Post on 13-Apr-2018
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
1/115
ANALISIS HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KUALITAS
DAYA SAING USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada UMKM Mitra Binaan IPB)
Oleh:
BIO HAFSARI LARASATI
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
2/115
ABSTRACT
Micro Small and Medium Enterprises (MSME) are the most relevant topic
to be discussed in Indonesia because of their significant contribution to the
economic development in this country. Too many benefits can be contributed by
MSME, but in the fact, MSME have uncapability to facing market among others
due to the weakness of MSME in financial, accessing information, and related to
poor promotional action. To winning the competition with the other enterprises,
MSME needs a good competitiveness quality. One of the way to reach it, can be
done by give an attention to MSMEs marketing communication. This research
tells about the characteristic of IPB MSME partnership, marketing communication
act, and quality of competitiveness as this result. The method used in this study
are quantitative and qualitative data. Quantitative data collected by interviewing
peopled with questionnaires. Whereas, qualitative data collected by interviewing
the tutor about partnership tutorial act. Marketing communication can be held by
match this act with the characteristic of MSME. It can give some benefit to
increase the competitiveness quality of MSME.
Keywords: Micro Small and Medium Enterprises, Marketing Communication,
Quality of Competitiveness
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
3/115
RINGKASAN
BIO HAFSARI LARASATI. Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran denganKualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM): Studi pada
UMKM Mitra Binaan IPB. (Di bawah bimbingan YATRI INDAH
KUSUMASTUTI)
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan jenis usaha yang
tumbuh menjamur, bahkan mendominasi sektor perindustrian Indonesia.
Pengembangan UMKM di negara berkembang, seperti Indonesia sangat potensial
dan sesuai dengan kondisi negara. UMKM mampu menyediakan lapangan
pekerjaan, khususnya bagi tenaga kerja berpendidikan rendah yang banyakterdapat di Indonesia. UMKM juga menyediakan berbagai kebutuhan yang dapat
diakses oleh seluruh lapisan masyarakat dan mendukung kedaulatan konsumen.
Banyak kontribusi yang dapat diberikan UMKM, terutama bagi sektor
sosial dan ekonomi, namun kontribusi ini belum terealisasi secara optimal. Dalam
menjalankan usahanya, UMKM mengalami berbagai kendala, terutama dalam hal
pendanaan, pemasaran, dan akses informasi. Sementara itu, pada era globalisasi,
UMKM juga harus menghadapi persaingan dengan usaha sejenis lainnya, juga
dengan usaha besar, baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk itu, UMKM
dituntut untuk memiliki daya saing usaha yang baik, agar mampu bertahan danberkontribusi secara optimal bagi masyarakat. Salah satu upaya yang dapat
ditempuh untuk memperoleh posisi tawar yang baik dalam usaha adalah dengan
memberikan perhatian pada bidang komunikasi pemasaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan komunikasi
pemasaran UMKM, karakteristik usaha yang mempengaruhi pelaksanaan
komunikasi pemasaran, serta kontribusinya pada kualitas daya saing usaha.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM mitra binaan IPB yang
tergabung dalam lembaga UPP-UKM dan CDA melalui Program Mahasiswa
Wirausaha. Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM mitra binaan IPB yangmemiliki tingkat heterogenitas berdasarkan jenis bidang usaha. Penetapan sampel
dilakukan dengan metode penarikan sampel purposive yang dilakukan
berdasarkan berbagai pertimbangan.
Penelitian ini menggunakan metode survai dengan pendekatan kuantitatif
yang didukung dengan kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan metode
wawancara mendalam kepada pihak pengelola lembaga pembina UMKM.
Sementara, pendekatan kuantitatif dilakukan dengan instrumen penelitian berupa
kuisioner yang diisi dengan melakukan wawancara kepada responden. Kuisioner
yang digunakan terdiri dari kumpulan pertanyaan mengenai variabel penelitian
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
4/115
yang akan diukur dengan menggunakan skala berdasarkan rataan skor.
Keseluruhan variabel yang diukur secara kuantitatif dalam penelitian ini
merupakan variabel berskala ordinal. Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah
secara statistik deskriptif melalui Uji Korelasi Spearman dengan mengunakan
software SPSS for WindowsVersi 13.0danMicrosoft Exel 2007.
Hasil uji penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan komunikasi
pemasaran UMKM belum dilaksanakan secara optimal. Beberapa karakteristik
UMKM yang memiliki hubungan positif dengan pelaksanaan komunikasi
pemasaran, diantaranya adalah jenis bidang usaha, tingkat pendidikan pelaku
usaha, dan skala usaha. Jenis bidang usaha berhubungan dengan pemilihan jenis
bauran promosi yang digunakan. Secara umum, bauran promosi yang banyak
digunakan UMKM mitra binaan IPB adalah jenis periklanan dan penjualan
personal. Di samping itu, jenis komunikasi pemasaran yang menjadi andalan bagi
UMKM mitra binaan IPB adalah jenis word of mouth.
Tingkat pendidikan pelaku usaha memiliki korelasi positif dengan
pelaksanaan komunikasi pemasaran. Semakin tinggi pendidikan formal pelaku
usaha, pelaksanaan komunikasi pemasaran semakin baik. Hubungan positif ini
juga berlaku antara skala usaha dengan pelaksanaan komunikasi pemasaran,
meskipun korelasinya tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan
karakteristik pendidikan sebelumnya. Pelaksanaan komunikasi pemasaran
berhubungan positif dengan kualitas daya saing usaha. Beberapa ukuran yang
digunakan adalah tingkat produktivitas, tingkat profit, serta luas cakupan pasar
UMKM. Keseluruhan variabel ini memiliki korelasi positif dengan pelaksanaankomunikasi pemasaran. Artinya, semakin baik pelaksanaan komunikasi
pemasaran, maka kualitas daya saing UMKM pun semakin baik.
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
5/115
ANALISIS HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KUALITAS
DAYA SAING USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada UMKM Mitra Binaan IPB)
Oleh:
BIO HAFSARI LARASATI
I34070007
SKRIPSI
Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
6/115
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini kami menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh:
Nama : Bio Hafsari Larasati
NRP : I34070007
Judul : Analisis hubungan Komunikasi Pemasaran dengan Kualitas Daya Saing
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM): Studi pada UMKM Mitra
Binaan IPB
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi
dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si.
NIP. 19660714 199103 2 002
Mengetahui,
Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS
NIP. 19550630 198103 1 003
Tanggal Pengesahan :
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
7/115
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
ANALISIS HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN
KUALITAS DAYA SAING USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
(UMKM): STUDI PADA UMKM MITRA BINAAN IPB BELUM PERNAH
DIAJUKAN DAN DITULIS PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU
LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR
AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI
INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAKMENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU
DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN
RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH TULISAN INI.
Bogor, Februari 2011
Bio Hafsari Larasati
I34070007
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
8/115
RIWAYAT HIDUP
Bio Hafsari Larasati atau yang biasa dipanggil Biola (penulis) lahir di
Bogor pada tanggal 22 Maret 1989. Penulis merupakan anak pertama dari empat
bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak Ir. H. Zulian Hanafi, MM dan Ibu
(Alm) Ir. Lestari Sempurna Putri. Pendidikan formal ditempuh penulis di TK
Pertiwi Teladan Metro pada tahun 1993-1995, SD Adhyaksa I Jambi pada tahun
1995-2001, SLTP Negeri I Metro pada tahun 2001-2004, dan SMA Negeri I
Metro Lampung pada tahun 2004-2007. Setelah lulus SMA, penulis menempuh
pendidikan di Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI) angkatan 44 dan diterima di Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Mayarakat, Fakutas Ekologi Manusia. Penulis menyelesaikan
masa studi dalam waktu tujuh semester dan menjadi lulusan pertama Departemen
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat angkatan 44 melalui program
akselerasi, sekaligus menjadi lulusan pertama Institut Pertanian Bogor angkatan
44.
Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti kursus Bahasa Inggris dan
Bahasa Mandarin, berbagai pelatihan, seminar, dan magang yang mendukung
kegiatan akademik dan pengembangan softskill. Selain itu, penulis juga aktif
mengikuti kegiatan non-akademik, seperti BEM FEMA, UKM Kewirausahaan
Century, dan Organisasi Mahasiswa Kemala. Dalam organisasi, penulis pernah
memegang jabatan sebagai Sekretaris Dept. PBOS BEM FEMA tahun 2008-2009
dan Bendahara Divisi IT UKM Century 2008-2009. Penulis juga dipercaya untuk
terlibat dalam berbagai kepanitiaan, diantaranya sebagai ketua 2nd
Creso,
Sekretaris Duta FEMA, Bendahara MPF FEMA 2009, koordinator acara Try Out
IPB Kemala, dan berbagai kepanitiaan lainnya. Pengalaman bekerja pernah
penulis tempuh sebagai Staff Humas PT Aneka Tambang Tbk UBPE Pongkor
melalui program magang dan Staff Comdev PT Aneka Tambang Tbk UBPE
Pongkor selama mengikuti kegiatan KKP. Sebagai bentuk pengabdian terhadap
bidang pendidikan, penulis menjalankan amanah menjadi Asisten Dosen Mata
Kuliah Sosiologi Umum (2009-2010) dan Asisten Dosen Mata Kuliah PengantarIlmu Kependudukan (2010).
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
9/115
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, petunjuk, dan nikmat-Nya dalam mengerjakan skripsi ini,
sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul Analisis
Hubungan Komunikasi Pemasaran dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM): Studi pada UMKM Mitra Binaan IPB ini
diharapkan mampu memberikan pengetahuan mengenai komunikasi pemasaran
UMKM dan peranannya dalam upaya mendukung pengembangan UMKM.
Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi pengembangan UMKM dan dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Bogor, Februari 2011
Bio Hafsari Larasati
I34070007
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
10/115
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yaitu:
1. Ibu Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si., selaku dosen pembimbing studi pustaka danskripsi yang selalu sabar memberikan bimbingan, waktu, tenaga, dan pikiran demi
kesempurnaan skripsi ini.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Aida V.S. Hubeis selaku penguji utama dan Bapak Sofyan Sjaf, MSiselaku penguji perwakilan Departemen SKPM yang telah memberi masukan dan
saran yang baik demi kesempurnaan skripsi ini.
3. Bapak Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS., selaku pembimbing akademik selama penulismenjadi mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.
4. Bapak Martua Sihaloho, M.Si., selaku dosen penguji petik yang telah membimbingdan menjadi korektor yang baik dan teliti.
5. Mba Icha dan Mba Maria yang selalu memberikan pelayanan yang luar biasa danmenjadikan sekret SKPM sebagai secretariat departemen terbaik se-IPB raya.
6. Ibunda tercinta, (Alm) Lestari Sempurna Putri di surga, atas perjuangan bunda dankasih sayang tulus yang tak lekang oleh waktu.
7. Ayahanda terkasih, Ir. H. Zulian Hanafi, MM., atas lantunan doa yang tak pernahputus, tetesan keringat dan perjuangan ayahanda demi mencukupkan kebutuhan
penulis.
8. Mama Ermy Susida, dan adik-adik kebanggaanku Nia Kurniati, Abi Rachmanda, danIgo Muhammad Alvanzo, serta Keluarga Besar Swara Sempurna atas doa, semangat,
motivasi, dan kasih sayang yang tercurah.
9. Keluarga Besar Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat angkatan 43, 44,dan 45 atas kebersamaan, persahabatan dan cinta yang mewarnai hari-hari penulis.
10.Rizqi Humaira, Frisca Johar, Fauziah Rosy, Ahmad Aulia Arsyad, Turasih,Rahmawati, Asri Sulistyawati, Laras Sirly, Dimitra Liani, Novia Putri S., Hardianti
D.P, Isma Rosyida, Geidy Tiara, Haidar, Hendra Purwana, Wira Adiguna, Bang Iqbal,
dan seluruh sahabat penulis yang setia dan selalu ada dalam suka dan duka.
11.Ayu my roomate, Dinda, Lingga, Milky, Mba Nina, Ka Etha dan all of salsa girlsatasperhatian dan semua keceriaan.
12.Seluruh teman-teman seperjuangan akselerasi, Maya Samiya, Navalinesia, AstriLestari, Syifa Maharani, Dina Nurdinawati, Dewi Agustina, dan kawan-kawan atas
semangat dan kebersamaan dalam menjalankan aktivitas akselerasi.
13.Keluarga Kuliah Kerja Profesi A1, Dewi Silvialestari, Laila Sakina, Atis, Dida, dan
Gilang atas perhatian, kerjasama, dan kebersamaan.14.Teman sepermainan, Ihsan, Iyut, Lili, Riri, Andri, Roby, Nisa, Ory, dan Hapsa atas
keceriaan dan kebersamaan yang tercipta.
15.Teman-teman BEM FEMA Kabinet Heroik dan UKM Century atas kerjasama,pengalaman, dan ilmu yang bermanfaat.
16.Semua pihak yang telah memberikan dorongan, doa, semangat, bantuan dankerjasama selama pengerjaan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.
Bogor, Februari 2011
Penulis
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
11/115
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah Penelitian
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Kegunaan Penelitian
BAB II PENDEKATAN TEORITIS ............................................................................. 5
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Definisi UMKM 2.1.2 Karakteristik UMKM
2.1.3 Peran dan Kontribusi UMKM
2.1.3.1 Peranan UMKM dalam Bidang Sosial ............................................. 8
2.1.3.2 Peranan UMKM dalam Bidang Ekonomi ........................................ 9
2.1.3.3 Peranan UMKM dalam Bidang Politik .......................................... 10
2.1.4 Kondisi UMKM dan Perkembangannya
2.1.4.1 Modal Kerja UMKM ..................................................................... 11
2.1.4.2 Akses Pasar dan Informasi ............................................................. 12
2.1.4.3 Kondisi Pemasaran UMKM ........................................................... 13
2.1.5 Definisi Komunikasi Pemasaran
2.1.6 Proses Komunikasi Pemasaran
2.1.7 Bauran Promosi
2.1.7.1 Periklanan (Advertising) ............................................................... 17
2.1.7.2 Promosi Penjualan (Sales Promotion) .......................................... 18
2.1.7.3 Hubungan Masyarakat (Public Relations) .................................... 18
2.1.7.4 Penjualan Personal (Personal Selling).......................................... 19
2.1.7.5 Pemasaran Langsung (Direct Marketing) ..................................... 20
2.1.7.6 Word of mouth.............................................................................. 21
2.1.8 Manfaat Komunikasi Pemasaran
2.1.9 Efek Komunikasi Pemasaran
2.1.10Daya Saing UMKM
2.2 Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis Penelitian
2.4 Definisi Operasional
2.4.1 Karakteristik UMKM
2.4.2 Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran
2.4.3 Kualitas Daya Saing UMKM
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
12/115
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 33
3.1 Metode Penelitian
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3 Teknik Pengambilan Sampel
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Teknik Analisis Data
BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM ................................ 39
4.1 Latar Belakang
4.1.1 Unit Pelayanan Pendampingan Usaha Kecil Menengah (UPP-UKM)
4.1.2 Career Development and Alumni Affairs(CDA)
4.2 Keanggotaan
4.2.1 UPP-UKM
4.2.2 Program Mahasiswa Wirausaha CDA
4.3 Kegiatan Pembinaan UMKM
4.3.1 UPP-UKM
4.3.2 Program Mahasiswa Wirausaha CDA
BAB V GAMBARAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
(UMKM) MITRA BINAAN IPB ................................................................... 48
5.1 Latar Belakang Pendirian Usaha
5.2 Karakteristik Pelaku Usaha
5.3 Hambatan Pengembangan Usaha
BAB VI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN USAHA MIKRO KECIL
DAN MENENGAH ........................................................................................ 536.1 Bauran Komunikasi Pemasaran UMKM
6.1.1 Periklanan
6.1.2 Promosi Penjualan
6.1.3 Hubungan Masyarakat
6.1.4 Penjualan Personal
6.1.5 Pemasaran Langsung
6.1.6 Word of mouth
6.2 Biaya Pelaksanaan
6.3 Frekuensi Pelaksanaan
BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKMDENGAN
PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN ....................................... 71
7.1 Ragam Bidang Usaha
7.1.1 Pangan
7.1.2 Jasa
7.1.3 Pertanian
7.1.4 Kerajinan
7.2 Hubungan Tingkat Pendidikan Pelaku Usaha dengan Pelaksanaan Komunikasi
Pemasaran
7.3 Hubungan Skala Usaha dengan Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
13/115
xiii
BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARANDENGAN
KUALITAS DAYA SAING UMKM ............................................................. 83
8.1 Tingkat Produktifitas UMKM
8.2 Tingkat Profit
8.3 Luas Cakupan Pasar UMKM
BAB IX PENUTUP ...................................................................................................... 88
9.1 Kesimpulan
9.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 90
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 92
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
14/115
DAFTAR TABEL
Nomor Naskah Halaman
Tabel 1. Tabel Perbedaan Skala UMKM berdasarkan Aset dan Nilai Penjualan... 29
Tabel 2. Ukuran Sampel Penelitian... 36
Tabel 3. Penggunaan Bauran Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Jenis Bidang
Usaha . 72
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
15/115
DAFTAR GAMBAR
Nomor Naskah Halaman
Gambar 1. Proses Komunikasi Pemasaran 16
Gambar 2. Tujuan Komunikasi, Respon Khalayak, dan Proses Pembelian.... 23
Gambar 3. Kerangka Pemikiran 26
Gambar 4. Latar Belakang Pendirian UMKM... 49
Gambar 5. Hubungan Tenaga Kerja dengan Pemilik UMKM.. 50
Gambar 6. Hambatan dalam Pengembangan Usaha.. 51
Gambar 7. Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran UMKM... 53
Gambar 8. Penggunaan Bauran Komunikasi Pemasaran UMKM. 54
Gambar 9 . Persentase Penggunaan Bauran Periklanan. 55
Gambar 10. Persentase Penggunaan Bauran Promosi Penjualan 58
Gambar 11. Persentase Penggunaan Bauran Hubungan Masyarakat.. 59
Gambar 12. Persentase Penggunaan Bauran Penjualan Personal 62
Gambar 13. Persentase Penggunaan Bauran Pemasaran Langsung 63
Gambar 14. Anggaran Biaya Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran 66
Gambar 15. Frekuensi Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran.. 68
Gambar 16. Penggunaan Bauran Promosi pada Bidang Usaha Pangan.. 72
Gambar 17. Penggunaan Bauran Promosi pada Bidang Usaha Jasa... 74
Gambar 18. Penggunaan Bauran Promosi pada Bidang Usaha Pertanian....... 76
Gambar 19. Penggunaan Bauran Promosi pada Bidang Usaha Kerajinan.......... 78
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
16/115
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak masa Orde Baru, Indonesia menempatkan pembangunan ekonomi
sebagai indikator keberhasilan pembangunan. Berkenaan dengan hal tersebut,
dunia usaha selama setengah abad terakhir telah menjelma menjadi institusi paling
berkuasa di atas planet ini. Berbagai jenis usaha tumbuh dan berkembang di
Indonesia. Salah satu unit usaha yang menjamur, sekaligus mendominasi sektor
industri Indonesia adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hampir
90 persen dari total usaha yang ada di dunia merupakan kontribusi dari UKM
(Lin, 1998 seperti dikutip oleh Rahmana 2009).
