Post on 01-Dec-2021
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
446
ANALISIS PENGARUH DISPLAY DAN HEDONIC SHOPPING
MOTIVATION TERHADAP PEMBELIAN PAKAIAN JADI
SECARA IMPULSIF DI BANJARMASIN
Rusniati1, Gusti Rina Fariany2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin1,2
rusniati72@gmail.com1, gustirinafariany72@gmail.com2
ABSTRAK
Usaha menarik perhatian konsumen dapat dilakukan melalui apa yang dilihat dan apa yang dirasakan oleh konsumen tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
display dan hedonic shopping motivation secara simultan dan parsial terhadap pembelian
pakaian jadi secara impulsif. Populasi penelitian ini adalah konsumen yang melakukan
pembelian pakaian jadi secara impulsif. Jumlah sampel sebanyak 100 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan
regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa display dan hedonic shopping
motivation berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pembelian pakaian jadi secara impulsif. Para pemasar pakaian jadi harus mampu menyajikan display yang tepat, terutama
bagi konsumen dengan perilaku hedonic shopping motivation, sehingga tercipta pembelian
secara impulsif.
Kata kunci : display, hedonic shopping motivation, pembelian secara impulsif
ABSTRACT
Efforts to attract the attention of consumers can be done through what is seen and what is
perceived by the consumer. This research is to analyze the simultaneous and partial
influence of the display and hedonic shopping motivation on impulsive buying of apparel.
The population of this study are consumers who make impulsive buying of apparel.
Sampling technique used is purposive sampling. Data were analyzed using multiple linear
regression. The result show that the display and hedonic shopping motivation influence
simultaneous and partial toward impulsive buying of apparel. The apparel marketers must
be able to present the right display, especially for consumers with hedonic shopping
motivation behavior, so as to create an impulse buying.
Keywords : display, hedonic shopping motivation,impulse buying
PENDAHULUAN
Pakaian merupakan kebutuhan primer bagi setiap orang. Banyak sekali jenis
pakaian yang diperlukan oleh setiap orang untuk memenuhi kebutuhannya sehari-
hari. Kegiatan yang berbeda biasanya mengharuskan seseorang mengenakan
pakaian yang berbeda pula. Hal ini dapat membuat seseorang berkeinginan untuk
memiliki banyak jenis pakaian yang disesuaikan dengan berbagai kesempatan
pemakaiannya.
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
447
Adanya persaingan yang tinggi antar satu penjual pakaian yang satu dengan
penjual pakaian lainnya membuat penjual harus mampu memahami tentang
pentingnya menyajikan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Sehubungan dengan kategori produk yang dijual adalah pakaian, maka
sudah tentu pemilik toko pakaian harus memperhatikan display tokonya.
Menurut Alma (1998 : 142), display ialah keinginan membeli sesuatu, yang
tidak didorong oleh seseorang, tapi didorong oleh daya tarik, atau oleh penglihatan
ataupun oleh perasaan lainnya. Pengertian display yang lainnya dikemukakan oleh
William J. Shultz, display berarti usaha mendorong perhatian dan minat konsumen
pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik
penglihatan langsung (direct visual appeal).
Berhasilnya self service menjual barang-barangnya tergantung dari
pelaksanaan display. Memajang barang di dalam toko dan di etalase, mempunyai
pengaruh besar terhadap penjualan. Biasanya kita lihat salah satu cara untuk
menjual barang ialah dengan membiarkan calon pembeli itu melihat, meraba,
mencicipi, mengendarai dan sebagainya. Tujuan display adalah untuk menarik
perhatian dan untuk dapat menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang
dipamerkan di toko kemudian para konsumen masuk ke dalam toko dan melakukan
pembelian (Alma, 1998 : 142). Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa
adanya display yang tepat diharapkan mampu menarik perhatian konsumen dan
selanjutnya mereka menjadi memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan
pembelian impulsif.
Selanjutnya seperti kita ketahui bahwa disamping display yang mampu
menarik perhatian konsumen, pada saat ini banyak kita lihat adanya pergeseran pola
perilaku belanja konsumen. Konsumen tidak hanya memandang aktivitas belanja
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari- hari saja, tetapi
lebih jauh lagi, aktivitas belanja dipandang sebagai sesuatu yang sangat menarik
dan konsumen mendapatkan kesenangan tersendiri. Perilaku ini dikenal dengan
istilah hedonic shopping motivation. Menurut Utami (2010 : 47), pada hedonic
shopping motivation, seseorang berbelanja karena orang tersebut merasa
mendapatkan kesenangan dan merasa bahwa berbelanja itu adalah sesuatu hal yang
menarik. Jadi, motivasi ini didasarkan pada pemikiran yang subjektif atau
emosional karena mencakup respons emosional, kesenangan panca indera, mimpi ,
dan pertimbangan estetis. Dengan demikian, motivasi hedonis adalah motivasi
konsumen untuk berbelanja karena berbelanja merupakan suatu kesenangan
tersendiri sehingga tidak memperhatikan manfaat dari produk yang dibeli.
