Post on 24-May-2018
1
ARTIKEL JURNAL
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, EFEK KOMUNITAS DAN DAYA
TARIK PROMOSI TERHADAP SIKAP MEREK DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP MINAT MEREFERENSIKAN
(Studi Kasus Pada Konsumen Pembalut Charm Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan
Bisnis UNDIP Semarang)
Millatina Ardani
Drs. Ec. Ibnu Widiyanto, MA, PhD
Abstract
This study aims to analyze influence the variable quality of the product, the effect of
community and the attractiveness effect of promotion on brand attitude and brand attitude
toward the influence of the variable reference interest. The use of these variable are expected
to know the factors that influence aconsumer’s brand attitude directly affects the reference
interest a product.
This study uses a sample of 150 respondents, is the consumer bandage Charm in the
Faculty of Economics and Business Diponegoro University Semarang through the
dissemination of the quetionnaire by non random sampling method. Data analysis methods
used in this study is a descriptive statistical analysis and regression analysis. Descriptive
statistical analysis is the interpretation of data obtained in this study and the data processing
which is executed by giving descriptions and explanations. Regression analysis include
validity and reliability, the classical assumption test, multiple regression analysis,
determination of test, test of Goodness of Fit via the F test and t test.
The result of this study is quality of the product, the effect of community and the
attractiveness effect of promotion have a positive effect on brand attitude and brand attitude
also has a positive effect on the reference interest. Variable of the attractiveness effect of
promotion is the most influential of brand attitude and reference interest influenced by
consumer attitude toward.
Keywords : qualiy of product, the effect of community and the attractiveness effect of
promotion, brand attitude, reference interest.
2
PENDAHULUAN
Perkembangan merek saat ini semakin meningkat, banyak merek-merek yang
menghasilkan produk yang sama. Dengan adanya berbagai macam merek yang menjadi
pesaingnya tersebut, maka perusahaan dituntut harus mampu bertahan dalam persaingannya.
Di era globalisasi ini, perusahaan harus bisa menciptakan dan mempertahankan konsumen
yang loyal terhadap produknya dengan mengembangkan produk mereka.
Mempertahankan pelanggan jauh lebih murah bagi perusahaan dibandingkan harus
mencari pelanggan baru. Karena untuk mengenalkan suatu produk baru kepada para
konsumen, membutuhkan biaya-biaya yang relatif mahal. Untuk itu, perusahaan harus
memahami betul bagaimana perilaku para konsumennya, karena pemahaman terhadap
perilaku konsumen merupakan kunci keberhasilan strategi pemasaran. Melalui pemahaman
perilaku konsumen tersebut, perusahaan dapat menyusun strategi dan langkah-langkah dalam
mempertahankan produknya di benak para pelanggannya. Perilaku konsumen tersebut
merupakan fenomena yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran perusahaan, yaitu
perilaku konsumen dalam melakukan pembelian (Basu Swastha dan Irawan , 2001).
Para pelaku bisnis harus semakin berdaya pikir kreatif dan terbuka dalam
menganalisis peluang dan ancaman bisnisnya sehingga tercapai keunggulan kompetitif guna
mempertahankan keberlangsungan usahanya. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang
bisa melihat dan mengantisipasi perubahan. Perusahaan menyiapkan produk sebagai senjata
untuk tetap unggul dalam kompetisi di masa mendatang (Chandra, 2008). Karena pada
kenyataannya banyak para konsumen yang berpindah-pindah merek untuk mencari produk
yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka.
Demikian pula yang terjadi pada perusahaan produsen pembalut di Indonesia. Lebih
besarnya pertumbuhan jumlah wanita di Indonesia membuat banyak produsen melirik pada
industri pembalut yang dirasa memiliki prospek yang baik di masa mendatang. Dengan
banyaknya para pesaing dari berbagai merek pembalut yang ada, maka para konsumen akan
lebih selektif dalam menentukan merek mana yang akan ia gunakan untuk bisa memenuhi
kebutuhannya. Sebagai salah satu langkah dalam menghadapi ketatnya persaingan diantara
produsen pembalut lainnya, charm yang berada dibawah naungan PT. Uni-Charm Indonesia
(UCI) ini berusaha untuk selalu memberikan produk yang berkualitas dan mempunyai nilai
lebih dibandingkan dengan para pesaingannya yang lain.
Kualitas merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan seorang konsumen
sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi suatu produk. Karena dengan kualitas yang baik,
3
maka produk akan senantiasa tercipta di benak para konsumennya dan mereka bersedia untuk
membeli produk yang berkualitas tersebut. Untuk kualitas produk sendiri, charm berhasil
menjual produk-produk pembalut yang nyaman dan aman untuk digunakan, selain itu charm
juga senantiasa menciptakan produk-produk jenis pembalut lain yang sesuai dengan tipe
kebutuhan masing-masing para konsumennnya.
Efek komunitas mempunyai pengaruh terhadap sikap merek seorang konsumen.
Biasanya konsumen mengkonsumsi suatu produk atas dasar rekomendasi dari orang-orang
terdekat mereka atau komunitas yang ada di lingkungan sekitar mereka. Dalam hal ini
konsumen pembalut charm memutuskan untuk menggunakan produk tersebut atas dasar
pengaruh orang tua mereka yang sebelumnya telah menggunakan merek pembalut charm itu
sendiri. Komunitas merek juga tidak terlepas dari interaksi antar individu di dalamnya agar
memperkuat solidaritas komunitas merek tersebut.
Promosi merupakan salah satu variabel dari bauran pemasaran yang juga sangat
penting dilakukan oleh perusahaan dalam mengenalkan produknya kepada para konsumen.
Untuk kegiatan promosi sendiri, charm dalam iklannya menggunakan slogan “selalu ada
untukmu” yang selalu diingat para konsumennya ketika melihat dan mendengar iklan
tersebut. Promosi yang efektif harus dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menawarkan
produknya, karena akan berpengaruh terhadap penjualan produk perusahaan tersebut.
Sikap merek (brand attitude) adalah evaluasi keseluruhan konsumen terhadap merek,
dalam model ekuitas merek ditemukan bahwa peningkatan pangsa pasar terjadi ketika sikap
terhadap merek makin positif. Sikap terhadap merek sering mempengaruhi apakah konsumen
akan kembali atau tidak. Dengan sikap merek yang positif, maka secara tidak langsung akan
timbul minat konsumen untuk mereferensikan produk yang telah digunakan kepada orang-
orang terdekat atau disekitar mereka. Dengan begitu minat mereferensikan ini merupakan
cara yang sangat efektif untuk merumuskan informasi tentang suatu produk.