Menurut Urata (2000, seperti dikutip oleh Sulistyastuti, 2004) yang telah
mengamati perkembangan UMKM di Indonesia, UMKM memainkan beberapa
peran penting di Indonesia, diantaranya adalah: (1) Pemain utama dalam kegiatan
ekonomi di Indonesia, (2) Penyedia kesempatan kerja, (3) Pemain penting dalam
pengembangan ekonomi lokal dan pengembangan masyarakat, (4) Pencipta pasar
dan inovasi melalui fleksibilitas dan sensitivitasnya serta keterkaitan dinamis antar
kegiatan perusahaan, (5) Memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekspor non
migas. Sementara itu, Tambunan (2001, seperti dikutip oleh Sulistyastuti, 2004)
menyebutkan bahwa UKM juga mampu mereduksi ketimpangan pendapatan
(reducing income inequality) terutama di negara-negara berkembang. Peranan
yang sangat signifikan dalam pencapaian kesempatan kerja dan berbagai nilai
tambah yang telah diungkapkan di atas membuktikan bahwa UMKM mampu
memberikan manfaat yang sangat besar dalam berbagai bidang kehidupan.
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
17/115
2
UMKM memiliki peranan yang cukup berarti dalam perkembangan
perekomomian nasional, namun sektor ini masih memiliki kendala, seperti
keterbatasan modal dan pendanaan, keterbatasan akses pasar dan informasi, dan
masalah pemasaran. Hal ini tentu mengakibatkan UMKM tidak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Menanggapi hal tersebut, Institut Pertanian Bogor
(IPB) sebagai salah satu perguruan tinggi menjalankan program kemitraan
pembinaan UMKM yang merupakan wujud tugas dan fungsi Tridharma
Perguruan Tinggi.
Program kemitraan UMKM dilaksanakan oleh beberapa lembaga,
diantaranya adalah Unit Pelayanan dan Pendampingan UKM (UPP-UKM) dan
Career Development And Alumni Affairs(CDA) IPB melalui Program Mahasiswa
Wirausaha. UMKM mitra binaan IPB bergerak dalam beberapa jenis bidang
usaha, diantaranya adalah UMKM pangan, jasa, pertanian, dan kerajinan. Saat ini
tercatat 166 unit UMKM yang tergabung dalam program mitra binaan UPP-UKM
LPPM IPB dan 83 UMKM yang tergabung dalam program CDA. Program
pembinaan terhadap UMKM binaan IPB ini dirasa penting sebagai upaya
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang berjiwa wirausaha.
Berbagai upaya pembinaan dan pemberdayaan UMKM diarahkan pada
peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pelaku usaha dan pemanfaatan
potensi yang dimiliki. Upaya ini dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan,
diantaranya adalah pelatihan pembuatan pembukuan dan arus kas, pembinaan
kegiatan pemasaran, dan penyelenggaraan pertemuan untuk memperluas jaringan.
Kegiatan pengembangan dan pemberdayaan yang dimaksud dapat
dilakukan dengan meningkatkan daya saing UMKM. Salah satu upaya yang dapat
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
18/115
3
dilakukan adalah dengan meningkatan kualitas komunikasi pemasaran. Mengingat
ketatnya persaingan usaha di era global, komunikasi pemasaran memainkan
peranan penting dalam pengembangan UMKM. Dalam upaya menjalankan
usahanya, UMKM tidak hanya mengalami persaingan dengan berbagai UMKM
lain yang tumbuh dan berkembang, melainkan juga bersaing dengan usaha-usaha
besar, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
UMKM dituntut untuk memiliki daya saing yang tinggi agar dapat
bertahan dan bersaing dengan jenis usaha lainnya. Untuk mencapai keinginan
tersebut, maka komunikasi pemasaran menjadi kegiatan operasional yang wajib
dilaksanakan. Namun pelaksanaan kegiatan ini akan menghabiskan biaya yang
tidak sedikit. Oleh karena itu, pelaksanaan komunikasi pemasaran yang efektif
dan efisien merupakan suatu keputusan yang harus dipertimbangkan dan
direncanakan dengan matang. Realita ini menarik minat penulis untuk melakukan
penelitian mengenai berbagai upaya komunikasi pemasaran yang dilakukan
UMKM, serta hubungannya dengan kualitas daya saing usaha.
1.2 Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang uraian latar belakang di atas, disusunlah
beberapa masalah penelitian, sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan komunikasi pemasaran UMKM mitra
binaan IPB?
2. Bagaimanakah hubungan karakteristik UMKM mitra binaan IPB
dengan pelaksanaan komunikasi pemasaran?
3. Bagaimanakah hubungan pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan
kualitas daya saing UMKM mitra binaan IPB?
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
19/115
4
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka ditetapkan beberapa
tujuan penelitian, sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi pelaksanaan komunikasi pemasaran UMKM mitra
binaan IPB
2. Menganalisis hubungan karakteristik UMKM dengan pelaksanaan
komunikasi pemasaran
3. Menganalisis hubungan komunikasi pemasaran dengan kualitas daya
saing UMKM
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai
karakteristik UMKM, pelaksanaan komunikasi pemasaran, dan pengaruhnya
dengan kualitas daya saing UMKM. Oleh karena itu, hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:
1. Bagi pelaku UMKM, penelitian ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan mengenai pelaksanaan komunikasi pemasaran yang
dilakukan sebagai upaya peningkatan daya saing UMKM.
2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan
khasanah pengetahuan, khususnya dalam bidang komunikasi bisnis
mengenai komunikasi pemasaran.
3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
mengenai kesesuaian kondisi lapangan dengan teori yang ada mengenai
karakteristik UMKM, pelaksanaan komunikasi pemasaran, serta
hubungannya terhadap daya saing UMKM.
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
20/115
BAB II
PENDEKATAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Definisi UMKM
Terdapat beberapa lembaga atau instansi yang memberikan definisi
mengenai usaha mikro kecil menengah (UMKM). Sesuai dengan Undang-Undang
No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM
didefinisikan sebagai berikut:
Pasal 6
(1)Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:a.memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
b.memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00(tiga ratus juta rupiah).
(2)Usaha Kecil adalah sebagai berikut:a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tigaratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00
(dua milyar rupiah).
(3)Usaha Menengah adalah sebagai berikut:a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyakRp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
1
Sementara itu, Rahmana (2009) mengungkapkan batasan pengertian
UMKM yang ditetapkan oleh BPS berdasarkan jumlah tenaga kerja, untuk usaha
Undang-Undang No.20 Tahun 2008
(http://www.smecda.com/Files/infosmecda/uu_permen/UU_2008_20_TENTANG_USAHA_MIK
RO_KECIL_DAN_MENENGAH.pdf)diunduh tanggal 30 April 2010 jam 22.00 WIB.
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
21/115
6
kecil berjumlah lima sampai dengan sembilan belas orang, sementara usaha
menengah berkisar antara dua puluh sampai dengan sembilan puluh sembilan
tenaga kerja. Batasan pengertian UMKM diatas sesuai dengan defiinisi UMKM
yang diberlakukan bagi Asian Development Bank (ADB) yang dikutip oleh Eva
(2007).
2.1.2 Karakteristik UMKM
UMKM memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan jenis
usaha besar, termasuk karakteristik yang membedakan usaha mikro, usaha kecil,
dan usaha menengah sendiri. Berdasarkan data BPS (2006) yang dikutip oleh
Tambunan (2009) dalam buku UMKM di Indonesia, diketahui bahwa dari segi
tenaga kerja, lebih dari sepertiga (sekitar 34,5 persen) UMKM dikelola oleh
tenaga kerja berusia di atas 45 tahun, dan hanya sekitar 5,2 persen pengusaha
UMKM yang berumur di bawah 25 tahun.
Tambunan (2000) seperti dikutip oleh Sulistyastuti (2004)
mengungkapkan bahwa tenaga kerja yang diperlukan oleh industri kecil tidak
menuntut pendidikan formal yang tinggi. Sebagian besar tenaga kerja yang
diperlukan oleh industri ini didasarkan atas pengalaman (learning by doing) yang
terkait dengan faktor historis (path dependence). Tulisan lanjutan Tambunan
(2009) mengenai UMKM mengungkapkan bahwa struktur pengusaha menurut
tingkat pendidikan formal memberi kesan adanya hubungan positif antara tingkat
pendidikan rata-rata pengusaha dengan skala usaha. Artinya, semakin besar skala
usaha, yang umumnya berasosiasi positif dengan tingkat kompleksitas usaha yang
memerlukan keterampilan tinggi dan wawasan bisnis yang lebih luas, semakin
banyak pengusaha dengan pendidikan formal tersier.
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
22/115
7
Mengacu pada data BPS (2006) yang dikutip Tambunan (2009) diketahui
bahwa sebagian besar pengusaha UMKM mengungkapkan alasan kegiatan usaha
yang mereka lakukan adalah latar belakang ekonomi. Artinya usaha ini dilakukan
sebagai upaya untuk memperoleh perbaikan penghasilan dan atau merupakan
startegi untuk bertahan hidup. Hal ini didukung dengan kondisi tingkat pendidikan
pengusaha yang mayoritas tergolong rendah. Usaha ini dilakukan dengan alasan
tidak ada lagi jenis pekerjaan lain yang dapat dilakukan dengan tingkat pendidikan
formal yang tergolong rendah. Beberapa pengusaha juga menjalankan usaha
dengan mempertimbangkan prospek usaha ke depan, seperti adanya peluang dan
pangsa pasar yang aman dan besar. Namun, sebagian lainnya mengungkapkan
latar belakang keturunan, artinya meneruskan usaha warisan keluarga.
Data BPS (2006) yang dikutip oleh Tambunan (2009) juga menunjukkan
bahwa Indonesia memiliki banyak UMKM, namun tidak seluruh UMKM ini
berbadan hukum. Justru sebagian besar UMKM yang ada, yakni sekitar 95,1
persen dari jumlah unit usaha tidak berbadan hukum. Hal ini dapat diterima
dengan alasan kebanyakan UMKM memiliki modal yang sangat minim dan
terbentur berbagai birokrasi dan persyaratan yang rumit dan kompleks untuk
mendapatkan pelayanan dalam pengembangan usahanya.