Adanya motif belanja konsumen berupa hedonic shopping motivation
akhirnya mampu menciptakan pembelian impulsif sebagai pembelian yang terjadi
karena dorongan seketika dan pembelian ini diputuskan secara spontan pada saat
melihat produk yang bersangkutan. Utami (2010 : 67) mengemukakan bahwa
pembelian impulsif terjadi ketika konsumen tiba-tiba mengalami keinginan yang
kuat dan kukuh untuk membeli sesuatu secepatnya. Impuls untuk membeli
merupakan hal yang secara hedonis kompleks, dan akan menstimulasi konflik
emosional. Pembelian impulsif juga cenderung dilakukan dengan mengabaikan
pertimbangan atas konsekuensinya.
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
448
Tendai dan Crispen (2009) menegaskan bahwa store display berpengaruh
positif terhadap pembelian impulsif. Santi dan Muhammad Ihsan Izharuddin
Adhipratama (2013) mengemukakan bahwa display toko berpengaruh terhadap
pembelian impulsif. Vishnu dan Ahmed Rizwan Raheem (2013) menyatakan
window display memegang peranan yang penting dalam pembelian impulsif. Iqbal,
et al (2014) mengatakan bahwa attractive display of product berpengaruh terhadap
pembelian impulsif. Wijaya, dkk (2014) mengemukakan bahwa interior display
berpengaruh terhadap pembelian impulsif. Sipahutar (2011) menegaskan bahwa
display toko dan motivasi belanja berdasarkan kesenangan (hedonic) berpengaruh
terhadap pembelian impulsif. Rahmadano, dkk (2015) menyatakan bahwa display
toko dan motivasi belanja hedonis berpengaruh terhadap keputusan pembelian tidak
terencana.
Banerjee dan Sunetra Saha (2012) menegaskan bahwa perilaku hedonic
berpengaruh terhadap pembelian impulsif. To et al (2007) mengemukakan bahwa
nilai belanja hedonis berpengaruh terhadap pembelian impulsif. Herabadi dkk
(2009) mengatakan bahwa pertimbangan hedonistik konsumen menyajikan aspek
kognitif yang mengarahkan untuk pembelian impulsif. Pattipeilohy et al (2013)
menegaskan bahwa kecenderungan mengkonsumsi secara hedonis berpengaruh
terhadap pembelian impulsif. Park et al (2006) dalam Darma dan Edwin Japarianto
(2014) mengatakan bahwa hedonic shopping value memainkan peranan penting
dalam pembelian impulsif.
Paramita, dkk (2014) mengemukakan bahwa nilai belanja hedonis
berpengaruh terhadap pembelian impulsif. Ratnasari, dkk (2015) mengatakan
bahwa hedonic shopping value berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.
Chen (2008) menyatakan bahwa konsumen dengan perilaku hedonic cenderung
melakukan pembelian impulsif. Darma dan Edwin Japarianto (2014) menegaskan
bahwa hedonic shopping value berpengaruh terhadap pembelian impulsif.
Demikian juga halnya dengan para penjual pakaian jadi yang berada di x
mall Banjarmasin, mereka harus mampu membuat pengunjung memutuskan untuk
membeli pakaian jadi yang mereka jual. Sebenarnya pihak penjual pakaian jadi
yang berada di areal tersebut mempunyai peluang yang besar untuk menciptakan
terjadinya pembelian impulsif melalui penyajian display toko yang tepat yang
mampu menarik perhatian konsumen. Hal ini mengingat bahwa banyak pengunjung
yang hilir mudik melintasi areal pertokoan di mall dengan keperluannya masing-
masing dan memiliki pola perilaku belanja yang beragam.
Pembelian impulsif pada pakaian jadi ini juga semakin mungkin terwujud
dengan adanya pengunjung yang memiliki pola perilaku belanja dengan motif
berupa hedonic shopping motivation. Konsumen yang mengunjungi mall biasanya
tidak semata melakukan aktivitas belanja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari saja, tetapi ada juga yang memandang aktivitas belanja tersebut sebagai
salah satu aktivitas yang menyenangkan yang bisa membuat orang dapat
melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari dan menjadi lebih rileks.
