki nilai minimum 19
dan nilai maksimum sebesar 27, dengan rata-rata nilai sebesar 23,82.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation.
Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikasi dibawah 0,05
maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid.
Masing-masing pertanyaan dimasukan kedalam uji validitas dengan
menggunakan spss 12. Berdasarkan tabel corellations kemudian dapat kita
dilihat nilai pearson correlation dan nilai sig dari masing-masing
pertanyaannya, kemudian di rangkum dalam satu tabel seperti tabel yang tertera
di bawah ini. Tabel berikut menunjukan hasil uji validitas berdasarkan hasil dari
olahan data spss 12 yang telah dirangkum secara keseluruhan.
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas
Item Pertanyaan Sig Person Correlation Keterangan
P1 0,001 0,538** Valid
P2 0,001 0,544** Valid
P3 0,000 0,646** Valid
P4 0,000 0,771** Valid
P5 0,000 0,759** Valid
P6 0,000 0,793** Valid
P7 0,000 0,825** Valid
P8 0,000 0,803** Valid
P9 0,000 0,844** Valid
P10 0,000 0,768** Valid
P11 0,000 0,608** Valid
P12 0,000 0,681** Valid
FK1 0,000 0,818** Valid
FK2 0,000 0,715** Valid
FK3 0,000 0,818** Valid
FK4 0,000 0,809** Valid
H1 0,000 0,688** Valid
H2 0,000 0,845** Valid
H3 0,000 0,654** Valid
PJ1 0,001 0,555** Valid
PJ2 0,054 0,333* Tidak Valid
PJ3 0,000 0,731** Valid
PJ4 0,000 0,668** Valid
PJ5 0,007 0,451** Valid
PJ6 0,000 0,593** Valid
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa pertanyaan dari tiap-tiap variabel yang
valid maupun yang tidak valid. Seperti terlihat semua pertanyaan dapat
dikatakan valid karena memiliki nilai signifikan di bawah 0,05. Dari tabel hasil
uji validitas terdapat satu pertanyaan yang dinyatakan tidak valid, karena
pertanyaan tersebut memiliki nilai signifikan di atas 0,05 yaitu untuk pertanyaan
PD2 (0,054) sehingga satu pertanyaan tersebut harus dikeluarkan dan tidak
diikutsertakan dalam pengujian data selanjutnya.
b. Uji Realibilitas
Hasil pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dengan uji statistik
Cronbach Alpha (α), pedoman pengukuran adalah jika nilai koefisien alpha
diatas 0,6 Nunnally (1967) dalam Ghozali (2005). Hasil dari uji reliabilitas
dapat dilihat pada tabel 4.6
Masing-masing pertanyaan dimasukan kedalam uji reliabilitas dengan
menggunakan spss 12. Berdasarkan tabel item total statistic kemudian dapat kita
dilihat nilai Cronbach’s Alpha if Items Deleted dari masing-masing
pertanyaannya, kemudian di rangkum dalam satu tabel seperti tabel yang tertera
di bawah ini. Tabel berikut menunjukan hasil uji reliabilitas berdasarkan hasil
dari olahan data spss 12 yang telah dirangkum secara keseluruhan.
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas
Item Pertanyaan Alpha if Item Deleted Keterangan
P1 0,759 Reliabel
P2 0,759 Reliabel
P3 0,751 Reliabel
P4 0,750 Reliabel
P5 0,745 Reliabel
P6 0,742 Reliabel
P7 0,733 Reliabel
P8 0,733 Reliabel
P9 0,737 Reliabel
P10 0,756 Reliabel
P11 0,758 Reliabel
P12 0,758 Reliabel
FK1 0,775 Reliabel
FK2 0,786 Reliabel
FK3 0,765 Reliabel
FK4 0,764 Reliabel
H1 0,781 Reliabel
H2 0,698 Reliabel
H3 0,795 Reliabel
PJ1 0,707 Reliabel
PJ3 0,648 Reliabel
PJ4 0,685 Reliabel
PJ5 0,726 Reliabel
PJ6 0,697 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Hasil Uji Normalitas sebagai berikut :
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
-2 -1 0 1 2
Regression Standardized Residual
0
2
4
6
8
10
Freq
uenc
y
Mean = 1.38E-16
Std. Dev. = 0.969
N = 34
Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Histogram
Gambar 4.1, dapat dilihat bahwa adanya normalitas dengan melihat
histogram standar residual.
