Post on 03-Feb-2018
LAPORAN PRAKTIKUMBIOLOGI HEWAN
Oleh :
Annisa Putri 1302101010047
Gusfri Salman 1302101010001
Hafitatul Aini 1302101010213
Muhammad Rizky Ramadhan 1302101010215
Munasir M Yusuf 1302101010184
Nisma Hayani 1302101010128
Nurhaspika 1302101010
Susan Octarina 1302101010044
Widya Hanifa 1302101010227
Kelompok/Gelombang: 13 / 3
Assisten kelompok :
Awaluddin
LABORATORIUM HISTOLOGI/ EMBRIOLOGI/ BIOLOGIFAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM – BANDA ACEH
2013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut kita sampaikan kehadirat Allah SWT, serta junjungan kita Rasulullah SAW karena atas rahmat dan berkat-Nya lah nya sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Biologi Hewan ini dengan lancar dan baik tanpa adanya hambatan dengan waktu yang telah di tentukan.
Dengan adanya pembuatan laporan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drh. Purnomo selaku laboran Lab. Histologi / embriologi / biologi, serta tak lupa juga kami ucapkan kepada assisten kelompok 13 bang Awaluddin. Dan juga assisten-assisten yang lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah membimbing dan mambantu praktikum kami serta dalam menyelesaikan laporan praktikum biologi hewan ini.
Laporan ini dibuat semaksimal mungkin dan dengan berusaha menghindarkan dari kesalahan dan kekurangan. Karena kami menyadari, bahwasanya manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikkan penulisan laporan selanjutnya.
Banda Aceh, 25 Oktober 2013
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG …………………….………………………………………5
1.2 TUJUAN ………………………………………………………………………….6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SEL TUMBUHAN ………………………………………………………………..7
2.2 SEL HEWAN ……………………………………………………………………..7
2.3 SEL BATU HIDUP …………………………………………………………….....8
2.4 SEL BATU MATI ………………………………………………………………...8
2.5 DIFUSI ……………………………………………………………………………8
2.6 OSMOSIS …………………………………………………………………………9
2.7 TEKANAN TURGOR ……………………………………………………………9
2.8 PLASMOLISIS ………………………………………………………………….10
2.9 FOTOSINTESIS ………………………………………………………………...11
2.10 REPIRASI ……………………………………………………………………...11
BAB III CARA KERJA
3.1 SEL TUMBUHAN ………………………………………………………………12
3.2 SEL HEWAN ……………………………………………………………………13
3.3 SEL BATU HIDUP ……………………………………………………………...14
3.4 SEL BATU MATI ……………………………………………………………….15
3.5 DIFUSI …………………………………………………………………………..16
3.6 OSMOSIS ………………………………………………………………………..17
3.7 TEKANAN TURGOR …………………………………………………………..18
3.8 PLASMOLISIS ………………………………………………………………….19
3
3.9 FOTOSINTESIS ………………………………………………………………...20
3.10 REPIRASI ……………………………………………………………………...21
BAB IV HASIL
4.1 SEL TUMBUHAN ………………………………………………………………23
4.2 SEL HEWAN ……………………………………………………………………23
4.3 SEL BATU HIDUP ……………………………………………………………...24
4.4 SEL BATU MATI ……………………………………………………………….25
4.5 DIFUSI …………………………………………………………………………..26
4.6 OSMOSIS ………………………………………………………………………..26
4.7 TEKANAN TURGOR …………………………………………………………..27
4.8 PLASMOLISIS ………………………………………………………………….27
4.9 FOTOSINTESIS ………………………………………………………………...28
4.10 REPIRASI ……………………………………………………………………...29
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN ………………………………………………………………….30
BAB VI DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….31
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pada dasarnya tumbuhan dan hewan ada lah makhluk hidup. Tumbuhan merupakan
salah satu sumber kehidupan bagi manusia, sehingga para ilmuan tak henti-hentinya
mengadakan penelitian guna meningkatkan kualitas dan kuantitas tumbuhan. Hal ini terbukti
dengan adanya bagian yang penting pada tumbuhan yang terdiri dari bagian seperti akar,
batang dan daun. Sedangkan hewan merupakan organisme yang mampu bergerak dengan
bebas, tetapi pada hewan tingkat rendah hanya mampu menggerakan tubuh dengan cara
mengerutkan serabut-serabut dan multiselulernya.