Berdasarkan ulasan di atas, maka penelitian ini akan membahas tentang pengaruh
kualitas produk, efek komunitas dan daya tarik promosi terhadap sikap merek, dan pengaruh
sikap merek terhadap minat mereferensikan pada konsumen pembalut merek Charm.
TELAAH TEORI
Minat Mereferensikan
Minat mereferensikan konsumen timbul dari sikap konsumen yang puas terhadap
suatu merek. Rasa puas seorang konsumen terhadap suatu merek ialah apabila mereka merasa
4
produk yang digunakan berkualitas baik dan dapat memenuhi atau bahkan melebihi
keinginan dan kebutuhan dari konsumen tersebut. Tingginya minat mereferensikan akan
membawa dampak yang positif terhadap keberhasilan produk/jasa.
Inti dari minat mereferensikan adalah mengetahui apa yang menjadi keinginan
konsumen atau pelanggan melalui mereferensikan informasi antar pelanggan. Karena
memiliki atau lebih tepatnya mendapatkan minat mereferensikan merupakan cerminan bahwa
perusahaan yang terus menerus berusaha memahami keinginan pelanggan. Minat
mereferensikan menjadi penting mana kala perusahaan berpandangan bahwa keunggulan
kompetitif ini dicapai apabila perusahaan dalam melayani pelanggan dapat memberikan nilai-
nilai yang superior. Dan nilai-nilai superior tersebut mampu diwujudkan karena perusahaan
mendapatkan dan dapat mengelola minat mereferensikan tersebut menjadi sumber bagi
terbentuknya nilai-nilai tersebut (Wangenheim dan Bayon 2004).
Dalam sudut pandang dunia bisnis terutama pemasaran, interaksi sosial mempunyai
peranan penting dan berpengaruh besar dalam penentuan kesuksesan produk di pasar. Orang-
orang akan selalu berbicara tentang suatu produk baik secara positif maupun negatif
sepanjang waktu (Budiman,2003). Ketika pertama kali seorang konsumen mendengar tentang
keberadaan suatu produk atau merek, maka mereka akan mempersepsikan merek tersebut
dengan harapan-harapan yang diinginkan. Dan langkah selanjutnya ialah mencari segala
informasi yang berkaitan dengan merek atau produk tersebut, kemudian mencoba merek
tersebut. Setelah itu konsumen akan membandingkan antara harapan dengan persepsi mereka
terhadap produk. Apabila konsumen merasakan bahwa produk/jasa yang digunakan sesuai
atau bahkan melebihi harapan mereka, maka akan timbul minat mereferensikan yang positif
dalam benak konsumen terhadap produk/jasa.
Keuntungan lain dari nilai dan kepuasan pelanggan yang berhasil diwujudkan dan
selalu menjadi pedoman perusahaan dalam melakukan aktivitas pemasaran secara
menyeluruh adalah minat mereferensi DeCarlo et al. (2007). Nilai pelanggan dan dilanjutkan
dengan aktivitas pembelian yang dilakukan oleh pelanggan dikembangkan dan dibangun dari
sebuah proses mereferensikan produk tersebut. Semakin tinggi derajat nilai pelanggan yang
dihasilkan oleh perusahaan, maka semakin tinggi pula pelanggan untuk mereferensikan
produk/jasa perusahaan kepada pihak-pihak lain. Timbulnya minat mereferensikan yang
tinggi menunjukan seberapa suka seorang pelanggan terhadap suatu produk.
Menurut DeCarlo et al.(2007) dalam mereferensikan produk/jasa memiliki peran
ganda dan strategis,yaitu pertama, untuk mereferensikan produk perusahaan secara lebih
5
positif, sehingga menarik minat pelanggan. Kedua, menetralisis informasi negatif akan
produk perusahaan disebabkan kampanye pesaing untuk merebut pelanggan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Apriani (2011) menunjukan bahwa minat mereferensikan
konsumen akan semakin kuat jika fasilitas, kualitas pelayanan, dan kepuasan pelanggan
terhadap suatu merek semakin baik.
Kualitas Produk
Kotler (2007) menyatakan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-produk
yang menawarkan fitur-fitur paling bermutu, berprestasi atau inovatif. Di dalam
mengembangkan sebuah produk, perusahaan harus menentukan mutu yang akan mendukung
posisi produk itu di pasaran. Mutu merupakan keadaan fisik fungsi dan sifat suatu produk
bersangkutan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumennya. Produk yang berkualitas
adalah produk yang mampu memberikan manfaat lebih dari apa yang diharapkan. Kualitas
menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam memilih suatu produk atau merek. Untuk
itu, perusahaan tidak hanya bisa bicara kualitasnya melalui iklan, tetapi harus memperbaiki
kualitas produknya secara nyata agar tetap di minati oleh banyak kosumen. Garvin dalam
Istijanto (2007) mengungkapkan adanya delapan dimensi kualitas produk yang biasa
digunakan oleh para pemasar, yaitu performance, feature, reliability, conformance,
durability, serviceability, aesthetics, dan perceived quality.
Konsumen mengharapkan produk yang memiliki kualitas kesesuaian dengan standar
atau spesifikiasi (conformance quality) yang tinggi. Kualitas kesesuaian adalah tingkat
kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap spesifikasi sasaran yang
dijanjikan (Kotler, 2005 ). Kepuasan pelanggan tergantung bagaimana tingkat kualitas produk
yang ditawarkan. Konsumen senantiasa melakukan penilaian kinerja terhadap suatu produk,
kepuasan konsumen mengindikasikan adanya kesetiaan konsumen terhadap suatu produk dan
dapat meningkatkan reputasi perusahaan.
Meskipun pandangan seorang konsumen berbeda-beda terhadap kualitas produk,
tetapi setidaknya konsumen akan memilih produk yang dapat memuaskan kebutuhannya.
Pada tahun 2011 Dwi Susanto dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kualitas produk
berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen dan akan berdampak baik pula terhadap
sikap merek. Semakin tinggi kualitas suatu produk maka akan semakin tinggi tingkat
kepuasan yang dirasakan kepuasan konsumen, dan dengan kepuasan konsumen tersebut akan
terbentuklah sikap merek yang positif terhadap suatu produk.
6
H1 : kualitas produk berpengaruh positif terhadap sikap merek konsumen terhadap
suatu produk.