b. Uji Multikolinieritas
Hasil Uji Multikolinieritas data ditunjukkan dengan tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients(a)
Model Collinearity
Statistics
Toleranc
e VIF
1 Total Score
Pertanyaan
Mengenai
PPnBM
,809 1,237
Total Score
Pertanyaan
Mengenai
Fluktuasi
Kurs Rupiah
terhadap
Dollar
,764 1,309
Total Score
Pertanyaan Mengenai
Harga
,859 1,164
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai tolerance kurang dari 0,01. Hasil perhitungan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satupun
variabel yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi problem multikolonieritas antar variabel independen dalam
model regresi ini.
c. Uji Heteroskadistisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
-2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
-2
-1
0
1
2
3
Re
gre
ssio
n S
tud
enti
zed
Res
idu
alDependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai
Penjualan
Scatterplot
Gambar 4.2 dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak
membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y. Ini berarti tidak terjadi heteroskedatisitas pada model regresi.
Sehingga model regresi ini dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh
penghapusan PPnBM dan fluktuasi kurs rupiah terhadap penjualan dengan
harga sebagai variabel intervening.
3. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan
analisis jalur (Path Analysis). Analisi jalur adalah analisis yang digunakan untuk
menjelaskan hubungan kausalitas antara suatu variabel atau beberapa variabel yang
telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori Path Model adalah model dasar yang
digunakan untuk menganalisis jalur (path analysis) untuk mengestimasi kekuatan dari
hubungan-hubungan kausalitas yang digambarkan dalam path model.
a. Ha1 : Penghapusan PPnBM elektronik berpengaruh secara langsung
terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran.
Tabel 4.8
PPnBM Terhadap Tingkat penjualan
Coefficients(a)
Mode
l
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 16,719 1,862 8,978 ,000
Total Score
Pertanyaan
Mengenai
PPnBM
,164 ,042 ,565 3,874 ,000
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,565(a) ,319 ,298 1,885
a Predictors: (Constant), Total Score Pertanyaan Mengenai PPnBM b Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Tabel 4.8, memberikan nilai standarized beta variabel sebesar 0,565 dengan
tingkat signifikasi sebesar 0,000. Nilai standarized beta 0,565 merupakan nilai
path jalur P1. Artinya bahwa hubungan antara penghapusan PPnBM elektronik
terhadap tingkat penjualan berpengaruh positif dan signifikan. Ini berarti sesuai
dengan Ha1 yaitu, Penghapusan PPnBM elektronik berpengaruh secara langsung
(tidak melewati variabel intervening) terhadap tingkat penjualan pada pedagang
eceran elektronik wilayah Kramat Jati.
Hipotesis pertama juga diperkuat dengan hasil pernyataan Dirjen Industri
Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Depperin, Budi Darmadi, pada jumpa
pers, di Jakarta, Jumat (10 Oktober 2008). Ia mengatakan, penghapusan PPnBM
barang elektronik tersebut dilakukan secara bertahap dan tahap awal adalah
perluasan penghapusan PPnBM TV, mesin cuci, dan kamera digital yang
sebelumnya dikenakan PPnBM sebesar 10%.
Budi juga mengatakan bahwa produk yang dihapuskan PPnBM kali ini
merupakan produk elektronik yang permintaannya tinggi di masyarakat. Pihaknya
menargetkan dengan penghapusan PPnBM tiga produk elektronik tersebut akan
terjadi peningkatan permintaan sekitar 11% untuk masing-masing produk.
b. Ha2 : Fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar berpengaruh secara langsung
terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran.