Menurut Sulistyastuti (2004), yang juga menjadi karakteristik UMKM
adalah pemakaian bahan baku lokal. Keberadaan UMKM seringkali terkait
dengan tingginya intensitas pemakaian bahan baku lokal, misalnya UMKM
kerajinan meubel ukiran khas Jepara, batik asal Pekalongan dan berbagai
komoditas lokal unggulan lain yang dijadikan bahan baku dalam usaha.
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
23/115
8
2.1.3 Peran dan Kontribusi UMKM
Dewasa ini, UMKM diberi perhatian yang cukup besar dalam
perkembangannya di berbagai belahan dunia. Ini merupakan hal yang wajar,
mengingat pentingnya peranan UMKM baik dalam bidang sosial, ekonomi,
hingga bidang politik.
2.1.3.1 Peranan UMKM dalam Bidang Sosial
Menurut Clapham (1991), tujuan sosial dari UMKM sekurang-kurangnya
untuk mencapai tingkat kesejahteraan minimum, yaitu menjamin kebutuhan dasar
rakyat. Sadoko (1995) juga menegaskan bahwa peranan usaha kecil tidak hanya
menyediakan barang-barang dan jasa bagi konsumen yang berdaya beli rendah,
tetapi juga bagi konsumen perkotaan lain yang berdaya beli lebih tinggi. Selain
itu, usaha kecil juga menyediakan bahan baku atau jasa bagi usaha menengah dan
besar, termasuk pemerintah lokal.
Peranan UMKM untuk kepentingan konsumen berpendapatan rendah
penting untuk menjamin persediaan barang bermutu sederhana pada harga yang
terjangkau. Dapat dikatakan bahwa perusahaan kecil memberikan sumbangan
yang sangat penting dalam bentuk turut menurunkan biaya hidup bagi kelompok-
kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Oleh karena itu, Clapham (1991)
menyebutkan bahwa UMKM mampu memberikan sumbangan yang besar dari
segi kedaulatan konsumen.
Selain berperan dalam kedaulatan konsumen, UMKM memiliki peranan
yang sangat berarti dalam hal penciptaan lapangan kerja. Clapham (1991)
menyebutkan bahwa lebih dari 75 persen lapangan kerja di luar sektor pertanian di
negara sedang berkembang diciptakan oleh perusahaan kecil dan menengah di
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
24/115
9
sektor industri pengolahan, perdagangan, dan selebihnya di sektor jasa.
Mendukung pernyataan tersebut, Lin dikutip oleh Rahmana (2009) juga
menyatakan bahwa hampir 90 persen dari total usaha yang ada di dunia
merupakan kontribusi dari UKM. Kontribusi UKM terhadap penyerapan tenaga
kerja, baik di negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia,
mempunyai peranan yang signifikan dalam penanggulangan masalah
pengangguran.
Melihat peranan UKM yang sangat signifikan dalam penciptaan
kesempatan kerja dan nilai tambah, Sulistyastuti (2004) berpendapat bahwa UKM
mampu memberikan manfaat sosial yaitu mereduksi ketimpangan pendapatan,
terutama di negara-negara berkembang. Oleh karena itu, tak heran jika Clapham
(1991) juga berpendapat bahwa sektor perusahaan kecil dan menengah dipandang
lembaga yang cocok untuk menghilangkan dualisme ekonomi dan sosial.
2.1.3.2 Peranan UMKM dalam Bidang Ekonomi
UMKM dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber daya nasional
menurut prinsip-prinsip ekonomi, termasuk pemanfaatan tenaga kerja untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang maksimum dan sesuai dengan kepentingan
rakyat (Clapham, 1991). Indoconsult dikutip Sadoko (1995) juga mengungkapkan
bahwa usaha kecil memberikan kontribusi yang tinggi (sekitar 55 persen) terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia di sektor-sektor perdagangan, transportasi, dan
industri. Sektor ini juga mempunyai peranan cukup penting dalam penghasilan
devisa negara melalui usaha pakaian jadi (garments), barang-barang kerajinan
termasuk meubeldan pelayanan bagi turis.
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
25/115
10
Rahmana (2009) menegaskan kembali bahwa UKM di Indonesia telah
menunjukkan perannya dalam penciptaan atau pertumbuhan kesempatan kerja dan
sebagai salah satu sumber penting bagi pertumbuhan Produk Domestik Bruto
(PDB). Kementrian Negara Koperasi dan UKM (2007) menyatakan bahwa pada
tahun 2006 kontribusi UKM dalam penciptaan nilai tambah nasional sebesar Rp
1.778,75 triliun atau sebesar 53,3 persen dari PDB nasional dengan laju
pertumbuhan PDB tahun 2005-2006 adalah sebesar 5,40 persen.
Menurut Utari (2002) seperti dikutip oleh Sulistyastuti (2004), UMKM
turut memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekspor non migas. Selama
periode 1990-1995, UKM menyumbangkan rata-rata 40 persen dari total ekspor.
Sadoko (1995) juga mengungkapkan bahwa dalam hal perolehan devisa, industri
kecil menyumbang sekitar 15 persen dari seluruh nilai ekspor industri yang ada.
2.1.3.3 Peranan UMKM dalam Bidang Politik
Tujuan pembangunan masyarakat di berbagai Negara Asia Selatan dan
Asia Tenggara - seperti juga halnya di Indonesia dan di Malaysia - ditentukan
oleh keputusan politik yang mendasar untuk mewujudkan sistem demokrasi
permusyawaratan rakyat dengan ekonomi campuran berdasar persaingan bebas.
Pengusaha kecil dan menengah dapat membantu pembangunan dalam arti ini,
karena tindakan dan kegiatan mereka yang bebas dan otonom (Clapham, 1991).
Sulistyastuti (2004) menyebutkan, sejalan dengan era desentraslisasi dan
pengembangan ekonomi regional, peranan dan posisi UMKM menjadi sangat
relevan bagi keberhasilan implementasi kebijakan desentralisasi. Dengan
diberlakukannya otonomi daerah, UMKM berpotensi menciptakan iklim
persaingan di daerah. Era Otonomi Daerah memberikan implikasi untuk
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
26/115
11
merencanakan sendiri pembangunan daerahnya dengan dukungan sumberdaya
lokal.
Keberhasilan dalam menetapkan keputusan dalam usaha relevan dengan
sifat fleksibilitas UMKM yang tinggi. Berdasarkan pengalaman, diketahui bahwa
UMKM mampu mempertahankan usahanya ketika krisis ekonomi melanda.
Sementara, lebih dari 80 persen usaha besar mengalami kebangkrutan (Halwani
dikutip oleh Amidi, 2008). Sepakat dengan pernyataan ini, Sadoko (1995)
mengungkapkan bahwa sektor ini mempunyai peran strategis yang mengantarai
kebijakan pemerintah untuk mengembangkan sektor industri berdasarkan
teknologi canggih dan kebijakan pengentasan kemiskinan.
2.1.4 Kondisi UMKM dan Perkembangannya
Banyak kontribusi yang mampu diberikan UMKM dalam berbagai bidang,
mulai dari bidang sosial, ekonomi, hingga politik dalam skala yang kecil dan
spesifik, dalam artian politik pengambilan keputusan bagi tiap-tiap UMKM.
Namun, dalam prakteknya, UMKM juga mengalami berbagai hambatan dalam
berbagai kegiatan operasionalnya.
2.1.4.1 Modal Kerja UMKM
Clapham (1991) menyebutkan bahwa hampir tanpa kecuali, pengusaha
kecil dan menengah mengatakan bahwa masalah yang paling besar yang mereka
hadapi adalah masalah keuangan. Mereka mengeluh tentang kekurangan modal
tetap dan modal kerja. Bidang lain yang juga banyak menimbulkan kesulitan
adalah kredit bagi konsumen. Dalam berbagai hal, demi kemajuan dan
pengembangan UMKM, pemerintah maupun berbagai lembaga keuangan, baik
bank maupun lembaga keuangan non bank telah berupaya dalam memberikan
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
27/115
12
pelayanan, terutama dalam hal pinjaman modal usaha. Namun kenyataannya,
untuk mengakses pelayanan ini, UMKM dibebani berbagai persyaratan dan jalur
birokrasi yang panjang dan rumit. Akibatnya, pemberian layanan pinjaman modal
dan kredit pun menjadi tidak dapat diakses UMKM secara optimal. Pada intinya
perbaikan sistem perkreditan perlu ditempuh melalui pengadaan pelayanan
pendampingan yang profesional serta pemberian kredit yang terintegrasi dengan
intervensi lain untuk mengatasi faktor-faktor penghambat pengembangan usaha
kecil itu sendiri.
2.1.4.2 Akses Pasar dan Informasi
Ketidakpercayaan terhadap kemampuan UMKM dalam menghadapi era
globalisasi berorientasi pada mekanisme pasar bebas memang cukup beralasan,
karena keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam kelompok tersebut. Namun
demikian perlu diingat bahwa sejak era penjajahan, UMKM sudah dihadapkan
dan ditempa dengan berbagai masalah termasuk dari aspek pemasaran, tetapi
UMKM tetap eksis dalam mendukung pertekonomian nasional. Ketidakmampuan
UMKM untuk menghadapi pasar global mungkin timbul karena lemahnya akses
terhadap informasi (Syarif, 2008).
Clapham (1991) menyatakan bahwa terdapat kekurangan penyalur
informasi yang mampu bagi perusahaan kecil dan menengah. Perusahaan-
perusahaan menemui kesulitan untuk memperoleh peluang masuk ke pasar
pemerintah karena mereka kurang mengetahui seluk-beluk peraturan pemerintah
yang berkaitan atau persyaratan pemerintah.
