Post on 25-Feb-2020
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan penghasil dan pengekspor
tembakau terbaik di dunia, ini merupakan sebuah anugrah yang diberikan kepada
bangsa ini karena tanah yang subur serta jumlah sumber daya manusia yang
melimpah yang membuat lapangan pekerjaan terbuka dikarenakan tingkat industri
rokok yang semakin maju dan tingkat persaingan yang sehat dalam beberapa tahun
terakhir. Pasar rokok yang terus berkembang ini membuat angka penyerapan tenaga
kerja ke dalamnya semakin banyak, ditambah sumbangsih ke dalam pendapatan
suatu daerah dan juga negara sangat baik hal ini juga menjadikan Indonesia masuk
ke dalam sepuluh besar negara dengan pangsa rokok terbesar tahun 2011.
Gambar 1.1 Negara Dengan Pangsa Pasar Rokok Terbesar
Sumber : Clarity Research Indonesia, 2012
2
Semakin banyaknya konsumen rokok membuat para produsen rokok banyak
melakukan inovasi mengenai rokok dan menciptakan dua jenis rokok yang
dikonsumsi oleh para perokok yaitu rokok kretek dan filter. Peredaran rokok yang
semakin tumbuh dari tahun ke tahun dengan tingkat konsumen yang tak terkendali
dari kaum tua, pemuda hingga merambah ke anak – anak usia sekolah menengah
membuat orang tua dan pemerintah sangat perihatin. Menurut The Tobacco Atlas
3rd edition, 2009 terkait persentase penduduk dunia yang mengkonsumsi tembakau
didapat sebanyak 57% pada penduduk Asia dan Australia, 14% pada penduduk
Eropa timur dan pecahan Uni Soviet, 12% penduduk Amerika, 9% penduduk Eropa
Barat, dan 8% pada penduduk Timur Tengah serta Afrika. Sementara itu ASEAN
merupakan sebuah kawasan dengan 10% dari seluruh perokok dunia dan 20%
penyebab kematian global akibat tembakau. Presentase perokok pada penduduk di
negara ASEAN tersebar di Indonesia (46,16%), Vietnam(14,11%), Myanmar
(8,73%), Thailand (7,74), Malaysia (2,90%), Kamboja (2,07%). Laos (1,23%),
Singapura (0,39%), dan Brunei (0,04%). Hal ini menjadikan Indonesia menjadi
negara dengan tingkat persentase perokok tertinggi di ASEAN.
Didalam memberikan gambaran perilaku merokok penduduk Indonesia,
akan dilakukan analisis deskripsi sederhana yang datanya diambil dari Riskesdas
tahun 2007 ataupun tahun 2013, dan dikombinasi dengan jumlah penduduk dari
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi
sedikit peningkatan proporsi masyarakat yang merokok tiap hari dari tahun 2007
ke tahun 2013 (23,7% - 24,3%). Sedangkan perokok kadang-kadang sedikit
menurun dari 5,5% menjadi 5,0%.
Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa perilaku merokok masyarakat di
Indonesia tidak banyak berubah selama lima tahun terakhir. Selanjutnya jika dilihat
rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap perhari pada tahun 2007 rata-rata 12
batang perhari, sedangkan pada tahun 2013 rata-rata jumlah batang rokok yang
dihisap 12,3 batang perhari.
3
Gambar 1.2 Perilaku Merokok Masyarakat Indoensia Berdasarkan
Riskesdas 2007 dan 2013
Sumber : P2-PL, Laporan TB07 per 14 februari 2015, Kemenkes RI, 2015
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) hampir 80%
perokok memulai tindakannya ini ketika usianya belum mencapai 19 tahun.
Umumnya orang mulai merokok sejak muda dan tidak tahu resiko mengenai bahaya
adiktif rokok. Keputusan konsumen untuk mebeli rokok tidak didasarkan pada
informasi yang cukup tentang resiko produk yang dibeli, efek ketagihan dan
dampak pembelian yang dibebenkan pada orang lain.
Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa prevalensi konsumsi tembakau
pada penduduk usia di atas 15 tahun semakin meningkat jika dilihat dalam tahun
1995 sampai 2013 terlihat peningkatan konsisten walaupun tidak terlalu signifikan,
baik untuk grafik yang menunjukkan perokok berjenis kelamin pria, maupun grafik
yang menunjukkan perokok berjenis kelamin wanita, hal ini dipengaruhi karena
mudah mendapatkan rokok yang murah dan lingkungan sekitar yang dengan cepat
mempengaruhi perilaku buruk ini tanpa adanya pengetahuan yang memadai akan
resiko yang berdampak terhadap kesehatan.
4
Gambar 1.3 Prevalensi Konsumsi Tembakau pada Penduduk Usia >
15 Tahun
Sumber : Susenas 1995, 2001, dan 2004, Badan Pusat Statistik
Riskesdas 2007 dan 2010, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
Jika dilihat berdasarkan provinsi, maka proporsi tertinggi perokok setiap
hari pada Provinsi Kepulauan Riau (27,2%) dan terendah di Provinsi Papua(16,2%).
Lima provinsi tertinggi proporsinya adalah Kepulauan Riau, Jawa Barat, Bengkulu,
Gorontali, dan Nusa Tenggara Barat hal ini ditunjukkan dari gambar di bawah ini.
Gambar 1.4 Proporsi Penduduk Usia > 10 Tahun yang Tiap Hari
Merokok
Sumber : Riskesdas 2013, Badan Penelitian dan Pengembang Kesehatan
5
Dengan tingginya proporsi perokok pada provinsi Jawa Barat maka penulis
tertarik mengambil lokasi tempat kuliah penulis sebagai sampel untuk mencoba
untuk melakukan penelitian. Universitas yang menjadi salah satu favorit mahasiswa
di Jawa Barat yang berdiri sejak tahun 1973 (STIEB) atau yang lebih dikenal
sekarang sebagai Universitas Widyatama terletak di Jalan Cikutra No.204 A
Bandung telah memiliki pengalaman selama puluhan tahun dalam menghasilkan
lulusan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Dengan moto
“Friendly Campus For Future Business Pro”, Universitas Widyatama
menyediakan fasilitas pembelajaran yang mutakhir dan inovatif, didukung fasilitas
teknologi informasi dan komunikasi untuk proses pembelajaran dan akses informasi
akademik dengan layanan berbasis web diantaranya berupa Multy Access Learning
(MAL) seperti fasilitas stasiun TV ( UTama TV) untuk komunitas, jejaring sosial,
tabloid/majalah (Komunita) sebagai media penyebaran informasi kampus agar para
mahasiswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja (Learning Without Limits).
(www.widyatama.ac.id)
Dengan program reguler yang memiliki lulusan yang berkualitas UTama
juga memiliki program kuliah khusus kelas karyawan yang tidak menetapkan
batasan umur dan tahun kelulusan bagi para calon mahasiswanya dimana penulis
mengemban ilmu pengetahuan. Fasilitas yang berbeda disediakan dari universitas
lain diantaranya Pojok Bursa Widyatama, Sarana Ibadah, Career Center, Serta Food
Court yang cukup nyaman dan bebas untuk merokok, hal ini sangat memanjakan
perokok dengan menempatkannya tempat yang seharusnya untuk merokok, berbeda
dengan kampus-kampus lain yang ada di Bandung yang menerapkan Green
Campus namun kurang efektif. Universitas Widyatama memberikan solusi yang
terbaik dan sangat efektif yang dirasakan oleh mahasiswanya.
Penempatan gambar peringatan kesehatan pada kemasan yang wajib dimuat
pada setiap kemasan bungkus rokok, sebagai upaya pemerintah untuk menimbulkan
resiko persepsi di kalangan konsumen untuk itu penulis mencoba melakukan uji pra
survei dengan 30 orang sebagai sampel dilakukan untuk menguji apakah gambar
peringatan kesehatan memberikan dampak kepada perokok dengan asumsi bahwa
harga dan jumlah isi dalam kemasan disamakan, dengan subjek rokok mild yang
6
cocok dengan konsumen dengan tingkat usia 18-30 tahun dan masing-masing
bungkus rokok memiliki gambar peringatan.