Tabel 4.9
Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Tingkat Penjualan
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 18,317 2,096 8,739 ,000
Total Score
Pertanyaan
Mengenai
Fluktuasi Kurs
Rupiah terhadap
Dollar
,339 ,127 ,426 2,665 ,012
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,426(a) ,182 ,156 2,066
a Predictors: (Constant), Total Score Pertanyaan MengenaI Fluktuasi Kurs
Rupiah terhadap Dollar
b Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Tabel 4.9, memberikan nilai standarized beta variabel sebesar 0,426
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,012. Nilai standarized beta 0,426
merupakan nilai path jalur P2. Artinya bahwa hubungan antara fluktuasi kurs
rupiah terhadap tingkat penjualan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan.
Ini berarti sesuai dengan Ha2 yaitu, fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar
berpengaruh secara langsung (tidak melalui variabel intervening) terhadap
tingkat penjualan pada pedagang eceran.
Hasil hipotesis kedua juga seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh
Jan Horas V. Purba dan San San Sri pada tahun 2006 yang berjudul “Analisis
Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar IDR pada USD Terhadap Tingkat Penjualan
Dalam Kaitannya Dengan Economic Exposure (studi kasus : PT. Uni Makmur
Elektrika)”. Salah satu hasil dari penelitian ini yaitu adanya pengaruh positif
fluktuasi IDR tehadap tingkat penjualan yang dihasilkan PT. Uni Makmur
Elektrika.
c. Ha3 : Harga barang berpengaruh secara langsung terhadap tingkat
penjualan pada pedagang eceran.
Tabel 4.10
Harga Barang Terhadap Tingkat Penjualan
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 19,923 3,668 5,432 ,000
Total Score
Pertanyaan
Mengenai
Harga
,294 ,275 ,186 1,069 ,293
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Model Summary(b)
a Predictors: (Constant), Total Score Pertanyaan Mengenai Harga
b Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,186(a) ,035 ,004 2,244
Tabel 4.10, memberikan nilai standarized beta variabel sebesar 0,186
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,293. Nilai standarized beta 0,186
merupakan nilai path jalur P5. Artinya bahwa hubungan antara harga barang
terhadap tingkat penjualan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Ini
berarti sesuai dengan Ha3 yaitu, harga barang berpengaruh secara langsung
(tidak melalui variabel lain) terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran.
Begitu pula dengan halnya hipotesis pertama dan kedua, hipotesis ketiga
juga diperkuat oleh Tendie Taufiq dalam tesisnya pada tahun 2005 yang
berjudul “Pengaruh Penetapan Harga Terhadap Tingkat Volume Penjualan”.
Penelitian Tendie dilakukan disebuah perusahaan yang bergerak di bidang
industri. Penetapan harga itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa biaya,
contohnya yaitu biaya produksi sehingga penetapan harga sangat penting bagi
PT. Cahaya Sakti Multi Intraco.
Hasil penelitian Tendie menyatakan bahwa berdasarkan penelitian dan
pengolahan data yang penulis lakukan pada PT. Cahaya Sakti Multi Intraco
dapat disimpukan bahwa penetapan harga sangat berpengaruh terhadap tingkat
volume penjualan.
d. Ha4 : Harga merupakan variabel intervening antara penghapusan PPnBM
elektronik terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran.
Tabel 4.11
PPnBM Terhadap Harga Barang
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 23,909 12,381 1,931 ,062
Total Score
Pertanyaan
Mengenai
Harga
1,461 ,928 ,268 1,574 ,125
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai PPnBM
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,268(a) ,072 ,043 7,576
a Predictors: (Constant), Total Score Pertanyaan Mengenai Harga
b Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai PPnBM
Harga Barang Terhadap Tingkat Penjualan
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 19,923 3,668 5,432 ,000
Total Score
Pertanyaan
Mengenai
Harga
,294 ,275 ,186 1,069 ,293
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Model Summary(b)
a Predictors: (Constant), Total Score Pertanyaan Mengenai Harga
b Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Tabel 4.11 memberikan nilai standarized beta variabel sebesar 0,268
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,125. Nilai standarized beta 0,268
merupakan nilai path jalur P3. Artinya bahwa hubungan antara penghapusan
PPnBM elektronik terhadap harga barang berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan. Karena nilai P3 (0,268) X P5 (0,186) = 0,049848 lebih kecil dari P1
(0,565), sehingga Ha4 ditolak, sehingga dapat diartikan bahwa harga barang
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,186(a) ,035 ,004 2,244
bukan merupakan variabel intervening antara penghapusan PPnBM elektronik
terhadap tingkat penjualan.