Lemahnya kemampuan UMKM dalam mengakses informasi diduga terkait
langsung dengan kondisi faktor internal UMKM yang dibayangi oleh berbagai
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
28/115
13
keterbatasan untuk mampu memberikan informasi kepada konsumen. Akibatnya
produk UMKM yang sebenarnya memiliki pangsa pasar yang cukup besar di
dunia internasional, belum banyak diketahui konsumen. Salah satu masalah besar
yang dihadapi dalam pemberdayaan UMKM adalah rendahnya akses UMKM
terhadap pasar (Syarif, 2008).
2.1.4.3 Kondisi Pemasaran UMKM
Tingkat keterbukaan di pasar konsumen rendah karena perusahaan tidak
memiliki peluang yang cukup pada masyarakat umum dan sejauh ini hanya
beberapa pameran dagang khusus, pameran tetap atau kampanye penjualan saja
yang pernah diadakan. Konsumen dalam negeri, terutama di daerah kota, sering
kurang mengetahui produk-produk yang dihasilkan perusahaan kecil dan
menengah dalam negeri atau sangat tidak percaya dan penuh prasangka terhadap
produk-produk ini bila diukur menurut standar mutu internasional (Clapham,
1991).
Menurut Sadoko (1995), akses pemasaran merupakan akses terpenting.
Dalam membantu usaha kecil, akses ini dibuka melalui pengembangan pola
subkontrak, mekanisme pusat pasar informasi, promosi pasaran atau konsumsi
melalui anggaran pemerintah. Promosi dan pusat informasi akan sangat berguna
bila didukung oleh kemampuan profesional membaca peluang pasar bagi usaha
kecil tersebut dan pelayanan tersebut disediakan bagi siapa saja.
Pola subkontrak seringkali dilakukan UMKM, namun pola ini cenderung
menjadikan industri bapak memiliki posisi yang lebih baik dibandingkan
dengan usaha anak. Dalam prakteknya, ketika industri bapak melakukan
order, maka usaha anak, dalam hal ini UMKM akan berkompetisi untuk
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
29/115
14
mendapatkan pesanan tersebut. Kondisi ini membuat industri bapak mampu
menekan harga produksi UMKM. Strategi penekanan ongkos produksi seperti ini
dilakukan untuk mempertahankan jalur pemasaran yang ada. Sepakat dengan hal
ini, Amidi (2008) juga menyebutkan bahwa masalah pemasaran yang dihadapi
UMKM adalah lemahnya barganing power pengusaha kecil dalam menghadapi
perusahaan besar.
Menurut Clapham (1991), selama perusahaan menjual barangnya melalui
pengecer, mereka tidak perlu mengembangkan kegiatan pemasaran sendiri.
Namun, perusahaan yang menjual sendiri barang-barang yang dihasilkannya
(seperti mebel, sepatu, tekstil) perlu memberikan perhatian pada bidang
pemasaran. Umumnya pelaku usaha tidak memiliki kepandaian khusus dalam
soal-soal ini dan tidak tahu kemana ia dapat mencari informasi yang dapat
dipercaya mengenai perkembangan pasar, iklan, atau saluran pemasaran yang
lebih baik.
Masalah pemasaran merupakan salah satu penyebab penting mengapa
pengusaha tidak mampu membuat rencana jangka menengah dan jangka panjang.
Dapat diperkirakan bahwa masalah-masalah pemasaran bagi pengusaha kecil dan
menengah akan makin meningkat. Secara keseluruhan, masalah-masalah
pemasaran mengakibatkan bahwa perusahaan kecil dan mengengah sulit
memainkan peranannya dalam pembangunan sebagai pelengkap sektor industri
dan pemasok barang bagi konsumen. Karena itu, program-program promosi dalam
masa yang akan datang harus lebih banyak memberikan perhatian pada soal
pemasaran daripada dalam masa yang sudah-sudah (Clapham, 1991).
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
30/115
15
2.1.5 Definisi Komunikasi Pemasaran
Prisgunanto (2006) mendefinisikan komunikasi pemasaran sebagai
hubungan sistematik antara pelaku bisnis dan pasar yang menjadi target, dimana si
pelaku pasar (marketer) akan mengumpulkan beranekargaam ide-ide, desain,
pesan-pesan, media, format, dan warna unruk mengkomunikasikan maksud dan
menstimulasi persepsi khusus dari produk dan layanan, yang kemudian dihimpun
dalam target pasar. Sependapat dengan hal tersebut, Machfoedz (2010)
mengungkapkan bahwa komunikasi pemasaran ialah semua elemen dalam
pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen
dan stakeholder sebuah perusahaan.
Konsep pemasaran sering kali disamaartikan dengan konsep penjualan.
Padahal, kedua konsep ini merupakan konsep yang berbeda. Dalam bukunya,
Amir (2005) menyebutkan bahwa dalam konsep penjualan, hal yang menjadi
tujuan utamanya adalah transaksi. Setelah transaksi terjadi, perusahaan sering kali
tidak memperhatikan konsumen lagi. Sementara itu, konsep pemasaran lebih
mengutamakan kepuasan pelanggan. Laba justru diharapkan diperoleh dari
kepuasan konsumen yang nantinya membeli dalam jumlah banyak, terus-terusan
dan mungkin dengan harga yang menguntungkan.
2.1.6 Proses Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan
arus informasi tentang produk dari pemasar sampai kepada konsumen. Proses
komunikasi pemasaran dapat divisualisasikan dalam model diagram alur yang
disajikan pada Gambar 1.
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
31/115
16
Amir (2005) menyebutkan bahwa setiap proses komunikasi pasti
memiliki pengirim pesan. Pengirim pesan melakukan encoding, yaitu proses
penyandian atas apa yang ingin kita sampaikan. Dengan kata lain, encoding
adalah proses penyampaian apa yang ada di pikiran kita kepada simbol-simbol.
Setelah itu, pesan akan melalui berbagai saluran. Pemilihan saluran ini juga
menentukan karena ada juga saluran yang tidak sinkron dengan pesan yang ingin
disampaikan. Ketika konsumen dianggap menerima pesan yang disampaikan, ia
akan memberikan responnya.
Menurut Amir (2005), respon yang paling sering kita kenal adalah
konsumen segera membeli produk kita. Namun, sesungguhnya, tujuan
komunikasi tidak hanya itu. Tidak juga hanya sekedar menyampaikan pesan yang
kita inginkan. Bukan sekedar how can we reach the costumer. Akan tetapi,
konsumen juga harus memiliki saluran untuk memberikan pesan-pesan yang
dimilikinya. Jadi harus juga memberikan kesempatan how can our costumer reach
us.
Faktor kunci dalam aliran komunikasi ini adalah syarat pesan yang baik,
yaitu: pemasar harus tau apa yang diharapkan audiens, pemasar harus membangun
saluran umpan balik, pemasar harus memahami pesan seperti yang bisa dipahami
Sumber: Amir ( 2005: 210)
Gambar 1. Proses Komunikasi Pemasaran
Gangguan
EncodingPengirim
pesan
Pesan
MediaDecoding Penerima
pesan
Umpan balik Respon
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
32/115
17
audiens, dan pemasar harus mengirim pesan lewat media yang menjangkau
audiens (Amir, 2005).
2.1.7 Bauran Promosi
Bauran promosi (promotion mix) menggambarkan cara-cara kreatif yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk atau jasa.
Lupiyoadi dan Hamdani (2006, sebagaimana dikutip oleh Andrijansyah, 2009)
mengungkapkan bahwa perangkat promosi mencakup aktivitas periklanan
(advertising), penjualan perorangan (personal selling), promosi penjualan (sales
promotion), hubungan masyarakat (public relation), informasi dari mulut ke mulut
(word of mouth), dan pemasaran langsung (direct marketing).
2.1.7.1 Periklanan (advertising)
Periklanan merupakan segala bentuk kehadiran dan promosi dari ide,
barang, atau jasa yang bersifat non personal oleh suatu pihak tertentu. Menurut
Machfoedz (2010), periklanan dapat menjangkau khalayak yang berada dalam
rentang geografis sangat luas dengan biaya murah untuk semua publisitas.
Meskipun dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dengan cepat,
periklanan merupakan sarana promosi tanpa awak (non personal) sehingga kurang
persuatif dibandingkan dengan wiraniaga perusahaan.
Periklanan merupakan sarana komunikasi satu arah dengan khalayak, dan
tidak memerlukan perhatian atau respons secara langsung. Sepakat dengan hal
tersebut, Prisgunanto (2006) menyebutkan bahwa perubahan sikap lewat sarana
ini memerlukan waktu yang relatif lama. Pada dasarnya, tujuan periklanan adalah
komunikasi yang efektif dalam rangka mengubah sikap dan perilaku konsumen.
Terdapat beberapa pilihan media yang dapat digunakan untuk melakukan
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
33/115
18
periklanan, antara lain melalui: surat kabar, majalah, radio, televisi, papan
reklame, dan surat langsung (Alma 2005, seperti dikutip oleh Andrijansyah 2009).
2.1.7.2Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan merupakan berbagai insentif jangka pendek untuk
mendorong konsumen segera mencoba atau membeli sebuah produk atau jasa.
Promosi penjualan meliputi berbagai sarana - kupon, kontes, premi, dan
sebagainya - yang semuanya mempunyai ciri yang berbeda. Berbagai sarana
promosi tersebut juga memberikan kontribusi motivasi pembelian yang
memberikan nilai tambah kepada konsumen. Perusahaan menggunakan alat
promosi penjualan untuk menciptakan respons yang lebih kuat dan lebih cepat
(Machfoedz, 2010). Menurut Andrijansyah (2009), promosi penjualan dapat
diberikan kepada beberapa sasaran yang dianggap potensial, diantaranya:
1. Konsumen, berupa penawaran cuma-cuma, sampel, demo produk,
kupon, pengembalian tunai, hadiah, kontes, dan garansi.
2. Perantara, berupa barang cuma-cuma, diskon, advertising allowances,
iklan kerja sama, distribution contests, penghargaan.