Kenyataan menunjukkan bahwa masih ada toko pakaian jadi yang belum
maksimal dalam menyajikan interior display berupa pemajangan barang-barang,
poster-poster, gambar-gambar, simbol-simbol, tanda-tanda bahkan dekorasi sesuai
dengan event yang sedang berlangsung di dalam kehidupan masyarakat. Demikian
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
449
juga untuk window display berupa etalase dirasakan masih belum sepenuhnya
menarik perhatian konsumen karena ada kalanya mereka merubahnya namun dalam
rentang waktu yang terlalu lama. Kemudian untuk exterior display juga dirasakan
masih belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah display dan
hedonic shopping motivation berpengaruh secara simultan terhadap pembelian
pakaian jadi secara impulsif di Banjarmasin?, (2) apakah display berpengaruh
secara parsial terhadap pembelian pakaian jadi secara impulsif di Banjarmasin?, (3)
apakah hedonic shopping motivation berpengaruh secara parsial terhadap
pembelian pakaian jadi secara impulsif di Banjarmasin ?. Penelitian ini bertujuan
untuk : (1) mengalisis pengaruh display dan hedonic shopping motivation secara
simultan terhadap pembelian pakaian jadi secara impulsif di Banjarmasin, (2)
menganalisis pengaruh display secara parsial terhadap pembelian pakaian jadi
secara impulsif di Banjarmasin, (3) menganalisis pengaruh hedonic shopping
motivation secara parsial terhadap pembelian pakaian jadi secara impulsif di
Banjarmasin.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas. Ferdinand (2014 : 7)
mengemukakan bahwa penelitian kausalitas adalah penelitian yang ingin mencari
penjelasan dalam bentuk hubungan sebab akibat (cause-effect) antar beberapa
konsep atau beberapa variabel atau beberapa strategi yang dikembangkan dalam
manajemen.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang melakukan pembelian
pakaian jadi secara impulsif. Teknik sampling yang digunakan berupa purposive
sampling. Sampel untuk penelitian ini sebanyak 100 orang.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan
data kuantitatif. Sujarweni (2014 : 89) menyatakan bahwa data kualitatif secara
sederhana dapat disebut sebagai data hasil kategori (pemberian kode) untuk isi data
yang berupa kata atau dapat didefinisikan sebagai data bukan angka tetapi
diangkakan. Kemudian Sujarweni (2014 : 93) menyatakan pula bahwa data
kuantitatif merupakan data berupa angka dalam arti sebenarnya, jadi berbagai
operasi matematika dapat dilakukan pada data kuantitatif.
Selanjutnya untuk sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Indriantoro dan Bambang Supomo (1999 : 146-147) mengemukakan
bahwa data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
450
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1)
kuesioner; Umar (2013 : 49) menyatakan bahwa teknik angket (kuesioner)
merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar
pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas
dasar pertanyaan tersebut, (2) wawancara ; Burke Johnson dan Larry Cristensen
dalam Sugiyono (2013 : 224) mengemukakan bahwa wawancara merupakan teknik
pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas melakukan
pengumpulan data) dalam mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan
kepada yang diwawancarai.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah regresi
linear berganda. Sugiyono dan Eri Wibowo ( (2002 : 190) menyatakan bahwa
analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel
dependent/kriterium dapat diprediksi melalui variabel independent atau prediktor,
secara individual/parsial ataupun secara bersama-sama/simultan. Kemudian
Trihendradi (2013 : 141) menjelaskan bahwa uji regresi linear dengan dua atau
lebih variabel independen digunakan untuk meramalkan suatu variabel dependen Y
berdasar dua atau lebih variabel independen dalam suatu persamaan linear.
Algifari (2000 : 62) menyatakan bahwa persamaan regresi berganda mengandung
makna bahwa dalam suatu persamaan regresi terdapat satu variabel dependen dan
lebih dari satu variabel independen. Adapun persamaan regresi dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y : Pembelian impulsif
a : Konstanta
b1, b2 : Koefisien regresi
X1 : Display
X2 : Hedonic Shopping Motivation
e : error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik responden
Karakteristik responden berdasarkan berusia, diketahui bahwa sebagian
besar responden berada pada kelompok usia >20 s/d 30 tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa pada kelompok usia tersebut, konsumen berada pada usia produktif dan
memiliki banyak aktivitas. Berbagai aktivitas biasanya diikuti dengan penampilan
yang disesuaikan dengan aktivitas tersebut. Mereka memerlukan berbagai jenis
pakaian untuk dipakai pada berbagai kesempatan. Hal ini dapat membuat mereka
melakukan pembelian pakaian jadi secara impulsif pada saat mereka mengunjungi
pusat perbelanjaan. Kemudian karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin,
terlihat bahwa sebagian besar responden adalah perempuan. Hal ini menunjukkan
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
451
bahwa perempuan memang identik dengan kegiatan pembelian pakaian jadi secara
impulsif, meskipun ada juga laki-laki yang melakukannya.
Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, terlihat pula
bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai sebagai wiraswasta. Hal ini
mengingat bahwa sebagai wiraswasta biasanya mempunyai waktu luang yang bisa
diatur sendiri. Mereka mempunyai banyak waktu luang untuk bisa mengunjungi
pusat perbelanjaan sehingga ada pula kemungkinan terciptanya pembelian secara
impulsif. Akhirnya karakteristik responden berdasarkan penghasilan diketahui
bahwa sebagian besar responden memiliki penghasilan yang berkisar antara >
Rp.5.000.000,- s/d Rp.7.000.000,-. Penghasilan responden ini sudah tentu sejalan
dengan jenis pekerjaannya. Kategori jumlah penghasilan ini menunjukkan adanya
kemampuan memenuhi kebutuhan pokok dan memiliki kelebihan uang yang bisa
digunakan untuk melakukan pembelian di luar kebutuhan pokok. Hal ini mengingat
bahwa terciptanya pembelian secara impulsif tidak hanya berdasarkan keinginan
sesaat, namun juga harus didukung oleh adanya daya beli.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2013 :105). Hasil uji
multikolonieritas menunjukkan bahwa semua variabel tidak ada yang memiliki
nilai tolerance ≤ 0,10 dan tidak ada yang memiliki nilai VIF ≥ 10. Untuk X1 dan
X2, nilai tolerance sebesar 0,948 dan nilai VIF sebesar 1,055. Hal ini berarti bahwa
tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi ini.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2013 :139). Hasil uji Glejser menunjukkan bahwa
tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik
mempengaruhi nilai Absolut Ut (AbsUt). Semua nilai probabilitas signifikansi
berada di atas tingkat kepercayaan 5%, yaitu untuk X1 sebesar 0,094 dan X2
sebesar 0,436. Hal ini berarti bahwa model regresi ini tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013 :160).
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig sebesar 0,727 atau nilai Asymp. Sig
lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa residual memiliki distribusi normal dan
model regresi ini memenuhi persyaratan normalitas.
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang
digunakan sudah benar atau tidak (Ghozali, 2013 : 166). Hasil uji menunjukkan
bahwa semua nilai sig. deviation from linearity lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar
0,155 dan 0,455. Dengan demikian berarti bahwa model regresi ini memenuhi
persyaratan linearitas.
Analisis Regresi Linear Berganda
Rangkuman hasil pengujian regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
452
Tabel 1. Rangkuman Hasil Regresi Berganda
Variabel Terikat Variabel Bebas Koef.
Regresi
t
hitung
Sig.
Pembelian Secara
Impulsif (Y)
Display (X1)
Hedonic Shopping
Motivation (X2)
0,384
0,271
6,107
4,499
0,000
0,000
Konstanta = 5,434
R = 0,708
R Square = 0,532
Adjusted R Square = 0,521
F hitung = 36,935
Sig. F = 0,000
F tabel = 3,09
t tabel = 1,985
SEE = 1,11187
Sumber : Hasil olahan data, 2017
Berdasarkan hasil uji tersebut, maka dapat dibuat persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut : Y = 5,434 + 0,384X1 + 0,271X2
Pengujian hipotesis pertama menggunakan uji F. Uji F ini dilakukan untuk
menguji pengaruh display dan hedonic shopping motivation secara simultan
terhadap pembelian secara impulsif. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai F hitung
sebesar 36,935 pada signifikansi 0,000. Besarnya F tabel adalah 3,09. Hasil ini
menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel atau 36,935 > 3,09. Dengan demikian
maka Ho ditolak atau H1 diterima. Artinya bahwa display dan hedonic shopping
motivation berpengaruh secara simultan terhadap pembelian secara impulsif. Kemudian untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen dapat dilihat nilai R square. Nilai R square sebesar
0,532. Berdasarkan nilai R square tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa besarnya
sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah
sebesar 53,2%. Dengan demikian berarti bahwa display dan hedonic shopping
motivation berpengaruh terhadap pembelian secara impulsif sebesar 53,2% dan
sisanya sebesar 46,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Variabel
lain yang tidak diteliti yang turut mempengaruhi pembelian secara impulsif
misalnya adalah harga, daya beli dan trend mode.