Hasil hipotesis keempat menyatakan hal yang sama dengan hasil
penelitian Aida Noerma Nurliesma dalamskripsinya tahun 2008 yang berjudul
“Analisis Pengaruh Pengenaan PPN atas PKP Pada Tingkat Pedagang Eceran
Terhadap Daya Beli Konsumen Dengan Harga dan Pendapatan Sebagai
Variabel Intervening (studi empiris pada konsumen apotik Wilayah Jakarta
Selatan)”. kesamaan antara hasil penelitian Aida dan Hipotesis keempat yaitu
sama-sama menyatakan bahwa kebijakan pemerintah dalam menentukan tarif
pajak akan mempengaruhi penjualan.
e. Ha5 : Harga merupakan variabel intervening antara fluktuasi kurs rupiah
terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran.
Tabel 4.12
Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Harga Barang
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 6,982 4,400 1,587
,12
2
Total Score
Pertanyaan
Mengenai
Harga
,700 ,330 ,351 2,121 ,04
2
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Dollar
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,351(a) ,123 ,096 2,693
a Predictors: (Constant), Total Score Pertanyaan Mengenai Harga
b Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap
Dollar
Harga Barang Terhadap Tingkat Penjualan
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B
Std. Error Beta
1 (Constant) 19,923 3,668 5,432 ,000
Total Score
Pertanyaan
Mengenai Harga
,294 ,275 ,186 1,069 ,293
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,186(a) ,035 ,004 2,244
a Predictors: (Constant), Total Score Pertanyaan Mengenai Harga
b Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Tabel 4.13 memberikan nilai standarized beta variabel sebesar 0,351
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,042. Nilai standarized beta 0,351
merupakan nilai path jalur P4. Artinya bahwa hubungan antara fluktuasi kurs
rupiah terhadap harga barang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan.
Karena nilai P4 (0,351) X P5 (0,186) = 0,065286 lebih kecil dari P2 (0,426),
sehingga Ha5 ditolak, sehingga dapat diartikan bahwa harga barang bukan
merupakan variabel intervening antara fluktuasi kurs rupiah terhadap tingkat
penjualan.
Beberapa tabel di atas, terdapat beberapa tabel yang menunjukkan bahwa
adanya pengaruh yang tidak signifikan. Artinya, terdapat faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi tingkat penjualan selain fluktuasi kurs, dan harga
barang.
Berdasarkan hasil penelitian hipotesis secara keseluruhan, menunjukkan
bahwa penghapusan PPnBM elektronik dan fluktuasi kurs rupiah terhadap
dollar berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap penjualan barang elektronik
pada tingkat pedagang eceran. Besarnya pengaruh langsung (pengaruh yang
tidak melalui variabel lain) antara penghapusan PPnBM elektronik terhadap
penjualan (P1) adalah 0.565 dan pengaruh tidak langsung sebesar (P3XP5) =
(0,268X0,186) = 0,049848. Sedangkan besarnya pengaruh langsung antara
fluktuasi kurs rupiah terhadap penjualan (P2) adalah 0,426 dan pengaruh tidak
langsung (pengaruh yang melalui variabel lain sebagai perantara) sebesar
(P4XP5) = (0,351X0,186) = 0,065286. Kedua path correlations pengaruh
langsung lebih besar dibandingkan pengaruh tidak langsung, jadi dapat
dikatakan bahwa harga barang bukan merupakan variabel intervening antara
penghapusan PPnBM elektronik dan fluktuasi kurs rupiah terhadap tingkat
penjualan barang elektronik.