3. Tenaga penjualan, berupa bonus, penghargaan, contests, dan hadiah
untuk tenaga penjualan terbaik.
2.1.7.3Hubungan Masyarakat (Public Relations)
Machfoedz (2010) mendefinisikanpublic relations(hubungan masyarakat)
merupakan sarana promosi massal yang dilakukan dengan menjalin hubungan
dengan berbagai konsumen perusahaan dan masyarakat umum, dengan tujuan
untuk membangun citra perusahaan yang positif agar mendapat publisitas yang
luas, dan mengatasi kabar angin, laporan, serta kejadian-kejadian yang tidak
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
34/115
19
sesuai dengan kenyataan. Pesan disampaikan kepada konsumen lebih sebagai
berita daripada sebagai komunikasi yang mengarah pada penjualan. Beberapa
program hubungan masyarakat, antara lain publikasi di berbagai media, acara-
acara penting, hubungan dengan investor, pameran, dan mensponsori beberapa
acara.
2.1.7.4Penjualan Personal (Personal Selling)
Personal Selling(kewiraniagaan) merupakan interaksi tatap muka dengan
satu atau lebih pembeli prospektif dengan tujuan membuat presentasi, menjawab
pertanyaan, dan mendapatkan pesanan. Menurut Machfoedz (2010), personal
selling merupakan elemen termahal dalam bauran komunikasi. Meskipun
demikian, personal sellingmerupakan wahana komunikasi paling efektif dalam
proses pembelian. Prisgunanto (2006) mengungkapkan bahwa sarana personal
selling memilki efek langsung pada proses penjualan berdasarkan sales forces.
Keandalan personal selling yang paling utama adalah mampu mendekatkan
pelanggan dengan penjualan lewat penggunaan jalur-jalur distribusi barang dan
produk yang ada.
Machfoedz (2010) menyebutkan kewiraniagaan merupakan metode yang
efektif bila besarnya pembelian relatif besar, bila ciri-ciri produk itu
membutuhkan penjelasan dan demonstrasi, bila barang itu dibeli pada jarak waktu
yang jarang, dan bila calon pembeli telah memiliki model lama dari produk yang
hendak ia [beli]. Personal selling memiliki kekuatan dalam hal komunikasi
berpasangan yang memungkinkan interaksi dua arah, yang meniscayakan umpan
balik secara langsung. Namun, kekurangan bauran promosi ini terletak pada
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
35/115
20
biayanya yang besar. Meskipun menyedot biaya yang besar, jangkauan dan
frekuensi melaluipersonal sellingmemang rendah.
Alma (2005, seperti dikutip oleh Andrijansyah, 2009) menyebutkan
bentuk-bentuk personal selling yang dikenal secara garis besar, diantaranya
penjualan di toko atau pusat perbelanjaan, house to house selling, penjual yang
ditugaskan oleh pedagang besar untuk menghubungi pedagang eceran, penjual
yang ditugaskan oleh produsen untuk menghubungi pedagang besar atau
pedagang eceran, pemimpin perusahan berkunjung kepada pelanggan yang
penting, dan penjual yang terlatih secara teknis mengunjungi para konsumen
industri untuk memberikan nasehat dan bantuan.
2.1.7.5 Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Pemasaran langsung, yaitu penggunaan email, faksimile,internet langsung
dengan atau fasilitas untuk merespons dari pelanggan atau prospek tertentu. Ciri-
ciri dari cara komunikasi ini adalah non-publik, karena ia diarahkan kepada pihak
tertentu (dengan nama dan alamat yang jelas). Pemasaran langsung bersifat segera
dan disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik pelanggan.
Jenis bauran ini juga bersifat interaktif. Pihak konsumen dapat segera
merespon pesan yang disampaikan pemasaran (misalnya dengan mengisi
formulir). Pemasaran langsung umumnya digunakan oleh perusahaan yang
memiliki basis data mengenai pelanggan. Semakin baik basis data ini, semakin
mudah dan efektif pemasar menyampaikan pesannya (Amir, 2005). Menurut
Andrijansyah (2009), terdapat enam area pemasaran langsung, yaitu: direct mail,
mail order, direct response, direct selling, telemarketing, dan digital marketing.
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
36/115
21
2.1.7.6Word of mouth
Menurut Lovelock dan Wright (2005, seperti dikutip oleh Andijansyah,
2009), informasi atau cerita dari mulut ke mulut (word of mouth) merupakan salah
satu bentuk komunikasi pemasaran, walaupun sulit bagi pemasar untuk
mengontrol saluran ini. Cerita dari mulut ke mulut berbentuk komentar positif
atau negatif tentang suatu jasa yang disebarkan seseorang kepada orang lain. Cara
paling tepat untuk memikirkan cerita dari mulut ke mulut yang gratis ini adalah
sebagai suatu bentuk pemberitaan yang ingin dikembangkan dan dibentuk
pemasar, sehingga hal itu menjadi pelengkap yang efektif.
2.1.8 Manfaat Komunikasi Pemasaran
Tjiptono (2008) mengungkapkan bahwa tujuan utama dari komunikasi
pemasaran adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk, serta
meningkatkan pelanggan sasaran perusahaan dan bauran pemasarannya.
Sementara itu, Prisgunanto (2006) mengungkapkan bahwa komunikasi pemasaran
memiliki dua kegunaan, yaitu langsung dan tidak langsung, namun inti dari
kegunaan tersebut sama, yaitu untuk mendekatkan pelanggan sehingga akan ada
keputusan beli atau minimal sampai taraf ada hasrat dan keinginan untuk
memberikan keputusan untuk membeli, meskipun masih dalam rencana jangka
panjang.
Kegunaan langsung dari komunikasi pemasaran adalah upaya untuk
mengarahkan langsung kepada keputusan orang untuk membeli. Komunikasi
pemasaran memiliki kegunaan agar hasil dari transfer pesan dan persuasi tersebut
tercipta gambaran yang mengarah kepada hasrat atau keinginan untuk membina
hubungan antara pelanggan dengan perusahaan atau dengan kata lain, perusahaan
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
37/115
22
berupaya menggali nilai-nilai apa saja yang membuat pelanggan memilih produk
mereka dari sisi hubungan masyarakat (kehumasan). Hal penting lainnya adalah
bahwa strategi komunikasi harus membangun cara yang paling sesuai untuk
mengkomunikasikan tujuan pemasaran sebuah perusahaan dengan berbagai pasar
sasaran dan khalayak stakeholder(Machfoedz, 2010).
2.1.9 Efek Komunikasi Pemasran
Robert Lavidge dan Gary Steiner (seperti dikutip Machfoedz, 2010)
mengembangkan model hirarki efek untuk menerangkan tahapan yang dilakukan
oleh konsumen sebelum mereka membeli suatu produk. Untuk mencapai tujuan
tersebut, Lavidge dan Steiner membagi pembelian menurut setiap tahapan
komponennya menjadi tujuh tahapan dalam proses pembelian: (1) belum atau
tidak menyadari, (2) menyadari, (3) mengetahui atau mengenal, (4) menyukai, (5)
preferensi, (6) merasa pasti, (7) melakukan pembelian. Tahapan-tahapan ini dapat
dikelompokkan menjadi tiga proses umum yang meliputi (1) menyadari dan
mengetahui tentang produk, (2) mengembangkan sikap terhadap produk, dan (3)
mengambil keputusan untuk membeli.
Ketiga tahapan terakhir dijelaskan oleh Tjiptono (2008) sebagai tahapan
respon khalayak berikut:
1. Tahap kognitif, yaitu membentuk kesadaran informasi tertentu.
2. Tahap afeksi, yaitu memberikan pengaruh untuk melaksanakan sesuatu.
3. Tahap konatif atau perilaku, yaitu membentuk pola khalayak menjadi
perilaku selanjutnya. Yang diharapkan adalah pembelian ulang.
Tujuan komunikasi dan respon khalayak berkaitan dengan tahap-tahap
dalam proses pembelian yang terdiri atas:
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
38/115
23
1. Menyadari (awareness) produk yang ditawarkan.
2. Menyukai (interest) dan berusaha mengetahui lebih lanjut.
3. Mencoba (trial) untuk membandingkannya dengan harapannya.
4. Mengambil tindakan (act) membeli atau tidak membeli.
5. Tindak lanjut (follow up) membeli kembali atau pindah merek.
Berdasarkan tujuan komunikasi, respon khalayak, dan tahap-tahap
pembelian, maka keterkaitan antara ketiganya dapat divisualisasikan pada
Gambar2.
2.1.10 Daya Saing UMKM
Daya saing dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mempertahankan pangsa pasar. Daya saing mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan produktivitas perusahaan dan memperluas akses pasar. Hal
ini akan bermuara kepada peningkatan omset penjualan dan profitabillitas
perusahaan (Rahmana, 2009).
Strategi yang harus dijalankan perusahaan untuk mengingkatkan daya
saingnya terdiri dari dua komponen. Komponen pertama adalah strategi untuk
Sumber: Tjiptono (2008)
Informing Efek Kognitif Attention
Persuading Efek Afektif
Reminding Efek Konatif
Interest, Trial, Act
Follow Up
Tujuan
Komunikasi
Respon
Khalayak
Proses
Pembelian
Gambar 2. Tujuan Komunikasi, Respon Khalayak, dan Proses Pembelian
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
39/115
24
memenuhi atau pengadaan lima prasyarat utama, yaitu pendidikan, modal,
teknologi, informasi, dan input krusial lainnya. Sementara komponen kedua
adalah strategi untuk menggunakan secara optimal kelima prasyarat tersebut
menjadi suatu produk yang kompetitif. Khusus untuk komponen kedua ini,
perhatian harus ditujukan pada peningkatan kemampuan produksi dan
kemampuan pemasaran.