Uji Pra Survei :
Terima kasih atas waktunya telah bersedia mengisi kuisioner dengan sesuai
yang kriteria yang anda benar-benar rasakan, cukup dengan mencentrang (√)
dikotak yang telah disediakan.
Tabel 1.1 Varian Rokok Mild Tersedia di Pasaran
Class Mild (1)
Dunhill Mild
(2)
Magnum Mild
(3)
GG Mild (4)
U Mild (5)
Tabel 1.2 Gambar Peringatan Kesehatan Pada Kemasan
7
Pertanyaan :
1. Seumpama semua gambar peringatan kesehatan
yang ditetapkan pemerintah tertera pada masing-
masing bungkus rokok, maka yang paling menarik
minat beli anda?
(1) (2) (3) (4) (5)
2. Jika dilihat dari gambar peringatan kesehatan
terdapat pada masing-masing bungkus rokok mana
yang paling menjelaskan bahaya merokok?
3. Jika dilihat dari gambar peringatan kesehatan yang
tertera pada masing-masing kemasan, mana yang
paling meyakinkan anda?
Dari tanggapan 30 responden diatas dapat dikumpulkan data sebagai berikut :
Dari 30 responden memberikan tanggapan bahwa GG Mild paling menarik
minat beli konsumen, hal ini terlihat dari grafik diatas dominan ke warna merah
yang notabene menunjukkan respon minat beli terhadap GG Mild cukup besar.
0
5
10
15
Class Mild DunhillMild
MagnumMild
GG Mild U Mild
Pertanyaan 1
Class Mild Dunhill Mild Magnum Mild
GG Mild U Mild
8
Dari 30 responden memberikan tanggapan bahwa gambar pada kemasan
yang tertera gg mild dan dunhill mild adalah gambar yang paling menjelaskan
dampak dari bahaya merokok.
Dari 30 responden memberikan tanggapan bahwa gambar pada kemasan
yang tertera dunhill mild dan gg mild adalah gambar yang paling meyakinkan
konsumen akan dampak dari bahaya merokok.
Menarik untuk diperhatikan bahwa GG Mild paling menarik minat beli
konsumen, walaupun terdapat gambar peringatan kesehatan yang menyatakan
bahwa dampak terburuk dapat terkena kanker mulut. Jika dilihat dengan sekilas
pandangan, Gudang Garam melakukan strategi pemasaran yang diluar dugaan
dengan produk lainnya, untuk itu lahirlah sebuah produk dengan desain kemasan
0
5
10
15
Class Mild DunhillMild
MagnumMild
GG Mild U Mild
Pertanyaan 2
Class Mild Dunhill Mild Magnum Mild
GG Mild U Mild
0
5
10
15
Class Mild DunhillMild
MagnumMild
GG Mild U Mild
Pertanyaan 3
Class Mild Dunhill Mild Magnum Mild
GG Mild U Mild
9
menarik terbaru yaitu GG Mild Limited Edition Pack limited edition pertama dari
industri rokok. (www.gudanggaramtbk.com)
Gambar 1.5 GG Mild Limited Edition by @ArioAnin
Sumber : dokumentasi pribadi (2017)
Hal ini sangat berbeda dengan strategi pemasaran para pesaing yang
melakukan banyak inovasi dengan menawarkan perubahan dari segi rasa, ukuran
dari ketebalan rokok, dan harga. Gudang Garam mengambil langkah dengan
mengubah desain kemasan produknya, walaupun sudah ada himbauan dari
pemerintah untuk mencantumkan gambar peringatan kesehatan 40% letaknya pada
kemasan, GG Mild memberikan kesan berbeda yang terletak pada bagian kemasan
dengan bekerja sama dengan seorang art director dan concept illustrator yang
sudah tidak diragukan lagi ialah Ario Anindito. Beliau membuat kemasan GG Mild
semakin menarik dengan membeikan gambaran “Style Of New Generation” dengan
menargetkan generasi milenial yang menginginkan kepuasan, memiliki jiwa
dinamis serta bersifat kekinian. Pendekatan utama yang ditekankan kepada
konsumen oleh kemasan GG Mild dari sisi seni yakni musik, ilustrasi, dan fotografi
dengan menyasar usia 18-30 tahun untuk mengundang minat beli masyarakat.