Gambar 4.3
Diagram Jalur Pengaruh Penghapusan PPnBM elektronik dan Fluktuasi Kurs Rupiah
Terhadap Penjualan Pada Tingkat Pedagang Eceran
Penghapusan
PPnBM
Elektronik
(X1)
Fluktuasi
Kurs
(X2)
Tingkat
Penjualan
(Y)
Harga Barang
(Intervening)
P1 =
0,5
65
P2 =
0,4
26
P4 =
0,3
51
P3 =
0,2
68
P5 =
0,1
86
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh langsung (pengaruh yang tidak
melalui variabel lain sebagai perantara) dan tidak langsung (pengaruh yang harus melalui
variabel lain sebagai perantara) dari adanya penghapusan PPnBM elektronik dan fluktuasi
kurs rupiah terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran. Responden penelitian ini
berjumlah 34 orang pedagang elektronik yang berada di wilayah pasar kramat jati, Jakarta
Timur. Pengujian penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis).
Berdasarkan pengujian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat pengaruh antara penghapusan PPnBM elektronik terhadap tingkat penjualan
yang ditunjukkan oleh P1(pengaruh antara penghapusan PPnBM dengan tingkat
penjualan) yaitu sebesar 0,565.
2. Terdapat pengaruh antara fluktuasi kurs rupiah terhadap tingkat penjualan yang
ditunjukkan oleh P2 (pengaruh fluktuasi kurs dengan tingkat penjualan) yaitu sebesar
0,426.
3. Terdapat pengaruh antara harga barang terhadap tingkat penjualan yang ditunjukkan
oleh P5 (pengaruh harga barang dengan tingkat penjualan) yaitu sebesar 0,186.
4. Harga barang bukan merupakan variabel intervening antara penghapusan PPnBM
elektronik dengan tingkat penjualan, karena nilai pengaruh tidak langsung (pengaruh
yang melalui variabel lain sebagai perantara) yang ditunjukkan oleh P3 x P5 < P1 yaitu
sebesar (0,268X0,186) = 0,049848, lebih kecil dari P1 (0,565).
5. Harga barang juga bukan merupakan variabel intervening antara fluktuasi kurs rupiah
terhadap tingkat penjualan, karena nilai pengaruh tidak langsung (pengaruh yang
melalui variabel lain sebagai perantara) yang ditunjukkan oleh P4 x P5 < P2 yaitu
sebesar (0,351X0,186) = 0,065286, lebih kecil dari P2 (0,426).
B. Implikasi
Penelitian ini seluruh variabelnya telah teruji reliabilitas dan validitasnya.
Penelitian ini memenuhi uji normalitas serta terbebas dari adanya gejala multikolonieritas
dan heteroskedastisitas dapat diimplikasikan bahwa penelitian ini layak dikembangkan.
Dari beberapa poin kesimpulan di atas juga memberikan implikasi bahwa penghapusan
PPnBM elektronik dan fluktuasi kurs rupiah mempengaruhi tingkat penjualan secara
langsung, artinya pengaruh variabel X terhadap variabel Y tidak melalui variabel
intervening sebagai variabel perantara. Sedangkan harga barang mempunyai pengaruh
tetapi tidak sebesar pengaruh penghapusan PPnBM elektronik dan fluktuasi kurs rupiah
terhadap dollar.
Selain itu ada beberapa pengaruh, yang akan terjadi meskipun tidak signifikan
seperti akan bertambahnya pengangguran yang disebabkan oleh berkurangnya permintaan
terhadap barang lokal karena kalah bersaing dengan produk impor yang diyakini memiliki
kualitas baik dibanding kualitas produk lokal. Selain itu harga barang impor yang menjadi
relatif murah karena tidak adanya PPnBM.
C. Keterbatasan
Keterbatasan penelitian ini adalah :
1. Waktu penelitian dilakukan pada jam-jam sibuk melakukan transaksi perdagangan,
sehingga mempengaruhi pengisian kuisioner.
2. Data penelitian ini diambil melalui kuesioner dimana kesimpulan yang diambil hanya
berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara
tertulis, sehingga persepsi responden akan berbeda apabila data yang diperoleh
melalui wawancara atau terlibat langsung dalam aktivitas di beberapa wilayah dan
waktu yang berbeda.