Berlangsungnya proses fotosintesis, terjadi berbagai proses yang sangat komplek,
mulai dari pengambilan air dan mineral tanah, penangkapan cahaya matahari, penyerapan
gas-gas, sintesis glukosa dan energi, hingga pengedaran hasil fotosintesis. Tumbuhan
mengambil air dan mineral tanah dalam bentuk terlarut dalam air tanah, untuk menyerapnya,
zat-zat tersebut harus menembus dinding selektif permeabel.Proses difusi, osmosis, tekanan
turgor, dan plasmolisis memiliki peranan penting pada fisiologi tumbuhan. Telah diketahui
bahwa semua zat, baik unsur maupun senyawa, pada hakikatnya tersusun atas partikel-
partikel kecil. Partikel-partikel ini memiliki dua sifat umum yang penting yaitu kemampuan
untuk bergerak bebas dan kecenderungan bagi partikel yang sama untuk tarik menarik. Jika
partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka dalam jangka
waktu pertikel-partikel itu akan tersebar merata dalam ruang yang ada. Sampai distribusi
merata akan tedapat lebih banyak partikel yang bergerak dari daerah yang lebih pekat
kedaerah yang partikelnya kurang pekat. Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua
daerah, makin tajam gradasi konsentrasinya dan makin besar pula kecepatan difusinya. Difusi
dapat teradi karena gerakan acak kontinu yang menjadi ciri khas semua molekul yang tidak
terikat dalam suatu zat. Osmosis bukanlah suatu proses yang berbeda dari difusi, melainkan
hanyalah istilah untuk menyatakan difusi bahan pelarut melalui selaput semi permeable.
Dinding sel hidup kadang dikelilingi oleh larutan cair yang sinambung dari satu sel ke sel
lainnya, sehingga membentuk suatu jalinan pada seluruh tumbuhan.Jika kehilangan air dan
juga tekanan turgor yang menyebabkan sel tumbuhan lemah. Kehilangan air lebih banyak
akan menyebabkan terjadinya plasmolisis, tekanan terus berkurang sampai di suatu titik
5
dimana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel. Plasmolisis terjadi akibat adanya larutan
luar yang lebih pekat daripada cairan vakuola dan hanya terjadi pada kondisi ekstrem yang
jarang terjadi di alam.
1.3. Tujuan
Mahasiswa dapat mengidentifikasi bagian-bagian sel dan dapat membedakan antara
sel hewan, sel tumbuhan, sel batu hidup dan sel batu mati.
Mahasiswa dapat memahami dan membedakan antara proses difusi, osmosis,
tekanan turgor dan plasmolisis.
Mahasiswa dapat membuktikan bahwa pada fotosintesis menghasilkan oksigen dan
pada proses respirasi membutuhkan oksigen.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sel Tumbuhan
Sel adalah struktur dan fungsi terkecil dari organism dan hampir semua organism
tersususn atas sel. Sel pada umumnya terdiri atas membrane plasma,sitoplasma,hanya
terdiri atas protein,RNA,DNA,karbohidrat,lmak dan mineral. (Biologi SMA,Grafindo
2006,27)
sel hewan dengan sel tumbuhan ada terdapat perbedaan pada beberapa organel.pada sel hewan terdapat lisosom dan sentriom,sedangkan pada tumbuhan terdapatdinding sel vakuola,plastid dan peroksisom. (Biologi ceerdas belajar,oman karmana 2006,58)
pada umumnya sel makhluk hidup memiliki satu inti,tetapi ada pula yang memiliki inti lebih dari satu. Contoh.pada sel otot lurik. (Campbell reece-mithcell edisi 5 jilid 1hal 8 Erlangga)
pada sel hewan hanya memiliki membrane sel dari lipoprotein dengan lisosom dan vakuola yang kecil. lisosom yang terapat pada hewan bebentuk seperti bola terdiri atas selapis membrane dan diameter kurang lebih 500nm. (Biologi 2 Diah aryulina esis 2008,98)
umumnya sel hewan mengandung sentrosom yang letaknya pda sitoplasma dkat membrane inti. Struktur sentrosom berbentuk bintang pada saat pembelahansel mngandung dua sentriol. (djoko arisworo Biologi Grafindo media pratama tahun 2005,71)
2.2. Sel Hewan
sel tumbuhan adalah bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. (erlangga Campbell jilid 1 edisi 5,71)