Pada tahun 2007 Universitas Indonesia melakukan penelitian tentang
efektivitas peringatan kesehatan pada kemasan bungkus rokok yang berupa teks,
Peringatan: Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan
gangguan kehamilan dan janin. Dari penelitian tersebut mendapatkan sebesar 90%
responden, 97% di antaranya adalah perokok aktif yang pernah membaca
10
peringatan tersebut. Dari jumlah tersebut 43% tidak mempercayai akan peringatan
tersebut karena tidak merasakan dampak seperti diperingatkan itu, 26% tidak
termotivasi berhenti mengkonsumsi rokok dan 76% menginginkan peringatan
kesehatan diubah menjadi gambar dan tulisan. Sepertiga jumlah perokok bahkan
menginginkan pesan peringatan kesehatan pada bagian luar kemasan rokok
dicantumkan secara spesifik dan menakutkan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 mengenai
Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau Bagi
Kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam rangka melaksanakan ketentuan
Pasal 116 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 Tahun 2013 tentang
pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk
tembakau, maka Pemerintah mewajibkan seluruh perusahaan rokok yang beredar
di Indonesia untuk mencantumkan gambar peringatan kesehatan pada bagian luar
kemasan rokok disetiap kemasan produknya mulai tanggal 24 Juni 2014. Terdapat
lima gambar peringatan kesehatan yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan untuk dapat dicantumkan dan dicetak pada setiap kemasan rokok
terutama pada bungkus dan kardus rokok. Kelima tema gambar tersebut yaitu,
merokok membunuhmu, merokok dekat dengan anak berbahaya bagi mereka,
merokok sebabkan kanker mulut, merokok sebabkan kanker tenggorokan, dan
merokok sebabkan kanker paru-paru dan bronkitis kronis.
Menurut Public Health England (PHE) di Australia dalam 20 tahun terakhir
terjadi penurunan jumlah perokok. Sejak tahun 2012 mereka menerapkan
standarisasi bungkus rokok yang diwajibkan kepada seluruh produsen rokok, hasil
penelitian ini juga menguatkan bukti bahwa mengubah bungkus rokok menjadi
membosankan dan tidak menarik akan mengurangi angka perokok. Minat
seseorang untuk merokok ternyata juga dipengaruhi oleh iklan dan desain kemasan
rokok. Bungkus rokok yang polos tanpa symbol atau merek rokok namun diberikan
gambar-gambar “seram” bahaya merokok lebih efektif mengurangi jumlah perokok
dalam jangka panjang. (www.kompas-health.com).
11
Studi lebih lanjut dilakukan oleh peneliti David T. Levy beserta rekan-
rekannya pada November 2016 silam dengan mengembangkan model kebijakan
SimSmoke oleh Georgetown Lombardi yang melihat dampak kebijakan masa lalu
serta kebijakan masa depan yang telah digunakan dan divalidasi dari 20 negara,
mereka melihat perubahan di tingkat merokok di Australia, Kanada dan Inggris
yang telah menerapkan label peringatan bergambar seram dilaksanakan di Kanada,
diperkirakan 12 persen hingga 20 persen terjadi penurunan perokok, setelah gambar
seram mulai digunakan di Australia pada 2006, perokok dewasa turun hingga 21,3
persen pada 2007, dan 19 persen pada 2008, setelah implementasi di Inggris pada
2008, perokok turun 10 persen pada tahun berikutnya. Para peneliti memperkirakan
penerapan gambar mengerikan di Amerika langsung mengurangi perokok sebesar
5 persen dalam waktu dekat, meningkat menjadi 10 persen dalam jangka panjang.