Pembelian pakaian jadi secara impulsif dapat dilakukan oleh konsumen
pada saat konsumen menyusuri jejeran pertokoan yang menjual pakaian jadi. Toko
pakaian jadi yang menyajikan display yang menarik membuat konsumen dapat
melihat produk yang dijual dengan leluasa dan akhirnya mampu membuat
konsumen tersebut berkeinginan untuk membelinya sehingga tercipta pembelian
secara impulsif. Peran hedonic shopping motivation juga tidak bisa diabaikan. Hal
ini mengingat bahwa apa yang dirasakan oleh konsumen dapat menjadi daya dorong
konsumen tersebut untuk berperilaku. Adanya motivasi untuk melakukan
pembelian sebagai suatu perilaku hedonic dari konsumen akhirnya mampu
membuat konsumen memutuskan untuk membeli pakaian jadi tersebut secara
impulsif.
Pengujian hipotesis kedua dan ketiga menggunakan uji t. Hipotesis kedua
untuk menguji pengaruh display secara parsial terhadap pembelian secara impulsif.
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 6,107 pada signifikansi 0,000.
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
453
Besarnya t tabel adalah 1,985. Hasil ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel atau
6,107 > 1,985. Dengan demikian berarti bahwa display berpengaruh secara parsial
terhadap pembelian secara impulsif.
Penataan etalase toko pakaian jadi yang disesuaikan dengan event yang
sedang berlangsung di dalam kehidupan masyarakat, biasanya membuat konsumen
menjadi memiliki perhatian yang lebih terhadap etalase tersebut. Misalnya pada
saat Idul Fitri dan etalase ditata sesuai dengan moment Idul Fitri tersebut, maka hal
ini mampu membuat konsumen memperhatikan etalase tersebut. Pemajangan
pakaian jadi pada etalase yang menarik akhirnya mampu membuat konsumen
melakukan pembelian secara impulsif.
Dekorasi untuk depan toko yang dipajang dengan baik dapat juga menarik
perhatian konsumen. Dekorasi untuk depan toko yang dipajang dengan baik
biasanya dapat menjadi satu daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk mengetahui
lebih jauh tentang produk-produk yang ada di toko tersebut. Ketika konsumen
sudah tertarik dengan suatu produk pakaian jadi, maka konsumen tersebut akan
melakukan pembelian secara impulsif.
Produk pakaian jadi yang dipajang dengan rapi sudah tentu lebih nyaman
dipandang konsumen. Konsumen dapat mencermati berbagai jenis pakaian jadi
yang dijual. Hal ini bisa membuat konsumen tertarik untuk memiliki pakaian
tersebut sehingga dapat membuat konsumen melakukan pembelian secara impulsif.
Poster-poster yang dipajang dengan tataan yang rapi membuat konsumen
mampu memahami informasi apa yang dimaksudkan dari poster-poster tersebut.
Informasi yang diperoleh dari poster-poster tersebut sudah tentu sangat bermanfaat
bagi konsumen. Biasanya informasi yang paling banyak disampaikan melalui
poster-poter tersebut adalah informasi yang berkaitan dengan produk yang
dipromosikan. Hal ini akhirnya mampu membuat konsumen melakukan pembelian
secara impulsif.
Dekorasi di dalam toko yang disesuaikan dengan event yang sedang
berlangsung biasanya membuat suasana toko semakin semarak. Dekorasi dalam
toko biasanya disesuaikan dengan etalase toko tersebut. Semaraknya suasana toko
mampu menarik perhatian konsumen sehingga dapat membuat konsumen
melakukan pembelian secara impulsif.
Pemajangan produk-produk di luar toko dapat dilakukan pihak penjual pada
saat event tertentu. Produk yang dipajang di luar toko biasanya merupakan produk
yang mampu menarik perhatian konsumen. Hal ini mengingat bahwa pemajangan
produk di luar toko pada event tertentu yang berhasil menarik perhatian konsumen
akhirnya mampu membuat konsumen melakukan pembelian secara impulsif.
Hipotesis ketiga untuk menguji pengaruh hedonic shopping motivation secara
parsial terhadap pembelian secara impulsif. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai t
hitung sebesar 4,499 pada signifikansi 0,000. Besarnya t tabel adalah 1,985. Hasil
ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel atau 4,499 > 1,985. Dengan demikian
berarti bahwa hedonic shopping motivation secara parsial berpengaruh terhadap
pembelian secara impulsif.
Berbelanja dapat dirasakan konsumen sebagai suatu kegiatan yang
membuat konsumen tersebut terasa memiliki dunia tersendiri. Rangkaian kegiatan
berbelanja pakaian jadi yang dilalui dengan cara melihat berbagai produk terlebih
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
454
dahulu, mencoba pakaian yang menarik perhatiannya sampai memutuskan untuk
membelinya merupakan kegiatan yang menyenangkan. Berbelanja benar-benar
dipandang sebagai sebagai salah satu kegiatan yang dapat membawa konsumen
terasa berada pada dunianya sendiri sehingga konsumen dapat melakukan
pembelian secara impulsif.