sel tumbuhan penggerakan dari suatu tumbuhan itu sendiri.sel tumbuhan sangat berbeda dengan sel eukariotik lainnya. (biologi sma grafindo)
sel merupakan kesatuan struktural kehidupan yang merupakan penyusunan tubuh makhluk hidup, seperti yang telah dibuktikan olh pengamat mikroskopis Mathias schleiden.(ahli anatomi tumbuhan) (biologic eras aktif omn karmana 2006 hal 73)
7
sel tumbuhan dewasa berbeda satu dengan yang lainnya mulai dari, ukuran,berbentuk,struktur dan fungsi. (biologi 2 Diah aryulina esis tahun 2008 hal 105)
sel tumbuhan terdiri dari bentuk sel yang bersegi,dinding sel yang terdiri dari sellulosa(hemisellulosa) dan membrane sel.dan juga protolas yang terselubung oleh dinding sel.(mudah dan aktif belajar biologi 2007,47)
dinding sel pada tumbuhan memiliki srtuktur komplek dengan memmiliki tiga bagian fundamental yang dapat dibedakan,yaitu, adanya lamella tengah,dinding sel primer,dan sekunder. (erlangga Campbell jilid 1 edisi 5 hal 73)
2.3. Sel Batu Hidup
sel batu atau skerenkim termasuk ke dalam kategori sel yang bertujuan memperkuat
tanaman atau organ tanaman. Sel skerenkim terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk serat
dan sklereid. Sel batu ada yang hidup, tapi ada juga yang dikategorikan sel mati.
2.4. Sel Batu Mati
sel batu atau skerenkim termasuk ke dalam kategori sel yang bertujuan memperkuat
tanaman atau organ tanaman. Sel skerenkim terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk serat
dan sklereid. Sel batu ada yang hidup, tapi ada juga yang dikategorikan sel mati.
2.1. Difusi
• Jika partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka
dalam jangka waktu tertentu partikel-partikel akan tersebar merata dalam ruang yang
ada. Sampai distribusi merata seperti itu terjadi, akan terdapat lebih banyak partikel
yang bergerak dari daerah tempat partikel itu lebih pekat kedaerah yang partikelnya
kurang pekat, lalu terjadi sebaliknya, dan secara menyeluruh gerakan partikel pada
arah tertentu disebut difusi (A.R. Loveless,1996:136)
• Merupakan transportasi ion atau molekul yang terjadi karena adanya pergerakan
panas akibat adanya perbedaan konsentrasi (Lily agustina,2004:31)
8
• Proses difusi berlangsung dari daerah yang memilki kosentrasi partikel tinggi ke
kosentrasi partikelnya rendah. (Tjitrosoepomo,1983:11)
• Difusi merupaka suatu proses lewatnya bahan-bahan tertentu melewati suatu
membrane sebagai akibat kosentrasi yang berbeda. (Ahmad zulfa juniarto, juwono,
2002 :24)
2.2. Osmosis
• Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel.( Irvan Permana .2009)
• Perpindahan air dari kandungan air yang tinggi (hipertonis) ke kandungan air yang
rendah (hipotonis) melalui membran semi permeable atau selektif permeable (Lilis siti
nurjanah dkk,2005:15)
• Osmosis ialah lewatnya zat pelarut melalui suatu membran dari larutan yang berkadar
rendah ke dalam larutan yang berkadar tinggi sehingga tercapai suatu keseimbangan. (
Ahmad Zulfa Junorto, Juwono, 2002: 25)
• Osmosis merupakan proses perpindahan molekul pelarut (air) dari kosentrasi rendah
(hipotonis) ke kosentrasi yang lebih tinggi (hipertonis) melalui membrane permiabel
selektif. (Wijaya Jati, 2007: 16)
• Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul dari kerapatan tinggi ke kerapatan
rendah dengan melewati suatu membran. ( Istamar Syamsuri, dkk, 2004: 23)
2.3. Tekanan turgor
• Tekanan turgor adalah tekanan dari dalam vakuola kepada membran plasma dan
dinding sel karena adanya osmosis air ke dalam vakuola.(srilestari,2009)
9
• Pada sel-sel tanaman air,air masuk kedalam sel-sel dengan jalan osmosis.Dengan
meningkatnya jumlah molekul didalam sel,isi sel lai menekan dinding sel.Tekanan ini
disebut tekanan turgor (John w kimball.1992:124)