Efek Komunitas
Di dalam komunitas terdapat individu-individu yang memiliki tujuan, kebutuhan,dan
kondisi lainnya yang serupa. Menurut Wenger (2004) komunitas itu adalah sekumpulan
orang yang saling berbagi masalah, perhatian, atau kegemaran terhadap suatu topik dan
memperdalam pengetahuan serta keahlian mereka dengan saling bertinteraksi secara terus-
menerus. Dari pengertian-pengertian komunitas tersebut, intin dari komunitas ialah
sekelompok individu yang memiliki kesamaan, kebutuhan dan juga latar belakang budaya
yang serupa, dan mempunyai rasa sosial yang tinggi antar sesama individunya.
Tetapi dalam kasus konsumen pembalut charm ini, konsumen mungkin lebih
terpengaruh pada efek komunitas dari lingkungan keluarga, atau pengaruh dari orang tua.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Aviv Shoham dan Vassillis Dalakas (2005),
mengemukakan tujuh faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh keluarga,
salah satunya pengaruh orangtua. Pengaruh orangtua dalam memutuskan pembelian pembalut
cukup besar, karena rata-rata anak atau remaja memakai merek pembalut yang sama dengan
orangtua mereka.
Konsumen dalam komunitas yang puas terhadap suatu merek atau produk, akan
menceritakan pengalaman positif mereka terhadap merek atau produk tersebut kepada orang
lain dan selanjutnya akan merekomendasikan produk tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh
Octaviasari (2011) menunjukkan efek komunitas berpengaruh positif terhadap sikap merek,
semakin tinggi efek komunitas maka semakin tinggi sikap konsumen terhadap merek.
H2 : efek komunitas berpengaruh positif terhadap sikap merek konsumen terhadap
suatu produk.
Daya Tarik Promosi
Menurut Kotler (2005), promosi adalah proses komunikasi suatu perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan sekarang, dan yang akan datang serta masyarakat. Menurut
Swastha (2003) promosi adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya, melalui
berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan lembaga-lembaga non laba serta individu-
individu. Sedangkan menurut Tjiptono (2000) promosi adalah aktivitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar
7
sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Tujuan utama dari promosi sendiri ialah untuk memperkenalkan produk yang
dihasilkan oleh perusahaan dengan harapan konsumen akan membeli produk tersebut. Untuk
itu perusahaan dalam mengenalkan produknya kepada konsumen haruslah seefektif mungkin,
agar konsumen tertarik untu membeli produknya. Dengan demikian promosi merupakan
bagian penting dari bauran pemasaran. Menurut Kotler (2001), variabel-variabel yang
terdapat dalam promotional mix ada lima, yaitu periklanan (advertising), penjualan personal
(personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public
relation), dan pemasaran langsung (direct marketing).
Dalam praktek promosi menurut Swastha (2003) dapat dilakukan dengan
mendasarkan pada tujuan-tujuan berikut :
a. Memodifikasi tingkah laku
Orang-orang yang melakukan komunikasi mempunyai beberapa alasan antara lain:
mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan atau instruksi,
memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat dan memperkuat tingkah
laku.
b. Memberitahu
Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang
penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai
dilakukan pada tahap-tahap awal di dalam siklus kehidupan produk. Promosi yang
bersifat membantu dalam pengambilan keputusan untuk membeli.
c. Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk umumnya kurang disenangi oleh sebagian
masyarakat. Namun kenyataannya justru yang banyak muncul adalah promosi yang
bersifat persuasif. Promosi yang demikian ini biasanya diarahkan untuk mendorong
pembelian. Sering perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya tetapi
lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar
dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi
yang bersifat persuasif akan menjadi dominan jika produk yang bersangkutan mulai
memasuki tahap pertumbuhan di dalam siklus kehidupannya.
d. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan
merek produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di
8
dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti perusahaan berusaha paling tidak
mempertahankan pembeli yang ada.
Dengan demikian, untuk menciptakan kegiatan pemasaran yang baik, maka
perusahaan harus secara maksimal mengkombinasikan berbagai variabel yang ada agar
konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.
H3 : daya tarik promosi berpengaruh positif terhadap sikap merek konsumen terhadap
suatu produk.
Sikap Merek
Menurut Setiadi (2005) sikap adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan
kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang
mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku. Menurut Keller (1993) brand attitude
menjadi dasar bagi perilaku konsumen, variabel ini ditentukan dari tingkat pentingnya dan
relevansi atribut-atribut dan manfaat merek.
Sikap merupakan evaluasi keseluruhan tentang merek yang dilakukan oleh konsumen
dan merefleksikan respon konsumen terhadap merek tersebut. Sikap terhadap merek tertentu
sering mempengaruhi apakah konsumen akan membeli atau tidak. Pengalaman yang positif
terhadap merek memungkinkan konsumen menggunakan merek tersebut di kemudian hari,
sedangkan pengalaman yang negatif terhadap merek memberi kemungkinan yang kecil
konsumen akan mengulanginya kembali (Chandra, 2008). Oleh karena itu pemasar perlu
menciptakan aktivitas-aktivitas yang akan menumbuhkan sikap yang positif terhadap merek.
Sikap terhadap merek seperti sikap pada umumnya dibentuk dari beberapa aspek.
Menurut Azwar (2005) sikap memiliki tiga komponen, yaitu:
1. Komponen kognitif merupakan kepercayaan seseorang terhadap suatu merek produk.
2. Komponen afektif merupakan evaluasi emosional atau perasaan seseorang terhadap suatu
merek produk.
3. Komponen konatif merupakan kecenderungan seseorang untuk berperilaku atau melakukan
suatu tindakan.
Dalam hal ini, konsumen pembalut charm tidak lagi memperdulikan berapa harga
charm, karena para konsumennya berada di tingkat loyalitas paling atas yaitu commited
buyers yang benar-benar setia kepada merek dan menjadikan merek bagian dari diri mereka.
Dengan sikap merek yang baik dan positif maka akan timbul minat mereferensikan seorang
konsumen terhadap suatu merek atau produk.
9
H4 : sikap merek berpengaruh positif terhadap minat mereferensikan konsumen
terhadap suatu produk.
Gambar 1
Model Penelitian
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : kualitas produk berpengaruh positif terhadap sikap merek konsumen terhadap suatu
produk
H2 : efek komunitas berpengaruh positif terhadap sikap merek konsumen terhadap suatu
produk.
H3 : daya tarik promosi berpengaruh postif terhadap sikap merek konsumen terhadap suatu
produk.
H4 : sikap merek berpengaruh positif terhadap minat mereferensikan konsumen terhadap
suatu produk.
