Post on 21-Jan-2021
Adnan Syarif
3109100003
Dosen Pembimbing :
• Ir. Mudji Irmawan, MS.
• Bambang Piscesa, ST., MT.
Modifikasi Perencanaan Apartemen Depapilio Surabaya Berdasarkan
SNI 03-1726-20XX
Data Umum Bangunan
• Proyek : Depapilio Tamansari, Surabaya
• Lokasi : Jl. A.Yani no.176-178 Surabaya
• Fungsi Bangunan : Komersial,Apartment & Condotel
• Luas Lahan : 5.384 m2
• Tinggi Bangunan : 33 lantai (107 m) + 1 basement • Basement : Parkir & area service
• Lantai 1 : Comersial & Lobby Condotel - Apartment
• Lantai 2-3 : Parking Area
• Lantai 4-6 : Parking Area, Office, Meeting Room
• Lantai 7 : Swimming Pool & Condotel Unit
• Lantai 8-29 : Apartment Units & Condotel Unit
• Lantai 30-33 : Apartment Units
TUJUAN
• Merencanakan dan menghitung struktur gedung
apartemen yang sesuai dengan standar perencanaan
ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung
RSNI-03-1726-20XX dan tata cara perencanaan struktur
beton SNI-03-2847-2002.
• Mengaplikasikan hasil perhitungan perencanaan ke dalam
bentuk gambar perencanaan teknik
METODOLOGI
1. Mengumpulkan data yang diperlukan
2. Preliminary System
3. Preliminary Design
4. Pembebanan
5. Permodelan
6. Analisa Struktur
Preliminary System
• Arah X
Kekakuan SRPM = 25.31 %
Kekakuan Shearwall = 74.69 %
• Arah Y
Kekakuan SRPM = 44.68 %
Kekakuan Shearwall = 55.32 %
Pembebanan
• Beban Gravitasi PPIUG 1983
• Beban Gempa SNI 03-1726-20XX
Peta Wilayah Percepatan Gempa Batuan Dasar Menurut SNI 1726-2002
Peta Wilayah Percepatan Gempa Batuan Dasar Menurut SNI 1726-20XX
Perubahan Peta Zonasi Gempa Indonesia
Struktur Sekunder
24
2
nu
u
lWM
Momen pelat menggunakan rumus :
Momen negatif untuk komponen yg menyatu dengan pendukung balok
keliling (SNI 03-2847-2002 pasal 10.3.3.5)
Analisa Beban Gempa
Didapatkan R dan Cd
Menentukan Spektrum Respons Desain
Untuk T < T0 ,
Untuk T0 ≤ T ≤ Ts , Sa = SDS
Untuk T ≥ Ts ,
DS
D
S
ST 1
0 2.0
0
6.04.0T
TSS DSa
DS
D
S
ST 1
1
T
SS D
a1
Perc
epat
an R
esp
on
Sp
ektr
um
, Sa
Periode, T (sec)
0.000
0.100
0.200
0.300
0.400
0.500
0.600
0.700
0 2 4 6 8 10
Respon Spektrum Gempa
Sesuai SNI 03-1726-20XX Ps. 7.9.1 jumlah ragam vibrasi yang ditinjau dalam
penjumlahan respons ragam harus sedemikian rupa sehingga partisipasi massa
menghasilkan respons total mencapai 90 %.
OutputCase StepType StepNum Period SumUX SumUY
Text Text Unitless Sec Unitless Unitless
MODAL Mode 126 0.150236 0.87 0.87
MODAL Mode 127 0.15015 0.87 0.87
MODAL Mode 128 0.149279 0.9 0.87
MODAL Mode 129 0.145346 0.9 0.91
MODAL Mode 130 0.165901 0.9 0.91
• Kontrol Partisipasi Massa
V = Cs × W
Cs = 0.027 dan W = 55,371,062 kg
V = 1,495,019 kg
0.85 V = 1,270,766 kg
Vxt = 872,539.48 kg < 0.85 V
Vyt = 810758.51 kg < 0.85 V
Kontrol Gaya Geser Dasar
OutputCase CaseType GlobalFX GlobalFY
Text Text Kgf Kgf
D+L+RSX Combination 872539.48 259715.6
D+L+RSY Combination 277395.72 810758.51
Jika kombinasi respons untuk geser dasar ragam (Vt)
lebih kecil 85% dari geser dasar yang dihitung (V)
menggunakan prosedur gaya lateral ekivalen, maka
gaya harus dikalikan dengan 0.85V/Vt
(RSNI 03-1726-20XX Pasal 7.9.4.1)
Arah X
= 1.456 ≈ 1.6
Arah Y
= 1.567 ≈ 1.6
Kontrol Gaya Geser Dasar
48.539,872
87.765,270,185.0
xtV
V
810,758.51
87.765,270,185.0
ytV
V