3. Pedagang yang ada, kebanyakan tidak punya waktu luang yang banyak saat berada di
toko.
D. Rekomendasi
Hasil dari penelitian ini bukan merupakan hasil final dan berlaku selamanya namun
sangat diharapkan adanya perbaikan dan dukungan oleh peneliti berikutnya. Oleh karena
itu, penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih
berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukkan mengenai beberapa hal, diantaranya:
1. Memperluas populasi penelitian. Populasi penelitian tidak hanya diambil dari para
pedagang yang ada pada wilayah pasar Kramat Jati saja, mungkin bisa dikembangkan
pada pedagang elektronik eceran di seluruh Jakarta.
2. Dalam melakukan penyebaran kuesioner, ada konfirmasi dan pendekatan terlebih
dahulu kepada responden agar hasil yang diperoleh lebih akurat dan proses
pengembalian dapat berlangsung lebih cepat.
3. Menggunakan instrumen penelitian lain seperti wawancara, agar persepsi responden
terhadap instrumen penelitian menjadi sama rata.
4. Mengeksplorasi kembali berbagai variabel lain yang mungkin berpengaruh pada tingkat
penjualan diluar dari apa yang telah dikaji dalam penelitian ini seperti misalnya
variabel tingkat pendapatan.
5. Menambah jumlah responden dalam penelitian sehingga dapat menambah keakuratan
hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Bisnis Indonesia. “Mencermati Usul Penghapusan PPnBM ”, diakses pada tanggal 15 Oktober 2008.
www.kompas.com/kompascetak/0303/30/fokus/227688.htm
Boedijoewono, Noegroho, Drs., Pengantar Statistika (Ekonomi dan Bisnis), UPP STIM
YKPN, Jakarta, 2007.
Budiman, Rina. Hubungan Perubahan Kurs Terhadap Penjualan PT. Prima Makmur
Rotokemindo Sampai Dengan Akhir Tahun 2000, Tesis FEI-Atmajaya, Jakarta, 2001.
Fitriandi, Primandita, dkk. Kompilasi Undang-undang Perpajakan Terlengkap, Edisi
Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program 2. BP Univ.Diponegoro,
Semarang, 2005.
Haryono, Jusuf. Dasar-dasar Akuntansi, STIE YKPN, Yogyakarta, 2000.
Heryanto & Lukman. Statistik Ekonomi, penerbit LP UIN, Jakarta, 2008.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Oktober 2004,
Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 2002.
Keputusan Mentri Keuangan RI No.252/KMK.03/2002 tentang Pedagang Eceran
Keputusan Mentri Keuangan (KMK) No.137 / PMK.011 / 2008 tentang Jenis Barang Kena
Pajak Tergolong Mewah selain Kendaraan Bermotor yang dikienakan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Khadijah, Umi. Pengaruh Karakteristik Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB), LPFE-Trisakti, Jakarta, 2005.
Kieso, E.D,Et.al. Akuntansi Intermediate, PT. Erlangga, Jakarta, 2002.
Kuncoro, Mudrajad. Metode Kuantitatif-Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi, UMP
AMP YKPN, Yogyakarta, 2001.
Laksana, Fajar. Manajemen Pemasaran, Cet:Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008.
Mardismo, Prof., Drs., Akt., MBA. Perpajakan, Edisi Revisi 2008, Penerbit Andi Offset,
Yogyakarta, 2008.
Noerma, Aida Nurliesma., Analisis Pengaruh Pengenaan PPN Atas PKP Pada Tingkat
Pedagang EceranTerhadap Daya Beli Konsumen Dengan Harga dan Pendapatan
Sebagai Variabel Intervening, skripsi-LP UIN, Jakarta, 2008.