METODE PENELITIAN
Variabel yang akan diteliti :
1. Minat Mereferensikan (Y2)
Keuntungan lain dari nilai dan kepuasan pelanggan yang berhasil diwujudkan dan
selalu menjadi pedoman perusahaan dalam melakukan aktivitas pemasaran secara
menyeluruh adalah minat mereferensi DeCarlo et al. (2007). Indikator yang bisa
dilihat yaitu :
Kualitas Produk (X1)
Efek Komunitas (X2)
Daya Tarik Promosi
(X3)
Sikap Merek (Y1)
Minat Mereferensikan
(Y2)
10
- Saya mengajak teman untuk selalu menggunakan charm
- Saya senang merekomendasikan charrm kepada orang lain
- Saya selalu senang berbagi pengalaman tentang charm kepada orang lain
2. Sikap Merek (Y1)
Sikap merek adalah evaluasi keseluruhan tentang merek yang dilakukan oleh
konsumen dan merefleksikan respon konsumen terhadap merek tersebut. Oleh karena
itu pemasar perlu menciptakan aktivitas-aktivitas yang akan menumbuhkan sikap
yang positif terhadap merek. Indikator yang bisa dilihat yaitu :
- Saya merasa nyaman menggunakan pembalut charm
- Saya menyukai menggunakan pembalut charm
- Saya memiliki kesan positif terhadap pembalut charm
3. Kualitas Produk (X1)
Karakteristik dari produk dalam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
yang telah ditentukan dan bersifat laten. Indikator yang bisa dilihat yaitu :
- Pembalut Charm memiliki tingkat daya serap yang tinggi
- Pembalut charm memiliki tingkat kebocoran yang rendah
- Pembalut charm nyaman ketika digunakan
4. Efek Komunitas (X2)
Dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas
tersebut karena adanya kesamaan interest atau values. Indikator yang bisa dilihat
yaitu:
- Saya menggunakan charm atas saran dari Ibu
- Saya mengetahui informasi tentang charm atas pemberitahuan dari Kakak atau
saudara
- Teman selalu mengajak saya untuk menggunakan pembalut charm
5. Daya Tarik Promosi (X3)
Kegiatan pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau
membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas produk charm agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan. Inidkator yang bisa dilihat yaitu :
11
- Iklan pembalut charm di televisi menarik untuk dilihat
- Celebrity endorser dalam iklan charm di televisi menarik perhatian Saya
- Pesan dalam iklan pembalut charm menarik untuk disimak
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menggunakan produk pembalut
charm di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang. Ini disebabkan
untuk lebih mudah mendapatkan responden dan mahasiswa dianggap mandiri juga bisa
mewakili penelitian ini.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode non random sampling yaitu dengan cara mengambil sampel para responden di
Fakultas Ekonomika dan Bisnis dengan memberikan kuesioner kepada responden yaitu
Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
Karena populasi dalam penelitian ini sangat banyak, maka diambil beberapa sampel
untuk mewakili populasi tersebut. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode Rao Purba (1996) sebagai berikut :
n = ��
�������
n = ,���
�� ,��
n = 97
dimana :
n = jumlah sampel
Z = tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel sebesar 97% ~ 1,97
moe = margin of error, atau kesalahan maksimal yang bisa ditoleransi. Biasanya sebesar
10%.
Sehingga, jumlah sampel yang dibutuhkan ialah sebanyak 97 orang. Menurut Hair
(2010) untuk metode penentuan sampel digunakan dengan menetukan jumlah variabel
indipenden dikalikan dengan 25, variabel indipenden pada penelitian ini sebanyak 4, maka
dengan metode Hair 4 x 25 = 100. Untuk memperoleh data yang lebih valid, maka total
responden yang diperlukan ialah 150 orang. Cara mendapatkan 150 responden tersebut ialah
dengan cara people assist method yaitu responden dibantu atau ditunggui ketika mengisi
kuesioner yang diberikan.
12
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Statistik Deskriptif
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai responden
penelitian ini, khususnya variabel-variabel penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini,
kuesioner yang dibagikan menggunakan skala Agree-Disagree Scale 1-10. Maka perhitungan
indeks jawaban responden yang dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
Nilai Indeks = ((F1 x 1) + (F2 x 2) + (F3 x 3) + (F4 x 4) + (F5 x 5) + (F6 x 6) + (F7 x 7) +
(F8 x 8) + (F9 x 9) + (F10 x 10))/10
Dimana :
F1 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 1
F2 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 2
F3 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 3
Dan seterusnya hingga F10 untuk menjawab skor 10 yang digunakan dalam kuesioner
penelitian.
Pengujian Instrumen
Uji Validitas
Untuk menguji valid dan tidaknya pertanyaan yang akan diajukan dengan
membandingkan nilai r hitung, dibandingkan dengan r tabel. Apabila r hitung > r tabel, maka
pertanyaan valid, sebaliknya apabila r hitung < r tabel, maka pertanyaan tidak valid.
13
Tabel 1
Uji Validitas
Dari hasil dapat dijelaskan nilai r hitung > r tabel (0,159) dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa semua item dalam indikator variabel kualitas produk, efek komunitas,
daya tarik promosi, sikap merek dan minat mereferensikan adalah valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan pengujian terhadap konsistensi pertanyaan, apakah reliabel
setiap waktu. Adapun hasil uji reliabilitas antara kualitas produk, efek komunitas, daya tarik
promosi, sikap merek dan minat mereferensikan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Variabel No. Item r hitung
r table Keterangan
Kualitas produk X1.1 X1.2 X1.3
0,827 0,889 0,848
> > >
0,159 0,159 0,159
Valid Valid Valid
Efek Komunitas X2.1 X2.2 X2.3
0,924 0,883 0,778
> > >
0,159 0,159 0,159
Valid Valid Valid
Daya tarik promosi X3.1 X3.2 X3.3
0,859 0,878 0,861
> > >
0,159 0,159 0,159
Valid Valid Valid
Sikap merek Y1.1 Y1.2 Y1.3
0,824 0,805 0,891
> > >
0,159 0,159 0,159
Valid Valid Valid
Minat mereferensikan
Y2.1 Y2.2 Y2.3
0,955 0,933 0,940
> > >
0,159 0,159 0,159
Valid Valid Valid
14
Tabel 2
Uji Relibilitas
Variabel No. Item Cronbach Alpha
Batas Cronbach Alpha
Keterangan
Kualitas produk
X1 X1.1 X1.2 X1.3
0,929 0,919 0,869 0,902
> > > >
0,6 0,6 0,6 0,6
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Efek Komunitas
X2 X2.1 X2.2 X2.3
0,931 0,847 0,881 0,961
> > > >
0,6 0,6 0,6 0,6
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Daya tarik promosi
X3 X3.1 X3.2 X3.3
0,933 0,908 0,891 0,919
> > > >
0,6 0,6 0,6 0,6
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sikap merek Y1 Y1.1 Y1.2 Y1.3
0,880 0,784 0,801 0,896
> > > >
0,6 0,6 0,6 0,6
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Minat mereferensikan
Y2 Y2.1 Y2.2 Y2.3
0,973 0,952 0,968 0,963
> > > >
0,6 0,6 0,6 0,6
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel antara
kualitas produk, efek komunitas, daya tarik promosi, sikap merek dan minat mereferensikan
ternyata diperoleh cronbach alpha lebih besar dari 0,6. Dengan demikian, maka hasil uji
reliabilitas terhadap keseluruhan variabel adalah reliabel.