Berbelanja dapat dirasakan konsumen sebagai salah satu cara bersosialisasi
dengan orang lain. Berbelanja pada sebuah toko, bahkan pada beberapa buah toko,
berarti pula bertemu dengan orang lain sebagai penjualnya dan melakukan
komunikasi terkait dengan produk pakaian yang dijual. Berbelanja sambil
menyusuri pertokoan pun akan bertemu dengan banyak orang sebagai konsumen
yang pada saat itu juga berada di tempat yang sama. Aktivitas berbelanja sebagai
kegiatan bersosialisasi dapat membuat konsumen merasa seperti berada di
lingkungan yang nyaman sehingga mampu membuat konsumen tersebut melakukan
pembelian secara impulsif.
Berbelanja dapat dirasakan konsumen sebagai salah satu cara
menghilangkan stress. Berbelanja mampu membuat konsumen menjadi rileks.
Berbelanja berarti merupakan suatu proses melihat berbagai jenis pakaian dengan
model yang beraneka ragam, kemudian mencocokkan model pakaian mana yang
sesuai untuk dipakai dalam suatu kesempatan merupakan aktivitas yang menyita
perhatian tersendiri. Hal ini dapat membuat konsumen sejenak melupakan
permasalahan yang sedang dihadapi. Situasi yang menyenangkan mampu membuat
konsumen terasa terbebas dari permasalahan yang ada dan keadaan ini dapat
membuat konsumen melakukan pembelian secara impulsif.
Berbelanja dapat dirasakan konsumen sebagai kegiatan yang dilakukan
dalam rangka mengikuti trend produk baru. Adanya trend produk pakaian yang baru
biasanya menarik untuk dicermati. Trend pakaian yang tidak pernah ada habisnya
dan selalu berganti pada suatu kurun waktu tertentu mampu membuat konsumen
untuk terus mengikutinya sehingga dapat membuat konsumen tersebut melakukan
pembelian secara impulsif.
Berbelanja bukan untuk diri sendiri atau berbelanja produk untuk diberikan
kepada orang lain sebagai hadiah dapat dirasakan oleh konsumen sebagai kegiatan
yang menyenangkan. Berbelanja dipandang sebagai salah satu cara untuk dapat
berbagi dengan orang lain dan menyenangkan hati akhirnya mampu mebuat
konsumen melakukan pembelian secara impulsif.
Berbelanja dapat dirasakan konsumen sebagai kegiatan yang menyenangkan.
Kegembiraan saat berbelanja pakaian dapat membuat konsumen merasakan tiada
lelah menjalani proses yang terkait dengan aktivitas berbelanja. Berbelanja
merupakan aktivitas yang menyenangkan. Proses berbelanja memiliki Rangkaian
kegiatan yang diawali dengan melihat berbagai produk pakaian, menyukai pakaian,
menginginkan pakaian untuk dimiliki dan akhirnya membeli pakaian tersebut
sebagai penutup dari rangkaian kegiatan berbelanja. Perasaan senang dengan
aktivitas berbelanja dapat membuat konsumen tersebut melakukan pembelian
secara impulsif.
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
455
Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi yang berkaitan dengan display sudah tentu tidak terlepas dari
segala sesuatu yang dapat menarik perhatian konsumen. Pihak penjual pakaian jadi
harus memperhatikan display toko mereka secara terus menerus. Etalase harus
ditata dengan baik dan diganti secara berkala sesuai dengan moment yang sedang
berlangsung di tengah masyarakat. Dekorasi di luar toko dan dekorasi di dalam toko
hendaknya selaras sehingga konsumen dapat melihat dan merasakan suasana yang
semarak dan dapat menarik perhatian mereka. Pemajangan pakaian harus tertata
rapi atau tidak berantakan agar memudahkan konsumen melihat produk yang dijual.
Poster-poster yang bermanfaat untuk memberikan informasi penting bagi
konsumen harus dipajang pada tempat yang tepat relevan dan pemajangan poster
harus ditata dengan baik agar mudah dilihat dan dicermati oleh konsumen.
Akhirnya pemajangan produk di luar toko dapat dilakukan pada saat event tertentu
tanpa mengurangi nilai estetika dari penataan dekorasi toko tersebut. Hal ini harus
dilakukan karena mengingat bahwa perpaduan dari penataan etalase yang sesuai
dengan event yang sedang berlangsung di tengah masyarakat, dekorasi di depan dan
di dalam toko yang selaras, pemajangan pakaian yang rapi, poster-poster yang tepat
serta pemajangan produk di luar toko saat event tertentu dapat mempengaruhi
konsumen dalam melakukan pembelian pakaian jadi secara impulsif.
Implikasi yang berkaitan dengan hedonic shopping motivation berarti pula
melihat peluang dari perilaku konsumen yang menyenangi aktivitas berbelanja.