Upaya peningkatan kemampuan produksi termasuk peningkatan
kemampuan teknologi dan kemampuan desain. Sedangkan upaya peningkatan
pemasaran, termasuk promosi, distribusi, dan pelayanan pascajual. Kedua
pendekatan ini sangat penting, dan pada umumnya UMKM di Indonesia kalah
bersaing dengan usaha besar atau UMKM dari negara maju karena kurang
memperhatikan atau kurang mampu di dalam bidang ini. UMKM di Indonesia,
paling tidak sebagian besar, bukan saja lemah dalam teknologi, tetapi juga lemah
atau kurang memberikan perhatian dalam strategi pemasaran. Padahal, banyak
kasus menunjukkan bahwa sebuah produk yang dilihat dari aspek teknologinya
biasa-biasa saja, tetapi sangat laku hanya karena pemasarannya yang agresif.
(Tambunan, 2009).
Pengukuran daya saing UMKM, harus membedakan antara daya saing dari
produk dan daya saing dari perusahaan. Tentu, daya saing dari produk terkait erat
(atau dapat dikatakan mencerminkan) tingkat daya saing dari perusahaan yang
menghasilkan produk tersebut. Sedangkan untuk mengukur daya saing suatu
perusahaan, cukup banyak alat ukur yang dapat digunakan, yang pada umumnya
data sekunder.
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
40/115
25
Inidkator-indikator yang dapat digunakan dalam pengukuran daya saing,
diantaranya pertumbuhan nilai atau volume output, pangsa PDB, pangsa pasar,
nilai omset, profit, tingkat pendidikan rata-rata pekerja dan pengusaha,
pengeluaranR&D, jumlah sertifikat standardisasi yang dimiliki dan jumlah paten
yang dibeli, standardisasi, jenis teknologi yang digunakan, produktivitas atau
efisiensi, nilai mesin dan peralatan produksi atau nilai asset, jumlah pengeluaran
promosi, dan jaringan kerja atau kerja sama dengan pihak lain.
Laju pertumbuhan nilai atau volume output tidak hanya menunjukkan
tingkat kemampuan produksi dari sebuah perusahaan, tetapi juga mencerminkan
adanya permintaan pasar terhadap produk tersebut, yang berarti produk tersebut
mempunyai daya saing. Pangsa PDB atau pasar juga menunjukkan hubungan
positif dengan tingkat daya saing UMKM. Semakin tinggi pangsa pasar PDB dari
UMKM mencerminkan semakin tinggi daya saing dari UMKM.
Pangsa pasar mencerminkan salah satu indikator dari daya saing produk.
Untuk pasar dalam negeri, karena tidak ada data mengenai berapa banyak produk
yang dibuat UKM dijual di pasar dalam negeri, maka distribusi output menurut
skala usaha dan sektor dapat digunakan. Sebuah perusahaan yang nilai omsetnya
terus meningkat setiap tahun, yang artinya ada permintaan pasar terhadap
produknya, adalah perusahaan yang berdaya saing tinggi. Serupa halnya dengan
keuntungan, perusahaan yang setiap tahun bisa mendapatkan keuntungan atau
yang keuntungannya setiap tahun meningkat juga menunjukkan ciri perusahaan
yang berdaya saing.
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
41/115
26
2.2 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran tersebut menjelaskan korelasi antar variabel
penelitian. Beberapa karakterisitik UMKM yang diduga memiliki hubungan
positif dengan pelaksanaan komunikasi pemasaran, diantaranya adalah jenis
bidang usaha, tingkat pendidikan pelaku usaha, dan skala usaha. Karakteristik
UMKM ini dapat memberikan gambaran kondisi usaha. Potensi yang dimiliki
UMKM mampu meningkatkan daya saing uaha jika didukung oleh dua faktor
utama, yaitu pemasaran dan proses produksi.
Produksi
Tekonologi
Desain Produk
Karakteristik UMKM
Jenis bidang usaha
Tingkat pendidikan pelaku usaha
Skala usaha
Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran
Keragaman bauran komunikasi
pemasaran
Biaya pelaksanaan
Frekuensi pelaksanaan
Kualitas Daya Saing UMKM
Tingkat Produktivitas
Tingkat Profit
Luas Cakupan Pasar
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
Keterangan:
berhubungan
fokus penelitian
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
42/115
27
Upaya peningkatan produksi termasuk peningkatan kemampuan teknologi
dan kemampuan desain. Sementara keefektivan komunikasi pemasaran dapat
dilihat dari jenis bauran komunikasi pemasaran yang dilakukan, biaya, dan
frekuensi pelaksanaan. Keefektivan kedua kegiatan operasional ini mempengaruhi
kualitas daya saing UMKM. Kualitas daya saing UMKM dapat diukur dengan
tingkat produktivitas, tingkat profit, dan luas cakupan pasar UMKM. Dalam
penelitian ini, fokus penelitian lebih diarahan pada pelaksanaan komunikasi
pemasaran yang diduga memiliki hubungan positif dengan kualitas daya saing
UMKM.
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka disusunlah hipotesis
penelitian untuk menjawab rumusan masalah penelitian mengenai hubungan
karakteristik UMKM dengan pelaksanaan komunikasi pemasaran dan hubungan
pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan kualitas daya saing UMKM sebagai
berikut:
1. Ada hubungan postif antara tingkat pendidikan pelaku usaha dengan
pelaksanaan komunikasi pemasaran
2. Ada hubungan postif antara skala usaha dengan pelaksanaan
komunikasi pemasaran
3. Ada hubungan positif antara pelaksanaan komunikasi pemasarandengan tingkat produktivitas UMKM
4. Ada hubungan postif antara pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan
tingkat profit UMKM
5. Ada hubungan positif antara pelaksanaan komunikasi pemasaran
dengan luas cakupan pasar
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
43/115
28
2.4 Definisi Operasional
2.4.1 Karakteristik UMKM
Karakteristik UMKM adalah beberapa ciri yang menggambarkan kondisi
UMKM mitra binaan IPB yang diduga mempengaruhi pelaksanaan komunikasi
pemasaran. Beberapa variabel yang dapat diukur sebagai karakteristik UMKM,
diantaranya adalah jenis bidang usaha, tingkat pendidikan pelaku usaha, dan skala
usaha.
a. Jenis bidang usaha merupakan pengkategorian UMKM yang didasarkan
atas jenis bidang usaha. Variabel ini merupakan jenis data nominal yang
dibedakan menjadi UMKM pangan, jasa, kerajinan, dan pertanian.
b. Tingkat pendidikan pelaku usaha adalah jenjang pendidikan formal
yang pernah dijalani oleh pelaku usaha. Variabel ini akan diukur
dengan skala ordinal yang dikategorikan sebagai berikut:
1. Tidak bersekolah, skor 1
2. Rendah (lulus SD atau SMP), skor 2
3. Tinggi (lulus SMA atau Perguruan Tinggi), skor 3
c. Skala usaha merupakan pengkategorian UMKM yang didasarkan atas
aset (diluar tanah dan banguan) serta nilai penjualan tahunan yang
dihitung dalam rupiah. Ketetapan skala usaha dapat dikategorikan
berdasarkan ketentuan UU No.20 Tahun 2008 yang dapat dilihat pada
Tabel 1.
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
44/115
29
Skala usaha merupakan variabel ordinal yang akan dikategorikan
dengan skor berikut:
1. Mikro, skor 1
2. Kecil, skor 2
3. Menengah, skor 3
2.4.2 Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran
Pelaksanaan komunikasi pemasaran adalah komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh UMKM mitra binaan IPB yang merupakan elemen-elemen dalam
pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen
dan stakeholder sebuah perusahaan meliputi keragaman jenis bauran komunikasi
pemasaran, frekuensi pelaksanaan, dan biaya pelaksanaan komunikasi pemasaran.
a. Keragaman bauran komunikasi pemasaran adalah variasi jenis bauran
komunikasi pemasaran yang dilakukan UMKM mitra binaan IPB.
Keragaman bauran komunikasi pemasaran diukur dengan skala ordinal
berdasarkan rataan skor penggunaan jenis bauran komunikasi
pemasaran pada masing-masing jenis usaha yang kemudian
dikategorikan sebagai berikut:
Sumber: UU No.20 Tahun 2008
Jenis Usaha Aset
(x)
Nilai Penjualan
Tahunan (y)
Mikro 50 Juta 300 juta
Kecil 50 Juta
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
45/115
30
1. Tidak Melaksanakan, skor 0
2. Tidak beragam, skor 1
3. Cukup beragam, skor 2
4. Beragam, skor 3
b. Biaya pelaksanaan adalah biaya yang dikeluarkan UMKM untuk
melaksanakan komunikasi pemasaran. Variabel ini akan diukur dengan
menggunakan skala ordinal yang akan dikategorikan berdasarkan rataan
biaya pelaksanaan masing-masing bidang usaha, sebagai berikut:
1. Rendah, skor 1
2. Sedang, skor 2
3. Tinggi, skor 3
c. Frekuensi pelaksanaan komunikasi pemasaran adalah tingkatan atau
ukuran yang menyatakan derajat keseringan pelaksanaan komunikasi
pemasaran yang dilaksanakan UMKM pangan mitra binaan IPB dalam
periode waktu satu tahun. Variabel ini akan diukur dengan
menggunakan skala ordinal yang akan dikategorikan berdasarkan rataan
frekuensi pada masing-masing bidang usaha sebagai berikut:
1. Tidak Melaksanakan, skor 0
2. Jarang, skor 2
3. Sering, skor 3
Pelaksanaan komunikasi pemasaran UMKM diukur dengan skala ordinal
yang dikategorikan berdasarkan rataan skor, sebagai berikut:
1. Buruk, skor 0-3
2. Cukup baik, skor 4-6
3. Baik, skor 7-9
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
46/115
31
2.4.3 Kualitas Daya Saing UMKM
Kualitas daya saing UMKM adalah tingkat atau derajat kemampuan
UMKM untuk mempertahankan pangsa pasar. Kualitas daya saing dapat diukur
dari tingkat produktivitas, tingkat profit, dan luas cakupan pasar.