______.”PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) / PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG
MEWAH (PPnBM)” diakses tanggal 22April2008.
http://www.indonext.com/report/repot407.html
______.”PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPnBM) TIGA PRODUK
ELEKTRONIK DIHAPUS” diakses tanggal 11 Oktober 2008.
http://www.kapanlagi.com/
_____.’’Pengertian Pedagang Eceran”, diakses pada 06 Agustus 2009. www.ptaskes.com/webaskes/actionberita.htm:jssesionid=5CEB1FCB6F877E1C5D2B
EF=detail,
Pramesti, Getut. Aplikasi SPSS 15.0 dalam model Linier Statistika. PT. Elek Media
Komputindo, Jakarta, 2007.
Purba, Jan Horas V dan San San Sri, “Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar IDR Pada
USD Terhadap Tingkat Penjualan Dalam Kaitannya Dengan Economic Exposure
(Studi Kasus pada PT. Uni Makmur Elektrika)”, Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 06
No. 2, LP-JIR, Bogor, 2006.
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 23 Ayat 2.
Samuel, E.Paul. “Ilmu Mikro Ekonomi”. Media Global Edukasi, Jakarta, 2003.
Stanton, William J. Fundamental of Marketing, Ed:7, Terjemahan Lamarto dan Johanes,
Erlangga, Jakarta, 1991.
Suandy, Erly. Hukum Pajak, Edisi ketiga, penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Suharyadi dan Purwanto, Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern. Ed;Pertama,
Salemba Empat, Jakarta, 2003.
Sukirno, Sadono. Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Ed:3, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
Swastha, Basu. Manajemen Penjualan, Ed:3, BPFE, Yogyakarta, 2001.
Tufiq, Tendie. ”Pengaruh Penetapan Harga Terhadap Tingkat Volume Penjualan”. Thesis
JBPTSTIEK, Jakarta : 2005.
Undang-undang RI Nomor.18 tahun 2000, tentang Perubahan UU No.18 Tahun 1983
mengenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM)
Undang-undang RI Nomor 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang
No.6 Tahun 1983 mengenai Ketentuan Umum & Tata Cara Perpajakan Beserta
Penjelasan & Peraturan Pelaksanaannya.
Usman, Husaini, Prof., Dr., M.Pd. dan R.Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistik, edisi
kedua, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2006.
Waluyo, Perpajakan Indonesia, edisi keenam, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Warren Carl.S, dkk. Prinsip-prinsip Akuntansi, diterjemahkan oleh Alfons S dan Helda G,
Erlangga, Jakarta, 1999.
Zulliana, Ika. Analisis Kontribusi Penerimaan PPN dan PPnBM Terhadap Total penerimaan
Pajak Pada KPP Jati Kramat-Jakarta, Skripsi LP-UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,
2006.
LAMPIRAN 1
KUESIONER
Kuisioner ini digunakan untuk keperluan saya, Mayang Liandhika Wuri sebagai penulis
dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Penghapusan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM) Elektronik dan Fluktuasi Kurs Rupiah
terhadap Penjualan pada Tingkat Pedagang Eceran Wilayah Kramat Jati Dengan Harga Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus : Penjualan TV 21-29 inch dan Mesin Cuci
Dengan Kapasitas Linen Sampai Dengan 10Kg)”, dalam usaha memperoleh gelar strata satu (S1) Ilmu Ekonomi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Oleh karena itu, saya sangat berharap agar para responden berkenan untuk mengisi kuisioner
ini dengan benar dan sejujur-jujurnya.
Petunjuk Pengisian :
Jawaban Saudara/i cukup dengan memberi tanda checklist ( √ ) pada kolom pilihan yang
tersedia di samping “kanan pernyataan”.
Masing-masing pernyataan ini mengandung jawaban pilihan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
No. Responden : (diisi oleh peneliti) Tanggal :
Identitas Responden
1. Nama :
2. Usia Anda …… tahun
3. Nama Toko :
4. Jabatan Anda Di Toko :
5. Jenis Kelamin :
a. ( ) Laki-laki b. ( ) Perempuan
Pengaruh Penghapusan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM)
Elektronik dan Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Penjualan Pada Tingkat Pedagang
Eceran Wilayah Jakarta Timur Dengan Harga Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus : Penjualan TV 21-29 inch dan Mesin Cuci Dengan Kapasitas Linen Sampai Dengan 10Kg)
No. Pernyataan SS S R KS TS
1. Anda mengetahui pengetahuan tentang
perpajakan yang berlaku di Indonesia
A. Penghapusan PPnBM
No. Pernyataan SS S R KS TS
2. Anda mengetahui bahwa setiap barang atau jasa yang dijual kepada konsumen dikenakan pajak
3. Anda mengetahui dan memahami tentang perpajakan barang elektronik
4. Anda Mengetahui bahwa barang elektronik termasuk kategori barang meawah
5.