Intinya adalah bahwa peringatan bergambar akan membantu melindungi kesehatan
masyarakat, ada hubungan langsung antara peringatan ini dan peningkatan berhenti
merokok dan mengurangi masyarakat untuk memulai merokok.
(www.gatranews.com)
Health Pictorial Warning atau gambar peringatan kesehatan lebih efektif
dari pada peringatan dalam bentuk tulisan atau teks dalam meningkatkan motivasi
untuk berhenti dan tidak untuk memulai merokok di kalangan masyarakat atau
pemuda, peringatan secara tertulis atau teks yang sangat kecil pengaruhnya
terhadap para perokok. Tujuan ini untuk mengevaluasi efektivitas yang dirasakan
gambar peringatan kesehatan pada kemasan rokok di kalangan pemuda. Semua
peringatan bergambar dianggap lebih efektif dari peringatan teks secara tertulis di
pesan terkait dan variabel dampak terkait, termasuk niat untuk berhenti atau tidak
mulai merokok di kalangan sekolah dan universitas. Sedangkan gambar peringatan
kesehatan pada kemasan juga tetap tidak mempengaruhi konsumen rokok untuk
berhenti merokok, para konsumen rokok ini beranggapan bahwasannya merokok
itu tidak akan mengalami sakit seperti dalam halnya pada gambar kemasan yang
ada ditiap – tiap bungkus rokok. Seperti yang diungkapkan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Hala Alaouie, Rema A Afifi, Pascale Hadad, Ziyad Mahfoud, Rima
Nakkash 2013 dalam penelitian “ Effectiveness of pictorial health warnings on
12
cigarette packs among Lebanese school and university students” yang
menyimpulkan bahwa gambar peringatan kesehatan yang terdapat di iklan luar
ruangan maupun di kemasan rokok sangat efektif untuk mengurangi konsumsi
rokok dikalangan siswa dan mahasiswa karena mereka masih ingat dengan
kesehatan pada dirinya dan masa depan dan dari segi ekonomi akan menambah
biaya pengeluaran.
Penelitian yang dilakukan para ilmuwan ditujukan untuk bisa mencegah
kerusakan yang mampu merusak generasi penerus dan para pecandu untuk bisa
berhenti merokok, mereka dituntut untuk mampu memahami bahwa dampak buruk
dari merokok cukuplah tinggi sehingga nantinya mampu menekan minat beli
mereka untuk mengkonsumsi rokok. Minat beli merupakan salah satu aspek
psikologis yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap sikap keputusan yang
akan, dilakukan dan minat beli juga merupakan sumber motivasi yang akan
mengarahkan seseorang dalam melakukan apa yang hendak mereka lakukan.
Menurut Kotler dan Keller (2013:181), minat beli konsumen adalah sebuah perilaku
konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih
suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan
mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.
Berdasarkan penjabaran diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Gambar Peringatan Kesehatan Pada Kemasan dan Resiko
Yang Dipersepsikan Terhadap Minat Beli”. (Studi Kasus Konsumen Rokok GG
Mild Pada Mahasiswa Universitas Widyatama).
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang bisa dirangkum dari latar belakang ialah :
1. Indonesia menjadi negara dengan pasar rokok terbesar dikarenakan
sumber daya alam yang berlimpah, jumlah angkatan muda yang memiliki
jiwa sosial yang tinggi. Kebiasaan buruk dengan senang merokok
13
membuat pemerintah mengubah peraturan-peraturan untuk menekan agar
jumlah perokok untuk menyelamatkan generasi masa depan.
2. Pencantuman gambar peringatan kesehatan di permukaan bungkus rokok
menjadi salah satu strategi pemerintah, beberapa penelitian menunjukkan
bahwa strategi ini membuat konsumen mengurangi minat belinya akibat
resiko yang dipersepsikan konsumen di benaknya tersimulasi dari gambar
peringatan kesehatan tersebut.