• Tekanan turgor merupakan prose masuknya molekul air sehingga mengakibatkan
ruang sitoplasma terisi kembali dengan cairan, sehingga membrane sel kembali
terdesak ke arah luar. (Gold Warty, 1992 )
2.4. Plasmolisis
• Jika sel ditempatkan di larutan dengan konsentrasi tinggi atau hipertonis terhadap sel,
maka air akan keluar dari vakuola sehingga membrane sitoplasma akan mengkerut
dan terlepas dari dinding sel. Hal seperti ini lazim disebut plasmolisis.( Betsy
Sihombing,dkk : 2010)
• Jika sebatang tanaman air tawar atau darat diletakkan kedalam air laut,sel-selnya
dengan cepat kehilangan turgornya dan tanaman tersebut jadi layu.Hal ini disebabkan
karena air laut itu hipertonik terhadap sitoplasma.Dengan demikian air berdifusi dari
sitoplasma ke air laut sehingga sel itu mengkerut.Keadaan ini disebut plasmolisis
(John W Kimball.1992 :124)
• Plasmolisis adalah suatu fonemena pada sel dinding, dimana sitoplasma mengkerut
dan membrane plasma tertarik menjauhi dinding sel ketika sel melepaskan airnya
keligkungan hipertonik. (Neil A. Campbell, dkk, 2003: 620)
• Plasmolisi merupakan peristiwa lepasnya membran plasma dari dinding sel.(Istamar
Syamsuri, dkk, 2004: 26)
• Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membrane sel dari dinding sel, sebagai dampak
dari hipertonisnya larutan di luar sel, sehingga cairan yang berada di dalam sel keluar.
(Didik Indradewi dan Eko Tarwaga J.P, 2009: 14)
2.9 Fotosintesis
10
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya fotosintesis yakni H2O, CO2,
cahaya, hara, dan suhu. Diantara beberapa faktor tersebut yang paling berpengaruh
dalam proses fotosintesis adalah faktor cahaya. Cahaya sering membatasi fotosintesis
terlihat juga dengan menurunnya laju penambahan CO2 ketika tumbuhan terkena
bayangan awan sebentar. (Thenawidjaja, 1990)
Cahaya merupakan sumber energi untuk fotosintesis. Energi cahaya yang diserap oleh
tumbuhan tergantung pada intensitas sumber cahaya, lama penyinaran dan panjang
gelombang cahaya. Pada batas-batas tertentu, semakin tinggi intensitas cahaya
matahari maka semakin banyak energi cahaya yang diserap oleh klorofil, sehingga
laju fotosintesis meningkat. Cahaya matahari dengan intensitas terlalu tinggi akan
menimbulkan kerusakan pada klorofil. (Jumin, 1989).
2.10 Respirasi
Respirasi merupakan salah satu contoh proses katabolisme, yaitu suatu proses
pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia
dengan menggunakan oksigen (Sri Hidayati, 2007).
Respirasi sering diibaratkan kebalikan dari peristiwa fotosintesis, maksudnya yaitu
perombakan senyawa komplek menjadi senyawa sederhana.Proses respirasi
membutuhkan oksigen dan menghasilkan karbondioksida (Penuntun Pratikum, 2012).
Respirasi merupakan suatu proses pembebasan energi melalui kimia dengan atau tidak
menggunakan oksigen. Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen bebas, respirasi
dibedakan atas respirasi aerob dan respirasi anaerob. (Arif Priadi, 2010).
BAB III
CARA KERJA
11
3.1. SEL TUMBUHAN
TEORI
Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang terdiri dari sellulosa (hemisellulosa) dan membran sel.
TUJUAN
Mahasiswa dapat mengidentifikasi bagian – bagian sel dan dapat membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan, sel batu hidup dan sel batu mati.
ALAT
- Mikroskop biologi
- pisau silet tajam
- objek glass dan cover glass
BAHAN
- Umbi bawang merah (Allium cepa)
- Lugol
CARA KERJA
- Potonglah umbi bawang, ambil lapisan epidermis dalamnya dengan menggunakan pinset
- Letakkan pada Objek glass.
- Tetesi dengan sedikit lugol dan tutup dengan Cover glass.
- Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif 10 x dan 40 x.
3.2. SEL HEWAN
TEORI
12
Sel hewan memiliki membran sel dari lipoprotein. Sel hewan juga memiliki lisosom dan vakuola yang kecil..