Anda mengetahui bahwa barang mewah selain dikenakan PPN(Pajak Pertambahan Nilai) Juga
dikenakan PPnBM(Pajak Pertambahan Nilai atas
Barang Mewah)
6. 10. Anda mengetahui dan paham mengenai PPnBM
7. 11. Anda mengetahui prosentase PPnBM yang
dikenakan atas barang elektronik
8. 12. Anda mengetahui peraturan baru KMK
No.137/PMK.011/2008 tentang Jenis Barang
Kena Pajak Tergolong Mewah Selain Kendaraan
Bermotor yang dikenakan PPN dan PPnBM, yang
didalamnya menyatakan bahwa barang elektonik meliputi TV 21-29inch, Camera Digital yang
harga jualnya di bawah dua juta rupiah dan mesin cuci yang kapasitas linennya kurang dari 10kg,
tidak dikenakan PPnBM
9. 13. Anda memahami peraturan tersebut
10. 14. Anda mengetahui bahwa dengan dihapuskannya PPnBM tersebut maka harga jual elektonik lebih
rendah dari sebelum diberlakukannya peraturan baru tersebut
11 15. Anda memahami bahwa dengan penghapusan PPnBM tersebut maka harga akan turun dan
penjualan akan meningkat
12 16. Menurut saya, penghapusan PPnBM tersebut
berpengaruh terhadap harga barang dan penjualan barang elektronik tersebut
B. Fluktuasi Kurs
No. Pernyataan SS S R KS TS
13. 17. Anda mengetahui bahwa fluktuasi kurs rupiah
akan mempengaruhi harga barang
14. 18. Jika kurs rupiah menguat (dollar melemah) maka
harga barang akan turun
15. Jika kurs rupiah melemah (dollar menguat) maka
harga barang akan meningkat
16. Menurut saya fluktuasi kurs dapat mempengaruhi
harga dan penjualan barang
C. Harga
No. Pernyataan SS S R KS TS
17. 19. Adanya perubahan harga ketiga barang tersebut sebelum dan sesudah adanya penghapusan
PPnBM
18. 20. Adanya perubahan harga ketiga barang tersebut
sebelum dan sesudah adanya fluktuasi kurs rupiah
19. 21. Tingkat harga barang sangat berpengaruh
terhadap tingkat penjualan
D. Penjualan
No. Pernyataan SS S R KS TS
20. Ada peningkatan penjualan ketiga barang tersebut
(TV 21-29 inch, camera digital yang harga
jualnya dibawah dua juta dan mesin cuci dengan
kapasitas linen dibawah 10kg) sebelum adanya
penghapusan PPnBM terhadap ketiga barang tersebut
21. 22. Ada peningkatan penjualan ketiga barang tersebut
(TV 21-29 inch dan mesin cuci dengan kapasitas
linen dibawah 10kg) setelah adanya penghapusan PPnBM terhadap ketiga barang tersebut
22. 23. Peningkatan yang dimaksud pada point 26 adalah sebesar 10%
23. 24. Ada peningkatan penjualan ketiga barang tersebut (TV 21-29 inch dan mesin cuci dengan kapasitas
linen dibawah 10kg) sebelum adanya fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar
24. 25. Ada peningkatan penjualan ketiga barang tersebut (TV 21-29 inch dan mesin cuci dengan kapasitas
linen dibawah 10kg) setelah adanya fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar
25. 26. Menurut saya penghapusan PPnBM elektornik ke
tiga barang tersebut dan fluktuasi kurs rupiah
terhadap dollar dapat mempengaruhi penjualan