Pihak penjual pakaian jadi harus mampu menciptakan suasana yang membuat
konsumen terasa memiliki dunianya sendiri saat berbelanja. Kegiatan bersosialisasi
dengan konsumen juga harus diutamakan. Suasana yang rileks saat melayani
konsumen juga harus tercipta. Penyajian produk dengan trend mode baru harus
terus dilakukan. Kemudian pihak penjual juga dapat membujuk konsumen untuk
melakukan pembelian meskipun bukan untuk konsumen itu sendiri. Rangkaian
kegiatan berbelanja yang menyenangkan harus dapat tercipta. Hal ini harus
dilakukan karena mengingat bahwa perpaduan dari pandangan konsumen terhadap
berbelanja terasa memiliki dunia tersendiri, berbelanja berarti bersosialisasi dengan
orang lain, berbelanja dapat menghilangkan stress, berbelanja untuk mengikuti
trend produk baru, berbelanja untuk memberi orang lain terasa lebih menyenangkan
dan berbelanja sebagai kegiatan yang menyenangkan dapat mempengaruhi
konsumen dalam melakukan pembelian pakaian jadi secara impulsif.
KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian ini adalah : (1) display dan hedonic shopping
motivation berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian pakaian jadi
secara impulsif di Banjarmasin, (2) display berpengaruh secara parsial terhadap
keputusan pembelian pakaian jadi secara impulsif di Banjarmasin, (3) hedonic
shopping motivation berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian
pakaian jadi secara impulsif di Banjarmasin. Saran-saran : (1) pihak penjual pakaian
jadi harus terus memperhatikan display toko mereka. Penataan ulang etalase,
dekorasi di depan toko dan dekorasi di dalam toko secara berkala, yaitu dengan cara
menyesuaikan dengan event yang sedang berlangsung di tengah masyarakat
hendaknya terus dilakukan. Kemudian pihak penjual hendaknya juga dapat
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
456
menyajikan produk yang ditata dengan rapi atau tidak berantakan dan disertai
dengan pemajangan poster yang tepat untuk produk tersebut, seperti poster new
arrival, discount, cuci gudang, (2) pihak penjual pakaian jadi harus memahami
perasaan konsumen pada saat berbelanja. Pihak penjual harus mampu menciptakan
suasana yang mendukung konsumen yang memiliki pandangan bahwa aktivitas
berbelanja sebagai aktivitas yang menyenangkan, seperti bersosialisasi dengan baik
dengan konsumen, ciptakan suasana rileks yang diselingi dengan candaan-candaan
yang tidak menyinggung perasaan konsumen dan mampu menyajikan produk
dengan trend mode terbaru dari waktu ke waktu, (3) Agenda penelitian yang akan
datang sebaiknya dapat menambahkan variabel yang turut mempengaruhi
pembelian secara impulsif, seperti harga dan daya beli konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Adilang, Arthur, Sem G. Oroh dan S. Moniharapon. 2014. Persepsi, Sikap dan
Motivasi Hedonis Terhadap Keputusan Pembelian Produk Fashion Secara
Online. Jurnal EMBA. Vol.2, No.1 : 561-570.
Algifari, 2000, Analisis Regresi : Teori, Kasus dan Solusi, Edisi Kedua, BPFE,
Yogyakarta
Alma, Buchari, 1998, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi kedua,
CV. Alfabeta, Bandung
Banerjee, Sonali dan Sunetra Saha, 2012, Impulse Buying Behaviour In Retail
Stores Triggering The Senses, Asia Pacific Journal of Marketing and
Management Review, Vol.1, No.2
Chen, Tsai. 2008. Impulse Purchase Varied by Products and Marketing Channels.
Journal of International Management Studies. Pebruary, 154-161
Darma, Lizamary Angelina dan Edwin Japarianto. 2014. Analisa Pengaruh Hedonic
Shopping Value Terhadap Impulse Buying dengan Shopping Lifestyle dan
Positive Emotion Sebagai Variabel Intervening Pada Mall Ciputra World
Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran. No.8. Vol.2 : 80-89.
Dunne, Patrick M. dan Robert F. Lusch. 2005. Retailing. Fifth Edition. Thomson.
South-Western
Ferdinand, Augusty, 2014, Metode Penelitian Manajemen : Pedoman Penelitian
untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. Edisi
Kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Ghozali, Imam, 2013, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21, Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Herabadi, Astrid G., Bas Verplanken dan Ad Van Knippenberg, 2009,
Consumption Experience of Impulse Buying in Indonesia: Emotional
Arousal and Hedonistic Considerations, Asian Journal of Social
Psychology, 12, p.20-31
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
457
Indriantoro, Nur, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta
Iqbal, Anam, Shahzad Akhtar dan Rab Nawaz Lodhi, 2014, Determinant Of
Impulsive Buying For Clothing In Pakistan, British Journal of Marketing
Studies. Vol.2, No.8, pp.33-44.