TUJUAN
Mahasiswa dapat mengidentifikasi bagian – bagian sel dan dapat membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan, sel batu hidup dan sel batu mati.
ALAT
- Mikroskop biologi
- Tusuk gigi
- Objek glass dan Cover glass
BAHAN
- Mukosa pipi
- Methylen blue
CARA KERJA
- Teteskan sedikit Methylen Blue pada Objek glass.
- Koreklah sedikit mukosa pipi dari mulut bagian dalam dengan menggunakan tusuk gigi.
- Aduklah ujung tusuk gigi yang berisi epitel tersebut pada Methylen Blue (jika Methylen Blue terlalu pekat dapat ditambah setetes air).
- Tutup dengan kaca penutup dan amati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif 10 x dan 40 x.
3.3. SEL BATU HIDUP
TEORI
13
Sel batu atau skerenkim termasuk ke dalam kategori sel yang bertujuan memperkuat tanaman atau organ tanaman. Sel skerenkim terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk serat dan sklereid. Sel batu ada yang hidup, tapi ada juga yang dikategorikan sel mati.
TUJUAN
Mahasiswa dapat mengidentifikasi bagian – bagian sel dan dapat membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan, sel batu hidup dan sel batu mati.
ALAT
- Mikroskop Biologi
- pisau silet tajam
- Objek glass dan Cover glass.
BAHAN
- Biji asam jawa (Tamarindus indica)
- aquadest
CARA KERJA
- Belah biji asam dan bersihkan kulit luarnya sampai terlihat warna putihnya.
- Sayatlah bagian putih biji asam tersebut setipis mungkin secara melintang.
- Letakkan diatas Objek glass.
- Tetesi dengan aquadest lalu tutup dengan Cover glass.
- Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x dan 40 x.
3.4. SEL BATU MATI
TEORI
14
Sel batu atau skerenkim termasuk ke dalam kategori sel yang bertujuan memperkuat tanaman atau organ tanaman. Sel skerenkim terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk serat dan sklereid. Sel batu ada yang hidup, tapi ada juga yang dikategorikan sel mati.
TUJUAN
Mahasiswa dapat mengidentifikasi bagian – bagian sel dan dapat membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan, sel batu hidup dan sel batu mati. .
ALAT
- Mikroskop biologi
- pisau silet tajam
- Objek glass dan Cover glass
BAHAN
- Tempurung kelapa (Cocos nucifera)
- Aquadest
CARA KERJA
- Keroklah atau sayat bagian dalam tempurung kelapa.
- Letakkan diatas Objek glass.
- Tetesi dengan Aquadest lalu tutup dengan cover glass.
- Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif 10 x dan 40 x.
3.5. DIFUSI
TEORI
15
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami dan membedakan antara proses difusi, osmosis, tekanan turgor, dan plasmolisis serta dapat mengidentifikasi berbagai bentuk pati.
ALAT
- gelas piala
- kertas saring
BAHAN
- KMNO4
- Aquadest
•CARA KERJA
• Isilah gelas piala dengan air secukupnya
• Letakkan sedikit KMNO4 di atas kertas saring, lalu letakkan kertas saring di atas gelas piala
• Biarkan selama 15 menit .Amati dan catat apa yang terjadi.
3.6. OSMOSIS
TEORI
16
Osmosis adalah difusi pelarut melalui membran permeable diffrensial dari tempat konsentrasi pelarut tinggi kekonsentrasi pelarut yang lebih rendah.
TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami dan membedakan antara proses difusi, osmosis, tekanan turgor, dan plasmolisis serta dapat mengidentifikasi berbagai bentuk pati.
ALAT
- cawan petri
- pisau silet tajam
BAHAN
- wartel (Daucus cardota)
- kentang (Solanum tuberosum)
- Aquadest
- Larutan garam
- Eosin
CARA KERJA
- Potonglah kentang menjadi dua bagian yang sama, ratakan bagian bawahnya.
- Lubangi bagian atas kentang sehingga menyerupai cangkir.
- Sediakan 2 buah cawan petri. Isilah sebuah cawan petri dengan air dan cawan petri yang lain dengan larutan eosin.
- Isilah garam kedalam cangkir kentang hingga penuh.
- Masukkan sebuah kentang kedalam cawan petri yang berisi air dan satu lagi kedalam larutan eosin.