Uji Asumsi Klasik
Normalitas
Untuk menentukan normal tidaknya data pada variabel dependen dilakukan dengan
melihat grafik plot normal. Apabila data distribusi normal, maka penyebaran plot akan berada
disepanjang garis 45 o. Dari grafik plot normal (lampiran) dapat diketahui bahwa penyebaran
plot berada di sepanjang garis 45 o sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
secara normal. Keterangan diatas dapat digambarkan sebagai berikut :
15
Gambar 2 : Normalitas
Uji Multikolinearitas
Pada dasarnya model persamaan regresi ganda dengan menggunakan dua variabel
bebas atau lebih, hampir selalu terdapat kolinier ganda. Uji multikolinieritas dimaksudkan
untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna antara variabel bebas dalam model
regresi. Apabila terjadi multikolinieritas maka variabel bebas yang berkolinier dapat
dihilangkan.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinier menurut perhitungan yang dilakukan
dengan program SPSS dapat diketahui dengan berpedoman bahwa nilai VIF < 10 dan
Tolerance > 0,1. (Imam Ghozali, 2005:92).
Mengacu pada kedua pendapat di atas maka berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat diperoleh nilai :
Tabel 3
Multikolinearitas
No. Variabel VIF Tolerance
1. Kualitas produk 4,084 0,245
2. Efek Komunitas 5,374 0,186
3. Daya tarik Promosi 6,099 0,164
4. Sikap merek 3,705 0,270
16
Berdasarkan hasil tersebut maka tidak terjadi hubungan yang sempurna antar variabel
(multikolinieritas) untuk variabel kualitas produk, efek komunitas, daya tarik promosi, dan
sikap merek, karena VIF < 10 dan Tolerance > 0,1.
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi apabila tidak ada kesamaan deviasi standar nilai variabel
dependen pada setiap variabel independen. Deteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik. Berdasarkan grafik hasil penelitian, deteksi yang ada adalah penyebaran, dan
tidak membentuk pola tertentu, sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas. Keterangan di atas
dapat di gambarkan sebagai berikut :
Gambar 3
Heteroskedastisitas
Analisis Regresi Persamaan Pertama
Koefisien Determinasi
Tabel 4
Untuk mengetahui besarnya nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai
Adjusted R Square yaitu sebesar 0,725 yang menunjukkan bahwa antara kualitas produk,
Model Summary
,854a ,730 ,725 3,168Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), daya tarik promosi, kualitasproduk, efek komunitas
a.
17
efek komunitas, dan daya tarik promosi secara bersama-sama dapat menjelaskan sikap merek
pembalut Charm sebesar 72,50%, sedangkan sisanya 27,50% dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak diteliti, seperti harga, kemudahan mendapatkan produk dan lain-lain.
Uji F (Uji Kebaikan Model)
Uji F dipergunakan untuk menguji apakah model regresi dalam penelitian ini adalah
baik atau layak atau tidak. Berikut ini hasil pengujian uji F.
Tabel 5
Uji F Model
Berdasarkan hasil perhitungan dengan statistik manual diperoleh nilai F hitung =
131,630. Sedangkan dengan menggunakan tingkat signifikansi α =0,05 maka nilai F tabel
dengan df 1=3 dan df 2 = 146 diperoleh F tabel sebesar 3,12, Maka F hitung > F tabel, yaitu
131,630 > 3,12. Dengan menggunakan SPSS 18 diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,000
< 0,05, Dengan demikian model regresi dalam penelitian ini adalah baik.
Hasil Persamaan Regresi Pertama
Berdasarkan perhitungan regresi berganda antara kualitas produk, efek komunitas,
dan daya tarik promosi terhadap sikap merek dengan dibantu program SPSS dalam proses
penghitungannya dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
ANOVAb
3963,569 3 1321,190 131,630 ,000a
1465,424 146 10,037
5428,993 149
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), daya tarik promosi, kualitas produk, efek komunitasa.
Dependent Variable: sikap merekb.
18
Tabel 6
Y1 = 0,235X1 + 0,227 X2 + 0,434 X3
Hasil persamaan regresi berganda tersebut di atas memberikan pengertian bahwa nilai
koefisien regresi kualitas produk sebesar 0,235 bernilai positif, artinya apabila kualitas
produk semakin baik, maka sikap merek semakin baik. Nilai koefisien regresi efek komunitas
sebesar 0,227 bernilai positif, artinya apabila efek komunitas semakin baik, maka sikap
merek semakin baik. Nilai koefisien regresi daya tarik promosi sebesar 0,434 bernilai
positif, artinya apabila daya tarik promosi semakin baik, maka sikap merek semakin baik.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 2,774 dan dengan
menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 % diperoleh t tabel sebesar
1,6554 yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 2,774 >
1,6554. Signifikasi t kurang dari 5 % (0,006), menandakan bahwa kualitas produk
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap sikap merek. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan kualitas
produk berpengaruh positif terhadap sikap merek suatu produk dapat diterima.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 2,321 dan dengan
menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 % diperoleh t tabel sebesar
1,6554 yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 2,321 >
1,6554. Signifikasi t kurang dari 5 % (0,022), menandakan bahwa efek komunitas
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap sikap merek. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan efek
komunitas berpengaruh positif terhadap sikap merek suatu produk dapat diterima.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 4,349 dan dengan
menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 % diperoleh t tabel sebesar
1,6554 yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 4,349 >
1,6554. Signifikasi t kurang dari 5 % (0,000), menandakan bahwa daya tarik promosi
Coefficientsa
,630 1,015 ,621 ,536
,232 ,084 ,235 2,774 ,006
,233 ,100 ,227 2,321 ,022
,450 ,104 ,434 4,349 ,000
(Constant)
kualitas produk
efek komunitas
daya tarik promosi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: sikap mereka.
19
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap sikap merek. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan daya
tarik promosi berpengaruh positif terhadap sikap merek suatu produk dapat diterima.