Kontrol Gaya Geser Dasar
0.85 V = 1,270,766 kg
Vxt = 1,396,063.17 kg > 0.85 V
Vyt = 1,297,213.62 kg > 0.85 V
OutputCase CaseType GlobalFX GlobalFY
Text Text Kgf Kgf
D+L+RSX Combination 1396063.17 415544.96
D+L+RSY Combination 443833.16 1297213.62
Arah X Arah Y
Lantai hx δxe ∆ ∆a
Lantai 1 4 5.203465 28.61906 100 OK
Lantai 2 7.1 9.875085 25.69391 77.5 OK
Lantai 3 10.2 14.80883 27.13559 77.5 OK
Lantai 4 13.5 20.53913 31.51663 82.5 OK
Lantai 5 16.8 27.16435 36.43874 82.5 OK
Lantai 6 20.1 34.52824 40.50138 82.5 OK
Lantai 7 23.8 44.17988 53.08403 92.5 OK
Lantai 8 27 53.40046 50.7132 80 OK
Lantai 9 30.2 63.08911 53.28756 80 OK
Lantai 31 100.6 199.8065 10.94273 80 OK
Lantai 32 103.8 201.5841 9.776866 80 OK
Lantai 33 107 203.2777 9.314586 80 OK
Lantai hx δxe ∆ ∆a
Lantai 1 4 6.394637 35.1705 100 OK
Lantai 2 7.1 11.61506 28.71233 77.5 OK
Lantai 3 10.2 17.03764 29.8242 77.5 OK
Lantai 4 13.5 23.31341 34.51671 82.5 OK
Lantai 5 16.8 30.74654 40.88224 82.5 OK
Lantai 6 20.1 39.21595 46.58172 82.5 OK
Lantai 7 23.8 50.04918 59.5828 92.5 OK
Lantai 8 27 61.93128 65.35151 80 OK
Lantai 9 30.2 74.51962 69.23589 80 OK
Lantai 31 100.6 292.6418 29.24384 80 OK
Lantai 32 103.8 297.264 25.42247 80 OK
Lantai 33 107 301.3501 22.4733 80 OK
Kontrol Drift
• Kontrol Sistem Ganda
Prosentase
Penahan
Gempa
RSX (Arah X) RSY (Arah Y)
Frame Dinding Geser Frame Dinding Geser
(%) 42.49 57.51 44.45 55.55
• Perencanaan Balok Induk
Dimensi : 400/700 mm Bentang (Lu) : 8.4 m Diameter tulangan (D) : 22 mm Diameter sengkang (Ø) : 12 mm Mutu beton (f’c) : 30 Mpa
Kombinasi Lokasi Momen
(kNm)
1.4 D Tumpuan 232.304
Lapangan 139.8373
1.2 D + 1.6 L Tumpuan 291.9474
Lapangan 177.3046
1.2D + L ± E Tumpuan 418.2787
Lapangan 160.5008
0.9D ± E Tumpuan 319.8394
Lapangan 137.7466
Dimensi : 1400/900 mm
Tinggi kolom : 450 cm
Diameter tulangan ( D ) : 25 mm
Diameter sengkang ( D ) : 13 mm
Mutu beton ( f’c ) : 40 Mpa
• Perencanaan Kolom
Kombinasi
Beban Aksial (kN)
Momen
(kNm)
1.4 D 15650.78 103.094
1.2 D + 1.6 L 18321.6 131.9407
1.2 D + L ± Ex 16706.97 440.728
1.2 D + L ± Ey 16858.44 274.122
0.9 D ± Ex 10286.56 391.4027
0.9 D ± Ey 10438.03 224.7964
Dari hasil perhitungan digunakan tulangan geser 6 D16 - 100
Mutu beton (f’c) = 35 MPa
Mutu baja (fy) = 390 MPa
Tebal dinding geser = 30 cm
Tinggi dinding geser = 107 m
• Perencanaan Shearwall
Kombinasi Beban Aksial
(kN)
Panel 1
(Horizontal) Panel 2 (Vertikal)
Geser
(kN)
Momen
(kNm)
Geser
(kN)
Momen
(kNm)
1.2 D + L+ RSX 36147.317 930.266 20362.48 427.271 6785.2267
1.2 D + L + RSY 38830.63 605.288 16722.91 1109.875 18816.695
Perencanaan Pondasi
Digunakan pondasi tiang pancang produksi PT. WIKA
Diameter = 800 mm
Allowable axial = 367.6 ton
Bending momen crack = 70.6 tm
Bending momen ultimate = 123.8 tm
Perencanaan Pondasi Shearwall
Saran
Berdasarkan data tanah, dikarenakan kondisi tanah yang
lunak, maka pemakaian pondasi tiang pancang
dipenetrasikan cukup dalam untuk mendukung
pembebanan bangunan. Maka dari itu disarankan untuk
memakai pondasi tiang bor dikarenakan tersedianya
kapasitas daya dukung yang lebih besar dengan
penampang dan kedalaman tiang yang dapat dipilih sesuai
dengan kebutuhan beban yang menghasilkan konfigurasi
tiang minimum, sehingga poer dapat diminimalkan.