- Biarkan selama 15 menit. Amati dan catat apa yang terjadi3.7. TEKANAN TURGOR
TEORI
17
Tekanan turgor adalah tekanan pada membrane plama dan dinding sel.
TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami dan membedakan antara proses difusi, osmosis, tekanan turgor, dan plasmolisis serta dapat mengidentifikasi berbagai bentuk pati.
ALAT
- cawan petri
- pisau silet tajam
BAHAN
- wortel (Daucus cardota)
- kentang (Solanum tuberosum)
- Aquadest
- Larutan garam
CARA KERJA
- Potong wortel secara melintang dengan ketebalan sekitar 3mm sebanyak 4 buah.
- Sediakan dua buah cawan petri. Isilah sebuah cawan petri dengan air dan sebuah lagi dengan larutan garam 10%.
- Masukkan dua potongan wortel dalam larutan garam dan dua buah lagi dalam air.
- Biarkan selama 15 menit.
- Amati dan catat apa yang terjadi.
3.8. PLASMOLISIS
TEORI
18
Plasmolisis adalah proses keluarnya air dari vakuola sehingga plasma mengerut dan terlepas dari dinding sel.
TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami dan membedakan antara proses difusi, osmosis, tekanan turgor, dan plasmolisis serta dapat mengidentifikasi berbagai bentuk pati.
ALAT
- Mikroskop Biologi
- Objek Glass dan Cover Glass
- Silet
BAHAN
- daun adam hawa (Rhoeo discolor)
- Aquadest
- Larutan garam
Cara Kerja
- Sayatlah permukaan bawah daun Rhoeo discolor yang berwarna ungu setipis mungkin.
- Letakkan diatas kaca benda yang telah ditetesi air.
- Tutup dengan kaca penutup dan amati di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif 10x dan 40x.
- Gambarlah beberapa sel daun tersebut.
- Beri 1-2 tetes larutan garam 10% dari salah satu sisi kaca penutup dan hisap dengan kertas saring pada sisi yang berlawanan. Pastikan larutan garam dapat masuk menggantikan air sebagai reagennya.
- Biarkan salama 10 menit.Amati dibawah mikroskop dan catat apa yang terjadi.3.9. FOTOSINTESIS
TEORI
19
Plasmolisis merupaka suatu peristiwa pembuatan senyawa komplek dari senyawa sederhana dengan bantuan cahaya matahari.
TUJUAN
Mahasiswa dapat membuktikan bahwa pada fotosintesis menghasilkan oksigen
ALAT
- Gelas piala
BAHAN
- Hydrilla sp.
- Air
Cara Kerja
- Ambillah gelas ukur 100 ml dan diisi dengan air hingga penuh.
- Ambil sebatang Hydrilla sp. Dan ikat pada batang kaca pengaduk sehingga bagian pangkal menghadap keatas. Masukkan Hydrilla sp. Yang telah diikat tadi kedalam gelas ukur.
- Dekatkan ke sumber cahaya matahari dan tunggu hingga gelembung yang keluar dari pangkal tumbuhan telah teratur. Bila gelembung tidak keluar dengan lancer, dapat di buat sayatan bagian pangkal Hydrilla sp. Dengan kemiringan tertentu.
- Hitunglah jumlah gelembung yang keluar permenit dan lakukan 5 kali pengulangan.
3.10. RESPIRASI
TEORI
20
Respirasi merupakan peristiwa katabolisme, yaitu perombakan senyawa komplek menjadi senyawa sederhana. Proses respirasi membutuhkan oksigen dan menghasilkan karbondioksida.
TUJUAN
Mahasiswa dapat membuktikan bahwa pada fotosintesis menghasilkan oksigen dan proses respirasi membutuhkan oksigen.
ALAT
- Erlenmeyer
- Tabung Reaksi
- Cawan Petri
- Gelas Ukur
- Statif
BAHAN
- KOH
- Toge
- Kapas
- Kertas Karbon
Cara Kerja
- Isikan toge kedalam gelas ukur hingga setengahnya tetapi jangan terlalu padat lalu sumbat dengan kapas.
- Balut gelas ukur dengan kertas karbon persis sampai batas penyumbatan kapas.
- Isikan larutan KOH kedalam gelas piala kira-kira dua pertiganya dan letakkan pada dasar statif
- Ikatlah gelas ukur pada gagang statif dengan karet sedangkan ujung gelas mengarah ke bawah.