3. Gudang Garam merupakan melakukan strategi pemasaran yang cukup
unik dan berbeda dengan pesaing lainnya. Perusahaan membuat desain
kemasan yang cukup menarik walaupun sudah dibuat Gambar Peringatan
Kesehatan sebesar 40% dari total keseluruhan kemasan, diharapkan
strategi ini membantu menarik minat beli konsumen untuk mau
mengkonsumsi Produk GG Mild.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam bagian latar belakang,
maka untuk mengidentifikasi permasalahan, Adapun masalahnya sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh gambar peringatan kesehatan pada kemasan terhadap
minat beli mahasiswa untuk rokok GG Mild.
2. Bagaimana pengaruh resiko yang dipersepsikan mahasiswa di Universitas
Widyatama terhadap minat beli rokok GG Mild.
3. Bagaimana pengaruh gambar peringatan kesehatan pada kemasan dan
resiko yang dipersepsikan terhadap minat beli mahasiswa di Universitas
Widyatama.
1.4 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, penelitian ini lebih
memfokuskan pada persepsi pengaruh gambar peringatan kesehatan pada
kemasan terhadap minat beli (survei pada konsumen rokok GG Mild di
Universitas Widyatama).
14
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dapat diperoleh dalam penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh gambar peringatan kesehatan pada kemasan
terhadap minat beli mahasiswa untuk rokok GG Mild.
2. Untuk mengetahui pengaruh resiko yang dipersepsikan terhadap minat beli
mahasiswa terhadap rokok GG Mild di Universitas Widyatama.
3. Untuk mengetahui pengaruh gambar peringatan kesehatan pada kemasan
dan resiko dipersepsikan terhadap minat beli.
1.7 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Tugas Akhir merupakan serangkaian penelitian yang digunakan untuk
mengukur tingkat kemampuan dan memperluas wawasan ataupun
pengetahuan saya selaku peneliti.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak pengelola sebagai masukan
yang dapat menjadi pertimbangan dan menetapkan kebijakan dalam upaya
memenuhi kebutuhan para konsumen, serta menetapkan kebijakan dan
strategi dibidang pemasaran untuk pengembangan peluang bisnis.
3. Bagi Universitas Widyatama
Diharapkan hasil penelitian ini dapat mermberikan tambahan pengetahuan
bagi para pembaca dan sebagai referensi pembaca untuk dapat melanjutkan
penelitian.
15
1.8 Sistematika Penulisan
BAB I PEDAHULUAN
Dalam Bab I ini mencakup beberapa bagian diantaranya latar belakang masalah
penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam Bab II ini mencakup beberapa teori yang digunakan sebagai dasar dari
penelitian ini, penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, serta
pengembangan hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam Bab III mencakup mengenai ruang lingkup dari penelitian yang terdiri
dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, dan subjek
penelitian, metode yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian,
pengukuran variabel penelitian, teknik dalam pengumpulan data penelitian,
metode pengujian instrumen penelitian yang mencakup reliabilitas dan
validitas, metode analisis data penelitian, serta gambaran dari objek penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab IV ini mencakup langkah dan tahapan yang digunakan dalam
proses penelitian, menyajikan hasil dari penelitian dalam bentuk data. Selain
dengan uraian, data penelitian dapat juga disajikan sebagai ilustrasi
(gambar,foto, diagram, grafik, tabel, dll.).Pembahasan berarti membandingkan
hasil yang diperoleh dengan data pengetahuan (hasil riset orang lain) yang
sudah dipublikasikan, kemudian menjelaskan implikasi data yang diperoleh
bagi ilmu pengetahuan atau pemanfaatannya
BAB V PENUTUP
Dalam Bab V ini merupakan kesimpulan dan implikasi manajerial dari
penelitian yang sekiranya mampu berguna dan dapat digunakan sebagai bahan
informasi dan pertimbangan untuk pihak-pihak yang ingin menggunakan hasil
penelitian ini.