a. Tingkat produktivitas adalah ukuran produksi yang dilakukan UMKM
dalam menjalankan usahanya. Variabel ini akan diukur dengan
membandingkan nilai omset yang dihasilkan UMKM dengan jenis
bidang usaha yang sama dalam periode waktu satu tahun. Dalam
pengukurannya, digunakan skala ordinal yang dikategorikan sebagai
berikut:
1. Rendah, skor 1
2. Sedang, skor 2
3. Tinggi, skor 3
b. Tingkat profit adalah ukuran keuntungan suatu UMKM. Variabel ini
akan diukur dengan membandingkan perolehan keuntungan yang
dihasilkan UMKM dengan jenis bidang usaha yang sama dalam periode
waktu satu tahun. Dalam pengukurannya, digunakan skala ordinal yang
dikategorikan sebagai berikut:
1. Rendah, skor 1
2. Sedang, skor 2
3. Tinggi, skor 3
c. Luas cakupan pasar adalah keragaman konsumen yang mengkonsumsi
produk UMKM. Ragam konsumen dinilai dari segi usia, status sosial,
dan wilayah asal yang disesuaikan dengan segmentasi konsumen
sasaran. Dalam pengukurannya, digunakan skala ordinal yang
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
47/115
32
diklasifikasikan berdasarkan rataan skor keragaman konsumen pada
unit UMKM dengan jenis bidang usaha yang sama. Kategori luas
cakupan pasar UMKM diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Sempit, skor 1
2. Luas, skor 2
3. Sangat luas, skor 3
Ketiga variabel di atas akan diukur dengan menggunakan skala ordinal
yang dikategorikan berdasarkan rataan skor, sebagai berikut:
1. Buruk, skor 3-5
2. Cukup baik, skor 6-7
3. Baik, skor 8-9
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
48/115
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian mengenai hubungan komunikasi pemasaran dengan kualitas
daya saing UMKM merupakan penelitian survai dengan tujuan explanatory.
Metode survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi
dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. Tipe penelitian
explanatorymerupakan penelitian yang sifat analisisnya menjelaskan hubungan
antar variabel melalui uji hipotesis (Singarimbun & Effendi, 1989).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
didukung dengan data-data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud
angka-angka, yang diperoleh dari pengukuran. Data kuantitatif bersifat objektif
dan bisa ditafsirkan sama oleh semua orang; biasanya diperoleh dari survai yang
menggunakan kuisioner dan mencakup banyak responden; dan dimungkinkan
dilakukan analisis statistik inferensial yang bertujuan untuk membuat generalisasi
dari suatu fakta. Sementara itu, data kualitatif merupakan data yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta di lapangan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di 34 unit UMKM mitra binaan IPB yang
berada di bawah naungan lembaga UPP-UKM dan CDA IPB. Penetapan lokasi
penelitian di unit UMKM mitra binaan IPB ini dilakukan dengan beberapa
pertimbangan, diantaranya:
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
49/115
34
1. UPP-UKM dan CDA merupakan lembaga dalam lingkup IPB yang
melaksanakan aksi-aksi pengembangan dan pemberdayaan UMKM
melalui program kemitraan sebagai bentuk pengabdian kepada
masyarakat dan pengembangan jiwa wirausaha.
2. UMKM binaan IPB memiliki peluang dan potensi usaha yang baik
dengan jiwa wirauasaha yang harus terus dikembangkan untuk
mencapai perkembangan usaha yang optimal.
3. Belum ada penelitian mengenai pengaruh komunikasi pemasaran
UMKM yang diduga berperan penting dalam peningkatan kualitas daya
saing usaha.
Pemilihan tempat penelitian ini diharapkan relevan dengan data yang
ingin diperoleh dan tujuan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli-
Oktober 2010 dan dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data pada Bulan
November-Desember 2010.
3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM mitra binaan IPB
yang berada dibawah naungan UPP-UKM LPPM dan CDA IPB yang secara
keseluruhan berjumlah 249 unit UMKM. Keseluruhan UMKM tersebut terdiri
dari beberapa jenis bidang usaha, diantaranya adalah UMKM pangan, jasa,
pertanian, dan kerajinan.
Sampel dalam penelitian ini ditetapkan dengan metode pengambilan
sampel secara sengaja (purposive sampling). Metodepurposive dilakukan dengan
beberapa pertimbangan, diantaranya adalah:
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
50/115
35
1. Populasi dalam penelitian ini memiliki tingkat heterogenitas yang
tinggi didasarkan pada jenis bidang usaha, yaitu bidang usaha pangan,
jasa, kerajinan, dan pertanian dengan jumlah unit usaha yang
bervariasi pada masing-masing kelompok bidang usaha, sehingga
jumlah sampel yang diambil dari masing-masing kelompok bidang
usaha harus dilakukan secara proporsional agar mewakili
heterogenitas populasi.
2. Lokasi UMKM yang menjadi populasi dalam penelitian ini tersebar
luas di beberapa wilayah, mulai dari wilayah Kabuaten Bogor, hingga
wilayah Jakarta, Bandung dan sekitarnya, sehingga tidak
memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitian di luar wilayah
Kabupaten Bogor, mengingat keterbatasan waktu dan tenaga.
3. Beberapa unit UMKM dari populasi sudah tidak aktif menjalankan
usaha, sehingga tidak memungkinkan terpilih sebagai sampel dalam
penelitian.
4. Beberapa unit UMKM tidak memiliki hubungan yang baik dengan
lembaga pembina akibat beberapa hal, seperti tunggakan hutang. Hal
ini menyebabkan lembaga pembina tidak mengijinkan peneliti
mengunjungi UMKM tersebut.
Metode pengambilan sampel secara sengaja dilakukan berdasarkan arahan
lembaga pembina. Populasi yang terpilih sebagai sampel harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
51/115
36
1. UMKM yang terpilih sebagai sampel merupakan UMKM mitra binaan
IPB yang masih aktif menjalankan usaha dan memiliki hubungan yang
baik dengan lembaga pembina.
2. UMKM yang terpilih sebagai sampel berlokasi di wilayah Kabupaten
Bogor yang terjangkau oleh peneliti.
3. UMKM yang terpilih sebagai sampel mencukupi jumlah yang
proporsional berdasarkan jumlah anggota UMKM dalam tiap
kelompok bidang usaha.
Berdasarkan beberapa pertimbangan yang telah dipaparkan, maka UMKM
yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 34 unit yang
terdiri dari 10 unit usaha bidang pangan, 10 unit usaha bidang jasa, tujuh unit
usaha bidang pertanian, dan tujuh unit usaha bidang kerajinan. Ukuran sampel ini
merupakan jumlah yang proporsional dari beragam jenis usaha pada populasi.
Keseimbangan ukuran sampel ini dijabarkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Ukuran Sampel Penelitian
No Jenis UsahaJumlah Populasi
(unit)
PersentaseJumlah Sampel
(unit)
1 Pangan 75 30,1% 10
2 Jasa 74 29,8% 10
3 Kerajinan 49 19,7% 7
4 Pertanian 51 20,4% 7
Total 249 100% 34
Jumlah unit analisis sebanyak 34 UMKM dengan ukuran yang
proporsional dari jumlah populasi telah memenuhi persyaratan beberapa ahli yang
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
52/115
37
menyebutkan bahwa besarnya sampel minimal 10 persen dari total populasi.
Selain itu, jumlah sampel di atas telah melebihi jumlah minimal responden yang
ditetapkan dalam ilmu sosial sebanyak 30 responden, sehingga dianggap cukup
representatif untuk mewakili populasi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif sebagai fokus utama
dan data kualitatif sebagai data pendukung. Pendekatan kuantitatif dilakukan
dengan menggunakan instrumen kuisioner yang diisi dengan mewawancarai
responden secara tatap muka. Sementara data-data kualitatif diperoleh dengan
melakukan wawancara kepada responden dan pihak lembaga pembina UMKM.
Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui
pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner,
serta pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti. Sementara data sekunder
diperoleh melalui dokumentasi atau arsip lembaga pembina dan studi literatur
yang relevan dengan tujuan penelitian seperti buku, jurnal, artikel, skripsi, dan
berbagai karya ilmiah lainya.
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dengan kuisioner diolah secara kuantitatif.
Langkah yang dilakukan setelah seluruh data terkumpul adalah melakukan
pengkodean data. Kegiatan ini bertujuan untuk menyeragamkan data. Setelah
pengkodean, tahap selanjutnya adalah perhitungan persentase jawaban responden
yang dibuat dalam bentuk tabulasi silang. Data yang dikumpulkan selanjutnya
7/24/2019 Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Studi Kasus Pada UMKM Mitra Binaan IPB
53/115
38
diolah secara statistik deskriptif dengan mengunakan software SPSS for Windows
versi 13.0danMicrosoft Exel 2007.
Terdapat beberapa variabel yang diukur dalam penelitian ini, diantaranya
pelaksanaan komunikasi pemasaran, yang meliputi keragaman bauran promosi,
biaya, dan frekuensi pelaksanaan. Variabel ini diukur dengan distribusi frekuensi
yang disajikan dalam bentuk diagram lingkaran. Sementara itu, dilakukan juga uji
korelasi antara variabel karakteristik UMKM (meliputi jenis bidang usaha, tingkat
pendidikan, dan skala usaha) dengan variabel pelaksanaan komunikasi pemasaran.
Korelasi jenis bidang usaha dengan pelaksanaan komunikasi pemasaran diukur
dengan distribusi frekuensi yang disajikan dalam bentuk diagram lingkaran.
Sementara itu, korelasi tingkat pendidikan dan skala usaha dengan pelaksanaan
komunikasi pemasaran diukur dengan menggunakan Uji Korelasi Spearman, yang
digunakan untuk mengukur korelasi variabel berskala ordinal-ordinal.
Pengukuran korelasi pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan kualitas