21
- Turunkan perlahan-lahan gelas ukur tersebut sehingga mulut gelas ukur masuk ke dalam KOH yang berada dalam gelas piala.
- Ukur batas permukaan KOH yang berada didalam gelas piala. Biarkan selama sikatar 20 menit lalu ukur lagi batas permukaan KOH tersebut. Apakah terjadi kenaikan?
- Tutup dengan kaca penutup dan amati di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif 10x dan 40x.
- Gambarlah beberapa sel daun tersebut.
- Beri 1-2 tetes larutan garam 10% dari salah satu sisi kaca penutup dan hisap dengan kertas saring pada sisi yang berlawanan. Pastikan larutan garam dapat masuk menggantikan air sebagai reagennya.
- Biarkan salama 10 menit.Amati dibawah mikroskop dan catat apa yang terjadi.
BAB IV
HASIL
22
4.1 SEL TUMBUHAN
Pada percobaan dilakukan dengan menggunakan bawang merah, disini terlihat jelas
bahwa bentuk sel tumbuhan lebih tertata/kokoh dengan bentuk seperti bersegi. Ini
dikarenakan karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang terdiri dari sellulosa
(hemisellulosa). Sel tumbuhan juga memiliki sitoplasma dan inti sel.
4.2 SEL HEWAN
Dari gambar terlihat,bahwa struktur bentuk sel tidak kokoh,seperti sel tumbuhan. Sel hewan memiliki membran sel dari lipoprotein,sitoplasma dan inti sel. Dan juga sel hewan memiliki lisosom dan vakuola yang kecil.sel hewan kita menggunakan mukosa pipi,di karenakan sel hewan dan sel manusia itu sama
4.3 SEL BATU HIDUP
23
Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya mengalami
penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas
dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas
sel - sel pendek, sedangkan serabut sel – selnya panjang. Sklereid berasal dari sel-sel
parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai
bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada kulit biji dan
mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut
sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
Berdasarkan hasil pengamatan terlihat jelas juga sklereid-sklereid pada
batok kelapa. Sesuai dengan teori yang pernah kita pelajari bahwa sklereid itu bentuknya
seperti bola-bola padat (sel padat) yang dibagian dalamnya terdapat jaringan parenkin yang
lunak. Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa
ruangan kosong saja
4.4 SEL BATU MATI
24
Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya mengalami
penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas
dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas
sel - sel pendek, sedangkan serabut sel – selnya panjang. Sklereid berasal dari sel-sel
parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai
bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada kulit biji dan
mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut
sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
Berdasarkan hasil pengamatan terlihat jelas juga sklereid-sklereid pada
batok kelapa. Sesuai dengan teori yang pernah kita pelajari bahwa sklereid itu bentuknya
seperti bola-bola padat (sel padat) yang dibagian dalamnya terdapat jaringan parenkin yang
lunak. Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa
ruangan kosong saja
4.5 DIFUSI
25
Percobaan yang dilakukan pada larutan KMNO4 menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa terjadi proses difusi.Pada saat larutan KMNO4 terurai kedalam air terjadi perpindahan zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ketempat yang berkonsentrasi rendah.Berdifusinya partikel-partikel bahan terlarut yang melalui larutan terlihat jelas pada perubahan air yang menjadi berwarna. Difusi dapat teradi karena gerakan acak kontinu yang menjadi ciri khas semua molekul yang tidak terikat dalam suatu zat.Tiap molekul bergerak secara lurus sampai ia bertabrakan dengan molekul lainnya. Kecepatan difusi tergantung pada gradient konsentrasi, besar, muatan, dan daya larut dalam lipid partikel-partikel tersebut
4.6 OSMOSIS
26
Kentang dibentuk seperti cangkir dan dimasukkan NaCl kedalamnya, kemudian diletakkan di dalam cawan petri yang telah diisi eosin yang dicampur, setelah diamati selama 15 menit bagian bawah kentang berwarna orange, hal itu menandakan pada kentang terdapat membran yang permeable differensial sehingga dapat menyaring air yang masuk. Eosin tidak dapat masuk sedangkan air bisa yang mengakibatkan NaCl menjadi sedikit mencair karena air lebih tinggi daripada lingkungan dalam kentang. Percobaan yang dilakukan pada kentang menunjukkan adanya peristiwa osmosis. Dalam percobaan ini eosin bersifat hipotonik terhadap sitoplasma sel kentang.