Analisis Regresi Persamaan Kedua
Koefisien Determinasi
Tabel 7
Untuk mengetahui besarnya nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai
Adjusted R Square yaitu sebesar 0,212 yang menunjukkan bahwa antara sikap merek dapat
menjelaskan minat mereferensikan pembalut Charm sebesar 21,2%, sedangkan sisanya
78,8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti, seperti kepercayaan, komitmen,
kepuasan dan lain-lain.
Uji F (Uji Kebaikan Model)
Uji F dipergunakan untuk menguji apakah model regresi dalam penelitian ini adalah
baik atau layak atau tidak. Berikut ini hasil pengujian uji F.
Tabel 8
Uji F Model
Berdasarkan hasil perhitungan dengan statistik manual diperoleh nilai F hitung =
41,124. Sedangkan dengan menggunakan tingkat signifikansi α = 0,05 maka nilai F tabel
dengan df 1=1 dan df 2 = 148 diperoleh F tabel sebesar 3,84, Maka F hitung > F tabel, yaitu
Model Summary
,466a ,217 ,212 6,256Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Unstandardized Residuala.
ANOVAb
1609,531 1 1609,531 41,124 ,000a
5792,469 148 39,138
7402,000 149
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Unstandardized Residuala.
Dependent Variable: minat mereferensikanb.
20
41,124 > 3,84. Sedangkan dengan menggunakan SPSS 18 diperoleh tingkat signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian model regresi dalam penelitian ini adalah baik.
Hasil Regeresi Persamaan Kedua
Berdasarkan perhitungan regresi antara sikap merek terhadap minat mereferensikan
dengan dibantu program SPSS dalam proses penghitungannya dapat diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 9
Y2 = 0,466Y1
Hasil persamaan regresi berganda tersebut di atas memberikan pengertian bahwa nilai
koefisien regresi sikap merek bernilai positif, sebesar 0,466, hal ini dapat diartikan bahwa
apabila sikap merek semakin baik, maka sikap mereferensikan semakin meningkat.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 6,413 dan dengan
menggunakan level significance (taraf signifikan) sebesar 5 % diperoleh t tabel sebesar
1,6554 yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 6,413 >
1,661. Signifikasi t kurang dari 5 % (0,000), menandakan bahwa sikap merek mempunyai
pengaruh terhadap minat mereferensikan suatu produk. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya
pengaruh sikap merek terhadap minat mereferensikan suatu produk dapat diterima.
Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Sikap Merek
Kualitas produk berpengaruh terhadap sikap merek dengan arah koefisien regresi
positif, artinya apabila produk Charm memiliki tingkat daya serap yang tinggi, tingkat
kebocoran yang rendah, dan nyaman ketika digunakan, maka sikap merek konsumen
terhadap suatu produk akan meningkat.
Berdasarkan hasil jawaban responden diperoleh hasil tanggapan responden terhadap
variabel kualitas produk diperoleh indeks rata-rata berada pada kategori tinggi, yaitu tentang
Coefficientsa
17,600 ,511 34,455 ,000
1,048 ,163 ,466 6,413 ,000
(Constant)
Unstandardized Residual
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: minat mereferensikana.
21
indikator tingkat daya serap yang tinggi, tingkat kebocoran yang rendah, dan nyaman ketika
digunakan. Hal ini mengindikasikan bahwa pembalut Charm memiliki daya serap yang
tinggi sehingga pengguna tidak perlu merasa was-was atau merasa khawatir saat datang bulan
meskipun darah yang keluar banyak karena pembalut Charm memiliki tingkat daya serap
yang tinggi.
Pembalut Charm juga memiliki tingkat kebocoran yang rendah. Hal ini menunjukkan
bahwa pembalt Charm mempunyai kualitas yang baik sehingga mampu menampung cairan
dalam jumlah yang banyak. Dengan desain yang lebih longgar dan tebal pembalut Charm
dapat meminimalkan tingkat kebocoran. Sebagian besar responden juga merasa nyaman saat
menggunakan pembalut Charm. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
merasa cocok setelah menggunakan pembalut Charm saat datang bulan Kualitas adalah
karakteristik dari produk dalam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
telah ditentukan dan bersifat laten.
Kualitas memiliki dua perspektif, yaitu dari sisi produsen dan sisi konsumen, dimana
bila kedua hal tersebut digabungkan maka akan tercapai kesesuaian yang dapat digunakan
oleh konsumen. Kualitas menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam memilih suatu
produk atau merek. Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan, maka diperlukan
adanya standarisasi kualitas pada perusahaan. Tujuannya adalah untuk tetap menjaga agar
produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak
akan kehilangan kepercayaannya terhadap produk tersebut dan sikap konsumen terhadap
produk adalah positif.
Pengaruh Efek Komunitas Terhadap Sikap Merek
Efek komunitas berpengaruh terhadap sikap merek dengan arah koefisien regresi
positif, artinya apabila konsumen menggunakan Charm atas saran dari Ibu, konsumen
mengetahui informasi atas pemberitahuan dari kakak atau saudara, dan teman yang mengajak
untuk menggunakan pembalut Charm, maka sikap merek konsumen terhadap suatu produk
akan meningkat.
Berdasarkan hasil jawaban responden diperoleh hasil tanggapan responden terhadap
variabel efek komunitas diperoleh indeks rata-rata berada pada kategori tinggi, yaitu tentang
indikator menggunakan Charm atas saran Ibu, mengetahui informasi tentang Charm atas
pemberitahuan dari kakak atau saudara, dan teman selalu mengajak untuk menggunakan
pembalut Charm. Hal ini mengindikasikan bahwa efek komunitas sangat mempengaruhi
responden untuk menggunakan pembalut Charm, terutama adalah orang-orang terdekat
22
seperti Ibu, kakak, suadara, dan teman akrab yang telah terbiasa menggunakan pembalut
Charm.
Komunitas merupakan sekelompok orang yang hidup bersama pada lokasi yang sama,
sehingga mereka telah berkembang menjadi kelompok hidup yang diikat oleh kesamaan
kepentingan. Kekuatan terbesar dalam suatu komunitas adalah kepentingan bersama dalam
memenuhi kebutuhan hidup sosial, yang biasanya didasarkan pada kesamaan latar belakang
budaya, sosial-ekonomi, idiologi. Itu berarti adanya hubungan sosial yang kuat antar individu
di dalam komunitas tersebut. Hasil ini sejalan dengan penelitian Aviv Shoham dan Vassillis
Dalakas (2005), yang mengemukakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan
pembelian atau mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu merek oleh keluarga, salah
satunya adalah orang tua dan teman yang merupakan satu komunitas. Dengan demikian efek
komunitas sangat berperan dalam mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu merek.