Levy, Michael dan Barton A. Weitz. 2004. Retailing Management. Fifth Edition.
McGraw-Hill. New York
Lupiyoadi, Rambat dan Ridho Bramulya Ikhsan, 2015, Praktikum Metode Riset
Bisnis. Salemba Empat, Jakarta
Paramita, Adiska Octa, Zainul Arifin dan Sunarti. 2014. Pengaruh Nilai Belanja
Hedonis Terhadap Pembelian Impulsif Pada Toko Online dengan Emosi
Positif sebagai Variabel Perantara. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.8, No.2.
Pattipeilohy, Victor Ringhard, Rofiaty dan M. S. Idrus. 2013. The Influence of The
Availability of Money and Time, Fashion Involvement, Hedonic
Consumption Tendency and Positive Emotions Towards Impulse Buying
Behavior in Ambon City (Study on Purchasing Products Fashion Apparel).
International Journal of Business and Behavioral Science. Vol.3, No.8
Rahmadano, Syukri. Yulihar Mukhtar dan Mery Trianita. 2015. Pengaruh Gaya
Hidup, Display Toko dan Motivasi Belanja Hedonis Terhadap Keputusan
Pembelian Tidak Terencana Pada Amole Distro Padang. E-Journal
Universitas Bung Hatta. Vol.7, No.2.
Ratnasari, Vika Ary. Srikandi Kumadji dan Andriani Kusumawati. 2015. Pengaruh
Store Atmosphere Terhadap Hedonic Shopping Value dan Impilse Buying
(Survei Pada Konsumen Hypermart Malang Town Square). Jurnal
Administrasi Bisnis. Vol.1, No.1.
Santy, Raeni Dwi dan Muhammad Ihsan Izharuddin Adhipratama. 2013. Display
Toko, Gaya Hidup dan Pembelian Impulsif (Penelitian Pada Konsumen Surf
Inc Bandung). Majalah Ilmiah Unikom. Vol.11, No.1.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business : A Skill Building Approach.
Edisi Keempat. John Willey & Sons, Inc. United States
Sipahutar. 2011. Pengaruh Display Toko dan Motivasi Belanja Berdasarkan
Kesenangan (Hedonic) Terhadap Pembelian Impulsif Pada Konsumen
Ouval Research Bandung. elib Unikom.
Sujarweni, V. Wiratna, 2014, Metodologi Penelitian, Cetakan Pertama,
PUSTAKABARUPRESS, Yogyakarta
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Manajemen : Pendekatan :1. Kuantitatif, 2.
Kualitatif, 3. Kombinasi (Mixed Methods), 4. Penelitian Tindakan (Action
Research), 5. Penelitian Evaluasi, Cetakan Ke-1, CV. Alfabeta, Bandung
Sugiyono dan Eri Wibowo, 2002, Statistika untuk Penelitian, Cetakan Kedua, CV.
Alfabeta, Bandung
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
458
Sunyoto, Danang, 2015, Manajemen Bisnis Ritel, Cetakan Pertama, CAPS (Center
for Academic Publishing Service), Yogyakarta
Tendai, Mariri dan Crispen Chipunza, 2009, In Store Shopping Environment and
Impulse Buying, African Journal of Marketing Management, Vol.1, No.4,
p.102-108
To, Pui Lai, Chechen Liao dan Tzu Hua Lin, 2007, Shopping Motivation on Internet
: A Study Based on Utilitarian and Hedonic Value, Technovation, 27, p.774-
787
Trihendradi, C, 2013, Step by Step IBM SPSS 21 : Analisis Data Statistik. Penerbit
ANDI, Yogyakarta
Umar, Husein, 2013, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi
Kedua, Rajawali Pers, Jakarta
Utami, Christina Whidya, 2010, Manajemen Ritel : Strategi dan Implementasi
Operasional Bisnis Ritel Modern di Indonesia, Edisi 2, Salemba Empat,
Jakarta
Wijaya, Chandra Agung, Achmad Fauzi dan Sunarti, 2014, Pengaruh Atmosfer
Toko Terhadap Pembelian Impulsif (Survei Pada Konsumen yang
Melakukan Pembelian Impulsif Pada Giant Hypermarket Mall Olympic
Garden Kota Malang), Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.17, No.2.
Vishnu, Parmar dan Ahmed Rizwan Raheem, 2013, Factors Influencing Impulse
Buying Behavior, European Journal of Scientific Research, Vol.100, No.3