4.7 PLASMOLISIS
Daun adam hawa (Rhoeo discolor) yang diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan reagen aquadest, air akan berdifusi kedalam sel. Protoplasma masih dalam keadaan utuh dan melekat pada dinding sel karena bersifat hipotonik tehadap terhadap cairan vakuola.
4.8 TEKANAN TURGOR
27
Air yang berada dalam cawan petri bersifat hipotonik sehingga air masuk kedalam sel-sel kentang dan sel-sel wortel dan disimpan didalam vakuola, sehingga menimbulkan tekanan terhadap membran plasma dan dinding sel yang menyebabkan potongan kentang dan wortel menjadi keras.
4.9 FOTOSINTESIS
No. Menit Jumlah gelembung1 Pertama 982 Kedua 953 Ketiga 974 Keempat 885 Kelima 105
Fotosintesis merupakan proses pembentukan makanan (glukosa) pada tumbuhan yang
mengandung zat hara, air dan karbondioksida dengan bantuan sinar matahari. Pada proses fotosintesis,
tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Faktor-faktor yang
mempengaruhi fotosintesis adalah zat hijau daun, intensitas cahaya, konsentrasi karbon dioksida, dan
ketersediaan air
Fotosintesis memerlukan cahaya yang umumnya berasal dari cahaya matahari. Tidak semua
cahaya matahari berguna untuk fotosintesis tetapi hanya cahaya dengan panjang gelombang tertentu
yang bermanfaat untuk memecah molekul air dalam proses fotosintesis.
4.10 RESPIRASI
28
Batas permukaan KOH mengalami kenaikan dan volumenya bertambah. Pada gelas
ukur terdapat uap air dari hasil respirasi yang menyebabkan permukaan KOH mengalami
kenaikan, karena proses respirasi yang menghasilkan karbondioksida dan uap air.
BAB V
29
PENUTUP
6.1. KESIMPULAN
Dari percobaan dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
• Sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang membedakan dengan sel hewan. Sel hewan tidak mempunyai dinding sel sehingga bentuk sel nya tidak tetap atau berubah-ubah.
• Sel batu hidup berbeda dengan sel batu mati. Sel batu hidup mempunyai noktah sedangkan sel batu mati hanya berupa sel kosong saja.
• Difusi adalah berpindahnya suatu zat dari daerah yang berkonsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah.
• Osmosis bukanlah suatu proses yang berbeda dengan difusi,osmosis perpindahan konsentrasi air (pelarut) dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.
• Plasmolisis merupakan terlepasnya protoplasma dari dinding sel akibat keluarnya air dari vakuola sehingga plasma mengerut.
• Tekanan turgor merupakan terjadinya tekanan terhadap membran plasma dan dinding sel.
• Fotosintesis menghasilkan oksigen sedangkan respirasi menghasilkan karbondioksida.
DAFTAR PUSTAKA
30
Ai, Nio Song. 2012. Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains 12(1)
Campbell, dkk. 2002. Biologi Jilid 1. Jakrarta: Erlangga.
Frank dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan.Bandung: ITB Bandung.
Jumin, Hasan Basri. 1989. Ekologi Tanaman. Jakarta: Rajawali press.
Thenawidjaja, Maggy. 1990. Dasar dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Yasin, A, et al. 2011. Pengaruh Intensitas Cahaya Dan Kandungan Mineral Pada Berbagai Media Tumbuh Terhadap Laju Fotosintesis Tanaman Hias Hidrofit Elodea (Elodea Canadensis). IPB Bogor.
Sri Lestari, Endang dan Idun Kistinah.2009 Biologi 2 untuk Kelas XI, Jakarta : Pusat
Perbukuan Depdiknas
Irvan Permana .2009. Memahami Kimia SMA Kelas XI.Bandung : Penerbit Armico
Sihombing, Betsy, dkk.2010. Penuntun Praktikum Biologi Umum.Jakarta : Universitas
Negeri Jakarta
Kimball, J.W.1997.Biologi jilid 1 edisi kelima .Jakarta: Erlangga.
Loveless, A.R. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik .
Jakarta: Gramedia.
Agustina, Lily. 2004. Transportasi Jaringan Tumbuhan .Jakarta: Rineka Cipta.
Nurjanah, Lilis siti dkk . 2005. Sains Biologi .Jakarta: PT Sarana Panca Karya Nusa
31