Pengaruh Daya tarik Promosi Terhadap Sikap Merek
Daya tarik promosi berpengaruh terhadap sikap merek dengan arah koefisien regresi
positif, artinya apabila daya tarik promosi semakin meningkat, yaitu iklan di televisi menarik
untuk dilihat, bintang iklan Charm menarik, dan pesan iklan menarik untuk disimak, maka
sikap merek konsumen terhadap suatu produk akan meningkat.
Berdasarkan hasil jawaban responden diperoleh hasil tanggapan responden terhadap
variabel daya tarik promosi diperoleh indeks rata-rata berada pada kategori sedang, yaitu
tentang indikator iklan di televisi menarik untuk dilihat, celebrity endorser dalam iklan di
televisi menarik, dan pesan dalam iklan menarik untuk disimak.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden merasa promosi yang
dilakukan oleh produsen pembalut Charm melalui media televisi sangat menarik untuk
dilihat. Dengan bintang iklan yang cantik dan menarik mempengaruhi minat konsumen untuk
melakukan pembelian. Pesan iklan yang ditampilkan juga menarik minat konsumen untuk
menyimak, karena mudah dipahami dan sangat bermanfaat sebagai referensi sebelum
memutuskan melakukan pembelian.
Promosi adalah proses komunikasi yang dilakukan oleh pihak perusahaan kepada para
pelanggannya. Tujuan promosi adalah membujuk dan mengingatkan pasar sasaran
perusahaan ager produknya dapat diterima oleh konsumen dengan cara menarik konsumen
untuk bersikap positif terhadap merek tersebut. Jenis-jenis media promosi terdiri dari lima,
yaitu periklanan, penjualan personal, promosi penjualan, hubungan masyarakat, pemasaran
langsung. Produk pembalut Charm sendiri sudah melakukan pormosi dengan semanrik
23
mungkin dengan meilbatkan celebrity endoser juga yang diharapkan produk Charm mencapat
respon positif dan sikap merek konsumen terhadap merek Charm adalah positif.
Pengaruh Sikap Merek Terhadap Minat Mereferensikan Produk
Sikap merek berpengaruh terhadap minat mereferensikan produk dengan arah
koefisien regresi positif, artinya apabila sikap merek semakin meningkat, yaitu merasa
nyaman menggunakan pembalut Charm, menyukai menggunakan pembalut Charm, dan
kesan positif terhadap pembalut Charm, maka minat mereferensikan produk akan meningkat.
Berdasarkan hasil jawaban responden diperoleh hasil tanggapan responden terhadap
variabel sikap merek diperoleh indeks rata-rata berada pada kategori sedang, yaitu tentang
indikator merasa nyaman menggunakan pembalut Charm, menyukai menggunakan pembalut
Charm, dan memiliki kesan positif terhadap pembalut Charm. Hal ini mengindikasikan
bahwa sebagian besar responden merasa memiliki kesan yang baik dan menyukai pembalut
Charm, karena nyaman saat digunakan, daya serapnya tinggi, dan tingkat kebocorannya
rendah sehingga tetap tampil percaya diri dalam beraktifitas walaupun saat datang bulan.
Sikap merupakan evaluasi tentang merek yang dilakukan konsumen dan
merefleksikan respon konsumen terhadap merek tersebut. Sikap terhadap merek tertentu
sering mempengaruhi apakah konsumen akan membeli atau tidak. Sikap positif terhadap
merek tertentu akan memungkinkan konsumen akan melakukan pembelian terhadap merek,
dan selanjutnya akan merasa puas dan kemudian mereferensikan kepada orang lain untuk
menggunakan produk tersebut. Sebaliknya Sikap negatif terhadap merek tertentu akan
menghambat konsumen akan melakukan pembelian terhadap merek, dan selanjutnya tidak
akan merasa puas dan tidak akan mereferensikan kepada orang lain untuk menggunakan
produk tersebut.
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kualitas produk berpengaruh terhadap sikap merek dengan arah positif, hal ini
ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi 0,235 dan nilai signifikasi 0,006 < 0,05.
Arah koefisien regresi positif artinya apabila kualitas produk semakin baik, yang
24
ditunjukkan dengan daya tarik promosi semakin meningkat, yaitu iklan di televisi
menarik untuk dilihat, bintang iklan Charm menarik, dan pesan iklan menarik untuk
disimak, maka sikap merek konsumen terhadap suatu produk akan meningkat.
2. Efek komunitas berpengaruh terhadap sikap merek dengan arah positif, hal ini
ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi 0,227 dan nilai signifikasi 0,022 < 0,05.
Arah koefisien regresi positif artinya apabila efek komunitas semakin baik, yang
ditunjukkan dengan konsumen menggunakan Charm atas saran dari Ibu, konsumen
mengetahui informasi atas pemberitahuan dari kakak atau saudara, dan teman yang
mengajak untuk menggunakan pembalut Charm, maka sikap merek konsumen
terhadap suatu produk akan meningkat.
3. Daya tarik promosi berpengaruh terhadap sikap merek dengan arah positif, hal ini
ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi 0,434 dan nilai signifikasi 0,000 < 0,05.
Arah koefisien regresi positif artinya apabila daya tarik promosi semakin baik, yang
ditunjukkan dengan iklan di televisi menarik untuk dilihat, bintang iklan Charm
menarik, dan pesan iklan menarik untuk disimak, maka sikap merek konsumen
terhadap suatu produk akan meningkat.
4. Variabel dominan yang mempengaruhi sikap merek adalah daya tarik promosi, hal ini
ditujukkan dengan nilai koefisien regresi standardized koefisien paling besar yaiti
0,434, kemudian kualitas produk sebesar 0,235 dan efek komunitas sebesar 0,227.
daya tarik promosi adalah variabel dominan yang mempengaruhi sikap merek, sebab
promosi berusaha untuk menarik konsumen untuk tertatrik untuk menggunakan
produk tersebut.
5. Sikap merek berpengaruh terhadap minat mereferensikan suatu produk dengan arah
positif, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi 0,466 dan nilai signifikasi
0,000 < 0,05. Arah koefisien regresi positif artinya apabila sikap merek semakin baik,
yang ditunjukkan dengan konsumen merasa nyaman menggunakan pembalut Charm,
menyukai menggunakan pembalut Charm, dan kesan positif terhadap pembalut
Charm, maka minat mereferensikan produk akan meningkat.
6. Nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square yaitu sebesar
0,725 yang menunjukkan bahwa antara kualitas produk, efek komunitas, dan daya
tarik promosi dapat menjelaskan sikap merek pembalut Charm sebesar 72,50%,
sedangkan sisanya 27,50% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti, seperti harga,
kemudahan mendapatkan produk dan lain-lain. Sedangkan sikap merek dapat
menjelaskan minat mereferensikan sebesar 21,20 %, sedangkan sisanya sebesar 78,80
25
% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti, seperti kepercayaan, kepuasan,
komitmen, dan lain-lain.
Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menyadari adanya keterbatasan dalam
melakukan penelitian. Kelemahan dan kekurangan dalam penelitian ini adalah terletak pada
kuesioner yang bersifat privasi sehingga sedikit ditemukan kesulitan ketika mengambil data
dari responden yang dituju.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa minat mereferensikan yang
dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu sikap merek, kualitas produk, efek komunitas dan daya
tarik promosi tersebut hanya sebesar 21,20% saja dan sisanya 78,80% dipengaruhi oleh faktor
lain. Oleh karena persentase yang mempengaruhi dianggap terlalu kecil, maka sangatlah
diperlukan penelitian yang akan datang dengan memasukkan variabel baru yang mungkin
dapat memberikan hasil yang lebih baik.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang diberikan adalah :
1. Efek komunitas dapat dimanfaatkan oleh pihak perusahaan pembalut Charm untuk
meningkatkan minat mereferensikan produk Charm dengan mengikut sertakan komunitas
dalam suatu lomba pemilihan kekompakan dengan memperebutkan hadiah tertentu.
2. Selain meningkatkan efek komunitas acara tersebut juga salah satu cara untuk
meningkatkan promosi produk Charm kepada masyarakat, bahwa produk Charm tidak
hanya bisa digunakan oleh remaja, akan tetapi untuk usia dewasa seperti ibu-ibu juga
menggunakannya.
3. Kualitas produk dapat terus ditingkatkan dengan cara melakukan inovasi-inovasi baru
yang selalu berkembang dan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, seperti pembalut
yang memiliki pori-pori udara, sehingga terasa sejuk dan tidak panas apabila digunakan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, Munica. 2011. ”Analisis Pengaruh Fasilitas, Kualitas Pelayanan dan Kepuasan
Pelanggan terhadap Minat Mereferensikan (Studi Kasus Pada Konsumen Jasa
Pelayanan Cuci Sepeda Motor dan Mobil Star Clean di Semarang)”. Skripsi. Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Budiman, Adi Santosa. 2003. Minat Mereferensikan dalam Proses Adopsi Konsumen. Jurnal
Sains Pemasaran Indonesia, p. 1-18.
Chandra, Handi. 2008. Marketing untuk Orang Awam. Maxicom. Palembang.
Chaudhuri, Atjun .1999. " Does Brand Equity Mediate Brand Equity Outcomes "Journal of
Marketing Theory and Practice Vol. 2 No.2 pp. 20-22
Craven, David W. 1996. Pemasaran Strategis, jilid 2. Jakarta.: Erlangga
DeCarlo, Thomas E., Russell N. Laczniak, Carol M. Motley., and., Sridhar Ramaswami.
2007. Influence of image and familiarity on consumer response to negative word of
mouth communication about retail entities. Journal of Marketing Theory and
Practice, Vol.15,p.41-51.
Ferdinand, Agusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Metode Penelitian Untuk
Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen.Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hair, J. F., Black, W.C., Babin, B.J., Anderson, R.E. 2010. Multivariate Data Analysis. New
Jersey : Upper saddle river
Istijanto. 2007. “8 Dimensi Kualitas Produk dan Aplikasinya dalam Pemasaran.”Forum
Manajemen Prasetia Mulya, Vol. 1, No. 2, September 2007, h. 34-41.
Keller, K. L. 1993. Conceptualizing, measuring and managing customer-based brand equity.
Journal of Marketing, 57, 1–22.
Kotler, Philip dan Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran.Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia.
27
Kotler, Philip dan K. L, Keller. 2007. Manajemen Pemasaran Jilid 1 . Edisi 12. Jakarta:
Indeks
Kertajaya, Hermawan. 2002. Marketing Plus 2000, Siasat Memenangkan Persaingan Global.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Loudon & Bitta D. 1993. Consumer Behavior . New York: Mc. Graw Hill.
Marketing/No.02/XI/Februari 2001.
Octaviasari, Sherly.2011.”Analisis Pengaruh Daya Tarik Iklan dan Efek Komunitas terhadap
Kesadaran Merek dan Sikap Terhadap Merek Kartu Seluler Prabayar Mentari di
Semarang”.Skripsi.Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Rodhiah. 2007. “Perbedaan Rata-Rata Kualitas Produk Asal China Dibandingkan Rata-Rata
Kualitas Produk Asal Indonesia.” Jurnal Manajemen, Vol. 12, No. 1, Mei 2007, h. 31-
39.
Rao, Purba. (1996). “Measuring Consumer Perception Through Factor Analysis”, The Asian
Manager, February-March.
Setiadi, Nugroho J. 2005. Perilaku Konsumen. Cetakan kedua. Jakarta: Prenada Media.
Shoham, Aviv dan Vassillis Dalakas. (2005). “journal of Consumer Marketing”
Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta Selatan: PT Ghalia Indonesia dengan
MMA-IPB.
Sunarto, 2004. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi kedua. Yogyakarta: Amus.
Susanto, Dwi.2011.”Analisis Pengaruh Efek Komunitas dan Kualitas Produk terhadap
Kepuasan Konsumen dan Implikasinya terhadap Sikap terhadap Merek (Attitude
Toward Brand) Pada Konsumen Notebook Merek Acer di Kota Semarang
“.Skripsi.Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Stanton, William. J. 1996. Prinsip Pemasaran. Terjemahan, Y. Lamarto, Jilid I, Edisi
Ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Swastha, Basu DH dan Irawan, 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.
Swastha, Basu.2003. Azas-Azas Marketing. Yogyakarta: Liberty.
Syahyuti, 2005. Pembangunan Pertanian dengan Pendekatan Komunitas, Forum Penelitian
Agro Ekonomi. Vol. 23.
Tjiptono, Fandy. 2000. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
. .2006. Pemasaran Jasa. Cetakan kedua. Malang: Bayumedia Publishing.
Wangenheim, V Florian., and, Thomas Bayon. 2004. The effect of word of mouth on service
switching; measurenment and moderating variabel. Europan Journal of Marketing,
Vol. 38. p. 1173-1185.
28
Wenger, Etienne. 2004. Knowledge Management as A Doughnut: Shaping Your Knowledge
Strategy Through 95 Communities of Practice.